abstrak - · pdf filepenelitian ini adalah ex-post facto. teknik pengambilan sampel dalam...

82
ABSTRAK Dini Rahayu, “Pengaruh Pendidikan Taman Kanak-Kanak terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa”, skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Cimone Tangerang. Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan Taman Kanak- Kanak terhadap Prestasi Belajar Matematika. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir, dengan tipe pilihan ganda. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik Mann Whithney (U- test). Berdasarkan hasil pengujian tersebut didapat kesimpulan bahwa pendidikan Taman Kanak-Kanak dalam proses pembelajaran tidak berpengaruh secara signifikansi terhadap prestasi belajar matematika siswa. Kata kunci : (Pendidikan Taman Kanak-Kanak, Prestasi Belajar Matematika) i

Upload: vutruc

Post on 03-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

ABSTRAK

Dini Rahayu, “Pengaruh Pendidikan Taman Kanak-Kanak terhadap Prestasi

Belajar Matematika Siswa”, skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Cimone Tangerang. Adapun

tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan Taman Kanak-

Kanak terhadap Prestasi Belajar Matematika. Metode yang di gunakan dalam

penelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian

ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

dengan tipe pilihan ganda. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan

teknik Mann Whithney (U- test).

Berdasarkan hasil pengujian tersebut didapat kesimpulan bahwa

pendidikan Taman Kanak-Kanak dalam proses pembelajaran tidak berpengaruh

secara signifikansi terhadap prestasi belajar matematika siswa.

Kata kunci : (Pendidikan Taman Kanak-Kanak, Prestasi Belajar Matematika)

i

Page 2: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan

Taufik dan Hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta

salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta para

sahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman.

Selama penyusunan skripsi ini tidak sedikit hambatan dan kendala yang

dialami penulis, namun berkat doa, kesungguhan hati, kerja keras dan bantuan

dari berbagai pihak akhirnya penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Tidak ada

kata yang dapat penulis ucapkan lagi, kecuali hanyalah terima kasih yang tidak

terkira atas bimbingan, dorongan serta masukan-masukan positif atas penyusunan

skripsi ini, lebih khusus lagi penulis ucapkan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyahdan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Maifalinda Fatra, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika

FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus sebagai pembimbing I.

Dengan kesabaran dan keikhlasannya telah membimbing, memberikan saran,

masukan serta mengarahkan penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

3. Bapak Otong Suhyanto, M. Si., sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan

Matematika.

4. Bapak Drs. R. Bambang, M. Pd., sebagai dosen pembimbing yang dengan sabar

telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, nasihat, dan arahan

kepada penulis.

5. Seluruh dosen yang telah membimbing, mendidik dan memberikan ilmunya

kepada penulis selama penulis masih melaksanakan perkuliahan dan sahabatku

Dede Komariah terima kasih sudah membntu penulis dalam mengurusi segala

ii

Page 3: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

yang berhubungan dengan jurusan dan tak henti-hentinya memberikan

dukungan kepada penulis. Semoga Allah membalas semua kebaikan dengan

pahala yang berlipat ganda.

6. Kepada Ibuku yang tidak henti-hentinya terus memberikan dorongan moril

maupun materil serta doa yang tak henti-hentinya sampai penyusunan skripsi

ini. Semoga amal ibadahnya menjadi dibalas dengan pahala yang berlipat

ganda.

7. Sahabat-sahabatku yang sudah lulus, Imas, Wati, Aat yang selalu memberikan

motivasi dan kenangan yang tak terlupakan.

8. Semua pihak yang terkait yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu nama,

jabatan serta sumbangsihnya, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya.

Hanya doa yang penulis hanturkan semoga semua pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan dan

pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Akhirnya penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

dan bagi semua pihak yang membacanya. Amiin Yaa Rabbal ’Alamin.

Jakarta, Agustus 2009

Penulis

iii

Page 4: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

DAFTAR ISI

ABSTARAK .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Indentifikasi Masalah ......................................................... 4

C. Pembatasan Masalah .......................................................... 4

D. Perumusan Masalah ............................................................ 5

E. Tujuan Penelitian ................................................................ 5

F. Kegunaan Hasil Penelitian .................................................. 5

BAB II PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS................................................... 6

A. Deskripsi Teoritik ............................................................... 6

1. Belajar dan Pembelajaran Matematika ........................ 6

a. Pengertian Belajar ................................................... 6

b. Pengertian Matematika ............................................ 10

c. Pembelajaran Matematika ....................................... 12

2. Pengertian Prestasi Belajar .......................................... 13

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar .... 15

4. Pendidikan dan Perkembangan Anak ......................... 18

5. Pendidikan Taman Kanak-Kanak ............................... 26

6. Pendidikan Sekolah Dasar ........................................... 32

B. Kerangka Berpikir ............................................................... 35

iv

Page 5: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

v

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 38

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel.......................... 38

C. Metode dan Desain Penelitian ............................................ 38

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 39

E. Teknik Analisis Data............................................................ 43

F. Hipotesis Statistik................................................................. 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................... 45

A. Deskripsi Data .................................................................... 45

B. Pengujian Hipotesis ............................................................ 48

C. Interprestasi Hasil Penelitian .............................................. 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................... 54

A. Kesimpulan ......................................................................... 54

B. Saran ................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 5 6

LAMPIRAN LAMPIRAN ......................................................................... 58

Page 6: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

DAFTAR TABEL

1. Pelajaran pada Tingkat SD............................................................................ 34

2. Prestasi Pelajar Siswa yang Melalui Pendidikan Taman Kanak-Kanak ....... 46

3. Deskripsi Data Prestasi Belajar Siswa yang Melalui Pendidikan Taman

Kanak-Kanak ................................................................................................ 46

4. Prestasi Belajar Siswa yang Tidak Melalui Pendidikan Taman Kanak-

Kanak ............................................................................................................ 47

5. Deskripsi Data Prestasi Belajar Siswa yang Tidak Melalui Pendidikan

Taman Kanak-Kanak .................................................................................... 48

6. Prestasi Belajar Siswa yang Melalui Pendidikan Taman Kanak-Kanak dan

Siswa yang Tidak Melalui Pendidikan Taman Kanak-Kanak ...................... 49

7. Uji Validitas Tes Instrumen Penelitian ......................................................... 63

8. Perhitungan Uji Validitas.............................................................................. 64

9. Uji Reliabilitas tes Instrumen Penelitian....................................................... 65

10. Taraf Kesukaran Butir-Butir Soal ................................................................. 67

11. Perhitungan Daya Beda Soal......................................................................... 68

12. Perhitungan Nilai Statistik Deskriptif Prestasi Belajar Siswa yang Melalui

Pendidikan Taman Kanak-Kanak ................................................................. 69

13. Perhitungan Nilai Statistik Deskriptif Prestasi Belajar Siswa yang Tidak

Melalui Pendidikan Taman Kanak-Kanak.................................................... 70

vi

Page 7: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

DAFTAR GAMBAR

1. Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi belajar Matematika yang melalui

pendidikan taman kanak-kanak ................................................................................. 47

2. Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi belajar Matematika yang tidak melalui

pendidikan taman kanak-kanak ................................................................................. 49

vi

Page 8: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kisi-Kisi Instrumen ............................................................................................. 58

2. Soal Instrumen Tes ............................................................................................. 59

3. Kunci Jawaban Soal ............................................................................................ 62

4. Perhitungan Validitas Soal Uji Coba .................................................................. 63

5. Hasil Perhitungan Validitas Soal ........................................................................ 64

6. Perhitungan Reliabilitas Soal .............................................................................. 65

7. Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal .................................................................... 66

8. Tabel Taraf Kesukaran Soal ................................................................................ 67

9. Perhitungan Daya Beda ....................................................................................... 68

10. Daftar Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa yang Melalui Pendidikan

Taman Kanak-Kanak ........................................................................................... 69

11. Daftar Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa yang Tidak Melalui

Pendidikan Taman Kanak-Kanak ........................................................................ 70

12. Tabel Kurva ........................................................................................................ 71

vii

Page 9: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

PENGARUH PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK

TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Disusun oleh

DINI RAHAYU

NIM: 101017020994

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009

viii

Page 10: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sangat penting bagi manusia dan tidak dapat dipisahkan

dari kehidupan. Sifatnya mutlak bagi setiap orang, baik lingkungan keluarga

maupun bangsa dan Negara. Perkembangan suatu bangsa ditentukan oleh

perkembangan bangsa itu.

Pendidikan dan pengajaran merupakan suatu proses yang dinamis dan

berkembang terus menerus sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Oleh

karena itu, pendidikan perlu mendapat perhatian penuh sejak anak masih

balita., sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhannya

Mengingat sangat pentingnya pendidikan tiap orang, maka pendidikan

harus dilaksanakan sebaik-baiknya, sehingga memperoleh generasi muda yang

berbobot dan berbibit dengan dibekali IMTAK dan IPTEK, seperti dijelaskan

dalam Al- Qur'an Surat An-Nissa ayat 9:

Artinya : Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

Pendidikan tanggung jawab pemerintah, orang tua dan masyarakat.

Sejak kecil anak sudah mendapatkan pendidikan yang bersifat nonformal dari

orang tua dan lingkungannya, karena kedua faktor tersebutlah yang pertama

membentuk pribadi seorang anak. Sedangkan pendidikan formal merupakan

1

Page 11: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

2

Jenjang pendidikan yang berlaku terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan

menengah, dan pendidikan tinggi.

Tertera dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab II Pasal 3 yaitu:

"Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerclaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia., sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan

menjadi warga Negara yang demokratis.1

Pada saat ini ada kecenderungan bahwa pendidikan prasekolah yang

berbentuk Taman Kanak-Kanak merupakan syarat untuk memasuki sekolah

dasar. Ini berarti anak-anak yang masuk sekolah tanpa melalui lembaga

Taman Kanak-Kanak tertinggal satu tingkat jenjang pendidikan dibandingkan

mereka yang melalui Taman Kanak-Kanak. Yang menjadi kendala bagi prang

tua adalah biaya untuk memasuki lembaga, tersebut masih tergolong mahal

bagi mereka yang berekonomi menengah ke bawah.

Pada kenyataannya lingkungan keluarga atau lingkungan rurnah tidak

selalu mampu memberikan pengalaman yang terbaik bagi perkembangan

anak. Kemiskinan, lingkungan yang terisolasi dan tuntutan hidup yang, tidak

dapat dipenuhi menjadi penghambat bagi perkembangan anak yang optimal.

Pendidikan dan pengajaran pada Taman Kanak-Kanak bertujuan

menuntun tumbuhnya rohani dan jasmani anak-anak sebelum mereka masuk

sekolah dasar, serta terbentuknya sosialisasi yang baik pada anak, sehingga

canggung menerima masyarakat sekolah. Kemampuan sosialisasi adalah hasil

belajar, bukan hasil dari kematangan saja.2 Dengan melalui kegiatan TK,

dapat dikembangkan minat dan sikap anak terhadap orang lain atau dapat

bersosialisasi dengan baik. Kemampuan sosialisasi ini memerlukan adanya

1Redaksi Bumi Aksara, (Undang-Undang Sisdiknas, Jakarta: Sinar Grafika,2003), Cet.

III h. 4 2 Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

2002), Cet. Ke -2. h.12

Page 12: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

3

motivasi yang baik dan kuat dari lingkungannya, baik dari lingkungan

keluarga maupun dari lingkuangan luar keluarga.

Namun demikian anak dapat mengembangkan konsep diri yang

positif, keterampilan sosial, dan kesiapan belajar formal. Sehingga ketika

memasuki sekolah dasar, anak-anak benar-benar siap dan matang untuk

menerima pelajaran yang akan diberikan atau diajarkan serta memperoleh

prestasi yang baik di sekolahnya.

Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan tempat bermain sambil

belajar. Dengan kegiatan bermain mendukung perkembangan keterampilan

gerakan kasar dan halus, perkembangan kognitif, sosial dan emosional.

Melalui bermain anak akan mengembangkan kemampuannya dalam

menyelesaikan masalah, belajar menampilkan emosi yang diterima

lingkungannya dan juga belajar bersosialisasi agar kelak dapat

menyelesaikan diri dalam kelompok teman.

Di TK tidak diberikan pelajaran membaca, menulis dan berhitung

seperti di SD. Yang diberikan di TK adalah usaha persiapan permulaan

membaca dan menulis serta berhitung. Setelah anak mengikuti program

pendidikan TK, anak diharapkan telah memiliki kematangan dan kesiapan

fisik, sosial dan mental untuk dapat mengikuti pelajaran di sekolah dasar.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan Taman Kanak-

Kanak sangat penting. Walaupun hal tersebut tidak rnenjadi prasyarat untuk

masuk pendidikan dasar sebagaimana penjelasan UU RI No. 20 Tahun 2003

Pasal 28 ayat 1 bahwa pendidikan usia dini diselenggarakan sejak lahir

sampai dengan 6 tahun dan bukan menjadi prasyarat untuk mengikuti

pendidikan dasar".3 Kajian-kajian sebelumnya mengenai anak yang melalui

pendidikan Taman Kanak-Kanak cenderung mendapatkan nilai-nilai yang

relatif baik, menunjukkan sikap dan perilaku bekerja sama dalam sebuah

kelompok. Berdasarkan hal-hat tersebut di atas maka perlu kiranya diadakan

penelitian mengenai sejauhmana " Pengaruh Pendidikan Taman Kanak-

Kanak Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa”.

