aborsi[1]

25
ABORSI Makalah : Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Studi Hukum Islam Kelompok: 15 A Anggota Kelompok: Septianti Wulansari (D74214068) Virly Carinne Wipie (D74214070) Ana Ulfiya (D94214072) Dosen Pembimbing: Wasis Aminullah, M.Pd.I PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN i

Upload: lilik-irma-fitria

Post on 28-Jan-2016

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

studi hukum islam

TRANSCRIPT

Page 1: ABORSI[1]

ABORSIMakalah :

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Studi Hukum Islam

Kelompok: 15 A

Anggota Kelompok:

Septianti Wulansari (D74214068)

Virly Carinne Wipie (D74214070)

Ana Ulfiya (D94214072)

Dosen Pembimbing:

Wasis Aminullah, M.Pd.I

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

2015

KATA PENGANTAR

i

Page 2: ABORSI[1]

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang ”Studi Hukum Islam:

Aborsi” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini dibuat dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Hukum

Islam. Sebuah penjelasan tentang aborsi dalam hukum Islam.

Dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang

setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat di dalam mencari ilmu

pengetahuan. Mengingat adanya kelemahan, dan keterbatasan, serta masih jauhnya karya

tulis ini dari kesempurnaan, maka semua saran dan kritik yang inovatif serta membangun

sangat diharapkan untuk menjadikan karya tulis ini lebih baik.

Surabaya, September 2015

Penyusun

ii

Page 3: ABORSI[1]

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

D. Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Aborsi

B. Macam-Macam Aborsi

C. Faktor-Faktor Pendorong Aborsi

D. Dampak Aborsi

E. Hukum Aborsi Dalam Islam dan Hukum Positif Wanita

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

3

Page 4: ABORSI[1]

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam adalah agama yang suci, yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

sebagai rahmat untuk alam semesta. Setiap makhluk hidup mempunyai hak untuk

menikmati kehidupan, baik hewan, tumbuhan, dan terutama manusia yang

menyandang gelar khalifah di muka bumi ini. Oleh karena itu ajaran Islam sangat

mementingkan pemeliharaan terhadap lima hal, yaitu agama, jiwa, akal, keturunan,

dan harta.

Memelihara jiwa dan melindunginya dari berbagai ancaman berarti

memelihara eksistensi kehidupan umat manusia. Namun tidak semua orang merasa

senang dan bahagia dengan setiap kelahiran yang tidak direncanakan, karena faktor

kemiskinan, hubungan di luar nikah, dan alasan-alasan lainnya. Hal ini

mengakibatkan, ada sebagian wanita yang menggugurkan kandungannya setelah janin

bersemi dalam rahimnya.

Agama Islam mengizinkan wanita mencegah kehamilan karena suatu sebab,

tetapi melarangnya mengakhiri kehamilan dengan cara abortus. Dari pandangan

Islam, ketidaksahan abortus (menggugurkan kandungan) tidak bergantung pada

masalah apakah janin itu berstatus manusia (sudah bernyawa) atau tidak. Kendatipun

Islam tidak mengakui janin sebagai manusia, namun Islam tetap memberinya hak

untuk kemungkinan hidup. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, kami membuat

makalah yang berjudul “Studi Hukum Islam: Aborsi” agar dapat menambah

pengetahuan tentang pengertian aborsi, faktor pendorong aborsi serta aborsi dalam

hukum Islam.

B. Rumusan Masalah

4

Page 5: ABORSI[1]

1) Apa pengertian dari aborsi?

2) Apa saja macam-macam aborsi?

3) Apa faktor-faktor pendorong seseorang melakukan aborsi?

4) Bagaimana dampak aborsi?

5) Bagaimana hukum aborsi dalam Islam dan hukum positif wanita?

C. Tujuan

1) Mengetahui pengertian aborsi.

2) Mengetahui macam-macam aborsi.

3) Mengetahui faktor-faktor pendorong seseorang melakukan aborsi.

4) Mengetahui dampak dari aborsi.

