abstrak tradisi lisan kangkilo: refleksi paham … · abstrak tradisi lisan kangkilo: refleksi...

22
ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM TASAWUF DAN POLITIK KEKUASAAN DALAM MASYARAKAT BUTON Tradisi lisan kangkilomerupakan ritual kesucian dalam masyarakat Buton. Nilai- nilai yang ada di dalamnya dapat mewujudkan kesalehan ritual dan kesalehan sosial. Akan tetapi, pengejaran terhadap hasil-hasil teknologi untuk mempermudah pencapaian kebutuhan material secara duniawi telah menjadikan tradisi ini terancam kelestariannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur wacana, refleksi paham tasawuf dan politik kekuasaan dalam fungsi dan makna,sertastrategipewarisan tradisi lisan kangkilodalam masyarakat Buton.Data dikumpulkan dengan menggunakan pendekatan etnografi dan dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa struktur wacana, fungsi, dan makna tradisi lisan kangkilomemiliki keunikan tersendiri, berbeda dengan tradisi lisan lain yang pernah diteliti. Nilai-nilai di dalamnya pun diwarnai dengan sejumlah paham tasawuf dan kebijakan politik kekuasaan. Dari aspek formula misalnya, walaupun tradisi lisan kangkilomemenuhi kriteria sebagai salah satu bentuk tradisi lisan, pelaku kangkilotetap diharapkan untuk mengikuti teks lisan yang sudah diajarkan. Tidak bisa mengubah teksnya sesuai situasi dan kondisi yang ada di sekitar pelaku kangkilo berada, sebagaimana formula dalam tradisi lisan yang dikemukakan para ahli seperti Albert B. Lord. Hal tersebut terkait dengan keberadaan kangkilo sebagai ritual religius. Tradisi lisan kangkilo merupakan ritual kesucian dalam masyarakat Buton yang dipengaruhi paham tasawuf Martabat Tujuh. Masuknya pengaruh paham tasawuf dalam tradisi lisan kangkilo, telah menjadikan ritual kesucian dalam tradisi lisan kangkilo berbeda dengan dengan ritual kesucian yang dikenal dalam dunia Islam. Hal ini pula yang menjadikan tradisi lisan kangkilo sebagai penanda kebutonan orang Buton sekaligus instrumen kontrol nilai-nilai sosial budaya yang berkembang di dalam masyarakat Buton. Dari aspek makna, ajaran kesucian baik yang bersifat teosentris maupun antroposentris di dalam tradisi lisan kangkilo menuntun terciptanya kehidupan yang harmonis, baik dalam hubungan manusia dengan Tuhan-Nya, antara manusia dengan manusia lainnya, maupun antara penguasa dan rakyatnya, serta antara manusia dengan alam semesta. Mengingat pentingnya ritual tersebut bagi kehidupan manusia, khususnya masyarakat Buton, maka tradisi lisan kangkilo diharapkan terus dipelajari dan dilaksanakan. Selanjutnya,untuk menghidupkan kembali tradisi lisan kangkilo, pewarisannya perlu mengadopsi sistem pembelajaran pendidikan formal dan memanfaatkan teknologi modern. Kata Kunci: tradisi lisan, kangkilo, masyarakat Buton

Upload: hanhan

Post on 11-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM … · ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM TASAWUF DAN POLITIK KEKUASAAN DALAM MASYARAKAT BUTON Tradisi lisan kangkilomerupakan

ABSTRAK

TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM TASAWUF DAN POLITIK

KEKUASAAN DALAM MASYARAKAT BUTON

Tradisi lisan kangkilomerupakan ritual kesucian dalam masyarakat Buton. Nilai-

nilai yang ada di dalamnya dapat mewujudkan kesalehan ritual dan kesalehan sosial.

Akan tetapi, pengejaran terhadap hasil-hasil teknologi untuk mempermudah pencapaian

kebutuhan material secara duniawi telah menjadikan tradisi ini terancam kelestariannya.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur wacana, refleksi paham tasawuf

dan politik kekuasaan dalam fungsi dan makna,sertastrategipewarisan tradisi lisan

kangkilodalam masyarakat Buton.Data dikumpulkan dengan menggunakan pendekatan

etnografi dan dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa struktur wacana, fungsi, dan makna tradisi

lisan kangkilomemiliki keunikan tersendiri, berbeda dengan tradisi lisan lain yang

pernah diteliti. Nilai-nilai di dalamnya pun diwarnai dengan sejumlah paham tasawuf

dan kebijakan politik kekuasaan. Dari aspek formula misalnya, walaupun tradisi lisan

kangkilomemenuhi kriteria sebagai salah satu bentuk tradisi lisan, pelaku kangkilotetap

diharapkan untuk mengikuti teks lisan yang sudah diajarkan. Tidak bisa mengubah

teksnya sesuai situasi dan kondisi yang ada di sekitar pelaku kangkilo berada,

sebagaimana formula dalam tradisi lisan yang dikemukakan para ahli seperti Albert B.

Lord. Hal tersebut terkait dengan keberadaan kangkilo sebagai ritual religius. Tradisi

lisan kangkilo merupakan ritual kesucian dalam masyarakat Buton yang dipengaruhi

paham tasawuf Martabat Tujuh. Masuknya pengaruh paham tasawuf dalam tradisi lisan

kangkilo, telah menjadikan ritual kesucian dalam tradisi lisan kangkilo berbeda dengan

dengan ritual kesucian yang dikenal dalam dunia Islam. Hal ini pula yang menjadikan

tradisi lisan kangkilo sebagai penanda kebutonan orang Buton sekaligus instrumen

kontrol nilai-nilai sosial budaya yang berkembang di dalam masyarakat Buton. Dari

aspek makna, ajaran kesucian baik yang bersifat teosentris maupun antroposentris di

dalam tradisi lisan kangkilo menuntun terciptanya kehidupan yang harmonis, baik

dalam hubungan manusia dengan Tuhan-Nya, antara manusia dengan manusia lainnya,

maupun antara penguasa dan rakyatnya, serta antara manusia dengan alam semesta.

