abstrak model nilai-nilai budaya untuk … · untuk pertumbuhan ikm kreatif di jawa barat oleh:...

4
i ABSTRAK MODEL NILAI-NILAI BUDAYA UNTUK PERTUMBUHAN IKM KREATIF DI JAWA BARAT Oleh: Sribagjawati NIM : 33411007 (Program Studi Doktor Teknik dan Manajemen Industri) Pada tahun 2015 ekonomi kreatif berkontribusi sebesar 7,38% terhadap PDB nasional dan berkontribusi sebesar 13,9% terhadap penyerapan tenaga kerja nasional. Ekonomi kreatif berkontribusi cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, tetapi terdapat berbagai permasalahan dihadapi IKM berbasis ekonomi kreatif, yaitu: masih rendahnya penjualan dalam negeri dan ekspor; masih tingginya biaya produksi; masih tingginya jumlah produk gagal dan belum dapat memenuhi kuantitas pengiriman produk. Permasalahan-permasalahan tersebut mengindikasikan permasalahan pada efektivitas organisasi dengan ukuran efektivitas berupa kinerja IKM kreatif. Penelitian-penelitian sebelumnya telah menghubungkan kinerja dengan budaya organisasi. Budaya organisasi dapat tercermin melalui nilai-nilai budaya. Model nilai-nilai budaya pada penelitian ini adalah model pengaruh dari nilai-nilai budaya terhadap kinerja IKM kreatif, yang terdiri dari kinerja operasional dan kinerja finansial. Pengaruh antara nilai-nilai budaya dengan kinerja IKM kreatif dapat dipetakan dengan menggunakan kerangka Competing Values. Model pengaruh dari nilai-nilai budaya terhadap kinerja IKM kreatif tersebut dikembangkan pada setiap fase pertumbuhan IKM kreatif, sesuai dengan penelitian Abernathy dan Utterback (1988), yaitu fase fluid, transisi dan mapan. Penelitian dilakukan dengan metode campuran (mixed method) yang meliputi studi kasus pendahuluan secara kualitatif dengan metode studi kasus pada tiga IKM kreatif dan penelitian secara kuantitatif melalui survei pada dua ratus enam puluh lima IKM kreatif. Unit analisis dari penelitian adalah tingkat perusahaan IKM kreatif, peneliti berlaku sebagai pengamat yang tidak memiliki intervensi terhadap keadaan sampel dan peneliti melakukan satu kali pemotretan keadaan IKM kreatif. Skala Likert rentang satu sampai lima digunakan pada kuesioner dengan dua kali pengolahan data yaitu pertama, pengolahan data dengan seluruh sampel dan kedua, pengolahan data dengan tiga kelompok sampel berdasarkan fase pertumbuhan usaha fluid, transisi dan mapan. Pengolahan data pada hasil survei dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) dengan menggunakan program Smart PLS 2.0.

Upload: truongbao

Post on 07-May-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ABSTRAK MODEL NILAI-NILAI BUDAYA UNTUK … · UNTUK PERTUMBUHAN IKM KREATIF DI JAWA BARAT Oleh: Sribagjawati NIM : 33411007 (Program Studi Doktor Teknik dan Manajemen Industri) Pada

i

ABSTRAK

MODEL NILAI-NILAI BUDAYA

UNTUK PERTUMBUHAN IKM KREATIF DI JAWA BARAT

Oleh:

Sribagjawati

NIM : 33411007

(Program Studi Doktor Teknik dan Manajemen Industri)

Pada tahun 2015 ekonomi kreatif berkontribusi sebesar 7,38% terhadap PDB

nasional dan berkontribusi sebesar 13,9% terhadap penyerapan tenaga kerja

nasional. Ekonomi kreatif berkontribusi cukup besar terhadap pertumbuhan

ekonomi nasional, tetapi terdapat berbagai permasalahan dihadapi IKM berbasis

ekonomi kreatif, yaitu: masih rendahnya penjualan dalam negeri dan ekspor;

masih tingginya biaya produksi; masih tingginya jumlah produk gagal dan belum

dapat memenuhi kuantitas pengiriman produk.

Permasalahan-permasalahan tersebut mengindikasikan permasalahan pada

efektivitas organisasi dengan ukuran efektivitas berupa kinerja IKM kreatif.