3 Redaksi Bumi Aksara … h. 51

Page 13: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

4

B. Identifikasi Masalah

Masalah yang diidentifikasikan penulis adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah proses belajar siswa yang melalui pendidikan Taman

Kanak-Kanak dalam pembelajaran bidang studi matematika?

2. Bagaimanakah proses belajar matematika siswa yang tidak melalui

pendidikan Taman Kanak-Kanak dalam pembelajaran bidang studi

matematika?

3. Adakah perbedaan antara prestasi belajar matematika siswa yang melalui

Taman Kanak-Kanak dan siswa yang tidak melalui Taman Kanak-Kanak

pada siswa kelas I SDN Cimone 2 Tangerang?

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan situasi dan kondisi di atas, maka penulis membatasi

permasalahan sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan pada siswa Sekolah Dasar kelas I (satu) SDN Cimone

2 Tangerang

2. Prestasi belajar siswa diambil dari nilai tes yang diberikan penulis pada

siswa setelah mempelajari matematika kelas I semester 1 bidang studi

matematika tahun 2008

Adapun perumusan masalahnya antara lain:

1. Bagaimanakah prestasi belajar matematika siswa yang melalui Taman

Kanak-Kanak dan yang tidak melalui Taman Kanak-kanak?

2. Apakah terdapat perbedaan Prestasi belajar matematika siswa yang

melalui Taman Kanak-kanak dan yang tidak melalui Taman Kanak-

kanak?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalab di atas, penelitian ini bertujuan:

1. Mendeskripsikan prestasi matematika siswa yang melalui Taman

Kanak-Kanak dan yang tidak melalui Taman Kanak-Kanak.

2. Mengetahui apakah terdapat perbedaan prestasi belajar matematika

Page 14: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

5

siswa yang melalui Taman Kanak-Kanak dan yang tidak melalui

Taman Kanak-Kanak.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian dari hash penelitian ini:

1. Bagi siswa dan orang tua

Penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan orang tua bagi

pendidikan anak, terutama berkembaugnya kemampuan motorik kasar

dan halus, kemampuan kognitif, sosial, dan emosional

2. Bagi sekolah.

Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para guru ataupun pemegang

kebijakan sekolah dalam peningkatkan pembelajaran matematika.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat memberikan informasi bagi peneliti bahwa pendidikan

anak usia dini merupakan masa yang penting bagi perkembangan anak

selanjutnya.

Page 15: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

BAB II

LANDASAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis

I. Belajar dan Pembelajaran Matematika

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan dan kebutuhan bagi setiap orang.

dengan belajar, seseorang akan mengetahui sesuatu hal tidak diketahui

sebelumnya. Untuk lebih memperdalam pengertian–pengertian belajar

berikut ini akan disampaikan sebagai berikut:

1) Belajar menurut W.S Winkel adalah suatu aktivitas mental/prilaku

yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan yang

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

keterarnpilan, dan sikap perubahan itu bersikap relative, konstan dan

berbekas1

2) Menurut Slameto, belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam

reaksi dengan lingkungan.2

3) Nana Sudjana berpendapat bahwa belajar adalah proses yang aktif,

belajar merupakan suatu proses mereaksikan terhadap semua situasi

yang ada disekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan

kepada tujuan, proses melihat, mengamati, memahami sesuatu.

Apabila kita berbicara tentang belajar, maka kita akan berbicara

sebagaimana merubah tingkah laku seseorang.3

1 W.S Winkel, Psikologi Pengajaran ( Jakarta, Grasindo) hal. 52 2 Slameto, Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Bina Aksara,

198) cet ke I h.2 3 'Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar mengajar, (Bandung: Sinar Baru,1988) cet

ke 1, h 37

6

Page 16: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

7

4 ) Menurut Morgan, dalam buku Introduction to Psycology

mengemukakan : Belajar adalah setiap perubahan yang relative

menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari

latihan dan pengalaman4

5) Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of learning seperti yang

dikutip oleh Ngalim Purwanto mengemukakan belajar berhubungan

dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi

tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang

dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat

di.jelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan

atau keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan

sebagainya)5

Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan

bahwa ciri – ciri belajar adalah:

1) Adanya suatu perubahan yang terjadi melalui usaha atau latihan dan

kegiatan yang dilakukan sebelumnya disebut dengan pengalaman.

2) Perubahan itu dapat dilihat dengan adanya kemampuan baru dan

berlangsung dalam waktu yang lama.

3) Adanya perubahan dalam tingkah laku secara fisik maupun psikis yang

mengakibatkan perubahan tingkah laku yang berlangsung terus

menerus berupa pemahaman, pemikiran, kebiasaan atau sikap.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat

dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:

1. Faktor internal (faktor-faktor dalam diri siswa), yakni kondisi/keadaan

jasmani dan rohani siswa.

a. Aspek Fisiologi

Kondisi umum jasmani dan tonus (ketegangan otot) yang menandai

tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat

4 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan , (Bandung: Remaja Rosda Karya,2002), cet.19

h. 84 5 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan .... h. 84

Page 17: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

8

mempengaruhi: semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti

pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi disertai pusing-

pusing kepala misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah kognitif.

Sehingga materi yang dipelajarinya kurang atau tidak berbekas.

Untuk mempertahankan tonus jasmani agar tetap bugar, siswa sangat

dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi.

Selain itu, siswa juga dianjurkan memilih pola istirahat dan olah raga

ringan yang sedapat mungkin terjadwal secara tetap dan

berkesinambungan. Hal ini penting sebab perubahan pola-pola rnakan

minum dan istirahat akin menimbulkan reaksi tonus yang negatif dan

merugikan semangat mental siswa itu sendiri.

b. Aspek Psikologi

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologi yang dapat

mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa.

Namun, diantara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya

dipandang lebih esensial adalah tingkat kecerdasan/intelegensi siswa,

sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa.

2. Faktor Eksternal ( faktor-faktor dari luar diri siswa), yakni kondisi

lingkungan di sekitar siswa.

a. Lingkungan sosial

1) Sekolah, seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-

teman sekelas.

2) Masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di

sekitar tempat tinggal siswa.

3) Orang tua dan keluarga siswa

b. Lingkungan nonsosial

1). Gedung sekolah dan letaknya.

2). Rumah tepat tinggal keluarga siswa dan letaknya.

3). Alat-alat belajar siswa.

4). Keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

Page 18: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

9

3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya

belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk

melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran.

Ada empat pendekatan yang paling berpengaruh dalam pengajaran

matematika , yaitu pendekatan belajar yang bersifat perkembangan, tuntas,

strategi belajar, pemecahan masalah:

a. Pendekatan urutan belajar yang bersifat perkembangan, menekankan

pada pengukuran kesiapan belajar siswa, penyediaan pengalaman

dasar, dan pengajaran keterampilan matematika.

b. Pendekatan belajar tuntas, menekankan pada pengajaran matematika

melalui pembelajaran langsung.

c. Pendekatan strategi belajar, memusatkan pada pengajaran bagaimana

belajar matematika.

d. Pendekatan pemecahan masalah, menekankan pada pengajaran untuk

berpikir tentang cara memecahkan masalah dan pemprosesan tentang

informasi matematika untuk membantu siswa.

Dari empat pendekatan tersebut dapat digunakan secara gabungan

untuk membantu untuk anak yang mengalami kesulitan belajar

matematika. Namun, semua hal di atas tidak akan berjalan sebagaimana

mestinya jika tidak ada faktor-faktor lain yang mendukungnya. Dalam

teori Gestalt, John Dewey, mengemukan bahwa pelaksanaan kegiatan

belajar mengajar yang diselenggarakan oleh guru harus memperhatikan

hal-hal berikut ini:

a. Penyajian konsep harus lebih mengutamakan pengertian.

b. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar harus memperhatikan kesiapan

intelektual siswa.

c. Mengatur suasana kelas agar siswa siap belajar.

Oleh karena itu hal terpenting dalam proses belajar mengajar di

sekolah adalah belajar, karena dengan belajar, proses belajar mengajar

akan lebih efektif.

Page 19: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

10

b. Pengertian Matematika

Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani, mathematike,

Yang berarti relating to learning. Mathematike berasal dari kata

mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science).

Berdasarkan etimologis matematika berarti ilmu pengetahuan yang

diperoleh dari penalaran.6 Matematika lebih rnenekankan hasil dalam

rasio (penalaran).

Menurut Johnson dan Rising (1972), mengatakan bahwa

matematika adalah pola berpikir , pola mengorganisasikan, pembuktian

yang logic. Matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah

yang didefinisikan yang cermat, jelas dan akurat, refresentasinya dengan

simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada

bunyi.7

Menurut Suriasuniantri mengatakan bahwa matematika adalah

bahwa yang melambangkan serangkaian pernyataan yang ingin kita

sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat artificial (buatan)

yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna, diberikan padanya.8

Menurut Johnson dan Myklebust, Matematika adalah Bahasa

simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan

kuantitatif dan keruangan. Sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk

memudahkan berpikir.9

Berdasarkan definisi-definisi matematika diatas dapat

disimpulkan, matematika merupakan suatu ilmu pengetahuan yang logik

yang berhubungan dengan bilangan-bilangan serta. menggunakan aturan

tertentu, dan juga sebagai bahasa simbol yang mempunyai makna.

Matematika juga diajarkan secara berjenjang dan bertahap, yaitu dimulai

6 Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung:Jurusan

Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia) h.16 7 Erman Superman, Strategi Pembelajaran… h 17 8 Joula Ekaningsih, Agar anak Pintar Matematika,(Jakarta: Puspaswara,1998), h.17 9 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka

Cipta,2003) cet. Ke-2 h.252

Page 20: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

11

dari hal-hal yang konkret sampai ke hal yang abstrak.

Di sekolah, matematika mempunyai peranan sebagai pendukung

bagi mata pelajaran lainnya. Seseorang siswa yang telah menguasai

matematika dengan baik akan memiliki cara berpikir yang logis dan

sistematis, dan dapat memecahkan masalah sehari-hari, misalnya dapat

berhitung, dapat menghitung isi dan berat.

Matematika dijadikan mata pelajaran wajib dalam setiap jenjang

pendidikan. Matematikayang diberikan di sekolah-sekolah

dasar/menengah atau yang sering sebagai matematika sekolah sedikit

berbeda dengan matematika secara luas. Matematika sekolah adalah

matematika yang diajarkan di Pendidikan Dasar dan Pendidikan

Menengah, terdiri atas bagian-bagian matematika yang dipilih guna

menumbuhkembangkan kemampuan-kemampuan untuk membentuk

pribadi siswa serta berpandu kepada perkembangan Iptek.10

Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan

menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus

matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi

pengukuran, geometri, aljabar, dan trigonometri. Dan juga matematika

berfungsi untuk mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan

gagasan dengan bahasa melalui model matematika, grafik, tabel dan

diagram. Ada banyak alasan yang menyebabkan sekolah perlu

mengajarkam matematika kepada siswa. Cockroft mengemukakan

bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa karena.11

1. Selalu digunakan dalam segi kehidupan.

2. Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang

sesuai.

3. Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas.

4. Dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dalam berbagai

10 Mochammad Nordin, dkk., Pedoman Buku Matematika, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2000), h.4 11 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,(Jakarta: Rineka

Cipta,2003) cet. Ke-2 h.253

Page 21: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

12

cara.

5. Meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran

keruangan.

6. Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang

menantang.

c. Pembelajaran Matematika

Menurut Corey bahwa pembelajaran adalah suatu proses dimana

lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia

turut serta dalam kondisi-kondisi khusus untuk menghasilkan respon

terhadap situasi tertentu.12

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata pembelajaran berasal

dari kata belajar yang berarti berusaha untuk memperoleh kepandaian

atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh

pengalaman.13

Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa tujuan

pembelajaran dipusatkan agar terjadinya proses belajar pada siswa, guru

hanya merangsang dan mengelola lingkungan belajar siswa agar proses

belajar dapat berjalan dengan baik.

Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat 20

menjelasakan bahwa pebelajaran adalah proses interaksi peserta didik

dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.14Bahwa

pembelajaran merupakan pengorganisasian suatu belajar siswa dalam

memilih, menetapkan dan mengembangkan metode serta strateginya

guna mencapai hasil belajar yang optimal dan sesuai diinginkan.

Matematika merupakan kumpulan dari sistem simbolik yang

12 Ismail dkk, Kapita Selekta Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Universitas Terbuka,

1998), cet ke-1, h.1.3 13 Tim Penyusun kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2002), cet ke-2, edisi ke- 3 h. 17 14Luluk Asmawati, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini Secara Islami ( Jakarta,

STIT Insida) h. 114

Page 22: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

13

paling berkaitan dan diperlukan sebagai bahasa untuk ilmu lain. Aturan-

aturan dalam sains yang menjadi landasan teknologi sejauh ini hanya

dapat dituangkan dalam bahasa matematika pada umumnya

menggunakan simbol-simbol yang merupakan bahasa universal.

Peserta didik diberi pengalaman menggunakan matematika

sebagai alat ukur untuk memahami dan atau menyampaikan suatu

informasi misalnya melalui persamaan atau tabel-tabel dalam model-

model matematika yang merupakan penyederhanaan dari soal-soal cerita

atau soal-soal uraian. Dengan demikian peserta didik akan terlatih untuk

menyelesaikan masalah matematika dengan mudah dalam bentuk

sederhana namun tersampaikan informasinya.

Pembelajaran matematika pada hakikatnya adalah proses yang

sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan

yang memungkinkan seseorang melaksanakan kegiatan belajar.

