medrel aborsi 1 revisi 3

22
BAB I PROBLEM STATEMENT Perkembangan kota di segala bidang , nampaknya tidak hanya memberikan nuansa yang positif saja bagi masyarakat. Namun juga melahirkan suatu hal yang sifatnya negative yang timbul karena adanya suatu keinginan dari individu untuk melakukan sesuatu yang tanpa disadari akan berujung pada kematian. Banyaknya keluarga yang bermasalah dalam hal perkawinan , dimana banyak terjadi kecelakaan akibat pergaulan para remaja yang “ kebablasan “ memicu meningkatnya aborsi yang ada di Indonesia. Pada dewasa ini , banyak sekali anak – anak remaja yang berpacaran sampai ke batas yang tidak wajar , karena kurangnya penyuluhan dan informasi yang sangat akurat maka saat sang perempuan hamil , mereka langsung berpikiran “ABORSI” tanpa mengetahui dampak bagi sang perempuan itu sendiri. Dan aborsi ini kurang lebih dapat terjadi karena dorongan atau desakan dari pihak pria ataupun pihak keluarga sendiri yang tidak menyetujui kelahiran sang bayi. Padahal jika disadari secara bersama , bayi atau keluarga baru adalah anugerah atau titipan dari Tuhan yang harus dijaga dan dirawat sebaik – baik nya , bukan untuk dibunuh karena suatu keegoisan dan melariakan diri dari rasa tanggung jawab. Selain itu tidak para remaja saja yang melakukan aborsi , namun juga

Upload: ryanjuniardi

Post on 18-Jun-2015

274 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Proposal Media Relations

TRANSCRIPT

Page 1: MEDREL ABORSI 1 revisi 3

BAB I PROBLEM STATEMENT

Perkembangan kota di segala bidang , nampaknya tidak hanya memberikan

nuansa yang positif saja bagi masyarakat. Namun juga melahirkan suatu hal yang

sifatnya negative yang timbul karena adanya suatu keinginan dari individu untuk

melakukan sesuatu yang tanpa disadari akan berujung pada kematian. Banyaknya

keluarga yang bermasalah dalam hal perkawinan , dimana banyak terjadi kecelakaan

akibat pergaulan para remaja yang “ kebablasan “ memicu meningkatnya aborsi yang

ada di Indonesia.

Pada dewasa ini , banyak sekali anak – anak remaja yang berpacaran sampai ke

batas yang tidak wajar , karena kurangnya penyuluhan dan informasi yang sangat

akurat maka saat sang perempuan hamil , mereka langsung berpikiran “ABORSI” tanpa

mengetahui dampak bagi sang perempuan itu sendiri. Dan aborsi ini kurang lebih dapat

terjadi karena dorongan atau desakan dari pihak pria ataupun pihak keluarga sendiri

yang tidak menyetujui kelahiran sang bayi.

Padahal jika disadari secara bersama , bayi atau keluarga baru adalah anugerah

atau titipan dari Tuhan yang harus dijaga dan dirawat sebaik – baik nya , bukan untuk

dibunuh karena suatu keegoisan dan melariakan diri dari rasa tanggung jawab. Selain

itu tidak para remaja saja yang melakukan aborsi , namun juga para wanita yang telah

menikah pun juga melakukan tindakan aborsi yang dikarenakan ketidak inginan untuk

memiliki anak lagi. Untuk lebih mengetahui mengenai aborsi , akan kami jelaskan

melalui penjelasan di alinea selanjutnya.

1. Definisi Aborsi

Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah “

abortus “ , berarti pengeluaran hasil konsepsi ( pertemuan sel telur dan sel sperma )

sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran

hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh. Hal ini bisa dilakukan

Page 2: MEDREL ABORSI 1 revisi 3

dengan cara meminum obat – obatan tertentu dengan tujuan mengakhiri kehamilan atau

mengunjungi dokter dengan tujuan meminta pertolongannya untuk mengakhiri

kehamilan baik mengosongkan isi rahim melalui proses penyedotan atau dengan

melebarkan leher rahim dan menguret isinya. Tetapi bila kehamilan telah berada pada

tahap lanjut , maka digunakan metode lain. Contohnya , cairan amniotic yang membalut

janin disedot dan suatu larutan garam dan air dimasukkan kedalamnya sehingga

menyebabkan keguguran.