Penelitian-penelitian sebelumnya telah menghubungkan kinerja dengan budaya

organisasi. Budaya organisasi dapat tercermin melalui nilai-nilai budaya. Model

nilai-nilai budaya pada penelitian ini adalah model pengaruh dari nilai-nilai

budaya terhadap kinerja IKM kreatif, yang terdiri dari kinerja operasional dan

kinerja finansial. Pengaruh antara nilai-nilai budaya dengan kinerja IKM kreatif

dapat dipetakan dengan menggunakan kerangka Competing Values. Model

pengaruh dari nilai-nilai budaya terhadap kinerja IKM kreatif tersebut

dikembangkan pada setiap fase pertumbuhan IKM kreatif, sesuai dengan

penelitian Abernathy dan Utterback (1988), yaitu fase fluid, transisi dan mapan.

Penelitian dilakukan dengan metode campuran (mixed method) yang meliputi

studi kasus pendahuluan secara kualitatif dengan metode studi kasus pada tiga

IKM kreatif dan penelitian secara kuantitatif melalui survei pada dua ratus enam

puluh lima IKM kreatif. Unit analisis dari penelitian adalah tingkat perusahaan

IKM kreatif, peneliti berlaku sebagai pengamat yang tidak memiliki intervensi

terhadap keadaan sampel dan peneliti melakukan satu kali pemotretan keadaan

IKM kreatif. Skala Likert rentang satu sampai lima digunakan pada kuesioner

dengan dua kali pengolahan data yaitu pertama, pengolahan data dengan seluruh

sampel dan kedua, pengolahan data dengan tiga kelompok sampel berdasarkan

fase pertumbuhan usaha fluid, transisi dan mapan. Pengolahan data pada hasil

survei dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) dengan

menggunakan program Smart PLS 2.0.

Page 2: ABSTRAK MODEL NILAI-NILAI BUDAYA UNTUK … · UNTUK PERTUMBUHAN IKM KREATIF DI JAWA BARAT Oleh: Sribagjawati NIM : 33411007 (Program Studi Doktor Teknik dan Manajemen Industri) Pada

ii

Model nilai-nilai budaya yang dikembangkan terdiri dari dua model yaitu model

nilai budaya internal dan model nilai budaya eksternal. Pada model nilai budaya

internal, variabel yang berpengaruh terhadap kinerja operasional adalah variabel

keterpaduan internal serta proses internal. Sedangkan pada model nilai budaya,

variabel yang berpengaruh terhadap kinerja finansial adalah variabel inovasi dan

variabel pemahaman pasar.

Hasil penelitian model nilai-nilai budaya internal berdasarkan fase pertumbuhan

usaha menunjukan bahwa pengaruh dari variabel keterpaduan internal semakin

meningkat seiring dengan semakin lanjutnya fase pertumbuhan usaha, sedangkan

pengaruh proses internal semakin menurun seiring dengan semakin lanjutnya fase

pertumbuhan usaha. Hal ini berarti semakin mapan suatu IKM kreatif, maka

semakin memperhatikan suasana kerja, kenyamanan kerja, pemberdayaan

pegawai serta komunikasi yang terbuka.

Hasil penelitian model nilai-nilai budaya eksternal berdasarkan fase pertumbuhan

usaha menunjukan bahwa pengaruh dari variabel inovasi semakin meningkat

seiring dengan semakin lanjutnya fase pertumbuhan usaha, sedangkan pengaruh

pemahaman pasar semakin menurun seiring dengan semakin lanjutnya

pertumbuhan usaha. Hal ini berarti semakin mapan suatu IKM kreatif, maka akan

semakin memperkuat kemampuan menciptakan produk baru atau berinovasi.

Pada IKM kreatif berfase fluid yang akan beralih pada fase transisi maka perlu

meningkatkan nilai-nilai keterpaduan internal dan meningkatkan nilai-nilai

inovasi. Peningkatan nilai-nilai pada keterpaduan internal dapat dilakukan melalui

kerja tim, partisipasi, keterlibatan karyawan dan komunikasi terbuka. Kemampuan

inovasi dapat dikembangkan melalui peningkatan kemampuan menciptakan

produk baru dengan meningkatkan nilai-nilai kreativitas, mengambil risiko dan

kemampuan beradaptasi. Pada IKM kreatif berfase transisi, agar dapat beralih

pada fase mapan maka IKM kreatif tersebut harus meningkatkan nilai-nilai

keterpaduan internal dan nilai-nilai inovasi, serta tetap mempertahankan nilai-nilai

pada proses internal dan pemahaman pasar.