Penekanan pembelajaran matematika tidak hanya melatih

keterampilan dan hafal fakta, tetapi pada pemahaman konsep. Tidak

hanya kepada bagaimana suatu soal harus diselesaikan, tetapi juga pada

mengapa soal tersebut diselesaikan dengan cara tertentu. Dalam

pelaksanaanya tentu saja disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa.

Jadi pada dasarnya belajar matematika tidak sekedar learning to

know (hanya untuk mengetahui sesuatu), tetapi juga. harus belajar

melakukan (learning to do), belajar menjiwai (learning to be), dan

belajar bersosialisasi dengan sesama teman (learning together). Dengan

demikian akan terjadi komunikasi antar siswa kelompok belajar bersama

antar siswa. Siswa pun dapat mengaitkan konsep lain yang relevan.

2. Pengertian Prestasi Belajar

Secara terniinologi, prestasi berarti hasil yang telah dicapai dari

apa yang di kerjakan, dilakukan dan sebagainya.15 Dilihat dari akar

katanya, prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie yang

15 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta, Balai Pustaka)

Page 23: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

14

memiliki pengertian apa yang diciptakan, hasil belajar, hasil yang

menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan bekerja.16

Prestasi secara sederhana dan umum dapat diartikan sebagai sesuatu

yang dapat diraih oleh seseorang keberhasilan dalam meraih sesuatu

tersebut dapat diukur dalam bentuk indikator-indikator yang diverbalkan

sesuai dengan hal yang diraihnya.

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau

keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya

ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.17

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah seseorang melakukan

kegiatan-kegiatan belajar yang optimal berupa pengetahuan,

keterampilan dan sikap yang berguna bagi perkembangan diri

selanjutnya.

Belajar merupakan suatu proses dari perkembangan hidup

manusia. Dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan

kualitatif individu, sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua

aktivitas dan prestasi hidup tidak lain adalah hasil proses belajar. Belajar

bukan sekedar pengalaman, namun belajar merupakan suatu proses,

bukan suatu hasil. Oleh karena itu belajar berlangsung secara aktif

dengan menggunakan berbagai bentuk perubahan untuk mencapai suatu

tujuan.

Jadi dari beberapa definisi di atas dapat di simpulkan bahwa

prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah seseorang melakukan

kegiatan belajar yang optimal berupa pengetahuan, keterampilan dan

sikap yang berguna bagi perkembangan diri selanjutnya. Dengan kata

lain bahwa prestasi belajar siswa juga dipandang sebagai kemampuan

yang terjadi setelah siswa belajar dalam penguasaan materi pelajaran

matematika dan keterampilan yang membuktikan melalui tes hasil

belajar dan dinyatakan dengan nilai atau skor.

16 Habeyb, Kamus Populer , (Jakarta) h.284 17 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta, Balai Pustaka, 2003)

Page 24: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

15

3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Secara umum, Herman Hudoyo menjelaskan ada empat faktor

yang mempengaruhi proses pembelajaran matematika, yaitu: peserta

didik, pengajar, sarana dan prasarana, serta penilaian.18

1). Peserta Didik

Faktor ini meliputi dua aspek: a) aspek fisiologis; b) aspek. psikologis

a. Aspek fisiologi

Kondisi umum jasmani yang sehat dapat mempengaruhi

semangat siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organg tubuh

yang lemah dapat menurunkan kualitas kognitif sehingga materi

yang dipelajari pun kurang dipahami. Kondisi organ-organ khusus,

seperti indra pengelihatan, sangat mempengaruhi kemampuan siswa

dalam menyerap informasi pengetahuan.

b. Aspek psikologis

Faktor-faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat

mempengaruhi perolehan pembelajaran siswa adalah sebagai berikut:

i) Tingkat kecerdasan / Intelegensi siswa

Intelegensi sebenarnya bukan hanya kemampuan otak saja

melainkan juga kualitas oragan-organ tubuh lainnya. Akan tetapi

memang harus diakui peran otak dalam hubungannya dengan

intelegensi manusia lebih menonjol daripada peran organ-organ

tubuh lainnya. Menurut Reber, seperti dikutip Muhibin Syah,

bahwa intelegensi akan kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi

rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan

cara yang tepat.19

ii) Sikap dan minat

Sikap merupakan gejala internal berupa kecenderungan untuk

merepons dengan cara yang relatif terhadap objek orang, barang,

dan sebagainya. Sikap siswa yang positif merupakan pertanda

18 Herman Hudoyo, Strategi Mengajar belajar Matematika, (Malang: IKIP Malang, 1990), cet ke -2, h.9

19 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 133

Page 25: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

16

awal yang baik bagi proses belajar siswa itu.

Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan keinginan

yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas

pencapaian hasil belajar dalam bidang-bidang tertentu.

iii) Bakat

Bakat merupakan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang.

Setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk

mencapai prestasi dalam kapasitas masing-masing. Seorang

siswa yang tidak mempunyai bakat dalam mata pelajaran

matematika akan sukar baginya untuk mempelajari matematika

secara mendalam. Sehingga berkuranglah kemungkinan untuk

mencapai prestasi tinggi dalam mata pelajaran tersebut. Namun

sebaliknya, siswa yang mempunyai bakat maka akan lebih

mudah bagi dirinya untuk mempelajari matematika secara

mendalam, sehingga besar kemungkinanya dapat mencapai

prestasi yang tinggi.

iv) Motivasi siswa

Motivasi merupakan keadaan internal organisme yang

mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Motivasi bisa berasal dari

diri siswa yang mendorongnya untuk belajar dan dapat berasal

dari luar individu siswa yang mendorongnya untuk melakukan

kegiatan belajar.

2). Pengajar

Mengingat belajar matematika memerlukan mental yang

tinggi, pengajar sebagai fasilitator memegang peranan penting dalam

membelajarkan peserta didik. Faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan pengajar dalam proses pembelajaran adalah kompetensi

profesionalisme, kepribadian, motivasi dan pengalaman belajar

dalam proses pembelajaran.20

20 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya, 2000), h. 225

Page 26: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

17

3). Faktor Sarana dan Prasarana

Faktor ini meliputi gedung dan ruang tempat belajar, buku-

buku teks, dan fasilitas lainnya.

4). Penilaian

Penilaian dalam istilah lain dikenal dengan evaluasi. Penilaian

dalam pembelajaran matematika lebih diutamakan pada proses, karena

dalam proses itulah langkah-langkah peserta didik dalam

menyelesaikan masalah matematika bisa dilihat dan analisis untuk

kemudian dijadikan sebagai acuan untuk perbaikan dan peningkatan

pembelajaran selanjutnya.21 Menurut Ralp Tyler, sebagaimana dikutip

oleh Suharsimi dalam bukunya dasar-dasar evaluasi pendidikan,

bahwa evaluasi merupakan proses pengumpulan data untuk

menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan

pendidikan sudah tercapai.22 Penilaian (evaluasi) pendidikan pada

hakikatnya merupakan alat kontrol terhadap pelaksanaan pendidikan

atau memberikan informasi bagi usaha dan pencapaian tujuan

pendidikan yang diinginkan. Oleh sebab itu evaluasi pendidikan

dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Membangkitkan motivasi.

2. Mengetahui prestasi murid.

3. Mengetahui kelemahan, kesulitan dan bagaimana mengatasinya.

4. Mengadakan seleksi yang meliputi kenaikan kelulusan, dll.

5. Memberikan laporan tentang kemajuan atau perkembangan murid

kepada orang tua.

6. Sebagai feed back kurikulum pendidikan yang bersangkutan.23

Pada umumnya evaluasi dilakukan karena pendidikan ingin

tahu apakah murid-murid telah belajar dengan baik atau belum.Tetapi

21 Herman Hudoyo, Strategi mengajar……h 9 22 Suharsimi Arikunto, DasarDasar Evaluasi Pendidkan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999)

cet ke-4, h. 3 23 Abd. Rahman Abror, Psikologi Pendidikan, ( Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya,

1993), cet ke 4, h. 155

Page 27: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

18

dengan alat evaluasi harus di teliti pula apakah semua bagian dari

seluruh bahan telah diterangkan dengan baik apa belum. Prestasi

belajar matematika tidak bisa didapat begitu saja tanpa ada proses

belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan kegiatan inti dari

kegiatan pendidikan di sekolah. Mengajar merupakan suatu aktivitas

mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan

menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi kegiatan belajar

mengajar. Dalam proses belajar matematika, yang dapat mengajarkan

siswa tentang matematika tidak hanya guru tetapi dapat berasal dari

sumber lain seperti televisi, lingkungan sekitar dan sumber-sumber

lainnya. Untuk belajar matematika, diperlukan motivasi pada diri anak

didik. Seseorang anak atau siswa yang tidak berhasil dalam belajar

matematika bukan berarti mereka bodoh karena ketidakberhasilan

mereka kemungkinan. disebabkan kurangnya motivasi untuk belajar

matematika.

4. Pendidikan dan Perkembangan Anak

Pendidikan merupakan fenomena yang fundamental, yang juga

mempunyai sifat konstruktif dalam hidup manusia. "Pendidikan berasal

dari kata didik, mendapat awalan pen dan akhiran an, yang berarti proses

pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang

dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

latihan".24 Menurut Langeved, pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh,

perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada

pendewasaan anak itu atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap

melaksanakan tugas hidupnya sendiri.25

Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha yang dijalankan seseorang

atau kelornpok. orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat

24 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1988), h.204 25 Hasbuilah, Dasar-Dasar I1mu Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2006),

Cet Ke-5 h.2

Page 28: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

19

hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Dan juga

untuk mengembangkan kepribadian yang dimiliki seseorang agar dapat

tumbuh dan berkembang kearah kedewasaan yang diharapkan.

Menurut Zuhairini, pendidikan adalah aktivitas untuk

mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan

seumur hidup. Dengan kata lain, bahwa pendidikan tidak hanya

berlangsung di dalam kelas tetapi berlangsung di luar kelas. Pendidikan

bukan bersifat formal saja, namun mencakup aspek non formal.26

Pendidikan berarti tahapan kegiatan yang dipergunakan untuk

menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai

pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya. Pendidikan dapat

berlangsung secara informal dan nonformal samping secara formal di

sekolah, madrasah, dan institusi-institusi lainnya.

John Dewey memformulasikan pengertian pendidikan sebagai

berikut:

Pendidikan adalah pengalaman yang terus menerus, termasuk perbaikan

dan penyusunan kembali pengalaman. Karena kehidupan itu adalah

merupakan proses pertumbuhan, maka pendidikan membatu

pertumbuhan atau kehidupan yang tepat tanpa dibatasi usia. Proses

pendidikan itu suatu proses penyesuaian yang terus menerus, pada setiap

fase yang menambah kecakapan di dalam pertumbuhan seseorang.27

Dari pengertian tersebut, maka pendidikan merupakan suatu usaha

yang dilakukan secara terus sesuai dengan perkembangan di pengaruhi

oleh kematangan dan latihan atau belajar, maka dapat dikatakan bahwa

pendidikan dapat membantu menambah kecakapan pada setiap fase

pertumbuhan dan perkembangan.

Pendidikan merupakan tanggung jawab keluarga, sekolah dan

masyarakat sehingga dalam pelaksanaannya memerlukan keterlibatan

semuanya. Keluarga, sekolah, dan masyarakat disebut juga lingkungan

26 Zuhairini, et.al, Filsafat Pendidikan IsIam, (Jakarta: Bumi Aksara,1995), cet.2 h.149 27 A. Muri Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta, Ghalia Indonesia, 1986), h.24

Page 29: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

20

pendidikan. Keluarga adalah lingkungan pendidikan yang utama dan

pertama dalam pembentukan pribadi anak. Ini berarti bahwa keluarga

memiliki pengaruh yang sangat besar pada pertumbuhan dan

perkembangan anak. Fungsi keluarga, dalam pendidikan adalah

memberikan pengaruh positif dalam pembentukan pribadi anak dan

pengkondisian lingkungan keluarga.

Sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang kedua bukan berarti

mengambil alih peranan dan fungsi orang tua dalam mendidik anaknya

dalam lingkungan keluarga, tetapi sekolah bersama-sama dengan orang

tua membantu mendidik anak. Sehingga peranan dan fungsi sekolah yang

pertama adalah membantu pendidikan anak di sekolah. Di dalam

keluarga anak dibina, di sekolah anak dikembangkan dan ditingkatkan

agar lebih mampu melanjutkan kehidupan diri dan bangsa.

Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan ketiga dalam

proses pembentukan kepribadian anak-anak sesuai dengan

keberadaannya. Tidak semua ilmu pengetahuan sikap keterampilan

maupun perfomans dapat dikembangkan di sekolah ataupun dalam

lingkungan keluarga. Kekurangan yang ada dapat dilengkapi oleh

lingkungan masyarakat dalam membina kepribadian anak didik secara

utuh dan terpadu. Pendidikan dalam lingkungan masyarakat akan

berfungsi sebagai pelengkap, penganti, dan tambahan terhadap

pendidikan yang diberikan oleh lingkungan yang lain.

