abstrak tidak ada kejadian tuberkulosis · pdf file4.8 alur penelitian ... gambar 2.3 alur...

20
viii ABSTRAK TIDAK ADA KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU AKTIF SELAMA 3 BULAN PEMANTAUAN PASCA PEMBERIAN PENGOBATAN PENCEGAHAN ISONIAZID PADA PENDERITA HIV Penggunaan pengobatan pencegahan isoniazid atau PP-INH bermanfaat untuk mencegah kejadian tuberkulosis pada individu dewasa dan telah direkomendasikan oleh WHO. Penerapan rekomendasi ini belum diterapkan di semua negara sebagai suatu program nasional. Baik PP-INH maupun terapi ARV bisa menurunkan risiko tuberkulosis. Di Indonesia sendiri pemberian PP-INH baru sebatas pada beberapa rumah sakit dan jangka waktu singkat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kejadian tuberkulosis paru aktif pada pasien HIV yang diberikan PP-INH. Tuberkulosis merupakan infeksi yang terkait dengan HIV yang bisa diobati dan dicegah. Terdapat bukti bahwa TB bisa membuat penyakit HIV bertambah berat sebagai akibat aktivasi imun. Sebaliknya infeksi HIV juga merupakan faktor risiko terbesar yang diketahui untuk perkembangan infeksi tuberkulosis baik infeksi primer maupun reaktifasi. Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan kohort prosepektif. Sampel diambil secara consecutive random sampling di klinik Voluntary Counceling and Testing (VCT) Merpati RSUD Wangaya. PP-INH diberikan selama 6 bulan kepada semua sampel yang memenuhi persyaratan bertahap setiap bulan untuk menilai kepatuhan minum obat dan pemantuan gejala tuberkulosis melalui kuesioner penapisan gejala dan tanda tuberkulosis. Apabila terdapat gejala yang menunjukkan TB, dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan TB dengan pemeriksaan radiologi dan bakteriologi. Kejadian tuberkulosis dipantau selama pemberian PP- INH selama 6 bulan dan 3 bulan pasca pemberian PP-INH. Sebesar 122 sampel masuk dalam penelitian yang diberikan PP-INH, dengan 5 sampel (4,10%) tidak mendapatkan pengobatan lengkap dengan rincian 1 sampel (0,82%) meninggal selama pemberian PP-INH dan 4 sampel (3,28%) lost to follow up. Berdasarkan jenis kelamin didapatkan 55,6% laki laki dan 44,6% perempuan. Secara keseluruhan kejadian TB paru selama 6 bulan pemberian PP- INH adalah 0 per 100 orang tahun dan 3 bulan pasca pemberian PP-INH adalah 0 per 100 orang tahun. Belum terdapat kejadian tuberkulosis pada pasien HIV yang diberikan PP- INH selama pemantauan dan pasien menunjukkan kepatuhan terhadap pengobatan PP-INH. Kata kunci: Kejadian tuberkulosis, PP-INH, HIV, TB.

Upload: dinhthien

Post on 20-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ABSTRAK TIDAK ADA KEJADIAN TUBERKULOSIS · PDF file4.8 Alur Penelitian ... Gambar 2.3 Alur Diagnosis TB Paru pada ODHA dengan rawat jalan..... 17 Gambar 2.4 Algoritma penapisan TB

viii

ABSTRAK

TIDAK ADA KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU AKTIF SELAMA 3BULAN PEMANTAUAN PASCA PEMBERIAN PENGOBATAN

PENCEGAHAN ISONIAZID PADA PENDERITA HIV

Penggunaan pengobatan pencegahan isoniazid atau PP-INH bermanfaatuntuk mencegah kejadian tuberkulosis pada individu dewasa dan telahdirekomendasikan oleh WHO. Penerapan rekomendasi ini belum diterapkan disemua negara sebagai suatu program nasional. Baik PP-INH maupun terapi ARVbisa menurunkan risiko tuberkulosis. Di Indonesia sendiri pemberian PP-INH barusebatas pada beberapa rumah sakit dan jangka waktu singkat. Penelitian inidilakukan untuk mengetahui kejadian tuberkulosis paru aktif pada pasien HIV yangdiberikan PP-INH. Tuberkulosis merupakan infeksi yang terkait dengan HIV yangbisa diobati dan dicegah. Terdapat bukti bahwa TB bisa membuat penyakit HIVbertambah berat sebagai akibat aktivasi imun. Sebaliknya infeksi HIV jugamerupakan faktor risiko terbesar yang diketahui untuk perkembangan infeksituberkulosis baik infeksi primer maupun reaktifasi.

Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan kohort prosepektif. Sampeldiambil secara consecutive random sampling di klinik Voluntary Counceling andTesting (VCT) Merpati RSUD Wangaya. PP-INH diberikan selama 6 bulan kepadasemua sampel yang memenuhi persyaratan bertahap setiap bulan untuk menilaikepatuhan minum obat dan pemantuan gejala tuberkulosis melalui kuesionerpenapisan gejala dan tanda tuberkulosis. Apabila terdapat gejala yang menunjukkanTB, dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan TB dengan pemeriksaanradiologi dan bakteriologi. Kejadian tuberkulosis dipantau selama pemberian PP-INH selama 6 bulan dan 3 bulan pasca pemberian PP-INH.