Mengingat pentingnya ritual tersebut bagi kehidupan manusia, khususnya masyarakat

Buton, maka tradisi lisan kangkilo diharapkan terus dipelajari dan dilaksanakan.

Selanjutnya,untuk menghidupkan kembali tradisi lisan kangkilo, pewarisannya perlu

mengadopsi sistem pembelajaran pendidikan formal dan memanfaatkan teknologi

modern.

Kata Kunci: tradisi lisan, kangkilo, masyarakat Buton

Page 2: ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM … · ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM TASAWUF DAN POLITIK KEKUASAAN DALAM MASYARAKAT BUTON Tradisi lisan kangkilomerupakan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii

PRASYARAT GELAR ............................................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PROMOTOR/KOPROMOTOR ................ iv

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ........................................................... v

UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................... vi

ABSTRAK .................................................................................................... viii

RINGKASAN DISERTASI ........................................................................ x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xxi

GLOSARIUM .............................................................................................. xxii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 12

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 13

1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................... 13

1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................................... 13

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 14

1.4.1 Manfaat Teoretis ................................................................................ 14

1.4.2 Manfaat Praktis .................................................................................. 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN

MODEL PENELITIAN 16

2.1 Kajian Pustaka .......................................................................................... 16

2.2 Konsep ...................................................................................................... 24

2.2.1 Refleksi ................................................................................................. 24

2.2.2 Paham Tasawuf .................................................................................... 25

2.2.3 Politik Kekuasaan ................................................................................. 27

2.2.4 Tradisi Lisan Kangkilo .......................................................................... 28

2.2.5 Masyarakat Buton ................................................................................ 32

Page 3: ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM … · ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM TASAWUF DAN POLITIK KEKUASAAN DALAM MASYARAKAT BUTON Tradisi lisan kangkilomerupakan

2.3 Landasan Teori ......................................................................................... 34

2.3.1 Teori Wacana dan Struktur Wacana ...................................................... 34

2.3.2 Teori Fungsi ......................................................................................... 37

2.3.3Teori Semiotika ..................................................................................... 40

2.3.4Teori Strategi Kebudayaan ..................................................................... 42

2.4 Model Penelitian ...................................................................................... 44

BAB III METODE PENELITIAN 48

3.1 Rancangan Penelitian ............................................................................... 48

3.2 Lokasi Penelitian ...................................................................................... 49

3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................................. 52

3.4 Teknik Penentuan Informan ..................................................................... 54

3.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ................................................... 55

3.5.1 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 55

3.5.1.1 Metode Wawancara ............................................................................ 56

3.5.1.2 Metode Pengamatan ........................................................................... 63

3.5.1.3 Metode Studi Dokumentasi ................................................................ 64

3.6 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 64

3.6.1 Teknik Rekam ....................................................................................... 64

3.6.2 Teknik Simak-Catat ............................................................................... 65

3.7 Proses Analisis Data ................................................................................. 65

3.7.1 Seleksi Data ........................................................................................... 65

3.7.2 Transkripsi Data .................................................................................... 67

3.7.3 Terjemahan ............................................................................................ 68

3.8 Metode dan Teknik Analisis Data ............................................................ 68

3.9 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Penelitian ....................................... 71

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 72

4.1 Organisasi Sosial Kemasyarakatan dan Eksistensi Tradisi Lisan Kangkilo 72

Page 4: ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM … · ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM TASAWUF DAN POLITIK KEKUASAAN DALAM MASYARAKAT BUTON Tradisi lisan kangkilomerupakan

4.2 Sistem Mata Pencaharian dan Tradisi Lisan Kangkilo ............................. 75

4.3 Kesultanan Buton dan Eksistensi Tradisi Lisan Kangkilo ....................... 77

4.3.1 Asal-Usul Berdiri Keslutanan Buton ..................................................... 77

4.3.2 Tasawuf dan Undang-Undang Martabat Tujuh di KesultananButon .... 81

4.4 Kepercayaan dan Adat Kebiasaan Masyarakat Buton ............................ 89

4.5 Bahasa dalam Masyarakat Buton ............................................................ 97

BAB V STRUKTUR WACANA TRADISI LISAN KANGKILO 101

5.1 Pengantar ................................................................................................. 101

5.2 Struktur Formal Wacana Tradisi Lisan Kangkilo .................................... 102

5.2.1 Aspek Kebahasaan ............................................................................... 102

5.2.1.1 Kata, Kalimat dan Wacana ................................................................ 102

5.2.1.1.1 Ritual Sahadha ............................................................................... 104

5.2.1.1.2 Ritual Koobusa ............................................................................... 109

5.2.1.1.3 Ritual Uwe Sambahea .................................................................... 114

5.2.1.1.4 Ritual Pebaho Junubi ..................................................................... 120

5.2.2 Sistem Formula ..................................................................................... 123

5.2.3 Gaya Bahasa ......................................................................................... 125

5.3 Struktur Naratif pada Wacana Tradisi Lisan Kangkilo ............................ 131

5.3.1 Konstruksi Wacana .............................................................................. 131

5.3.1.1 Wacana Pendahuluan ......................................................................... 131

5.3.1.1.1Ritual Sahadha ................................................................................ 131

5.3.1.1.2 Ritual Koobusa ............................................................................... 134

5.3.1.1.3 Ritual Uwe Sambahea .................................................................... 136

5.3.1.1.4 Ritual Pebaho Junubi ..................................................................... 137

5.3.1.2 Wacana Inti ........................................................................................ 138

5.3.1.2.1 Ritual Sahadha ............................................................................... 138

5.3.1.2.2 Ritual Koobusa ............................................................................... 144

5.3.1.2.3 Ritual Uwe Sambahea .................................................................... 146

Page 5: ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM … · ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM TASAWUF DAN POLITIK KEKUASAAN DALAM MASYARAKAT BUTON Tradisi lisan kangkilomerupakan

