acara i roti tawar

Upload: erlangga-edo-syahputra

Post on 02-Jun-2018

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 ACARA I Roti tawar

    1/14

    ACARA I

    MEMBUAT ROTI TAWAR

    A.

    TUJUAN PRAKTIKUM

    Tujuan dari praktikum acara I Membuat Roti Tawar adalah:

    1. Mengetahui fungsi bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan roti tawar.

    2. Mengetahui teknik pembuatan roti tawar.

    3. Membuat roti tawar.

    B. TINJAUAN PUSTAKA

    Tepung terigu merupakan hasil ekstraksi dari proses penggilingan gandum

    (T. sativum) yang tersusun oleh 67-70 % karbohidrat, 10-14 % protein, dan 1-3

    % lemak. Pada sebagaian besar produk makanan, pati terigu terdapat dalam

    bentuk granula kecil (1-40 m) dan dalam suatu sistem, contohnya adonan, pati

    terigu terdispersi dan berfungsi sebagai bahan pengisi. Protein dari tepung terigu

    membentuk suatu jaringan yang saling berikatan (continous) pada adonan dan

    bertanggung jawab sebagai komponen yang membentuk viscoelastik

    (Fitasari, 2009).

    Kandungan gluten merupakan keunikan tepung terigu yang berperan dalam

    menentukan kualitas roti. Gluten adalah komponen protein yang mempunyai sifat

    viskoelastik bila dicampur dengan air, mampu menahan gas yang terbentuk pada

    saat fermentasi, sehingga volume roti dapat mengembang dan menghasilkan

    pori-pori yang seragam di bagian dalam roti. Sementara tepung non terigu

    lainnya tidak mempunyai kemampuan untuk menahan gas. Gluten merupakan

    penyusun utama protein terigu (80-90%), sehingga semakin tinggi kadar protein,

    semakin tinggi kadar gluten dan semakin baik kualitas roti yang dihasilkan

    (Ginting dan Suprapto, 2004).

    Gluten adalah protein yang tidak larut dalam air, sangat penting dalam

    pembuatan roti karena menentukan daya pengembangan roti. Gluten mampu

    membentuk jaringan tiga dimensi yang mampu memperangkap gas CO2 yang

  • 8/10/2019 ACARA I Roti tawar

    2/14

  • 8/10/2019 ACARA I Roti tawar

    3/14

  • 8/10/2019 ACARA I Roti tawar

    4/14

    pertumbuhan jamur lebih lambat daripada roti disimpan pada suhu kamar

    (Sikkhamondhol, 2009).

    Proses terpenting dalam pembuatan roti tawar adalah pemanggangan.

    Melalui proses ini adonan roti diubah menjadi produk yang ringan dan berongga,

    mudah dicerna dan aroma yang sangat merangsang. Aktivitas biologis yang

    terjadi dalam adonan dihentikan oleh pemanggangan disertai dengan hancurnya

    mikroorganisme dan enzim yang ada. Pada saat yang sama substansi rasa

    terbentuk, meliputi karamelisasi gula, pirodekstrin dan melanoidin sehingga

    menghasilkan produk dengan sifat organoleptik yang dikehendaki

    (Koswara,2009).

    C. METODOLOGI

    1. Alat

    a. Baskom

    b. Mixer

    c. Plastik

    d. Pengerol

    e.

    Loyang

    f. Steamer

    g. Oven

    2. Bahan

    a. Terigu cakra 500 gr

    b. Terigu segitiga biru 500 gr

    c. Terigu kunci 500 gr

    d. Tepung susu instan 25 gr

    e. Gula halus 50 gr

    f. Garam 15 gr

    g. Air es 325 ml

    h. Mentega putih 40 gr

  • 8/10/2019 ACARA I Roti tawar

    5/14

    i. Fermipan 1 bk

    3. Cara kerja

    500 gr terigu, 25gr tepungsusu instan, 50 gr gula halus,

    5 gr S 500, 1 st pemutih

    makanan, 1 bk fermipan

    Pengadukan menggunakan mixer hingga

    kalis

    325 ml air es

    (perlahan)

