actionplan pengembangan kawasan hortikultura … malang.pdf · i actionplan pengembangan kawasan...
TRANSCRIPT
ACTIONPLAN PENGEMBANGAN KAWASAN HORTIKULTURA KABUPATEN MALANG
DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN
KAB.MALANG
2016
ACTIONPLAN PENGEMBANGAN KAWASAN HORTIKULTURA KABUPATEN MALANG
DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN
KAB.MALANG
2016
i
Actionplan Pengembangan Kawasan Hortikultura Kabupaten Malang
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang
MENTERI PERTANIAN
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI PERTANIAN
NOMOR : 50 / PERMENTAN / OT.140/8/2012
TENTANG
PEDOMAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERTANIAN
Menimbang : a. Bahwa dalam rangka peningkatan produksi pertanian komoditas
unggulan nasional, pembangunan pertanian berskala ekonomi
harus dilakukan melalui perencanaan wilayah secara komperhensif
dan terpadu;
b. Bahwa untuk mencapai pembangunan pertanian berskala ekonomi
yang berdasarkan perencanaan wilayah secara komperhensif dan
terpadu sebagaimana pada huruf a, diperlukan kebijakan
pengembangan kawasan pertanian;
c. Bahwa atas dasar hal tersebut di atas, dan pembangunan pertanian
berskala ekonomi dapat dicapai, perlu pedoman pengembangan
kawasan pertanian;
Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya
Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 46, Tanbahan
Lembaran Negara Nomor 3478);
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan (Lembaran
Negara Tahun 1996 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3656);
3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 85,Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4411);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4437);
ii
Actionplan Pengembangan Kawasan Hortikultura Kabupaten Malang
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4438);
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaga
Negara Nomor 4725);
7. Undang Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Petemakan dan
Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 84,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5015);
8. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Tahun
2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5068);
9. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura
(Lembaran Negara Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5170);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan
Pangan (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 142, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4254);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi. dan Pemerintahan Daerah KabupatenlKota (Lembaran
Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4737);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 2008
Nomor 48. Tambahan Lembaran Negara Nomor 4833);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2010 tentang Usaha
Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 24,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5106);
14. Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2011 tentang Sumber Daya
Genetik Hewan dan Perbibitan Ternak (Lembaran Negara Tahun
2011 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5260);
15. Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2012 tentang Alat dan Mesin
Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Tahun 2012
Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5296);
16. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang
Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II periode 2009~2014;
17. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan
dan Organisasi Kementerian Negara;
iii
Actionplan Pengembangan Kawasan Hortikultura Kabupaten Malang
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang
18. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
19. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,
Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi.
Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;
20. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41/Pertanian/OT.140/9/2009
tentang Kriteria Teknis Kawasan Peruntukan Penanian
20. Peraturan Menteri Penanian Nomor 15/Permentan/RC.110/1/2010
tentang Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2010-2014;
22. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10
/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTANIAN TENTANG PEDOMAN
PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN
Pasal 1
Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian, seperti tercantum pada Lampiran 1 sebagai
bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan ini,
Pasal 2
Pedoman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 sebagai acuan bagi pefencana dan
peagambil keputusaa dalam perencanaan, pemantauan dan evaluasi pengembangan kawasan
pertanian
Pasal 3
(1) Menteri Pertanian memfasilitasi kawasan pertanian bagi pengembangan 40 komoditas
unggulan nasional di kabupaten/kota dengan mengembangkan potensi yang ada,
melanjutkan dari kondisi saat ini. pengutuhan kegiatan, menyediakan sarana dan
prasarana, kemudahan perijinan, pemanfaatan Iahan, penyediaan data dan informasi,
promosi, penganggaran, membangun keterpaduan secara multi-years, sehingga menjadi
satu kesatuan sisfem perlanian industrial.
