adr

30
1 ADR ADR ALTERNATIVE DISPUTE ALTERNATIVE DISPUTE RESOLUTION RESOLUTION (PENYELESAIAN SENGKETA DI LUAR (PENYELESAIAN SENGKETA DI LUAR PENGADILAN) PENGADILAN) - Idrus Abdullah - - Idrus Abdullah - BAHAN KULIAH S2 PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM UNIVERSITAS MATARAM

Upload: junaidin-amalaabiel

Post on 05-Jul-2015

346 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Adr

11

ADRADRALTERNATIVE DISPUTE ALTERNATIVE DISPUTE

RESOLUTIONRESOLUTION(PENYELESAIAN SENGKETA DI LUAR (PENYELESAIAN SENGKETA DI LUAR

PENGADILAN)PENGADILAN)

- Idrus Abdullah - - Idrus Abdullah -

BAHAN KULIAH S2 PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM UNIVERSITAS MATARAM

Page 2: Adr

22

ALASAN – ALASAN PERLUNYA ADR :ALASAN – ALASAN PERLUNYA ADR :

1. TUNTUTAN DUNIA BISNIS1. TUNTUTAN DUNIA BISNIS

Salah satu ciri bisnis atau perekonomian yang menonjol pada era globalisasi Salah satu ciri bisnis atau perekonomian yang menonjol pada era globalisasi adalah sifatnya bergerak cepat baik dalam transaksi maupun dalam pergerakan adalah sifatnya bergerak cepat baik dalam transaksi maupun dalam pergerakan arus barang dan modal. Terutama dalam era bisnis global (arus barang dan modal. Terutama dalam era bisnis global (business in global business in global village), village), perdagangan bebas (perdagangan bebas (free market), free market), dan persaingan bebas (dan persaingan bebas (free free competition)competition) antara lain seperti: antara lain seperti:

- NAFTA (- NAFTA (North America Free Trade AssociationNorth America Free Trade Association))- AFTA (- AFTA (ASEAN Free Trade Area)ASEAN Free Trade Area)- APEC (- APEC (Asia Pasific Economic CooperationAsia Pasific Economic Cooperation))- CARICOM (- CARICOM (Caribian Community)Caribian Community)- CACM (- CACM (Central American Common Market)Central American Common Market)- GATT (- GATT (General Agreement on Traiffs And Trade)General Agreement on Traiffs And Trade)

Page 3: Adr

33

Menghadapi tuntutan bisnis global dimaksud, berakibat kepadasemakinMenghadapi tuntutan bisnis global dimaksud, berakibat kepadasemakin

tingginya tingkat transaksi setiap hari dan dengan demikian tidak dapattingginya tingkat transaksi setiap hari dan dengan demikian tidak dapat

dihindari akan terjadinya sengketa (dihindari akan terjadinya sengketa (dispute difference)dispute difference) antara para antara para

pihak yang terlibat dalam Kegiatan bisnis. pihak yang terlibat dalam Kegiatan bisnis.

Karenanya dibutuhkan sistem penyelesaian sengketa yang cepat,Karenanya dibutuhkan sistem penyelesaian sengketa yang cepat,

efektif dan biaya ringan. Artinya harus ada lembaga yang dapatefektif dan biaya ringan. Artinya harus ada lembaga yang dapat

diterima baik sistem maupun kemampuannya untuk menyelesaikanditerima baik sistem maupun kemampuannya untuk menyelesaikan

sengketa dengan cepat dan biaya murah (sengketa dengan cepat dan biaya murah (quick dan lower cost inquick dan lower cost in

time anfd money to the parties), sejalan dengan percepatan transaksitime anfd money to the parties), sejalan dengan percepatan transaksi

pergerakan arus barang dan modal.pergerakan arus barang dan modal.

Page 4: Adr

44

2. ADANYA KRITIK TERHADAP LEMBAGA PERADILAN YANG 2. ADANYA KRITIK TERHADAP LEMBAGA PERADILAN YANG KURANG RESPONSIF TERHADAP KEBUTUHAN PERADILAN KURANG RESPONSIF TERHADAP KEBUTUHAN PERADILAN MASYARAKATMASYARAKAT

a. Penyelesaian senketa di peradilan sangat lambana. Penyelesaian senketa di peradilan sangat lamban

Salah satu penyakit pertama yang dianggab melekat pada pengadilan Salah satu penyakit pertama yang dianggab melekat pada pengadilan yaitu penyelesaian sengketa lambat, tidak cepat dan formalistik. Dengan kata yaitu penyelesaian sengketa lambat, tidak cepat dan formalistik. Dengan kata lain sistem litigasi memang sangat potensial memperlambat penyelesaian lain sistem litigasi memang sangat potensial memperlambat penyelesaian sengketa. sengketa.

Menanggapi sistem peradilan yang demikian adanya benarnya yang Menanggapi sistem peradilan yang demikian adanya benarnya yang ditanggapi ditanggapi Tony Mc Adams Tony Mc Adams ::

“ “Too many Americans our system of justive is neither systematic or Too many Americans our system of justive is neither systematic or

just” (Too many just” (Too many IndonesiansIndonesians our system of justive is neither systematic or our system of justive is neither systematic or just)just)

Page 5: Adr

55

b. Biaya perkara di pengadilan mahalb. Biaya perkara di pengadilan mahal

Dimulai dari pendaftaran perkara, biaya pengacara, biaya menghadirkan Dimulai dari pendaftaran perkara, biaya pengacara, biaya menghadirkan saksi termasuk dalam hal ini adalah biaya banding pada pengadilan tinggi saksi termasuk dalam hal ini adalah biaya banding pada pengadilan tinggi dan mahkamah agung disamping biaya eksekusi setelah keputusan dan mahkamah agung disamping biaya eksekusi setelah keputusan pengadilan memperoleh kekuatan pasti.pengadilan memperoleh kekuatan pasti.

c. Pada umumnya tidak responsifc. Pada umumnya tidak responsif

Penyelesaian perkara pada pengadilan disamping membutuhkan waktu yang Penyelesaian perkara pada pengadilan disamping membutuhkan waktu yang cukup lama, biaya mahal juga masyarakat menganggap pengadilan tidak cukup lama, biaya mahal juga masyarakat menganggap pengadilan tidak responsif, anggapan demikian didasarkan pada dua alasan :responsif, anggapan demikian didasarkan pada dua alasan :

* Peradilan kurang bahkan tidak tanggap terhadap kepentingan * Peradilan kurang bahkan tidak tanggap terhadap kepentingan umum. Sering pengadilan dianggap mengabaikan kepentingan dan umum. Sering pengadilan dianggap mengabaikan kepentingan dan kebutuhan masyarakat banyak. Misalnya dikatakan oleh Tony Mc kebutuhan masyarakat banyak. Misalnya dikatakan oleh Tony Mc Adams, bahwa :Adams, bahwa :

Page 6: Adr

66

“ “ the courts are extremely cloged yup and are generally unresponsive to the the courts are extremely cloged yup and are generally unresponsive to the needs of the public”needs of the public”

mata pengadilan sering tertutup melihat dan memperhatikan kepentingan mata pengadilan sering tertutup melihat dan memperhatikan kepentingan orang banyak. Malahan masyarakat mengkritik, pewngadilan sering orang banyak. Malahan masyarakat mengkritik, pewngadilan sering memberi perlakuan tidak adil atau unfair karena dianggap hanya memberi memberi perlakuan tidak adil atau unfair karena dianggap hanya memberi kesempatan dan keleluasaan kepada lembaga-lembaga besar dan orang-kesempatan dan keleluasaan kepada lembaga-lembaga besar dan orang-orang kaya.orang kaya.

