acara viii penentuan kadar karbonat dan bikarbonat.docx

17
BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan Penentuan kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan. B. Tujuan Percobaan Menyelidiki kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan secara asidimetri dengan menggunakan indikator ganda.

Upload: novia-hertiyani

Post on 26-Oct-2015

264 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Acara VIII Penentuan kadar karbonat dan bikarbonat.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul Percobaan

Penentuan kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan.

B. Tujuan Percobaan

Menyelidiki kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan secara asidimetri

dengan menggunakan indikator ganda.

Page 2: Acara VIII Penentuan kadar karbonat dan bikarbonat.docx

BAB II

METODE

A. Alat dan Bahan

Alat :

1. Erlenmeyer

2. Buret

3. Statif

4. Corong

5. Gelas ukur

6. Pipet tetes

7. Gelas beker

Bahan :

1. Aquadest

2. Indikator Penolpthalein

3. Indikator Methyil Orange

4. HCl 0,1 N

5. Cuplikan A, B, dan C

B. Cara kerja

Masing-masing larutan cuplikan diambil sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke

dalam erlenmeyer.

Masing-masing larutan cuplikan ditambahkan indikator PP sebanyak 2 tetes.

Bila saat diteteskan indikator PP larutan tidak berubah warna maka V1 = 0.

Tetapi jika terjadi perubahan warna maka larutan dititrasi dengan HCl 0,1 N

dan volume HCl dicatat (V1).

Setelah itu larutan ditambahkan indikator MO sebanyak 2 tetes.

Page 3: Acara VIII Penentuan kadar karbonat dan bikarbonat.docx

Setelah itu larutan ditambahkan indikator MO sebanyak 2 tetes.

Larutan kembali dititrasi dengan HCl 0,1 N, titrasi dihentikan ketika warna

larutan berubah menjadi merah bata.Volume HCl dicatat (V2).

Kemudian kadar karbonat dihitung, bila jika V HCl1 < V HCl2 maka larutan

mengandung campuran karbonat dan bikarbonat. Jika V HCl1 = V HCl2 maka

larutan hanya mengandung karbonat sedangkan bila V HCl1> V HCl2 maka

larutan mengandung bikarbonat dan hidroksida.

Rumus karbonat=(V ¿¿1× N HCl)× 6,00

V cuplikangr /100 ml¿

Rumus bikarbonat=( v2−v1 ) × N HCl ×6,10

V cuplikangr /100 ml

Rumus hidroksida=( v1−v2 ) N HCl× 1,70

V cuplikangr /100 ml

Percobaan diulangi sebanyak dua kali untuk masing- masing larutan, yaitu

larutan cuplikan A, B, dan C.

Page 4: Acara VIII Penentuan kadar karbonat dan bikarbonat.docx

BAB III

PEMBAHASAN

A. Tabel Hasil PercobaanTabel 1. Hasil Analisa Kadar dalam Cuplikan A

Ulangan V1 (ml) V2 (ml) Karbonat Bikarbonat Hidroksida1 0 0,62 0 0,3X x=0 x=0,45 0 gr/100ml 0,01 gr/100ml -

Tabel 2. Hasil Analisa Kadar dalam Cuplikan B

Ulangan V1 (ml) V2 (ml) Karbonat Bikarbonat Hidroksida1 2,1 2,12 2,1 2,2X x=2,1 x=2,15 0,05gr/

100ml0,001 gr/100ml -

Tabel 3. Hasil Analisa Kadar dalam Cuplikan C

Ulangan V1 (ml) V2 (ml) Karbonat Bikarbonat Hidroksida1 0,2 3,22 0,2 3,5X x=0,2 x=3,35 0,005gr/

100ml0,08 gr/100ml -

B. PembahasanAnalisa kualitatif artinya identifikasi unsur/senyawa yang terdapat dalam

suatu bahan sedangkan analisa kuantitatif artinya sebagai estimasi/mengetahui

kadar unsur atau senyawa dalam suatu bahan (Day dan Underwood, 1996).

Volumetri adalah analisis kuantitatif dengan mengukur volume sejumlah zat yang

diselidiki dan direaksikan dengan larutan baku yang kadarnya telah diketahui

secara teliti dan berlangsung kuantitatif. Volumetri atau titrimetri ada 3 macam

yaitu titrasi netralisasi, titrasi kompleksometri dan titrasi redoks (Rohman dan

Gandjar, 2007).

