abstrak - repo.polinpdg.ac.idrepo.polinpdg.ac.id/1198/1/tri_wahyuni.pdf · sangat dibutuhkan...
TRANSCRIPT
ABSTRAK
Perkembangan zaman yang semangkin cepat, menuntut setiap orang mampu mengenal dan mengunakan teknologi yang semangkin hari semangkin pesat perkembanganya. Seiring kebutuhan manusia akan teknologi maka setiap orang harus memiliki informasi yang akurat tentang perkembangan teknologi. Untuk mendapatkan informasi perkembangan teknologi yang akurat dan cepat, sangat dibutuhkan jaringan komputer agar pengaksesan terhadap perkembangan teknologi maupun informasi –informasi tebaru menjadi murah.
Diperlukan sistem kemampuan jaringan komputer agar pengaksesan internet menjadi lebih aman dan efisien. Komputer sever yang digunakan untuk sistem keamanan jatingan mengunakan sistem operasi G273dengan mengaktifkan Proxy dan Firewall, web confi untuk monitoring sehingga memudahkan admin komputer sever dalam melaksanakan tugas. Kata kunci :CODECG273,VOIP,Firewall
ABSTRACT
The times are getting faster, requires every person is able to recognize and use technologies that are increasingly rapid development. As the human need for technology them everyone should have accurate information about techlogical developments. To obtin accurate information on the progres of tecnology and fas, muac needed computer netwour to access to technological developments and the last information madeeasy.
Computer network security system is needed to access the intenet becomes more secure and effcient. Computer server are used for network security system using the system operating linux clear G273 to enable proxy and firewall, web cofig for monitoring making it easer for the admim server computer in performing the task.
Keywords : Codec273,VOIP,Firewall
MEMBANGUN JARINGAN VOICE INTERNET PROTOKOL (VOIP)
MENGGUNAKAN CODEC G.273 BERBASIS DIFERENTIATED
SERVICED DI POLSEK PADANG UTARA
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salahsatu syarat untuk mendapatkan gelar ahli madya
pada Jurusan Teknologi Informasi Program Studi Teknik Komputer
Oleh :
TRI WAHYUNI Bp. 07 092053
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI PADANG
JURUSAN TEKNIK INFORMASI
PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER
2014
MEMBANGUN JARINGAN VOICE INTERNET PROTOKOL (VOIP)
MENGGUNAKAN CODEC G.273 BERBASIS DIFERENTIATED
SERVICED DI POLSEK PADANG UTARA
Oleh
TRI WAHYUNI Bp 07 092 053
Tugas akhir ini telah diuji dan dipertahankan didepan tim penguji sidang
Tugas Akhir Diploma III Politekink Universitas Negeri Padang pada hari
Senin 30 Oktober 2011
Tim Penguji
Ketua sekretaris
Drs Erwadi Bakar , M.kom Defni, M.kom Nip 19601010198603 1007 nip 19811207200812 2001 Anggota Anggota Yulherniwati, MT Hidra Amnur, M.kom Nip 19760719200801 201 nip 19820415201212 1002
MEMBANGUN JARINGAN VOICE INTERNET PROTOKOL (VOIP)
MENGGUNAKAN CODEC G.273 BERBASIS DIFERENTIATED
SERVICED DI POLSEK PADANG UTARA
Tugas akhir
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar ahli madya
pada Jurusan Teknologi Informasi Program Studi Teknik Komputer
Oleh :
TRI WAHYUNI Bp 07 092 053
Tugas akhir ini telah diperiksa dan disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II Drs. Erwardi Bakar, M.kom Hj. Rasyiddah S.Si, MM NIP19601010 198603 1007 NIP 19740601200604 2001
Disahkan oleh : Ketua Jurusan Ketua Progam Studi Teknologi Informasi Teknologi Informasi Ervan Asri, M.Kom Deni Satria, M.Kom NIP 1978 0901 200812 1 001 NIP 19780928 200812 100
Setelah berjuangberbulan bulan dalam pembuatan tugas akhir ini sampaijuga akhirnya dipenulisan alaman ini yang paling ditunggu-tunggu. Seselesainya tugas akhir ini tidak terlepas dari orang-orang yang selalu memberi suport selama ini. Yang tidak bosan-bosan mengingatkan untuk terus berjuang untuk kenyelesaikan tugasakhir hingga sehingga penulis dapat menyelesauikanya. Gak kebayangkan apabila gak ada kalian sahabat-sahabat yang paling setia yang selalu mendampingi dikala susah dan senang. Terimakasih buat ayah (Zul Amri ) dan Ibu (Nuraini) yang sangat kucintai di dunia ini, terimakasih atas cinta dan sayang yang kalian berikan sehingga aku bisa menyesa menyandang gelar AM.d. selalu gigih memberikan selamat dan pengorbanan dan pengorbanan yang takmungkin tergantikan didunia ini. Aku akan menjadi kebahagiaan buat kalian. Terimakasih ayah dan ibu tampa dukungan kalian aku tak berarti apa-apa. Buat keluargaku dan sohib ku (Basi genk) yang telah membuat hari dimasa perkulihaanku sangat menyenangkan terimakasih telah membantu. Buat keluarga satgas angkatan X ku tampa kalian aku tak semangat, kalian selalu menyemangatiku terutama sahabat dekat ku sekali lagi terimakasih Buat orang terdekat ku (Doni) terimakasih karena kamu aku kejar target buat cepat wisuda. Sekali lagi terimakasih
KATA PENGANTAR Segalapuji da syukurpenulisucapkanataskehadirat Allah SWT
atasrahmatdankarunia-nyasehinggapenulisdapatmenyelesaikanTugasAkhir (TA)
yang berjudulMembangunJaringan Voice Internet Protocol (VOIP)
Menggunakan Codec G.273Differentiated Service Di Polsek Padang
Utara.Salawatsertasalamtaklupapenuliskirimkankepadajunjunganbesarnabi
Muhammad SAW.
TugasAkhir (TA)
inidapatdisusundenganbaikkarenabanyakmasukandandukungandariberbagaipihak
berupainformasi,arahandanbimbinganolehkarenaitupenulismengucapkanterimakas
ihkepada :
1. Orang Tuatercinta yang telah banya kmemberikandukungan pada
penulis,baik berupa materi maupun moril.
2. BapakAidilZamrri, ST,MT, selakuDirekturPoliteknikNegeri Padang.
3. BapakDrs.ErwadiBakar,
M.Kom,selakuKetuaJurusanTeknolohiInformasiPoliteknikNegeri Padang.
4. BapakErvanAsri,M.Kom, selakuKepala Program StudiTeknikKomputer.
5. BapakDrs.ErwadiBakar,M.Kom,selakuDosenPembimbing I.
6. IbukHj.RosyidahS,Si ,MM selakuDosenPembimbing II.
7. SeluruhanggotakepolisianPolsek Padang Utara yang
telahmembantupenulisdalammelaksanakanTugasAkhir.
Mungkinmasihbanyakpihak-pihak yang
tidakdisebutkansatupersatuatassegalabantuandandukungn yang
telahdiberikankepadapenulis,penulisucapkanterimakasihbanyak.
DalamPenulisannya,penulismenyadarimasihbanyakterdapatkekurangan,ole
hkarenaitukritikdan saran yang bersifatmembangunsangatpenulisharapkan demi
penulisanlaporanini.Akhir kata
penulismohonmaafmungkinterdapatkesalahandalampenulisanlaporanTugasAkhiri
nidanberharapsemogalaporanTugasAkhirinidapatbermanfaatbagipembacapadaum
umnyadanmahasiswaJurusanTeknologiInformasipadakhususnya.
Padang,12januari 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dunia teknologi informasi dan pemanfaatan jaringan
komputer, membawa dampak yang sangat berarti bagi masyarakat. Terlepas
dari dampak negative yang ditimbulkan oleh pemanfaatan jaringan komputer,
perkembangan teknologi jaringan dalam penyebaran informasi tidak dapat
dipungkiri.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, alat komunikasi
memiliki peran penting dikehidupan. Apalagi bagi perusahaan, instansi
pemerintah dan masyarakat pada umumnya. Segala aktifitas ataupun urusan
bias dilakukan hanya dengan menggunakan alat komunikasi.
Polsek Padang Utara merupakan salah satu instansi pemerintah yang
membantu pemerintah dalam bidang hukum seperti: melayani masyarakat
yang bermasalah dengan hukum (pembunuhan, pemerkosaan, pencurian dan
tindak pidana lainnya). Keadaan jaringan yang ada di Polsek Padang Utara
menggunakan LAN. Dan untuk mempermudah proses komunikasi di Polsek
Padang Utara, Polsek Padang Utara akan menerapkan teknologi VolP,
sehingga proses komunikasi yang terjadi antara komandan dan anggotanya
dapat dilakukan dengan dana yang minim karena VolP memanfaatkan
teknologi internet yang telah ada di Polsek Padang Utara.
VolP merupakan aplikasi yang memungkinkan penggunannya
melakukan percakapan dua arah dengan memanfaatkan jaringan internet.
Keunggulan utama dari VolP biaya yang murah. Hal ini dimungkinkan karena
VolP hanya menggunakan jaringan internet sebagai medianya. Selain itu,
karena VolP menggunakan internet, maka keunggulan-keunggulan internet
pun terdapat dalam VolP. Misalnya selain mengirimkan voice, VolP juga
dapat mengirimkan data, dan aplikasi-aplikasi lainnya. Dengan kata lain,
VolP bersifat multiaplikasi.
Di samping keunggulan-keunggulan, VoIP juga memiliki kelemahan-
kelemahan. Hal yang menjadi isu utama dalam penggunaan VoIP adalah
kualitas layanan atau Quality of Service (QoS) yang diberikan. Beberapa
parameter yang mempengaruhi kualitas layanan suatu VoIP yaitu adanya
waktu tunda (delay), variasi waktu tunda (jitter), tingkat paket hilang (packet
loss), serta pemilihan jenis kompresi suara (codec). Dengan demikian,
masalah kualitas layanan menjadi masalah yang krusial.
Codec adalah metode untuk mengkompres sinyal dijital agar
ukurannya lebih kompak (padat). Codec bertujuan untuk mengurangi
penggunaan bandwidth didalam transmisi sinyal pada setiap panggilan dan
sekaligus berfungsi untuk meningkatkan jumlah panggilan/user. Dalam Tugas
Akhir ini penulis akan menggunakan codec G.723. Differentiated Services
(diffserv) adalah metoda yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
kualitas layanan VoIP. Diffserv adalah pendekatan yang bersifat modular,
performa tinggi, mudah diinstalasi, dan dapat diukur di dalam membuat
kualitas layanan end-to-end internet. Diffserv mengikuti filosofi pemetaan
aliran ganda ke dalam beberapa level layanan, kadang-kadang mengacu
sebagai Class of Service (CoS). Untuk mengatasi masalah kualitas layanan
VoIP ini penulis akan melakukan studi kinerja jaringan VoIP dengan
parameter-parameter kualitas layanan yang sudah ditentukan menggunakan
codec G.723 berbasis metoda Differentiated Services yang diharapkan dapat
meningkatkan kualitas layanan VoIP yang akan digunakan Polsek Padang
Utara.
Berbagai macam produk-produk pendukung VolP telah tersedia di
pasaran, baik berupa software merubah suara menjadi data digital dan
mengirimkannnya ke tujuan, sampai dengan integrasi hardware atau software
yang mampu menyediakan sarana komunikasi suara dengan kualitas yang
cukup bagus, tetapi belum banyak instansi pemerintah memakai sistem ini.
Oleh karena itu dilakukan pembahasan dan pengkajin yang dituangkan dalam
pembuatan tugas akhir ini dengan judul “MEMBANGUN JARINGAN
VOICE INTERNET PROTOKOL (VOIP) MENGGUNAKAN CODEC
G.273 BERBASIS DIFERENTIATED SERVICED DI POLSEK PADANG
UTARA”.
1.2 Rumusan Masalah
1 Bagaimana mewujudkan cara berkomunikasi yang mudah dan murah
menggunakan jaringan IP Komputer yang terkoneksi ke internet di Polsek
Padang Utara ?
2 Bagaimana melewatkan traffic suara,video,dan data dalam teknologi
informasi ?
3 Bagaimana cara pemanfaatan jaringan IP melalui internet agar dapat
berkomunikasi secara intensif, mudah dengan harga yang murah ?
4 Bagaimana proses yang terjadi dalam komunikasi menggunakan jaringan IP
computer di Polsek Padang Utara ?
1.3 Tujuan
1. Mewujudkan cara bekomunikasi yang mudah dan murah menggunakan
jaringan IP Komputer yang terkoneksi ke internet di Polsek Padang Utara
2. Melewatkan jaringan suara, video,dan data dalam teknologi komunikasi
dengan menggunakan Teknologi jaringan internet.
3. Memanfaatkan jaringan IP melalui internet agar dapat berkomunikasi
secara intensif,mudah,dan dengan biaya murah.
4. Menghubungkan jaringan suara dan data yang sebelumnya terpisah dalam
teknologi komunikasi di Polsek Padang Utara.
5. Memberikan solusi kepada pengguna jaringan komunikasi di Polsek
Padang Utara.
1.4 Batasan Masalah
1. Membahas Voice over internet protocol (VolP) secara umum.
2. Parameter kualitas layanan yang diujikan menggunakan metode
Differentiated Service.
3. Sistem Operasi adalah Linux Ubuntu.
4. Protokol yang digunakan SIPp.
5. Software yang digunakan G.273.
1.5 Metodologi
Ada beberapa metoda yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini, yaitu :
1. Studi Literatur
Langkah awal yang dilakukan yaitu library research adalah melakukan studi
pustaka dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan tugas
akhir secara teoritis.
2. Konsultasi
Mengadakan konsultasi dengan dosen pembimbing
3. Perancangan Sistem
Membuat rancangan system VoIP dan melakukan konfigurasi pada masing-
masing computer
Yang terhubung ke jaringan VoIP.
4. Evaluasi
Pengujian system VoIP dengan cara melakukan percakapan antara client
yang menggunakan System VoIP.
5. Menyusun laporan tugas akhir
Penyusunan laporan dilakukan untuk memberikan penjelasan berkitan
dengan program aplikasi yang telah dibuat dan juga sebagai dokumentasi
tugas akhir.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teknologi VoIP
Salah satu multimedia network yang sedang berkembang saat ini
yaitu pada bidang telepon internet yang biasa dikenal dengan Voice over
Internet Protocol (VoIP). Layanan VoIP merupakan salah satu teknologi
untuk melewatkan suatu sinyal suara melalui jaringan paket Internet
Protocol (IP). Oleh karena itu, telepon internet atau VoIP juga dikenal
dengan sebutan IP Telephony[1].
2.1.1 Mekanisme Kerja VoIP
Pada sisi pengirim (transceiver), sinyal suara yang dihasilkan
ditransformasikan atau dikodekan (encode) menjadi data digital, kemudian
data digital tersebut dikompresi dan dipaketisasi menjadi paket-paket kecil.
Data yang sudah berbentuk paket ini kemudian disalurkan (transmisikan)
melalui jaringan IP. Kemudian pada sisi penerima (receiver), data yang
diterima dalam bentuk paket data yang telah dikodekan, sekarang didekode
(decode) kembali agar dapat membentuk sinyal suara (audio) seperti sinyal
suara yang dikirimkan. Mekanisme tersebut tersebut diperlihatkan seperti
pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Mekanisme Kerja VoIP Pemrosesan sinyal sinyal suara meliputi mekanisme sampling,
kuantisasi, encoding , dan decoding. Sampling merupakan proses yang
mengubah sinyal kontinyu menjadi sinyal diskrit. Sinyal suara yang
kontinyu akan di-sampling pada domain waktu dengan kecepatan sampling
tertentu kemudian diambil nilai amplitudanya. Keluaran dari proses
sampling yaitu sinyal diskrit pada domain waktu dan sinyal kontinyu pada
domain amplituda.