* * Peradilan kurang tanggap (unresponsive) melayani kepentingan Peradilan kurang tanggap (unresponsive) melayani kepentingan rakyat biasa dan kalangan miskin (ordinary citizen), rakyat rakyat biasa dan kalangan miskin (ordinary citizen), rakyat

miskin dan rakyat biasa sering tidak mendapat pelayanan yang miskin dan rakyat biasa sering tidak mendapat pelayanan yang wajar, karena tidak mampu membayar biaya perkara dan biaya wajar, karena tidak mampu membayar biaya perkara dan biaya pengacara. Memang kewajiban membayar perkara merupakan pengacara. Memang kewajiban membayar perkara merupakan syarat formil yang dilekatkan dalam proses berperkara. Namun syarat formil yang dilekatkan dalam proses berperkara. Namun syarat inilah yang menjadi penghalang bagi rakyat biasa syarat inilah yang menjadi penghalang bagi rakyat biasa mendapat mendapat pelayanan yang tidak wajar dari pengadilan.pelayanan yang tidak wajar dari pengadilan.

Page 7: Adr

77

d. Putusan pengadilan tidak menyelesaikan masalahd. Putusan pengadilan tidak menyelesaikan masalah

Tidak ada putusan Pengadilan yang mengantar para pihak yang bersengketa Tidak ada putusan Pengadilan yang mengantar para pihak yang bersengketa ke arah penyelesaian masalah. Putusan pengadilan selain sesuai dengan ke arah penyelesaian masalah. Putusan pengadilan selain sesuai dengan tujuannya adalah untuk mencapai kepastian hukum, keadilan dan kedamaian tujuannya adalah untuk mencapai kepastian hukum, keadilan dan kedamaian bagi para pihak, tetapi di lain pihak mengadung segi-segi negatif antara lain :bagi para pihak, tetapi di lain pihak mengadung segi-segi negatif antara lain :

* tidak bersifat * tidak bersifat problem solvingproblem solving diantara pihak yang bersengketa diantara pihak yang bersengketa

* putusan pengadilan menempatkan kedua belah pihak pada dua sisi * putusan pengadilan menempatkan kedua belah pihak pada dua sisi

ujung yang saling berhadapan dan bertentangan sehingga dalam ujung yang saling berhadapan dan bertentangan sehingga dalam

putusannya menempatkan salah satu pihak pada posisi pemenang putusannya menempatkan salah satu pihak pada posisi pemenang

(the winner), mentyudutkan pihak yang lain sebagai pihak yang (the winner), mentyudutkan pihak yang lain sebagai pihak yang

kalah (the loss)kalah (the loss)

* dengan menempatkan para pihak yang menang dan kalah, maka * dengan menempatkan para pihak yang menang dan kalah, maka

bukan kedamaian dan ketentraman yang timbul, tetapi pada diri bukan kedamaian dan ketentraman yang timbul, tetapi pada diri

pihak yang kalah timbul dendam dan kebencian.pihak yang kalah timbul dendam dan kebencian.

Page 8: Adr

88

Yang paling dikecam oleh masyarakat, putusan yang dijatuhkan sangat Yang paling dikecam oleh masyarakat, putusan yang dijatuhkan sangat membingungkan atau “membingungkan atau “erratic”erratic” yaitu bahwa : yaitu bahwa :

* terkadang tanpa dasar dan alasan yang masuk akal, pengadilan* terkadang tanpa dasar dan alasan yang masuk akal, pengadilan menjatuhkan putusan ganti rugi yang luar biasa besarnya.menjatuhkan putusan ganti rugi yang luar biasa besarnya.

* sebaliknya, meskipun alasan dan dasar hukumnya kuat, pengadilan* sebaliknya, meskipun alasan dan dasar hukumnya kuat, pengadilan menjatuhkan putusan ganti rugi yang sangat kecil sekali.menjatuhkan putusan ganti rugi yang sangat kecil sekali.

* perilaku pengadilan yang demikian memperlihatkan corak penega-* perilaku pengadilan yang demikian memperlihatkan corak penega- kan hukum yang tidak pasti (kan hukum yang tidak pasti (uncertaintyuncertainty) dan tidak dapat diprediksi) dan tidak dapat diprediksi ((unpredictable)unpredictable) serta disparitas. serta disparitas.

Sedangkan yang diharapkan dalam penyelesaian sengketa adalah putusan Sedangkan yang diharapkan dalam penyelesaian sengketa adalah putusan yang dapat membawa para pihak kepada suasana kedamaian serta memberi yang dapat membawa para pihak kepada suasana kedamaian serta memberi penyelesaian yang memuaskan kepada kedua belah pihak. Suasana yang penyelesaian yang memuaskan kepada kedua belah pihak. Suasana yang demikian tidak dapat diharapkan dari proses penyelesaian melalui demikian tidak dapat diharapkan dari proses penyelesaian melalui pengadilan.pengadilan.

Page 9: Adr

99

DASAR HUKUM ADRDASAR HUKUM ADR

Pengaturan tentang ADR dapat dilihat dalam Undang-undang No. 30 Tahun Pengaturan tentang ADR dapat dilihat dalam Undang-undang No. 30 Tahun 1999 (LN Tahun 1999 No. 138 Tentang ARBITRASE dan ALTERNATIF 1999 (LN Tahun 1999 No. 138 Tentang ARBITRASE dan ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA. PENYELESAIAN SENGKETA.

