adaptasi bayi baru lahir bahan

25
Adaptasi Bayi Baru Lahir Pengertian Bayi Baru Lahir Normal Bayi adalah individu baru yang lahir di dunia. Dalam keadaannya yang terbatas, maka individubaru ini sangatlah membutuhkan perawatan dari orang lain. Pengertian Bayi Baru Lahir Normal. Janin yang lahir melalui proses persalinan dan telah mampu hidup di luar kandungan. Karakteristik Bayi Baru Lahir Normal a. Usia 36-42 minggu.b. Berat badan lahir 2500-4000 gr.c. Dapat bernafas dengan teratur dan normal.d. Organ fisik lengkap dan dapat berfungsi dengan baik. Adaptasi Fisik Bayi Baru Lahir Normal Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung menjadimandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula beradadalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu)yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi(O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segalakebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya.Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernafasannya sendiriyang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit.Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim disebut Periode Transisi. Periode iniberlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh. Transisiyang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistemtermoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.Perubahan Sistem Pernafasan. Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi : a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsangpusat pernafasan di otak.

Upload: tembem-luph-ceking

Post on 01-Jul-2015

1.215 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Adaptasi Bayi Baru Lahir bahan

  Adaptasi Bayi Baru Lahir Pengertian Bayi Baru Lahir NormalBayi adalah individu baru yang lahir di dunia. Dalam keadaannya yang terbatas, maka individubaru ini sangatlah membutuhkan perawatan dari orang lain.Pengertian Bayi Baru Lahir Normal.Janin yang lahir melalui proses persalinan dan telah mampu hidup di luar kandungan.Karakteristik Bayi Baru Lahir Normal a. Usia 36-42 minggu.b. Berat badan lahir 2500-4000 gr.c. Dapat bernafas dengan teratur dan normal.d. Organ fisik lengkap dan dapat berfungsi dengan baik.Adaptasi Fisik Bayi Baru Lahir Normal Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung menjadimandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula beradadalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu)yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi(O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segalakebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya.Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernafasannya sendiriyang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit.Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim disebut Periode Transisi. Periode iniberlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh. Transisiyang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistemtermoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.Perubahan Sistem Pernafasan.Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi :a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsangpusat pernafasan di otak.

Page 2: Adaptasi Bayi Baru Lahir bahan

Sistem Endokrin Neonatus

BAB IPENDAHULUAN

Pematangan janin dan kelangsungan hidup neonatus diatur oleh berbagai jenis hormon. Tujuan dari pengaturan hormon ini adalah agar seorang bayi dapat bertahan hidup baik di dalam rahim maupun di luar rahim. Salah satu hormon yang berperan adalah hormon-hormon yang dihasilkan dari kelenjar endokrin.Kelenjar endokrin adalah kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu sebab sekresi yang dibuat tidak meninggalkan kelenjarnya melalui suatu saluran tetapi langsung masuk ke dalam darah yang beredar di dalam jaringan kelenjar. Macam-macam kelenjar endokrin adalah :- Kelenjar hipofisis- Kelenjar tiroid dan paratiroid- Kelenjar adrenal- Kelenjar timusKelenjar dari sistem endokrin menghasilkan bahan-bahan kimia yang mempengaruhi seluruh tubuh. Selama masa kehamilan, banyak perubahan yang terjadi pada kelenjar ini. Tidak hanya perubahan pada masa kehamilan, tetapi juga perubahan ketika bayi sudah lahir. Dalam makalah ini akan dibahas tentang bagaimana perubahan-perubahan sistem endokrin yang terjadi dari intra uterin sampai ekstra uterin.

BAB IIISIPERKEMBANGAN DAN PERSIAPAN SISTEM ENDOKRIN PADA KEHIDUPAN NEONATUS

A. SISTEM ENDOKRIN NEONATUSKelenjar-Kelenjar Endokrin1. Hipofisis AnteriorMulchahey dan kawan-kawan (1987), dalam suatu tinjauan yang bagus sekali tentang ontogenesis fungsi dan regulasi kelenjar hipofisis janin, mengetengahkan suatu pandangan yang menarik dan patut diacungi jempol. Pertama, mereka mengabaikan validitas konsep bahwa pengendalian sekresi hipofisis anterior janin tergantung pada pematangan system saraf pusat. Kedua, mereka menyebutkan bahwa sistem endokrin janin berfungsi selama beberpa waktu sebelum “sistem saraf pusat melengkapi sinaptogenesisnya dan sistem-sistem integrative lainnya telah mencapai status maturitas, sehingga mampu melaksanakan banyak tugas yang berkaitan dengan homeostasis.” Ketiga, mereka melanjutkan dengan mengusulkan bahwa sistem endokrin janin tidak perlu menyerupai sistem endokrin dewasa, tetapi dapat merupakan satu dari sistem homeostasik pertama kali yang dikembangkan.Akhirnya, hipofisis anterior janin berdiferensiasi menjadi lima tipe sel, yang mensekresi enam hormon protein:

Page 3: Adaptasi Bayi Baru Lahir bahan

1. Laktotrop memproduksi prolaktin (PRL)2. Somatotrop, memproduksi hormon pertumbuhan (GH)3. Kortikotrop, memproduksi kortikotropin (ACTH)4. Tirotrop, memproduksi thyroid-stimulating horomone (TSH)5. Gonadotrop, memproduksi luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH).ACTH pertama kali dideteksi pada hipofisis janin pada minggu ke-7 kehamilan dan sebelum akhir minggu ke-17, hipofisis janin mampu mensintesis dan menyimpan semua hormon hipofisis. GH, ACTH dan LH telah diidentifikasi pada hipofisis janin manusia pada kehamilan 13 minggu. Lebih jauh, hipofisis janin responsif terhadap hormon-hormon hipofisiotropik dan mampu mensekresi hormon-hormon ini sejak kehamilan dini.Kadar hormon pertumbuhan hipofisis agak tinggi pada darah tali pusat, meskipun peranan untuk hormon tersebut dalam pertumbuhan dan perkembangan janin tidak jelas. Dekapitasi in utero tidak banyak mengganggu pertumbuhan sisa lainnya pada janin binatang, seperti yang diperlihatkan oleh Bearn (1967) dan lainnya. Lagipula, janin-janin anensefalik manusia dengan jaringan hipofisis kecil tidak banyak berbeda dari janin-janin normal.Hipofisis janin menghasilakn dan melepaskan endorfin-β dengan cara yang berbeda dari kadar plasma ibunya. Lagipula, kadar endorfin-β dan lipotrofin-β darah tali pusat ditemukan menurun sesuai dengan menurunnya pH janin, tetapi berkorelasi dengan cara yang positif dengan PCO2 janin.2. NeurohipofisisNeurohipofisis janin berkembang dengan baik pada kehamilan 10 sampai 12 minggu dan sudah dapat ditemukan oksitosin dan arginin vasopresin (AVP). Di samping itu, hormon vasotosin (AVT) terdapat di hipofisis janin dan kelenjar pineal. AVT hanya terdapat pada kehidupan janin manusia. Pada binatang-binatang dewasa, infus AVT meningkatkan tidur dan merangsang pelepasan prolaktin.Ada kemungkinan oksitosin dan AVP berfungsi pada janin untuk menghemat air tetapi aksi-kasi ini sebagian besar pada tingkat paru dan plasenta dibandingkan pada tingkat ginjal. Pembentukan PGE2 di dalam ginjal janin dapat melemahkan kerja AVP di organ ini.Beberapa peneliti telah menemukan bahwa kadar AVP di plasma tali pusat meningkat secara menyolok dibandingkan dengan kadar yang ditemukan dalam plasma ibu. Di samping itu, AVP dalam darah tali pusat dan darah janin tampak meninggi pada stress janin.3. Hipofisis Intermedia JaninAda lobus intermedie hipofisis yang berkembang baik pada janin manusia. Sel-sel dalam struktur ini mulai menghilang sebelum cukup bulan dan tidak ada lagi pada hipofisis dewasa. Produk sekresi utaria dari sel-sel lobus intermedia adalah hormon stimulasi α-melanosit (α-MSH) dan β-endorfin. Kadar α-MSH janin menurun secara progesif sesuai dengan umur kehamilan.4. TiroidSistem hipofisis-tiroid mampu berfungsi pada akhir tri trimester pertama (lihat tabel). Tetapi sampai tengah-tengah kehamilan, sekresi thyroid-stimulating hormone dan hormon tiroid masih rendah. Ada peningkatan yang lumayan besar setelah waktu ini. Mungkin sangat sedikit tirotropin melintasi plasenta dari ibu ke janin sementara

Page 4: Adaptasi Bayi Baru Lahir bahan

stimulator-stimulator. Tiroid berjangka panjang LATS dan LATS-protektor demikian juga, bila terdapat dalam konsentrasi tinggi pada ibunya. Juga, antibody-antibaodi IgG ibu terhadap thyroid-stimulating hormon (TSH) juga dapat melintasi plasenta sehingga mengakibatkan kadar TSH tinggi palsu pada neonatus.Tabel fase-fase pematangan tiroid pada janin dan neonatus manusiaFase Peristiwa Umur KehamilanI Embriogenesis sumbu hipofisis-tiroid 2 sampai 12 mingguII Pematangan hypothalamus 10 sampai 35 mingguIII Perkembangan pengendalian neuroendorin 20 minggu sampai 4 minggu setelah lahirIV Pematangan system monodeyodinasi perifer 30 monggu sampai 4 minggu setelah lahirDari Fisher: Ross Conference on Obstetrical Decisions and Neonatal outcome, San Diego, Mei 1979.Plasenta manusia secara aktif mengkonsentrasikan yodida pada sisi janin dan sepanjng trimester kedua dan ketiga kehamilan, tiroid janin mengkonsentrasikan yodida lebih kuat daripada tiroid ibu. Karena itu, pemberian raip-yodida atau jumlah yodida yang lebih banyak dari biasa, jelas berbahaya bagi janin.Hormon tiroid yang berasal dari ibu melintasi plasenta pada tingkat yang sangat terbatas dengan triyodotironin lebih mudah lewat darpada tiroksin. Ada aksi terbatas hormon tiroid selama kehidupan janin. Janin manusia yang atiroid tumbuh secara normal pada waktu lahir. Hanya jaringan-jaringan tertentu yang mungkin responsive terhadap hormon tiroid, yaitu otak dan paru.

5. Kelenjar ParatiroidAda bukti yang baik bahwa paratiroid menguraikan parathormon pada akhir trimester pertama dan kelenjar tersebut tampaknya memberi respon in utero terhadap stimulasi pengaturan. Neonatus dari ibu-ibu dengan hiperparatiroidisme, misalnya dapat menderita tetani hipokalsemik. Kadar kalsium plasma dalam janin, 11 sampai 12 mg per dL, dipertahankan oleh transpor aktif dari darah ibu. Kadar paratiroid dalam darah janin relatif rendah dan kadar kalsitonin tinggi. Pada biri-biri, paratiroidektomi janin menyebabkan turunnya konsentrasi kalsium plasma janin. Nefrektomi juga menyebabkan turunnya kalsium dan 1α-hidroksilasi dari 25-OH-kolekalsiferol terjadi di ginjal janin.6. Kelenjar AdrenalAdrenal janin manusia disbanding dengan ukuran badan totalnya jauh lebih besar daripada perbandingan ukuran tersebut pada orang dewasa, seluruh pembesaran tersebut merupakan bagian dalamnya atau yang disebut zone janin korteks adrenal. Zone janin yang normalnya mengalami hipertrofi tersebut, mengalami involusio dengan cepat setelah lahir. Zone janin tersebut tidak ada dalam kejadian yang jarang, dimana hipofisis janin secara kongenital tidak ada. Adrenal janin juga mensintesis aldosteron. Pada satu penelitian, kadar aldosteron di plasma tali pusat mendekati cukup bulan, melebihi kadarnya di plasma ibu, seperti juga rennin dan substrat rennin. Tubulus-tubulus ginjal bayi baru lahir dan barangkali juga janin tampak relatif tidak sensitif terhadap aldosteron.Perkembangan Adrenal Janin AwalPada awal kehidupan embrional, adrenal janin tersusun dari sel-sel yang mirip dengan

