administrasi kependudukan.docx

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kependudukan sebenarnya merupakan basis utama dan fokus dari segala persoalan pembangunan. Hampir kegiatan pembangunan baik yang bersifat sektoral maupun lintas sektor terarah dan terkait dengan penduduk, atau dengan kata lain penduduk harus menjadi subyek sekaligus objek pembangunan. Kualitas penduduk yang baik akan melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang baik pula. Jumlah penduduk yang besar tetap akan berarti bila sebagian besar dari mereka mampu berkarya dan berpartisipasi dalam pembangunan. Sebaliknya jumlah penduduk yang besar akan menambah beban ekonomi dan pembangunan, bila tidak dapat diberdayakan secara baik. Gagasan menyusun suatu sistem administrasi yang menyangkut seluruh masalah kependudukan, yang meliputi pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan data-informasi kependudukan, patut menjadi perhatian untuk mewujudkannya. Karena sampai saat ini, peraturan perundang-undangan yang mendukungnya masih terpisah- pisah, berjalan sendiri-sendiri tanpa ada kaitan satu dengan lainnya. Perwujudan suatu sistem memang sangat didambakan oleh masyarakat. Bahkan sebagai ciri dari

Upload: taufik-akmal

Post on 24-Dec-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kependudukan sebenarnya merupakan basis utama dan fokus dari segala

persoalan pembangunan. Hampir kegiatan pembangunan baik yang bersifat

sektoral maupun lintas sektor terarah dan terkait dengan penduduk, atau dengan

kata lain penduduk harus menjadi subyek sekaligus objek pembangunan. Kualitas

penduduk yang baik akan melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang baik

pula. Jumlah penduduk yang besar tetap akan berarti bila sebagian besar dari

mereka mampu berkarya dan berpartisipasi dalam pembangunan. Sebaliknya

jumlah penduduk yang besar akan menambah beban ekonomi dan pembangunan,

bila tidak dapat diberdayakan secara baik.

Gagasan menyusun suatu sistem administrasi yang menyangkut seluruh

masalah kependudukan, yang meliputi pendaftaran penduduk, pencatatan sipil,

pengelolaan data-informasi kependudukan, patut menjadi perhatian untuk

mewujudkannya. Karena sampai saat ini, peraturan perundang-undangan yang

mendukungnya masih terpisah-pisah, berjalan sendiri-sendiri tanpa ada kaitan satu

dengan lainnya. Perwujudan suatu sistem memang sangat didambakan oleh

masyarakat. Bahkan sebagai ciri dari penyelenggaraan negara yang modern

khususnya bidang pelayanan masyarakat.

Sebagaimana diketahui bahwa kinerja pelayanan masyarakat di bidang

administrasi kependudukan terutama pelayanan yang menyentuh masyarakat

banyak seperti pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Keterangan

Keluarga, Akte Kelahiran, dan lain-lain, dewasa ini belum memuaskan. Masih

kurangnya kinerja pelayanan masyarakat tersebut dampaknya sangat besar

terutama terhadap bidang sosial dan ekonomi. Masyarakat pada era reformasi

sekarang ini semakin kritis dan semakin menyadari akan hak-haknya untuk

memperoleh pelayanan yang baik, sedangkan Pemerintah yang berkewajiban

memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat belum mampu memenuhi

tuntutan tersebut.

Page 2: ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN.docx

UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Adminduk)

dan Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan UU No.

23/2006 menjamin hak seorang/kelompok penganut Penghayat Kepercayaan

Terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk mendapatkan hak-hak administrasi

kependudukan seperti pencantuman kepercayaan dalam KTP, akta kelahiran,

perkawinan dan dokumen kematian yang dijamin dalam UU No. 23/2006 tentang

Adminduk. Ada juga payung hukum lain yakni Peraturan Presiden (Perpres) No.

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan

Catatan Sipil.