Pasal 1 angka 10 UU dimaksud merumuskan :Pasal 1 angka 10 UU dimaksud merumuskan :

“ “ Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah lembaga penyelesaian atau beda Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah lembaga penyelesaian atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian diluar pengadilan dengan cara konsultasi,Negosiasi, Mediasi, Konsiliasi, atau diluar pengadilan dengan cara konsultasi,Negosiasi, Mediasi, Konsiliasi, atau penilaian ahli. Penegasan ini disebutkan juga dalam Penjelasan Umum undang-penilaian ahli. Penegasan ini disebutkan juga dalam Penjelasan Umum undang-undang ini (TLN No. 3872). undang ini (TLN No. 3872). Dalam undang-undang ini mengenai alternatif Dalam undang-undang ini mengenai alternatif penyelesaian sengketa hanya diatur dalam satu pasal (Pasal 6) dari 82 pasal yang penyelesaian sengketa hanya diatur dalam satu pasal (Pasal 6) dari 82 pasal yang kebanyakan mengatur tentang arbitrase” kebanyakan mengatur tentang arbitrase”

Page 10: Adr

1010

Pasal 6 menyatakan:Pasal 6 menyatakan:

1.1. Sengketa atau beda pendapat perdata dapat diselesaikan oleh para pihak melalui Sengketa atau beda pendapat perdata dapat diselesaikan oleh para pihak melalui alternatif penyelesaian sengketa yang didasarkan pada itikad baik dengan alternatif penyelesaian sengketa yang didasarkan pada itikad baik dengan mengesampingkan penyelesaian secara litigasi di pengadilan negeri.mengesampingkan penyelesaian secara litigasi di pengadilan negeri.

2.2. Penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui alternatif penyelesaian sengketa Penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui alternatif penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diselesaikan dalam pertemuan langsung oleh sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diselesaikan dalam pertemuan langsung oleh para pihak dalam waktu 14 (empat belas) hari dan hasilnya dituangkan dalam suatu para pihak dalam waktu 14 (empat belas) hari dan hasilnya dituangkan dalam suatu kesepakatan tertulis.kesepakatan tertulis.

3.3. Dalam hal sengketa atau beda pendapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak Dalam hal sengketa atau beda pendapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak dapat diselesaikan, maka atas kesepakatan tertulis para pihak, sengketa atau beda dapat diselesaikan, maka atas kesepakatan tertulis para pihak, sengketa atau beda pendapat diselesaikan melalui bantuan seorang atau lebih penasihat ahli maupun pendapat diselesaikan melalui bantuan seorang atau lebih penasihat ahli maupun melalui seorang mediator.melalui seorang mediator.

4.4. Apabila para pihak tersebut dalam waktu 14 (empat belas) hari dengan bantuan Apabila para pihak tersebut dalam waktu 14 (empat belas) hari dengan bantuan seorang atau lebih penasihat ahli maupun seorang mediator tidak berhasil seorang atau lebih penasihat ahli maupun seorang mediator tidak berhasil mempertemukan kedua belah pihak, maka para pihak dapat menghubungi sebuah mempertemukan kedua belah pihak, maka para pihak dapat menghubungi sebuah lembaga arbitrase atau lembaga alternatif penyelesaian sengketa untuk menunjuk lembaga arbitrase atau lembaga alternatif penyelesaian sengketa untuk menunjuk seorang mediator.seorang mediator.

Page 11: Adr

1111

5.5. Setelah penunjukan mediator oleh lembaga arbitrase atau lembaga alternatif Setelah penunjukan mediator oleh lembaga arbitrase atau lembaga alternatif penyelesaian sengketa, dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari usaha mediasi harus penyelesaian sengketa, dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari usaha mediasi harus sudah dapat dimulai.sudah dapat dimulai.

6.6. Usaha penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui mediator sebagaimana Usaha penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui mediator sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dengan memegang teguh kerahasiaan, dalam waktu paling dimaksud dalam ayat (5) dengan memegang teguh kerahasiaan, dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari harus tercapai kesepakatan dalam bentuk tertulis yang lama 30 (tiga puluh) hari harus tercapai kesepakatan dalam bentuk tertulis yang ditandatangani oleh semua pihak yang terkait.ditandatangani oleh semua pihak yang terkait.

7.7. Kesepakatan penyelesaian sengketa atau beda pendapat secara tertulis adalah final Kesepakatan penyelesaian sengketa atau beda pendapat secara tertulis adalah final dan mengikat para pihak untuk dilaksanakan dengan itikad baik serta wajib dan mengikat para pihak untuk dilaksanakan dengan itikad baik serta wajib didaftarkan ke pengadilan negeri dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak didaftarkan ke pengadilan negeri dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak penandatanganan.penandatanganan.

8.8. Kesepakatan penyelesaian sengketa atau beda pendapat sebagaimana dimaksud dalam Kesepakatan penyelesaian sengketa atau beda pendapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (7) wajib selesai dilaksanakan dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari ayat (7) wajib selesai dilaksanakan dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak pendaftaran.sejak pendaftaran.

9.9. Apabila usaha perdamaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sampai dengan ayat Apabila usaha perdamaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sampai dengan ayat (6) tidak dapat dicapai, maka para pihak berdasarkan kesepakatan secara tertulis (6) tidak dapat dicapai, maka para pihak berdasarkan kesepakatan secara tertulis dapat mengajukan penyelesaian melalui lembaga arbitrase ad-hoc.dapat mengajukan penyelesaian melalui lembaga arbitrase ad-hoc.

Page 12: Adr

1212

Macam-Macam ADR :Macam-Macam ADR :

a)a) Negosiasi Negosiasi (Negotiation)(Negotiation)

b)b) Mediasi Mediasi (Mediation)(Mediation)

c)c) Konsiliasi (Konsiliasi (Conciliation)Conciliation)

d)d) Ajudikasi (Ajudikasi (Adjudicatory)Adjudicatory)

e)e) Persidangan Mini (Persidangan Mini (Mini Trial) Mini Trial)

1.1. Negosiasi (Negosiasi (NegotiationNegotiation ) )

Negosiasi adalah Negosiasi adalah fact of life fact of life atau keseharian. Setiap orang melakukan negosiasi atau keseharian. Setiap orang melakukan negosiasi dalam kehidupan sehari-hari, seperti mitra dagang dan kuasa hukum salah satu pihak dalam kehidupan sehari-hari, seperti mitra dagang dan kuasa hukum salah satu pihak yang bersengketa. Negosasi adalah yang bersengketa. Negosasi adalah basic of means untuk mendapatkan apa yang basic of means untuk mendapatkan apa yang diinginkan dari orang lain.diinginkan dari orang lain.

negosisasi merupakan komunikasi dua arah yang dirancang untuk mencapai negosisasi merupakan komunikasi dua arah yang dirancang untuk mencapai kesepakatan pada saat kedua belah pihak memiliki berbagai kepentingan yang sama kesepakatan pada saat kedua belah pihak memiliki berbagai kepentingan yang sama maupun berbeda. Negosiasi merupakan sarana bagi pihak-pihak yang mengalami maupun berbeda. Negosiasi merupakan sarana bagi pihak-pihak yang mengalami sengketa untuk menyelesaikan tanpa melibatkan pihak ketiga penengah yg tdk sengketa untuk menyelesaikan tanpa melibatkan pihak ketiga penengah yg tdk berwenang mengambil keputusan (mediasi) dan pihak ketiga pengambil keputusan berwenang mengambil keputusan (mediasi) dan pihak ketiga pengambil keputusan (arbitrase dan litigasi).(arbitrase dan litigasi).