5) Mengetahui hukum aborsi dalam Islam dan hukum positif wanita.

D. Manfaat

1) Memberi wawasan dan ilmu pengetahuan tentang aborsi.

2) Mengambil hikmah dari dampak aborsi yaitu dengan menghindar dari tindakan

aborsi.

BAB II

5

Page 6: ABORSI[1]

PEMBAHASAN

A. Pengertian Aborsi

Kata aborsi dalam bahasa inggris disebut abortion yang berasal dari bahasa

Latin yang berarti gugur kandungan atau keguguran.1

Menurut istilah kedokteran, Aborsi adalah megeluarkan isi rahim sebelum

mencapai 28 minggu, yang menjadikanya tidak dapat hidup. Maka bila lahir setelah

waktu tersebut tidak dinamakan sebagai aborsi menurut kedokteran, tetapi ia

dinamakan dengan kelahiran sebelum waktunya.

Menurut istilah undang-undang, Aborsi adalah mengeluarkan janin dengan

unsur kesengajaan sebelum waktu tabiat kelahiran, dan dilakukan dengan segala cara

yang tidak dihalalkan oleh undang-undang. Maka ditegakkan padanya hukum bila

terdapat tiga rukun; adanya kehamilan, adanya praktek-praktek yang mengacu kepada

tindakan aborsi dan adanya maksud perbuatan kriminal.

Menurut istilah ulama syar’i, mereka mengistilahkan aborsi sebagaimana yang

di istilahkan ahli bahasa, hanya saja kalangan syafi’iyah, jumhur dan hanafiyah

memasukan aborsi dalam bab jinayat (pidana).2

Dari pengertian-pengertian di atas tersebut dapat dikatakan bahwa, aborsi

adalah suatu perbuatan untuk mengakhiri masa kehamilan dengan mengeluarkan janin

dari kandungan sebelum janin itu dapat hidup di luar kandungan.3

B. Macam-Macam Aborsi

Secara umum Aborsi dibagi menjadi 2 macam. Yaitu :

1 M. Ali Hasan, Masail Fiqhiyah Al-Haditsah Pada Masalah-Masalah Kontemporer Hukum Islam, hlm 44.

2 Suriyadi, Aborsi Dalam Perspektif Islam dan Hukum Positif Indonesia,

http://suriyadiadhi.blogspot.co.id/2012/12/aborsi-dalam-perspektif-islam-dan-hukum.html, diakses pada tanggal

10 September 2015.3 M. Ali Hasan, Masail Fiqhiyah Al-Haditsah Pada Masalah-Masalah Kontemporer Hukum Islam, hlm 44.

6

Page 7: ABORSI[1]

1) Aborsi Spontan adalah aborsi yang tidak disengaja dan terjadi secara alamiah.

Proses ini ditandai dengan pendarahan, biasanya akibat terkejut dan bisa juga

karena jatuh. Abortus semacam ini tidak menimbulkan dampak hukum, karena

hal itu terjadi, di luar kehendak dan kuasa manusia.4

Aborsi ini dibedakan menjadi 4 yaitu :

a) Abortus imminens, pada kehamilan kurang dari 20 minggu terjadi perdarahan

dari uterus atau rahim, dimana janin masih didalam rahim, serta leher rahim

belum melebar (tanpa dilatasi serviks).

b) Abortus insipiens, berarti bahwa kehamilan mustahil untuk dilanjutkan.

Seringkali terdapat pendarahan per vagina hebat karena area plasenta yang

luas terlepas dari dinding uterus.

c) Abortus inkompletus, keluarnya sebagian organ janin yang berusia sebelum

20 minggu, namun organ janin masih tertinggal didalam rahim.

d) Abortus kompletus, semua hasil konsepsi (pembuahan) sudah di keluarkan.

Hal ini cenderung terjadi pada usia delapan minggu pertama kehamilan.5

2) Aborsi Buatan adalah aborsi yang disengaja oleh manusia. Aborsi buatan ini

terdapat 2 macam :

Abortus artificialis therapicus, adalah aborsi buatan yang dilakukan atas

dasar medis. Seperti, jika saat mengandung sang ibu menderita penyakit

dan keselamatan ibu akan terancam jika tetap mempertahankan si anak.