5.3.1.2.4 Ritual Pebaho Junubi ...................................................................... 149

5.3.1.3 Wacana Penutup ................................................................................. 152

5.3.1.3.1 Ritual Sahadha ............................................................................... 152

5.3.1.3.2 Ritual Koobusa ............................................................................... 154

5.3.1.3.3 Ritual Uwe Sambahea .................................................................... 154

5.3.1.3.4 Ritual Pebaho Junubi ..................................................................... 156

5.3.2 Suasana Hati ......................................................................................... 157

BAB VI FUNGSI TRADISI LISAN KANGKILO 159

6.1 Pengantar ................................................................................................. 159

6.2 Refleksi Paham Tasawuf dan Politik Kekuasaan dalam Fungsi

Tradisi Lisan Kangkilodi Masyarakat Buton ......................................... 161

6.2.1 Fungsi Tekstual .................................................................................... 161

6.2.1.1 Fungsi Emotif .................................................................................... 161

6.2.1.2 Fungsi Konatif ................................................................................... 167

6.2.1.3 Fungsi Referensial ............................................................................. 168

6.2.1.4 Fungsi Puitik ..................................................................................... 170

6.2.2 Fungsi Kontekstual ............................................................................... 171

6.2.2.1 Fungsi Sarana Pemantapan dan Peningkatan Pengetahuan Religius . 177

6.2.2.2 Fungsi Sarana Kontrol dan Pengesahan Kebudayaan ....................... 183

6.2.2.3 Fungsi Sarana Pendidikan .................................................................. 186

6.2.2.4 Fungsi Sarana Pembersihan dan Pensucian Diri ............................... 190

6.2.2.5 Fungsi Sarana Pelestarian Lingkungan .............................................. 194

6.2.2.6 Fungsi Sarana Penghormatan Manusia .............................................. 198

BAB VII MAKNA TRADISI LISAN KANGKILO 202

7.1 Pengantar ................................................................................................. 202

7.2 Refleksi Paham Tasawuf dan Politik Kekuasaan dalam Makna

Tradisi Lisan KangkilobagiMasyarakat Buton .......................................... 205

Page 6: ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM … · ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM TASAWUF DAN POLITIK KEKUASAAN DALAM MASYARAKAT BUTON Tradisi lisan kangkilomerupakan

7.2.1 Makna Religius .................................................................................... 205

7.2.1.1 Ritual Sahadha ................................................................................... 205

7.2.1.2 Ritual Koobusa ................................................................................... 211

7.2.1.3 Ritual Uwe Sambahea ........................................................................ 218

7.2.1.4 Ritual Pebaho Junubi ........................................................................ 220

7.2.2 Makna Sosial Budaya ........................................................................... 225

7.2.3 Makna Penyucian Diri .......................................................................... 231

7.2.4 Makna Perbaikan Karakter .................................................................... 237

7.2.5 Makna Pelestarian Sistem Nilai ............................................................ 243

BAB VIII STRATEGI PEWARISAN TRADISI LISAN KANGKILO 250

8.1 Pengantar .................................................................................................. 250

8.2 Strategi Pewarisan Tradisi Lisan Kangkilodi Masa Kesultanan Buton ... 256

8.3 Strategi Alternatif Pewarisan Tradisi Lisan Kangkilo ke Depan ............ 268

BAB IX PENUTUP 274

9.1 Simpulan .................................................................................................. 274

9.2 Temuan .................................................................................................... 277

9.2.1 Temuan Teoretis ................................................................................... 277

9.2.2 Temuan Metodologis ............................................................................ 278

9.2.3 Temuan Empiris ................................................................................... 279

9.3 Saran ........................................................................................................ 280

DAFTAR PUSTAKA 282

Lampiran 01. Pedoman Wawancara .............................................................. 290

Lampiran 02. Wacana Sahadha ..................................................................... 292

Lampiran 03. Wacana Koobusa .................................................................... 300

Lampiran 04. Wacana Uwe Sambahea ......................................................... 305

Lampiran 05. Wacana Pebaho Junubi ........................................................... 311

Page 7: ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM … · ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM TASAWUF DAN POLITIK KEKUASAAN DALAM MASYARAKAT BUTON Tradisi lisan kangkilomerupakan

Lampiran 06. Ajaran Martabat Tujuh dalam UU Kesultanan Buton ............ 314

Lampiran 07. Daftar Informan ...................................................................... 321

Page 8: ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM … · ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM TASAWUF DAN POLITIK KEKUASAAN DALAM MASYARAKAT BUTON Tradisi lisan kangkilomerupakan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keanekaragaman suku bangsa di Indonesia merupakan kekayaan bangsa yang

perlu mendapat perhatian khusus dari seluruh elemen bangsa. Kekayaan ini meliputi

wujud-wujud kebudayaan yang didukung oleh masyarakatnya. Setiap suku bangsa

(bahkan subsuku bangsa) memiliki nilai-nilai budaya yang khas yang membedakan jati

diri mereka dengan suku bangsa lain. Perbedaan ini nyata dalam gagasan dan hasil

karya yang akhirnya tertuang lewat interaksi antar individu, kelompok dan dengan alam

sekitarnya (Husda, 1998:1). Nilai-nilai sosial budaya tersebut pada saat ini sebagian

telah berkontribusi positif bagi pembangunan bangsa, khususnya pembentukan bangsa

yang kuat dan memiliki solidaritas tinggi untuk mewujudkan kesejahteraan sesuai

dengan tujuan bangsa Indonesia yang tersurat pada pembukaan UUD 1945.