Page 5: Adaptasi Bayi Baru Lahir bahan

sel-sel zona fetal korteks adrenal janin, sel-sel ini dengan cepat muncul dan berproliferasi sebelum waktu vaskularisasi hipofisis oleh hipotalamus sempurna. Hal ini memberi kesan bahwa perkembangan awal adrenal janin berada di bawah pengaruh-pengaruh trofik yang mungkin tidak sepenuhnya sesuai dengan pengaruh trofik pada orang dewasa. Kemungkinan, ACTH disekresi oleh hipofisis janin tanpa adanya factor corticotropin-releasing factor (CRF) atau ACTH (atau CRF) lain yang timbul dari suatu sumber selain hipofisis janin, misalnya dari ACTH (atau CRF) korionik yang disintesis oleh trofoblas. ACTH tidak menyebrangi plasenta. Tetapi ada kemungkinan lain, ini mencakup kemungkinan bahwa ada suatu agen selain ACTH yang meningkatkan replikasi sel-sel adrenal zona fetal.Korteks adrenal fetus normal terus menerus berkembang sepanjang kehamilan dan selama 5 sampai 6 minggu kehamilan terakhir, terjadi kenaikan cepat ukuran adrenal fetus manusia. Jelas bahwa laju pertumbuhan adrenal fetus dan sekresi steroid tidak dikendalikan oleh rangsang trofik tunggal (ACTH), tetapi lebih diatur oleh lebih dari satu jenis agen yang menunjang pertumbuhan.7. GonadSiiteri dan Wilson (1974) mendemontrasikan sintesis testosteron oleh testis janin dari progesterone dan pregnenolon pada kehamilan 10 minggu. Lebih lanjut, Leinonen dan Jaffe ( 1985) menemukan bahwa sel-sel Leydig testis janin luput dari desensitisasi yang khas pada testis dewasa, yang diberi tantangan-tantangan hCG berulang. Fenomena dalam testis janin ini mungkin disebabkan oleh:1. Tidak adanya reseptor estrogen di dalam testis janin2. Stimulasi prolaktin pada reseptor-reseptor hCG/LH pada testis janinKarena itu, ada hubungan yang erat antara gambaran perkembangan sel-sel Leydig dalam testis janin dan kadar hCG, pembentukan testosteron testis dan kadar hCG, konsentrasi reseptor untuk kadar LH/hCG dan tidak adanya regulasi penurunan reseptor LH/hCG dan sekresi testosteron testikuler janin yang terus menerus pada waktu kadar hCG tinggi. Pembentukan estrogen di ovarium janin telah didemonstrasikan tetapi pembentukan estrogen di ovarium tidak diperlukan untuk perkembangan fenotip perempuan. Plasenta Sebagai Organ EndokrinPerubahan-perubahan endokrin yang menyertai kehamilan manusia mungkin adalah yang paling unik dan paling mengherankan yang dicatat pada fisiologi atau patofisiologi mamalia. Kalau diteliti niali-nilai ini, jelas bahwa perubahan-perubahan endokrin pada kehamilan merupakan fenomena. Di samping peningkatan pembentukan hormon steroid seks dan mineralkortikoid ini, juga ada peningkatan menyolok kadar rennin, angiotensinogen dan angiotensin II plasma, bersamaan dengan produksi harian 1 g laktogen plasenta manusia (hPL) dan jumlah gonadotropin koroinik manusia (hCG) dalam jumlah banyak.Plasenta juga memproduksi adrenokortikotropin (ACTH) korionik dan produk-produk lain dari pro-opiomelanokortik, human korionik tirotropin (hCT) dan juga hypothalamic-like releasing dan inhibiting hormon, yaitu thyrotropin-releasing hormone (TRH), gonadotropin-releasing hormone (GnRH) atau luteinizing hormon-releasing hormone (LHRH), corticotropin-releasing factor (CRF) dan somatostatin serta inhibin dan berbagai macam protein yang unik untuk kehamilan (spesifik-kehamilan) atau proses-proses neoplastik.Hormon-Hormon Protein Plasenta

Page 6: Adaptasi Bayi Baru Lahir bahan

1. Gonadotropin korionik2. Adrenokortikotropin dan tirotropin korionik3. Hormon-hormon hypothalamic like-releasing dari plasenta4. InhibinB. SISTEM ENDOKRIN EKSTRA UTERINSistem endokrin pada neonatus ekstra uterin jelas berbeda daripada ketika berada dalam kandungan. Ketika janin berada dalam kandungan maka masih mendapatkan segala kebutuhannya dari ibu melalui plasenta meskipun dalam perkembangan di dalam kandungan mulai terbentuk organ-organ bagi aktivitas hidup. Bnamun, organ-organ tersebut, misalnya system endokrin masih belum sempurna sempurna untuk dapat hidup mandiri. Setelah janin lahir barulah system endokrin dapat bekerja sehingga bayi dapat hidup diluar rahim ibunya kerena hilangnya ketergantungan dari plasenta dan ibu.Setelah lahir ada beberapa kelenjar yangmengalami daptasi agar mampu bekerja misalnya :Kelenjar TiroidSegera setelah lahir, kelenjar tiroid mngalami perubahan-perubahan besar funsi dan metabolisnya. Pendinginan atmosfer membangkitkan peningkatan mendadak dan jelas sekresi tirotropsin, yang selanjutnya menyebabkan peningkatan progresif kadar tiroksin serum maksimal 24-26 minggu setelah lahir. Ada peningkatan kadar tryiyodotironin serum yang terjadi hampir bersamaan.Kelenjar TimusPada bayi baru lahir ukurannya masih sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gram atau sedikit ukurannya ertambah dan pada masa remaja beratnya meningkat 30-40 gram kemudian mengerut lagi.