Abortus provokatus ciminalis, adalah aborsi buatan yang dilakukan bukan

atas dasar medis. Aborsi ini biasanya dilakukan karena kehamilan yang

tidak dikehendaki.6

C. Faktor-Faktor Pendorong Aborsi4 Ibid, hlm 46.

5 Rony Fansyuri, Makalah Aborsi Lengkap, http://ronifansyuri.blogspot.co.id/2014/04/makalah-aborsi-

lengkap.html, diakses pada tanggal 10 September 2015.

6 M. Ali Hasan, Masail Fiqhiyah Al-Haditsah Pada Masalah-Masalah Kontemporer Hukum Islam, hlm 46.

7

Page 8: ABORSI[1]

Meskipun dalam beberapa negara menerapkan larangan aborsi dan ada

ancaman pidana sebagai tindak kejahatan, namun hal itu tidak membuat para wanita

takut untuk melakukan aborsi. Ada berbagai macam faktor yang mendorong banyak

orang nekat melakukan aborsi. Dan pelaku-pelaku aborsi tersebut tidak hanya

dikalangan ibu-ibu yang sudah tidak ingin mempunyai anak lagi, sekarang banyak

kalangan remaja putri yang melakukan aborsi dengan alasan karena terlanjur hamil

sebelum melangsungkan pernikahan atau yang sering disebut hamil di luar nikah. Dan

secara umum ada dua macam alasan orang nekat melakukan aborsi ;

1. Atas dasar indikasi medis, seperti:

Untuk menyelamatkan ibu, karena apabila kehamilan dipertahankan, dapat

mengancam dan membahayakan jiwa si ibu.

Untuk menghindarkan kemungkinan terjadi cacat jasmani atau rohani, apabila

janin dilahirkan.

2. Atas dasar indikasi sosial, seperti:

Karena kegagalan mereka dalam menggunakan alat kontrasepsi atau dalam

usaha mencegah terjadi kehamilan.

Karena kehamilan yang terjadi akibat hubungan gelap dan ingin menutup aib,

seperti yang dilakukan oleh wanita yang belum bersuami atau dilakukan oleh

wanita yang telah bersuami dengan laki-laki lain karena terdorong oleh godaan

dan kenikmatan sekejap.

Karena kesulitan ekonomi yang membelit bagi sebagian orang, sedangkan

kehamilan itu tidak diinginkan dan terjadi diluar dugaan.

Karena kehamilan yang terjadi akibat perkosaan. Karena kejadian itu diluar

kehendaknya dan dia tidak dapat dipersalahkan, tetapi rasa malu tetap ada

apabila terjadi kehamilan.7

D. Dampak Aborsi

Sebenarnya aborsi itu, tidak terlepas dari resiko atau bahaya, berikut beberapa

dampak yang ditimbulkan dari proses aborsi :

7 Ibid, hlm 48.

8

Page 9: ABORSI[1]

1. Timbul luka-luka dan infeksi-infeksi pada dinding alat kelamin dan merusak

organ-organ di dekatnya seperti kandung kencing atau usus.

2. Robek mulut rahim sebelah dalam. Hal ini dapat terjadi karena mulut rahim

sebelah dalam bukan saja sempit dan perasa sifatnya, tetapi juga kalau tersentuh,

maka ia menguncup kuat-kuat. Kalau dicoba untuk memasukinya dengan

kekerasan, maka otot tersebut akan robek.

3. Dinding rahim bisa tembus, karena alat-alat yang dimasukkan ke dalam saluran

leher rahim dan kadang-kadang masuk sampai ke rongga rahim, sehingga terjadi

infeksi yang disebut infectiosus.

