administrasi pendaftaran tanah

21
Administrasi Pendaftaran Tanah Pendahuluan Administrasi Pertanahan adalah pemberian hak, perpanjangan hak, pembaruan hak, peralihan hak, peningkatan hak, penggabungan hak, pemisahan hak, pemecahan hak, pembebanan hak, izin lokasi, izin perubahan penggunaan tanah, serta izin penunjukan dan penggunaan tanah. Pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya. (PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah). Pendaftaran tanah juga dapat didefinisikan sebagai program pertanahan secara nasional yang diselenggarakan pemerintah pusat yang meliputi 2 (dua) kelompok kegiatan utama yaitu adminsitrasi pertanahan dan kadastral. Kegiatan administrasi pertanahan meliputi antara lain pembukuan tanah dan penerbitan sertifikat hak-hak atas tanah, sedangkan kegiatan kadastral meliputi segala kegiatan yang melibatkan pengukuran dan pemetaan bidang-bidang tanah untuk mendukung 1

Upload: gusti-riyan-sezar

Post on 28-Dec-2015

40 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pendaftaran Tanah

TRANSCRIPT

Page 1: Administrasi Pendaftaran Tanah

Administrasi Pendaftaran Tanah

Pendahuluan

Administrasi Pertanahan adalah pemberian hak, perpanjangan hak, pembaruan hak,

peralihan hak, peningkatan hak, penggabungan hak, pemisahan hak, pemecahan hak,

pembebanan hak, izin lokasi, izin perubahan penggunaan tanah, serta izin penunjukan dan

penggunaan tanah.

Pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara

terus menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan,

pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk

peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk

pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan

hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya. (PP No. 24

Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah).

Pendaftaran tanah juga dapat didefinisikan sebagai program pertanahan secara

nasional yang diselenggarakan pemerintah pusat yang meliputi 2 (dua) kelompok kegiatan

utama yaitu adminsitrasi pertanahan dan kadastral. Kegiatan administrasi pertanahan

meliputi antara lain pembukuan tanah dan penerbitan sertifikat hak-hak atas tanah,

sedangkan kegiatan kadastral meliputi segala kegiatan yang melibatkan pengukuran dan

pemetaan bidang-bidang tanah untuk mendukung kebutuhan administrasi pendaftaran

tanah. Pelaksana penyelenggaraan pendaftaran tanah adalah Badan Pertanahan Nasional (di

tingkat pusat), Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (di tingkat propinsi) dan Kantor

Pertanahan (di tingkat kabupaten/kota).

Hak atas tanah adalah hak-hak yang menurut peraturan perundangan keagrariaan

atau hukum-hukum tanah dapat dipunyai oleh perseorangan atau badan hukum, yaitu: hak

milik, hak guna bangunan (HGB), hak guna usaha (HGU), hak pakai, hak sewa, hak membuka

tanah, hak pengelolaan, dan hak memungut hasil hutan. Setiap hak atas tanah tersebut,

yang mencerminkan status penguasaan/pemilikan atas tanah, diwujudkan dalam bentuk

Sertifikat. Penerbitan sertifikat dilakukan pemerintah (Badan Pertanahan Nasional) melalui

1

Page 2: Administrasi Pendaftaran Tanah

proses Pendaftaran Tanah. Dalam hal ini, Sertifikat adalah bukti yang paling kuat secara

hukum mengenai status pemilikan/penguasaan atas tanah. Dalam proses pendaftaran tanah

atau proses penerbitan sertifikat, pemerintah/BPN mengakui/menerima bentuk-bentuk lain

bukti pemilikan/penguasaan tanah seperti: Akta Jual Beli, Akta Hibah, Akta Waris.

Pendaftaran Dan Peralihan Hak Milik Atas Tanah

Tujuan diadakannya pendaftaran peralihan hak atas tanah seperti yang telah

diuraikan di atas yaitu suatu kebutuhan masyarakat terhadap kepastian hukum mengenai

tanah yang dimilikinya, sehingga perbuatan hukum tersebut dapat dilakukan secara

sederhana, cepat, murah dan aman.Pemberian jaminan kepastian hukum di bidang

pertanahan melalui peralihan hak yang diperlukan perangkat hukum yang tertulis lengkap

dan jelas yang dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan jiwa dan ketentuan-ketentuan

yang ada.