Page 13: Adr

1313

2. 2. Mediasi (Mediasi (MediationMediation))

adalah Proses negosiasi pemecahan masalah dimana pihak luar yang tidak adalah Proses negosiasi pemecahan masalah dimana pihak luar yang tidak memihak (memihak (ImpartialImpartial ) bekerjasama dengan pihak yang bersengketa untuk ) bekerjasama dengan pihak yang bersengketa untuk membantu memperoleh kesepakatan perjanjian dengan memuaskan. Berbeda membantu memperoleh kesepakatan perjanjian dengan memuaskan. Berbeda dgn hakim atau arbiter, mediator tidak mempunyai wewenang untuk dgn hakim atau arbiter, mediator tidak mempunyai wewenang untuk memutuskan sengketa. Mediator hanya membantu para pihak untuk memutuskan sengketa. Mediator hanya membantu para pihak untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dikuasakan kepadanya.menyelesaikan persoalan-persoalan yang dikuasakan kepadanya.

3. Konsiliasi (3. Konsiliasi (ConciliationConciliation))

Apabila pihak yang bersengketa tidak mampu merumuskan suatu kesepakatan Apabila pihak yang bersengketa tidak mampu merumuskan suatu kesepakatan dan pihak ketiga mengajukan usulan jalan keluar dari sengketa, proses ini dan pihak ketiga mengajukan usulan jalan keluar dari sengketa, proses ini disebut konsiliasi. Hal ini yg menyebabkan istilah konsiliasi kadang sering disebut konsiliasi. Hal ini yg menyebabkan istilah konsiliasi kadang sering diartikan dengan mediasi. Penyelesaian sengketa model konsiliasi mengacu diartikan dengan mediasi. Penyelesaian sengketa model konsiliasi mengacu pada pola proses penyelesaian sengketa secara konsensus antar pihak, dimana pada pola proses penyelesaian sengketa secara konsensus antar pihak, dimana pihak netral dapat berperan secara aktif (pihak netral dapat berperan secara aktif (neutral actneutral act ) maupun tidak aktif. ) maupun tidak aktif. Pihak-pihak yg bersengketa harus menyatakan persetujuan atas usulan pihak Pihak-pihak yg bersengketa harus menyatakan persetujuan atas usulan pihak ketiga tersebut dan menjadikannya sebagai kesepakatan penyelesaian sengketa.ketiga tersebut dan menjadikannya sebagai kesepakatan penyelesaian sengketa.

Page 14: Adr

1414

4. 4. Ajudikasi (Ajudikasi ( Adjudicatory Adjudicatory ))

merupakan coasi peradilan (peradilan semu). Proses ajudikasi ini dimana pihak merupakan coasi peradilan (peradilan semu). Proses ajudikasi ini dimana pihak ketiga berperan merancang suatu solusi yang lebih realistis dan objektif atas ketiga berperan merancang suatu solusi yang lebih realistis dan objektif atas sengketa untuk kedua pihak yang berperkara dibandingkan apabila mereka sengketa untuk kedua pihak yang berperkara dibandingkan apabila mereka merancanganya sendiri. Dalam proses ini para pihak yg berperkara mencari merancanganya sendiri. Dalam proses ini para pihak yg berperkara mencari cara yang terbaik dan saling menguntungkan. Dengan demikian mereka dapat cara yang terbaik dan saling menguntungkan. Dengan demikian mereka dapat menghindari hasil pemeriksaan yang dapat merugikan.menghindari hasil pemeriksaan yang dapat merugikan.

5. Persidangan Mini (5. Persidangan Mini (Mini Trial) Mini Trial)

Persidangan mini ini hampir sama dengan pemeriksaan juri secara sumir, Persidangan mini ini hampir sama dengan pemeriksaan juri secara sumir, bedanya hanya tanpa adanya juri penasihat (bedanya hanya tanpa adanya juri penasihat (advisory juryadvisory jury). Dalam proses ini ). Dalam proses ini pengacara membuat suatu presentasi ringkas mengenai perkara masing-masing pengacara membuat suatu presentasi ringkas mengenai perkara masing-masing pihak di hadapan suatu panel yang terdiri atas wakil masing-masing pihak pihak di hadapan suatu panel yang terdiri atas wakil masing-masing pihak untuk merundingkan dan menyelesaikan perkara tersebut. Misalnya, dalam untuk merundingkan dan menyelesaikan perkara tersebut. Misalnya, dalam suatu perkara yang melibatkan penyelesaian sengketa antara dua perusahaan suatu perkara yang melibatkan penyelesaian sengketa antara dua perusahaan yang merupakan mitra kerja dalam usaha patungan (yang merupakan mitra kerja dalam usaha patungan (joint venture joint venture ), pimpinan ), pimpinan perusahaan yang memiliki kewenangan untuk menyelesaikan akan duduk perusahaan yang memiliki kewenangan untuk menyelesaikan akan duduk dalam panel tersebut.dalam panel tersebut.

Page 15: Adr

1515

TEKNIK NEGOSIASITEKNIK NEGOSIASI

Secara umum terdapat beberapa teknik negosiasi yang dikenal masyarakat :Secara umum terdapat beberapa teknik negosiasi yang dikenal masyarakat :

1. teknik negosiasi kompetitif1. teknik negosiasi kompetitif2. teknik negosiasi kooperatif2. teknik negosiasi kooperatif3. teknik negosiasi lunak3. teknik negosiasi lunak4. teknik negosiasi keras4. teknik negosiasi keras5. teknik negosiasi interest based5. teknik negosiasi interest based

1.1. Teknik Negosiasi KompetitifTeknik Negosiasi Kompetitif

Teknik negosiasi kompetitif diistilahkan sebagai negosiasi yang bersifat alot. Unsur-Teknik negosiasi kompetitif diistilahkan sebagai negosiasi yang bersifat alot. Unsur-unsur yang menjadi ciri negosiasi kompetitif adalah sebagai berikut:unsur yang menjadi ciri negosiasi kompetitif adalah sebagai berikut:

1.1. Mengajukan permintaan awal yang tinggi diawal negosiasiMengajukan permintaan awal yang tinggi diawal negosiasi2.2. Menjaga tuntunan agar tetap tinggi sepanjang proses negosiasi dilangsungkan Menjaga tuntunan agar tetap tinggi sepanjang proses negosiasi dilangsungkan

((maitaining high level of demandsmaitaining high level of demands ). ).3.3. Konsesi yang diberikan sangat langka atau terbatasKonsesi yang diberikan sangat langka atau terbatas4.4. Secara psikologis perundingan yang menggunakan teknik ini menganggap Secara psikologis perundingan yang menggunakan teknik ini menganggap

perundingan lain sbg musuh atau lawan.perundingan lain sbg musuh atau lawan.5.5. Menggunkan cara yang berlebihan dan melemparkan tudhan dgn tujuan Menggunkan cara yang berlebihan dan melemparkan tudhan dgn tujuan

menciptakan ketegangan dan tekanan terhadap pihak lawan.menciptakan ketegangan dan tekanan terhadap pihak lawan.