Titrasi netralisasi tidak mengakibatkan perubahan valensi maupun

endapan contohnya asidimetri dan alkalimetri. Titrasi kompleksometri

mengakibatkan terbentuknya kompleks, sedangkan titrasi redoks adalah titrasi

Page 5: Acara VIII Penentuan kadar karbonat dan bikarbonat.docx

dengan perubahan valensi atau perpindahan elektron (Rohman dan Gandjar,

2007). Menurut Keenan (1989), syarat titrasi netralisasi (asam basa) adalah :

1. Reaksi harus berlangsug cepat.

2. Konsentrasi titran (larutan standar) harus diketahui.

3. Indikator harus memberikan ketentuan yang jelas pada titik ekivalen.

4. Titik ekivalen harus diketahui dengan adanya perubahan fisik atau kimia yang

jelas.

Tujuan dari dilakukannya percobaan ini adalah untuk menyelidiki kadar

karbonat dan bikarbonat dalam larutan secara asidimetri dengan menggunakan

indkator ganda. Asidimetri (titrasi asam) adalah titrasi yang mempergunakan

larutan standar asam untuk menentukan konsentrasi dari larutan basa yang belum

diketahui. Untuk mengetahui titik ekuivalen dengan menggunakan indikator

asam-basa yaitu zat penunjuk yang mengalami perubahan warna pada saat titik

ekivalen terjadi, perubahan warna dipengaruhi oleh pH. Penambahan indikator

pada umumnya 2-4 tetes. Pemilihan indikator yang tepat dan sesuai sangat penting

demi memperoleh ketepatan hasil titrasi elektron (Rohman dan Gandjar, 2007).

Karbonat dan bikarbonat merupakan senyawaan karbon anorganik yang

paling melimpah. Selain itu juga merupakan zat yang berguna serta terkenal.

Kebanyakan karbonat hanya sedikit larut dalam air, misalnya kalsium karbonat,

barium karbonat, dan magnesium bikarbonat. Sebagian besar dapat bereaksi

dengan kebanyakan asam sehingga menghasilkan CO2. Reaksi tersebut sangat

cepat dan mudah melepaskan gas (Keenan, 1989).

Yang dimaksud dengan karbonat adalah mineral hasil senyawa antara

karbon (C), oksigen (0), dan unsur-unsur yang lainnya. Karbonat yang larut dapat

dibedakan dengan hidrogen karbonat yang mudah larut dengan phenolpthalein

pada larutan jenuh karbonat akan menjadi pewarnaan merah yang kuat (Khopkar,

1990). Menurut Vogel (1985),sifat-sifat karbonat yaitu :

1. Karbonat yang berasal dari logam alkali tanah dan ammonium tidak larut

dalam air.

2. Karbonat yang terdapat dalam asam lemah, bila digunakan untuk mentitrasi

asam lemah di daerah pH phenolpthalein dapat berubah menjadi bikarbonat.

Page 6: Acara VIII Penentuan kadar karbonat dan bikarbonat.docx

Bikarbonat adalah zat amfoter, yaitu dapat bereaksi baik dengan asam

maupun basa. Sifat-sifat bikarbonat yaitu :

1. Tidak stabil.

2. Bila dipanaskan terurai membentuk karbonat.

3. Bikarbonat dalam kalsium, stronsium, barium dan magnesium larut dalam

air.

Bikarbonat tidak stabil, bila dipanaskan akan terurai membentuk karbonat. Reaksi

bikarbonat dengan asam dapat ditulis sebagai berikut :

HCO3- + H+ H20 + C02

(Keenan, 1989).

Karbonat dan bikarbonat ditetapkan dengan titrasi menggunakan

indikator PP dan methyl orange. Indikator PP adalah asam dwiprotik dan tak

berwarna memiliki trayek pH sekitar 8,2 sampai 10,5 , sedangkan indikator MO

mempunyai trayek pH sekitar 3,1 sampai 4,4 dengan gradasi warna dari merah ke

kuning. Indikator PP mula-mula berdisosiasi menjadi suatu bentuk tak berwarna

dan kemudian dengan kehilangan proten kedua, menjadi ion dengan sistem

konjugasi sehingga timbullah warna merah. Kedua indikator berfungsi sebagai

indikator larutan dalam dalam percobaan atau sebagai pengindikasi ada atau

tidaknya perubahan warna (Day dan Underwood, 1996).

Jika saat penambahan 2 tetes indikator PP terjadi perubahan warna maka

larutan tersebut harus dititrasi dengan HCl 0,1 N hingga warnanya yang semula

pink menjadi bening. Penambahan indikator PP bertujuan untuk mengetahui

apakah terjadi perubahan warna atau tidak dan untuk mengamati perubahan ion

karbonat menjadi bikarbonat. Sehingga pH yang didapatkan adalah basa. Titrasi

dilakukan supaya terjadi perubahan ion bikarbonat menjadi asam karbonat dan

larutan berubah menjadi bening (Day dan Underwood, 1996).