(2) Gubernur dan bupati/walikota mensinergikan kegiatan untuk mendukung pengembangan
kawasan pertanian melalui dana APBD maupun sumber pembiayaan Iainnya
(3) Provinsi dan kabupaten/Kota yang tidak tefmasuk dalam Iokasi kawasan komoditas
unggulan nasional, dapat mengalokasikan APBD dalam rangka mendukung pencapaian
swasembada pangan.
iv
Actionplan Pengembangan Kawasan Hortikultura Kabupaten Malang
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang
Pasal 4
(1) Kawasan pertanian dibedakan menjadi kawasan pertanian nasional, kawasan pertanian
provinsi, dan kawasan perianian kabupaten/Kota.
(2) Kawasan pertanian nasional ditetapkan oleh Menteri, kawasan pertanian provinsi
ditetapkan oleh Gubernur, dan kawasan pertanian kabupaten/kota ditetapkan oleh
Bupati/WaIikota
Pasal 5
Pengembangan kawasan pertanian harus memperhatikan rencana tata ruang wiiayah,
menjamin kelestarian sumberdaya alam; fungsi lingkungan, keselamatan masyarakat dan
selaras dengan Rencana Strategis Pembangunan Daerah
Pasal 6
Dalam kawasan pertanian dapat dikembangkan komoditas lain dengan pola polikultur,
tumpangsari, rotasi tanam, pola tanam dan atau pola integrasi antar komoditas.
Pasal 7
Kementrian Pertanian melakukan kegiatan yang fokus dan terpadu untuk mendukung kawasan
pertanian pada lokasi kabupaten/kota dimaksud sesuai dengan hail identifikasi potensi dan
kebutuhan pembangunan.
Pasal 8
Kementrian Pertanian mendorong Kementrian/Lembaga (K/L) terkait untuk mendukung
pengembangan kawasan pertanian sesuai dengan tupoksinya
Pasal 9
Kementrian Pertanian bersama dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota
mendorong minat investor (BUMN, BUMD, PMA, PMDN, Koperasi dan lainnya) untuk
mengembangkan kawasan pertanian
v
Actionplan Pengembangan Kawasan Hortikultura Kabupaten Malang
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang
Pasal 10
Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang antara lain meliputi aspek perbenihan, penyuluhan,
infrastruktur serta pengendalian organisme pengganggu tanaman dan penyakit hewan, serta
perkarantinaan harus tersedia di setiap wilayah NKRI.
Pasal 11
Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
SALINAN Peraturan ini disampaikan kepada
1. Menteri Dalam Negeri;
2. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas
3. Para Gubernur/Bupati/Walikota di seluruh Indonesia;
4. Pemimpin Unit Kerja Eselon I Lingkup Kementrian Pertanian
vi
Actionplan Pengembangan Kawasan Hortikultura Kabupaten Malang
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang
KATA PENGANTAR
Rencana Aksi Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Malang
2016-2020 mengamanatkan Program Pengembangan kawasan hortikultura
untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan kualitas hasil komoditas
hortikulturan unggulan. Pada tahun 2020, Untuk mencapai target yang telah
ditetapkan tersebut, maka program Pengembangan kawasan hortikultura perlu
memperhatikan dinamika perkembangan program pertanian lainnya, serta
mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan-kegiatan ada.
Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan Pengembangan kawasan
hortikultura ini merupakan perwujudan akuntabilitas kinerja terhadap amanat
yang diberikan kepada Dinas Pertanian dan Perkebunan. Pada Rencana Aksi,
telah diidentifikasi kendala/masalah yang mungkin dihadapi dalam
pelaksanaan kegiatan, strategi pemecahan masalah tersebut, hingga pada
kebutuhan dana indikatif bagi pelaksanaan program selama periode 2016 –
2020.
Dokumen Rencana Aksi ini tidak terlepas dari Rencana Kerja
Pemerintah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2016-2020,
Rencana Strategis Kementerian Pertanian Periode 2016-2020, serta dokumen
perencanaan kinerja lainnya. Dengan demikian, diharapkan Rencana Aksi ini
dapat memberikan arah dan pedoman dalam pelaksanaan Kegiatan
Pengembangan kawasan hortikultura.