Sebesar 122 sampel masuk dalam penelitian yang diberikan PP-INH,dengan 5 sampel (4,10%) tidak mendapatkan pengobatan lengkap dengan rincian 1sampel (0,82%) meninggal selama pemberian PP-INH dan 4 sampel (3,28%) lostto follow up. Berdasarkan jenis kelamin didapatkan 55,6% laki – laki dan 44,6%perempuan. Secara keseluruhan kejadian TB paru selama 6 bulan pemberian PP-INH adalah 0 per 100 orang tahun dan 3 bulan pasca pemberian PP-INH adalah 0per 100 orang tahun.

Belum terdapat kejadian tuberkulosis pada pasien HIV yang diberikan PP-INH selama pemantauan dan pasien menunjukkan kepatuhan terhadap pengobatanPP-INH.

Kata kunci: Kejadian tuberkulosis, PP-INH, HIV, TB.

Page 2: ABSTRAK TIDAK ADA KEJADIAN TUBERKULOSIS · PDF file4.8 Alur Penelitian ... Gambar 2.3 Alur Diagnosis TB Paru pada ODHA dengan rawat jalan..... 17 Gambar 2.4 Algoritma penapisan TB

ix

ABSTRACT

NO INSIDENCE OF ACTIVE LUNG TUBERCULOSIS FOR 3 MONTHSMONITORING AFTER ISONIAZIDE PREVENTION THERAPY IN

PATIENTS WITH HIV

Isoniazide prevention therapy or IPT is very efficacious to preventtuberculosis incidence for individu living with HIV and have been recomended byWHO. Application for this recommendation have not been applied in all of nationsas a guideline. Both IPT and ARV therapy can reduce tuberculosis risk. In IndonesiaIPT itself have not been applied as guideline, it is only held in several hospital. Thisstudy was held to assess the incidence of tuberculosis after giving IPT. TB is ainfection associated with HIV which can be cured dan preventable. There a provethat TB can make worsen progression of HIV as a immune activation. HIV infectionalso a greatest risk factor for development primary or reactivation tuberculosis.

This study was cohort prospective desciptive study. Sample was taken byconsecutive sampling at Wangaya HIV clinic. IPT was given for six months to allsample which fulfill the requirements and monitor for tuberculosis incidence everymonth through questionaire for tuberculosis screening. If there were tuberculosissigns and symptoms, a confirmation test with bacterial and imaging examinationwill be held. Tuberculosis incidence will be monitored for 6 months therapy andcontinued for 3 months after IPT.

This study enrolled 122 sample which all of the sample given IPT. With 5sample had incompleted IPT treatment, consist of 1 sample (0,82%) died duringIPT and 4 samples (3,28%) were lost to follow up. Based on gender, sample wereconsist of 55,6% males and 44,6% females. Generally tuberculosis incidence at 6months IPT was 0 per 100 person year and 3 months after IPT was 0 per 100 personyear.

The tuberculosis incidence was not found at 6 months IPT and 3 monthsafter IPT and patient showed adherence for IPT.

Keywords : Tuberculosis incidence, IPT, HIV, TB

Page 3: ABSTRAK TIDAK ADA KEJADIAN TUBERKULOSIS · PDF file4.8 Alur Penelitian ... Gambar 2.3 Alur Diagnosis TB Paru pada ODHA dengan rawat jalan..... 17 Gambar 2.4 Algoritma penapisan TB

x

RINGKASAN

TIDAK ADA KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU AKTIF SELAMA 3BULAN PEMANTAUAN PASCA PEMBERIAN PENGOBATAN

PENCEGAHAN ISONIAZID PADA PENDERITA HIV

Risiko kejadian tuberkulosis paru aktif sangat tinggi pada pasien denganinfeksi HIV. Risiko ini lebih besar 4 sampai 6 kali lebih tinggi dibandingkan denganindividu tanpa infeksi HIV. Status imun dan komorbid lainnya juga meningkatkanrisiko kejadian tuberkulosis. Pemberian PP-INH dan terapi ARV bisa menurunkanrisiko kejadian tuberkulosis. PP-INH sudah direkomendasikan oleh WHOwalaupun penerapannya belum menyeluruh di semua negara sebagai suatu programnasional. Di Indonesia sendiri pemberian PP-INH baru sebatas pada beberaparumah sakit dan sebatas pilot project. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahuikejadian tuberkulosis paru aktif pada pasien yang diberikan PP-INH. Tuberkulosismerupakan infeksi yang terkait dengan HIV yang bisa diobati dan dicegah.Terdapat bukti bahwa TB bisa membuat penyakit HIV bertambah berat sebagaiakibat aktivasi imun. Sebaliknya infeksi HIV juga merupakan faktor risiko terbesaryang diketahui untuk perkembangan infeksi tuberkulosis baik infeksi primermaupun reaktifasi.

