admin.ebimta.com · web viewpendidikan guru sekolah dasar fakultas keguruan dan ilmu pendidikan...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
ANALISIS KARAKTER KEDISIPLINAN BELAJAR ANAK SD DI MASA
PEMBELAJARAN DARING TERHADAP PRESTASI BELAJAR
(STUDI KASUS DI DESA MURYOLOBO)
Oleh
FITROTUN NISA
201733148
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2021
i
ii
ANALISIS KARAKTER KEDISIPLINAN BELAJAR ANAK SD DI MASA
PEMBELAJARAN DARING TERHADAP PRESTASI BELAJAR
(STUDI KASUS DI DESA MURYOLOBO)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muria Kudus untuk Memenuhi Salah Satu
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
FITROTUN NISA
201733148
PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2021
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Ketika saya mengatakan saya melakukan sesuatu, saya akan melakukannya, saya
tidak peduli apa yang anda pikirkan karena saya melakukan ini untuk saya
(Fitrotun Nisa).
PERSEMBAHAN
Puji syukur atas segala rahmat dan kemudahan yang telah Allah SWT berikan
sehingga penelitian dan pengembangan pada tugas akhir ini dapat terselesaikan.
Skripsi ini peneliti persembahkan kepada :
1.Diri sendiri, sebagai bentuk pembuktian bahwa saya mampu menyelesaikan
tanggung jawab terberat ditingkat akhir strata satu ini dengan baik sekaligus
bentuk kecintaan terhadap diri sendiri bahwa perlunya apresiasi diri agar selalu
bersemangat untuk terus berproses dan terus belajar sebagai bentuk usaha
dalam meningkatkan potensi serta kualitas diri untuk menjadi pribadi yang
lebih baik.
2.Kedua orang tua (Bapak Nasrikan dan Ibu Hartatik juga Budhe Sarti) yang
senantiasa memberikan bimbingan, dukungan, doa dan kasih sayang yang
begitu tulus serta selalu memberikan yang terbaik untuk peneliti.
3.Bapak/Ibu dosen Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Muria Kudus, terutama dosen pembimbing saya yang telah membimbing dan
memberikan pengarahan sepenuh hati.
4.Teman-teman Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkatan 2017 yang senantiasa
bersedia saling mengingatkan, membantu dan memberikan sumbangsih baik
ilmu maupun semangat untuk menuntaskan kewajiban tugas akhir dijenjang
strata satu ini.
5.Teruntuk jodohku yang namanya sudah tertulis dilaukhil makhfudz, semoga kita
segera dipertemukan dari jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.
6.Bapak/Ibu Guru, Karyawan, Staf dan Peserta Didik SDN 2 Muryolobo yang
telah memberikan ijin peneliti untuk melakukan penelitian di SD 2 Muryolobo.
Ucapan terimakasih atas segala informasi, apresiasi, motivasi serta kesediaan
yang telah diberikan.
iv
7.Terimakasih Almamater, Perpus PGSD yang selalu memberikan kenyamanan
serta kampus tercinta Universitas Muria Kudus.
Jepara, 21 April 2021
Peneliti,
Fitrotun Nisa
NIM.20173314
v
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi dengan judul Analisis Karakter Kedisiplinan Belajar Anak SD di
Masa Pembelajaran Daring Terhadap Prestasi Belajar (Studi Kasus di Desa
Muryolobo) oleh Fitrotun Nisa NIM 201733148 Progam Studi Guru Sekolah
Dasar Universitas Muria Kudus telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.
Kudus, 2021
Pembimbing 1
Dr. Irfai Fathurohman, S.Pd., M.Pd.NIDN. 0718058501
Pembimbing II
Deka Setiawan, S.Pd., M.PdNIDN. 0617088403
Mengetahui
Ka. Prodi PGSD
Imaniar Purbasari, S.Pd.,M.Pd
NIDN.0619128801
vi
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi oleh Fitrotun Nisa NIM 201733148 ini telah dipertahankan di
depan Tim Penguji sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Guru Sekolah Dasar.
Kudus,
Tim Penguji
Dr.Irfai Fathurohman, S.Pd., M.Pd. (Ketua)
NIDN.0718058501
Deka Setiawan, S.Pd., M.Pd. (Anggota)
NIDN.0617088403
Enak , S.Pd., M.Pd (Anggota)
NIDN.
Enak (Anggota)
NIDN.
Mengetahui,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dekan,
Drs. Sucipto, M.Pd.,Kons
NIDN.
vii
PRAKATA
Alhamdulilah, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang
senantiasa melimpahkan segala rahmat, taufik, dan karunianya, sehingga peneliti
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Karakter Kedisiplinan
Belajar Anak SD di Masa Pembelajaran Daring Terhadap Prestasi Belajar
(Studi Kasus di Desa Muryolobo)”. Peneliti menyadari bahwasannya tanpa
bantuan, bimbingan dan dorongan dari semua pihak, peneliti tidak mampu
menyelesaikan skripsi dengan baik, olehg karena itu pada kesempatan ini peneliti
mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak sebagai berikut:
1. Prof. Dr. Ir. Darsono, M.,Si, Selaku Rektor Universitas Muria Kudus.
2. Dr. Selamet Utomo, M.,Pd, Selaku Ketua Progam Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria
Kudus.
3. Imaniar Purbasari
viii
ABSTRAK
Nisa, Fitrotun. 2021. Analisis Karakter Kedisiplinan Belajar Anak SD di Masa Pembelajaran Daring Terhadap Prestasi Belajar. Proposal Skripsi. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Muria Kudus. Dosen Pembimbing (1) Dr. Irfai Fathurohman, S.Pd.,M.Pd. (II) Deka Setiawan, S.Pd., M.Pd.
Kata Kunci: Karakter Kedisiplinan Belajar, Pembelajaran Daring, Prestasi Belajar.
Penelitian ini bertujuan (1) untuk menganalisa karakter kedisiplian belajar anak SD dimasa pembelajaran daring; (2) serta menganalisa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak SD di masa pembelajaran daring. Manfaat pada penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan mengenai karakter kedisiplinan belajar anak SD dimasa pembelajaran daring terhadap prestasi belajarnya.
Penelitian ini membahas tentang karakter kedisiplinan belajar anak SD dimasa pembelajaran daring terhadap prestasi belajarnya. Kedisiplinan belajar anak di masa daring ini sangat diperlukan karena kedisiplinan belajar adalah keadaan sikap atau perilaku yang sesuai dengan aturan untuk belajar sehingga dapat mencapai tujuan. Anak belajar di rumah dimasa pembelajaran daring ini diharapkan memperoleh prestasi belajar yang baik. Jika menginginkan prestasi belajar yang baik harus mempunyai karakter disiplin belajar yang baik pula.
Pembelajaran daring merupakan suatu bentuk pembelajaran dimana peserta didik dan pendidik terpisah jarak. Untuk menghubungkan keduanya antara guru dan peserta didik memerlukan penggunaan teknologi internet agar dapat mudah mengakses berbagai materi pembelajaran yang diperlukan.
Prestasi Belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. Nilai tersebut bisa dilihat dan diambil dari sisi kognitif, afektif dan psikomotorik. Prestasi belajar sebagai hasil kegiatan usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang telah dicapai oleh setiap siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang akan dilaksanakan di Desa Muryolobo Kec. Nalumsari Kab. Jepara dengan subjek 9 siswa usia sekolah dasar dan 1 wali kelas V sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Pengecekan keabsahan data menggunakan kreadibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas. Data analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis milik Milles dan Huberman yaitu koleksi data, reduksi data, penyampaian data dan penarikan kesimpulan.
ix
ABSTRAK INGGRIS
x
DAFTAR ISI
SAMPUL...............................................................................................................i
PERSETUJUAN PEMBIMBING.........................................................................ii
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI.........................iii
ABSTRAK............................................................................................................iv
DAFTARISI........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian.........................................................................7
1.6 Definisi Operasional..................................................................................7
BAB II KAJIAN PUSTAKA................................................................................10
2.1 Konsep Teoritik..........................................................................................10
2.2 Penelitian Relevan......................................................................................33
2.3 Kerangka Teori...........................................................................................35
2.4 Kerangka Berpikir......................................................................................37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................39
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................39
3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian.................................................................40
3.3 Peranan Penelitian......................................................................................41
3.4 Data dan Sumber Data................................................................................41
3.5 Pengumpulan Data......................................................................................43
3.6 Keabsahan Data..........................................................................................44
3.7 Analisis Data...............................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................49
LAMPIRAN..........................................................................................................53
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.3 Kerangka Teori..............................................................................................35
2.4 Kerangka Berpikir.........................................................................................37
3.7 Komponen Analisis Data Miles dan Huberman............................................47
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tahun 2020/2021..........................................
2. Kisi-kisi Observasi Siswa...............................................................................55
3. Lembar Observasi Siswa................................................................................57
4. Pedoman Observasi Siswa..............................................................................60
5. Kisi-kisi Wawancara Siswa............................................................................64
6. Lembar Wawancara Siswa Saat Penelitian....................................................65
7. Kisi-kisi Wawancara Orang Tua....................................................................67
8. Lembar Wawancara Orang Tua.....................................................................69
9. Kisi-kisi Lembar Wawancara Guru.............................................................
10. Lembar Wawancara Guru...........................................................................
11. Lembar Identitas Siswa saat Penelitian.........................................................
12. Lembar Prestasi Belajar Siswa saat Penelitian...........................................
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dunia saat ini sedang marak-maraknya wabah coronavirus. Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Kurniati (2020:242) penyebaran
coronavirus ini ditemukan pertama kali pada tanggal 2 Maret 2020 di Indonesia,
dan hal ini disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo, terhitung dari
beberapa Negara juga sudah banyak orang terinfeksi dari penyebaran virus corona
atau coronavirus. Kompas, 28/03/2020 mengatakan dampak virus COVID-19
terjadi diberbagai bidang seperti bidang sosial, ekonomi, pariwisata dan
pendidikan.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk memutus mata rantai
penyebaran virus ini, diantaranya adalah dengan mengeluarkan PP Nomor 21
tahun 2020 tentang pembatasan sosial berskala besar dalam rangka percepatan
penanganan COVID-19 yang berakibat pada berbagai aktivitas termasuk
diantaranya sekolah. Sementara itu aktivitas belajar dari rumah (BDR) secara
resmi dikeluarkan melalui Surat Edaran Mendikbud Nomor
36962/MPK.A/HK/2020 tentang pembelajaran secara daring dan bekerja dari
rumah dalam rangka pencegahan penyebaran Corona Virus Disease (COVID-
19). Kememdikbud (2020) dalam kebijakan ini memaksa guru dan siswa untuk
tetap bekerja dan belajar dari rumah dari jenjang PAUD sampai Perguruan Tinggi.
Gubernur Jawa Tengah juga menetapkan status keadaan darurat bencana
wabah virus corona (Covid-19) di Jawa Tengah yang tertuang dalam SK
Gubernur Nomor 400/27/hukham, tanggal 13 Maret 2020. Siswa dapat belajar di
rumah demi keamanan dan kesehatannya. Virus ini memaksa kehidupan sosial
berubah, termasuk metode pembelajaran konvensional, yaitu tatap muka di kelas
antara guru dengan murid atau dosen dengan mahasiswa. Proses pembelajaran
diskusi, Tanya jawab, dan bimbingan semua berlangsung tatap muka, sekarang ini
harus mengubah diri kepada metode belajar dalam jaringan atau disingkat daring
1
(pembelajaran online). Melalui pembelajaran daring/jarak jauh memberikan
pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa.
Dewi (2020:56) pembelajaran daring merupakan pemanfaatan jaringan
internet dalam proses pembelajaran. Pembelajaran daring sendiri dapat dipahami
sebagai pendidikan formal yang diselenggarakan oleh sekolah dasar yang peserta
didik dan instrukturnya (guru) berada di lokasi terpisah sehingga memerlukan
sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai
sumber daya yang diperlukan didalamnya. Pembelajaran daring membutuhkan
teknologi, dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat di zaman ini
pembelajaran yang seharusnya ada di dalam kelas dapat diakses di rumah maupun
dilingkungan sekitarnya. Siswa menjadi memiliki keleluasaan waktu belajar,
dapat belajar kapanpun dan dimanapun. Siswa dapat berinteraksi dengan guru
menggunakan beberapa aplikasi seperti telepon atau live chat maupun melalui
whatsapp group.
Adanya aplikasi tersebut menjadi keuntungan bagi guru. Salah satunya
dalam pemberian tugas dan penjelasan materi pembelajaran lebih mudah dan
cepat diterima oleh siswa. Tetapi sebaliknya bagi siswa, ketika pemberian tugas
sekolah melalui teknologi digital di masa pembelajaran daring bertambah lebih
banyak, sehingga menjadikan siswa kurang faham dalam memahami materi yang
diberikan. Guru perlu menggunakan media pembelajaran yang efektif dalam
pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik yang dimiliki siswanya.
Sebagaimana yang diungkapkan Dewi (2020:56), tidak semua siswa akan sukses
saat pembelajaran daring, ini dikarenakan faktor lingkungan belajar dan
karakteristik siswa. Pemantauan dan pendampingan dari guru serta pengawasan
dari orang tua sangat dibutuhkan bagi siswa, agar para siswa mempunyai sikap
disiplin belajar jika ada yang mengawasi. Maka dari itu guru dan orang tua siswa
menjadi peranan penting dalam pembentukan perilaku anak yang sesuai dengan
nilai karakter saat belajar.
Salah satu nilai karakter yang perlu dimiliki siswa saat pembelajaran
daring yaitu kedisiplinan belajar. Arisna dkk, (2012:26) disiplin sebagai upaya
mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam
mengambangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib
2
berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya. Karakter
disiplin harus dimiliki oleh setiap siswa, dengan memilki karakter disiplin siswa
akan terbiasa mengikuti, mematuhi aturan yang berlaku dan menjadi kebiasaan
yang lama-kelamaan akan membiasakan dirinya dalam membangun kepribadian
yang lebih baik.
Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam keadaan sadar.
Nurdiani (2013:88), Kegiatan belajar akan terjadi sepanjang manusia itu masih
memenuhi kebutuhannya. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan
adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar
dapat ditunjukkan dari berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman,
sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan dan kemampuannya yang ada
pada individu yang belajar. Belajar sudah dimulai sejak lahir dan akan
berlangsung secara terus menerus hingga akhir hayat. Belajar mempunyai banyak
keuntungan baik bagi individu itu sendiri maupun bagi masyarakat agar dapat
meningkatkan mutu pendidikan dalam Negeri.
Mutu pendidikan tidak akan lepas dari kegiatan belajar. Hasil kegiatan
belajar yang diharapkan adalah prestasi belajar yang baik. Setiap orang pasti
mendambakan prestasi belajar yang tinggi, baik orang tua, siswa, maupun guru.
Syafi’i, dkk (2018:116) prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai
setelah melalui proses kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar dapat
ditunjukkan melalui nilai yang diberikan oleh seorang guru dari jumlah bidang
studi yang telah dipelajari oleh siswa. Setiap kegiatan pembelajaran tentunya
selalu mengharapkan akan menghasilkan pembelajaran yang maksimal. Dalam
proses pencapainnya, prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Diantaranya yaitu faktor internal (dari dalam siswa) dan faktor eksternal (dari luar
siswa). Faktor siswa atau factor internal menjadi peranan penting dalam mencapai
prestasi belajar yang baik, siswa perlu memiliki karakter disiplin belajar yang baik
agar bisa meningkatkan prestasi belajarnya.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa jika menginginkan prestasi
belajar maksimal yang harus dilakukan seorang siswa adalah mempunyai karakter
disiplin belajar yang baik. Namun pada hasil observasi yang dilakukan peneliti
pada hari kamis 3 September 2020, kebanyakan dari siswa kelas V sekolah dasar
3
di Desa Muryolobo tepatnya di Kabupaten Jepara menurut pengamatan peneliti,
saat pembelajaran daring terkait dengan karakter kedisiplinan belajar masih sangat
kurang, siswa-siswa ini masih relative terbawa sifat kekanak-kanakan dan hanya
berfikir bahwa belajar hanya ada di dalam kelas bukan di rumah.
Pada masa pembelajaran daring seperti ini, pemantauan guru yang sangat
terbatas serta kurangnya dorongan orang tua agar lebih giat untuk belajar
membuat siswa menjadi lebih leluasa untuk tidak belajar, siswa kurang sadar
dalam melaksanakan apa yang menjadi tanggung jawabnya sebagai seorang siswa.
Dalam pembelajaran daring bukannya memanfaatkan jaringan internet untuk
belajar dirumah dan mengerjakan tugas dengan tepat waktu tetapi mereka
gunakan untuk bermain game dan chattingan bersama teman sebayanya, anak
hanya belajar pada saat diberikan tugas oleh gurunya. Kendala orang tua dalam
jaringan internet yang tidak stabil, susahnya mengatur kegiatan di rumah serta
tidak adanya waktu mendampingi anak saat belajar menjadikan banyak orang tua
bukan sekedar membantu anak mengerjakan tugas tetapi langsung mengambil
jalan pintas mengerjakan tugas anak yang diberikan oleh guru. Anak menjadi
malas belajar, hanya mengandalkan orang lain untuk mengerjakan tugasnya serta
tidak mau menerima materi yang disampaikan dengan baik, mereka lebih
mementingkan bermain sendiri dari pada mendengarkan penjelasan dari guru saat
pembelajaran daring berlangsung. Pemahaman dan penerimaan materi yang
diperoleh siswa menjadi belum maksimal. Siswa cenderung tidak berani untuk
mengungkapkan pendapat atau berpendapat saat proses pembelajaran daring serta
tidak berani bertanya ketika terdapat materi yang belum di fahami sehingga
respon gerak fisik secara aktif peserta didik menjadi sangat kurang bahkan
terkadang tidak ada respon. Oleh sebab itu kedisiplinan belajar yang dimiliki
siswa kelas V Desa Muryolobo Kabupaten Jepara menjadi kurang dan
berpengaruh pada prestasi belajarnya.
Hasil dari observasi di Desa Muryolobo pada anak kelas V SD 2
Muryolobo Jepara, prestasi belajar pada Penilaian Tengah Semester 2 banyak
siswa yang nilai rata-rata semua bidang studi di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (70). Jumlah siswa kelas V yang diteliti berjumlah 6 siswa. Siswa yang
4
mendapat nilai rata-rata Tuntas atau ≥ 70 ada sebanyak 40 % (3 siswa) dan 60%
(3 siswa) mendapat nilai rata-rata di bawah KKM.
Berdasarkan wawancara dengan guru, orang tua dan siswa kelas V di SD
Negeri 2 Muryolobo diketahui bahwa penyebab prestasi belajar siswa menurun di
masa pembelajaran daring adalah anak kurang disiplin belajar di masa
pembelajaran daring, mereka kurang memanfaatkan jaringan internet untuk
belajar di rumah dan mengerjakan tugas dengan tepat waktu, anak sangat malas
belajar di masa pembelajaran daring, kurangnya dorongan orang tua dan
pemantauan guru yang sangat terbatas menjadikan anak tidak mendengarkan atau
memperhatikan penjelasan guru saat pembelajaran daring berlangsung. Anak
cenderung tidak berani untuk berpendapat atau mengungkapkan pendapat serta
tidak berani bertanya ketika mendapat materi yang belum difahami saat
pembelajaran daring. Pemahaman dan penerimaan materi yang diperoleh anak
menjadi belum maksimal.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti sebelumnya yaitu
tentang karakter kedisiplinan selama pembelajaran jarak jauh pernah dilakukan
oleh I Putu Yoga Purandina & I Made Astra Winaya (2020) dalam penelitian yang
berjudul “Efektifitas Bion (Bintang Online) Dalam Meningkatkan Kedisiplinan
Belajar Siswa Pada Masa Pandemi Covid 19 di Kelas V SDN 1 Ngambel
Trenggalek”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan karakter disiplin
belajar atau tingkat kedisiplinan belajar siswa di masa pandemi melalui
pembelajaran online sangatlah kurang. Kurangnya kesadaran siswa akan belajar
dipacu adanya seorang guru yang tidak memberikan reward kepada siswa yang
telah mengerjakan tugas dan kurang memberikan punishment kepada siswa yang
tidak mengerjakan tugas. Begitu pula kurangnya pengetahuan orang tua akan
teknologi menjadikan siswa tidak semangat dalam belajar. Kebanyakan orang tua
siswa tidak mau mendampingi saat pembelajaran online berlangsung. Mereka
lebih sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, sehingga menjadikan siswa
malas bekajar serta karakter disiplin belajarnya tidak terkontrol. Penelitian yang
sama juga dilakukan oleh Farel Zefanya (2018), dalam penelitian yang berjudul
“Pengaruh Kecerdasan Interpersonal dan Kedisiplinan Belajar Terhadap Prestasi
Belajar” mengatakan kedisiplinan belajar merupakan factor internal yang dapat
5
mempengaruhi prestasi belajar siswa karena timbul dari diri siswa itu sendiri.
Dengan menimbulkan rasa disiplin kepada siswa dalam proses pembelajaran akan
memberikan manfaat dan jalan kepada siswa untuk sukses dalam belajar.
Berdasarkan permasalahan yang telah terjadi di lapangan dan uraian latar
belakang di atas, peneliti akan melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul
“Analisis Karakter Kedisiplinan Belajar Anak SD di Masa Pembelajaran Daring
Terhadap Prestasi Belajar”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah
dalam penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimana karakter kedisiplinan belajar anak SD di masa pembelajaran
daring?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi kedisiplinan belajar terhadap prestasi
belajar anak SD di masa pembelajaran daring?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat dirumuskan tujuan
penelitian sebagai berikut.
1. Menganalisis karakter kedisiplinan belajar anak SD di masa pembelajaran
daring.
2. Menganalisis faktor yang mempengaruhi kedisiplinan belajar terhadap prestasi
belajar siswa SD di masa pembelajaran daring.
1.4 Manfaat Penelitian
Adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoritis maupun manfaat secara praktis, adapun manfaatnya sebagai berikut.
1.4.1 Manfaat Teoretis
Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau
sebagai rujukan bagi guru dan orang tua dalam menerapkan kedisiplinan belajar
anak di masa pembelajaran daring agar dapat meningkatkan semangat belajar
secara utuh sehingga prestasi belajarnya dapat meningkat.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Siswa
6
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan efek positif bagi siswa
dalam belajar di rumah dan menambah pengetahuan siswa terhadap proses
pembelajaran daring yang berpengaruh pada semangat siswa untuk disiplin belajar
sehingga prestasi belajar dapat meningkat.
2. Bagi Orang tua
Penelitian ini dapat dijadikan sebagi rujukan bagi orang tua siswa saat
melaksanakan bimbingan belajar kepada anak-anaknya di rumah. Sehingga saat
melaksanakan bimbingan belajar, orang tua bisa memberikan memberikan arahan
atau upaya untuk lebih memperhatikan pendidikan anak dan sadar dalam
menanamkan karakter kedisiplinan belajar pada anak sekolah dasar.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan peneliti untuk
mengatahui karakter kedisiplinan belajar anak SD pada saat pembelajaran daring
terhadap prestasi belajarnya.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan latar belakang bahasan penelitian ini difokuskan pada
pendidikan karakter kedisiplinan belajar siswa SD pada saat pembelajaran daring
terhadap prestasi belajarnya. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Muryolobo
Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara. Subjek penelitian ini adalah 6 siswa
kelas V Sekolah Dasar berdasarkan 2 kategori yang meliputi siswa yang memiliki
karakter kedisiplinan belajar sangat disiplin belajar dan tidak disiplin belajar di
masa pembelajaran daring.
1.6 Definisi Operasional
Sehubungan dengan penelitian ini, maka beberapa istilah penting yang
berkaitan dengan penelitian ini perlu diberi batasan-batasan istilah. Pendefinisian
ini bertujuan untuk menegaskan dan menjelaskan masalah yang terkandung di
dalamnya agar tidak terjadi permasalahan dalam melaksanakan penelitian.
Beberapa istilah yang dibatasi dalam bentuk definisi operasional adalah sebagai
berikut.
1.6.1 Pendidikan Karakter
7
Pendidikan karakter adalah upaya yang disengaja untuk membantu orang
memahami, peduli dan bertindak berdasarkan nilai-nilai etika dalam kehidupan.
Pendidikan karakter termasuk pendidikan yang mendukung perkembangan sosial,
emosional, dan etis siswa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan
nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang
bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik atau siswa untuk
memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, mewujudkan, dan
menebar kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.
1.6.2 Kedisiplinan Belajar
Kedisiplinan belajar adalah kepatuhan dari siswa untuk melaksanakan
kewajiban belajar sehingga diperoleh perubahan pada dirinya, baik itu berupa
pengetahuan, perbuatan maupun sikap baik itu belajar di rumah maupun di
sekolah. Disiplin belajar sebagai bentuk kesadaran tindakan untuk belajar seperti
disiplin mengikuti pelajaran, ketepatan dalam menyelesaikan tugas, kedisiplinan
dalam mengikuti ujian, kedisiplinan dalam menetapi jadwal belajar, kedisiplinan
dalam menaati tata tertib yang hasilnya dapat dilihat dari prestasi belajar yang
dicapai. Dalam kedisiplinan belajar terdapat aspek-aspek disiplin belajar
diantaranya: belajar setiap hari, mengerjakan pekerjaan rumah, membuat laporan
dan menyerahkan laporan tugas.
1.6.3 Pembelajaran daring
Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang memanfaatkan teknologi
multimedia, video, teks online animasi, pesan suara, email, telepon, konferensi,
dan video streaming online. Pembelajaran daring termasuk progam
penyelenggaraan kelas belajar untuk menjangkau kelompok yang tempatnya jauh
dari pendidik melalui jaringan internet. Pembelajaran dapat dilakukan dengan
jumlah peserta yang tidak terbatas, bisa dilakukan secara gratis maupun berbayar.
1.6.4 Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan
yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja baik secara
individu maupun kelompok dalam bidang tertentu. Sementara belajar adalah
proses perubahan tingkah laku dalam diri seseorang berkat pengalaman dan
penilaian, dimana penyaluran itu terjadi melalui interaksi antara individu dengan
8
lingkungannya, baik lingkungan alamiah maupun lingkungan sosial. Berarti
prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang
mengakibatkan perubahan dalam individu sebagai hasil dari aktivitas dalam
belajar, atau dengan kata lain prestasi belajar sebuah penguasaan
pengetahuan/keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Konseptual
Dalam deskripsi konseptual pokok pembahasan yang dikaji oleh peneliti
secara mendalam mengenai variable-variabel yang akan diteliti yaitu pendidikan
karakter, kedisiplinan belajar, pembelajaran daring, dan prestasi belajar.
Penjelasan mengenai hal tersebut akan dibahas sebagai berikut.
2.1.1 Pendidikan Karakter
2.1.1.1 Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan kepada anak sehingga anak
mampu mengeluarkan potensi yang berada dalam dirinya untuk keberlangsungan
hidupnya di kemudian hari. Hendriana, dkk (2016:26) pendidikan bisa diartikan
sebagai proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok dalam
usaha mendewasakan manusia. Pendidkan merupakan humanisasi (upaya
memanusiakan manusia) yaitu suatu upaya dalam rangka membantu manusia
(peserta didik) agar mampu hidup sesuai dengan martabat kemanusiaannya.
Aeni (2014:51) Pendidikan karakter adalah pendidikan yang mendukung
perkembangan sosial, emosional dan etis siswa. Pendidikan karakter sebagai
pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak
yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan
keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, mewujudkan dan menebar
kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Pendidiksn
karakter bisa diartikan sebagai upaya yang dilakukan dengan sengaja untuk
mengembangkan karakter yang baik bagi individu maupun masyarakat.
9
Helmawati (2017:13-16) bahwa pendidikan membantu manusia memiliki
karakter yang baik. Isi karakter yang baik adalah kebajikan. Ada sepuluh esensi
kebajikan yang penting untuk membangun karakter yang kuat yaitu melalui
kebijaksanaan, keadilan, keberanian, cinta, sikap positif, Bekerja keras, Integritas,
syukur, dan kerendahan hati. Karakter yang kuat perlu memiliki sepuluh esensi
kebajikan dalam membangunnya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter
adalah proses pembentukan kepribadian seseorang yang sesuai dengan nilai-nilai
luhur atau kebajikan-kebajikan yang baik sehingga tercipta jati diri yang
bertanggung jawab, berorientasi pada masa depan dan memiliki hubungan yang
baik dengan tuhannya.
2.1.1.2 Tujuan Pendidikan Karakter
Tujuan dari pendidikan karakter yaitu untuk menjadikan manusia menjadi
manusia seutuhnya. Helmawati (2017:21-22) Pendidikan karakter menjadikan
manusia yang beradab dan bermartabat. Agar manusia memiliki akhlak yang
mulia, manusia perlu diasah perasaan (hati), piker (akal), dan raganya yang
terpadu. Dengan peneladanan dan pembiasaan serta motivasi dan pengawasan
akhlak akan terbentuk dengan baik. Apabila dianalogikan dengan pisau, ketika
pisau sering diasah pisau akan semakin tajam. Demikian juga dengan manusia,
semakin diasah potensinya semakin tergalilah kemampuannya. Semakin digali
atau diasah kemampuannya, semakin banyaklah prestasi yang akan dicapai
manusia tersebut.
Adu (2014:71) Tujuan pendidikan karakter merupakan arah dalam
pelaksanaan pendidikan di sebuah lembaga. Pendidikan karakter sangatlah penting
untuk membantu dalam menghadapi krisis moral yang melanda bangsa Indonesia.
Pendidikan sebagai upaya pembentukan karakter yang menjadi bagian
membentuk kepribadian seseorang agar berperilaku jujur, baik dan
bertanggungjawab, menghormati dan menghargai orang lain, adil, tidak
diskriminatif, berilmu, cakap mandiri, berakhlak mulia, beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga dapat diartikan tujuan pendidikan
karakter sebagai suatu system penanaman dan pengembangan nilai-nilai karakter
yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan
10
untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri, lingkungan dan Negara.
Hendriana (2016:26) Pendidikan karakter pada intinya bertujuan
membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral,
bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi
ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa
kepada Tuhan Yang Esa berdasarkan pancasila. Pendidikan karakter sebagai
fasilitas pengetahuan dan pengembangan nilai-nilai yang bisa diwujudkan di
dalam perilaku seorang anak ketika berada di dalam proses pembelajaran di
sekolah, dirumah maupun setelah proses pembelajaran sekolah (setelah lulus dari
sekolah).
Berdasarkan uraian diatas, tujuan pendidikan karakter yaitu untuk
meningkatkan kualitas lulusan siswa yang unggul juga berkarakter, dapat
mencetak generasi yang memiliki visi hidup serta menjadi pribadi yang memiliki
nilai kebaikan dalam dirinya serta mempunyai jiwa yang beriman juga bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.1.1.3 Fungsi Pendidikan Karakter
Sistem pendidikan nasional yang berbunyi pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa serta dapat membentuk karakter yang
baik perlu adanya dorongan dari pendidik untuk terus mengembangkan karakter-
karakter anak bangsa sehingga tumbuh di dalam raganya. Djihadah (2020:7)
menjelaskan fungsi pendidikan karakter yang utama terdapat tiga fungsi. Fungsi-
fungsi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Pembentukan dan pengembangan potensi
Pendidikan karakter berfungsi membentuk dan mengembangkan potensi
manusia atau warga Negara Indonesia agar berpikiran baik, berhati baik, serta
dapat berperilaku baik sesuai dengan aturan yang ada.
2. Perbaikan dan penguatan
Pendidikan karakter berfungsi memperbaiki karakter manusia dan warga
Negara Indonesia yang bersifat negative dan memperkuat peran keluarga, satuan
pendidikan, masyarakat, pemerintah untuk ikut serta berpartisipasi dan
11
bertanggungjawab dalam pengembangan potensi manusia atau warga Negara
menuju bangsa yang berkarakter, maju, mandiri, disiplin dan sejahtera.
3. Penyaring
Pendidikan karakter suatu bangsa memilah nilai-nilai budaya bangsa lain
yang masuk ke dalam bangsanya. Mengambil pada karakter yang positif untuk
menjadikan pembelajaran agar menjadi bangsa dan warga Negara yang
bermartabat.
Jaya (2019:63) pendidikan karakter berfungsi untuk: (1) membangun
kehidupan kebangsaan yang multikultural. (2) membangun peradaban bangsa
yang cerdas, berbudaya luhur, dan mampu berkontribusi terhadap pengembangan
kehidupan umat manusia, mengembangkan potensi dasar agar berhati baik,
berpikiran baik dan berperilaku yang baik. (3) membangun sikap warga Negara
yang cinta damai, kreatif, mandiri, dan mampu hidup berdampingan dengan
bangsa lain dalam satu harmoni.