Dalam dunia kedokteran , dikenal 3 macam aborsi , yaitu :

a. Aborsi Spontan

b. Aborsi Buatan

c. Aborsi Teurapeutik

Aborsi Spontan ( alamiah ) berlangsung tanpa tindakan apapun , dan biasanya

disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sperma.

Aborsi Buatan ( sengaja ) adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia

kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan

disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi.

Aborsi Terapeutik ( medis ) adalah pengguguran kandungan buatan yang

dilakukan atas indikasi medik.

2. Alasan Aborsi.

Banyak penyebab dari mengadakannya aborsi , pihak yang terlibat biasanya

remaja – remaja yang tidak memiliki cukup pengetahuan untuk mengambil tindakan

– tindakan pencegahan agar tidak hamil. Sejauh ini , aborsi dipilih sebagai solusi

untuk mencegah agar mereka tidak menjadi orang tua sebelum waktunya atau

banyak alasan yang dikemukakan perempuan untuk mendapatkan cara aborsi ,

antara lain : kontrasepsi gagal , hamil diluar nikah , ekonomi , perkosaan , faktor

kesehatan ibu atau janin dalam kandungan mengalami kecacatan.

Page 3: MEDREL ABORSI 1 revisi 3

Mengenai alasan aborsi ini , memang masih banyak mengundang masyarakat

untuk melakukan aborsi yang dimana alasan yang digunakan adalah karena kondisi

kesehatan ibu yang tidak memungkinkan. Banyak orang yang memperdebatkan

karena seperti yang telah diketahui bahwa seorang dokter tidak berkeberatan untuk

melakukan tanpa harus ketakutan terancam pidana. Nyatanya , sedikit sekali

perempuan mencari pelayanan aborsi dengan alasan kesehatannya atau kondisi

dalam kandungannya. Dan dari pengamatan di lapangan , jelas terlihat bahwa

alasan seorang perempuan melakukan aborsi dengan alasan karena psiko – sosial

tetapi mereka diabaikan dan membiarkan mereka mati sia – sia karena aborsi tak

aman.

3. Penyebab Aborsi.

Saat ini aborsi masih merupakan masalah kontroversial di masyarakat , namun

terlepas dari kontorversi tersebut , aborsi diindikasikan merupakan masalah kesehatan

masyarakat karena memberikan dampak pada kesakitan dan kematian ibu. 

Sebagaimana diketahui penyebab utama kematian ibu hamil dan melahirkan adalah

pendarahan, infeksi dan eklampsia.  Namun sebenarnya aborsi juga merupakan

penyebab kematian ibu, hanya saja muncul dalam bentuk komplikasi perdarahan dan

sepsis.

Di negara-negara yang tidak mengizinkan aborsi seperti Indonesia, banyak

perempuan terpaksa mencari pelayanan aborsi tidak aman karena tidak tersedianya

pelayanan aborsi aman atau biaya yang ditawarkan terlalu mahal.  Pada remaja

perempuan kendala terbesar adalah rasa takut dan tidak tahu harus mencari konseling. 

Hal ini menyebabkan penundaan remaja mencari pertolongan pelayanan aman, dan

sering kali terperangkap di praktek aborsi tidak aman.

Namun , sejauh ini tindakan yang dilakukan pemerintah adalah dengan

mengeluarkan peraturan Aborsi di Indonesia , seperti :

1. Undang-Undang RI No. 1 Tahun 1946 tentang Kitab Undang-undang Hukum

Pidana (KUHP) yang menjelaskan dengan alasan apapun, aborsi adalah tindakan

melanggar hukum.  Sampai saat ini masih diterapkan.

Page 4: MEDREL ABORSI 1 revisi 3

2. Undang-Undang RI No. 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi

Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan.

3. Undang-undang RI No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan yang menuliskan dalam

kondisi tertentu, bisa dilakukan tindakan medis tertentu (aborsi). 