BAB IIIKESIMPULAN

Sistem endokrin terdiri dari beberapa kelenjar antara lain :1. Hipofisis interior2. Neuro hipofisis3. Hipofisis intermedia janin4. Tiroid5. Paratiroid6. Kelenjar adrenal7. Gonad Kelenjar –kelenjar endokrin pada intra uterin belum bisa berfungsi secara maksimal karena pembentukan belum sempurna dan masih mendapatkan bantuan dari plasenta dan kelenjar endokrin ibunya, Pembentukan kelenjar-kelenjar endokrin dimulai dari trimester I Kelenjar-kelenjar endokrin pada ekstra uterin sudah bisa berfungsi secara maksimal karena pembentukannya juga sudah muali sempurna jadi neonatus sudah tidak mendapatkan bantuan dari plasenta dan kelenjar endokrin ibunya.

Page 7: Adaptasi Bayi Baru Lahir bahan

DAFTAR PUSTAKA

Hacker & Moore. 2001. Essensial Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : HipocratesHamilton., Persis Mary. 1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGCMac Donald, dkk. 1995. Obstetri Williams. Jakarta :EGCPearce, Evelyn C. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : GramediaPrawirohardjo., Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua system.

Neonatus bukanlah miniatur orang dewasa, bahkan bukan pula miniatur anak. Neonatus mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba tergantung pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang serba mandiri. Masa perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72 pertama. Transisi ini hampir meliputi semua sistem organ tapi yang terpenting bagi anestesi adalah system pernafasan sirkulasi, ginjal dan hepar.

Maka dari itu sangatlah diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk melakukan suatu tindakan anestesi terhadap neonatus.

SISTEM PERNAFASAN

Jalan Nafas :

Otot leher bayi masih lembek, leher lebih pendek, sulit menyangga atau memposisikan kepala dengan tulang occipital yang menonjol. Lidah besar, epiglottis berbentuk “U” dengan proyeksi lebih ke posterior dengan sudut ± 450, relative lebih panjang dan keras, letaknya tinggi, bahkan menempel pada palatum molle sehingga cenderung bernafas melalui hidung. Akibat perbedaan anatomis epiglottis tersebut, saat intubasi kadangkala diperlukan pengangkatan epiglottis untuk visualisasi. Sementara lubang hidung, glottis, pipa tracheobronkial relative sempit, meningkatkan resistensi jalan nafas, mudah sekali tersumbat oleh lender dan edema. Trachea pendek, berbentuk seperti corong dengan diameter tersempit pada bagian cricoid. (Cote CJ,2000).

Pernafasan :

Sangkar dada lemah dan kecil dengan iga horizontal. Diafragma terdorong keatas oleh isi perut yang besar. Dengan demikian kemampuan dalam memelihara tekanan negative intrathorak dan volume paru rendah sehingga memudahkan terjadinya kolaps alveolus serta menyebabkan neonatus bernafas secara diafragmatis. Kadang-kadang tekanan negative dapat timbul dalam lambung pada waktu proses inspirasi, sehingga udara atau gas anestesi mudah terhirup ke dalam lambung. Pada bayi yang mendapat kesulitan bernafas dan perutnya kembung dipertimbangkan pemasangan pipa lambung.

Karena pada posisi terlentang dinding abdomen cenderung mendorong diafragma ke atas serta adanya keterbatasan pengembangan paru akibat sedikitnya elemen elastis paru, maka

Page 8: Adaptasi Bayi Baru Lahir bahan

akan menurunkan FRC (Functional Residual Capacity) sementara volume tidalnya relative tetap. Untuk meningkatkan ventilasi alveolar dicapai dengan cara menaikkan frekuensi nafas, karena itu neonatus mudah sekali gagal nafas. Peningkatan frekuensi nafas juga dapat akibat dari tingkat metabolisme pada neonatus yang relative tinggi, sehingga kebutuhan oksigen juga tinggi, dua kali dari kebutuhan orang dewasa dan ventilasi alveolar pun relative lebih besar dari dewasa hingga dua kalinya. Tingginya konsumsi oksigen dapat menerangkan mengapa desaturasi O2 dari Hb terjadi lebih mudah atau cepat, terlebih pada premature, adanya stress dingin maupun sumbatan jalan nafas.

SISTEM SIRKULASI DAN HEMATOLOGI

Aliran darah fetal bermula dari vena umbilikalis, akibat tahanan pembuluh paru yang besar (lebih tinggi dibanding tahanan vaskuler sistemik =SVR) hanya 10% dari keluaran ventrikel kanan yang sampai paru, sedang sisanya (90%) terjadi shunting kanan ke kiri melalui ductus arteriosus Bottali.

Pada waktu bayi lahir, terjadi pelepasan dari plasenta secara mendadak (saat umbilical cord dipotong/dijepit), tekanan atrium kanan menjadi rendah, tahanan pembuluh darah sistemik (SVR) naik dan pada saat yang sama paru mengembang, tahanan vaskuler paru menyebabkan penutupan foramen ovale (menutup setelah beberapa minggu), aliran darah di ductus arteriosus Bottali berbalik dari kiri ke kanan. Kejadian ini disebut sirkulasi transisi. Penutupan ductus arteriosus secara fisiologis terjadi pada umur bayi 10-15 jam yang disebabkan kontraksi otot polos pada akhir arteri pulmonalis dan secara anatomis pada usia 2-3 minggu.