Kobandaha (2017:132), Pendidikan karakter memiliki tiga fungsi utama.
Pertama, fungsi pembentukan dan pengembangan potensi. Pendidikan karakter
berfungsi membentuk dan mengembangkan potensi peserta didik agar berfikiran
baik, berhati baik, dan berperilaku baik sesuah dengan falsafah hidup pancasila.
Kedua, fungsi perbaikan dan penguatan. Pendidikan karakter berfungsi
memperbaiki dan memperkuat peran keluarga satuan pendidikan, masyarakat, dan
pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan
potensi warga Negara dan pembangunan bangsa menuju bangsa yang lebih maju,
mandiri, dan sejahtera. Ketiga, fungsi penyaring. Pendidikan karakter berfungsi
memilah budaya bangsa sendiri dan menyaring budaya bangsa lain yang tidak
sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.
Berdasarkan uraian diatas, fungsi dari pendidikan karakter bagi siswa dan
seluruh warga Negara yaitu sebagai pengembangan dan pembentukan potensi,
perbaikan menjadi lebih baik lagi serta sebagai penyaring dari nilai-nilai negative
yang masuk ke dalam Negara. Dengan adanya pendidikan karakter kita dapat
memilah-milah sesuatu hal yang baik bagi Negara dan warganya.
2.1.2 Kedisiplinan
2.1.2.1 Pengertian Kedisiplinan
12
Kedisiplinan berasal dari kata disiplin. Disiplin berasal dari bahasa latin
discere yang berarti belajar. Khairunnisa (2020:436) Kedisiplinan merupakan hal
yang penting dalam dunia pendidikan, karena meskipun nilai tugas dan nilai ujian
seorang siswa baik, namun pada absennya kurang, maka siswa tersebut belum
layak untuk lulus dalam suatu mata pelajaran. Disiplin diartikan sebagai
kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan dan pengendalian.
Disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat
berperilaku tertib.
Elly (2016:46-47) Disiplin berasal dari bahasa latin “disibel” yang berarti
pengikut. Seiring dengan perkembangan zaman, kata tersebut mengalami
perubahan menjadi “discipline” yang artinya kepatuhan atau menyangkut tata
tertib. Kedisiplinan merupakan fungsi operatuf manajemen dari seluruh organisasi
termasuk organisasi sekolah karena semakin baik disiplin siswa maka semakin
tinggi prestasi belajar yang dapat dicapai oleh mereka. Tanpa disiplin yang baik,
sulit bagi siswa untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Disiplin adalah
kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu aturan yang
mengharuskan orang untuk tunduk pada keputusan, perintah atau peraturan yang
berlaku. Dengan kata lain disiplin merupakan kepatuhan menaati peraturan dan
ketentuan yang telah ditetapkan.
Amalda dkk (2018:14), Kedisiplinan merupakan sikap mental yang
mengandung kerelaan mematuhi semua ketentuan, peraturan dan norma yang
berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab. Kedisiplinan berkaitan erat
dengan proses pelatihan yang dilakukan oleh pihak yang memberi pengarahan dan
bimbingan dalam kegiatan pengajaran. Kedisiplinan siswa dapat tercapai apabila
seluruh komunitas sekolah menerapkan kedisiplinan diri, patuh terhadap norma
dan tata tertib sekolah. Aturan yang telah ditetapkan oleh sekolah bukan untuk
dilanggar namun untuk dipatuhi oleh semua warga sekolah.
Berdasarkan uraian diatas kedisiplinan merupakan kepatuhan untuk
menghormati dan melaksanakan suatu sistem atau peraturan yang mengharuskan
orang atau siswa untuk tunduk pada keputusan, perintah atau peraturan yang
berlaku. Disiplin sebagai peranan penting dalam menciptakan lingkungan belajar
yang kondusif serta proses pembelajaran yang teratur. Dengan adanya disiplin
13
membantu siswa untuk selalu patuh menaati peraturan dan ketentuan yang telah
ada sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai.
2.1.2.2 Tujuan Disiplin
Tujuan kedisiplinan bagi seorang anak atau seorang siswa yaitu dapat
membantu mereka agar tercipta perilaku yang baik. Ernawati (2016:6) Tujuan
disiplin bagi anak yaitu: (1). Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang
tidak menyimpang. (2). Mendorong siswa melakukan hal yang baik dan benar.
(3). Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan
lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah. (4).
Siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat
baginya serta lingkungannya. (5). Kedisiplinan diterapkan tanpa menunjukkan
kelemahan, tanpa menunjukkan amarah dan kebencian, kalau perlu dengan
kelembutan agar para pelanggar kedisiplinan menyadari bahwa disiplin itu
diterapkan demi kebaikam dan kemajuan dirinya. (6). Kedisiplinan mesti
diterapkan secara tegas, adil dan konsisten.
Andrian (2017:137-138) Ada sepuluh tujuan disiplin dalam pembelajaran
yaitu: 1). Dengan disiplin semua kegiatan dalam proses pembelajaran dapat
terarah, tertib, teratur sehingga tujuan yang diharapkan mudah untuk dicapai. 2).
Dengan disiplin kreatifitas guru, siswa dan tenaga kependidikan lainnya dapat
terpusat kesatu arah tujuan yang tepat. 3). Proses pembelajaran disiplin dapat
menjadikan guru, siswa dan tenaga kependidikan lainnya menjadi dinamis dan
inovatif, sehingga semua hal yang dilakukan dapat menghasilkan sesuatu yang
berguna. 4). Dengan disiplin proses pembelajaran akan meningkat kualitasnya,
karena akan lebih peka terhadap pengaruh luar sehingga tidak mudah terpengaruh
oleh hal-hal yang sifatnya negatif. 5). Dengan disiplin semua kegiatan dalam
proses pembelajaran bisa dilaksanakan secara efektif dan efisien. 6). Dengan
disiplin, proses pembelajaran yang sedang berlangsung dapat memberikan suasana
yang menyenangkan dan merangsang aktifitas guru, siswa dan tenaga
kependidikan lainnya. 7). Proses pembelajaran yang berdisiplin tinggi, dapat
mengoptimalkan hasil belajar. 8). Kebersamaan disiplin yang kompak dari semua
pihak tenaga kependidikan akan menghasilkan suatu pencapaian tujuan yang
optimal dalam waktu singkat. 9). Pelaksanaan prestasi, disiplin dan loyalitas dan
14
tidak tercela merupakan manifestasi disiplin nasional. 10). Suasana dan situasi
pembelajaran yang berdisiplin mudah mengarahkan kepada siswa orientasi tujuan.
Yuliantika (2017) menjelaskan bertindak disiplin akan membantu siswa
dalam menyesuaikan diri dan penyesuaian sosial. Siswa yang disiplin akan mudah
melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitar dan disegani
dilingkungannya. Disiplin sangat penting bagi siswa sebab disiplin bertujuan
untuk menciptakan keteraturan hidup dalam masyarakat. Siswa yang berdisiplin
diri memiliki keteraturan diri berdasarkan nilai agama, nilai budaya, aturan-aturan
pergaulan, pandangan hidup, dan sikap hidup yang bermakna bagi dirinya sendiri,
masyarakat, bangsa dan Negara. Seorang siswa yang memiliki sikap disiplin akan
cenderung mudah diatur baik dalam kehidupan masyarakat maupun lingkungan
sekolah sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat mengambil kesimpulan bahwa
tujuan kedisiplinan yaitu pengembangan dan pembentukan perilaku sedemikian
rupa agar menjadi manusia yang baik sesuai dengan aturan dan tata tertib yang
berlaku. Anak harus dibiasakan dengan kebiasaan-kebiasaan baik, agar dapat
berkembang menjadi kebiasaan baik. Kedisiplinan melatih invidu agar dapat
mengatur dirinya sendiri, percaya pada diri sendiri serta dapat mengendalikan diri.
2.1.2.3 Perlunya Disiplin
Disiplin diperlukan oleh siapapun dan dimanapun, begitu pula siswa.
Dengan adanya disiplin siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Putra,
(2020:99-100) disiplin penting dengan alasan sebagai berikut: (1) Dengan disiplin
yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya
siswa yang sering melanggar peraturan sekolah pada umumnya terhambat
optimalisasi potensi dan prestasinya. (2) Tanpa disiplin yang baik, suasana
sekolah dan kelas serta peraturan yang telah dibuat oleh sekolah menjadi kurang
kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif disiplin memberi dukungan
bagi proses pembelajaran. (3) Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak
dibiasakan dengan norma-norma, nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian
anak-anak menjadi individu yang tertib, teratur dan disiplin. (4) Disiplin
merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja.
15
Kesadaran akan pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan merupakan
prasyarat kesuksesan seseorang.
Supardi (2014:82), Disiplin berperan penting dalam menentukan
kesuksesan belajar siswa dan banyak manfaat yang bisa diambil apabila siswa
menerapkan kedisiplinan. Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses
dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Kesadaran pentingnya norma, aturan,
kepatuhan dan ketaatan merupakan prasyarat kesuksesan seseorang. Pembiasaan
disiplin akan mempunyai pengaruh positif bagi kehidupan di masa datang. Pada
mulanya memang disiplin dirasakan sebagai suatu kebiasaan yang mengekang
tetapi lama-kelamaan akan menjadi suatu kebiasaan yang baik.
Parker (dalam Supardi 2014) disiplin sangat penting untuk menjaga anak-
anak tetap terjaga dan juga aman, aman yang dimaksud yaitu memberi sebuah
kondisi yang telah diprediksi aman bagi mereka, membantu anak-anak
mengembangkan kemandirian yang kontruksif, menunjukkan bahwa setiap
perbuatan memiliki akibat. Sehingga dapat dikatakan bahwa disiplin tumbuh
membentuk sikap anak menjadi lebih baik.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa disiplin
diperlukan oleh siapapun dan diamanapun. Disiplin penting bagi siswa. Disiplin
yang terbentuk secara sadar akan membantu sikap, perilaku dan tata kehidupan
yang teratur yang akan menjadikan siswa berhasil ketika belajar. Siswa yang
disiplin akan mencapai hasil belajar yang baik. Siswa yang mempunyai aturan dan
tata tertib baik di rumah atau di sekolah serta menaati aturan tersebut akan
membuat siswa menjadi terbiasa menaati aturan-aturan dan tata tertib yang ada.
Pendidikan kedisiplinan sangat penting dalam membentuk etika belajar yang baik
oleh siswa.
2.1.3 Belajar
2.1.3.1 Pengertian Belajar
Belajar sebagai proses untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang menghasilkan suatu perubahan tingkah laku. Pemahaman tentang arti
belajar sangat diperlukan oleh para pendidik, agar membantu pencapaian hasil
belajar siswa yang berkualitas. Nurdiani (2013:88) Kegiatan belajar akan terjadi
sepanjang manusia itu hidup atau dengan kata lain sepanjang manusia itu masih
16
memenuhi kebutuhannya. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan
adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar
dapat ditunjukkan dari berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman,
sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan dan kemampuannya serta
perubahan yang lain pada individu yang belajar.
Hintzman (dalam Nurdiani 2013:88) mengatakan belajar adalah suatu
perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan, disebabkan
oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.
Belajar menjadi suatu perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku
sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu. Pengalaman ini terjadi
melalui interaksi antar individu dangan lingkungannya.
Manurung (2016:99) Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam
seluruh aspek tingkah laku. Jadi belajar bisa diartikan sebagai suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamnnya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Berdasarkan uraian diatas, Belajar adalah perubahan yang relative menetap
terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme atau
manusia sebagai hasil pengelaman. Belajar termasuk usaha sadar yang dilakukan
oleh seseorang untuk memperoleh perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
Perubahan tersebut tidak hanya dari segi perilaku, tetapi belajar sangat
berpengaruh terhadap seluruh kemampuan individu.
2.1.3.2 Kedisiplinan Belajar di Rumah
Kedisiplinan belajar di rumah besar pengaruhnya terhadap hasil belajar
anak serta diharapkan mampu mendorong anak belajar lebih giat sehingga prestasi
belajarnya semakin tinggi. Asrah (2016:45) menyatakan bahwa disiplin belajar
yang diterapkan orang tua dirumah menjadikan anak mudah memahami kondisi
sosial dengan cara belajar memahami kebiasaan dan cara berpikir orang lain.
Disiplin belajar berfungsi untuk menerapkan cara belajar yang baik sehingga
siswa atau anak dapat mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Apabila siswa
17
atau anak sudah memiliki disiplin belajar yang baik, maka hasilnya juga akan
terlihat dari segi perilaku dan prestasinya.
Tingkat kedisiplinan anak belajar di rumah sangat bervariasi, hal ini
terlihat dari ada siswa yang mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah, ada yang
tidak mengerjakan tugas/pekerjaan rumah, ketika ditanya tentang belajar di rumah
siswa ada yang menjawab tidak ada waktu atau tidak disuruh belajar oleh orang
tua dan ada juga tidak punya aturan untuk belajar di rumahnya. Susilowati
(2016:46) Disiplin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk
melalui proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya yang menunjukkan
nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.
Safitri dkk (2019:236), Disiplin dalam belajar dapat dilakukan di rumah.
Karena rumah adalah madrasah pertama anak, tempat dimana awal pembentukan
karakter anak. Disiplin belajar dirumah siswa melakukan usaha untuk belajar
mengulang materi yang diberikan guru dari sekolah, dan mengerjakan setiap tugas
yang ada, dan mencoba belajar pada pelajaran yang akan diajarkan untuk hari
esok, agar ketika pelajaran dilaksanakan, anak semakin mudah mengerti dan akan
berdampak pada prestasi anak di sekolah. Kedisiplinan belajar dapat dilakukan di
jadwal-jadwal tertentu dan sebisa mungkin jangan meninggalkan jadwal belajar
yang sudah di tentukan agar sikap disiplin belajar terus melekat pada anak.
Berdasarkan uraian diatas, kedisiplinan belajar bukan harga mutlak yang
telah tercipta sejak lahir. Tetapi, disiplin belajar akan terbentuk melalui kebiasaan
yang telah diciptakan oleh seorang siswa itu sendiri. Dengan keinginan yang kuat
dari dalam dirinya untuk terus belajar akan mendorong terbentuknya disiplin
belajar. Dorongan dari orang terdekat dan motivasi untuk maju akan tercipta
karakter disiplin belajar dalam diri siswa. Siswa yang memiliki rasa disiplin
belajar yang tinggi akan memiliki rasa bertanggungjawab yang tinggi pula.
2.1.3.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Belajar
Faktor – faktor yang mempengaruhi kedisiplinan belajar Yuliantika
(2017:37-38) yakni sebagai berikut:
1) Faktor Internal
18
Faktor Internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari siswa sendiri
dan dapat mempengaruhi pembentukan disiplin diri.
2) Faktor Eksternal
Faktor Eksternal yaitu faktor yang berasal dari lingkungan luar dan dapat
mempengaruhi disiplin belajar siswa. Faktor eksternal tersebut meliputi
kebiasaan keluarga, penerapan tata tertib sekolah dan kondisi masyarakat.
Agustan (2018:4) menyebutkan faktor – faktor yang mempengaruhi
kedisiplinan belajar, yakni sebagai berikut:
1) Faktor yang berasal dari luar diri
Faktor-faktor yang berasal dari luar diri meliputi :
a) Faktor – faktor nonsosial, misalnya keadaan udara, suhu udara, cuaca,
waktu, tempat, serta alat yang dipakai untuk belajar.
b) Faktor – faktor sosial, misalnya faktor manusia, baik manusia itu hadir,
maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan. Misalnya kalau satu kelas
murid sedang mengerjakan ujian, lalu terdengar banyak anak-anak lain
bercakap-cakap disamping kelas maka akan sangat mengganggu.
2) Faktor – faktor yang berasal dari dalam diri pelajar meliputi :
a) Faktor fisiologis, misalnya keadaan fungsi pancaindera yang kurang
maksimal
b) Faktor – faktor psikologi, yaitu hal –hal yang mendorong aktifitas
belajar itu, hal yang merupakan alasan dilakukan perbuatan belajar itu.
Kurniawati (2017) ada faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan
belajar siswa yaitu berasal dari faktor intern berasal dari siswa itu sendiri maupun
faktor ekstern yang berasal dari luar. Beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin
belajar sebagai berikut: (1). Kesadaran diri yang berfungsi sebagai pemahaman
diri bahwa disiplin dianggap penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya.
Selain kesadaran diri menjadi motif yang sangat kuat bagi terbentuknya disiplin.
(2) Pengikut dan ketaatan sebagai langkah penerapan dan praktik atas peraturan-
peraturan yang mengatur perilaku individu. Hal ini sebagai kelanjutan dari adanya
kesadaran diri yang dihasilkan oleh kemampuan dan kemauan diri yang kuat. (3)
Alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina, dan membentuk
perilaku yang sesuai dengan nilai yang ditentukan dan diajarkan. (4) Hukuman
19
sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi, dan meluruskan yang salah sehingga
orang kembali pada perilaku yang sesuai dengan harapan.
Berdasarkan uraian diatas, ada dua faktor yang mempengaruhi
kedisiplianan belajar siswa ada dua yaitu meliputi faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari siswa sendiri dan dapat
mempengaruhi pembentukan disiplin diri sedangkan faktor eksternal yaitu faktor
yang berasal dari lingkungan luar dan dapat mempengaruhi kedisiplinan belajar
siswa.
2.1.3.4 Indikator Disiplin Belajar
Nuraini, dkk (2019:56), mengatakan indikator kedisiplinan belajar ada 2
yaitu:
1. Disiplin Waktu, antara lain
a. Tepat waktu dalam belajar, yang artinya meliputi waktu datang dan pulang
sekolah maupun belajar tepat waktu, mulai sampai selesai belajar dirumah.
b. Tidak keluar rumah saat belajar.
c. Menyelesaikan tugas dengan tepat waktu
2. Disiplin Perbuatan, antara lain
a. Patuh dan tidak melanggar aturan yang ditetapkan
b. Tidak bermalas-malasan dalam belajar
c. Tidak menyuruh orang lain untuk mengerjakan tugasnya
d. Selalu berbuat jujur dan tidak berbohong.
Pasaribu (2018):177), menjelaskan indikator kedisiplinan belajar terdapat 2
indikator diantaranya:
1. Disiplin Waktu
a. Tepat waktu dalam belajar
b. Tidak meninggalkan kelas pembelajaran online atau membolos saat
pelajaran
c. Menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditetapkan
2. Disiplin Perbuatan
a. Patuh dan tidak menentang peraturan yang berlaku.
b. Tidak malas belajar.
c. Tidak menyuruh orang lain bekerja demi dirinya.
20
d. Tidak suka berbohong.
e. Tingkah laku menyenangkan.
Purnamasari (2017:46), Indikator disiplin belajar dapat dilihat dari, disiplin
waktu, seperti tepat waktu dalam belajar, tepat waktu datang dan pulang sekolah,
tidak keluar kelas saat jam pembelajaran, mengumpulkan dan menyelesaikan
tugas tepat pada waktunya. Disiplin perbuatan meliputi, patuh dan tidak
menentang peraturan, tidak malas dalam belajar, tidak menyuruh orang lain
bekerja demi dirinya, tidak berbohong demi keuntungan dirinya, melakukan
tingkah laku yang menyenangkan seperti, tidak mencontek, tidak membuat
keributan dan tidak mengganggu teman saat belajar.
Berdasarkan berbagai pendapat diatas sebagaimana telah disampaikan
tersebut, ada 3 hal pokok dan mendasar yang menjadi indikator disiplin belajar,
yaitu ketepatan waktu, kewajiban siswa dan larangan siswa. Maka dari itu, perlu
adanya rumusan indikator yang disesuaikan dengan data yang diungkap dalam
penelitian ini. Sehingga dalam penelitian ini lebih sesuai di teliti menggunakan
indikator menurut Nuraini dkk, (2019:56) yang meliputi dua indikator disiplin
belajar 1. Disiplin waktu yaitu tepat waktu dalam belajar, tidak keluar rumah saat
belajar, menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. 2. Disiplin Perbuatan yaitu
patuh dan tidak melanggar aturan, tidak bermalas-malasan saat belajar, tidak
menyuruh orang lain untuk mengerjakan tugasnya, selalu berbuat jujur dan tidak
berbohong.
2.1.4 Pembelajaran Daring
2.1.4.1 Pengertian Pembelajaran Daring
Kondisi pandemi COVID-19 mengakibatkan perubahan yang luar biasa,
termasuk dalam bidang pendidikan. Seolah seluruh jenjang pendidikan dipaksa
bertransformasi untuk beradaptasi secara tiba-tiba untuk melakukan pembelajaran
dari rumah melalui media daring (online). Ini tentu bukanlah hal yang mudah,
karena belum sepenuhnya siap. Problematika dunia pendidikan yaitu belum
seragamnya proses pembelajaran, baik standar maupun kualitas capaian
pembelajaran yang diinginkan. Santika (2020:12) mengatakan pembelajaran
daring merupakan pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan
siswa, tetapi dilakukan melalui jaringan internet (online) dari tempat yang berbeda
21
beda. Pembelajaran daring tidak memerlukan ruang kelas dan tidak terbatas waktu
maksudnya pembelajaran bisa dilakukan kapanpun, dimanapun sesuai dengan
kesepakatan selama lingkungan dan fasilitas mendukung untuk terlaksanakannya
proses pembelajaran.
Wahyuningsih dkk (2017:3-4) Pembelajaran daring adalah suatu bentuk
pembelajaran di mana peserta didik dan pendidik terpisah jarak. Pembelajaran
daring merupakan segala bentuk aktivitas pembelajaran yang memanfaatkan
media elektronik untuk belajar. Pembelajaran daring juga termasuk dari
pembelajaran formal pada umumnya, yang membedakan hanya guru dan peserta
didik berada di lokasi yang terpisah. Untuk menghubungkan keduanya antara guru
dan peserta didik diperlukan system telekomunikasi interaktif atau penggunaan
teknologi internet agar dapat lebih mudah mengakses berbagai materi
pembelajaran yang diperlukan. Dengan adanya teknologi internet membantu
proses belajar di masa pandemi.
Mansyur (2020:113-114) Pembelajaran daring merupakan salah satu
model pembelajaran yang dilakukan menggunakan teknologi di tengah pandemi
saat ini. Efektifitas model pembelajaran ini sangat ditentukan oleh system jaringan
telekomunikasi sebagai perangkat penunjang yang paling utama. Pembelajaran
yang dilakukan secara online menuntut kreativitas dan keterampilan guru
menggunakan teknologi. Peserta didik juga diharuskan mampu mengakses
jaringan aplikasi yang digunakan dalam pembelajaran daring.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring
merupakan pendidikan formal yang muncul sebagai upaya perbaikan
pembelajaran meski guru dan siswa berada di lokasi terpisah. Adanya
pembelajaran daring memerlukan bantuan teknologi dan media seperti telepon dan
sebagainya sebagai media dalam pembelajaran supaya dapat menghubungkan
antara guru dan siswa saat pembelajaran berlangsung.
2.1.4.2 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring
Sistem pembelajaran daring tidak memiliki batasan akses, inilah yang
memungkinkan pembelajaran bisa dilakukan lebih banyak waktu. Kelebihan dan
kekurangan setiap metode pembelajaran pasti ada. Beberapa ahli mengemukakan
kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran daring sebagai berikut.
22
Suhery dkk (2020:130), mengemukakan kelebihan dan kekurangan
pembelajaran daring sebagai berikut.
1. Tersedianya fasilitas e-moderating dimana pengajar dan siswa dapat
berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau
kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan tanpa dibatasi oleh jarak,
tempat, dan waktu.
2. Pengajar dan siswa dapat menggunakan bahan ajar yang terstruktur dan
terjadwal melalui internet.
3. Siswa dapat belajar (me-review) bahan ajar setiap saat dan dimana saja apabila
diperlukan memngingat bahan ajar tersimpan di computer.
4. Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang
dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet.
5. Baik pengajar maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang
dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak.
6. Berubahnya peran siswa dari yang pasif menjadi aktif.
7. Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari sekolah
konvensional dapat mengaksesnya.
Kekurangan pembelajaran daring juga tidak terlepas dari berbagai
kekurangan, yaitu sebagai berikut.
1. Kurangnya interaksi antara pengajar dan siswa atau bahkan antara siswa itu
sendiri, bisa memperlambat terbentuknya values atau nilai-nilai dalam proses
belajar mengajar.
2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya
mendorong aspek bisnis atau komersial.
3. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan dari pada
pendidikan.
4. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran
konvensional, kini dituntut untuk menguasai teknik pembelajaran dengan
menggunakan ICT (Information Communication Technology).
5. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
6. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (berkaitan dengan masalah
tersedianya listrik, telepon dan computer).
23
Taradisa dkk (2020:145) mengemukakan kelebihan dan kekurangan
pembelajaran daring. Kelebihan pembelajaran daring diantaranya:
1. Pengajar dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui internet secara
kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan tanpa dibatasi oleh jarak,
tempat, dan waktu.
2. Pengajar dan siswa dapat menggunakan bahan ajar yang teratur dan terjadwal
melalui internet.
3. Siswa dapat mengulang materi setiap saat dan dimana saja apabila diperlukan.
Siswa akan lebih mudah mendapatkan tambahan informasi yang berkaitan
dengan bahan ajar yang dipelajarinya dengan mengakses internet.
4. Pengajar maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang bisa
diikuti dengan jumlah siswa yang banyak.
5. Siswa yang pasif bisa menjadi aktif.
6. Pembelajaran menjadi lebih efisien karena dapat dilakukan kapan saja dan
dimana saja terutama bagi mereka yang tempat tinggalnya yang jauh.
Kelebihan pembelajaran daring juga tidak terlepas dari berbagai
kekurangan, Kekurangan pembelajaran daring yaitu sebagai berikut.
1. Interaksi secara tatap muka yang terjadi antara pengajar dan siswa menjadi atau
bahkan antara siswa itu sendiri.
2. Pembelajaran daring lebih banyak ke aspek bisnis daripada sosial dan
akademik.
3. Pembelajaran yang dilakukan cenderung lebih ke tugas yang diberikan guru
melalui buku yang diberikan.
4. Pengajar dituntut untuk lebih menguasai teknik pembelajaran dengan
menggunakan ICT (Information Communication Technology).
5. Siswa yang kurang mempunyai motivasi belajar cenderung gagal.
6. Belum meratanya fasilitas internet yang tersedia di tempat yang bermasalah
dengan listrik, telepon dan komputer.
Harahap (2020:150) mejelaskan terdapat beberapa kelebihan dan
kekurangan pembelajaran daring. Kelebihan pembelajaran daring diantaranya:
1. Bagi peserta didik yang berada diluar negeri biasanya membutuhkan dana yang
sangat banyak, menggunakan pesawat atau waktu yang lumayan banyak.
24
Sekarang bisa mengikuti belajar online dengan tentor atau guru dari luar
negeri dengan bermodalkan kuota internet, telepon genggam dan sinyal yang
cukup.
2. Materi yang diperoleh dari pembelajarn daring bisa langsung diakses di
internet jika belum paham dengan penjelasan dari pengajar.
3. Materi yang telah diajarkan lebih mudah disimpan dimemori telepon atau
computer dan dengan mudah bisa dibuka dilain waktu.
4. Menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan, mudah didokumentasikan,
hemat waktu dan biaya, menjadi alternative selama social distancing, dan
ramah lingkungan.
Kekurangan pembelajaran daring menurut harahap (2020:150), meliputi
beberapa kekurangan diantaranya:
1. Perbedaan waktu. Ini bisa dilihat di dalam negeri sendiri waktu Indonesia Barat
dan Timur berbeda, apalagi antara Negara. Jelas saja ini berbeda dan
menyulitkan siswanya.
2. Budget untuk kuota internet. Ini sangat ril terjadi di dalam masyarakat. Tidak
semua keluarga beruntung mampu membeli paket internet untuk memfasilitasi
buah hatinya belajar.
3. Hanphone penuh dengan notifikasi atau full memory. Otomatis ini akan terjadi.
Karena buka hanya siswa saja yang memorinya full tetapi guru juga sama.
Tidak semua orang mampu membeli handphone yang memiliki memori
banyak. Handphone menjadi cepat lowbat dan sudah pasti membuka internet
akan membuat batrai cepat habis.
4. Tagihan listrik bagi yang menggunakan laptop dirumahnya ditambah lagi
belakangan ini sudah menjadi rahasia umum di negeri ini harga listrik naik.
5. Tidak fokus. Selain belajar banyak sekali yang bisa dibuka diinternet yang
membuat anak-anak tidak fokus belajar online. Seperti membuka halaman
media sosial Facebook, Whatsapp atau Instagram.
Berdasarkan uraian diatas, kelebihan pembelajaran daring adalah
menciptakan pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa serta kemandirian
siswa. Melalui pembelajaran daring, siswa di dorong untuk lebih aktif dalam
mencari pemecahan masalah yang diberikan oleh guru. Pembelajaran daring dapat
25
dilakukan dimana saja dan kapan saja. Kekurangan dari pembelajaran daring perlu
adanya kesiapan mental baik guru maupun siswa dalam melakukan pembelajaran
dikarenakan terkadang dalam pembelajaran guru terlalu cepat dalam menjelaskan
materi dan siswa kurang mampu mengakses internet dengan cepat karena kurang
stabilnya jaringan internet.
2.1.5 Prestasi Belajar
2.1.5.1 Pengertian Prestasi Belajar
Tercapai tidaknya tujuan pengajaran salah satunya adalah terlihat dari
prestasi belajar yang diraih siswa. Hamdu dkk (2011:83) Prestasi belajar yaitu
hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang
dinyatakan dalam raport atau nilai setiap bidang studi setelah mengalami proses
belajar mengajar. Prestasi belajar menjadi suatu bukti keberhasilan belajar atau
kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar sesuai dengan
bobot yang dicapainya. Prestasi belajar dikatakan tercapai apabila memenuhi tiga
aspek yakni kognitif, afektif, psikomotor. Prestasi belajar sebagai tingkat
kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai
informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar.
Vandini (2015:214) mengatakan prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Biasanya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan guru. Prestasi belajar
dipengaruhi oleh faktor di luar diri peserta didik dan faktor di dalam diri peserta
didik. Salah satu faktor dari dalam diri adalah kepercayaan diri, sedangkan faktor
di luar diri peserta didik misalnya adalah lingkungan. Prestasi belajar termasuk
pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu
tertentu.
Syafi’I dkk (2018:116) Prestasi belajar adalah kemampuan maksimal dan
tertinggi pada saat tertentu oleh seorang anak dalam rangka mengadakan
hubungan rangsang dan reaksi yang akhirnya terjadi suatu proses perubahan untuk
memperoleh kecakapan dan keterampilan dari mata pelajaran. Prestasi belajar
menjadi suatu serangkaian dari kegiatan jiwa raga yang telah dilakukan oleh
seseorang dari suatu hasil yang telah dicapai sebagai perubahan dari tingkah laku
26
yang dilalui dengan pengalaman serta wawasan untuk bisa berinteraksi dengan
lingkungannya yang menyangkut ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang
telah dinyatakan dalam hasil akhir atau raport.
Berdasarkan uraian diatas prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan
atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan
dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. Nilai tersebut bisa dilihat
dan diambil dari sisi kognitif, afektif dan psikomotorik . Prestasi belajar sebagai
hasil kegiatan usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, maupun
kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang telah dicapai oleh setiap siswa.
2.1.5.2 Indikator Prestasi Belajar
Syafi’i dkk (2018:118-120), menjelaskan indikator-indikator prestasi
belajar mencakup tiga kemampuan yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor peserta
didik. Dapat dilihat table dibawah ini yang menjelaskan tiga ranah tersebut beserta
indikator yang harus dicapai.
Tabel 2.1 Indikator-indikator prestasi belajarNo. Jenis Prestasi Belajar Indikator Prestasi Belajar1. Ranah kognitif
a. Knowladge (Pengetahuan)
b. Comprehension (Pemahaman)
c. Application (Penerapan)
d. Analysis (Analisis)
e. Syntesis (Sintesis)
f. Evaluation (Evaluasi)
1. Dapat menyebutkan2. Dapat menunjukkan kembali
1. Dapat menjelaskan kembali materi yang diajarkan.
2. Dapat mendefinisikan dengan lisan sendiri
1. Dapat memberikan contoh2. Dapat menggunakan secara tepat3. Dapat menguraikan4. Dapat menghubungkan
1. Dapat menyimpulkan2. Dapat menggeneralisasikan
(membuat prinsip umum)
1. Dapat menilai berdasarkan kriteria dan standar melalui memeriksa dan mengkritisi
1. Dapat menghasilkan2. Ranah Afektif
a. Sikap menerima 1. Bersikap menerima pembelajaran
27
b. Memberi responc. Nilaid. Organisasie. Karakterisasi
2. Memperhatikan pembelajaran yang disampaikan
3. Mengajukan pertanyaan
3. Ranah Psikomotora. Ketrampilan bergerak dan
bertindakb. Kecakapan ekspresi verbal dan
nonverbal
1. Kesiapan melakukan melakukan pekerjaan baik secara mental, fisik maupun emosional.
2. Mengikuti atau mengulang perbuatan yang diperintahkan orang lain
3. Membuat mimik dan gerakan jasmani.
Lasmanah (2016:19-20), Agar lebih mudah dalam memahami jenis belajar
dan indikator-indikatornya, berikut tabel yang merupakan rangkuman dari tabel
jenis, indikator, dan cara evaluasi prestasi belajar.