Mekanisme selanjutnya adalah kuantisasi. Pada mekanisme
kuantisasi, sinyal diskrit keluaran dari proses sampling dipetakan
bersadarkan amplituda tertentu. Jika pada proses sampling sinyal
didskritkan pada domain waktu maka pada proses kuantisasi sinyal
didiskritkan pada domain amplituda. Keluaran dari proses kuantisasi berupa
sinyal yang diskrit pada domain waktu dan amplituda. Sinyal keluaran dari
proses kuantisasi didigitalisasi dengan mekanisme encoding. Suatu dereten
bit keluaran hasil kuantisasi akan dipetakan menjadi suatu codeword bit
tertentu. Keluaran dari encoder ini adalah sinyal digital. Teknik yang
melakukan proses sinyal suara ini biasa dikenal dengan istilah codec.
International Telecommunication Union-Telecommunication (ITU-
T) telah menstandarisasi beberapa codec seperti G.723, G.726, G.729, dan
lain-lain. Setiap codec mengimplementasikan algoritma kompresi yang
berbeda-beda. Bitrate serta ukuran frame yang dihasilkan pun berbeda-beda.
Oleh karena itu untuk mendapatkan kualitas layanan VoIP yang baik dan
efisien maka codec merupakan satu hal yang tidak boleh dilupakan.
Agar sinyal digital dapat ditransmisikan dalam jaringan paket, maka sinyal
digital perlu dipaketisasi menjadi paket-paket yang lebih kecil. Sinyal
digital diberi header-header yang diperlukan agar paket tersebut mengikuti
protokol stack seperti Transfer Control Protocol / Internet Protocol
(TCP/IP) atau protokol jaringan yang digunakannya. Informasi tambahan
seperti alamat IP, jumlah urutan paket, timestamps, dan lain-lain semuanya
diperlukan untuk memudahkan pentransmisian paket melalui jaringan.
Keluaran dari mekanisme ini yaitu berupa frame. Ukuran frame untuk
layanan VoIP biasanya berkisar antara 10 – 30 ms. Frame inilah yang
dipertukarkan dalam jaringan.
Pada sisi penerima paket – paket IP tersebut akan di-decode
kembali menjadi sinyal digital. Karena sinyal suara tadi dipecah-pecah
menjadi paket – paket IP maka pada sisi penerima paket – paket tersebut
perlu dikumpulkan sementara pada sebuah buffer sebelum direkontruksi
menjadi sinyal suara. Setelah sinyal digital suara diterima dan dikumpulkan
sementara dalam buffer penerima, sinyal tersebut kemudian di-decode
sesuai urutan aslinya[2].
2.1.2 Protokol VoIP
Berdasarkan fungsinya, protokol pada VoIP dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu protokol pensinyalan dan media transfer. Protokol
pensinyalan digunakan untuk membangun, menjaga suatu sesi komunikasi
yang sedang berlangsung, dan memutus suatu koneksi. Sedangkan protokol
media transfer berfungsi untuk mengatur komunikasi pada saat transfer data
(baik voice, video, maupun data) secara real-time berlangsung dengan baik.
2.1.2.1 Protokol Pensinyalan
Protokol signalling (pensinyalan) yang dibahas pada Tugas Akhir
ini adalah H.323 dan Session Initiation Protocol (SIP). Protokol – protokol
ini digunakan untuk membangun, menghubungkan, dan menjaga sesi
komunikasi yang sedang berlangsung. Protokol H.323 dikembangkan oleh
International Telecommunication Union-Telecommunication (ITU-T)
sedangkan SIP dikembangkan oleh Internet Engineering Task Force
(IETF)[3].
1. Session Initiation Protocol (SIP)
SIP merupakan protokol yang terdapat pada layer aplikasi yang
mendefenisikan proses inisiasi, modifikasi, dan memutus suatu sesi. Sesi
komunikasi tersebut dapat berupa internet multimedia conference, telepon
internet, dan juga aplikasi multi media lainnya. SIP merupakan protokol
signalling, maka SIP tidak membawa paket data voice atau video[3][4].
Terdapat tiga fungsi utama SIP yaitu ;
1. Call Initiation
a. Membangun sebuah sesi komunikasi
b. Negosiasi media transfer protokol
c. Menggundang user agent lain untuk bergabung dalam sesi komunikasi
2. Call Modification yaitu modifikasi sesi komunikasi.
3. Call Termination yaitu menutup sesi komunikasi.
SIP bisa dikatakan berkarakteristik client server. Ini berarti
request diberikan oleh client dan dikirimkan ke server. Kemudian server
mengolah request dan memberikan tanggapan terhadap request tersebut ke
client. Request dan respon terhadap request tersebut disebut transaksi SIP.
SIP juga disebut protokol berbasis teks.
Protokol SIP didukung oleh beberapa protokol, antara lain
Resource Reservation Protocol (RSVP) untuk melakukan pemesanan
resource pada jaringan, Real-time Transport Protocol (RTP) dan Real-
time Transport Control Protocol (RTCP) untuk mentransmisikan media
dan mengetahui kualitas layanan, serta Session Description Protocol
(SDP) untuk mendiskripsikan sesi media. Secara default, SIP
menggunakan Protokol UDP (User Datagram Protocol), tetapi pada
beberapa kasus dapat menggunakan TCP (Transport Control Protocol)
sebagai protokol transport.
Dalam hubungannya dengan VoIP, ada dua komponen yang
terdapat dalam sistem SIP, yaitu :
1. User Agent
Merupakan end system yang digunakan untuk berkomunikasi. User Agent
terdiri dari dua bagian, yaitu user agent client dan user agent server.
2. Network Server
Agar client pada sistem SIP dapat memulai suatu panggilan dan
dapat pula dipanggil, maka client terlebih dahulu harus melakukan registrasi
ke server agar lokasinya dapat diketahui. Registrasi dapat dilakukan dengan
mengirimkan pesan “ REGISTER” ke server SIP. Lokasi client dapat
berbeda-beda, sehingga untuk mendapatkan lokasi client yang aktual
diperlukan suatu location server.
2. H.323
H.323 merupakan standar yang menspesifikasikan komponen,
protokol, dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia
(komunikasi real-time audio, video, dan data) melalui jaringan paket,
termasuk jaringan berbasis IP. Standar H.323 merupakan bagian dari
protokol H.32X yang dikeluarkan oleh ITU-T.
Salah satu tujuan dari utama dari pengembangan standar H.323
adalah dapat melakukan suatu proses pengaktifan fungsi atau pemanggilaan
suatu metode secara remote (interoperabilitas) pada jaringan pelayanan
multimedia lainnya. Hal ini dapat dilakuakn dengan penggunaan gateway.
Suatu gateway melakukan translasi jaringan atau pensinyalan yang
diperlukan untuk adanya suatu interoperabilita.
Standar H.323 menspesifikasikan empat macam komponen yang
bila digunakan dalam suatu jaringan secara bersama akan memberikan
layanan komuniaksi multimedia pint-to-point atau point-to-multipoint.
Komponen-komponen tersebut adalah :
1. Terminal
Digunakan untuk komunikasi multimedia nyata waktu dan dua
arah, suatu terminal H.323 dapat berupa PC atau stand alone device, yang
menjalankan aplikaasi multimedia dan H.323. terminal juga mendukung
komunikasi suara dan komunikasi video atau data (opsional). Suatu terminal
H.323 harus mendukung protokol-protokol berikut, diantaranya H.245,
H.223, RAS, dan RTP/RTCP, G.711. sedangkan komponn opsional pada
terminal adalah kompresi video, T.120, dan Multipoint Conferencing Unit
(MCU) Gambar 2.2 adalah gambaran singkat mengenai arsitektur protokol
H.323.
Gambar 2.2 Arsitektur Protokol H.323
2. Gateway
Digunakan untuk menghubungkan dua jaringan yang berbeda.
Gateway ini memberikan konektivitas antara jaringan H.323 dengan
jaringan non-H.323. konektivitas antara jaringan ini diperoleh dengan
translasi protokol untuk call setup dan call release, konversi format media,
dan transfer informasi antara jaringan-jaringan yang dihubungkan oleh
gateway.
3. Gatekeeper
Merupakan titik utama untuk semua panggilan pada jaringan H.323.
Gatekeeper memberikan empat layanan penting, yaitu address translation,
admission control, bandwidth control, dan zone managem.
4. Multi Control Unit (MCU)
Menyediakan kemampuan unutk konferensi (conference) antar tiga
atau lebih terminal H.323. Semua terminal yang dalam konferensi
membangun hubungan dengan MCU. Biasanya MCU terdiri dari Multipoint
Controller dan Multipoint Processor. MCU mengatur sumber (source) dari
konferensi, negosiasi antar terminal dengan tujuan menentukan
coder/decoder yang digunakan, dan menangani aliran media.
2.1.2.2 Protokol Media Transfer
Real Time Protocol (RTP) adalah protokol yang digunakan pada
proses transfer data multimedia seperti voice. Tiap paket RTP berisi
potongan percakapan suara. Besarnya ukuran tiap paket bergantung jenis
codec yang digunakan RTP dapat digunakan pada beberapa macam data
stream yang real-time seperti data suara dan data video. RTP berisi
informasi tipe data yang dikirim, timestamp yang digunakan untuk
pengaturan waktu, dan sequence numbers yang digunakan dalam hal
pengurutan paket data dan mendeteksi adanya paket yang hilang.
Informasi RTP dienkapsulasi dalam User Datagram Protocol (UDP). Hal
tersebut dikarenakan karakteristik komunikasi suara yang sensitif
terhadap delay tetapi tidak sensitive terhadap hilangnya paket. Maka dari
itu jika paket RTP hilang dalam jaringan, maka RTP tidak akan
melakukan transmisi ulang. Dengan tidak adanya mekanisme transmisi
ulang maka user tidak perlu menunggu paket tersebut yang akan
menambah nilai waktu tunda total[3].
2.2 CODEC ( Kompresi Data Suara )
Codec adalah metode untuk mengkompres sinyal digital agar
ukurannya lebih kompak (padat). Codec bertujuan untuk mengurangi
penggunaan bandwidth di dalam transmsmisi sinyal pada setiap
panggilan dan sekaligus berfungsi untuk meningkatkan jumlah
panggilan[5].
ITU-T (International Telecommunication Union –
Telecommunication Sector) membuat beberapa standar untuk voice
codec yang direkomendasikan untuk implementasi VoIP. Beberapa
standar yang sering dikenal antara lain :
1. G.711
G.711 adalah suatu standar Internasional untuk kompresi audio
dengan menggunakan teknik Pulse Code Modulation (PCM) dalam
pengiriman suara dengan bit rate 64 kbps. Bit rate 64 kbps ini merupakan
standar transmisi untuk satu kanal telepon digital. Percakapan berupa
sinyal analog yang melalui jaringan PSTN mengalami kompresi dan
pengkodean menjadi sinyal digital oleh PCM G.711 sebelum memasuki
VoIP gateway .
2. G.723.1
Pengkode sinyal suara G.723.1 adalah jenis pengkode suara yang
direkomendasikan untuk terminal multimedia dengan bit rate rendah.
G.723.1 memiliki dual rate speech coder yang dapat di-switch pada batas
5.3 kbps dan 6.3 kbps.
3. G.726
G.726 merupakan teknik pengkodean suara ADPCM dengan hasil
pengkodean pada 40, 32, 24, dan 16 kbps. Biasanya juga digunakan pada
pengiriman paket data pada telepon publik maupun peralatan PBX yang
mendukung ADPCM.
4. G.728
G.728 merupakan teknik pengkodean suara CELP dengan hasil
pengkodean 16 kbps. CODEC ini memiliki kualitas suara yang bagus dan
spesifik didesain untuk low latency applications. Tabel 2.1
memperlihatkan kombinasi codec dan voice payload size.
Tabel 2.1 VoIP per Call Bandwidth ‘
5. G.729
Codec ini adalah salah satu Codec yang berkualitas lebih baik.
G.729 merupakan pengkodean suara jenis Code-Excited Linear Prediction
( CELP ) dengan hasil kompresi pada 8 kbps.
Dalam tugas akhir ini, teknik kompresi yang digunakan adalah
codec G.729 dan G.723.1 yang menyediakan kualitas ucapan tinggi secara
relative di kecepatan bit rendah.
2.3 Kualitas Layanan VoIP
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas suara, yaitu
waktu tunda (delay), variasi waktu tunda (jitter), dan pemilihan jenis
codec. Ukuran dan pengalokasian kapasitas jaringan juga mempengaruhi
kualitas VoIP secara keseluruhan. Berikut penjelasan dari beberapa faktor
tersebut [6]:
2.3.1 Waktu Tunda (Delay)
Total waktu tunda merupakan penjumlahan dari waktu tunda
pemrosesan, waktu tunda paketisasi, waktu tunda antrian, waktu tunda
propagasi, dan waktu tunda akibat jitter buffer di sisi penerima. Waktu
tunda sangat mempengaruhi kualitas layanan suara, karena pada dasarnya
suara memiliki karakteristik ”timing”. Urutan pengucapan tiap suku kata
yang ditransmisikan harus sampai ke sisi penerima dengan urutan yang
sama pula sehingga dapat terdengar dengan baik secara real-time. ITU
G.114 membagi karakteristik waktu tunda berdasarkan tingkat
kenyamanan user, seperti pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Pengelompokan Waktu Tunda berdasarkan ITU-T G.114
Ada beberapa komponen waktu tunda yang terjadi di jaringan.
Komponen waktu tunda tersebut yaitu waktu tunda pemrosesan, waktu
tunda paketisasi, waktu tunda propagasi, dan waktu tunda akibat adanya
jitter buffer di terminal penerima. Berikut ini penjelasan mengenai
beberapa jenis waktu tunda yang dapat mempengaruhi kualitas layanan
telepon internet:
1. Waktu Tunda Pemrosesan
Waktu tunda yang terjadi akibat proses pengumpulan dan pengkodean
sampel analog menjadi digital. Waktu tunda ini tergantung pada jenis
codec yang digunakan.
2. Waktu Tunda Paketisasi
Waktu tunda ini terjadi akibat proses paketisasi sinyal suara menjadi
paket-paket yang siap ditransmisikan ke dalam jaringan.
3. Waktu Tunda Antrian
Waktu tunda yang disebabkan oleh antrian paket data akibat terjadinya
kongesti jaringan.
4. Waktu Tunda Propagasi
Waktu tunda ini disebabkan oleh medium fisik jaringan dan jarak yang
harus dilalui oleh sinyal suara pada media transmisi data antara pengirim
dan penerima.
5. Waktu Tunda Akibat Jitter Buffer
Waktu tunda ini terjadi akibat adanya jitter buffer yang digunakan untuk
meminimalisasi nilai jitter yang terjadi.
2.3.2 Jitter
Jitter merupakan perbedaan selang waktu kedatangan antar paket di
terminal tujuan. Jitter dapat disebabkan oleh terjadinya kongesti,
kurangnya kapsitas jaringan, variasi ukuran paket, serta ketidakurutan
paket. Faktor ini perlu diperhitungkan karena karakteristik komunikasi
voice adalah sensitif terhadap waktu tunda dan jitter.
Untuk meminimalisasi jitter dalam jaringan maka perlu
diimplementasikan suatu buffer yang akan menahan beberapa urutan paket
sepanjang waktu tertentu hingga paket terakhir datang. Namun adanya
buffer tersebut akan memepengaruhi waktu tunda total sistem akibat
adanya tambahan proses untuk mengompensasi jitter. Tabel 2.3
menjelaskan mengenai standar nilai jitter yang mempengaruhi kualitas
layanan VoIP[6].