Kepala Dinas
Pertanian dan Perkebunan
Kab. Malang
Tomie Herawanto, MP
NIP. 19661126 199303 1 004
vii
Actionplan Pengembangan Kawasan Hortikultura Kabupaten Malang
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Konsep Dasar Rencana Aksi ........................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan .......................................................................... 1
1.3 Alur Penyusunan Rencana Aksi ...................................................... 2
II. MATRIKS PROGRAM RENCANA AKSI .................................................... 3
2.1 Sasaran Program dan Kegiatan ....................................................... 3
2.2 Rencana Pelaksanaan Kegiatan ...................................................... 3
2.3 Indikator Output dan Outcome ........................................................ 8
III. MANAJEMEN PENGEMBANGAN KAWASAN ......................................... 9
3.1 Implementasi / Operasionalisasi ..................................................... 9
3.2 Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan .......................................... 11
- Monitoring (Pemantauan) ................................................................. 11
- Evaluasi ............................................................................................ 11
- Pelaporan ......................................................................................... 14
viii
Actionplan Pengembangan Kawasan Hortikultura Kabupaten Malang
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN................................................................................................................. 15
Lampiran 1. Matrik Program Rencana Aksi .......................................................... 15
Lampiran 2. Rekapitulasi Matriks Rencana Aksi .................................................. 18
ix
Actionplan Pengembangan Kawasan Hortikultura Kabupaten Malang
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur penyusunan rencana aksi .............................................................. 3
Gambar 2. Potensi Wilaya ......................................................................................... 6
Gambar 3. Sasaran Pelaksanaan Kegiatan ..................................................... 6
x
Actionplan Pengembangan Kawasan Hortikultura Kabupaten Malang
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang
DAFTAR GAMBAR
Tabel 1. Sasaran Kegiatan ........................................................................................ 2
Tabel 2. Metode penentuan lokasi kawasan .......................................................... 4
Tabel 3. Struktur Organisasi Pengembangan Kawasan Pertanian .................. 7
Tabel 4. Proses Pengelolaan dan Pengembangan Kawasan .......................... 9
1 Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang
Actionplan Pengembangan Kawasan Hortikultura Kabupaten Malang
I. PENDAHULUAN
1.1 Konsep Dasar Rencana Aksi
Perencanaan pembangunan pertanian ke depan harus dilandasi optimasi
sumber daya yang dicirikan dengan keterpaduan kegiatan, lokasi, pembiayaan
maupun fokus komoditas. Namun disadari hingga saat ini belum tersedia
rujukan operasional yang bersifat komprehensif bagi daerah dalam menyusun
rancang bangun pewilayahan dan pengembangan kawasan produksi
komoditas strategis dan komoditas unggulan nasional. Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 41/Permentan/OT.140/9/2009 Tentang Kriteria Teknis
Kawasan Peruntukan Pertanian masih bersifat umum bagi semua komoditas
pertanian, dan dimaksudkan sebagai dasar dalam penetapan rekomendasi
kawasan pertanian pada RTRW daerah.
1.2 Maksud dan Tujuan
Menyadari pentingnya suatu pedoman yang komprehensif tersebut,
disusunlah Rencana Aksi Pengembangan Kawasan Hortikultura ini dengan
tujuan:
(1) sebagai panduan bagi para perencana di pusat dan daerah dalam
merencanakan dan menetapkan sasaran dan lokasi kegiatan untuk
mendukung pencapaian target produksi / populasi dan produktivitas
tanaman hortikultura unggulan di daerah.
(2) sebagai acuan bagi para pengambil keputusan di pusat dan daerah
dalam menetapkan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan
pengembangan komoditas pertanian hortikultura unggulan secara
komprehensif dan terpadu dari aspek hulu, hilir maupun aspek
penunjangnya.
