perjuangan komando daerah muria tahun 1948 …...untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai...

157
PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 SEBAGAI PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN IPS SEJARAH DI SMP WILAYAH KABUPATEN KUDUS TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Magister Program Studi Pendidikan Sejarah Disusun Oleh: Nanik Purwaningsih NIM : S 860208009 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: lamquynh

Post on 18-May-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948

SEBAGAI PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN IPS SEJARAH

DI SMP WILAYAH KABUPATEN KUDUS

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Magister

Program Studi Pendidikan Sejarah

Disusun Oleh:

Nanik Purwaningsih NIM : S 860208009

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 sebagai pengembangan materi

pembelajaran IPS Sejarah di SMP Wilayah Kabupaten Kudus

Disusun oleh:

Nanik Purwaningsih NIM : S860208009

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof.H.B.Sutopo, M.Sc, M.Sc, Ph.D __________ ______

Pembimbing II Drs. Saiful Bachri, M.Pd __________ ______

Mengetahui

Ketua Prodi Pendidikan Sejarah

Dr. Warto, M.Hum NIP. 131633898

PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948

Page 3: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

SEBAGAI PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN IPS SEJARAH

DI SMP WILAYAH KABUPATEN KUDUS

Disusun oleh:

Nanik Purwaningsih NIM : S 860208009

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua Dr. Warto, M.Hum __________ _______ (NIP 131633898)

Sekretaris Dr. Suyatno Kartodirdjo __________ _______ (NIP 130324012)

Anggota Penguji: 1. Prof.H.B.Sutopo, M.Sc, M.Sc, Ph.D __________ _______ (NIP

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd __________ _______ (NIP

Mengetahui Surakarta,

Direktur PPS UNS Ketua Program Studi

Pendidikan Sejarah

Prof. Drs.Suranto, M.Sc.,Ph.D Dr. Warto, M.Hum NIP 131472192 NIP 131633898

Page 4: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948

SEBAGAI PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN IPS SEJARAH

DI SMP WILAYAH KABUPATEN KUDUS

Disusun oleh:

Nanik Purwaningsih NIM : S 860208009

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof.H.B.Sutopo, M.Sc, M.Sc, Ph.D __________ ______

Pembimbing II Drs. Saiful Bachri, M.Pd __________ ______

Mengetahui

Ketua Prodi Pendidikan Sejarah

Dr. Warto, M.Hum NIP. 131633898

Page 5: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nanik Purwaningsih

NIM : S. 860208009

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul Perjuangan Komando

Daerah Muria Tahun 1948 Sebagai Pengembangan Materi Pembelajaran Sejarah di

SMP Wilayah Kabupaten Kudus, adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang

bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam

daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari ternyata pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari

tesis tersebut.

Surakarta, Mei 2009 Yang membuat pernyataan Nanik Purwaningsih

Page 6: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah bahwa atas limpahan rahmat dan karunia dari

Allah SWT, penulis dapat menyusun tesis ini. Penulis menyadari bahwa selama

proses penyusunan tesis ini banyak bantuan, bimbingan dan masukan atau pun saran

dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Much. Syamsulhadi, dr. Sp. KJ (K), Rektor Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti program

Pascasarjana.

2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D., Direktur Program Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan prasarana pendidikan sehingga

memperlancar penyelesaian tesis ini.

3. Dr. Warto, M.Hum., Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang banyak memberikan pengarahan dan

persetujuan atas permohonan penyusunan tesis ini.

4. Dra. Sutiyah, M.Pd, M.Hum, Sekretaris Program Studi Pendidikan Sejarah yang

banyak memberi petunjuk dan arahan atas penyusunan tesis ini.

5. Dr. Suyatno Kartodirdjo, selaku Penasehat Program Studi Pendidikan Sejarah

yang banyak memberi petunjuk dan arahan atas penyusunan tesis ini.

6. Prof. H.B. Sutopo, M.Sc, M.Sc, Ph.D, Pembimbing I yang telah berkenan

memberikan bimbingan dan masukan yang sangat berharga dalam penulisan

tesis ini.

Page 7: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

7. Drs. Saiful Bachri, M.Pd, Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan

sehingga penulisan tesis ini dapat terselesaikan.

8. Dewan Penguji Tesis yang telah menguji dan memberi penilaian secara objektif

serta masukan yang sangat berharga demi kesempurnaan tesis ini.

9. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Kudus beserta unit

instansi terkait yang telah memberikan ijin penelitian guna mempermudah

pengumpulan data di lapangan.

10. Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) beserta para guru IPS Sejarah di

lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Kudus yang

telah bersedia diwawancarai dan memberikan masukan pada tesis ini.

11. Ucapan terima kasih secara pribadi disampaikan kepada Bapak (Soekemi), Ibu

(Hj. Soekanah), Hadi Saptana (suami), Hendra, Yudha, Hendy (anak), serta

saudara-saudara penulis yang selalu mendoakan, memberikan bantuan, dan

dorongan semangat untuk keberhasilan studi ini.

Penulis mohon maaf apabila dalam penulisan tesis ini banyak terdapat

kesalahan dan kekurangan. Semoga tesis ini bermanfaat bagi pembaca.

Surakarta, Mei 2009

Penulis

Page 8: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................. ii

PENGESAHAN TESIS ............................................................................... iii

PERNYATAAN ........................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xiii

ABSTRAK ................................................................................................... xiv

ABSTRACT ................................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 9

1. Tujuan Umum ................................................................... 9

2. Tujuan Khusus................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian.................................................................... 10

1. Manfaat Teoretis................................................................ 10

2. Manfaat Praktis.................................................................. 10

Page 9: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR ............................ 11

A. Kajian Teori ............................................................................. 11

1. Perjuangan Untuk Memperoleh Kemerdekaan ................... 11

a. Pengertian Perjuangan ................................................ 11

b. Perjuangan Mencapai Kemerdekaan ........................... 11

c. Kemerdekaan.............................................................. 16

d. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan................ 18

e. Sistem Pertahanan Negara........................................... 24

1) Pengertian Pertahanan Negara.............................. 24

2) Peran dan Tanggung Jawab Daerah dalam

Mempertahankan kemerdekaan............................ 28

2. Pembelajaran Sejarah......................................................... 29

a. Tujuan Pembelajaran Sejarah...................................... 32

b. Fungsi Pembelajaran Sejarah ...................................... 33

c. Pengembangan Materi Pembelajaran........................... 36

1) Pengertian Materi Pembelajaran........................... 36

2) Cara Mengembangkan Materi Pembelajaran ........ 37

3) Kriteria Pemilihan................................................ 40

B. Penelitian yang Relevan .......................................................... 45

C. Kerangka Pikir ......................................................................... 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................. 50

A. Lokasi Penelitian ...................................................................... 50

B. Bentuk dan Strategi Penelitian.................................................. 50

Page 10: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

C. Sumber Data ............................................................................. 51

D. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 52

E. Teknik Cuplikan ....................................................................... 53

F. Validitas Data............................................................................ 54

G. Teknik Analisis Data ................................................................ 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................... 58

A. Hasil Penelitian ........................................................................ 58

1. Deskripsi Latar .................................................................. 58

a. Sekilas Daerah Kudus ................................................. 58

b. Pertahanan di Kudus Menjelang Agresi Militer II ....... 60

c. Perkembangan Pendidikan di Kudus............................ 63

2. Sajian Data ........................................................................ 67

a. Upaya Memasukkan Sejarah Perjuangan Komando

Daerah Muria ke Dalam Pembelajaran Sejarah di SMP

Wilayah Kabupaten Kudus.......................................... 67

b. Aspek-aspek dari Perjuangan Komando Daerah Muria

yang Bisa Diajarkan Kepada Siswa ............................. 70

c. Tanggapan Guru IPS di SMP dan Pejabat Dinas

Pendidikan Terhadap Upaya Memasukkan Sejarah

Perjuangan Komando Daerah Muria ke Dalam Pembelajaran

Sejarah........................................................................ 73

d. Cara Guru Mempersiapkan/Menyusun Materi

Pembelajaran dengan Memasukkan Sejarah

Page 11: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Perjuangan Komando Daerah Muria ........................... 76

B. Pokok-Pokok Temuan .............................................................. 77

1. Upaya Memasukkan Sejarah Perjuangan Komando Daerah

Muria ke Dalam Pembelajaran Sejarah di SMP Wilayah

Kabupaten Kudus ................................................................. 77

2. Aspek-aspek dari Perjuangan Komando Daerah Muria

yang Bisa Diajarkan Kepada Siswa....................................... 79

3. Tanggapan Guru IPS di SMP dan Pejabat Dinas Pendidikan

Terhadap Upaya Memasukkan Sejarah Perjuangan Komando Daerah

Muria ke Dalam Pembelajaran Sejarah................................. 79

4. Cara Guru Mempersiapkan/Menyusun Materi Pembelajaran dengan

Memasukkan Sejarah Perjuangan Komando Daerah

Muria.................................................................................. 80

C. Pembahasan.............................................................................. 80

BAB V PENUTUP ................................................................................... 91

A. Simpulan .................................................................................. 91

B. Implikasi .................................................................................. 92

C. Saran ........................................................................................ 93

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 96

LAMPIRAN ……………………………………………………………... .. 100 DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1: Kerangka Pikir............................................................................ 49

Page 12: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Gambar 2: Trianggulasi Sumber................................................................... 55

Gambar 3: Model Analisis Interaktif ............................................................ 56

Gambar 4: Wawancara dengan Bapak H. Abdul Madjid (Kusnadi)………… 118

Gambar 5: Wawancara dengan Bapak Aida Mustofa ……………………… 118

Gambar 6: Wawancara dengan Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan

Kabupaten Kudus ……………………………………………... 119

Gambar 7: Wawancara dengan Guru-guru IPS di SMP Negeri 2 Gebog ….. 119

Gambar 8: Wawancara dengan Kepala Sekolah dan Guru IPS di SMP

Negeri 2 Gebog ………………………………………………… 120

Gambar 9: Wawancara dengan Guru IPS di SMP Negeri 1 Gebog ……….. 121

Gambar 10: Peta Aksi Gerilya Komando Daerah Muria …………………… 148

Gambar 11: Struktur Organisasi Pasukan Macan Putih …………………… 151

Gambar 12: Struktur Organisasi Resimen 28 Pati …………………………. 152

Gambar 13: Mayor Kusmanto .…………………………………………….. 153

Gambar 14: Para Komandan dari Pasukan STM Pati ...……………………. 153

Gambar 15: Monumen Komando Daerah Muria ………………………….. 154

Page 13: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1: Keadaan Guru IPS di SMP 1 Gebog Menurut Latar Belakang

Pendidikan .................................................................................... 106

Tabel 2: Keadaan Siswa SMP Negeri 1 Gebog............................................ 106

Tabel 3: Keadaan Guru IPS di SMP 2 Gebog Menurut Latar Belakang

Pendidikan .................................................................................... 107

Tabel 4: Keadaan Siswa SMP Negeri 2 Gebog............................................ 107

Tabel 5: Kompetensi Dasar, Indikator dan Materi Pokok Kelas IX SK.2 ..... 108

Page 14: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1: Pedoman Wawancara .............................................................. 100

Lampiran 2: Daftar Informan/Nara Sumber ................................................. 105

Lampiran 3: Keadaan Guru IPS dan Peserta Didik di SMP Negeri 1 Gebog 106

Lampiran 4: Keadaan Guru IPS dan Peserta Didik di SMP Negeri 2 Gebog 107

Lampiran 5: Kompetensi Dasar, Indikator dan Materi Pokok Kelas IX SK.2 108

Lampiran 6: Silabus .................................................................................... 109

Lampiran 7: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................................ 111

Lampiran 8: Dokumentasi Kegiatan Wawancara ......................................... 118

Lampiran 9: Contoh Materi (bahan Ajar) Sejarah Perjuangan Komando

Daerah Muria Tahun 1948 ...................................................... 121

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses sejarah perjuangan bangsa Indonesia, berlangsung dari masa ke masa

dalam kondisi yang berbeda. Dari masa yang penuh dengan kesengsaraan dan

penderitaan akibat penindasan penjajahan Belanda yang kemudian dilanjutkan oleh

Jepang, sampai ke masa revolusi Indonesia, sehingga menumbuhkan kesadaran

bahwa bangsa Indonesia dapat hidup kembali menurut kepribadian dan identitasnya

di dalam alam kemerdekaan, hanya dengan perjuangan bangsa Indonesia sendiri.

Setelah proklamasi kemerdekaan diumumkan, perjuangan bangsa Indonesia

memasuki tahapan yang baru, yaitu perjuangan membela dan mempertahankan

Page 15: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

kemerdekaan terhadap ancaman kembalinya penjajahan. Berbagai cara dan usaha

telah dilakukan oleh Belanda agar dapat kembali menguasai Indonesia.

Pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda menyerang dari segala jurusan dan

menduduki kota Yogyakarta (Soejitno Hardjosoediro,1992: 163). Seiring dengan

penyerangan terhadap bandar udara Maguwo, pagi hari tanggal 19

Desember 1948, WTM Beel berpidato di radio dan menyatakan bahwa Belanda tidak

lagi terikat dengan Persetujuan Renville. Penyerbuan terhadap semua wilayah

Republik di Jawa dan Sumatera, termasuk serangan terhadap Ibukota RI Yogyakarta

yang kemudian dikenal sebagai Agresi Militer II Belanda telah dimulai. Belanda

konsisten dengan menamakan agresi militer ini sebagai “Aksi Polisional”.

(http://id.wikipedia.org/wiki/AgresiMiliterBelandaII).

Setelah penyerangan terhadap bandar udara Maguwo pasukan Belanda

bergerak menuju istana negara. Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno, Wakil

Presiden Drs. Mohammad Hatta dan beberapa menteri ditangkap dan diasingkan.

Para pemimpin militer RI kemudian meninggalkan Yogyakarta untuk memimpin

gerilya dari luar kota. Panglima Besar Angkatan Perang Republik Indonesia, Jenderal

Soedirman memimpin perjalanan gerilya selama tujuh bulan dengan menempuh jarak

lebih kurang 1000 km dalam kondisi sakit keras, sehingga harus ditandu atau

digendong.

Ternyata serangan Belanda tidak hanya ditujukan ke ibukota negara, tetapi ke

seluruh wilayah Republik Indonesia di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kudus yang

merupakan wilayah RI berdasarkan perjanjian Renville mendapat serbuan Belanda

dari arah kota Semarang (Moechdi, 1960: 16), pasukan darat melaju cepat menyusuri

Page 16: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

jalan utama Semarang-Demak-Kudus, sedangkan pasukan udara terbang cepat

menuju udara daerah Kudus. Mereka melakukan pemboman terhadap beberapa

tempat penting. Selanjutnya dikisahkan oleh M. Moechdi (1984: 33), pada tanggal

19 Desember 1948 jam tujuh pagi sebuah pesawat terbang cocor merah milik

Belanda terbang rendah di atas udara kota Kudus. Seperempat jam kemudian muncul

tiga pesawat Yogger dengan gencar memuntahkan serentetan tembakan metraliur dan

granat ke arah bukan saja basis militer, tetapi juga ke sasaran umum seperti stasiun

kereta api, pabrik gula Rendeng, pabrik rokok di Kudus Wetan dan Kudus Kulon.

Pemboman pesawat-pesawat tempur Belanda menimbulkan kehancuran dan

kebakaran di gedung-gedung tersebut. Kepulan asap membubung di udara. Rakyat

panik dan berlari tak tentu arah untuk menyelamatkan diri.

Tempat lain yang juga menjadi sasaran pemboman adalah Masjid Besar yang

terletak di sebelah barat alun-alun, instalasi listrik negara di Jati, rumah kepala desa

Pasuruhan yang disangka markas militer Batalyon Basuno dan beberapa sarana

transportasi seperti mobil, sepeda motor, dan sepeda yang berada di tepi-tepi jalan

kota Kudus. Pemboman itu berlangsung dari jam tujuh pagi hingga jam duabelas

siang.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan Belanda menyerang Kudus pada saat

Agresi Militer II Belanda yaitu:

1. Kudus merupakan pintu gerbang masuk ke wilayah Karesidenan Pati, oleh

karena itu Belanda yang ingin menguasai wilayah tersebut harus menduduki

daerah Kudus terlebih dahulu, baru menyusul daerah lain seperti Jepara, Pati,

Rembang, dan Blora.

Page 17: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

2. Wilayah Kudus berdasarkan perjanjian Renville berbatasan dengan garis

Demarkasi Van Mook, yaitu sepanjang sungai Serang di sebelah selatan kota.

Dengan demikian, maka berarti Kudus merupakan daerah yang berbatasan

langsung dengan wilayah pendudukan Belanda. Kudus wilayah Republik

Indonesia dan Demak wilayah pendudukan Belanda.

3. Secara ekonomis Kudus saat itu sudah makmur, perkembangan ekonominya

tinggi, karena berkembangnya beberapa perusahaan yang cukup besar seperti

perusahaan rokok cap Bal Tiga, perusahaan rokok cap Menakjinggo, dan

perusahaan batik. Selain itu perkebunan tebu peninggalan Belanda di Kudus

Utara masih luas. Penguasaan daerah produktif sangat berarti, karena ini

merupakan faktor penunjang kehidupan tentaranya di Indonesia.

Setelah mengetahui adanya serangan udara Belanda, Mayor Kusmanto selaku

Komandan Batalyon Kudus memimpin seluruh TNI untuk melakukan pencegatan di

sebelah utara jembatan Tanggul Angin. TNI bersiap-siap untuk menggempur musuh

bila melewati jembatan tersebut, dengan mengerahkan dan menyatukan seluruh

pasukan Batalyon Kusmanto dan sebagian pasukan Batalyon Basuno (Aida Mustofa,

1995: 40).

Pasukan Belanda yang mempunyai persenjataan lengkap dan modern

menyebabkan TNI mengambil siasat mundur bergerak ke Gunung Muria. Pasukan

Belanda yang bertugas di Kudus terus mengadakan pembenahan dan menduduki

beberapa tempat penting seperti stasiun kereta api, pom bensin, pabrik gula Rendeng,

mendirikan markas militer di gedung bekas pabrik rokok cap Bal Tiga, Markas

Inlichting Vereniging Gebied atau markas organisasi mata-mata Belanda dan

Page 18: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

memusatkan kekuatan militernya di gedung Asisten Residen, Rendeng (Lisiyas,

1994: 38).

Sementara di kota Pati dan Jepara setelah mendapat telegram pemberitahuan

dari TNI di Kudus tentang adanya Agresi Militer II Belanda segera melakukan

persiapan pembumihangusan terhadap gedung-gedung yang diperkirakan akan

dipakai oleh Belanda serta melakukan persiapan pencegatan di tempat-tempat yang

strategis. Menurut A.H. Nasution (1979: 107), waktu tentara Belanda masuk ke Pati,

pegawai polisi Republik tidak ada di tempatnya. Pegawai pamongpraja juga tidak

seorang pun yang tinggal di tempatnya. Dikabarkan bahwa bupati, patih, dan residen

lari ke Telogowungu dan dari sana mereka menuju Gunung Muria.

Pendudukan Belanda atas Karesidenan Pati memunculkan strategi baru bagi

Komandan Sub Teritorial Militer atau STM Pati, Letkol dr. Gunawan untuk

melaksanakan Perintah Siasat No.1 Panglima Besar Jendral Sudirman yaitu tentang

pembentukan kantong gerilya di pegunungan atau tempat pengasingan (Team

Penyusun Sejarah Perjuangan dan Pembuatan Monumen Glagah, Kudus,1973: 8).

Letkol dr Gunawan yang sedang berada di tempat pengungsian di Desa Bageng,

Gembong Pati kemudian membentuk organisasi perjuangan yang bernama Komando

Daerah Muria atau Komando Muria Kompleks. Komando perjuangan ini merupakan

wadah organisasi TNI dan laskar-laskar perjuangan rakyat yang berada di Jepara,

Kudus, dan Pati bagian Utara. Organisasi ini merupakan pecahan dari Sub Teritorial

Militer atau STM Karesidenan Pati. Organisasi inilah yang telah memberikan andil

besar dalam rangka perjuangan menentang pendudukan Belanda di daerah Kudus

pada masa Agresi Militer II Belanda.

Page 19: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Perjuangan Komando Daerah Muria yang dilakukan oleh TNI bersama rakyat

di Kudus tentu merupakan bagian integral yang tidak bisa dipisahkan dengan

perjuangan pada umumnya di Indonesia untuk mengusir kolonial Belanda. Makna

perjuangan tersebut antara lain (1) mempertahankan basis-basis sektor ekonomi; (2)

membatasi ruang gerak militer Belanda; dan (3) mempertahankan garis komando

secara militer. Peristiwa yang bersejarah itu, meskipun sifatnya lokal dan sangat

penting untuk diketahui masyarakat Kudus khususnya, namun belum pernah

diperhatikan dan diterangkan dalam proses sejarah nasional. Sartono Kartodirdjo

(1982: 27) menjelaskan bahwa: “ Sejarah nasional bukan jumlah dari sejarah lokal

tetapi peristiwa-peristiwa/kejadian-kejadian pada tingkat sejarah lokal perlu

diterangkan dalam hubungannya dengan proses nasional”.

Sebenarnya apa yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirdjo itu

penekanannya pada adanya derajad interdependensi antara unit tertentu, sehingga

lebih tampak integrasi suatu bangsa. Kudus merupakan bagian yang integral dari

daerah-daerah di Indonesia, ikut berperan dan sekaligus memberi bukti historis atas

perjuangannya melawan kolonialisme Belanda.

Pentingnya perjuangan Komando Daerah Muria sebagai bagian integral

dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, memiliki nilai

historis yang perlu dipahami terutama oleh guru-guru sejarah, kemudian dapat

diajarkan kepada siswa/generasi muda sebagai pengembangan materi pembelajaran

sejarah di sekolah-sekolah, agar generasi penerus bangsa dapat merefleksi

perjuangan dari para tokoh pejuang yang telah mempertahankan kemerdekaan

Indonesia. Pada umumnya siswa kurang mengenal sejarah daerahnya. Generasi muda

Page 20: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Kudus tidak boleh diasingkan dari sejarah daerahnya sendiri. Mereka perlu tahu

bahwa banyak pahlawan besar dari Kudus yang terbukti memberikan kontribusi yang

signifikan bagi tegaknya harga diri, kedaulatan bangsa dan negara ini. Jika tidak

maka generasi muda/siswa sekarang dan mendatang akan buta dengan sejarah

daerahnya, buta dengan nilai-nilai luhur yang sepatutnya dilestarikan, sehingga akan

sukar mengenal identitas dirinya.

Generasi muda saat ini telah berada sangat jauh dari rentang waktu peristiwa

perjuangan tersebut. Seiring dengan mengentalnya arus globalisasi, identitas

kebangsaan dan kecintaan terhadap tanah air terus memudar. Bahkan pengembangan

pendidikan makin meninggalkan ruh moral dan nilai-nilai kebangsaan. Kedua hal

tersebut tergantikan oleh kebutuhan globalisasi dan pasar industri dari negara-negara

kaya, akibatnya kemudian membuat generasi muda tidak terlalu peduli dengan

semangat kepahlawanan, patriotisme dan nasionalisme yang seharusnya dilestarikan.

Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk membangkitkannya kembali, selanjutnya

menanamkan semangat kepahlawanan, patriotisme dan nasionalisme tersebut sejak

dini melalui sesuatu yang lebih menarik dan lebih dekat dengan keberadaan generasi

muda. Dengan demikian diharapkan generasi muda dapat merefleksikannya dalam

realitas kehidupannya.

Apalagi dengan adanya perubahan paradigma, dimana kurikulum yang

tersentralisasi telah diubah menjadi terdesentralisasi dengan berlakunya Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sangat memberi peluang terhadap

masuknya kearifan lokal. Dalam KTSP guru diberi wewenang yang lebih luas untuk

mengembangkan kurikulum. Pengembangan kurikulum tersebut dimulai dengan

Page 21: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

menjabarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) ke dalam

sejumlah indikator yang relevan dengan konteks tempat guru mengajar. Indikator

dalam SK dan KD sangat tergantung dari kemampuan guru sejarah dalam

menjabarkannya. Termasuk dalam memilih materi ajar sejarah yang akan digunakan,

guru juga diberi kebebasan asal standar minimal terpenuhi.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut maka sejarah perjuangan Komando

Daerah Muria di daerah Kudus pada masa Agresi Militer II Belanda sangat menarik

untuk dikaji. Dalam materi pembelajaran Sejarah Nasional Indonesia, deskripsi

tentang perjuangan organisasi tersebut belum diuraikan secara rinci, sehingga perlu

disusun sebagai materi pembelajaran sejarah, supaya dapat digunakan untuk

pengembangan materi pembelajaran sejarah di sekolah khususnya dan diketahui oleh

masyarakat Kudus secara umum.

.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka masalah

pokok yang dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Mengapa sejarah perjuangan Komando Daerah Muria tahun 1948 belum

menjadi bagian dari materi pembelajaran IPS sejarah di SMP wilayah

Kabupaten Kudus?

2. Aspek-aspek manakah dari sejarah perjuangan Komando Daerah Muria yang perlu

diajarkan kepada siswa?

Page 22: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

3. Bagaimana tanggapan guru-guru IPS di SMP dan pejabat Dinas Pendidikan

Kabupaten Kudus terhadap upaya memasukkan sejarah perjuangan Komando

Daerah Muria ke dalam pembelajaran sejarah?

4. Bagaimana guru mempersiapkan/menyusun materi pembelajaran sejarah dengan

memasukkan sejarah perjuangan Komando Daerah Muria?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan-permasalahan yang disebutkan di atas,

maka dalam penelitian ini dapat dikemukakan tujuan penelitian sebagai berikut:

Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan memahami

perjuangan Komando Daerah Muria di daerah Kudus dalam mempertahankan

kemerdekaan Indonesia pada masa Agresi Militer II Belanda tahun 1948, dan

pentingnya dijadikan pengembangan materi pembelajaran IPS Sejarah di SMP.

Tujuan Khusus

Sebagai tujuan khusus penelitian ini adalah untuk menjelaskan:

1. Perlunya sejarah perjuangan Komando Daerah Muria menjadi bagian dari

materi pembelajaran IPS Sejarah di SMP wilayah Kabupaten Kudus.

2. Aspek-aspek dari sejarah perjuangan Komando Daerah Muria yang perlu diajarkan

kepada siswa.

Page 23: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

3. Mengetahui tanggapan guru-guru IPS di SMP dan pejabat Dinas Pendidikan

Kabupaten Kudus terhadap upaya memasukkan sejarah perjuangan Komando

Daerah Muria ke dalam pembelajaran sejarah.

4. Mengetahui cara guru mempersiapkan/menyusun materi pembelajaran sejarah

dengan memasukkan sejarah perjuangan Komando Daerah Muria.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat baik secara teoretis maupun

praktis bagi guru dan siswa SMP di Kabupaten Kudus khususnya dan masyarakat

pada umumnya.

Manfaat teoretis

Secara teoretis manfaat penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi

yang telah ada, sehingga dapat memberikan sumbangan terhadap teori mengenai

pengembangan materi pembelajaran di SMP yang berkaitan dengan perjuangan

mempertahankan kemerdekaan.

Manfaat Praktis:

Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menambah pengetahuan tentang sejarah lokal Kudus yang berhubungan dengan

perjuangan rakyat Kudus, khususnya perjuangan Komando Daerah Muria pada

masa Agresi Militer II Belanda tahun 1948.

b. Memberikan kesadaran historis bahwa daerah Kudus memiliki sejarah yang

bermakna yang perlu dipahami oleh masyarakat, khususnya generasi muda

Page 24: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

dalam rangka menumbuhkan kesadaran sejarah.

c. Menjadi bahan kajian dan perbandingan bagi penulis-penulis sejarah lokal

khususnya sejarah lokal Kudus.

d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi lembaga

pendidikan khususnya sekolah-sekolah untuk dijadikan pengembangan materi

pembelajaran sejarah.

Page 25: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian teori

1. Perjuangan Untuk Memperoleh Kemerdekaan

a. Pengertian Perjuangan

Susanto Tirtoprojo (1982: 7) menjelaskan bahwa perjuangan mempunyai arti

yang luas, sehingga apa yang dilaksanakan oleh pahlawan-pahlawan seperti,

Diponegoro, Tengku Umar, Imam Bonjol, Hasanuddin, dan sebagainya itu

merupakan peristiwa-peristiwa dalam perjuangan nasional Indonesia.

Perjuangan berarti pula suatu usaha untuk meraih sesuatu yang diharapkan

demi kemuliaan dan kebaikan. Pada masa penjajahan, perjuangan adalah segala

usaha yang dilakukan dengan pengorbanan, peperangan dan diplomasi untuk

memperoleh atau mencapai kemerdekaan, sedangkan pada awal kemerdekaan

perjuangan dilakukan untuk mempertahankan kemerdekaan.

b. Perjuangan Mencapai Kemerdekaan

Hadirnya golongan asing yang memiliki kebudayaannya sendiri menimbulkan

kesadaran akan perbedaan-perbedaan yang makin lama makin terasa karena

diskriminasi di semua bidang-bidang kehidupan. Dengan adanya diskriminasi-

diskriminasi ini rakyat menjadi sadar akan keadaan mereka yang terbelakang serta

tidak adanya persamaan hak. Kehadiran kolonial di bumi Indonesia menyebabkan

rakyat Indonesia sadar bahwa mereka telah dikuasai (Sartono Kartodirdjo, 1967: 45).

Page 26: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Sebagai reaksi dari kesadaran tersebut, salah satunya adalah timbulnya

semangat nasionalisme. Ruslan Abdulgani (1964: 6) menjelaskan bahwa

“Nasionalisme Indonesia sebagai reaksi terhadap kolonialisme”, karena apa yang

dikehendaki oleh bangsa Indonesia adalah melenyapkan bentuk kekuasaan penjajah.