Nilai-nilai sosial budaya yang dimiliki setiap suku bangsa sebagaimana

disebutkan di atas biasanya hadir dalam bentuk kearifan lokal (local genius) yang

tertuang dalam tradisi. Dalam konteks ini, kearifan lokal adalah salah satu bentuk

kebudayaan yang digali dari nilai-nilai luhur suatu masyarakat dan menjadi milik

bersama masyarakat yang bersangkutan. Wijaya (2008:2) menyatakan bahwa kearifan

lokal merupakan saripati sistem sosial dan sistem budaya masyarakat yang di dalamnya

ada akal dan rasa. Dalam pengertian ini, tradisi dengan nilai yang ada di dalamnya

merupakan hasil pemikiran masyarakatnya, sedangkan rasa menunjukkan bahwa hasil

1

Page 9: ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM … · ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM TASAWUF DAN POLITIK KEKUASAAN DALAM MASYARAKAT BUTON Tradisi lisan kangkilomerupakan

pemikiran itu telah disesuaikan dengan keselarasan hidup bersama dan disepakati oleh

masyarakat bersangkutan.

Eksistensi sebuah tradisi dalam masyarakat tertentu tidak hanya dimaksudkan

untuk membantu memwujudkan harmoni hidup bersama pada saat terbentuknya saja,

tetapi dapat dipakai sebagai perangkat kehidupan sampai ke masa yang akan datang.

Nilai-nilai sosial budaya yang ada di dalam sebuah tradisi dapat membentuk karakter

masyarakat pemilik kebudayaan. Nilai-nilai itu akan terinternalisasi, baik ke dalam

pribadi-pribadi maupun sistem sosial atau kelembagaan sosial masyarakat pendukung

tradisi.

Salah satu suku bangsa yang memiliki keragaman tradisi di Nusantara adalah

suku bangsa Buton. Suku ini mendiami bagian kepulauan di Provinsi Sulawesi

Tenggara. Wilayah kepulauan itu, diantaranya: Pulau Buton, Pulau Kabaena, Pulau

Talaga, Pulau Wangi-Wangi, Pulau Kaledupa, Pulau Tomia, Pulau Binongko, Pulau

Kapota, Pulau Runduma, dan lainnya. Dalam interaksinya dengan kebudayaan lain

ditambah keadaan geografis daerah Buton yang berbeda dengan daerah-daerah lainnya

di Nusantara, telah menjadikan suku bangsa Buton memiliki kekhasan budaya yang

berbeda dengan suku bangsa lainnya di Indonesia. Di antara kebudayaan Buton yang

khas adalah tradisi lisan kangkilo. Tradisi ini adalah tradisi atau ritual untuk

menyucikan diri. Isinya terinspirasi oleh paham tasawuf mazhab Ibn al-Arabi dari Arab-

Parsi yang di Nusantara dikenal dalam konsep Martabat Tujuh. Tasawuf adalah salah

satu aliran yang mampu menjelaskan ketidakpuasan para intelektual terhadap dogma

dan upacara religius yang dianggap terlalu kering dengan makna sambil mengingatkan

Page 10: ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM … · ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM TASAWUF DAN POLITIK KEKUASAAN DALAM MASYARAKAT BUTON Tradisi lisan kangkilomerupakan

manusia terhadap rahasia hidup yang kekal yang tersembunyi dibalik semua dogma dan

upacara ritual itu, serta memberi kesempatan kepada manusia untuk menghayati

keakraban mistik kepada Tuhan (Braginsky, 1993: xi-xiv).

Kekhasan tradisi lisan kangkilodalam masyarakat Buton di antaranya ditandai

oleh adanya sejumlah pengetahuan tasawuf di dalamnya. Ada ingatan kolektif

masyarakat Buton bahwa orang yang telah melakukan kangkilo dengan sempurna akan

selalu berada dalam kondisi suci layaknya bayi yang baru lahir, tidak mengikuti hawa

nafsu yang merusak. Ia akan suci sebagaimana kejadiannya yang awal. Konsep kejadian

yang awal ini merupakan konsep kesucian makhluk yang dijelaskan dalam martabat

tujuh, yakni kesucian manusia seperti masih di alam insan, hatinya belum ternodai oleh

pengaruh hawa nafsu dan godaan Iblis laknatullah.

Uraian dalam Kitab KangkiloPataanguna (Sahidin, 2006:64) disebutkan bahwa

di alam arwah, penggambaran kejadian manusia masih dalam angan-angan bapak.

Martabat alam misal, yaitu penggambaran berpindahnya muasal manusia yang

sebelumnya masih diotak bapak kemudian disalurkan kepada ibu yang digambarkan

dengan hurufba (air setitik). Ketika berada di dalam rahim ibu, dalam waktu yang telah

ditentukan, jasad sudah tercipta dan menjadi kesempurnaan yang digambarkan dengan

huruf yang membentuk kata “muhammad”. Di dalam rahim atau kandungan ibu,

manusia digambarkan dengan huruf mim awal gambaran kepala, huruf ha gambaran

bahu dan tangan, huruf mim kedua gambaran perut, huruf dal gambaran kedua belah

kaki. Kejadian dan bentuk inilah yang disebut alam ajsam. Di dalam rahim ini pulalah

ditiupkan ruh oleh Allah dan itulah yang disebut alam insan.

Page 11: ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM … · ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM TASAWUF DAN POLITIK KEKUASAAN DALAM MASYARAKAT BUTON Tradisi lisan kangkilomerupakan

Ketika ruh sudah mau ditiupkan oleh Allah, disana ada dialog antara janin

dengan Allahtentang keberadaan Tuhan. Apabila janin mengakui Allahsebagai

Tuhannya, maka Tuhan akan meniupkan ruh kepadanya dan ia akan dilahirkan ke

dunia. Konsekuensi dari pengakuan itu adalah melaksanakan segala perintah dan

menjauhi segala larangan Allah. Di dalam rahim, janin senantiasa tunduk dan patuh

pada perjanjiannya dengan Allah.Ia tidak pernah bertindak berdasarkan hawa nafsunya

atau godaan lain yang menyebabkan ruh, nurani atau kesucian perjanjiannya ternodai.