Patmonodewo menyatakan bahwa perkembangan anak tidak sama

dengan pertumbuhannya. Keduanya paling berkaitan dan dalam

penggunaan kedua pengertian tersebut sering kali dikacaukan satu sama

lain. Bila pertumbuhan menjelaskan perubahan dalam ukuran, sedangkan

perkembangan adalah perubahan dalam kompleksitas dan fungsinya.28

Menurut Shabri perkembangan dalam pengertian umum sebagai

“Serangkaian perubahan dalam susunan yang belangsung secara teratur,

28 Soemiart Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta:PT Rineka

Cipta,2002), Cet. Ke - 2, h.20

Page 30: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

21

progresif, jalin menjalin dan terarah kepada kematangan dan

kedewasaan. Perkembangan secara secara khusus diartikan sebagai

perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang

menyangkut aspekaspek mental psikologis. Sedangkan pertumbuhan

diartikan sebagai Perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif yang

menyangkut jasmaniah".29

Perkembangan manusia sejak pranatal sampai mati prosesnya terjadi

secara bertahap melalui berbagai fase perkembangan, dimana dalam

setiap fase perkembangan ditandai dengan bentuk kehidupan tertentu,

yang berbeda dengan fase sebelum dan sesudahnya. Hurlock telah

membagi fase perkembangan manusia dalam sepuluh fase atau masa

perkembangan, yaitu:

1. Masa sebelum lahir (prenatal) selama 280 hari. Pada masa ini

menunjukkan adanya pertumbuhan yang sangat cepat dan luas.

2. Masa bayi baru lahir (new born) usia 0,0 – 2 minggu merupakan masa

tidak terjadi pertumbuhan dan perkembangan.

3. Masa bayi (babyhood) usia 2 minggu – 2,0 tahun. Masa ini dianggap

sebagai periode kritis dalam perkembangan kepribadian, karena masa

ini merupakan periode dimana dasar-dasar kepribadian pada masa ini

diletakkan.

4. Masa kanak-kanak awal (early childhood) usia 2,0 – 6,0 tahun. Masa

ini disebut usia main, karena besar hidup anak waktunya dihabiskan

dengan bermain. Para pendidik menyebut anak masa ini dengan usia

prasekolah yaitu sebagai anak yang belum matang untuk sekolah atau

masa persiapan untuk masuk sekolah dasar.

5. Masa kanak-kanak akhir( later childhood) usia 6,0 – 12,0 tahun

disebut juga anak sekolah dasar dan usia kritis atau periode kritis,

disebut periode kritis dalam dorongan prestasi karena pada masa ini

29 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), Cet ke-2 h.

I I

Page 31: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

22

kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses

dibentuk. Sekali kebiasaan prestasi ini dibentuk akan cenderung

menetap selamanya.

6. Masa puber (puberly) 11,0/12,0 – 15,0/16,0 tahun merupakan masa

tumpang tindih karena mencakup akhir masa kanak-kanak dan awal

masa remaja.

7. Masa remaja (adolescence) usia 15,0/16,0 – 21,0 tahun. Masa ini

adalah masa yang penting dalam rentang kehidupan. Masa ini dikenal

sebagai suatu periode peralihan, suatu masa perubahan yang sangat

pesat, usia bermasalah, saat dimana individu mencari identitas usia

yang menakutkan masa tidak realistic dan masa ambang dewasa.

8. Masa dewasa awal (early adulthood) usia 21,0 – 40,0 tahun.

9. Masa dewasa madya ( middle adulthood) usia 40,0 – 60,0 tahun.

10. Masa usia lanjut ( later adulthood).usia 60,0 - ... tahun.30

Piaget mengemukakan bahwa manusia tumbuh, beradaptasi dan

berubah melalui perkembangan fisik dan perkembangan kognitif.

Perkembangan kognitif sebagian besar tergantung kepada seberapa jauh

anak aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Perkembangan kognitif

manusia itu tumbuh secara kronologis melalui 4 tahap yang berurutan,

yaitu:

1. Tahap sensori motor sejak lahir sampai kira-kira 2 tahun.

2. Tahap praoperasional kira-kira umur 2 sampai 7 tahun.

3. Tahap operasi konkrit kira – kira 7 sampai 12 tahun.

4. Tahap operasional formal sejak umur belasan sampai dewasa.

Secara terinci perkembangan intelektual Jean Piaget dipaparkan

oleh Ismail, dkk sebagai berikut:

1. Tahap sensori motor. Anak pada tahap ini memperoleh pengalaman

melalui berbuat dengan sensori. Anak berpikir melalui perbuatan

(tindakan), gerak dan reaksi yang spontan.

30 John L Marks, et al, Metode Pengajaran Matematika Sekolah Dasar, (Jakarta:

Erlangga, 1988), h.29

Page 32: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

23

2. Tahap praoperasi. Merupakan tahap persiapan' untuk

mengorganisasikan operasi konkret. Pada tahap ini pemikiran anak

lebih banyak berdasarkan pada pengalaman konkret dari pada

pemikiran logic.

3. Tahap operasi konkret. Anak pada tahap ini sudah lebih jauh dapat

berpikir atau berbuat daripada anak pada tahap praoperasi. Pada tahap

ini anak mampu berbuat lebih dari sekedar dapat berbahasa,

memanipulasi benda konkret, dan berpikir internal.

4. Tahap operasi formal.Tahap ini merupakan tahap akhir dari

perkembangan kognitif manusia. Mampu memandang dari banyak'segi

secara simultan, menilai tindakannya secara objektif dan menelusuri

kembali proses berpikirnya dan mulai dapat merumuskan hipotesis atau

perkiraan sebelum ia berbuat.

Menurut Locke, bahwa pendidikan bagi anak merupakan faktor yang

menentukan dalam perkembangan.31Sedangkan tugas perkembangan anak

sekolah menurut Havigurst diantaranya belajar membaca, menulis,

berhitung, belajar pengertian-pengertian kehidupan sehari-hari.

Berapa aspek psikologi dan fisik yang penting dalam

perkembangan pada masa anak sekolah diuraikan antara lain

a. Perkembangan intelektual

Menurut Gagne perkembangan intelektual anak pada masa ini

melalui urutan hirarki dari masing-masing kemampuan seperti

persepsi, konsep, kaidah dan prinsip.

b. Perkembangan Bahasa

Pada masa ini perkembangan bahasa diawali adanya kebutuhan

anak terhadap keinginan bergaul, keinginan memperoleh informasi,

keinginan menyatakan pendapat/kemampuan. Perkembangan bahasa

anak sangat erat hubungannya dengan tahap-tahap perkembangan fisik

maupun psikis anak itu.

31 Joula Ekaningsih, Agar anak PintarMaternatika, (Jakarta: Puspaswara,1998), h.7

Page 33: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

24

c. Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik mengikuti pola perkembangan tertentu,

terjadilah diferensiasi yang makin luas dari fungsi-fungsi dan sifat-

sifat.

d. Perkembangan Emosi

Perkembangan emosi erat hubungannya dengan fase-fase

perkembangan fisik maupun psikis seseorang anak. Dalam masa

pertumbuhan dan perkembangan seseorang individu baik dari dalam

dan luar akan membentuk sifat khas emosi dari individu itu.

Perkembangan pribadi manusia merupakan hasil atau akibat

dari pada kematangan dan belajar. Kematangan yang dimaksud adalah

kematangan potensi fisik atau mental psikologis yang telah dicapai

dalam tahap pertumbuhan atau perkembangan. Kematangan potensi

fisik seperti kematangan otak pada umur 6 atau 7 tahun merupakan

prequisite untuk perkembangan intelektual di SD. Kematangan mental

psikologis yang dicapai di SD merupakan prequisite untuk

keberhasilan perkembangan mental psikologis di sekolah lanjutan.

Dalam halnya belajar, semua kemampuan dan tingkah laku manusia

sebagai hasil perkembangan yang diperoleh melalui proses belajar.

Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

perkembangan yaitu:

1) Faktor Intrinsik

Faktor instrinsik yang mempengaruhi kegagalan

berkembang terutama berkaitan dengan terjadinya penyakit pada

anak, yaitu: Kelainan kromosom (misalnya sindroma Down dan

sindroma Turner), kelainan pada sistem endokrin, misalnya

kekurangan hormon tiroid, kekurangan hormon pertumbuhan atau

kekurangan hormon lainnya. Kerusakan otak atau sistem saraf

pusat yang bisa menyebabkan kesulitan dalam pemberian makanan

pada bayi dan menyebabkan keterlambatan pertumbuhan. Kelainan

Page 34: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

25

pada sistem jantung dan pernafasan yang bisa menyebabkan

gangguan mekanisme penghantaran oksigen dan zat gizi ke seluruh

tubuh. Anemia atau penyakit darah lainnya. Kelainan pada sistem

pencernaan yang bisa menyebabkan malabsorbsi atau

hilangnya enzim pencernaan sehingga kebutuhan gizi anak tidak

terpenuhi. Menurut Soetjiningsih secara umum terdapat dua faktor

yang mempengaruhi tumbuh kembang anak yaitu faktor genetik

(instrinsik) dan faktor lingkungan (ekstrinsik). Faktor

genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses

tumbuh kembang anak. Faktor ini adalah bawaan yang normal dan

patologis, jenis kelamin, suku bangsa/bahasa,

gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan

oleh faktor ini, sedangkan di negara yang sedang berkembang,

gangguan pertumbuhan selain di akibatkan oleh faktor genetik juga

faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang

anak yang optimal.

2) Faktor Ekstrinsik

Faktor ekstrinsik meliputi, antara lain:

a. Faktor psikis dan sosial (misalnya tekanan emosional akibat

penolakan atau kekerasan dari orang tua).

b. Depresi bisa menyebabkan nafsu makan anak berkurang.

Depresi bisa terjadi jika anak tidak mendapatkan rangsangan

sosial yang cukup, seperti yang dapat terjadi pada bayi

yang diisolasi dalam suatu inkubator atau pada anak yang

kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya.

c. Faktor ekonomi (dapat mempengaruhi masalah pemberian

makanan kepada anak, tempat tinggal dan perilaku orang tua).

Keadaan ekonomi yang pas-pasan dapat menyebabkan anak

tidak memperoleh gizi yang cukup untuk perkembangan dan

pertumbuhannya.

Page 35: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

26

d. Faktor lingkungan (termasuk pemaparan oleh infeksi, parasit

atau racun). Lingkungan merupakan faktor yang menentukan

tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang

cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan

sedangkan lingkungan yang kurang baik akan

menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan “bio-

psiko-fisiko-sosial” yang mempengaruhi individu setiap hari,

mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.

3) Faktor Pendukung

Faktor – faktor pendukung perkembangan anak, antara lain :

a. Terpenuhi kebutuhan gizi pada anak tersebut

b. Peran aktif orang tua

c. Lingkungan yang merangsang semua aspek perkembangan

anak

d. Peran aktif anak

e. Pendidikan orang tua (Soetjiningsih, 1998).

Perkembangan terjadi karena faktor kematangan dan belajar.

Perkembangan dipengaruhi oleh faktor-faktor dalam (bawaan) dan faktor

luar (lingkungan, pengalaman, pengasuhan). Jadi sekalipun semua orang

mengikuti pola perkembangan yang kurang lebih sama, kecepatan

perkembangan pada suatu aspek pada tiap orang berbeda-beda. Perbedaan

dalam perkembangan ini banyak hubungannya dengan faktor kematangan,

belajar atau pengalaman, bawaan dan faktor lingkungan .

Para ahli psikologi perkembangan sering mengulang

pernyataannya mengenai pentingnya tahun-tahun pertama sebagai tahun

pembentukan atas dasar-dasar kepribadian anak. Lima tahun pertama

dianggap sebagai tahun yang penting untuk menerima rangsangan,

termasuk rangsangan-rangsangan untuk memperkembangkan dan

mengaktualisasikan potensi-potensi mental yang ada sebaik-baiknya. Vann

Kyuk berpendapat bahwa pelajaran mengenai pembentukan. pengertian,

cara berpikir, keterampilan menyatakan sesuatu, dan keterampilan

Page 36: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

27

berhitung harus menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak.

5. Pendidikan Taman Kanak-Kanak

Pengertian “ Taman” pada Taman Kanak-kanak mengandung

makna “tempat yang aman dan nyaman untuk ” . Menurut UU RI No. 20

tahun 2003 BAB I pasal 1 ayat 14 yaitu: Pendidikan anak usia dini adalah

suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan

rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih

lanjut.32

Usia anak prasekolah dapat dikatakan sebagai karena setiap

waktunya diisi dengan kegiatan bermain. Kegiatan bermain bagi anak

dapat mendukung berkembangnya kemampuan motorik kasar dan halus,

kemampuan kognitif, sosial dan emosional. Kebutuhan bermain anak akan

mampu mengembangkan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah,

belajar menampilkan emosi yang diterima lingkungannya dan juga belajar

bersosialisasi agar kelak terampil dan berhasil menyesuaikan diri dalam

kelompok teman.

Kebutuhan bermain anak tidak cukup terpenuhi di rumah, karena

itu orang tua, merasa perlu memasuki anaknya ke sekolah. Dalam

beberapa hal bermain di sekolah berbeda dari bermain di rumah. Di

sekolah memiliki kesempatan bermain dalam kelompok yang lebih besar

bila dibandingkan di rumah, materi dan alat permainanya pun jauh

berbeda, anak belajar menyesuaikan diri, berbagi alat permainan, dan

mengatasi gangguan di sekolah. Kegiatan, waktu, ruang dan materi

bermain sambil belajar di sekolah lebih terencana atau terprogram.

Menurut Mallory dan New berpendapat bahwa jika anak belajar

melalui bermain, maka anak memperoleh kesempatan untuk

32 Luluk Asmawati, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini Secara Islami ( Jakarta,

STIT Insida) h. 24

Page 37: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

28

mempraktikkan keterampilan-keterampilan yang baru diperolehnya dan

juga fungsi kecakapan sosialnya untuk menerima pesan sosial yang baru

dan mencoba tugas baru yang menantang. Sedangkan menurut Brewer,

manfaat belajar dari bermain adalah :

1) mendorong peserta didik belajar tentang pakaian yang sesuai dengan

musim atau acara tertentu.