Penelitian ini merupakan studi deskriptif, kohort prosepektif. Sampeldiambil secara consecutive random sampling di klinik Voluntary Counceling andTesting (VCT) Merpati RSUD Wangaya. PP-INH diberikan selama 6 bulan kepadasemua sampel yang memenuhi persyaratan, bertahap setiap bulan untuk menilaikepatuhan minum obat dan pemantuan gejala tuberkulosis melalui kuesionerpenapisan gejala dan tanda tuberkulosis. Apabila terdapat gejala yang menunjukkanTB, dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan TB dengan pemeriksaanradiologi dan bakteriologi. Kejadian tuberkulosis dipantau selama pemberian PP-INH selama 6 bulan dan 3 bulan pasca pemberian PP-INH.

Sebesar 122 sampel masuk dalam penelitian yang diberikan PP-INH,dengan 5 sampel (4,10%) tidak mendapatkan pengobatan lengkap dengan rincian 1sampel (0,82%) meninggal selama pemberian PP-INH dan 4 sampel (3,28%) lostto follow up. Berdasarkan jenis kelamin didapatkan 55,6% laki – laki dan 44,6%perempuan. Secara keseluruhan kejadian TB paru selama 6 bulan pemberian PP-INH adalah 0 per 100 orang tahun dan 3 bulan pasca pemberian PP-INH adalah 0per 100 orang tahun.

Belum terdapat kejadian tuberkulosis pada pasien HIV yang diberikan PP-INH selama pemantauan dan pasien menunjukkan kepatuhan terhadap pengobatanPP-INH.

Page 4: ABSTRAK TIDAK ADA KEJADIAN TUBERKULOSIS · PDF file4.8 Alur Penelitian ... Gambar 2.3 Alur Diagnosis TB Paru pada ODHA dengan rawat jalan..... 17 Gambar 2.4 Algoritma penapisan TB

xi

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DEPAN ........................................................................................... i

PRASYARAT GELAR ................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii

LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI .............................................. iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ............................................... v

UCAPAN TERIMA KASIH............................................................................ vi

ABSTRAK....................................................................................................... viii

ABSTRACT..................................................................................................... ix

RINGKASAN .................................................................................................. x

DAFTAR ISI.................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR TABEL............................................................................................ xvi

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 7

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 8

1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................... 8

1.3.2 Tujuan Khusus ......................................................................... 8

1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8

1.4.1 Manfaat Akademik ................................................................. 8

1.4.2 Manfaat Praktis ....................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 9

2.1 Infeksi HIV dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) ..... 9

2.1.1 Latar Belakang ............................................................................ 9

Page 5: ABSTRAK TIDAK ADA KEJADIAN TUBERKULOSIS · PDF file4.8 Alur Penelitian ... Gambar 2.3 Alur Diagnosis TB Paru pada ODHA dengan rawat jalan..... 17 Gambar 2.4 Algoritma penapisan TB

xii

2.1.2 Definisi ........................................................................................ 9

2.1.3 Etiologi ........................................................................................ 10

2.1.4 Morfologi HIV ............................................................................ 10

2.1.5 Transmisi ..................................................................................... 11

2.2 Tuberkulosis ......................................................................................... 11

2.2.1 Epidemiologi................................................................................ 11

2.2.2 Etiologi ........................................................................................ 12

2.2.3 TB dan Perjalanan alamiahnya ................................................... 12

2.2.4 Manifestasi Klinis ....................................................................... 14

2.3 Koinfeksi HIV dan TB ......................................................................... 19

2.3.1 Peran Limfosit T ......................................................................... 15

2.3.2 Diagnosis TB pada Pasien Dengan Infeksi HIV ........................ 15

2.3.3 Manifestasi TB pada HIV .......................................................... 17

2.3.4 IRIS (Immune Reconstitution Inflammatory Syndrome) .......... 19

2.4 Pengobatan Pencegahan INH (PP-INH) .............................................. 20

2.5 Mekanisme kerja PP-INH .................................................................... 25

2.6 Penemuan kasus aktif TB dan pencegahan tuberkulosis ..................... 25

2.6.1 Penapisan TB ............................................................................ 25

2.6.2 Efikasi, regimen dan durasi ........................................................ 27

2.6.2.1 Efikasi .............................................................................. 27

2.6.2.2 Regimen dan durasi .......................................................... 27

2.7 Status imun dan penggunaan konkomitan PP-INH dan ART............... 29

2.8 PP-INH pada Wanita Hamil.................................................................. 30

2.9 Pasien dengan riwayat pengobatan TB (profilaksis sekunder) ............ 30

2.10 Deteksi infeksi TB laten pada kondisi sumber daya yang terbatas ..... 31

2.10.1 TST dan PP-INH ...................................................................... 31

2.10.2 Interferon-gamma release assays (IGRA) ................................ 32

2.11 Masalah terkait implementasi PP-INH ............................................... 33

2.11.1 Kepemilikan primer oleh penyedia layanan HIV ..................... 33

2.11.2 PP-INH dan TB resisten obat ................................................... 34

2.11.3 Kepatuhan dan follow up klinis ............................................... 34

Page 6: ABSTRAK TIDAK ADA KEJADIAN TUBERKULOSIS · PDF file4.8 Alur Penelitian ... Gambar 2.3 Alur Diagnosis TB Paru pada ODHA dengan rawat jalan..... 17 Gambar 2.4 Algoritma penapisan TB

