abstraksi -...
TRANSCRIPT
1
ABSTRAKSI
Cyndia Chaulanissa. 10207243
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUTUSAN
PEMBELIAN PADA CONVENIENCE STORE 7ELEVEN
Skripsi . Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2011
Kata kunci : Convenience Store 7-Eleven, Faktor-faktor, Keputusan Pembelian
( xiv + 90 + lampiran )
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perilaku
konsumen yang terdiri dari faktor Produk, Harga, Tempat, Promosi, Kebudayaan, Sosial,
Pribadi, dan Psikologis terhadap keputusan pembelian pada convenience store 7ELEVEN.
Teknik pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner. Kuesioner yang berhasil
dikumpulkan berasal dari 150 responden, dan yang dapat digunakan adalah 125
kuesioner. Teknik penetapan responden menggunakan teknik sampel acak sederhana.
Pada tahap analisis dilakukan uji reliabilitas dan validitas, uji normalitas, uji model fit
dan uji regresi. Aplikasi SPSS 17 dan AMOS 18 digunakan untuk membantu pengujian
model ini.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada lima faktor yang memiliki pengaruh
secara signifikan terhadap keputusan pembelian pada convenience store 7-Eleven yaitu
faktor produk, lokasi, promosi, sosial, dan psikologis. Sedangkan untuk 3 faktor
lainnya yaitu faktor harga, budaya dan pribadi tidak memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pembelian pada convenience store 7-Eleven.
Daftar Pustaka ( 1993 – 2011)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Di Indonesia, khususnya kota besar, minimarket tumbuh dengan pesat. Jaringan
minimarket seperti Indomaret dan Alfamart, menurut data Nielsen, terus bertumbuh dan
makin hari semakin meningkat jumlah pelanggannya. Di sisi lain, convenience store
selain Circle k seperti ampm dan 7-Eleven bertumbangan. 7-Eleven menjadi satu-satunya
jaringan convenience store yang bertahan hingga saat ini, dan terus tumbuh.
2
Convenience store sendiri diposisikan berbeda dengan Mini Market. Produk yang
disediakan ole convenience store lebih sedikit dibandingkan dengan minimarket,
walaupun luas toko pada umumnya hampir sama dengan minimarket. Pelanggan biasanya
mendatangi convenience store untuk membeli barang-barang yang segera digunakan.
Convenience store juga buka 24 jam 365 hari dalam setahun. Minimarket biasanya tidak
buka 24 jam sehari 365 hari setahun, dan barang-barang yang disediakan biasanya untuk
dibawa pulang. Banyak perbedaan lain yang terdapat antara convenience store dan
minimarket. Jika kebanyakan minimarket memiliki value harga murah dan menyediakan
beragam produk, maka convenience store memaksimalkan kepuasan pelanggan dengan
mengutamakan kecepatan layanan, kebersihan dan kerapihan store, keramahan pelayan
serta suasana store yang menyenangkan. Pelanggannya juga berbeda. Minimarket
biasanya didatangi oleh ibu rumah tangga middle low untuk belanja keperluan seminggu,
namun convenience store didatangi oleh karyawan dan mahasiswa middle up untuk
berbelanja kebutuhan saat itu. Karena fungsi dan pelanggan yang berbeda, pada
umumnya desain toko juga berbeda. Convenience store memiliki desain modern yang
atraktif dengan pewarnaan ruangan dan cahaya yang diatur dan pengaturan rak dengan
tinggi yang cukup agar terkesan luas, sementara minimarket dengan desain standard.
Pada intinya, kenyamanan di convenience store menjadi faktor utama.
Convenience store 7-Eleven di wilayah Tebet tidak pernah sepi pengunjung,
convenience store tersebut buka selama 24 jam sehari. Pengunjung mulai dari anak
sekolah, mahasiswa, karyawan, dan orang dewasa yang sekedar bekumpul reuni bersama
temannya, melakukan meeting atau bahkan sekedar sarapan. Convenience store 7-Eleven
menjadi tujuan saat pulang sekolah bagi masyarakat untuk berkumpul, bahkan mereka
tidak hanya sebentar menghabiskan waktu mereka disana terutama pada saat malam
3
minggu. Karena kalah dalam bersaing saat ini convenience store Circle k sudah tutup,
tentu saja karena letaknya yang hanya berjarak 50 meter. Dan setiap harinya sejak ada
convenience store 7-Eleven, Circle k selalu sepi pengunjung.
Perusahaan 7-Eleven tentu memiliki keunggulan yang lebih bagi para
konsumennya, oleh karena itu perusahaan memperhatikan perilaku konsumen,
memperhatikan bauran pemasaran serta mengamati faktor-faktor apa saja yang
memengaruhi konsumen dan mengetahui faktor apa saja yang harus dipertahankan dan
yang harus ditingkatkan.
Bauran pemasaran tersebut terdiri dari 4P yaitu produk, harga, tempat, dan
promosi. Selain itu menurut Kotler (2001:144) : Faktor-faktor yang memengaruhi
perilaku konsumen adalah kebudayaan, faktor sosial, pribadi, psikologis. Sebagian
faktor-faktor tersebut tidak diperhatikan oleh pemasar tetapi sebenarnya harus
diperhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh faktor-faktor perilaku konsumen tersebut
memengaruhi pembelian konsumen
Atas dasar itulah penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut tentang
perilaku dari konsumen yang datang dan sering mengunjungi convenience store 7-Eleven.
Penelitian ini berjudul ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI
KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA CONVENIENCE STORE 7-Eleven.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat diambil suatu
permasalahan yang dianggap penting yaitu : Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi
konsumen dalam membuat keputusan pembelian pada convenience store 7-Eleven ?
4
1.3. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perilaku
konsumen yang terdiri dari faktor Produk, Harga, Tempat, Promosi, Kebudayaan, Sosial,
Pribadi, dan Psikologis terhadap keputusan pembelian pada convenience store 7-Eleven.
1.4. BATASAN MASALAH
Pada penelitian ini, populasi yang diambil adalah pengunjung 7-Eleven yang
berada di Jalan Tebet Raya No. 55 Jakarta Tahun 2011, dengan jumlah responden
sebanyak 150 orang, diambil secara acak.
1.5. HIPOTESIS PENELITIAN
H0 : Tidak terdapat pengaruh faktor Produk, Harga, Tempat, Promosi,
Kebudayaan, Sosial, Pribadi, dan Psikologis terhadap keputusan
pembelian pada convenience store 7-Eleven secara signifikan.