B. Rumusan Masalah

Dalam penulisan makalah ini, masalah-masalah yang akan kami bahas

antara lain :

1. Apa yang dimaksud dengan Administrasi Kependudukan dan Kewajiban

apakah yang dimiliki warganegara/ penduduk dalam sistem administrasi

kependudukan?

2. Jelaskan tentang administrasi kependudukan di Indonesia!

3. Apa yang dimaksud Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Bagaimana

tatacara penerbitan Kartu Tanda Penduduk (KTP) ?

4. Jelaskan mengenai SIAK (Sistem Informasi Administrasi Kependudukan)

Page 3: ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN.docx

BAB II

PERMASALAHAN

Administrasi Kependudukan merupakan suatu hal yang sangat urgen di

dalam kehidupan masyarakat saat ini. Kependudukan selalu bersentuhan dengan

setiap aktivitas kita diantaranya adalah saat pemilu legislatif, pemilu presiden,

pilkada, mengurus surat-surat kendaraan, mengurus surat-surat tanah, dan lain

sebagainya. Apabila kita akan berdomisili pada suatu wilayah maka kita musti

memiliki tanda domisili yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Masalah kependudukan memang sering menuai masalah, diantaranya

adalah masalah DPT (Daftar Pemilih Tetap) yang saat ini menjadi masalah yang

cukup njelimet di saat-saat pemilu seperti ini. Partai politik memanfaatkan situasi

ini untuk memanaskan suasana.

DPT (Daftar Pemilih Tetap) tentu sangat terkait dengan data

kependudukan, jika data kependudukan benar dan up to date maka DPT bukanlah

masalah. DPT itu hal yang sangat mudah, kita tinggal menscan Kartu Keluarga

dari masing-masing penduduk, maka kita akan mendapatkan DPT yang

terpercaya. Tentu hal ini perlu perhatian kita semua. Teknologi yang dibuat

dengan menghabiskan dana Trilyunan Rupiah mustinya dapat diimplementasikan

sehingga dapat menjawab masalah kependudukan.

Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam rangka menyusun Sistem

Informasi Kependudukan yang akurat, terpercaya dan up to date perlu

dioptimalkan. Dengan kemajuan teknologi saat ini tentu ini bukan lagi masalah

bagi Negara kita. Jika kita membuat sebuah sistem informasi terintegrasi maka

memungkinkan kita melakukan pengolahan data kependudukan secara cepat dan

akurat. Misalkan KPU membutuhkan data DPT maka langsung saja minta ke

Dinas Kependudukan untuk mendapatkan data terbaru. Tidak sulit, karena setiap

elemen saling mendukung.

No KTP kita dapat dijadikan sebagai no Unik untuk berbagai keperluan,

misalnya dalam mengurus pajak penghasilan, pajak kendaraan bermotor,

kepemilikan bangunan, dan lain sebagainya. Dengan mengintegrasikan data

Page 4: ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN.docx

secara nasional maka tidak akan terjadi seseorang yang memiliki KTP ganda.

Karena kita akan memiliki ID unik yang dapat digunakan di seluruh Indonesia.

Suatu saat kita pindah dari satu tempat ke tempat lain di Indonesia, kita

cukup mendaftarkan diri ke Dinas Kependudukan setempat. Kemudian dinas

Kependudukan setempat membuka database penduduk kita kemudian mengganti

alamat domisili maka data kependudukan kita langsung terupdate. Tentu saja hal

ini akan sangat efisien jika kita konsisten dalam melakukan implementasinya.

Gagasan menyusun suatu sistem administrasi yang menyangkut seluruh

masalah kependudukan, yang meliputi pendaftaran penduduk, pencatatan sipil,

pengelolaan data-informasi kependudukan, patut menjadi perhatian untuk

mewujudkannya. Karena sampai saat ini, peraturan perundang-undangan yang

mendukungnya masih terpisah-pisah, berjalan sendiri-sendiri tanpa ada kaitan satu

dengan lainnya. Perwujudan suatu sistem memang sangat didambakan oleh

masyarakat. Bahkan sebagai ciri dari penyelenggaraan negara yang modern

khususnya bidang pelayanan masyarakat.

