administr as i

6
Administrasi: Kabupaten Minahasa Utara merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Minahasa, terbentuk berdasarkan Undang-Undang No. 33 tahun 2003 dan diresmikan pada tanggal 7 Januari 2004, dengan Airmadidi sebagai ibukota kabupaten. Luas wilayah Kabupaten Minahasa Utara adalah sekitar 1.059.244 km2 (luas daratan) dan 1.261 km2 (luas lautan) dengan garis pantai sepanjang 292,20 km, memiliki pulau sebanyak 46 buah dan 1 pulau terluar yaitu Pulau Mantehage. Gambaran umum wilayah Kabupaten Minahasa Utara adalah sebagai berikut : GEOGRAFIS Secara geografis Kabupaten Minahasa Utara terletak pada 10 17’ 51,93” LU – 10 56’ 41,03” LU dan 12 40 40’ 38,39” BT - 1250 5’ 15,53” BT dengan batas-batas sebagai berikut : Sebelah Utara : Laut Sulawesi dan Kabupaten Kepulauan Sitaro Sebelah Timur : Laut Maluku dan Kota Bitung Sebelah Barat : Laut Sulawesi dan Kota Manado Sebelah Selatan : Kabupaten Minahasa Jumlah Pulau 46 dengan 5 pulau berpenghuni (14 desa). Karakter topografi hampir sama untuk semua wilayah kecamatan, yaitu dikategorikan datar, landai dan bergelombang. Wilayah dengan kemiringan tanah antara 0 – 30 adalah sekitar 30,49 persen, antara 30 – 150 adalah sekitar 43,42 persen, antara 150 – 45 adalah sekitar 19,66 persen, dan sisanya yaitu

Upload: hendrik-sorondanya

Post on 17-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Administrasi: Kabupaten Minahasa Utara merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Minahasa, terbentuk berdasarkan Undang-Undang No. 33 tahun 2003 dan diresmikan pada tanggal 7 Januari 2004, dengan Airmadidi sebagai ibukota kabupaten. Luas wilayah Kabupaten Minahasa Utara adalah sekitar 1.059.244 km2 (luas daratan) dan 1.261 km2 (luas lautan) dengan garis pantai sepanjang 292,20 km, memiliki pulau sebanyak 46 buah dan 1 pulau terluar yaitu Pulau Mantehage. Gambaran umum wilayah Kabupaten Minahasa Utara adalah sebagai berikut :

GEOGRAFISSecara geografis Kabupaten Minahasa Utara terletak pada 10 17 51,93 LU 10 56 41,03 LU dan 12 40 40 38,39 BT - 1250 5 15,53 BT dengan batas-batas sebagai berikut : Sebelah Utara : Laut Sulawesi dan Kabupaten Kepulauan Sitaro Sebelah Timur : Laut Maluku dan Kota Bitung Sebelah Barat : Laut Sulawesi dan Kota Manado Sebelah Selatan : Kabupaten Minahasa

Jumlah Pulau 46 dengan 5 pulau berpenghuni (14 desa).

Karakter topografi hampir sama untuk semua wilayah kecamatan, yaitu dikategorikan datar, landai dan bergelombang. Wilayah dengan kemiringan tanah antara 0 30 adalah sekitar 30,49 persen, antara 30 150 adalah sekitar 43,42 persen, antara 150 45 adalah sekitar 19,66 persen, dan sisanya yaitu kemiringan lebih dari 450 adalah sekitar 6,43 persen. Kedalaman efektif tanah rata-rata 0 3 m, PH tanah rata-rata 6,0 sampai 8,0 dengan tekstur tanah yang bervariasi dari liat (alluvial), liat berpasir (latosol), liat berlempung (meditrean) dan lempung berpasir (regosol). Bagian paling utara dan bagian paling selatan Kabupaten Minahasa Utara terdiri dari pegunungan dan bukit-bukit diselingi oleh lembah di bagian tengah yang membentuk daratan. Berikut ini beberapa gunung yang terdapat di daerah Kabupaten Minahasa Utara :

Pulau Bangka secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara.

Sumber Bahan Presentasi PT MMP: Luas pulau Bangka adalah 4.800 Ha 3 desa yaitu desa Linuhu, desa Libas, dan desa KahukuJumlah penduduk 2800 jiwa tahun 2013 atau kurang lebih 750 kk Mata pencaharian utama nya adalah petani dan nelayan

Secara umum keadaan topografi Pulau Bangka merupakan pulau yang berbukit-bukit. Di beberapa bagian Pulau Bangka memiliki topografi yang beragam yaitu landai, berpantai pasir putih dan bermangrove. Sedangkan di sisi lainnya memiliki topografi tebing yang cukup terjal dan berbatu. Di bukit-bukit Pulau Bangka ditumbuhi oleh semak-semak yang dari kejauhan menyerupai areal persawahan.

