abstrak tesis polimorfisme lokus dna populasi melayu

2
iv ABSTRAK Pemeriksaan identitas (identifikasi) merupakan bagian yang cukup penting dalam ilmu kedokteran forensik. Identifikasi merupakan suatu usaha untuk mengetahui identitas seseorang melalui sejumlah ciri yang ada pada orang yang tidak dikenal, sehingga dapat ditentukan bahwa orang itu apakah sama dengan orang hilang yang diperkirakan sebelumnya juga dikenal dengan ciri-ciri itu. Salah satu metode pemeriksaan primer identifikasi adalah pemeriksaan DNA. Pemeriksaan DNA umumnya dimanfaatkan untuk identifikasi personal, pelacakan hubungan genetik, dan pelacakan sumber bahan biologis. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis heterozigositas lokus DNA yang dipakai pada pemeriksaan DNA dan untuk mengetahui Genetic Distance populasi Melayu dengan kelompok populasi lain berdasarkan lokus yang digunakan di SMF Ilmu Kedokteran Forensik dan Legal RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Data merupakan data sekunder yang didapatkan dari hasil pemeriksaan DNA paternitas di SMF Ilmu Kedokteran Forensik dan Legal RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Hasil penelitian hanya menggambarkan karakteristik lokus DNA yang digunakan dalam pemeriksaan DNA di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Penelitian ini menunjukkan bahwa lokus STR CODIS, Penta E, dan Penta E menunjukkan sifat polimorfik yang ditunjukkan dengan frekuensi alel tertinggi pada masing-masing lokus kurang dari 99% dan indeks polimorfisme berkisar antara 0,585 sampai 0,8737, sehingga lokus STR CODIS, Penta E, dan Penta D dapat digunakan untuk identifikasi populasi Melayu. Hasil lain yang didapatkan yaitu jarak genetik populasi Melayu dengan populasi Vietnam memiliki jarak yang terendah, yaitu 0,125, sehingga data genetik populasi

Upload: black-widow

Post on 08-Apr-2016

7 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Polimorfisme Lokus DNA Populasi Melayu

TRANSCRIPT

Page 1: Abstrak Tesis Polimorfisme Lokus DNA Populasi Melayu

iv

ABSTRAK

Pemeriksaan identitas (identifikasi) merupakan bagian yang cukup penting dalam ilmu kedokteran forensik. Identifikasi merupakan suatu usaha untuk mengetahui identitas seseorang melalui sejumlah ciri yang ada pada orang yang tidak dikenal, sehingga dapat ditentukan bahwa orang itu apakah sama dengan orang hilang yang diperkirakan sebelumnya juga dikenal dengan ciri-ciri itu. Salah satu metode pemeriksaan primer identifikasi adalah pemeriksaan DNA. Pemeriksaan DNA umumnya dimanfaatkan untuk identifikasi personal, pelacakan hubungan genetik, dan pelacakan sumber bahan biologis.

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis heterozigositas lokus DNA yang dipakai pada pemeriksaan DNA dan untuk mengetahui Genetic Distance populasi Melayu dengan kelompok populasi lain berdasarkan lokus yang digunakan di SMF Ilmu Kedokteran Forensik dan Legal RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Data merupakan data sekunder yang didapatkan dari hasil pemeriksaan DNA paternitas di SMF Ilmu Kedokteran Forensik dan Legal RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Hasil penelitian hanya menggambarkan karakteristik lokus DNA yang digunakan dalam pemeriksaan DNA di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

Penelitian ini menunjukkan bahwa lokus STR CODIS, Penta E, dan Penta E menunjukkan sifat polimorfik yang ditunjukkan dengan frekuensi alel tertinggi pada masing-masing lokus kurang dari 99% dan indeks polimorfisme berkisar antara 0,585 sampai 0,8737, sehingga lokus STR CODIS, Penta E, dan Penta D dapat digunakan untuk identifikasi populasi Melayu. Hasil lain yang didapatkan yaitu jarak genetik populasi Melayu dengan populasi Vietnam memiliki jarak yang terendah, yaitu 0,125, sehingga data genetik populasi Vietnam dapat digunakan sebagai dasar data bagi identifikasi pada populasi Melayu.

Kata Kunci : Identifikasi, DNA, STR, Melayu