Sejak kemerdekaan 57 tahun yang lalu, masalah administrasi

kependudukan masih dirasakan tumpah tindih, tidak ada keterkaitan dalam

administrasi antara keberadaan penduduk dengan kebutuhan lain yang sebetulanya

atas dasar kependudukan itu sendiri. Kebutuhan yang paling dekat adalah

pencatatan sipil, namun demikian belum ada yang secara otomatis dapat mengalir

datanya pada pendafataran penduduk.

Pengertian pendafataran penduduk dan pencatatan sipil adalah tidak dapat

disangkal bahwa sistem administrasi kependudukan merupakan sistem yang

mengatur seluruh administrasi yang menyangkut masalah kependudukan pada

umumnya. Dalam hal ini terkait tiga jenis pengadministrasian, yaitu pertama

pendaftaran penduduk, kedua pencatatan sipil, dan ketiga pengelolaan

informasinya. Ketiga sub sistem tersebut masing-masing memiliki pengertian dan

definisi yang mampu memberikan gambaran tentang seluruh kegiatannya.

Pencatatan penduduk artinya data-data sebagai penduduk yang dicatatkan.

Tetapi kalau “pencatatan sipil” artinya status sipilnya yang dicatatkan, karena

adanya perubahan pada diri seseorang. Misalnya pencatatan atas kelahiran, artinya

Page 5: ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN.docx

atas perubahan status sipilnya dari yang sebelumnya belum ada di dunia tetapi

karena akibat kelahirannya ia menjadi mempunyai status dan berhak atas hak

sipilnya. Demikian pula bagi pencatatan perkawinan adalah seseorang yang

karena perubahan status sipilnya dari lajan menjadi berstatus kawin yang

membawa akibat hukum karenanya. Sebaliknya pencatatan perceraian, ia merubah

status kawin menjadi status janda atau duda yang juga membawa akibat-akibat

hukum. Termasuk pencatatan kematian, akan membawa akibat dalam hubungan

hukum antara yang meninggal dunia dengan anak-anak, suami atau istri dengan

orang tua maupun saudara-saudaranya, dalam hal ini sering disebut-sebut sebagai

ahli warisnya yang akan menerima segala warisan baik yang positif maupun yang

negatif.

Dari urian tersebut di atas, jelas bahwa Keputusan Menteri Dalam Negeri

Nomor 54 Tahun 1999 telah menimbulkan kerancuan dan salah kaprah sampai

pada Peraturan-peraturan Daerah di beberapa daerah.

Pemakaian istilah “Catatan Sipil” sudah sejak ordonansi-ordonansi seperti

Staatsblad 1949 No. 25, atau Staatsblad 1917 No. 130 yo 1919 No. 18, atau

Staatsblad 1920 No. 751 yo 1927 No. 564, atau Staatsblad 1933 No. 75 yo 1936

No. 607. Terminologi “Catatan Sipil” adalah terminologi baku secara hukum

karena atas dasar pencatatan tersebut seseorang menjadi jelas status hak sipilnya.

Dalam Instruksi Presidium Kabinet No. 31/U/IN/12/1966, juga tetap

menggunakan istilah “Catatan Sipil”. Hal tersebut menandakan bahwa status

keperdataan seseorang yang dicatatkan pada Kantor Catatan Sipil, sebagai akibat

dari adanya status seseorang.

Page 6: ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN.docx

BAB III

PEMECAHAN MASALAH

A. Administrasi Kependudukan

Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan

penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui

pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi

kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan

pembangunan sektor lain.