4. Terjadi pendarahan. Biasanya pendarahan itu berhenti sebentar, tetapi beberapa

hari kemudian atau beberapa minggu timbul kembali. Menstruasi tidak normal

lagi selama sisa produk kehamilan belum dikeluarkan dan bahkan sisa itu dapat

berubah menjadi kanker.8

Selain itu, aborsi juga mengakibatkan gangguan psikologis. Gejala ini dikenal

dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Pasca-

Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam “Psychological Reactions

Reported After Abortion” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994).

Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal

seperti berikut ini:

a) Kehilangan harga diri

b) Merasa diasing di masyarakat

c) Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi

d) Ingin melakukan bunuh diri

e) Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang

f) Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual

8 Ibid, hlm 49.

9

Page 10: ABORSI[1]

Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan

dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam

hidupnya. Rasa bersalah tersebut dapat menyebabkan stres psikis atau emosional,

yaitu stres yang disebabkan karena gangguan situasi psikologis (Hidayat, 2007).9

E. Hukum Aborsi Dalam Islam dan Hukum Positif Wanita.

Pendekatan Islam tentang masalah pembatasan kelahiran aborsi sangat

berimbang. Islam mengizinkan wanita mencegah kehamilan, tetapi melarangnya

menghentikan kehamilan. Pengguguran setelah implantasi ovum yang telah dibuahi

dalam rahim dilarang keras serta dipandang sebagai kejahatan terhadap hukum Allah

dan si janin. Dari sisi pandang Islam, ketidakabsahan menggugurkan janin tidak

bergantung pada masalah apakah janin berstatus manusia atau tidak. Walaupun Islam

tidak mengakui janin sebagai manusia, namun Islam tetap memberinya hak

kemungkinan hidup. Aborsi telah menjadi lumrah di dunia Barat karena berbagai

sebab :

1. Karena pilihan antara anak atau karier

2. Karena pilihan antara anak atau kehidupan mewah

3. Karena tidak sahnya si anak

4. Karena jenis kelamin si anak yang salah (tidak di kehendaki)

5. Karena pemerkosaan

Semua alasan tersebut tidak dapat diterima dari sisi pandang islam. Dua alasan

pertama mencerminkan watak dari masyarakat yang materialistis. Allah berfirman,

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena [takut akan] kemiskinan.

Kamilah yang akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka (QS.6:151)” “Dan

janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut akan kemiskinan. Kamilah

yang akan memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu. Sesungguhnya membunuh

[mereka] merupakan dosa yang besar (QS.17:13)”. Alasan ketiga adalah produk 9 Rony Fansyuri, Makalah Aborsi Lengkap, http://ronifansyuri.blogspot.co.id/2014/04/makalah-aborsi-

lengkap.html, diakses pada tanggal 10 September 2015.

10

Page 11: ABORSI[1]

samping dari hubungan seks gelap yang dikutuk islam dengan keras. Alasan keempat

tidak kurang buruk dan kejamnya dari adat Arab jahiliyah yang menguburkan bayi

wanita hidup-hidup.

Tentang alasan kelima, si wanita harus menggunakan pil morning-after atau

pil RU486 segera setelah serangan seks untuk mencegah terjadinya implantasi ovum

yang telah dibuahi. Tetapi, apabila kehamilan telah pasti, Islam tidak mengizinkan

pengguguran. Dalam kasus semacam itu, islam mengatakan: mengapa menggugurkan

anak karena kejahatan ayahnya ? Tentang nama baik si wanita, islam mengutuk

dengan keras orang yang melecehkan korban perkosaan dan seharusnya mereka harus

bersimpati kepadanya.

Teknologi modern (seperti ultra sound) telah memungkinkan manusia

mengetahui cacat tidaknya si anak sejauh sebelum kelahiran. Sebagian orang

membenarkan aborsi janin yang cacat. Para mujtahid mutakhir tidak mengizinkan

aborsi semacam itu. Mereka mengatakan bahwa orang tuanya harus berdoa dan

mengharapkan anak yang normal dan sehat. Ada banyak contoh dimana prakiraan

dokter terbukti salah. Dengan kata lain, yang dimaksudkan oleh para mujtahid kita

ialah, a\mbillah tindakan pencegahan sebelum hamil. Tetapi setelah terjadi kehamilan,

anda tidak diizinkan menggugurkan janin meskipun ia cacat.