2) Mendorong peserta didik belajar membuat warna sekunder.

3) Mendorong peserta didik untuk mendemonstrasikan kecakapannya

dalam mengklarifikasi.

4) Mendorong peserta didik belajar tentang karakteristik ukuran tiga

dimensi.

5) Mendorong peserta didik belajar tentang gejala alam, misalnya erosi

dan lain-lain.33

Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar melalui bermain memiliki

manfaat antara lain:

1) Peserta didik belajar untuk menerima, mengekspresikan dan menguasai

perasaan mereka secara positif dan konstruktif.

2) Peserta didik belajar tentang diri mereka sendiri, mengembangkan jati

diri, kepercayaan diri, ketenangan diri, dan harga diri.

3) Peserta didik belajar tentang tingkah laku, seperti berbicara, bekerja

sama, berbagi dan saling membantu.

4) Peserta didik belajar menjadi penengah, bernegosiasi, dan

menyelesaikan konflik.

5) Peserta didik belajar mengungkapkan ide dan perasaannya secara

verbal, menyimak tuntunan orang lain, memahami sudut pandang orang

lain, belajar memutuskan rencana kegiatan untuk memecahkan masalah.

6) Peserta didik belajar menghargai dan memperdulikan orang lain.

7) Peserta didik mengembangkan keterampilan berbahasa serta

mengembangkan kosa kata.34

33 Luluk Asmawati, Dasar-Dasar Pendidikan Anak ........ h. 59 34 Luluk Asmawati, Dasar-Dasar Pendidikan Anaki....h. 60

Page 38: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

29

Bagi anak usia dini bermain adalah sarana untuk mengubah

kekuatan potensial di dalam dirinya menjadi berbagai kemampuan dan

kecakapan. Bermain juga dapat menjadi sarana penyaluran energi yang

sangat baik bagi anak usia dini. Namun pada kenyataannya lingkungan

keluarga atau lingkungan rumah tidak selalu mampu memberikan

pengalaman yang terbaik bagi perkembangan anak. Kemiskinan,

lingkungan yang terisolasi dan tuntunan hidup yang tidak dapat dipenuhi

akan menjadi penghambat bagi perkembangan anak.

Oleh karena itu, wadah yang paling tepat untuk menyalurkan

kreativitas dan perkembangan anak adalah melalui pendidikan Taman

Kanak-Kanak yang merupakan wadah untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani anak didik sesuai dengan sifat alami

anak. Sebagaimana diketahui dalam menuju kedewasaan, setiap anak

memerlukan kesempatan untuk mengembangkan diri. Sedangkan

kesempatan. untuk mengembangkan diri memerlukan fasilitas dan sarana

yang mendukung dalam berbagai bentuk seperti sarana pendidikan yang

menunjang. Semua fasilitas dan kesempatan mengembangkan diri anak

tersebut tersedia di TK.

Dalam peraturan pemerintah No.27/1990 tentang pendidikan

prasekolah pasal 1 bahwa pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik

di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar yang

diselenggarakan di jalur pendidikan prasekolah atau di luar sekolah.35

Pendidikan Taman Kanak- kanak merupakan salah satu pendidikan

anak usia dini untuk umur anak sampai 6 tahun. Sebagaimana dijelaskan

pada pasal 28 ayat 1 UU RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

Nasional disebutkan bahwa: "pendidikan anak usia dini diselenggarakan

bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan merupakan

35 Prof. DR. Dedi Supriadi, Membangun Bangsa Melalui Pendidikan, ( Bandung: PT.

Remaja. Rosdakarya) h.38

Page 39: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

30

prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar".36

Berdasarkan penjelasan undang-undang tersebut dikatakan, bahwa

Taman kanak-kanak boleh dilalui oleh anak-anak sebelum memasuki

sekolah dasar, tetapi yang perlu diperhatikan adalah bahwa pendidikan

tersebut tidak menjadi syarat bagi anak untuk langsung memasuki sekolah

dasar. Dengan demikian, anak yang tidak melalui Taman Kanak-Kanak

juga dibolehkan memasuki Sekolah Dasar, dengan memenuhi persyaratan

yang telah ditentukan.

Tujuan pendidikan Taman Kanak-Kanak sebagaimana disebutkan

dalam Undang-undang Republik Indonesia antara lain:

(1) Membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar

anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (pasal

1.14 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003); (2)

Mengembangkan kepribadian dan potensi diri sesuai dengan tahap

perkembangan peserta didik (pasal 28 ayat 3 Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 23 Tahun 2003); (3) Membantu meletakan dasar kearah

perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang

diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan

lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya

(pasal 3 Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun

1990).37

Berdasarkan tujuan Taman Kanak-Kanak tersebut di atas, ternyata

pendidikan TK merupakan tempat bagi anak untuk mengembangkan

potensi yang ada sesuai dengan perkembangannya. Di TK akan terlihat

bagaimana sikap anak terhadap teman sebaya, guru, dan lingkungan sosial.

Selain itu pengetahuan anak akan bertambah, memiliki rasa ingin tahu

yang tinggi, serta dapat mengembangkan daya imajinasi yang ada pada

diri anak, seperti terlihat kemampuannya untuk menggambar, memberi

36 Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (PT.

Kloang Klede Putra Timur) h.15 37 http://komunitaspers.blog.dada.net/post/1207085089/ Dasar Penyelenggaraan

Pendidikan Taman Kanak-Kanak

Page 40: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

31

warna, membuat keterampilan, melipat kertas atau yang lainnya sesuai

dengan kemampuannya. Dasar-dasar pengetahuan keterampilan dan sikap

yang diletakkan pada pendidikan Taman Kanak-Kanak bukan hanya

berpengaruh pada tingkat Sekolah Dasar melainkan sepanjang hayat.

Pakasi di dalam buku. Anak dan Perkembangannya menjabarkan

arti belajar di Taman Kanak -Kanak tersebut sebagai sarana untuk

mengekspresikan diri melalui bahasa dan media lain, mengakui dan

menerima perbedaan dirinya dengan temannya, menyesuaikan dirinya

dengan lingkungannya serta mempersiapkan diri untuk menerima

pelajaran membaca, berhitung, dan menulis, serta pengetahuan lainnya.38

Lama pendidikan di Taman Kanak-Kanak, satu atau dua tahun

sesuai dengan usia anak . Jika suatu TK memilih program satu tahun, TK

tersebut dapat menyelenggarakan Kelompok, A(4-5 tahun) atau Kelompok

B(5-6 tahun).

Program kegiatan belajar TK merupakan satu kesatuan program

kegiatan belajar yang utuh mencakup:

1. Program kegiatan belajar dalam rangka pembentukan.prilaku melalui

pembiasaan yang terwujud dalam kegiatan sehari-hari di TK yang

meliputi pengembangan moral pancasila, agama, disiplin,

perasaan/emosi, dan kemampuan bermasyarakat.

2. Program kegiatan belajar dalam rangka pengembangan kemampuan

dasar melalui kegiatan yang dipersiapkan oleh guru, meliputi

pengembangan kemampuan berbahasa, daya pikir, daya cipta, dan

keterampilan jasmani.39

Bidang pengembangan moral mengarah kepada pembentukan moral

yang sesuai dengan pancasila, seperti anak belajar memahami tentang

kegiatan yang baik dan tidak baik. Bidang kemampuan berbahasa melatih

anak untuk mengekspresikan keinginannya, menghafal melantunkan lagu

dan puisi, serta melatih anak untuk dapat mernbaca, dan menulis sebagai

38 Soepartinah Pakasi, Anak dan Perkembangannya, (Jakarta: Gramedia, 198 1), h.24 39 Depdikbud, Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-Kanak: Garis-Garis Besar

Program Kegiatan Belajar, (Jakarta:Depdikbud,1994), h.1

Page 41: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

32

persiapan untuk di SD. Bidang pengembangan perasaan, kemasyarakatan,

dan kesadaran lingkungan mengarah kepada pembentukan pribadi anak

sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat. Misalnya anak belajar

mengakui dan menerima adanya perbedaan antara dirinya dan anak lain,

belajar menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya. Bidang

pengembangan daya cipta mengarah kepada pembentukan imajinasi dan

kreativitas anak, yaitu lancar dalam bertutur kata, berpikir, berolah tangan,

dan berolah tubuh sebagai latihan motorik halus dan motorik kasar. Dan

juga mengenai bidang kemampuan matematika tetapi masih terbatas pada

obyek perhitungan, mengetahui angka-angka tertulis, dan mempelajari

bentuk-bentuk geometri dasar, seperti segi empat, lingkaran dan. segitiga.

Taman Kanak-Kanak bukan sekolah, tetapi tempat bermain sambil

belajar. TK adalah usaha/kegiatan persiapan membaca dan menulis

permulaan serta berhitung. Pendidikan TK sangat besar pengaruhnya pada

perkembangan anak sehingga melalui pendidikan tersebut anak. dapat

bersosialisasi dengan orang lain dan lingkungannya. Serta anak dapat

memiliki pengalaman di TK yang merupakan jembatan antara rumah

dengan sekolah, yaitu menciptakan kesinambungan pengalaman antara

dunia anak-anak dalam keluarga dengan kehidupan dan tuntutan belajar di

SD. Dari uraian tersebut ternyata pada pendidikan TK, anak telah

diperkenalkan dengan matematika sebagai persiapan untuk memasuki

sekolah dasar.

6. Pendidikan Sekolah Dasar

Pendidikan sekolah dasar berlangsung pada. usia 6 sampai 12-13

tahun. Para pendidik mengenal masa ini sebagai "masa sekolah", karena

pada masa ini anak diharapkan memperoleh pengetahuan dasar yang sangat

penting bagi persiapan dan penyesuaian diri terhadap kehidupan di masa

dewasa. Masa anak sekolah diawali dengan tercapainya kematangan

sekolah pada anak.

Menurut Sabri, kematangan anak untuk belajar atau masuk SD dapat

Page 42: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

33

diartikan dengan kesiapan anak untuk belajar atau masuk SD karena anak

sudah memiliki kemampuan atau kesanggupan untuk belajar atau

mengikuti pelajaran dengan baik di SD dan dengan kondisi kematangannya

itu maka si anak akan dapat dengan mudah untuk diajar dan dilatih

sehingga mereka akan berhasil dengan baik belajar di SD.40

Pada usia sekolah dasar daya pikirnya sudah berkembang kearah

berpikir konkret dan rasional ( dapat diterima akal ) Piaget menamakannya

sebagai operasi konkret. Periode ini ditandai dengan tiga kemampuan atau

kecakapan baru, yaitu: mengklasifikasikan (mengelompokkan), menyusun

dan mengasosiasikan (menghubungkan atau menghitung) angka-angka.41

Masa usia sekolah sering pula disebut sebagai masa intelektual atau

masa keserasian bersekolah. Secara relative anak-anak lebih mudah dididik

daripada masa sebelumnya. Masa keserasian bersekolah ini dapat dirinci

menjadi dua fase:

1. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, antara 6-7 tahun sampai 9-10

tahun.

2. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, antara. 9-10 tahun sampai 12-13

tahun.42

Sifat-sifat khas kelas rendah antara lain: (1) Kesehatan dan

pertumbuhan jasmani sangat berkaitan dengan prestasi; (2) mematuhi

peraturan-peraturan permainan tradisional; (3) memuji dirinya sendiri; (4)

membandingkan dirinya dengan yang lain; (5) togas yang tidak

terselesaikan dianggap tidak penting pada usia 6 sampai 8 tahun

menghendaki nilai yang baik tanpa mengingat apakah prestasinya memang

pantas baik atau tidak.

Sifat-sifat khas kelas tinggi antara lain: (1) Minat terhadap

kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, realitis, ingin tabu, dan ingin

40 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), cet ke-2

h.11 41 Syamsuri Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja ( Bandung; remaja Rosda

Karya, 2000) h.178 42 S.C Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah,

(Jakarta:PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1999) cet. ke-3 h.4

Page 43: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

34

belajar (2) masa akhir minat kepada hal-hal dan mata pelajaran khusus; (3)

sebelum usia 11 tahun membutuhkan orang lain dan setelah usia 11 tahun

sudah dapat menyelesaikan sendiri; (4) nilai sebagai ukuran yang tepat

mengenai prestasi sekolah; (5) gemar membentuk kelompok sebaya. Tahap

di sekolah dasar ini juga sesuai dengan perkembangan anak sehingga pada

sekolah dasar sikap dan kemampuan anak dikembangkan dengan

memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar pada mereka sesuai

dengan perkembangannya.

Sebagaimana jenjang pendidikan formal lainnya, pada sekolah dasar

juga memiliki kurikulum yang disusun sebagai acuan pelaksanaannya,

sehingga tidak menyimpang dari tujuan pendidikan. Kurikulum juga

merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan

tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan.

Pendidikan dasar SD menggunakan kurikulum yang disusun

departemen pendidikan nasional sehingga pada tingkat SD memiliki 10

pelajaran, yaitu:

Tabel 1 Pelajaran Pada Tingkat SD

No Pelajaran Jumlah jam pelajaran

dalam seminggu

1 Pengetahuan alam/Sains 6

2 Pengetahuan Sosial dan

Kewarganegaraan

7

3 Matematika 8

4 Bahasa Indonesia 8

5 Teknologi Informasi dan Kesehatan 2

6 Kerajinan Tangan dan Kesenian 2

7 Pendidikan Jasmani 2

8 Pendidikan Agama 2

9 Bahasa Inggris 2

10 PLKJ 2

Page 44: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

35

Pembelajaran matematika di SD mempunyai kedudukan yang sangat

penting dalam upaya untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.