2
Actionplan Pengembangan Kawasan Hortikultura Kabupaten Malang
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang
1.3 Alur Penyusunan Rencana Aksi
Gambar 1 Alur Penyusunan Rencana Aksi
3 Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang
Actionplan Pengembangan Kawasan Hortikultura Kabupaten Malang
II. MATRIKS PROGRAM RENCANA AKSI
2.1 Sasaran Program dan Kegiatan
No. Kegiatan Sasaran
1. Pengembangan
Kawasan
Hortikulura
1. Meningkatknya ketersediaan lahan
2. Meningkatnya Produksi
3. Meningkatnya Produktivitas
4. Meningkatnya Mutu Produksi
Tabel 1 Tabel Sasaran Kegiatan
2.2 Rencana Pelaksanaan Kegiatan
a. Lokasi ( Kec / Desa )
Kabupaten Malang secara demografi terbagi menjadi 33
Kecamatan (12 Kelurahan dan 378 desa). Ditinjau dari potensi
sumberdaya alam, Kabupaten Malang cukup potensial untuk
pengembangan tanaman pangan seperti padi, palawija dan
hortikultura (sayuran, buah-buahan dan tanaman hias serta
biofarmaka/toga) serta pada beberapa daerah dikembangkan
tanaman perkebunan (tebu, kopi, nilam dan kakao). Berdasarkan
kondisi fisik dan alam wilayah Kabupaten Malang dapat digolongkan
menjadi :
o Daerah subur Malang tengah dan utara, daerah dengan
ketinggian medium untuk persawahan, irigasi teknis dan
dominasi tanaman padi yang meliputi Kecamatan Kepanjen,
Bululawang, Tumpang dan Singosari.
o Daerah subur Malang barat dan timur, merupakan daerah tinggi
dominan tanaman hortikultura (sayuran dan buah-buahan
dataran tinggi), kopi, cengkeh dan kakao yang meliputi sebagian
4
Actionplan Pengembangan Kawasan Hortikultura Kabupaten Malang
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang
Kecamatan Pujon, Dampit, Poncokusumo, Jabung, Wonosari,
Ngajum, Tirtoyudo, Sumbermanjing Wetan dan Ampelgading
o Daerah subur Malang selatan merupakan pegunungan kapur
daerah kritis/semi kritis, dominan tanaman jagung, ubi kayu,
tebu dan kakao yang meliputi Kecamatan Pagak, Donomulyo,
Kalipare, Bantur dan Gedangan.
Penentuan lokasi pengembangan kawasan hortikultura
ditentukan berdasarkan potensi wilayah dan kondisi eksisting di
lapangan menggunakan metode location-driven (gambar 1)
Gambar 2 Metode Penentuan Lokasi Kawasan
Metode II
“Location-Driven”
Sudah Ada Lokasi
(Terdapat Beberapa
Komoditas)
Mencari / Memilih
Komoditas
Unggulan
Pertimbangan
Preferensi
Pasar
5 Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang
Actionplan Pengembangan Kawasan Hortikultura Kabupaten Malang
Berikut merupakan daftar lokasi dan potensi wilayah yang akan
dikembangkan :
No. Kecamatan Potensi Wilayah
1. Poncokusumo - Apel
- Jeruk
- Jambu
- Blimbing
- Cabe Kriting
- Krisan
- Cabe Rawit
2. Wajak - Cabe Rawit
- Cabe Keriting
3. Ngantang - Bawang Merah
- Cabe Rawit
- Durian
4. Pujon - Bawang Merah
- Cabe Rawit
5. Karangploso - Cabe Besar
6. Sumberpucung - Bawang Merah
- Cabe Rawit
7. Kasembon - Cabe Rawit
- Cabe Besar
- Durian
8. Dau - Jeruk Batu 55
- Jeruk Baby Pacitan
- Bawang Merah
9. Dampit - Salak
- Pisang
10. Tirtoyudo - Salak
6
Actionplan Pengembangan Kawasan Hortikultura Kabupaten Malang
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang
- Pisang
- Kesemek
11. Ampelgading - Salak
- Pisang
12. Sumbermanjing
Wetan
- Durian
- Manggis
- Cabe Rawit
13. Turen - Bawang Merah
- Cabe Rawit
14. Kalipare - Bawang Merah
- Cabe Rawit
15. Pagak - Cabe Rawit
Tabel 2 Tabel Potensi Wilayah Kab.Malang
b. Waktu
Waktu pelaksanaan rencana aksi pengembangan hortikultura
dilakukan dalam waktu 5 tahun dimulai dari tahun 2016 disesuaikan
dengan kegiatan / sasaran yang telah dirancang, berikut merupakan
tabel dan sasaran kegiatan pengembangan komoditas :
Sasaran Kegiatan Tahun Pelaksanaan
2016 2017 2018 2019 2020
Meningkatknya ketersediaan lahan
Meningkatnya Produksi
Meningkatnya Produktivitas
Meningkatnya Mutu Produksi
Tabel 3 Tabel Sasaran Pelaksanaan Kegiatan ( Tahun )
7 Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang
Actionplan Pengembangan Kawasan Hortikultura Kabupaten Malang
c. Satuan Kerja Pelaksana
Struktur organisasi di tingkat Kabupaten/Kota terdiri dari Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bertanggung jawab sebagai
pembina dan pelaksana teknis pembinaan pengembangan kawasan
pertanian dalam hal ini Dinas pertanian dan perkebunan Kabupaten
Malang.