Page 16: Adr

1616

2. 2. Teknik Negosiasi KompetitifTeknik Negosiasi Kompetitif

Teknik negosiasi kompetitif menganggap pihak negosiator lawan (Teknik negosiasi kompetitif menganggap pihak negosiator lawan (opposing opposing party)party) bukan sebagai musuh, melainkan sebagai mitra kerja untuk mencari bukan sebagai musuh, melainkan sebagai mitra kerja untuk mencari commond ground commond ground . Para pihak berkomunikasi untuk menjajaki kepentingan, . Para pihak berkomunikasi untuk menjajaki kepentingan, nilai-nilai bersama, dan bekerja sama. Hal yg dituju oleh seseorang negosiator nilai-nilai bersama, dan bekerja sama. Hal yg dituju oleh seseorang negosiator adalah penyelesaian sengketa yang adil berdasarkan analisis yang objektif dan adalah penyelesaian sengketa yang adil berdasarkan analisis yang objektif dan atas fakta hukum yang jelas.atas fakta hukum yang jelas.

Page 17: Adr

1717

Teknik Negosiasi Lunak Teknik Negosiasi Lunak Teknik Negosiasi KerasTeknik Negosiasi Keras

1.1. Negosiasi adalah temanNegosiasi adalah teman

2.2. Tujuan Perundingan adalah Tujuan Perundingan adalah kesepakatankesepakatan

3.3. Memberi konsensi untuk menjaga Memberi konsensi untuk menjaga hubungan baikhubungan baik

4.4. Mempercayai perunding lawanMempercayai perunding lawan

5.5. Mudah mengubah posisiMudah mengubah posisi

6.6. Mengemukakan tawaranMengemukakan tawaran

7.7. Mengalah untuk mencapai Mengalah untuk mencapai kesepakatankesepakatan

8.8. Mencari satu jawaban yang dapat Mencari satu jawaban yang dapat diterima secara menyenangkan oleh diterima secara menyenangkan oleh pihak lawanpihak lawan

9.9. Bersikeras terhadap perlunya Bersikeras terhadap perlunya kesepakatankesepakatan

10.10. Mencegah untuk berlomba kehendak Mencegah untuk berlomba kehendak ((Contest of will)Contest of will)

11.11. Menerima untuk ditekanMenerima untuk ditekan

1.1. Negosiator dipandang sebagai Negosiator dipandang sebagai musuh/lawanmusuh/lawan

2.2. Tujuan untuk kemenanganTujuan untuk kemenangan

3.3. Menuntut konsesi sebagai prasyarat Menuntut konsesi sebagai prasyarat dari pembinaan hubungandari pembinaan hubungan

4.4. Keras terhadap orang maupun Keras terhadap orang maupun masalahmasalah

5.5. Tidak percaya perundingan lawan Tidak percaya perundingan lawan dan memperkuat posisidan memperkuat posisi

6.6. Membuat ancamanMembuat ancaman

7.7. Menuntut perolehan sepihak sebagai Menuntut perolehan sepihak sebagai harga kesepakatan (harga kesepakatan (win lose)win lose)

8.8. Mencari satu jawaban yang harus Mencari satu jawaban yang harus diterima perundingan lawanditerima perundingan lawan

9.9. Bersikeras terhadap posisiBersikeras terhadap posisi

10.10. Sedapat mungkin memenangkan Sedapat mungkin memenangkan keinginankeinginan

11.11. Menerapkan tekananMenerapkan tekanan

Page 18: Adr

1818

5. 5. Teknik Negosiasi Interest BasedTeknik Negosiasi Interest Based

Teknik ini merupakan jalan tengah yang ditawarkan atas pertentangan teknik Keras-Teknik ini merupakan jalan tengah yang ditawarkan atas pertentangan teknik Keras-Lunak. Teknik ini dipilih karena pemilihan teknik keras berpotensi menemui Lunak. Teknik ini dipilih karena pemilihan teknik keras berpotensi menemui kebutuhan (kebutuhan (dead lockdead lock) dalam negosiasi, terlebih apabila bertemu dengan sesama ) dalam negosiasi, terlebih apabila bertemu dengan sesama perunding yang bersifat keras, sedangkan perundingan lunak berpotensi sebagai perunding yang bersifat keras, sedangkan perundingan lunak berpotensi sebagai pecundang (pecundang (loser), Teknik negosiasi interest based loser), Teknik negosiasi interest based memiliki 4 komponen dasar yaitu : memiliki 4 komponen dasar yaitu :

1.1. Komponen orang, komponen ini dibagi menjadi 3 landasan : (1) pisahkan antara orang Komponen orang, komponen ini dibagi menjadi 3 landasan : (1) pisahkan antara orang dan masalah, (2) konsentrasi serangan pada masalah bukan orangnya, dan (3) para dan masalah, (2) konsentrasi serangan pada masalah bukan orangnya, dan (3) para pihak harus menempatkan diri sebagai mitra kerja.pihak harus menempatkan diri sebagai mitra kerja.

2. Komponen 2. Komponen InterestInterest memfokuskan pada kepentingan mempertahankan posisi. memfokuskan pada kepentingan mempertahankan posisi.

3. Komponen option bermaksud : (1) memperbesar bagian sebelum dibagi dengan 3. Komponen option bermaksud : (1) memperbesar bagian sebelum dibagi dengan memperbanyak pilihan-pilihan kesepakatan/solusi yg mencerminkan kepentingan memperbanyak pilihan-pilihan kesepakatan/solusi yg mencerminkan kepentingan bersama, (2) jangan terpaku pada satu jawaban, dan (3) menghindari pola pikir bahwa bersama, (2) jangan terpaku pada satu jawaban, dan (3) menghindari pola pikir bahwa pemecahan problem mereka adalah urusan mereka.pemecahan problem mereka adalah urusan mereka.