Ha : Terdapat pengaruh faktor Produk, Harga, Tempat, Promosi, Kebudayaan,
Sosial, Pribadi, dan Psikologis terhadap keputusan pembelian pada
convenience store 7-Eleven secara signifikan.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Perilaku Konsumen
Menurut James F. Engel (2000 : 3 ), perilaku konsumen didefinisikan sebagai
tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan
menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan
yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.
Menurut Assael (1998:23) model perilaku konsumen sederhana, dimana pada
akhirnya respon konsumen menentukan apakah mereka akan kembali membeli produk
atau menolak produk tertentu.
2.1.1. Keputusan pembelian konsumen
Engel (1995) mengatakan bahwa proses pengambilan keputusan membeli
mengacu pada tindakan konsisten dan bijaksana yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan. Pengambilan keputusan membeli merupakan keputusan konsumen tentang
apa yang hendak dibeli, berapa banyak yang akan dibeli, di mana akan dilakukan, kapan
akan dilakukan dan bagaimana pembelian akan dilakukan (Loudon & Bitta, 1993).
Menurut (Kotler, 2001:204) tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai
keputusan membeli, yaitu :
1. Pengenalan Masalah
Proses membeli dimulai dengan pengenalan masalah dimana pembeli mengenali
adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dan
keadaan yang diinginkan.
6
2. Pencarian Informasi
Konsumen yang sudah terkait mungkin mencari lebih banyak informasi tetapi
mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen kuat dan produk yang dapat memuaskan
ada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan akan membelinya. Bila tidak, konsumen
dapat menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi yang
berhubungan dengan kebutuhan tersebut.
Pengaruh relatif dari sumber informasi ini bervariasi menurut produk dan
pembeli. Pada umumnya, konsumen menerima sebagian besar informasi mengenai suatu
produk dari sumber komersial, yang dikendalikan oleh pemasar. Akan tetapi, sumber
paling efektif cenderung sumber pribadi. Sumber pribadi bahkan tampaknya lebih
penting dalam mempengaruhi pembelian jasa. Sumber komersial biasanya memberitahu
pembeli, tetapi sumber pribadi membenarkan atau mengevaluasi produk bagi pembeli.
3. Evaluasi alternatif
Tahap dari proses keputusan membeli, yaitu ketika konsumen menggunakan
informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam perangkat pilihan. Bagaimana
konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-
masing individu dan situasi membeli. Dalam beberapa keadaan, konsumen menggunakan
perhitungan dengan cermat pemikiran logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama
hanya sedikit mengevaluasi atau tidak sama sekali. Kadang-kadang konsumen
mengambil keputusan sendiri, kadang-kadang bertanya kepada teman atau meminta saran
pada pramuniaga.
7
4. Keputusan membeli
Pada umumnya, keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang
paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan
membeli. Pertama adalah sikap orang lain, yaitu pendapat dari orang lain mengenai
harga, dan merek yang akan dipilih. Kedua adalah faktor situasi yang tidak diharapkan,
harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan. Tetapi kejadian-kejadian
yang tidak diharapkan dapat menambah niat pembelian.
5. Tingkah laku pasca pembelian
Tahap dari proses keputusan membeli, yaitu mengambil tindakan lebih lanjut
setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas. Yang menentukan pembeli
merasa puas atau tidak puas dengan suatu pembelian terletak pada hubungan antara
harapan konsumen dengan prestasi yang diterima dari produk.
2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
Menurut Kotler (2001:144), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen adalah kebudayaan, faktor sosial, pribadi, psikologis. Sebagian faktor-faktor
tersebut tidak diperhatikan oleh pemasar tetapi sebenarnya harus diperhitungkan untuk
mengetahui seberapa jauh faktor-faktor perilaku konsumen tersebut mempengaruhi
pembelian konsumen.
a. Faktor Budaya
Faktor budaya mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam pada perilaku
konsumen. Pemasar harus memahami peran yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan
kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab keinginan dan perilaku seseorang yang
8
paling dasar. Perilaku manusia dipelajari secara luas. Pemasar selalu berusaha
menemukan perubahan budaya untuk menemukan produk baru yang mungkin diinginkan
orang.
1) Budaya
Budaya adalah kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan tingkah laku yang
dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting
lainnya.
2) Sub budaya
Sub budaya adalah sekelompok orang dengan sistem nilai terpisah berdasarkan
pengalaman dan situasi kehidupan yang umum. Sub budaya termasuk nasionalitas,
agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.
3) Kelas sosial
Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para
anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan tingkah laku yang serupa.
b. Faktor sosial
Faktor sosial merupakan bagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen
yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan
perilaku yang serupa. Faktor sosial terdiri dari kelompok, keluarga serta peran dan status
Dalam beberapa sistem sosial, anggota dari kelas yang berbeda memelihara peran
tertentu dan tidak dapat mengubah posisi sosial mereka. Tingkah laku konsumen juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, yaitu:
1) Kelompok
9
Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran
individu atau bersama. Beberapa merupakan kelompok primer yang mempunyai
interaksi reguler tapi informal-seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan sekerja.
Beberapa merupakan kelompok sekunder, yang mempunyai interaksi lebih formal
dan kurang reguler. Ini mencakup organisasi seperti kelompok keagamaan, asosiasi
profesional dan serikat pekerja.
2) Keluarga
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat dan telah diteliti secara mendalam, pemasar tertarik dalam peran dan
pengaruh suami, istri dan anak-anak pada pembelian berbagai produk dan jasa.
3) Peran dan status
Peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang
yang ada disekitarnya. Setiap peran membawa status yang mencerminkan
penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Orang seringkali memilih produk yang
menunjukkan statusnya dalam masyarakat.
c. Faktor pribadi
Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang
berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan
bertahan lama terhadap lingkungan.
Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan
tahap daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep
diri.
10
Pada usia dan tahap siklus hidup Orang mengubah barang dan jasa yang mereka
beli selama masa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabot dan rekreasi sering
kali berhubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga,
tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya. Pemasar
seringkali menentukan sasaran pasar dalam bentuk tahap daur hidup dan
mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasaran untuk setiap tahap.