Syariat hanya membolehkan aborsi bilamana para dokter menyatakan dengan

kepastian yang beralasan bahwa berlanjutnya kehamilan akan membahayakan nyawa

si ibu. Kebolehan ini didasarkan pada prinsip “mengambil yang lebih kecil buruknya

dari dua keburukan”, yang dalam teminologi islam dikenal denga prinsip al-ahamm

wa al-muhimm (yang lebih penting dan yang penting). Nabi berkata, “Apabila dua

barang terlarang datang sekaligus [pada seseorang], maka yang lebih kecil

dikorbankan demi yang lebih besar”. Dalam kasus sekarang, orang dihadapkan pada

dua hal yang terlarang, menggugurkan anak yang belum lahir atau membiarkan

seorang wanita mati. Jelaskan bahwa si wanita yang hidup “lebih besar” daripada si

anak yang belum lahir, maka aborsi diizinkan untuk menyelamatkan orang yang

hidup.10

Umat Islam percaya bahwa Al-Quran adalah Undang-Undang paling utama

bagi kehidupan manusia. Allah berfirman : ³Kami menurunkan Al-Quran kepadamu

10 Sayyid Muhammad Ridwi, Perkawinan dan Seks Dalam Islam, hlm 46.

11

Page 12: ABORSI[1]

untuk menjelaskan segala sesuatu (QS 16:89). Berikut ini adalah pandangan Al-Quran

terhadap masalah Aborsi.

a) Manusia berapapun kecilnya adalah ciptaan Allah yang mulia. Agama Islam

sangat menjunjung tinggi kesucian kehidupan. Banyak sekali ayat-ayat dalam Al-

Quran yang bersaksi akan hal ini. Salah satunya, Allah berfirman: ‘Dan

sesungguhnya Kami telah memuliakan umat manusia.´(QS 17:70).

b) Aborsi adalah membunuh. Membunuh berarti melawan terhadap perintah Allah.

Membunuh berarti melakukan tindakan kriminal. Jenis aborsi yang dilakukan

dengan tujuan menghentikan kehidupan bayi dalam kandungan tanpa alasan

medis dikenal dengan istilah abortus provokatus kriminalis´ yang merupakan

tindakan kriminal ± tindakan yang melawan Allah (QS 5:36).

c) Sejak kita masih berupa janin, Allah sudah mengenal kita. Sejak kita masih

sangat kecild alam kandungan ibu, Allah sudah mengenal kita. Al Quran

menyatakan:´Dia lebih mengetahui keadaanmu, sejak mulai diciptakaNya unsur

tanah dan sejak kamu masih dalam kandungan ibumu.´(QS: 53:32).

d) Tidak ada kehamilan yang merupakan ‘kecelakaan´ atau kebetulan. Setiap janin

yang terbentuk adalah merupakan rencana Allah. Allah menciptakan manusia dari

tanah, k emudian menjadi segumpal darah dan menjadi janin. Semua ini tidak

terjadi secara kebetulan. Al-Quran mencatat firman Allah: ‘Selanjutnya Kami

dudukan janin itu dalam rahim menurut kehendak Kami selama umur kandungan.

Kemudian kami keluarkan kamu dari rahim ibumu sebagai bayi.´ (QS 22:5).

e) Nabi Muhammad SAW tidak pernah menganjurkan aborsi. Bahkan dalam kasus

hamil diluar nikah sekalipun, Nabi sangat menjunjung tinggi kehidupan. Hamil

diluar nikah berarti hasil perbuatan zinah. Hukum Islam sangat tegas terhadap

para pelaku zinah. Akan tetapi Nabi Muhammad SAW, seperti dikisahkan dalam

Kitab Al-Hudud tidak memerintahkan seorang wanita yang hamil diluar nikah

untuk menggugurkan kandungannya.11

11 Artia Sofftiyani, Makalah Aborsi Dalam Berbagai Aspek Pandangan,

http://artiasofftiyani.blogspot.co.id/2013/12/makalah-aborsi-dalam-berbagai-aspek.html, diakses pada tanggal