4. 4. Komponen Kriteria mencakup : (1) kesepakatan kriteria, standar objektif, dan independen Komponen Kriteria mencakup : (1) kesepakatan kriteria, standar objektif, dan independen pemecahan masalah, (2) bernilai pasar (pemecahan masalah, (2) bernilai pasar (market value), market value), (3) (3) Precedent, Precedent, (4) (4) ScientificScientific Judgement, Judgement, (5) standar profesi, (6) bersandar pada hukum, dan (7) Kebiasaan dalam (5) standar profesi, (6) bersandar pada hukum, dan (7) Kebiasaan dalam masyarakat.masyarakat.

Page 19: Adr

1919

* * Nolan Haley & Jaqueline, dalam bukunya Nolan Haley & Jaqueline, dalam bukunya Alternative Despute ResolutionAlternative Despute Resolution ( (St. Paull: St. Paull: West Publishing Co, USA, 1992,56West Publishing Co, USA, 1992,56) mengartikan ADR mediasi sbb:) mengartikan ADR mediasi sbb:

““A short term structured task oriented, partipatory invention process. Disputing A short term structured task oriented, partipatory invention process. Disputing parties work with a neutral third party, the mediator, to reach a mutually parties work with a neutral third party, the mediator, to reach a mutually acceptable agreement”.acceptable agreement”.

* Kovach dalam bukunya * Kovach dalam bukunya Mediation Principle and PracticeMediation Principle and Practice ( (St. Paull: West Publishing Co, St. Paull: West Publishing Co, USA, 1994,16USA, 1994,16) mendefinisikan ADR sebagai berikut:) mendefinisikan ADR sebagai berikut:

““Facilitated negotiation. It process by which a neutral third party, the mediator, Facilitated negotiation. It process by which a neutral third party, the mediator, assist disputing parties in reaching a mutually satisfaction solution”.assist disputing parties in reaching a mutually satisfaction solution”.

Dari rumusan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian tentangDari rumusan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian tentang

mediasi mengandung unsur-unsur sebagai berikut:mediasi mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

1.1. Mediasi adalah sebuah proses penyelesaian sengketa berdasarkan perundingan.Mediasi adalah sebuah proses penyelesaian sengketa berdasarkan perundingan.

2.2. Mediator terlibat dan diterima oleh para pihak yang bersengketa di dalam perundingan.Mediator terlibat dan diterima oleh para pihak yang bersengketa di dalam perundingan.

3.3. Mediator bertugas membantu para pihak yg bersengketa untuk mencari penyelesaian.Mediator bertugas membantu para pihak yg bersengketa untuk mencari penyelesaian.

4.4. Mediator tak mempunyai kewenangan membuat keputusan selama perundingan berlangsung.Mediator tak mempunyai kewenangan membuat keputusan selama perundingan berlangsung.

5.5. Tujuan mediasi adalah untuk mencapai atau menghasilkan kesepakatan yang dapat diterima Tujuan mediasi adalah untuk mencapai atau menghasilkan kesepakatan yang dapat diterima pihak-pihak yang bersengketa guna mengakhiri sengketa.pihak-pihak yang bersengketa guna mengakhiri sengketa.

Page 20: Adr

2020

PERAN DAN FUNGSI MEDIATORPERAN DAN FUNGSI MEDIATOR

Peran mediator sebagai sebuah garis rentang dari sisi peran yang terlemah hingga sisi Peran mediator sebagai sebuah garis rentang dari sisi peran yang terlemah hingga sisi peran yg terkuat. Sisi peran terlemah adalah apabila mediator hanya melaksanakan peran peran yg terkuat. Sisi peran terlemah adalah apabila mediator hanya melaksanakan peran sebagai berikut:sebagai berikut:

1. Penyelengaraan pertemuan1. Penyelengaraan pertemuan2. Pemimpin diskusi netral2. Pemimpin diskusi netral3. Pemelihara dan menjaga aturan perundingan agar proses perundingan 3. Pemelihara dan menjaga aturan perundingan agar proses perundingan

berlangsung secara beradab.berlangsung secara beradab.4. Pengendali emosi para pihak.4. Pengendali emosi para pihak.5. Pendorong pihak/perunding yg kurang mampu atau segan 5. Pendorong pihak/perunding yg kurang mampu atau segan

mengemukakan pandangannya. mengemukakan pandangannya.

Sisi peran yang kuat mediator adalah bila dalam perundingan mediator Sisi peran yang kuat mediator adalah bila dalam perundingan mediator mengerjakan/melakukan hal-hal sebagai berikut:mengerjakan/melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Mempersiapkan dan membuat notulen perundingan.1. Mempersiapkan dan membuat notulen perundingan.2. Merumuskan titik temu/kesepakatan para pihak.2. Merumuskan titik temu/kesepakatan para pihak.3. Membantu para pihak agar menyadari bahwa sengketa bukan 3. Membantu para pihak agar menyadari bahwa sengketa bukan sebuah pertarungan untuk dimenangkan, melainkan diselesaikan.sebuah pertarungan untuk dimenangkan, melainkan diselesaikan.4. Menyususn dan mengusulkan alternatif pemecahan masalah.4. Menyususn dan mengusulkan alternatif pemecahan masalah.5. Membantu para pihak menganalisis alternatif pemecahan masalah.5. Membantu para pihak menganalisis alternatif pemecahan masalah.

Page 21: Adr

2121

Fuller dalam L. Riskin and James E. Fuller dalam L. Riskin and James E. Resolution and LowyersResolution and Lowyers ( (St. Paull: West St. Paull: West Publishing Co Westbrook Publishing Co Westbrook DisputeDispute, USA, 1987, 96) menyebutkan 7 fungsi , USA, 1987, 96) menyebutkan 7 fungsi mediator, yakni :mediator, yakni :

1.1. Sebagai Katalisator (Sebagai Katalisator (CatalystCatalyst ), ), mengandung pengertian bahwa kehadiran mengandung pengertian bahwa kehadiran mediator dalam proses perundingan mampu mendorong lahirnya suasana mediator dalam proses perundingan mampu mendorong lahirnya suasana yang konstruktif bagi diskusi.yang konstruktif bagi diskusi.

2.2. Sebagai Pendidik (Sebagai Pendidik (EducatorEducator),), berarti seseorang harus berusaha memahami berarti seseorang harus berusaha memahami aspirasi, prosedur kerja, keterbatasan politis, dan kendala usaha dari para aspirasi, prosedur kerja, keterbatasan politis, dan kendala usaha dari para pihak. Oleh sebab itu, harus berusaha melibatkan diri dalam dinamika pihak. Oleh sebab itu, harus berusaha melibatkan diri dalam dinamika perbedaan diantara para pihak.perbedaan diantara para pihak.