Tabel 2.3 Standar Jitter
2.3.3 Tingkat Paket Hilang (Packet Loss)
Sinyal suara pada telepon internet akan ditransmisikan dalam
jaringan IP dalam bentuk paket-paket IP. Karena jaringan IP merupakan
best effort network maka tidak ada jaminan pada pengiriman paket
tersebut. Setiap paket dapat dirutekan pada jalur yang berbeda menuju
penerima. Pada best effort network tidak ada perbedaan antara paket data
voice dengan paket-paket data lainnya yang mengalir di jaringan. Maka
dari itu tentunya akan mempengaruhi kualitas layanan. Tabel 2.4
memperlihatkan standar tingkat paket hilang pada jaringan[6].
Tabel 2.4 Standar Tingkat Paket Hilang
2.3.4 Pengkodean Sinyal Suara
Pengkosean sinyal suara merupakan suatu teknik yang menjelaskan
bagaimana suatu aliran sinyal suara yang analog didigitalisasi dan
dikompresi menjadi suatu bentuk sinyal digital. Sinyal suara tersebut
kemudian dikompresi sehingga didapat ukuran yang lebih padat. Proses
pengkodean ini biasa dikenal dengan nama codec. Beberapa codec telah
distandarisasi oleh ITU-T seperti G.711, G.723 dan G.729. Setiap codec
tersebut memiliki metode kompresi, waktu tunda untuk code dan decode
suara, serta bitrate yang berbeda-beda. Pemilihan codec yang tepat akan
mempengaruhi kualitas layanan secara keseluruhan.
Tabel 2.5 memperlihatkan perbandingan beberapa jenis codec
terhadap nilai MOS. Codec dengan bitrate yang lebih besar tentunya
memiliki kualitas suara yang lebih baik dibanding codec dengan bitrate
yang lebih rendah. Akan tetapi codec dengan bitrate yang tinggi
membutuhkan kapasitas jaringan yang besar pula[6].
Tabel 2.5 Perbandingan Beberapa Codec Terhadap MOS
2.3.5 Perencanaan Kapasitas
Satu hal penting yang perlu diperhatikan saat membangun sebuah
jaringan VoIP adalah kapasitas jaringan. Dengan mengetahui kapasitas
jaringan yang diperlukan untuk tiap codec maka perencanaan kapasitas
jaringan menjadi lebih mudah. Tabel 2.6 merupakan tabel alokasi
kapasitas jaringan unttuk beberapa codec[6].
Tabel 2.6 Alokasi Kapasitas Jaringan untuk Beberapa Macam Voice Codec
2.4 Differentiated Services
Salah satu solusi untuk mengaplikasikan QoS adalah menerapkan
arsitektur Differentiated Service (DiffServ) pada jaringan. DiffServ adalah
salah satu pendekatan dalam mengembangkan end-to-end pada internet
secara modular, incrementally, deployable dan scalable. DiffServ
bertujuan untuk memberikan pembedaan (diskriminasi) layanan terhadap
aliran paket data tanpa memerlukan pensinyalan antar node (per-hop
signalling).
DiffServ mengijinkan ISP untuk menawarkan layanan yang
berbeda-beda kepada customer dalam hal forwarding paket data/aliran
tertentu. Differentiated Services (Diffserv) menyediakan diferensiasi
layanan, dengan membagi trafik atas kelas-kelas, dan memperlakukan
setiap kelas secara berbeda. Tujuan utama dari arsitektur Diffserv ini
adalah untuk menyediakan frame yang scalable untuk mendukung
tersedianya QoS tanpa perlu mempunyai per flow state.
Hal ini terutama didapat melalui pengumpulan sejumlah flow dan
memberinya perlakuan yang mirip (hampir sama). Identifikasi kelas
dilakukan dengan memasang semacam kode Diffserv, disebut Diffserv
Code Point (DSCP) ke dalam paket IP. Ini dilakukan dengan tidak
menambah header baru, tetapi dengan menggantikan field TOS (Type of
Service) di header IP dengan DS field. Dengan cara ini, klasifikasi paket
melekat pada paket dan bisa diakses tanpa perlu protokol pensinyalan
tambahan.
Berdasarkan kesepakatan bersama router yang lainnya dalam
domain tersebut, yang menerima paket hanya melihat nilai DiffServ
codepoint (DSCP) yang memberi perlakuan istimewa pada paket tersebut.
Perlakuan istimewa ini disebut Per-Hop Behavior (PHB). Dasar pemikiran
pada arsitektur DiffServ adalah router pada suatu domain jaringan
mempunyai kemampuan untuk meneruskan dan melakukan conditioning
aliran trafik dimana aliran trafik menerima perlakuan yang berbeda-beda
sesuai dengan per hop behavior (PHB). Arsitektur DiffServ tidak memakai
suatu pensinyalan antar masing-masing router tetapi semua forwarding
behavior didefinisikan berdasarkan DSCP[7].
2.4.1 Keuntungan DiffServ
Diffserv bisa digunakan sebagai solusi untuk mengatasi masalah
kulaitas layanan VoIP. Hal ini dikarenakan tujuan utama dari arsitektur
Diffserv ini adalah untuk menyediakan frame yang scalable untuk
mendukung tersedianya QoS tanpa perlu mempunyai per flow state.
Penggunaan diffserv juga memberi beberapa keuntungan bagi
penggunanya, diantaranya:
1. Scalability
Scalability sangat penting menyangkut sebagai sebuah jaringan inti
dapat mempunyai jumlah flow yang sangat besar dan beberapa protokol
yang memerlukannya untuk mengurus per flow state atau perhitungan
kompleksitas yang tidak diskalakan dengan baik. Diffserv mengumpulkan
banyak flow, oleh karena itu dapat menangani jumlah flow yang besar.
Bahkan sejak PHB secara esensial menjadi sederhana, Diffserv
meminjamkannya dengan baik untuk digunakan pada kecepatan yang
tinggi yang membuatnya scalable dengan kecepatan.
2. Easy of administering
Dalam DS framework, domain Diffserv yang berbeda dapat
menerapkan PHB, apabila cocok, sejauh terdapat persetujuan terlebih
dahulu dengan domain lainnya yang ditemui. Hal ini memberi service
provider sebuah kebebasan untuk memilih penerapannya sebagai
konsekuensi mereka dapat menyediakan Diffserv dengan perubahan yang
minimal pada infrastruktur tersebut.
3. Simplicity
Penerapan Diffserv tidak meyimpang/berbeda banyak dari dasar
IP. Maka Diffserv membentuk kesederhanaan dan kemudahan penerapan
di dalamnya.
4. Measureable
Semenjak masing-masing hop berada dalam sebuah domain
Diffserv, traffic conditioner dan shapers secara konstan melakukan
pengukuran kecepatan kedatangan dan link schedulers melakukan
monitoring paket yang dikirim, tidak banyak usaha yang diperlukan untuk
mendapatkan informasi penting dari tingkah laku jaringan . Service
providers dapat menggunakan informasi untuk alokasi bandwidth yang
terbaik dan membuat SLA dengan pengguna.
2.4.2 Karakteristik DiffServ
Arsitektur DiffServ menyediakan frame yang scalable untuk
mendukung tersedianya QoS tanpa perlu mempunyai per flow state. Hal
ini terutama didapat melalui pengumpulan sejumlah flow dan memberinya
perlakuan yang mirip. Pada jaringan diffserv, node-node di pinggir
(ingress) sebuah domain memproses dan memberi tanda TOS (Type of
Service) byte di dalam IP header dari sebuah paket oleh sebuah kode yang
dinamakan Diffserv Code Points (DSCP) atau DS byte yang berdasarkan
negosiasi kontrak dan router-router yang lainnya dalam domain tersebut.
Hal ini yang menerima paket hanya melihat nilai DSCP yang
memberi perlakuan istimewa pada paket tersebut. Perlakuan istimewa ini
dinamakan Per-Hop Behavior (PHB). Saat ini IETF (Internet Engineering
Task Force) mempunyai standar klasifikasi PHB, yaitu Expedited
Forwarding (EF), Assured Forwarding(AF), Best Effort (BE). Masing-
masing PHB ini dikarakteristikkan dari resources yang mereka miliki
(seperti ukuran buffer dan bandwidth), prioritas relatif terhadap PHB
lainnya atau karakteristik pengamatan yang mereka miliki (seperti delay
dan loss). Klasifikasi trafik multimedia digolongkan dalam kelas diffserv
meliputi VoIP dan video yang digolongkan kelas EF, data UDP sebagai
kelas AF dan data TCP (FTP) sebagai kelas BE. Dari keterangan di atas
dapat dijelaskan beberapa hal yang menjadi karakteristik diffserv, yaitu[8]:
a. Dalam Header pada IP termasuk DSCP menunjukkan tingkat layanan
yang diinginkan.
b. DSCP memetakan paket ke PHB tertentu untuk diproses oleh router yang
kompatibel.
c. PHB menyediakan tingkat layanan tertentu (seperti bandwidth, queueing,
dan dropping decisions) yang sesuai dengan network policy. Misal untuk
paket-paket yang sangat sensitive terhadap timbulnya error, seperti pada
aplikasi keuangan, paket-paket tersebut dikodekan dengan sebuah DSCP
yang mengindikasikan layanan dengan bandwidth tinggi dan lintasan
routing yang bebas error (0-frame-loss). Sedangkan pada aplikasi-aplikasi
seperti email dan web-browsing data dapat dikodekan dengan sebuah
DSCP yang mengindikasikan layanan dengan bandwidth yang lebih
rendah. Selanjutnya router akan memilih jalur yang dipergunakan dan
meneruskan paket-paket tersebut sesuai dengan yang telah ditentukan oleh
network policy dan PHB. Kelas trafik yang tertinggi akan memperoleh
pelayanan yang terbaik, baik dalam hal antrian maupun bandwidth,
sedangkan kelas trafik dibawahnya akan memperoleh layanan yang lebih
rendah.
2.4.3 Arsitektur Diffserv
Ada dua jenis router dalam arsitektur diffserv yaitu edge router dan
core router. Edge Router dan core router mempunyai fungsi dan tugas
masing-masing, yaitu:
1. Edge Router
Edge Router adalah yang menjadi pintu keluar masuk domain
diffserv. Tiap paket yang menuju domain akan melewati edge router yang
berfungsi untuk melakukan klasifikasi paket dengan filter dan me-marking
paket dengan memberikan nilai DSCP tertentu di DSP field. Edge Router
terdiri dari Ingress Router dan Egress Router.
2. Core Router
Core Router melakukan pekerjaan memperlakukan paket-paket
yang telah di beri diffserv mark oleh edge router dengan mekanisme
tertentu. Perlakuan ini disebut Per Hop Behavior (PHB). Gambar 2.3
berikut ini adalah contoh jaringan DiffServ yang memuat edge dan core
router.
Gambar 2.3 Arsitektur Jaringan Diffserv
Dalam contoh Gambar 2.3 tampak bahwa ingress router
merupakan awal dari suatu jaringan DiffServ dan selalu diakhiri dengan
egress router. Dalam suatu jaringan DiffServ ingress router memiliki
fungsi penentuan jalur data (data path determination) yang digambarkan
seperti pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Data Path Determination Ingress Router
Pada Gambar 2.4, setiap paket data yang masuk ke ingress router
akan dilakukan proses klasifikasi, sehingga dapat dihasilkan penggolongan
trafik data ke dalam beberapa tingkat layanan sesuai dengan tingkat
prioritasnya. Jika paket data yang masuk bukan paket prioritas maka paket
akan dianggap sebagai paket best-effort dan akan dilakukan proses
scheduling[8].
2.5 Pengukuran Kualitas VoIP
Ada dua pengujian yang biasa digunakan, yaitu uji subyektif dan
uji obyektif. Uji subyektif dilakukan dengan cara melakukan survey
terhadap sekelompok orang tentang bagaimana kualitas percakapan suara
tersebut. Uji obyektif dilakukan dengan melakukan pengukuran-
pengukuran seperti pengukuran waktu tunda. Namun hasil uji obyektif
harus dibandingkan dengan hasil uji subyektif.
Uji subyektif dilakukan untuk mencari persepsi kualitas suara rata-
rata dari suatu sistem. Uji ini dapat dilakukan dengan melakukan survey
kepada sekelompok orang dan meminta pendapat mereka. Mereka diminta
untuk menilai kualitas suara dengan memberikan suatu nilai misalnya
antara 1 sampai 5. Kemudian dari hasil tersebut dapat dicari dari Mean
Opinion Score (MOS). Hal yang membuat sulit dari pengujian ini adalah
subjektivitas masing-masing orang berbeda menyebabkan sulit untuk
menentukan kualitas sinyal suara.
Metode uji obyektif melakukan pengujian terhadap faktor-faktor
kualitas layanan seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Metode ini
mudah dilakukan berulang-ulang, cepat, dan efisien sehingga cocok
digunakan untuk pengujian dengan kombinasi parameter. Pada metode ini,
aspek fisiologi dan persepsi manusia harus dimasukkan supaya
menghasilkan hasil pengujian yang akurat. Sinyal masukan yang diberikan
ke dalam pengujian ini harus memenuhi beberapa persyaratan. Pertama,
sinyal masukan harus difilter terlebih dahulu supaya sinyal tersebut sesuai
dengan yang dibutuhkan oleh skema kompresi yang digunakan. Sinyal
masukan yang berada diluar spesifikasi skema kompresi akan memberikan
hasil yang tidak akurat. Kedua, sinyal tersebut harus memiliki panjang
waktu tertentu, tidak boleh terlalu singkat dan tidak boleh terlalu lama.
Dari pengujian-pengujian yang telah dilakukan, panjang sinyal masukan
yang ideal adalah 8 sampai 10 detik. Faktor terakhir adalah jenis suara
yang digunakan. Jenis suara yang digunakan untuk pengujian haruslah
sama[9].
2.5.1 Mean Opinion Source (MOS)
Merupakan sistem penilaian yang berhubungan dengan kualitas
suara yang di dengar pada ujung pesawat penerima. Standar penilaian
MOS dikeluarkan oleh ITU-T pada tahun 1996. Tabel 2.7 adalah tabel
yang menunjukkan skala penilaian MOS. MOS memberikan penilaian
kualitas suara dengan skala 1(satu) sampai 5(lima), dimana satu
mempresentasikan nilai kualitas suara yang paling buruk dan lima
mempresentasikan kualitas suara yang paling baik. Penilaian dengan
menggunakan MOS masih bersifat subyektif karena kualitas pendengaran
dan pendapat dari masing-masing pendengar berbeda-beda[10].
Tabel 2.7. Skala Penilaian MOS
Berdasarkan rekomendasi ITU-T G.175, batas minimum dari nilai
MOS masih dapat diterima adalah 2,6 poin dari rata-rata skore yang
diberikan oleh beberapa pengguna. Nilai Mos inilah yang akan digunakan
sebagai batas minimum diterima untuk pengujian Tugas Akhir ini.