Situasi ekonomi sekarang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar produk
yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi,
tabungan dan tingkat minat. Bila indikator ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat
mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali dan
mengubah harga produknya. Gaya hidup seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas
(pekerjaan, hobi, berbelanja, olahraga, kegiatan sosial), minat (makanan, mode, keluarga,
rekreasi) dan opini yang lebih dari sekedar kelas sosial dan kepribadian seseorang, gaya
hidup menampilkan pola bereaksi dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan di dunia.
Kepribadian setiap orang yang berbeda-beda mempengaruhi perilaku
pembeliannya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik yang
menyebabkan respons yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan
orang itu sendiri. Sedangkan kepribadian biasanya digambarkan dalam karakteristik
perilaku seperti kepercayaan diri, dominasi, kemampuan bersosialisasi, otonom, cara
mempertahankan diri, kemampuan beradaptasi dan sifat agresif.
d. Faktor Psikologis
Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal dan
hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau
11
antisipasinya pada waktu yang akan datang. Selanjutnya pilihan pembelian seseorang
dipengaruhi oleh 4 faktor utama yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan serta keyakinan
dan juga sikap.
1) Motivasi
Keinginan yang cukup untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan
kebutuhan.
2) Persepsi
Persepsi adalah proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan dan
mengintepretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti mengenai
dunia.
3) Pengetahuan
Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul
dari pengalaman.
4) Keyakinan dan sikap
Melalui tindakan dan pembelajaran, orang mendapatkan keyakinan dan sikap.
Keduanya ini, pada waktunya mempengaruhi tingkah laku membeli. Keyakinan
adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu.
2.2 Pengertian Pemasaran
Menurut Assauri (2004 : 5) “Pemasaran adalah sebagai usaha untuk menyediakan
dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat dan waktu
serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat.”
Definisi lain menurut Kotler & Amstrong (2008 : 6) “Pemasaran adalah proses
dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang
12
kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai
imbalannya.”
2.2.1. Bauran Pemasaran
Istilah bauran pemasaran mengacu pada strategi terpadu yang memadukan
produk, harga, promosi, dan distribusi. Masing-masing unsure dari bauran tersebut
memerlukan masukan dari penelitian konsumen. (Engel, 1994).
Bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang
dipadukan perusahaan untuk merespon yang diinginkannya di pasar sasaran. Bauran
pemasaran tersebut terdiri dari 4P yaitu produk, harga, tempat, dan promosi (Kotler &
Armstrong, 2008 : 62)
a. Harga
Harga merupakan penentu dari permintaan pasar untuk suatu produk (Kotler dan
Amstrong, 1995). Bagi perusahaan harga dapat memberikan hasil dengan menciptakan
pendapatan dan keuntungan bersih, sehingga harga dapat mempengaruhi keputusan
pembelian (Boyd, Walker & Larreche, 2000). Apabila harga sebuah barang yang dibeli
dari sebuah konsumen dapat memberikan hasil yang memuaskan, maka dapat dikatakan
bahwa konsumen memperoleh manfaat dari produk tersebut, sehingga penjualan total
b. Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan
perhatian, dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi danyang dapat memuaskan keinginan
dan kebutuhan. Produk juga sesuatu yang ditawarkan pada pasar untuk dimiliki dan
13
digunakan serta dikonsumsi secara langsung ataupun tidak langsung (Alma, 2000; Kotler
dan Amstrong, 1995).
c. Promosi
Promosi adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk menyampaikan atau
mengkomunikasikan suatu produk kepasar sasaran, untuk memberi informasitentang
keistimewaan, dan kegunaan dana yang paling penting adalah tentang keberadaannya,
untuk mengubah sikap ataupun mendorong orang untuk bertindak (dalam hal ini adalah
pembeli) (Tjiptono, 1997)
d. Tempat
Tempat meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi
pelanggan sasaran. Perusahaan melakukan kerja sama terhadap beberapa saluran
distribusi agar produknya bisa sampai di tangan konsumen akhir.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Objek penelitian dari penulisan ilmiah ini adalah pengunjung atau pembeli
convenience store 7-Eleven di daerah Tebet Timur. Di segala usia, baik anak sekolah,
mahasiswa atau karyawan.
3.2. Pengambilan Sampel
Menurut Zikmund (Jonathan Sarwono & Tutty Martadiredja, 2008 : 124) populasi
secara umum diartikan sebagai setiap kelompok entitas lengkap yang mempunyai
14
kesamaan dalam karakteristik. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang
lebih besar.
Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan teknik simple random sampling,
yakni sampel diambil secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.
Populasi dianggap homogen.
Dalam penulisan ilmiah ini data penelitian yang digunakan penulis berupa data
primer yang berupa data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti. Dalam hal ini
data diperoleh melalui hasil pengisian daftar pernyataan berupa kuesioner kepada 150
responden (konsumen) pengunjung atau pembeli convenience store 7-Eleven. Dan 100
sampel yang digunakan dalam penghitungan.
3.3. Tekhnik Pengumpulan Data
Data primer adalah data yang langsung diperoleh oleh peneliti dari sumber
pertama. Data primer diperoleh dengan cara penyebaran kuesioner. Kuesioner adalah
suatu teknik pengumpulan data dengan menggunakan seperangkat pertanyaan yang
diajukan kepada responden untuk memperoleh data yang diinginkan.
3.4. Skala Pengukuran
Dalam hal ini penulis menggunakan skala interval. Skala interval merupakan
skala yang memiliki urutan dan memiliki interval atau jarak yang sama diantara kategori
atau titik-titik terdekatnya (Istijanto, 2005: 81).
3.5. Alat Analisis yang Digunakan
Untuk dapat mengolah data dalam penulisan ilmiah ini penulis melakukan analisa
sebagai berikut :
1. Analisis Deskriptif
Dalam melakukan penelitian ini, penulis mengumpulkan data dengan cara
menganalisis dan menjabarkan tabel tanggapan konsumen memilih convenience store
7-Eleven melalui jawaban responden dengan menyebarkan kuesioner.
2. Likert’s Summated Rating ( LSR )
15
LSR adalah suatu metode mengukur sikap (attitude) yang banyak digunakan
dalam penelitian sosial karena kesedarhanaannya LSR sangat bermanfaat untuk
membandingkan skor setiap orang dengan distribusi skala dan kelompok orang
lainnya, serta untuk melihat perkembangan atau perubahan sikap sesudah eksperimen
atau kejadiannya.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert memiliki gradasi
dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain :
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Cukup Setuju (CS), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak
Setuju (STS).