Tujuan pembelajaran matematika di SD yaitu agar siswa terampil dalam

menggunakan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Untuk

menuju tahap keterampilan tersebut harus melalui langkah-langkah benar

sesuai dengan kemampuan dan lingkungan siswa. Pemaparan pembelajaran

yang ditekankan pada konsep-konsep matematika adalah:

1. Penanaman Konsep Dasar (Penanaman Konsep), yaitu pembelajaran

suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari

konsep tersebut.

2. Pemahaman Konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman

konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep

matematika.

3. Pembinaan keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman

konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan keterampilan

bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai

konsep matematika.43

Berdasarkan tujuan dari pembelajaran matematika yang diberikan

sekolah sangat penting untuk pembentukan sikap siswa dan memberikan

penataan daya nalar. Selanjutnya juga memberikan keterampilan matematika

pada kehidupan sehari-hari maupun membantu dalam mempelajari ilmu

pengetahuan lainnya, dan tujuan ini dapat dicapai dengan baik ketika siswa

dipersiapkan sebaik mungkin di sekolah sebelum mereka masuk Sekolah

Dasar. Pada pembelajaran matematika harus terdapat keterkaitan antara

pengalaman belajar siswa sebelumnya dengan konsep matematika yang akan

diajarkan. Dalam matematika, setiap konsep berkaitan dengan konsep yang

lain, dan suatu konsep menjadi prasyarat bagi konsep yang lain.

43 Heruman, S.Pd., M.Pd, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, (Bandung:

PT Remaja Rosda Karya, 2007) Cet. Ke-1 h. 3

Page 45: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

36

B. Kerangka Berpikir

Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup

dan kehidupan manusia dan juga sebagai salah satu kebutuhan. Pendidikan

dilaksanakan sesuai dengan perkembangan anak, karena pengalaman dan

pendidikan seseorang anak merupakan faktor yang paling menentukan dalam

perkembangan anak.

Usia anak prasekolah adalah usia dimana perkembangan sangat cepat,

dan juga peka terhadap sekitarnya dalam hal meniru. Agar perkembangan

kognitif dan motorik berkembang secara optimal, dapat dilakukan dengan

memperkaya pengalaman-pengalaman yang aktif dengan menggunakan benda

sekitarnya tahap perkembangan kognitif anak pada usia prasekolah berada

pada tahap praoperasional yaitu kemampuan mengelompokkan dan

penggunaan simbol- simbol. Berikut fase-fase perkembangan anak antara lain:

(1) Masa sebelum lahir, menunjukan adanya pertumbuhan yang sangat cepat

dan luas, (2) Masa bayi baru lahir, pada masa ini tidak terjadi pertumbuhan

dan perkembangan, (3) Masa bayi, masa ini dianggap sebagai periode kritis

dalam perkembangan kepribadian, (4) Masa Kanak-kanak awal, sebagai usia

prasekolah, (5) Masa kanak-kanak akhir, merupakan masa sekolah dasar dan

usia kritis, (6) Masa puber, merupakan masa tumpang tindih antara akhir masa

kanak-kanak dan awal masa remaja, (7) Masa remaja, dikenal sebagai suatu

periode peralihan, (8) Masa dewasa awal, (9) Masa dewasa madya, (10) Masa

usia lanjut. Anak usia dini berada pada fase masa kanak-kanak awal, dimana

pada fase ini anak lebih banyak belajar melalui bermain, antara lain mengenal

benda-benda yang kongkrit untuk mengasah perkembangan motorik dan

kognitif anak.

Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu pendidikan

prasekolah yang mempunyai tujuan untuk membantu perkembangan anak agar

tumbuh secara optimal dalam aspek fisik, keterampilan, pengetahuan, sikap

dan perilaku sosialnya. Pengalaman anak-anak di TK berfungsi sebagai

"jembatan" antara rumah dan sekolah. Di Taman Kanak-Kanak, anak

mengenal membaca, menulis dan berhitung (calistung) dilakukan melalui

Page 46: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

37

pendekatan bermain dan disesuaikan dengan tugas perkembangan anak.

Belajar akan menghasilkan hasil belajar berupa prestasi belajar.

Prestasi belajar akan optimal apabila siswa untuk menerima pelajaran dan

mempunyai daya sosialisasi yang baik terhadap lingkungan belajarnya.

Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: (1) peserta didik

yaitu meliputi aspek fisiologis dan psikologis seperti bakat, intelegensi dan

motivasi siswa. (2) pengajar, (3) sarana dan prasarana, yaitu meliputi gedung

dan ruang tempat belajar, buku-buku serta fasilitas lainya, (4) penilaian. Dari

keempat faktor diatas yang menjadi fokus keberhasilan pendidikan adalah

peserta didik. Berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran dapat diukur dari

prestasi belajar siswa. Banyak cara untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

di sekolah salah satunya dengan mengikuti pendidikan prasekolah (pendidikan

Taman Kanak-kanak) sebagai proses pengembangan keterampilan dan bakat

siswa sebelum memasuki Sekolah Dasar.

Berdasarkan uraian di atas, terlihat adanya keterkaitan antara

pendidikan Taman Kanak-Kanak dengan prestasi belajar matematika. Dengan

demikian diduga bahwa ada pengaruh pendidikan Taman Kanak-Kanak

terhadap prestasi belajar matematika.

Page 47: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 02 Cimone Tangerang. Sedangkan

waktu pelaksanaanya pada tanggal 4 Agustus s/d 8 September 2008.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian1. Populasi dalam

penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas I SDN 02 Cimone Tangerang.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive random sampling. Yang dimaksud dengan purposive adalah

penarikan sampel yang berada dilokasi penelitian dipilih berdasarkan

kriteria/karakteristik tertentu sesuai denngan tujuan penelitian. Sampel yang

terlibat dalam penelitian ini berjumlah 30 siswa.

C. Metode Penelitian dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ex-post facto. Ex-

post facto berarti apa yang dikerjakan setelah kenyataan. Penelitian ex-post

facto merupakan peneitian dimana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika

peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian.

Penelitian ini disebut sebagai penelitian sesudah kejadian. Pada penelitian ini,

penulis memberikan tes hasil belajar kepada sampel yang dituju untuk

memperoleh skor prestasi belajar.

1 Prof. DR. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta,2002) Cet Ke-12, h.108

38

Page 48: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

39

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis tes sebagai instumen

penelitian. Tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda yang terdiri dari 25

butir soal untuk mengukur hasil belajar matematika siswa.

Alat ukur tes sebelum diberikan kepada siswa harus diketahui lebih

dahulu apakah tes tersebut baik dan sudah siap diberikan kepada siswa untuk

diambil datanya pada penelitian ini. Sebelum digunakan soal (tes) tersebut

maka diujicobakan untuk mengetahui apakah soal-soal tersebut memenuhi

standar persyaratan validitas, reabilitas, dan taraf kesukaran.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana

tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Adapun validitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi, yaitu tes yang dibuat

berdasarkan tujuan khusus tertentu yang sama dengan isi pelajaran yang

telah diberikan di kelas. Untuk itu instrument tes harus diujikan untuk

mendapatkan validitas butir soal atau validitas item, untuk mengukurnya

peneliti akan mengukur rumus Korelasi Point Biserial2.

qp

SDMM

r tppbi

−=

Rpbi = koefisien korelasi biserial

Mp = rerata skor pada tes dari peserta tes yang mewakili

jawaban benar

Mt = rerata skor total

SD = standar devisiasi skor total

2 Sumarna Supranata, Analisis, Validitas, Reabilitas, dan Interprestasi Hasil Tes, (

Bandung; PT Remaja Rosda Karya, 2005, Cet. II, h.61

Page 49: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

40

P = proporsi peserta tes yang jawabannya benar pada soal

q = (1 – p)

Setelah dilakukan uji validitas sebanyak 25 soal, maka terdapat 5

soal yang tidak valid. Jumlah soal yang digunakan untuk memperoleh

data hasil belajar yaitu 20 soal yang valid ( lihat lampiran 5 hal 63 )

2. Reliabilitas

Suatu instrument (tes) dapat dipercaya untuk sebagai alat

pengumpul data, jika tes tersebut telah diuji reliabilitasannya. Untuk

mencari reliabilitas terhadap tes perlu dilakukan analisis pada butir-butir

soal dari tes tersebut. Dan untuk menentukan reabilitas suatu tes

tergantung dari bentuk soal-soalnya.

Untuk mencari reliabilitas tes yang dalam bentuk objektif, penulis

menggunakan rumus K-R. 20

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡ −⎥⎦⎤

⎢⎣⎡

−= ∑

2

2

1 SpqS

kkrii

r11 = reabilitas secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (1-p)

∑ pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

k = banyaknya item yang valid

S = standar devisiasi dari tes3

3 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta; Bumi

Aksara, 2007, Cet. 7, h. 100)

Page 50: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

41

Perhitungan reliabilitas dilakukan terhadap 20 soal yang dianggap

valid, dari hasil perhitungan diperoleh nilai reliabilitas sebesar r11= 0,8.

Maka instrument dianggap reliable ( lihat lampiran 7 hal 65 )

3. Taraf Kesukaran

Disamping reliabel dan valid perlu juga diperlukan tingkat

kesukaran dari soal tersebut. Adapun rumus yang digunakan untuk

mengetahui taraf kesukaran adalah:

P =JSB

P = indeks kesukaran

B =banyaknya siswa yang menjawab dengan benar

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes4

Dengan klasifikasi indeks kesukaran sebagai berikut:

IK = 0,00 : soal terlalu sukar.

0,00 < IK 0,30 : soal sukar ≤

0,30 < IK 0,70 : soal sedang ≤

0,70 < IK 1,00 : soal mudah ≤

IK = 1,00 : soal terlalu mudah

Sesuai dengan kriteria indeks kesulitan soal, maka diperoleh 6 soal

mudah, 13 soal sedang dan 1 soal sukar ( lihat 8 lampiran hal 66)

4 M. Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, ( Bandung: CV. Pustaka Setia,

2001), cet. I, h. 133

Page 51: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

42

4. Pengujian daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

kemampuan siswa. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda

disebut indeks diskriminan yang berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Pada

indeks diskriminan ini dikenal tanda negatif yang berarti bahwa suatu

soal itu terbalik dalam mengukur kemampuan siswa. Rumus indeks

diskriminan adalah:

D = PbPaJbBb

JaBa

−=−

Keterangan :

D = Indeks daya pembeda soal

Ja = Banyaknya peserta kelompok atas

Jb = Banyaknya peserta kelompok bawah

Ba= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan

benar

Bb= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan

benar

Pa =JaBa adalah proporsi peserta kelompok atas yang menjawab

benar

Pb = JbBb adalah proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab

benar

Page 52: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

43

Untuk mengetahui penilaian daya pembeda tiap-tiap soal, indeks

diskriminan diklafikasikan sebagai berikut:

DP = 0,00 : soal terlalu sukar.

0,00 < DP 0,20 : soal sukar ≤

0,20 < DP 0,40 : soal sedang ≤

0,40 < DP 0,70 : soal mudah ≤

0,70 < DP 1,00 : soal terlalu mudah≤ 5

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik Mann-

Whitney (U- Test). Teknik ini dipakai untuk menguji signifikasi perbedaan

antara dua sampel independen. Teknik U- Test yang digunakan adalah

U–Test dengan skala sampel besar dimana n 20. Teknik ini berfungsi

sebagai alternatif penggunaan Uji-t bilamana persyaratan-persyaratan

parametriknya tidak terpenuhi, dan bila datanya berskala ordinal. Adapun

formulasi rumus Mann- Whitney tes adalah sebagai berikut:

U1 = n1 n2 + 2

)1( 11 +nn -∑R1

U2 = n1 n2 + 2

)1( 22 +nn -∑R2

n1 = jumlah kasus kelompok 1

n2 = jumlah kasus kelompok 2

∑ R1 = jumlah jenjang/rangking pada kelompok 1

5 M. Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah…..,h. 134

Page 53: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

44

∑ R2 = jumlah jenjang/rangking pada kelompok 26

Teknik analisis untuk menguji U- Test dengan skala sampel besar

menggunakan harga kritik Z dengan rumus sebagai berikut:

Z =

12)1(

22121

21

++

nnnn

nnU

n1 = jumlah kasus kelompok 1

n2 = jumlah kasus kelompok 27

F. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik yang akan diuji pada penelitian ini adalah:

Ho : Z = Z α

Ha : Z > Z α

Keterangan:

Z = nilai z hasil penghitungan Uji “U”

Z α = nilai z pada taraf signifikansi α = 0,05

Kriteria Pengujian ;

Jika p < α, maka tolak Ho

Jika p > α, maka terima Ha

6 Bambang Soepeno, Statistik Terapan, (Jakarta; PT Rineka Cipta, 1997), Cet. I, h.191

7 Bambang Soepeno, Statistik Terapan, ….., h.191

Page 54: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Berdasarkan penelitian ini, berikut akan disajikan deskripsi data yang

diperoleh dari hasil instrumen berupa tes prestasi belajar yang telah diberikan

peneliti. Instrumen tersebut telah diuji cobakan terlebih dahulu untuk

mengetahui tingkat validitas dan realibilitasnya.