    15 gr garam,

    blueband, 40 gr

    mentega putih Pendiaman 15 menit dalam baskom

    tertutup plastik

    Pengerolan dan penggulungan

    Pemanggangan dalam oven

    Pendiaman 30-60 menit dalam steamer

    Peletakan dalam loyang

    Adonan 50 gr

  • 8/10/2019 ACARA I Roti tawar

    6/14

    D. PEMBAHASAN

    Tabel 1.1Hasil Analisis uji organoleptik roti tawar

    SampelParameter

    Warna Aroma Rasa Tekstur Overall

    473 3.35a 3.30

    a3.10

    a 3.35

    a 3.05

    a

    812 3.60a 3.25

    a3.25

    a 3.40

    a 3.45

    a

    162 3.40a 3.30

    a 3.60

    a 3.70

    a 3.85

    Sumber: Laporan sementara

    Keterangan:

    1. 473: sampel kelompok 1 dan 2 dengan terigu segitiga biru

    2. 812: sampel kelompok 3 dan 4 dengan terigu kunci

    3.

    162: sampel kelompok 5 dan 6 dengan terigu cakra

    Konsumsi roti tawar sebagai pengganti nasi sudah semakin membudaya

    seiring dengan tuntutan hidup untuk lebih praktis dan menghemat waktu

    khususnya di masyarakat perkotaan. Menurut Koswara (2009) roti tawar sendiri

    didefinisikan sebagai makanan yang dari tepung terigu yang diragikan dengan

    ragi roti dan dipanggang. Bahan baku yang biasa digunakan untuk proses

    pembuatan roti dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu bahan pokok

    atau bahan utama seperti tepung terigu, ragi dan air, bahan penambah rasa yaitu

    gula, garam, lemak dalam bentuk shortening/mentega/margarin, susu dan telur.

    Bahan selanjutnya adalah bahan tambahan berupa mineral yeast food (MYF),

    malt, emulsifier. Kelompok yang terakhir adalah bahan untuk meningkatkan

    mutu adonan (dough improver) dan pengawet terutama terhadap jamur

    (Koswara, 2009).

    Menurut koswara (2009) pada prinsipnya proses pembuatan roti tawar

    sendiri terdapat lima langkah atau tahap yaitu Pencampuran atau pengadukan,

    fermentasi, pembentukan dan penimbangan, pengembangan adonan (proofing),

    Pemangganggan. Langkah yang pertama adalah pencampuran bahan. Menurut

    Koswara (2009) terdapat tiga sistem pencampuran dalam pembuatan roti tawar

    yaitusponge and dough,straightdoughdan notime dough. Sistem spongeand

  • 8/10/2019 ACARA I Roti tawar

    7/14

    dough terdiri dari dua langkah pengadukan yaitu pembuatan sponge dan

    pembuatan dough. Sedangkan sistem straight dough (cara langsung) adalah

    proses dimana bahan-bahan diaduk bersama-sama dalam satu langkah. Sistem no

    timedoughadalah proses langsung juga dengan waktu fermentasi yang sesingkat

    mungkin atau ditiadakan sama sekali. Dalam praktikum pembuatan roti tawar

    kali ini sistem pengadukan yang digunakan adalah sistem sponge and dough.

    Tujuan pencampuran ialah membuat dan mengembangkan sifat daya rekat,

    gluten tidak ada dalam tepung. Tepung mengandung protein dan sebagaian besar

    protein akan mengambil bentuk yang disebut gluten bila protein itu dibasahi,

    diaduk-aduk, ditarik, dan diremas-remas.