Untuk penilaian ekspektasi pelanggan, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya :
a. Sangat Setuju (SS) = 5
b. Setuju (S) = 4
c. Cukup Setuju (CS) = 3
d. Tidak Setuju (TS) = 2
e Sangat Tidak Setuju (STS) = 1
3. Uji Validitas Dan Reliabilitas
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrumen
pengukuran mampu mengukur apa yang ingin di ukur (Purbayu Budi & Ashari, 2005
: 247). Dalam hal ini uji validitas digunakan dalam penerapan sebagai instrumen yang
mengukur data responden milik penulis.
Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukan konsistensi dari alat ukur dalam
mengukur gejala yang sama di lain kesempatan. Penulis memiliki kuesioner, maka
hasil kuesioner tersebut akan sama jika digunakan untuk mengukur pada penelitian
sejenis yang lainnya.
4. Uji Structural Equation Modeling (SEM)
SEM dikenal juga sebagai Analysis of Covariance Structures atau disebut
juga model sebab akibat (causal modeling) Dengan menggunakan Amos maka
perhitungan rumit dalam SEM akan jauh lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan
menggunakan perangkat lunak lainnya.
16
Variabel laten dan variable manifes adalah konsep penting dalam SEM.
Variabel laten disebut pula dengan istilah unobserved variable, konstruk atau
konstruk laten. Variable manifes disebut pula dengan istilah observed variable, dan
measured variable atau indikator.
Dalam hal ini penelitian dilakukan menggunakan software AMOS 18
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Data dan Profil Perusahaan
4.1.1. Data
Penelitian ilmiah ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 150
responden atau pengunjung convenience store 7-Eleven di daerah Tebet secara acak, dan
terdapat 125 kuesioner yang layak untuk digunakan dalam analisis, dengan beberapa
variabel diantaranya produk, harga, lokasi, promosi, budaya, sosial, pribadi, dan
psikologis apakah berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada convenience store 7-
Eleven.
4.1.2. Sekilas tentang 7-Eleven
7-Eleven adalah jaringan toko kelontong (convenience store) 24 jam asal Amerika
Serikat yang sejak tahun 2005 kepemilikannya dipegang Seven & I Holdings Co., sebuah
perusahaan Jepang. Pada tahun 2004, lebih dari 26.000 gerai 7-Eleven tersebar di 18
negara, pasar terbesarnya adalah Amerika Serikat dan Jepang.
17
Didirikan pada tahun 1927 di Oak Cliff, Texas (kini masuk wilayah Dallas), nama
"7-Eleven" mulai digunakan pada tahun 1946. Sebelum toko 24 jam pertama dibuka di
Austin, Texas pada tahun 1962, 7-Eleven buka dari jam 7 pagi hingga 11 malam, dan
karenanya bernama "7-Eleven" (7-Sebelas).
Setiap gerai 7-Eleven menjual berbagai jenis produk, umumnya makanan,
minuman, dan majalah. Di berbagai negara, tersedia pula layanan seperti pembayaran
tagihan serta penjualan makanan khas daerah. Produk khas 7-Eleven adalah Slurpee,
sejenis minuman es dan Big Gulp, minuman soft drink berukuran besar.
Di Indonesia, 7-Eleven dikelola oleh PT Modern Putra Indonesia, anak
perusahaan PT. Modern Internasional, yang merupakan distributor Fujifilm di Indonesia.
Saat ini, 7-Eleven baru membuka cabang-cabangnya di Jakarta, dan untuk kota-kota
lainnya seperti Bandung, Semarang, dan Surabaya akan segera menyusul. Pemerintah
Indonesia terus mengawasi toko kelontong ini agar tidak berubah menjadi minimarket,
karena menurut undang-undang, kepemilikan waralaba minimarket harus dari pihak
lokal.
18
4.2. Hasil penelitian dan Analisa/Pembahasan
4.2.1 Uji Validitas Dan Reliabilitas
a. Faktor Produk
Tabel 4.1.1
Uji Validitas Faktor Produk
Sumber : Data diolah, SPSS 17, 2011
Tabel 4.1.2
Uji Reliabilitas Faktor Produk
Sumber : Data diolah, SPSS 17, 2011
Maka nilai tabel-r untuk data tersebut adalah sebesar 0.284. Maka
berdasarkan nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation seluruh indikator
adalah valid karena lebih besar (>) dari nilai r-tabel. Dan tabel reliability statistics,
yang terlihat sebagai Cronbach Alpha adalah 0.758 > 0.60. Reliabilitas suatu
19
variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach Alpha > 0.60 dan dapat
disimpulkan bahwa pernyataan yang ada adalah reliabel.
b. Faktor Harga
Tabel 4.2.1
Uji Validitas Faktor Harga
Sumber : Data diolah, SPSS 17, 2011
Tabel 4.2.2
Uji Reliabilitas Faktor Harga
Sumber : Data diolah, SPSS 17, 2011
Berdasarkan nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation seluruh
indikator adalah valid karena lebih besar (>) dari 0,284 (nilai r-tabel). Dan tabel
reliability statistics, yang terlihat sebagai Cronbach Alpha adalah 0.862 > 0.60.
Reliabilitas suatu variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach Alpha >
0.60 dan dapat disimpulkan bahwa pernyataan yang ada adalah reliabel.
20
c. Faktor Lokasi
Tabel 4.3.1.
Uji Validitas Faktor Lokasi
Sumber : Data diolah, SPSS 17, 2011
Tabel 4.3.2.
Uji Reliabilitas Faktor Lokasi
Sumber : Data diolah, SPSS 17, 2011
Berdasarkan nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation seluruh indikator
adalah valid karena lebih besar (>) dari 0,284 (nilai r-tabel). Dan tabel reliability
statistics, yang terlihat sebagai Cronbach Alpha adalah 0.689 > 0.60. Reliabilitas suatu
variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach Alpha > 0.60 dan dapat disimpulkan
bahwa pernyataan yang ada adalah reliabel.
21
d. Faktor Promosi
Tabel 4.4.1.
Uji Validitas Faktor Promosi
Sumber : Data diolah, SPSS 17, 2011
Tabel 4.4.2.
Uji Reliabilitas Faktor Promosi
Sumber : Data diolah, SPSS 17, 2011
Berdasarkan nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation seluruh indikator
adalah valid karena lebih besar (>) dari 0,284 (nilai r-tabel). Dan tabel reliability
statistics, yang terlihat sebagai Cronbach Alpha adalah 0.802 > 0.60. Reliabilitas suatu
variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach Alpha > 0.60 dan dapat disimpulkan
bahwa pernyataan yang ada adalah reliabel.