Oleh karena itu, kondisi kesucian jiwa anak yang baru lahir dianggap sebagai kondisi

manusia yang masih suci atau fitrah.

Harapan untuk suci seperti anak yang baru lahir sebagaimana diuraikan di atas

menuntut adanya upaya untuk selalu menyucikan perkataan dan tindakan dalam

kehidupan, termasuk menyucikan keyakinan tentang keesaan Allah, Tuhan Yang

Mahaesa.Pemahaman tersebutmenghendaki masyarakat Buton untuk menyucikan

tindakannya, baik dalam pengabdian (ibadah/ritual) kepada Allah maupun dalam

pengabdiannya kepada manusia lain serta alam dan segala isinya (kesucian rasa dan

akhlak). Pengabdian tersebut dilakukan dalam kapasitas manusia sebagai khalifah dan

hamba Allah di muka bumi. Kesucian ritual religius dan kesucian rasa dan akhlak itu

merupakan inti dari ajaran kesucian yang ada dalam tradisi lisan kangkilo.

Dalam perkembangannya, agar kesucian ritual religius dan kesucian rasa dan

akhlakmudah dipahami masyarakat maka konsep tersebut disederhanakan oleh pihak

Kesultanan Buton ke dalam beberapa terminologi, yang sekaligus sebagai indikator

kesucian itu. Indikator kesucian rasa dan akhlak yang ada dalam tradisi lisan kangkilo

Page 12: ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM … · ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM TASAWUF DAN POLITIK KEKUASAAN DALAM MASYARAKAT BUTON Tradisi lisan kangkilomerupakan

dapat dilihat dari lima wujud falsafah kesucian rasa dan akhlak, sebagaimana

masyarakat Buton mengenalnya dalam istilah: (1) pobinci-binciki kuli (saling mencubit

kulit), (2) poangka-angkataka (saling mengutamakan), (3) pomaa-maasiaka (saling

mencintai), (4) popia-piara (saling mengabdi), dan (5) pomae-maeka (saling menakuti)

(Putra, 2000:117). Tegaknya lima falsafah hidup tersebut dalam bentuk tutur kata dan

tingkah laku seseorang maka orang tersebut dapat dikategorikan sebagai orang yang

berakhlakul karima (akhlak mulia), yakni akhlak yang diharapkan dan menjadi anjuran

untuk dimiliki dan dilakukan oleh umat manusia.

Indikator untuk melihat kesucian ritual religius sebagai hamba Allah, khususnya

dalam masyarakat Muslim Buton terdiri atas empat tingkatan bersuci, yaitu: pertama,

membersihkan anggota yang lahir dari segala hadas dan najis untuk mencapai

kesempurnaan ibadah yang lahir. Kedua, membersihkan tujuh anggota badan, seperti:

mata, telinga, lidah, perut, farji (kelamin), tangan dan kaki dari segala maksiat lahiriah

dan dari berbagai corak dosa dan kesalahan yang akan memproduksi sifat-sifat

kefasikan serta kemunafikan. Ketiga, menyucikan hati dari perangai tercela, seperti:

sifat ujub, riya, hasud, takabur, hianat, dan hal-hal lain yang disebut sebagai penyakit

hati. Keempat, menyucikan rahasia batiniah seperti menyucikan ruh, yaitu rahasia yang

ada di dalam hati semacam lintasan dan angan-angan yang menimbulkan kegundah-

gulanaan karena yang demikian itu membawa bimbang kepada sesuatu selain dari

Allah.Hal tersebut sejalan dengan pendapat Al-Ghazali (1995:24) bahwa kesucian itu

ada empat (4) tingkatannya, yaitu: (1) membersihkan badan dari hadas; (2)

Page 13: ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM … · ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM TASAWUF DAN POLITIK KEKUASAAN DALAM MASYARAKAT BUTON Tradisi lisan kangkilomerupakan

membersihkan anggota tubuh dari kejahatan dan dosa; (3) membersihkan hati dari

akhlak tercelah; dan (4) tingkatan ke-4 adalah menyucikan batin dari selain Allah.

Menyadari pentingnya nilai dalam ajaran tradisi lisan kangkilo sebagaimana

diuraikan di atas, maka pihak kesultanan Buton mengambil kebijakan untuk

melestarikan dan mewariskan tradisi lisan kangkilo kepada seluruh masyarakat yang ada

di wilayah kesultanan Buton. Kangkilo pada dasarnya adalah ajaran kesucian dalam

Islam, namun tradisi tersebut mendapatkan pengayaan dari paham tasawuf yang

berkembang di kesultanan Buton. Pada sisi lain, eksistensi tasawuf di kesultanan Buton

telah dijadikan sebagai bagian dari strategi kesultanan untuk memperkokoh

kekuasaannya. Yunus (1995) dalam bukunya “Posisi Tasawuf dalam Sistem Kekuasaan

di Kesultanan Buton pada Abad ke-19” mengatakan bahwa ajaran tasawuf di kesultanan

Buton tidak bisa dilepaskan dengan sistem kekuasaan. Artinya, tasawuf yang diajarkan

di Buton menjadi bagian dari strategi politik pihak kesultanan dalam mengambil

kebijakan dan memimpin masyarakatnya. Dalam konteks itu, Sultan melihat bahwa

nilai-nilai yang terdapat dalam tradisi lisan kangkilo dapat membentuk karakter

masyarakat yang saleh secara ritual religius dan saleh secara sosial. Terinternalisasinya

pengetahuan itu dalam bentuk tindakan dan tutur kata masyarakat Buton akan

berimplikasi pada keharmonisan kehidupan dalam masyarakat Buton, serta diharapkan

dapat mengantarkan warga masyarakat kesultanan Buton selamat di dunia dan di

akhirat.