Gambar 3 Struktur Organisasi Pengembangan Kawasan Pertanian
Dalam implementasi pengembangan kawasan pertanian, tim
pelaksana terdiri dari Tim Pusat, Tim Provinsi dan Tim
Kabupaten/Kota dengan tugas dan kewenangan masing-masing.
Tugas dan kewenangan Tim Pusat:
(1) menyusun pedoman kawasan
(2) melaksanakan TOT petugas tingkat provinsi
(3) melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi program lintas
sektoral dan lintas provinsi
8
Actionplan Pengembangan Kawasan Hortikultura Kabupaten Malang
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang
(4) melakukan pemantauan dan pelaporan kegiatan
pengembangan kawasan yang menjadi wilayah kerjanya.
Tugas dan kewenangan Tim Provinsi:
(1) melakukan sosialisasi pedoman ke tingkat SKPD kabupaten
dan pemangku kepentingan tingkat provinsi
(2) melaksanakan TOT petugas tingkat kabupaten
(3) menyusun Master Plan pengembangan kawasan tingkat
provinsi
(4) melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi program lintas
kabupaten
(5) melakukan pemantauan danp elaporan kegiatan
pengembangan kawasan yang menjadi wilayah kerjanya.
Tugas dan kewenangan Tim Kabupaten:
(1) mensosialisasikan Pedoman ke aparat teknis dan pemangku
kepentingan di tingkat kabupaten
(2) mengkoordinasikan kegiatan peningkatan kapasitas aparat
teknis dan penyuluh pertanian
(3) menyusun rencana aksi tingkat kabupaten dengan mengacu
kepada Master Plan yang telah disusun oleh provinsi
(4) melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi program lintas
kecamatan
(5) melakukan pemantauan dan pelaporan kegiatan
pengembangan kawasan yang menjadi wilayah kerjanya.
2.3 Indikator Output dan Outcome
a. Indikator Output
Jumlah Kawasan / Wilayah Penanaman Komoditas meningkat
b. Indikator Outcome
Peningkatan Produktivitas Dan Kualitas Produksi Komoditas
Unggulan Kabupaten Malang; Peningkatan Kesejahteraan Petani
9 Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang
Actionplan Pengembangan Kawasan Hortikultura Kabupaten Malang
Gambar 4 Proses Pengelolaan dan Pengembangan Kawasan
III. MANAJEMEN PENGEMBANGAN KAWASAN
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Pengembangan kawasan hortikultura ini
disusun untuk memberikan panduan dan acuan dalam dukungan implementasi
/ operasional mulai dari perencanaan, anggaran, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi.
3.1 Implementasi / Operasionalisasi
Dalam pelaksanaan Rencana Aksi Kegiatan pengembangan kawasan
hortikultura dilapangan secara garis besar dilakukan beberapa pembagian
kegiatan diantaranya :
a. Proses pengelolaan dan pengembangan kawasan
Sebagaimana proses manajemen, pengelolaan dan pengembangan
kawasan merupakan serangkaian aktivitas yang mencakup tahap
perencanaan, pengorganisasian, implementasi dan evaluasi.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan mencakup
penentuan indikator keberhasilan kawasan, usulan dan analisis
terhadap calon lokasi dan komoditas, penentuan lokasi dan
komoditas dengan melibatkan pemangku kepentingan yang ada,
serta pada akhirnya adalah Rencana Aksi di tingkat kabupaten/
kota.