22
e. Faktor Budaya
Tabel 4.5.1.
Uji Validitas Faktor Budaya
Sumber : Data diolah, SPSS 17, 2011
Tabel 4.5.2.
Uji Reliabilitas Faktor Budaya
Sumber : Data diolah, SPSS 17, 2011
Berdasarkan nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation seluruh indikator
adalah valid karena lebih besar (>) dari 0,284 (nilai r-tabel). Dan tabel reliability
statistics, yang terlihat sebagai Cronbach Alpha adalah 0.839 > 0.60. Reliabilitas suatu
variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach Alpha > 0.60 dan dapat disimpulkan
bahwa pernyataan yang ada adalah reliabel.
23
f. Faktor Sosial
Tabel 4.6.1.
Uji Validitas Faktor Sosial
Sumber : Data diolah, SPSS 17, 2011
Tabel 4.6.2.
Uji Reliabilitas Faktor Sosial
Sumber : Data diolah, SPSS 17, 2011
Berdasarkan nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation seluruh indikator
adalah valid karena lebih besar (>) dari 0,284 (nilai r-tabel). Dan tabel reliability
statistics, yang terlihat sebagai Cronbach Alpha adalah 0.760 > 0.60. Reliabilitas suatu
variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach Alpha > 0.60 dan dapat disimpulkan
bahwa pernyataan yang ada adalah reliabel.
24
g. Faktor Pribadi
Tabel 4.7.1.
Uji Validitas Faktor Pribadi
Sumber : Data diolah, SPSS 17, 2011
Tabel 4.7.2.
Uji Reliabilitas Faktor Pribadi
Sumber : Data diolah, SPSS 17, 2011
Berdasarkan nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation seluruh indikator
adalah valid karena lebih besar (>) dari 0,284 (nilai r-tabel). Dan tabel reliability
statistics, yang terlihat sebagai Cronbach Alpha adalah 0.804 > 0.60. Reliabilitas suatu
variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach Alpha > 0.60 dan dapat disimpulkan
bahwa pernyataan yang ada adalah reliabel.
25
h. Faktor Psikologis
Tabel 4.8.1.
Uji Validitas Faktor Psikologis
Sumber : Data diolah, SPSS 17, 2011
Tabel 4.8.2.
Uji Reliabilitas Faktor Psikologis
Sumber : Data diolah, SPSS 17, 2011
Berdasarkan nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation seluruh indikator
adalah valid karena lebih besar (>) dari 0,284 (nilai r-tabel). Dan tabel reliability
statistics, yang terlihat sebagai Cronbach Alpha adalah 0.853 > 0.60. Reliabilitas suatu
variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach Alpha > 0.60 dan dapat disimpulkan
bahwa pernyataan yang ada adalah reliabel.
26
i. Faktor Keputusan Pembelian
Tabel 4.9.1.
Uji Validitas Faktor Keputusan Pembelian
Sumber : Data diolah, SPSS 17, 2011
Tabel 4.9.2.
Uji Reliabilitas Faktor Keputusan Pembelian
Sumber : Data diolah, SPSS 17, 2011
Berdasarkan nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation seluruh indikator
adalah valid karena lebih besar (>) dari 0,284 (nilai r-tabel). Dan tabel reliability
statistics, yang terlihat sebagai Cronbach Alpha adalah 0.794 > 0.60. Reliabilitas suatu
variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach Alpha > 0.60 dan dapat disimpulkan
bahwa pernyataan yang ada adalah reliabel.
27
4.2.2. Uji Normalitas P-plot SPSS 17
Untuk dapat melanjutkan penelitian maka harus dilakukan uji normalitas untuk
mengetahui apakah data yang didapat dari hasil kuesioner sudah berdistribusi normal atau
belum. Untuk itu dilakukan uji normalitas dengan menggunakan software SPSS 17. dan
didapatkan hasil seperti berikut :
Gambar 4.4. Uji Normalitas
Sumber : Data diolah, SPSS 17, 2011
Dari gambar diatas dilihat bahwa semua lingkaran berada dekat dengan garis
diagonal yang berarti bahwa semua data yang dimiliki adalah berdistribusi normal.
Apabila lingkaran berada menjauh dari garis maka dikatakan bahwa data tidak
berdistibusi normal.
28
4.2.3. Analisis Tabel Frekuensi dengan Metode Likert
Tabel 4.11
Kelas Interval dan Kategori Penilaian
Interval Kategori Penilaian
125 – 225 Sangat Tidak Tinggi
226 – 325 Tidak Tinggi
326 – 425 Cukup Tinggi
426 – 525 Tinggi
526 – 625 Sangat Tinggi
Sumber : Moh. Nazir, 1999
4.2.3.1. Rangkuman Hasil Skala Likert
Tabel 4.21. Rangkuman Hasil Skala Likert
Variabel Nilai Kategori
Produk 500,4 Tinggi
Harga 479,4 Tinggi
Lokasi 503,6 Tinggi
Promosi 502 Tinggi
Budaya 407,6 Cukup Tinggi
Sosial 508,4 Tinggi
Pribadi 417,2 Cukup Tinggi
Psikologis 524 Tinggi
Rata-rata Nilai 480,325 Tinggi
29
Berdasarkan tabel diatas bahwa variabel yang memiliki kategori persepsi paling tinggi
adalah Psikologis dengan nilai sebesar 524. Variabel dengan nilai terendah adalah
Budaya dengan nilai 407,6 yaitu dengsan persepsi cukup tinggi. Dan rata-rata nilai
keseluruhan adalah sebesar 480,325 dengan kategori presepsi yang tinggi. Ini
menyatakan bahwa secara keselurhan konsumen memiliki persepsi yang tinggi terhadap
variabel produk, harga, lokasi, promosi social dan psikologis. Serta persepsi yang cukup
tinggi pada variabel budaya dan pribadi.
4.2.4. Hasil Analisa Dengan AMOS (SEM)
Gambar 4.5 : Hasil Output Model Analisis SEM
Sumber : Data diolah, Amos 18, 2011
30
4.2.4.1. Uji Model Fit
Sebelum menjalankan analisis selanjutnya haruslah kita mengetahui apakah
model yang telah kita buat adalah fit. Berikut adalah serangkaian alat ukur untuk
mengukur apakah model telah fit atau tidak.