xiii

2.11.4 Ketersediaan sarana penapisan ................................................. 35

2.11.5 Metabolisme dan Hepatotoksisitas Isoniazid ............................ 37

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS................. 39

3.1 Kerangka Berpikir ............................................................................... 39

3.2 Kerangka Konsep ................................................................................. 41

3.3 Hipotesis Penelitian .............................................................................. 42

BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................. 43

4.1 Rancangan Penelitian ........................................................................... 43

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 43

4.3 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 43

4.4 Populasi Penelitian ............................................................................... 43

4.4.1 Populasi Target ....................................................................... 43

4.4.2 Populasi Terjangkau ................................................................ 43

4.5 Sampel Penelitian ................................................................................. 44

4.5.1 Teknik pengambilan sampel ................................................... 44

4.5.2 Besar sampel ........................................................................... 44

4.6 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ................................................................ 45

4.6.1 Kriteria Inklusi ......................................................................... 45

4.6.2 Kriteria eksklusi ....................................................................... 45

4.7 Bahan dan Instrumen Penelitian ........................................................... 45

4.8 Alur Penelitian ..................................................................................... 46

4.9 Variabel Penelitian ............................................................................... 47

4.9.1 Identifikasi variabel ................................................................ 47

4.9.2 Definisi operasional variabel ................................................... 48

4.10 Analisis Data ...................................................................................... 49

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 51

5.1 Hasil ..................................................................................................... 51

5.1.1 Karakteristik Dasar Sampel ....................................................... 51

Page 7: ABSTRAK TIDAK ADA KEJADIAN TUBERKULOSIS · PDF file4.8 Alur Penelitian ... Gambar 2.3 Alur Diagnosis TB Paru pada ODHA dengan rawat jalan..... 17 Gambar 2.4 Algoritma penapisan TB

xiv

5.1.2 Kejadian Tuberkulosis Paru Setelah Pemberian PP-INH .......... 56

5.2 Pembahasan .......................................................................................... 56

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 63

6.1 Simpulan .............................................................................................. 63

6.2 Saran .................................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 64

LAMPIRAN .................................................................................................... 71

Page 8: ABSTRAK TIDAK ADA KEJADIAN TUBERKULOSIS · PDF file4.8 Alur Penelitian ... Gambar 2.3 Alur Diagnosis TB Paru pada ODHA dengan rawat jalan..... 17 Gambar 2.4 Algoritma penapisan TB

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Struktur HIV-1........................................................................... 11

Gambar 2.2 Faktor risiko kejadian TB.......................................................... 14

Gambar 2.3 Alur Diagnosis TB Paru pada ODHA dengan rawat jalan ........ 17

Gambar 2.4 Algoritma penapisan TB dan pemberian PP-INH pada

individu yang hidup dengan HIV pada keadaan sumber

daya terbatas ............................................................................. 26

Gambar 3.1 Konsep Penelitian ..................................................................... 41

Gambar 4.1 Rancangan Penelitian ............................................................... 43

Gambar 4.2 Alur Penelitian .......................................................................... 47

Gambar 5.1 Proporsi sampel berdasarkan jenis kelamin ............................. 51

Gambar 5.1 Proporsi sampel berdasarkan jenis pekerjaan............................ 54

Gambar 5.2 Proporsi sampel berdasarkan pendidikan .................................. 55

Gambar 5.3 Proporsi sampel berdasarkan faktor risiko terkena HIV ........... 55

Page 9: ABSTRAK TIDAK ADA KEJADIAN TUBERKULOSIS · PDF file4.8 Alur Penelitian ... Gambar 2.3 Alur Diagnosis TB Paru pada ODHA dengan rawat jalan..... 17 Gambar 2.4 Algoritma penapisan TB

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Sistem Klasifikasi Infeksi HIV dan Definisi Kasus AIDS

untuk Remaja dan Dewasa ........................................................ 10

Tabel 2.2 Perbandingan efikasi dari berbagai regimen pengobatan .......... 28

Tabel 2.3 Sensitifitas dan spesifisitas beberapa penelitian penapisan

Gejala TB................................................................................... 36

Tabel 4.1 Penapisan gejala dan tanda TB ................................................. 45

Tabel 5.1 Karakteristik Dasar Sampel (Jenis Kelamin, Pekerjaan,

Pendidikan, Faktor Risiko, Lini Terapi dan Status

Riwayat TB) ............................................................................. 52