10 September 2015.

12

Page 13: ABORSI[1]

Menurut pandangan Islam, apabila abortus dilakukan setelah janin berumur 4

bulan, maka telah ada kesepakatan ulama tentang keharaman abortus tersebut, karena

diaanggap sebagai pembunuhan terhadap manusia. Tetapi apabila pembunuhan

dilakukan sebelum usia kehamilan 4 bulan ada beberapa pendapat, yaitu :

a) Muhammad Ramli dalam kitab An-Nihayah, membolahkan abortus dengan alasan

belum bernyawa. “setiap oranng yang belum diberi nyawa tidak akan

dibengkitkan Allah dihari kiamat. Setiap Sesautu yang tidak dibangkitkan berarti

keberadaannya tidak diperhitungkan dengan demikian tidak ada larangan untuk

menggugurkannya.(Muhammad Ramli dalam kitabnya Al-Nihayah)”.

b) Adapula ulama yang mengatakan makruh karena janin masih mengalami

pertumbuhan.

c) Ibnu Hajar dalam kitabnya At-Tuhfah dan Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya

‘ulumuddin mengharamkan abortus dalam tahap ini.

d) Mahmud Syaltut mengatakan behwa sejak bertemunya ovum dan sperma maka

pengguguran adalah suatu kejahatan dan haram hukumnya, sekalipun si janin

belum diberi nyawa, sebab sudah ada kehidupan pada kandungan yang sedang

mengalami pertumbuhan dan pdersiapan untuk menjadi manusia. Tetapi apabila

abortus dilakukan benar-benar terpaksa demi menyelamatkan nyawa ibu maka

islam membolehkan, karena islam mempunyai prinsip “menempuh salah satu

tindakan yang lebih ringan dari 2 hal yang berbahaya, itu wajib hukumnya”.12

Sedangakan aborsi menurut para fuqaha’ (ahli hukum Islam) menyandarkan

pada hadits riwayat Bukhari yang dipahamkan bahwa sebelum melalui masa proses

perkembangan selama 120 hari kandungan belum hidup atau belum bernyawa. Hingga

para fuqaha’ membedakan hukum menggugurkan kandungan sebelum dan sesudah

ditiupkan ruh.

a) Sebelum ditiupkan ruh

Kalangan mazhab Hanafi, sebagaimana dikemukakan oleh Ibnu Abidin,

berpendapat bahwa aborsi sebelum janin bernyawa dibolehkan, dan janin hanya

12 M. Ali Hasan, Masail Fiqhiyah Al-Haditsah Pada Masalah-Masalah Kontemporer Hukum Islam, hlm 52.

13

Page 14: ABORSI[1]

dipandang bernyawa bila telah melalui proses perkembangan selama 120 hari.

Tetapi ada segolongan ulama mazhab ini yang berpendapat bahwa menggugurkan

kandungan sebelum berumur 120 hari itu hukumnya makruh bila tanpa uzur, dan

dapat dipandang sebagai uzur antara lain bila air susu ibu terputus setelah tampak

ada kehamilan, padahal ayah anak tidak mampu menyusukan anaknya kepada

orang lain, dan dikhawatirkan anak akan mati. Riwayat yang secara mutlak

membolehkan pengguguran janin berumur 120 hari, yang diperoleh ulama mazhab

Hanafi, ditafsirkan oleh sebagian ulama mazhab ini bila dalam keadaan uzur.

Mereka mengemukakan alasan pendapat serupa itu bahwa air yang telah jatuh dan

menetap di dalam rahim ibu menuju kepada hidup, yang karenanya, kandungan

sebelum ditiupkan ruh pun dihukumi hidup.