Sumber RZ:Kawasan rawan gelombang pasang/tsunami, adalah kawasan di pesisir pantai yang mengalami hempasan gelombang laut yang besar dan kawasan ini berada di Pulau Mantehage dan sekitarnya , Pulau Naen dan sekitarnya , Pulau Talise dan sekitarnya, Pulau Gangga dan sekitarnya, Pulau Bangka dan sekitarnya, Pesisir Pantai Kecamatan Wori, Kecamatan Likupang Barat, Kecamatan Likupang Timur dan Kecamatan Kema. Luas keseluruhan kawasan rawan gelombang pasang/tsunami kurang lebih 2.339 Ha ;

AKSESIBILITASAksesibilitas menuju Pulau Bangka dapat dikatakan cukup mudah karena letaknya yang dekat dengan Pelabuhan Likupang Timur di Minahasa Utara. Dari kota Manado ke Pelabuhan Likupang Timur dapat ditempuh melalui perjalanan darat dengan menggunakan mobil selama 1,5 jam. Dari Pelabuhan Likupang Timur perjalanan menuju Pulau Bangka dapat menggunakan taksi perahu yang beroperasi setiap hari. Waktu yang ditempuh untuk dapat sampai ke Pulau Raam dari Pelabuhan Likupang Timur berkisar 30 45 menit.

SARANA DAN PRASARANAPulau Bangka merupakan pulau yang cukup besar dan terdiri dari tiga desa yang letaknya berjauhan yaitu Desa Lihunu, Desa Kahuku, dan Desa Libas.

SUMBER DAYA ALAMMangroveMangrove yang terdapat di Pulau Bangka tumbuh cukup lebat dengan kondisi yang baik. Mangrove ini terdapat di beberapa bagian sisi pulau. Jenis mangrove yang dominan berada di Pulau Bangka adalah mangrove dari family Rhizophoraceae dan Avicenniacea. Jenis-jenis mangrove yang termasuk dalam family Rhizophoraceae antara lain Rhizophora sp. Sedangkan yang termasuk dalam jenis Avicenniacea adalah Avicennia marina.

Potensi Perikanan dan KelautanPotensi perikanan yang berkembang di Pulau Bangka adalah perikanan tangkap. Nelayan Pulau Bangka melakukan penangkapan ikan di perairan sekitar Pulau Bangka. Kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh penduduk di Desa Lihunu pada umumnya dengan menggunakan alat tangkap jaring/jala, insang, pancing bermata dua, panah, bagan, dan trawl. Jenis armada yang digunakan nelayan Desa Lihunu pada umumnya adalah perahu katinting, perahu dayung, dan perahu motor. Dalam melakukan penangkapan ikan, para nelayan tidak pernah menggunakan bom ikan atau potassium.

Nelayan Desa Kahuku dalam kegiatan penangkapan ikan menggunakan alat tangkap jaring, pancing, igi dan rumpon. Jenis armada yang digunakan adalah perahu dayung, perahu katinting, perahu motor 5,5GT. Sedangkan nelayan Desa Libas menggunakan alat tangkap jaring, armada perahu dan perahu motor dalam kegiatan penangkapan ikan.Hasil tangkapan ikan yang diperoleh para nelayan Pulau Bangka dijual ke pengumpul yang biasa datang ke desa-desa atau langsung menjual hasil tangkapannya ke TPI Pelabuhan Perikanan Likupang.Penduduk Pulau Bangka tidak melakukan kegiatan budidaya rumput laut. Di Desa Lihunu terdapat keramba yang digunakan untuk budidaya lobster. Selain itu juga terdapat bagan yang digunakan untuk budidaya ikan teri dan kerapu. Ikan teri ini biasanya diolah lagi oleh masyarakat untuk dijadikan ikan asin.

Potensi PariwisataPulau Bangka memiliki potensi pariwisata bahari yang sangat besar. Selain memiliki pantai putih yang masih alami, terumbu karang di Pulau Bangka juga indah, memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan belum mengalami kerusakan.

Kondisi Ekonomi Sosial dan BudayaMata pencaharian penduduk Desa Lihunu sebagian besar adalah nelayan. Sedangkan penduduk yang lain bermatapencaharian sebagai petani ladang, berkebun, dan berdagang. Warga Desa Kahuku mempunyai mata pencaharian nelayan sebesar 76 % sedangkan sisanya sebagai PNS, guru, ibu rumah tangga. Sedangkan penduduk Desa Libas mayoritas bermatapencaharian sebagai nelayan.

Kondisi rumah penduduk di ketiga desa pada umumnya dapat digolongkan sebagai rumah permanen (dinding terbuat dari batu bata, atap terbuat dari seng dan lantai terbuat dari keramik). Akan tetapi ada juga sebagian rumah penduduk yang masih semi permanen. Latar belakang suku penduduk di Pulau Bangka didominasi oleh Suku Sangir, Siau dan Minahasa. Makanan pokok masyarakat di Pulau Bangka adalah singkong.(sumber: https://pulaupulaukecil.wordpress.com/2011/12/10/pulau-bangka/)