Sehubungan dengan hal tersebut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

Pokok-pokok Agraria dalam pasal 19 menyebutkan bahwa untuk menjamin kepastian

hukum oleh pemerintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia

menurut ketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pendaftaran tanah kemudian

diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang

pendaftaran tanah yang mencakup pasal 19 yang menyatakan setiap perjanjian yang

bermaksud memindahkan hak atas tanah, memberikan sesuatu hak baru atas tanah,

menggadaikan tanah atau meminjam uang dengan hak atas tanah sebagai tanggungan,

harus dibuktikan dengan suatu akta yang dibuat oleh dan dihadapan pejabat yang ditunjuk

oleh Menteri Agraria (sekarang Dirjen Agraria).

Adapun tujuan dan pendaftaran tanah menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24

Tahun 1997 pasal 3 yaitu:

Memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang

hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang

terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang

hak yang bersangkutan. Untuk memberikan kepastian dan perlindungan

2

Page 3: Administrasi Pendaftaran Tanah

hukum, maka kepada pemegang hak atas tanah diberikan sertipikat hak atas

tanah.

Menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan agar

dengan mudah memperoleh data yang diperlukan dalam mengadakan

perbuatan mengenai bidang-bidang tanah dan satuan rumah susun yang

sudah terdaftar. Untuk melaksanakan fungsi informasi, maka data fisik dan

data yuridis terbuka untuk umum.

Terselenggaranya tertib administrasi pertanahan. Untuk mencapai tertib

administrasi, setiap bidang tanah dan satuan rumah susun termasuk

peralihan, pembebasan dan hapusnya hak bidang tanah dan hak milik atas

satuan rumah susun wajib didaftarkan.

Pembahasan

Pada pelaksanaan administrasi pertanahan ada aspek yang penting untuk menjamin

kepastian hukum bagi pemilik tanah, yaitu pendaftaran tanah.Pendaftaran tanah ini lebih

jelasnya diatur dalam Peraturan Pemerintah No.24 tahun 1997 tentang pedoman

pendaftaran tanah.

Ada dua jenis pendaftaran, yaitu :

1. Pendaftaran Akta

Berdasarkan sistem pendaftaran akta, tempat penyimpanan publik

ditetapkan untuk mendaftar dokumen-dokumen yang berhubungan

dengan transaksi-transaksi hak milik (akta-akta, gadai, rencana-

rencana peninjauan, dsb). Terdapat tiga unsur dasar dalam

pendaftaran akta :pencatatan waktu pemasukan dokumen hak milik;

penyusunan daftar instrumen; dan pengarsipan dokumen atau

salinannya. Meskipun terdapat banyak jenis sistem pendaftaran akta,

system-sistem pendaftaran tersebut didasarkan pada tiga prinsip

(Nichols 1993) :

3

Page 4: Administrasi Pendaftaran Tanah

Jaminan-pendaftaran dokumen pada kantor publik

menentukan beberapa ukuran jaminan terhadap kehilangan,

kerusakan atau penggelapan.

Bukti-dokumen-dokumen yang didaftarkan dapat digunakan

sebagai bukti dalam mendukung tuntutan terhadap

kepentingan-kepentingan hak milik (meskipun dokumen-

dokumen tersebut tidak dapat memberi jaminan hak).

Pemberitahuan dan Prioritas-pendaftaran dokumen memberi

pemberitahuan publik bahwa transaksi hak milik telah terjadi,

dengan pengecualian-pengecualian, waktu pendaftaran

menetapkan tuntutan prioritas.

2. Pendaftaran Hak

Pendaftaran hak dimaksudkan untuk mengatasi cacat-cacat

pendaftaran akta dan untuk menyederhanakan proses-proses

pelaksanaan transaksi-transaksi hak milik. Menurut sistem seperti itu

pendaftaran menggambarkan pemilikan hak milik saat ini dan beban-

beban dan gadai-gadai yang belum diselesaikan. Pendaftaran biasanya

adalah wajib dan negara memainkan peranan yang aktif dalam

memeriksa dan menjamin transaksi-transaksi.Terdapat berbagai jenis

system pendaftaran hak, yang paling dikenal yang diperkenalkan oleh

Sir Robert Torrens di Australia pada abad kesembilan belas. Sistem

pendaftaran Torrens didasarkan pada tiga prinsip :