    Langkah kedua adalah fermentasi. Tujuan fermentasi (peragian) adonan

    ialah untuk pengembangan adonan sehingga mudah ditangani dan menghasilkan

    produk bermutu baik dan membentuk tekstur yang lembut pada adonan. Selain

    itu fermentasi berperan dalam pembentukan cita rasa roti. Pada praktikum kali ini

    ragi yang digunakan untuk fermentasi adalah ragi instan yaitu fermipan. Pada

    tahap ini roti didiamkan pada suhu hangat. Di sini adonan difermentasi dan

    dikembangkan lagi sehingga bertambah elastis dan dapat mengembang setelah

    banyak kehilangan gas, teregang dan terkoyak pada proses pembagian.. Pada

    praktikum proses ini dilakukan dengan menutup baskom menggunakan plastik.

    Langkah ketiga adalah pembentukan dan penimbangan. Ditimbang sesuai

    takarannya kemudian adonan roti tawar diroll dan digulung agar tekstur dari roti

    padat dan tidak terdapat lubang, kemudian adonan digulung hingga semua

    adonan tertutup dan tidak terdapat lubang. Pada saat pengerollan adonan, gas

    CO2 didistribusikan secara merata pada seluruh adonan, selain itu gas CO2

    sebagian di keluarkan agar adonan dapat mengembang kembali dan adonan

    menjadi padat. Pengeluaran gas CO2 juga bertujuan untuk menghindari

    pembentukan asam pada adonan roti akibat dari oksidasi alkohol oleh gas CO2

    yang dapat mengakibatkan rasa asam pada roti (Ali et al, 2012). Setelah

    pengerollan dan penggulungan adonan tersebut ditempatkan dalam Loyang.

  • 8/10/2019 ACARA I Roti tawar

    8/14

    Langkah keempat adalah Pengembangan adonan (proofing). Pada tahap ini

    adonan akan difermentasi kembali, bedanya adonan ditempatkan pada suhu

    sekitar 38oC dengan kelembaban 75-85%. Proses pengembangan yang dilakukan

    biasanya menggunakan alat yang dinamakan steamer. Di dalam steamer suhu dan

    kelembaban dapat disesuaikan sehingga pengembangan roti dapat optimal. Pada

    tahap ini ragi roti menguraikan gula dalam adonan dan menghasilkan gas

    karbondioksida dan alkohol.

    Langkah terakhir adalah pemanggangan. Pemanggangan bertujuan untuk

    membuat roti tawar menjadi matang. Pada tahap pemanggangan ini terjadi

    beberapa proses di dalam adonan roti antara lain, yang pertama pada menit

    pertama setelah adonan masuk oven terjadi peningkatan volume adonan cepat.

    Pada saat ini enzim amilase menjadi lebih aktif dan terjadi perubahan pati

    menjadi dekstrin adonan menjadi lebih cair sedangkan produksi gas

    karbondioksida meningkat. Kedua pada suhu sekitar 50-60o C, aktivitas

    metabolisme khamir meningkat, sampai terjadi perusakan khamir karena panas

    berlebihan. Ketiga pada saat suhu mencapai sekitar 76oC, alkohol dibebaskan

    serta menyebabkan peningkatan tekanan dalam gelembung udara. Sejalan

    dengan terjadinya gelatinisasi pati, struktur gluten mengalami kerusakan karena

    penarikan air oleh pati. Keempat suhu diatas 76oC terjadi penggumpalan gluten

    yang memberikan struktur crumb. Pada akhir pembakaran, terjadi pembentukan

    crust serta aroma. Pembentukan crust terjadi sebagai hasil reaksi maillard dan

    karamelisasi gula (Koswara, 2009).

    Pada proses pembuatan roti tawar tepatnya pada saat fermentasi, bahan

    yang digunakan adalah fermipan. Fermipan ini adalah ragi instan atau ragi dadak

    yang merupakan jenis ragi yang dapat langsung dicampur dengan bahan lainnya

    (Kustyawati dkk, 2013). Menurut Kustyawati (2013) fermipan adalah ragi

    Saccharomyces cervisiae dan sorbitan monostearate yang merupakan

    pengemulsi, selain itu fermipan mengandung nutrisi tambahan untuk menunjang

    viabilits khamir. Produk khamir komersial ini digunakan dengan penambahan air.