Tabel 5.2 Karakteristik Dasar Sampel (Umur, Berat Badan,

Tinggi Badan, IMT dan Data Hematologi................................. 53

Tabel 5.3 Kejadian TB saat pemberian PP-INH selama 6 bulan

dan 3 bulan pasca pemberian PP-INH....................................... 56

Page 10: ABSTRAK TIDAK ADA KEJADIAN TUBERKULOSIS · PDF file4.8 Alur Penelitian ... Gambar 2.3 Alur Diagnosis TB Paru pada ODHA dengan rawat jalan..... 17 Gambar 2.4 Algoritma penapisan TB

xvii

DAFTAR SINGKATAN

AIDS = Acquired Immune Deficiency Syndrome

ALP = Alanin phosphatase

ALT = Alanin aminotransferase

ARV = Anti retroviral

ATS = American Thoracic Society

BTA = Basil Tahan Asam

CD4 = Cluster Differentiation 4

CD8 = Cluster Differentiation 8

CDC = Centers for Disease Control and Prevention

DOTS = Directly Observed Treatment Short-course

ELISA = Enzym-linked immunosorbent assay

Hb = Hemoglobin

HIV = Human Immunodeficiency Virus

IFN-γ = Interferon gamma

IL-2 = Interleukin-2

IL-4 = Interleukin-4

IL-5 = Interleukin-5

IL-10 = Interleukin-10

IL-13 = Interleukin-13

IMT = Indeks Massa Tubuh

INH = Isoniazid

IRIS = Immune Reconstitution Inflammatory Syndrome

IUAT = International Union Against Tuberculosis Committee on

Prophylaxis

IUATLD = International Union Against Tuberculosis and Lung Disease

ODHA = Orang dengan HIV/AIDS

PP-INH = Pengobatan Pencegahan Isoniazid

PPM&PL = Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Menular dan

Penyehatan Lingkungan

Page 11: ABSTRAK TIDAK ADA KEJADIAN TUBERKULOSIS · PDF file4.8 Alur Penelitian ... Gambar 2.3 Alur Diagnosis TB Paru pada ODHA dengan rawat jalan..... 17 Gambar 2.4 Algoritma penapisan TB

xviii

MDR = Multi Drug Resistant

NK = Natural Killer

TB = Tuberculosis

Th1 = T helper 1

Th2 = T helper 2

TST = Tubercullin Skin Test

UNAIDS = Joint United Nations Programme on HIV/AIDS

VCT = Voluntary Conselling and Testing

WHO = World Health Organisation

XDR = Extensively drug-resistant

Page 12: ABSTRAK TIDAK ADA KEJADIAN TUBERKULOSIS · PDF file4.8 Alur Penelitian ... Gambar 2.3 Alur Diagnosis TB Paru pada ODHA dengan rawat jalan..... 17 Gambar 2.4 Algoritma penapisan TB

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Kelaikan Etik...................................................................... 71

Lampiran 2 Surat Amandemen Penelitian ...................................................... 72

Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian ..................................................................... 73

Lampiran 4 Informed Concent ....................................................................... 74

Lampiran 5 Formulir Persetujuan Tertulis...................................................... 76

Lampiran 6 Formulir Pengumpulan Data ....................................................... 77

Lampiran 7 Kuesioner Penapisan Gejala dan Tanda Tuberkulosis ................ 79

Lampiran 8 Data Penelitian............................................................................. 80

Page 13: ABSTRAK TIDAK ADA KEJADIAN TUBERKULOSIS · PDF file4.8 Alur Penelitian ... Gambar 2.3 Alur Diagnosis TB Paru pada ODHA dengan rawat jalan..... 17 Gambar 2.4 Algoritma penapisan TB

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infeksi Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

Syndrome (HIV/AIDS) merupakan infeksi yang pandemi secara global, dengan

kasus yang dilaporkan dari setiap negara di dunia. Diperkirakan 33,3 juta individu

hidup dengan infeksi HIV yang lebih dari 95% dari penderita tersebut hidup pada

negara dengan pendapatan perkapita yang rendah dan sedang. Tahun 2009

diperkirakan 2,6 juta kasus baru HIV di seluruh dunia, termasuk 370 ribu pada anak

dengan umur kurang dari 15 tahun. Epidemi HIV terjadi secara bergelombang di

berbagai bagian dunia yang menunjukkan perbedaan karakteristik demografi dari

tiap negara. Di Asia diperkirakan 4,9 juta penduduk hidup dengan HIV pada akhir

tahun 2009, dimana prevalensi tertinggi adalah di Asia Tenggara.