Setelah dilakukan uji validitas, terdapat 20 soal yang dinyatakan valid.

Dari uji realibilitas diperoleh koefisien realibilitas sebesar 0,8. Berdasarkan

interpretasi koefisien realibilitas yang telah diuraikan sebelumnya, maka

instrumen tersebut reliabel.

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas satu SDN Cimone 02

Tangerang, yang berjumlah 30 orang dengan rincian 13 siswa yang berasal

dari Pendidikan Taman Kanak-Kanak dan 17 siswa yang tidak melalui

pendidikan Taman Kanak-Kanak. Adapun deskripsi data prestasi belajar yang

berasal dari pendidikan Taman Kanak-Kanak dan yang tidak melalui

pendidikan Taman Kanak-Kanak dijelaskan sebagai berikut.

1. Deskripsi Data Prestasi Belajar Siswa yang Melalui Pendidikan

Taman Kanak-Kanak

Dari data prestasi belajar siswa yang melalui pendidikan Taman

Kanak-Kanak 13 siswa diperoleh data sebagai berikut dalam bentuk

distribusi frekuensi.

45

Page 55: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

46

Tabel 2

Prestasi Belajar Siswa yang Melalui Pendidikan

Taman Kanak-Kanak

Nilai Frekuensi Frekuensi Kumulatif

55 1 1

60 2 3

65 1 4

70 3 7

75 2 9

80 1 10

85 1 11

90 1 12

95 1 13

Jumlah 13

Berdasarkan data di atas, dapat di interpretasikan bahwa dari 13

orang siswa yang memperoleh nilai di atas rata-rata sebanyak 46,2% yaitu

6 siswa, sedangkan yang memperoleh nilai di bawah rata-rata sebanyak

53,8% yaitu 7 siswa. Data prestasi belajar matematika siswa yang melalui

Pendidikan Taman Kanak-Kanak diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 3

Prestasi Belajar Siswa yang Melalui Pendidikan Taman Kanak-Kanak

Deskripsi Nilai

Maksimum 95

Minimum 55

Mean 72,85

Modus 70

Simpangan Baku 11,4

Page 56: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

47

Tabel di atas menunjukkan bahwa diperoleh nilai tertinggi yaitu 95

dan nilai terendah yaitu 55. Dengan kemampuan rata-rata seluruh siswa

adalah 72,85.

2. Deskripsi Data Prestasi Belajar Siswa yang Tidak melalui Pendidikan Taman Kanak-Kanak

Dari data prestasi belajar siswa yang tidak melalui pendidikan

Taman Kanak-Kanak 17 siswa diperoleh data sebagai berikut dalam

bentuk distribusi frekuensi.

Tabel 4

Prestasi Belajar Siswa yang Tidak Melalui Pendidikan

Taman Kanak-Kanak

Nilai Frekuensi Frekuensi Kumulatif

35 1 1

40 1 2

45 1 3

50 2 5

55 1 6

60 2 8

65 1 9

70 3 12

75 1 13

80 2 15

85 1 16

90 1 17

Jumlah 17

Page 57: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

48

Berdasarkan data di atas, dapat di interpretasikan bahwa dari 17

orang siswa yang memperoleh nilai di atas rata-rata sebanyak 53,1% yaitu

9 siswa, sedangkan yang memperoleh nilai di bawah rata-rata sebanyak

46,9% yaitu 8 siswa.

Dari data prestasi belajar matematika siswa yang Melalui

Pendidikan Taman Kanak-Kanak diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 5 Prestasi Belajar Siswa yang Tidak Melalui

Pendidikan Taman Kanak-Kanak

Deskripsi Nilai

Maksimum 90

Minimum 35

Mean 63,53

Modus 70

Simpangan Baku 16,08

Tabel di atas menunjukkan bahwa diperoleh nilai tertinggi yaitu 90 dan

nilai terendah yaitu 35. Dengan kemampuan rata-rata seluruh siswa adalah

63,53.

B. Pengujian Hipotesis

Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah teknik Mann Whitney U-

test. Teknik ini berfungsi sebagai pengujian Uji-t non parametrik, dan datanya

berskala ordinal.

Page 58: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

49

Tabel.6

Prestasi belajar matematika antara siswa yang melalui pendidikan Taman Kanak-Kanak dan siswa yang tidak melalui Pendidikan Taman Kanak-Kanak

Prestasi melalui Pendidikan TK(X1)

Rangking X1 Prestasi tidak melalui Pendidikan TK(X2)

Rangking X2

55

60

60

65

70

70

70

75

75

80

85

90

95

6,5

9,5

9,5

12,5

16,5

16,5

16,5

21

21

24

26,5

28,5

30

35

40

45

50

50

55

60

60

65

70

70

70

75

80

80

85

90

1

2

3

4,5

4,5

6,5

9,5

9,5

12,5

16,5

16,5

16,5

21

24

24

26,5

28,5

∑ n1 = 13 ∑ R1 = 238,5 ∑ n2 = 17 ∑ R2 = 226,5

Tabel memperlihatkan data prestasi belajar matematika siswa yang

melalui pendidikan Taman Kanak-Kanak dari 13 siswa (n1 = 13) dan 17

siswa (n2 = 17) yang tidak melalui pendidikan Taman Kanak-Kanak

Page 59: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

50

Prosedur pengujian yang dilakukan adalah:

a. Menyatakan hipotesis

Hipotesis yang dirumuskan adalah:

Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar matematika

antara siswa yang melalui pendidikan Taman Kanak-kanak dan siswa

yang tidak melalui pendidikan Taman Kanak-kanak

Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar matematika antara

siswa yang melalui pendidikan Taman Kanak-kanak dan siswa yang

tidak melalui pendidikan Taman Kanak-kanak

b. Menyusun peringkat data tanpa memperlihatkan kategori sampel

Setelah menyusun data, langkah berikutnya ialah mnetapkan peringkat

seluruh kelompok angka prestasi belajar tanpa memperlihatkan antara

siswa yang melalui pendidikan Taman Kanak-Kanak dan siswa yang tidak

melalui pendidikan Taman Kanak-Kanak. Karena siswa yang memiliki

nilai 35 adalah nilai yang paling rendah dari 30 siswa , maka prestasi

belajar tersebut ditetapkan peringkat 1. dan karena siswa yang memiliki

nilai 95 adalah nilai tertinggi dari keduanya, maka nilai tersebut diberi

peringkat 30.

c. Menjumlahkan peringkat menurut tiap kategori sampel dan menghitung

statistik U

Setelah peringkat semua ditetapkan, peringkat nilai untuk setiap kategori

harus dijumlahkan. Untuk kategori siswa yang melalui pendidikan Taman

Kanak-Kanak, jumlah peringkatnya R1= 238,5 dan jumlah peringkat untuk

prestasi siswa yang tidak melalui pendidikan Taman Kanak-Kanak adalah

R2= 226,5.

Page 60: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

51

Penghitungan statistik U:

U1 = ∑−++ 1

1121 2

)1( Rnnnn

U2= ∑−++ 2

2221 2

)1( Rnnnn

Dan dilakukan perhitungan sebagai berikut

n1= 13 ∑ 1R = 238, 5

n2 = 17 ∑ 2R = 226, 5

U1 = ∑−++ 1

1121 2

)1( Rnnnn

= (13)(17) + 5,2382

)113(13−

+

= 221 + (91 – 238,5 )

= 73,5

U2 = ∑−++ 2

2221 2

)1( Rnnnn

== (13)(17) + 5,2262

)117(17−

+

= 221 + (153 – 226,5 ) = 147,5

Untuk menghitung harga kritik Z, harga U yang di gunakan bebas. Untuk

perhitungan harga kritik Z ini digunakan nilai U1 = 73,5 dengan

perhitungan sebagai berikut:

Page 61: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

52

Z=

12)(

22121

21

nnnn

nnU

+

=

12)11713)(17)(13(

2)17)(13(5,73

++

= 89,23

5,1105,73 −

= -1,548

Dari perhitungan harga Z di atas diperoleh harga Z = -1,548.

Berdasarkan tabel distribusi normal dengan taraf signifikansi α = 0,05 maka

diperoleh harga Ztabel atau p = 0.061. Karena p > α (0,061 > 0,05 ), maka

terima Ho. Artinya, Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi

belajar matematika siswa yang melalui pendidikan Taman Kanak-Kanak dan

siswa yang tidak melalui pendidikan Taman Kanak-Kanak

C. Interprestasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengujian di atas menyatakan tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar matematika siswa yang

melalui pendidikan Taman Kanak-kanak dan siswa yang tidak melalui

pendidikan Taman Kanak-Kanak. Tidak terdapatnya perbedaan tersebut

menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dalam pembelajaran

matematika antara siswa yang melalui pendidikan Taman Kanak-Kanak dan

siswa yang tidak melalui pendidikan Taman Kanak-Kanak.

Proses pembelajaran dalam pendidikan Taman Kanak-Kanak meliputi

penyaluran kreativitas dan perkembangan anak, serta membantu pertumbuhan

dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik sesuai dengan sifat alami

anak. Di Taman Kanak-Kanak siswa dapat meningkatkan pengetahuan,

Page 62: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

53

memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, serta mengembangkan daya imajinasi

yang ada pada diri anak dan melatih anak untuk dapat membaca dan menulis,

berhitung sebagai persiapan untuk memasuki pendidikan Sekolah Dasar. Dari

uraian di atas menunjukan bahwa pendidikan Taman Kanak-Kanak tidak

menjadi tolak ukur dalam keberhasilan pembelajaran matematika siswa.

Belajar dan pembelajaran dapat dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu

faktor internal, eksternal dan pendekatan belajar Faktor internal berhubungan

dengan fisiologi dan psikologis siswa. Faktor eksternal berhubungan dengan

lingkungan sosial dan non sosial, dan pendekatan belajar berhubungan

dengan metode dan strategi belajar yang digunakan, sehingga proses belajar

dan pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

Belajar dan pembelajaran tentunya akan memperoleh suatu hasil

belajar. Hasil belajar yang baik dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu

internal dan eksternal. Faktor internal berhubungan dengan faktor jasmani

(kesehatan tubuh) psikologi (intelegensi, bakat, perhatian, minat, motif dan

kesiapan) dan kelelahan (jasmani dan rohani). Sedangkan faktor eksternal

berhubungan dengan lingkungan keluarga (cara orang tua mendidik,

hubungan antar anggota keluarga, latar belakang siswa), sekolah (sarana dan

prasarana) dan masyarakat (teman bergaul dan lingkungan sekitar tempat

tinggal siswa). Di sini dapat dikatakan bahwa keberhasilan semata-mata tidak

ditentukan dari pendidikan Taman Kanak-Kanak, banyak faktor lain seperti

yang dikemukakan di atas yang menjadi faktor keberhasilan dalam

pembelajaran matematika siswa.

Page 63: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi data dari hasil pengujian hipotesis dapat dibuat

beberapa kesimpulan

1. Dari hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa pendidikan taman Kanak-

Kanak tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan siswa

dalam pembelajaran matematika. Ini berarti pendidikan Taman Kanak-Kanak

tidak menjadi faktor utama dalam keberhasilan dalam pembelajaran

matematika di sekolah, tetapi menjadi salah satu faktor pembentukan sikap dan

keterampilan siswa di sekolah, banyak faktor yang dapat mempengaruhi

keberhasilan siswa dalam pembelajaran matematika yaitu faktor internal dan

eksternal. Faktor internal berhubungan dengan faktor jasmani (kesehatan tubuh)

psikologi (intelegensi, bakat, perhatian, minat, motif dan kesiapan) dan

kelelahan (jasmani dan rohani). Sedangkan faktor eksternal berhubungan

dengan lingkungan keluarga (cara orang tua mendidik, hubungan antar anggota

keluarga, latar belakang siswa), sekolah (sarana dan prasarana) dan masyarakat

(teman bergaul dan lingkungan sekitar tempat tinggal siswa).

2. Berdasarkan penghitungan uji hipotesis dengan menggunakan Uji Mann-

Whithney, diperoleh harga Z = -1,548 dengan taraf signifikansi α = 0,05 maka

diperoleh harga Ztabel atau p = 0.061. Karena p > α (0,061 > 0,05 ), maka

terima Ho. Artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi

belajar matematika siswa yang melalui pendidikan Taman Kanak-kanak dan

siswa yang tidak melalui pendidikan Taman Kanak-Kanak

54

Page 64: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

55

B. Saran

Dengan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara prestasi belajar

dengan pendidikan Taman Kanak-Kanak. Penulis mengemukakan saran sebagai

berikut:

1. Keberhasilan pendidikan adalah keberhasilan antara sekolah dan orang tua

dalam mencetak generasi muda harapan bangsa. Orang tua dan sekolah harus

bekerja sama menjadi contoh yang baik di rumah dan sekolah.

2. Agar siswa lebih aktif dan kreatif terhadap setiap mata pelajaran yang diikuti,

apabila ada penjelasan yang kurang dipahami segera tanyakan kepada guru yang

bersangkutan. Karena setiap materi yang diajarkan sangat berkaitan dengan

materi selanjutnya.

3. Perkembangan pendidikan adalah suatu hal yang positif untuk masa depan anak.

Hal ini harus dudukung oleh guru dan orang tua, terutama dalam bimbingan dan

pengawasan di rumah. Karena pendidikan anak tidak hanya tanggung jawab

sekolah sepenuhnya, tapi juga tanggung jawab keluarga dan orang tua di rumah.