PENGORGANISASIAN
PERENCANAAN IMPLEMENTASI
EVALUASI /
FEEDBACK
Penentuan Indikator
Penentuan Lokasi/ Komoditas
Rencana Aksi
Pembentukan Organisasi Pelaksana
Penyusunan Database
Monitoring dan Evaluasi
Sinkronisasi di pusat dan daerah
Pelaksanaan
10
Actionplan Pengembangan Kawasan Hortikultura Kabupaten Malang
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang
b. Penentuan Komoditas
Komoditas unggulan yang akan dikembangkan dalam bentuk
kawasan pertanian tersebut adalah 40 (empat puluh) komoditas
unggulan nasional yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis
Kementerian Pertanian. Komoditas unggulan nasional dimaksud
mencakup 7 (tujuh) komoditas tanaman pangan, 11 (sebelas)
komoditas hortikultura, 15 (lima belas) komoditas perkebunan dan 7
(tujuh) komoditas peternakan. Secara rinci ke 40 (empat puluh)
komoditas
Sesuai dengan hal tersebut pengembangan komoditas difokuskan di
beberapa komoditas diantaranya cabe besar, cabe rawit, bawang
merah dan beberapa komoditas lain yang merupakan komoditas
unggulan Kab.Malang
c. Sosialisasi
Rencana Aksi yang merupakan penjabaran dari Master Plan
Kawasan Pertanian adalah dokumen perencanaan teknokratis
sebagai wujud dari kebijakan publik dalam pembangunan pertanian
jangka menengah di wilayah. Oleh karena itu, sebelum
diimplementasikan perlu dilakukan sosialisasi kepada segenap
pemangku kepentingan. Sosialisasi dilakukan terutama dilakukan
dengan melibatkan: (1) eksekutif, guna mendapat dukungan dari
instansi lintas sektoral di daerah, (2) legislatif, guna mendapat
dukungan kebijakan dalam bentuk regulasi/deregulasi dan anggaran
dan (3) masyarakat swasta, media massa, LSM dan perguruan
tinggi, guna mendapat dukungan investasi, pendampingan dan
saran penyempurnaan rencana pelaksanaan.
11 Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang
Actionplan Pengembangan Kawasan Hortikultura Kabupaten Malang
d. Sinkronisasi
Sinkronisasi rencana aksi dengan masterplan pengembangan
provinsi dan masterplan pengembangan kawasan nasional sangat
diperlukan selain untuk menyamakan visi misi, melakukan relevansi
kegiatan juga diadakan sinkronisasi dengan kebijakan pemerintah di
daerah agar kegiatan rencana aksi dapat berjalan sesuai dengan
rancangan yang telah disusun
3.2 Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan
Monitoring (Pemantauan)
Monitoring adalah kegiatan pemantauan dan pengamatan yang
berlangsung selama kegiatan berjalan untuk memastikan dan
mengendalikan keserasian pelaksanaan program dengan perencanaan
yang telah ditetapkan.
Monitoring Biro Perencanaan dan Anggaran kegiatan pemantauan
terhadap program perencanaan dan penyerapan anggaran yang sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan' Monitoring dapat dilakukan baik
terhadap kualitas program maupun pemanfaatan dana yang telah
dianggarkan Untuk mempermudah melakukan monitoring tersebut
diharuskan membuat laporan (progress report) dari masing-masing
program yang telah dilakukan ataupun program yang berjalan Salah satu
sistem yang ada di Kementerian dan dikelola oleh Biro Perencanaan dan
Anggaran yaitu E-monev DJA (Derektorat Jenderal Anggaran) dibawah
kementerian Keuangan Dan E-Monev Bappenas.
Evaluasi
Evaluasi adalah upaya menilai kualitas program dan hasil-hasilnya
secara berkala dengan menggunakan pendekatan yang tepat. Evaluasi
pengembangan kawasan hortikultura berarti upaya untuk melihat hasil
progress dari masing-masing program yang telah dijalankan dengan
12
Actionplan Pengembangan Kawasan Hortikultura Kabupaten Malang
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang
menggunakan beberapa system dan pendekatan yang telah ditetapkan,
sehingga hasilnya dapat menjadi bahan perbandingan untuk mengambil
keputusan dalam rangka kebijakan lebih lanjut.