Menurut Sartono Kartodirdjo (1967: 20), nasionalisme adalah aktivitas dari

pergerakan di semua lapangan penghidupan yang mempunyai tujuan yang sama yaitu

berjuang melawan kekuasaan kolonial. Sedangkan Benedict Anderson (2001: 7-8),

berpendapat bahwa nasionalisme adalah suatu kesetiakawanan, persaudaraan yang

bersedia dan berani mati demi kepentingan bangsanya dalam perjuangan ke arah

pembentukan Indonesia. Menurut Suhartono (2001: v), nasionalisme Indonesia

mempunyai ciri khas yang berbeda dengan nasionalisme mana pun di penjuru dunia

ini. Nasionalisme Indonesia murni merupakan bentuk perlawanan terhadap

kolonialisme.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa semangat

nasionalisme dapat dikaitkan dengan suatu perang atau revolusi. Mengingat sejarah

Indonesia pada masa lalu, tidak ada satu suku bangsa pun di Indonesia yang tidak

pernah melakukan pemberontakan melawan kolonialisme namun belum

menunjukkan keberhasilan, karena belum adanya persatuan sebagai modal

perjuangan. Keadaan ini merupakan salah satu faktor yang mempercepat dan

memperkuat keinginan untuk bersatu di antara suku bangsa di Indonesia. Menurut

Suhartono (2001: 8), situasi kolonial menjadi tantangan bagi rakyat tanah jajahan

untuk secara kolektif mempersatukan diri guna mengubah situasi sosiopolitik

kolonial ke arah kebebasan secara global. Keadaan ini mendorong timbulnya

Page 27: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

kesadaran nasional, perasaan nasional dan kehendak nasional yang dinyatakan

dengan berbagai cara

Menurut Sartono Kartodirdjo (1998: 29) bahwa prinsip nasionalisme adalah

kesatuan, maka teknologi sosial diarahkan untuk memicu integrasi. Oleh karena itu

nasionalisme menuntut kesetiaan atau penyerahan diri seseorang kepada

masyarakatnya dan lebih luas lagi kepada bangsa dan negaranya.

Akira Nagazumi (1989: 94) menjelaskan bahwa Budi Utomo sebagai awal

bangkitnya Nasionalisme Indonesia. Dengan demikian menjelang dan awal

kemerdekaan bangsa Indonesia telah memiliki rasa nasionalisme yang tinggi dalam

(1) menghadapi musuh bersama (common enemy) yaitu penjajahan. Akibat musuh

bersama ini telah membentuk rasa solidaritas yang tinggi untuk menghadapi dan

mengusir musuh; (2) bangsa Indonesia mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin

mandiri sebagai sebuah bangsa yang merdeka, dan (3) bangsa Indonesia merasa

senasib sepenanggungan, semua merasa tertindas dan teraniaya oleh bangsa asing.

Secara konseptual nasionalisme adalah suatu paham kebangsaan yang

mendorong bangkitnya semangat untuk mencapai cita-cita nasional. Secara harfiah

nasionalisme berasal dari dua kata “nation” atau bangsa dan “ism” atau paham.

Dengan demikian nasionalisme dapat diartikan sebagai paham kebangsaan atau

keinginan untuk menjadi satu bangsa.

Berkaitan dengan keinginan untuk membentuk suatu bangsa menurut konsep

nasionalisme, terdapat beberapa teori tentang pembentukan nation seperti

dikemukakan oleh Suhartono ( 2001: 7) sebagai berikut:

Page 28: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

1) Teori kebudayaan (Culture), suatu bangsa adalah sekelompok manusia dengan

persamaan kebudayaan.

2) Teori negara (Staat), menurut teori ini yang menentukan terbentuknya suatu

negara lebih dahulu adalah penduduk yang ada di dalamnya disebut bangsa.

3) Teori kemauan (wills), menurut teori ini syarat mutlak untuk menjadi satu bangsa

adalah adanya kemauan bersama dari sekelompok manusia untuk hidup

bersama dalam suatu ikatan, tanpa memandang perbedaan kebudayaan,

suku, dan agama.

Beberapa teori tentang terbentuknya nation yang disebut di atas, yang cocok

bagi Indonesia adalah teori berdasar keinginan (wills). Semangat kebangsaan yang

merupakan psychological state of mind harus selalu dibangkitkan dan dihidupkan.

Karena itulah nasionalisme harus dipupuk setiap saat (Suhartono, 1994: 8)

Sejalan dengan konsep dan teori tersebut, jelas bahwa tumbuhnya suatu

bangsa tidak terlepas dari proses perjalanan panjang sejarah. Setiap individu yang

cinta bangsanya akan memiliki motivasi dan kehendak untuk mempelajari proses

tumbuh dan berkembangnya bangsa sebagai titik tolak bagi diri dan bangsa menuju

ke proses selanjutnya. Konsep nasionalisme menjadi arah bagi tumbuhnya suatu

bangsa yang berorientasi lebih luas ke depan yaitu suatu negara yang dapat berdiri

kokoh.

Bersama-sama dengan berbagai bentuk kesadaran berbangsa dalam

menghadapi situasi kolonial, bangsa Indonesia masih dapat menunjuk jawaban

psikologis sebagai akibat dari kondisi-kondisi sosial di dalam masyarakat kolonial,

tetapi yang tidak berhubungan langsung dengan kecerdasan, perasaan rendah diri,

Page 29: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

takut, benci, kebutuhan akan keamanan, perlindungan, perasaan kekeluargaan dan

sebagainya. Faktor-faktor emosional ini menjadi semangat yang membentuk tenaga

pendorong bagi perjuangan. Sartono Kartodirdjo (1967: 48), menunjuk sebagai

faktor afektif ialah reaksi-reaksi emosional yang biasanya ditandai oleh: simpati,

antipati, benci, takut, marah, sayang dan sebagainya.

Menurut Suhartono (1994:7), “nasionalisme timbul karena kombinasi dua

faktor, yaitu subjektif berupa kemauan, sentimen, apirasi, dan lain-lain, dan faktor

objektif karena kondisi ekonomi, geografi, historis dan lain-lain”.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan yang

dikehendaki oleh nasionalisme di Indonesia pada prinsipnya sama, yaitu cita-cita

mencapai kemerdekaan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Sartono

Kartodirdjo (1984: II), bahwa ada tiga prinsip nasionalisme yaitu: (1) kemerdekaan

(kebebasan); (2) kesatuan dan (3) kesamaan. Kemerdekaan memang sudah menjadi

prinsip nasionalisme bangsa Indonesia. Bangsa mana pun di dunia ini tetap

menginginkan suatu kemerdekaan bangsanya. Tetapi untuk memperoleh/mencapai

kemerdekaan itu, tentu harus berjuang melepaskan diri dari keterkaitan dengan

bangsa lain sepanjang bangsa itu dinilai sebagai penjajah. Syarat mutlak untuk

mendukung pencapaian itu adalah adanya rasa persatuan dan kesatuan, juga

kesamaan langkah dalam mewujudkan cita-cita mencapai kemerdekaan, harus

menjadi prinsip yang perlu ditanamkan pada jiwa bangsa. Di sini prinsip

nasionalisme memberi peluang terhadap upaya pencapaian tujuan tersebut.

c. Kemerdekaan

Page 30: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Kemerdekaan merupakan hak asasi manusia, salah satu hak asasi manusia

yang paling asasi adalah kemerdekaan. Kemerdekaan pada hakekatnya merupakan

kemerdekaan yang dimiliki setiap individu dan juga merupakan anugerah dari Tuhan

Yang Maha Esa. Demikian pula bagi bangsa atau negara di seluruh dunia, karena

tidak ada satu pun bangsa atau negara yang mau dijajah bangsa lain.

Dalam Pembukaan Universal Declaration of Human Rights memuat kalimat-

kalimat antara lain sebagai berikut:

Mengingat bahwa pengakuan terhadap martabat yang melekat pada setiap umat dan terhadap hak-hak yang sama dan yang tidak boleh dirampas dari setiap orang adalah dasar dari kemerdekaan, keadilan dan perdamaian dunia; Mengingat bahwa sikap acuh tak acuh dan sikap mencela terhadap hak asasi telah menghasilkan perbuatan-perbuatan biadab yang melukai hati nurani umat manusia dan bahwa kebangkitan satu dunia di mana orang akan menikmati kemerdekaan berbicara dan kemerdekaan keyakinan serta kemerdekaan dari ketakutan dan kekurangan disambut sebagai idaman tertinggi rakyat biasa; (dalam Aryo Kartono dkk, 2004: 50). Kemerdekaan merupakan cita-cita yang harus diperjuangkan oleh seluruh

rakyat dengan menggunakan berbagai bentuk, corak dan sifat perjuangan sebagai

reaksi terhadap kolonialisme. Bangsa Indonesia dengan tegas menentang segala

bentuk penjajahan seperti yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

1945 alinea pertama yang berbunyi, “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah

hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus

dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.

Pernyataan tersebut memuat penegasan pendirian bangsa Indonesia

menghadapi masalah kemerdekaan melawan penjajah. Juga mengandung pernyataan

objektif yaitu penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan,

sehingga harus ditentang dan dihapuskan, serta pernyataan subjektif bahwa aspirasi

Page 31: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

bangsa Indonesia sendiri membebaskan diri dari penjajahan. Pernyataan itu juga

merupakan landasan pokok politik luar negeri Indonesia.

Kemerdekaan Indonesia diperoleh melalui perjuangan yang panjang untuk

melepaskan diri dari dominasi etnik lain. Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa

Indonesia berhasil memproklamirkan kemerdekaannya. Dengan berbagai cara dan

upaya akhirnya perjuangan itu memperoleh hasil. Hal ini tertuang pada alinea kedua

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi:

Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia, dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur (dalam Aryo Kartono, 2004 : 149).

Dalam pernyataan tersebut, menunjukkan bahwa perjuangan itu telah sampai

pada tingkat yang menentukan. Momentum yang telah dicapai tersebut harus

dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan. Kemerdekaan tersebut bukan

merupakan tujuan akhir, tetapi masih harus diisi untuk mewujudkan negara Indonesia

yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Kemerdekaan mempunyai arti penting bagi setiap negara, karena dengan

kemerdekaan berarti negara mempunyai kekuatan atau kedaulatan. Kedaulatan

adalah kekuasaan tertinggi dalam suatu negara. Adanya negara yang berdaulat berarti

negara itu telah memiliki kemerdekaan. Negara yang merdeka mempunyai

kekuasaan untuk mengatur rumah tangganya sendiri tanpa adanya campur tangan

negara lain. Negara yang merdeka mempunyai kekuasaan atau hak untuk

mengadakan hubungan atau kerjasama dengan negara lain.

d. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

Page 32: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Dalam sejarah perjuangan bangsa, tampaknya bahwa penderitaan terhadap

penjajahan Belanda seperti tidak pernah selesai. Sejak permulaan awal abad ke-17

sampai akhir abad ke-20 kerap kali timbul perjuangan, pemberontakan dan

peperangan. Bahkan setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,

perjuangan masih harus dilanjutkan untuk mempertahankan bangsa dan negara

dengan pengorbanan dan peperangan untuk menghadapi berbagai bentuk ancaman

yang dapat meniadakan eksistensi negara yang baru berdiri.

Himawan Soetanto (2006: 363) menjelaskan bahwa, mengingat pengalaman

pahit ketika TNI demikian mudah dikalahkan oleh Belanda dalam agresi militer

pertama, Panglima Besar Soedirman mengeluarkan Perintah Siasat No. 1 Panglima

Besar, dan memerintahkan seluruh jajaran TNI untuk menyiapkan diri menghadapi

agresi militer Belanda berikutnya yang setiap saat dapat terjadi.

Ketika Belanda kembali melakukan agresi terhadap wilayah negara Republik

Indonesia pada tanggal 19 Desember 1948, maka bangsa Indonesia berhak dan wajib

membela serta mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara, keutuhan wilayah,

dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman tersebut, sesuai dengan prinsip yang

dianut dalam hal mempertahankan kemerdekaan/negara. Pembelaan negara

diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya pertahanan negara.

Dalam sidang kabinet tanggal 19 Desember 1948, Presiden menyampaikan

amanatnya antara lain: “Kemerdekaan kita yang telah kita proklamirkan pada

tanggal 17 Agustus 1945 dan yang telah meresap pada jiwa kita, mustahil dapat

ditindas dengan kekerasan”. Sementara itu Wakil Presiden juga menyampaikan

pesan antara lain:

Page 33: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Rakyat harus berjuang terus dan saya percaya seluruh rakyat Indonesia bersedia meneruskan perjuangan kita ini. Perjuangan kita adalah perjuangan untuk kemerdekaan dan jangan putus-putus berjuang sebelum tercapai kemerdekaan itu, sebab kita berjuang dengan keyakinan bahwa perjuangan kita itu ialah perjuangan yang adil (Nasution, 1977: 186). Menurut Reid (1974: 150), saling curiga diperkuat pada pihak Republik oleh

kekhawatiran akan adanya ofensi Belanda yang kedua, dan pada pihak Belanda oleh

kegiatan terus menerus kesatuan-kesatuan bersenjata Republik pada sisi garis

Renville. Sedangkan Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto

(1993: 158), menjelaskan bahwa gejala-gejala akan datangnya suatu serangan militer

telah dirasakan oleh pimpinan Angkatan Perang, sejak Belanda mencoba mengulur-

ulur waktu mengenai perundingan pelaksanaan Persetujuan Renville. Di beberapa

tempat tentara Belanda melakukan pemindahan pasukan ke dekat garis demarkasi.

Sebagai tanggapan atas tindakan Belanda ini, pimpinan Angkatan Perang

merencanakan pelaksanaan pertahanan Republik Indonesia dengan konsepsi

Pertahanan Rakyat Semesta (total people’s defence), artinya pelaksanaan perang

bukan hanya oleh Angkatan Perang melainkan oleh seluruh rakyat dengan Angkatan

Perang sebagai intinya.

Pimpinan Angkatan Perang menjabarkan konsepsi pertahanan semesta yang

mudah dipahami dan dilaksanakan. Penjabarannya diterangkan di dalam Perintah

Siasat No. 1 dari Panglima Besar Angkatan Perang yang berisi: (1) tidak akan

melakukan pertahanan linier; (2) tugas memperlambat kemajuan dan serbuan musuh,

pengungsian total serta bumihangus total; (3) tugas membentuk kantong-kantong di

tiap-tiap onderdistrik militer yang mempunyai pemerintahan gerilya yang totaliter

(Wehrkreis) dan mempunyai pusat di beberapa kompleks pegunungan; (4) tugas

Page 34: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

pasukan-pasukan yang berasal dari daerah federal untuk ber-wingate (menyusup ke

kantong-kantong), sehingga seluruh pulau Jawa akan menjadi satu medan perang

gerilya yang besar.

Perintah Siasat No. 1 menegaskan bahwa strategi pertahanan baru harus

dilaksanakan. Strategi pertahanan secara linier konvensional, melakukan pertahanan

mati-matian, tidak lagi dipersiapkan. TNI harus dapat menghindarkan diri dari

serangan-serangan dahsyat Belanda, mundur ke daerah-daerah pangkal perlawanan

dan kemudian menggelar perang gerilya jangka panjang. Pasukan-pasukan yang

berasal dari daerah federal (daerah yang diduduki Belanda), seperti Divisi Siliwangi,

harus melakukan Aksi Wingate- infiltrasi jarak jauh kembali ke daerah wehrkreis

semula untuk menggelar perlawanan gerilya. Dalam Perintah Siasat No. 1 ditetapkan

lebih lanjut bahwa, perang gerilya dalam rangka perang rakyat semesta digelar di

seluruh Jawa dari Banten sampai Banyuwangi, untuk sepanjang masa (Himawan

Soetanto, 2006: 354).

Perang gerilya adalah suatu taktik dalam pertahanan, yang dilakukan dengan

cara maju untuk menghancurkan musuh dan mundur agar jangan dihancurkan

musuh, yang dilakukan sekaligus, serentak dan dengan gerakan yang cepat. Dinamis

dalam arti berpindah-pindah dengan mobilitas yang tinggi, tidak bersifat statis,

bergerak dalam kelompok-kelompok kecil, berada di bawah satu kendali dan

komando. Untuk itu harus ada daerah gerilya yang dipimpin oleh seorang komandan

yang menghubungkan gerakan satu dengan lainnya, sehingga tidak merupakan

perang liar, karena mempunyai susunan tertentu dengan rencana dan garis beleid

yang tertentu pula (Nasution, 1979: 261-262).

Page 35: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

TNI telah mempersiapkan diri dengan baik bagi apa yang diperkirakannya

sebagai serangan Belanda yang tak terhindarkan. Sewaktu pasukan payung Belanda

mendarat di Yogyakarta, Jenderal Soedirman bangkit dari ranjang di mana ia

terbaring sakit, untuk menyampaikan pesan melalui siaran radio (Reid, 1974: 152).

Menurut Himawan Soetanto (2006: 292), Panglima Besar Jenderal Soedirman

mengeluarkan Perintah Kilat No.1 tahun 1948, yang berisi instruksi kepada segenap

jajaran Angkatan Perang RI untuk melaksanakan rencana operasi yang telah

ditetapkan masing-masing kesatuan TNI berdasarkan Perintah Siasat Nomor 1

Panglima Besar. Bunyi Perintah Kilat No.1:

1. Kita telah diserang. 2. Pada tanggal 19 Desember 1948 Angkatan Perang Belanda menyerang

kota Yogyakarta dan lapangan terbang Maguwo. 3. Pemerintah Belanda telah membatalkan persetujuan gencatan senjata. 4. Semua Angkatan Perang menjalankan rencana yang telah ditetapkan untuk

menghadapi serangan Belanda. Dikeluarkan di: Tempat Tanggal: 19 Desember 1948 Jam: 08.00 (dto) Panglima Besar Angkatan Perang Letnan Jendral Sudirman

Menurut rencana tersebut, akan dilakukan pengunduran strategis dari pusat-

pusat utama, bumi hangus, dan suatu perjuangan gerilya yang berkepanjangan di

kedua sisi bekas garis Renville. Walaupun sama seperti pada tahun 1947 terjadi

kekacauan organisasi dan kegagalan komunikasi, sebagian besar kesatuan-kesatuan

rupanya telah menuju ke posisi-posisi yang telah ditunjukkan sebelumnya (Reid,

1974: 152). Sedangkan maksud pokok dari perintah tersebut adalah mengadakan

perlawanan dengan perang gerilya yang agresif yang dilakukan oleh tentara dan

rakyat untuk membela dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dan

Page 36: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

sekaligus memenangkan perang. Hal ini perlu dicapai dengan: (1) pimpinan totaliter,

artinya dibentuk suatu pemerintahan militer gerilya yang dipegang oleh lurah sampai

kepada pimpinan tertinggi dalam hal ini Panglima Besar Soedirman; (2) politik non-

kooperasi dan non-kontak yang tegas. Semua aparat pemerintah dilarang melakukan

kebijaksanaan lain dalam hubungannya dengan musuh; (3) organisasi TNI dengan 3

macam tugas: a) pasukan mobil, yang bertugas tempur dengan perbandingan senjata

dan personil 1:1; b) pasukan teritorial, yang bertugas melaksanakan pembinaan

teritorial dan perlawanan statis; c) melaksanakan wingate (menyusup) ke daerah

kekuasaan musuh, yang pernah ditinggalkan karena hijrah untuk diisi dengan

kekuatan gerilya sehingga menciptakan kantong di daerah tersebut (Marwati Djoened

Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1993: 159).

Ofensi Belanda berjalan cepat dan berhasil sama seperti pada tahun 1947.

Semua kota besar di Jawa jatuh ke tangan mereka dalam seminggu, dan semua kota

besar di Sumatera kecuali beberapa pada akhir bulan Desember. Hanya Aceh tetap

merupakan benteng yang kuat bagi Republik. Namun tidak satu pun tujuan Belanda

tercapai. Sassen dan Beel telah berharap bahwa Republik akan lenyap, dan bahwa

tokoh-tokoh terkemuka dari bekas Republik akan muncul untuk mewakili wilayah-

wilayah yang baru diduduki dalam suatu struktur federal berdasarkan syarat-syarat

Belanda seperti pada tahun 1947 tidak terjadi. Intervensi segera pihak Dewan

Keamanan yang gusar memastikan bahwa Republik hidup terus sebagai suatu

kesatuan internasional. Diterimanya oleh Belanda tuntutan Dewan Keamanan tentang

gencatan senjata yang berlaku di Jawa mulai 31 Desember, merupakan permulaan

bukan akhir peperangan. Pihak Belanda terus menyerang konsentrasi pasukan

Page 37: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Republik di mana saja mereka menemukannya, begitu juga gerilyawan Republik

mengganggu pasukan Belanda dan kolaborator-kolaborator Indonesia. Baik bagi

pasukan reguler TNI maupun pasukan tidak reguler yang mirip gerombolan

perampok, alternatifnya sekarang hanya perang gerilya atau menyerah (Reid, 1974:

152-153).

Satu-satunya tokoh militer dengan status yang memadai untuk mengerahkan

dan mempersatukan tentara adalah Jenderal Soedirman, yang dipindah-pindahkan di

atas sebuah tandu di daerah Pacitan sebelah timur Yogya, selama masa perlawanan

gerilya (Reid, 1974: 155). Meskipun dalam keadaan sakit keras, Panglima Besar

Angkatan Perang Republik Indonesia Jenderal Soedirman memimpin perang gerilya

secara total. Selama tujuh bulan Jenderal Soedirman menjadi pegangan bagi seluruh

rakyat yang melaksanakan pergulatan dahsyat untuk kelangsungan hidup Negara

Republik Indonesia. Di saat-saat yang paling gelap dalam perjuangan bangsa,

Soedirman merupakan obor yang memancarkan sinar ke sekelilingnya (Marwati

Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1993: 161).

Menurut Reid (1974: 155), dari segi perasaan persamaan antara orang kota

elit dan rakyat di pedesaan, zaman gerilya merupakan titik puncak seluruh proses

revolusi. Perwira-perwira militer, politisi-politisi, pejabat-pejabat dan pengungsi

yang berbagai ragam dari kota yang diduduki, harus bergantung pada sikap ramah

tamah orang desa yang tidak berpendidikan. Hubungan tersebut tidak selalu tanpa

ketegangan, namun dampaknya bagi kedua pihak sangat mendalam. Bagi banyak

orang desa hadirnya pengungsi-pengungsi ini dan pertemuan kucing-kucingan

dengan patroli Belanda merupakan pengalaman nyata pertama tentang revolusi.

Page 38: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Orang kota menyelenggarakan sekolah-sekolah, proyek-proyek pembangunan di

desa, dan bahkan mendorong pembagian tanah desa atau perkebunan kepada petani-

petani miskin untuk memperkuat komitmen pada perjuangan Republik. Bagi orang

kota sendiri gerilyawan merupakan lambang tertinggi penderitaan, rasa kebersamaan,

dan kesetiakawanan perjuangan bersama.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka Komando Daerah Muria termasuk

di dalamnya, merupakan bagian integral yang tidak bisa dipisahkan dengan

perjuangan pada umumnya di Indonesia. Perjuangan Komando Daerah Muria di

wilayah Karesidenan Pati bagian utara, di mana Kudus sebagai pusat perjuangannya,

merupakan bagian dari perjuangan rakyat semesta dalam upaya mempertahankan

kemerdekaan Indonesia menghadapi Agresi Militer II Belanda.

d. Sistem Pertahanan Negara

1) Pengertian Pertahanan Negara

Pertahanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan

negara, keutuhan wilayah sebuah negara dan keselamatan segenap bangsa dari

ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Hakikat pertahanan

negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yang penyelenggaraannya

didasarkan kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada

kekuatan sendiri. Pertahanan negara dilakukan oleh pemerintah dan dipersiapkan

secara dini dengan sistem pertahanan negara (http://id.wikipedia.org/wiki/).

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat menetapkan bahwa

Pemerintah Negara Republik Indonesia berkewajiban untuk melindungi bangsa dan

Page 39: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Berdasarkan ketentuan tersebut

dapat ditarik simpulan, bahwa melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah

Indonesia dari setiap bentuk ancaman dari luar dan/atau dari dalam negeri, pada

hakikatnya merupakan salah satu fungsi pemerintahan negara.

Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 3 tahun 2002 tentang

Pertahanan Negara menyebutkan bahwa:

Dalam kehidupan bernegara, aspek pertahanan merupakan faktor yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup negara tersebut. Tanpa mampu mempertahankan diri terhadap ancaman dari luar negeri dan/atau dari dalam negeri, suatu negara tidak akan dapat mempertahankan keberadaannya. Bangsa Indonesia yang memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945 bertekad bulat untuk membela, mempertahankan, dan menegakkan kemerdekaan, serta kedaulatan negara dan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 ( dalam http://www.tempointeraktif.com,17 Januari 2009). Yang dimaksud dengan ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari

dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara,

keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.

Di Indonesia, sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer

menempatkan Tentara Nasional Indonesia sebagai "komponen utama" dengan

didukung oleh "komponen cadangan" dan "komponen pendukung". Sistem

Pertahanan Negara dalam menghadapi ancaman nonmiliter menempatkan lembaga

pemerintah diluar bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk dan

sifat ancaman yang dihadapi dengan didukung oleh unsur unsur lain dari kekuatan

bangsa (http://id.wikipedia.org/wiki/PertahananNegara).

Page 40: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Yang dimaksud dengan ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan

kekuatan bersenjata yang terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan yang

membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan

segenap bangsa. Menurut penjelasan UU RI No 3 Tahun 2002, ancaman militer

dapat berbentuk:

(a) Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap

kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa atau

dalam bentuk dan cara-cara, antara lain: (1) Invasi berupa serangan oleh

kekuatan bersenjata negara lain terhadap wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia; (2) Bombardemen berupa penggunaan senjata lainnya yang dilakukan

oleh angkatan bersenjata negara lain terhadap wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia; (3) Blokade terhadap pelabuhan atau pantai atau wilayah

udara Negara Kesatuan Republik Indonesia oleh angkatan bersenjata negara lain;

(4) Serangan unsur angkatan bersenjata negara lain terhadap unsur satuan darat

atau satuan laut atau satuan udara Tentara Nasional Indonesia; (5) Unsur

kekuatan bersenjata negara lain yang berada dalam wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia berdasarkan perjanjian yang tindakan atau keberadaannya

bertentangan dengan ketentuan dalam perjanjian; (6) Tindakan suatu negara

yang mengizinkan penggunaan wilayahnya oleh negara lain sebagai daerah

persiapan untuk melakukan agresi terhadap Negara Kesatuan Republik

Indonesia; (7) Pengiriman kelompok bersenjata atau tentara bayaran oleh negara

lain untuk melakukan tindakan kekerasan di wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia atau melakukan tindakan seperti tersebut di atas.

Page 41: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

b. Pelanggaran wilayah yang dilakukan negara lain, baik yang menggunakan kapal

maupun pesawat nonkomersial.

c. Spionase yang dilakukan oleh negara lain untuk mencari dan mendapatkan rahasia

militer.

d. Sabotase untuk merusak instalasi penting militer dan objek vital nasional yang

membahayakan keselamatan bangsa.

e. Aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh jaringan terorisme internasional atau

yang bekerja sama dengan terorisme dalam negeri atau terorisme dalam negeri

yang bereskalasi tinggi sehingga membahayakan kedaulatan negara, keutuhan

wilayah, dan keselamatan segenap bangsa.

f. Pemberontakan bersenjata.

g. Perang saudara yang terjadi antara kelompok masyarakat bersenjata dengan

kelompok masyarakat bersenjata lainnya.

Upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh

kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup

bangsa dan negara. Upaya bela negara, selain sebagai kewajiban dasar manusia, juga

merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh

kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan

bangsa (UU RI No 3 Tahun 2002).

Komponen utama adalah Tentara Nasional Indonesia, yang siap digunakan

untuk melaksanakan tugas tugas pertahanan. Komponen cadangan adalah sumber

daya nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna

Page 42: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

memperbesar dan memperkuat kekuatan dan kemampuan komponen utama.

Komponen pendukung adalah sumber daya nasional yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan komponen cadangan.

Sumber daya nasional terdiri dari sumber daya manusia, sumber daya alam dan

sumber daya buatan. Sumber daya alam adalah potensi yang terkandung dalam bumi,

air dan dirgantara yang dalam wujud asalnya dapat didayagunakan untuk

kepentingan pertahanan negara. Sumber daya buatan adalah sumber daya alam yang

telah ditingkatkan daya gunanya untuk kepentingan pertahanan negara.

2) Peran dan Tanggung Jawab Daerah dalam Mempertahankan Kemerdekaan

Untuk menghadapi ancaman militer Belanda, persiapan tidak hanya dalam

bentuk dukungan politis yang berupa peraturan pemerintah tetapi juga dalam bentuk

nyata. Dalam sidang kabinet, Departemen Dalam Negeri bersama Markas Besar

Angkatan Perang telah mengatur untuk menghapuskan jabatan gubernur sipil di masa

perang. Para gubernur diangkat menjadi penasehat Gubernur Militer ( Marwati

Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1993: 160).

Bentuk pemerintahan militer di Jawa disusun sebagai berikut: Panglima Besar

Angkatan Perang membawahi Panglima Tentara dan Teritorium Jawa. Selaku

Panglima Tentara membawahi 4 divisi, sedangkan selaku Panglima Teritorium

membawahi 4 orang gubernur militer. Jabatan gubernur militer se Jawa dirangkap

oleh Panglima Divisi. Gubernur Militer membawahi pasukan teritorial, yang

instansinya disusun mulai dari Sub Teritorial Commando (STC) atau Sub Teritorium

Militer (STM) untuk wilayah karesidenan, Komando Distrik Militer (KDM) untuk

Page 43: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

wilayah kabupaten, Komando Onder Distrik Militer (KODM) untuk wilayah

setingkat kecamatan, dan akhirnya para lurah. Para lurah akan membentuk desa

sebagai pelaksana pemerintah militer yang terendah. Sedangkan Panglima Divisi

membawahi pasukan mobil, yang disusun mulai dari brigade dan batalion. Tugas

pasukan mobil ini di samping bertempur melawan musuh juga melindungi dan

memperluas daerah kekuasaan pemerintah militer.

Berdasarkan bentuk dan susunan pemerintahan militer tersebut, maka daerah

memiliki peran dan tanggung jawab dalam usaha mempertahankan

kemerdekaan/negara, karena bentuk pertahanan negara bersifat semesta, dalam arti

melibatkan seluruh rakyat dan segenap sumber daya nasional, sarana dan prasarana

nasional, serta seluruh wilayah negara sebagai satu kesatuan pertahanan.