Fuqaha’ mazhab Zaidiyah, sebagaimana dikemukakan Al-Dasuki berpendapat

bahwa mengeluarkan mani yang telah berada dalam rahim meskipun belum

melalui masa 40 hari tidak boleh (haram). Pendapat ini merupakan pendapat

terkuat dalam mazhab Maliki, meskipun ada ulama mazhab ini yang mengatakan

hanya makruh bila dikeluarkan sebelum melalui masa 40 hari setelah pembuahan.

Fuqaha’ mazhab Syafi’i berselisih pendapat tentang hukum pengguguran

kandungan sebelum berumur 120 hari. Ada ulama yang berpendapat boleh, seperti

Abu Ishaq Al-Wazi, Abu Bakar bin Sa’id Al-Furati, Al-Qalyubi, dan lain-lain.

Ada yang berpendapat makruh, seperti Al-Ramli, dan ada pula yang berpendapat

haram, seperti Al-Ghazali, Ibnu Hajar dan Syaikh Al-Kurdi.

Secara bertahap, Al-Ghazali mengatakan bahwa terjadinya anak dalam

kandungan bertingkat-tingkat. Tingkat pertama ketika air mani memasuki rahim,

kemudian bertemu dengan bibit perempuan dan telah siap untuk menerima

kehidupan. Merusak wujud pertama ini adalah suatu kajahatan, bila telah menjadi

madhghah dan ‘alaqah, maka merusakkannya merupakan kejahatan yang lebih

keji. Apabila pada janin telah ditiupkan ruh, kejadian janin telah sempurna

berbentuk manusia, maka kerusakannya merupakan kejahatan yang bertambah

keji lagi. Puncak kekejian jinayat (kejahatan) ialah apabila ditujukan kepada anak

yang telah lahir dalam keadaan hidup.

14

Page 15: ABORSI[1]

Fuqaha’ mazhab Hambali, sebagaimana dikemukakan Ibnu Qudamah,

berpendapat bahwa perempuan yang menggugurkan kandungannya sebelum

membentuk manusi tidak dikenai sanksi apapun, sebab tidak dipandang sebagai

janin. Ibnu Qadamah hanya membicarakan dari segi sanksi hukumnya, tidak jelas

mengatakan boleh-tidaknya atau halal-haramnya.

Fuqaha’ mazhab Zhahiri, sebagaimana dikemukakan Ibnu Hazm, berpendapat

bahwa perempuan yang dengan sengaja menggugurkan kandungannya sebelum

ditiupkan ruh, diwajibkan membayar diyat berupa budak laki-laki atau perempuan

kepada suaminya. Pendapat ini seperti halnya pendapat Ibnu Qudamah. Ibnu

Hazm membicarakan dari segi sanksinya. Tetapi dengan mewajibkan membayar

diyat itu dapat dipastikan bahwa sengaja menggugurkan kandungannya sebelum

ditiupkan ruh hukumnya adalah haram.

Dari keterangan para fuqaha’ dari berbagai mazhab mengenai hukum aborsi,

sebelum ditiupkan ruh itu, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam masalah ini

terdapat empat macam pendapat, yaitu :

a. Pertama, pendapat yang mutlak membolehkan, tanpa dikaitkan dengan adanya

uzur, yaitu yang dikemukakan ulama Zaidiyah, sebagian ulama mazhab Hanafi

dan sebagian ulama mazhab Syafi’i.

b. Kedua, pendapat yang membolehkan bila ada uzur, makruh bila tanpa uzur,

yaitu yang dikemukakan sebagian ulama mazhab Hanafi dan sebagian ulama

mazhab Syafi’i.

c. Ketiga, pendapat yang mengatakan makruh secara mutlak, yaitu yang

dikemukakan oleh ulama mazhab Maliki, tetapi bukan pendapat yang kuat.

d. Keempat, pendapat yang mengatakan haram, yaitu pendapat yang kuat dalam

mazhab Maliki dan pendapat sebagian ulama dari mazhab Syafi’i.

b) Aborsi setelah ditiupkan ruh

Sengaja menggugurkan kandungan setelah ditiupkan ruh pada janin, yaitu

setelah melampaui masa 120 hari sejak terjadinya pembuahan (konsepsi), tidak

diperselisihkan hukumnya oleh para ulama dari segala mazhab. Semua bersepakat

bahwa hukumnya haram dan kepada para pelakunya diancam dengan hukuman.