Pada neonatus reaksi pembuluh darah masih sangat kurang, sehingga keadaan kehilangan darah, dehidrasi dan kelebihan volume juga sangat kurang ditoleransi. Manajemen cairan pada neonatus harus dilakukan dengan secermat dan seteliti mungkin. Tekanan sistolik merupakan indicator yang baik untuk menilai sirkulasi volume darah dan dipergunakan sebagai parameter yang adekuat terhadap penggantian volume. Autoregulasi aliran darah otak pada bayi baru lahir tetap terpelihara normal pada tekanan sistemik antara 60-130 mmHg. Frekuensi nadi bayi rata-rata 120 kali/menit dengan tekanan darah sekitar 80/60 mmHg.

SISTEM EKSKRESI DAN ELEKTROLIT

Akibat belum matangnya ginjal neonatus, filtrasi glomerulus hanya sekitar 30% disbanding orang dewasa. Fungsi tubulus belum matang, resorbsi terhadap natrium, glukosa, fosfat organic, asam amibo dan bikarbonas juga rendah. Bayi baru lahir sukar memekatkan air kemih, tetapi kemampuan mengencerkan urine seperti orang dewasa. Kematangan filtrasi glomerulus dan fungsi tubulus mendekati lengkap sekitar umur 20 minggu dan kematangannya sedah lengkap setelah 2 tahun.. (Cote CJ,2000)

Karena rendahnya filtrasi flomerulus, kemampuan mengekskresi obat-obatan juga menjadi diperpanjang. Oleh karena ketidakmampuan ginjal untuk menahan air dan garam, penguapan air, kehilangan abnormal atau pemberian air tanpa sodium dapat dengan cepat jatuh pada dehidrasi berat dan ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremia. (Warih,1992)

Pemberian cairan dan perhitungan kehilangan atau derajat dehidrasi diperlukan kecermatan lebih disbanding pada orang dewasa. Begitu pula dalam hal pemberian

Page 9: Adaptasi Bayi Baru Lahir bahan

elektrolit, yang biasa disertakan pada setiap pemberian cairan.

FUNGSI HATI

Fungsi detoksifikasi obat masih rendah dan metabolisme karbohidrat yang rendah pula yang dapat menyebabkan terjadinya hipoglikemia dan asidosis metabolic. Hipotermia dapat pula menyebabkan hipoglikemia.

Cadangan glikogen hati sangat rendah. Kadar gula normal pada bayi baru lahir adalah 50-60%. Hipoglikemia pada bayi (dibawah 30 mg%) sukar diketahui tanda-tanda klinisnya, dan diketahui bila ada serangan apnoe atau terjadi kejang. Sintesis vitamin K belum sempurna. Pada pemberian cairan rumatan dibutuhkan konsentrasi dextrose lebih tinggi (10%). Secara rutin untuk bedah bayi baru lahir dianjurkan pemberian vitamin K 1 mg i.m.hati-hati penggunaan opiate dan barbiturate, karena kedua obat tersebut dioksidasi dalam hati.

SISTEM SYARAF

Waktu perkembangan system syaraf, sambungan syaraf, struktur otak dan myelinisasi akan berkembang pada trimester tiga (myelinisasi pada neonatus belum sempurna, baru matang dan lengkap pada usia 3-4 tahun), sedangkan berat otak sampai 80% akan dicapai pada umur 2 tahun. Waktu-waktu ini otak sangat sensitive terhadap keadaan-keadaan hipoksia.

Persepsi tentang rasa nyeri telah mulai ada, namun neonates belum dapat melokalisasinya dengan baik seperti pada bayi yang sudah besar. Sebenarnya anak mempunyai batas ambang rasa nyeri yang lebih rendah disbanding orang dewasa.

Perkembangan yang belum sempurna pada neuromuscular junction dapat mengakibatkan kenaikan sensitifitas dan lama kerja dari obat pelumpuh otot non depolarizing.

Syaraf simpatis belum berkembang dengan baik sehingga parasimpatis lebih dominant yang mengakibatkan kecenderungan terjadinya refleks vagal (mengakibatkan bradikardia; nadi <110 kali/menit) terutama kalau bayi dalam keadaan hipoksia maupun bila aad stimulasi daerah nasofaring. Sirkulasi bayi baru lahir stabil setelah berusia 24-48 jam.

Belum sempurnanya mielinisasi dan kenaikan permeabilitas blood brain barrier akan menyebabkan akumulasiobat-obatan seperti barbiturat dan narkotik, dimana mengakibatkan aksi yang lama dan depresi pada periode pasca anestesi.

Sisa dari blok obat relaksasi otot dikombinasikan dengan zat anestesi IV dapat menyebabkan kelelahan otot-otot pernafasan, depresi pernafasan dan apnoe pada periode pasca anestesi.

Setiap keadaan bradikardia harus dianggap berada dalam keadaan hipoksia dan harus cepat diberikan oksigenasi. Kalau pemberian oksigen tidak menolong baru dipertimbangkan pemberian sulfas atropine.

PENGATURAN TEMPERATUR

Pusat pengaturan suhu di hypothalamus belum berkembang, walaupun sudah aktif.

Page 10: Adaptasi Bayi Baru Lahir bahan

Kelenjar keringat belum berfungsi normal, mudah kehilangan panas tubuh (perbandingan luas permukaan dan berat badan lebih besar, tipisnya lemak subkutan, kulit lebih permeable terhadap air), sehingga neonatus sulit mengatur suhu tubuh dan sangat terpengaruh oleh suhu lingkungan (bersifat poikilotermik). Produksi panas mengandalkan pada proses non-shivering thermogenesis yang dihasilkan oleh jaringan lemak coklat yang terletak diantara scapula, axila, mediastinum dan sekitar ginjal. Hipoksia mencegah produksi panas dari lemak coklat (Morgan HAH,1993)

Hipotermia dapat terjadi akibat dehidrasi, suhu sekitar yang panas, selimut atau kain penutup yang tebal dan pemberian obat penahan keringat (misal: atropin, skopolamin). Adapun hipotermia bisa disebabkan oleh suhu lingkungan yang rendah, permukaan tubuh terbuka, pemberian cairan infuse/ tranfusi darah dingin, irigasi oleh cairan dingin, pengaruh obat anestesi umum (yang menekan pusat regulasi suhu) maupun obat vasodilator.