Kata kunci: Nilai-nilai budaya, efektivitas organisasi, IKM kreatif

Page 3: ABSTRAK MODEL NILAI-NILAI BUDAYA UNTUK … · UNTUK PERTUMBUHAN IKM KREATIF DI JAWA BARAT Oleh: Sribagjawati NIM : 33411007 (Program Studi Doktor Teknik dan Manajemen Industri) Pada

iii

ABSTRACT

MODEL OF CULTURAL VALUES FOR CREATIVE SMALL

AND MEDIUM INDUSTRIES GROWTH IN WEST JAVA

In 2015 the creative economy contributes 7.38% to the national GDP and

contributes 13.9% towards the absorption of the national workforce. The creative

economy contributes substantially to the growth of the national economy, but

there are various problems faced by IKM (Industi Kecil dan Menengah/Small and

Medium Industry)-based creative economy, namely: still low domestic sales and

exports; still high production cost; still high number of failed products and not yet

able to meet the quantity of product delivery. These problems indicate problems in

organizational effectiveness.

These problems indicate a problem on the effectiveness of the organization with a

measure of creative IKM performance. Previous studies have linked performance

with organizational culture. Organizational culture can be reflected through

cultural values. The model of cultural values in this study is a model of the

influence of cultural values on the performance of creative IKM, which consists of

operational performance and financial performance. The influence between

cultural values and creative IKM performance can be mapped using the

Competing Values framework. The model of influence of cultural values on the

performance of creative IKM was developed in each phase of creative IKM

growth, in accordance with Abernathy and Utterback (1988) research, ie. fluid,

transition and mature.

The research was conducted by mixed methods which include preliminary case

study qualitatively with case study method on three creative IKM and quantitative

research through survey on 265 creative IKM. The unit of analysis of the research

is the level of creative IKM companies, the researcher applies as an observer who

has no intervention on the sample state and the researcher performs a single

shooting of the creative state of the IKM. Likert scale ranges from one to five are

used in questionnaires with two data processing. First, data processing with all

samples and second, data processing with three groups of sample based on

growth phase of fluid, transition and matuer. Data processing on survey results

using Structural Equation Modeling (SEM) using Smart PLS 2.0 program.

The Cultural Values model consists of two models: the internal Cultural Values

model and the external Cultural Values model. In the internal Cultural Values

model, the variables that affect the operational performance are internal

cohesiveness variables and internal processes variables. While in the external

Cultural Values model, the variables affecting financial performance are

innovation variables and market variables.

The results of the internal Cultural Values model based on the business growth

phase show that the influence of internal cohesiveness variables increases with

Page 4: ABSTRAK MODEL NILAI-NILAI BUDAYA UNTUK … · UNTUK PERTUMBUHAN IKM KREATIF DI JAWA BARAT Oleh: Sribagjawati NIM : 33411007 (Program Studi Doktor Teknik dan Manajemen Industri) Pada

iv

the continuation of the business growth phase, while the internal process

influences decreases as the business growth phase grows. This means that the

more established a creative IKM, the more attention to work atmosphere, work

comfort, employee empowerment and open communication.

The results of external Cultural Values model based on business growth phase

show that the influence of innovation variables is increasing along with the

continuation of business growth phase, while the influence of market decreases

along with the further growth of business. This means that the more established a

creative IKM, it will further strengthen the ability to create new products or

innovate.

In a creative, fluid-based IKM that will move on to the transition phase, it must

increase internal cohesiveness values and increase the innovation values.

Increasing values on internal cohesiveness can be done through teamwork,

participation, employee engagement and open communication. The ability of

innovation can be developed through the enhancement of the ability to create new

products by increasing the values of creativity, taking risks and adaptability. In

the creative IKM in transition phase, in order to move to the mature phase, the

creative IKM must increase the values of internal integrity and innovation values,

while maintaining the values of internal processes and market understanding.

Keywords: Cultural Values, organizational effectiveness, creative IKM