Tuberkulosis (TB) merupakan infeksi oportunistik yang paling sering dijumpai

pada individu dengan HIV/AIDS. Peningkatan epidemi TB di seluruh dunia

berkaitan dengan meningkatnya epidemi HIV yang berakibat meningkatnya jumlah

kasus TB di masyarakat. Di Indonesia insiden TB aktif pada pasien dengan HIV

sangat tinggi, dimana kolaborasi penanganan HIV dan pengendalian TB sangat

penting sebagai kunci penanganan koinfeksi HIV-TB secara komprehensif. Faktor

yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi pasien TB adalah daya tahan

tubuh yang rendah, diantaranya infeksi HIV/AIDS dan malnutrisi. Infeksi HIV

mengakibatkan kerusakan luas sistem daya tahan tubuh seluler (cellular imunity)

Page 14: ABSTRAK TIDAK ADA KEJADIAN TUBERKULOSIS · PDF file4.8 Alur Penelitian ... Gambar 2.3 Alur Diagnosis TB Paru pada ODHA dengan rawat jalan..... 17 Gambar 2.4 Algoritma penapisan TB

2

dan merupakan faktor risiko paling kuat bagi yang terinfeksi TB untuk menjadi

sakit.

TB adalah salah satu penyakit yang paling sering diantara individu dengan

infeksi HIV di seluruh dunia dan merupakan penyebab kematian terbesar.

Seseorang dengan tes Tubercullin Skin Test (TST) pada infeksi HIV mempunyai

risiko 3-13% berkembang menjadi TB aktif. Infeksi TB baru pada individu dengan

infeksi HIV terjadi dalam hitungan minggu bukan dalam hitungan bulanan seperti

pada individu tanpa infeksi HIV. TB bisa muncul pada setiap stadium HIV dan

sangat bervariasi pada setiap stadium. TB ekstra paru merupakan kejadian TB yang

paling sering pada pasien dengan infeksi HIV dengan bentuk yang paling sering

adalah manifestasi limfatik, diseminata, pleural dan perikardial. Diagnostik TB

pada pasien HIV lebih sulit bukan hanya oleh karena peningkatan frekuensi hasil

yang negatif dari hasil pengecatan dahak tetapi juga oleh karena temuan pada

radiografi yang atipikal, formasi granuloma klasik yang jarang dan hasil TST yang

negatif (Raviglione dan O’Brien, 2012).

Pada negara dengan beban TB dan HIV yang tinggi, salah satunya Indonesia,

WHO merekomendasikan penemuan kasus TB secara aktif, pemberian Pengobatan

Pencegahan Isoniazid (PP-INH) dan kontrol infeksi pada TB. Begitu pula

berdasarkan rekomendasi dari Joint External Monitoring Mission TB pada tahun

2007 dan External review HIV/AIDS pada Februari 2007 bahwa di Indonesia perlu

dilaksanakan percepatan penanggulangan kolaborasi TB-HIV secara nasional,

termasuk pengobatan pencegahan isoniazid untuk mencegah kejadian atau

Page 15: ABSTRAK TIDAK ADA KEJADIAN TUBERKULOSIS · PDF file4.8 Alur Penelitian ... Gambar 2.3 Alur Diagnosis TB Paru pada ODHA dengan rawat jalan..... 17 Gambar 2.4 Algoritma penapisan TB

3

morbiditas TB paru aktif pada Orang dengan HIV/AIDS (ODHA), dengan harapan

dapat mengurangi kematian ODHA terkait TB paru.

Dari penelitian yang diadakan di berbagai negara kejadian tuberkulosis pasca

pemberian PP-INH bervariasi. Pada penelitian oleh Yirdaw dkk., 2014 yang

dilakukan di Ethiopia didapatkan kejadian tuberkulosis setelah pemberian IPT 2,6

per 100 orang tahun. Penelitian Hermans dkk., 2016 didapatkan insiden

tuberkulosis sebesar 1,3 per 100 orang tahun selama pemberian PP-INH dan

periode berikutnya stabil sebesar 2,3 per 100 orang tahun. Begitu pula dengan

penelitian oleh Assebe dkk., 2015 didapatkan kejadian sebesar 2,22 per 100 orang

tahun dan penelitian Golub dkk., 2009 mendapatkan kejadian 6,2 per 100 orang

tahun. Dengan kisaran angka kejadian tuberkulosis pasca pemberian PP-INH secara

keseluruhan pada berbagai penelitian dibawah 5 per 100 orang tahun.

Pengendalian TB di Indonesia sudah berlangsung sejak zaman penjajahan.

Pada tahun 1995, program nasional pengendalian TB mulai menerapkan strategi

pengobatan jangka pendek dengan pengawasan langsung (Directly Observed

Treatment Short-course) atau program DOTS yang dilaksanakan di puskesmas

secara bertahap dan sejak tahun 2000 strategi DOTS dilaksanakan secara nasional

di seluruh pelayanan kesehatan yang diintegrasikan dalam pelayanan kesehatan

dasar.

Di Indonesia sendiri PP-INH baru menjadi pengembangan kebijakan yang

akan dicanangkan sebagai bagian dari penanggulangan koinfeksi TB-HIV nasional

baik mengenai efek perlindungan terhadap insiden TB paru aktif maupun

penurunan angka kejadian TB paru aktif (Kemenkes, 2011).