Evaluasi terhadap pelaksanaan RAK dilakukan minimal satu kali
dalam satu tahun. Langkah-langkah yang harus ditempuh di dalam
persiapan evaluasi terdiri atas 2 komponen, yaitu :
1. Persiapan awal
Langkah ini dimulai dengan menyusun hal-hal penting yang harus
dilakukan sebelum evaluasi dilaksanakan, yang meliputi
serangkaian langkah-langkah logis mulai dari masalah pokok dan
maksud-maksud yang mendorong dilakukannya evaluasi sampai
dengan pertanyaan-pertanyaan yang dapat digali dengan cara yang
secara analitik dapat diterima. Persiapan awal evaluasi ditempuh
melalui langkah-langkah
Identifikasi Tujuan Evaluasi
- Memperbaiki sistem pengelolaan program / kegiatan
- Menjamin adanya kebertanggung jawaban
- Membantu dalam meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pengalokasian sumber - sumber
penganggaran
Menentukan Lingkup Evaluasi
Menentukan apa (termasuk identifikasi prioritas) yang akan
dievaluasi dan sejauh mana
Menyusun Agenda Analisis
Menyusun kerangka logis (logical structure) yang dapat
digunakan menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan
dalam evaluasi. Kerangka ini juga merupakan suatu cara
untuk menjabarkan pertanyaan-pertanyaan umum kedalam
pertanyaan-pertanyaan yang lebih rinci, cermat dan tepat.
13 Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang
Actionplan Pengembangan Kawasan Hortikultura Kabupaten Malang
Menentukan Tingkat Pencapaian Baku / Normal
Membuat penilaian tentang drajat kinerja program / kegiatan
(baik/buruk) dan seharusnya secara ideal memungkintan kita
melakukan perbandingan dengan perangkat kebijakan lain
yang terkait atau bidang yang sama
Mengumpulkan Informasi Yang Tersedia
Untuk hampir semua program / kegiatan, system pemantauan
seharusnya menjadi sumber pertama bagi informasi yang ada
dan dibutuhkan.
Menyusun Rencana Kerja dan Memilih Evaluator
Pemilihan evaluator antara lain didasarkan pada beberapa
kriteria tertentu
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan evaluasi terhadap RAK dilakukan melalui 2 (dua)
cara yaitu :
o Membandingkan antara target dan capaian indicator
kinerja yang telah disepakati dan ditetapkan dalam RAK.
o Studi evaluasi kinerja RAK berdasarkan output dan
outcome yang ditimbulkan. Kedua cara tersebut
dibutuhkan dalam pelaksanaan evaluasi dan saling
mendukung untuk memberikan tnformasi yang bermanfaat
untuk kepentingan pengelolaan RAK. Cara pertama dapat
diiaksanakan tanpa melakukan analisis yang mendalam,
sedangkan untuk melaksanakan cara kedua diperlukan
penyusunan indikator kinerja dari hasil pelaksanaan cara
pertama akan memudahkan pelaksanaan studi evaluasi
kinerja, sedangkan cara kedua dapat membantu dalam
mengidentifikasi indikator-indikator kinerja baru yang lebih
relevan.
14
Actionplan Pengembangan Kawasan Hortikultura Kabupaten Malang
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang
Pelaporan
Pelaporan dilakukan dalam bentuk pertanggungjawaban keuangan
dibuat oleh satuan kerja sebagai bentuk dari Akuntabilitas yang dibuat
oleh satuan kerja sesuai Undang Undang No. 17 tahun 2003 dan
Peraturan Menteri Keuangan yang berkaitan.
Selain laporan pertanggungjawaban keuangan, juga diwajibkan
membuat Laporan Kinerja (sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI No. 53 tahun 2014) yang
merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang
dipercayakan kepada setiap satuan kerja atas penggunaan anggaran.