Tabel 2.2 Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Prestasi BelajarRanah/Jenis prestasi
BelajarIndikator Prestasi Belajar Cara Evaluasi
A. Ranah Kognitif1. Pengamatan
2. Ingatan
3. Pemahaman
4. Penerapan
5. Analisis (Pemeriksaan dan penilaian secara teliti)
6. Sintesis (membuat paduan baru dan
1. Dapat menunjukkan2. Dapat membandingkan3. Dapat menghubungkan
1. Dapat menyebutkan2. Dapat menunjukkan kembali
1. Dapat menjelaskan2.Dapat mendefinisikan
dengan lisan sendiri
1. Dapat memberikan contoh2.Dapat menggunakan dengan
tepat
1. Dapat menguraikan2.Dapat
mengklasifikasikan/memilah-milah
1. Dapat menghubungkan materi-materi, sehingga menjadi kesatuan baru
2. Dapat menyimpulkan
1. Tes lisan2. Tes tertulis3. Observasi
1. Tes lisan2. Tes tertulis3. Observasi
1. Tes lisan2. Tes tertulis
1. Tes tertulis pemberian tugas
2. Observasi
1. Tes tertulis2. Pemberian tugas
1. Tes tertulis2. Pemberian tugas
28
utuh) 3.Dapat menggeneralisasikan (membuat prinsip umum)
B. Ranah Afektif1. Penerimaan
2. Sambutan
3. Apresiasi (sikap menghargai)
4. Internalisasi (pendalaman)
5. Karakterisasi (pengahayatan)
1. Menunjukkan sikap menerima
2. Menunjukkan sikap menolak
1. Kesediaan berpartisipasi/terlibat
2. Kesediaan memanfaatkan
1. Menganggap penting dan bermanfaat
2. Menganggap indah dan harmonis
3. Mengagumi
1. Mengakui dan menyakini2. Mengingkari
1. Meniadakan2. Mampu mecontohkan materi
dalam pribadi dan perilaku sehari-hari
1. Tes tertulis2. Tes skala sikap3. Observasi
1. Tes skala sikap2. Pemberian tugas3. Observasi
1. Tes skala sikap2. Pemberian tugas3. Observasi
1. Tes skala sikap2. Pemberian tugas
1. Pemberian tugas2. Observasi
C. Ranah Psikomotor1. Ketrampilan
bergerak dan bertindak
2. Kecakapan ekspresi verbal dan nonverbal
1.Kecakapan mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya
1.Kefasihan melafalkan/mengucapkan
2.Kecakapan membuat mimic dan gerak jasmani
1. Observasi2. Tes tindakan
1. Tes lisan2. Observasi3. Tes tindakan
Ahmad (2017:33), menjelaskan ada jenis prestasi belajar dan indikatornya.
Berikut ini jenis prestasi belajar yang meliputi ranah kognitif, afektif psikomotor
beserta indikator prestasi belajar dalam tabel berikut.
Tabel 2.3 Jenis dan Indikator Prestasi Belajar
Ranah Indikator
1. Ranah Kognitif
a. Ingatan,
Pengetahuan
b. Pemahaman
1. Dapat menyebutkan2. Dapat menunjukkan kembali
1. Dapat menjelaskan2. Dapat mendefinisikan dengan bahasa sendiri
29
c. Penerapan
d. Analisis
e. Menciptakan,
Membangun
f. Evaluasi
1. Dapat memberikan contoh2. Dapat menggunakan secara cepat
1. Dapat menguraikan2. Dapat mengklasifikasikan/memilah-milah
1. Dapat menghubungkan materi-materi sehingga menjadi kesatuan yang baru
2. Dapat menyimpulkan3. Dapat membuat prinsip umum atau dapat
menyimpulkan
1. Dapat menilai2. Dapat menjelaskan dan menafsirkan3. Dapat menyimpulkan
2. Ranah Afektif
a. Penerimaan
b. Sambutan
c. Sikap
menghargai
d. Pendalaman
e. Penghayatan
1. Menunjukkan sikap menerima2. Menunjukkan sikap menolak
1. Kesediaan berpartisipasi/terlibat2. Kesediaan memanfaatkan
1. Menganggap apa yang diberikan guru penting dan bermanfaat
2. Menganggap indah dan harmonis3. Mengagumi
1. Mengakui dan meyakini2. Mengingkari
1. Melembagakan atau meniadakan2. Menjelmakan dalam pribadi dan perilaku sehari-
hari3. Ranah Psikomotor
a. Keterampilan
bergerak dan
bertindak
b. Kecakapan
ekspresi verbal
dan non verbal
1. Kecakapan mengkoordinasikan gerak mata, telinga, kaki, dan anggota tubuh yang lainnya
1. Kefasihan melafalkan/mengucapkan2. Kecakapan membuat mimik dan gerakan jasmani
Berdasarkan uraian indikator prestasi belajar diatas sudah cukup jelas
bahwa dalam prestasi belajar harus dapat mengambangkan tiga ranah dari
30
indikator prestasi belajar yaitu meliputi ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotorik. Pada penelitian ini difokuskan pada ranah dalam teori prestasi
belajar yang dijelaskan oleh Syafi’i dkk (2018:118-120) yakni pada ranah kognitif
khususnya pada bagian indikator Knowledge (Pengetahuan) dan Comprehension
(Pemahaman) pada peserta didik yakni peserta didik dapat menjelaskan kembali
materi yang telah dipelajari, dapat menunjukkan kembali materi atau dapat
menjawab pertanyaan mengenai penjelasan guru, dapat mendefinisikan dengan
lisan dan bahasa sendiri serta dapat memberikan contoh sendiri dari materi yang
telah dipahami dan ranah afektif khusunya pada bagian indikator penerimaan
yakni peserta didik mampu menunjukkan sikap menerima pembelajaran yang
diberikan oleh guru, memperhatikan pembelajaran yang disampaikan dengan baik.
Serta pada ranah psikomotorik khusunya pada bagian indikator kecakapan
ekspresi verbal dan non verbal yakni peserta didik mampu atau fasih melafalkan
atau mengucapkan materi yang telah dipelajari serta merespon atau mengikuti
arahan dari guru dan dapat mempraktikkan kegiatan sederhana, sama persis
dengan yang dilihat berdasarkan pedoman atau petunjuk dari guru.
2.1.5.3 Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar yang belum maksimal merupakan masalah yang harus
dicari penyebabnya. Dengan mengetahui faktor penyebab rendahnya prestasi
belajar, maka dapat diambil keputusan yang tepat. Vandini (2015:213-214) ada
dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu meliputi sebagai berikut.
1. Faktor dari dalam diri peserta didik, antara lain:
a. Faktor jasmani seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh
- Faktor Kesehatan, Faktor kesehatan sangat berpengaruh terhadap proses
belajar peserta didik, jika kesehatan seorang peserta didik terganggu atau
cepat lelah, kurang bersemangat maka akan berpengaruh terhadap prestasi
belajarnya.
- Cacat tubuh, Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau
kurang sempurnanya tubuh.
b. Faktor Psikologis seperti intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi,
kematangan dan kesiapan.
31
- Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan
untuk menghadapi hal yang baru, mengetahui relasi dan mempelajarinya
dengan cepat.
- Perhatian adalah keaktifan jiwa yang bertujuan semata-mata kepada suatu
benda ataupun objek.
- Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu akan terealisasi
pencapaian kecakapan yang nyata sesudah belajar atau terlatih.
- Minat adalah menyangkut aktivitas-aktivitas yang dipilih secara bebas oleh
individu. Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar peserta didik.
- Motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai dalam
belajar, disadari atau tidak untuk mencapai tujuan perlu berbuat.
- Kematangan adalah suatu fase dalam pertumbuhan seseorang
- Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan respons atau reaksi.
2. Faktor luar diri peserta didik
a. Faktor keluarga seperti cara orang tua mendidik, relasi antar keluarga dan
keadaan keluarganya.
b. Faktor sekolah seperti guru dan cara mengajarnya, model pembelajaran, dan
alat-alat pelajaran.
3. Faktor lingkungan masyarakat seperti kegiatan peserta didik dalam lingkungan
dan teman bergaul
Syafi’i dkk (2020;120-121), faktor yang mempengaruhi prestasi dalam
belajar digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Pertama
Faktor internal: (1) Faktor jasmani, Misalnya penglihatan, pendengaran, struktur
tubuh dan lain sebagainya. (2) Faktor Psikologi antara lain Faktor intelektif yang
meliputi faktor potensial yaitu kecerdasan, bakat dan faktor kecakapan nyata yaitu
prestasi yang dimiliki. Kemudian Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur
kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi.
(3) Faktor kematangan fisik maupun psikis. Kedua Faktor Eksternal, (1) Faktor
sosial yang terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan
masyarakat, lingkungan kelompok. (2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu
pengetahuan, teknologi, kesenian. (3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas
rumah, fasilitas belajar.
32
Riyani (2012:20) menjelaskan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
yaitu tujuan pembelajaran, bahan ajar yang digunakan kegiatan belajar mengajar,
metode, alat, sumber dan evaluasi proses belajar mengajar, faktor dari dalam diri
meliputi faktor kesehatan, bakat, minat, perhatian serta motivasi dan juga faktor
dari luar diri yang meliputi faktor yang berhubungan dengan lingkungan yaitu
tujuan belajar, guru, teman sebaya, materi pelajaran, sarana belajar, dan
lingkungan belajar.
Berdasarkan uraian diatas faktor-faktor yang mempengaruhi pada prestasi
belajar seorang siswa adalah minat dari diri seorang siswa untuk terus belajar,
motivasi dari dalam diri dan orang terdekat, penggunaan bahan ajar yang kurang
menunjang semangat belajar, serta kurangnya interaksi antara siswa dengan guru
sehingga terjadilah turunnya prestasi belajar dalam bidang pendidikan.
2.2 Kajian Penelitian Relevan
Berikut adalah hasil penelitian yang relevan tentang karakter kedisiplinan
belajar anak SD di masa pembelajaran online terhadap prestasi belajar sebagai
berikut. Pertama penelitian yang dilakukan oleh Farel Zefanya (2018) dengan
judul “Pengaruh Kecerdasan Interpersonal dan Kedisiplinan Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Matematika”, hasil penelitian menunjukkan karakter kedisiplinan
belajar mempengaruhi pada prestasi belajar siswa. Dengan menimbulkan rasa
disiplin kepada siswa dalam proses pembelajaran akan memberikan manfaat dan
jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar. Kedua penelitian yang dilakukan
oleh Tiara Setyowahyudi, dkk (2020) dengan judul “Ketrampilan Guru PAUD
Kabupaten Ponorogo Dalam Memberikan Penguatan Selama Masa Pandemi”,
hasil penelitian menunjukkan pertama, skema pembelajaran yang dijalankan
selama masa pandemi COVID-19 adalah pembelajaran dalam jaringan. Kedua,
pemberian penguatan yang dilakukan oleh guru selama masa pandemi COVID-19
terdiri dari penguatan verbal dan non verbal. Ketiga, hambatan yang ditemui
dalam pemberian mengoperasikan aplikasi belajar seperti whatsapp, zoom dan
sebagainya, tidak memiliki smartphone dan wali murid yang kesulitan sinyal.
Ketiga penelitian yang dilakukam oleh Purandina, dkk (2020) dengan
judul
33
“Pendidikan Karakter di Lingkungan Keluarga Selama Pembelajaran Jarak Jauh
Pada Masa Pandemi COVID-19”. Hasil penelitian menunjukkan pertama, untuk
mengetahui apakah aktivitas belajar siswa selama dirumah ditemani oleh orang
tua mampu mengembangkan pendidikan karakter. Kedua, untuk mengetahui nilai-
nilai karakter apa saja yang berkembang selama pembelajaran di rumah. Ketiga,
untuk mengetahui penyebab berkembang dengan baiknya nilai-nilai karakter.
Berkembangnya nilai-nilai karakter merupakan hasil sinergitas guru dan orang tua
dalam membimbing siswa dengan penuh kasih sayang, berinteraksi, melakukan
aktivitas yang positif bersama-sama dalam pandemic COVID-19.
Berikut merupakan tabel persamaan, perbedaan, dan orisinalitas penelitian
relevan.
Tabel 2.4 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Relevan
No Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Persamaan Perbedaan Orisinalitas
1. Farel
Zefanya
Pengaruh
Kecerdasan
Interpersonal
dan
Kedisiplinan
Belajar
Terhadap
Prestasi
Belajar
Matematika
Penelitian ini
sama-sama
membahas
tentang
kedisiplinan
belajar
terhadap
prestasi belajar
bagi anak.
Penelitian yang
telah dilakukan
menekankan
pada
kedisiplinan
belajar anak
terhadap prestasi
belajar mata
pelajaran
matematika.
Penelitian
yang akan
dilakukan
menekankan
pada karakter
kedisiplinan
belajar anak
SD terhadap
prestasi
belajarnya.
2. Setyowah
yudi, dkk
Ketrampilan
Guru PAUD
Kabupaten
Ponorogo
dalam
Memberikan
Penguatan
Selama Masa
Penelitian
sama-sama
membahas
tentang skema
pembelajaran
yang dilakukan
selama masa
pandemi
Penelitian yang
telah dilakukan
menekankan
penguatan pada
guru PAUD di
kabupaten
ponorogo untuk
dapat memberi
Penelitian
yang akan
dilakukan
menekankan
pada skema
pembelajaran
di masa
pembelajaran
34
Pandemi menggunakan
pembelajaran
jaringan.
penguatan pada
anak usia dini
pada masa
pembelajaran
daring.
online dengan
menggunakan
pembelajaran
jaringan bagi
anak
3. Purandina,
dkk
Pendidikan
Karakter di
Lingkungan
Keluarga
Selama
Pembelajaran
Jarak Jauh
pada Masa
Pandemi
Covid-19
Penelitian ini
sama-sama
membahas
tentang
karakter anak
di masa
pembelajaran
di rumah
Penelitian yang
telah dilakukan
menekankan
pada penyebab
berkembangnya
karakter anak
pada saat
pembelajaran di
rumah.
Penelitian
yang akan
dilakukan
menekankan
pendidikan
karakter di
masa
pembelajaran
online
merupakan
hasil sinergitas
orang tua dan
guru dalam
membimbing
siswa.
2.3 Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan garis besar atau rancangan konsep yang disusun
secara sistematis yang saling berhubungan. Kerangka teori ini bertujuan untuk
memperjelas saat mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data sekaligus
memperjelas rujukan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian. Kerangka teori ini
dibuat dalam bentuk bagan oleh peneliti berdasarkan pendapat para ahli yang telah
diuraikan dalam kajian teori, agar lebih mudah memahami teori dari siapa saja
yang membangun teori peneliti dalam melakukan penelitian.
Berikut ini merupakan uraian kerangka teori yang telah disusun oleh
peneliti:
35
36
PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN BELAJAR
PEMBELAJARAN DARING
PRESTASI BELAJAR
Aeni (2014:51) Pendidikan karakter adalah pendidikan yang mendukung perkembangan sosial, emosional dan etis siswa.
Susilowati (dalam Asrah 2016:46) Disiplin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri.
Wahyuningsih dkk (2017:3-4) Pembelajaran daring adalah suatu bentuk pembelajaran dimana peserta didik dan pendidik terpisah jarak dan hanya memanfaatkan media elektronik untuk proses pembelajaran.
Bagaimana karakter kedisiplinan belajar anak SD dimasa pembelajaran daring
Hamdu dkk (2011:83) Prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar yang dinyatakan dalam raport atau nilai setelah mengalami proses belajar mengajar.
Apa saja faktor yang mempengaruhi kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar anak SD di masa pembelajaran daring
Analisis Karakter Kedisiplinan Belajar Anak SD di Masa Pembelajaran Daring Terhadap Prestasi Belajar
2.4 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir adalah sebuah konsep pemikiran yang akan dilakukan
oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Kerangka berpikir dapat mempermudah
peneliti untuk mencapai tujuan penelitian. Kerangka berpikir dalam penelitian ini
akan menganalisis karakter kedisiplinan belajar anak SD terhadap prestasi belajar
di masa pembelajaran daring. Analisis ini dilakukan untuk mempelajari karakter
disiplin belajar anak SD yang ada dalam kegiatan pembelajaran daring pada saat
maraknya wabah COVID-19.
Wabah COVID-19 menjadikan proses pembelajaran yang semula
mengaharuskan bertatap muka kini berubah menjadi pembelajaran daring. Pada
pembelajaran daring proses belajar dilakukan di rumah masing-masing melalui
bantuan teknologi. Materi dan tugas yang diberikan dikerjakan atau diselesaikan
di rumah. Pendidikan karakter kedisiplinan belajar anak SD pada saat seperti ini
sangat diperlu ditanamkan. Dengan ditanamkannya karakter disiplin belajar pada
anak dapat mempengaruhi terwujudnya keberhasilan pendidikan dan ketercapaian
belajar seorang anak. Karakter kedisiplinan belajar adalah belajar dengan teratur
yang menjadi pedoman mutlak dan tidak bisa diabaikan oleh seseorang yang
menuntut ilmu di sekolah maupun saat pembelajaran di rumah. Kedisiplinan
belajar besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar seorang anak serta diharapkan
mampu mendorong anak belajar lebih giat dan menjadikan prestasi belajarnya
meningkat. Oleh karena itulah peneliti merasa penting untuk melakukan penelitian
tentang bagaimana karakter kedisiplinan belajar anak SD di masa pembelajaran
daring terhadap prestasi belajarnya. Berikut adalah kerangka berpikir yang
peneliti sajikan dalam bentuk bagan.
37
38
Pembelajaran Daring
Karakter Kedisiplinan Belajar Anak SD
Disiplin Waktu Disiplin Perbuatan
Prestasi Belajar
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian merupakan tempat dimana peneliti akan melakukan
penelitian untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Penelitian ini akan
dilaksanakan di Desa Muryolobo Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara. Pada
penelitian ini lebih difokuskan pada bagaimana karakter kedisiplinan belajar anak
terhadap prestasi belajarnya selama pembelajaran daring. Subjek yang diteliti
adalah anak SDN 2 di Desa Muryolobo, orang tua anak dan wali kelas V SDN 2
Muryolobo dengan menggunakan 13 informan yang akan peneliti pilih
berdasarkan kategori yang sudah ditentukan untuk mewakili subjek yang akan
diteliti yaitu 6 anak SD, 6 orang tua anak SD dan 1 wali kelas V SDN 2
Muryolobo.
3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian yang dilakukan di Desa Muryolobo, Kecamatan Nalumsari ,
Kabupaten Jepara meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan. Waktu
yang akan digunakan untuk merencanakan penelitian adalah pada bulan
September 2020 sampai Februari 2021, dengan rincian kegiatan meliputi
observasi awal, penyusunan proposal, membuat instrument, dan persiapan
penelitian. Tahap pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan pada bulan Maret,
dengan rincian kegiatan meliputi wawancara terhadap guru kelas V terkait
kedisiplinan belajar siswa di masa pembelajaran daring terhadap prestasi
belajarnya, wawancara pada orang tua anak terkait kedisiplinan belajar anak SD di
39
masa pembelajaran daring dan wawancara pada anak dari kategori anak disiplin
belajar tinggi, kurang dan tidak disiplin belajar dimasa pembelajaran daring.
Selanjutnya, tahap pelaporan akan dilakukan pada bulan April 2021, dengan
rincian kegiatan meliputi penyusunan laporan hasil penelitian, pelaporan dan
penyempurnaan hasil penelitian. Penelitian ini diharapkan dapat selesai tepat
waktu sehingga peneliti dalam memperoleh hasil penelitian sesuai dengan apa
yang sudah direncanakan.
3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dimana dalam melakukan
penelitian kualitatif peneliti mengumpulkan data dan menemukan data penelitian
dalam bentuk kata-kata dan gambar. Data yang didapatkan berupa catatan
observasi, catatan wawancara, foto-foto, dan data pendukung lainnya. Gunawan
(2013:58) mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang masalah
manusia dan sosial. Moelong (2014:6) menyatakan bahwa penelitian kualitatif
adalah penelitian untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian secara holistic dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-
kata dan bahasa.
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus, dimana dalam
penelitian studi kasus memusatkan penelitian pada sebuah objek yang akan
diteliti. Creswell (2013:144) mengatakan bahwa penelitian studi kasus merupakan
penelitian yang dilakukan terhadap objek yang disebut sebagai kasus, yang
dilakukan secara seutuhnya, menyeluruh, dan mendalam dengan menggunakan
berbagai macam sumber data. Penelitian ini langsung terjun ke lapangan untuk
mendata, memperoleh dan menganalisa. Dalam penelitian studi kasus peneliti
menggunakan langkah-langkah dengan cara observasi dan wawancara dengan
subjek anak SDN 2 di Desa Muryolobo, Orang Tua anak, dan wali kelas V SDN
2 di Desa Muryolobo. Penelitian ini difokuskan tentang bagaimana karakter
kedisiplinan belajar anak SD dimasa pembelajaran daring terhadap prestasi
belajarnya. Adapun rancangan penelitian sebagai berikut.
40
1. Melihat kondisi di lapangan dengan melakukan observasi kepada beberapa
anak, orang tua dan wali kelasnya (guru) untuk mengetahui situasi yang ada di
lapangan.
2. Mengumpulkan data dari informan. Pada tahap ini peneliti memperoleh data
melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
3. Menganalisis data yang sudah di dapat dari proses pengumpulan data. Data
yang terkumpul akan direduksi, disajikan, dan di simpulkan kemudian di
verifikasi.
4. Menyimpulkan hasil penelitian, pada tahap ini dilakukan penyimpulan data
yang telah dianalisis, sehingga peneliti memperoleh hasil penelitian.
3.3 Peranan Peneliti
Pada penelitian ini, peneliti memiliki peran yang sangat penting untuk
mewujudkan keberhasilan dalam penelitian. Peneliti berperan mulai dari observasi
pada permasalahan sampai akhir menyimpulkan hasil penelitian. Dalam penelitian
kualitataif ini peneliti berperan sebagai perencana penelitian, pengumpul data,
menganalisis data dan menyimpulkan data yang sudah di dapatkan dari penelitian.
Penelitian yang dilakukan peneliti tentang karakter kedisiplinan belajar anak SD
di masa pembelajaran daring terhadap prestasi belajar pada anak kelas V SD di
Desa Muryolobo, diharapkan dapat menemukan informasi dan memberikan solusi
terhadap permasalahan pada penelitian sehingga hasil penelitian dapat
memberikan manfaat bagi dunia pendidikan, keluarga dan masyarakat.
3.4 Data dan Sumber Data
3.4.1 Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif, karena
banyak berupa uraian kata. Data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer merupakan data penelitian yang diperoleh
secara langsung dari sumber pertama sedangkan data sekunder adalah data yang
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang
lain atau lewat dokumen. Data penelitian ini berkaitan tentang karakter
kedisiplinan belajar anak SD pada kelas V Desa Muryolobo terhadap prestasi
belajarnya di masa pembelajaran daring. Dalam penelitian ini data diperoleh
41
secara lisan maupun tulisan. Data lisan diperoleh dari hasil observasi dan
wawancara dari narasumber. Sedangkan data tulisan pada penelitian ini berupa
deskriptif yaitu hasil teori-teori yang ada yang berupa dokumentasi identitas
informan dan data pendukung lainnya.
3.4.2 Sumber Data
Sumber data adalah subjek data yang akan digunakan. Sumber data
dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Sugiyono (2015:308)
mengatakan bahwa sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh secara
langsung dari seseorang, sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data
yang diperoleh secara tidak langsung dari orang lain atau teori yang ada di buku
atau dokumen. Data yang diperoleh berkaitan dengan karakter kedisiplinan belajar
anak SD di masa pembelajaran daring terhadap prestasi belajar tepatnya anak
SDN 2 di Desa Muryolobo Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara.
Subjek yang diteliti adalah anak SDN 2 di Desa Muryolobo, orang tua anak
dan wali kelas dengan 6 informan anak yang akan peneliti pilih berdasarkan
kategori dengan kriteria 3 anak disiplin belajar, 3 anak tidak disiplin belajar, 6
orang tua dari kriteria 3 anak disiplin belajar, 3 anak tidak disiplin belajar dan 1
wali kelas V SDN 2 Desa Muryolobo. Dengan adanya kategori informan
diharapkan mampu memberikan sumber data yang beragam, sehingga data yang
diperoleh dari penelitian juga beragam dan kompleks. Kategori yang digunakan
dalam memilih informan sebagai berikut.
Gambar 3.1 Kategori Informan
Informan yang dipilih peneliti adalah anak SD kelas V, orang tua anak dan wali
kelas V SDN 2 di Desa Muryolobo Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara.
Peneliti berusaha untuk mencari informan dengan kategori yang telah ditentukan.
Informan dalam penelitian memiliki karakter disiplin belajar yang berbeda mulai
42
Kategori Informan
Disiplin Waktu Disiplin Perbuatan
dari perbedaan karakter disiplin waktu saat belajar dan perbedaan karakter
disiplin perbuatan saat belajar. Dengan perbedaan kategori tersebut diharapkan
informan dapat memberikan sumber informasi yang berbeda. Data yang
didapatkan dari informasi dijadikan sebagai sumber data primer. Sumber data
primer dan sumber data sekunder pada penelitian ini sebagai berikut.
1. Sumber data primer. Peneliti mendapatkan data secara langsung dari informan
melalui observasi dan wawancara dengan informan 6 anak kelas V SDN 2
Muryolobo dan wawancara 6 orang tua anak di Desa Muryolobo untuk
mengetahui karakter kedisiplinan belajar saat pembelajaran daring, serta
melakukan observasi dan wawancara kepada 1 guru kelas V SDN 2 Muryolobo
untuk mengetahui prestasi belajar siswa SD di masa pembelajaran daring.
2. Sumber data sekunder. Sumber data sekunder yang diperoleh peneliti berupa
dokumentasi, catatan penelitian, dan sumber lainnya yang digunakan sebagai
pendukung penelitian.
3.5 Pengumpulan Data
Sugiyono (2013:308) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan dari
penelitian adalah mendapatkan data. Pada tahap ini peneliti mendapatkan sumber
data yang akan dianalisis. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data
observasi, wawancara dan dokumentasi.
3.5.1 Observasi
Arikunto (2013:143) mengatakan bahwa observasi merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara
teliti serta pencatatan secara sistematis. Sugiyono (2015:203) mengatakan bahwa
observasi digunakan apabila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia,
proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu
besar. Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa observasi
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan secara
langsung.
Pada penelitian ini peneliti sebagai peneliti observasi non participant
observation, karena dalam observasi ini peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai
pengamat independen. Peneliti mengamati karakter kedisiplinan belajar anak SD
43
di masa pembelajaran daring dan mengamati bagaimana karakter kedisiplinan
belajar anak SD saat daring terhadap prestasi belajarnya.
3.5.2 Wawancara
Moelong (2014:186) mengatakan bahwa wawancara merupakan percakapan
dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara
yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas
pertanyaan. Gunawan (2013:162) mengatakan bahwa wawancara merupakan
kegiatan Tanya jawab dengan tatap muka masalah yang diteliti, dimana
pewawancara bermaksud untuk memperoleh persepsi, sikap dan pola piker yang
relevan dengan masalah yang diteliti. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
Tanya jawab secara langsung untuk mendapatkan informasi atau data.
Wawancara pada penelitian ini digunakan untuk memperoleh data atau
informasi tentang bagaimana karakter kedisiplinan belajar anak SD di masa
pembelajaran daring terhadap prestasi belajarnya. Teknik wawancara yang
digunakan yaitu wawancara terstruktur dimana peneliti sudah mengetahui tentang
pertanyaan yang akan ditanyakan peneliti menggunakan instrument pedoman
wawancara sebagai acuan. Pedoman wawancara yang digunakan peneliti ada dua
yaitu, pedoman wawancara karakter kedisiplinan belajar anak SD di masa
pembelajaran daring dan Karakter kedisiplinan belajar anak SD terhadap prestasi
belajarnya.
Berdasarkan pendapat diatas, peneliti menggunakan wawancara secara
terstruktur untuk mendapatkan data yang valid. Berikut merupakan narasumber
yang akan diwawancarai oleh peneliti:
1. 6 Siswa SDN 2 di Desa Muryolobo dengan kriteria 3 siswa sangat disiplin
belajar dan 3 siswa tidak disiplin belajar.
2. 6 Orang Tua Siswa dari kriteria 3 siswa sangat disiplin belajar dan 3 tidak
disiplin belajar
3. 1 Wali kelas V SDN 2 di Desa Muryolobo.
3.5.3 Dokumentasi
Gunawan (2013:178) mengatakan bahwa dokumentasi merupakan sumber
data yang digunakan untuk melengkapi penelitian berupa sumber tertulis, film,
44
gambar atau foto, dan karya-karya monumental yang dapat memberikan informasi
bagi proses penelitian. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa
foto dari semua kegiatan dalam penelitian mulai dari observasi, wawancara dan
kegiatan yang penting lainnya sebagai sumber data pendukung untuk memperoleh
bukti dari penelitian.
3.6 Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif, penelitian harus mampu mengungkapkan
kebanaran yang objektif. Karena keabsahan data dalam penelitian kualitatif sangat
penting sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dengan demikian
penelitian ini dalam mengecek keabsahan data menggunakan teknik tringulasi.
Sugiyono (2007: 274) mengatakan bahwa tringulasi adalah teknik menguji
kebenaran data kepada sumber yang berbeda dengan teknik yang sama.
Penelitian ini menggunakan teknik tringulasi sumber. Teknik ini digunakan
untuk mengecek data-data tentang karakter kedisiplinan belajar siswa SD kelas V
saat pembelajaran daring terhadap prestasi belajarnya. Data ini diperoleh dari
wawancara dengan wali kelas V SD di Desa Muryolobo, wawancara dengan
orang tua siswa kemudian dilakukan pengecekan dari sumber data yang berbeda
yaitu dengan siswa. Jika data dari wali kelas V di Desa muryolobo Kecamatan
Nalumsari Kabupaten Jepara dan orang tua siswa sama dengan siswa maka data
tersebut menghasilkan data yang akurat. Keabsahan data dilakukan untuk
membuktikan apakah penelitian yang dilakukan benar-benar ilmiah. Uji
keabsahan data kualitatif menurut Sugiyono (2015: 19), meliputi Kreadibilitas,
transferabilitas, dependendabilitas, dan konfirmabilitas.
1.Kreadibilitas
Pada tahap ini ditunjukkan dengan adanya temuan hasil observasi mengenai
karakter kedisiplinan belajar saat pembelajaran daring terhadap prestasi
belajar yang data tersebut diperoleh dari wawancara dengan siswa, orang tua
siswa dan wali kelas V SDN Muryolobo serta dokumentasi.
2.Transferabilitas
Dalam tahap ini nanti peneliti akan memberikan uraian rinci, jelas dan juga
secara sistematis terhadap hasil penelitian. Tujuannya dilakukan uji
transferabilitas supaya dapat mudah dipahami oleh orang lain.
45
3.Dependabilitas
Peneliti akan berkonsultasi dengan pembimbing untuk mengurangi
kekeliruan dalam penyajian hasil penelitian dan proses selama dilakukan
penelitian.
4.Konfirmabilitas
Peneliti akan menguji kembali data yang didapat mengenai karakter
kedisiplinan belajar anak SD dimasa pembelajaran daring terhadap prestasi
belajarnya.
3.7 Analisis Data
Moelong (2014:280) berpendapat bahwa analisis data adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan
uraian dasar sehingga dapat ditemukan dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
seperti yang disarankan oleh data. Bogdan dan Biklen (dalam Gunawan,2013:210)
menjelaskan bahwa analisis data adalah proses pencarian dan pengaturan secara
sistematik hasil wawancara, catatan-catatan, dan bahan-bahan yang dikumpulkan
untuk meningkatkan pemahaman terhadap semua hal yang dikumpulkan dan
memungkinkan penyajian apa yang ditemukan. Sedangkan menurut Sugiyono
(2015:355) menjelaskan bahwa analisis data merupakan proses mencari dan
menyusun secara sistematis. Data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan hasil data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Pendapat para ahli
tersebut peneliti menyimpulkan bahwa analisis data merupakan proses mencari,
mengurutkan, dan menyusun data dengan tujuan menemukan informasi, menarik
kesimpulan dan mengambil keputusan.