2.5.2 Perceptual Evaluation of Speech Quality (PESQ)
PESQ adalah metode perbandingan kuantitatif yang digunakan
untuk mengukur kualitas suara VoIP secara obyektif yang didasarkan pada
rekomendasi ITU-T P.862. PESQ dikembangkan oleh British Telecom,
Psytechnics, dan KPN Research of the Netherlands. Nilai PESQ tidak
sama dengan nilai MOS. Pada P.862.1 dijelaskan agaimana memetakan
nilai PESQ menjadi Mean Opinian Score-Listening Quality Objective
(MOS-LQO), berdasarkan funsi pemetaan orde-3 yang seragam seperti
pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5. Blok Diagram untuk Perbandingan Kualitas Suara
Algoritma perbandingan PESQ dimulai dengan melakukan
penyamaan tingkatan (level-alignment) dari masing-masing sinyal menjadi
standar tingkat pendengaran, yaitu 79 dB. Sinyal-sinyal tersebut kemudian
ditapis pada domain frekuensi (FFT) dengan suatu filter masukan untuk
memodelkan sperangkat telepon standar.
Proses berikutnya adalah penyamaan waktu (time-alignment)
dimana waktu tunda yang terdapat pada sinyal suatu rekaman tetap
dihitung. Waktu tunda ini membuat suara rekaman lebih panjang dari
suara original.
Transformasi perseptual melibatkan proses atenuasi untuk linear
filtering pada sistem dan variasi gain. Perbedaan antara transformasi dari
kedua sinyal yang ingin dibandingkan terletak pada gangguan
(disturbance) yang ada. Dua faktor distorsi akan diekstrak dari gangguan
tersebut dan dikombinasi diwaktu dan frekuensi yang sama, serta
dibandingkan dengan metode prediksi yang sifatnya subyektif (MOS).
Diketahui bahwa nilai PESQ dapat diperoleh dengan
membandingkan sinyal suara original (sinyal referensi) dengan sinyal
suatu rekaman yang telah tergradasi. Sinyal suara rekaman
mempresentasikan sinyal yang sampai ke telinga pendengar.
Disiplin Antrian Linux
Untuk memahami bagaimana Linux dapat mendukung mekanisme
diffserv, maka perlu dipahami bagaimana router Linux memproses paket-
paket. Di dalam tugas akhir ini, disiplin antrian yang digunakan adalah
Priority First In First Out (PFIFO) dan Token Bucket Filter (TBF)[11].
PFIFO (Priority First In Fist Out)
PFIFO dibentuk oleh disiplin antrian yang terdiri dari kelas-kelas
yang memiliki tingkat prioritas yang berbeda. Dengan membuat suatu
PFIFO yang terdiri dari 3 kelas, berarti membuat disiplin antrian dengan 3
kelas yang didalamnya terdapat sub disiplin antrian yang menerapkan
model antrian FIFO. Pada disiplin antrian PFIFO, tiap kelas antrian
dilayani ketika antrian dengan dengan prioritas lebih tinggi kosong.
Antrian prioritas kedua dilayani setelah semua antrian di kelas tinggi telah
kosong. Sedangkan antrian kelas ketiga dilayani setelah semua antrian di
kelas kedua telah kosong. Model antrian PFIFO ditunjukkn oleh Gambar
2.6.
Gambar 2.6 Model Antrian PFIFO
TBF (Token Bucket Filter)
Token Bucket Filter adalah mekanisme pengontrolan throughput
maksimum dari suatu antrian paket. Beberapa istilah digunakan dalam
mekanisme TBF adalah sebagai berikut :
o Bucket (buffer) adalah ukuran ruang antrian yang dimiliki oleh disiplin
antrian.
o Token adalah koin virtual.
o Token rate adalah informasi tentang laju yang dimiliki token.
Untuk melepaskan paket dari antrian (bucket), maka harus
“dibayar” dengan koin virtual (token). Semakin tinggi token rate, maka
antrian semakin cepat keluar. Nilai token rate merupakan laju maksimum
paket-paket yang keluar dari antrian. Informasi token rate tidak dibuat
dengan satuan paket, tetapi dengan satuan byte. Sebagai contoh, suatu
antrian membutuhkan 670 byteper detik, maka token harus membayar 670
byte dari yang dimiliki. Sisa token dapat diakumulasi yang
memungkinakan dapat menyebabkan burst suatu saat. Gambar 2.7
menjelaskan mekanisme TBF sebagai berikut :
Gambar 2.7 Mekanisme Token Bucket Filter (TBF)
Berdasarkan Gambar 2.7, ada tiga kemungkinan skenario yang bisa
terjadi yaitu :
a. Paket data masuk ke antrian TBF dengan laju yang sama dengan token
rate. Dengan skenario ini, paket akan keluar tanpa waktu tunda.
b. Paket data masuk ke antrian TBF dengan laju yang rendah dari token
rate. Pengeluaran paket dari antrian hanya membutuhkan sebagian
dari token. Sisa token akan diakumulasi sehingga memungkinkan
untuk terjadinya burst sesaat.
c. Paket data masuk ke antrian TBF dengan laju yang lebih tinggi dari
token rate. Pada skenario ini, bucket akan kehabisan token sebelum
semua paket keluar dari antrian. Karena ukuran bucket yang terbatas,
maka paket yang datang kemudian kemnugkinan dapat dihilangkan.
Skenario inilah yang mendasari pengaturan resource yang dilakukan
oleh filter saat mekanisme TBF berlangsung.
BAB III
PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisa Jaringan Polsek Padang Utara
Jaringan computer yang terdpaat di Polsek Padang Utara
merupakan salah satu jaringan yang kompleks. Yang terdiri dari beberapa
server, router. Semua peralatan tersebut terhubung dan dapat berkomunikasi
serta dapat mengakses internet. Dan untuk Sumber internet, Polsek Padang
Utara mendapatkannya dari Telkom dengan bandwidth 1Mhps dan Telkom
bandwidth 2Mhps.
Dan keadaan jaringan yang ada di Polsek Padang Utara memiliki
dua jaringan yaitu: jaringan LAN dan Wifi atau Wireless, yang telah banyak
menggunakan Teknolohgi Informasi dalam operasionalnya seperti
implementasi jaringan computer, system informasi intel system informasi
keanggotaan dan system-sistem lainnya, dimana hampir di seluruh bagian
pada Polsek Padang Utara telah menggunakan computer dan aplikasinya.
Jaringan VoIP pada Polsek Padang Utara di gunakan untuk
pengganti menelepon mahal dengan menggunakan GSM/CDMA yang
dilakukan computer ke computer. Jaringahn digunakan saat ini membantu
banyak staff yang ada di Polsek Padang Utara dan juga tidak mengalami
kesulitan ketika dalam mengoperasikan dalam segi biayapun lebih murah.
System jaringan di Polsek Padang Utara ini hanya memanfaatkan fasilitas
yang telah ada pada system operasi seperti Windows XP. Namun, untuk
membangun atau melakukan penginstalan asterisk tersebut ini mengurangi
efektifitas, dan keamanan hanya terfokus pada ketelitian teknisi dalam
mengkonfigurasi dan pemahaman client tentang VoIP tersebut. Karena jika
user client punya pengetahuan konfigurasi yang sama dengan teknisinya
maka akan mempermudah dalam melakukan panggilan, pengiriman data.
Teknologi semacam ini sangat menguntungkan karena bisa
menghemat biaya komunikasi dan biaya operasional instansi pemerintahan
atau pendidikan. Berbagai macam produk-produk pendukung VoIP telah
tersedia di pasaran, baik berupa software yang merubah suara menjadi data
digital dan mengirimkannya ke tujuan, sampai dengan integrasi hardware
atau software yang mampu menyediakan sarana komunikasi suara dengan
kualitas yang cukup bagus, tetapi belum banyak instansi pemerintahan
memakai system ini.
3.2 Analisis Permasalahan
Server merupkan hal terpenting dalam jaringan computer. Karena
server merupakan pusat informasi dari seluruh client yang ada di jaringan
tersebut. System keamanan pada server perlu di bangun karena apabila server
dalam suatu jaringan mengalami kerusakan, maka seluruh client pengguna
jaringan tersebut akan mengalami kesulitan dalam mengakses informasi.
Begitu juga Asterisk, dimana Asterisk bekerja pada system operasi yang
berfungsi sebagai komunikasi audio dan video di bangun dengan source cord
Linux.
Sebelum memakai jaringan bandwidth 1Mhps (Voice Over Internet
protocol ), begitu banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar
tagiahan telepon. Baik telepon rumah maupun pengguna GSM/CDMA, oleh
sebab itu jaringan VoIP ini begitu berarti di Polsek Padang Utara, dan dapat
juga diartikan bahwa VoIP adalah suara melalui protocol internet (jaringan
computer) atau suatu teknologi yang memakai internet untuk menelepon.
Teknologi ini bekerja dengan cara mengubah suara menjadi format digital
sehingga dapat dilewatkan melalui jaringan IP (internet protocol). Slah satu
VoIP berbasis open source adalah Asterisk.
Teknologi semacam ini sangat menguntungkan karena bisa
menghemat biaya komunikasi dan biaya operasional instansi pemerintahan.
Oleh sebab itu maka di Polsek Padang Utara akan diterapkan jaringan
tersebut.yang mana telah di jelaskan karena bisa mengurangi biaya dalam
pemakaian.
Apabila jaringan VoIP ini berhasil di bangun maka Polsek Padang
Utara menggunakan jaringfan VoIP untuk mengurangi pengeluaran yang
besar, namun jaringan VoIP ini juga mempunyai kelemahan diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Ada jeda dalam berkomunikasi. Proses perubahan data menjadi suara, jeda
jaringan, membuat adanya jeda dalam berkomunikasi dengan
menggunakan VoIP.
2. Jika belum terhubung secara 24 jam ke internet kita butuh janji untuk
saling berhubungan.
3. Jika memakai internet dan computer di belakang NAT (Network Address
Translation), maka dibutuhkan konfigurasi khusus untuk membuat VoIP
tersebut berjalan.
4. Tidak pernah ada jaminan kualitas jika VoIP melewati internet
5. Peralatan relatif mahal.
Gambar 3.1 Denah Lokasi Polsek Padang Utara
Provost
R.
SPK R. Kanit
patroli
TU
UD
WC
Riksa
Kapol
sek
Waka
Parkir
motor
Teams
Teams
II
Team
III
R.
Operasio
nal
WC R. min
reskrim
S E L
Lapangan Bulu
tangkis WC
R. Kanit
Reskrim
R. Kasub
Reskrim
Ruang
Intel
Kedai
Denah Lokasi Untuk Jaringan Yang Di Bangun
Gambar 3.2 Denah Lokasi Untuk Jaringan VoIP
server
Intel
Komputer 2
Intel
Komputer 3
Wakil
Kapolsek
Komputer 4
Kapolsek
Komputer 5
Riksa
3.3 Topologi Jaringan Polsek Padang Utara
Gambar 3.3 Topologi Jaringan Polsek Padang Utara Menggunakan Topologi Star
Keterangan :
1. PC-SI : Computer Server Intel
2. PC-I : Intel
3. PC-WK : Wakil Kapolsek
4. Switch 1 : Switch Asus 8 Port
5. Switch 2 : Switch D-Link 24 Port
6. PC-K : Kapolsek
7. PC-Riksa : Ruang Periksa
PC- I PC -WK
PC-K Switch 2 Switch 1
PC – SI
Telkom Internet
PC -Riksa
Topologi yang ada di Polsek Padang Utara memakai topologi Star,
dimana cukup mudah untuk mengubah dan menambah komputer ke daalam
jaringan yang menggunakan topologi star tanpa menggunakan aktivitas
jaringan yang sedang berlangsung. Apabila satu komputer yang mengalami
kerusakan dalam jaringan maka komputer tersebut tidak akan membuat mati
seluruh jaringan star.
Berdasarkan gambar topologi jaringan polsek padang utara dapat
dijelaskan bahwasanya computer server intel terhubung kepada switch 1 yang
terdiri dari 8 port, kemudian switch 1 terhubung kepada switch 2 yang terdiri
dari 24 port dimana pada switch 2 ini dihubungkan beberapa kompter dari
ruangan intel, wakil kapolsek, kapolsek dan ruang riksa. Pada switch 2 juga
dilakukan hubungan kepada telkom internet guna mendapatkan akses internet
yang dapat dipergunakan pada setiap komputer, namun jika terjadi kerusakan
pada salah satu PC yang terhubung maka tidak akan mempengaruhi yang
lainnya dan akses hanya terhenti pada salah satu komputer tersebut.
3.4 Perancangan Jaringan
Gambar 3.4 Perancangan Jaringan
PC- I PC -WK
PC-K Switch 2 Switch 1
PC – SI
Telkom Internet
PC -Riksa
Voip Service Server
Router
IP PBX
Tabel 3.1 Daftar IP Address yang digunakan
No Nama IP Address 1 Server 192.168.10.1 2 Intel 192.168.10.2 3 Wakil Kapolsek 192.168.10.3 4 Kapolsek 192.168.10.4 5 Riksa 192.168.10.5
Pada gambar rancangan topologi diatas merupakan rancangan
topologi yang telah disesuaikan dengan keadaan bentuk fopologi yang telah
ada. Dan didalam rancangan topologi VoIP ini ada namanya IP PBX dimana
IP PBX ini adalah nomor yang akan di gunakan untuk client yangg
nomornya berdasarkan 2 sampai 5 digit, Contohnya: 295 atau 5555.
Pada gambar perancangan jariangan tersebut dapat dijelaskan
bahwa untuk semua PC yang terhubung pada switch 1 dan 2 akan diberikan
no IP PBX guna memudahkan untuk menentukan komputer mana yang
terhubung, sementara Voip yang dihubungkan pada switch 1 untuk melihat
kualitas layanan yang didapatkan ketika terhubung dengan internet baik itu
dari segi waktu tunda, variasi waktu tunda, tingkat aket hilang serta
pemilihan jenis kompresi suara. Sementara router yang terhubung ke switch
2 digunakan untuk pintu keluar masuk domain diffserv pada edge router dan
untuk melakukan pekerjaan memperlakukan paket-paket yang telah diberi
diffserv mark oleh edge router.
3.5 Spesifikasi Server yang akan di gunakan dalam Perancangan
Komputer yang akan di gunakan untuk server memiliki beberapa
karakteristik sebagai berikut:
1. Menggunakan Sistem Operasi Centos 5.5 2.
2. Processor Pentium 4 2.6 GHz.
3. Hardisk berkapasitas 80 GB.
4. Memori 512 MB DDRl.
5. DVD RW.
6. Monitor 15".
Dan komputer yang digunakan untuk client memiliki spesifikasi:
a. PC Administrator
1. Menggunakan Sistem Operasi Windows XP yang telah di intall X_lite
2. Processor Pentium 4
3. Hardisk berkapasitas 80 GB
4. Memori 256 MB DDRI
5. DVD RW
6. Monitor 15".
b. PC Intel
1. Menggunakan Sistem Operasi Windows XP yang telah di intall X_lite
2. Processor Pentium 3
3. Hardisk berkapasitas 40 GB
4. Memori 256 MB DDRI
5. CD RW
6. Monitor 15".
c. PC Wakil Kapolsek
1. Menggunakan Sistem Operasi Windows XP yang telah di intall X_lite
2. Processor Pentium 3
3. Hardisk berkapasitas 40 GB
4. Memori 256 MB DDRI
5. CD RW
6. Monitor 15".
d. PC Kapolsek
1. Menggunakan Sistem Operasi Windows XP yang telah di intall X_lite
2. Processor Pentium 3
3. Hardisk berkapasitas 40 GB
4. Memori 256 MB DDRI
5. CD RW
6. Monitor 15".
e. PC Riksa
1. Menggunakan Sistem Operasi Windows XP yang telah di intall X_lite
2. Processor Pentium 3
3. Hardisk berkapasitas 40 GB
4. Memori 256 MB DDRI
5. CD RW
6. Monitor 15".
Dan untuk X_lite yang di install ke komputer pada client
menggunakan tipe X_lite 3.0 dengan alasan bahwa dengan menggunakan
X_Lite 3.0 ini karena sudah memiliki feature suara, video dan instant
messaging atau media untuk chatting.