2. Pembelajaran Sejarah

Sejarah adalah mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai

mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia dari

masa lampau hingga kini (Depdiknas, 2003: 6). Pembelajaran sejarah memberikan

wawasan yang berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari berbagai periode (Puskur,

2006: 7)

Menurut Nugroho Notosusanto (1982: 2), ada dua pengertian sejarah yaitu:

(1) Sejarah sebagai peristiwa atau dengan kata lain sejarah dapat berarti peristiwa;

(2) Sejarah sebagai kisah dari peristiwa masa lampau. Peristiwa-peristiwa sejarah

menurut Nugroho Notosusanto (1982: 3) adalah “sejarah dalam arti kedua yaitu

sejarah sebagai kisah”. Pengertian sejarah dalam arti pertama sudah tidak ada lagi,

Page 44: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

karena itu tak mungkin dapat diamati atau disaksikan. Yang selalu dihadapi adalah

sejarah sebagai kisah, yaitu pelukisan peristiwa sejarah. Sejarah sebagai kisah

tersusun dari hasil karya para sejarawan yang telah menuliskan berdasarkan hasil

penelitiannya. Sejarawan menyimpulkan berdasarkan pada peristiwa jejak-jejak

sejarah yang menjadi sumber sejarah sebagai kisah. Sumber-sumber sejarah itu ada

yang berbentuk benda, tulisan, dan dapat juga berbentuk keterangan lisan. Hal

tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirdjo (1992:

16), bahwa setiap peristiwa meninggalkan bekas yang kemudian digunakan sebagai

saksi dan bukti.

Kondisi yang dihadapi saat ini, prospek serta tantangan di masa depan

merupakan bagian integral dari proses perkembangan yang telah terjadi sejak masa

lalu. Berdasarkan pemahaman bahwa sejarah merupakan ilmu yang mempelajari

proses perubahan dan keberlanjutan dalam dimensi waktu, maka pengajaran sejarah

di sekolah perlu dilaksanakan untuk membangun pemahaman keilmuan berperspektif

waktu, memori bersama, dan kesadaran terhadap nilai inti bangsa (Depdiknas, 2003:

5). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dengan mempelajari masa lalu, manusia

dapat berpijak lebih mantap pada masa sekarang, manusia tidak akan mengulang

kesalahan yang sama, dan dapat menatap masa depan secara lebih mantap.

Dari pengertian tersebut menunjukkan bahwa sejarah sangat penting untuk

dipelajari dan perlu diajarkan melalui proses pendidikan, yaitu pembelajaran sejarah

yang memperhatikan aspek-aspek didaktis. Dalam kurikulum SMP, sejarah

merupakan salah satu bidang kajian Ilmu Pengetahuan Sosial. Standar Kompetensi

dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di tingkat Sekolah Menengah

Page 45: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Pertama (SMP) meliputi bahan kajian: sosiologi, sejarah, geografi, dan ekonomi.

Mata pelajaran IPS bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar peka

terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif

terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap

masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang

menimpa masyarakat (Nursid Sumaatmaja dalam Puskur Depdiknas, 2006: 4)

Dalam pelaksanaan pembelajaran IPS di SMP, masing-masing bahan kajian

dilaksanakan secara terpisah. Pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

mata pelajaran IPS dilakukan sesuai dengan bidang kajian masing-masing (

sosiologi, sejarah, geografi, dan ekonomi). Hal ini disebabkan antara lain: (1)

kurikulum IPS itu sendiri tidak menggambarkan satu kesatuan yang terintegrasi,

melainkan masih terpisah-pisah antarbidang ilmu sosial, (2)latar belakang guru yang

mengajar merupakan guru dengan disiplin ilmu seperti geografi, sejarah, ekonomi,

dan sosiologi ( Puskur Depdiknas, 2006: 4)

Ditinjau dari Ilmu Pengetahuan Sosial secara menyeluruh, sejarah

mempunyai kedudukan yang khas, khususnya sebagai ilmu sosial yang

menghubungkan dengan masa lampau. Sejarah menampilkan perkembangan dan

perubahan dalam perikehidupan di masa lampau, maksudnya merupakan salah satu

cabang Ilmu Pengetahuan Sosial yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis

keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau, beserta

segala kejadian-kejadiannya, dengan maksud untuk menilai secara kritis seluruh

penelitian dan penyelidikan, dan akhirnya dapat dijadikan perbendaharaan pedoman

Page 46: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah perkembangan masa depan

(Depdiknas, 2004: 6).

a. Tujuan Pembelajaran Sejarah

Pembelajaran sejarah di sekolah bertujuan agar siswa memperoleh

kemampuan berpikir historis dan pemahaman sejarah. Melalui pembelajaran sejarah

siswa mampu mengembangkan kompetensi untuk berpikir secara kronologis dan

memiliki pengetahuan tentang masa lampau yang dapat digunakan untuk memahami

dan menjelaskan proses perkembangan dan perubahan masyarakat serta keragaman

sosial budaya dalam rangka menemukan dan menumbuhkan jati diri bangsa di

tengah-tengah kehidupan masyarakat dunia (Depdiknas, 2003: 6).

Pembelajaran sejarah juga bertujuan agar siswa menyadari adanya keragaman

pengalaman hidup pada masing-masing masyarakat dan adanya cara pandang yang

berbeda terhadap masa lampau untuk memahami masa kini dan membangun

pengetahuan serta pemahaman untuk menghadapi masa yang akan datang. Menurut

Depdiknas (2006: 9), pada tingkat SMP pelajaran sejarah bertujuan agar peserta

didik memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya

melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.

Tidak pernah ada suatu bangsa yang melupakan sejarah bangsanya, asal-usul,

dan perjuangan mereka untuk hidup dan merdeka. Tujuan yang luhur dari sejarah

untuk diajarkan pada semua jenjang sekolah adalah menanamkan semangat

kebangsaan, cinta tanah air, bangsa dan negara serta mereka sadar untuk apa mereka

dilahirkan. Pelajaran sejarah merupakan salah satu unsur pertama pendidikan politik

Page 47: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

bangsa. Lebih jauh lagi pengajaran sejarah merupakan sumber inspirasi terhadap

hubungan antar bangsa dan negara. Siswa memahami bahwa mereka merupakan

bagian masyarakat negara di dunia.

b. Fungsi Pembelajaran Sejarah

Pembelajaran sejarah berfungsi untuk menyadarkan siswa akan adanya proses

perubahan dan perkembangan masyarakat dalam dimensi waktu dan untuk

membangun perspektif serta kesadaran sejarah dalam menemukan, memahami, dan

menjelaskan jati diri bangsa di masa lalu, masa kini, dan masa depan di tengah-

tengah perubahan dunia (Depdiknas, 2003: 6).

I Gede Widja (1989: 45) menjelaskan bahwa, menyadari guna edukatif dari

sejarah berarti menyadari makna sejarah sebagai gambaran peristiwa masa lampau

yang penuh arti, yang selanjutnya berarti bahwa kita bisa memungut dari sejarah

nilai-nilai berupa ide-ide mau pun konsep-konsep kreatif sebagai sumber motivasi

bagi pemecahan masalah-masalah masa kini dan selanjutnya untuk merealisasikan

harapan-harapan di masa yang akan datang.

Menurut Sartono Kartodirdjo (1989: 20), pengajaran sejarah berfungsi untuk:

(1) Membangkitkan perhatian dan minat terhadap sejarah tanah air; (2)Mendapatkan

inspirasi dari cerita sejarah; (3) Memupuk alam pikiran ke arah historical

mindedness; (4) Memberi pola pikir ke arah yang rasional dan kritis dengan faktual;

(5) Mengembangkan penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

Selanjutnya Sartono Kartodirdjo (1989: 22) mengemukakan bahwa “fungsi

pengajaran sejarah di sekolah yaitu menjadi sumber inspirasi dan aspirasi generasi

Page 48: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

muda dengan pengungkapan model-model tokoh sejarah dan berbagai bidang

pendidikan”. Melalui materi tersebut perbendaharaan suri tauladan, berkorban untuk

tanah air, berdedikasi tinggi, tanggung jawab sosial yang besar, kewajiban serta

keterlibatan penuh dalam hal ihwal bangsa dan tanah air, mengutamakan kepentingan

umum, dan tak kenal lelah dalam usaha untuk berprestasi. Semangat perjuangan yang

dikobarkan para generasi pendahulu diharapkan dapat memberi inspirasi generasi

sekarang dalam menghadapi tugas membangun daerah, bangsa dan negara Indonesia.

Sartono Kartodirdjo, (1989: 22) menyebutkan bahwa “ pelajaran sejarah di

sekolah tidak dapat mengabaikan fungsi didaktik terutama untuk menopang

pertumbuhan wawasan kebangsaan yang begitu fundamental bagi pembangunan

bangsa”. Hal ini menjadi penting karena para siswa adalah pewaris-pewaris negara

dan bangsa. Mereka akan menjadi generasi yang bijak dan luas pandangannya

apabila mendapat pembekalan. Kesadaran sejarah yang kritis perlu sekali dimiliki

oleh siswa, agar mereka menjadi bangsa yang menghargai hasil perjuangan dan nilai

budaya warisan nenek moyangnya. Siswa harus mengenal masa lampaunya dengan

baik, karena masa lampau manusia sangat penting untuk menghadapi masa kini dan

masa yang akan datang. Semua itu diharapkan akan bermuara pada terbentuknya

sikap, nilai, pengertian, penguasaan, serta ketrampilan memahami nilai perjuangan

bangsa, sehingga siswa memiliki peluang untuk memperdalam lebih lanjut

pengetahuan yang telah mereka peroleh.

Dalam konteks penerapan kurikulum yang memberikan keleluasaan

masuknya muatan lokal, pengenalan tokoh-tokoh pelaku sejarah lokal itu bisa

disisipkan sebagai pengembangan materi pembelajaran sejarah. Termasuk

Page 49: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

mentransformasikan nilai-nilai positif yang terkandung di balik peristiwa sejarah

tersebut. Perhatian kepada aspek sejarah lokal bukanlah sebagai bentuk euforia

otonomi atau pun kebangkitan kesadaran tentang lokalitas. Namun, lebih sebagai

usaha mendekatkan generasi muda dengan sejarah lokalnya sendiri sehingga mereka

bisa lebih mudah memaknai arti perjuangan bangsanya di masa lalu. (Sumatika:

2008)

Sejalan dengan penjelasan tersebut, maka aspek-aspek heroisme, patriotisme

dan nasionalisme dari perjuangan Komando Daerah Muria apabila diajarkan kepada

siswa dapat berfungsi sebagai salah satu upaya penanaman nilai kepahlawanan,

semangat patriotisme dan nasionalisme, sehingga siswa dapat merasakan semangat

perjuangan, besarnya pengorbanan dan sulitnya para pahlawan ketika merebut

kemerdekaan. Jika mereka dapat merasakan hal ini, maka semangat patriotisme dan

jiwa nasionalisme siswa akan terwujud. Pada tahap berikutnya jiwa dan semangat

nasionalisme tersebut direvitalisasi dalam upaya mempersiapkan masyarakat

Indonesia menghadapi globalisasi yang diikuti oleh dampak kemajuan iptek. Secara

khusus semangat nasionalisme diperlukan untuk menseleksi pilihan kita dalam

mempertahankan kepribadian bangsa.

Dari beberapa uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa melalui

pembelajaran sejarah dengan memahami makna yang terkandung di dalamnya, dapat

menjadi dasar bagi penanaman sikap kebangsaan, cinta tanah air, sehingga memiliki

sikap yang kuat dalam mempertahankan kemerdekaan dan mengisinya dengan

pembangunan bangsa serta Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Page 50: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

c. Pengembangan Materi Pembelajaran

1) Pengertian Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran (instructional materials) atau bahan ajar adalah

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka

mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan (Depdiknas, 2006). Materi

pembelajaran tersebut disusun secara sistematis oleh guru, selanjutnya digunakan

dalam proses pembelajaran.

Keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan sangat tergantung pada

keberhasilan guru dalam merancang materi pembelajaran. Materi pembelajaran pada

hakekatnya merupakan bagian tak terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan,

prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat kegiatan

pembelajaran.

Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan

kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai

sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk

kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya

standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta tercapainya indikator

Agar guru dapat membuat persiapan yang berdaya guna dan berhasil guna,

dituntut memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan materi

pembelajaran, baik berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip, maupun prosedur

pengembangan materi serta mengukur efektivitas persiapan tersebut.

Page 51: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

2) Cara Mengembangkan Materi Pembelajaran

Pengembangan merupakan suatu kegiatan berupa pencanangan, perencanaan

atau rekayasa yang dilakukan dengan berdasarkan metode berpikir ilmiah guna

memecahkan permasalahan yang nyata-nyata terjadi, sehingga hasil kerja

pengembangan berupa pengembangan ilmiah dan teknologi dapat digunakan untuk

memecahkan masalah tersebut (Depdikbud, 1998: 4).

Dalam PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa guru

diharapkan mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas melalui

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007

tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses

pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk

mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Salah satu elemen dalam

RPP adalah sumber belajar. Dengan demikian, guru diharapkan untuk

mengembangkan materi pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar dan acuan

pembelajaran (http:/awan965.wordpress.com/2008/12/20).

Penjabaran SK dan KD sebagai bagian dari pengembangan kurikulum tingkat

satuan pendidikan (KTSP) dilakukan melalui pengembangan silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran. Silabus merupakan penjabaran secara umum dengan

mengembangkan SK-KD menjadi indikator, materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, sumber belajar dan penilaian. Sebagai bagian dari langkah

pengembangan silabus, pengembangan indikator merupakan langkah strategis yang

berpengaruh pada kualitas pembelajaran di kelas. Kemampuan guru dan sekolah

Page 52: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

dalam mengembangkan indikator berpengaruh pada kualitas kompetensi peserta

didik di sekolah tersebut.

Mulyasa (2007: 225) menjelaskan bahwa, guru sebagai manajer kurikulum di

sekolah diharapkan dapat memilih dan mengembangkan materi pembelajaran sesuai

dengan kebutuhan, perkembangan jaman, minat dan kemampuan serta

perkembangan peserta didik. Oleh karena itu guru dituntut inovatif dan kreatif

mampu menguasai dan mengembangkan materi, serta menerapkan berbagai variasi

metode dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat mencapai tujuan yang

dirumuskan.

Pengembangan materi pembelajaran pada hakekatnya adalah mencari dan

menentukan pokok materi formal, memperkaya dan menyempurnakan materi

pengajaran dari bahan informal, juga menentukan pokok isi pelajaran dan

mengorganisasikannya berdasar pendekatan dan ketentuan bidang studi serta

tuntutan formal (Kosasih Djahiri, 1980: 15). Banyak referensi yang dapat digunakan

sebagai bahan pengembangan materi pembelajaran, namun yang diambil hendaknya

yang bersifat pedagogis dan relevan dengan tujuan pembelajaran.

Dalam pengembangan materi pembelajaran guru harus mampu

mengidentifikasi Materi Pembelajaran dengan mempertimbangkan hal-hal berikut

ini: (a) potensi peserta didik; (b) relevansi dengan karakteristik daerah; (c) tingkat

perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik; (d)

kebermanfaatan bagi peserta didik; (e) struktur keilmuan; (f) aktualitas, kedalaman,

dan keluasan materi pembelajaran; (g) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan

tuntutan lingkungan; dan (h) alokasi waktu (Depdiknas, 2006).

Page 53: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu

diidentifikasi aspek-aspek keutuhan kompetensi yang harus dipelajari atau dikuasai

peserta didik. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap standar kompetensi dan

kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan

pembelajaran. Harus ditentukan apakah standar kompetensi dan kompetensi dasar

yang harus dikuasai peserta didik termasuk ranah kognitif, psikomotor ataukah

afektif.

Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang

akan diajarkan adalah dengan cara mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar

yang harus dikuasai peserta didik. Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita

akan mengetahui apakah materi yang harus kita ajarkan berupa fakta, konsep,

prinsip, prosedur, aspek sikap, atau keterampilan motorik.

3) Kriteria Pemilihan

Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta

didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu

diperhatikan berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah jenis,

cakupan, urutan, dan perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran tersebut.

Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi: (a) prinsip

relevansi artinya kesesuaian, materi pembelajaran hendaknya relevan memiliki

keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar; (b)

konsistensi artinya keajegan, adanya keajegan antara bahan ajar dengan kompetensi

dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai

Page 54: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi

empat macam; dan (c) Adequacy artinya kecukupan, artinya materi yang diajarkan

hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar

yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika

terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi

dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan

mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum yaitu pencapaian

keseluruhan SK dan KD (http:/akhmadsudrajadwordpress.com, download 13 Januari

2009).

Materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru dan harus

dipelajari siswa hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar

menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Secara garis besar

langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi : (a) mengidentifikasi aspek-aspek

yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan

atau rujukan pemilihan bahan ajar, (b) mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar,

(c) memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi., dan (d) memilih sumber bahan ajar

(Depdiknas: 2006).

Secara lengkap, langkah-langkah pemilihan bahan ajar dapat dijelaskan

sebagai berikut:

(a) Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan

kompetensi dasar. Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu

perlu diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang

Page 55: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

harus dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena

setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi

yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran.

(b) Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran. Sejalan dengan berbagai jenis aspek

standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis

materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek

kognitif secara rinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep,

prinsip dan prosedur.

(c) Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi

dasar. Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis

fakta, konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis

materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka

guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis

materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis

materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar

yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting

untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran

memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem

evaluasi/penilaian yang berbeda-beda.

(d) Memilih sumber bahan ajar. Setelah jenis materi ditentukan langkah berikutnya

adalah menentukan sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar

dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal,

koran, internet, media audiovisual, hasil penelitian dan sebagainya.

Page 56: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Tidak semua bahan dari berbagai sumber tersebut dapat dijadikan sebagai

bahan ajar mau pun pengembangan bahan ajar, karena ada kriteria-kriteria yang perlu

dipertimbangkan. Menurut Dakir (2004: 14), kriteria-kriteria yang perlu

dipertimbangkan adalah: (a) Bahan hendaknya bersifat paedagogis, artinya bahan

hendaknya berisikan hal-hal yang normatif; (b) Bahan hendaknya bersifat

psikhologis, artinya bahan yang disusun memperhatikan kejiwaan peserta didik yang

mempergunakannya. Bahan disesuaikan dengan perhatian, minat, kebutuhan, dan

perkembangan jiwa anak; (c) Bahan hendaknya disusun secara didaktis, artinya

bahan yang dipilih tersebut dapat diorganisir sedemikian rupa sehingga mudah untuk

diajarkan; (d) Bahan hendaknya bersifat sosiologis, artinya bahan jangan sampai

kontroversal dengan keadaan masyarakat sekitar; (e) Bahan hendaknya bersifat

yuridis, artinya bahan yang disusun jangan sampai bertentangan dengan Undang-

Undang Dasar 1945, GBHN, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional,

Peraturan Pemerintah mau pun peraturan-peraturan yang lain.

Di samping kriteria-kriteria yang telah disebutkan, penyusunan bahan ajar

atau materi pembelajaran juga harus disesuaikan dengan tingkatan kelas peserta

didik. Materi pembelajaran untuk sekolah dasar kriterianya akan lebih ketat daripada

materi pembelajaran untuk sekolah menengah. Menurut Kochhar (dalam Wasino,

2009: 3), ada tiga tingkatan kemampuan peserta didik dalam penerimaan materi

kesejarahan berdasarkan tingkat berpikirnya, yaitu: (a) anak-anak pada tingkatan

sekolah dasar ditekankan pada materi pembelajaran tentang tokoh; (b) anak-anak

pada Sekolah Menengah Pertama ditekankan pada materi pembelajaran tentang

peritiwa sejarah; (c) anak-anak pada tingkatan SLTA pada materi pembelajaran yang

Page 57: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

menekankan gagasan atau pemikiran. Standar Isi IPS Sejarah 2006 memberi ruang

gerak kepada guru untuk mengembangkan materi ajar sesuai dengan tingkat berpikir

peserta didik dan jenjang pendidikannya.

Sesuai dengan uraian tersebut, guru juga harus mempertimbangkan indikator

dalam proses pengembangan bahan ajar berikut ini:

(a) Materi pembelajaran adalah sarana yang digunakan dan bermanfaat bagi

pencapaian tujuan pembelajaran.

(b) Materi pembelajaran adalah sarana yang yang membawa siswa ke arah tujuan

yang mempunyai aspek jenis perilaku dan isi.

(c) Materi pembelajaran bersifat lebih luas daripada aspek isi dalam tujuan

pembelajaran.

(d) Materi pembelajaran yang sama dapat digunakan untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang berbeda, dan sebaliknya.

(e) Materi pembelajaran harus sesuai dengan kepentingan dan taraf kemampuan

siswa untuk menerima dan mengolah materi.

(f) Materi pembelajaran harus dapat melibatkan siswa secara aktif dalam berpikir

dan melakukan kegiatan.

(g) Materi pembelajaran harus diberikan tepat waktu untuk dibelajarkan sesuai

dengan perkembangan ilmu dan kebutuhan masyarakat.

(h) Materi pembelajaran harus sesuai dengan prosedur.

(i) Materi pembelajaran harus sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan

masyarakat serta kebijakan pemerintah.

(j) Materi pembelajaran harus relevan dengan pembangunan nasional.

Page 58: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

(k) Materi pembelajaran harus benar-benar dikuasai oleh guru

(Depdikbud, 1996: 9-10).

B. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan judul permasalahan penelitian ini

adalah:

1. Darwin Une (2006) dalam tesis yang berjudul “Organisasi Pergerakan Nasional

Cabang Gorontalo Tahun 1908 -1942 Sebagai Materi Muatan Lokal di SMA

Negeri Gorontalo” yang menjelaskan hasil penelitiannya sebagai berikut, (a)

peranan rakyat Gorontalo dalam membebaskan diri dari kolonialisme Belanda

pada abad ke- 17 banyak tergantung pada raja-raja Gorontalo, meski demikian

rakyat tidak pernah patah semangat mendukung perjuangan fisik tersebut; (b)

peranan berbagai Organisasi Pergerakan Cabang Gorontalo seperti Sinar Budi,

Partai Sarikat Islam Indonesia (PSII) dan lainnya sangat berpengaruh pada

perjuangan 23 Januari 1942, menyebabkan pemerintah Kolonial Belanda terpaksa

keluar dari bumi Gorontalo, yang selanjutnya para pemimpin pergerakan berhasil

mendirikan pemerintahan yang dikenal dengan Pucuk Pimpinan Pemerintahan

Gorontalo (PPPG); (c) materi muatan lokal khususnya sejarah perjuangan rakyat

Gorontalo belum dimasukkan pada pengajaran sejarah di SMA Gorontalo; (d)

Baik guru-guru pengajar di SMA maupun pihak Dinas Pendidikan Nasional

Gorontalo, menyambut baik atas kehadiran hasil penelitian tentang sejarah

perjuangan rakyat Gorontalo menentang kolonialisme Belanda untuk dijadikan

materi muatan lokal pada pengajaran sejarah.

Page 59: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Relevansinya dengan penelitian ini adalah dalam hal upaya memasukkan

peristiwa sejarah lokal sebagai pengembangan materi pembelajaran IPS Sejarah.

2. Emerita Wagiyah (2008) dalam tesis yang berjudul “Pelestarian Nilai-Nilai

Sumpah Pemuda Melalui Pengajaran Sejarah Sebagai Sarana Mewujudkan Sikap

Nasionalisme”. Dari hasil penelitiannya diperoleh simpulan (1) Kurikulum

Sekolah Menengah Pertama 2004 pengajaran sejarah terpadu dengan Geografi dan

Ekonomi dalam mata pelajaran Pengetahuan Sosial, tetapi pelaksanaan

pembelajaran dilakukan secara terpisah. Materi yang berkaitan dengan nilai-nilai

Sumpah Pemuda dan sikap nasionalisme terdapat pada kelas VIII semeter II; (2)

Pelaksanaan pembelajaran sejarah bersifat konvensional, media dan sumber yang

dimiliki tidak dimanfaatkan secara optimal, sehingga pelajaran monoton, kurang

variatif dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran sangat kurang; (3) nilai-nilai

Sumpah Pemuda sangat mendukung terhadap semangat nasionalisme, inti

pelaksanaan Sumpah Pemuda adalah cinta tanah air, bahasa dan nation yaitu

Indonesia. Pengembangan nilai-nilai Sumpah Pemuda dan semangat nasionalisme

dilakukan melalui kegiatan terstruktur, Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), Palang

Merah Remaja (PMR), Polisi Sekolah, latihan baris berbaris, kepramukaan dan

kerja bakti sosial. Pembelajaran sejarah belum dapat menginternalisasikan nilai-

nilai Sumpah Pemuda dalam diri siswa; (4) Tanggapan guru terhadap kegiatan

yang mengandung nilai-nilai Sumpah Pemuda dan pengembangan semangat

nasionalisme secara umum positif dan mendapat dukungan dari pihak sekolah.

Page 60: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Relevansinya dengan penelitian ini adalah pada aspek-aspek penanaman

nilai-nilai kepahlawanan, patriotisme dan nasionalisme melalui pembelajaran IPS

Sejarah.

C. Kerangka Pikir

Dalam pembelajaran sejarah di SMP, apabila pada Standar Kompetensi:

“Memahami usaha mempertahankan kemerdekaan”, dan Kompetensi Dasar:

“Mengidentifikasi usaha perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia” di

mana “Bentuk dan proses perjuangan bangsa Indonesia dalam usaha

mempertahankan kemerdekaan Indonesia” menjadi materi pembelajaran pokok,

maka perjuangan Komando Daerah Muria pada tahun 1948 yang merupakan bukti

historis dari perjuangan rakyat di Kudus dalam mempertahankan kemerdekaan perlu

menjadi bagian dari materi pembelajaran sejarah, dalam arti sangat relevan bila

dimasukkan sebagai pengembangan materi, karena berkisar pada materi perjuangan

mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Aspek-aspek heroisme, patriotisme dan nasionalisme dari perjuangan

Komando Daerah Muria perlu diajarkan kepada siswa, karena dapat berfungsi

sebagai salah satu upaya penanaman nilai kepahlawanan, semangat patriotisme dan

nasionalisme, sehingga siswa dapat merasakan semangat perjuangan, besarnya

pengorbanan dan sulitnya para pahlawan ketika merebut kemerdekaan. Jika mereka

dapat merasakan hal ini, maka semangat patriotisme dan jiwa nasionalisme siswa

akan terwujud. Pada tahap berikutnya jiwa dan semangat nasionalisme tersebut

direvitalisasi dalam upaya mempersiapkan masyarakat Indonesia menghadapi

Page 61: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

globalisasi yang diikuti oleh dampak kemajuan iptek. Secara khusus semangat

nasionalisme diperlukan untuk menseleksi pilihan kita dalam mempertahankan

kepribadian.

Nilai perjuangan yang menyangkut apek-aspek tersebut dapat

dikembangkan menjadi materi pembelajaran sejarah. Diperlukan tanggapan positif

dari para guru sejarah di SMP, Kepala Sekolah dan pejabat Dinas Pendidikan di

Kabupaten Kudus, berkaitan dengan upaya memasukkan sejarah perjuangan

Komando Daerah Muria sebagai pengembangan materi pembelajaran sejarah di SMP

wilayah Kabupaten Kudus.

Sebagai realisasi dari tanggapan positif tersebut, ditunjukkan dengan

pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP. Dalam penyusunan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), diintegrasikan dengan materi

pembelajaran pokok agar pelaksanaan pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Dengan demikian tujuan yang diharapkan pada Standar Kompetensi tersebut bisa

tercapai secara lebih optimal.

Page 62: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Adapun alur dari kerangka pikir ini dapat dilihat pada gambar sebagai

berikut:

Gambar 1. Kerangka pikir

Materi Pembelajaran

Pokok

Pembelajaran Sejarah

SK dan KD Tujuan

Pengembangan Materi

Pembelajaran Sejarah

Aspek Patriotisme

Aspek Persatuan

Bentuk dan proses perjuangan bangsa

Indonesia dlm usaha mempertahankan

kemerdekaan Indonesia

Perjuangan Komando Daerah Muria

Aspek

Nasionalisme

Tanggapan Guru IPS di SMP dan Pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten

Penyusunan RPP dengan memasukkan sejarah perj. Komando Daerah Muria

Aspek Sosial

Aspek Heroisme

Page 63: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kudus yang merupakan salah satu daerah

sasaran penyerangan oleh Belanda pada masa Agresi Militer II Belanda ketika

menduduki wilayah karesidenan Pati. Kudus merupakan pusat perjuangan dan

markas Komando Daerah Muria yang dijadikan sumber materi pembelajaran dalam

penelitian ini.

Dua Sekolah Menengah Pertama di Kudus telah dipilih menjadi lokasi

penelitian yaitu SMP Negeri 1 Gebog dan SMP Negeri 2 Gebog. Hal ini didasarkan

pada pertimbangan efektivitas, yaitu salah satu guru IPS di SMP Negeri 2 Gebog

pernah melakukan penelitian sejarah perjuangan Komando Daerah Muria, dan guru

IPS di SMP Negeri 1 Gebog ada yang menjadi pengurus MGMP IPS. Hal ini

dimaksudkan untuk mempermudah pengumpulan data, mendapatkan gambaran

mengenai materi pembelajaran yang diajarkan dan pelaksanaan pembelajaran IPS

Sejarah di SMP Kabupaten Kudus.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Oleh karena permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bidang

pendidikan sejarah yang berhubungan dengan keterlibatan manusia, maka bentuk

penelitian yang cocok digunakan adalah deskriptif kualitatif. Tujuannya melukiskan

kondisi yang ada pada situasi tertentu saat penelitian dilakukan dan tidak melakukan

Page 64: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

uji hipotesis (Ary, 1982: 32). Sedangkan menurut Sutopo (2006:136)” Jenis

penelitian kualitatif mampu mengungkap berbagai informasi kualitatif dengan

deskripsi teliti dan penuh nuansa yang lebih berharga daripada sekadar pernyataan

jumlah maupun frekuensi dalam bentuk angka.”