Kemudian larutan ditambah 2 tetes indikator MO. Bila pada larutan

tidak terjadi perubahan warna ketika ditambahkan 2 tetes indikator PP maka

larutan langsung ditambah 2 tetes indikator MO. Fungsi penambahan 2 tetes

indikator MO adalah untuk melihat perubahan ion bikarbonat menjadi asam

karbonat dari hasil titrasi pertama. Dalam percobaan digunakan HCl 0,1 N sebagai

Page 7: Acara VIII Penentuan kadar karbonat dan bikarbonat.docx

larutan standar karena sifatnya yang asam dan gunanya untuk mengubah ion

bikarbonat menjadi asam karbonat dan untuk membuat cuplikan dalam keadaan

seimbang. Pemilihan HCl 0,1 N sebagai larutan standar karena memenuhi

beberapa syarat :

1. Asam itu harus kuat, yakni sangat disosiasi

2. Asam tidak mudah menguap

3. Larutan asam harus stabil

4. Asam tersebut bukan pengoksida yang cukup kuat untuk menghancurkan

senyawa-senyawa organik yang digunakan sebagai indikator

(Day dan Underwood, 1996).

Setelah itu larutan dititrasi lagi dengan HCl 0,1 N hingga berubah warna

menjadi merah bata. Titrasi ini berfungsi sebagai pengubah ion karbonat dan

bikarbonat menjadi asam karbonat (H2CO3). Reaksi pertama :

CO32- + H3OX HCO3- + H2O

Hal ini terjadi bila ada perubahan warna dikarenakan penambahan indkator PP,

kemudian setelah dititrasi dengan HCl 0,1 N terbentuk asam karbonat dengan

persamaan reaksi :

HCl + H2O H3O+ + Cl-

Terbentuknya asam karbonat diamati dengan indikator MO, kemudian setelah

ditambahkan indikator MO sebanyak 2 tetes setelah itu larutan dititrasi lagi

dengan HCl 0,1 N sehingga terjadilah perubahan seperti berikut :

HCO3- + H3O+ H2CO3 + H2O

(Day dan Underwood, 1996).

Larutan cuplikan yang digunakan pada percobaan ada 3, yaitu :

1. Larutan Cuplikan A

Pada larutan cuplikan A saat penambahan indikator PP sebanyak 2 tetes

tidak terjadi perubahan warna,warna larutan bening sehingga V1 nya 0 ml.

Setelah itu larutan ditambahkan 2 tetes indikator MO, larutan berubah warna

menjadi kuning, larutan cuplikan A dititrasi dengan HCl 0,1 N hingga

berubah warna menjadi merah bata, didapatkan V2 0,6 ml. Percobaan diulangi

2 kali untuk pengulangan kedua diperoleh V1 0 ml dan V2 0,3 ml sehingga

Page 8: Acara VIII Penentuan kadar karbonat dan bikarbonat.docx

diperoleh V1 rata-rata 0 ml dan V2 rata-rata 0,45 ml. Dari hasil dapat dilihat

bahwa V HCl1 < V HCl2 maka dalam campuran larutan terdapat karbonat dan

bikarbonat, setelah dihitung diperoleh kadar karbonat 0 gr/100ml dan kadar

bikarbonat 0,01 gr/100ml.

2. Larutan Cuplikan B

Pada larutan cuplikan B saat penambahan indikator PP sebanyak 2 tetes

terjadi perubahan warna menjadi pink tua sehingga larutan dititrasi terlebih

dahulu dengan HCl 0,1 N hingga menjadi bening, diperoleh V1 2,1 ml.

Kemudian larutan ditambahkan 2 tetes indikator MO larutan berubah warna

menjadi kuning. Larutan dititrasi lagi dengan HCl 0,1 N hingga berubah

warna menjadi merah bata, diperoleh V2 2,1 ml percobaan diulangi 2 kali

untuk pengulangan kedua diperoleh V1 2,1 ml dan V2 2,2 ml sehingga

diperoleh V1 rata-rata 2,1 ml dan V2 rata-rata 2,15 ml. Dari hasil dapat dilihat

bahwa V HCl1 < V HCl2 maka dalam campuran larutan terdapat karbonat dan

bikarbonat, setelah dihitung diperoleh kadar karbonat 0,05 gr/100ml dan

kadar bikarbonat 0,001 gr/100ml.