BAB III
METODOLOGI PENGUJIAN
4.1 Komponen Sistem
Sistem terdiri dari komponen-komponen yang berada di dalam dan
di luar domain diffserv. Komponen yang berada di dalam domain diffserv
adalah 3 buah komputer yang berfungsi sebagai router. Sedangkan
komponen yang berada di luar domain diffserv adalah komputer yang
berfungsi sebagai generator trafik.
1. Edge Router
Komputer edge router menggunakan sistem operasi ubuntu 10.04
untuk mendukung fungsi routing dan traffic contolling. Di dalam
implementasi, komputer yang berfungsi sebagai edge router ada 4 buah.
2. Core Router
Sama seperti edge router , komputer core router juga akan
menggunakan sistem operasi ubuntu 10.04. Di dalam implementasi,
komputer yang digunakan sebagai core router ada 2 buah.
3. Generator Trafik Suara
Komputer-komputer ini berfungsi sebagai router yang meneruskan
paket-paket dari client ke server. Di dalam router ini juga diberlakukan
traffic controller yang berfungsi untuk mengatur kondisi jaringan agar
sesuai dengan yang diinginkan.
4.2 Instalasi dan Kofigurasi Sistem
Setelah semua komponen system disiapkan, langkah selanjutnya
adalah implementasi sistem. Implementasi sistem terdiri dari pengakabelan
dan konfigurasii jaringan.
4.2.1 Cabling (Pengkabelan)
Di dalam domain diffserv, antara edge dan core router
dihubungkan secara langsung dengan kabel UTP. Kabel ini terhubung
secara cross over, yang digunakan untuk hubungan secara peer to peer.
Konektor RJ-45 dipasang di tiap ujung kabel dan di pasang ke kartu
jaringan di tiap-tiap komputer. Ini merupakan hubungan antar router di
jaringan dengan domain yang sama. Pada pengkabelan ini dibutuhkan alat
bantu crimping dan cable-tester. Gambar 3.1 menunjukkan contoh kabel
UTP dan konektor RJ-45 .
Gambar 4.1 (a) Kabel UTP (b) Konektor RJ-45 (c) Penampang RJ-45
Di samping itu, ada juga hubungan antar router di jaringan dengan
domain berbeda. Hubungan antar router adalah hubungan antara edge
router di tiap-tiap domain yang berbeda. Untuk itu, diperlukan switch agar
edge router satu terhubung dengan yang lainnya. Kabel yang
menghubungkan antara switch dengan edge router adalah UTP secara
straight.
4.2.2 Konfigurasi Jaringan
Setelah semua kabel dan kartu jaringan terpasang, maka tiap-tiap
komputer dihubungkan seperti pada Gambar 3.2.
Gambar 4.2 Topologi Jaringan
Konfigurasi alamat IP tiap-tiap kartu jaringan masing-masing
komputer ditunjukkan di Tabel 4.1 dan 4.2.
Tabel 4.1 Daftar IP dan Interface di Jaringan A
Jaringan
Polsekta
Padang
Utara
Tabel 4.2 Daftar IP dan Interface di Jaringan B
Untuk memberikan IP Address dan default gateway address pada
Linux Ubuntu dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Buka terminal dengan akses root
2. Ketikkan perintah berikut pada terminal
Keterangan :
dev : interface Internet yang ingin dikonfigurasi
ip_address : IP address
bit_netmask : netmask
Contoh:
#ifconfig eth0 10.4.12.240 netmask 255.255.255.0
Perintah ini akan memberikan IP address 10.4.12.240 pada interface eth0
dengan netmask 255.255.255.0.
3. Memastikan apakah konfigurasi sudah benar dengan perintah
4. Memberikan default gateway dapat dilakukan dengan perintah
Keterangan :
ip_gateway : IP address gateway default
4.2.3 Konfigurasi Tabel Routing
Untuk dapat meneruskan aliran paket menuju ke komputer tujuan yang
berbeda jaringan, router harus memiliki tabel routing sehingga dapat meneruskan
aliran paket dari satu node ke node yang lain sehinnga paket sampai di tujuan.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membuat tabel routing di sistem
operasi Ubuntu 10.04, yaitu:
a. Membuat routing permanen dengan menambah script di /etc/network/if-
up.d
b. Menambah perintah “up” ke kartu jaringan yang digunakan di
/etc/network/interfaces.
Di dalam Tugas Akhir ini metoda ke-dua digunakan untuk membuat tabel
routing di jaringan. Langkah yang dilakukan sebagai berikut:
1. Menentukan tabel routing untuk masing-masing komputer router (jaringan
B).
Router E1
Paket dengan tujuan jaringan 10.4.12.243 dan 10.4.12.246 di
arahkan melalui gateway 10.4.12.242 pada kartu jaringan eth4.
Router C
� Paket dengan tujuan jaringan 10.4.12.249 dan 10.4.12.240
diarahkan melalui gateway 10.4.12.241 pada kartu jaringan eth1.
� Paket dengan tujuan jaringan 10.4.12.246 diarahkan melalui
gateway 10.4.12.245 pada kartu jaringan eth1.
Router E2
Paket dengan tujuan jaringan 10.4.12.240 dan 10.4.12.243 diarahkan
melalui gateway 10.4.12.245 pada jaringan eth1.
File konfigurasi /etc/network/if-up.d/static-route untuk router E1 adalah:
File konfigurasi /etc/network/if-up.d/static-route untuk router C adalah:
File konfigurasi /etc/network/if-up.d/static-route untuk router E2 adalah:
2. Mengaktifkan tabel routing dengan me-restart kartu jaringan
3. Melihat daftar tabel routing yang baru dibuat.
4.2.4 Konfigurasi IP Forwarding
IP Forward adalah suatu sistem yang berfungsi untuk meneruskan
atau mem-forward paket-paket dari suatu jaringan ke jaringan yang lain.
Untuk menkonfigurasinya, perlu mengubah modul kernel ip_forward
menjadi enable. Langkah yang dilakukan untuk mengubah modul kernel
ip_forward menjadi enable adalah sebagai berikut :
1. Mengaktifkan IP forwarding
2. Memeriksa apakah IP forwarding sudah aktif.
Apabila hasilnya adalah 1, maka IP forwarding sudah dapat
diaktifkan. Selanjutnya paket-paket yang dikirim oleh jaringan sudah dapat
diteruskan ke jaringan lainnya.
4.2.5 Kofigurasi IP Masquerade
IP masquerade adalah salah satu fasilitas di Linux yang
memungkinkan komputer yang tidak memiliki alamat IP public agar dapat
tersambung ke internet melewati komputer Linux. Karena Ubuntu sudah
mengaktifkan layanan ini pada kernelnya, maka hanya perlu
mengkofigrasi saja agar dapat memkaia layanan ini. Langkah yang
dilakukan sebagai berikut:
1. Mengaktifkan IP masquerade
2. Memeriksa apakah IP masquerade sudah aktif.
Apabila hasilnya seperti yang tertulis di bawah ini,
maka IP masquerade sudah berhasil dijalankan.
Secara umum, kofigurasi jaringan diletakkan di file rc.local yang
terletak di direktori /etc/. isi file rc.local di edge router adalah sebagai
berikut:
4.2.6 Rekompilasi Kernel Linux
Kernel merupakan bagian fundamental dari sistem operasi Linux.
Kernel Linux berisi driver dan dukungan untuk perangkat-perangkat
keras baru sehingga harus selalu diperbaharui. Di dalam tugas akhir ini,
spesifikasi sistem operasi dan kernel mesin router adalah sebagai berikut:
a. Sistem Operasi : Linux Ubuntu 10.04
b. Kernel : 2.6.32-21
c. Kapasitas link : 64 Kbps
4.2.7 Dukungan Differentiated Services di Linux
Dukungan diffserv di Linux telah tercakup pada kernel 2.6.32-21
untuk dapat menngunakannya, maka modul-modul tersebut perlu
diaktifkan. Caranya adalah dengan mengkofigurasikan kernel linux dan
mengkompilasi ulang (recompiling) kernel. Berikut ini adalah yang perlu
diaktifkan agar kernel mendukung diffserv:
1. Bagian Networking Options
a. Kernel/User netlink socket (CONFIG_NETLINK)
b. Network packet filtering (CONFIG_NETFILTER)
c. QoS and/or fair queueing (CONFIG_NET_SCHED)
2. Bagian Network Options, QoS and/or fair queueing
a. CBQ packet scheduler (CONFIG_NET_SCH_CBQ)
b. The simplest PRIO pseudoscheduler (CONFIG_NET_SCH_PRIO)
c. RED queue (CONFIG_NET_SCH_RED)
d. GRED queue (CONFIG_NET_SCH_GRED)
e. Diffserv field marker (CONFIG_NET_SCH_DSMARK)
f. Ingress Qdisc (CONFIG_NET_SCH_INGGRESS)
g. QoS Support (CONFIG_NET_QOS)
h. Packet classifier API (CONFIG_NET_CLS)
i. TC index classifier (CONFIG_NET_CLS_TCINDEX)
j. U32 classifier (CONFIG_NET_CLS_U32)
k. Traffic policing (CONFIG_NET_CLS_POLICE)
4.2.8 Rekompilasi Kernel dengan Kemampuan Diffserv
Langkah awal yang harus dipenuhi untuk rekompilasi kernel adalah
tersedianya kernel yang baru dan menggunakan system operasi Ubuntu
10.04. Untuk mengaktifkan diffserv, dilakukan kompilasi kernel yang baru
dari kernel bawaan sistem operasi Ubuntu 10.04. Tujuannya agar
komputer router berfungsi sebagai diffserv router. Langkah-langkah yang
dilakukan sebagai berikut:
1. Melihat status kernel sekarang yang digunakan.
2. Download kernel versi terbaru. Di dalam tugas akhir ini kernel standar
versi : 2.6.32-21.
3. Membuat symbolic link berjalan dengan nama “linux” yang mengarah ke
versi kernel terbaru.
4. Memeriksa opsi-opsi kernel baru secara terpisah tanpa menimpa
konfigurasi kernel standar menggunakan editor teks.
5. Konfigurasi opsi-opsi kernel baru secara terpisah tanpa menimpa
konfigurasi kernel standar menggunkan editor teks.
Contoh file konfigurasi yang diedit sebagai berikut:
Keterangan :
EXTRAVERTION merupakan nama untuk membedakan kernel
yang telah dikompilasi. Dapat diisi secara bebas sesuai keinginan. Di
dalam tugas akhir ini, nama .coreroutera diberikan sesuai dengan nama
domain diffserv yang digunakan.
6. Agar mudah dikompilasi, diperlukan beberapa program untuk konfigurasi
kernel.
7. Membuat salinan dari konfigurasi file dan modifikasi itu. File konfigurasi
sekarang diletakkan di /boot dan sering disebut /boot/config-:2.6.32-21-
generic.
Gunakan symbolic link jika di boot terdapat beberapa file config.
8. Di dalam direktori/usr/src/linux-source- , harus ada file dengan nama
.config.
9. Menjalankan utility konfigurasi.
Setelah itu, akan muncul window. Di dalam window, aktifkan opsi-
opsi yang mendukung diffserv. Contoh sebagai berikut:
10. Melakukan kompilasi kernel. Waktu yang dibutuhkan bergantung kepada
spesifikasi computer.
11. Memeriksa apakah sudah terinstall di /boot dan symbolic link terbarui juga.
12. Membuat direktori baru untuk kernel baru
13. Membuat RAMdisk awal yang bertanggungjawab terhadap kernel yang
baru (2.6.32-21.net)
14. Memeriksa kembali apakah file initrd.img-2.6.32-21.net.corerouter sudah
berada di /boot.
15. Kernel baru selesesai dibuat. Lakukan konfigurasi boot loader untuk
melihat efeknya. Lakukan perbaruan jika menggunakan grub.
16. Memeriksa semua apakah sudah berjalan lancar.
17. Reboot komputer.
18. Jika sudah masuk grub, pilih kernel “ 2.6.32-21.coreroutera” untuk
mencoba kernel yang sudah dikompilasi.
4.3 Implementasi Differentiated Service
Kompilasi kernel yang dilakukan pada router Linux seperti yang
dilakukan pada langkah 4.2.6. (Rekompilasi Kernel Linux) bertujuan agar
mesin router yang digunakan memiliki dukungan dalam mekanisme
Differentiated Service. Mekanisme diffserv diawali dengan melakukan
pengklasifikasian paket pada edge router dan melabeli paket tersebut
dengan DS mark yang sesuai. Setelah sampai di core router, perlakuan
terhadap tiap-tiap paket yang masuk akan ditentukan berdasarkan
klasifikasi dan labelling yang dilakukan di edge router.
Proses-proses yang dilakukan di edge router dan core router dapat
terlaksana karena adanya program yang disebut tc (traffic controller). Jadi,
di dalam implementasi diffserv pada Linux, dibutuhkan juga tool yang
melaksanakan proses-proses dalam mekanisme diffserv, yaitu tc, selain
dukungan kernel. Di Linux Ubuntu 10.04, tc telah terinstall secara
otomatis.
4.3.1 Script untuk Edge Router
Di dalam edge router, proses yang dilakukan adalah
pengelompokkan paket (packet filtering). Script untuk edge router adalah
sebagai berikut:
Sedangkan di dalam core router, proses yang dilakukan adalah
meneruskan paket berdasarkan klasifikasi yang sudah dilakukan oleh edge
router. Karena menggunakan 3 kondisi resource, maka script untuk core
router dapat diubah sesuai kebutuhan. Script untuk core router adalah
sebagai berikut:
Script di atas ini berlaku untuk edge dan coure router di jaringan B. Untuk
script di jaringan A disesuaikan dengan parameter yang ada di router sama.
4.3.2 Eksekusi Script Diffserv
Untuk menjalankan script diffserv, pastikan bahwa permission file
script dapat dieksekusi. Jika hanya root yang diberi akses untuk
menjalankan script tersebut, maka beri nilai 700 (real-write-execute untuk
root) dengan mengetikkan perintah berikut ini:
Setelah itu, script tersebut dapat dijalankan di masing-masing router.
a. Di edge router
b. Di core router
4.3.3 Script untuk Membatasi Koneksi
Selain membatasi koneksi di tiap-tiap router diffserv, batasan
koneksi juga dilakukan di edge router yang menghubungkan jaringan
diffserv dengan jaringan bukan diffserv. Script yang digunakan adalah
sebagai berikut (dengan paket hilang yang berubah-ubah):
Script lain yang digunakan untuk membatasi koneksi adalah
sebagai berikut (dengan variasi waktu tunda dan waktu tunda yang
berubah-ubah):
4.4 Trafik Generator
Trafik generator berfungsi untuk membangkitkan paket-paket data, baik
TCP atau UDP maupun keduanya, dengan ukuran paket tertentu dan laju paket
tertentu. Di dalam tugas akhir ini, digunakan trafik generator yaitu SIPp (voice
traffic generator). Tujuannya adalah untuk melakukan simulasi domain jaringan
agar penuh dengan lalulintas paket data. Selain itu, untuk membuktikan bahwa
metoda diffserv dapat digunakan untuk melakukan prioritas pada paket-paket
tertentu.
4.4.1 SIPp
SIPp merupakan software open source yang digunakan untuk
menguji panggilan VoIP dengan metode signaling SIPp. SIPp akan
berperan sebagai User Agent Client (UAC) dan User Agent Server (UAS).
UAC akan membangkitkan panggilan dan UAS akan merespon panggilan
tersebut. SIPp mampu membangkitkan beberapa panggilan secara
simultan dan dapat diintegrasikan dengan asterisk. SIPp menerapkan
beberapa skenario tertentu dalam membangkitkan dan memutus suatu
panggilan. SIPp juga mendukung transfer data voice/video. Oleh karena
itu, software ini digunakan dalam tugas akhir ini.