The mirror principle-pendaftaran menggambarkan hak saat ini

secara akurat dan lengkap

The curtain principle-pendaftaran adalah satu-satunya sumber

informasi hak. Sebenarnya

4

Page 5: Administrasi Pendaftaran Tanah

The insurance principle-negara berkewajiban untuk ketelitian

pendaftaran dan untuk memberikan index-index patok dan

membatasi batas-batas hak milik secara tepat

Pendaftaran Tanah ( Kadaster )

Tugas-tugas Pendaftaran Tanah: (Dilaksanakan oleh Seksi Pengukuran dan

Pendaftaran Tanah Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota).

Pengukuran, Pemetaan dan Penerbitan Surat Ukur (SU)

Pendaftaran dimaksud meliputi pengukuran, perpetaan dan pembukuan

tanah,pendaftaranhak-hak atas tanah dan peralihannya, pemberian surat

tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat (pasal 19

UUPA: UU No.5 Tahun 1960);

Pelaksanaan pendaftaran tanah meliputi kegiatan pendaftaran tanah untuk

pertama kali dan pemeliharaan data pendaftaran tanah (pasal 11 PP. No.24

Tahun 1997);

Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali meliputi: pengumpulan dan

pengolahan data fisik; pembuktian hak dan pembukuannya, penerbitan

sertipikat, penyajian data fisik dan data yuridis, penyimpanan daftar umum

dan dokumen;

Pengukuran dan pemetaan dimaksud dilaksanakan bidang demi bidang

dengan satuan wilayah desa/kelurahan. Sebelum dilaksanakan pengukuran,

batas-batas tanah harus dipasang tanda batas dan ditetapkan batas-batasnya

melalui asas kontradiksi delimitasi (dihadiri dan disetujui oleh pemilik tanah

yang letaknya berbatasan langsung) dengan bidang tanah dimaksud.

Penerbitan Surat Ukur. Bidang-bidang tanah yang sudah diukur serta

dipetakan dalam Peta Pendaftaran, dibuatkan Surat Ukur untuk keperluan

pendaftaran haknya, baik melalui konversi atau penegasan konversi bekas

hak milik Adat maupun melalui permohonan hak atas tanah Negara.

5

Page 6: Administrasi Pendaftaran Tanah

Penerbitan sertipikat hak atas tanah yang berasal dari:Konversi dan Penegasan

Konversi atas tanah bekas hak-hak lama dan hak milik Adat, Surat Keputusan

pemberian hak atas tanah, Pengganti karena hilang atau rusak.

Pembuktian bekas Hak Lama dan Hak Milik Adat dilakukan melalui alat-alat

bukti mengenai adanya hak tersebut berupa bukti-bukti tertulis, keterangan

saksi dan atau pernyataan yang bersangkutan yang kadar kebenarannya

dianggap cukup oleh pejabat yang berwenang.

Dalam hal tidak atau tidak lagi tersedia secara lengkap alat-alat pembuktian

tersebut di atas, pembukuan hak dapat dilakukan berdasarkan kenyataan

penguasaan fisik selama 20 (duapuluh) tahun atau lebih secara berturut-turut

dengan syarat:penguasaan tersebut dilakukan dengan itikad baik dan secara

terbuka serta diperkuat oleh kesaksian yang dapat dipercaya, penguasaan

tersebut tidak dipermasalahkan oleh masyarakat hukum adat atau

desa/kelurahan yang bersangkutan atau pihak lain.

Pendaftaran Surat Keputusan Pemberian Hak atas Tanah, Permohonan hak

atas tanah dilakukan terhadap:

1. Tanah Negara bebas: belum pernah melekat sesuatu hak

2. Tanah Negara asalnya masih melekat sesuatu hak dan jangka

waktunya belum berakhir, tetapi dimintakan perpanjangannya

3. Tanah Negara asalnya pernah melekat sesuatu hak dan jangka

waktunya telah berakhir untuk dimintakan pembaharuannya, di sini

termasuk tanah-tanah bekas hak Barat maupun tanah-tanah yang

telah terdaftar menurut UUPA.

Sebelum mengajukan permohonan hak, pemohon harus menguasai tanah

yang dimohon dibuktikan dengan data yuridis dan data fisik yang dimiliki.