Sultan sebagai seorang pemimpin sekaligus seorang sufi, kebijakan politik

dalam memimpin masyarakatnya tidak lepas dari kontrol pengetahuan agama yang

Page 14: ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM … · ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM TASAWUF DAN POLITIK KEKUASAAN DALAM MASYARAKAT BUTON Tradisi lisan kangkilomerupakan

dimilikinya. Sultan harus menjadi teladan bagi masyarakatnya dalam berbagai aspek

kehidupan. Ia menyadari diri bahwa seorang pemimpin harus: (a) bertanggung jawab

atas kemaslahatan masyarakat, (b) cerdas spiritual dan welas asih terhadap rakyatnya,

(c) lebih mengutamakan kepentingan rakyatnya dibandingkan kepentingan diri sendiri

dan golongan, (d) menegakan keadilan, (e) menjaga kehormatan dan nama baik negeri

dan rakyat, (f) menegakan hukum tanpa tebang pilih, (g) bijak dalam mengambal

keputusan, (h) menempatkan hukum agama sebagai hukum tertinggi dalam memimpin

rakyatnya, dan (i) menjadi teladan dalam tutur kata dan tindakan bagi masyarakatnya.

Oleh karena itu, penting bagi Sultan untuk mengambil kebijakan politik agar tradisi

lisan kangkilo diajarkan pada seluruh warga masyarakat Buton.

Realitas dalam masyarakat Buton, kesucian ritual religius dan kesucian rasa dan

akhlak sebagaimana diuraikan di atas telah menjadi kenang-kenangan mengenai

keluhuran budi peradaban masa lalu. Kesucian rasa dan akhlak pada masyarakat Buton

sudah jarang ditemukan, khususnya pada generasi muda. Masyarakat Buton sudah

hampir tidak mengenal ajaran kangkilo dengan baik. Tanda dan kode budaya di

balikteks-teks kangkilo tidak terbaca lagi. Masalah yang sama juga terjadi pada

kesucian ritual religius. Banyak anggota masyarakat Buton yang kurang memahami

pelaksanaan kesucian ritual religius sebagaimana yang diajarkan dalam tradisi lisan

kangkilo. Generasi muda sebagian besar tidak mengetahui lagi adab dan tata cara serta

struktur teks dalam wacana tradisi lisan kangkilo serta fungsinya dalam masyarakat.

Hasil pengamatan penulis menunjukan bahwa sejak zaman Orde Baru hingga sekarang

Page 15: ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM … · ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM TASAWUF DAN POLITIK KEKUASAAN DALAM MASYARAKAT BUTON Tradisi lisan kangkilomerupakan

secara perlahan kesucian rasa dan akhlak sudah mulai terkikis atau tidak terlihat,

bahkan banyak yang memperlihatkan fenomena sebaliknya.

Tinjauan dari aspek kajian wacana menunjukan bahwa kurang dipahaminya

pelaksanaan kesucian ritual religius yang ada dalam tradisi lisan kangkilo diduga

berkaitan dengan struktur teks dalam wacana tradisi tersebut tidak dipahami dengan

baik. Pengetahuan tentang struktur teks dalam wacana akan memudahkan pembaca

memahami konstruksi pokok-pokok pikiran yang ingin disampaikan sehingga

memudahkan pembaca mengetahui dan memahami totalitas pesan tradisi lisan kangkilo.

Dengan demikian, kurangnya pengetahuan tentang struktur teks dalam wacana tradisi

lisan kangkilo akan menyulitkan masyarakat Buton dalam memahami konstruksi pokok-

pokok pikiran yang ingin disampaikan dalam tradisi lisan kangkilo. Kurangnya

pemahaman terhadap persoalan itu juga akan berdampak pada kesulitan menangkap

totalitas makna yang ingin disampaikan dalam tradisi lisan kangkilo.

Kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat Buton terhadap totalitas

makna tradisi lisan kangkilo sebagaimana disebutkan di atas salah satunya diduga

berkaitan dengan pewarisan tradisi lisan kangkiloyang kurang memberikan penjelasan

yang cukup mengenai konstruksi pokok-pokok pikiran, makna dan fungsi tradisi lisan

kangkilo bagi kehidupan pembelajar kangkilo. Totalitas pesan baik yang hadir melalui

penjelasan tentang struktur, fungsi maupun makna teks yang ada dalam wacana tradisi

lisan kangkilo semestinya tersampaikan pada saat pewarisannya. Anak-anak yang

mendapatkan materi kangkilo seharusnya secara bertahap perlu mendapatkan penjelasan

secara utuh. Sifat dogmatis pembelajaran/proses pewarisan tradisi lisan kangkilo

Page 16: ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM … · ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM TASAWUF DAN POLITIK KEKUASAAN DALAM MASYARAKAT BUTON Tradisi lisan kangkilomerupakan

mengharuskan adanya penyampaian pemahaman yang lengkap dari para pengajar

kangkilo. Dalam konteks inilah dipandang perlu diketahui bentuk/strategi pewarisan

tradisi lisan kangkilo yang ada dalam masyarakat Buton.

Di samping pewarisannya yang diduga bermasalahdan kurangnya pengetahuan

serta pemahaman masyarakat terhadap wacana termasuk struktur, fungsi dan makna

tradisi lisan kangkilo, kekhawatiran lain yang menyebabkan tradisi lisan kangkilo perlu

diteliti adalah hampir menghilangnya pengetahuan yang lengkap masyarakat Buton

tentang tradisi lisan kangkilo. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara diduga

bahwa tidak adanya orang yang memiliki pengetahuan lengkap terhadap tradisi lisan

kangkilo dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti: (a) pengajaran kangkilo yang bersifat

rahasia; (b) hadirnya pesan simbolik dalam tradisi lisan kangkilo yang tidak semua

orang bisa menangkap maknanya dengan baik; (c) adanya tawaran kemudahan untuk

sukses dari penguasaan terhadap hasil perkembangan IPTEK; (d) kontak dengan budaya

luar yang semakin tinggi dan sudah tidak mengenal batas ruang dan waktu; dan (e)

hadirnya para pengajar agama dalam berbagai mimbar di wilayah Buton yang lebih

menekankan pada ajaran syariat.