Model analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data
model interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (dalam Sugiyono,
2015:339). Tahapan dalam menganalisis data pada penelitian kualitatif ada tiga
meliputi reduksi data (Data Reduction), penyajian data (Data display), dan
kesimpulan atau verifikasi (Conslusion Drawing/Verification). Berikut penjelasan
tahapannya.
46
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Sugiyono (2015:339) menjelaskan bahwa reduksi data adalah proses berpikir
sensitive yang memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Data
yang diperoleh di lapangan memiliki jumlah yang banyak, maka peneliti tidak
perlu mereduksi data dengan merangkum, memilih hal pokok dan memfokuskan
pada hal yang penting yang sesuai dengan tujuan penelitian.
2. Penyajian Data (Data Display)
Setelah data reduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data. Dalam
penelitian kualitatif, penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori dan sejenisnya. Miles dan Huberman (dalam
Sugiyono,2015:341) mengatakan bahwa paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif. Penyajian data digunakan untuk meningkatkan pemahaman kasus dan
sebagai acuan dalam pengambilan tindakan.
3. Kesimpulan dan Verifikasi
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman
adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan
masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang
kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang
valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kridibel, Sugiyono
(2015:345).
47
Pengumpulan Data Penyajian Data
Reduksi Data Kesimpulan
Gambar 3.1 Komponen Analisis Data Miles dan Huberman
Menurut teori para ahli pada tahap analisis data, peneliti menyimpulkan terkait
analisis data yang dilaksanakan mulai dari menentukan rancangan penelitian,
mereduksi data yang diperoleh sehingga mendapat hasil data yang diperoleh
dilapangan. Kemudian data dianalisis agar hasil penelitian tidak bersifat subjektif.
Pada tahap berikutnya peneliti menyimpulkan hasil penelitian dan mengevaluasi
kendala dalam penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Latar Penelitian
Dalam deskripsi latar penelitian ini akan menguraikan mengenai kondisi
geografis daerah penelitian, kondisi ekonomi daerah penelitian, kondisi
keagamaan daerah penelitian, kondisi pendidikan daerah penelitian, dan
karakteristik informan penelitian.
4.1.1 Kondisi Geografis Daerah Penelitian
Daerah kelurahan Muryolobo ini masuk wilayah kecamatan Nalumsari
Kabupaten Jepara. Secara geografi menurut data arsip Desa, wilayah Desa
Muryolobo ini memiliki luas wilayah 108,00 Ha. Batas-batas wilayah Desa
Muryolobo sebagai berikut pada wilayah bagian utara berbatasan dengan Desa
Batealit, di sebelah timur berbatasan dengan daerah Ngetuk dan Bendan Pete,
sebelah selatan berbatasan dengan desa Gemiring Lor dan sebelah barat
berbatasan dengan Desa Balekambang. Adapaun jarak dari ibu kota Kecamatan
1,2 km, dari ibu kota kabupaten 29 km, jarak dari ibukota provinsi 60 km dan
jarak dari ibu kota Jakarta adalah 504 km.(Sumber data arsip desa Muryolobo
2020)
48
Daerah kelurahan desa Muryolobo memiliki potensi sumber daya alam
diantaranya adalah bahan pangan atau tumbuh-tumbuhan dari tanaman padi,
jagung, singkong dan kebun jeruk yang merupakan hasil kekayaan alam desa
muryolobo. Dimana hasil panennya digunakan para masyarakat muryolobo untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain potensi sumber daya alam desa
muryolobo juga mempunyai potensi lainnya, salah satunya adalah masyarakat
desa muryolobo banyak yang mengembangkan usaha konveksi. Ada beberapa
usaha konveksi di desa muryolobo diantanranya konveksi celana kolor, daster,
sampai ke celana kulot. Dengan hasil dari usaha konveksi tersebut dipasarkan di
wilayah pasar jepara dan bahkan sampai keluar kota, dari kegiatan atau beberapa
usaha yang dilakukan masyarakat desa muryolobo lumayan mengangkat
perekonomian warga di desa muryolobo dengan bekerja disetiap harinya.(Sumber
data arsip desa Muryolobo 2020)
Luas dan Batas Wilayah Desa Muryolobo dan Peta Desa Muryolobo akan
disajikan pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Luas dan Batas Wilayah Desa Muryolobo
No Uraian
1 Luas Wilayah : 108,00 Ha
2 Jumlah Dukuh : 3 (Tiga)
1. Dukuh Krajan
2. Dukuh Grobokan
3. Dukuh Mojo
3 Batas Wilayah :
a. Sebelah utara : Desa Batealit
b. Sebelah selatan : Desa Gemiring Lor
c. Sebelah timur : Desa Ngetuk, Bendan Pete
d. Sebelah barat : Desa Balekambang
4 Orbitasi : 3,00 Km
5 Luas lahan menurut penggunaan : 28,88 Ha
6 Luas lahan pertanian : 95,00 Ha
7 Luas lahan pemukiman : 26,17 Ha
Sumber: Arsip Desa Muryolobo
49
Berdasarkan hasil pengamatan terdapat sarana dan prasarana yang lengkap di
Desa Muryolobo Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara. Di Desa Muryolobo
jalan dikatakan sudah cukup baik sehingga memudahkan warga untuk melakukan
aktifitas. Alat transportasi juga mulai ramai digunakan oleh warga untuk menjalani
kegiatan sehari-hari. Jaringan listrik dan alat komunikasi juga digunakan oleh
warganya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Fasilitas di Desa Muryolobo
Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara sangatlah baik karena sudah dapat
dinikmati oleh warganya secara maksimal dan menyeluruh. Kondisi Geografis Desa
Muryolobo disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.2 Kondisi Geografis Desa Muryolobo
No Uraian
1. Negara : Indonesia
2. Provinsi : Jawa Tengah
3. Kabupaten : Jepara
4. Kecamatan : Nalumsari
5. Desa : Muryolobo
6. Kodepos : 59466
7. Kode Kemendegri : 33.20.12.2013
8. Alat Transportasi : Motor, Mobil, Bis, Angkutan Umum, Sepeda
Sumber: Arsip Pemerintah Desa Muryolobo
Gambar 4.2 Peta Desa Muryolobo
50
Gambar 4.2 Peta Desa Muryolobo
Sumber: Arsip Pemerintah Desa Muryolobo
4.1.2 Kondisi Ekonomi Daerah Penelitian
Kondisi ekonomi masyarakat Desa Muryolobo dapat dikatakan baik, hal
tersebut dapat dilihat dari tingkat kesejahteraan masyarakat. Meskipun masih
terdapat keluarga dengan tingkat ekonomi rendah namun secara umum kondisi
ekonomi masyarakat Desa Muryolobo cukup baik.
Seacara umum warga di Desa Muryolobo ditopang oleh beberapa mata
pencaharian warga masyarakat dan dapat terdidentifikasi ke dalam beberapa bidang
mata pencaharian, seperti petani, buruh, PNS, peternak, pedagang, tukang
bangunan, tukang kayu, supir, penjahit dan lain-lain. Berdasarkan mata pencaharian
warga Desa Muryolobo dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.3 Mata Pencaharian Masyarakat Desa Muryolobo
No Pekerjaan Jumlah
1. Pedagang 60
2. Petani 45
3. Buruh 988
4. Peternak 981
5. Tukang 465
6. Supir 76
7. Penjahit 1.576
51
8. Polri 20
9. TNI 3
10. PNS 339
11. Pensiunan 785
Sumber: Arsip Pemerintah Desa Muryolobo
4.1.3 Kondisi Keagamaan Daerah Penelitian
Secara umum masyarakat yang tinggal di desa muryolobo merupakan
mayoritas penganut agama islam, sesuai ciri khasnya kota jepara yang mendapat
julukan kota ukir dan juga kota seribu ponpes, ponpes yang ada di desa Muryolobo
perbulannya ada kegiatan keagamaan yang diselenggarakan oleh pengurus masjid
yaitu mengaji makna alqurna, al-khadist, murojaah bersama warga setempat. Dan
agama dari para warga muryolobo juga para santri yang ada di pondok pesantren al-
manshurin menganut agama islam. Jumlah penduduk Desa Muryolobo berdasarkan
agama dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.4 Jumlah Pemeluk Agama Desa Muryolobo
No Agama Laki-laki Perempuan
1. Islam 3.755 orang 3.743 orang
2. Kristen 1 orang -
3. Katholik 1 orang -
4. Budha - -
5. Hindu - -
6. Konghucu - -
Sumber: Arsip pemerintah Desa Muryolobo
4.1.4 Kondisi Pendidikan Daerah Penelitian
Menurut data arsip desa, terdapat beberapa lembaga pendidikan di Desa
Muryolobo khususnya pendidikan dasar seperti PAUD, TK, SD, Ada SDN 1
Muryolobo, SDN 2 Muryolobo, SDN 3 Muryolobo dan SDN 4 Muryolobo.
Masyarakat di Desa Muryolobo menyadari betapa pentingnya pendidikan bagi
anak-anak mereka, ada banyak orang tua di Desa Muryolobo mampu
menyekolahkan anak-anaknya, ada banyak orang tua yang mampu menyekolahkan
anak-anak mereka ke jenjang yang lebih tinggi bahkan sampai jenjang perguruan
tinggi, akan tetapi masih banyak juga orang tua yang tidak bisa menyekolahkan
52
anaknya pada jenjang yang lebih tinggi karena faktor ekonomi yang kurang, rata-
rata hanya sampai SMA/SMK sederajat dan kemudian mencari pekerjaan untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Dari kesadaran masyarakat akan pentingnya
pendidikan dan kemampuan ekonomi masyarakat tersebut dapat meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Data tingkat pendidikan penduduk Desa Muryolobo
serta jumlah sekolah dan siswa menurut jenjang pendidikan sebagai berikut.
Tabel 4.5 Pendidikan Terakhir Masyarakat Desa Muryolobo
No Keterangan Jumlah Penduduk
1. Belum Sekolah dan Sekolah non formal 740
2. Tamat SD 2.900
3. Tamat SMP 1.210
4. Tamat SMA 950
5. Akademik 9
6. Strata I 80
7. Strata II 2
Sumber: Arsip Pemerintah Desa Muryolobo
Tabel 4.6 Jumlah Sekolah dan Siswa Menurut Jenjang Pendidikan
No Jenjang Pendidikan Jumlah Sekolah Siswa Aktif
1. TK 2 165
2. SD/MI 4 389
3. SMP/MTS - -
4. SMU/SMK/MA - -
5. Perguruan Tinggi - -
Sumber: Arsip Pemerintah Desa Muryolobo
4.1.5 Kondisi Sekolah Dasar Negeri 2 Muryolobo
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada hari Senin, 12 April 2021
diperoleh data, SDN 2 Muryolobo dilihat dari kondisi bangunanya sederhana dan
layak untuk menjadi tempat belajar dan mengajar. Kondisi bangunan yang ada di
SDN 2 Muryolobo masih dalam kondisi baik dan terawat. Fasilitas di SDN 2
Muryolobo cukup sebagai tempat belajar dan mengajar bagi anak juga para guru
dalam memotivasi belajar serta berdampak pada disiplin belajar. SDN 2 Muryolobo
mempunyai enam ruang kelas yang bersebelahan, setiap ruang kelas tersedia meja,
53
kursi, serta papan tulis. Selain itu ada media gambar yang ditempel di ruang belajar
untuk menunjang kegiatan belajar di SDN 2 Muryolobo. Yang menjadikan anak
disiplin untuk belajar khususnya pada kelas V terdapat papan reward untuk
menempelkan bintang yang didapat bagi siswa yang berhasil mendapatkan nilai 100
disetiap masuk kelas. Ada juga pojok baca bagi setiap siswa yang bisa digunakan
untuk membaca buku materi pelajaran, buku cerita, buku dongeng, buku literasi dan
buku-buku lainnya. Dengan adanya pojok baca, siswa menjadi senang di kelas
karena bisa membaca buku kesukaannya bersama-sama dengan teman sekelas.
SDN 2 Muryolobo terdapat sumber daya yang berkualitas yang meliputi,
peserta didik, tenaga pengajar atau guru serta ditinjau berdasarkan fasilitas atau
sarana prasarana yang dimiliki SDN 2 Muryolobo yang cukup memadai. Berikut
sumber daya yang dimiliki SDN 2 Muryolobo.
a. Siswa
Siswa adalah manusia yang memiliki potensi dasar baik fisik maupun mental
yang perlu dikembangkan melalui pendidikan. Pendidikan dapat diperoleh dari
keluarga dan sekolah. Sekolah ini bisa dari sekolah formal dan juga non formal.
Sekolah formal di SDN 2 Muryolobo merupakan tempat belajar bagi siswa yang
memberikan pelayanan dan pengajaran untuk meningkatkan motivasi belajar serta
dapat menciptakan pendidikan karakter khusunya pada karakter kedisiplinan belajar
anak terhadap prestasi belajarnya. Berikut tabel daftar siswa kelas V SDN 2
Muryolobo tahun ajaran 2020/2021.
Tabel 4.7. Daftar siswa SDN 2 Muryolobo pada tahun 2020/2021
Kelas I II III IV V VI Jml
Total
J.Kelamin L P L P L P L P L P L P -
Jumlah 7 10 7 6 9 5 12 9 13 8 14 7 -
Jml.Total 17 13 14 21 21 21 107
Sumber. Dokumen SDN 2 Muryolobo 2021
b. Tenaga Pendidik/ Guru
Guru merupakan satu diantara sekian banyak unsur pembentuk utama calon
anggota utama masyarakat. Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan,
yang berdasarkan pengetahuan dan pengalaman bertanggung jawab atas kelancaran
54
perjalanan peserta didik dalam proses pembelajaran. Berdasarkan guru yang ada di
SDN 2 Muryolobo berikut merupakan daftar tenaga pendidik/ guru di SDN 2
Muryolobo.
Tabel 4.8. Daftar Tenaga Pendidik/Guru SDN 2 Muryolobo
No. Daftar Nama Guru Jabatan
1. Sungkono, S.Pd Kepala Sekolah
2. Sri Wahyuni, S.Pd Guru Kelas 1
3. Fahriyah Fahmi, S.Pd Guru Kelas II
4. Naf’an, S.Pd Guru Kelas III
5. Munadir, S.Pd.SD Guru Kelas IV
6. Dini Nuzulia N., S.Pd Guru Kelas V
7. Muhdiana, S.Pd.SD Guru Kelas VI
8. Tutik Khoiriyah, S.Pd.I Guru Agama
9. Rohman, S.Pd Guru OR
10. Ahmad Hasan .,S.Pd.I GTT
11. Risyda Fadzlika A., S.Pd GTT
Sumber. Dokumen SDN 2 Muryolobo 2021
Dari uraian hasil observasi dapat dibuktikan dengan hasil dokumentasi
kondisi lingkungan SDN 2 Muryolobo yang baik dan terawat serta banyak fasilitas
yang memadai di lingkungan SDN 2 Muryolobo selama kegiatan observasi
dilakukan yaitu:
55
Gambar 4.3 Kondisi SDN 2 Muryolobo dan Fasilitas di Kelas V Dokumentasi Penelitian Tanggal 3 April 2021
Dari uraian hasil observasi dan hasil penelitian di SDN 2 Muryolobo, kondisi
tempat SDN 2 Muryolobo sangat baik dan terawat. Guru yang berkualitas dan
berpengalaman, serta siswa yang bersemangat dalam belajar menjadikan salah satu
fokus penelitian skripsi ini, yang tertuju tentang: (1) analisis karakter kedisiplinan
belajar anak SD dimasa pembelajaran daring; (2) analisis faktor karakter
kedisiplinan belajar anak SD di masa pembelajaran daring terhadap prestasi belajar.
4.1.6 Karakteristik Informan Penelitian
Mata pencaharian yang ada di Desa Muryolobo Kecamatan Nalumsari
Kabupaten Jepara di bagi menjadi 2 macam yaitu PNS yang terdiri dari guru dan
polisi serta non PNS yakni terdiri dari buruh, petani, tukang kayu, tukang
bangunan, supir, penjahit, pedagang dan peternak.
Penelitian ini mengambil informan dari anak usia sekolah dasar dengan
kategori anak berkarakter kedisiplinan belajar tinggi dan rendah dimasa
pembelajaran daring yang orang tuanya memiliki pekerjaan berbeda-beda.
Berjumlah 6 anak usia sekolah dasar kelas V, 6 orang tua dan 1 guru kelas V
sekolah dasar. Alasan peneliti mengambil informan yang memiliki kategori
karakter kedisiplinan belajar tinggi dan rendah di masa pembelajaran daring dengan
pekerjaan orang tua yang berbeda serta guru kelas V yakni peneliti ingin
mengetahui karakter kedisiplinan belajar anak SD 2 Muryolobo dimasa
pembelajaran daring terhadap prestasi belajarnya. Dalam penelitian ini 6 anak SD 2
Muryolobo kelas V adalah dari yang termasuk anak kategori sangat disiplin belajar
dan kategori anak tidak disiplin belajar di masa pembelajaran daring yang ada di
Desa Muryolobo.
4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan
56
Pembahasan pada bagian ini akan membahas tentang hasil penelitian analisis
karakter kedisiplinan belajar anak kelas V SDN 2 Muryolobo di Desa Muryolobo
Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara dan karakter kedisiplinan belajar anak SD
di masa pembelajaran daring terhadap prestasi belajarnya.
4.2.1 Karakter Kedisiplinan Belajar Anak SD 2 Muryolobo di Masa
Pembelajaran Daring
Karakter kedisiplinan belajar merupakan sikap siswa yang terbentuk melalui
proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan dan
keteraturan berdasarkan acuan nilai moral individu untuk memperoleh perubahan
tingkah laku yang mencakup perubahan berfikir, sikap dan tindakan yang sesuai
dengan standar sosial. Sesuai yang dikatakan Susilowati (2016:46) kedisiplinan
belajar merupakan suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses usaha
yang dilakukan seseorang atau peserta didik untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam berinteraksi dengan lingkungannya yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Kedisiplinan belajar sangat
diperlukan oleh siapapun dan dimanapun begitu pula siswa, dengan adanya disiplin
belajar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Menurut Andrian (2017:
137-138) tujuan kedisiplinan belajar akan membantu siswa dalam menyesuaikan
diri dan penyesuaian sosial. Dengan disiplin belajar semua proses pembelajaran
dapat terarah, tertib, teratur, sehingga tujuan yang diharapkan mudah untuk dicapai.
Adanya siswa yang disiplin belajar baik dapat mengoptimalkan hasil belajar yang
baik juga.
Kedisiplinan belajar diperlukan oleh siapapun dan dimanapun, dengan adanya
disiplin belajar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Menurut Supardi
(2014:82), disiplin berperan penting dalam menentukan kesuksesan belajar siswa
dan banyak manfaat yang bisa diambil apabila siswa dapat menerapkan
kedisiplinan belajar. Pembiasaan disiplin belajar akan mempunyai pengaruh positif
bagi kehidupan dimasa yang akan datang. Pada mulanya memang disiplin dirasakan
sebagai sesuatu kebiasaan yang mengekang tetapi lama-kelamaan akan menjadi
suatu kebiasaan yang baik. Yuliantika (2017) faktor yang mempengaruhi
kedisiplinan belajar siswa ada dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor
57
internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari siswa sendiri dan dapat
mempengaruhi disiplin belajarnya. Faktor internal meliputi keadaan fisik dan psikis
yang mempengaruhi pembentukan disiplin diri. Faktor eksternal yaitu faktor yang
berasal dari lingkungan luar yang meliputi kebiasaan keluarga, penerapan tata tertib
sekolah, dan kondisi masyarakat.
Siswa dikatakan memiliki karakter kedisiplinan belajar bisa dilihat dari
ketepatan waktu dalam belajar serta perbuatan yang terarah, tertib dan teratur.
Sejalan dengan Nuraini, dkk (2019:56) Siswa yang karakter kedisiplinan belajarnya
baik akan selalu tepat waktu dalam belajar sampai selesai waktunya belajar, Siswa
tidak akan keluar rumah saat belajar, selalu menyelesaikan tugas serta
mengumpulkan tugas dengan tepat waktu, Siswa akan patuh dan tidak melanggar
aturan yang telah ditetapkan, tidak bermalas-malasan dalam belajar, tidak
menyuruh orang lain untuk mengerjakan tugasnya, dan selalu berbuat jujur dengan
siapapun serta tidak pernah berbohong. Setiap siswa memiliki karakter kedisiplinan
belajar yang berbeda dan prestasi belajar yang berbeda pula.
Sebagaimana dengan informasi yang disampaikan informan yang ada di SDN
2 Muryolobo dengan kategori siswa dengan karakter kedisiplinan belajar tinggi di
masa pembelajaran daring yaitu SA, FA, ZI. Wawancara dengan siswa di SDN 2
Muryolobo dilakukan untuk mengetahui karakter kedisiplinan belajar anak SD
kelas V di masa pembelajaran daring. Mereka memberikan jawaban yang beragam
dari hasil wawancara dengan informan ditemukan hasil.
Gambar 4.4 Penelitian Siswa 1
Dokumentasi Penelitian Tanggal 7 April 2021
58
SA adalah siswa kelas V dari SDN 2 Muryolobo. Ibu dari SA berlatar
belakang pendidikan S1 Psikologi dan bekerja sebagai guru MTs. SA termasuk
kedalam siswa dengan karakter disiplin belajar tinggi di SDN 2 Muryolobo di saat
pembelajaran daring. SA mengatakan bahwa:
“Kalau pagi selalu dibangunin ibu buat ikut kelas daring”“Tidak pernah telat karena takut dimarahi bu guru”“Aku kalau dirumah punya jadwal belajar sendiri, biar semangat belajar”“Tugas selalu aku kerjakan dan tidak pernah telat saat mengumpulkan ke sekolah”
“Kalau ada tugas yang tidak bisa aku nanya ke ibuku, terus diajari sampai bisa”
“Selalu dibelikan buku panduan sendiri sama ibu, soalnya biasanya bu guru memberi soal sama materi tidak ada di buku panduan dari sekolah”
“Nilai belajarku meningkat, prestasiku disekolah juga baik”(Wawancara hari Rabu, 7 April 2021).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa SA memiliki
karakter kedisiplinan belajar yang tinggi dimasa pembelajaran daring. SA selalu
mematuhi peraturan dari sekolah, SA mempunyai karakter disiplin waktu dan
perbuatan yang tinggi.
Didukung pernyataan dari Ibu UA selaku ibu kandung dari SA, mengatakan
bahwa:
“SA anaknya suka belajar, meskipun pembelajaran daring dia masih suka belajar, malahan dia punya jadwal sendiri untuk belajar”“Selalu bangun pagi-pagi sekali kalau ada kelas pembelajaran daring biar tidak telat, selalu saya bangunkan”“SA tidak malas saat belajar di rumah, selalu saya ingatkan saat belajar”“Hanya satu kesulitan yang dialami SA materi yang di berikan gurunya tidak ada di buku panduan, akhirnya kadang kurang faham”“Dibelikan buku panduan sendiri yang lebih lengkap biar tambah rajin belajar dan selalu saya dampingi kalau malam diwaktu luang saya”“saya selalu membenarkan jawaban SA kalau salah biar bisa di buat belajar dan dia kalau ada tugas dari gurunya langsung dikerjakan”“Akhirnya karena saya sering ngomel biar SA belajar, jadi dia takut dan selalu belajar sesuai jadwal yang dibuatnya” (Wawancara, Tanggal 1 Mei 2021)
Berdasarkan penjelasan dari orang tua, membuktikan bahwa SA anak yang
mempunyai kedisiplinan belajar yang tinggi di masa pembelajaran daring, selalu
mematuhi peraturan dari sekolah dan belajar sesuai dengan jadwal belajar yang
telah dibuat, meskipun kebanyakan teman sebayanya bermain di saat adanya
pembelajaran daring, tetapi SA lebih senang belajar di rumah dan menyelesaikan
59
tugas dengan baik. Dibuktikan dengan hasil observasi Tanggal 9 April 2021
menunjukkan bahwa dimasa pembelajaran daring SA tidak bermalas – malasan
untuk belajar, selalu mengikuti pembelajaran daring, SA masih sama seperti pada
saat pembelajaran tatap muka dia selalu mengerjakan tugas sendiri dengan memiliki
jadwal belajar yang dibuatnya di rumah.
Gambar 4.5 Mengikuti Pembelajaran Daring
dan Mengerjakan Tugas Sendiri
Dokumentasi 9 April 2021
Pada Observasi Tanggal 12 April 2021 SA terlihat mengumpulkan tugas ke
sekolah dengan tepat waktu pada gurunya, membawa baju rapi, masker dan selalu
cuci tangan sebelum masuk ke dalam kelas. SA Nampak membaca buku pelajaran
yang ada di kelas dan membaca materi yang belum di kuasainya. Hal ini dapat
dibuktikan dengan hasil dokumentasi saat SA masuk ke sekolah untuk
mengumpulkan tugasnya:
60
Gambar 4.6 Tepat Waktu Mengerjakan dan Mengumpulkan Tugas
Dokumentasi Penelitian Tanggal 12 April 2021
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dapat disimpulkan
bahwa kedisiplinan belajar SA saat pembelajaran daring masih sama seperti saat
pembelajaran tatap muka yaitu sangat disiplin belajar. Dilihat dari 2 Indikator
disiplin belajar menurut Nuraini dkk, (2019;56) Kedisiplinan belajar SA yang
tercapai yaitu: (1). Tepat waktu dalam belajar saat pembelajaran daring,
menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, dan tidak keluar rumah saat belajar. (2).
SA selalu patuh dengan peraturan yang dibuat saat daring, tidak bermalas –
malasan saat belajar maupun saat mengikuti kelas daring, tidak menyuruh orang
lain untuk mengerjakan tugasnya dan selalu berbuat jujur kepada orang tuanya
ketika mendapatkan tugas dari gurunya serta selalu mengikuti kelas daring. Maka
kedisiplinan belajar SA baik disiplin waktu maupun disiplin perbuatan di masa
pembelajaran daring juga membutuhkan dorongan dari orang tua dan semangat
dari diri sendiri untuk meningkatkan kedisiplinan belajar di masa daring.
Gambar 4.7 Penelitian Siswa II
Dokumentasi Penelitian Tanggal 7 April 2021
FA adalah siswa kelas V SDN 2 Muryolobo. Bapak dari FA berlatar belakang
pendidikan S1 PAI dan bekerja sebagai guru MI. FA termasuk siswa yang
mempunyai karakter kedisiplinan belajar yang tinggi di masa pembelajaran
daring.
FA mengatakan :
61
“Aku kalau ada kelas daring mandi pagi-pagi sekali biar tidak telat masuk group”
“Saat daring bu dini sering ngasih tugas terus kalau aku kurang faham, langsung WA bu dini”
“Biasanya ditemani ibuku, bapak menemani kalau habis mahgrib belajar sama bapak”
“Setiap ada tugas selalu dikerjakan sendiri tapi kalau ada yang sulit nanya ke bapak”
“Biasanya aku ke rumah izza kan deket rumahnya sama aku, jadi ngerjain sama-sama”
“Jadi tugasku selesai sebelum di suruh ngumpulin ke sekolah”“Ke sekolah harus pakai masker”
(Wawancara hari Rabu, 7 April 2021).
Berdasarkan hasil wawancara, FA selalu mengikuti kelas pembelajaran
daring dan masuk sebelum kelas daring dimulai, jika kesulitan mengerjakan tugas
dari sekolah FA meminta bantuan kepada bapaknya dan belajar bersama dengan
teman sekelas yang rumahnya berdekatan dengan dia. FA termasuk anak yang
memiliki karakter disiplin belajar tinggi. Dapat diperkuat dengan penjelasan dari
orang tua FA.
Didukung pernyataan dari KA, S.Pd bapak dari FA, menjelaskan bahwa:
“Anak saya FA saat ini sedang mengikuti pembelajaran daring. Saya selalu mendampingi ketika dia sedang mengikuti daring”“Anak saya tidak pernah keluar rumah buat main, memang selalu belajar”“FA memang memprioritaskan sekolah itu nomer satu, jadi tiap ada kelas daring dia bangun pagi-pagi sekali dan langsung mengikuti daring, yaa tanpa dibangunkan ibunya dulu”“Dia tidak pernah telat saat masuk grup kelasnya itu”“FA itu anaknya kalau mendapat tugas dari gurunya yaa langsung dikerjakan sendiri, kalau tidak bisa baru nanya ke saya”“Punya jadwal belajar sendiri juga, jadi habis maghrib dia belajar ditemani ibunya kadang, kadang juga saya, karena dia sudah faham dengan tugas-tugasnya jadi saya lebih banyak mengarahkan saja ke anak saya”“Ibunya juga sering membelikan buku literasi yang 3D gambarnya bisa hidup jadi dia tambah semangat belajar dan lebih faham”
(Wawancara tanggal 3 Mei 2021)
Berdasarkan penjelasan dari orang tua, membuktikan bahwa FA memang
selalu mengikuti kelas daring, dia mempunyai karakter kedisiplinan belajar yang
tinggi saat pembelajaran daring seperti ini. FA mengerjakan tugas sekolahnya
62
dengan mandiri dikerjakan sendiri, FA juga selalu dibelikan buku literasi oleh
orang tuanya agar lebih semangat untuk belajar. FA tidak pernah keluar rumah
hanya untuk sekedar bermain sama temannya jika belum belajar dan belum
mengerjakan tugas sekolahnya. Dibuktikan dengan hasil observasi Tanggal 16
April 2021 menunjukkan bahwa saat kelas pembelajaran daring FA selalu
mengikuti, FA selalu belajar di rumah dan belajar bersama dengan teman yang
rumahnya dekat dengan rumahnya.
Gambar 4.8 Tidak Keluar Rumah Saat Belajar dan Tidak Males-Malesan
Dokumentasi Penelitian Tanggal 16 April 2021
Pada observasi hari Senin 12 April 2021 FA mengumpulkan tugas dengan
tepat waktu. FA ke sekolah dengan memakai pakaian rapi dan sopan, FA mencuci
tangan terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam kelas, selalu memakai masker
63
ketika ke sekolah. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi pada hari Rabu
April 2021.
Gambar 4.9 Taat dan Mematuhi Peraturan Pembelajaran Daring
Dokumentasi Penelitian Tanggal 12 April 2021
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dapat
disimpulkan bahwa FA merupakan anak yang semangat belajar, dapat mengikuti
pembelajaran daring di rumah, selalu rajin belajar, tidak keluar rumah saat belajar
dan mempunyai kedisiplinan belajar yang tinggi saat pembelajaran daring ini. Dia
juga belajar bersama dengan temannya jika mengalami kesulitan dan selalu
dibelikan buku oleh orang tuanya, buku literasi 3D yang ada gambar bisa hidup
sehingga menambah semangat FA untuk terus belajar. Selalu mengumpulkan tugas
dengan tepat waktu dan taat serta mematuhi peraturan yang telah dibuat oleh
gurunya.
64
Gambar 4.10 Penelitian Siswa III
Dokumentasi Penelitian Tanggal 7 April 2021
ZI adalah siswa kelas V di SDN 2 Muryolobo. Bapak dari ZI berlatar
belakang pendidikan SMA sebagai perangkat desa, dan ibunya sebagai ibu rumah
tangga. ZI merupakan salah satu siswa dengan karakter disiplin tinggi di kelas V
SDN 2 Muryolobo. ZI berkata:
“Aku masuk ke group kelas daring pernah telat, tapi langsung minta maaf ke bu guru dan janji tidak mengulangi”
“Tugas sekolah kalau daring tambah banyak, tapi selalu aku kerjakan”“Aku tidak pernah ijin tidak masuk kalau ada daring karena takut
ketinggalan materi”“Punya jadwal belajar sendiri dirumah, biar lebih semangat belajar”“Kalau belajar biasanya ditemani sama di ajari bapak sehabis maghrib
sampai isya’, kadang kurang faham apa yang dijelaskan bu guru”“Tapi kadang aku ngechat bu dini nanya soalnya kok susah caranya
gimana”“Tugasku aku kerjain sendiri, tidak pernah telat mengumpulkan tugas”“Ibu bapakku selalu mengecek tugas-tugasku”(Wawancara Rabu 7 April 2021)
Berdasarkan pernyataan dari ZI dapat disimpulkan bahwa ZI memiliki
kedisiplinan belajar yang tinggi, hanya saja terkadang telat untuk masuk ke kelas
pembelajaran daring yang dikarenakan kuotanya habis.