Data yuridis adalah bukti-bukti atau dokumen penguasaan tanah, sedangkan

data teknis adalah Surat Ukur dan SKPT atas tanah dimaksud

6

Page 7: Administrasi Pendaftaran Tanah

Permohonan hak yang diterima oleh Kantor Pertanahan diproses antara lain

dengan penelitian ke lapangan oleh Panitia Pemeriksa Tanah (Panitia A atau

B), kemudian apabila telah memenuhi syarat maka sesuai kewenangannya

dan diterbitkan Surat Keputusan Pemberian Hak atas Tanah.

Pemohon mendaftarkan haknya untuk memperoleh sertipikat hak atas tanah

setelah membayar uang pemasukan ke Kas Negara dan atau BPHTB jika

dinyatakan dalam surat keputusan tersebut.

Pendaftaran Balik Nama karena Peralihan Hak (jual beli, hibah, waris, lelang, tukar-

menukar, inbrenk, merger, dll.)

Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT): untuk jual beli, tukar menukar, hibah,

pemasukan ke dalam perusahaan (inbrenk), dan pembagian hak bersama.

Notaris: untuk peleburan atau penggabungan harta perusahaan (merger)

yang tidak didahului dengan likuidasi perusahaan yang bergabung atau

melebur.

Notaris, Pengadilan, Balai Harta Peninggalan, atau Kapala Desa dan Camat:

untuk pemindahan hak karena waris, tergantung kepada kedudukan hukum

dari para ahli waris.

Developer dan disahkan oleh Pemda: untuk pemisahan Hak Milik atas Satuan

Rumah Susun.

Pejabat Lelang: untuk tanah yang dilelang.

Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf: untuk tanah yang diwakafkan.

Pendaftaran Hak Tanggungan (dahulu: Hipotik)

Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah

berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan

dengan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan

kedudukan yang diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap kreditor-

kreditor lain.

7

Page 8: Administrasi Pendaftaran Tanah

Pembebanan hak Tanggungan pada hak atas tanah harus dilakukan melalui

akta yang dibuat oleh dan di hadapan PPAT.

Hak-hak atas tanah yang dapat diletakkan hak Tanggungan di atasnya adalah:

hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai, dan hak milik atas

satuan rumah susun.

Hak Tanggungan dapat beralih atau dialihkan: karena adanya cessie,

subrogasi, pewarisan, atau penggabungan serta peleburan perseroan.

Dokumen yang diperlukan untuk pendaftaran Hak Tanggungan:

1. Surat pengantar dari PPAT

2. Surat permohonan pendaftaran

3. Identitas pemberi dan pemegang Hak Tanggungan

4. Sertipikat asli hak atas tanah

5. Lembar ke-2 Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT)

6. Salinan APHT (untuk lampiran sertipikat Hak Tanggungan)

7. Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) apabila

dilakukan melalui kuasa.

Dokumen yang diperlukan untuk pendaftaran peralihan Hak Tanggungan:

1. Sertipikat asli Hak Tanggungan,

2. akta cessie atau akta otentik yang menyatakan adanya cessie, atau

3. akta subrogasi atau akta otentik yang menyatakan adanya subrogasi,

atau

4. bukti pewarisan, atau

5. bukti penggabungan atau peleburan perseroan,

6. Identitas pemohon.

8

Page 9: Administrasi Pendaftaran Tanah

Penerbitan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah (SKPT)

Surat Keterangan Pendaftaran Tanah diterbitkan atas permohonan yang

bersangkutan untuk:Lampiran Permohonan Hak Atas Tanah, Lampiran

Persyaratan Lelang atas Tanah, Informasi.

SKPT Lampiran Permohonan Hak Atas Tanah:

Sebagai lampiran untuk permohonan hak atas tanah, di samping SU

(Surat Ukur) atas tanah yang dimohon, diperlukan juga SKPT yang

menerangkan tentang data yuridis dan data fisik atas tanah yang

bersangkutan.

SKPT ini bukan surat bukti kepemilikan sesuatu hak atas tanah oleh

seseorang atau badan hukum. SKPT ini hanya menerangkan hal-hal

yang berkaitan dengan bidang tanah dimaksud terutama yang tercatat

dalam dokumen atau riwayat yang ada di Kantor Pertanahan

setempat.