Hasil wawancara dengan La Ode Rumadi (55 tahun) pada Februari 2003

diketahui bahwa masyarakat di Kota Bau-Bau sudah banyak yang tidak mengetahui

tradisi lisan kangkilosecara lengkap. La Ode Rumadi melakukan diskusi dengan sekitar

700-an orang di Kota Baubau namun menurutnya, sudah terbatas sekali orang yang

masih paham dengan baik tentang kangkilo. Bukti lain yang menunjukan hilangnya

pengetahuan lengkap itu adalah hasil pengamatan dan wawancara penulis pada 12

Page 17: ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM … · ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM TASAWUF DAN POLITIK KEKUASAAN DALAM MASYARAKAT BUTON Tradisi lisan kangkilomerupakan

mahasiswa S2/S3 yang kuliah di UNUD, yang berasal dari wilayah bekas Kesultanan

Buton. Semuanya tidak ada yang mempunyai pengetahuan lengkap terhadap tradisi

lisan kangkilo1. Di samping itu, data yang diperoleh peneliti dari 32 jawaban ujian

mahasiswa Universitas Muhamadiyah Buton2, 100% dari jumlah tersebut tidak

mengetahui secara lengkap tradisi lisan kangkilo. Hal senada juga diketahui dari hasil

wawancara3 dengan 27 orang yang dilakukan secara acak pada pengurus lembaga adat

di Wakatobi. Dari 27 orang tersebut, semuanya tidak mengetahui secara lengkap tradisi

lisan kangkilo yang pernah diajarkan di masa Kesultanan Buton.

Alasan lain yang mendorong peneliti mengkaji keberadaan tradisi lisan kangkilo

dalam masyarakat Buton adalah karena sebagian besar tokoh adat atau budaya tidak

mau membagi pengetahuan mereka tentang tradisi lisan kangkilo kepada orang lain

yang bukan keluarganya. Alasannya adalah kangkilo yang diketahui merupakan rahasia

keluarga mereka yang tidak bisa dibagikan kepada orang lain. Senada dengan itu,

terdapat pula sejumlah tokoh adat yang ada di Buton yang mengatakan bahwa ketika

membuka tradisi lisan kangkilo ke publik, maka itu sama artinya membuka rahasia

Buton. Dalam hal ini mereka mengatakan bahwa kangkilo merupakan kunci

utama/dasar untuk belajar pengetahuan lokal (ilmu kebatinan) masyarakat Buton.

Kangkilo juga dijadikan sebagai kunci agar bisa mendapatkan izin untuk berumah

tangga4. Pernyataan terakhir ini salah satunyan dikaitkan dengan tanggung jawab orang

1Data hasil wawancara pada April-Mei 2011

2Jawaban mahasiswa pada mata kuliah sosio-antropologi, 2011

3Wawancara pada Agustus-September 2011

4Hasil wawancara dengan Wa Habi (52 Tahun), salah seorang dukun di Desa Longa Kec. Wangi-Wangi

Kab. Wakatobi

Page 18: ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM … · ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM TASAWUF DAN POLITIK KEKUASAAN DALAM MASYARAKAT BUTON Tradisi lisan kangkilomerupakan

tua untuk mendidik anaknya kelak. Pengetahuan lengkap tentang kangkilo dijadikan

modal sosial budaya orang tua untuk mendidik anak-anaknya dikemudian hari sehingga

lahir anak-anak yang berakhlak baik yang menegakan perintah dan larangan Allah.

Pentingnya penelitian ini dikaitkan juga dengan keresahan tokoh budaya dan

masyarakat Buton atas fenomena perilaku para politikus pada saat Pemilukada yang

hanya menjadikan falsafah pobinci-binciki kuli, popia-piara, poma-maasiaka, poangka-

angkataka, dan pomae-maeka sebagai jargon politik semata untuk menarik perhatian

masyarakat. Namun, setelah para politikus itu terpilih, lima falsafah itu seolah

dilupakan. Tokoh-tokoh budaya dan anggota masyarakat Buton mengharapkan lima

falsafah tersebut diwujudkan dalam realitas kehidupan masyarakat Buton. Pada sisi lain,

sebagian besar tokoh budaya melihat bahwa lima falsafah hidup tersebut hanya dapat

terwujud apabila masyarakat secara keseluruhan masih memiliki pengetahuan yang

lengkap tentang kangkilo.

Di luar ajaran yang ada dalam tradisi lisan kangkilo, generasi muda Buton

dengan interaksinya yang hampir 24 jam akrab dengan budaya luar melalui internet dan

media elektronik diduga telah terpengaruh. Kemajuan IPTEK yang hadir melalui wadah

globalisasi dengan segala plus-minusnya turut mempengaruhi tatanan kehidupan

masyarakat Buton. Salah satu sisi minus (negatif) dari globalisasi yang mempengaruhi

karakter generasi Buton adalah globalisasi budaya yang muncul dengan beberapa jenis

space, seperti:technospace, financespace, mediaspace, dan ideaspace. Kemajuan

tersebut telah membuat universalisasi sistem nilai global yang mengaburkan sistem nilai

yang ada dalam masyarakat Buton (bdk. Prihtiyani (2007:1).