Setiap penduduk WAJIB melaporkan peristiwa kependudukan dan

peristiwa penting yang dialaminya kepada instansi pelaksana. Sebab, setiap

kejadian/peristiwa penting yang dialami (seperti kelahiran, kematian, dan

perkawinan) akan membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan Kartu

Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), dan atau surat keterangan

kependudukan lain yang meliputi pindah datang, perubahan alamat, atau status

tinggal terbatas menjadi tinggal tetap.

Dokumen Kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh

Instansi Pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik

yang dihasilkan dari pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.

Dokumen Kependudukan pada dasarnya meliputi :

1. Biodata Pendudukan;

2. Kartu Keluarga (KK);

3. Kartu Tanda Penduduk (KTP);

4. Surat keterangan kependudukan;

5. Akta Pencatatan Sipil

Surat keterangan kependudukan meliputi surat-surat sebagai berikut:

1. Surat Keterangan Pindah;

2. Surat Keterangan Pindah Datang;

3. Surat Keterangan Pindah ke Luar Negeri;

4. Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri;

5. Surat Keterangan Tempat Tinggal;

Page 7: ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN.docx

6. Surat Keterangan Kelahiran;

7. Surat Keterangan Lahir Mati.

8. Surat Keterangan Pembatalan Perkawinan;

9. Surat Keterangan Pembatalan Perceraian;

10. Surat Keterangan Kematian;

11. Surat Keterangan Pengangkatan Anak;

12. Surat Keterangan Pelepasan Kewarganegaraan Indonesia;

13. Surat Keterangan Pengganti Tanda Identitas; dan

14. Surat Keterangan Pencatatan Sipil.

Pelayanan pencatatan sipil meliputi pencatatan peristiwa penting, yaitu:

1. Kelahiran;

2. Kematian;

3. Lahir mati;

4. Perkawinan;

5. perceraian;

6. Pengakuan anak;

7. Pengesahan anak;

8. Pengangkatan anak;

9. Perubahan nama;

10. Perubahan status kewarganegaraan;

11. Pembatalan perkawinan;

12. Pembatalan perceraian; dan

13. Peristiwa penting lainnya.

B. Administrasi Kependudukan di Indonesia

Indonesia merupakan negara yang besar dalam hal jumlah penduduk,

berdasarkan data populasi penduduk pada tahun 2005, jumlah penduduk Indonesia

sekitar 241.973.879 jiwa dengan jumlah tersebut, berarti Indonesia merupakan

negara terbesar keempat di dunia dalam hal jumlah penduduk setelah Republik

Rakyat Cina dengan 1.306.313.802 jiwa, India 1.080.264.388 jiwa, Amerika

Page 8: ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN.docx

Serikat 295.734.134 jiwa, (wikipedia, 2005). Data dimaksud sudah termasuk

penduduk Indonesia yang berdomisili di luar negeri.

Dengan jumlah penduduk yang besar seperti ini, Indonesia tentunya

membutuhkan administrasi kependudukan yang terorganisir dari pusat hingga ke

daerah. Administrasi kependudukan dimaksud menyangkut seluruh masalah

kependudukan, yang meliputi pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, dan

pengelolaan data informasi kependudukan.

Administrasi Kependudukan menjadi semakin penting karena selalu

bersentuhan dengan setiap aktivitas kehidupan di Indonesia. diantaranya adalah

saat pemilu legislatif, pemilu presiden, pemilu kepala daerah, mengurus surat-

surat kendaraan, mengurus surat-surat tanah, dan lain sebagainya. Apabila kita

akan berdomisili pada suatu wilayah maka kita harus memiliki tanda domisili

yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Terkait dengan hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan

kependudukan melalui Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 tentang Administrasi Kependudukan. Dalam kebijakan ini, yang dimaksud

dengan administrasi kependudukan adalah kegiatan penataan dan penertiban

dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui Pendaftaran

Penduduk, Pencatatan Sipil, Pengelolaan informasi Administrasi Kependudukan

serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor

lain.