  • 8/10/2019 ACARA I Roti tawar

    9/14

    Berdasarkan kualitas produk, Fermipan lebih umum digunakan dalam produksi

    karena memberikan hasil produk yang lebih baik dalam pembuatan roti

    dibandingkan jenis ragi komersial lainnya. Pada proses pembuatan roti tawar

    penambahan fermipan berguna sebagai pengembang roti, akibat dari fermentasi

    ragi fermipan. Selama proses fermentasi enzim-enzim ragi bereaksi dengan pati

    dan gula untuk menghasilkan gas karbondioksida. Perkembangan gas ini

    menyebabkan adonan mengembang dan menyebabkan adonan menjadi lebih

    ringan dan lebih besar (Koswara, 2009).

    Pada praktikum kali ini roti tawar yang akan dibuat mengalami perlakuan

    penambahan pada tepung terigunya. Merk tepung terigu yang digunakan pada

    praktikum kali ini adalah terigu bermrek segitiga biru, kunci biru, dan cakra

    kembar. Tujuan dari perlakuan penambahan terigu yang berbeda tersebut

    dimaksudkan agar dapat diketahui hasil dari penggunaan tepung terigu dengan

    jenis terigu protein rendah, protein sedang dan protein tinggi. Terigu segitiga biru

    merupakan jenis tepung terigu yang memiliki protein sedang, terigu ini memiliki

    protein berkisar antara 10-11%. Terigu segitiga biru ini sebenarnya cocok untuk

    semua keperluan, seperti kue pukis, pisang goring, bolu kukus, cake dll. Jika

    dikaitkan dengan praktikum kali ini terigu segitiga biru ini juga cocok sebagai

    bahan baku roti tawar. terigu lainnya adalah tepung terigu dengan merk kunci

    biru. Terigu kunci biru ini merupakan jenis terigu dengan protein rendah berkisar

    antara 8-9%. Terigu kunci biru ini sebenarnya hanya cocok untuk membuat roti-

    roti kering, seperti biscuit, pie dll. Terigu yang terakhir adalah tepung cakra

    kembar. Terigu cakra kembar ini merupakan jenis tepung terigu yang memiliki

    protein tinggi. Protein dari terigu cakra ini berkisar >12%. Terigu merk cakra

    kembar ini sangat cocok untuk pembuatan roti tawar yang membutuhkan gluten

    tinggi untuk membantu pengembangan adonan roti, selain itu terigu ini juga

    dapat digunakan untuk pembuatan donat, mie, dan daging sintetis untuk

    vegetarian.

  • 8/10/2019 ACARA I Roti tawar

    10/14

    Pada tahap proses pengolahan roti tawar terdapat beberapa faktor yang

    perlu diperhatikan agar roti tawar terbentuk dengan sempurna. Faktor-faktor

    tersebut diantaranya adalah tahap pencampura; suhu, pH dan waktu fermentasi;

    tempat pengembangan adonan; suhu dan waktu pemanggangan. Faktor

    pencampuran sangat berpengaruh terhadap baik buruknya roti tawar yang

    dihasilkan. Pencampuran roti tawar harus benar-benar rata dan adonan harus

    benar-benar kalis agar saat fermentasi adonan tidak bantet. Selain itu pada

    pencampuran bahan perlu diingat bahwa pada saat penambahan fermipan jangan

    bersamaan dengan garam, karena ragi tidak tahan pada kosentrasi garam yang

    tinggi (Kustyawati, 2013), apabila garam dan fermipan menyatu maka proses

    fermentasi akan terhambat dan adonan tidak akan mengembang sempurna

    (Koswara, 2009).

    Suhu, pH dan waktu fermentasi juga sangat berpengaruh terhadap

    perkembangan ragi. Kondisi optimal bagi aktivitas ragi roti dalam proses

    fermentasi adalah suhu antara 25oC sampai 30

    oC dan pH antara 4,0 sampai 4,5.

    Waktu dari fermentasi juga perlu diperhatikan, saat melakukan fermentasi jangan

    terlalu singkat karena adonan tidak akan mengembang serta plastik penutup

    baskom jangan terlalu sering dibuka sebelum waktunya tiba.