Namun keberadaan peraturan di atas justru dianggap menimbulkan kerugian, karena

aborsi masih dianggap sebagai tindakan kriminal, padahal aborsi bisa dilakukan secara

aman (safe abortion).  UU Kesehatan dibuat untuk memperbaiki KUHP, tapi memuat

definisi aborsi yang salah sehingga pemberi pelayanan (dokter) merupakan satu-

satunya yang dihukum.  Pada KUHP, baik pemberi pelayanan (dokter), pencari

pelayanan (ibu), dan yang membantu mendapatkan pelayanan, dinyatakan bersalah. 

dan akibat aborsi dilarang, angka kematian dan kesakitan ibu di Indonesia menjadi tinggi

karena ibu akan mencari pelayanan pada tenaga tak terlatih

Oleh karena itu, hingga kini AKI Indonesia (390 per 100.000 kelahiran. tahun 2000)

masih menduduki urutan teratas di Asia Tenggara, walaupun kontribusi aborsi sering

tidak dilihat sebagai salah satu faktor tingginya angka tersebut.  Aborsi sendiri masih

tetap merupakan suatu wacana yang selalu mengundang pro dan kontra baik hukum

maupun agama yang mungkin tidak akan habis jika tidak ada peraturan baru tentang

aborsi aman khususnya yang tegas dan jelas.

Oleh sebab itu , berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas , maka

Problem Statement yang menjadi dasar kegiatan Media planner dari Grooz Care adalah

Aborsi dapat Merenggut Nyawa.

Page 5: MEDREL ABORSI 1 revisi 3

BAB II

RESEARCH

DATA STATISTIK ABORSI.

Statistik Aborsi di Indonesia

Jumlah kasus aborsi di Indonesia setiap tahun mencapai 2,3 juta dan 30% di

antaranya dilakukan oleh remaja. Menurut PKBI, Pusat Keluarga Berencana Indonesia,

kehamilan tidak diinginkan di kalangan remaja hingga kini masih menjadi dilema yang

belum dapat diselesaikan secara tuntas. Berdasarkan perkiraan dari BKBN , ada sekitar

2.000.000 kasus aborsi yang terjadi setiap tahun nya di Indonesia , berarti ada

2.000.000 nyawa yang dibunuh setiap tahun nya secara keji tanpa banyak yang tahu.

Menurut data statistik yang dikumpulkan oleh 2 badan utama , yakni Federal

Conters of Disease Control ( CDC ) dan Alan Guttmacher Institute ( AGI ) , menyatakan

bahwa jumlah nyawa yang dibunuh dalam kasus aborsi hamper 2.000.000 jiwa dan lebih

banyak dari nyawa manusia yang terbunuh saat perang. Menurut Daniel. S. Green dari

Washington Post , mengatakan bahwa pada tahun 1996 tiap tahun terdapat 550.000

orang yang meninggal karena kanker dan 700.00 meninggal karena penyakit jantung ,

jumlah ini ternyata tidak seberapa dibandingkan jumlah kematian karena aborsi yang

mencapai 2.000.000 jiwa. Jadi , dapat ditarik kesimpulan bahwa aborsi adalah penyebab

kematian yang paling utama dibandingkan dengan kanker maupun jantung.

Dari 46 juta aborsi/tahun, 20 juta dilakukan dengan tidak aman, 800 wanita

diantaranya meninggal karena komplikasi aborsi tidak aman dan sekurangnya 13 persen

kontribusi Angka Kematian Ibu Global (AGI, 1997; WHO 1998a; AGI, 1999) . WHO

memperkirakan ada 4,2 juta aborsi dilakukan per tahun, 750.000 – 1,5 juta dilakukan di

Indonesia, 2.500 orang diantaranya berakhir dengan kematian (Wijono, 2000).  Survei

Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 : Aborsi berkontribusi 11,1 % terhadap

Page 6: MEDREL ABORSI 1 revisi 3

Angka kematian Ibu (AKI) , sedangkan menurut Rosenfield dan Fathalla (1990) sebesar

10 % (Wijono, 2000) .