SKPT untuk Keperluan Lelang:

Sebelum pelaksanaan lelang atas tanah hak, baik dalam rangka lelang

eksekusi maupun lelang non-eksekusi, maka Kepala Kantor Lelang

meminta keterangan mengenai bidang tanah atau satuan rumah

susun yang akan dilelang tersebut.

Informasi:

Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap sesuatu hak atas tanah

atau satuan rumah susun dapat meminta keterangan mengenai

bidang tanah atau satuan rumah susun tersebut untuk keperluan

informasi.

SKPT bukanlah surat tanda bukti pemilikan hak atas tanah.Masa berlaku SKPT

hanya dalam hitungan jam, hari, minggu, bulan, namun dapat juga dalam

hitungan tahun. Contoh hari ini jam 09.00 atas suatu bidang tanah hak

diterbitkan SKPT, tetapi pada jam 09.45 hari itu juga terjadi jual beli atas

9

Page 10: Administrasi Pendaftaran Tanah

tanah yang bersangkutan di hadapan PPAT. Tentu saja SKPT tersebut secara

material sudah tidak berlaku lagi karena data atau informasi yang tertera di

atasnya sudah tidak benar lagi, meskipun secara formal jual beli tersebut

belum didaftar ( dibalik-nama) di Kantor Pertanahan setempat.

Pemeliharaan data, dokumen/warkah, dan infrastruktur pendaftaran tanah.

Sejarah Pendaftaran Tanah

Dalam perkembangannya, Sistem pemilikan tanah di Indonesia padamasa lalu terdiri

atas 4 tahapan dari sistem administrasinya, yakni sebagai berikut :

Sistem administrasi untuk tanah komunal (milik bersama) khususnya di desa-

desa sangat tergantung kepada ingatan kepala desa setempat. Teknik

kadaster seperti peta dan dokumen belum dikenal.

Untuk tanah milik adat, khususnya di daerah perkotaan dan produktif telah

mengenal sistem pajak tanah sejak awal abad ke sembilanbelas, yaitu tahun

1811. Sebagai konsekuensi nya, maka sistem pengukuran kadaster juga telah

mulai dikenal, meskipun belum cukup akurat untuk kadaster hukum. Hal ini

karena umumnya pengukuran tanah untuk keperluan pajak tidak teliti

sebagaimana yang dipersyaratkan untuk kepastian hak. Dalam hal ini jaminan

kepastian bergantung kepada kesaksian dan bukan dokumen resmi kadaster.

Dalam periode ini administrasi pertanahan belum dapat menjamin kepastian

hak.

Sistem administrasi pertanahan kolonial yang lain adalah yang dikelola oleh

Dinas Pekerjaan Umum, namun demikian hanya merupakan himpunan data

fisik tanpa ada dokumentasi hak atas tanahnya.

Konsep kadaster hukum mulai dikenal sejak tahun 1620. Sistem ini mengelola

dokumen administrasi dan pendaftaran atas tanah-tanah milik berdasarkan

hukum Belanda. Di sini tanah-tanah telah diukur dan didaftar sebagaimana

mestinya.

10

Page 11: Administrasi Pendaftaran Tanah

Berdasarkan tingkatan serta perkembangan dari keempat sistem diatas terlihat jelas

bahwa sistem didalam administrasi pendaftaran tanah ini terus mengalami perubahan dan

penyempurnaan yang berkesinambungan, hal tersebut bertujuan untuk menghindari

terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dalam proses pendaftaran tanah oleh negara karena

sistemnya terus berkembang menyesuaikan zaman dan peraturan-peraturan yang berlaku

serta kondisi masyarakat sehingga proses pendaftaran tanah dapat dilakukan dengan baik

tanpa ada pihak yang merasa dirugikan.

Berkembangnya sistem administrasi pendaftaran tanah oleh negara diindonesia ini

dapat di buktikan dengan adanya PP No.24 Tahun 1997 yang merupakan penyempurnaan

dari PP No.10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah yang dipandang tidak dapat lagi

sepenuhnya mendukung tercapainya hasil yang lebih nyata pada pembangunan nasional,

terkhusunya yang terkait pertanahan.

Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah merupakan

penjabaran dari UU No.5 Tahun 1960 (UUPA), LN 1960-104, khususnya pasal 19 ayat (1)

yang menyebutkan bahwa untuk menjamin kepastian hukum oleh pemerintah diadakan

pendaftaran tanah di seluruh wilayah Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur

dengan peraturan pemerintah. Undang-Undang Pokok Agraria atau disingkat “UUPA”

merupakan peraturan dasar bagi hukum agraria yang memuat didalamnya asas-asas serta

soal-soal pokok dalam garis besarnya saja dan oleh karenanya disebut UUPA. Adapun

pelaksanaannya diatur di dalam berbagai Undang-Undang, peraturan-peraturan pemerintah

dan peraturan perundang-undangan lainnya.

Kegiatan pendaftaran tanah menurut PP No.24 Tahun 1997 dilaksanakan

berdasarkan azas sederhana, aman, terjangkau, mutakhir dan terbuka dengan tujuan:

1. Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang

hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang terdaftar

agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang

bersangkutan;

2. Untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan termasuk

Pemerintah agar dengan mudah dapat memperoleh data yang diperlukan dalam

11

Page 12: Administrasi Pendaftaran Tanah

mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan

rumah susun yang sudah terdaftar;

3. Untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.

Dalam penyelenggaraan pendaftaran tanah dikenal sistem publikasi positif dan

sistem publikasi negatif. Sistem publikasi positif, pemerintah menjamin kebenaran data yang

disajikan, sehingga sertifikat merupakan alat bukti yang mutlak dan tidak dapat diganggu

gugat oleh siapapun juga. Sedangkan dalam sistem publikasi negatif, sertifikat bukan

merupakan alat bukti yang mutlak, melainkan sebagai alat bukti yang kuat dalam arti bahwa

nama seseorang atau badan hukum sudah didaftar sebagai pemegang hak, belum tentu

sebagai pemilik yang sah karena masih terbuka kemungkinan pihak lain untuk membuktikan

kepemilikannya yang sebenarnya. Di Indonesia, sistem publikasi pendaftaran tanah yang

digunakan adalah sistem publikasi negatif yang mengandung unsur positif. Artinya,

pendaftaran sertifikat merupakan alat pembuktian yang kuat, bukan mutlak.

Pendaftaran tanah secara sistematik, menurut ketentuan pasal 1 angka 10 PP No.24

Tahun 1997 adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara

serentak yang meliputi semua obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam wilayah

atau bagian wilayah suatu desa/kelurahan.

Sedangkan istilah Ajudikasi sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah

No.24 Tahun 1997 pasal 1 angka 8 adalah kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka proses

pendaftaran tanah untuk pertama kali, meliputi pengumpulan dan penetapan kebenaran

data fisik dan data yuridis mengenai satu atau beberapa obyek pendaftaran untuk keperluan

pendaftaran.

Pendaftaran tanah secara sporadik, menurut ketentuan pasal 1 angka 11 PP No.24

Tahun 1997 adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali mengenai satu atau

beberapa obyek pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagian wilayah suatu

desa/kelurahan secara individual atau massal. Maksudnya, menurut Boedi Harsono,

pendaftaran tanah secara sporadik adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali

mengenai satu atau beberapa obyek pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagian wilayah

12

Page 13: Administrasi Pendaftaran Tanah

suatu desa atau kelurahan secara individual atau massal, yang dilakukan atas permintaan

pemegang atau penerima hak atas tanah yang bersangkutan.

Korupsi dan Pendaftaran Tanah

Korupsi disini adalah perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan

uang sogok dan sebagainya. Bentuk korupsi tersebut antara lain, Pertama, korupsi yang

bersifat terselubung yakni korupsi yang secara sepintas kelihatannya politik tetapi secara

tersembunyi sesungguhnya bermotif mendapatkan uang semata. Kedua, korupsi yang

bermotif ganda yakni korupsi yang secara lahiriah kelihatannya hanya bermotifkan

mendapatkan uang, tetapi sesungguhnya bermotif lain, yakni kepentingan politik. Penyebab

terjadinya korupsi antara lain adalah lemahnya pendidikan agama dan etika, kolonialisme,

kemiskinan, struktur pemerintahan, perubahan radikal dan tidak adanya sanksi yang keras.

Namun faktor utama dalam dinamika korupsi adalah keadaan moral dan intelektual para

pemimpin masyarakat.