15
Actionplan Pengembangan Kawasan Hortikultura Kabupaten Malang
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang
LAMPIRAN
Lampiran 1. Matriks Pengembangan Kawasan Hortikultura
No. Kecamatan Komoditas Pengembangan Kawasan (Ha)
2016 2017 2018 2019 2020 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Poncokusumo Apel
Belimbing
Cabe Besar
Cabe Rawit
Bunga Krisan
-
-
-
10
-
5
-
10
20
0.5
5
5
10
30
0.5
10
5
20
30
0.5
10
5
20
40
0.5
2. Wajak Cabe Rawit
Cabe Besar
10
-
30
5
30
10
40
10
40
15
3. Ngantang Bawang Merah
Cabe Rawit
Durian
30
60
-
70
70
-
75
70
10
100
100
10
100
100
10
4. Pujon Bawang Merah
Cabe Rawit
3
5
10
20
15
30
20
40
25
50
5. Karangploso Jeruk Batu 55
Cabe Besar
-
-
-
10
20
20
25
30
50
25
6. Tumpang Cabe Rawit 5 10 10 20 25
16
Actionplan Pengembangan Kawasan Hortikultura Kabupaten Malang
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang
Lanjutan...
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
7. Sumberpucung Bawang Merah
Cabe Rawit
-
-
20
20
20
25
30
30
30
30
8. Kasembon Cabe Rawit
Cabe Besar
Durian
-
-
-
10
5
-
20
20
5
20
20
5
20
20
5
9. Dau Jeruk
Bawang Merah
30
-
-
5
10
5
10
10
10
10
10. Dampit Salak
Pisang
-
-
5
10
10
10
10
10
10
20
11. Tirtoyudo Salak
Pisang
Kesemek
-
5
-
5
10
5
10
10
10
10
10
10
10
10
10
12. Ampelgading Salak
Pisang
2
-
5
5
5
10
5
10
5
10
13. Sumbermanjing wetan Durian
Manggis
Cabe Rawit
-
-
-
-
-
5
5
15
10
10
10
10
10
10
10
17
Actionplan Pengembangan Kawasan Hortikultura Kabupaten Malang
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang
Lanjutan...
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
14. Turen Bawang Merah
Cabe Rawit
-
-
10
10
10
10
10
10
10
10
15. Kalipare Bawang Merah
Cabe Rawit
-
-
5
5
5
10
5
10
5
10
16. Pagak Cabe Rawit 15 20 20 20 20
18
Actionplan Pengembangan Kawasan Hortikultura Kabupaten Malang
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang
Lampiran 2. Rekapitulasi Matriks Rencana Aksi
No. Kegiatan Komoditas Rencana Pengembangan (Ha)
Satker
Pelaksana
Sumber
Dana
Output Outcome
2016 2017 2018 2019 2020 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Pengembangan
Kawasan
Hortikultura
Apel
Bawang Merah
Belimbing
Bunga Krisan
Cabe Besar
Cabe Rawit
Durian
Jeruk
Jeruk Batu 55
Kesemek
Manggis
Pisang
Salak
0
33
0
0
0
105
0
30
0
0
0
5
2
5
120
0
0,5
30
220
0
0
0
5
0
25
15
5
130
5
0,5
60
265
20
10
20
10
15
30
25
10
175
5
0,5
80
330
25
10
25
10
10
30
25
10
180
5
0,5
80
355
25
10
50
10
10
40
25
Ditjen
Hortikultura
Diperta Propinsi
Diperta
Kabupaten/Kota
APBN,
APBD
Jumlah
Kawasan /
Wilayah
Penanaman
Komoditas
meningkat
Peningkatan
Produktivitas
Dan Kualitas
Produksi
Komoditas
Unggulan
Kabupaten
Malang ;
Peningkatan
Kesejahteraan
Petani
19
Actionplan Pengembangan Kawasan Hortikultura Kabupaten Malang
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang
DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN
KAB.MALANG
JL.SUMEDANG NO. 28 KEPANJEN 65163
Telp. (0341) 396893
distanbun.malangkab.go.id
email : [email protected]