Page 19: ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM … · ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM TASAWUF DAN POLITIK KEKUASAAN DALAM MASYARAKAT BUTON Tradisi lisan kangkilomerupakan

Kaburnya sistem nilai pada sebagian besar generasi muda Buton dan kurangnya

pemahaman terhadap makna tradisi lisan kangkilo sejalan dengan semakin kurang

santunnya tutur kata dan tingkah laku masyarakat, padahal nilai-nilai yang terdapat di

dalam tradisi lisan kangkilo mengajarkan kesucian ritual religius, rasa, dan akhlak. Nilai

dalam tradisi lisan kangkilo mengarahkan pelakunya untuk mengendalikan tutur kata

dan tingkah laku yang dapat menodai dan mencederai kesucian dirinya, baik kesucian

ritual religius maupun kesucian rasa dan akhlak yang didasarkan pada hukum rasa

seperti pobinci-binciki kuli (saling mencubit kulit).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka pertanyaan penelitian ini adalah

bagaimanakah paham tasawuf dan politik kekuasaan dalam tradisi lisan kangkilodi

masyarakat Buton?Guna memperjelas hasil yang ingin dicapai dalam penelitian ini,

pertanyaan tersebut disederhanakan lagi ke dalam beberapa rumusan pertanyaan sebagai

berikut.

1) Bagaimanakah struktur wacana tradisi lisan kangkiloyang ada dalam masyarakat

Buton?

2) Bagaimana refleksi paham tasawuf dan politik kekuasaandalam fungsi tradisi lisan

kangkilo di masyarakat Buton?

3) Bagaimanakah refleksi paham tasawuf dan politik kekuasaan pada makna tradisi

lisan kangkilo bagimasyarakat Buton?

Page 20: ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM … · ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM TASAWUF DAN POLITIK KEKUASAAN DALAM MASYARAKAT BUTON Tradisi lisan kangkilomerupakan

4) Bagaimanakah strategi pewarisan tradisi lisan kangkiloyang efektif dan efisien

untuk menghidupkan kembali tradisi lisan kangkilo di dalam masyarakat Buton?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan menganalisis wacana tradisi lisan kangkilo sebagai: (a)

salah satu bentuk kebudayaan Buton, dan (b) penanda identitas orang Buton. Tradisi

lisan kangkilo dianggap berperan penting dalam mengharmoniskan dan mewujudkan

kesalehan ritual serta kesalehan sosial masyarakat Buton. Tradisi ini juga dianggap

menentukan berterima atau tidak berterimanya amal ibadah seseorang di hadapan Allah,

Tuhan Yang Mahaesa.

1.3.2 Tujuan Khusus

Secara khusus, penelitian ini bertujuan sebagai berikut.

1) Menganalisis struktur wacana tradisi lisan kangkilopada masyarakat Buton;

2) Menganalisis refleksi paham tasawuf dan politik kekuasaan dalam fungsi tradisi lisan

kangkilodi masyarakat Buton;

3) Menganalisis refleksi paham tasawuf dan politik kekuasaan pada makna tradisi lisan

kangkilobagi masyarakat Buton;

4) Menemukan strategi pewarisan tradisi lisan kangkiloyang efektif dan efisien agar

hidup kembali di dalam masyarakat Buton.

1.4 Manfaat Penelitian

Page 21: ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM … · ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM TASAWUF DAN POLITIK KEKUASAAN DALAM MASYARAKAT BUTON Tradisi lisan kangkilomerupakan

1.4.1 Manfaat Teoretis

Secara teoretis, temuan dalam penelitian diharapkan: pertama, dapat

memperkaya khazanah pengembangan ilmu pengetahuan secara logik, terutama yang

berkaitan dengan pengembangan tradisi. Sejauh mana nilai-nilai dalam tradisi lisan atau

kearifan tradisi lisan bisa berkontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta keharmonisan dan kesejahteraan bagi umat manusia. Kedua, dapat

mengungkap pesan dalam tanda-tanda (signs) yang ada dalam tradisi lisan kangkilo

yang merupakan gambungan fenomena alam realitas dengan sistem kepercayaan

masyarakat Buton. Bagaimana masyarakat Buton memahami dan menafsirkan tanda

atau kode-kode budaya itu. Metode analisis semiotika kembali diuji kemampuannya.

Ketiga, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan secara teoretis

tentang strategi pewarisan tradisi lisan yang terancam punah di Nusantara.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut.

1) Akademisi dan peneliti tradisi lisan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

dapat direplikasi untuk penelitian atau pengembangan tradisi lisan lainnya di tanah

air. Di samping itu, sejumlah kearifan tradisi yang ada dalam tradisi lisan dapat

dimanfaatkan untuk merumuskan format pengembangan keilmuan dan kearifan

perilaku masyarakat. Nilai atau kearifan tradisi itu dapat digunakan untuk

membentuk karakter positif melalui kegiatan-kegiatan pelatihan membangun nilai

sosial budaya masyarakat.

Page 22: ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM … · ABSTRAK TRADISI LISAN KANGKILO: REFLEKSI PAHAM TASAWUF DAN POLITIK KEKUASAAN DALAM MASYARAKAT BUTON Tradisi lisan kangkilomerupakan

2) Pemerintah, khususnya pemerintah daerah dapat menggunakan hasil penelitian ini

dalam menentukan dan menetapkan strategi kebijakan yang tepat dalam

pembentukan identitas dan karakter generasi muda, khususnya generasi muda Buton

dan pengembangan tradisi lisan di wilayah bekas Kesultanan Buton;

3) Pihak-pihak yang peduli terhadap pengembangan tradisi lisan, khususnya tradisi

lisan dalam masyarakat Buton, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi

untuk pengembangan tradisi lisan;

Masyarakat, khususnya masyarakat Buton yang ingin menyempurnakan pengetahuan

dan pemahamannya mengenai kangkilo. Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan

untuk menyucikan diri lahir batin, baik kesucian ritual religius dalam upayanya

mempertegas kehambaannya kepada Allah, Tuhan Yang Mahaesa, maupun kesucian

rasa dan akhlak dalam rangka pelestarian lingkungan hidup dan penghargaan terhadap

martabat manusia. Di samping itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam

rangka pewarisan tradisi lisan kangkilo kepada anak-anak. Hasil penelitian ini

diharapkan juga dapat memberikan informasi, menambah pengetahuan, pemahaman,

dan kesadaran tentang pentingnya menggali dan memaknai tradisi lisan sebagai warisan

budaya masa lampau.