advertising akuisisi mobile lincah memanfaatkan momentum...

1

Upload: lykhanh

Post on 08-Jul-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Advertising Akuisisi Mobile Lincah Memanfaatkan Momentum …bigcms.bisnis.com/file-data/1/1697/bbe79f2e_Des15-LenIndustri(persero).pdf · bisnis menilai suku bunga dan stabilitas

15Kamis, 2 Juni 2016 K O R P O R A S I

Lingga Sukatma [email protected]

Mengutip data yang dirilis Astra International, penjualan wholesales

(dari pabrikan ke diler) secara nasional baik kendaraan penumpang maupun angkutan niaga pada empat bulan pertama 2016 mencapai 351.911 unit. Jumlah itu merosot sekitar 3,3% dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 363.944 unit.

Pun demikian dengan penjualan kendaraan roda dua. Pada Januari-April 2016 hanya 2,08 juta unit atau merosot sekitar 4,8% dari kurun yang sama tahun lalu sebanyak 2,18 juta unit. Ekonomi yang belum pulih dari pelambatan sejak 2014 dituding pelaku usaha sebagai biang keladi penurunan penjualan tersebut.

Dari informasi yang Bisnis himpun, sebenarnya pelaku usaha di industri otomotif tak terkecuali Astra International berharap tahun ini pasar bisa rebound. Sebabnya, kondisi ekonomi tahun ini diperkirakan lebih baik dari tahun lalu, yang diharapkan meningkatkan daya beli.

Sebagai contoh, hal itu terlihat dari harapan pemerintah yang menargetkan pertumbuhan ekonomi 5% lebih tahun ini dari realisasi tahun lalu yang sekitar 4,7%. Hal itu pun didukung dengan penurunan suku bunga acuan bank sentral yang diharapkan meningkatkan konsumsi secara kredit.

Di sisi lain, harga bahan bakar pun cenderung stabil. Pemerintah bahkan menargetkan rata-rata harga minyak per barel tahun ini

sekitar US$50 lebih kecil dari tahun lalu yang US$60. Dalam industri otomotif, pelaku bisnis menilai suku bunga dan stabilitas harga minyak adalah dua hal yang dianggap paling mempengaruhi pasar.

MOMENTUMKenyataannya, panggang

masih jauh dari api. Total pasar otomotif masih saja lunglai. Meski demikian, Astra Internasional setidaknya dalam empat bulan di awal tahun ini mampu memanfaatkan momentum tersebut. Penjualan otomotif khususnya mobil emiten bersandi ASII tersebut pada Januari-April 2016 terus menanjak.

Pada Januari penjualan mobil ASII yang didapat dari Toyota, Daihatsu, Isuzu, Peugeot, dan UD Trucks mencapai 39.627 unit. Pada bulan berikutnya raihan penjualan naik menjadi 41.454 unit, sedangkan Maret dan April masing-masing 46.182 unit dan 47.332 unit.

Peningkatan penjualan per bulan pun hampir terjadi pada kendaraan roda dua yang dipasarkan ASII dalam hal ini Honda. Pada Januari mencapai 287.776 unit, Februari sebanyak 362.668 unit, Maret naik menjadi 440.171 unit, sedangkan bulan berikutnya menukik menjadi 348.626 unit.

Pertanyaanya, apakah Astra International mampu

mempertahankan tren positif itu dengan terus memanfaatkan momentum kondisi ekonomi yang diharapkan kian membaik?

Jahanzeb Naseer, analis Credit Suisse, dalam risetnya yang dipublikasikan pertengahan Mei menyebut, sepanjang tahun ini divisi usaha otomotif ASII memang telah mampu memanfaatkan pertumbuhan ekonomi dan penurunan suku bunga acuan.

Dia mencermati penjualan otomotif khususnya mobil pada April, yang merupakan yang paling lemah tapi sangat baik bagi ASII. Pada bulan tersebut total pasar hanya 84.685 unit, terkecil jika dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya yang selalu di atas 85.000 unit.