4.4.2 Instalasi SIPp
SIPp dapat di-download secara gratis dari website
http://sipp.sourceforge.net . Tugas akhir ini menggunakan SIPp versi 3.1.
Berikut ini langkah-langkah instalasi SIPp:
1. Download source sipp.3.1.src.tar.gz.
2. Ekstrak ke direktori /usr/local/src.
3. Instalasi paket openssl, libnet, dan libpcap. Hal ini digunakan agar SIPp
mendukung proses autentikasi dan pcapplay (untuk steraming RTP).
4. Instalasi SIPp (yang sudah mendukung autentikasi dan pcapplay)
4.4.3 Konfiguarsi SIPp Client
SIPp client bertugas untuk membangun panggilan, memodifikasi
dan menutup sesi komunikasi. SIPp client akan mengirimkan Request
message pada server SIPp. Pada pembangunan hubungan ini harus jelas
didefenisikan secara rinci semua informasi baik pemanggil maupun pihak
yang dipanggil. Di dalam tugas akhir ini, skenario uac_pcap_xml
digunakan. Skenario tersebut mendukung adanya transfer voice melalui
protokol RTP sehingga mensimulasikan panggilan VoIP yang sebenarnya.
Berikut ini isi skenario uac_pcap_xml untuk codec G.729.
Untuk codec G.729, nilai rtpmap yang digunakan adalah 18.
sedangkan untuk codec G.723 menggunakan nilsi rtpmap 4. Skenario
tersebut akan membentuk call flow seperti ditunjukkan oleh Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Call Flow di SIPp Client
Untuk dapat mensimulasikan panggilan VoIP secara simultan
seperti kondisi yang sebenarnya, maka dibuat suatu program shell untuk
memudahkan proses simulasi tersebut. Dengan menggunakan program ini,
panggilan VoIP dapat disimulasikan secara simultan yang juga
terintegrasi dengan sistem PBX Asterisk sebagai SIP proxy server. Di
program ini, semua perintah dan atribut pada SIPp client digabungkan
dalam satu file saja, sehingga memudahkan dalam mengeksekusinya.
Berikut ini syntax program yang dibuat untuk 1 panggilan.
Untuk menjalankan skenario pada SIPp client, maka perlu
mengetikkan perintah berikut ini pada terminal:
Untuk jumlah panggilan selain 1, file konfigurasi (huruf tebal)
diubah sesuai dengan jumlah panggilan yang diinginkan.
4.4.4 Konfigurasi SIPp Server
SIPp server hanya bertugas untuk menerima Request message yang
di generate oleh SIPp client kemudian membalas dengan suatu message
tertentu menuju SIPp client. Pada tugas akhir ini, SIPp server akan
menjalankan skenario default (uas.xml) sebagai berikut:
Gambar 3.4 Call Flow di SIPp Server
Skenario tersebut dijalankan dengan cara mengetikkan perintah berikut ini
pada terminal:
Keterangan:
Opsi –i yang mendefinisikan interface alamat IP local harus didefenisikan
saat menjalankan SIPp. Hal ini dilakukan untuk keperluan media
streaming RTP nantinya.
4.5 Asterisk
Asterisk merupakan software open source IP PBX. Asterisk
bekerja sebagai VoIP server. Fungsinya seperti sentral telepon pada PSTN.
Asterisk berperan mengatur semua panggilan masuk dan keluar yang
melalui IP PBX ini. Asterisk didistribusikan secara free (gratis) dan
merupakan open source software, sehingga pengguna diberi kebebasan
untuk menggunakan dan mengubah source code software tersebut.
4.5.1 Instalasi Asterisk
Software asterisk ini dapat di download melalui website-nya
(www.asterisk.org). pada tugas akhir ini, digunakan asterisk versi 1.4.17.
berikut ini langkah-langkah dalam menginstall asterisk.
1. Instal beberapa paket yang dibutuhkan:
a) C compiler pakacge
b) Bison
c) libncurse5-dev atau ncurse-dev
d) libssl-dev
e) libnewt-dev
f) zlib1g-dev
2. Download beberapa source installer berikut:
a. libpri-1.4.3.tar.gz
b. zaptel-1.4.8.tar.gz
c. asterisk-1.4.17.tar.gz
3. Install libpri-1.4.3
4. Install zaptel-1.4.8
5. Install asterisk-1.4.17
6. Jalankan asterisk dengan mengetik:
4.5.2 Konfigurasi Asterisk
Setelah proses instalasi berhasil, kemudian dilanjutkan dengan
mengkonfigurasi asterisk tersebut. Hal ini dilakukan agar asterisk dapat
bekerja menjadi VoIP server. Konfigurasi yang diperlukan yaitu mengatur
data account dan dial plant. Konfigurasi data account dilakukan untuk
mendaftarkan extension atau nomor-nomor yang akan digunakan ke server
VoIP ini. Sedangkan dial plan.
merupakan aturan yang digunakan untuk dapat saling menghubungi
extension atau nomor tertentu. Semua file konfigurasi asterisk disimpan di
direktori /etc/asterisk.
a. Konfiguarsi Data Account (sip.conf)
Asterisk mendukung beberapa macam protokol signaling seperti
H.323, SIP, dan IAX. Karena pada tugas akhir ini protokol signalling yang
digunakan adalah SIP, maka konfigurasi dilakukan untuk mendukung
signaling SIP saja. Langkah- langkah yang dilakukan untuk konfigurasi
SIP adalah sebagai berikut:
1. Edit file sip.conf
2. Tambahkan baris berikut
Syntac tersebut digunakan untuk mendaftarkan nomor-nomor
panggilan pada asterisk sehingga nomor tersebut nantinya dapat digunakan
untuk saling melakukan panggilan. Dengan demikian, hanya nomor-nomor
yang terdaftar pada konfigurasi inilah yang dapat melakukan panggilan
menuju asterisk.
b. Konfigurasi Dial Plan (extensions.conf)
1. Edit file extensions.conf
2. Tambahkan baris berikut:
Syntac tersebut digunakan untuk mengatur panggilan yang datang
ke asterisk. Misalnya, jika ada panggilan ke nomor 7001 maka pertama
kali asterisk akan men-dial (menghubungi) nomor 7001 tersebut dengan
menggunakan protokol SIP. Mengenai letak nomor 7001 terdaftar pada IP
berapa sudah di atur sebelumnya pada Data Account (sip.conf). Dengan
demikian, panggilan tersebut akan diteruskan ke penerima.
4.5.3 Uji Sambung Asterisk
Uji sambung asterisk dilakukan untuk memastikan konfigurasi
telah dilakukan dengan benar. Pengujian ini dilakukan dengan cara
mencoba menghubungi semua nomor yang telah terdaftar. Metode
pengujian dilakukan dengan menggunakan dua buah softphone yang
ditempatkan di dua sisi yang berbeda, satu sebagai pemanggil dan satu
sebagai penerima. Softphone yang digunakan adalah Xlite. X-lite
softphone ini dapat di download secara gratis di website
http://www.counterpath.com/x-lite.html.
Untuk melakukan pengujian ini maka kedua softphone harus
terdaftar pada salah satu nomor yang telah diregistrasikan pada sip.conf,
mengatur username, password, serta domain asterisk berbeda. Setelah
kedua softphone diatur maka salah satu softphone men-dial softphone yang
lain. Bila komunikasi berjalan dengan baik maka dipastikan konfigurasi
asterisk sudah benar. Tampilan X-lite softphone ditunjukkan oleh Gambar
3.5.
Gambar 3.5 Softphone X-lite
4.6 Wireshark
Wireshark digunakan untuk menangkap semua paket yang
melewati suatu interface. Dengan menggunakan Wireshark, semua
informasi pada header-header paket yang mengalir di jaringan dapat dilihat.
Wireshark juga digunakan untuk mengetahui nilai waktu tunda, variasi
waktu tunda, tingkat paket hilang, hingga kapasitas yang diperlukan pada
suatu panggilan VoIP.
4.6.1 Instalasi Wireshark
Dengan menggunakan Ubuntu, Wireshark dapat di install dengan
mengetikkan perintah berikut ini di terminal:
File hasil tangkapan Wireshark adalah file berformat .pcap. dari
file jenis ini, file dikonversikan ke file berformat .raw. file berformat .raw
ini berguna untuk menetukan nilai PESQ suatu panggilan VoIP. Cara
mengkonversikan file .pcap menjadi file .raw adalah sebagai berikut:
a. Tekan capture dan pilhi interface yang sesuai
b. Karena menangkap panggilan VoIP, paket yang ditangkap berjenis
UDP. Di dalam tugas akhir ini, protokol yang diukur adala RTP. Oleh
karena itu, paket diubah seluruhnya ke dalam RTP. Tekan Statistic,
RTP, Show all stream.
c. Pilih salah satu trafik yang sesuai dengan waktu tunda, paket hilang,
dan variasi waktu tunda sesuia skenario pengukuran.
d. Simpan file hasil tangkapan ke dalam format .raw
4.7 SPDemo
SPDemo adalah alat pengumpan untuk belajar pemrosesan suara dan audio.
Tujuan utama SPDemo adalah untuk mengilustrasikan prinsip dasar
pemrosesan suara dan audio serta aplikasinya. SPDemo dapat di-download
di alamat http://sipl.technion.ac.il/. Tampilan SPDemo ditunjukkan oleh
Gambar 3.6.
Gambar 3.6 Tampilan SPDemo
Di dalam tugas akhir ini, SPDemo digunakan untuk menentukan nilai
PESQ suatu panggilan VoIP. Prinsip penggunaannya adalah dengan
membandingkan dua contoh suara, yaitu asli dan terdegradasi. File ini diperoleh
dari file hasil tangkapan Wireshark berformat .raw setelah dikonversi dengan
online audio conversion tool, yaitu Guru Audio Convert
(http://www.asteriskguru.com/tools/audio_conversio.php).
Untuk konversi codec G.723 menggunakan software LBCCodec. File yang
sudah dikonversi menjadi masukan untuk Cool Edit Pro yang ditunjukkan pada
Gambar 3.7. Cool edit Pro merupakan perangkat lunak yang berfungsi sebagai
editor suara dan perekam. Perangkat lunak ini akan menyimpan suara masukan
tersebut kedalam bentuk file .wav dengan spesifikasi sama dengan sinyal suara
(PCM, 16 bit, 16 KHz, stereo). Dengan Cool Edit Pro, panjang sinyal suara yang
sudah diolah disamakan dengan panjang sinyal suara asli. Hal ini dibutuhkan
untuk metoda perbandingan PESQ.
Gambar 4.7 Tampilan Cool Edit Pro
Setelah kedua file suara memiliki panjang yang sama, file suara hasil
tangkapan dibandingkan terhadap file suara asli dengan menggunakan SPDemo
versi 3.0.5 yang memiliki metoda perbandingan PESQ pada fitur evaluasi kualitas
suara. Langkah-langkah untuk menentukan nilai PESQ dengan beberapa
parameter seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.8 adalah sebagai berikut:
1. Buka file suara asli sebagai referensi dan file suara hasil tangkapan.
2. Pilih menu Tool, lalu Quality Evaluation.
3. Di Window SPDemo (bagian kanan), pilih PESQ untuk pengukuran.
4. Masukkan file suara hasil tangkapan ke Test Signal.
5. Tekan Apply dan nilai PESQ akan keluar.
Gambar 4.8 Parameter SPDemo untuk Mengukur Nilai PESQ
Setelah itu, diperoleh nilai-nilai PESQ yang merupakan perbandingan
kuantitatif dari kedua file suara.
4.8 Perbandingan Kualitas Suara dengan Metoda Diffserv dan tanpa
Metoda Diffserv
Pengujian yang dilakukan menggunakan dan tidak menggunakan
metoda diffserv memiliki dua skenario yaitu pengujian terhadap nilai MOS
dan PESQ dengan nilai packet loss yang berubah-ubah dan pengujian
terhadap nilai MOS dan PESQ dengan nilai jitter dan delay berubah-ubah.
Pengujian ini dilakukan pada codec G.723 dengan kapasitas link 64 Kbps.
4.8.1 Pembahasan Codec G.723 dengan Paket Hilang Berubah
Hasil dari pengujian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Tabel
4.1 dan 4.2 adalah data hasil pengujian berupa nilai PESQ dan MOS pada
codec G.723 dengan nilai packet loss berubah-ubah menggunakan metoda
diffserv dan tanpa menggunakan metoda diffserv. Percobaan dilakukan
dengan 2 kali panggilan. Nilai PESQ di peroleh dengan menggunakan
software SPDemo dan nilai MOS diperoleh dari survei yang dilakukan
terhadap 6 orang user. Nilai MOS dari 6 orang user ini diambil rata-ratanya.
Nilai packet loss telah ditentukan pada script saat melakukan pembatasan
koneksi di edge router.
1. Tanpa Diffserv
Tabel 4.1 Tabel Nilai PESQ Paket Hilang tanpa Diffserv
Gambar 4.9 Nilai PESQ dan MOS terhadap Paket Hilang tanpa Diffserv (1 Panggilan)
Gambar 4.10
Nilai PESQ dan MOS terhadap Paket Hilang tanpa Diffserv(2 Panggilan)
2. Dengan Diffserv
Tabel 4.2 Tabel Nilai PESQ dan MOS Paket Hilang dengan Diffserv
Gambar 4.11 Nilai PESQ dan MOS terhadap Paket Hilang dengan Diffserv (1Panggilan)
Gambar 4.12 Nilai PESQ dan MOS terhadap Paket Hilang dengan Diffserv (2 Panggilan)
Analisis:
Pengukuran dilakukan dengan menetapkan parameter-parameter
kualitas layanan, seperti waktu tunda = 100 ms dan variasi waktu tunda =20
ms. Parameter dengan nilai tersebut merupakan parameter yang digunakan
jika suatu kualitas suara dapat diterima. Kualitas suara yang baik
dicerminkan dengan waktu tunda ± 100 ms dan variasi waktu tunda ± 20
ms. Untuk membedakan kualitas suara, digunakan satu parameter lagi, yaitu
tingkat paket hilang. Nilai paket hilang diubah-ubah untuk menentukan
kualitas suara.
Untuk kapasitas link 64 Kbps, jumlah panggilan sebanyak 1 dan 2
kali. Akan tetapi, sesuai perhitungan untuk codec G.723, jumlah panggilan
yang dapat di terima yaitu sebesar 2,34 panggilan. Nilai tersebut didapat
dari rumus berikut:
Karena masalah penggunaan resource ketika proses kompresi
untuk codec ini, maka jumlah panggilan yang diukur hanya 1 dan 2
panggilan saja. Hal ini karena ketika jumlah panggilan 3 (melebihi batas
kemampuan menerima panggilan), maka nilai kualitas layanan akan turun
drastis.
Jika tidak menggunakan metoda diffserv, panggilan dengan tingkat
paket hilang 0-1% tidak selalu memiliki kualitas suara yang maksimal. Nilai
PESQ adalah sekitar 3,475 dan 3,336 (Tabel 4.5). Nilai PESQ langsung
turun drastis ketika tingkat paket hilang lebih dari 1%. Hal ini karena trafik
suara masih bersifat best effort di dalam jaringan. Jika menggunakan metoda
diffserv, panggilan dengan tingkat paket hilang 0% selalu memiliki kualitas
tinggi. Nilai PESQ 3,501 dan 3,426 (Tabel 5.6). Hal ini karena trafik suara
sudah memiliki perlakuan tiap hop berupa Expedited Forwarding (EF)
sehingga diberi prioritas dari trafik-trafik lain.