Sesuai dengan kebijakan tersebut, Pemerintah berkewajiban dan

bertanggung jawab menyelenggarakan Administrasi Kependudukan secara

nasional, yang dilakukan oleh Menteri dalam negeri, dengan kewenangan

meliputi:

a. koordinasi antarinstansi dalam urusan Administrasi Kependudukan;

b. penetapan sistem, pedoman, dan standar pelaksanaan Administrasi

Kependudukan;

c. sosialisasi Administrasi Kependudukan;

d. pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan urusan

Administrasi Kependudukan;

Page 9: ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN.docx

e. pengelolaan dan penyajian Data Kependudukan berskala nasional: dan

f. pencetakan, penerbitan, dan distribusi blangko Dokumen Kependudukan.

Menteri Dalam Negeri merupakan pihak yang bertanggung jawab dalam

hal penanganan masalah administrasi kependudukan di Indonesia.

Surat Keputusan Menteri Dalam Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk. Dalam kebijakan ini disebutkan bahwa

pendaftaran penduduk adalah kegiatan pendaftaran dan atau pencatatan data

penduduk beserta perubahannya, perkawinan, perceraian, kematian, dan mutasi

penduduk, penerbitan nomor induk kependudukan, nomor induk kependudukan

sementara, kartu keluarga, kartu tanda penduduk dan akta pencatatan penduduk

serta pengelolaan data penduduk dan penyuluhan.

Pentingnya administrasi kependudukan Mengingat akan sangat pentingnya

administrasi kependudukan serta dokumen-dokumen akta Catatan Sipil, maka

Pemerintah Daerah Kabupaten Dairi pada tahun 2008 membentuklah Kantor

Kependudukan, Catatan Sipil dan KB berdasarakan Peraturan Bupati Dairi Nomor

05 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat

DPRD, Kantor Kecamatan, Dinas dan Lembaga Teknis Lainnya.

C. Kartu Tanda Penduduk (KTP)

KTP adalah nama resmi kartu identitas seseorang di Indonesia yang

diperoleh setelah seseorang berusia di atas 17 tahun. KTP berlaku selama lima

tahun dan tanggal berakhirnya disesuaikan dengan tanggal dan bulan kelahiran

yang bersangkutan. Khusus warga yang telah berusia 60 tahun dan ke atas,

mendapat KTP seumur hidup yang tidak perlu diperpanjang setiap lima tahun

sekali. KTP berisi informasi mengenai sang pemilik kartu, meliputi nama lengkap,

Nomor Induk Kependudukan (NIK.), alamat, tempat dan tanggal lahir, agama,

golongan darah, kewarganegaraan, foto, tanda tangan atau cap jempol. Setiap

Penduduk yaitu Warga Negara Indonesia (WNI) dan Orang Asing yang memiliki

Izin Tinggal Tetap yang telah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau telah kawin

atau pernah kawin wajib memiliki KTP.

Page 10: ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN.docx

Penerbitan KTP bagi WNI dilaksanakan di desa/kelurahan, kecamatan atau

unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di

kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan yang didelegasikan kepada pejabat

yang bersangkutan. Sementara bagi penduduk Orang Asing Tinggal Tetap,

pelayanan KTP dilakukan oleh unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk

dan pencatatan sipil di kabupaten/kota.

Untuk memperoleh Kartu Tanda Penduduk (KTP) baru harus melengkapi

syarat-syarat berikut :

1. Surat Pengantar dari RT/RW

2. Foto Copy Kartu Keluarga

3. Pas Foto terbaru berukuran 2 x 3 cm sebanyak 3 lembar

4. SKPPB bagi pendatang baru dari luar DKI Jakarta

5. Foto copy Akta Kelahiran

6. SKPPT bagi WNA

7. Bukti Pembayaran Keterlambatan Pembuatan KTP

Sedangkan Untuk memperpanjang Kartu Tanda Penduduk yang sudah habis masa

berlakunya harus melengkapi syarat-syarat berikut :