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus tunggal,

artinya penelitian dilakukan pada satu sasaran/objek yang karakteristiknya secara

umum sama. Mengingat permasalahan dan fokus penelitian sudah ditentukan dalam

proposal sebelum peneliti terjun dan menggali permasalahan di lapangan, maka jenis

penelitian kasus ini secara lebih khusus disebut studi kasus terpancang atau

embedded case study research ( Sutopo, 2006: 180)

C. Sumber Data

Menurut Sutopo (2006:56) bahwa : “ Sumber data merupakan bagian yang

sangat penting bagi peneliti karena ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber

data akan menentukan ketepatan dan kekayaan data atau kedalaman informasi yang

diperoleh”. Sedangkan Lofland dan Lofsand ( dalam Moleong, 1990 : 112), “ sumber

data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan selebihnya

adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”.

Berdasarkan uraian tersebut maka data yang diperlukan dalam penelitian ini

digali dari sumber-sumber sebagai berikut:

1. Informan, terdiri dari pelaku sejarah, orang yang pernah melakukan penelitian

sejarah perjuangan Komando Daerah Muria, guru IPS, Kepala Sekolah, dan

pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten.

Page 65: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

2. Arsip, dokumen, surat-surat penting yang relevan dengan objek penelitian

termasuk hasil-hasil penelitian yang pernah ditulis oleh peneliti terdahulu.

3. Proses pembelajaran di kelas.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara dilakukan secara mendalam sifatnya lentur dan terbuka, tidak ketat

dan tidak dalam suasana formal. Terbuka berarti mengikuti selera informan, tetapi

menuntut kemampuan khusus bagi peneliti di dalam pengumpulan data. Menurut

Moleong (1990: 137) dalam penelitian kualitatif sebaiknya digunakan wawancara

terbuka yang para subjeknya tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan

mengetahui pula apa maksud wawancara itu. Berdasarkan uraian tersebut maka

wawancara dilakukan dengan Kepala Seksi Kurikulum Pendidikan Dasar dan

Menengah Kabupaten Kudus, Kepala Sekolah, dan guru-guru IPS Sejarah di SMP

Kudus.

2. Mengkaji dokumen dan arsip (content analysis)

Mencatat dokumen, arsip, serta tulisan-tulisan yang relevan dan penting untuk

mendukung data penelitian seperti, silabus, RPP, materi pembelajaran, sumber

belajar dan sebagainya. Teknik mencatat dokumen ini oleh Yin (dalam Sutopo,

2006:81) disebut content analysis, sebagai cara untuk menemukan beragam hal

sesuai kebutuhan dan tujuan penelitiannya. Dalam melakukan teknik ini perlu

Page 66: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

disadari bahwa peneliti bukan sekadar mencatat isi penting yang tersurat dalam

dokumen atau arsip, tetapi juga tentang maknanya yang tersirat. Oleh karena itu

dalam menghadapi beragam arsip dan dokumen tertulis sebagai sumber data,

peneliti harus bisa bersikap kritis dan teliti.

3. Observasi

Observasi dilakukan dengan menempuh prosedur formal dan tidak formal.

Observasi dilakukan di SMP Kudus terutama untuk mengamati proses

pembelajaran sejarah di sekolah. Dalam melakukan observasi peneliti tidak

sebagai partisipan melainkan berperan pasif (Spradley dalam Sutopo, 2006:75),

Untuk keperluan ini peneliti melakukan observasi terhadap kelengkapan materi

yang dipersiapkan oleh guru, pengembangan bahan pengajaran yang sesuai atau

relevan, buku sumber yang digunakan oleh guru dan siswa, proses pembelajaran,

pelaksanaan penilaian hasil belajar, serta kelengkapan administrasi.

E. Teknik Cuplikan ( Sampling )

Teknik cuplikan yang digunakan dalam penelitian ini bukanlah cuplikan

statistik atau probability sampling, seperti dalam penelitian kuantitatif. Bentuk

penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang samplingnya lebih bersifat selektif

dengan menggunakan beberapa pertimbangan berdasarkan konsep teoretis yang

digunakan, keinginan pribadi, karakteristik empiris dan lain-lain.

Teknik cuplikan yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan tujuan atau

pertimbangan-pertimbangan tertentu cenderung ke “Purposive Sampling”. Ini berarti

Page 67: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

bahwa informan dipilih berdasarkan posisi dan akses tertentu yang dianggap

memiliki informasi yang berkaitan dengan permasalahannya secara mendalam dan

dapat dipercaya untuk menjadi sumber data. Hal ini sesuai dengan pendapat Patton

(dalam Sutopo, 2006: 64), pada penelitian yang menggunakan teknik purposive

sampling, informan yang dipilih dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi

sumber data serta mengetahui masalah secara mendalam. Dengan kriteria tersebut,

maka informan dipilih berdasarkan tingkatannya yaitu, (1) pelaku sejarah; (2)

peneliti sejarah (pernah melakukan penelitian sejarah); (3) para guru IPS; dan (4)

pejabat Dinas Pendidikan.

F. Validitas Data

Untuk lebih menjamin kemantapan data yang dikumpulkan dalam penelitian

ini, perlu dikembangkan teknik validitas data yang biasa digunakan dalam penelitian

kualitatif yaitu teknik trianggulasi. Dalam penelitian ini menggunakan teknik

trianggulasi data atau sumber yaitu sebagai berikut:

Trianggulasi data atau sumber meliputi sumber lisan dan sumber tertulis, hal

ini dimaksudkan agar peneliti bisa mendapatkan data dari beberapa narasumber

(manusia) yang berbeda-beda posisinya dengan teknik wawancara mendalam, untuk

membandingkan informasi dari narasumber yang satu dengan informasi dari

narasumber lain.

Dalam penelitian ini pengumpulan data melalui sumber lisan sangat berarti

dan dapat mengungkap secara langsung data-data yang dibutuhkan dari informan.

Page 68: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Adapun sumber tertulis berupa dokumen atau arsip merupakan bahan tertulis yang

berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Modelnya berupa rekaman

tertulis, gambar dan juga berupa benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu

aktivitas peristiwa itu.

Untuk jelasnya dapat dilihat penampilan gambar trianggulasi sumber menurut

Sutopo ( 2006: 94) sebagai berikut:

wawancara informan

data content analisys dokumen/ arsip

observasi aktivitas/ perilaku

Gambar 2. Trianggulasi Sumber

(Sutopo, 2006: 94)

G. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Patton (dalam Moleong, 1999 : 103), adalah proses

mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan

satuan uraian dasar. Menurut Miles & Huberman (dalam Sutopo 2006 : 113), dalam

proses analisis kualitatif, terdapat tiga komponen utama yang harus benar-benar

dipahami oleh setiap peneliti kualitatif. Tiga komponen utama analisis tersebut

adalah (1) reduksi data, (2) sajian data, dan (3) penarikan simpulan serta

Page 69: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

verifikasinya. Ketiga komponen ini merupakan rangkaian yang tidak bisa dipisahkan

dan saling berinteraksi dalam hal pengumpulan data.

Proses analisis dalam bentuk interaktif ini dapat digambarkan dengan skema

sebagai berikut:

Gambar 3. Model Analisis Interaktif

(Sutopo, 2006:120)

Dalam penelitian ini, langkah-langkah analisis interaktif yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data dari berbagai sumber, termasuk dari informan yang telah

ditetapkan dengan berbagai pertimbangan, Kemudian begitu data diperoleh tanpa

menunggu data berikutnya langsung menganalisis data dimaksud. Ini artinya

analisis data dimulai pada saat pertama data-data masuk kemudian disusul analisis

data setiap kali data diperoleh. Dengan kata lain bahwa analisis dilaksanakan

bersamaan dengan pengumpulan data di lapangan.

pengumpulan data

penarikan simpulan/verifikasi

reduksi data

sajian data

(1) (2)

(3)

Page 70: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

2 Mengolah dan menyusun data yang diperoleh, pengertian singkatan dengan

pemahaman arti segala peristiwanya yang disebut reduksi data.

3. Menyusun sajian data secara sistematis dengan memperhatikan semua catatan-

catatan yang diperoleh dari lapangan.

4. Menarik simpulan dengan verifikasinya yang berdasarkan semua hal yang

terdapat dalam reduksi data dan sajian datanya.

5. Apabila simpulan dianggap kurang mantap, maka data digali lagi dari fieldnote.

6. Melakukan pengumpulan data ulang terhadap kasus data yang dianggap kurang

memadai atau data yang meragukan.

7. Pengumpulan data, reduksi data, penyajian data serta verifikasi atau penarikan

simpulan ini akan dilakukan secara bersambung dan berlanjut terus menerus

dilakukan sehingga diperoleh simpulan yang matang.

8. Siklus pengumpulan data sampai verifikasi untuk data-data tersebut tetap

dilakukan oleh peneliti selama data yang diperoleh meragukan atau diragukan

kesahihannya.

Page 71: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Latar

a. Sekilas Daerah Kudus

Secara geografis Kudus terletak pada garis bujur 1100 Bujur Timur dan garis

lintang antara 60 5! dan 706! Lintang Selatan. Terletak pada ketinggian rata-rata 55

meter di atas permukaan laut, dengan iklim tropis dan temperatur sedang. Curah

hujan relatif rendah rata-rata di bawah 300mm/tahun dan lama waktu hujan

150/tahun. Suhu udara tertinggi terjadi pada bulan September yaitu 29,40 C, dan suhu

terendah pada bulan Juli 17,60 C (Lembaga Sosial Mubarot Kudus, 1990: 1). Luas

wilayah lebih kurang 425,15 kilometer persegi, memiliki 130 desa yang tersebar di

dalam 9 Kecamatan, yaitu Kecamatan Kota, Kecamatan Gebog, Kecamatan Dawe,

Kecamatan Bae, Kecamatan Jekulo, Kecamatan Mejobo, Kecamatan Jati, Kecamatan

Kaliwungu dan Kecamatan Undaan.

Kudus adalah sebuah kota yang terletak di pesisir utara Jawa Tengah. Batas-

batas wilayah Kabupaten Kudus adalah: Sebelah barat Kabupaten Jepara dan Demak,

sebelah utara Kabupaten Jepara dan Pati, sebelah timur Kabupaten Pati, sebelah

selatan Kabupaten Purwodadi dan Demak. Kota ini merupakan wilayah administratif

kabupaten sekaligus otonomi tingkat II di Jawa Tengah yang dibentuk dengan

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 (Sejarah Singkat Hari Jadi Kota Kudus,

1993: 1). Letaknya yang strategis, berada di persimpangan jalan antara Semarang-

Page 72: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Surabaya dan Semarang-Jepara, menjadikan Kudus cepat berkembang sebagai kota

maju, terutama di bidang industri.

Kudus mempunyai sejarah pertumbuhan yang panjang. Setelah proklamasi

kemerdekaan 17 Agustus 1945, Kudus mengalami kemajuan yang pesat di berbagai

bidang kehidupan baik politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Perusahaan dengan

berbagai hasil produksi seperti, sulam bordir, pakaian jadi, tenun, ubin, jenang dan

rokok bermunculan. Beberapa pabrik rokok besar seperti Jarum, Sukun dan lainnya

terdapat di Kudus. Perusahaan rokok paling banyak menyerap tenaga kerja, yaitu

sekitar 75% dari seluruh tenaga kerja di Kudus. Sehingga tidak mengherankan

apabila Kudus mendapat sebutan kota kretek.

Keadaan sosial ekonomi masyarakat Kudus pada tahun 1948-1949 hampir

sama dengan kota lain sejamannya, masih sederhana dan belum ada pembangunan

yang berarti, karena masih dalam suasana perang. Masyarakat Kudus sebagian besar

hidup sebagai petani di pedesaan, tanah pertanian masih sangat luas. Di perkotaan

masyarakatnya hidup sebagai pedagang, buruh pabrik dan pegawai pemerintahan.

Ditinjau dari segi geografis, Kudus terdiri atas tiga bagian daerah dengan

kondisi yang berbeda yaitu:

(1) Sebelah selatan merupakan daerah dataran rendah, pada tahun 1948-1949

sebagian besar masih berupa rawa-rawa, belum kering seperti sekarang.

(2) Bagian tengah merupakan daerah perkotaan yang menjadi pusat pemerintahan,

perindustrian dan perdagangan.

(3) Sebelah utara merupakan daerah pedesaan dan pegunungan Muria. Daerah ini

sangat subur dan sangat cocok untuk ditanami padi, palawija, dan tebu, sehingga

Page 73: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

wilayah ini pada tahun 1948-1949 merupakan gudang beras Kudus. Di lereng

gunung Muria hutannya masih tebal cocok sekali untuk bergerilya. Kedua faktor

ini pula yang menyebabkan Komandan Batalyon Kudus pada saat itu yaitu

Mayor Kusmanto memilih daerah ini sebagai medan gerilya dan sekaligus pusat

perlawanan terhadap Belanda. Desa Glagah yang terletak di lereng Gunung

Muria adalah markas Bupati Militer Kudus yang kemudian menjadi markas

besar Komando Daerah Muria (Aida Mustofa, 1995: 24).

b. Pertahanan Kudus Menjelang Agresi Militer II Belanda

Untuk mengetahui kondisi pertahanan Kudus menjelang Agresi Militer II

Belanda, terlebih dahulu perlu melihat pertahanan Karesidenan Pati karena Kudus

masuk dalam struktur tersebut.

Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia merdeka. Selanjutnya

pemerintah RI yang baru saja berdiri itu membentuk Badan Keamanan Rakyat atau

BKR dengan tujuan untuk melindungi rakyat akibat peperangan. Pada tanggal 1

September 1945 tentara sekutu yang diboncengi tentara NICA telah mendarat di

berbagai kota di Indonesia, dengan demikian kemerdekaan telah mendapat tantangan.

Untuk mengantisipasi hal itu, maka tujuan berdirinya BKR diperluas, tidak hanya

melindungi keselamatan rakyat tetapi juga untuk mempertahankan negara dari

serangan musuh baik itu dari dalam maupun dari luar negeri. Sementara itu rakyat

yang tahu akan terancamnya kemerdekaan kemudian mendirikan badan-badan

perjuangan seperti Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI) yang dipimpin

oleh Bung Tomo, Hizbullah dan lainnya. Tanggal 5 Oktober 1945 pemerintah

Page 74: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

membentuk tentara kebangsaan dengan nama Tentara Keamanan Rakyat (TKR)

dengan mengeluarkan Maklumat Pemerintah yang berbunyi sebagai berikut: ”Untuk

memperkuat perasaan keamanan umum, maka diadakan Tentara Keamanan Rakyat”.

Tentara Republik Indonesia (TRI) yang beranggotakan para perwira TKR

terbentuk pada tanggal 23 Pebruari 1946 sebagai hasil rapat Panitia Besar

Penyelenggaraan Organisasi Tentara Dalam Negeri. Selanjutnya mengadakan

pembenahan organisasi, semula Jawa terdiri dari 10 Divisi dijadikan 7 Divisi.

Karesidenan Pati, Bojonegoro dan Madiun tergabung dalam Divisi V yang

berkedudukan di Mantingan Rembang dengan komandan Jenderal Mayor GPH

Djatikoesoemo (Panitia Penyusunan Sejarah Brigade Ronggolawe, 1984: 95-96)

Pada tanggal 5 Oktober 1946, Presiden Soekarno memberikan nama bagi

setiap divisi. Divisi V diberi nama Divisi Ronggolawe, terdiri atas beberapa resimen

yaitu, Resimen 28 yang berkedudukan di Pati, Resimen 29 berkedudukan di Blora,

Resimen 30 berkedudukan di Bojonegoro dan Resimen 31 berkedudukan di Madiun.

Daerah operasi pasukan mobil berada di dua tempat, yaitu Lamongan dengan nama

Front Ronggolawe I, dan di Kudus dengan nama Front Ronggolawe II. Kudus

termasuk dalam Resimen 28 di bawah pimpinan Letkol Sunandar. Pada bulan Maret

1947 kedudukan Divisi V/Ronggolawe dipindahkan ke Cepu Blora. Resimen 29

dihapuskan, sebagian anggotanya digabungkan ke dalam Resimen 28, sebagian

lainnya bergabung langsung di bawah Staf Divisi V/ Ronggolawe.

Di Karesidenan Pati, Pasukan Teritorial masuk dalam organisasi pertahanan

Sub Teritorial Militer (STM) yang dipimpin oleh mantan Komandan Resimen 28

Letkol Sunandar. Kemudian pemerintah mengisi kekosongan Pasukan Tempur di

Page 75: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

kota Jepara, Kudus dan Pati dengan Pasukan Tempur dari Divisi VI/Panembahan

Senopati Surakarta, sedangkan di kota Rembang untuk sementara masih di bawah

Batalyon 17, sebuah batalyon lepas yang berasal dari Jawa Timur dipimpin oleh

Mayor Abdullah. Batalyon lepas adalah batalyon tempur yang tidak menetap dalam

satu kota., berpindah-pindah sesuai dengan keadaan dan situasi perang (Sejarah

Militer Cabang 073 Korem Makutarama: 77).

Di Karesidenan Pati pada waktu itu selain terdapat pasukan dari Brigade

Ronggolawe dan Brigade VI Divisi Panembahan Senopati, juga terdapat pasukan

Divisi Siliwangi yang sedang berhijrah dari Jawa Barat. Pasukan Divisi Siliwangi ini

terutama dari Batalyon Daeng, yang pada akhirnya nanti dapat menumpas

pemberontakan PKI di Karesidenan Pati.

Setelah peristiwa pemberontakan PKI, pemerintah melakukan reorganisasi

Brigade VI agar bebas dari unsur-unsur PKI, dengan susunan sebagai berikut:

Kmd STM Pati : Letkol dr. Gunawan

Kepala Staf STM Pati : Kapten Ali Machmudi

Kmd KDM Pati : Kapten Sunardi

Kmd KDM Blora : Kapten Darno

Kmd KDM Rembang : Kapten Partono

Kmd KDM Kudus : Kapten Marwoto

Kmd KDM Jepara : Kapten Iskak

Berdasarkan uraian tersebut, maka di Kudus menjelang Agresi Militer II

Belanda terdapat dua kesatuan TNI yaitu Pasukan Teritorial yang dipimpin oleh

Kapten Marwoto, dan Pasukan Mobil di bawah pimpinan Mayor Kusmanto. Pasukan

Page 76: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

inilah yang menghadapi serangan Belanda dari Demak pada hari Sabtu tanggal 19

Desember 1948.

c. Perkembangan Pendidikan di Kudus

Beberapa sekolah yang sudah ada sejak jaman penjajahan antara lain, Sekolah

Rakyat (SR) terdapat di beberapa tempat, sekarang menjadi SD, sedangkan HIS

hanya ada 3 buah yaitu HIS Netral School sekarang menjadi SMP Al Islam, HIS

Pemerintah sekarang menjadi SMP Negeri 1 Kudus dan HIS Muhammadiyah

sekarang menjadi Madrasah Ibtidaiyah dan Aliyah Muhammadiyah Kudus.

Pendidikan keagamaan berkembang dengan pesat ditandai dengan munculnya

beberapa pondok pesantren seperti pondok pesantren yang dipimpin oleh K.H.R.

Asnawi di Desa Kajeksan, pondok pesantren di desa Langgar Dalem yang dipimpin

oleh Kyai Arwani, pondok pesantren di Desa Padurenan yang dipimpin oleh Kyai

Mawardi dan lain-lain.

Perkembangan pendidikan di Kudus setelah merdeka sampai sekarang cukup

pesat. Hal ini dapat dilihat dari bertambah banyaknya jumlah sekolah mulai dari

tingkat TK/RA sampai dengan Perguruan Tinggi, baik negeri maupun swasta.

1) Gambaran Umum Keadaan SMP di Kudus

Di daerah Kudus terdapat sejumlah SMP, di samping itu banyak juga sekolah

yang sederajad seperti Madrasah Tsanawiyah, baik negeri maupun swasta.

Secara umum fasilitas pembelajaran yang dimiliki SMP di Kudus adalah sebagai

berikut:

(a) Fasilitas di Sekolah

Page 77: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

(1) Ruang Kepala Sekolah

(2) Ruang Guru

(3) Ruang Tata Usaha

(4) Ruang Belajar

(5) Ruang Laboratorium

(6) Ruang Perpustakaan

(7) Ruang Komputer

(8) Ruang Kesenian

(9) Ruang Ketrampilan

(10) Kamar Mandi Guru dan Siswa

(11) Ruang Ibadah/Musholla

(12) Lapangan Olahraga

(b) Fasilitas di Luar Sekolah

Berbagai koleksi peninggalan sejarah diharapkan mampu menjadi sarana

komunikasi antar generasi dan dapat mengaktualisasikan dinamika kehidupan masa

lampau umat manusia. Komunikasi antar generasi menjadi satu hal yang penting

karena sebagai sarana nation building dan character building, juga sebagai sarana

pewarisan dan pelestarian nilai-nilai luhur budaya bangsa. Adapun peninggalan-

peninggalan yang sangat besar manfaatnya sebagai sumber pembelajaran sejarah

antara lain: Masjid Menara Kudus, Musium Kretek, Situs Patiayam, Makam Sunan

Muria, Monumen Komando Daerah Muria dan lain-lain

(c) Tenaga Pengajar

Page 78: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Tenaga Pengajar untuk masing-masing sekolah di Kabupaten Kudus dapat

dikatakan tercukupi, terdiri dari guru PNS, guru Bantu dan guru Wiyata Bakti.

Khusus untuk guru IPS yang berlatar belakang pendidikan IPS belum ada, sehingga

guru IPS yang mengajar di SMP memiliki latar belakang pendidikan yang bervariasi,

yaitu berasal dari jurusan pendidikan sejarah, pendidikan geografi, dan pendidikan

ekonomi.

2). Keadaan Sekolah yang Dijadikan Objek Penelitian

Sekolah yang dipilih untuk dijadikan objek penelitian ini adalah SMP Negeri

1 Gebog, dan SMP Negeri 2 Gebog, dengan pertimbangan bahwa guru-gurunya

khususnya guru-guru IPS bisa mewakili dalam memberikan informasi yang

dibutuhkan berkaitan dengan permasalahan penelitian. Bila dilihat dari segi kuantitas

maupun kualitas, keberadaan guru di kedua sekolah tersebut cukup menunjang

proses belajar mengajar yang sangat diharapkan oleh semua pihak. Apalagi di SMP

Negeri 2 Gebog terdapat guru yang penah melakukan penelitian sejarah tentang

perjuangan Komando Daerah Muria. Sedangkan di SMP Negeri 1 Gebog terdapat

guru yang menjadi pengurus MGMP IPS Kabupaten Kudus. Guru IPS yang

mengajar di kedua sekolah masih berlatar belakang pendidikan yang bervariasi yaitu

berasal dari jurusan pendidikan sejarah, pendidikan geografi, dan pendidikan

ekonomi, dalam arti bukan berlatar belakang pendidikan IPS terpadu, tentu sedikit

banyak tetap ada kendala dalam pembelajaran.

Sementara itu dari segi peserta didik di setiap sekolah secara kuantitas

menunjukkan jumlah yang banyak, dengan perbandingan yang hampir seimbang.

Page 79: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Keadaan jumlah siswa pada masing-masing sekolah menunjukkan bahwa tidak ada

perbedaan yang menyolok, karena hanya selisih beberapa siswa, meskipun SMP

Negeri 1 Gebog sudah merupakan Sekolah Berstandar Nasional (SSN) sejak tahun

pelajaran 2006/2007. Ada anggapan dari masyarakat bahwa SMP Negeri 1 Gebog

sejak dulu dalam penyelenggaraan pendidikan menunjukkan kualitas yang bagus,

sehingga animo masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke SMP

tersebut cukup besar meskipun dengan seleksi yang cukup ketat, maka dapat

dipastikan peserta didik yang diterima di sekolah tersebut memiliki kompetensi yang

bagus. Untuk SMP Negeri 2 Gebog, mulai tahun pelajaran 2008/2009 juga sudah

memasuki proses untuk menjadi Sekolah Berstandar Nasional.

Sarana dan fasilitas yang tersedia di sekolah tersebut cukup menunjang proses

pembelajaran, baik yang berupa sarana pembelajaran maupun fasilitas penunjang

seperti laboratorium, perpustakaan, sarana untuk olahraga, kesehatan maupun tempat

ibadah. Khusus untuk perangkat pembelajaran seperti media cukup tersedia berupa

unit-unit computer, OHP, dan VCD, sedangkan LCD belum ada karena belum

mampu dalam hal pengadaannya. Semua media yang tersedia tersebut disiapkan oleh

sekolah agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya oleh guru-guru pengajar

dalam proses pembelajaran, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan

yang diharapkan oleh semua pihak.

2. Sajian Data

a. Upaya Memasukkan Sejarah Perjuangan Komando Daerah Muria ke Dalam

Pembelajaran Sejarah di SMP Wilayah Kabupaten Kudus.

Page 80: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Dari hasil penelitian diketahui bahwa proses pembelajaran sejarah di SMP

terpadu dengan bidang kajian lain seperti geografi, sosiologi dan ekonomi, di dalam

mata pelajaran IPS. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPS yang berlatar

belakang pendidikan sejarah, mengatakan bahwa sudah mengajar IPS terpadu selama

tiga tahun berjalan, sebenarnya tidak ada kendala yang berarti meskipun keempat

bidang kajian tersebut dipadukan dalam satu mata pelajaran, karena pada dasarnya

bidang-bidang tersebut memang dapat dipadukan. Selanjutnya karena guru sudah

dipercaya untuk mengajar IPS yang terdiri dari beberapa bidang kajian tersebut,

maka tetap akan berusaha untuk melaksanakan pembelajaran dengan sebaik-baiknya,

agar apa yang dikehendaki dalam tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

Tetapi semua itu kembali kepada kreativitas dan kemampuan guru pengajar dalam

menyampaikan materi pembelajaran (wawancara dengan Sutrisno, 2009)

Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang guru IPS di SMP Negeri 2

Gebog, berhubungan dengan proses pembelajaran sejarah dan pengembangan materi

pembelajaran sejarah di sekolah-sekolah dengan memasukkan sejarah lokal,

diperoleh informasi bahwa sejarah merupakan salah satu bidang kajian dari mata

pelajaran IPS. Bidang kajian lain yang masuk dalam mata pelajaran IPS adalah

geografi, ekonomi dan sosiologi. Dalam pembelajaran guru sudah mengaitkan

sejarah lokal meskipun tidak mendetail. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk

menarik perhatian dan minat siswa terhadap pembelajaran sejarah (wawancara

dengan Aida Mustofa, 2009). Ini berarti sejarah lokal yang cocok untuk

pengembangan materi pembelajaran dan relevan dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasar diberikan secara terintegrasi dalam proses pembelajaran.

Page 81: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Permasalahan yang dihadapi di sekolah-sekolah yang menjadi temuan dari

penelitian ini, seperti yang dikatakan oleh seorang guru IPS di SMP Negeri 1 Gebog

adalah kebanyakan para guru mempersoalkan tidak tersedianya sumber materi yang

akan digunakan sebagai pengembangan bahan ajar, cakupan materi pokok yang

sudah cukup luas dibanding waktu yang tersedia. Tidak tersedianya bahan ajar atau

sumber materi tentang sejarah perjuangan lokal menyebabkan guru tidak menguasai

betul tentang sejarah lokal itu sendiri, akibatnya guru hanya memberikan contoh-

contoh kecil saja, sedangkan jalannya perjuangan menentang kolonial secara

kronologis tidak dijelaskan secara mendetail. Di samping itu terbatasnya waktu juga

menjadi kendala, sehingga untuk target penyelesaian materi, guru berupaya

mengkondisikan dengan pemanfaatan waktu sebaik-baiknya. Pengelolaan waktu

yang dilakukan biasanya dengan menganalisis tingkat kesulitan materi, keluasan,

kedalaman, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar, agar waktu yang tersedia bisa

mencukupi, selain itu juga memberikan pelajaran tambahan di luar jam belajar

(wawancara dengan Sutrisno, 2009).

Seorang guru IPS di SMP Negeri 2 Gebog mengatakan bahwa sejarah lokal

yang berhubungan dengan materi pokok sebenarnya sangat baik apabila disisipkan

dalam pembelajaran. Dengan menyisipkan sejarah lokal yang relevan, siswa akan

semakin tertarik dengan materi yang disampaikan oleh guru, serta merasa bahwa

sejarah sebenarnya tidak asing dengan kehidupannya, karena ternyata daerahnya juga

memiliki sejarah, dan pada akhirnya bisa memberikan kesan yang mendalam sebagai

hasil dari proses pembelajaran tersebut. Selanjutnya dikatakan bahwa sudah pernah

mengusulkan agar sejarah perjuangan Komando Daerah Muria bisa dijadikan sebagai

Page 82: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

pengembangan materi pembelajaran sejarah di sekolah-sekolah berkaitan dengan

perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia menghadapi Agresi Militer II

Belanda, karena banyak hal yang bisa dipetik dari peristiwa perjuangan tersebut

khususnya semangat kepahlawanan, jiwa patriotisme dan nasionalisme dari para

pejuang untuk dijadikan teladan bagi siswa, agar selanjutnya dapat dilestarikan.

Menurutnya, merosotnya rasa nasionalisme akhir-akhir ini adalah akibat dari

kurangnya keteladanan. Namun apa yang telah diusulkan tersebut belum ada tindak

lanjut, sehingga sampai sekarang belum dapat terealisasi (wawancara dengan Aida

Mustofa, 2009).

Dari hasil wawancara tanggal 15 Januari 2009 dengan beberapa guru IPS di

SMP Kabupaten Kudus, bahwa tujuan yang tertuang dalam Standar Kompetensi

mata pelajaran IPS dinilai belum sesuai dan kurang proporsional dalam

mengembangkan nilai-nilai nasionalisme, hal ini terjadi karena lebih menekankan

pada kuantitas isi materi, sehingga porsi materi lebih besar secara kuantitas

dibandingkan pada aspek penekanan penanaman nilai-nilai nasionalisme. Sementara

itu alokasi waktu yang diberikan tidak sebanding dengan materi yang harus

diajarkan. Meskipun demikian seorang guru harus tetap berusaha memberikan dan

menyampaikan materi, serta menanamkan nilai-nilai nasionalisme kepada peserta

didik. Untuk itu semua kembali kepada kreativitas dan kompetensi guru.