Page 65: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

56

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2003

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1999

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002

Depdikbud, Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-Kanak: Garis-Garis Besar Program Kegiatan Belajar, Jakarta: Depdikbud, 1994

Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka

Ekaningsih, Joula. Agar Anak Pintar Matematika, Jakarta: Puspaswara, 1998

Habeyb. Kamus Populer Jakarta

Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006

Heruman, Model Pembelajaran Matematika di SD, Bandung: PT Rosda Karya, 2007

http://komunitaspers.blog.dada.net/post/1207085089/ Dasar Penyelenggaraan Pendidikan Taman Kanak-Kanak

Hudoyo, Herman. Strategi Mengajar Belajar matematika, Malang: IKIP Malang, 1990

Ismail dkk, Kapita Selekta Pembelajaran Matematika, Jakarta: Universitas Terbuka, 1998

Marks, John L, et al. Metode Pengajaran Matematika Sekolah Dasar, Jakarta: Erlangga, 1998

Munandar, SC. Utami. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1999

Nurdin, Mochammad, dkk. Pedoman Buku Matematika, Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2000

Pakasi, Soepartinah. Anak dan Perkembangannya, Jakarta: Gramedia, 1981

Patmonodewo, Soemiarti. Pendidikan Anak Prasekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2002

Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002

Page 66: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

57

Rahman Abror, Abd. Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1993

Redaksi Bumi Aksara. Undang-Undang Sisdiknas, Jakarta: Sinar Grafika, 1993

Sabri, Alisuf. Psikologi Penddikan, Jakart: Pedoman Ilmu Jaya, 1997

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.

Soepeno, Bambang. Statistik Terapan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997

Subana n Sudrajat, M. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2001

Sudjana, Nana. Dasar-Dasar Proses Belajar, Bandung: Sinar Baru, 1998

Suherman, Erman. Strategi pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung: UPI, 2003

Supranata, Sumarna. Analisis, Validitas, Realibilitas, dan Interprestasi Hasil Tes, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005

Supriadi, Dedi. Membangun Bangsa Melalui Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Syah, Muhibbin. Psikologi dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, jakarta: Balai Pustaka, 1988

Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PT. Kloang Klede Putra Timur

Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran, Jakarta : Grasindo, 1994

Zuhairini, et. al. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Page 67: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN No Kompetensi Dasar Materi Indikator No Soal 1. Mengenal dan menggunakan bilangan

dalam pemecahan Bilangan 0-10 1.1 Siswa dapat menyelesaikan operasi

penjumlahan suatu bilangan 1.2 Siswa dapat menggunakan operasi

penjumlahan dalam menyelesaikan soal bentuk cerita

1.3 Siswa dapat menyelesaikan operasi pengurangan dari dua bilangan dalam bentuk soal cerita

1.4 Siswa dapat mengurutkan suatu bilangan

9,20

10,19

4,13

5,17

2. Mengenal dan menggunakan bilangan dalam pemecahan

Bilangan 11-20 2.1 Siswa dapat menentukan nilai tempat suatu bilangan.

2.2 Siswa dapat menyelesaikan operasi penjulahan suatu bilangan

2.2 Siswa dapat menggunakan operasi penjumlahan dalam menyelesaikan soal bentuk cerita.

2.3 Siswa dapat menggunakan operasi pengurangan dalam menyelesaikan soal bentuk cerita

2.4Siswa dapat menentukan suatu bilangan selanjutnya

2.5 Siswa dapat menentukan lambang suatu bilangan

6,7

18

2,15

8,10,11,19

3,14

1,12,16,

Page 68: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

Lampiran 2

Instrumen Penelitian

Tes Tertulis dengan Bentuk Pilihan Ganda

Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, atau c pada jawaban yang benar!

1. Lambang bilangan delapan belas adalah …

a. 8 b. 17 c. 18

2. Jumlah jari tangan dan kakimu adalah …

a. 10 b. 15 c. 20

3. 10, 11, , 13, 14,

Bilangan pada kotak dan segitiga adalah …

a. 12 dan 13 b. 12 dan 15 c. 13 dan 15

4. Tono mempunyai lima kelereng. Ketika bermain hilang 2 kelereng. Jumlah

kelereng Tono sekarang adalah …

a. 7 b. 3 c. 2

5. 6,4,3,1,5,2 urutan bilangan di samping mulai yang terkecil adalah …

a. 1,2,3,4,5,6 b. 2,3,1,4,5,6 c. 1,3,2,5,4,6

6. 2 puluhan + 7 satuan = …

a. 72 b. 27 c. 9

7. Perhatikan bilangan di samping ini.

Nilai satuan pada bilangan itu adalah …

24

a. 2

b. 4

c. 20

Page 69: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

8. Pak Budi mempunyai 18 ekor ayam. Ayam itu dijual sebanyak 5 ekor. Sisa ayam

Pak Budi adalah …

a. 13 b. 15 c. 21

9.

= … 5

4 +

a. 9 b. 7 c. 1

10. Dido mempunyai 2 ekor ayam. Kakek memberinya lagi 1 ekor ayam. Jumlah

ayam Dido sekarang adalah …

a. 1 b. 2 c. 3

11. Ibu membuat 15 potong kue. 6 potong kue diberikan kepada Iwan. Jumlah kue Ibu

sekarang adalah …

a. 21 b. 15 c. 9

12. Perhatikan bilangan di samping ini.

Nilai puluhan pada bilangan itu adalah …

12 a. 2

b. 4

c. 10

13. Toto mempunyai delapan ekor ikan. Empat ekor diantaranya mati. Sisa ikan toto

sekarang adalah …

a. 4 b. 8 c. 12

14. 6,7,8, , 10,11,12,

Bilangan pada bintang dan segitiga adalah …

a. 8 dan 13 b. 9 dan 12 c. 9 dan 13

Page 70: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

15. Ibu membeli 20 buah jeruk. Kemudian Ibu membeli lagi 5 buah jeruk.

Jumlah buah jeruk Ibu sekarang adalah …

a. 25 b. 20 c. 15

16.

Banyak segitiga pada gambar di atas adalah …

a. 5 b. 6 c. 7

17. Urutan bilangan di bawah ini yang benar adalah …

a. 4,5,6 b. 5,6,4 c. 4,6,5

18. 15 - 6 = …

a. 13 b. 12 c. 9

19. Dian mempunyai 7 buah mangga. Sari mempunyai 2 buah mangga.

Jumlah mangga Dian dan Sari adalah …

a. 9 b. 5 c. 13

20.

+ = …

a. c.

b.

Page 71: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

lampiran 3

Kunci Jawaban Soal Instrumen

1. C 11. C

2. C 12. C

3. B 13. A

4. B 14. C

5. A 15. A

6. B 16. C

7. B 17. A

8. A 18. C

9. A 19. A

10. C 20. B

Page 72: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

Lampiran 7

Dari tabel tersebut dapat dihitung nilai Reliabilitas tes instrument menggunakan

rumus kr-20

∑Pq = 4,05

∑X2 = 5628

∑ X = 392

N = 30

Langkah 1, Mencari nilai S2

S2 = N

NXX∑ −

22 )(

= 30

30)392(5628 −

= 16,86

Langkah 2, mencari nilai r11

R11 = ⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛ −⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

− 86,1605,486,16

12020

= (1,053)(0,78)

= 0,8

Page 73: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

Lampiran 8

Tabel 10 Taraf kesukaran butir-butir soal

Perhitungan taraf kesukaran butir-butir soal ditentukan dengan rumus.

P = JSB

Dimana :

P = Indeks kesukaran untuk setiap butir soal

B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal

JS = Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan

Item B P Keterangan

1 27 0,9 Mudah

2 21 0,7 Sedang

3 23 0,8 Mudah

4 23 0,8 Mudah

5 22 0,7 Sedang

6 11 0,3 Sukar

7 14 0,5 Sedang

8 20 0,7 Sedang

9 19 0,6 Sedang

10 23 0,8 Mudah

11 27 0,9 Mudah

12 19 0,6 Sedang

13 17 0,6 Sedang

14 14 0,5 Sedang

15 25 0,8 Mudah

16 14 0,5 Sedang

17 22 0,7 Sedang

18 14 0,5 Sedang

19 22 0,7 Sedang

20 13 0,4 Sedang

Page 74: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

Lampiran 9

Tabel 11

Perhitungan Daya Beda Soal

No BA BB JA JB D KET 1 8 2 10 10 0,60 Baik 2 10 9 10 10 0,10 Kurang 3 10 9 10 10 0,10 Kurang 4 5 0 10 10 0,50 Baik 5 10 9 10 10 0,10 Kurang 6 6 0 10 10 0,60 Baik 7 10 9 10 10 0,10 Kurang 8 6 0 10 10 0,60 Baik 9 7 9 10 10 0,60 Baik 10 10 0 10 10 0,20 Cukup 11 5 1 10 10 0,50 Baik 12 10 8 10 10 0,20 Cukup 13 7 0 10 10 0,60 Baik 14 10 10 10 10 0,00 Kurang 15 10 5 10 10 0,50 Baik 16 10 10 10 10 0,00 Kurang 17 6 0 10 10 0,60 Baik 18 10 9 10 10 0,10 Kurang 19 10 9 10 10 0,10 Kurang 20 7 1 10 10 0,60 Baik

Page 75: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,
Page 76: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,
Page 77: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,
Page 78: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

Lampiran 10

Tabel 12

Perhitungan Nilai Statistik Deskriptif Prestasi Belajar Siswa yang Melalui

Pendidikan Taman Kanak-kanak

x f fx x2 Fx2

55 1 55 3025 3025

60 2 120 3600 7200

65 2 130 4225 8450

70 3 210 4900 14700

75 2 150 5625 11250

80 1 80 6400 6400

85 1 85 7225 7225

90 1 90 8100 8100

95 1 95 9025 9025

∑ ∑f = 13 ∑fx = 947 ∑x2 = 52125 ∑fx2 = 70475

X = 85,7213947

==∑∑

ffx

Modus = 70

S = )1(

)()( 22

−∑ ∑nn

fxfxn

= )12(13

)947()70475(13 2−

= 156

19366

= 11,14

Page 79: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

Lampiran 11

Tabel 13

Perhitungan Nilai Statistik Deskriptif Prestasi Belajar Siswa yang Tidak Melalui

Pendidikan Taman Kanak-Kanak

x f fx x2 fx2 35 1 35 1225 1225 40 1 40 1600 1600 45 1 45 2025 2025 50 1 50 2500 5000 55 1 55 3025 3025 60 2 120 3600 7200 65 1 130 4225 4225 70 1 210 4900 14700 75 1 150 5625 5625 80 2 80 6400 12800 85 1 85 7225 7225 90 1 90 8100 8100 ∑ ∑f = 17 ∑fx = 1080 ∑x2 = 50450 ∑fx2 = 72750

X = 53,76317

1080==

∑∑

ffx

Modus = 70

S = )1(

)()( 22

−∑ ∑nn

fxfxn

= )16(17

)1080()72750(17 2−

= 272

70350

= 16,08

Page 80: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

64

Lampiran 5

Tabel 8 Uji Validitas Tes Instrumen Penelitian

No Mp Mt SDt P Vpbi Ket 1 16,78 16,77 4,17 0,9 0,006 Invalid 2 18,1 16,77 4,17 0,7 0,488 Valid 3 18 16,77 4,17 0,77 0,54 Valid 4 17,74 16,77 4,17 0,77 0,246 Valid 5 18 16,77 4,17 0,73 0,485 Valid 6 19,36 16,77 4,17 0,37 0,478 Valid 7 18,43 16,77 4,17 0,47 0,375 Valid 8 17,85 16,77 4,17 0,67 0,369 Valid 9 18,26 16,77 4,17 0,63 0,466 Valid 10 17,6 16,77 4,17 0,77 0,364 Valid 11 17,3 16,77 4,17 0,9 0,381 Valid 12 18,16 16,77 4,17 0,63 0,435 Valid 13 18,24 16,77 4,17 0,57 0,407 Valid 14 18,29 16,77 4,17 0,47 0,344 Valid 15 17,56 16,77 4,17 0,83 0,418 Valid 16 18,5 16,77 4,17 0,47 0,391 Valid 17 17,86 16,77 4,17 0,73 0,429 Valid 18 16,21 16,77 4,17 0,47 0,126 Invalid 19 18,5 16,77 4,17 0,73 0,682 Valid 20 19,86 16,77 4,17 0,43 0,576 Valid 21 17,21 16,77 4,17 0,9 0,3 Invalid 22 16,5 16,77 4,17 0,7 0,194 Invalid 23 19,53 16,77 4,17 0,5 0,662 Valid 24 17,44 16,77 4,17 0,9 0,483 Valid 25 17,35 16,77 4,17 0,77 0,254 Invalid

Mt = 77,1630503

==∑NY

SDT = 22

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛− ∑∑

NXt

Nxt

SDT = 2

30503

308955

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛−

SDT = 12,2815,298 − SDT = 4,17

Page 81: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

65 Butir Soal No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Y Y2

1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 2 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 3 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 4 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 5 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 6 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 7 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 8 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 10 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 12 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 15 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 16 12 10 11 11 12 6 9 11 8 10 12 11 9 17 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 18 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 19 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 20 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 22 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 23 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 24 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 25 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 26 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 27 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 28 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 29 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 30 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 N 27 21 23 23 22 11 14 20 19 23 27 19 17 14 P .9 0 Q .1 0 pq 0.09

Page 82: ABSTRAK -  · PDF filepenelitian ini adalah Ex-post facto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah item sebanyak 20 butir,

66