Total pasar pada April pun menurun sekitar 9,9% dari bulan Maret yang sebanyak 93.990 unit. Jahanzeb menyebut, performa baik ASII terdorong produk baru dari Toyota khususnya Rush dan Fortuner. Hal itu mendorong pangsa pasar mobil ASII menjadi 56% pada April, tertinggi dari tiga bulan sebelumnya yang di kisaran 47%-49%. Adapun

pangsa pasar mobil ASII hingga April mencapai 50%.

“Kami memperkirakan Toyota akan kembali memperlihatkan performa yang kuat untuk satu hingga tiga bulan ke depan setelah dipasarkannya produk baru Sienta dengan target penjualan hingga 3.000 unit per bulan,” ujarnya dalam riset tersebut.

Senada dengan Jahanzeb, Nicholas Nugroho dan Ryan Daniel, analis dari PT Deutsche Verdhana Indonesia, dalam risetnya menyebut peran Toyota cukup baik dalam mendorong penjualan dan penguasaan pangsa pasar divisi otomotif ASII.

Di sisi lain, Nicholas dan Ryan tak melupakan peran Daihatsu. Pangsa pasar Daihatsu pada April naik menjadi 17% dari Maret yang hanya 15%. Sepanjang Januari-April 2016 penjualan Daihatsu mencapai 56.854 unit, berkontribusi sekitar 32,56% terhadap total penjualan mobil ASII.

Deutsche Verdhana Indonesia menyebut, Toyota dan Daihatsu akan mendorong pertumbuhan penjualan mobil ASII tahun

ini dari tahun lalu yang hanya 496.184 unit, dengan memanfaatkan momentum perbaikan kondisi ekonomi melalui produk baru.

“Perkiraan kami penjualan mobil Astra tahun ini bisa mencapai 547.000 unit naik sekitar 7% dari tahun lalu atau di atas pertumbuhan total pasar yang sekitar 6% menjadi 1,07 juta unit [1,01 juta pada 2015],” paparnya.

Adapun terkait pasar sepeda motor, Deutsche Verdhana Indonesia memperkirakan ASII melalui Honda akan mampu mempertahankan pangsa pasar di kisaran 75% seperti yang diraih pada Januari-April 2016. Pada periode tersebut kendaraan roda dua Honda terlego hingga 1,5 juta unit. Raihan itu naik tipis yaitu sekitar 1% dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 1,46 juta unit.

Kinerja sektor otomotif sebagai tulang punggung ASII memang akan sangat mempengaruhi kinerja saham emiten tersebut. Deutsche Verdhana Indonesia menyarankan untuk buy saham ASII dengan target harga tahun ini Rp8.150.

KINERJA ASII

Lincah Memanfaatkan MomentumAwal tahun ini, pasar otomotif masih lesu

jika dibandingkan dengan tahun lalu. Meski demikian, penjualan raja otomotif nasional,

PT Astra International Tbk., menunjukkan tren menanjak pada periode Januari-April 2016.

Pelaku usaha di industri otomotif berharap tahun ini pasar bisa rebound .

Toyota dan Daihatsu akan mendorong pertumbuhan penjualan mobil ASII tahun ini.

JAKARTA — PT Fortune Indonesia Tbk., unit usaha Rajawali Corpora, bakal mengakuisisi satu perusahaan pengembang aplikasi pada 2016.

E miten bidang per-iklan an dan kehumasan ber sandi saham FORU itu berencana meningkatkan bisnis periklanan di gital le wat ekspansi non org a-nik.

Aris Boediharjo, D i -rek tur Utama PT For tu-ne Indonesia Tbk., me -ngatakan perseroan akan meng akuisisi sebagian besar saham dalam per -usa haan pengembang ap likasi untuk mobile ad vertising. Dia enggan me merinci perusahaan yang diincar tersebut, ter -ma suk nilai asetnya.

“Aset tidak terlalu besar. Soal dana akuisisi, kami gunakan kas internal, juga tidak terlalu besar,” katanya, Rabu (1/6).

Menurutnya, perseroan tengah menjajaki aksi kor-porasi terhadap kurang dari lima perusahaan. Nantinya, salah satu per-usahaan yang diincar akan diakuisisi. Jika ada perusahaan lain yang dinilai menarik, FORU akan menggaetnya untuk bersama melakukan kerja sama operasional (joint operation).