Temperature lingkungan yang direkomendasikan untuk neonatus adalah 270C. Paparan dibawah suhu ini akan mengandung resiko diantaranya: cadangan energi protein akan berkurang, adanya pengeluaran katekolamin yang dapat menyebabkan terjadinya kenaikan tahanan vaskuler paru dan perifer, lebih jauh lagi dapat menyebabkan lethargi, shunting kanan ke kiri, hipoksia dan asidosis metabolic.

Untuk mencegah hipotermia bias ditempuh dengan : memantau suhu tubuh, mengusahakan suhu kamar optimal atau pemakaian selimut hangat, lampu penghangat, incubator, cairan intra vena hangat, begitu pula gas anestesi, cairan irigasi maupun cairan antiseptic yang digunakan yang hangat.

FARMAKOLOGI

Farmakokinetik dan farmakodinamik dari obat-obat yang diberikan pada neonatus berbeda disbanding dengan dewasa karena pada neonatus :

1. Perbandingan volume cairan intravaskuler terhadap cairan ekstravaskuler berbeda dengan orang dewasa.

2. Laju filtrasi glomerulus masih rendah

3. Laju metabolisme yang tinggi

4. Kemampuan obat berikatan dengan protein masih rendah

5. Liver/hati yang masih immature akan mempengaruhi proses biotransformasi obat.

6. Aliran darah ke organ relative lebih banyak (seperti pasa otak, jantung, liver dan ginjal)

7. Khusus pada anestesi inhalasi, perbedaan fisiologi system pernafasan : ventilasi alveolar tinggi, Minute volume, FRC rendah, lebih rendahnya MAC dan koefisien partisi darah/gas akan meningkatkan potensi obat, mempercepat induksi dan mempersingkat pulih sadarnya. Tekanan darah cenderung lebih peka terhadap zat anestesi inhalsi mungkin karena mekanisme kompensasi yang belum sempurna dan depresi miokard hebat.

Beberapa obat golongan barbiturat dan agonis opiate agaknya sangat toksisk pada

Page 11: Adaptasi Bayi Baru Lahir bahan

neonatus disbanding dewasa. Hal ini mungkin karena obat-obat tersebut sangat mudah menembus sawar darah otak, kemampuan metabolisme masih rendah atau kepekaan pusat nafas sangat tinggi. Sebaliknya neonatus tampaknya lebih tahan terhadap efek ketamin.

Bayi umumnya membutuhkan dosis suksisnil cholin relative lebih tinggi disbanding dewasa karena ruang extraselulernya relative lebih besar. Respon terhadap pelumpuh otot non deplarisasi cukup bervariasi.

PERSIAPAN ANESTESI

Sebelum anestesi dan pembedahan dilaksanakan, keadaan hidrasi, elektrolit, asam basa harus berada dalam batas-batas normal atau mendekati normal. Sebagian pembedahan bayi baru lahir merupakan kasus gawat darurat. Proses transisi sirkulasi neonatus, penurunan PVR (Pulmonary Vascular Resistance) berpengaruh pada status asam-basanya.

Transportasi neonatus dari ruang perawatan ke kamar bedah sedapat mungkin menggunakan incubator yang telah dihangatkan. Sebelum bayi masuk kamar bedah hangatkan kamar dengan mematikan AC misalnya.

Peralatan anestesi neonatus bersifat khusus. Tahanan terhadap aliran gas harus rendah, anti obstruksi, ringan dan mudah dipindahkan. Untuk anestesi yang lama, kalau mungkin gas-gas anestetik dihangatkan, dilembabkan dengan pelembab listrik. Biasanya digunakan system anestesi semi-open modifikasi system pipa T dari Ayre yaitu peralatan dari Jackson-Rees.

Puasa

Puasa yang lama menyebabkan dehidrasi dan hipoglikemia. Lama puasa yang dianjurkan adalah stop susu 4 jam dan berilah air gula 2 jam sebelum anestesi. (Abdul Latief,1991)

Infus

Dipasang untuk memenuhi kebutuhan cairan karena puasa, mengganti cairan yang hilang akibat trauma bedah, akibat perdarahan, dll. Untuk pemeliharaan digunakan preparat D5%-10% dalam cairan elektrolit.

Neonatus terutama bayi premature mudah sekali mengalami dehidrasi akibat puasa lama atu sulit minum, kehilangan cairan lewat gastrointestinal, evaporasi (Insensible water loss), tranduksi atau sekuestrasi cairan ke dalam lumen usus atau kompartemen tubuh lainnya. Dehidrasi/hipovolemia sangat mudah terjadi karena luas permukaan tubuh dan kompartemen atau volume cairan ekstra seluler relative lebih besar serta fingsu ginjal belum matang.

Cairan pemeliharaan/pengganti karena puasa diberikan dalam waktu 3 jam, jam I 50% dan jam II, III maing-masing 25%. Kecukupan hidrasi dapat dipantau melalui produksi urin (>0,5ml/kgBB/jam), berat jenis urin (<1,010) ,aupun dengan pemasangan CVP (Central Venous Pressure).

Premedikasi

Sulfas Atropine

Page 12: Adaptasi Bayi Baru Lahir bahan

Hampir selalu diberikan terutama pada penggunaan Halotan, Enfluran, Isofluran, suksinil cholin atau eter. Dosis atropine 0,02 mg/kg, minimal 0,1 mg dan maksimal 0,5 mg. lebih digemari secara intravena dengan pengenceran. Hati-hati pada bayi demam, takikardi, dan keadaan umumnya jelek.