Sebagai bentuk kesungguhan pemerintah terhadap pemberantasan korupsi,

Presiden telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan

Pemberantasan Korupsi, yang memuat 10 (sepuluh) Diktum Instruksi Umum yang wajib

dilaksanakan oleh semua Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah, serta 11 (sebelas) Instruksi

Khusus yang wajib dilaksanakan oleh beberapa instansi yang ditugasi secara khusus.

Seharusnya standarisasi pelayanan dilakukan dengan menyusun dan menetapkan standar

pelayanan secara transparan dan akuntabel, yakni penetapan persyaratan, penetapan

target waktu penyelesaian dan penetapan biaya yang harus dibayar khususnya pendaftaran

tanah oleh masyarakat. Sedangkan transparansi juga dilakukan melalui upaya

penyebarluasan informasi standar pelayanan tersebut melalui berbagai media yang dapat

diakses langsung oleh masyarakat. Dengan demikian masyarakat akan mengetahui secara

pasti persyaratan pelayanan, waktu penyelesaian dan jumlah biaya yang harus dikeluarkan

untuk mendapatkan pelayanan yang diinginkan. Hal ini dilakukan untuk menghapus

pungutan-pungutan liar dalam pemberian pelayanan kepada publik.

13

Page 14: Administrasi Pendaftaran Tanah

Dan pada intinya yang terjadi, Bahwa setiap pelayanan mengandung resiko

kecenderungan untuk penyimpangan maupun tindak pidana korupsi. Korupsi dengan

berbagai sifatnya dapat ditangkal melalui sistem pelayanan dan pengawasan yang efektif.

Kesimpulan

Pada dasarnya sistem yang diterapkan / digunakan dalam administrasi pendaftaran

diindonesia sangatlah bagus karena selalu berkembang menyesuaikan dengan kondisi dan

perubahan zaman serta mampu mengikuti tuntutan atas perubahan tersebut, disini cukup

terlihat jelas bahwa negara (pemerintah) selalu berupaya untuk dapat mengimbangi /

menyeimbangkan peraturan tentang pertanahan dengan tuntutan masyarakat yang

semakin mengerti dan memahami bahwa pertanahan itu bukan hanya sebatas terkait tanah

pertanian yang hanya bisa dipergunakan untuk bercocok tanam saja melainkan sangat luas

cakupannya seperti misalnya tanah dengan hak guna usaha, tanah dengan hak milik, tanah

dengan hak pakai, tanah dengan hak guna bangunan, dan lain sebagainya sehingga

dibutuhkan peraturan yang semakin luas pula, namun tak cukup hanya dengan sistem yang

bagus saja untuk tercapainya hasil yang maksimal serta proses yang sesuai dengan harapan

melainkan dibutuhkan kesadaran serta kedisiplinan yang tinggi baik dari pihak pelaksana

maupun masyarakat agar terjalinnya hubungan / koordinasi yang baik untuk secara

bersama-sama melaksanakan kegiatan pendaftaran tanah sehingga mampu tercapai hasil

yang maksimal didalam plaksanaan pendaftaran tanah tersebut. Dan kami rasa untuk dapat

menciptakan hal tersebut diperlukan sumber daya manusia yang berdaya guna dibidang

pertanahan itu sendiri, karena tak dapat dipungkiri sumber daya manusia merupakan salah

satu kunci dalam pelaksanaan tugas-tugas pertanahan.

Serta menurut kami strategi yang dapat dilakukan agar sistem administrasi pertanahan

diindonesia dapat menjadi lebih baik lagi adalah sebagai berikut :

Melengkapi kebutuhan sumber daya manusia sehingga tugas-tugas

pokok dan fungsi pejabat struktural dapat dilaksanakan secara

menyeluruh dan efektif,

Memperbanyak tenaga ahli dalam menjalankan sistem pelayanan

pertanahan dan administrasi pertanahan dengan mengadakan

14

Page 15: Administrasi Pendaftaran Tanah

pendidikan-pendidikan sebagai wujud kepedulian bagi kantor-kantor

pertanahan yang masih baru sehingga dengan timbulnya tenaga-

tenaga ahli baru maka sistem dapat berjalan dengan lebih baik lagi,

Melengkapi sarana dan prasarana dalam proses pelayanan

masyarakat, misalnya dengan memfasilitasi komputerisasi pada setiap

bagian/ petugas yang melaksanakan sistem pelayanan administrasi

pertanahan.

15