Tabel 4.22. Notes for Model (Unconstrained)
Computation of degree of freedom (Unconstrained)
Number of distinct sample moments: 1080
Number of distinct parameters to be estimated: 171
Degrees of freedom (1034 - 171): 909
Result (Unconstrained)
Minimum was achieved
Chi-square = 1321,5
Degrees of freedom = 909
Probability level = ,373
Sumber : Data diolah, AMOS 18, 2011
Syarat dapat atau tidaknya sebuah model dilanjutkan untuk penelitian adalah
dengan memiliki Df (discount factor) yang positif, dan semakin besar df yang dimiliki
akan semakin baik untuk pengujian. Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai Chi-
square adalah 1321,5 dan Df adalah positif dan besar dengan nilai 909, oleh karena itu
penelitian dengan menggunakan model ini dapat dilanjutkan.
a. CMIN
Adalah minimum discrepancy. Angka CMIN menunjukkan rasio likelihood, yang
dapat ditunjukkan dengan besaran Chi-Square.
31
Tabel 4.23. CMIN
Sumber : Data diolah, AMOS 18, 2011
Berdasarkan tabel diatas angka P adalah 0,373 lebih besar dari 0,05, serta nilai
CMIN pada Default Model berada Saturated model dan Independence Model, serta
CMIN dibagi dengan DF adalah 1,453 dibawah angka 2 hal ini menunjukkan bahwa
model telah fit dengan data yang ada.
b. GFI, AGFI, dan RMR
GFI (Goodness of Fit Index) adalah alat uji dimana apabila nilai mendekati angka
1 atau lebih besar dari 0,9 maka model telah fit. Begitu juga dengan AGFI ( Adjusted
Goodness of Fit Index). Sedangkan RMR ( Root Mean Residual) adalah menghitung
selisih atau ersidu dari kovarians estimate, semakin kecil hasil RMR maka akan semakin
baik pada umumnya dibawah 0,1.
Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF
Default model 171 1321,503 909 .373 1.453
Saturated model 1080 .000 0
Independence model 90 3396.208 990 .000 3.431
32
Tabel 4.24. RMR, GFI
Model RMR GFI AGFI PGFI
Default model .045 .931 .928 .489
Saturated model .000 1.000
Independence model .080 .817 .786 .672
Sumber : Data diolah, AMOS 18, 2011
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa angka Default Model pada GFI dan AGFI
lebih besar dari 0,9, dan angka RMR lebih kecil dari 0,1 maka hal ini mendukung
pernyataan bahwa model sudah fit.
c. NFI, RFI, IFI, TLI, CFI
NFI (Normal Fit Index), RFI (Root Fit Index), IFI (Incremental Fit Index), CFI
(Comparative Fit Index), TLI (Tucker Lewis Index) kelima alat ukur tersebut memiliki
range value yang sama yakni antara 0-1, pada umumnya, nilai diatas 0,9 sudah
menunjukkan bahwa model sudah fit.
Tabel 4.25. Baseline Comparisons
Model
NFI
Delta1
RFI
rho1
IFI
Delta2
TLI
rho2
CFI
Default model .958 .919 .862 .832 .954
Saturated model 1.000 1.000 1.000
Independence model .000 .000 .000 .000 .000
Sumber : Data diolah, AMOS 18, 2011
Berdasarkan tabel diatas seluruh angka (NFI, RFI, IFI, TLI, dan CFI
menunjukkan nilai yang mendekati angka 1. dengan demikian maka model telah fit.
33
d. PRATIO, PNFI, PCFI
PRATIO (Parsimony Ratio), PNFI, dan PCFI adalah ala ukur fit atau tidaknya
sebuah model yang kompleks dengan model yang sederhana dengan nilai antara range 0-
1.
Tabel 4.26. Parsimony-Adjusted Measures
Model PRATIO PNFI PCFI
Default model .918 .512 .692
Saturated model .000 .000 .000
Independence model 1.000 .000 .000
Sumber : Data diolah, AMOS 18, 2011
Berdasarkan tabel diatas seluruh angka default model pada PRATIO, PNFI, DAN PCFI
adalah dalam range 0-1 maka model telah fit.
e. RMSEA
Root Mean Square Error Of Approximation, menggunakan pedoman nilai
dibawah 0,08 menunjukkan model yang baik.
Tabel 4.27. RMSEA
Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE
Default model .069 .066 .079 .000
Independence model .139 .134 .145 .000
Sumber : Data diolah, AMOS 18, 2011
34
Berdasarkan tabel diatas terdapat angka RMSEA sebesar 0,069 lebih kecil dari 0,08 maka
model telah fit.
f. AIC
Aikake Information Criterion, dengan empat criteria pengukuran yang ada (AIC,
BC, BIC, CAIC) nilai yang ada pada Default Model harus lebih kecil dari pada nilai
Saturated Model atau Independence Model untuk mengetahui model telah fit.
Tabel 4.28. AIC
Model AIC BCC BIC CAIC
Default model 1843.096 2042.235 8452.084 10432.340
Saturated model 2160.000 3417.722 9830.001 11002.025
Independence model 3576.208 3681.018 11893.873 13027.000
Sumber : Data diolah, AMOS 18, 2011
Berdasarkan tabel diatas bahwa semua angka pada Default Model adalah lebih
kecil dari Saturated Model dan Independence Model maka model telah fit.
g. ECVI
Expected Cross-Validation Index, nilai yang ada pada Default Model harus lebih
kecil dari pada nilai Saturated Model atau Independence Model untuk mengetahui model
telah fit.
35
Tabel 4.29. ECVI
Model ECVI LO 90 HI 90 MECVI
Default model 14.745 13.925 15.628 16.338
Saturated model 17.280 17.280 17.280 27.342
Independence model 28.610 27.222 30.058 29.448
Sumber : Data diolah, AMOS 18, 2011
Berdasarkan tabel diatas bahwa semua angka pada Default Model adalah lebih
kecil dari Saturated Model dan Independence Model maka model telah fit.
h. HOELTER
Alat uji ini lebih memperhatikan kecukupan ukuran sample daripada model fit.
Sebagai pedoman, angka HOELTER diatas 200 menunjukkan bahwa model telah fit
dengan data yang ada.