Ada perbedaan penurunan kualitas suara ketika tingkat paket hilang
sudah lebih dari 1%. Jika tidak menggunakan metoda diffserv, penurunan
kualitas suara cenderung landai. Hal lain terlihat sebaliknya, ketika
menggunakan metoda diffserv. Penurunan kualitas suara terjadi cukup
tajam. Kejadian ini sesuai dengan aturan dari ITU-T bahwa kualitas suara
tidak dapat diterima jika tingkat paket hilang lebih dari 1%. Kualitas suara
yang masih dapat diterima ketikanpaaket hilang lebih dari 1% berkisar
antara 1-3%.
Pada beberapa kasus, terlihat bahwa nilai PESQ tanpa
menggunakan metoda diffserv lebih tinggi daripada nilai PESQ
menggunakan diffserv saat tingkat paket hilang lebih dari 10%. Hal ini
karena adanya penggunaan Network Address Translation (NAT) di jaringan
uji coba. Ketika NAT diaktifkan di router, alamat IP dan nomor port harus
ditranslasi tidak hanya di layer 3 dan 4, tetapi juga di payload paket layer 7
selama berlangsungnya aliran RTP. Karena NAT membutuhkan pemroresan
CPU secara intensif, maka itu dapat menambah tingkat paket hilang.
Dengan bertambahnya tingkat paket hilang, maka kualitas suara menjadi
semakin kecil.
Hubungan antara tingkat paket hilang terhadap kualitas layanan
telepon internet adalah semakin tinggi tingkat paket hilang maka kualitas
layanan suara akan semakin menurun. Penurunan kulaitas layanan
cenderung turun ketika tingkat paket hilang sudah lebih dari 1%. Pada
grafik, terlihat beberapa titik yang tidak monoton turun. Hal ini karena
kondisi jaringan secara keseluruhan. Paket hilang di dalam jaringan dapat
disebabkan oleh kongesti pada jaringan. Bila jaringan sedang “penuh” maka
kemungkinan suatu paket untuk di-drop lebih besar, dengan begitu kualitas
suara pun akan turun.
Saat jumlah panggilan dinaikkan menjadi 2, maka terjadi
penurunan nilai PESQ (Tabel 4.5 dan 4.6). Penurunan tersebut berkisar
antara 0,1 hingga 0,5 poin PESQ. Hal ini karena pengaruh prose kompresi
suara ketika menggunakan codec G.723.
4.8.2 Pemberlakuan Kebijakan Router di dalam Domain Diffserv
Untuk melihat apakah kebijakan router berjalan, maka dilakukan
pengujian dengan mengunduh file berukuran 47,5 MB.
1. Sebelum kebijakan diberlakukan
Gambar 4.21 Informasi Pengunduhan sebelum Kebijakan diberlakukan
2. Setelah kebijakan diberlakukan
Gambar 4.22 Informasi Pengunduhan setelah Kebijakan diberlakukan
Analisis
Pengujian kebijakan di dalam router dilakukan dengan cara
mengunduh suatu data file. Dari Gambar 4.21 dan 4.22 di atas dapat dilihat
bahwa sebelum dilakukan kebijakan router, nilai throughput pada saat
mengunduh masih besar yaitu 37,1 KB/sec. setelah dilakukan kebijakan
router, nilai throughput pada saat mengunduh turun menjadi 5,2 KB/sec.
Hal ini karena protokol yang digunakan saat mengunduh adalah FTP. Di
dalam kebijakan router, FTP dimasukkan ke dalam kelas best effort.
Sehingga, penggunaan resource untuk mengunduh dibatasi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa terhadap data pengujian yang diperoleh
berupa nilai PESQ dan MOS dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Saat menggunakan codec G.723 tanpa diffserv dengan paket hilang 0%
nilai PESQ sebesar 3,475 dan saat menggunakan diffserv dengan paket
hilang 0% nilai PESQ naik menjadi 3,501. Pada saat nilai paket hilang
>3% nilai PESQ untuk kedua codec baik menggunakan diffserv atau
tanpa diffserv <2,6 (di bawah batas minimum nilai kualitas suara yang
masih dapat diterima).
2. Pada codec G.723 tanpa diffserv dengan nilai jitter 0ms dan delay 70
ms nilai PESQ 3,56 dan saat menggunakan diffserv nilai PESQ naik
menjadi 3,676. Pada nilai jitter > 30 ms dan delay >100 ms nilai PESQ
<2,6 (batas minimum nilai kualitas suara yang masih dapat diterima)
3. Kualitas suara VoIP bisa meningkat sekitar 01 sampai 0,5 poin ketika
menggunakan metoda diffserv.
4. Dengan menggunakan metoda diffserv, prioritas terhadap paket suara
dapat dilakukan sehingga kualitas suara lebih baik.
4.2 Saran
Untuk penelitian lebih lanjut, ada beberapa saran yang dapat penulis berikan
:
1. Pengukuran dilakukan lebih dari 1 kali sehingga data lebih
mencerminkan kondisi yang debenarnya.
2. Kapasitas link yang digunakan lebih dari 64 Kbps untuk
meningkatkan jumlah panggilan VoIP.
3. Penelitian dilakukan di domain jaringan dengan lebih banyak router
dan menggunakan IP public untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 3
1.3 Tujuan .................................................................................. 4
1.4 Batasan Masalah .................................................................. 4
1.5 Metodologi ........................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Teknologi VoIP .................................................................. 6
2.1.1 Mekanisme Kerja VoIP ........................................... 6
2.1.2 Protokol VoIP ......................................................... 8
2.1.2.1 Protokol Pensinyalan ................................ 9
2.1.2.2 Protokol Media Transfer .......................... 13
2.2 CODEC ( Kompresi Data Suara ) ....................................... 14
2.3 Kualitas Layanan VoIP ....................................................... 16
2.3.1 Waktu Tunda (Delay) ............................................. 16
2.3.2 Jitter ......................................................................... 18
2.3.3 Tingkat Paket Hilang (Packet Loss) ....................... 19
2.3.4 Pengkodean Sinyal Suara ........................................ 19
2.3.5 Perencanaan Kapasitas ............................................ 20
2.4 Differentiated Services ....................................................... 21
2.4.1 Keuntungan DiffServ .............................................. 22
2.4.2 Karakteristik DiffServ ............................................. 23
2.4.3 Arsitektur Diffserv .................................................. 25
2.5 Pengukuran Kualitas VoIP ................................................. 27
2.5.1 Mean Opinion Source (MOS) ................................. 28
2.5.2 Perceptual Evaluation of Speech Quality (PESQ) .. 29
BAB III PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisa Jaringan Polsek Padang Utara ................................ 34
3.2 Analisis Permasalahan ......................................................... 35
3.3 Topologi Jaringan Polsek Padang Utara ...................................... 39
3.4 Perancangan Jaringan .......................................................... 41
3.5 Spesifikasi Server yang akan di gunakan dalam
Perancangan ......................................................................... 43
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
4.1 Komponen Sistem ............................................................... 46
4.2 Instalasi dan Kofigurasi Sistem .......................................... 47
4.2.1 Cabling (Pengkabelan) ............................................ 47
4.2.2 Konfigurasi Jaringan ............................................... 48
4.2.3 Konfigurasi Tabel Routing ..................................... 50
4.2.4 Konfigurasi IP Forwarding ..................................... 52
4.2.5 Kofigurasi IP Masquerade ...................................... 52
4.2.6 Rekompilasi Kernel Linux ...................................... 55
4.2.7 Dukungan Differentiated Services di Linux ........... 55
4.2.8 Rekompilasi Kernel dengan Kemampuan Diffserv 56
4.3 Implementasi Differentiated Service .................................. 60
4.3.1 Script untuk Edge Router ........................................ 61
4.3.2 Eksekusi Script Diffserv ......................................... 63
4.3.3 Script untuk Membatasi Koneksi ............................ 64
4.4 Trafik Generator ................................................................. 65
4.4.1 SIPp ......................................................................... 65
4.4.2 Instalasi SIPp .......................................................... 66
4.4.3 Konfiguarsi SIPp Client .......................................... 67
4.4.4 Konfigurasi SIPp Server ......................................... 70
4.5 Asterisk ............................................................................... 72
4.5.1 Instalasi Asterisk ..................................................... 73
4.5.2 Konfigurasi Asterisk ............................................... 74
4.5.3 Uji Sambung Asterisk ............................................. 77
4.6 Wireshark ............................................................................ 78
4.6.1 Instalasi Wireshark .................................................. 78
4.7 SPDemo .............................................................................. 79
4.8 Perbandingan Kualitas Suara dengan Metoda Diffserv dan
tanpa Metoda Diffserv ........................................................ 82
4.8.1 Pembahasan Codec G.723 dengan Paket Hilang
Berubah ................................................................... 82
4.8.2 Pemberlakuan Kebijakan Router di dalam Domain
Diffserv ................................................................... 88
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ......................................................................... 90
5.2 Saran ................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA
1. Iskandarsyah, M.Harahap. 2003, ”Dasar – Dasar Jaringan VoIP“, www.ilmukomputer.com. Download tanggal 24 Maret 2010.
2. Wahyudi, H.Mochamad. “ Teknologi Telepon Menggunakan Internet Protocol (Voice over Internet Protocol)”. Bina Sarana Informatika. Hal 2-3.
3. Wijaya, Christian Henry. 2008. ”Studi Mengenai Pengaruh Waktu
Tunda, Jitter, dan Paket Hilang Terhadap Kualitas dan Jumlah Panggilan Telepon Internet”. Laporan Tugas Akhir. Institut Teknologi Bandung.
4. Raharja, Anton. 2006. VoIP Rakyat: Jaringan VoIP Berbasis Protokol SIP
(Session Initiation Protocol). Diambil dari http://tunggul.duniasemu.org/IPv6/NiCE-ipv6.or.id/VoIP_Rakyat.ppt .
5. Wirawan, Fikri. 2008. ” Karakterisasi Waktu Tunda dan Tingkat Paket
Hilang telepon Internet di Jaringan Berkapasitas Terbatas”. Laporan Tugas Akhir. Institut Teknologi Bandung.
6. “Differentiated Service”. http://www.ittelkom.ac.id/library.
7. “Differentiated Services (Diffserv)”. http://www.ittelkom.ac.id/library.
8. Ridha, Ahmad. 2006. ”Manajemen QoS Dengan Metoda Differentiated
Service”. Laporan Tugas Akhir. Institut Teknologi Bandung.
9. Galen, Jack Van. 2006.”Quality Internet Telephony”. University of Twenty, Netherland. Hal 30.
10. Ahson, Syed A, Mohammad Ilyas.2009, “VoIP Hand Book Applications, Technologies, Reliability, and Security” , CRC Press. Hal 4.
11. Alvarion White Paper.2006,” Implementing VoIP Services Over Wireless Network “, www.alvarion.com. Hal 5-6.
12. Asterisk :: ”An Open Source PBX and Telephony Toolkit”, http://www.asterisk.org/
13. Tharom, Tabratas dan W. Purba, Onne,”Teknologi VoIP”. PT. Elex Media Komputindo. Hal 27-129.
Oleh :
TRI WAHYUNI
07092053
DOSEN PEMBIMBING
Drs. Erwadi Bakar, M. Kom
Hj. Rasyidah, S.Si, MM
` Polsek Padang Utara merupakan salah satu instansipemerintah yang membantu pemerintah dalam bidanghukum seperti: melayani masyarakat yang bermasalahdengan hukum (pembunuhan, pemerkosaan, pencuriandan tindak pidana lainnya). Keadaan jaringan yang ada diPolsek Padang Utara menggunakan LAN. Dan untukmempermudah proses komunikasi di Polsek Padang Utara,Polsek Padang Utara akan menerapkan teknologi VolP,sehingga proses komunikasi yang terjadi antara komandandan anggotanya dapat dilakukan dengan dana yang minimkarena VolP memanfaatkan teknologi internet yang telahada di Polsek Padang Utara.
Bagaimana mewujudkan cara berkomunikasi yang mudahdan murah menggunakan jaringan IP Komputer yangterkoneksi ke internet di Polsek Padang Utara ?
Bagaimana melewatkan traffic suara,video,dan data dalamteknologi informasi ?
Bagaimana cara pemanfaatan jaringan IP melalui internetagar dapat berkomunikasi secara intensif, mudah denganharga yang murah ?
Bagaimana proses yang terjadi dalam komunikasimenggunakan jaringan IP computer di Polsek PadangUtara ?
RUMUSAN MASALAH
Mewujudkan cara bekomunikasi yang mudah dan murahmenggunakan jaringan IP Komputer yang terkoneksi keinternet di Polsek Padang Utara
Melewatkan jaringan suara, video,dan data dalamteknologi komunikasi dengan menggunakan Teknologijaringan internet.
Memanfaatkan jaringan IP melalui internet agar dapatberkomunikasi secara intensif,mudah,dan dengan biayamurah.
Menghubungkan jaringan suara dan data yang sebelumnyaterpisah dalam teknologi komunikasi di Polsek PadangUtara.
Memberikan solusi kepada pengguna jaringan komunikasidi Polsek Padang Utara.
Tujuan
Membahas Voice over internet protocol (VolP) secaraumum.
Parameter kualitas layanan yang diujikanmenggunakan metode Differentiated Service.
Sistem Operasi adalah Linux Ubuntu.
Protokol yang digunakan SIPp.
Software yang digunakan G.273.
Teknologi VoIP Mekanisme Keja VoIP
Protokol VoIP
CODEC (Kompresi Data Suara)
Kualitas Layanan VoIP Waktu tunda
Jitter
Tingkat paket hilang
Pengkodean sinyal suara
Perencanaan kapasitas
Differentiated sevices
Pengukuran kualitas VoIP
ANALISA JAINGAN POLSEK PADANG UTARA
Jaringan computer yang terdpaat di Polsek Padang Utara merupakan salah satujaringan yang kompleks. Yang terdiri dari beberapa server, router. Semuaperalatan tersebut terhubung dan dapat berkomunikasi serta dapat mengaksesinternet. Dan untuk Sumber internet, Polsek Padang Utara mendapatkannyadari Telkom dengan bandwidth 1Mhps dan Telkom bandwidth 2Mhps.
Dan keadaan jaringan yang ada di Polsek Padang Utara memiliki duajaringan yaitu: jaringan LAN dan Wifi atau Wireless, yang telah banyakmenggunakan Teknolohgi Informasi dalam operasionalnya sepertiimplementasi jaringan computer, system informasi intel system informasikeanggotaan dan system-sistem lainnya, dimana hampir di seluruh bagianpada Polsek Padang Utara telah menggunakan computer dan aplikasinya.
Jaringan VoIP pada Polsek Padang Utara di gunakan untuk penggantimenelepon mahal dengan menggunakan GSM/CDMA yang dilakukancomputer ke computer. Jaringahn digunakan saat ini membantu banyak staffyang ada di Polsek Padang Utara dan juga tidak mengalami kesulitan ketikadalam mengoperasikan dalam segi biayapun lebih murah. System jaringan diPolsek Padang Utara ini hanya memanfaatkan fasilitas yang telah ada padasystem operasi seperti Windows XP. Namun, untuk membangun ataumelakukan penginstalan asterisk tersebut ini mengurangi efektifitas, dankeamanan hanya terfokus pada ketelitian teknisi dalam mengkonfigurasi danpemahaman client tentang VoIP tersebut. Karena jika user client punyapengetahuan konfigurasi yang sama dengan teknisinya maka akanmempermudah dalam melakukan panggilan, pengiriman data.