Page 16: ABSTRAK TIDAK ADA KEJADIAN TUBERKULOSIS · PDF file4.8 Alur Penelitian ... Gambar 2.3 Alur Diagnosis TB Paru pada ODHA dengan rawat jalan..... 17 Gambar 2.4 Algoritma penapisan TB

4

Dalam menghadapi tantangan koinfeksi TB-HIV, Kementrian Kesehatan

melalui Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan (PPM&PL) mengeluarkan strategi nasional pengendalian TB nasional

yang terdiri dari 7 strategi, 4 strategi umum dan 3 strategi fungsional. Salah satu

yang termuat adalah menghadapi tantangan TB-HIV, Multi Drug Resistant (MDR-

TB), TB anak dan kebutuhan masyarakat miskin serta rentan lainnya. Dengan

tantangan utama adalah mempercepat perluasan dan memperkuat pelaksanaan

kolaborasi di semua wilayah dengan prevalensi HIV yang tinggi termasuk

mengembangkan kolaborasi TB dan HIV dalam berbagai aspek.

Salah satu poin penting dalam usaha memperluas kolaborasi TB-HIV selain

active-case finding dan pengendalian infeksi TB adalah PP-INH yang merupakan

program yang dilaksanakan sebagai bagian integral dari intervensi TB-HIV dengan

fokus utama pada kelompok risiko tinggi dengan memperkuat kebijakan

pemerintah pusat terhadap kolaborasi TB-HIV serta peningkatan jumlah penelitian

yang berkontribusi terhadap kesinambungan program pengendalian TB di

Indonesia, termasuk melakukan penelitian PP-INH ini (Kemenkes, 2011).

Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Departemen Kesehatan Indonesia, pada tahun 2014 prevalensi kasus

HIV di Indonesia sebanyak 150.296 orang dan prevalensi kasus AIDS sebanyak

55.799 orang. Bali merupakan provinsi dengan prevalensi HIV peringkat kelima

terbanyak setelah Jakarta, Jawa Timur, Papua dan Jawa Barat sebanyak 9.637 orang

(Ditjen PPM&PL, 2014).

Page 17: ABSTRAK TIDAK ADA KEJADIAN TUBERKULOSIS · PDF file4.8 Alur Penelitian ... Gambar 2.3 Alur Diagnosis TB Paru pada ODHA dengan rawat jalan..... 17 Gambar 2.4 Algoritma penapisan TB

5

Di Indonesia koinfeksi TB-HIV mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2012 dilaporkan terdapat 30,9% koinfeksi TB pada pasien HIV dan

meningkat menjadi 31,8% pada tahun 2013. Di Bali koinfeksi TB pada pasien HIV

juga mengalami peningkatan dari 26% pada tahun 2012 menjadi 30% pada tahun

2013. TB dan HIV mempunyai hubungan yanng erat. Infeksi HIV meningkatkan

risiko terserang infeksi TB begitu pula sebaliknya, sehingga pemberian profilaksis

INH pada pasien-pasien yang terinfeksi HIV memberikan perlindungan tambahan

terhadap risiko terjadi infeksi TB. Sebagai tambahan, risiko TB pada pasien HIV

sekitar 5-10% pertahun (Dinkes Bali, 2013).

Selama beberapa dekade kemajuan dalam kontrol TB sangat lambat dengan

kegagalan untuk mengidentifikasi, mencegah dan mengobati TB pada individu

dengan HIV baik dalam keluarganya maupun di komunitas. Meskipun anti

retroviral (ARV) secara sukses mengurangi risiko TB, kesempatan untuk deteksi

dan pencegahan TB dalam kondisi perawatan HIV sering tidak mengenai sasaran.

PP-INH sendiri merupakan pemberian isoniazid pada ODHA yang tidak menderita

TB untuk mencegah kejadian TB aktif. PP-INH yang dianjurkan adalah pemberian

tablet INH 300 mg dan vitamin B6 25 mg setiap hari selama 6 bulan.

Beberapa laporan menunjukkan penggunaan PP-INH pada individu dengan

HIV/AIDS yang mendapatkan antiretroviral bisa menurunkan insiden kejadian TB

paru aktif dan memberikan proteksi terhadap perkembangan menjadi TB paru aktif

dibandingkan pada individu tanpa profilaksis.

Penerapan yang sesuai pada pengobatan pencegahan tuberkulosis memegang

peran penting dalam usaha untuk memberantas tuberkulosis. PP-INH sangat efektif

Page 18: ABSTRAK TIDAK ADA KEJADIAN TUBERKULOSIS · PDF file4.8 Alur Penelitian ... Gambar 2.3 Alur Diagnosis TB Paru pada ODHA dengan rawat jalan..... 17 Gambar 2.4 Algoritma penapisan TB

6

dalam mencegah infeksi tuberkulosis dari perkembangan awal sampai muncul

gejala klinis. Pada penelitian yang dilakukan oleh International Union Against

Tuberculosis Committee on Prophylaxis (IUAT) pada individu sebanyak 28 ribu

yang diikuti selama lima tahun dengan hasil pemberian isoniazid selama 24 minggu

memberikan pengurangan dua pertiga risiko tuberkulosis (IUAT, 1982).