Tabel 4.30. HOELTER
Model
HOELTER
.05
HOELTER
.01
Default model 242 285
Independence model 201 251
Sumber : Data diolah, AMOS 18, 2011
36
Berdasarkan tabel diatas nilai HOELTER pada tingkast signifikan 5% maupun
1% berada diatas angka 200, maka model telah fit.
4.2.4.4. Regression Weights
Untuk mengetahui apakah ada hubungan atau pengaruh dari indikator atau
variabel manivest terhadap variabel laten maka dapat dilihat dari table berikut :
Tabel 4.33. Regression Weights
Hubungan P
Produk ---> Keputusan Pembelian .041
Harga ---> Keputusan Pembelian .096
Lokasi ---> Keputusan Pembelian .043
Promosi ---> Keputusan Pembelian .018
Budaya ---> Keputusan Pembelian .811
Sosial ---> Keputusan Pembelian .029
Pribadi ---> Keputusan Pembelian .682
Psikologis ---> Keputusan Pembelian .005
Sumber : Data diolah, AMOS 18, 2011
Berdasarkan tabel diatas dengan tingkat signifikan sebesar 5%, apabila nilai P
adalah kurang dari (<) 0.05 maka variabel tersebut memiliki pengaruh yang signifikan.
Jadi variabel Produk, Lokasi, Promosi, Sosial, dan Psikologis berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pembelian pada convenience store 7-Eleven.
37
Jika tabel terdahulu menguji signifikan atau tidaknya hubungan dua variabel,
maka tabel berikut menjelaskan seberapa erat hubungan tersebut.
Tabel 4.34. Standardized regression weights
Hubungan Estimasi
Produk ---> Keputusan Pembelian .631
Harga ---> Keputusan Pembelian .209
Lokasi ---> Keputusan Pembelian .646
Promosi ---> Keputusan Pembelian .592
Budaya ---> Keputusan Pembelian .185
Sosial ---> Keputusan Pembelian .537
Pribadi ---> Keputusan Pembelian .299
Psikologis ---> Keputusan Pembelian .653
Sumber : Data diolah, AMOS 18, 2011
Angka korelasi cut-off (Estimasi) yang diatas 0,5 maka dianggap adanya
hubungan yang erat antar dua variabel tersebut. Berdasarkan tabel diatas maka variabel
yang memiliki hubungan yang paling erat adalah variabel psikologis sebesar 0,653.
sedangkan variabel harga, budaya dan pribadi dilihat dari besarnya estimasi adalah
tidak memiliki keeratan, karena angka P berada dibawah 0,5 yaitu dengan nilai 0,209,
0,185 dan 0,299.
38
4.3. Rangkuman Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 125 orang responden,
ternyata seluruh hasil uji validitas yang dilakukan, pernyataan yang dibuat oleh penulis
adalah valid. Dan mempunyai tingkat reliabilitas yang cukup tinggi secara keseluruhan.
Dengan metode Skala Likert bahwa jumlah rata-rata kedelapan variabel (produk,
harga, lokasi, promosi, budaya, sosial, pribadi, dan psikologis) adalah sebesar 480,325
dimana nilai tersebut berada pada kelas interval 426-525 dan dapat dikatakan secara rata-
rata bahwa konsumen memiliki persepsi yang tinggi terhadap ke delapan faktor tersebut.
Melalui Uji Regresi dengan menggunakan software AMOS 18 ternyata dari
keseluruhan faktor yang ada dapat dilihat bahwa variabel produk, lokasi, promosi,
sosial, dan psikologis dinyatakan sebagai variabel yang memiliki pengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian pada convenience store 7-Eleven karena memiliki angka
dibawah 0,05.
Sedangkan variabel lainnya yaitu harga, budaya dan pribadi tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian, namun berpengaruh
secara positif tehadap keputusan pembelian convenience store 7-Eleven.
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian
pada convenience store 7-Eleven, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
39
Dengan metode Skala Likert dari seluruh instrumen pengukuran (produk, harga,
lokasi, promosi, budaya, sosial, pribadi, dan psikologis) secara rata-rata dikatakan
bahwa konsumen memiliki persepsi yang tinggi terhadap ke delapan faktor tersebut.
Faktor yang memiliki nilai tertinggi adalah faktor Psikologis, dengan indikator yang
paling besar rata-rata nilainya yaitu Motivasi. Sedangkan faktor yang memiliki nilai
terkecil atau dengan persepsi cukup tinggi adalah faktor Budaya dengan indikator
yaitu mempelajari dari teman.
Dari hasil Uji SEM dapat dilihat bahwa ada lima (5) faktor yang memiliki
pengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian pada convenience store 7-
Eleven yaitu faktor produk, lokasi, promosi, sosial, dan psikologis.
Sedangkan faktor harga, budaya dan pribadi, tidak memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pembelian pada convenience store 7-Eleven.
5.2. Implikasi
Berdasarkan dari analisa yang telah dilakukan, terdapat pengaruh dari faktor
produk, lokasi, promosi, sosial, dan psikologis terhadap keputusan pembelian, oleh
karena itu perusahaan perlu mempertahankan prestasi yang menjadi daya tarik bagi
konsumen serta mengembangkannya dalam hal keunggulan produk yaitu memperbaiki
kualitas produk dan menambah variasi produk bahkan melakukan modifikasi produk
yang telah ada, memperluas dan memperindah tempat usaha, melakukan promosi yang
efektif dengan memberikan tawaran-tawaran yang lebih menarik konsumen untuk
membeli, juga memperhatikan peranan sosial dan psikologis yang berlaku di masyarakat.
Sedangkan faktor yang tidak berpengaruh erhadap keputusan pembelian adalah
faktor harga, budaya dan pribadi, sehingga perusahaan juga perlu mengevaluasi atau
40
memperbaiki kekurangan yang dimiliki seperti memberikan harga yang dapat dijangkau
semua kalangan dan sesuai dengan pasaran. Memahami peran yang dimainkan oleh
budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli, menemukan perubahan budaya untuk
menemukan produk baru yang diinginkan orang. Serta perusahaan harus peka mengamati
kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat minat masyarakat
Karena penulisan ini masih mempunyai beberapa kekurangan, penulis
menyarankan agar pada penelitian berikutnya bisa ditambahkan beberapa indikator ada
setiap variabel yang ada. Serta dengan penggunaan software yang berbeda dari yang
penulis kerjakan, juga dengan analisis yang lebih mendalam.
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Gery dan Philip Kotler. 1995. Dasar-dasar Pemasaran. Edisi Keenam.