Sedangkan menurut beberapa guru IPS yang lain, diperoleh jawaban bahwa

muatan materi dalam Standar Kompetensi IPS Sejarah sudah memaparkan nilai-nilai

kepahlawanan, namun dari segi kuantitas materi yang harus diajarkan dinilai masih

terlalu banyak dibandingkan dengan alokasi waktu yang tersedia. Struktur materi

Page 83: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

dalam Standar Kompetensi IPS dinilai sederhana dan tidak terjadi materi ganda.

Dengan materi yang banyak dan ketersediaan waktu yang terbatas, dalam

pembelajaran perlu menerapkan metode yang variatif. Pemanfaatan sumber belajar

seperti museum dan tempat-tempat terjadinya peristiwa perlu dilakukan dalam

pembelajaran sejarah. Di Kabupaten Kudus banyak terdapat tempat terjadinya

peristiwa sejarah yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar, termasuk lokasi

perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang merupakan tempat yang

sangat membantu dalam pemahaman nilai-nilai kepahlawanan dan nasionalisme.

b. Aspek-aspek dari Perjuangan Komando Daerah Muria yang Bisa Diajarkan

Kepada Siswa

Para guru IPS dan Kepala Sekolah di SMP yang berhasil diwawancarai

berpendapat bahwa perjuangan mempertahankan kemerdekaan memiliki nilai historis

sebagai sumber motivasi untuk mewujudkan cita-cita masa depan bangsa yang

merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Menurut Aida Mustofa, sejarah

perjuangan Komando Daerah Muria memiliki peranan strategis untuk disampaikan

kepada siswa, karena di dalamnya terdapat nilai-nilai perjuangan seperti, nilai sosial,

jiwa dan semangat kepahlawanan, patriotisme, persatuan maupun nasionalisme yang

dapat dijadikan teladan bagi siswa. Beberapa contoh dari aspek-aspek tersebut yang

terdapat dalam perjuangan Komando Daerah Muria antara lain:

1) Aspek sosial dalam perjuangan Komando Daerah Muria dapat ditunjukkan oleh

sikap rakyat di kawasan Gunung Muria yang sangat mendukung perjuangan

mempertahankan kemerdekaan. Mereka menerima kehadiran para pejuang/

Page 84: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

tentara maupun pengungsi, menyediakan bantuan pangan, tempat tinggal bahkan

tenaga untuk ikut berjuang.

2) Aspek heroisme (kepahlawanan) dalam perjuangan Komando Daerah Muria dapat

ditunjukkan oleh sikap para pejuang yang berani dan rela berkorban demi

membela tanah air dan bangsanya sebagai berikut, (a) Pada suatu pertempuran

yang berlangsung seru di daerah Bregat Gembong dan sekitarnya pada tanggal 20

Juli 1949, Kapten Ali Machmudi sebagai Komandan Komando Daerah Muria

berani berjibaku dalam usaha menggempur musuh, sampai akhirnya gugur dalam

pertempuran tersebut; (b) Para pejuang yang tertangkap oleh Belanda seperti H.

Hasyim, H. Zaeni, Reksodikromo, Nurhadi dan lainnya, meskipun diinterogasi

dan disiksa agar mau menunjukkan kedudukan/markas pejuang Republik namun

mereka tetap bungkam tidak mau membuka rahasia sampai akhirnya dipenjara

atau ditembak mati oleh Belanda.

3) Aspek patriotisme dalam perjuangan Komando Daerah Muria dapat ditunjukkan

oleh sikap para pejuang yang teguh pada pendirian, tidak mau menyerah apalagi

bekerja sama dengan Belanda, demi membela tanah air dan bangsanya. Sebagai

contoh pada peristiwa pertempuran di desa Bremi, Letkol Gunawan tertangkap

oleh Belanda dan menerima bujukan untuk bekerja sama, kemudian menyerukan

kepada seluruh gerilyawan agar mengikuti jejaknya. Tetapi para pejuang tetap

tegar, tidak menanggapi seruan itu, bahkan memperkuat pasukan dengan

menambah personil dari pemuda-pemuda pedesaan. Belanda selalu membujuk

para pejuang untuk bekerja sama, meskipun dengan imbalan diberi kedudukan

atau jabatan, namun para pejuang tidak tertarik dengan tawaran tersebut dan lebih

Page 85: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

memilih berjuang mempertahankan kemerdekaan meskipun harus

mempertaruhkan nyawa.

4) Aspek persatuan maupun nasionalisme dalam perjuangan Komando Daerah Muria

dapat ditunjukkan bahwa, para pejuang berasal dari unsur tentara dan rakyat. Dari

unsur tentara terdiri dari berbagai kesatuan yaitu Divisi Ronggolawe, Divisi

Panembahan Senopati, dan Divisi Siliwangi yang berasal dari berbagai daerah.

Namun karena merasa senasib sepenanggungan sehingga terbentuk rasa

solidaritas yang tinggi, bersatu dalam menghadapi musuh, dan berjuang untuk

mencapai tujuan yang sama yaitu mempertahankan kemerdekaan Republik

Indonesia.

Nilai- nilai perjuangan yang terkandung dalam aspek-aspek tersebut perlu

ditanamkan kepada peserta didik, ditumbuhkembangkan dalam pribadi mereka, agar

mereka dapat menjadikannya sebagai teladan serta mewarisinya, sehingga mereka

dapat merasakan semangat perjuangan, besarnya pengorbanan dan sulitnya para

pahlawan ketika merebut kemerdekaan. Jika mereka dapat merasakan hal ini, maka

kepekaan sosial, jiwa dan semangat kepahlawanan, patriotisme, persatuan dan

nasionalisme peserta didik akan terwujud.

Lebih lanjut dikatakan bahwa pada era globalisasi, di mana perkembangan

teknologi demikian pesatnya, serta arus informasi yang begitu cepat, maka jiwa dan

semangat nasionalisme sangat diperlukan untuk mempertahankan kepribadian

bangsa. Hal ini disampaikan karena keprihatinan melihat situasi yang berkembang

pada masyarakat akhir-akhir ini, di mana jiwa dan semangat nasionalisme, identitas

kebangsaan dan kecintaan terhadap tanah air terus memudar, karena digantikan oleh

Page 86: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

kebutuhan globalisasi, dampak kemajuan iptek, dan pasar industri dari negara-negara

kaya. Semua itu sangat berpengaruh pada menurunnya kepekaan sosial, akibatnya

kemudian membuat generasi muda tidak terlalu peduli dengan kehidupan sosial,

semangat kepahlawanan, patriotisme dan nasionalisme yang seharusnya dilestarikan.

c. Tanggapan Guru-Guru IPS di SMP dan Pejabat Dinas Pendidikan terhadap

Upaya Memasukkan Sejarah Perjuangan Komando Daerah Muria ke

Dalam Pembelajaran Sejarah

Para guru IPS di SMP Kabupaten Kudus banyak yang beranggapan bahwa

mengajar sejarah merupakan beban yang berat, karena cakupan materinya yang

sangat luas dan saling berkaitan antara peristiwa satu dengan peristiwa lain.

Contohnya, kalau bahan ajar menyangkut sejarah nasional Indonesia, maka harus

terkait dengan sejarah lokal. Sejarah lokal tidak bisa terlepas dari sejarah nasional

karena sejarah lokal merupakan bagian integral yang tidak bisa dipisahkan dengan

sejarah nasional. Artinya bahwa setiap peristiwa-peristiwa di daerah atau di tingkat

lokal dapat berhubungan dengan peristiwa-peristiwa penting di tingkat nasional.

Oleh guru IPS di SMP persoalan materi sejarah lokal yang tidak siap diajarkan

kepada peserta didik ini yang menjadi hambatan mereka dalam memasukkan sejarah

lokal sebagai pengembangan materi pembelajaran sejarah.

Beberapa guru IPS di SMP yang sempat diwawancarai tentang pemahaman

mereka pada peristiwa-peristiwa penting bersejarah di Kudus khususnya mengenai

perjuangan Komando Daerah Muria menghadapi Agresi Militer II Belanda,

menyatakan bahwa mereka pernah mendengar tetapi belum pernah membaca tulisan-

tulisan yang rinci tentang perjuangan tersebut

Page 87: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Sehubungan dengan pernyataannya itu, ketika guru tersebut diberikan

pertanyaan kalau misalnya sejarah perjuangan Komando Daerah Muria dijadikan

sebagai pengembangan materi pembelajaran sejarah, maka secara terbuka guru

tersebut menyatakan kesiapannya apabila ada referensi yang dapat dijadikan sebagai

sumber bahan pembelajaran.

Kepala Sekolah yang berhasil diwawancarai berpendapat bahwa peserta didik

harus mengenal sejarah daerahnya sendiri, sebelum mereka tahu tentang sejarah

nasional dan selanjutnya sejarah dunia. Apalagi dengan berlakunya kurikulum 2006

sangat memberi peluang terhadap masuknya potensi daerah di mana sekolah berada.

Berlakunya kurikulum tersebut disambut baik karena memberi peluang untuk

mengkaji materi yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar. Namun porsi

pembelajaran sejarah dirasa belum proporsional untuk penanaman dan pelestarian

nilai-nilai nasionalisme, hal ini disebabkan kurangnya lingkup materi yang mengarah

kepada penanaman nilai nasionalisme, meskipun hal itu dapat diberikan juga pada

mata pelajaran yang lain seperti Pendidikan Kewarganegaraan, pada kegiatan

kepramukaan maupun upacara bendera. Oleh sebab itu jika melihat Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS Sejarah perlu dikembangkan

untuk memperkaya wawasan siswa. Kaitannya dengan itu maka peristiwa sejarah di

tingkat lokal yang relevan bisa disisipkan dalam pembelajaran sejarah, dan sangat

setuju apabila sejarah perjuangan Komando Daerah Muria dijadikan sebagai

pengembangan materi pembelajaran sejarah di SMP Kabupaten Kudus.

Di lain pihak, Kepala Seksi Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten yang sempat ditemui berkaitan

Page 88: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

dengan upaya pengembangan materi pembelajaran sejarah dengan memasukkan

sejarah lokal, menyatakan sangat setuju dan mendukung upaya tersebut, agar

generasi muda Kudus lebih mengetahui dan memahami perjuangan di daerahnya

sendiri, dan agar mereka tahu bahwa banyak pahlawan besar dari Kudus yang

memberikan kontribusi yang signifikan dalam mempertahankan kemerdekaan,

kedaulatan bangsa dan negara Indonesia. Lebih lanjut disampaikan bahwa

perjuangan rakyat Kudus dalam mempertahankan kemerdekaan, dengan

pengorbanan harta benda bahkan nyawa patut dijadikan teladan bagi generasi muda,

agar generasi muda bisa menghargai jasa para pahlawan, dan selanjutnya bisa

membangkitkan semangat patriotisme dan nasionalisme dalam jiwa mereka.

Menyikapi hal-hal tersebut di atas, maka pada prinsipnya semua sekolah dan

tenaga pengajarnya siap memasukkan sejarah perjuangan daerah sebagai

pengembangan materi pembelajaran sejarah apabila ada referensi yang bisa dijadikan

acuan. Bagi guru IPS di SMP baik yang berlatarbelakang pendidikan sejarah atau

pun tidak, karena sudah dipercaya untuk mengajarkan bidang tersebut tetap akan

berupaya untuk menguasai materi pembelajaran dengan sebaik-baiknya agar bisa

mengajarkannya kepada peserta didik dengan baik pula.

Bertolak dari pernyataan-pernyataan guru-guru tersebut dapat ditarik suatu

simpulan bahwa kebanyakan guru tidak berani memasukkan materi sejarah lokal

sebagai pengembangan materi pembelajaran sejarah, baik diajarkan secara tersendiri

maupun secara terintegrasi dengan materi pokok karena beberapa alasan antara lain

(1) tidak tersedianya bahan ajar atau referensi; (2) alokasi waktu; (3) tenaga pengajar

yang tidak berlatarbelakang pendidikan sejarah.

Page 89: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

d. Cara Guru Mempersiapkan/Menyusun Materi Pembelajaran Sejarah dengan

Memasukkan Sejarah Perjuangan Komando Daerah Muria

Berdasarkan tanggapan positif guru-guru IPS di SMP Kudus terhadap upaya

memasukkan sejarah perjuangan Komando Daerah Muria sebagai pengembangan

materi pembelajaran, maka mereka juga menyatakan siap menyusun perencanaan

pembelajarannya apabila tersedia bahan ajar atau referensinya.

Hasil diskusi dengan beberapa guru IPS dapat disimpulkan sebagai berikut,

penyusunan materi dimulai dari pengembangan silabus pada Standar Kompetensi

“Memahami usaha mempertahankan kemerdekaan”, Kompetensi Dasar

“Mengidentifikasi usaha perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia”,

Materi Pokok “Bentuk dan proses perjuangan bangsa Indonesia dalam usaha

mempertahankan kemerdekaan Indonesia”. Kemudian materi tersebut diperluas

dengan materi sejarah perjuangan Komando Daerah Muria, merumuskan kegiatan

pembelajaran, mengembangkan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian

dan teknik evaluasinya, menentukan strategi pembelajarannya, serta alokasi waktu

dan sumber belajar. Tahap selanjutnya adalah menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP).

B. Pokok-pokok Temuan

Beberapa pokok temuan dalam penelitian mengenai upaya untuk

memasukkan sejarah perjuangan Komando Daerah Muria dalam mempertahankan

Page 90: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

kemerdekaan menghadapi Agresi Militer II Belanda di daerah Kudus, sebagai

pengembangan materi pembelajaran sejarah di SMP adalah sebagai berikut:

1. Upaya Memasukkan Sejarah Perjuangan Komando Daerah Muria ke Dalam

Pembelajaran Sejarah di SMP Wilayah Kabupaten Kudus.

Materi sejarah lokal Kudus khususnya sejarah perjuangan Komando Daerah

Muria sampai saat ini belum dimasukkan sebagai pengembangan materi

pembelajaran sejarah di SMP wilayah Kabupaten Kudus karena beberapa alasan:

a. Alokasi waktu yang sangat terbatas untuk mata pelajaran IPS khususnya sejarah.

Dengan materi yang sangat luas cakupannya itu tidak memungkinkan dapat

diselesaikan dalam waktu yang singkat, sehingga tidak bisa untuk secara leluasa

mengembangkan materi ajar dalam proses pembelajaran. Akibatnya upaya untuk

mengembangkan materi pembelajaran masih terkendala.

b. Kebanyakan kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran sejarah

masih terbatas pada materi pokok yang perlu dijelaskan kepada peserta didik,

kurang pengembangan ke arah pengetahuan yang lebih luas seperti peristiwa yang

aktual termasuk mengaitkan dengan materi sejarah lokal. Sebagai temuan dalam

penelitian ini adalah kebanyakan tenaga pengajar IPS tidak berlatar belakang

pendidikan sejarah. Dengan kondisi guru seperti ini, maka upaya untuk

memperluas materi pembelajaran sampai kepada peristiwa-peristiwa sejarah di

tingkat lokal sulit dilakukan.. Namun di lain pihak mereka optimis mampu

menjalankan tugasnya mengajar IPS khususnya sejarah apabila ada materi yang

Page 91: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

bisa dipelajari sebagai bahan ajar, karena bagi mereka mengajar merupakan tugas

harian, apabila bahan ajarnya tersedia maka tugas tersebut akan lebih mudah

untuk dijalankan.

c. Tidak tersedianya bahan ajar tentang sejarah perjuangan Komando Daerah Muria

yang tersusun secara lengkap dan sistematis menjadi salah satu hambatan,

sehingga belum bisa disampaikan sebagai pengembangan materi pembelajaran.

Untuk itu diperlukan referensi yang tersusun secara sistematis dan kronologis

yang disesuaikan dengan daya pikir peserta didik di SMP.

2. Aspek-aspek dari Perjuangan Komando Daerah Muria yang Bisa Diajarkan

Kepada Siswa

Setiap peristiwa perjuangan untuk mengusir kolonial, terkandung semangat

kepahlawanan, patriotisme maupun nasionalisme yang dapat dijadikan teladan bagi

peserta didik, agar mereka bisa menghargai jasa para pahlawan, dan bisa

membangkitkan semangat patriotisme dan nasionalisme dalam jiwa mereka yang

selanjutnya sangat diperlukan untuk mempertahankan kepribadian bangsa.

3. Tanggapan Guru-Guru IPS di SMP dan Pejabat Dinas Pendidikan terhadap

Upaya Memasukkan Sejarah Perjuangan Komando Daerah Muria ke Dalam

Pembelajaran Sejarah

Upaya untuk memasukkan sejarah perjuangan Komando Daerah Muria

Tahun 1948 dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia menghadapi Agresi

Militer II Belanda mendapat tanggapan yang positif dari para guru dan pejabat Dinas

Page 92: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Pendidikan di Kabupaten Kudus, karena banyak hal yang bisa dipetik dari peristiwa

perjuangan tersebut khususnya semangat kepahlawanan, patriotisme dan

nasionalisme untuk dijadikan teladan bagi peserta didik. agar mereka bisa

menghargai jasa para pahlawan, dan selanjutnya bisa membangkitkan semangat

patriotisme dan nasionalisme dalam jiwa mereka. Namun hal itu perlu pemikiran

karena terkait dengan kemampuan profesionalitas guru dan pengelolaan waktu yang

ada, kesiapan bahan ajar yang dibutuhkan mengingat referensi yang menjadi

pegangan guru belum tersedia, dan rata-rata belum memiliki modal pengetahuan

tentang sejarah perjuangan rakyat di Kudus.

4. Cara Guru Mempersiapkan/Menyusun Materi Pembelajaran Sejarah dengan

Memasukkan Sejarah Perjuangan Komando Daerah Muria

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dimulai dari

pengembangan silabus pada SK “Memahami usaha mempertahankan kemerdekaan”,

memperluas materi pokok dengan materi sejarah perjuangan Komando Daerah

Muria, merumuskan kegiatan pembelajaran, mengembangkan indikator pencapaian

kompetensi untuk penilaian dan teknik evaluasinya, menentukan strategi

pembelajarannya, serta alokasi waktu dan sumber belajar.

C. Pembahasan

Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari

keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran

dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan Standar Kompetensi

Page 93: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Artinya, materi yang

ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar

menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta tercapainya

indikator.

Dalam paradigma baru yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, sekolah

diberi wewenang yang luas untuk mengembangkan kurikulum, yang dimulai dengan

menjabarkan SK dan KD dalam sejumlah indikator yang relevan dengan konteks

tempat guru mengajar. Indikator dalam SK dan KD sangat tergantung dari

kemampuan guru dalam menjabarkannya. Termasuk di dalamnya untuk memilih

bahan ajar yang akan digunakan, guru diberi kebebasan asal standar minimal

terpenuhi.

Dalam penyusunan bahan ajar, sekolah diberi kewenangan sebab sekolah

sebagai lembaga pendidikan memiliki otonomi dalam penyelenggaraan pendidikan

dan pengajaran termasuk mempersiapkan atau menyusun bahan ajar. Bahan ajar yang

disusun hendaknya yang dapat mengembangkan nilai, sikap, dan keterampilan.

Bahan ajar ini harus dipersiapkan oleh guru dengan sebaik-baiknya, agar dalam

penyampaiannya pada siswa tidak terjadi hambatan. Menurut Wasino

(2009: 2) mengemukakan bahwa dalam pengolahan materi kesejarahan, guru

merupakan skenario, produser, sekaligus sebagai salah satu aktor dalam

pembelajaran sejarah di kelas.

Pengembangan materi pembelajaran pada hakekatnya adalah mencari dan

menentukan pokok materi formal, memperkaya dan menyempurnakan materi

pengajaran dari bahan informal, juga menentukan pokok isi pelajaran dan

Page 94: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

mengorganisasikannya berdasar pendekatan dan ketentuan bidang studi serta

tuntutan formal (Kosasih Djahiri, 1980: 15). Banyak referensi yang dapat digunakan

sebagai bahan pengembangan materi pembelajaran, namun yang diambil hendaknya

yang bersifat paedagogis dan relevan dengan tujuan pembelajaran.

Bahan kajian sejarah pada hakekatnya memuat kajian yang mencakup

penjelasan tentang pengetahuan faktual (apa, siapa, di mana, dan kapan/bilamana),

pengetahuan prosesual (bagaimana) dan pengetahuan problematik (mengapa). Dalam

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, bahan kajian sejarah diajarkan dengan tiga

pendekatan, yaitu (a) pendekatan faktual; (b) pendekatan prosesual; (c) pendekatan

kausal. Pendekatan faktual bertujuan untuk memberikan fakta dari berbagai

peristiwa-peristiwa sejarah, sebagai bagian dari pengetahuan tentang peristiwa

sejarah. Pendekatan ini sangat berguna untuk memperkaya pengetahuan kesejarahan,

menambah kesadaran dan wawasan sejarah serta untuk menjawab pertanyaan tentang

apa, siapa, di mana, kapan/bilamana. Sedangkan untuk menjawab pertanyaan

“mengapa” dapat dirunut melalui penelusuran terjadinya peristiwa dengan penjelasan

kausalitas.

Persoalan yang muncul berkenaan dengan pengembangan bahan ajar adalah

adanya keragu-raguan dari para guru sejarah berkaitan sumber dan bahan ajar.

Adanya beberapa buku sejarah yang dilarang oleh Mahkamah Agung terutama yang

berkaitan dengan sejarah kontemporer cukup membuat guru kebingungan.

Sedangkan kemampuan para guru dalam hal menulis buku, sekali pun untuk

keperluan sendiri sampai saat ini masih dirasakan berat. Hal ini berkaitan dengan

kemampuan, ketersediaan sumber, kemauan, dan dana untuk menerbitkan.

Page 95: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Posisi pembelajaran sejarah sangat penting bagi pengembangan identitas

bangsa. Namun perlu disadari bahwa arti penting pembelajaran sejarah tidak dapat

berkembang sendiri tanpa usaha seorang guru untuk mewujudkannya pada peserta

didik. Diperlukan suatu perjuangan dan upaya yang terus menerus untuk

menumbuhkan suatu kesadaran yang disebut kesadaran sejarah. Menumbuhkan suatu

kesadaran sejarah merupakan landasan bagi timbulnya tanggung jawab sejarah yang

merupakan tanggung jawab generasi untuk menjawab tuntutan jaman pada saat

generasi tersebut hidup. Untuk itu diperlukan pendukung-pendukung yang sanggup

menunjang usaha-usaha ke arah pengembangan kesadaran serta tanggung jawab

sejarah. Pendukung yang punya posisi sangat menentukan adalah guru sejarah, sebab

mereka berhadapan langsung dengan peserta didik yang merupakan salah satu

sasaran utama bagi penanaman nilai-nilai historis yang diinginkan, seperti nilai-nilai

kepahlawan, nasionalisme, dan patriotisme.

Sejarah sebagai pengalaman kolektif kehidupan manusia berdasarkan

perspektif time and space. Dengan pembelajaran sejarah diharapkan peserta didik

dapat menghargai dan mengambil makna dari peristiwa-peristiwa masa lampau

secara bijak. Mempelajari sejarah berarti pula melakukan penelusuran kehidupan

umat manusia, selalu tumbuh dan berkembang secara dinamis. Dengan penelaahan

yang baik, maka tidak hanya mengetahui peristiwa masa lampau saja yang bermakna,

tetapi juga peristiwa masa kini, dan mampu memprediksi kejadian-kejadian yang

akan datang. Makna peristiwa masa lampau yang mampu diserap akan memunculkan

semangat kebangsaan dan kepribadian yang akhirnya bangga sebagai warga bangsa

Indonesia. Secara filosofis, sejarah merupakan ajaran kebijakan yang dipantulkan

Page 96: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

sinyal dan nuansa masa silam. Oleh sebab itu melalui pembelajaran sejarah memiliki

peran yang cukup strategis dalam pembangunan bangsa. Pembelajaran sejarah dapat

melatih kepekaan nurani peserta didik. Misi pembelajaran sejarah yang berhasil juga

akan melahirkan generasi muda yang berhati nurani tajam, unggul secara intelektual,

santun secara moral dan diharapkan akan kaya dengan amal perbuatan. Karakteristik

ini tidak dimiliki oleh mata pelajaran yang lain.

Untuk menumbuhkan dan melestarikan nilai-nilai kepahlawanan,

nasionalisme, dan patriotisme, karakteristik pembelajaran sejarah menyangkut tiga

ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Pada ranah kognitif dan afektif,

pembelajaran harus menghasilkan perubahan pada diri peserta didik berupa

perkembangan perilaku ke arah lebih positif. Dengan materi pembelajaran sejarah,

peserta didik diajarkan tentang dinamika dan perkembangan kehidupan bangsa dari

perjuangan yang bersifat kedaerahan ke perjuangan yang bersifat nasional. Materi ini

kaya akan nilai-nilai persatuan, kesatuan, bela negara, rela berkorban, solidaritas,

gotong royong dan sebagainya.

Diberlakukannya kurikulum 2006 tentang KTSP, di mana materi ajar harus

mengangkat kompetensi yang ada di lingkungan siswa untuk dimasukkan dalam

pembelajaran, maka guru harus berupaya memilih materi yang sesuai. Adanya

masukan kepada mereka berupa materi sejarah perjuangan di Kudus, yang relevan

dengan Standar Kompetensi dapat disisipkan ke dalam pembelajaran sejarah, maka

pada prinsipnya mereka siap melaksanakan yang penting bahan ajarnya tersedia.

Sementara itu pihak pejabat Dinas Pendidikan mengatakan setuju dan sangat

mendukung upaya tersebut, namun yang perlu dipertimbangkan adalah kesiapan guru

Page 97: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

pengajar dan alokasi waktu. Penguasaan materi pembelajaran merupakan salah satu

kompetensi guru, berdasarkan hasil wawancara tampaknya guru belum siap

memahami materi sejarah lokal Kudus. Kebanyakan penguasaan materi ajar sejarah

masih terbatas pada yang perlu dijelaskan kepada peserta didik, dalam arti kurang

pengembangan ke arah pengetahuan yang lebih luas misalnya ke peristiwa yang

aktual termasuk mengaitkan dengan materi sejarah lokal.

Konsekuensi kesiapan guru sebagai tenaga pengajar adalah harus memiliki

kompetensi khususnya dalam mata pelajaran yang diampunya. Secara umum terdapat

beberapa kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang guru sebagaimana yang

dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (dalam Gede Widja, 1989: 14) yaitu: (1)

guru harus mampu mengenal setiap murid yang dipercayakan kepadanya; (2) guru

harus memiliki kecakapan untuk memberi bimbingan; (3) guru harus memiliki dasar

pengetahuan yang luas tentang pendidikan yang hendak dicapai; (4) guru harus

memiliki pengetahuan yang luas tentang ilmu yang diajarkan.

Khusus dalam hubungan dengan pembelajaran sejarah, seorang guru sejarah

dituntut untuk bisa memenuhi kemampuan-kemampuan atau kompetensi khusus di

bidang ilmunya. Kompetensi guru sejarah sebagaimana yang dikemukakan oleh C.

Hill (dalam Gede Widja, 1989: 17) yaitu sebagai berikut, pertama, seorang guru

sejarah hendaknya memiliki kualitas prima dalam masalah kemanusiaan. Hal ini

merupakan konsekuensi logis dari hakikat sejarah, di mana bahan baku dari sejarah

itu tidak lain manusia itu sendiri. Kedua, guru sejarah hendaknya adalah orang-orang

yang memiliki pengetahuan luas tentang kebudayaan, atau guru sejarah yang

“messenger of man’s cultural inheritance” (penyampai dari warisan budaya

Page 98: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

manusia). Ketiga, guru sejarah hendaknya adalah juga pengabdi perubahan. Ini

berarti bahwa guru sejarah harus selalu menyadari salah satu watak utama sejarah,

yaitu perubahan. Berpikir historis adalah berpikir bahwa segala sesuatu akan

bergerak atau berubah, cepat atau lambat. Dengan demikian seorang guru sejarah

selalu peka dan tanggap terhadap permasalahan masyarakat. Cara guru mengajar

sejarah yang hanya berkisar di lingkungan kelas dan dengan materi dari buku teks

saja akan menyebabkan murid-murid terasing dari permasalahan masyarakat.

Konsekuensinya adalah tuntutan kemampuan atau kualitas mengajar

merupakan bagian dari kualifikasi pendidikan yang harus dipenuhi oleh guru sejarah.

Kualitas guru sejarah yang demikian tidak mungkin sepenuhnya di dapat di bangku

kuliah. Cara yang paling sederhana untuk mengembangkan kemampuan adalah

dengan memupuk kesenangan membaca tentang peristiwa-peristiwa serta tokoh-

tokoh sejarah.

Untuk memahami peristiwa-peristiwa yang bersejarah baik di tingkat

nasional maupun lokal, sebenarnya modalnya adalah banyak membaca. Membaca

merupakan upaya mengembangkan kualitas dan kemampuan guru dalam persiapan

mengajar di depan peserta didik. Tanpa banyak membaca berarti guru pengajar akan

miskin dengan demensi kemanusiaan dari peristiwa sejarah. Seorang guru yang kaya

akan pengetahuan dan luas pemahamannya, akan cenderung mengembangkan

suasana pembelajaran. Menurut Harries (dalam Gede Widja, 1989: 16), menyatakan

bahwa: “Tanpa arah pengajaran hanya berkisar antara kapur, bicara dan buku

pelajaran, merupakan informasi yang kering dan tanpa arti”. Pendapat Harries ini

Page 99: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

menjadi salah satu acuan bahwa dalam pembelajaran sejarah tanpa dibekali

pengetahuan yang jelas, pembelajaran tidak akan terarah dan bermakna apa-apa.

Melalui bacaan referensi kesejarahan, kemampuan penguasaan materi para

guru menjadi meningkat. Peningkatan penguasaan materi akan menambah

kepercayaan para guru ketika menghadapi peserta didik di depan kelas. Selain itu

juga memungkinkan banyak ilusterasi yang bisa dikembangkan sehingga ketika ada

dialog dengan peserta didik tentang persoalan materi-materi kesejarahan suasana

kelas menjadi hidup. Apabila hal ini dapat berlangsung, maka akan menumbuhkan

kesenangan dan kemampuan peserta didik dalam mempelajari sejarah.