    Tempat pengembangan adonan roti (steamer) juga perlu diperhatikan saat

    melakukan (proofing). Suhu dalam steamer sangat berpengaruh pada

    perkembangan adonan roti tawar, jadi usahakan suhu pada steamer tetap stabil

    yaitu sekitar 38o

    C dan kelembaban juga perlu diatur hingga mencapai 75-85%

    (koswara, 2009). Pada saat proses proofing, steamer jangan terlalu sering dibuka

    sebab kelembaban di dalam steamer akan meningkat, selain itu suhu dari steamer

    juga tidak akan stabil.

    Suhu dan waktu pengovenan adalah faktor yang paling menentukan dalam

    kematangan adonan dan juga kenampakan dari adonan. Saat proses pengovenan

    adnan roti, usahakan suhu pada oven distabilkan sehingga adonan pada roti yang

    dihasilkan akan matang merata dan tidak ada yang gosong pada bagian tertentu.

  • 8/10/2019 ACARA I Roti tawar

    11/14

    Selain itu adonan juga harus sering diperhatikan karena bila terdapat adonan roti

    yang matang sebelah kita dapat menyesuaikannya agar panas dari oven merata.

    Waktu dari pengovenan juga berpengaruh, usahakan jangan terlalu lama karena

    roti akan gosong dan juga jangan terlalu singkat karena roti hanya akan matang

    sebagian atau bahkan belung matang semua. Untuk itu pada waktu pengovenan

    sebaiknya roti dicek kematangannya dengan cara ditusuk. Apabila adonan masih

    ada yang terangkat menandakan bahwa roti belum matang dan apabila tidak ada

    adonan yang terangkat menandakan roti tawar sudah matang.

    Menurut koswara (2009) mutu roti tawar yang baik meliputi volume roti

    yang besar, bentuk yang simetris, warna kerak roti yang coklat kekuningan,

    tekstur kerak yang tipis dan kering, serta sifat bagian-bagian roti yang meliputi

    butiran dan tekstur. Butiran yang baik adalah butiran dengan sel yang halus,

    seragam yang panjang-panjang, sedangkan tesktur yang baik adalah yang halus

    lembut dan elastis. Selain itu struktur remah harus rata, warna terang, beraroma

    harum gandum dan ragi dengan rasa dan daya simpan yang baik.

    Kriteria dari roti tawar tersebut hanya bisa didapatkan apabila penggunaan

    tepung terigu yang digunakan sesuai. Hal ini dikarenakan komponen terpenting

    dari terigu pembentuk adonan yaitu glutenin dan gladin, pada kondisi tertentu

    dengan air membentuk massa yang elastis dan ekstensibel memungkinkan

    adonan menahan gas pengambang dan adonan dapat menggelembung seperti

    balon. Hal inilah yang memungkinkan produk mempunyai struktur yang halus

    dan seragam serta tekstur yang lembut dan elastis (Koswara, 2009). Maka dengan

    itu pembuatan roti tawar diperlukan terigu dengan kadar protein yang tinggi.

    Pada praktikum kali ini terigu yang paling cocok untuk roti tawar dan sesuai

    dengan teori dari Koswara (2009) adalah terigu merk cakra kembar. Selain

    tepung terigu, bahan terpenting dalam pembuatan roti adalah air, ragi roti dan

    garam, sedangkan tambahan adalah gula, shortening, produk susu, pengemulsi

    dan ragi meneral atau ragi kimia (Koswara, 2009).

  • 8/10/2019 ACARA I Roti tawar

    12/14

    Pada pengujian organoleptik terhadap roti yang dihasilkan menggunakan

    lima parameter yaitu warna, aroma, rasa, tekstur, overall. Pada parameter warna

    hasil terbaik terdapat pada roti dengan kode 812 yang merupakan sampel dari

    kelompok 3 dan 4 dengan terigu merk kunci, kemudian roti dengan kode 162

    yang merupakan sampel dari kelompok 5 dan 6 dengan terigu merk cakra dan

    yang paling rendah adalah kode 473 dari sempel kelompok 1 dan 2 dengan terigu

    segitiga biru. Pada parameter warna tidak sesuai dengan teori dari koswara

    (2009) karena seharusnya terigu cakra memiliki warna terbaik dibandingkan

    kunci dan segitiga biru.