Penenang

Tidak dianjurkan, karena susunan syaraf pusat belum berkembang, mudah terjadi depresi, kecuali pasca anestesi dirawat diruang perawatan intensif. (Abdul Latief,1993)

MASA ANESTESI

Induksi

Pada waktu induksi sebaiknya ada yang membantu. Usahakan agar berjalan dengan trauma sekecil mungkin. Umumnya induksi inhalasi dengan Halotan-O2 atau Halotan-O2/N2O.

Intubasi

Intubasi Neonatus lebih sulit karena mulut kecil, lidah besar-tebal, epiglottis tinggi dengan bentuk “U”. Laringoskopi pada neonatus tidak membutuhkan bantal kepala karena occiputnya menonjol. Sebaiknya menggunakan laringoskop bilah lurus-lebar dengan lampu di ujungnya. Hati-hati bahwa bagian tersempit jalan nafas atas adalah cincin cricoid. Waktu intubasi perlu pembantu guna memegang kepala. Intubasi biasanya dikerjakan dalam keadaan sadar (awake intubation) terlebih pada keadaan gawat atau diperkirakan akan dijumpai kesulitan. Beberapa penulis menganjurkan intubasi sadar untuk bayi baru lahir dibawah usia 10-14 hari atau pada bayi premature. Yang berpendapat dilakukan intubasi tidur atas pertimbangan dapat ditekannya trauma, yang dapat dilakukan dengan menggunakan ataupun tanpa pelumpuh otot. Pelumpuh otot yang digunakan adalah suksinil cholin 2 mg/kg secara iv atau im.

Pipa trachea yang dianjurkan adalah dari bahan plastic, tembus pandang dan tanpa cuff. Untuk premature digunakan ukuran diameter 2-3 mm sedangkan pada bayi aterm 2,5-3,5 mm. idealnya menggunakan pipa trachea yang paling besar yang dapat masuk tetapi masih sedikit longgar sehingga dengan tekanan inspirasi 20-25 cmH2O masih sedikit bocor. (Adipradja K, 1998)

Pemeliharaan Anestesi

Dianjurkan dengan intubasi dan pernafasan kendali. Pada umunya menggunakan gas anestesi N2O/O2 dengan kombinasi halotan, enfluran, isofluran ataupun sevofluran. Pelumpuh otot golongan non depol sangat sensitive sehingga harus diencerkan dan pemberiannya secara sedikit demi sedikit.

Pemantauan

1. Pernafasan

- Stetoskop prekordial

Page 13: Adaptasi Bayi Baru Lahir bahan

- Pada nafas spontan, gerak daad, dan bag reservoir

- Warna ekstremitas

1. Sirkulasi

- Stetoskop perikordial

- Perabaan nadi

- EKG dan CVP

1. Suhu

- Rektal

1. Perdarahan

- isi dalam botol suction

- Beda berat kassa sebelum dan sesudah kena darah

- Periksa Hb dan Ht secara serial

1. Air Kemih

- Isi dalam kantong air kemih

PENGAKHIRAN ANESTESIA

Pembersihan lender dalam rongga hidung dan mulut dilakukan secara hati-hati. Pemberian O2 100% selama 5-15 menit setelah agent dihentikan. Bila masih ada pengaruh obat pelumpuh obat non-depol, dapat dilakukan penetralan dengan neostigmin (0,04 mg/kg) bersama atropin (0,02 mg/kg). kemudian dilakukan ekstubasi.

KESIMPULAN

Anestesi pada neonatus merupakan hal yang lain dari biasanya. Karena mereka bukanlah merupakan miniatur orang dewasa sehingga dalam melakukan tindakan anestesi diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus dan teliti dalam manajemennya.

Perhatian khusus sangat diperlukan mengingat perbedaan anatomi, fisiologi dan farmakologi pada neonatus. Jadi sebelum dilakukan tindakan anestesi haruslah dipertimbangkan faktor sistem pernafasan, sirkulasi, ginjal, dan heparnya.

Page 14: Adaptasi Bayi Baru Lahir bahan

Pertumbuhan dan Perkembangan

A. NEONATUS

Usia neonatus yaitu usia 0-28 hari. Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah serta mulai berfungsinya organ-organ. Menurut Depkes (2006) masa neonatal dibagi menjadi dua periode yaitu:

1. Masa neonatal dini (0-7 hari)

2. Masa neonatal lanjut (8-28 hari)

Rata-rata berat badan lahir 3000-4000 gram. Bayi cukup bulan lahir dengan

kelebihan cairan, mereka akan kehilangan berat 5-10% dari berat lahir dan akan

kembali ke berat lahir semula dalam beberapa hari.

Hal ini terjadi terutama jika neonatus hanya mendapat Air Susu Ibu (ASI), karena di

dalam tubuh neonatus masih terdapat kelebihan cairan yang harus dibuang dalam

waktu beberapa hari sementara produk ASI belum memadai. Berat Badan neonatus

akan kembali menginjak hari ke-10 atau selambatnya hari ke-14.

Adaptasi Fisiologis Neonatus

a. Sistem Respirasi, Jantung dan sirkulasi (peredaran darah)

Penyesuaian segera: stimuli chemical (pHmenurun, pCO2 meningkat , pO2

meningkat ). Masuknya udara sambil keluarnya cairan saat proses kelahiran. Pada

Cesarean Birth: need additional respiratory support. Tegangan permukaan

dipertahankan oleh surfaktan.

Kondisi jantung bayi saat masih dalam kandungan berbeda dengan saat

lahir. Ketika masih dalam kandungan, jantung bayi belum sepenuhnya berfungsi

secara normal. Peredaran darah dari jantung kiri bisa langsung melewati jantung

kanan. Begitu juga sebaliknya. Tidak ada sekat yang memisahkannya. Akibatnya,

Page 15: Adaptasi Bayi Baru Lahir bahan

darah bersih dapat bercampur dengan darah kotor. Namun secara medis, kondisi

ini tak jadi masalah, karena kala dalam kandungan, janin menerima pasokan darah

dan oksigen dari sang ibu lewat plasenta. Barulah setelah beberapa jam bayi

dilahirkan, saluran tersebut secara otomatis langsung menutup. “Lamanya, kurang

lebih 4-8 jam.”