1. KTP lama yang sudah habis masa berlakunya

2. Fotocopy Kartu Keluarga

3. Pas foto 2 x 3 cm sebanyak 3 lembar

4. Surat Keterangan lapor kehilangan KTP dari Kepolisian bagi yang kehilangan

KTP

5. Bukti Pembayaran Keterlambatan Perpanjangan KTP

Untuk KTP yang hilang atau rusak, dapat dimohonkan KTP Pengganti, dengan

membawa :

1. bagi pemohon KTP yang rusak, bukti KTP lama yang rusak;

2. bagi pemohon yang kehilangan KTP, Surat Keterangan Kehilangan KTP dari

Kepolisian;

3. menunjukkan KK

D. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

Page 11: ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN.docx

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). SIAK adalah

sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

memfasilitasi pengelolaan informasi Administrasi Kependudukan di tingkat

Penyelenggara dan Instansi Pelaksana sebagai satu kesatuan.

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dimaksudkan untuk:

terselenggaranya Administrasi Kependudukan dalam skala nasional yang

terpadu dan tertib;

terselenggaranya Administrasi Kependudukan yang bersifat universal,

permanen, wajib, dan berkelanjutan;

terpenuhinya hak Penduduk di bidang Administrasi Kependudukan dengan

pelayanan yang profesional; dan

tersedianya data dan informasi secara nasional mengenai Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil pada berbagai tingkatan secara akurat, lengkap, mutakhir,

dan mudah diakses sehingga menjadi acuan bagi perumusan kebijakan dan

pembangunan pada umumnya.

Page 12: ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN.docx

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Gagasan menyusun

suatu sistem administrasi yang menyangkut seluruh masalah kependudukan, yang

meliputi pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan data-informasi

kependudukan, patut menjadi perhatian untuk mewujudkannya. Karena sampai

saat ini, peraturan perundang-undangan yang mendukungnya masih terpisah-

pisah, berjalan sendiri-sendiri tanpa ada kaitan satu dengan lainnya. Perwujudan

suatu sistem memang sangat didambakan oleh masyarakat. Bahkan sebagai ciri

dari penyelenggaraan negara yang modern khususnya bidang pelayanan

masyarakat.

Administrasi Kependudukan merupakan suatu hal yang sangat urgen di

dalam kehidupan masyarakat saat ini. Kependudukan selalu bersentuhan dengan

setiap aktivitas kita diantaranya adalah saat pemilu legislatif, pemilu presiden,

pilkada, mengurus surat-surat kendaraan, mengurus surat-surat tanah, dan lain

sebagainya. Apabila kita akan berdomisili pada suatu wilayah maka kita musti

memiliki tanda domisili yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Setiap penduduk WAJIB melaporkan peristiwa kependudukan dan

peristiwa penting yang dialaminya kepada instansi pelaksana. Sebab, setiap

kejadian/peristiwa penting yang dialami (seperti kelahiran, kematian, dan

perkawinan) akan membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan Kartu

Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), dan atau surat keterangan

kependudukan lain yang meliputi pindah datang, perubahan alamat, atau status

tinggal terbatas menjadi tinggal tetap.

Page 13: ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN.docx

B. Saran

Perkembangan teknologi seharusnya dapat dimanfaatkan untuk

memperbaiki pelayanan publik yang selama ini dirasa masih sangat kurang.

Metode adminduk yang canggih, berwawasan jauh ke depan, terintegrasi dari

tingkat Pusat sampai Desa/Kelurahan merupakan kebutuhan yang harus dicukupi

oleh Pemerintah sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam pelayanan publik.

Oleh karena itu saran yang dapat saya berikan yaitu agar Pemerintah lebih

meningkatkan kualitas adminduk di Indonesia.

Page 14: ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN.docx

DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. Fatchur Rodji, M.SI dkk. 2010. Modul Perkuliahan Administrasi

Kependudukan. Jatinangor. IPDN

UU No.23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan

PP No.37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan UU No.23 Tahun 2006

Website Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi DKI Jakarta