Jakarta : CV Intermedia
Armstrong, Gary dan Philip Kotler. 1997. Prinsip -prinsip Pemasaran, Jakarta :
Erlangga.
Assauri, Sofyan. 2004. Manajemen Pemasaran. (cetakan ketujuh). Jakarta : Raja
Grafindo.
Assael. 1998. Pemasaran. Edisi Kedua. Alih Bahasa Tjiptono. Jakarta : Salemba
Empat.Budi, Purbayu., & Ashari. 2005. Analisis statistika dengan Microsoft
Excel & SPSS. Yogyakarta : Andi.
Berkowitz, Marvin W. 2002. The Science of Character Education. Dalam William
Damon (Editor), Bringing in a New Era in Character Education. USA: Hoover
Institution Press Publication).
41
Boyd. I, Walker OC dan Lareche., 2000, Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan
Strategi dengan Orientasi Global; Edisi Kedua, Jilid 2, Jakarta : Erlangga
Buchari, Alma. 2000. Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa. Alfabet : :Bandung
Engel, James F, Roger D Blackwell dan Paul W. Miniard. 2000. Perilaku konsumen.
(jilid 1). Jakarta. : Bina Rupa Aksara.
Fandy, Tjiptono. 1995. Strategi Pemasaran, Edisi Pertama. Yogyakarta : Penerbit Andi
Offset
Ferrel, Pride. 1995. Pemasaran : Teori Dan Praktek Sehari-hari, edisi ketujuh, cetakan
pertama, Alih Bahasa : Drs. Daniel Wirajaya. Jakrta : Binarupa Aksara.
Husein, Umar. 2000. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Istijanto. 2005. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Jakarta.: Gramedia Pustaka Utama.
James F. Engel, Roger d.Blackwell, Paul W.Miniard.1995. Perilaku Konsumen.Edisi
enam jilid 2. Jakarta : Binarupa Angkasa.
J. Setiadi. Nugroho. 2003. Perilaku Konsumen ( Konsep Dan Implikasi Untuk Strategi
Dan Penelitian Pemasaran, Yogyakarta : Andi
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran, (jilid 2). Jakarta : Bumi Aksara.
Kotler, Philip., & Armstrong, Gery. 2008. Prinsip-Prinsip pemasaran. (edisi kedua
belas, jilid Pertama). Jakarta : Erlangga.
Loudon, David L., Della Bitta, Albert J. 1993 . Consumer behavior : Concept and
application (4th ed). Singapore: McGraw-Hill.
Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran, (edisi millennium, jilid 1 & 2,). Jakarta ;
Prentice Hall.
Kotler, Philip. 1994. Marketing , Jakarta : Erlangga.
42
Kotler, Amstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran 1. Edisi keduabelas. Jakarta :
Erlangga
Nazir, Moh. 1999. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Sarwono, Jonathan., & Martadiredja, Tutty. 2008. Riset Bisnis Untuk Pengambilan
Keputusan. Yogyakarta : Andi.Schiffman, Kanuk G Leon dan Leslie Lazar. 2007.
Consumer Behaviour. New Jersey : Prentice Hall International
Suciati, Fitroh. 2010. Analisis Faktor Faktor Yang Dipertimbangkan Konsumen
DalamPengambilan Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Oriflame.
Universitas Muhammadiyah Malang Kampus III. Diakses dari
http://eprints.umm.ac.id/id/eprint/518 pada tanggal 23 Mei 2011
Andika, Prima. 2008. Pengaruh Faktor Sosial Terhadap Keputusan Pembelian Susu
Balita Merek SGM (Studi Pada Warga Perumahan Sawojajaar Di Kedung
Kandang Malang). Diakses dari http://eprints.umm.ac.id/id/eprint/7124 pada
tanggal 23 Mei 2011
Supriatin, Eka. 2008. Pengaruh Faktor Pribadi Dan Faktor Psikologis Terhadap
Keputusan Konsuimen Dalam Pembelian Produk Di Pasar Tradisional Dan
Pasar Modern ( Studi Pada Pasar Dinoyo dan Indomaret Tlogomas. Diakses
dari http://eprints.umm.ac.id/id/eprint pada tanggal 23 Mei 2011
Avi, Triwijayanti. 2010. Analisis Pengaruh Faktor Produk, Harga, Distribusi, Dan
Promosi Terhadap Pengambilan Keputusan Membeli Air Minum Merek
Aqua. (Studi Kasus Konsumen Di Indomaret Kedurus Surabaya. Undergraduate
thesis, Faculty of Social Science and politics. Diakses dari
http://eprints.upnjatim.ac.id/611/ pada tanggal 23 Mei 2011
43
Kartika, Erna. 2009. Analisis Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Keputusan
Membeli Mobil Toyota Avanza Dan Daihatsu Xenia di Medan. Diakses dari
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/4308 pada tanggal 23 Mei 2011
Purwanto, Asih. 2008. Pengaruh Kualitas Produk, Promosi, Dan Desain Terhadap
Keputusan Pembelian Kendaraan Yamaha Mio di Surakarta. Diakses dari
http://ken-value.blogspot.com/2011/07/ pada tanggal 23 Mei 2011
Ariani, Puspita Dewi. 2009. Pengaruh Lokasi, Harga, Dan Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Pada Supermarket Mal Taman Sari Salatiga.
(Ramayana Dept. Store). Undergraduate thesis, Diponegoro University.
Diakses dari http://eprints.undip.ac.id/5639/ pada tanggal 23 Mei 2011
Wulandari, Hellena. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Konsumen Dalam Membeli Sepeda Motor Merek Yamaha di
Surakarta.. Skripsi thesis, Univerversitas Muhammadiyah Surakarta.
Diakses dari http://etd.eprints.ums.ac.id/9840/ pada tanggal 23 Mei 2011
Hatta, Muhammad. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Pembelian Sepeda Moto Merek Shogun. (Journal Of Economics And
Management), 7 (2), hal.264-268.
Suhartuti. 1995. Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan
Konsumen Dalam Menikmati Makanan Pada Restoran Pojok Sidoarjo. Majalah
Ilmiah Pembangunan Universitas Nasional Veteran Jawa Timmur, 5 (8), hal. 117-
122.
Haryono, Sigit. 2003. Analisis Beberapa Atribut Produk Dan Bauran Promosi Serta
Implikasinya Terhadap Keputussan Pembelian. JAM Universitas Brawijaya
Malang, 1 (2), hal. 222-232.