3. Larutan Cuplikan C

Pada larutan cuplikan C saat penambahan indikator PP sebanyak 2 tetes

terjadi perubahan warna menjadi pink tua sehingga larutan dititrasi terlebih

dahulu dengan HCl 0,1 N hingga menjadi bening, diperoleh V1 0,2 ml.

Kemudian larutan ditambahkan 2 tetes indikator MO larutan berubah warna

menjadi kuning. Larutan dititrasi lagi dengan HCl 0,1 N hingga berubah

menjadi merah bata, diperoleh V2 3,2 ml percobaan diulangi 2 kali untuk

pengulangan kedua diperoleh V1 0,2 ml dan V2 3,5 ml sehingga diperoleh V1

rata-rata 0,2 ml dan V2 rata-rata 3,35 ml. Dari hasil dapat dilihat bahwa V

HCl1 < V HCl2 maka dalam campuran larutan terdapat karbonat dan

bikarbonat, setelah dihitung diperoleh kadar karbonat 0,005 gr/100ml dan

kadar bikarbonat 0,08 gr/100ml.

Berdasarkan dari hasil percobaan yang diperoleh dari ketiga larutan

cuplikan semua memiliki V HCl1 < V HCl2, hal ini sesuai dengan teori yaitu jika

Page 9: Acara VIII Penentuan kadar karbonat dan bikarbonat.docx

V HCl1 < V HCl2 maka larutan mengandung campuran karbonat dan bikarbonat

dan dihitung menggunakan rumus :

Rumus karbonat=(V ¿¿1× N HCl)× 6,00

V cuplikangr /100 ml¿

Rumus bikarbonat=( v2−v1 ) × N HCl ×6,10

V cuplikangr /100 ml

Page 10: Acara VIII Penentuan kadar karbonat dan bikarbonat.docx

DAFTAR PUSTAKA

Day, R.A., dan Underwood, A.L. 1996. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.

Keenan,C.W. 1989. Ilmu Kimia Untuk Universitas Edisi Keenam Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia. Jakarta.Rohman, A., dan Gandjar, I.G. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar.

Yogyakarta.Vogel. 1985. Buku Teks Analitik Anilitik Anorganik Kualitatif Makro dan

Semimikro. PT. Kalman Media Pustaka. Jakarta.

Page 11: Acara VIII Penentuan kadar karbonat dan bikarbonat.docx

LAMPIRAN

1. Larutan Cuplikan AV1 < V2

V1 = 0,6 ml V2 = 0,45

karbonat=(V ¿¿1× N HCl)×6,00

V cuplikangr /100 ml¿

¿(0×0,1 ) ×6,0

25

= 0 gr/100ml

bikarbonat=(v2−v1 )× N HCl × 6,10

V cuplikangr /100 ml

= 0,45 ×0,1 x6,1

25

= 0,01 gr/100ml

2. Larutan Cuplikan BV1 < V2

V1 = 2,1 ml V2 = 2,15 ml

karbonat=(V 1× N HCl)×6,00

V cuplikangr /100 ml

¿(2,1 x 0,1 ) x 6,0

25

¿0,05 gr /100 ml

bikarbonat=(v2−v1 )× N HCl × 6,10

V cuplikangr /100 ml

¿0,05 x 0,1 x6,1

25 ¿0,001 gr /100 ml

Page 12: Acara VIII Penentuan kadar karbonat dan bikarbonat.docx

3. Larutan Cuplikan CV1 < V2

V1 = 0,2 ml V2 = 3,35 ml

karbonat=(V 1× N HCl)×6,00

V cuplikangr /100 ml

¿ 0,2× 0,1× 6,025

¿0,005 gr /100 ml

bikarbonat=(v2−v1 )× N HCl × 6,10

V cuplikangr /100 ml

¿3,15× 0,1× 6,1

25 ¿0,08 gr /100 ml

Page 13: Acara VIII Penentuan kadar karbonat dan bikarbonat.docx

BAB IV

KESIMPULAN

Pada percobaan penentuan kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan dapat

disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut :

1. Pada larutan cuplikan A diperoleh kadar karbonat 0 gr/100 ml dan kadar

bikarbonat sebesar 0,01 gr/100 ml. Pada larutan cuplikan B diperoleh kadar

karbonat 0,05 gr/100 ml dan kadar bikarbonat 0,001 gr/100 ml. Dan terakhir

larutan cuplikan C diperoleh kadar karbonat 0,005 gr/100ml dan kadar

bikarbonat 0,08 gr/100ml.

2. Penentuan kadar karbonat dan bikarbonat dengan cara titrasi/asidimetri dengan

HCl.