ANALISIS PERMASALAHAN
Server merupkan hal terpenting dalam jaringan computer. Karenaserver merupakan pusat informasi dari seluruh client yang ada dijaringan tersebut. System keamanan pada server perlu di bangunkarena apabila server dalam suatu jaringan mengalami kerusakan,maka seluruh client pengguna jaringan tersebut akan mengalamikesulitan dalam mengakses informasi. Begitu juga Asterisk, dimanaAsterisk bekerja pada system operasi yang berfungsi sebagaikomunikasi audio dan video di bangun dengan source cord Linux.
Sebelum memakai jaringan bandwidth 1Mhps (Voice OverInternet protocol ), begitu banyak biaya yang harus dikeluarkan untukmembayar tagiahan telepon. Baik telepon rumah maupun penggunaGSM/CDMA, oleh sebab itu jaringan VoIP ini begitu berarti di PolsekPadang Utara, dan dapat juga diartikan bahwa VoIP adalah suaramelalui protocol internet (jaringan computer) atau suatu teknologiyang memakai internet untuk menelepon. Teknologi ini bekerjadengan cara mengubah suara menjadi format digital sehingga dapatdilewatkan melalui jaringan IP (internet protocol). Slah satu VoIPberbasis open source adalah Asterisk.
Apabila jaringan VoIP ini berhasil di bangun maka PolsekPadang Utara menggunakan jaringfan VoIP untukmengurangi pengeluaran yang besar, namun jaringan VoIPini juga mempunyai kelemahan diantaranya adalah sebagaiberikut:
Ada jeda dalam berkomunikasi. Proses perubahan datamenjadi suara, jeda jaringan, membuat adanya jeda dalamberkomunikasi dengan menggunakan VoIP.
Jika belum terhubung secara 24 jam ke internet kita butuhjanji untuk saling berhubungan.
Jika memakai internet dan computer di belakang NAT(Network Address Translation), maka dibutuhkankonfigurasi khusus untuk membuat VoIP tersebut berjalan.
Tidak pernah ada jaminan kualitas jika VoIP melewatiinternet
Peralatan relatif mahal.
Komponen sistem Edge router
Core router
Geneator trafik suara
Instalasi dan konfigurasi sistem
Cabling / pengkabelan
Konfigurasi jaringan
Untuk memberikan IP Address dan default gateway address pada Linux Ubuntu dapat dilakukan dengancara sebagai berikut:
Buka terminal dengan akses root
Ketikkan perintah berikut pada terminal
Memastikan apakah konfigurasi sudah benar
Memberikan default gateway
Konfigurasi Tabel Routing
Menambah perintah “up” ke kartu jaringan yangdigunakan di /etc/network/interfaces.
Di dalam Tugas Akhir ini metoda ke-dua digunakanuntuk membuat tabel routing di jaringan. Langkahyang dilakukan sebagai berikut:
Menentukan tabel routing untuk masing-masingkomputer router (jaringan B).
Mengaktifkan tabel routing dengan me-restart kartujaringan
Melihat daftar tabel routing yang baru dibuat.
Konfigurasi IP Forwarding
IP Forward adalah suatu sistem yang berfungsi untukmeneruskan atau mem-forward paket-paket dari suatujaringan ke jaringan yang lain.Langkah yang dilakukanuntuk mengubah modul kernel ip_forward menjadi enableadalah sebagai berikut : Mengaktifkan IP forwarding Memeriksa apakah IP forwarding sudah aktif.
Kofigurasi IP Masquerade
IP masquerade adalah salah satu fasilitas di Linux yangmemungkinkan komputer yang tidak memiliki alamat IPpublic agar dapat tersambung ke internet melewatikomputer Linux. Langkah yang dilakukan sebagai berikut:
Mengaktifkan IP masquerade
Memeriksa apakah IP masquerade sudah aktif.
Rekompilasi Kernel Linux
Kernel merupakan bagian fundamental dari sistem operasi Linux. Kernel Linux berisi driver dandukungan untuk perangkat-perangkat keras baru sehingga harus selalu diperbaharui. Di dalamtugas akhir ini, spesifikasi sistem operasi dan kernel mesin router adalah sebagai berikut:
Sistem Operasi : Linux Ubuntu 10.04
Kernel : 2.6.32-21
Kapasitas link : 64 Kbps
Dukungan Differentiated Services di Linux
Dukungan diffserv di Linux telah tercakup pada kernel 2.6.32-21 untuk dapat menngunakannya,maka modul-modul tersebut perlu diaktifkan. Caranya adalah dengan mengkofigurasikan kernellinux dan mengkompilasi ulang (recompiling) kernel. Berikut ini adalah yang perlu diaktifkan agarkernel mendukung diffserv:
Bagian Networking Options
Kernel/User netlink socket (CONFIG_NETLINK)
Network packet filtering (CONFIG_NETFILTER)
QoS and/or fair queueing (CONFIG_NET_SCHED)
Bagian Network Options, QoS and/or fair queueing
CBQ packet scheduler (CONFIG_NET_SCH_CBQ)
The simplest PRIO pseudoscheduler (CONFIG_NET_SCH_PRIO)
RED queue (CONFIG_NET_SCH_RED)
GRED queue (CONFIG_NET_SCH_GRED)
Diffserv field marker (CONFIG_NET_SCH_DSMARK)
Ingress Qdisc (CONFIG_NET_SCH_INGGRESS)
QoS Support (CONFIG_NET_QOS)
Packet classifier API (CONFIG_NET_CLS)
TC index classifier (CONFIG_NET_CLS_TCINDEX)
U32 classifier (CONFIG_NET_CLS_U32)
Traffic policing (CONFIG_NET_CLS_POLICE)
Rekompilasi Kernel dengan Kemampuan Diffserv
Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:
Melihat status kernel sekarang yang digunakan.
Download kernel versi terbaru. Di dalam tugas akhir ini kernel standar versi : 2.6.32-21.
Membuat symbolic link berjalan dengan nama “linux” yang mengarah ke versi kernel terbaru.
Memeriksa opsi-opsi kernel baru secara terpisah tanpa menimpa konfigurasi kernel standarmenggunakan editor teks.
Konfigurasi opsi-opsi kernel baru secara terpisah tanpa menimpa konfigurasi kernel standarmenggunkan editor teks.
Agar mudah dikompilasi, diperlukan beberapa program untuk konfigurasi kernel.
Membuat salinan dari konfigurasi file dan modifikasi itu. File konfigurasi sekarang diletakkan di /boot dan sering disebut /boot/config-:2.6.32-21-generic.
Di dalam direktori/usr/src/linux-source- , harus ada file dengan nama .config.
Menjalankan utility konfigurasi.
Melakukan kompilasi kernel. Waktu yang dibutuhkan bergantung kepada spesifikasi computer.
Memeriksa apakah sudah terinstall di /boot dan symbolic link terbarui juga.
Membuat direktori baru untuk kernel baru
Membuat RAMdisk awal yang bertanggungjawab terhadap kernel yang baru (2.6.32-21.net)
Memeriksa kembali apakah file initrd.img-2.6.32-21.net.corerouter sudah berada di /boot.
Kernel baru selesesai dibuat. Lakukan konfigurasi boot loader untuk melihat efeknya. Lakukanperbaruan jika menggunakan grub.
Memeriksa semua apakah sudah berjalan lancar.
Reboot komputer.
Jika sudah masuk grub, pilih kernel “ 2.6.32-21.coreroutera” untuk mencoba kernel yang sudahdikompilasi.
Implementasi Differentiated Service
Script untuk Edge Router
Eksekusi Script Diffserv
Script untuk Membatasi Koneksi
Trafik Generator
Trafik generator berfungsi untuk membangkitkan paket-paket data, baik TCP atauUDP maupun keduanya, dengan ukuran paket tertentu dan laju paket tertentu.
SIPp
SIPp merupakan software open source yang digunakan untuk menguji panggilanVoIP dengan metode signaling SIPp.
Instalasi SIPp
SIPp dapat di-download secara gratis dari website http://sipp.sourceforge.net . Tugasakhir ini menggunakan SIPp versi 3.1. Berikut ini langkah-langkah instalasi SIPp: Download source sipp.3.1.src.tar.gz. Ekstrak ke direktori /usr/local/src. Instalasi paket openssl, libnet, dan libpcap. Hal ini digunakan agar SIPp mendukung
proses autentikasi dan pcapplay (untuk steraming RTP). Instalasi SIPp (yang sudah mendukung autentikasi dan pcapplay)
Konfiguarsi SIPp Client
SIPp client bertugas untuk membangun panggilan, memodifikasi dan menutup sesikomunikasi.
Konfigurasi SIPp Server
SIPp server hanya bertugas untuk menerima Request message yang di generate olehSIPp client kemudian membalas dengan suatu message tertentu menuju SIPpclient.
Asterisk
Asterisk merupakan software open source IP PBX. Asterisk bekerja sebagaiVoIP server.
Instalasi Asterisk
Software asterisk ini dapat di download melalui website-nya(www.asterisk.org). pada tugas akhir ini, digunakan asterisk versi 1.4.17. berikutini langkah-langkah dalam menginstall asterisk.
Instal beberapa paket yang dibutuhkan: C compiler pakacge Bison libncurse5-dev atau ncurse-dev libssl-dev libnewt-dev zlib1g-dev
Download beberapa source installer berikut: libpri-1.4.3.tar.gz zaptel-1.4.8.tar.gz asterisk-1.4.17.tar.gz
Install libpri-1.4.3
Install zaptel-1.4.8
Install asterisk-1.4.17
Jalankan asterisk
Konfigurasi Asterisk
Setelah proses instalasi berhasil, kemudian dilanjutkan dengan mengkonfigurasiasterisk tersebut. Hal ini dilakukan agar asterisk dapat bekerja menjadi VoIP server.Semua file konfigurasi asterisk disimpan di direktori /etc/asterisk.
Konfiguarsi Data Account (sip.conf)
Asterisk mendukung beberapa macam protokol signaling seperti H.323, SIP, dan IAX.Karena pada tugas akhir ini protokol signalling yang digunakan adalah SIP, makakonfigurasi dilakukan untuk mendukung signaling SIP saja. Langkah- langkah yangdilakukan untuk konfigurasi SIP adalah sebagai berikut:
Edit file sip.conf
Syntac tersebut digunakan untuk mendaftarkan nomor-nomor panggilan padaasterisk sehingga nomor tersebut nantinya dapat digunakan untuk salingmelakukan panggilan. Dengan demikian, hanya nomor-nomor yang terdaftar padakonfigurasi inilah yang dapat melakukan panggilan menuju asterisk.
Konfigurasi Dial Plan (extensions.conf)
Edit file extensions.conf
Syntac tersebut digunakan untuk mengatur panggilan yang datang ke asterisk.Misalnya, jika ada panggilan ke nomor 7001 maka pertama kali asterisk akan men-dial(menghubungi) nomor 7001 tersebut dengan menggunakan protokol SIP. Mengenailetak nomor 7001 terdaftar pada IP berapa sudah di atur sebelumnya pada Data Account(sip.conf). Dengan demikian, panggilan tersebut akan diteruskan ke penerima.
Uji Sambung Asterisk
Uji sambung asterisk dilakukan untuk memastikankonfigurasi telah dilakukan dengan benar. Pengujianini dilakukan dengan cara mencoba menghubungisemua nomor yang telah terdaftar. Metode pengujiandilakukan dengan menggunakan dua buah softphoneyang ditempatkan di dua sisi yang berbeda, satusebagai pemanggil dan satu sebagai penerima.
Wireshark
Wireshark digunakan untuk menangkap semua paket yang melewatisuatu interface. Dengan menggunakan Wireshark, semua informasi padaheader-header paket yang mengalir di jaringan dapat dilihat. Wireshark jugadigunakan untuk mengetahui nilai waktu tunda, variasi waktu tunda, tingkatpaket hilang, hingga kapasitas yang diperlukan pada suatu panggilan VoIP.
4.6.1 Instalasi Wireshark
Dengan menggunakan Ubuntu, Wireshark dapat di install denganmengetikkan perintah berikut ini di terminal:
File hasil tangkapan Wireshark adalah file berformat .pcap. dari file jenisini, file dikonversikan ke file berformat .raw. file berformat .raw ini bergunauntuk menetukan nilai PESQ suatu panggilan VoIP. Cara mengkonversikan file .pcap menjadi file .raw adalah sebagai berikut: Tekan capture dan pilhi interface yang sesuai Karena menangkap panggilan VoIP, paket yang ditangkap berjenis UDP. Di
dalam tugas akhir ini, protokol yang diukur adala RTP. Oleh karena itu, paketdiubah seluruhnya ke dalam RTP. Tekan Statistic, RTP, Show all stream.
Pilih salah satu trafik yang sesuai dengan waktu tunda, paket hilang, dan variasiwaktu tunda sesuia skenario pengukuran.
Simpan file hasil tangkapan ke dalam format .raw
SPDemo
SPDemo adalah alat pengumpan untuk belajar pemrosesan suara dan audio. Tujuan utama SPDemo adalah untuk mengilustrasikan prinsip dasarpemrosesan suara dan audio serta aplikasinya. SPDemo dapat di-download dialamat http://sipl.technion.ac.il/. Tampilan SPDemo ditunjukkan oleh Gambar3.6.
Di dalam tugas akhir ini, SPDemo digunakan untuk menentukan nilai PESQ suatu panggilan VoIP. Prinsip penggunaannya adalah dengan membandingkandua contoh suara, yaitu asli dan terdegradasi. File ini diperoleh dari file hasiltangkapan Wireshark berformat .raw setelah dikonversi dengan online audio conversion tool, yaitu Guru Audio Convert (http://www.asteriskguru.com/tools/audio_conversio.php)
Langkah-langkah untuk menentukan nilai PESQ dengan beberapa parameter seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.8 adalah sebagai berikut:
Buka file suara asli sebagai referensi dan file suara hasil tangkapan.
Pilih menu Tool, lalu Quality Evaluation.
Di Window SPDemo (bagian kanan), pilih PESQ untuk pengukuran.
Masukkan file suara hasil tangkapan ke Test Signal.
Tekan Apply dan nilai PESQ akan keluar.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa terhadap data pengujian yang diperoleh berupa nilaiPESQ dan MOS dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Saat menggunakan codec G.723 tanpa diffserv dengan paket hilang 0% nilaiPESQ sebesar 3,475 dan saat menggunakan diffserv dengan paket hilang 0%nilai PESQ naik menjadi 3,501. Pada saat nilai paket hilang >3% nilai PESQuntuk kedua codec baik menggunakan diffserv atau tanpa diffserv <2,6 (dibawah batas minimum nilai kualitas suara yang masih dapat diterima).
Pada codec G.723 tanpa diffserv dengan nilai jitter 0ms dan delay 70 ms nilaiPESQ 3,56 dan saat menggunakan diffserv nilai PESQ naik menjadi 3,676. Padanilai jitter > 30 ms dan delay >100 ms nilai PESQ <2,6 (batas minimum nilaikualitas suara yang masih dapat diterima)
Kualitas suara VoIP bisa meningkat sekitar 01 sampai 0,5 poin ketikamenggunakan metoda diffserv.
Dengan menggunakan metoda diffserv, prioritas terhadap paket suara dapatdilakukan sehingga kualitas suara lebih baik.
Saran
Untuk penelitian lebih lanjut, ada beberapa saran yangdapat penulis berikan :
Pengukuran dilakukan lebih dari 1 kali sehingga datalebih mencerminkan kondisi yang debenarnya.
Kapasitas link yang digunakan lebih dari 64 Kbpsuntuk meningkatkan jumlah panggilan VoIP.
Penelitian dilakukan di domain jaringan dengan lebihbanyak router dan menggunakan IP public untukmendapatkan hasil yang lebih baik.