Sesuai dengan jalan pikiran di atas, maka guru sejarah yang profesional

adalah guru sejarah yang memiliki keahlian khusus dalam bidang pelajaran sejarah.

Kemampuan ini didapatnya dari lembaga pendidikan guru sejarah, ditambah dengan

usaha terus menerus untuk menyempurnakan apa yag didapat selama pendidikan

dengan pengalaman baru sesuai dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat.

Menurut Wasino (2009: 9), guru sejarah harus terus mengikuti wacana yang

berkembang dalam dunia keprofesionalannya. Pertama, harus selalu menyegarkan

pengetahuan kesejarahan. Dalam pengertian mengikuti perkembangan-

perkembangan temuan kesejarahan. Kalau perlu juga menjadi bagian penemu fakta

sejarah. Kedua, guru harus mengembangkan inovasi-inovasi pembelajarannya supaya

siswa sebagai konsumen senang dalam mempelajari sejarah dan dapat mengambil

manfaat dari belajar sejarah. Inovasi dapat dilakukan mulai dari perancangan

kurikulum, pengembangan bahan ajar, proses pembelajaran di kelas maupun di luar

kelas, dan akhirnya mengadakan penilaian terhadap bahan-bahan yang diajarkan.

Page 100: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Alokasi waktu dan materi sejarah lokal termasuk tenaga pengajar yang

memiliki kemampuan menjadi kendala dalam memasukkan materi sejarah lokal

melalui pembelajaran sejarah di SMP. Persoalan alokasi waktu terutama untuk mata

pelajaran IPS khususnya sejarah dirasa sangat terbatas, sehingga tidak

memungkinkan untuk secara leluasa mengembangkan materi ajar dalam proses

pembelajaran. Dengan kondisi alokasi waktu yang sangat terbatas ini, maka materi

sejarah yang sangat luas cakupannya itu tidak memungkinkan dapat diselesaikan

dalam waktu yang singkat, sehingga upaya untuk mengembangkan materi

pembelajaran masih terkendala. Dalam proses pembelajaran, dengan materi yang

sangat luas dan alokasi waktu yang terbatas membuat guru dalam mengajar terjebak

pada target penyelesaian materi, sehingga sering melupakan tujuan utama

pembelajaran sejarah. Kondisi yang kemudian terjadi adalah target penyelesaian

materi tercapai, tetapi tujuan pembelajaran sejarah tidak tercapai.

Perencanaan yang matang dapat memfasilitasi komunikasi dan partisipasi,

mengakomodasi kepentingan dan nilai-nilai serta dapat membantu pembuatan

keputusan secara tertib maupun keberhasilan implikasi perencanaan tersebut. Dalam

pencapaian Standar Kompetensi, penyusunan perencanaan pembelajaran dan

penggunaan perangkat pembelajaran seperti Program Tahunan, Program Semester,

Analisis Materi Pelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah sangat penting,

tetapi dalam praktik sering dianggap sebagai rutinitas formal. Padahal perencanaan

pembelajaran sebenarnya dapat dipandang sebagai perencanaan yang strategis. Agar

dapat membuat perencanaan yang baik diperlukan pengumpulan data, materi dan

Page 101: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

informasi secara luas, eksplorasi alternatif dan menekankan pada implikasi masa

depan dari keputusan sekarang yang dibuat.

Kecenderungan para guru dalam pembuatan perangkat pembelajaran banyak

ditentukan oleh kebijakan masing-masing sekolah. Artinya jika program penyusunan

perangkat pembelajaran itu ditradisikan oleh sekolah pada awal tahun pelajaran atau

awal semester, maka akan dapat tersusun dengan baik. Dari hasil wawancara dengan

para guru, bahwa perangkat pembelajaran sudah disiapkan sejak awal tahun

pelajaran. Ada pula yang beranggapan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

merupakan rutinitas formal. Sebab menurutnya yang terpenting dalam pembelajaran

bukan terletak pada perangkat pembelajaran yang dibuat selengkap-lengkapnya,

tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pembelajaran itu dapat terlaksana dan

diserap dengan baik oleh peserta didik.

Dalam pelaksanaan pembelajaran diperlukan strategi pembelajaran, yaitu

serangkaian tindakan yang efektif dan efisien, terencana dan terarah agar dapat

mencapai sasaran maupun tujuan dari kegiatan belajar mengajar di kelas. Unsur-

unsur pokok yang terdapat dalam strategi pembelajaran adalah guru, peserta didik

dan materi yang telah dirancang dalam perangkat pembelajaran. Guru merupakan

penanggung jawab dalam proses pembelajaran, sedangkan perangkat pembelajaran

merupakan komponen yang ikut menentukan dalam proses alih pengetahuan

(transfer of knowledge) yang dilakukan oleh guru terhadap peserta didik. Peserta

didik sebagai subjek belajar melakukan proses pembelajaran bersama guru dengan

mempelajari materi pembelajaran. Ketiga komponen tersebut saling berkaitan satu

dengan lainnya dan harus terpadu dalam suatu strategi (Suryosubroto, 1996:31)

Page 102: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Untuk mendukung produktivitas pembelajaran sejarah perlu digunakan

media pendidikan yang sesuai. Media pendidikan adalah alat, metode dan teknik

yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara

guru dan peserta didik dalam pembelajaran (Oemar Hamalik, 1989: 23). Dari hasil

wawancara dengan para guru IPS di SMP, pada umumnya berpendapat bahwa

penggunaan alat peraga dalam pembelajaran sejarah banyak manfaatnya, dan sangat

efektif membantu siswa dalam menyerap dan memahami materi pembelajaran. Baik

atau buruknya suatu media pembelajaran dapat dilihat dari segi kemanfaatan dari

media tersebut.

Metode mengajar pada dasarnya merupakan langkah kerja yang

dikembangkan berdasarkan pertimbangan rasional, terencana dan tepat sasaran.

Dalam pengelolaan proses pembelajaran, para guru masih berorientasi pada

penyelesaian target materi, sehingga metode yang menjadi andalan adalah metode

ceramah bervariasi, karena dianggap cocok untuk semua materi, tidak memerlukan

persiapan yang rumit, mudah dilaksanakan dan fleksibel. Proses pembelajaran yang

menggunakan metode ceramah membuat pembelajaran menjadi searah, guru

mendominasi jalannya pembelajaran. Hal ini bertentangan dengan Pembelajaran

Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) yang sedang dikembangkan

dewasa ini.

Page 103: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasar pada sajian data, pokok temuan, dan pembahasan, dapat

disimpulkan sebagai berikut:

Sejarah perjuangan Komando Daerah Muria tahun 1948 selama ini belum

dapat dijadikan sebagai pengembangan materi pembelajaran IPS sejarah berkaitan

dengan materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, disebabkan oleh

beberapa hal antara lain, terbatasnya alokasi waktu, kurangnya kesiapan tenaga

pengajar karena belum tersedianya bahan ajar tentang sejarah perjuangan rakyat

Kudus tersebut.

Sejarah perjuangan Komando Daerah Muria tahun 1948, merupakan bagian

integral dari perjuangan bangsa Indonesia dalam usaha mempertahankan

kemerdekaan Indonesia menghadapi Agresi Militer II Belanda. Di dalamnya

terkandung nilai-nilai, jiwa dan semangat heroisme (kepahlawanan), patriotisme, dan

nasionalisme, yang merupakan modal perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut

kemerdekaan. Aspek-aspek tersebut dapat dijadikan teladan bagi peserta didik,

ditanamkan dan ditumbuhkembangkan dalam pribadi mereka, agar mereka bisa

mewarisinya, sehingga mereka dapat merasakan semangat perjuangan dan besarnya

pengorbanan para pahlawan. Dengan demikian kepekaan sosial, semangat

kepahlawanan, patriotisme dan nasionalisme peserta didik akan terwujud, karena hal

Page 104: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

itu sangat diperlukan untuk mempertahankan kepribadian bangsa Indonesia ketika

menghadapi era globalisasi.

Upaya untuk memasukkan sejarah perjuangan Komando Daerah Muria ke

dalam pembelajaran IPS Sejarah di SMP, mendapat tanggapan yang positif dari para

guru, Kepala Sekolah dan pejabat Dinas Pendidikan. Mereka setuju dan sangat

mendukung upaya tersebut apabila bahan ajar yang diperlukan tersedia.

Untuk merealisasikannya diupayakan penyusunan contoh bahan ajar, dan

selanjutnya para guru akan siap membuat/menyusun perangkat pembelajaran yang

berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), di mana untuk pelaksanaan

pembelajarannya diintegrasikan dengan materi pembelajaran pokok, sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai secara lebih optimal.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian, maka akan timbul konsekuensi

logis yang berupa implikasi dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

Pengajaran IPS Sejarah di SMP wilayah Kabupaten Kudus, selama ini

belum memanfaatkan materi sejarah lokal khususnya Perjuangan Komando Daerah

Muria pada masa Agresi Militer II Belanda tahun 1948 untuk dimasukkan sebagai

pengembangan materi pembelajaran. Dengan tersedianya bahan ajar tentang

perjuangan rakyat Kudus tersebut, yang sebagian berasal dari hasil penelitian ini,

maka selanjutnya akan dimanfaatkan dalam pembelajaran dengan mengaitkannya

pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang relevan.

Page 105: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru dan harus

dipelajari siswa hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar

menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar (Depdiknas, 2006).

Hal ini sesuai dengan uraian dalam PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan

bahwa guru diharapkan mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian

dipertegas melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41

tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan

proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk

mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Salah satu elemen dalam

RPP adalah sumber belajar. Dengan demikian, guru diharapkan untuk

mengembangkan materi pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar dan acuan

pembelajaran.

Dalam peristiwa sejarah terdapat nilai edukatif yang terkandung di dalamnya.

Menyadari nilai edukatif dari peristiwa sejarah, berarti menyadari makna sejarah

sebagai masa lalu yang penuh arti. Dalam hal ini berarti sejarah harus ditafsirkan

dengan objektif agar dapat dipahami oleh masyarakat luas. Dalam tafsiran tersebut

tentu terdapat contoh-contoh, nilai-nilai, serta ide-ide yang dapat memberi inspirasi

bagi mayarakat. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk memotivasi usaha memecahkan

masalah-masalah masa kini dan merealisasi harapan-harapan di masa yang akan

datang dengan pendekatan historis. Sebagai contoh, pada masa kini nilai-nilai

kepahlawanan, nasionalisme, dan patriotisme sangat diperlukan untuk

mempersiapkan masyarakat Indonesia menghadapi globalisasi yang diikuti oleh

Page 106: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

dampak kemajuan iptek. Secara khusus nilai-nilai tersebut diperlukan untuk

menseleksi pilihan dalam mempertahankan kepribadian bangsa Indonesia.

Kaitannya dengan pembelajaran sejarah di SMP wilayah Kabupaten Kudus,

akan sangat tergantung pada guru-guru IPS Sejarah dalam menyusun perencanaan

pembelajaran, sehingga guru dapat menanamkan nilai-nilai edukatif yang terkandung

dalam sejarah perjuangan rakyat Kudus sebagai bagian dari perjuangan bangsa

Indonesia, ke dalam diri peserta didik.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi dari hasil penelitian ini, ada beberapa

saran yang dapat diajukan, sebagai berikut:

1. Saran bagi guru

a. Peristiwa-peristiwa sejarah di tingkat lokal yang berhubungan dengan materi

pokok hendaknya bisa dimanfaatkan sebagai pengembangan bahan ajar,

sebagai contoh sejarah perjuangan Komando Daerah Muria dimasukkan pada

Standar Kompetensi: Memahami usaha mempertahankan kemerdekaan;

Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi usaha perjuangan mempertahankan

kemerdekaan Indonesia; pada Kelas IX, Semester I.

b. Pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran hendaknya dikembangkan

dengan memasukkan peristiwa-peristiwa sejarah di tingkat lokal untuk

memperkaya materi pokok.

Page 107: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

c. Upaya penulisan sejarah lokal yang mempunyai nilai edukatif di dalamnya

perlu ditingkatkan, agar dapat digunakan untuk pengayaan bahan ajar.

d. Kudus sebagai daerah yang mempunyai banyak peninggalan sejarah, dapat

dimanfaatkan sebagai sumber, media, dan materi pembelajaran sejarah yang

baik untuk penanaman nilai-nilai dan semangat nasionalisme.

2. Saran bagi sekolah

Idealnya pembelajaran IPS terpadu dilaksanakan oleh guru yang berlatar belakang

pendidikan IPS. Belum tersedianya tenaga tersebut, maka pembelajaran IPS

terpadu dapat dilaksanakan secara team teaching agar masing-masing bidang

kajian dapat diajarkan oleh guru yang sesuai dengan bidang keahliannya, sehingga

hasil yang dicapai bisa lebih optimal.

3. Saran bagi Dinas Pendidikan Kabupaten

Hendaknya bisa menerbitkan buku materi (bahan ajar) tentang peristiwa sejarah di

tingkat lokal seperti sejarah perjuangan Komando Daerah Muria tahun 1948, agar

bisa digunakan sebagai pengembangan materi pembelajaran IPS Sejarah di

sekolah-sekolah, khususnya di SMP wilayah Kabupaten Kudus. Untuk itu

sumbangan pikiran dari para narasumber/sejarawan/informan dalam bentuk

tulisan secara kronologis dan sistematis tentang sejarah perjuangan di Kudus

tersebut sangat diharapkan untuk melengkapi hasil penelitian ini.

Page 108: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku Aida Mustofa. 1995. Perjuangan Komando Daerah Muria Melawan Agresi Militer

Belanda II Di Daerah Kudus. Skripsi. Semarang: IKIP Semarang. Anderson, Benedict. 2001. Imagined Comunities: Komunitas-komunitas Terbayang.

Terjemahan Omi Intan Naomi. Yogyakarta: INSIST Ary, Donald. 1982. Terjemahan Arief Furchon. Pengantar Penelitian dalam

Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional 1982. Aryo Kartono, dkk. 2004. Kewarganegaraan SMA Kelas X. Kudus: Pemerintah

Kabupaten Kudus. Dakir. 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta. Darwin Une, 2006. Organisasi Pergerakan Nasional Cabang Gorontalo Tahun 1908-

1942 sebagai materi muatan lokal di SMA Negeri Gorontalo. Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Depdikbud. 1996. Kurikulum SMU. Petunjuk Teknis Mata Pelajaran Sejarah

Nasional Indonesia dan Umum. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikdasmen Direktorat SMU.

________. 1998. Pendidikan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan

dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Ditjen Dikdasmen Depdikbud.

Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sejarah SMA & MA . Jakarta:

Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. ________. 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sekolah

Menengah Pertama. Jakarta: Depdiknas. ________. 2006. Model Pembelajaran IPS Terpadu. Jakarta: Pusat Kurikulum

Balitbang Depdiknas.

________ . 2006. Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta

Wagiyah, Emerita. 2008. Pelestarian Nilai-Nilai Sumpah Pemuda Melalui

Pengajaran Sejarah Sebagai Sarana Mewujudkan Sikap Nasionalisme. Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Page 109: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Gede Widja, I. 1989. Dasar-Dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah. Jakarta: Depdikbud

________ 1989. Sejarah Lokal Suatu Perspektif Dalam Pengajaran Sejarah. Jakarta:

Depdikbud Himawan Soetanto. 2006. Yogyakarta 19 Desember 1948. Jendral Spoor (Operatie

Kraai) versus Jendral Sudirman (Perintah Siasat No.1). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Iskandar Jayusman. 1984. Catatan-catatan yang Berserakan (Peristiwa-peristiwa

Nyata Selama Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia Periode 1945-1950). Semarang: Aneka Ilmu.

Karsan Ali Muhson. 2003. “Sejarah Singkat Perjuangan Gerilya di Daerah Muria”.

Kudus: Tidak Diterbitkan. Kosasih Djahiri. 1980. Pendekatan Teknik Pengembangan Materi dan Program

Pengajaran IPS. Jakarta: P3G Depdikbud. Lisiyas, Mayor, BcHk. 1993. Sejarah Perjuangan TNI di Kudus Pada Masa Agresi

Militer Belanda II. Kudus: Kodim 0722 Kudus Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto. 1993. Sejarah Nasional

Indonesia VI. Jakarta: Balai Pustaka Miles, Matthew B and A. Michail Huberman, 1984 Analisis Data Kualitatif.

Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Jakarta University Press. Moehdi, M. 1960. “Riwayat Singkat Perjuangan Pada Clash II di Daerah Kudus”.

Kudus: Tidak diterbitkan ________.1984. “Dalam Kancah Perang Kemerdekaan II”. Surakarta: Tidak

diterbitkan. Mohammad Roem. 1973. Bunga rampai Sejarah. Jakarta: Bintang

Moleong, Lexy J. , 1990. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja

Rosdakarya. Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Sebuah Panduan Praktis.

Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Nagasumi, Akira. 1989. Bangkitnya Nasionalisme Indonesia, Budi Utomo 1908-

1918. Jakarta: Putaka Utama Grafity.

Page 110: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Nasution, A.H. 1977. Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia jilid IX . Bandung: Angkasa.

_______ . 1979. Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia Jilid X. Perang Gerilya

Semesta. Bandung: Angkasa. Nugroho Notosusanto. 1977. Sejarah Nasional Indonesia jilid III dan IV. Jakarta:

Dep.Pend & Kebudayaan RI _______. 1982. Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer. Jakarta : Idayu Press.

Reid, Anthony J.S. 1974. Indonesian National Revolution 1945-50. Australia: Longman Australia Pty Limited.

Roeslan Abdulgani. 1964. Penggunaan Ilmu Sejarah. Bandung: Prapanca Sartono Kartodirdjo. 1967. Kolonialisme dan Nasionalisme Indonesia Abad XIX-XX.

Yogyakarta: Seksi Penelitian Sejarah Jurusan Sejarah Fak. Sastra UGM. ________. 1982. Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia Suatu

Alternatif. Jakarta: PT. Gramedia. ________. 1984. Pemikiran Perkembangan Sejarah. Jakarta: Gramedia.

________. 1989. Fungsi Pengajaran Sejarah dalam Pembangunan Nasional Historika

No.I. Surakarta: BPD KPK UNS. Sejarah Militer Cabang 073 Korem Makutarama Soejitno Hardjosoediro.1987. Dari Proklamasi ke Perang Kemerdekaan. Jakarta:

Balai Pustaka. Suhartono. 1994. Sejarah Pergerakan Nasional. Dari Budi Utomo sampai

Proklamasi (1908-1945). Jakarta: Pustaka Pelajar. Suryosubroto B. 1999. Proses Belajar Mengajar di Sekolah.Jakarta: Rineka Cipta. Susanto Tirtoprojo. 1982. Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia. Jakarta: PT

Pembangunan. Sutopo, H.B. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Dasar teori dan terapannya

dalam penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Team Penyusun Sejarah Perjuangan dan Pembuatan Monumen Glagah , Kudus.

1973. “Sejarah Komando Muria”. Kudus: Tidak diterbitkan.

Page 111: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Wasino. 2009. Pembelajaran Sejarah yang Inovatif. (Makalah Seminar Nasional Peningkatan Kompetensi Penelitian untuk Pengajaran Sejarah di Era Sertifikasi dan Otonomi Daerah) Kudus.

B. Internet

http://id.wikipedia.org/wiki/AgresiMiliterBelandaII. Diakses tanggal 13 Mei 2008

http://www.balipost.co.id/ . Diakses tanggal 16 Desember 2008

http://akhmadsudrajadwordpress.com/PengembanganBahanAjar . Diakses tanggal 13 Januari 2009.

http://awan965.wordpress.com/2008/12/20/ktsp-pengembangan-materi-

pembelajaran/. Diakses tanggal 13 Januari 2009.

http://www.tempointeraktif.com/SistemPertahananNegara. Diakses tanggal 17 Januari 2009.

http://id.wikipedia.org/PertahananNegara Diakses tanggal 17 Januari 2009

Page 112: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Lampiran: 1

PEDOMAN WAWANCARA A. Pokok Kajian : Sekitar Sejarah Perjuangan Komando Daerah Muria

(Untuk kelengkapan penyusunan contoh materi/bahan ajar)

Informan: Pelaku sejarah, saksi sejarah (apabila masih ada), peneliti sejarah.

Permasalahan:

1. Bagaimana reaksi rakyat Kudus ketika terjadi Agresi Militer II Belanda?

2. Bagaimana perjuangan menentang pendudukan Belanda di daerah Kudus pada

waktu itu? Bagaimana peran rakyat dalam perjuangan?

3. Siapa saja pemimpin perjuangan pada waktu itu?

4. Strategi apa yang digunakan oleh para pemimpin perjuangan?

6. Bagaimana sikap masyarakat saat ini terhadap sejarah perjuangan tersebut?

7. Apa harapan Bapak/Ibu terhadap sejarah perjuangan tersebut?

B. Pokok Kajian: Keberadaan SMP Negeri di Kudus

Informan: Kepala Sekolah

Permasalahan:

1. Kapan Bapak mulai bertugas sebagai Kepala Sekolah?

2. Bagaimana kondisi pembelajaran di sekolah yang Bapak pimpin?

3. Bagaimana kesiapan guru pengajar baik dari segi kualifikasi pendidikan maupun

latar belakang pendidikannya?

4. Hal-hal apa yang Bapak lakukan dalam meningkatkan SDM yang berkualitas?

5. Bagaimana memotivasi guru agar bersemangat dalam melaksanakan tugasnya?

Page 113: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

6. Usaha apa yang biasa Bapak lakukan dalam pembinaan program pembelajaran?

7. Khusus untuk pembelajaran IPS, apa latar belakang pendidikan guru IPS?

8. Bagaimana keberadaan laboratorium, perpustakaan dan media pembelajaran

khususnya untuk mata pelajaran IPS?

9. Apa saja usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

khususnya untuk mata pelajaran IPS?

10. Menurut pendapat Bapak, bagaimanakah sikap nasionalisme generasi muda saat

ini? Apakah upaya yang bisa dilakukan untuk membangkitkan/ menanamkan

sikap nasionalisme pada generasi muda?

11. Bagaimana tanggapan Bapak berkaitan dengan diberlakukannya KTSP?

12. Apakah porsi pembelajaran sejarah dalam kurikulum SMP sudah proporsional

untuk penanaman dan pelestarian nilai-nilai nasionalisme?

13. Jika melihat Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS

sejarah di SMP apakah ada peluang untuk dikembangkan sebagai usaha

penanaman nilai-nilai nasionalisme?

14. Layakkah apabila peristiwa sejarah di tingkat lokal yang bisa membangkitkan

semangat nasionalisme dan relevan dengan Standar Kompetensi maupun

Kompetensi Dasar disisipkan dalam pembelajaran sejarah?

15. Bagaimana tanggapan Bapak tentang sejarah perjuangan Komando Daerah Muria

pada masa Agresi Militer II Belanda?

16. Setujukah Bapak apabila sejarah perjuangan Komando Daerah Muria pada masa

Agresi Militer II Belanda dijadikan sebagai pengembangan materi pembelajaran

sejarah di SMP?

Page 114: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

C. Pokok Kajian: Pengembangan Materi Pembelajaran

Informan: Guru IPS

Permasalahan

1. Sudah berapa lama Bapak/Ibu mengajar IPS di SMP dan bagaimana kesan

berkaitan dengan pengajaran IPS sejarah?

2. Hambatan apa saja yang Bapak/Ibu alami selama mengajar IPS sejarah?

3. Bagaimana daya dukung sarana prasarana berupa laboratorium, perpustakaan

dan media dalam menunjang pembelajaran sejarah?

4. Apakah siswa merasa tertarik dengan mata pelajaran IPS khususnya sejarah?

5. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu berkaitan dengan diberlakukannya KTSP?

6. Apakah dalam pembelajaran sejarah Bapak/Ibu terikat dengan kurikulum

ataukah ada kebebasan untuk memasukkan unsur sejarah lokal?

7. Menurut pendapat Bapak/Ibu bisakah sejarah lokal dimasukkan dalam

pembelajaran sejarah sebagai pengembangan materi?

8. Menurut pendapat Bapak/Ibu apakah ada manfaat yang bisa diambil dari

pengajaran sejarah lokal?

9. Apakah dalam pembelajaran sejarah Bapak/Ibu sering mengaitkan dengan

sejarah lokal? Bagaimana respon siswa bila diberikan materi sejarah lokal?

10. Menurut pendapat Bapak/Ibu, bagaimanakah sikap nasionalisme generasi muda

saat ini?

11. Apakah upaya yang bisa dilakukan untuk membangkitkan/menanamkan sikap

nasionalisme pada generasi muda?

Page 115: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

12. Apakah porsi pembelajaran sejarah dalam kurikulum SMP sudah proporsional

untuk penanaman dan pelestarian nilai-nilai nasionalisme?

13. Jika melihat Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS

Sejarah di SMP apakah ada peluang untuk dikembangkan sebagai usaha

penanaman nilai-nilai nasionalisme?

14. Layakkah apabila sejarah lokal yang bisa membangkitkan semangat

nasionalisme dan relevan dengan Standar Kompetensi maupun Kompetensi

Dasar disisipkan dalam pembelajaran sejarah?

15. Bagaimana tanggapan Bapak tentang sejarah perjuangan Komando Daerah

Muria pada masa Agresi Militer II Belanda?

16. Apakah sejarah perjuangan Komando Daerah Muria pada masaAgresi Militer II

Belanda relevan bila dijadikan sebagai pengembangan materi pembelajaran

sejarah di SMP?

17. Aspek-aspek apa saja dari sejarah perjuangan Komando Daerah Muria yang bisa

diajarkan kepada siswa?

18. Bila guru memasukkan sejarah lokal, bagaimana guru dalam menyusun program

pembelajaran?

D. Pokok Kajian: Kurikulum dan Pengembangan Materi Pembelajaran Sejarah

di SMP

Informan : Kepala Seksi Kurikulum Pendidikan Dasar Kabupaten Kudus.

Page 116: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Permasalahan:

1. Menurut pendapat Bapak, bagaimanakah sikap nasionalisme generasi muda saat

ini?

2. Apakah upaya yang bisa dilakukan untuk membangkitkan/menanamkan sikap

nasionalisme pada generasi muda?

3. Apakah porsi pembelajaran sejarah dalam kurikulum SMP sudah proporsional

untuk penanaman dan pelestarian nilai-nilai nasionalisme?

4. Jika melihat Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS

Sejarah di SMP apakah ada peluang untuk dikembangkan sebagai usaha

penanaman nilai-nilai nasionalisme?

5. Layakkah apabila sejarah lokal yang bisa membangkitkan semangat nasionalisme

dan relevan dengan Standar Kompetensi maupun Kompetensi Dasar disisipkan

dalam pembelajaran sejarah?

6. Bagaimana tanggapan Bapak tentang sejarah perjuangan Komando Daerah Muria

pada masa Agresi Militer II Belanda?

7. Setujukah Bapak apabila sejarah perjuangan Komando Daerah Muria pada masa

Agresi Militer II Belanda dijadikan sebagai pengembangan materi pembelajaran

sejarah di SMP?

Lampiran: 2

Daftar Informan/Nara Sumber

Page 117: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

1. H. Abdul Majid (Kusnadi) : Pelaku Sejarah

2. Drs. Suharyono : Kepala SMP Negeri 1 Gebog

3. Suprapto, S.Pd : Kepala SMP Negeri 2 Gebog

4. Drs. Sutrisno : Guru IPS SMP Negeri 1 Gebog

5. Sumiyati, S.Pd : Guru IPS SMP Negeri 1 Gebog

6 Soeharto : Guru IPS SMP Negeri 1 Gebog

7. Tenti Anita Aries, S.Pd : Guru IPS SMP Negeri 1 Gebog

8. Fery Rosyidah, S.Pd : Guru IPS SMP Negeri 1 Gebog

9. Aida Mustofa : Guru IPS SMP Negeri 2 Gebog

10. Mahfud, S.Pd : Guru IPS SMP Negeri 2 Gebog

11. Dyah Susanti, S.Pd : Guru IPS SMP Negeri 2 Gebog

12. Fitriani Ning, S.Pd : Guru IPS SMP Negeri 2 Gebog

13. Drs. Jumadi, MM : Kepala Seksi Kurikulum Pendidikan Dasar Dinas

Pendidikan Kabupaten Kudus.

Lampiran: 3 KEADAAN GURU IPS

DAN PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI KUDUS

Tabel 1

Page 118: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Keadaan Guru IPS di SMP Negeri 1 Gebog

Menurut Latar Belakang Pendidikan

No Nama/ NIP

L/ P

Pendidikan/ Jurusan

Mulai Mengajar

Gol

1

2

3

4

5

Soeharto

Sumiyati, S.Pd

Drs. Sutrisno

Tenti Anita A.,Spd

Fery Rosyidah

L

P

L

P

P

D1 / P. Sejarah

S1 / P. Geografi

S1 / P. Sejarah

S1 / P. Sejarah

S1 / P. Ekonomi

1 Maret 1973

1 April 1986

1 April 1995

1 Januari 2007

1 Januari 2008

IV/a

IV/a

III/b

III/a

III/a

Tabel 2

Keadaan Siswa SMP Negeri 1 Gebog

Jumlah Siswa No Kelas Jumlah Kelas

Laki-laki Perempuan Jumlah

1 VII 6 96 136 232

2 VIII 6 94 145 239

3 IX 6 106 133 239

Jumlah 18 296 414 710

Sumber: Data Laporan Keadaan Sekolah Januari 2009

Lampiran: 4

KEADAAN GURU IPS

DAN PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI KUDUS

Page 119: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Tabel 3

Keadaan Guru IPS di SMP Negeri 2 Gebog

Menurut Latar Belakang Pendidikan

No Nama/

NIP

L/

P

Pendidikan/

Jurusan

Mulai

Mengajar

Gol

1

2

3

4

Aida Mustofa, S.Pd

Mahfud, S.Pd

Dyah Susanti, S.Pd

Fitriani Ning, S.Pd

L

L

P

P

S1 / P.Sejarah

S1 / P. Sejarah

S1 / P. Ekonomi

S1 / P. Ekonomi

1 Desember1994

2 Januari 2007

1 Januari 2008

1 Nopember 2007

III/d

III/a

III/a

III/a

Tabel 4

Keadaan Siswa SMP Negeri 2 Gebog

Jumlah Siswa No Kelas Jumlah Kelas

Laki-laki Perempuan Jumlah

1 VII 6 119 121 240

2 VIII 6 141 105 246

3 IX 6 124 118 242

Jumlah 18 385 344 728

Sumber: Data Laporan Keadaan Sekolah Januari 2009

Lampiran: 5

Tabel 5

Kompetensi Dasar, Indikator dan Materi Pokok Kelas IX

Page 120: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Standar Kompetensi: 2, Memahami usaha mempertahankan kemerdekaan.