PP-INH sebenarnya berdasarkan teori yang secara umum diterima bahwa

infeksi primer dengan Mycobacterium tuberculosis diikuti oleh fase laten dimana

tuberkel dorman bisa terreaktifasi yang menyebabkan penyakit TB (Mazurek,

2005). INH mensterilkan organisme laten ini, tetapi latensi bakteriologis mungkin

tidak berhubungan secara sempurna dengan latensi klinis dan keseimbangan yang

lebih dinamis antara organisme dan imunitas inang mungkin lebih menentukan

terjadinya progresifitas menjadi penyakit aktif (Lin dkk., 2014). INH mungkin

berperan dalam mengubah keseimbangan ini yang bisa membantu inang melawan

organisme patogen (Wood dan Bekker, 2014).

Suatu penelitian menyimpulkan pemberian PP-INH pada ODHA dapat

menurunkan kejadian TB aktif sampai 62%, dan pemberian INH pada umumnya

aman dan dapat ditoleransi. Efek perlindungan isoniazide yang diberikan selama 6

bulan terhadap insiden TB paru aktif dari beberapa penelitian dikatakan berkisar 18

bulan sampai dengan 2 tahun. Dan penelitian kohort di Tanzania yang menilai

efektifitas pemberian PP-INH menyimpulkan bahwa pemberian PP-INH selama 6

bulan dikaitkan dengan peningkatan kesintasan pada individu dewasa dengan HIV

pada Cluster Differentiation 4 (CD4) ≥ 200 sel/µl dan dengan test TST yang positif

(Kabal dkk., 2011).

Page 19: ABSTRAK TIDAK ADA KEJADIAN TUBERKULOSIS · PDF file4.8 Alur Penelitian ... Gambar 2.3 Alur Diagnosis TB Paru pada ODHA dengan rawat jalan..... 17 Gambar 2.4 Algoritma penapisan TB

7

Penilaian dari durasi pemberian PP-INH efikasinya tidak berbeda bermakna

antara 6 dan 12 bulan. Meskipun pemberian PP-INH 9 bulan didukung oleh bukti

dan rekomendasi beberapa panduan klinis, belum ada penelitian yang langsung

membandingkan antara pemberian PP-INH 6 dan 12 bulan. Penelitian yang

dilakukan di India, tidak ada perbedaan signifikan antara pemberian PP-INH 6

bulan dan 36 bulan (Getahun, 2010).

Di negara-negara dengan jumlah kasus koinfeksi TB-HIV yang tinggi seperti

misalnya negara di benua Afrika, penelitian-penelitian yang berhubungan dengan

PP-INH sangat banyak dan memang menjadi program nasional sesuai dengan

kebijakan WHO dalam pemberantasan infeksi TB pada HIV, sedangkan di

Indonesia khususnya di provinsi Bali, penelitian-penelitian yang berhubungan

dengan PP-INH pada pasien yang terinfeksi HIV belum ada dipublikasikan atau

masih dalam tahap penelitian sehingga peneliti merasa perlu untuk melakukan

penelitian ini sebagai pijakan dasar terhadap penelitian selanjutnya dan sebagai

salah satu pertimbangan bagi pemangku kebijakan dalam melaksanakan program

PP-INH pada pusat layanan pengobatan HIV di rumah sakit yang ada di provinsi

Bali.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana kejadian TB paru aktif setelah pemberian PP-INH selama 6 bulan

pada pasien HIV ?

Page 20: ABSTRAK TIDAK ADA KEJADIAN TUBERKULOSIS · PDF file4.8 Alur Penelitian ... Gambar 2.3 Alur Diagnosis TB Paru pada ODHA dengan rawat jalan..... 17 Gambar 2.4 Algoritma penapisan TB

8

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kejadian TB paru aktif setelah pemberian PP-INH selama 6

bulan pada penderita HIV.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui insiden TB paru aktif pada pemantauan satu bulan, dua bulan serta

tiga bulan setelah pemberian PP-INH selama 6 bulan terhadap penderita HIV.

2. Mengetahui insiden TB paru aktif selama periode pemberian PP-INH pada

penderita HIV.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademik

Menyediakan data ilmiah insiden TB paru aktif pada pemberian PP-INH di

Indonesia sebagai dasar terhadap pengembangan kebijakan program nasional

penanggulangan kolaboratif HIV-TB.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat memberikan kontribusi berupa pelaksanaan program PP-

INH dalam rangka penanggulangan TB pada HIV sesuai dengan rekomendasi

WHO serta menjadi contoh bagi pusat-pusat penanggulangan HIV-TB di daerah

khususnya di kabupaten yang ada di Provinsi Bali.