3.3. Sebagai Penerjemah (Sebagai Penerjemah (Translator)Translator),, berarti mediator harus berusaha berarti mediator harus berusaha menyampaikan dan merumuskan usulan pihak yang satu kepada pihak yg menyampaikan dan merumuskan usulan pihak yang satu kepada pihak yg lainnya melalui bahasa atau ungkapan yg baik dengan tanpa mengurangi lainnya melalui bahasa atau ungkapan yg baik dengan tanpa mengurangi sasaran yg dicapai oleh pengusul.sasaran yg dicapai oleh pengusul.

4.4. Sebagai Nara sumber (Sebagai Nara sumber (Resource Person)Resource Person),, berarti seorang mediator harus berarti seorang mediator harus mendayagunakan sumber-sumber informasi yg tersedia.mendayagunakan sumber-sumber informasi yg tersedia.

Page 22: Adr

2222

5. 5. Sebagai Penyandang Berita Jelek (Sebagai Penyandang Berita Jelek (Bearer of Bad News)Bearer of Bad News),, berarti seorang berarti seorang mediator harus menyadari bahwa para pihak dalam proses perundingan dapat mediator harus menyadari bahwa para pihak dalam proses perundingan dapat bersikap emosional. Untuk itu mediator harus mengadakan pertemuan bersikap emosional. Untuk itu mediator harus mengadakan pertemuan terpisah dengan pihak-pihak terkait untuk menampung berbagai ususlan.terpisah dengan pihak-pihak terkait untuk menampung berbagai ususlan.

6.6. Sebagai Agen Realitas (Sebagai Agen Realitas (Agent of Reality),Agent of Reality), berarti mediator harus berusaha berarti mediator harus berusaha memeri pengertian secara jelas kepada salah satu pihak bahwa sasarannya memeri pengertian secara jelas kepada salah satu pihak bahwa sasarannya tidak mungkin/tidak masuk akal tercapai melalui perundingan.tidak mungkin/tidak masuk akal tercapai melalui perundingan.

7.7. Sebagai Kambing Hitam (Sebagai Kambing Hitam (Scapegoat)Scapegoat),, berarti seorang mediator harus siap berarti seorang mediator harus siap disalahkan, misalnya dalam membuat kesepakatan hasil perundingan.disalahkan, misalnya dalam membuat kesepakatan hasil perundingan.

Page 23: Adr

2323

Tahapan Proses MediasiTahapan Proses Mediasi

Praktisi mediasi berbeda dalam melihat dan membagi tahapan yang terdapat Praktisi mediasi berbeda dalam melihat dan membagi tahapan yang terdapat dalam proses mediasi.dalam proses mediasi.

Riskin dan Westbrook membagi proses mediasi dalam 5 (lima) tahapan Riskin dan Westbrook membagi proses mediasi dalam 5 (lima) tahapan sebagai berikut :sebagai berikut :

1. Sepakat untuk menempuh proses mediasi1. Sepakat untuk menempuh proses mediasi

2. Memahami masalah-masalah2. Memahami masalah-masalah

3. Membangkitkan pilihan-pilihan pemecahan masalah3. Membangkitkan pilihan-pilihan pemecahan masalah

4. Mencapai kesepakatan4. Mencapai kesepakatan

5. Melaksanakan kesepakatan.5. Melaksanakan kesepakatan.

Page 24: Adr

2424

Kovach membagi proses mediasi kedalam 9 (sembilan) tahapan Kovach membagi proses mediasi kedalam 9 (sembilan) tahapan sebagai berikut :sebagai berikut :

1. Penataan atau pengaturan awal1. Penataan atau pengaturan awal

2. Pengantar atau pembukaan oleh mediator2. Pengantar atau pembukaan oleh mediator

3. Pernyataan pembukaan oleh para pihak3. Pernyataan pembukaan oleh para pihak

4. Pengumpulan informasi4. Pengumpulan informasi

5. Indentifikasi masalah-masalah, penyusunan agenda, dan5. Indentifikasi masalah-masalah, penyusunan agenda, dan

kaukuskaukus

6. Membangkitkan pilihan-pilihan pemecahan masalah6. Membangkitkan pilihan-pilihan pemecahan masalah

7. Melakukan tawaran menawar7. Melakukan tawaran menawar

8. Kesepakatan8. Kesepakatan

9. Penutupan.9. Penutupan.

Page 25: Adr

2525

A D R A D R

DALAM KASUS PIDANADALAM KASUS PIDANA

Dewasa ini Sistem Peradilan Pidana (SPP) kita secara formal menentukan Dewasa ini Sistem Peradilan Pidana (SPP) kita secara formal menentukan bahwa setiap kasus pelanggaran hukum hanya mungkin diselesaikan melalui bahwa setiap kasus pelanggaran hukum hanya mungkin diselesaikan melalui prosedur hukum secara pidana, yang diawali dengan proses pelaporan pada prosedur hukum secara pidana, yang diawali dengan proses pelaporan pada pejabat Polri. Peraturan hukum menetapkan bahwa kecuali dalam hal pejabat Polri. Peraturan hukum menetapkan bahwa kecuali dalam hal penyidikan dihentikan karena alasan yuridis setiap perkara yang ditangani penyidikan dihentikan karena alasan yuridis setiap perkara yang ditangani polisi semestinya diproses sampai tingkat pengadilan, sesuai ketentuan hukum.polisi semestinya diproses sampai tingkat pengadilan, sesuai ketentuan hukum.

Page 26: Adr

2626

Keberadaan dan peran lembaga-lembaga SPP (formal) lambat laun Keberadaan dan peran lembaga-lembaga SPP (formal) lambat laun dipersoalkan efektivitasnya. Dari sudut pandang prevensi, fenomena sosial dipersoalkan efektivitasnya. Dari sudut pandang prevensi, fenomena sosial yang disebut kejahatan (yang disebut kejahatan (crime)crime) sebagaimana diilustrasikan diatas tetap saja sebagaimana diilustrasikan diatas tetap saja ada dan bahkan berkembang. Berbagai teori dikembangkan, diuji dan di ada dan bahkan berkembang. Berbagai teori dikembangkan, diuji dan di implementasikan untuk mengatasi kejahatan tetapi “implementasikan untuk mengatasi kejahatan tetapi “ no single theory, no no single theory, no single formula and no single strategysingle formula and no single strategy “ yang mampu menerangkan dan “ yang mampu menerangkan dan mengatasi fenomena sosial tersebut. Paling tidak polisi tanpa henti mengatasi fenomena sosial tersebut. Paling tidak polisi tanpa henti dihadapkan pada berbagai kasus kejahatan terutama yang menarik dihadapkan pada berbagai kasus kejahatan terutama yang menarik perhatian publik, sementara kasus-kasus pelanggaran hukum ringan hampir perhatian publik, sementara kasus-kasus pelanggaran hukum ringan hampir tidak tertangani apalagi terselesaikan.tidak tertangani apalagi terselesaikan.