15

Page 16: ABORSI[1]

Perempuan yang sengaja menggugurkan kandungannya setelah ditiupkan ruh

wajib membayar ghurrah, budak laki-laki atau perempuan. Demikian pula bila

yang melakukan orang lain meskipun bapak dari janin itu sendiri.

Kecuali membayar ghurrah , sebagian fuqaha’ berpendapat bagi pelakunya

diwajibkan membayar kaffarah, berupa memerdekakan budak. Bila tidak

mungkin, diganti dengan puasa dua bulan berturut-turut. Bila ini pun tidak

mungkin diganti dengan member makan atau pakaian 60 orang miskin.

Dengan demikian tidak seorang ulama pun yang membolehkan sengaja

menggugurkan kandungan setelah berumur 120 hari, karena sudah dapat

digolongkan kepada kejahatan pembunuhan, atau dengan istilah undang-undang

digolongkan kejahatan terhadap nyawa. Bahkan ulama Zhahiri telah memandang

sebagai kejahatan pembunuhan dengan sengaja terhadap manusia yang diancam

dengan hukuman qishash atau dengan diyat bila dimaafkan.13

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1) Aborsi adalah suatu perbuatan untuk mengakhirimasa kehamilan dengan

mengeluarkan janin dari kandungan sebelum janin itu dapat hidup di luar

kandungan.

2) Aborsi dibagi menjadi 2 macam yaitu aborsi spontan (tidak disengaja) dan

aborsi buatan (abortus atas usaha manusia).

13 K.H. Ahmad Azhar Basyir, Refleksi Atas Persoalan Keislaman: Seputar Filsafat, Hukum, Politik, dan

Ekonomi, hlm 58.

16

Page 17: ABORSI[1]

3) Ada berbagai macam faktor yang mendorong banyak orang nekat melakukan

aborsi, misalnya karena hamil diluar nikah, kesulitan ekonomi, dan akibat

perkosaan.

4) Dampak dari melakukan aborsi yaitu dapat menganggu psikologis dan

kesehatan misalnya robeknya mulut rahim sebelah dalam dan pendarahan.

5) Syariat hanya membolehkan aborsi bilamana para dokter menyatakan dengan

kepastian yang beralasan bahwa berlanjutnya kehamilan akan membahayakan

nyawa si ibu.

B. Saran

Berdasarkan makalah yang kami buat dapat memeberikan beberapa saran, di

antaranya:

a) Pembaca

Setelah membaca makalah dari kelompok kami sebaiknya pembaca

dapat mengambil hikmah dan pelajaran yang positif tentang aborsi.

b) Pembuat makalah selanjutnya

Sebaiknya pembuat makalah selanjutnya dapat melengkapi kekurangan

– kekurangan dari makalah kelompok kami.

DAFTAR PUSTAKA

Sayyid Muhammad Ridwi, Perkawinan dan Seks Dalam Islam, Lentera, Jakarta:

1996.

M. Ali Hasan, Masail Fiqhiyah Al-Haditsah Pada Masalah-Masalah Kontemporer

Hukum Islam, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta: 1997.

17

Page 18: ABORSI[1]

K.H. Ahmad Azhar Basyir, Refleksi Atas Persoalan Keislaman: Seputar Filsafat,

Hukum, Politik, dan Ekonomi, Mizan, Bandung: 1996.

http://suriyadiadhi.blogspot.co.id/2012/12/aborsi-dalam-perspektif-islam-dan-

hukum.html

http://ronifansyuri.blogspot.co.id/2014/04/makalah-aborsi-lengkap.html

http://artiasofftiyani.blogspot.co.id/2013/12/makalah-aborsi-dalam-berbagai-

aspek.html

18