Aris menambahkan le wat aksi korporasi ter -se but, perseroan be ren-ca na memperkuat bisnis di gital. Bisnis digital, me nurutnya, bertumbuh pe sat sehingga dapat me -ngom pensasi penu runan di bisnis kon ven sional.

“Kami melihat di -gi tal terutama mobile pu nya prospek bagus. Per tumbuhannya eks-po nensial. Jika per kem-bang an bandwidth dalam dua sampai tiga tahun lagi berhasil, barulah platform itu bertumbuh,” tuturnya.

Rencana FORU untuk meng akuisisi perusahaan terjadi setelah mayoritas saham perseroan diambil alih Rajawali Corpora pa da 2014. Grup Rajawali

yang dimiliki Peter Son-dakh menguasai FORU lewat PT Karya Citra Prima. Per 31 Maret 2016, Karya Citra Prima me -megang 92,75% saham da lam FORU, sisanya di -geng gam masyarakat de -ngan pemilikan di bawah 5%.

“Setelah bergabung de ngan Rajawali, kami tidak hanya ekspansi organik. Kami punya ren-cana anorganik, lewat mer ger dan akuisisi. Se -telah ada Rajawali mimpi-mimpi besar kami ter-wujud karena ada yang me nopang di belakang,” ujar Aris.

TUMBUH 10%Dari sisi kinerja ope -

ra sional, Direktur PT For tune Indonesia Tbk. Yuliana Leonarda me nga-takan perseroan me na r-get kan pendapatan pada 2016 bertumbuh 10% men jadi Rp475,11 miliar dari pendapatan 2015 se -besar Rp431,92 miliar.

“Harapan kami per eko-nomian membaik dan klien tidak wait and see lagi, berani belanja iklan dan promosi,” katanya, Rabu (1/6).

Menurutnya, se jum-lah e-commerce su dah men jadi klien per se ro an. Tidak ha nya itu, per usa-haan te le ko munikasi dan personal care juga men-jadi klien FORU.

Pada penutupan perdagangan kemarin, harga saham FORU ditransaksikan melemah 7,5% ke level Rp555 per saham. Harga tersebut membentuk kapitalisasi pasar perseroan sebesar Rp258,2 miliar dengan rasio harga saham terhadap laba bersih per saham (price to earning ratio/PER) sebanyak 51,12 kali.

Sepanjang perdagangan, saham FORU bergerak pada rentang Rp555-Rp595. Pergerakan saham FORU dalam setahun terakhir mencetak return -19,57%. (Gloria N. Dolorosa)

PT Astra International Tbk.

Uraian 2015 2016* 2017*

Pendapatan [Rp miliar] 184.196 186.561 195.254

Laba bersih [Rp miliar] 14.464 17.593 20.042

EPS [Rp] 357 435 495

PER [x] 19,4 14,3 12,5

Yield (net) [%] 3,0 2,8 3,2

Keterangan: *Proyeksi, EPS: Earning Per Share (laba per saham), PER: Price to Earning Ratio (rasio harga saham terhadap laba per saham)

Sumber: Deutsche Bank

KomposisiPemegang Saham* (%)

50,11

49,89

8Jan

15Jan

22Jan

29Jan

9Feb

15Feb

22Feb

29Feb

8Mar

15Mar

23Mar

31Mar

8Apr

15Apr

22Apr

29Apr

9Mei

16Mei

23Mei

31Mei

Rp6.675

Kinerja

Pergerakan Harga Saham

PT Astra International Tbk.

Rp6.675

Pergerakan Harga Sahame g k r S h 6.000

6.500

7.000

7.500

JardineCycle& CarriageLimited

Masyarakatlain < 5%

Ket: *Per 31 Maret 2016Bisnis/Ilham NesabanaSumber: web site perseroan

EKSPANSI USAHA

FORU Bakal Akuisisi Mobile Advertising

PENGUMUMAN PELELANGAN No : PD.01.08/141/2016

djoko
Typewriter
Bisnis Indonesia, 02 Juni 2016