Didukung dengan penjelasan Bapak A (SMA, Perangkat Desa) bahwa:“ZI itu kalau masalah sekolah takut, takut dimarahi guru kalau tidak masuk
kelas daring sama takut kalau nilainya jelek”“Mengikuti kelas daring dengan semangat”“Saya selalu menyempatkan waktu buat menemani dia belajar”“Kesulitan yang dialami ZI di masa daring ini dia sulit memahami materi,
yaa karena terkadang materi yang dijelaskan tidak ada di buku panduan”“Anak saya selalu tepat waktu kalau ada kelas daring”“Pernah telat masuk, dan telat mengumpulkan tugas karena neneknya lagi
sakit di RS” “Tapi dia tidak pernah bohong kalau ada tugas pasti langsung dikerjakan”“Kalau belajar tidak saya bolehkan sambil nonton TV, harus dimatikan”“Jadi dia focus buat belajar di rumah”(Wawancara, 5 Mei 2021)
65
Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa ZI selalu
mengikuti pembelajaran daring, ZI selalu patuh dan taat pada peraturan yang dibuat
oleh gurunya. Dia pernah terlambat masuk kelas daring sekali, telat mengumpulkan
tugas karena neneknya sakit dan langsung meminta maaf dan mengumpulkan tugas
dilain harinya. ZI selalu belajar saat dirumah, dia mengerjakan tugas tepat waktu.
Hal tersebut membuktikan bahwa ZI memiliki kedisiplinan belajar sangat tinggi
saat daring ini. Dibuktikan dengan hasil observasi ZI pada tanggal 17 April 2021.
Dia mengikuti pembelajaran dengan baik, selalu mengerjakan tugasnya sendiri dan
tidak keluar rumah saat belajar.
Hal ini dibuktikan dengan dokumentasi saat melakukan observasi pada
tanggal 17 April 2021. ZI menunjukkan tepat waktu saat mengikuti kelas daring,
tidak keluar rumah saat daring, selalu mematuhi peraturan yang ada di kelas daring.
Gambar 4.10. Tidak Bermalas-Malasan Mengikuti Daring
Dokumentasi Penelitian Tanggal 17 April 2021
66
Hasil observasi pada hari Senin, 19 April 2021 menunjukkan bahwa ZI
anak yang tidak malas untuk belajar, tidak keluar rumah saat waktunya belajar dan
tidak menyuruh orang lain saat mengerjakan tugas sekolah. Belajar dengan
sungguh-sungguh dan selalu fokus memahami materi pembelajaran. Hal ini dapat
dibuktikan dengan hasil dokumentasi ZI pada hari Senin, 19 April 2021.
Gambar 4.11 Belajar dan Fokus
Dokumentasi Tanggal 19 April 2021
ZI merupakan siswa yang mempunyai karakter kedisiplinan belajar yang
tinggi. Pada saat pengumpulan tugas ke sekolah terlihat ZI masuk ke kelas tepat
waktu. Setiap mengumpulkan tugas ke sekolah Zi selalu memakai pakaian yang
rapi, selalu memakai masker dan mencuci tangan sebelum masuk ke kelas. Hasil
observasi Senin, 12 April 2021. Hal ini dibuktikan dengan dokumentasi ZI saat
masuk ke sekolah.
67
Gambar 4.12 Mematuhi Tata Tertib Sekolah
Dokumentasi Penelitian Tanggal 12 April 2021
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dari informan
dapat disimpulkan bahwa ZI memang memiliki karakter kedisiplinan belajar yang
tinggi. Selalu mengikuti pembelajaran daring, tepat waktu ketika masuk group
kelas pembelajaran daring dan bertanya jika mengalami kesulitan. ZI terlihat tidak
keluar rumah dia selalu belajar di rumah dan mengerjakan tugasnya sendiri, tidak
bermalas-malasan mengerjakan tugas maupun belajar di rumah. ZI taat dan patuh
pada peraturan yang telah di buat oleh gurunya dan juga oleh pihak sekolah.
Ketika di rumah pun ZI memiliki jadwal belajar sendiri sehingga dia tidak keluar
rumah saat jadwal untuk dia belajar tiba. Kedisiplinan belajar ZI saat
pembelajaran daring jauh lebih baik karena jika dia kesulitan bisa melihat video
pembelajaran dari google mengenai materi yang belum ZI kuasai, sehingga di
masa daring ini ZI lebih giat untuk belajar dan giat mengerjakan tugas sendiri.
Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dari informan
siswa (Kedisiplinan Belajar Tinggi di Masa Pembelajaran Daring) yaitu SA, FA,
dan ZI dapat disimpulkan bahwa dengan memiliki kedisiplinan belajar yang tinggi
Siswa akan memiliki kataatan dan kepribadian yang baik dilingkungan keluarga
maupun lingkungan sekolah. Siswa yang memiliki karakter kedisiplinan belajar
yang tinggi, setiap harinya akan terlatih untuk bertindak disiplin dan penuh
tanggung jawab. Sejalan dengan Gunarso (2012) Siswa yang memiliki karakter
kedisiplinan belajar yang tinggi akan memiliki sikap taat dan patuh pada peraturan
yang tertulis maupun tidak tertulis dalam proses perubahan perilaku yang menetap
akibat praktik yang berupa pengalaman mengamati, membaca, menirukan,
mencoba sesuatu, mendengarkan serta mengikuti arahan. Hasil observasi di SDN
2 Muryolobo pada kelas V juga sama menunjukkan bahwa siswa dengan karakter
kedisiplinan belajar yang tinggi mampu menaati dan mematuhi peraturan yang
telah dibuat oleh sekolah di masa daring, hal ini terjadi pada siswa SA, FA, dan ZI
68
yang setiap mengikuti kelas daring selalu mendengarkan dan mengikuti arahan
dari guru.
SA dan FA menjelaskan bahwa mereka mempunyai jadwal sendiri untuk
belajar di rumah, SA dan FA juga selalu mengerjakan tugasnya sendiri dan
mengumpulkan dengan tepat waktu. Dari penjelasan Ibu UA dan Bapak KA
mengatakan bahwa mereka selalu memperhatikan SA dan FA untuk selalu tepat
waktu saat belajar di rumah maupun ketepatan waktu dalam mengumpulkan tugas,
Ibu UA dan Bapak KA selalu menerapkan kebiasaan yang baik kepada SA dan
FA untuk selalu memakai masker ketika mengumpulkan tugas ke sekolah dan
mencuci tangan sebelum masuk ruang kelas. Sedangkan ZI mengerjakan tugas
dari sekolah dengan melihat video pembelajaran yang ada di google untuk
menambah pemahaman terkait materi yang belum dipahami. ZI sudah memiliki
karakter kedisiplinan belajar yang tinggi selama pembelajaran daring. Hal ini
dijelaskan oleh ZI bahwa dia lebih suka belajar dengan melihat video, karena
tugas selama daring menjadi lebih banyak sehingga lebih faham jika dengan
melihat penjelasan materi melalui video. ZI juga selalu ditemani orang tuanya
untuk belajar serta selalu di dukung agar giat untuk belajar.
Penelitian dari Yulianti dkk (2019:37-38) menjelaskan bahwa faktor yang
mempengaruhi kedisiplinan belajar anak ada dua yaitu internal dan eksternal,
faktor internal berasal dari diri siswa sendiri yang meliputi kesadaran diri, kurang
motivasi belajar, malas, tidak bisa menerapkan cara belajar yang baik dan faktor
eksternal yang berasal dari orang tua kurang memberikan dukungan, guru yang
kurang memberikan motivasi serta teman sebaya atau lingkungan yang sangat
mempengaruhi kedisiplinan belajar siswa. Hal tersebut sesuai dengan SA, FA, dan
ZI bahwa hasil observasi menunjukkan siswa mencapai semua indikator karakter
kedisiplinan belajar yang diukur dengan 2 indikator menurut Nuraini dkk,
(2019:56) yaitu: (1) Disiplin Waktu yang meliputi tepat waktu dalam belajar,
menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, dan tidak keluar rumah saat belajar. (2)
Disiplin perbuatan yang meliputi selalu patuh dengan peraturan, tidak bermalas-
malasan dalam belajar, tidak menyuruh orang lain untuk mengerjakan tugasnya
serta selalu berbuat jujur dan tidak berbohong.
69
Hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan informan siswa dengan
karakter kedisiplinan belajar rendah di kelas V SDN 2 Muryolobo yaitu NH, WD,
dan MWF berbeda dengan informan dengan karakter kedisiplinan belajar tinggi.
Wawancara dengan informan dengan karakter kedisiplinan belajar rendah
dilakukan untuk mengetahui karakter kedisiplinan belajar di masa pembelajaran
daring. Mereka memberikan jawaban yang beragam dari hasil wawancara dengan
informan ditemukan hasil.
Gambar 4.13 Penelitian Siswa IV
Dokumentasi Penelitian Tanggal 7 April 2021
NH adalah siswa kelas V di SDN 2 Muryolobo. Ibu dari NH berlatar
belakang pendidikan MTs dan bekerja sebagai Buruh Pabrik Garment, Sedangkan
Bapaknya berada perantauan. Setiap harinya NH selalu ditinggal oleh ibunya
untuk bekerja. Ibunya bekerja dari pukul 06.00 pagi sampai pukul 07.00 malam.
NH termasuk siswa yang mempunyai karakter kedisiplinan belajar rendah.
Berdasarkan pernyataan NH , menuturkan bahwa:
“ Aku tahu masuk ke group kelas daring itu pukul 07.00 sampai 10.00”“Pernah telat karena aku main dulu sama temanku, main petasan”“Kalau aku telat yaa langsung masuk ke group, kadang dimarahi bu dini”“Ditegur disuruh jangan telat lagi”“Tugas dari sekolah kalau daring tambah banyak, jadi aku males ngerjainnya”“Karena aku tidak bisa mengerjakan sendiri, jadi aku tinggal main keluar sama teman-temanku”“Kadang aku ngumpulin tugas tepat waktu tapi kadang juga lupa kalau ada tugas soalnya hpnya di bawa ibuku kerja, kalau tidak mengerjakan yaa di WA bu dini terus aku dimarahi ibuku tapi aku ngerjain tugasnya sendiri”“Kalau tugas bahasa inggris aku tidak bisa sama sekali terus minta bantuan sama kakak yang kelas 3 SMA tetanggaku”“Aku sudah malas sekolah, kelas daring itu tidak enak, aku tidak faham materi pelajarannya”
70
“Pernah ngirim sticker ke group, dimarahi sama bu guru”“Tidak pernah berbohong sama orang tua kalau aku sering mengumpulkan tugas telat, soalnya ibuku kalau pulang kerja mengecek hpnya ada tugas atau tidak”(Wawancara 7 April 2021)
Dari pernyataan NH dapat disimpulkan bahwa NH memang memiliki
karakter kedisiplinan rendah di masa pembelajaran daring. Rendahnya karakter
kedisiplinan belajar NH dikarenakan malas untuk belajar dan malas mengikuti
kelas daring serta kurangnya motivasi dan dukungan dari orang tua NH.
Berdasarkan wawancara dengan Ibu TUMR (MTs, Buruh Pabrik Garment)
menambahkan:
“Saya tahu kalau sekarang ini anak saya sekolah di rumah, sekolah daring”
“Tapi saya tidak pernah menemani dia saat ada kelas daring, soalnya saya kerja”“Setiap pagi sebelum berangkat kerja udah saya bangunin biar tidak telat tapi yaa begitu langsung main dulu sama temannya”“Saya kalau mendampingi belajar itu malam tapi kalau capek sekali saya langsung tidur”“Kesulitan yang dialami anak saya itu saya tahu, dia tidak faham materi yang diajarkan gurunya, karena gurunya kadang Cuma ngasih tugas dan bacaan dari tugasnya tidak ada di buku panduan”“Saya kalau malam juga kadang ngecek bukunya, mau menulis apa tidak karena kalau tidak dicek NH tidak akan menulis dia lebih sering main”“Habis itu saya marahin, langsung marah karena tidak bisa dibilangin, terus mau ngerjain tugasnya dan belajar kalau saya sudah di rumah”(Wawancara 8 Mei 2021)Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa NH karakter
kedisiplinan belajar rendah. Dibuktikan dengan hasil observasi Tanggal 20 April
2021 menunjukkan bahwa NH saat ada kelas pembelajaran daring pernah telat
masuk, mengirim emoticon ke group kelas saat guru menjelaskan materi serta
tugas dan bermain bersama temannya, tidak mau belajar dirumah karena tidak ada
yang menemani belajar. Hal ini dibuktikan dengan hasil dokumentasi NH saat
mengikuti kelas pembelajaran daring.
71
Gambar 4.14 Keluar Rumah Saat Belajar dan Tidak Mematuhi Peraturan
Dokumentasi Penelitian Tanggal 20 April 2021
Pada observasi tanggal 23 April 2021 NH Nampak tidak memperhatikan
guru saat pembelajaran luring. Pembelajaran luring diadakan 3 kali dalam satu
minggu pada kelas V di SDN 2 Muryolobo. NH tidak memperhatikan saat guru
menjelakan materi yang belum dipahami NH saat melakukan pembelajaran daring
di rumah, dia lebih memilih bermain sendiri dengan teman sebelahnya. Hal ini
dapat dibuktikan dengan dokumentasi pada hari Jumat, 23 April 2021.
Gambar 4.15 Tidak Patuh Praturan
Dokumentasi Penelitian Tanggal 23 April 2021
Pada hari Senin, 12 April 2021 menunjukkan bahwa NH termasuk ke
dalam siswa yang memiliki karakter kedisiplinan belajar yang rendah. NH saat
mengumpulkan tugas ke sekolah terlihat masuk ke dalam kelas berdempet-
dempetan dengan teman-temannya, Tidak memakai masker dan lupa membawa
tugas yang seharusnya di kumpulkan. Hal ini dapat dibuktikan dengan
dokumentasi NH saat masuk ke sekolah untuk mengumpulkan tugas yang
diberikan oleh guru.
72
Gambar 4.16 Tidak Taat Peraturan
Dokumentasi Penelitian Tanggal 12 April 2021
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dapat
disimpulkan bahwa NH termasuk anak yang tidak disiplin belajar, dia tidak mau
memakai masker, dan juga alas kaki. Jika guru menasehatinya dia hanya diam.
NH termasuk anak yang mau mengerjakan tugas sekolah tepat waktu tetapi karena
tidak ada yang mengingatkan, jadi pada saat pengumpulan tugas dia lupa. Diukur
dari 2 indikator kedisiplinan belajar menurut Nuraini, dkk (2019:56) yang tercapai
oleh NH yaitu: Disiplin Waktu meliputi, (1)) Menyelesaikan tugas dengan tepat
waktu, dan Disiplin Perbuatan meliputi (2) Malas untuk belajar. Faktor yang
mempengaruhi kedisiplinan belajar NH di masa daring ini yaitu Faktor eksternal
yang berasal dari kurangnya dorongan orang tua untuk terus disiplin belajar
dikarenakan orang tuanya sibuk bekerja dan faktor dari lingkungan teman-
temannya yang mengajak untuk terus bermain bersama. Kedisiplinan belajar NH
ini termasuk disiplin belajar rendah dengan faktor eksternal yang mempengaruhi
kedisiplinan belajar NH.
73
Gambar 4.17 Penelitian Siswa V
Dokumentasi Penelitian Tanggal 7 April 2021
WD adalah siswa kelas V SDN 2 Muryolobo. Ibu WD berlatar pendidikan
SD dan bekerja sebagai Penjahit di Rumah. WD termasuk siswa dengan karakter
kedisiplinan belajar rendah di kelas V. Dibuktikan dengan pernyataan WD, yang
mengatakan bahwa:
“Pukul tujuh pagi aku masuk ke group kelas”“Pernah telat masuk, karena tidak tau kalau ada kelas daring”“Tugas dari sekolah tambah banyak, biasanya aku dibantu kakakku”“Tapi aku pengen main game jadi kakakku yang ngerjain tugasku”“Aku ikut kelas daring tapi sambil main game karena bosen”“Selalu dibangunin ibuku kalau ada daring, kalau tidak bangun
dimarahi”“Kalau ibuku libur kerja, tidak menjahit baru aku ditemani belajar sama ibuku”“Kadang aku belajar ditemani ibuku diajari kakakku juga, faham sebentar habis itu lupa”“Kalau mengumpulkan tugas ke sekolah dimarahi bu dini, karena itu tulisannya kakakku” (Wawancara tanggal 7 April 2021)
Berdasarkan wawancara dengan Ibu S (SD, Penjahit di Rumah)
menjelaskan:
“Saya selalu membangunkan anak saya untuk ikut kelas daring”“Tapi saya tidak pernah menemani atau mengontrol dia saat daring, soalnya saya menjahit”“Kalau ada tugas dari sekolah dikasih tau sama kakaknya, karena kan saya tidak faham main hp yang kayak sekarang”“Anak saya itu dia memang suka main game, disuruh ngerjain tugasnya itu susah sekali, apalagi disuruh belajar itu susah”“Yang mengerjakan tugas sekolahnya yaa kakaknya, karena pernah diajari kakaknya itu tetep tidak bisa dan akhirnya main game lagi”“Kesulitan anak saya, karena memang sudah susah untuk belajar, terus pada sekarang ini guru hanya memberi tugas di WA tanpa dijelaskan jadilah anak saya tambah tidak faham materi”
74
“Saya selalu marah-marah kalau WD tidak mau belajar”“WD selalu tepat waktu saat mengumpulkan tugas ke sekolah” (Wawancara tanggal 5 Mei 2021)
Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa WD termasuk
kategori anak yang disiplin belajar rendah saat pembelajaran daring. Dibuktikan
dengan hasil observasi Tanggal 26 April 2021 menunjukkan WD sedang
mengikuti kelas daring tetapi diimbangi dengan bermain game. WD terlihat
sedang tidak memperhatikan guru pada saat kelas daring sedang berlangsung.
Gambar 4.18 Tidak Patuh Peraturan Daring
Dokumentasi Penelitian Tanggal 26 April 2021
Pada Observasi Tanggal 27 April 2021 WD terlihat bertanya kepada guru
lewat PC (Personal Chat) meminta soal tugas yang WD belum kerjakan,
dikarenakan HP WD rusak akibat keseringan bermain game. Hal ini dapat
dibuktikan dengan hasil dokumentasi saat WD meminta soal kepada gurunya agar
bisa mendapat nilai.
75
Gambar 4.19 Tidak Tepat Waktu
Dokumentasi Penelitian Tanggal 27 April
Pada Senin 12 April 2021 WD terlihat mengumpulkan tugas ke sekolah
dengan menggunakan masker dan pakaian rapi. WD juga mencuci tangannya
sebelum masuk ke dalam kelas. WD terlihat mengumpulkan tugas dengan tepat
waktu tetapi diberi catatan oleh guru bahwa WD harus mengerjakan tugasnya
sendiri yang dikarenakan jawaban yang WD kumpulkan terlihat dituliskan oleh
orang lain. Dibuktikan dengan hasil dokumentasi tanggal 12 April 2021
Gambar 4.20 Mengumpulkan Tugas Tepat Waktu
Dokumentasi Penelitian Tanggal 12 April 2021
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dari informan
dapat disimpulkan bahwa WD belum memiliki karakter kedisiplinan belajar yang
tinggi. WD termasuk anak yang memiliki karakter kedisiplinan belajar yang
rendah di masa pembelajaran daring. Tetapi WD tetap mau mengikuti kelas
pembelajaran daring. WD mengikuti kelas pembelajaran daring diimbangi dengan
bermain game. Kurangnya kesadaran diri untuk terus belajar di masa
pembelajaran daring serta kebiasaan keluarga yang langsung mengerjakan tugas
WD tanpa meminta WD untuk mengerjakan sendiri dulu, menjadikan WD acuh
terhadap kewajibannya sebagai seorang siswa. Hal ini membuktikan bahwa WD
di masa pembelajaran daring memiliki karakter kedisiplinan belajar yang rendah
yang dipengaruhi oleh faktor dari diri sendiri dan keluarga.
76
Gambar 4.21 Penelitian Siswa VI
Dokumentasi Penelitian Tanggal 7 April 2021
MWF merupakan siswa kelas V di SDN 2 Muryolobo. Ibu MWF berlatar
pendidikan SD dan bekerja sebagai buruh pabrik Djarum. MWF termasuk ke
dalam kategori siswa dengan karakter kedisiplinan belajar rendah di masa
pembelajaran daring di SDN 2 Muryolobo. Hal tersebut didukung dengan
pernyataan dari MWF yang mengungkapkan bahwa:
“Aku masuk ke group saat daring pukul 07.00 pagi”“Pernah terlambat masuk ke group karena kuotaku habis”“Tapi aku meminta maaf pada bu dini terus boleh masuk group”“Kewajibanku sebagai siswa yaa mengerjakan tugas dengan baik”“Aku pernah mengumpulkan tugas tidak tepat waktu, karena aku tidak mau mengerjakan, aku bosen sekolah, males belajar, males mengerjakan tugas”“Aku sudah tidak mau berfikir”“Pernah melanggar tata tertib terus dihukum dikasih tambahan tugas”“Mengirim kata-kata kasar juga pernah saat masuk kelas daring”“Kalau ada tugas biasanya aku kerjakan sendiri kalau bisa tapi kadang dikerjakan bapak kalau pulang bekerja”“Aku juga pernah berbohong sama ibuku ditanya ada tugas apa tidak jawabanku tidak, tapi ibuku tidak pernah mengecek tugasku”(Wawancara Tanggal 7 April 2021)
Berdasarkan pernyataan dari MWF dapat disimpulkan bahwa MWF
memiliki karakter kedisiplinan belajar yang rendah. Terkadang dia mau
mengerjakan tugasnya sendiri, tetapi kebanyakan dia tidak mengerjakan dan
diberi hukuman oleh gurunya mendapat tugas dari guru lebih banyak.
Didukung dengan penjelasan Ibu M (SD, Buruh Pabrik Djarum) bahwa:
“Saya tidak pernah mendampingi anak saya ketika kelas daring”“Saya itu mendampingi MWF hanya pada saat dia UAS saja”“Tidak pernah mendampingi dia belajar, karena kan saya bekerja berangakat itu dari subuh”“Saya taunya kalau dia pengen beli kuota, buku, pensil dia bilang, baru saya belikan”
77
“Saya tidak ada jadwal khusus untuk menemani anak saya belajar, yang saya tau kalau dia sudah mendapat nilai bagus itu sudah cukup”“Kalau dapat nilai jelek yaa langsung saya marahi”“Anak saya itu kadang faham bisa mengerjakan sendiri, tapi kadang juga dibantu sama bapaknya”“Saya mengecek tugas sekolahnya itu kalau saya ingat saja, yaa habisnya saya sudah capek bekerja”(Wawancara Tanggal 9 Mei 2021 )
Berdasarkan hasil wawancara dari informan dapat disimpulkan MWF
termasuk anak yang memiliki karakter kedisiplinan belajar yang rendah di masa
pembelajaran daring juga dikelas V SDN 2 Muryolobo. Dibuktikan dengan hasil
observasi Tanggal 28 April 2021 menunjukkan bahwa MWF mengikuti
pembelajaran terlihat tidak sopan dan mengirim kata-kata kasar di group kelas
pembelajaran daring. MFW terlihat tidak mendengarkan tugas-tugas yang
dijelaskan oleh gurunya, dia mengikuti pembelajaran daring diimbangi dengan
bermain game.
78
Gambar 4.22 Melanggar Tata Tertib
Dokumentasi Penelitian Tanggal 28 April 2021
Pada observasi hari Jumat 30 April 2021 menunjukkan MWF tidak belajar
serta belum mengumpulksn tugas dengan tepat waktu. MWF terlihat pergi
bermain game bersama teman-temannya karena malas untuk mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru. Karena malasnya MWF serta kurangnya pendampingan
dari orang tua sehingga MWF tidak mengumpulkan tugas dengan tepat waktu.
Gambar 4.23 Tidak mengumpulkan Tugas Tepat Waktu
Dokumentasi Tanggal 30 April 2021
Hasil observasi pada hari 12 April 2021 MWF terlihat mengumpulkan
tugas kesekolah dengan tepat waktu tetapi MWF tidak menggunakan masker saat
ke sekolah, tidak mau mencuci tangannya sebelum masuk ke kelas, main game di
kelas ketika guru sedang menjelaskan materi dan berdempet-dempetan bermain
game di sekolah dengan temannya dan tidak menjaga jarak dari temannya.
Dibuktikan dengan hasil dokumentasi tanggal 12 April 2021
79
Gambar 4.24 Tidak Taat dan Patuh Peraturan
Dokumentasi Tanggal 12 April 2021
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dapat
disimpulkan bahwa MWF siswa dengan karakter kedisiplinan belajar rendah di
masa pembelajaran daring. Selama pembelajaran daring MWF merasa tugas
semakin banyak. Banyaknya tugas yang diberikan oleh gurunya menjadikan
MWF malas untuk belajar, dia lebih senang bermain game dibandingkan belajar
dengan focus. Kurangnya bimbingan dari orang tua untuk selalu patuh pada
peraturan sekolah menjadikan MWF tidak memakai masker saat mengumpulkan
tugas ke sekolah, sehingga MWF diberikan masker oleh gurunya. Hal ini ditandai
dengan dia selalu berdempet-dempetan dengan teman-temannya saat masuk ke
kelas dan saat berada di sekolah. Saat di sekolahpun MWF terlihat masih bermain
game tanpa menghiraukan nasehat dari gurunya. Hal ini membuktikan bahwa
MWF memiliki karakter kedisiplinan belajar rendah di masa pembelajaran daring
baik saat di rumah maupun di sekolah.
Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dari informan
siswa (Kedisiplinan belajar rendah) yaitu NH, WD dan MWF dapat disimpulkan
bahwa di masa pembelajaran daring banyak siswa yang memiliki karakter
kedisiplinan belajar yang rendah yang berpengaruh pada prestasi belajarnya. Pada
masa pembelajaran daring peserta didik dituntut untuk beradaptasi dengan hal
yang baru yaitu pembelajaran jarak jauh atau proses pembelajaran dilakukan di
rumah masing-masing. Hal ini menjadikan tantangan tersendiri bagi siswa untuk
dapat menyesuaikan diri dengan hal baru. Siswa dituntut mampu menggunakan
80
teknologi dalam proses pembelajaran jarak jauh. Masih banyak siswa yang kurang
faham menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran daring sehingga
berpengaruh pada disiplin belajar siswa. Didukung penelitian dari Supriyono, dkk
(2021) Kegiatan belajar yang rendah tentunya dapat berdampak pada disiplin
belajar siswa. Kegiatan belajar atau pola belajar yang rendah akan sangat
berdampak pada disiplin belajar siswa karena kegiatan belajar sangat berkaitan
dengan disiplin belajar siswa. Jika kegiatan belajar tidak dilaksanakan dengan
baik maka disiplin belajar pun tidak sepenuhnya akan tercapai. Seperti ketika ada
tugas yang diberikan oleh pendidik jika peserta didik tidak melakukan kegiatan
belajar, peserta didik tidak memahami apa yang diajarkan maka itu akan
berpengaruh pada disiplin belajar peserta didik yang kemungkinan akan terjadi
keterlambatan dalam proses memahami pembelajaran dan pengumpulan tugas
yang diberikan. Sama seperti ketiga siswa yaitu NH, WD dan MWF yang
memiliki karakter kedisiplinan belajar yang rendah di masa pembelajaran daring
juga tidak tepat waktu saat mengikuti kelas pembelajaran daring, tidak memiliki
tanggung jawab sebagai siswa, dan tidak menaati peraturan yang telah ditetapkan.
Penelitian dari Harahap (2020) rendahnya karakter kedisiplinan belajar
siswa di masa pandemi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor eksternal
dan faktor internal. Faktor eksternal seperti kendala yang dirasakan saat belajar
online seperti kendala jaringan atau smartphone yang tidak memadai, pengawasan
pendidik yang kurang dikarenakan proses pembelajaran yang dilakukan secara
daring, daerah yang sulit menjangkau jaringan (daerah terpencil), dan lainnya.
Juga faktor internal seperti rasa jenuh yang mulai melanda siswa atau rasa bosan
dalam metode pembelajaran yang dilakukan dengan monoton yang menyebabkan
kegiatan belajar siswa cenderung berkurang di masa pandemi ini. Kegiatan belajar
di masa pandemi yang rendah dapat diatasi dengan dukungan atau motivasi dari
orang-orang sekitar yang dapat menumbuhkan semangat untuk belajar.
Hasil wawancara dengan siswa menjelaskan bahwa NH, WD dan MWF
malas untuk belajar saat dirumah, tidak mengikuti kelas pembelajaran daring
dengan baik dikarenakan hanya mempunyai satu HP yang dibawa kerja oleh orang
tuanya, tugas dikerjakan oleh orang lain, kurangnya dukungan dari orang tua
untuk terus belajar dan mengikuti kelas daring dengan baik, kurangnya
81
dampingan saat belajar menjadikan NH, WD dan MWF acuh terhadap kelas
pembelajaran daring. Saat mengikuti daring mereka tidak memperhatikan guru
ketika sedang dijelaskan materi dan tugas yang harus dikerjakan. NH, WD dan
MWF tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas ke sekolah, tidak bisa
mengerjakan sendiri harus dikerjakan oleh orang lain dikarenakan kurang
memahami materi dan tidak taat serta tidak patuh pada peraturan di kelas
pembelajaran daring. Sejalan dengan hasil wawancara dan observasi bahwa siswa
yang memiliki karakter kedisiplinan belajar yang rendah dapat diukur dengan
indikator kedisiplinan belajar dari Nuraini dkk, (2019:56) ada dua indikator
kedisiplinan belajar yaitu: (1) Disiplin waktu, meliputi tepat waktu dalam belajar,
menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, dan tidak keluar rumah saat belajar, (2)
Disiplin Perbuatan yang meliputi selalu patuh dengan peraturan, tidak bermalas-
malasan dalam belajar, tidak menyuruh orang lain untuk mengerjakan tugasnya
serta selalu berbuat jujur dan tidak berbohong.
4.2.2 Faktor Karakter Kedisiplinan Belajar Anak SD 2 Muryolobo di Masa
Pembelajaran Daring Terhadap Prestasi Belajar
Disiplin belajar merupakan salah satu pokok keberhasilan dalam belajar.
Upaya dalam mendisiplinkan siswa tidaklah mudah sebab membutuhkan
kesadaran diri siswa. Perlu adanya pemberian dorongan dari orang terdekat.
Begitu juga dalam proses belajar mengajar di kelas . Disiplin belajar merupakan
kunci utama dalam meraih kesuksesan. Karena penyelenggaraan pengajaran
menuntut adanya sikap disiplin siswa dalam mematuhi ketertiban untuk
menyelesaikan dan mengerjakan tugas yang diberikan guru dalam memenuhi
tugas belajar mengajar di sekolah. Yuliantika (2017:233) Keberhasilan siswa
dalam studinya dipengaruhi oleh cara belajarnya. Siswa yang memiliki cara
belajar yang efektif memungkinkan untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi dari
pada siswa yang tidak mempunyai cara belajar yang efektif. Untuk belajar yang
efektif dan efisien diperlukan kesadaran berdisiplin dan motivasi belajar yang
tinggi setiap siswa. Belajar secara efektif dan efisien dapat dilakukan oleh siswa
yang berdisiplin. Siswa yang memiliki disiplin dalam belajarnya akan berusaha
mengatur dan menggunakan strategi dan cara belajar yang tepat baginya. Jadi
langkah pertama yang perlu dimiliki agar dapat belajar secara efektif dan efisien
82
adalah kesadaran atas tanggung jawab pribadi dan keyakinan bahwa belajar
adalah untuk kepentingan diri sendiri, dilakukan sendiri, dan tidak
menggantungkan nasib pada orang lain.
Kedisiplinan belajar siswa merupakan dasar untuk mencapai prestasi yang
baik. Karena itu kedisiplinan belajar sangat berperan terhadap prestasi belajar
siswa. Dengan karakter kedisiplinan belajar membuat siswa memiliki kecakapan
menangani cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses menuju
pembentukan watak yang baik. Siswa yang memiliki karakter kedisiplinan belajar
yang tinggi maka prestasi belajarnya tinggi pula. Pembentukan prestasi belajar
yang baik pada siswa melalui beberapa faktor dari dalam diri peserta didik dan
faktor dari luar peserta didik. Riyani (2012:20) Faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa diantaranya yaitu Faktor dari dalam diri yang meliputi:
faktor kesehatan, bakat, minat, perhatian serta motivasi dan juga Faktor dari luar
diri yang meliputi faktor yang berhubungan dengan lingkungan yaitu tujuan
belajar, guru, teman sebaya, materi pelajaran, sarana belajar, dan lingkungan
belajar.