    Parameter Aroma hasil terbaik pada roti dengan kode 162 dan 473 yang

    merupakan sampel dari kelompok 5 dan 6 dengan terigu cakra dan kelompok 1

    dan 2 dengan terigu segitiga biru sedangkat yang paling rendah adalah kode 812

    yang merupakan sampel dari kelompok 3 dan 4 dengan terigu merk kunci.

    Pengujian Aroma pada roti tawar ini sesuai dengan teori dari koswara (2009),

    terigu cakralah yang terbaik dari pada terigu lain sebagai bahan pembuat roti

    tawar karena dapat menimbulkan aroma khas gandum pada saat pengovenan.

    Merk segitiga biru juga memiliki aroma yang cukup sedap karena kandungan

    protein yang lumayan tinggi.

    Parameter rasa roti tawar hasil terbaik adalah roti dengan kode 162 yang

    merupakan sampel dari kelompok 5 dan 6 dengan terigu cakra. Kemudian kode

    812 dari kelompok 3 dan 4 dengan terigu kunci dan yang paling rendah kode 473

    dari kelompok 1 dan 2 dengan terigu seegitiga biru. Parameter rasa sudah sesuai

    dengan teori dari Koeswara (2009), yang sebelumnya telah dijelaskan terigu

    cakralah yang terbaik dari pada terigu lain sebagai bahan pembuat roti tawar.

    Parameter tekstur dari roti tawar hasil terbaik adalah roti dengan kode 162

    yang merupakan sampel dari kelompok 5 dan 6 dengan terigu cakra. Kemudian

    kode 812 dari kelompok 3 dan 4 dengan terigu kunci dan yang paling rendah

    kode 473 dari kelompok 1 dan 2 dengan terigu seegitiga biru. Parameter tekstur

    roti tawar ini sesuai dengan teori dari koswara (2009), tepung cakra memiliki

  • 8/10/2019 ACARA I Roti tawar

    13/14

    gluten tinggi yang memungkinkan menahan gas dengan sempurna sehingga

    pengembangan dapat maksimal. Hal ini yang membuat struktur roti halus dan

    seragam, serta tekstur roti lembut dan elastis.

    Parameter overall menunjukkan bahwa secara keseluruhan roti tawar yang

    terbaik adalah roti yang menggunakan bahan baku dari terigu merk cakra.

    Pengujian organoleptik sesuai dengan teori dari koswara (2009) bahwa tepung

    terigu yang baik sebagai pembuat roti tawar adalah terigu yang memiliki protein

    yang tinggi dan itu terdapat pada terigu merk cakra.

    E.

    KESIMPULAN

    Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum acara I Membuat Roti

    Tawar adalah:

    1. Bahan terpenting dalam pembuatan roti tawar adalah tepung terigu, ragi roti,

    gula, garam, dan air.

    2. Tepung terigu yang cocok untuk pembuatan roti tawar adalah jenis tepung

    terigu berprotein tinggi.

    3. Tepung terigu yang baik untuk roti tawar adalah tepung terigu merk cakra.

    4.

    Prinsip pembuatan roti tawar adalah pencampuran, fermentasi, pembentukan

    dan penimbangan, pengembangan adonan (proofing), dan pengovenan.

    5. Mutu roti tawar yang baik meliputi volume roti yang besar, bentuk yang

    simetris, warna kerak roti yang coklat kekuningan, tekstur kerak yang tipis

    dan kering, butiran sel yang halus, lembut dan elastis dan juga struktur

    remah, warna terang, beraroma harum gandum dan ragi.

  • 8/10/2019 ACARA I Roti tawar

    14/14