Dalam realita kehidupan sosial masyarakat kita, ternyata kasus-kasus Dalam realita kehidupan sosial masyarakat kita, ternyata kasus-kasus pelanggaran hukum, setidak-tidaknya yang menyangkut pertikaian antara pelanggaran hukum, setidak-tidaknya yang menyangkut pertikaian antara warga diselesaikan secara informal, oleh lembaga-lembaga sosial ataupun warga diselesaikan secara informal, oleh lembaga-lembaga sosial ataupun individu warga (tetangga) bahkan oleh pejabat kepolisian, sehingga sesuatu individu warga (tetangga) bahkan oleh pejabat kepolisian, sehingga sesuatu tindak pidana tidak diproses sampai tahap peradilan.tindak pidana tidak diproses sampai tahap peradilan.

Page 27: Adr

2727

Hasil penelitian PPITK (Pusat Pengembangan Ilmu dan Teknologi Hasil penelitian PPITK (Pusat Pengembangan Ilmu dan Teknologi Kepolisian) PTIK (1993) dan hasil penelitian Muhammad (1996) Kepolisian) PTIK (1993) dan hasil penelitian Muhammad (1996) membenarkan pernyataan tersebut. “ Dalam pelaksanaannya, praktek membenarkan pernyataan tersebut. “ Dalam pelaksanaannya, praktek demikian bahkan tidak lagi hanya mengenai perkara serba ringan tetapi demikian bahkan tidak lagi hanya mengenai perkara serba ringan tetapi juga mencakup perkara seperti penghinaan, penganiayaan, juga mencakup perkara seperti penghinaan, penganiayaan, penipuan/penggelapan, kelalaian yang mengakibatkan orang luka, penipuan/penggelapan, kelalaian yang mengakibatkan orang luka, perbuatan tidak menyenangkan, bahkan pencurian dan perjudian “ perbuatan tidak menyenangkan, bahkan pencurian dan perjudian “ (Muhammad, 1996).(Muhammad, 1996).

Penyelesaian perkara (serba ringan) secara informal didasarkan atas praktik Penyelesaian perkara (serba ringan) secara informal didasarkan atas praktik yang hidup dalam penyelenggaraan fungsi kepolisian (kebijakan tersebut yang hidup dalam penyelenggaraan fungsi kepolisian (kebijakan tersebut dirumuskan dalam Penjelasan UU Nomor 13 Tahun 1961 dan dalam UU dirumuskan dalam Penjelasan UU Nomor 13 Tahun 1961 dan dalam UU Nomor 2 Tahun 2002 diakomodasi dalam konsep diskresi kepolisian).Nomor 2 Tahun 2002 diakomodasi dalam konsep diskresi kepolisian).

Page 28: Adr

2828

Beberapa negara Amerika, Canada, Jepang terdapat kecenderungan untuk Beberapa negara Amerika, Canada, Jepang terdapat kecenderungan untuk menyelesaiakan kasus-kasus pidana melalui mekanisme informal (menyelesaiakan kasus-kasus pidana melalui mekanisme informal (victim-victim-offender reconsiliation program)offender reconsiliation program). .

Konsep ADR dalam kasus-kasus gangguan kantibmas yang pernah dihadapi Konsep ADR dalam kasus-kasus gangguan kantibmas yang pernah dihadapi Polri.Polri.

Contoh :Contoh :

- Konflik antar entis Betawi dan etnis Bugis tahun 2004- Konflik antar entis Betawi dan etnis Bugis tahun 2004

- Kasus penyelesaian pidana di Tanjung Duren - Kasus penyelesaian pidana di Tanjung Duren

dilakukan oleh Polsek masing-masing dengan mekanisme Mediasi.dilakukan oleh Polsek masing-masing dengan mekanisme Mediasi.

Page 29: Adr

2929

Mem “Formalisasi” kan Penanganan InformalMem “Formalisasi” kan Penanganan Informal

Reaksi sosial ditak harus diselesaikan dengan mekanisme sistem peradilan Reaksi sosial ditak harus diselesaikan dengan mekanisme sistem peradilan pidanan formal, terutama menyangkut kasus-kasus pidanan serba ringan pidanan formal, terutama menyangkut kasus-kasus pidanan serba ringan seperti pertikaian warga dalam satu komunitas. Konsef ini sejalan dengan seperti pertikaian warga dalam satu komunitas. Konsef ini sejalan dengan perkembangan teori-teori kriminologi khususnya teori perkembangan teori-teori kriminologi khususnya teori reintegrative reintegrative shaming shaming (Braithwaite, 1993).(Braithwaite, 1993).

Perkara pidana ringan adalah pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Perkara pidana ringan adalah pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Buku ketiga KUHP, tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara atau Buku ketiga KUHP, tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara atau kurungan paling lama 3 (tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. kurungan paling lama 3 (tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 7.500,- dan kejahatan ringan (7.500,- dan kejahatan ringan (lichte musdrijven)lichte musdrijven), seperti penganiayaan , seperti penganiayaan ringan, pencurian ringan, dan lain-lain. Pertikaan antar warga adalah ringan, pencurian ringan, dan lain-lain. Pertikaan antar warga adalah pertikaian yang terjadi antara individu dgn individu, individu dgn kelompok pertikaian yang terjadi antara individu dgn individu, individu dgn kelompok (tindak pidana ringan) yg apabila tidak ditangani dengan segera dapat (tindak pidana ringan) yg apabila tidak ditangani dengan segera dapat menimbulkan pertikaan yang lebih serius bahkan konflik sosial.menimbulkan pertikaan yang lebih serius bahkan konflik sosial.

Page 30: Adr

3030

Konsep demikian ini sejalan dengan konsep Perpolisian Masyarakat Konsep demikian ini sejalan dengan konsep Perpolisian Masyarakat (Polmas) atau (Polmas) atau community policing community policing (CP) yang dikembangkan Polri dewasa (CP) yang dikembangkan Polri dewasa ini. Polmas mengandung dua unsur utama :ini. Polmas mengandung dua unsur utama :

1. Kemitraan yang setara antara kepolisian dan masyarakat;1. Kemitraan yang setara antara kepolisian dan masyarakat;

2. Pemecahan permasalahan. 2. Pemecahan permasalahan.

THANK’S ABOUT YOU ARE THANK’S ABOUT YOU ARE ATTENTIONATTENTION