Siswa yang memiliki prestasi belajar yang tinggi bisa dilihat dari 3 ranah
prestasi belajar. Syafi’i dkk (2018:118-120) 3 ranah prestasi belajar yaitu: (1)
Ranah kognitif meliputi ; Knowledge (Pengetahuan) dan Comprehension
(Pemahaman) pada peserta didik yakni peserta didik dapat menjelaskan kembali
materi yang telah dipelajari, dapat menunjukkan kembali materi atau dapat
menjawab pertanyaan mengenai penjelasan materi dari guru, dapat
mendefinisikan dengan lisan dan bahasa sendiri serta dapat memberikan contoh
sendiri dari materi yang telah di pahami. (2) Ranah afektif meliputi: Penerimaan
yakni peserta didik mampu menunjukkan sikap menerima pembelajaran yang
diberikan oleh guru, memperhatikan pembelajaran yang disampaikan dengan baik.
(3) Ranah psikomotorik meliputi: kecakapan ekspresi verbal dan non verbal yakni
peserta didik mampu atau fasih melafalkan atau mengucapkan materi yang telah
dipelajari serta merespon atau mengikuti arahan dari guru dan dapat
mempraktikkan kegiatan sederhana, sama persis dengan yang dilihat berdasarkan
pedoman atau petunjuk dari guru.
83
Sebagaimana dengan informasi yang disampaikan informan yang ada di
kelas V SDN 2 Muryolobo dengan kategori siswa dengan karakter disiplin belajar
tinggi di masa pembelajaran daring terhadap prestasi belajarnya yaitu SA, FA, dan
ZI. Wawancara dengan siswa kelas V SDN 2 Muryolobo untuk mengetahui faktor
kedisiplinan belajar siswa di masa pembelajaran daring terhadap prestasi
belajarnya. Mereka memberikan jawaban yang beragam dari hasil wawancara
dengan informan ditemukan hasil.
Gambar 4.25 Penelitian Siswa I
Dokumentasi Penelitian Tanggal 7 April 2021
SA adalah siswa kelas V dari SDN 2 Muryolobo. Ibu dari SA berlatar
belakang pendidikan S1 Psikologi dan bekerja sebagai guru MTs. SA termasuk ke
dalam siswa dengan karakter disiplin belajar tinggi dan berprestasi di SDN 2
Muryolobo di masa pembelajaran daring. SA mengatakan bahwa:
“Kalau pagi selalu dibangunin ibu buat ikut kelas daring”“Aku tidak pernah telat karena takut dimarahi bu guru”“Kalau ada tugas dari bu guru aku kerjakan dan tidak pernah telat saat Mengumpulkan tugas ke sekolah”“Aku punya jadwal belajar sendiri kalau di rumah”“Ada tugas yang aku belum paham itu matematika , aku nanya ke ibuku terus diajari sampai bisa” “Selalu dibelikan buku panduan sendiri sama ibuku, soalnya biasanya buguru memberikan soal sama materi tidak ada di buku panduan dari sekolah”“Kalau ke sekolah buat mengumpulkan tugas di suruh bu dini bawa masker sama cuci tangan sebelum masuk ke kelas”(Wawancara hari Rabu, 7 April 2021).Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan SA memiliki
karakter kedisiplinan belajar yang tinggi saat daring.
Didukung hasil wawancara dari ibu UA selaku ibu kandung dari SA,
mengatakan bahwa:
84
Gambar 4.26 Wawancara Orang Tua Siswa IDokumentasi 1 Mei 2021
“SA anaknya suka belajar, meskipun pembelajaran daring dia masih suka belajar, malahan dia punya jadwal sendiri untuk belajar”“Selalu bangun pagi-pagi sekali tanpa saya bangunkan kalau ada kelas pembelajaran daring. Katanya biar tidak telat masuk group”“SA tidak pernah malas kalau belajar di rumah, karna selalu saya ingatkan saat waktunya belajar”“Hanya satu kesulitan yang dialami SA materi yang diberikan tidak ada di buku panduan, Pelajaran matematika dia kurang faham”“Saya belikan buku panduan sendiri yang lebih lengkap biar dia faham tambah rajin untuk belajar dan selalu saya dampingi kalau malam diwaktu luang saya”“Anak saya itu kalau ada tugas dari gurunya langsung dikerjakan, kalau tidak yaa saya pasti ngomel-ngomel”“Biasanya saya Tanya tentang soal tugasnya selain matematika dia bisa menjawab”“Kalau mengumpulkan tugas ke sekolah saya suruh pakai masker sama bawa handsanitaizer”“Nilai belajarnya tetap sama seperti sebelum daring, dia selalu peringkat pertama di kelasnya”“Selalu saya berikan kesukaanya kalau dia mendapat prestasi yang tinggi di kelasnya”( Wawancara hari sabtu 1 Mei 2021)
Berdasarkan wawancara dengan Ibu DNN, S.Pd. (guru kelas V SDN 2
Muryolobo) menambahkan:
Gambar 4.27 Wawancara Guru
85
Dokumentasi 14 Mei 2021“SA selalu mengikuti kelas daring dengan baik”“Dia selalu tepat waktu saat masuk kelas daring maupun pada saat mengumpulkan tugas”“Saya selalu mengawasi murid-murid saya begitu pula pada SA melalui buku pintar yang isinya tugas apa saja yang sudah dikerjakan nanti dicentang, SA merupakan siswa saya yang mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik dan tidak pernah telat mengumpulkan tugas”“Kesulitan pemahaman materi pada SA itu dia kurang faham pada materi volume bangun ruang, dia kesulitan karena belum faham mengenai yang ada 3 akar pangkatnya”“Tetapi dengan bimbingan saya melalui WA japri, saya jelaskan dengan pelan-pelan akhirnya sekarang mulai bisa”“Saya juga selalu bekerja sama dengan orang tua SA untuk selalu megawasi SA ketika pembelajaran daring, dan orang tuanyapun bilang kalau SA memang selalu belajar saat di rumah”“Dia termasuk anak yang aktif saat pembelajaran daring, selalu bertanya ketika kurang faham dengan apa yang saya jelaskan”“Selalu menaati apa yang saya perintahkan, seperti membawa masker kalau mengumpulkan tugas ke sekolah, mencuci tangan sebelum masuk kelas”“Ketercapaian SA sangat bagus pada masa daring maupun sebelum daring, dia siswa yang pintar dan berprestasi di kelas ”(Wawancara Tanggal 10 Mei 2021)
Hasil wawancara menunjukkan bahwa SA merupakan siswa yang
memiliki karakter kedisiplinan belajar yang tinggi di masa pembelajaran daring.
Dia selalu belajar saat di rumah dan mengikuti kelas pembelajaran dengan baik.
Dorongan dari UA selaku ibu kandung SA untuk terus belajar di masa daring
membuat SA tidak malas belajar dan selalu mengikuti kelas daring dengan baik .
Dibuktikan hasil observasi pada tanggal 9 April 2021 SA mengikuti kelas daring
dan belajar di rumah mengerjakan tugas dengan tepat waktu ditemani oleh ibunya.
SA juga memiliki jadwal untuk belajar yang dibuatnya sendiri dan selalu belajar
di hari atau jadwal yang sudah dia buat.
86
Gambar 4.28 Mengikuti Daring dan Rajin Belajar
Dokumentasi Tanggal 9 April 2021
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 12 April 2021 juga menunjukkan
SA aktif saat mengikuti kelas pembelajaran daring, SA terlihat mendengarkan
penjelasan dari guru dan bertanya kepada gurunya mengenai materi yng belum
dipahami. SA mengumpulkan tugas ke sekolah dengan menggunakan masker,
mencuci tangan sebelum masuk kelas dan tidak berdemper-dempetan dengan
teman-temannya. SA termasuk anak yang berprestasi di kelasnya dan
mendapatkan reward dari gurunya. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil
dokumentasi saat SA mengumpulkan tugas dengan tepat waktu dan merupakan
siswa yang berprestasi di kelas.
Gambar 4.29 Berprestasi dalam belajar
Dokumentasi Tanggal 12 April 2021
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dapat
disimpulkan bahwa SA memiliki karakter kedisiplinan belajar yang tinggi di masa
pembelajaran daring. Dia selalu belajar dan mengerjakan tugas yang diberikan
dengan baik, selalu patuh dan taat peraturan. Minat untuk terus belajar,
mempunyai jadwal belajar sendiri di rumah tidak bermalas-malasan dan dorongan
dari orang tua membuat SA faham materi yang telah diajarkan oleh gurunya dan
dapat menyelesaikan sendiri tugas-tugas yang telah diberikan. Dia tidak akan
87
mendapatkan jawaban materi yang memuaskan jika dia merasa belum faham. SA
selalu bertanya langsung kepada gurunya jika mengalami kesulitan memahami
materi. SA memiliki karakter kedisiplinan belajar yang tinggi sehingga
mendapatkan peringkat pertama di kelas V pada masa pembelajaran daring.
Gambar 4.30 Penelitian Siswa IIDokumentasi Tanggal 7 April 2021
FA merupakan siswa kelas V SDN 2 Muryolobo. Bapak dari FA berlatar
belakang pendidikan S1 PAI dan bekerja sebagai guru MI. FA termasuk siswa
yang memiliki karakter kedisiplinan belajar yang tinggi dan berprestasi di kelas
pada masa pembelajaran daring. FA mengatakan:
“Aku kalau ada kelas daring mandi pagi-pagi sekali biar tidak telat masuk group kelas”“Saat daring bu dini sering ngasih tugas terus, kalau aku kurang faham sama tugasnya langsung WA bu dini suruh jelasin materi IPS kondisi geografis aku belum faham”“Aku belajar di rumah sama mengerjakan tugas biasanya ditemani bapak kalau habis magrib”“Setiap ada tugas aku kerjakan sendiri tapi kalau ada yang sulit soalnya minta bantuan ke bapak”“Dibelikan buku yang ada gambar hidupnya sama ibuku, jadi kalau belajar bisa lebih faham”“Kadang aku juga mengerjakan tugas sama izza karena rumahku sama dia dekat jadi bisa belajar bersama”“Aku mengumpulkan tugasku tepat waktu, biasanya mengumpulkan tugas ke sekolah”“Ke sekolah harus memakai masker, mencuci tangan sebelum masuk kelas sama tidak berdempet-dempetan saat duduk di dalam kelas”(Wawancara hari Rabu, 7 April 2021)
Berdasarkan hasil wawancara FA selalu mengikuti kelas pembelajaran
daring dengan baik, dia termasuk anak yang memiliki karakter kedisiplinan
belajar yang tinggi di masa pembelajaran daring.
88
Gambar 4.31 Wawancara Orang Tua II
Dokumentasi Tanggal 3 Mei 2021
Didukung hasil wawancara dari Bapak KA selaku bapak kandung dari FA
mengatakan bahwa:
”Anak saya FA saat ini sedang mengikuti pembelajaran daring, saya selalu mendampingi ketika dia mengikuti daring, tapi Cuma sebentar karena saya juga harus bekerja””Anak saya tidak pernah keluar rumah buat main, memang selalu
belajar”“FA memang memprioritaskan sekolah itu nomor satu, jadi tiap ada kelas daring dia pasti bangun pagi-pagi sekali dan langsung mengikuti daring, yaa tanpa dibangunkan ibunya dulu dia sudah bangun”“Dia tidak pernah telat masuk ke group”FA kalau punya tugas langsung dikerjakan, kalau tidak bisa minta bantuan ke saya, dia dirumah punya jadwal belajar sendiri”“Habis maghrib biasanya saya temani untuk belajar tapi kadang juga ibunya yang menemani dia belajar” “Saya juga membelikan buku literasi yang 3D ga,barnya hidup biar dia tambah semangat belajar dan bisa lebih faham”“Nilainya di masa daring ini cukup baik, dia mendapat rinking dua dikelasnya”“Saya sangat bangga, saya belikan sesuatu yang dia mau karena sudah mendapat ringking di kelasnya”(Wawancara Tanggal 3 Mei 2021)
Berdasarkan wawancara dengan Ibu DNN, S.Pd (Guru kelas V SDN 2
Muryolobo) menambahkan:
89
Gambar 4.32 Wawancara Guru
Dokumentasi Tanggal 10 Mei 2021
“FA saat pembelajaran daring ini selalu mengikuti pembelajaran dengan baik”“FA selalu tepat waktu saat masuk ke dalam group kelas pembelajaran daring”“Dia pernah terlambat mengumpulkan tugas itu sekali, karena menjaga adiknya, namun setelah itu dia masuk ke group dan meminta izin ke saya terlebih dahulu”“Saat mengumpulkan dan menyelesaikan tugas dari saya dia selalu tepat waktu”“Setiap masuk ke sekolah untuk mengumpulkan tugas dia selalu memakai pakaian rapi, selalu menggunakan masker dan mencuci tangnnya sebelum masuk ke dalam kelas”“Pada saat saya mengecek buku pintar yang saya berikan, FA selalu mencentang tugas-tugas yang telah dia kerjakan dan saat saya mengecek tugas-tugas anak yang sudah mengumpulkan memang FA juga sudah mengumpulkan dan jawabannya lebih banyak benarnya””Kesulitan yang dialami FA saat daring ini pada materi IPS terkait kondisi geografis”“Saya japri dia dan juga orang tuanya saya suruh membaca pelan-pelan dan memahami soal yang saya berikan dengan baik, begitu juga dengan orang tuanya saya meminta untuk menemani saat belajar dan terus mendorong semanagat FA biar lebih semangat untuk mengikuti daring dan terus belajar””FA termasuk anak yang memiliki sopan santun yang baik, dan berprestasi di kelas V “(Wawancara Tanggal 10 Mei 2021)
Hasil wawancara menunjukkan bahwa FA terlihat patuh dan taat peraturan
saat pembelajaran daring. FA salah satu siswa yang memiliki karakter
kedisiplinan belajar yang tinggi. Dia selalu belajar di rumah dan tidak keluar
rumah sebelum tugas sekolahnya belum dikerjakan. FA terlihat belajar bersama
dengan temannya dan mengikuti kelas daring bersama. Dorongan dari KA juga
mempengaruhi semangat belajar FA, KA selalu membelikan buku literasi 3D agar
ketika FA sudah mengerjakan tugasnya dengan baik dia tidak langsung keluar
rumah untuk bermain. Melainkan agar bisa membaca buku literasi dan menambah
ilmu pengetahuan. KA juga meminta FA agar lebih giat untuk belajar dan selalu
mendampingi belajar dimalam hari setelah pulang bekerja.
90
Gambar 4.33 Mengikuti Daring dan Rajin Belajar
Dokumentasi Tanggal 14 April 2021
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 12 April 2021 juga menunjukkan
FA mengumpulkan tugas dengan tepat waktu selalu menggunakan masker,
mencuci tangannya sebelum masuk kedalam kelas, tidak berdempet-dempetan dan
tidak bermain sendiri dengan teman-temannya. FA termasuk anak yang
mempunyai karakter kedisiplinan belajar yang tinggi dan berprestasi di kelasnya.
Hal ini dapat dibuktikan FA mengumpulkan tugas dengan tepat waktu, merupakan
anak yang mempunyai karakter kedisiplinan belajar yang tinggi dan berprestasi di
kelas . Dia mendapatkan ringking 3 di kelasnya.
91
Gambar 4.34 Disiplin Belajar dan BerprestasiDomentasi Tanggal 12 April 2021
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dapat
disimpulkan bahwa FA memiliki karakter kedisiplinan belajar yang tinggi di masa
pembelajaran daring. FA selalu mengikuti kelas daring dengan baik, selalu
mengerjakan dan mengumpulkan tugas dengan tepat waktu, selalu belajar dan
tidak keluar rumah ketika belajar, selalu menaati peraturan dan tata tertib sekolah,
Tidak bermalas-malasan untuk belajar dan selalu diberi semangat dan ditemani
oleh orang tuanya membuat FA semakin rajin untuk belajar dan mengikuti
pembelajaran. SA
juga merupakan siswa yang mampu menyimpulkan materi yang telah
disampaikan gurunya, menerima materi yang disampaikan dengan baik dan selalu
memakai masker saat mengumpulkan tugas serta selalu mencuci tangannya
sebelum masuk kelas. SA memiliki karakter kedisiplinan belajar yang tinggi dan
merupakan siswa yang berprestasi dikelasnya.
Gambar 4.35 Penelitian Siswa III
Dokumentasi Tanggal 7 April 2021
92
ZI adalah siswa kelas V di SDN 2 Muryolobo. Bapak dari ZI berlatar
belakang pendidikan SMA bekerja sebagai perangkat desa, Ibunya ZI sebagai ibu
rumah tangga . ZI merupakan salah satu siswa yang memiliki karakter
kedisiplinan belajar yang tinggi di masa pembelajaran daring. ZI juga termasuk
siswa yang berprestasi di kelas V SDN 2 Muryolobo. ZI mengatakan:
“Aku masuk ke group kelas daring pernah telat, tapi langsung minta maaf ke bu guru dan berjanji tidak mengulanginya”“Tugas sekolah kalau daring tambah banyak, tapi selalu aku kerjakan, kalau tidak aku takut nilaiku jelek”“Aku selalu masuk ke group kelas daring, tidak pernah izin tidak masuk karena takut ketinggalan materi dari bu dini”“Kalau dirumah selalu belajar dan punya jadwal belajar sendiri”“Bapak menemani aku belajar setiap habis maghrib sampai isya, Kadang ada yang belum aku fahami mapel IPS, bacaanya banyak jadi susah dipahami”“Tapi kadang aku ngechat bu dini soalnya kok susah terus dijelasin”“Tugas-tugasku aku kerjain sendiri, tidak pernah telat mengumpulkan tugas”“Bapak sama ibuku selalu mengecek tugas-tugasku jadi aku selalu jujur tidak pernah bohong”. (Wawancara Rabu 7 April 2021)Berdasarkan hasil wawancara dari ZI, dia termasuk anak yang jujur, tertib
pada peraturan, selalu mengikuti pembelajaran daring dari mulai pembelajaran
hingga selesai, tidak keluar rumah saat belajar, menyelesaikan tugas dengan tepat
waktu dan tidak menyuruh orang lain untuk mengerjakan tugasnya.
Gambar 4.36 Wawancara Orang Tua Siswa III Dokumentasi Tanggal 5 Mei 2021
93
Didukung hasil wawancara dari Bapak A (Bapak kandung ZI) mengatakan
bahwa:
“ZI itu kalau masalah sekolah takut, takut dimarahi guru kalau tidak masuk kelas pembelajaran daring, takut ketinggalan materi dan takut kalau nilainya jelek”“Dia selalu semangat ketika mengikuti kelas daring, bangun pagi biar tidak telat, selalu belajar”“Saya selalu menyempatkan waktu buat menemani dia belajar”“Kesulitan yang dialami ZI dimasa daring ini dia sulit memahami materi. Khusunya materi ilmu sosial itu, karena kadang materinya tidak ada di buku panduan”“Dia tidak pernah bohong kalau ada tugas, karena kalau dia bohongpun saya tau. Dia sekolah masih memakai HP saya”“Pernah telat mengumpulkan tugas karena neneknya lagi sakit di RS” “Tapi dia tidak pernah bohong kalau ada tugas pasti langsung dikerjakan”“Kalau sudah waktunya belajar tidak saya perbolehkan sambil nonton TV, harus dimatikan biar dia focus buat belajar”“Prestasi anak saya itu cukup bagus, saya tau prestasi anak saya bagus yaa di kasih tau sama gurunya” (Wawancara Tanggal 5 Mei 2021)Berdasarkan wawancara dengan Ibu DNN, S.Pd (Guru Kelas V SDN 2
Muryolobo) menambahkan:
Gambar 4.37 Wawancara GuruDokumentasi Tanggal 10 Mei 2021
“ZI selalu tepat waktu saat masuk ke group kelas daring”“Dia mengikuti pembelajaran daring dengan baik”“ZI pernah terlambat mengumpulkan tugas karena neneknya di RS, Saya hanya mengingatkan untuk mengumpulkan tugas saat setelah dari RS, dan dia langsung mengumpulkan tugas setelah dari RS”“ZI termasuk anak yang punya disiplin belajar yang tinggi, dia cukup rajin untuk belajar dan cukup baik dalam memahami materi yang saya berikan”“Namun memang untuk materi IPS yang cukup luas ia kurang teliti dalam memahaminya”“Yang saya lakukan ketika dia belum faham, saya japri ZI saya suruh mencoba membaca terlebih dahulu pelan-pelan dan cari jawabannya di buku paket”
94
“ZI selalu bersikap sopan saat pembelajaran maupun mengumpulkan tugas. Ketika dia terlambat karena ada hal yang mendesak dia izin ke saya terlebih dulu bahwa dia nanti saat daring dating atau masuk ke group agak terlambat”“Dia juga selalu berusaha menjawab sendiri soal-soal atau tugas sekolah yang saya berikan”“Waktu mengumpulkan tugas ke sekolah juga selalu membawa masker, mencuci tangannya dan tidak berdempet-dempetan dengan teman-temannya”“ZI juga termasuk anak yang berprestasi di kelas V, nilainya dimasa pembelajaran daring ini bagus” (Wawancara Tanggal 10 Mei 2021)
Hasil wawancara menunjukkan bahwa ZI mematuhi peraturan sekolah dan
tata tertib kelas pembelajaran daring. ZI merupakan siswa yang memiliki karakter
kedisiplinan belajar yang tinggi di masa daring. ZI selalu mengikuti kelas daring
dengan baik, tidak pernah keluar rumah saat daring dan mempunyai jadwal belajar
sendiri di rumah. Bapak A selaku bapak kandung ZI selalu menemaninya saat
belajar di malam hari, selalu menyemangati agar terus belajar. Dibuktikan dengan
hasil observasi Tanggal 17 April 2021 menunjukkan dimasa pembelajaran daring
ZI mengikuti kelas daring dengan baik dan selalu belajar di rumah.
Gambar 4.38 Daring dan Belajar di Rumah
Dokumentasi Tanggal 17 April 2021
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 12 April 2021 juga menunjukkan
ZI mengumpulkan tugas ke sekolah menggunakan masker dan selalu mencuci
tangannya. ZI terlihat bersikap sopan dan mematuhi peraturan dari gurunya ketika
masuk ke dalam kelas harus menjaga jarak dari teman lainnya. ZI mengumpulkan
95
tugas dengan tepat waktu. ZI merupakan anak yang memiliki karakter
kedisiplinan belajar yang tinggi juga merupakan salah satu siswa di kelas V yang
berprestasi baik.
Gambar 4.39 Disiplin Tinggi dan Berprestasi
Dokumentasi Tanggal 12 April 2021
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dapat
disimpulkan bahwa ZI termasuk anak yang memiliki karakter kedisiplinan belajar
yang tinggi di masa pembelajaran daring. ZI selalu tepat waktu dalam
pembelajaran maupun pengumpulan tugas. Dia pernah terlambat mengumpulkan
96
tugas tetapi dengan sikap sopannya kepada guru, ZI meminta maaf dan akan
mengumpulkan tugasnya dilain hari yang dikarenakan ada keperluan menemani
neneknya yang sedang sakit. ZI mampu menerima materi yang diberikan gurunya
dengan baik. Dia selalu rajin belajar dan aktif saat pembelajaran daring. Selalu
menaati tata tertib jika mengumpulkan tugas ke kelas diharuskan membawa
masker dan cuci tangan. ZI selalu membawa masker ketika ke sekolah, mencuci
tangan serta menjaga jarak dengan temannya sesuai tata tertib kelas. ZI memiliki
kedisiplinan belajar yang tinggi dan termasuk anak yang berprestasi di kelas V.
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dari informan
siswa (Kedisiplinan Belajar Tinggi) yaitu SA, FA dan ZI menunjukkan bahwa
siswa dengan kedisiplinan belajar tinggi juga berpengaruh pada prestasi
belajarnya. SA, FA dan ZI sebagai peserta didik merupakan sasaran utama dari
kegiatan pendidikan, dimana mereka diharapkan dapat mencapai keberhasilan
dalam belajar. Kedisiplinan belajar merupakan faktor internal siswa karena timbul
dari kesadaran diri siswa. Didukung penelitian Supardi (2014), Disiplin belajar
adalah pengendalian diri siswa terhadap bentuk-bentuk aturan yang baik secara
tertulis maupun tidak tertulis yang telah diterapkan oleh siswa yang bersangkutan
maupun berasal dari luar serta bentuk kesadaran akan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai pelajar. Sama seperti ketiga siswa yaitu SA, FA dan ZI
memiliki karakter kedisiplinan belajar yang tinggi yang dapat diukur dengan
indikator kedisiplinan belajar dari Nuraini, dkk (2019:56) ada dua indikator yaitu
disiplin waktu meliputi tepat waktu dalam belajar, tidak keluar rumah saat belajar,
menyelesaikan tugas dengan tepat waktu dan disiplin perbuatan yang meliputi
patuh tidak melanggar aturan, tidak bemalas-malasan dalam belajar, tidak
menyuruh orang lain untuk mnegerjakan tugasnya dan selalu berbuat jujur. Hal
tersebut dijelaskan oleh orang tua dan guru bahwa ketiga siswa tersebut memiliki
karakter kedisiplinan belajar yang tinggi dilihat dari saat mengikuti kelas
pembelajaran daring mereka selalu aktif mengikuti pembelajaran, taat dan patuh
pada peraturan, tidak malas mengerjakan tugas yang diberikan, tidak keluar rumah
saat belajar dan selalu jujur serta tidak berbohong.
Disiplin belajar yang tinggi berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Disiplin belajar menjadi faktor utama dalam keberhasilan penguasaan pelajaran di
97
sekolah. Siswa yang memiliki karakter kedisiplinan belajar yang tinggi berarti dia
memiliki sikap keteraturan dari dalam dirinya sendiri tanpa paksaan dari pihak
lain. Apabila siswa sudah mampu menanamkan dan memiliki disiplin belajar yang
baik, maka prestasi belajarnya akan meningkat. Sejalan Rahman, dkk (2014)
Semakin rendah kedisiplinan belajar siswa, maka prestasi belajar juga akan
semakin rendah atau sebaliknya semakin tinggi kedisiplinan belajar siswa maka
prestasi belajar juga akan semakin tinggi. Sejalan dengan hasil penelitian yang
sudah dilakukan oleh SA, FA dan ZI selalu mengikuti pembelajaran daring
dengan baik, taat dan patuh peraturan serta dorongan dari UA, KA, dan A sebagai
orang tua siswa yang mendorong siswa untuk terus belajar di masa pembelajaran
daring, serta pengarahan dari DNN, S.Pd sebagai guru kelas membuat prestasi
belajar mereka meningkat.
Hasil wawancara dengan siswa menjelaskan bahwa mereka selalu tepat
waktu dalam belajar, tidak keluar rumah saat belajar, menyelesaikan tugas dengan
tepat waktu dan tidak melanggar aturan yang ditetapkan, tidak bermalas-malasan
dalam belajar, tidak menyuruh orang lain untuk mengerjakan tugasnya, dan
memiliki jadwal sendiri untuk belajar di rumah di masa pembelajaran daring.
Didukung dengan penelitian dari Riyani (2012:20) Faktor dari dalam diri meliputi
faktor kesehatan, bakat, minat perhatian serta motivasi dan juga faktor dari luar
diri yang meliputi faktor yang berhubungan dengan lingkungan yaitu tujuan
belajar, guru, teman sebaya, materi pelajaran, sarana belajar, dan lingkungan
belajar. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang sudah dilakukan dengan
siswa, orang tua dan guru yang menjelaskan bahwa SA, FA dan ZI selalu
mengikuti kelas pembelajaran daring, dapat memahami materi dengan
menggunakan metode yang diterapkan oleh guru, dapat menjawab pertanyaan
mengenai materi yang dijelaskan guru, mampu aktif saat pembelajaran daring
berlangsung, tidak malas untuk belajar, memiliki semangat untuk terus belajar,
memakai baju rapi dan selalu memakai masker ketika mengumpulkan tugas
kesekolah, mencuci tangan sebelum masuk kelas serta tidak berdempet-dempetan
saat berada di kelas, orang tuanya selalu memberikan dorongan untuk terus belajar
sehingga berpengaruh pada prestasi belajarnya. Sejalan dengan hasil observasi
bahwa siswa yang memiliki karakter kedisiplinan belajar yang tinggi maka
98
prestasi belajarnya juga tinggi, diukur dengan 3 ranah prestasi belajar dan
indikatornya dari Syafi’I dkk (2018:118-120) yakni Pada ranah kognitif khusunya
pada bagian indikator Knowledge (Pengetahuan) dan Comprehension
(Pemahaman) peserta didik yakni peserta didik dapat menjelaskan kembali materi
yang telah dipelajari, dapat menunjukkan kembali materi atau dapat menjawab
pertanyaan mengenai materi yang dijelaskan guru, dapat mendefinisikan dengan
lisan dan bahasa sendiri serta dapat memberikan contoh sendiri dari materi yang
telah dipahami. Pada ranh afektif khususnya pada bagian indikator penerimaan
yakni peserta didik mampu menunjukkan sikap menerima pembelajaran yang
diberikan oleh guru, memperhatikan pembelajaran yang disampaikan dengan baik.
Serta pada ranah psikomotorik khususnya pada bagian indikator kecakapan
ekspresi verbal dan non verbal yakni peserta didik mampu atau fasil melafalkan
atau mengucapkan materi yang telah dipelajari, merespon dan mengikuti arahan
dari guru, mempraktikkan kegiatan sederhana yang sama persis dengan yang
dilihat berdasarkan pedoman atau petunjuk dari guru.
Hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan informan siswa dengan
karakter kedisiplinan belajar rendah di kelas V SDN 2 Muryolobo terhadap
prestasi belajarnya yaitu NH, WD dan MWF. Wawancara dengan siswa kelas V
SDN 2 Muryolobo untuk mengetahui faktor kedisiplinan belajar siswa di masa
pembelajaran daring terhadap prestasi belajarnya. Mereka memberikan jawaban
yang beragam dari hasil wawancara dengan informan ditemukan hasil.
Gambar 4.40 Penelitian Siswa IV
Dokumentasi Penelitian Tanggal 7 April 2021
NH adalah siswa kelas V di SDN 2 Muryolobo. Ibu dari NH berlatar
belakang pendidikan MTs, bekerja sebagai buruh pabrik garment, Bapaknya
99
sebagai perantauan di Malaysia. NH merupakan salah satu siswa yang memiliki
karakter kedisiplinan belajar yang rendah di masa pembelajaran daring.
Rendahnya kedisiplinan belajar NH berpengaruh pada prestasi belajarnya. NH
mengatakan:
“Aku tahu masuk ke group kelas daring itu pukul 07.00 sampai 10.00”“Aku pernah telat masuk ke group karena main dulu sama temanku”“Kalau aku telat masuk ke group langsung masuk aja, tapi langsung ditegur bu dini ditanya kenapa telat aku jawab habis main”“Tugas sekolah sekarang tambah banyak, aku udah males buat sekolah”“Karena aku tidak bisa mengerjakan sendiri kalau soal sulit aku tinggal main keluar sama teman-teman”“Kadang aku ngumpulin tugas tepat waktu, kadang juga lupa kalau ada tugas. HPku kan dibawa ibu kerja jadi kalau ada tugas nunggu ibu pulang kerja. Nanti di WA bu dini terus aku dimarahi ibuku disuruh ngerjain ”“Kalau tugas bahasa inggris aku tidak bisa terus minta bantuan tetanggaku yang sudah SMA”“Aku sudah malas sekolah, kelas daring ini tidak enak, aku tidak faham materi pelajarannya”“Pernah ngirim sticker ke group kelas, dimarahi sama bu guru”“Tidak pernah bohong sama orang tua kalau ada tugas soalnya hpnya dibawa sama ibuku” (Wawancara, 7 April 2021)Berdasarkan hasil wawancara NH, dia termasuk anak yang tidak disiplin
belajar di masa pembelajaran daring. NH tidak mematuhi peraturan yang telah
dibuat oleh gurunya, tidak tepat waktu mengumpulkan tugas, malas saat belajar di
rumah dan kurangnya dorongan dari orang tua untuk terus belajar.