KOMPETENSI

DASAR

INDIKATOR MATERI POKOK

2.1. Mengidentifikasi usaha perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

* Mendeskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik antara Indonesia dengan Belanda.

* Mendeskripsikan bentuk

dan proses perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan

* Mendeskripsikan peran

dunia internasional dalam menyelesaikan konflik Indonesia-Belanda.

* Faktor-faktor penyebab konflik Indonesia-Belanda

* Bentuk dan proses

perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya.

* Peran dunia

internasional dalam menyelesaikan konflik Indonesia-Belanda.

Page 121: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis
Page 122: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Lampiran: 7. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : IPS Sejarah

Satuan Pendidikan : SMP Negeri Gebog

Page 123: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Kelas/Semester : IX / I

Alokasi Waktu : 6 X 40 menit

Standar Kompetensi

2. Memahami usaha mempertahankan kemerdekaan

Kompetensi Dasar

2.1 Mengidentifikasi usaha perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Indikator

- Mendeskripsikan faktor-faktor penyebab konflik Indonesia-Belanda..

- Mendeskripsikan pengaruh konflik Indonesia-Belanda terhadap keberadaan NKRI

- Mendiskripsikan bentuk dan proses perjuangan bangsa Indonesia dalam

mempertahankan kemerdekaan

* Mendeskripsikan perjuangan rakyat dan pemerintah di berbagai daerah, di

antaranya perjuangan Komando Daerah Muria (pengembangan materi).

- Melacak aktifitas diplomasi Indonesia di dunia internasional.

- Mendeskripsikan peran dunia internasional dalam penyelesaian konflik Indonesia –

Belanda.

- Mengidentifikasi faktor-faktor yang memaksa Belanda keluar dari Indonesia.

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa dapat:

1. Menyebutkan faktor-faktor penyebab terjadinya konflik Indonesia-Belanda.

2. Mendeskripsikan pengaruh konflik Indonesia-Belanda terhadap keberadaan

NKRI.

3. Mendeskripsikan bentuk dan proses perjuangan bangsa Indonesia dalam

mempertahankan kemerdekaan.

4. Mendeskripsikan perjuangan rakyat dan pemerintah di berbagai daerah, di

antaranya perjuangan Komando Daerah Muria (pengembangan materi).

5. Menjelaskan aktifitas diplomasi Indonesia di dunia internasional.

Page 124: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

6. Mendeskripsikan peran dunia internasional dalam konflik Indonesia-Belanda.

7. Menyebutkan faktor penyebab Belanda keluar dari Indonesia.

B. Materi Pembelajaran

1. Faktor-faktor penyebab terjadinya konflik Indonesia-Belanda.

2. Pengaruh konflik Indonesia-Belanda.

3. Bentuk dan proses perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan

kemerdekaannya.

4. Perjuangan rakyat dan pemerintah, di antaranya perjuangan Komando Daerah

Muria (pengembangan materi).

5. Aktifitas diplomasi Indonesia di dunia internasional.

6. Peran dunia internasional terhadap konflik Indonesia-Belanda.

7. Faktor penyebab Belanda keluar dari Indonesia

C. Metode Pembelajaran

1. Ceramah bervariasi

2. Diskusi

3. Inquiri

4. Tanya jawab

5. Tugas

D. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Pertemuan Ke-1

a. Kegiatan Awal (pendahuluan)

1) Menciptakan lingkungan:

- Salam pembuka dan berdoa.

- Menyampaikan tujuan pembelajaran.

2) Apersepsi:

Page 125: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

- Memberi pertanyaan dan pretest yang berkaitan dengan faktor-faktor yang

menyebabkan pecahnya konflik Indonesia-Belanda dan proses perjuangan

bangsa Indonesia secara fisik dalam mempertahankan kemerdekaan.

3) Motivasi:

- Guru menjelaskan pentingnya mengetahui fakta-faktasejarah tentang

perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.

b. Kegiatan Inti (pembentukan kompetensi)

Prosedur Pembelajaran:

1) Guru menjelaskan materi tentang:

- Faktor-faktor penyebab konflik Indonesia-Belanda dan proses perjuangan

bangsa Indonesia secara fisik dalam mempertahankan kemerdekaan,

termasuk perjuangan Komando Daerah Muria di dalamnya.

- Memberi contoh bentuk sikap-sikap kepahlawanan dari para pejuang ketika

berusaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

2) Pengorganisasian: kelompok kecil dengan tugas:

* Tanya jawab mengenai perjuangan mempertahankan kemerdekaan.

* Diskusi kelompok membahas faktor-faktor penyebab konflik Indonesia-

Belanda dan proses perjuangan mempertahankan kemerdekaan, termasuk

perjuangan Komando Daerah Muria di dalamnya.

* Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

* Kelompok yang lain menanggapi.

c. Kegiatan Akhir (penutup)

1) Setiap kelompok mengumpulkan laporan hasil diskusi kelompok.

2) Guru memberikan komentar, penguatan dan kesimpulan hasil tanya jawab dan

diskusi.

3) Guru membimbing peserta didik untuk memberikan refleksi.

4) Guru memberikan gambaran umum tentang materi untuk pertemuan yang akan

datang.

2. Pertemuan ke-2

a. Kegiatan Awal (pendahuluan)

Page 126: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

1) Apersepsi: guru memberikan pretest yang berkaitan dengan proses

perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan

kemerdekaan melalui jalur diplomasi.

2) Motivasi: guru menampilkan contoh gambar-gambar usaha keras bangsa

Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan melalui jalur

diplomasi.

b. Kegiatan Inti (pembentukan kompetensi)

1) Guru menjelaskan materi tentang proses perjuangan diplomasi bangsa

Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.

2) Pengorganisasian: kelompok kecil dengan tugas:

* Mendiskusikan proses perjuangan diplomasi bangsa Indonesia dalam

mempertahankan kemerdekaan.

* Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

* Kelompok yang lain menanggapi.

c. Kegiatan Akhir (penutup)

1) Setiap kelompok mengumpulkan laporan hasil diskusi kelompok.

2) Guru memberikan komentar, penguatan dan kesimpulan hasil tanya jawab dan

diskusi.

3) Guru membimbing peserta didik untuk memberikan refleksi.

4) Guru memberikan gambaran umum tentang materi untuk pertemuan yang

akan datang.

2. Pertemuan ke-3

a. Kegiatan Awal (pendahuluan)

1) Apersepsi: guru memberikan pretest yang berkaitan dengan kronologi

peristiwa-peristiwa penting antara tahun 1945-1949, keluarnya

Belanda dari Indonesia, dan peran dunia internasional dalam

membantu menyelesaikan konflik Indonesia-Belanda.

2) Motivasi: guru menampilkan fakta-fakta sejarah yang menunjukkan berbagai

kerugian dan penderitaan bangsa Indonesia akibat tindakan

Belanda yang ingin kembali berkuasa di Indonesia.

Page 127: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

b. Kegiatan Inti (pembentukan kompetensi)

1) Guru menjelaskan materi tentang kronologi peristiwa-peristiwa penting

antara tahun 1945-1949, keluarnya Belanda dari Indonesia, dan peran dunia

internasional dalam membantu menyelesaikan konflik Indonesia-Belanda.

2) Pengorganisasian: kelompok kecil dengan tugas:

* Mendiskusikan tentang kronologi peristiwa-peristiwa penting antara tahun

1945-1949, keluarnya Belanda dari Indonesia, dan peran dunia

internasional dalam membantu menyelesaikan konflik Indonesia-

Belanda.

* Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

* Kelompok yang lain menanggapi.

c. Kegiatan Akhir (penutup)

1) Setiap kelompok mengumpulkan laporan hasil diskusi kelompok.

2) Guru memberikan komentar, penguatan dan kesimpulan hasil tanya jawab dan

diskusi.

3) Guru membimbing peserta didik untuk memberikan refleksi.

4) Guru memberikan tugas rumah berupa tugas kelompok kepada peserta didik.

Sumber dan Media Pembelajaran

1. Dokumen Sejarah

2. Buku IPS Sejarah Kelas IX SMP

3. Buku-buku sejarah yang relevan

4. Atlas Sejarah

5. Foto atau gambar sejarah

Penilaian

1. Teknik Penilaian

a. Tes tertulis

b. Diskusi

c. Tes Penugasan

2. Bentuk Instrumen

a. Tes Pilihan Ganda

Page 128: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang paling

tepat!

1) Faktor-faktor penyebab terjadinya konflik antara Indonesia dengan Belanda

di antaranya ialah … .

a. Belanda membonceng NICA.

b. Belanda ingin berkuasa kembali.

c. Sekutu membantu Belanda.

d. Belanda berhasil mengalahkan Jepang.

2) Misi pendahuluan yang dikirimkan ole SEAC dipimpin oleh … .

a. Mayor A.G. Greenhalgh

b. Letjen Sir Philip Christison

c. Laksamana Muda W.R Peterson

d. C.H.O. Van der Plas

3) Berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan, pasukan Inggris yang

tergabung dalam AFNEI akan mendarat di … .

a. Kalimantan dan Sulawesi

b. Maluku dan Nusa Tenggara

c. Kalimantan dan Nusa Tenggara

d. Jawa dan Sumatera

4) Tugas utama pasukan Sekutu di Indonesia adalah … .

a. membantu Belanda berkuasa kembali di Indonesia

b. mempertemukan Indonesia dengan Jepang di meja perundingan

c. melucuti senjata tentara Jepang dan memulangkan ke negaranya

d. mengambil alih kekuasaan Jepang di Indonesia

5) Tindakan Belanda yang menyebabkan terjadinya insiden bendera di

Surabaya adalah … .

a. menurunkan bendera Merah Putih dari puncak hotel Yamato

b. melarang pengibaran bendera Merah Putih di Surabaya

c. melakukan perobekan terhadap bendera Merah Putih

d. mengibarkan bendera merah putih biru di hotel Yamato

b. Tes uraian:

Page 129: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat dan tepat!

1. Sebutkan faktor-faktor penyebab terjadinya konflik Indonesia-Belanda!

2. Jelaskan tanggapanmu tentang gambar-gambar perundingan Linggarjati !

3. Sebutkan pengaruh konflik Indonesia-Belanda terhadap keberadaan Negara

Kesatuan Republik Indonesia !

4. Berilah contoh aktifitas Indonesia di dunia Internasional untuk

mempertahankan kemerdekaan!

5. Sebutkan faktor-faktor yang memaksa Belanda keluar dari Indonesia !

c. Tugas rumah

Perintah tugas:

1. Buatlah kronologi berbagai peristiwa penting yang terjadi di Indonesia dalam

mempertahankan kemerdekaan, mulai dari tingkat daerah hingga tingkat

pusat!

2. Carilah gambar peran dunia internasional dalam konflik dalam konflik

Indonesia-Belanda, dan berikan tanggapanmu!

Tindak lanjut

- Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaian 75% atau lebih.

- Memberikan program remedial untuk siswa yang tingkat pencapaian kurang

dari 75%.

- Memberikan program pengayaan.

Page 130: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Contoh Materi (bahan ajar)

SEJARAH PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA

PADA MASA AGRESI MILITER II BELANDA TAHUN 1948 DI KUDUS

1. Perpindahan Pasukan Batalyon Kusmanto

Pada tanggal 11 Desember 1948 Batalyon Kusmanto yang semula

berkedudukan di Surakarta tiba di Kudus untuk menggantikan Batalyon Sutarno

yang mendapat tugas baru di Surakarta. Batalyon tersebut dipimpin oleh Mayor

Kusmanto selaku komandan batalyon yang baru.

Di Surakarta Batalyon Kusmanto termasuk dalam Divisi Panembahan

Senopati yang dipimpin oleh Mayor Jendral Sutarto. Pada waktu terjadi rasionalisasi

dan reorganisasi Angkatan Perang tanggal 15 Mei 1948 batalyon ini masih tetap

berada di Surakarta.

Perpindahan pasukan Batalyon Kusmanto dari Surakarta ke Kudus

menggunakan kereta api dengan jalur Purwodadi, Blora, Rembang, Pati. Karena

sulitnya transportasi perpindahan pasukan tidak dapat dilakukan secara serentak .

Akibatnya ketika Belanda benar-benar melakukan agresi militer di kota Kudus pada

tanggal 19 Desember 1948, Batalyon Kusmanto yang berkekuatan dua kompi,

pasukan yang sampai di Kudus baru sebanyak satu kompi.

Batalyon Kusmanto mendapat tugas utama untuk mempertahankan kota

Kudus dari Agresi Militer kedua Belanda yang diramalkan akan bergerak dari

Semarang ke Pati melalui jembatan Tanggul Angin. Ketika sampai di Kudus Mayor

Page 131: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Kusmanto memerintahkan pasukannya bertugas di front Tanggul Angin. Selanjutnya

Mayor Kusmanto mengadakan koordinasi dengan pejabat setempat untuk membahas

strategi yang akan ditempuh apabila Belanda benar-benar melakukan agresi

militernya ke Kudus. Hasil koordinasi tersebut diperoleh kesepakatan bahwa apabila

Belanda menyerbu, maka pemerintah sipil memberikan kekuasaan kepada militer

untuk mendirikan pemerintahan militer di pengasingan, sedangkan para pejabat sipil

tetap berada di dalam kota. Meskipun para pejabat sipil tidak ikut bergerilya, namun

tetap berjuang melawan Belanda dan membantu TNI. Pada akhirnya mereka

bergabung dalam suatu wadah perjuangan dalam kota yang disebut Komando Staf

Kota.

2. Agresi Militer II Belanda di Kudus

Kudus yang merupakan wilayah RI berdasarkan perjanjian Renville mendapat

serbuan Belanda dari arah kota Semarang, pasukan darat melaju cepat menyusuri

jalan utama Semarang-Demak-Kudus, sedangkan pasukan udara terbang cepat

menuju udara daerah Kudus. Kemudian melakukan pemboman terhadap beberapa

tempat penting.

Pada tanggal 19 Desember 1948 jam tujuh pagi sebuah pesawat terbang cocor

merah milik Belanda terbang rendah di atas udara kota Kudus. Seperempat jam

kemudian muncul tiga pesawat Yogger dengan gencar memuntahkan serentetan

tembakan metraliur dan granat ke arah bukan saja basis militer, tetapi juga ke sasaran

umum seperti stasiun kereta api, pabrik gula Rendeng, pabrik rokok di Kudus Wetan

dan Kudus Kulon. Pemboman pesawat-pesawat tempur Belanda menimbulkan

Page 132: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

kehancuran dan kebakaran di gedung-gedung tersebut. Kepulan asap membubung di

udara. Rakyat panik dan berlari tak tentu arah untuk menyelamatkan diri. Tempat

lain yang juga menjadi sasaran pemboman adalah Masjid Besar yang terletak di

sebelah barat alun-alun, instalasi listrik negara di Jati, rumah kepala desa Pasuruhan

yang disangka markas militer Batalyon Basuno dan beberapa sarana transportasi

seperti mobil, sepeda motor, dan sepeda yang berada di tepi-tepi jalan kota Kudus.

Pemboman itu berlangsung dari jam tujuh pagi hingga jam duabelas siang.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan Belanda menyerang Kudus pada saat

Agresi Militer II Belanda yaitu:

1. Kudus merupakan pintu gerbang masuk ke wilayah Karesidenan Pati, oleh

karena itu Belanda yang ingin menguasai wilayah tersebut harus menduduki

daerah Kudus terlebih dahulu, baru menyusul daerah lain seperti Jepara, Pati,

Rembang, dan Blora.

2. Wilayah Kudus berdasarkan perjanjian Renville berbatasan dengan garis

Demarkasi Van Mook, yaitu sepanjang sungai Serang di sebelah selatan kota.

Dengan demikian, maka berarti Kudus merupakan daerah yang berbatasan

langsung dengan wilayah pendudukan Belanda. Kudus wilayah Republik

Indonesia dan Demak wilayah pendudukan Belanda.

3. Secara ekonomis Kudus saat itu sudah makmur, perkembangan ekonominya

tinggi, karena berkembangnya beberapa perusahaan yang cukup besar seperti

perusahaan rokok cap bal tiga, perusahaan rokok cap Menakjinggo, dan

perusahaan batik. Selain itu perkebunan tebu peninggalan Belanda di Kudus

Page 133: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Utara masih luas. Penguasaan daerah produktif sangat berarti sekali, karena ini

merupakan faktor penunjang kehidupan tentaranya di Indonesia.

Setelah mengetahui adanya serangan udara Belanda, Mayor Kusmanto selaku

Komandan Batalyon Kudus memimpin seluruh TNI untuk melakukan pencegatan di

sebelah utara jembatan Tanggul Angin. TNI bersiap-siap untuk menggempur

pasukan Belanda bila melewati jembatan tersebut, dengan mengerahkan dan

menyatukan seluruh pasukan Batalyon Kusmanto dan sebagian pasukan Batalyon

Basuno.

Pada hari Sabtu tanggal 19 Desember 1948 pukul 14.00 Belanda menyerbu

kota Kudus dari arah Demak. Setelah berada di jembatan Tanggul Angin mereka

mendapat perlawanan dari TNI, tembak menembak dengan gencar terjadi. Tetapi

karena jumlah pasukan Belanda jauh lebih banyak dan bersenjata lengkap, maka

Mayor Kusmanto segera memerintahkan pasukannya mundur. sehingga Belanda

akhirnya berhasil menduduki kota Kudus.

3. Belanda Menduduki Kota Kudus

Pasukan Belanda yang mempunyai persenjataan lengkap dan modern

menyebabkan TNI mengambil siasat mundur bergerak ke Gunung Muria. Ada

beberapa faktor lain yang menyebabkan jatuhnya pertahanan TNI di Kudus, yaitu:

a. Pada waktu itu pasukan Balalyon Kusmanto yang berpindah dari Surakarta ke

Kudus belum seluruhnya tiba termasuk sarana persenjataan dan sarana lainnya.

b. Jarak antara Kudus dengan garis demarkasi Van Mook yaitu sepanjang sungai

Serang di mana jembatan Tanggul Angin berada kurang lebih hanya 5 km.

Page 134: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

c. Hubungan antara masyarakat Kudus dengan Batalyon Kusmanto belum begitu

akrab, karena masih ada rasa curiga mencurigai sebagai akibat dari peristiwa

merah 18 September 1948.

Siasat mundur yang dilakukan Mayor Kusmanto juga disebabkan karena

mentaati Perintah Siasat Nomor 1 dari Panglima Besar Jendral Sudirman yang

memerintahkan kepada seluruh TNI untuk memberikan perlawanan ringan dengan

tujuan menghambat gerakan musuh bila ternyata Belanda melakukan Agresi Militer.

Kemudian mengundurkan diri ke luar kota untuk membentuk kantong-kantong

gerilya. Hal ini dilakukan mengingat pasukan musuh berjumlah besar dengan

perlengkapan senjata modern sulit untuk ditahan, sehingga usaha yang dilakukan

adalah memperlambat gerakan musuh agar dapat mengungsikan alat-alat

pemerintah, pegawai dan rakyat ke kantong-kantong gerilya, selanjutnya melakukan

perlawanan secara gerilya.

Gerakan mundur pasukan TNI terbagi dalam kelompok-kelompok. Mayor

Kusmanto memimpin pasukannya untuk mundur ke gunung Muria, dengan

menempuh jalur dari Tanggul Angin menuju ke utara melewati alun-alun kota

Kudus. Di desa Purworejo pasukannya mendapat serangan mortir dari serdadu

Belanda, untuk menghindarinya maka diambil jalan ke timur menuju desa

Gondangmanis. Selanjutnya bergerak ke Gondosari melalui Dawe. Lettu Karno

memimpin kelompok pasukan dengan mengambil rute desa Prambatan, Klumpit,

Karangmalang, Besito, kemudian berhenti di desa Gondosari. Pasukan yang

dipimpin oleh Lettu Muhadi mengambil rute Tanggul Angin, Bareng, Tanjung Mojo,

Page 135: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

mendaki Gunung Pati Ayam dan akhirnya bertemu Kepala Staf Komando Daerah

Muria Kapten Ali Machmudi di desa Bageng Gembong Pati.

Lettu Suyitno, seorang anggota Pelajar Pejuang Bersenjata dari Sekolah

Taman Dewasa memimpin seluruh pelajar Kudus untuk berjuang melawan

pendudukan Belanda. Dalam aksi mundur melalui Barongan berhasil menyerang

sebuah jip Belanda yang ditumpangi 5 serdadu, selanjutnya bergerak ke desa Mlati

Lor, Bacin, Pedawang, akhirnya bertemu pasukan Mayor Kusmanto di desa Gondang

Manis. Lettu Sucipto memimpin pasukan bergerak dari Tanggul Angin, Bareng,

Tanjungrejo, ketika sampai di Hadiwarno bertemu dengan pasukan TNI yang gagal

menyelamatkan senjata ke Pati karena lokomotif kereta api yang ditumpangi hancur

diserang pesawat tempur Belanda.

Pasukan Belanda yang bertugas di Kudus terus mengadakan pembenahan

dan menduduki beberapa tempat penting seperti stasiun kereta api, pom bensin,

pabrik gula Rendeng, mendirikan markas militer di gedung bekas pabrik rokok cap

Bal Tiga, Markas Inlichting Vereniging Gebied atau markas organisasi mata-mata

Belanda dan memusatkan kekuatan militernya di gedung Asisten Residen, Rendeng.

Setelah berhasil menguasai kota Kudus kemudian mendirikan pemerintahan

militer yang dipimpin kapten Brijjle dan menduduki tempat-tempat penting seperti

gedung pemerintah, dan tempat penting lainnya. Selain itu juga mendirikan basis

pertahanan di berbagai tempat. antara lain:

a. Markas Koedoesche Radio Vereeniging (KRV) yaitu markas pemerintahan

kolonial Belanda di Kudus yang dilengkapi sebuah stasiun radio sebagai sarana

Page 136: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

komunikasi. Markas ini menempati bekas pabrik rokok cap “Bal Tiga”. Gedung

ini sekarang menjadi markas KODIM 0722 Kudus.

b. Mendirikan markas Inlichting Vereeniging Gebied (IVG) yaitu organisasi mata-

mata Belanda yang anggotanya terdiri orang-orang Indonesia asli dan Belanda

totok. Rumah seorang pengusaha Cina yang terletak di sebelah timur KRV

dirampas untuk dijadikan markas IVG ini. Sekarang gedung ini menjadi Kantor

Telkom Kudus.

c. Menempatkan armada perang di gedung Asisten Residen di desa Rendeng.

Gedung tersebut sekarang menjadi Gedung Wanita Ngasirah.

Belanda juga mendirikan pos-pos penjagaan di beberapa tempat seperti di

Dawe, Barongan, Jember dan Tanjungrejo dengan tujuan untuk memperkuat

pertahanan dan menjaga perkebunan tebu di daerah Kudus utara.

4. Reaksi Masyarakat Kudus Terhadap Pendudukan Belanda

Pendudukan Belanda atas kota Kudus mendapat reaksi dari semua lapisan

masyarakat. Reaksi yang timbul sebagai akibat dari pendudukan Belanda adalah

terpecahnya masyarakat menjadi beberapa kelompok yaitu:

a. Masyarakat yang bergabung bersama TNI mengungsi ke luar kota untuk

mendirikan kantong-kantong gerilya dan pertahanan di desa. Mereka umumnya

terdiri dari para pejabat pemerintah daerah, para pelajar dan anggota suatu

organisasi kelaskaran.

Page 137: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

b. Masyarakat yang tetap berada di dalam kota membentuk organisasi perjuangan

khusus yaitu Komando Staf Kota. Dalam perjuangannya mereka berpura-pura

bekerja sama dan masuk dalam pemerintahan militer Belanda.

c. Masyarakat yang mau bekerja sama dengan Belanda. Mereka dijadikan pegawai,

antek dan mata-mata.

d. Masyarakat keturunan Cina sebagian bersikap netral, sebagian menjadi antek

Belanda dan sebagian lagi membantu TNI. Mereka yang ikut berjuang bersama

TNI dipelopori oleh Ang Sing Djiang, pedagang beras di desa Panjunan Kulon.

e. Masyarakat keturunan Arab dan India yang berada di Pekojan banyak yang

membantu TNI meskipun secara sembunyi-sembunyi.

Masyarakat Kudus yang sudah merdeka harus kembali mengangkat senjata

untuk mempertahankan kemerdekaannya. Masyarakat yang tidak senang dengan

adanya pendudukan Belanda memilih berjuang, baik secara terang-terangan maupun

sembunyi-sembunyi. Mereka inilah pejuang-pejuang bangsa yang tangguh.

5. Aksi Gerilya Batalyon Kusmanto di Gunung Muria

Untuk menambah kekuatan daya tempur, TNI merekrut pemuda-pemuda desa

yang sehat jasmani dan rohani untuk menjadi anggota TNI. Mereka mendapat latihan

kemiliteran. Setelah benar-benar terlatih, kemudian dibagi menjadi 2 kelompok:

a. Mereka yang terampil, cerdas, ulet, tangkas dan siap tempur, bergabung menjadi

anggota pasukan mobil.

Page 138: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

b. Mereka yang kurang memenuhi syarat seperti tersebut di atas, ikut bergabung

dalam Pasukan Gerilya Desa atau Pager Desa, yang bertugas membantu kegiatan

para asisten wedana militer, kepala desa dan pamong praja lainnya.

Setelah cukup kuat dan terkoordinasi dengan baik, pada pertengahan bulan

Januari 1949 Mayor Kusmanto berunding dengan Mayor Basuno selaku Jepara

Tevens Troepen Comandant untuk merencanakan serangan umum terhadap

kedudukan Belanda di kota, hasil perundingan tersebut adalah:

a. Sasaran utama serangan umum terhadap Belanda di dalam kota adalah kompleks

pabrik gula Rendeng, pos penjagaan di Jember dan Barongan, stasiun kereta api

dan pom bensin.

b. Perincian pembagian tugas:

1) Mayor Kusmanto dan Mayor Basuno memimpin langsung penyerbuan terhadap

komplek pabrik gula Rendeng.

2) Lettu Karno memimpin pasukan untuk melucuti senjata para opsir yang

bertugas di pos penjagaan Jember.

3) Kapten Kahartan memimpin pasukan yang bertugas melucuti senjata opsir

Belanda di pos penjagaan Barongan.

4) Lettu Muhadi memimpin pasukan yang bertugas menyerbu stasiun kereta api.

5) Lettu Suhardiman bertugas membakar pom bensin Jati.

c. Penyerbuan segera dilaksanakan bersama-sama pada keesokan harinya.

Rencana tersebut terlaksana dengan baik, seluruh pasukan TNI bergerak

menuju sasaran yang telah ditetapkan. Penyerbuan terhadap kompleks pabrik gula

Rendeng merupakan perjuangan terberat, karena kompleks tersebut merupakan pusat

Page 139: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

kegiatan Belanda dan IVG, di sebelahnya pusat penyimpanan senjata yang

penjagaannya lebih ketat dibanding tempat lainnya. Dengan semangat juang dan jiwa

patriotisme yang tinggi, TNI berhasil melakukan penyusupan, perlucutan senjata, dan

serangan yang hebat terhadap posisi lawan, hanya pembakaran pom bensin yang

menemui kegagalan. Namun secara keseluruhan serangan umum tersebut berhasil

dan merupakan prestasi bagi TNI.

Belanda terkejut dan melakukan serangan balasan, namun hal itu sudah

diperkirakan sebelumnya oleh TNI, sehingga Belanda gagal menemukan TNI karena

sudah menyingkir ke gunung Muria, dan sebagian berhasil menyusup berbaur dengan

penduduk dan menyamar sebagai petani.

Belanda kemudian menambah pos-pos penjagaan yang dilengkapi opsir-opsir

bersenjata, penjaga perkebunan tebu bersenjata, mata-mata yang direkrut dari orang

Indonesia, dan penjara. Dari tempat tersebut Belanda melakukan aksi penggeledahan,

patroli, serangan dan menyebar mata-mata.

Markas TNI berpindah-pindah tempat kedudukannya untuk menghindari

penggeledahan oleh Belanda. Ketika berada di desa Ternadi, pasukan Republik ini

semakin terorganisir, hubungan dengan sesama pejuang di kompleks Gunung Muria

semakin erat. Akhirnya TNI terbiasa dengan medan gerilya di Gunung Muria karena

mereka telah lama tinggal dan bergerilya di tempat tersebut bersama rakyat.

Kesetiaan rakyat terhadap pemerintah RI menumbuhkan rasa senasib dan

sepenanggungan untuk bersama-sama berjuang mempertahankan kemerdekaan.

Bantuan rakyat adalah sesuatu yang penting bagi perjuangan suatu bangsa, tanpa

bantuan rakyat perjuangan sulit untuk mencapai keberhasilan. Setiap mengetahui

Page 140: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

bahwa Belanda akan menggempur markas TNI, maka markas tersebut segera

dipindahkan, sehingga Belanda selalu gagal menemukan markas TNI. Untuk

melampiaskan kemarahannya, Belanda kemudian membakar rumah yang dicurigai

dan memenjarakan pemiliknya.