 Saat lahir, paru-paru bayi juga mulai berfungsi, sehingga menimbulkan

tekanan udara yang kuat di sekitarnya. Tekanan tersebut mengakibatkan saluran yang

menghubungkan ventrikel kiri dan kanan jantung menutup.”

Namun, jika saluran peredaran darah tersebut tidak menutup lebih dari 24

jam, maka orang tua harus mewaspadainya karena hal itu menandakan jantung si

bayi mengalami kebocoran. Kelainan ini disebabkan posisi sekat pemisah

ventrikel atau atrium jantung kiri dan kanan belum atau tidak tertutup sempurna.

Akibatnya, jantung tidak berfungsi dengan baik. Padahal, jantunglah yang

memompa darah ke seluruh tubuh.

Dari ventrikel kiri jantung, darah bersih berwarna merah segar yang

mengandung 96% zat asam dialirkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah

nadi. Saat kembali ke ventrikel kanan, darah tidak lagi bersih dan warnanya

berubah menjadi lebih tua. Pada saat itu kadar zat asamnya tinggal sekitar 60%.

Selanjutnya, darah kotor ini dipompa dari ventrikel kanan ke paru-paru untuk

mengambil zat asam sehingga menjadi bersih kembali. Begitulah aliran darah

pada tubuh berlangsung tanpa henti sepanjang hidup kita.

Kondisi yang mempengaruhi penutupan duktus adalah:

1) meningkatnya konsentrasi O2 dalam darah

2) menurunnya prostaglandin

3) asidosis

b. Fontanel

Page 16: Adaptasi Bayi Baru Lahir bahan

Fontanela merupakan bagian kecil dari kepala bayi. Bentuknya sangat

lunak dan dilapisi membran (selaput tipis jaringan) yang cukup kuat.

Kepala bayi dibentuk oleh beberapa lempeng tulang, yaitu 1 buah tulang

di bagian belakang (tulang oksipital), 2 buah tulang di kanan dan kiri (tulang

parietal), dan 2 buah tulang di depan (tulang frontal). Di antara tulang-tulang yang

belum bersambung itu terdapat celah yang disebut sutura. Sutura-sutura ini ada

yang membujur dan ada pula yang melintang. Nah, titik silang celah-celah itulah

yang membentuk ubun-ubun depan (besar) dan ubun-ubun belakang (kecil).

Ubun-ubun dan sutura-sutura ini normalnya menutup antara usia 6-20

bulan. Hingga usia beberapa bulan setelah dilahirkan, tulang-tulang kepala bayi

belum menyambung satu sama lain. Namun, letaknya telah tersusun

berdampingan secara rapi. Ubun-ubun yang tak segera menutup inilah yang kerap

mengkhawatirkan para orang tua. Padahal, dengan begitu otak bayi justru bisa

berkembang normal.

c. Sistem hemopoetik

Tergantung transfer darah dari plasenta. Volume darah pada full-term

adalah 80-85 ml/ Kg BB atau + 300 ml.

Bilirubin alias pecahan hemoglobin ini bermacam-macam sifatnya, ada

yang indirect, direct, dan bebas. Bilirubin indirect atau belum diolah adalah

bilirubin yang terikat albumin sebagai zat pengangkutnya. Ia akan dibawa ke hati

untuk diproses menjadi bilirubin direct. Bilirubin direct ini lalu disimpan di

kantong empedu. Namun demikian, kadang tidak semua hasil pemecahan

hemoglobin bisa diikat oleh albumin dan dibawa ke hati. Bagian yang tidak

terangkut inilah yang disebut bilirubin bebas.

Bilirubin bebas bisa menyebar ke mana-mana ke seluruh tubuh. Jenis

inilah yang dapat menimbulkan bahaya, terutama kalau sampai masuk ke otak,

Page 17: Adaptasi Bayi Baru Lahir bahan

karena tak bisa dilepas lagi. Akibatnya, akan muncul gangguan yang disebut kern

ikterus atau timbunan bilirubin di dasar otak.

Jika bayi sampai kuning, kita tidak perlu keburu khawatir. Kasus ini

sebenarnya terbagi atas kuning faali (fisiologis) dan kuning patologis (penyakit).

Umumnya terjadi di hari kedua atau ketiga setelah kelahiran hingga 7 atau 14

hari. Walaupun bersifat fisiologis namun keberadaannya tetap perlu diwaspadai

karena mungkin saja dilatarbelakangi masalah patologis.

Bayi yang minum ASI dapat juga terlihat kuning pada minggu pertama

dan kedua, yang nantinya berangsur-angsur hilang sendiri. Di dalam ASI memang

ada komponen yang mempengaruhi timbulnya kuning pada bayi. Jadi, kuning ini

hanyalah gejala biasa.

d. Sistem gastrointestinal

Kemampuan mencerna, absorbsi dan metabolisme menjadikan makanan

adekuat tapi limited pada neonatus. Peran enzim akan mengkatalis protein dan

karbohidrat sederhana. Defisiensi lipase pancreas akan mengakibatkan

berkurangnya absorbsi lemak.

Bayi baru lahir umumnya sudah bisa Buang Air Besar (BAB) dalam

waktu 24 jam setelah persalinan. Feses di hari pertama dan kedua disebut

mekonium yang berwarna gelap atau hitam. Tak heran bila ada yang

menyebutnya tahi gagak. Pada hari ketiga, feses atau tinjanya mungkin sudah

bercampur dengan susu atau kotoran peralihan (campuran tahi gagak dan susu).

Perlu diketahui, bayi yang diberi ASI, biasanya pada hari-hari pertama atau

minggu-minggu pertama akan lebih sering buang air besar, bisa sampai 6 kali

lebih. Lambung neonatus volumenya adalah + 90 ml. Mekonium mungkin

terlambat pada neonatus dengan Berat Badan Lahir Randah (BBLR).