Gambar 4.41 Wawancara Orang Tua Siswa IVDokumentasi Tanggal 8 Mei 2021
Didukung hasil wawancara dari Ibu TUMR (Ibu kandung NH)
mengatakan bahwa:
“Saya tahu kalau sekarang ini anak saya sekolah dirumah, sekolah daring”
“Tapi saya tidak pernah menemani dia saat ada kelas daring, soalnya saya kerja berangkat pagi”
100
“Setiap pagi sebelum saya berangkat kerja udah saya bangunin biar tidak telat, tapi yaa begitu bangun langsung main dulu sama temannya”“Saya kalau mendampingi NH belajar itu kalau malam, tapi kalau capek sekali saya langsung tidur”“Kesulitan yang dialami anak saya tidak faham materi yang diajarkan karena kadang gurunya Cuma ngasih tugas dan bacaannya itu tidak ada di buku panduan”“Saya kalau malam kadang ngecek bukunya, NH mau nulis apa tidak karena kalau tidak saya cek dia itu tidak mau menulis lebih seringnya min”“Habis itu saya marahin langsung marah karena sudah dibilangin tidak mau mendengarkan. Tapi habis itu mau mengerjakan”“Kalau ada tugas saya yang kerjakan karena NH tidak faham, biasanya jam 03.00 sebelum subuh saya kerjakan dan paginya langsung berangkat kerja”“Nilainya saya lihat meningkat dan bagus” (Wawancara Tanggal 8 Mei 2021)
Berdasarkan wawancara dengan Ibu DNN, S.Pd (Guru Kelas V SDN 2
Muryolobo) menambahkan;
Gambar 4.42 Wawancara GuruDokumentasi Tanggal 11 Mei 2021
“NH saat daring ini mau mengikuti kelas daring tapi selalu telat masuk ke group”“Dia memang tidak ada yang mengontrol dirumah, ibunya bekerja ke pabrik dan bapaknya merantau jadi kurang pengawasan”“Saya mencoba selalu mengingatkan tetapi karena memang dari jarak yang jauh tidak didengarkan sama NH”“Pernah telat mengumpulkan tugas, saya tanya itu karena lupa kalau ada tugas malas tidak bisa mengerjakan, tetapi tetap saya suruh mengerjakan dan mengumpulkan di lain hari”“NH dimasa daring ini kurang disiplin, kesulitan yang dia alami cenderung pada materi yang harus membaca dia kurang teliti”“Meskipun dia telat mengumpulkan tugas tapi kalau saya nasehati cukup sopan mau mendengarkan yaa walaupun terkadang membantah sedikit”
101
“Saat mengumpulkan tugasnya ke sekolah tidak mau memakai masker yang benar . dia membawa masker tapi disimpan disaku , selalu main game sama teman-temannya kalau di kelas”“Nilai NH dimasa daring ini meningkat yaa saya tidak tahu entah di kerjakan sendiri atau tidak tetapi nilainya meningkat dan prestasinya menurun, secara klasikal dia disalip oleh teman-temannya yang lain”(Wawancara Tanggal 11 Mei 2021)
Hasil wawancara menunjukkan bahwa NH memiliki karakter kedisiplinan
belajar yang rendah. NH tidak mengikuti pembelajaran daring dengan baik, saat
guru menjelaskan materi NH mengirim stiker yang tidak berhubungan sengan
materi yang guru jelaskan dan keluar rumah saat belajar. Kurangnya dampingan
juga dorongan dari orang tua menjadikan NH malas untuk mengikuti kelas daring
dan belajar di rumah.
Gambar 4.43 Keluar Rumah Saat BelajarDokumentasi Tanggal 20 April 2021
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 12 April 2021 menunjukkan NH
ke sekolah untuk mengumpulkan tugas tetapi lupa membawa tugas yang
seharusnya dikumpulkan. Tidak memakai masker dengan benar, selalu bermain
game di kelas tidak mendengarkan saat guru menjelaskan materi yang belum
dipahami. NH merupakan anak yang tidak disiplin belajar dimasa pembelajaran
daring. Sehingga mempengaruhi prestasi belajarnya yang menurun.
102
BAB V
Gambar 4.43 Tidak Disiplin Waktu dan Prestasi Belajar Dokumentasi Tanggal 12 April 2021
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dapat
disimpulkan bahwa NH termasuk anak yang tidak disiplin belajar di masa
pembelajaran daring. NH terlihat tidak mematuhi peraturan mengirim emoticon
saat guru sedang menjelaskan materi di kelas daring, terlambat masuk ke kelas
daring tanpa meminta izin guru untuk masuk ke kelas daring terlebih dahulu,
Lupa membawa tugas yang seharusnya dikumpulkan, membantah jika diberi
103
nasihat. ZI juga tidak memakai masker saat di sekolah, selalu bermain game
bersama teman-temannya. Kurangnya dorongan dari orang tua untuk terus belajar
dan malas belajar saat dirumah membuat NH Karakter kedisiplinan belajar NH
sangat rendah sehingga mempengaruhi prestasi belajarnya di kelas yang menurun.
Gambar 4.44 Penelitian Siswa VDokumentasi Tanggal 7 April 2021
WD adalah siswa kelas V di SDN 2 Muryolobo. Ibu WD berlatar belakang
pendidikan SD dan bekerja sebagai Penjahit di rumah. WD termasuk siswa
dengan karakter kedisiplinan belajar rendah di kelas V sehingga berpengaruh pada
prestasi belajarnya. Dibuktikan dengan pernyataan WD, yang mengatakan:
“Pukul tujuh pagi aku masuk ke group kelas”“Pernah telat masuk karena tidak tau kalau ada kelas daring”“Tugas sekolah tambah banyak, biasanya aku dibantu kakakku mengerjakan tugas”“Tapi aku pengen main game jadi kakakku yang ngerjain tugasku”“Aku ikut kelas daring tapi sambil main game karena bosen daring”“Selalu dibangunin ibuku kalau ada daring, kalau tidak bangun dimarahi”“Kalau ibuku libur kerja, tidak menjahit baru aku ditemani belajar sama ibuku”“Kadang aku belajar ditemani ibuku tapi juga dibantu kakakku juga, faham sebentar habis itu lupa”“Kalau mengumpulkan tugas ke sekolah dimarahi bu dini, karena jawaban dari tugasku bukan tulisanku”“Kalau mengumpulkan tugas ke sekolah disuruh memakai masker kalau tidak yaa di suruh pulang budini” (Wawancara tanggal 7 April 2021)Berdasarkan hasil wawancara WD, dia termasuk anak yang kurang
memiliki karakter kedisiplinan belajar di masa pembelajaran daring. WD terlihat
malas-malasan saat mengikuti kelas daring, menyuruh orang lain untuk
mengerjakan tugasnya dan tidak berbuat jujur.
104
Gambar 4.45 Wawancara Orang Tua Siswa VDokumentasi Tanggal 5 Mei 2021
Didukung hasil wawancara dari Ibu S (Ibu kandung WD) mengatakan bahwa:
“Saya selalu membangunkan anak saya untuk ikut kelas daring”“Saya tidak pernah menemani WD saat daring soalnya saya menjahit”“Kalau ada tugas dari sekolah dikasih tau sama kakaknya karena saya tidak faham main hp yang kayak sekarang”“Anak saya itu memang suka main game, disuruh ngerjain tugasnya itu susah sekali, apalagi disuruh belajar itu susah”“Yang mengerjakan tugas sekolahnya yaa kakaknya, karena pernah diajari sama kakaknya itu tetep tidak bisa dan akhirnya main game lagi”“Kesulitan anak saya karena memang sudah susah untuk belajar, terus pada sekarang ini gurunya hanya memberi tugas di WA tanpa dijelaskan jadilah anak saya tambah tidak faham materi”“Saya selalu marah-marah kalau WD tidak mau belajar”“WD selalu tepat waktu kalau mengumpulkan tugas ke sekolah”“Kata gurunya kan kalau mengumpulkan tugas harus memakai masker, yaa saya belikan masker”(Wawancara Tanggal 5 Mei 2021)
Berdasarkan wawancara dengan Ibu DNN, S.Pd (Guru Kelas V SDN 2
Muryolobo) menambahkan:
Gambar 4.46 Wawancara GuruDokumentasi Tanggal 11 Mei 2021
“WD anak yang mau mengikuti pembelajaran daring, pernah telat karena tidak tahu kalau ada kelas daring, terus saya WA”“Dia sering telat mengumpulkan tugas, sering meropel pengumpulan tugas satu dengan tugas-tugas lainnya”
105
“WD saya lihat malas sekali saat adanya pembelajaran daring ini”“Saya selalu japri orang tuanya untuk membantu saya mengontrol WD agar tetap disiplin belajar saat di rumah”“WD di masa daring ini kesulitan yang dialami dia sulit memahami materi, pendekatan dan metode apapun yang saya gunakan tidak bisa mengikuti, saat pembelajaran WD belum maksimal karena dia males belajar di materi apapun”“Pada semua mapel, bukan hanya mapel yang saya ajarkan saja dia memang dia kebiasaanya sama, malas untuk belajar, malas untuk mengerjakan tugas”“Kurangnya minat dari dirinya sendiri untuk belajar dan mengerjakan tugas sendiri menjadikan dia memilki karakter kedisiplinan belajar yang rendah”“Tapi saat mengumpulkan tugas dia mau memakai masker, mau mencuci tangannya sebelum masuk kelas”“Ketercapaian prestasi WD berada diposisi rendah diantara teman-temannya”“Kemampuan WD juga agak lambat dikarenakan kurangnya perhatian terhadap pembelajaran” (Wawancara Tanggal 11 Mei 2021)Hasil wawancara menunjukkan bahwa WD termasuk siswa yang memiliki
karakter kedisiplinan belajar yang rendah . WD terlihat sedang mengikuti kelas
pembelajaran daring serta mengerjakan tugas yang gurunya berikan diimbangi
dengan bermain game. WD lebih memperhatikan gamenya dari pada mengerjakan
tugas dengan focus sehingga lupa dengan tugas yang diberikan guru dan tidak
mengerjakan tugas dengan tepat waktu. Didukung observasi pada tanggal 26 April
2021 menunjukkan bahwa WD mengikuti pembelajaran daring dengan diimbangi
main game. Terlihat orang tua WD sibuk bekerja sehingga menjadikan kurangnya
perhatian dan dukungan untuk belajar dan mengikuti daring dengan baik.
106
Gambar 4.47 Tidak disiplin waktu
Dokumentasi Tanggal 27 April 2021
Berdasarkan hasil observasi tanggal 12 April 2021 menunjukkan saat WD
ke sekolah untuk mengumpulkan tugas terlihat sudah menaati peraturan mau
memakai masker dan mencuci tangannya sebelum masuk ke kelas. Kurangnya
kesadaran diri untuk terus belajar serta adanya kebiasaan keluarga WD yang
langsung mengerjakan tugas WD tanpa meminta WD untuk mengerjakan sendiri
terlebih dahulu menjadikan WD acuh terhadap kewajibannya sebagai siswa. Hal
ini menjadikan kurangnya karakter kedisiplinan belajar WD dimasa pembelajaran
daring dan berpengaruh pada prestasi belajarnya yang menurun.
107
Gambar 4.48 Tidak Jujur dan Prestasi Belajar
Dokumentasi Tanggal 12 April 2021
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dapat
disimpulkan bahwa WD termasuk anak yang tidak disiplin belajar di masa
pembelajaran daring. WD pernah telat mengikuti kelas pembelajaran daring
karena telat mengetahui informasi bahwa ada kelas daring. WD juga tidak
disiplin waktu mengumpulkan tugas dari gurunya. Terlihat meropel tugas satu
dengan tugas lainnya. WD mengikuti pembelajaran daring dengan diimbangi
bermain game, WD lebih memperhatikan gamenya. Tugas WD dikerjakan oleh
kakanya dan tidak jujur kepada gurunya. Kurangnya kesadaran diri dari WD
untuk terus belajar dan tidak malas saat belajar serta adanya kebiasaan keluarga
WD yang langsung mengerjakan tugas WD tanpa mengajari terlebih dahulu
membuat WD kurang memiliki karakter kedisiplinan belajar dan berpengaruh
pada prestasi belajarnya.
108
Gambar 4.49 Wawancara Siswa VIDokumentasi Tanggal 7 April 2021
MWF adalah siswa kelas V di SDN 2 Muryolobo. Ibu MWF berlatar
belakang pendidikan SD dan bekerja sebagai buruh pabrik Djarum. MWF
termasuk ke dalam kategori siswa dengan karakter kedisiplinan belajar rendah di
kelas V sehingga berprngaruh pada prestasi belajarnya. WD mengatakan:
“Aku masuk ke group saat daring pukul 07.00 pagi”“Pernah terlambat masuk ke group karena kuotaku habis”“Tapi aku meminta maaf pada bu dini terus boleh masuk ke group”“Kewajibanku sebagai siswa yaa mengerjakan tugas dengan baik”“Aku pernah mengumpulkan tugas tidak tepat waktu, karena aku tidak mau mengerjakan, aku sudah bosen sekolah, males belajar, males mengerjakan tugas”“Aku sudah tidak mau berfikir”“Pernah melanggar tata tertib terus dihukum dikasih tambahan tugas”“Mengirim kata-kata kasar juga pernah saat masuk kelas daring”“Kalau ada tugas biasanya aku kerjakan sendiri kalau bisa tapi kadang dikerjakan bapak”“Aku pernah bohong sama ibuku ditanya ada tugas apa tidak jawabanku tidak dan ibukku tidak pernah mengecek tugas-tugasku”(Wawancara Tanggal 7 April 2021)
Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa MWF dimasa
pembelajaran daring mau mengerjakan tugas-tugasnya sendiri, pernah terlambat
masuk ke kelas daring dan mengumpulkan tugas tidak tepat pada waktunya.
Gambar 4.50 Wawancara Orang Tua Siswa VIDokumentasi Tanggal 9 Mei 2021
Didukung hasil wawancara dari Ibu M (Ibu kandung MWF) mengatakan bahwa:
“Saya tidak pernah mendampingi anak saya ketika kelas daring”
109
“Saya itu mendampingi MWF hanya pada saat UAS saja”“Tidak pernah mendampingi dia belajar, karena kan saya bekerja berangkat itu dari subuh”“Saya taunya kalau dia pengen beli kuota, buku, pensil”“Saya tidak ada jadwal khusus untuk menemani anak saya belajar, yang saya tau kalau dia sudah mendapat nilai bagus itu sudah cukup”“Kalau dapat nilai jelek yaa langsung saya marahi”“Anak saya itu kadang mengerjakan tugas sendiri kadang dibantu bapaknya”“Saya mengecek tugasnya kalau saya ingat saja, yaa habisnya saya sudah capek bekerja” (Wawancara Tanggal 9 Mei 2021)
Berdasarkan wawancara dengan Ibu DNN, S.Pd (Guru Kelas V SDN 2 Muryolobo) menambahkan:
Gambar 4.51 Wawancara GuruDokumentasi Tanggal 11 Mei 2021
“MWF pernah mengumpulkan tugas tidak tepat waktu, kalau dinasehati mau mendengarkan tapi tidak dilaksanakan”“Saya selalu japri orang tuanya, tapi memang masih begitu anaknya bandel”“Sangat malas mengerjakan tugasnya, dia termasuk anak yang belum maksimal dalam memahami materi”“Kesulitan MWF saat daring ini dia belum lancar membaca, jadi pada materi apapun dia kurang bisa memahami”“Saat masuk ke sekolah dia selalu berdempet-dempetan saat masuk kelas, mau memakai masker tetapi selalu main game”“Kadang dia mau menjawab pertanyaan dari soal yang saya berikan tapi menjawabnya asal-asalan”“Nilainya di masa daring ini menurun, dia jauh tertinggal dengan teman-temannya”“MWF termasuk anak yang memiliki karakter kedisiplinan belajar yang rendah, itu memang karena dia bosan untuk sekolah, kurangnya pendampingan dari orang tua. Nilai dan prestasi MWF dimasa daring ini tertinggal jauh dengan teman-temannya”(Wawancara Tanggal 11 Mei 2021)Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa MWF termasuk
kategori anak yang disiplin belajarnya rendah di masa pembelajaran daring.
Dibuktikan dengan hasil observasi Tanggal PIROO menunjukkan MWF belum
110
mengumpulkan tugas, dikarenakan MWF malas untuk mengerjakan tugas dan
tidak ada yang memotivasi MWF untuk terus belajar sehingga MWF tidak
mematuhi peraturan dan tata tertib dari sekolah.
Gambar 4.52 Tidak mengumpulkan Tugas Tepat Waktu
Dokumentasi Tanggal 30 April 2021
Berdasarkan hasil observasi MWF terlihat mengumpulkan tugas ke
sekolah tetapi tidak mengunakan masker saat ke sekolah, tidak mau mencuci
tangan sebelum masuk ke kelas, selalu main game di kelas ketika guru sedang
menjelaskan materi dan berdempet-dempetan bermain game bersama temannya
tanpa berjaga jarak dengan temannya. Kurangnya kesadaran diri untuk terus
belajar, kurangnya dorongan dari orang tua untuk terus belajar membuat MWF
kurang memiliki karakter kedisiplinan belajar di masa pembelajaran daring dan
berpengaruh pada prestasi belajarnya. Dibuktikan dengan hasil dokumentasi
tanggal 12 April 2021 MWF termasuk siswa yang memiliki prestasi belajar
rendah.
111
Gambar 4.53 Tidak Tertib dan Prestasi BelajarDokumentasi Tanggal 12 April 2021
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dapat
disimpulkan bahwa MWF termasuk anak yang tidak disiplin belajar di masa
pembelajaran daring. MWF terlihat tidak tepat waktu saat mengumpulkan tugas,
selalu bermain game, keluar rumah saat belajar, tidak patuh dan melanggar aturan
yang telah ditetapkan di masa pembelajaran daring. Selalu berbuat bohong dengan
orang tuanya dan bermalas-malasan dalam belajar. Saat pengumpulan tugas ke
sekolah MWF terlihat berdempet-dempetan dengan teman-temannya tidak mau
mendengarkan perintah dari gurunya, MWF kurang memiliki karakter
kedisiplinan belajar di masa pembelajaran daring dan berpengaruh pada prestasi
belajarnya yang menurun.
Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dari informan
siswa (Karakter kedisiplinan belajar rendah terhadap prestasi belajar) yaitu NH,
WD dan MWF menunjukkan bahwa siswa dengan karakter kedisiplinan belajar
rendah juga akan memiliki prestasi belajar yang rendah juga. Didukung penelitian
dari Wirantasa (2017) Tingkat keberhasilan dalam prestasi belajar siswa ditandai
oleh ukuran siswa setelah menjalani proses belajar. Proses belajar yang baik maka
prestasi belajar siswa juga baik. Sebaliknya proses belajar yang kurang baik maka
prestasi belajar siswa kurang baik pula. Sama seperti ketiga siswa yaitu NH, WD
dan MWF yang memiliki karakter kedisiplinan belajar yang rendah sehingga
prestasi belajarnya menjadi rendah pula. Hal tersebut dijelaskan Ibu DNN, S.Pd
bahwa dari awal adanya pembelajaran daring ketiga siswa tersebut selalu
112
melanggar peraturan yang telah ditetapkan sekolah, Jika diberi nasihat
didengarkan tetapi tidak dikerjakan sehingga mereka mempunyai prestasi belajar
yang rendah.
Penelitian dari Riyani (2012:20) ada 2 faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa yaitu faktor dari dalam diri yang meliputi faktor kesehatan, bakat,
minat perhatian serta motivasi dan juga faktor dari luar diri meliputi faktor yang
berhubungan dengan lingkungan, keluarga, tujuan belajar, guru , teman sebaya,
materi pelajaran, sarana belajar dan lingkungan belajar. Sejalan dengan hasil
penelitian pada NH, WD dan MWF saat pembelajaran daring mereka malas untuk
mengikuti kelas daring, tidak mendengarkan penjelasan mengenai materi dan
tugas yang diberikan guru, lebih senang bermain game , bermain keluar rumah
dibandingkan belajar di rumah, kurangnya pendampingan dan dorongan dari
orang tua untuk terus belajar, kurang memahami dengan maksimal pada materi
dengan pendekatan dan metode yang guru gunakan.
Hasil wawancara dengan siswa menjelaskan bahwa mereka dimasa
pembelajaran daring lebih suka bermain keluar rumah dibandingkan belajar,
bosan mengikuti kelas daring, mengirim emoticon ke kelas daring yang tidak ada
hubungannya dengan materi yang dibahas, tidak faham materi yang diajarkan,
bermalas-malasan dalam belajar, menyuruh orang lain untuk mengerjakan
tugasnya, tidak mau mengerjakan tugasnya dengan baik, mengumpulkan tugas
tidak tepat waktu dan tidak taat pada peraturan, saat diminta untuk memakai
masker saat mengumpulkan tugas ke sekolah tidak dilakukan juga tidak mau
mencuci tangannya sebelum masuk kedalam kelas.
Kurangnya memiliki karakter kedisiplinan belajar di masa pembelajaran
daring membuat prestasi belajar siswa menjadi rendah. Sejalan dengan hasil
observasi bahwa siswa yang memiliki disiplin belajar rendah akan berpengaruh
pada prestasi belajar. Prestasi belajar yang dimiliki oleh NH, WD dan MWF
rendah diukur dengan indikator prestasi belajar dari Syafi’I dkk (2018;118-120)
yaitu: Pada ranah kognitif khusunya pada bagian indikator Knowladge
(pengetahuan) dan Comprehension (Pemahaman) peserta didik yakni peserta didik
dapat menjelaskan kembali materi yang telah dipelajari, dapat menunjukkan
kembali materi atau dapat menjawab pertanyaan mengenai materi yang dijelaskan
113
guru, dapat mendefinisikan dengan lisan dan bahasa sendiri serta dapat
memberkan contoh sendiri dari materi yang telah dipahami. Pada ranah afektif
khusunya pada bagian infikator penerimaan yakni peserta didik mampu
menunjukkan sikap menerima pembelajaran yang diberikan guru, memperhatikan
pembelajaran yang disampaikan dengan baik. Serta pada ranah psikomotorik
khusunya pada bagian indikator kecakapan ekspresi verbal dan nonverbal yakni
peserta didik mampu atau fasih melafalkan atau mengucapkan materi yang telah
dipelajari, merespon, dan mengikuti arahan dari guru, mempraktikkan kegiatan
sederhana yang sama persis dengan yang dilihat berdasarkan pedoman atau
petunjuk guru.
Berhubungan dengan data yang diperoleh peneliti pada temuan penelitian,
maka mencoba menyajikan temuan data yang didapat dan dijabarkan dalam
bentuk tabel yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.9 Analisis Karakter Kedisiplinan Belajar Siswa di Masa
Pembelajaran Daring Terhadap Prestasi Belajar
No. Nama
Siswa
Nama
Orang Tua
dan Guru
Kelas V
Pendidikan Pekerjaan Kedisiplinan
Belajar
Prestasi
Belajar
1. SA UA S1
Psikologi
Guru MTs Tinggi Rangking
1
2. FA KA S1 Sarjana
Islam
Guru MI Tinggi Rangking
2
3. ZI A SMA Perangkat
Desa
Tinggi Rangking
3
4. NH TUMR MTs Buruh
Pabrik
Garment
Rendah Rangking
17
5. WD S SD Penjahit Rendah Rangking
19
6. MWF M SD Buruh
Pabrik
Rendah Rangking
21
114
Djarum
7. - DNN, S.Pd S1 PGSD Guru
Kelas V
- -
(Sumber: Dokumen SDN 2 Muryolobo 2021)
Dilihat dari data diatas menunjukkan bahwa siswa yang memiliki karakter
kedisiplinan belajar yang tinggi di masa pembelajaran daring maka prestasi
belajarnya meningkat dan siswa yang kurang memiliki karakter kedisiplinan
belajar di masa pembelajaran daring maka prestasi belajarnya akan menurun.
Sejalan dengan hasil penelitian Rahman, dkk (2014) semakin rendah kedisiplinan
belajar siswa, maka prestasi belajar juga akan semakin rendah, dan sebaliknya
semakin tinggi kedisiplinan belajar siswa maka prestasi belajarnya juga akan
semakin tinggi. Hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas V SDN 2
Muryolobo menunjukkan hal yang sama bahwa siswa yang memiliki karakter
kedisiplinan belajar yang tinggi di masa pembelajaran daring memiliki ketaatan
dan kepatuhan terhadap peraturan, minat untuk terus belajar dan dorongan dari
orang tua dengan tingkat pendidikan S1 sehingga mampu mendapatkan prestasi
yang tinggi pula sedangkan siswa yang memiliki karakter kedisiplinan belajar
rendah di masa pembelajaran daring kurang memiliki ketaatan dan kepatuhan,
kurang memiliki semangat untuk belajar serta kurangnya dorongan dari orang tua
dengan tingkat pendidikan MTs dan SD.
Sedangkan dilihat berdasarkan minat, perhatian siswa terhadap
pembelajaran, pendekatan dan metode yang digunakan oleh guru serta pekerjaan
orang tua sama-sama mempunyai andil dalam pendidikan yang dibutuhkan oleh
siswa dengan karakter kedisiplinan belajar tinggi maupun siswa dengan karakter
kedisiplinan belajar rendah di masa pembelajaran daring. Didukung hasil
penelitian dari Harahap (2020) faktor yang mempengaruhi karakter kedisiplinan
belajar dan prestasi belajar ada 2 yaitu meliputi faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal meliputi dari faktor dalam diri, minat ,bakat, motivasi
dan minat perhatian terhadap pembelajaran. Faktor eksternal yang berasal dari
guru, teman sebaya, sarana belajar, dukungan orang tua, dan lingkungan belajar.
Hasil wawancara dengan siswa kelas V SDN 2 Muryolobo yang memiliki
karakter kedisiplinan belajar yang tinggi dan rendah juga sama bahwa mereka
115
sama-sama memiliki bakat dan minat serta dukungan dari orang tua. Hal ini
terbukti bahwa walaupun siswa sudah memiliki karakter kedisiplinan belajar yang
tinggi dan yang memiliki karakter kedisiplinan belajar yang rendah tetap harus
mempunyai minat dari dalam diri sendiri, dukungan dan dorongan dari orang tua
serta guru yang membantu mereka untuk tetap memiliki karakter kedisiplinan
belajar baik yang berpengaruh pada prestasi belajarnya.
BAB V
116
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Sesuai dengan hasil temuan data deskripstif maupun data pendukung lainnya
serta pembahasan analisis data peneliti menentukan beberapa hasil penelitian yang
berkesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan pengkategorian informan dengan karakter kedisiplinan belajar
dimasa pembelajaran daring. Analisis karakter kedisiplinan belajar pada siswa
kelas V SDN 2 Muryolobo baik itu memiliki karakter kedisiplinan belajar
tinggi dan karakter kedisiplinan rendah sama-sama berpengaruh terhadap
prestasi belajar. Untuk tingkatan karakter kedisiplinan belajar siswa dimasa
pembelajaran daring di kelas kelas V SDN 2 Muryolobo ada siswa yang
memiliki karakter kedisiplinan belajar tinggi dimasa pembelajaran daring dan
ada juga siswa yang memiliki karakter kedisiplinan belajar yang rendah.
Siswa yang mempunyai karakter kedisiplinan belajar yang tinggi memiliki
minat perhatian terhadap pembelajaran. Yang membedakan adalah
pencapaian indikator kedisiplinan belajar siswa dimasa pembelajaran daring.
Indikator kedisiplinan belajar ada 2 yaitu disiplin waktu dan disiplin
perbuatan. Disiplin waktu meliputi: (1) Tepat waktu dalam belajar, (2) Tidak
keluar rumah saat belajar, (3) Menyelesaikan Tugas dengan tepat waktu.
Disiplin perbuatan meliputi: (1) Patuh dan tidak melanggar aturan yang
ditetapkan, (2) Tidak bermalas-malasan dalam belajar, (3) Tidak menyuruh
orang lain untuk mengerjakan tugasnya, (4) Selalu berbuat jujur dan tidak
berbohong. Untuk siswa yang memiliki karakter kedisiplinan belajar yang
tinggi, 2 Indikator kedisiplinan belajar di masa pembelajaran daring tercapai
semua. Selain itu siswa yang memiliki kedisiplinan belajar rendah di masa
pembelajaran daring dikarenakan beberapa fakor diantaranya faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi keadaan fisik dan psikis yang
mempengaruhi pembentukan disiplin diri dari malas dalam belajar,tidak patuh
dan melanggar aturan, selalu menyuruh orang lain untuk mengerjakan
tugasnya. Faktor eksternal meliputi dari lingkungan luar, dari kebiasaan
117
keluarga yang langsung mengerjakan tugas siswa tanpa mengajarinya,
penerapan tata tertib sekolah dan kondisi masyarakat sekitarnya.
2. Berdasarkan kategori siswa yang memiliki karakter kedisiplinan belajar yang
tinggi dan rendah sama-sama mendapatkan dorongan dan dukungan yang
baik dari orang tua atau bisa disebut faktor eksternal. Yang membedakan
yaitu pada pendidikan orang tua. Untuk siswa yang memiliki karakter
kedisiplinan belajar yang tinggi memiliki orang tua dengan latar belakang
pendidikan dijenjang S1 dan SMA hal inilah yang mempengaruhi
kemampuan siswa dan minat siswa untuk terus belajar, karena orang tuanya
dapat menguasai pelajaran sesuai tingkat belajar anaknya. Sedangkan siswa
yang memiliki karakter kedisiplinan belajar yang rendah mempunyai orang
tua dengan latar belakang pendidikan dijenjang MTs dan SD. Orang tua
dengan pendidikan tersebut mempunyai kemampuan yang sesuai dengan
tingkat belajar anaknya.
3. Faktor kedisiplinan belajar siswa terhadap prestasi belajarnya dimasa
pembelajaran daring di kelas V SDN 2 Muryolobo dikategorikan berdasarkan
anak yang memiliki karakter kedisiplinan tinggi di masa pembelajaran daring
terhadap prestasi belajarnya dan anak yang memiliki karakter kedisiplinan
belajar rendah di masa pembelajaran daring terhadap prestasi belajarnya.
Siswa yang memiliki karakter kedisiplinan belajar yang tinggi bisa dilihat
melalui indikator kedisiplinan belajar dari Nuraini, dkk (2019:56) indikator
kedisiplinan belajar ada 2 yaitu Disiplin waktu yang meliputi: (1) Tepat
waktu dalam belajar, dari waktu dating dan pulang sekolah maupun belajar
tepat waktu mulai sampai selesai belajar dirumah, Tidak keluar rumah saat
belajar, menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. Disiplin perbuatan yang
meliputi: (1) Patuh dan tidak melanggar aturan yang ditetapkan, (2) Tidak
bermalas-malasan dalam belajar, (3) Tidak menyuruh orang lain untuk
mengerjakan tugasnya, (4) selalu berbuat jujur dan tidak berbohong. Siswa
yang memiliki karakter kedisiplinan belajar yang tinggi akan mencapai pada
indikator kedisiplinan belajar sedangkan anak yang memiliki karakter
kedisiplinan belajar yang rendah, salah satu dari indikator kedisiplinan belajar
ada yang belum tercapai bahkan ada yang belum tercapai semua. Bagi siswa
118
yang memiliki karakter kedisiplinan belajar yang Tinggi maka prestasi
belajarnya di kelas juga akan tinggi, sebaliknya bagi siswa yang memiliki
karakter kedisiplinan belajar yang rendah maka prestasi belajarnya juga akan
rendah. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa dapat diukur melalui 3 ranah
prestasi belajar dengan indikator prestasi belajar yakni pada ranah kognitif
khususnya pada bagian indikator Knowledge (pengetahuan) dan
Comprehension (pemahaman) peserta didik yakni peserta didik dapat
menjelaskan kembali materi yang telah dipelajari, dapat menunjukkan
kembali materi atau dapat menjawab pertanyaan megenai materi yang
dijelaskan guru, dapat mendefinisikan dengan lisan dan bahasa sendiri serta
dapat memberikan contoh sendiri dari materi yang telah dipahami. Pada ranah
afektif khususnya pada bagian indikator penerimaan yakni peserta didik
mampu menunjukkan sikap menerima pembelajaran yang diberikan guru,
memperhatikan pembelajaran yang disampaikan dengan baik. Serta pada
ranah psikomotorik khususnya pada bagian indikator kecakapan ekspresi
verbal dan non verbal yakni peserta didik mampu atau fasih mengucapkan
materi yang telah dipelajari, merespon dan mengikuti arahan dari guru dan
dapat mempraktikkan kegiatan sederhana, sama persis dengan yang dilihat
berdasarkan pedoman atau petunjuk guru. Siswa yang memiliki karakter
kedisiplinan belajar yang tinggi maka mereka mampu mencapai pada semua
indikator prestasi belajar. Berbeda dengan siswa yang memiliki karakter
kedisiplinan belajar yang rendah mereka belum bisa mencapai pada indikator
prestasi belajar.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dikemukakan di atas, ada beberapa
saran atau masukan yang perlu disampaikan kepada pihak lain, antara lain:
1. Bagi anak
Siswa hendaknya mematuhi tata tertib yang berlaku di sekolah, sehingga
kedisiplinan belajar yang diharapkan sekolah dapat terwujud baik dimasa
pembelajaran daring maupun saat dilaksanakannya pertemuan tatap muka.
2. Bagi Orang Tua
119
Orang tua hendaknya memberikan lebih memaksimalkan waktu dalam
menemani dan membimbing ketika anak sedang belajar agar anak lebih
semangat untuk belajar Serta pengaturan jadwal waktu belajar untuk
anaknya harus diterapkan agar belajarnya lebih kondusif.
3. Bagi Guru
Guru hendaknya mencari solusi yang sesuai dengan keadaan siswa untuk
mengatasi masalah kedisiplinan belajar siswa dimasa pembelajaran daring,
sehingga prestasi belajarnya dapat meningkat semua dan lebih menegur siswa
saat tidak mau mendengarkan penjelasan guru dan diberi hukuman yang
membuat anak jera.