Setelah gugurnya Lettu Wiyotomulyo saat mempertahankan Bangsri dari

serbuan Belanda, banyak pejuang dari Jepara yang bergabung dengan pasukan

Batalyon Kusmanto. Hal ini justru makin memperkuat kedudukan TNI di Kudus,

sehingga strategi perang diubah dari pasif defensif menjadi aktif agresif, tidak hanya

menunggu serangan atau melakukan pencegatan patroli musuh, tetapi juga

menggempur musuh beserta sarana militernya. Sebagai contoh, ketika markasnya

berada di desa Japan Lor, TNI melakukan serangan besar-besaran ke pos penjagaan

Dawe, dan berhasil menewaskan 2 orang Onder Nemenwacht atau penjaga

perkebunan tebu dan 6 orang Leger Oscht Indische Compagnie atau prajurit penjaga

pos. Belanda melakukan serangan balasan dengan menggempur pesanggrahan Colo

dan rumah-tumah yang disangka markas TNI yang berakibat melukai beberapa

penduduk.

TNI berhasil melakukan strategi perang gerilya, Belanda tidak dapat

mengetahui markas pejuang, mata-matanya selalu tertangkap berkat kesigapan TNI

dan rakyat. Belanda sering kehilangan tentaranya akibat serangan mendadak maupun

pencegatan-pencegatan yang dilakukan oleh para pejuang. Hal ini membuat Belanda

marah dan mengeluarkan ultimatum agar para gerilyawan mau menyerah.

6. Pasukan Macan Putih

Page 141: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Pada bulan Pebruari 1949, Mayor Kusmanto membentuk pasukan tempur

khusus atau Mobil Troep yang bernama Pasukan Macan Putih. Pasukan ini

berkekuatan satu seksi atau 40 orang terdiri dari 4 regu, masing-masing regu

dipimpin oleh seorang komandan regu. Komandan Regu I adalah Sersan Sumaryo

Komandan Regu II Sersan Sutoyo, Komandan Regu III Sersan Sugimin, Komandan

Regu IV Sersan Wasimin. Mayor Kusmanto sebagai Panglima Tertinggi pasukan itu

dan Kapten Kahartan sebagai Bupati Militer Kudus merangkap Komandan Seksi.

Anggota Pasukan Macan Putih ini adalah pejuang TNI pilihan, sudah berpengalaman

di berbagai medan pertempuran, seperti di Gunung Kapur yang tandus daerah Pati

Selatan maupun hutan belantara di Purwodadi, Blora dan Gunung Lawu

Karanganyar.

Sebagai Mobil Troep atau pasukan tempur, kesatuan Pasukan Macan Putih

mempunyai tugas yang berat. Mereka harus menghadapi pasukan Belanda yang

berjumlah banyak dan bersenjata lengkap. Hanya dengan semangat juang yang tinggi

serta jiwa pengorbanan yang tebal telah menumbuhkan patriot-patriot bangsa yang

siap mati untuk membela negara.

Sejak pembentukannya, Pasukan Macan Putih selalu berhasil dalam setiap

gerakan dan aksinya seperti:

a. Serangan umum terhadap pos-pos Belanda

Serangan ini paling sering dan hampir setiap saat dilakukan dengan tujuan:

(1) untuk mendapat senjata; (2) untuk membebaskan kawan seperjuangan yang

dipenjara; (3) menculik beberapa orang Belanda atau orang kepercayaannya untuk

dijadikan sandera.

Page 142: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Aksi penyergapan dan perlucutan senjata merupakan cara yang yang lebih

mudah dan resikonya lebih ringan dibandingkan pencegatan atau penyerbuan. Para

pejuang melakukan aksinya pada malam hari, pada saat musuh lengah. Serangan

kilat yang tiba-tiba akan membuat mereka panik dan tidak dapat berbuat banyak.

Pasukan Macan Putih menggunakan kesempatan yang baik ini untuk mendapatkan

senjata, dan membebaskan rakyat atau kawan seperjuangan yang berada dalam

penjara.

Pos-pos penjagaan Belanda yang sering menjadi sasaran adalah pos

penjagaan Dawe, Jember, dan Tanjungrejo. Di antara ketiga pos tersebut yang paling

sering diserang adalah pos penjagaan Dawe karena selain letaknya paling dekat

dengan markas, juga karena di pos ini paling banyak rakyat dan TNI yang dipenjara.

b. Mengadakan penculikan terhadap mata-mata Belanda

Dalam usaha menanamkan kembali kekuasaannya di Indonesia, Belanda

memiliki pasukan yang tangguh bersenjata lengkap, dan menyebarkan mata-mata di

seluruh wilayah pendudukan. Mata-mata tersebut bertugas untuk mendapatkan

keterangan mengenai kekuatan, kedudukan dan aktivitas TNI. Mata-mata Belanda ini

hampir seluruhnya adalah orang Indonesia yang mau menjadi anteknya. Para

pengkhianat bangsa ini lebih berbahaya daripada orang Belanda asli. Untuk lebih

mengoptimalkan kerjanya, Belanda mempersatukan mereka dalam sebuah organisasi

yang bernama Inlichting Veilling Gebied.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, Pasukan Macan Putih

melakukan pembersihan. Beberapa orang TNI yang tindakannya mencurigakan

Page 143: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

akhirnya ketahuan, seperti Sutedjo seorang anggota Komando Onder Distrik Militer

(KODM) Kecamatan Jekulo, yang kemudian melarikan diri dan bergabung dengan

pasukan Belanda Koninklij Indie Leger (KNIL).

Pasukan Macan Putih juga melakukan upaya agar rakyat bebas dari pengaruh

Belanda, dengan cara memberikan ceramah dan pengarahan-pengarahan tentang

bahaya mata-mata Belanda, selain itu juga menyebar anggota TNI yang bertugas

sebagai mata-mata untuk mengawasi orang-orang yang dicurigai berpihak kepada

Belanda. Usaha ini sangat berhasil, hampir setiap hari datang informasi dari rakyat

mengenai orang-orang yang bekerja sama dengan musuh, dan TNI segera melakukan

tindakan. Akhirnya TNI berhasil menciptakan suasana aman, sehingga rakyat

semakin percaya akan kemampuan dan kekuatan para pejuang.

c. Pencegatan terhadap pasukan Belanda

Pasukan Macan Putih yang hanya beranggota 40 orang dikenal tangguh,

berkat ketangkasan dan pengalamannya di berbagai medan pertempuran sehingga

selalu berhasil dalam setiap pencegatan atau penghadangan patroli Belanda. Pasukan

tempur Kudus tersebut dapat memporak-porandakan konvoi pasukan Belanda antara

lain di hutan Trowelo, Dukuh Waringin, Gunung Bedah, desa Klaling, dan

Tanjungrejo.

Keberhasilan pencegatan di Dukuh Waringin merupakan prestasi tersendiri

bagi Pasukan Macan Putih. Pada waktu itu pasukan Belanda yang berkekuatan satu

seksi sedang bergerak dari Dawe menuju Glagah. Baru sampai di desa Japan Lor,

mata-mata TNI telah melihatnya dan segera memberi tahu Mayor Kusmanto.

Page 144: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Setelah mendapat laporan Mayor Kusmanto langsung memberikan komando kepada

seluruh pasukan agar bergerak melingkar menuju sebuah bukit yang strategis di

pinggir timur sungai Dukuh Waringin. Begitu konvoi Belanda memasuki jalan yang

terletak di pinggir barat sungai tersebut, Pasukan Macan Putih segera

menggempurnya. Pasukan Belanda yang tidak mengetahui serta tidak menyangka

akan datangnya serangan, membalas dengan sekenanya. Dalam pertempuran tersebut

Belanda kehilangan 16 orang serdadu, dan 8 orang luka-luka, sedangkan yang masih

hidup melarikan diri. Di pihak Pasukan Macan Putih tidak ada satu pun yang terluka.

Sampai dengan saat pembubarannya tanggal 27 Desember 1949, Pasukan Macan

Putih tetap utuh beranggota 40 orang dengan personil yang sama seperti pada saat

pembentukannya.

7. Komando Staf Kota

Pada saat Belanda menduduki kota Kudus, seluruh TNI dan orang-orang yang

setia kepada Pemerintah Republik Indonesia bergerak ke Gunung Muria untuk

membentuk kantong pertahanan dan Pemerintah Militer Kudus, serta berjuang secara

fisik dalam arti mengangkat senjata melawan Belanda. Sementara di dalam kota

beberapa orang yang setia kepada Pemerintah RI dan tidak ikut bergerilya, segera

menyusun kekuatan untuk membentuk barisan perjuangan. Mula-mula mereka terdiri

dari para mantan pejabat sipil pemerintah, kemudian banyak rakyat biasa yang

bergabung, akhirnya semua lapisan masyarakat dari berbagai keturunan ikut berjuang

melawan pendudukan Belanda di dalam kota.

Page 145: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Selanjutnya Norhadi menemui Mayor Kusmanto untuk melaporkan

keberadaan para pejuang di kota beserta organisasi yang akan disusun. Sebagai

tanggapan, Bupati Militer Kudus lalu menamakan organisasi perjuangan tersebut

Komando Staf Kota yang secara resmi berdiri pada bulan Pebruari 1949. Sebagai

pemimpinnya semula ditunjuk Lettu Eling Harjono, namun karena kesibukannya

sebagai kurir luar kota, akhirnya Norhadi ditunjuk untuk menggantikannya.

Sebagai langkah awal dan konsolidasi organisasi, adalah melakukan

pembenahan dan menyusun struktur organisasi sebagai berikut:

Pemimpin Komando Staf Kota : Norhadi

Seksi Hubungan Masyarakat : Sunarto, Djamil, Soediro, Wiryorejo, Kusnadi.

Seksi Mata-Mata : Dahlan, Koesnin

Seksi Suplai Pangan : Zaelani Syakur, Saleh Sakur, Ang Sing Djiang,

Hadi Mulyono.

Seksi Kesehatan : dr. Ramelan, dr. Soeroto, Soepaat, Soepardjo

Seksi Kurir : Nasripah, Soeradi, Mariah, Badiah, Saleh Dja’far,

H. Mohamad, Karnen.

Selain pejuang-pejuang yang tersebut di atas masih banyak lagi pejuang-

pejuang lain dari berbagai macam profesi, misalnya Marsono seorang guru Sekolah

Menengah Ekonomi Pertama (SMEP), Sri Hadi, Wirasmi dan Rahmah guru Sekolah

Rakyat (SR), Soeparno dan Abdul Rakhim pegawai DPU Kudus. Ada suatu

kebanggaan bersama dalam perjuangan ini karena aktifnya beberapa orang keturunan

Cina yang masuk dalam seksi suplai pangan.

Page 146: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Perjuangan Komando Staf Kota berbeda dengan Pasukan Macan Putih.

Komando staf kota mengutamakan menghimpun informasi tentang keadaan musuh,

melayani kebutuhan pasukan TNI dan merawat para pejuang yang terluka

Dalam aksinya, sehari-hari bekerja seperti biasa sesuai dengan profesi masing-

masing untuk menghindari kecurigaan pihak Belanda. Namun perjuangan tidak bisa

lepas dari pengorbanan. Kegiatan mereka diketahui oleh mata-mata Belanda

sehingga Norhadi, Suryadi, Zaeni Syakur, Sasmito, Karyono dan Koesnin ditangkap

oleh KNIL dengan tuduhan menjadi mata-mata TNI. Meskipun diinterogasi dan

disiksa, jiwa heroisme dan semangat patriotisme mereka tidak padam, dan tetap tidak

mau memberikan informasi apa pun, sampai akhirnya dimasukkan dalam penjara.

Sampai pada saat pembubarannya tanggal 27 Desember 1949, Komando Staf

Kota tetap berdiri kokoh, meskipun harus kehilangan beberapa anggotanya. Mereka

yang gugur antara lain Marboko, Partono dan Darmo. Organisasi perjuangan sipil ini

telah memberikan andil besar dalam rangka mengenyahkan penjajah dari bumi

Nusantara.

8. Komando Daerah Muria

Pendudukan Belanda atas Karesidenan Pati memunculkan strategi baru bagi

Komandan Sub Teritorial Militer atau STM Pati, Letkol dr. Gunawan untuk

melaksanakan Perintah Siasat No.1 Panglima Besar Jendral Sudirman yaitu tentang

pembentukan kantong gerilya di pegunungan atau tempat pengasingan Letkol dr.

Page 147: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Gunawan berada di tempat pengungsian di Desa Bageng, yang terletak di lereng

timur gunung Muria, termasuk ke dalam wilayah kecamatan Gembong kabupaten

Pati. Letaknya sangat strategis, tidak jauh dari jalan utama menuju pusat kota, tetapi

tersembunyi di balik hutan Gembong dan Trowelo sehingga Belanda sulit untuk

melacaknya. Penduduk desa ini adalah penyokong dan pejuang sejati yang selalu

membantu TNI.

Lerkol dr. Gunawan kemudian membentuk organisasi perjuangan yang

bernama Komando Daerah Muria atau Komando Muria Kompleks. Komando

perjuangan ini merupakan wadah organisasi TNI dan laskar-laskar perjuangan rakyat

yang berada di Jepara, Kudus, dan Pati bagian Utara. Organisasi ini merupakan

pecahan dari Sub Teritorial Militer atau STM Karesidenan Pati. Organisasi inilah

yang telah memberikan andil besar dalam rangka perjuangan menentang pendudukan

Belanda di daerah Kudus pada masa Agresi Militer II Belanda.

Adapun susunan organisasi Komando Daerah Muria ketika dibentuk adalah

sebagai berikut Letkol dr Gunawan sebagai Komandan, Kapten Ali Machmudi

sebagai Kepala Staf merangkap Bupati Militer Pati, Mayor Kusmanto sebagai Bupati

Militer Kudus dan Kapten Iskak sebagai Bupati Militer Jepara.

Pada tanggal 26 Desember 1948 Komando Daerah Muria mengadakan rapat

pertama kali yang dihadiri oleh perwakilan dari 3 golongan yaitu, Mochtar HS

(golongan sipil), Kapten Ali Machmudi (golongan militer), dan Kyai Isran (golongan

rakyat). Rapat tersebut menghasilkan keputusan:

a. Semua gerilyawan baik TNI, Sipil maupun rakyat tidak boleh berkumpul dalam

satu desa, tetapi harus berpencar di beberapa desa.

Page 148: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

b. Suplai pangan bagi para pejuang dibebankan kepada masyarakat semampunya.

c. Berhubung belum mendapat bantuan persenjataan dari pemerintah, maka dalam

perjuangan menggunakan senjata seadanya yang telah dimiliki.

Kedudukan TNI di desa Bageng akhirnya diketahui oleh Belanda yang

kemudian mengadakan operasi terus menerus. Setiap ada patroli atau operasi, para

pejuang telah keluar dari perkampungan menuju ke tempat-tempat yang strategis

untuk melakukan pencegatan apabila pasukan Belanda yang berpatroli kembali,

selanjutnya TNI dengan mudah dapat menggempurnya. Namun ketika pada bulan

Mei 1949 Belanda melakukan operasi besar-besaran, Letkol dr. Gunawan tertangkap

di desa Bremi. Selanjutnya Letkol dr Gunawan menerima bujukan Belanda agar mau

bekerja sama, dan menyerukan kepada seluruh gerilyawan agar mengikuti jejaknya.

Tetapi para pejuang tetap tegar, tidak menanggapi seruan itu, bahkan memperkuat

pasukan dengan menambah personil dari pemuda-pemuda pedesaan.

Kepemimpinan Komando Daerah Muria kemudian diambil alih oleh Kapten

Ali Machmudi. Pada masa kepemimpinannya koordinasi antargerilyawan di Gunung

Muria semakin baik. Untuk memperlancar komunikasi menggunakan jasa kurir.

Dalam melaksanakan tugasnya, para kurir menyamar sebagai pedagang, petani atau

profesi lain sesuai dengan situasi dan kondisi saat itu.

Pasukan Belanda terus melakukan operasi, TNI selalu dapat menghindar dari

penyergapan, namun pada tanggal 23 Juni 1949 seorang pejuang besar yaitu Haji

Zaeni tertangkap oleh Belanda. Beliau gugur sebagai kusuma bangsa setelah

ditembak oleh pasukan Belanda karena tidak mau menunjukkan tempat kedudukan

TNI. Kegagalan demi kegagalan dalam setiap operasi membuat pasukan Belanda

Page 149: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

marah, lalu melampiaskannya dengan menembaki penduduk, merusak dan

membakar rumah penduduk, serta mengeluarkan ultimatum. Komando Daerah Muria

berhasil menggunakan strategi perang gerilya semesta, sehingga meskipun TNI

selalu mendapat tekanan dan sulit melakukan komunikasi antar gerilyawan, namun

perlawanan tidak pernah berhenti.

Melihat kenyataan seperti itu, Komandan STM Pati Selatan mengirimkan

bantuan pasukan berkekuatan satu seksi yang dipimpin oleh Iskandar Jayusman.

Seluruh pasukan itu berasal dari kesatuan Brigade Ronggolawe. Kedatangan pasukan

tersebut disambut gembira oleh Kapten Ali Machmudi, para gerilyawan dan seluruh

masyarakat Gembong. Mereka kemudian mengadakan koordinasi untuk menentukan

strategi.

Pada hari Rabu tanggal 20 Juli 1949 pukul 05.00, Asisten Wedana Gembong,

Mochtar HS mendapat laporan bahwa pasukan Belanda bergerak menuju Gembong.

Kemudian Mochtar HS melapor kepada Kapten Ali Machmudi dan menyarankan

kepadanya agar hari itu menyingkir ke hutan Muria, tidak usah ikut menghadang

musuh, tetapi saran itu tidak diterima. Sementara itu Letda Iskandar Jayusman

beserta pasukannya segera menuju ke hutan Trowelo untuk melakukan pencegatan.

Di hutan Trowelo mereka bertemu dengan Pasukan Macan Putih dipimpin oleh

Mayor Kusmanto yang bertujuan sama. Mereka kemudian berkoordinasi dan

membagi tugas. Pada saat iring-iringan pasukan Belanda memasuki jaringan

pertempuran dan telah terkepung, TNI dengan gencar menggempurnya. Pertempuran

ini berlangsung seru, posisi TNI sangat menguntungkan karena berada di atas bukit

yang berhutan lebat, sehingga pasukan Belanda sulit melakukan serangan balasan.

Page 150: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Dua truk Belanda hancur, 30 serdadu Belanda tewas dan 19 lainnya terluka,

sedangkan sebuah jip dan scout car dapat meloloskan diri.

Pasukan yang lolos ini setelah sampai di dukuh Bregat dihadang oleh pasukan

Co. I yang dipimpin oleh Kapten Ali Machmudi yang kemudian dibantu oleh

pasukan Letda Iskandar Jayusman. Jip berhasil ditembak dan menewaskan serta

melukai beberapa orang yang berada di dalamnya, sedangkan scout car masih dalam

posisi siap tembak. Ketika tembak menembak berhenti, Kapten Ali Machmudi

bermaksud berjibaku dengan menarik bambu disertai pelemparan granat untuk

mengusir scout car. Ternyata granat tidak meledak dan pada saat yang bersamaan

pasukan Belanda memuntahkan serentetan tembakan yang tepat mengenai tubuhnya.

Beberapa saat kemudian Kapten Ali Machmudi menghembuskan nafas terakhir,

gugur sebagai kusuma bangsa.

Perjuangan memerlukan pengorbanan, gugurnya para pahlawan tidak

melunturkan keberanian dalam menjalankan tugas. Demikian pula halnya dengan

gugurnya Kapten Ali Machmudi, makin mengobarkan semangat heroisme dan

patriotisme para pejuang untuk tetap melanjutkan perjuangan merebut kembali

kemerdekaan yang pernah teraih.

Serangan yang dilakukan oleh Belanda pada tanggal 20 Juli 1949 tersebut

merupakan serangan besar-besaran yang disebabkan oleh: (a) kegagalan pasukan

Belanda menemukan TNI dalam setiap operasi yang dilakukan; (b) ketegaran hati

TNI dan rakyat yang tidak mau menyerah sesuai ultimatum mereka; (c) Belanda

mengetahui datangnya bala bantuan dari STM Pati Selatan; (d) Belanda ingin

Page 151: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

melakukan pengejaran terhadap Pasukan Macan Putih yang telah melakukan

penyerangan terhadap pasukan Belanda dan segala fasilitasnya di pusat kota.

Pada tanggal 23 Juli 1949, Mayor Kusmanto secara resmi menjadi Komandan

Komando Daerah Muria menggantikan Kapten Ali Mahmudi. Kemudian Mayor

Kusmanto memindahkan markas besar Komando Daerah Muria ke desa Glagah

untuk memudahkan komunikasi, administrasi, koordinasi serta pengorganisasian

dalam segala gerakan atau tindakan.

Selanjutnya markas di desa Glagah dijadikan sebagai markas besar

perjuangan di Gunung Muria. Dipilihnya desa Glagah sebagai markas besar adalah

karena daerahnya sangat subur, sehingga bahan pangan cukup melimpah, berada di

sebuah bukit yang terlindung oleh dua sungai, hutannya masih tebal, selain itu

penduduknya setia kepada pemerintah Republik Indonesia.

Pada saat bermarkas di desa Glagah, Mayor Kusmanto melakukan koordinasi

dan konsolidasi pasukan serta menerapkan konsep perjuangan aktif agresif. Bupati

Militer Jepara Letda Paulus diperintahkan untuk terus menerus melakukan

penekanan yang berupa pencegatan patroli, penyerangan terhadap pos-pos penjagaan

dan instalasi militer serta sarana-sarana milik Belanda. Selain itu juga menghidupkan

kembali kantong gerilya di desa Sirahan yang berada di lereng utara Gunung Muria.

Komandan Daerah Operasi Pati Utara, Letda Iskandar Jayusman diberi tugas

untuk memperkuat pertahanan TNI di Kecamatan Tlogowungu, terutama di

perkebunan kopi Jolong, Dalam melaksanakan tugas tersebut Letda Iskandar

Jayusman bekerja sama dengan Pasukan Macan Putih Kudus. Hasilnya, pasukan

Belanda tidak berani lagi mengganggu perkebunan kopi di Jolong.

Page 152: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Kapten Kahartan selaku Bupati Milter Kudus mendapat tugas untuk

menyempurnakan Pasukan Macan Putih dan Komando Staf Kota baik dalam

aktivitas, senjata maupun strategi perang. Aktivitas berarti mempersering melakukan

serangan, senjata berarti menambah persenjataan dengan cara sering melakukan

penyergapan dan perlucutan senjata di pos-pos penjagaan. Senjata hasil rampasan

tersebut dipergunakan untuk memperkuat TNI dalam menjalankan perang gerilya.

Sedangkan strategi perang berarti TNI menggunakan strategi perang gerilya dengan

taktik serang menghilang, yaitu serangan cepat, mendadak, dalam waktu singkat,

setelah berhasil segera bergerak ke tempat aman. Dengan strategi ini TNI semakin

kuat, baik dari segi persenjataan maupun moril pasukan. Di pihak Belanda turun

mentalnya dan merasa terancam. Dengan strategi perang tersebut, ternyata TNI

berhasil memenangkan pertempuran di seluruh wilayah Gunung Muria.

Strategi perang gerilya semesta yang telah dicanangkan oleh Panglima

Tentara dan Teritorium Jawa Kolonel A.H. Nasution terbukti berhasil. Strategi

perjuangan tersebut melibatkan seluruh warga negara dari semua lapisan. Baik rakyat

maupun aparat pemerintahan saling bahu membahu dalam perjuangan. Mereka sadar

bahwa tanpa persatuan dan perjuangan, maka kemerdekaan tidak mungkin dapat

dipertahankan. Para gerilyawan TNI kebanyakan bukan asli daerah, namun perasaan

senasib, seperjuangan, sebangsa dan setanah air telah menumbuhkan persatuan dan

semangat nasionalisme di antara mereka.

Masa perjuangan Komando Daerah Muria benar-benar penuh pengorbanan

Hambatan, rintangan dan tantangan baik fisik maupun nonfisik setiap saat

menghadang. Segala daya upaya, jiwa dan raga dipertaruhkan demi organisasi dan

Page 153: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

tetap tegaknya negara Republik Indonesia. Organisasi perjuangan Komando Daerah

Muria telah berhasil mengemban tugas sucinya yaitu menyatukan gerak langkah

seluruh gerilyawan TNI dan rakyat di kawasan Gunung Muria dalam melawan

pendudukan Belanda. Koordinasi yang baik, dilandasi rasa persatuan dan sikap

nasionalisme yang tinggi, serta jiwa patriotisme dan semangat kepahlawanan telah

mendukung dalam setiap perjuangan merebut kembali kemerdekaan.

9. Pembubaran Komando Daerah Muria

Belanda telah salah perhitungan, agresi militernya yang kedua tidak dapat

melumpuhkan TNI maupun menghapus Republik Indonesia dari peta dunia, tetapi

justru menambah semangat juang bangsa Indonesia. TNI telah mempersiapkan

segala kemungkinan yang akan terjadi, termasuk Agresi Militer II berdasar

pengalaman pada agresi yang pertama termasuk langkah antisipasinya.

Berlakunya pemerintahan militer untuk seluruh Jawa, keberhasilan sistem

perang gerilya semesta, sikap nonkooperatif rakyat kepada Belanda,telah menjadi

bukti kegagalan pemerintahannya di Indonesia.

Melihat kenyataan demikian, pada tanggal 6 Agustus 1949, Residen Militer

Belanda di Pati mengirimkan surat kepada Mayor Kusmanto selaku pemimpin TNI

di Gunung Muria yang berisi ajakan mengadakan perundingan perdamaian. Namun

Mayor Kusmanto tetap waspada, dia menyusun strategi berdasar kenyataan bahwa

tidak satu pun orang Belanda atau anteknya yang mengetahui pasti tentang dirinya

karena belum ada yang pernah melihat wajahnya

Page 154: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Mayor Kusmanto menunjuk Dwi Totok, salah seorang anggota pasukannya untuk

menjadi ketua delegasi, dengan pertimbangan apabila Belanda mengkhianati

perundingan, maka yang ditangkap ketua delegasi yang disangka Mayor Kusmanto.

Perundingan dilaksanakan tanggal 8 Agustus 1949 dengan hasil: (a) Belanda harus

mengakui daerah Republik di Muria Kompleks dengan garis status sebelah timur

desa Serut, sampai ke barat daerah Kudus utara, dan Jepara bagian Tenggara; (b)

Apabila Belanda memasuki daerah Republik harus ijin kepada TNI; (c) kedua belah

pihak tidak akan mengadakan tembak menembak; (d) semua rakyat yang ditawan

Belanda harus dibebaskan.

Kedua belah pihak menyetujui hasil perundingan itu, tetapi ternyata Belanda

sering melakukan pelanggaran seperti tetap mamasuki wilayah Republik tanpa ijin,

menggeledah rumah, menangkap dan memenjarakan penduduk. Mayor Kusmanto

memerintahkan menangkap serdadu Belanda yang berpatroli di wilayah Republik.

Sehingga perundingan kedua diadakan dengan hasil: (a) kedua belah pihak harus

membebaskan tawanannya; (b) Peraturan tukar menukar tawanan 1 : 10, dalam arti 1

orang Belanda harus diganti dengan 10 rakyat.

Setelah itu keadaan relatif tenang, TNI dan rakyat dapat menikmati suasana

damai sambil terus memantau perkembangan nasional dengan mendengarkan berita-

berita radio. Pada tanggal 3 Nopember 1949 radio menyiarkan tentang hasil

Konferensi Meja Bundar di Den Haag, salah satunya adalah Belanda akan mengakui

kedaulatan Republik Indonesia selambat-lambatnya tanggal 31 Desember 1949.

Page 155: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Setelah mengetahui hal itu Mayor Kusmanto memanggil seluruh pejabat

tinggi di lingkungan Komando Daerah Muria untuk membahas rencana kegiatan TNI

berkaitan dengan pengakuan kedaulatan. Rapat menghasilkan kesepakatan:

a. Upacara pengakuan kedaulatan dari pihak Republik diwakili oleh Bupati Militer

dari masing-masing kota.

b. Pada waktu upacara tersebut, Mayor Kusmanto akan membubarkan secara resmi

Komando Daerah Muria.

c. Selama masa damai bulan Nopember dan Desember TNI tidak boleh lengah, tetap

waspada untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan.

Pada tanggal 26 Desember 1949, Mayor Kusmanto mendapat surat dari

Komandan Militer Kudus Overste Van Ohl, yang berisi bahwa pengakuan kedaulatan

RI secara resmi pada tanggal 27 Desember 1947, untuk kota Kudus upacara

dilaksanakan di Markas Besar tentara Belanda di sebelah timur alun-alun.

Keesokan harinya Mayor Kusmanto diiringi seluruh TNI bergerak dengan

mengambil rute Gembong, hutan Trowelo, Kaliampo, Margoyoso, Bareng, Jekulo,

Rendeng, menuju ke Markas Tentara Belanda tempat upacara diadakan. Setelah

menerima ucapan pengakuan atas keberadaan Republik Indonesia, Mayor Kusmanto

menyampaikan amanat, antara lain pembubaran secara resmi Komando Daerah

Muria, termasuk di dalamnya adalah Pasukan Macan Putih, dan Komando Staf Kota.

Setelah upacara selesai seluruh pejuang TNI bergerak menuju pendopo

kabupaten untuk bertemu dengan teman-teman seperjuangan dan mantan pejabat

sipil. Keesokan harinya di tempat yang sama, Bupati Militer Kudus Kapten Kahartan

mengembalikan kekuasaan kepada Bupati Sipil R. Ahmad Djojosoedarmo.

Page 156: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis

Keterangan:

Contoh materi (bahan ajar) ini disusun/dikembangkan dari beberapa sumber yaitu:

1. Hasil wawancara dengan seorang pelaku sejarah yaitu Bapak H. Abdul Majid

(Kusnadi).

2. Aida Mustofa. 1995. Perjuangan Komando Daerah Muria Melawan Agresi Militer

Belanda II Di Daerah Kudus. Skripsi. Semarang: IKIP Semarang.

3. Iskandar Jayusman. 1984. Catatan-catatan yang Berserakan (Peristiwa-peristiwa

Nyata Selama Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia Periode 1945-1950).

Semarang: Aneka Ilmu.

4. Karsan Ali Muhson. 2003. “Sejarah Singkat Perjuangan Gerilya di Daerah Muria”.

Kudus: Tidak Diterbitkan.

Page 157: PERJUANGAN KOMANDO DAERAH MURIA TAHUN 1948 …...Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad ... Perjuangan komando daerah muria tahun 1948 ... bukan karya saya dalam tesis