120
DAFTAR PUSTAKA
Adu, L. 2014. Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Islam. BIOSEL (Biology Science and Education): Jurnal Penelitian Science dan Pendidikan, 3 (1), 68-78.
Aeni, A. N. 2014. Pendidikan Karakter untuk Siswa SD dalam Perspektif Islam. Mimbar Sekolah Dasar, 1 (1), 50-58.
Ahmad, A. &. 2017. Korelasi Motivasi Belajar Menggunakan Media Berbasis Video dengan Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Materi Gejala Alam di Kelas V SD Negeri 1 Peusangan. Jurnal Pendidikan Almuslim, 5 (1), 116863.
Amalda, N. &. 2018. Pengaruh Motivasi Kerja Guru, Disiplin Kerja dan Kedisiplinan Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, 6 (1), 11-21.
Andrian. 2017. Upaya Pembinaan Fisik dan Mental (PFM) dalam Membangun Kedisiplinan Siswa di SMK PGRI 3 Cimahi. Untirta Civic Education Journal, 2 (1).
Arisana, A. L. 2012. Pengaruh Kedisiplinan Siswa dan Persepsi Siswa Tentang Kualitas Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS MAN Yogyakarta II Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 10 (2).
Asrah, B. &. 2016. Korelasi Kedisiplinan Belajar di Rumah dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa SD Negeri 19 Banda Aceh. Numeracy, 3 (2), 44-51.
Dewi, W. A. 2020. Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar. Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan, 2 (1), 55-61.
Djihadah, N. 2020. Kecerdasan Emosional dan Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Aplikasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di Madrasah . Jurnal Pendidikan Madrasah, 5 (1), 1-10.
Elly, R. 2016. Hubungan Kediaiplinan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V di SD Negeri 10 Banda Aceh. Jurnal Pesona Dasar, 3 (4).
Ernawati, I. 2016. Pengaruh Layanan Informasi dan Bimbingan Pribadi Terhadap Kedisiplinan Siswa Kelas XII MA Cokroaminoto Wanadadi Banjarnegara Tahun Ajaran 2014/2015. Jurnal Bimbingan dan Konseling, 1 (1).
Gunawan. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hamdu, G. &. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan, 12 (1), 90-96.
Harahap, R. 2020. Fenomena Online Learning di Masa Pandemi Linguistik. Jurnal Bahasa dan Sastra, 5 (2), 146-156.
121
Helmawati. 2017. Pendidikan Karakter Sehari-hari. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Bandung.
Hendriana, E. C. 2016. Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Melalui Keteladanan dan Pembiasaan. JPDI (Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia), 1 (2), 25-29.
Jaya, K. A. 2019. Membangun Mutu Pendidikan Karakter Siswa Melalui Implementasi Ajaran Tri Hita Karana. Jurnal Penjaminan Mutu, 5 (1), 57-67.
Khairunnisa. 2020. Pentingnya Faktor-Faktor Kedisiplinan dalam Meningkatkan Prestasi Nilai Mahasiswa pada Kampus Stie Pancasetia Banjarmasin. Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, 6 (3), 434-442.
Kobandaha, F. 2017. Pendidikan Karakter Melalui Pendekatan Habituasi. Irfani, 13 (1), 131-138.
Kurniati, E. A. 2020. Analisis Peran Orang Tua dalam Mendampingi Anak di Masa Pandemi Cocid-19. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5 (1), 241-256.
Lasmanah, A. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Model Kooperatif Teknik Think Pair Share (TPS) Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VII-A SMPN Sukasari Sumedang. Jurnal Analisa, 2 (3), 18-25.
Lickona, T. 2016. Character Matters. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Makmur, D. W. 2017. E-Learning Teori dan Aplikasi. Bandung: Informatika Bandung.
Mansyur, A. R. 2020. Dampak Covid-19 Terhadap Dinamika Pembelajaran di Indonesia. Education and Learning Journal, 1 (2), 113-123.
Manurung, S. H. 2016. Upaya Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Menggunakan Model AIR (Auditory, Intellectually, Rpetition) pada Siswa Kelas VIII MTs Negeri Rantau Prapat TP 2014/2015. EduTech: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial, 2 (1).
Moelong. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nuraini, F. &. 2011. Disiplin Belajar pada Pembelajaran Mata Kuliah Praktik Progam Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Jurusan IKK FPP UNP. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8 (1), 55-60.
Nurdiani, Y. 2013. Penerapan Prinsip Bermain Sambil Belajar dalam Mengembangkan Mltiple Inteligencia pada Pendidikan Anak Usia Dini (Study Kasus di PAUD Daarul Piqri Kelurahan Leuwigajah Cimahi Selatan). Empowerment: Jurnal Ilmiah Progam Studi Pendidikan Luar Sekolah, 2 (2), 85-93.
122
Purandina, I. P. 2020. Pendidikan Karakter di Lingkungan Keluarga Selama Pembelajaran Jarak Jauh pada Masa Pandemi Covid-19. Cetta: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3 (2), 270-290.
Purnamasari, V. 2017. Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Teknik Assertive Training Terhadap Disiplin Belajar Siswa Kelas X. Psikokapedagogia: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 6 (1).
Putra, H. M. 2020. Perilaku Kedisiplinan Siswa di Lihat dari Etika Belajar di dalam Kelas. Jurnal Prakarsa Paedagogia, 3 (1).
Regain, K. H. 2020. Pengaruh Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Kedisiplinan Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI TKJ Mata Pelajaran Teknologi Jaringan Berbasis Luas (WAN) di SMK Negeri 6 Malang. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, e-ISSN, 2548,964X.
Riyani, Y. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa (Studi pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Pontianak). Jurnal Eksos, 8 (1), 19-25.
Safitri, K. Y. 2019. Pengaruh Kedisiplinan Belajar Anak di Rumah Terhadap Prestasi di Kelas. Elementary School Journal PGSD FIP Unimed, 9 (3), 235-240.
Santika, I. W. 2020. Pendidikan Karakter pada Pembelajaran Daring. Indonesian Values and Character Education Journal, 3 (1), 8-19.
Setyowahyudi, R. &. 2020. Keterampilan Guru PAUD Kabupaten Ponorogo dalam Memberikan Penguatan Selama Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Golden Age, 4 (1), 100-111.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suhery, S. P. 2020. Sosialisasi Penggunaan Aplikasi Zoom Meeting dan Google Classroom pada Guru di SDN 17 Mata Air Padang Selatan. Jurnal Inovasi Penelitian, 1 (3), 129-132.
Supardi, S. 2014. Peran Kedisiplinan Belajar dan Kecerdasan Matematis Logis dalam Pembelajaran Matematika. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 4 (2).
Syafi'i, A. M. 2018. Studi Tentang Prestasi Belajar Siswa dalam Berbagai Aspek dan Faktor yang Mempengaruhi. Jurnal Komunikasi Pendidikan, 2 (2), 115-123.
Taradisa, N. 2020. Kendala yang Dihadapi Guru Mengajar Daring pada Masa Pandemi Covid-19 di Min 5 Aceh. Kendala yang Dihadapi Guru Mengajar Daring pada Masa Pandemi Covid-19 di Min 5 Banda Aceh, 1-11.
Telaumbanua, K. 2018. Efektivitas Layanan Konseling Kelompok dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 1
123
Lahusa. Jurnal Education and Development, 4 (1), 25-26.
Tu'u, T. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa . Jakarta: PT. Grasindo.
Vandini, I. 2015. Peran Kepercayaan Diri Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 5 (3).
Zefanya, F. 2018. Pengaruh Kecerdasan Interpersonal dan Kedisiplinan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika. JKPM (Jurnal Kajian Pendidikan Matematika), 3 (2), 135-144.
124
LAMPIRAN
125
Lampiran 1.
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
No Jenis Kegiatan Bulan
September Oktober November Desember Januari Februari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A. Persiapan
1. Observasi
2. Pengajuan Judul
3. Penyusunan
Proposal
4. Penyusunan
Instrumen Penelitian
5. Seminar Proposal
6. Mengurus Perizinan
B. Pelaksanaan
1. Wawancara dengan
peserta didik
2. Wawancara dengan
54
orang tua
3. Wawancara dengan
guru
C. Laporan
1. Penyusunan laporan
2. Penyusunan hasil
penelitian
3. Penyusunan artikel
4. Ujian skripsi
55
Lampiran 2.
KISI-KISI OBSERVASI KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI MASA
PEMBELAJARAN DARING
Kisi-kisi terkait kedisiplinan belajar siswa ini dikembangkan berdasarkan
tata tertib pada masa pembelajaran daring yang berkaitan dengan kedisiplinan
belajar siswa.
No. Indikator Aspek yang diamati Butir
1. Disiplin
Waktu
Masuk kelas pembelajaran daring
selambat-lambatnya 5 menit sebelum
pembelajaran daring dimulai.
Siswa terlambat masuk kelas pembelajaran
daring harus melapor pada guru.
Siswa absen hanya dikarenakan sakit atau
keperluan sangat penting dan membawa
surat keterangan.
Siswa boleh meninggalkan kelas
pembelajaran daring apabila ada keperluan
yang sangat penting dan mendadak.
Siswa tidak keluar rumah saat belajar
Siswa menyelesaikan tugas dengan tepat
waktu.
2. Disiplin
Perbuatan
Taat dan patuh kepada guru
Tidak bermalas-malasan saat belajar di
rumah.
Memperhatikan saat pembelajaran daring
berlangsung.
Tidak membuat rusuh saat pembelajaran
daring (mengirim emoticon atau gambar
pada aplikasi whattsap atau voice note
yang tidak terlalu penting/kurang tepat
56
dengan pembahasan materi saat
pembelajaran daring).
Membaca materi lain saat pembelajaran
daring berlangsung.
Keluar masuk pada saat pembelajaran
daring.
Tidak menyuruh orang lain untuk
mengerjakan tugas dari guru.
Selalu berbuat jujur pada orang tua ketika
ada jadwal pembelajaran daring
Tidak berbohong ketika ditanya orang tua
mendapatkan tugas dari guru atau tidak.
57
Lampiran 3.
LEMBAR OBSERVASI KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI MASA
PEMBELAJARAN DARING
Nama Siswa :
Kelas :
Hari/Tgl :
Lokasi Observasi :
Penilaian pada setiap butir observasi dilaksanakan dengan memberikan tanda
checklist (√) dikolom Nampak (sesuai atau tidak) berdasarkan indikator berikut.
No. Aspek yang diamati Nampak Keterangan
Sesuai Tidak
1. Siswa masuk kelas
pembelajaran daring
selambat-lambatnya 5 menit
sebelum pembelajaran
daring di mulai.
2. Siswa terlambat masuk saat
pembelajaran daring harus
melapor pada guru.
3. Siswa tidak masuk
pembelajaran daring/absen
dikarenakan sakit atau
keperluan sangat penting
dan membawa surat
keterangan.
4. Siswa meninggalkan kelas
pembelajaran daring karena
ada keperluan yang sangat
penting atau mendadak.
5. Siswa tidak keluar rumah
58
saat belajar.
6. Siswa menyelesaikan tugas
dengan tepat waktu.
7. Siswa mampu taat dan
patuh kepada guru dan
aturan yang telah ditetapkan
saat pembelajaran daring.
8. Siswa tidak bermalas-
malasan saat belajar di
rumah.
9. Siswa memperhatikan saat
pembelajaran daring
berlangsung.
10. Siswa tidak membuat
kegaduhan atau berbuat
rusuh saat pembelajaran
daring berlangsung
(mengirim emoticon atau
gambar pada kelas
pembelajaran daring saat
guru menjelaskan materi).
11. Siswa tidak membaca
materi lain saat
pembelajaran daring
berlangsung.
12. Siswa keluar masuk kelas
pembelajaran daring atau
tidak focus pada saat
pembelajaran daring
berlangsung.
13. Siswa tidak menyuruh orang
lain untuk mengerjakan
59
tugasnya.
14. Siswa selalu berbuat jujur
pada orang tua ketika
ditanya ada jadwal
pembelajarn daring.
15. Siswa tidak berbohong pada
orang tua saat mendapatkan
tugas dari guru yang harus
dikerjakan.
Kesimpulan
60
Lampiran 4.
PEDOMAN OBSERVASI KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI MASA
PEMBELAJARAN DARING
No. Indikator pengamatan/Aspek
yang diamati
Kriteria
Nampak
Sesuai Tidak
Disiplin Waktu
1. Siswa masuk kelas pembelajaran
online selambat-lambatnya 5
menit sebelum pembelajaran
daring dimulai.
Siswa Nampak
masuk kelas
pembelajaran
daring 5 menit
sebelum
pembelajaran
online dimulai
Siswa tidak masuk
kelas pembelajaran
daring 5 menit
sebelum
pembelajaran
online dimulai.
2. Siswa terlambat masuk saat
pembelajaran daring harus
melapor pada guru.
Siswa terlambat
masuk kelas
pembelajaran
daring melapor
pada guru.
Siswa tidak
melapor pada guru
saat terlambat
masuk kelas
pembelajaran
daring.
3. Siswa tidak masuk pembelajaran
daring/absen dikarenakan sakit
atau keperluan sangat penting
dan membawa surat keterangan.
Siswa Nampak
membawa surat
keterangan ketika
tidak masuk kelas
pembelajaran
daring
dikarenakan sakit/
ada keprluan
sangat penting.
Siswa tidak
membawa surat
keterangan ketika
tidak masuk kelas
pembelajaran
daring dikarenakan
sakit/ ada
keperluan sangat
penting.
4. Siswa meninggalkan kelas Siswa Nampak Siswa tidak
61
pembelajaran daring karena ada
keperluan sangat penting atau
mendadak.
meninggalkan
kelas
pembelajaran
daring karena ada
keperluan sangat
penting atau
mendadak.
meninggalkan
kelas pembelajaran
daring karena ada
keperluan sangat
penting atau
mendadak
5. Siswa tidak keluar rumah saat
belajar.
Siswa keluar
rumah saat
waktunya belajar
Siswa tidak keluar
rumah saat belajar
6. Siswa menyelesaikan tugas
dengan tepat waktu.
Siswa
menyelesaikan
tugas dengan
tepat waktu
Siswa tidak
menyelesaikan
tugas dengan tepat
waktu.
Disiplin Perbuatan
7. Siswa mampu taat dan patuh
pada guru dan aturan yang telah
ditetapkan saat pembelajaran
daring.
Siswa taat dan
patuh pada guru
dan aturan yang
telah ditetapkan
saat pembelajaran
daring.
Siswa tidak taat
dan tidak patuh
pada guru dan
aturan yang telah
ditetapkan saat
pembelajaran
daring
8. Siswa tidak bermalas-malasan
saat pembelajaran daring.
Siswa Nampak
bermalas-malasan
saat pembelajaran
daring,
Siswa tidak
bermalas-malasan
saat pembelajaran
daring.
9. Siswa memperhatikan saat
pembelajaran daring.
Siswa Nampak
memperhatikan
saat pembelajaran
daring.
Siswa tidak
memperhatikan
saat pembelajaran
daring
10. Siswa tidak membuat kegaduhan
atau berbuat rusuh saat
Siswa Nampak
membuat
Siswa tidak
membuat
62
pembelajaran daring
berlangsung (mengirim
emoticon atau gambar pada
kelas pembelajaran daring saat
guru menjelaskan materi)
kegaduhan saat
pembelajaran
daring
berlangsung
(Nampak
mengirim
emoticon atau
gambar pada saat
kelas
pembelajaran
daring dimulai
dan guru
menjelaskan
materi)
kegaduhan sat
pembelajaran
daring berlangsung
(tidak mengirim
emoticon atau
gambar pada saat
kelas pembelajaran
daring dimulai dan
saat guru
menjelaskan
materi).
11. Siswa tidak membaca materi
lain saat pembelajaran daring
berlangsung.
Siswa Nampak
membaca materi
lain saat
pembelajaran
daring
berlangsung
Siswa tidak
membaca materi
lain saat
pembelajaran
daring berlangsung.
12. Siswa keluar masuk kelas
pembelajaran daring atau tidak
focus pada saat pembelajaran
daring berlangsung
Siswa Nampak
keluar masuk
pembelajaran
daring/ siswa
Nampak focus
saat pembelajaran
daring
berlangsung.
Siswa tidak keluar
masuk kelas
pembelajaran
daring/ siswa tidak
focus saat
pembelajaran
daring berlangsung.
13. Siswa tidak menyuruh orang lain
untuk mengerjakan tugasnya
Siswa Nampak
menyuruh orang
lain untuk
mengerjakan
Siswa tidak
menyuruh orang
lain untuk
mengerjakan
63
tugasnya. tugasnya.
14. Siswa selalu berbuat jujur pada
orang tua ketika ditanya ada
jadwal pembelajaran daring
Siswa berbuat
jujur pada orang
tua ketika ditanya
ada jadwal
pembelajaran
daring
Siswa tidak jujur
pada orang tua
ketika ditanya ada
jadwal
pembelajaran
daring.
15. Siswa tidak berbohong pada
orang tua saat mendapatkan
tugas dari guru yang harus
dikerjakan.
Siswa Nampak
berbohong pada
orang tua saat
mendapatkan
tugas dari guru
yang harus
dikerjakan.
Siswa tidak
berbohong pada
orang tua ketika
mendapatkan tugas
dari guru yang
harus dikerjakan.
Lampiran 5.
KISI-KISI WAWANCARA SISWA TERKAIT KEDISIPLINAN BELAJAR
DI MASA PEMBELAJARAN DARING
64
Tujuan: Untuk mendapatkan informasi dari anak terkait kedisiplinan belajar di
masa pembelajaran daring.
No Indikator Banyak Butir Nomor Butir
Disiplin Waktu
1. Tepat waktu dalam belajar 4 1,2,3,4
2. Melaksanakan kewajiban sebagai
murid
2 5,6,7,8
Disiplin Perbuatan
3. Patuh dan tidak melanggar peraturan 5 9,10,11
4. Bersikap jujur dan tidak berbohong 4 13,14,16,17
5. Hak belajar dan mendapat perlakuan
yang sama
2 12,15
Lampiran 6.
LEMBAR WAWANCARA SISWA TERKAIT KEDISIPLINAN BELAJAR
DI MASA PEMBELAJARAN DARING
65
Subjek Wawancara: Siswa
No Pertanyaan Jawaban
1. Pukul berapa kamu masuk ke kelas
pembelajaran daring?
2. Apakah kamu pernah terlambat masuk ke
kelas pembelajaran daring ?
3. Jika kamu terlambat masuk ke kelas
pembelajaran daring apa yang kamu lakukan?
4. Bagaimana tanggapan gurumu jika kamu
masuk terlambat?
5. Apakah kamu tahu kewajibanmu sebagai
murid ketika dirumah dan saat pembelajaran
daring berlangsung?
6. Apakah kamu tahu isi dari tata tertib yang
dibuat gurumu saat pembelajaran daring
berlangsung?
7. Pernahkah kamu melanggar tata tertib yang
dibuat guru saat pembelajaran daring terkait
dengan kedisiplinan belajar di rumah?
8. Apa alasan kamu melanggar tata tertib
tersebut?
9. Apabila kamu pernah melanggar tata tertib
dalam kelas pembelajaran daring, hukuman
apa yang diberikan bapak/ibu guru?
10. Apa yang dilakukan bapak/ibu guru apabila
kamu tidak memperhatikan saat dijelaskan
materi dalam kelas pembelajaran daring?
11. Pernahkah kamu mengirim gambar yang tidak
sesuai dengan materi pelajaran dan membuat
rusuh ketika pembelajaran daring
berlangsung?
12. Bagaimana cara kamu mengerjakan tugas
66
yang diberikan oleh guru pada saat
pembelajaran daring?
13. Pernahkah kamu membaca materi lain selain
materi pelajaran yang dijelaskan guru saat
pembelajaran daring berlangsung?
14. Apakah kamu pernah keluar masuk kelas
pembelajaran daring tanpa meminta izin
kepada guru?
15. Apakah kamu mendapat perlakuan yang sama
dengan teman kamu ketika proses
pembelajaran daring berlangsung?
16. Jika kamu mendapat tugas dari guru, apakah
kamu mengerjakan tugas sendiri atau langsung
dikerjakan orang lain?
17. Pernahkah kamu berbohong kepada orang
tuamu ketika ditanya mendapatkan tugas dari
guru atau tidak?
Lampiran 7.
KISI-KISI LEMBAR WAWANCARA ORANG TUA TERKAIT
KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DIMASA PEMBELAJARAN DARING
67
Untuk mendapatkan informasi dari orang tua siswa terkait kedisiplinan anak SD
dimasa pembelajaran daring.
Indikator Pertanyaan Nomor Butir
Disiplin Waktu Pernahkah Bapak/Ibu mendampingi
anak saat pembelajaran daring
berlangsung?
1
Bagaimana cara anda meluangkan
waktu untuk mendampingi anak
anda selama pembelajaran daring?
2
Apakah Bapak/Ibu memperhatikan
anak saat pembelajaran daring
berlangsung?
3
Apa saja yang dibutuhkan oleh anak
selama pembelajaran daring?
4
Apakah anda sudah memenuhi
kebutuhan belajar anak?
5
Adakah jadwal khusus untuk
menemani anak belajar di rumah?
6
Apa kesulitan yang dialami anak saat
pembelajaran daring berlangsung
7
Faktor apa yang menyebabkan
kesulitan itu terjadi?
8
Disiplin Perbuatan Apakah Bapak/Ibu selalu mengecek
tugas sekolah anak saat
pembelajaran daring seperti ini?
9
Bagaimanakah sikap Bapak/Ibu jika
melihat anak anda sedang malas
belajar?
10
Bagaimana cara Bapak/Ibu
memotivasi anak untuk belajar
dimasa pembelajaran daring seperti
ini?
11
68
Apakah dibiarkan begitu saja?
Bagaimanakah Bapak/Ibu menegur
anak? Halus? Apa marah-marah?
12
Pernahkah Bapak/Ibu mendengarkan
cerita/perasaan yang dialami anak
terkait pembelajarannya saat daring?
13
Bagaimanakah sikap Bapak/Ibu jika
anak mendapat nilai yang jelek?
14
Apresiasi apa yang Bapak/Ibu
berikan pada anak jika mendapat
nilai bagus/mendapat prestasi?
15
Lampiran 8.
LEMBAR WAWANCARA ORANG TUA TERKAIT KEDISIPLINAN
BELAJAR SISWA DI MASA PEMBELAJARAN DARING
Identitas diri :
Nama :
Usia :
69
Alamat :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Lokasi :
Daftar Pertanyaan :
Indikator Pertanyaan
Disiplin Waktu 1. Pernahkah Bapak/Ibu mendampingi anak saat
pembelajaran daring berlangsung?
2. Bagaimana cara anda meluangkan waktu untuk
mendampingi anak anda selama pembelajaran
daring?
3. Apakah Bapak/Ibu memperhatikan anak saat
pembelajaran daring berlangsung?
4. Apa saja yang dibutuhkan oleh anak selama
pembelajaran daring?
5. Apakah anda sudah memenuhi kebutuhan belajar
anak?
6. Adakah jadwal khusus untuk menemani anak belajar
di rumah?
7. Apa kesulitan yang dialami anak saat pembelajaran
daring berlangsung?
8. Faktor apa yang menyebabkan kesulitan itu terjadi?
Disiplin Perbuatan 9. Apakah Bapak/Ibu selalu megecek tugas sekolah
anak saat pembelajaran daring seperti ini?
10.Bagaimanakah sikap Bapak/Ibu jika melihat anak
sedang malas belajar?
11.Bagaimana cara Bapak/Ibu memotivasi anak untuk
belajar dimasa pembelajaran daring seprti ini?
Apakah dibiarkan begitu saja?
12.Bagaimanakah Bapak/Ibu menegur anak? Halus?
70
Apa marah-marah?
13.Pernahkah Bapak/Ibu mendengarkan serita/perasaan
yang dialami anak terkait pembelajaran saat daring?
14.Bagaimanakah sikap Bapak/Ibu jika anak mendapat
nilai yang jelek?
15.Apresisasi apa yang Bapak/Ibu berikan pada anak
jika mendapat nilai bagus/mendapat prestasi?
Lampiran 9.
KISI-KISI LEMBAR WAWANCARA GURU
Tujuan: Untuk mendapatkan informasi dari guru kelas V terkait karakter
kedisiplinan belajar anak di masa pembelajaran daring terhadap prestasi belajar.
Indikator Pertanyaan Nomor
Butir
Disiplin Waktu Bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring
71
pada masa pandemi covid-19 pada siswa kelas
V ?
1
Berapa durasi waktu ibu melaksanakan
pembelajaran daring?
2
Apakah ibu selalu mengawasi dan mengontrol
kedisiplinan belajar siswa pada masa
pembelajaran daring terutama dalam hal
disiplin waktu dan disiplin perbuatannya?
Mengapa demikian?
3
Apa yang ibu lakukan jika terdapat siswa yang
tidak menyelesaikan tugas dengan tepat waktu?
4
Disiplin
Perbuatan
Bagaimana strategi pembelajaran yang
digunakan pada masa pandemi covid-19 ini?
5
Media apakah yang digunakan dalam
pembelajaran daring?
6
Apakah ibu sudah mengajar sesuai standar
yang ditetapkan pemerintah saat ini?
7
Bagaimana pendekatan dan metode
pembelajaran yang ibu gunakan?
8
Bagaimana cara yang ibu gunakan untuk
mengembalikan semangat belajar ketika ada
siswa yang memberikan respon negative
terhadap pembelajaran daring?
9
Apakah ibu selalu memberikan tugas kepada
siswa untuk mengetahui kedisiplinan belajar
siswa tersebut?
10
Bagaimana jika ada siswa ibu yang tidak
mengerjakan tugas yang telah ibu berikan saat
pembelajaran daring seperti ini? Apa yang ibu
lakukan?
11
72
Bagaimana cara ibu melihat sikap kesopanan
siswa saat pembelajaran daring berlangsung?
12
Apa yang ibu lakukan jika ada siswa yang
bersikap tidak sopan kepada guru saat
pembelajaran daring berlangsung?
13
Apakah sumber nilai siswa juga dilihat dari
kedisiplinan belajar saat di rumah? Bagaimana
cara ibu mengetahui siswa yang mempunyai
karakter disiplin belajar tinggi, rendah dan
kurang di masa pembelajaran daring?
14
Ranah Kognitif
(Pengetahuan dan
Pemahaman)
Apa kesulitan yang dialami oleh siswa saat
pembelajaran daring berlangsung?
15
Apakah siswa memahami materi yang telah ibu
sampaikan dengan baik?
16
Bagaimana cara ibu untuk menguji pemahaman
dan pengetahuan siswa terkait materi yang
telah diberikan di masa pembelajaran daring?
17
Apakah siswa dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang ibu berikan dengan
memberikan contoh sendiri terkait materi yang
telah dipelajari saat pembelajaran daring?
18
Bagaimana rata-rata ketercapaian atau prestasi
siswa kelas V dari pelaksanaan pembelajaran
daring?
19
Ranah Afektif
(Penerimaan) dan
Ranah
Psikomotorik
(kecakapan verbal
dan non verbal)
Bagaimana rata-rata kemampuan siswa dalam
menerima materi pelajaran di masa
pembelajaran daring?
20
Bagaimana cara ibu menilai pada siswa terkait
pada kecakapan verbal dan non verbal di masa
pembelajaran daring?
21
Apakah dengan menggunakan pendekatan dan 22
73
metode yang ibu gunakan saat ini mendapatkan
respon positif dari siswa saat pembelajaran
daring berlangsung?
Apakah ada peningkatan atau penurunan dari
nilai siswa sejak sebelum pembelajaran daring
ada hingga system pembelajaran daring
datang?
23
Apakah siswa yang mempunyai karakter
disiplin belajar yang tinggi akan berpengaruh
terhadap prestasi belajarnya?
24
Lampiran 10.
LEMBAR WAWANCARA GURU TERKAIT KEDISIPLINAN BELAJAR
SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR
Identitas diri :
Nama :
Usia :
74
Alamat :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Lokasi :
Daftar Pertanyaan :
Indikator Pertanyaan
Disiplin Belajar
Disiplin Waktu 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring pada
masa pandemi covid-19 pada siswa kelas V?
2. Berapa durasi waktu ibu melaksanakan pembelajaran
daring?
3. Apakah ibu selalu mengawasi dan mengontrol
kedisiplinan belajar siswa pada masa pembelajaran
daring terutama dalam hal disiplin waktu dan disiplin
perbuatannya? Mengapa demikian?
4. Apa yang ibu lakukan jika terdapat siswa yang tidak
menyelesaikan tugas dengan tepat waktu?
Disiplin Perbuatan 5. Bagaimana strategi pembelajaran yang digunakan
pada masa pandemi covid-19 ini?
6. Media apakah yang digunakan dalam pembelajaran
daring?
7. Apakah ibu sudah mengajar sesuai standar yang
ditetapkan pemerintah saat ini?
8. Bagaimana pendekatan dan metode pembelajaran
yang ibu gunakan?
9. Bagaimana cara yang ibu gunakan untuk
mengembalikan semangat belajar ketika ada siswa
yang memberikan respon negative terhadap
pembelajaran daring?
10. Apakah ibu selalu memberikan tugas kepada
75
siswa untuk mengetahui kedisiplinan belajar siswa
ketika pembelajaran daring?
11. Bagaimana jika ada siswa ibu yang tidak
mengerjakan tugas yang telah ibu berikan saat
pembelajaran daring? Apa yang ibu lakukan?
12. Bagaimana cara ibu melihat sikap kesopanan siswa
saat pembelajaran daring berlangsung?
13. Apa yang ibu lakukan jika ada siswa yang bersikap
tidak sopan kepada guru saat pembelajaran daring
berlangsung?
Prestasi Belajar
Ranah Kognitif
(Pengetahuan dan
Pemahaman)
14. Apakah sumber nilai siswa juga dilihat dari
kedisiplinan belajar saat di rumah? Bagaimana cara
ibu mengetahui siswa yang mempunyai karakter
disiplin tinggi, sedang, dan rendah di masa
pembelajaran daring?
15. Apa kesulitan yang dialami oleh siswa saat
pembelajaran daring berlangsung?
16. Apakah siswa memahami materi yang telah ibu
sampaikan dengan baik?
17. Bagaimana cara ibu untuk menguji pemahaman dan
pengetahuan siswa terkait materi yang telah ibu
berikan di masa pembelajaran daring?
18. Apakah siswa dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang ibu berikan dengan memberikan
contoh sendiri terkait materi yang telah dipelajari
saat pembelajaran daring?
19. Bagaimana rata-rata ketercapaian atau prestasi
siswa kelas V dari pelaksanaan pembelajaran
daring?
Ranah Afektif
(Penerimaan) dan
20. Bagaimana rata-rata kemampuan siswa dalam
menerima materi pelajaran di masa pembelajaran
76
Ranah Psikomotorik
(kecakapan verbal
dan non verbal)
daring?
21. Apakah dengan menggunakan pendekatan dan
metode yang ibu gunakan saat ini mendapatkan
respon positif dari siswa saat pembelajaran daring
berlangsung?
22. Bagaimana cara ibu menilai pada siswa terkait pada
kecakapan verbal dan non verbal siswa di masa
pembelajaran daring?
23. Apakah ada peningkatan atau penurunan dari nilai
siswa sejak sebelum pembelajaran daring ada
hingga system pembelajaran daring datang?
24. Apakah siswa yang mempunyai karakter disiplin
belajar yang tinggi akan berpengaruh terhadap
prestasi belajarnya?
Lampiran 11.
IDENTITAS ANAK SD DESA MURYOLOBO TAHUN 2021
Data tersebut didapat dengan menanyai anak di Desa Muryolobo satu
persatu yang sedang duduk dibangku SD kelas V.
No Nama Ranking Kelas Sekolah
77
1. MWF 21 5 SD 2 MURYOLOBO
2. ZI 2 5 SD 2 MURYOLOBO
3. NH 18 5 SD 2 MURYOLOBO
4. FA 3 5 SD 2 MURYOLOBO
5. SA 1 5 SD 2 MURYOLOBO
6. WD 15 5 SD 2 MURYOLOBO
Lampiran 12.
HASIL PENILAIAN TENGAH SEMESTER
KELAS V SD 2 MURYOLOBO
No NAM
A
PAI PPKN BIN MAT IPA IPS SBdP PJOK BD ING JML RANK
1. MWF 79 80 79 78 79 77 80 80 78 70 780 21
78
2. ZI 85 82 82 80 82 82 81 80 82 71 807 2
3. NH 77 80 81 78 80 77 81 80 79 70 783 17
4. FA 83 81 80 79 81 79 81 80 80 71 795 3
5. SA 86 86 86 83 85 86 82 82 84 79 839 1
6. WD 84 83 83 81 84 85 82 82 82 76 822 19
79