Namun kenyataannya, sebuah studi di Bali menemukan bahwa 71 % perempuan

yang melakukan aborsi adalah perempuan menikah (Dewi, 1997), juga studi yang

dilakukan oleh Population Council, 98,8 % perempuan yang melakukan aborsi di sebuah

klinik swasta di Jakarta, telah menikah dan rata-rata sudah memiliki anak (Herdayati,

1998), alasan yang umum adalah karena sudah tidak ingin memiliki anak lagi, seperti

hasil survey yang dilakukan Biro Pusat Statistik (BPS), 75 % wanita usia reproduksi

berstatus kawin tidak menginginkan tambahan anak (BPS, Dep.Kes 1988). Aborsi

mungkin sudah menjadi kebutuhan karena alasan di atas, namun karena adanya

larangan baik hukum maupun atas nama agama, menimbulkan praktek aborsi tidak

aman meluas.  Penelitian pada 10 kota besar dan 6 kabupaten memperlihatkan 53 %

Jumlah aborsi terjadi di kota, padahal penduduk kota 1,36 kali lebih kecil dari pedesaan, 

dan pelayan aborsi dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih terdapat di 16 % titik

pelayanan aborsi di kota oleh dukun bayi dan 57 % di Kabupaten.  Kasus aborsi yang

ditangani dukun bayi sebesar 11 % di kota dan 70 % di Kabupaten dan dari semua titik

pelayanan 54 % di kota dan 85 % di Kabupaten dilakukan oleh swasta/ pribadi (PPKLP-

UI, 2001).

*. Menurut , Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta,

Dr Titik Kuntari.

Mengatakan bahwa angka kejadian aborsi di Indonesia berkisar 2 - 2,6 juta

kasus pertahun atau 43 aborsi untuk setiap 100 kehamilan , sekitar 30 persen di antara

kasus aborsi tersebut dilakukan oleh penduduk usia 15-24 tahun. Ia mengatakan, data

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) yang mencakup perempuan kawin

usia 15-49 tahun menunjukkan tingkat aborsi diperkirakan 12 persen dari seluruh

kehamilan yang terjadi. Ia juga menmbahkan bahwa , aborsi yang tidak aman

diperkirakan menjadi penyebab 11 persen kematian ibu di Indonesia, sedangkan rata-

rata dunia 13 persen dan untuk kematian itu sendiri sebenarnya kematian itu dapat

dicegah jika perempuan mempunyai akses terhadap informasi dan pelayanan

kontrasepsi serta perawatan terhadap komplikasi aborsi.

Page 7: MEDREL ABORSI 1 revisi 3

Dan menurut keterangannya bahwa setiap tahun lebih dari dua juta kasus aborsi

terjadi, lebih dari satu juta kasus atau 53 persen terjadi di perkotaan. Menurut Ia,

penelitian itu juga menemukan pola yang berbeda pada provider aborsi. Di daerah

perkotaan, 73 persen kasus aborsi dilakukan oleh ahli kebidanan, bidan, rumah bersalin,

dan klinik keluarga berencana. Di daerah pedesaan, dukun mempunyai peran yang

dominan dalam memberikan pelayanan aborsi, kasus aborsi yang ditangani mencapai

84 persen. Klien terbanyak berada di kisaran 20-29 tahun. Di perkotaan sekitar 45,4

persen, sedangkan di pedesaan 51,5 persen. Ia menambahkan , Organisasi Kesehatan

Dunia (WHO) menentukan bahwa aborsi termasuk dalam masalah kesehatan

reproduksi yang perlu mendapatkan perhatian dan merupakan penyebab penderitaan

wanita di seluruh dunia.

*.Menurut wawancara dengan Dr. Euis ( salah satu dokter bersalin di salah satu Rumah

Sakit ).

Dalam wawancara nya , ia menjelaskan bahwa waktu yang digunakan untuk

proses aborsi adalah tergantung dari jalannya atau cara aborsi nya atau kira-kira sekitar

30 menit – 2 jam , dan setelah proses aborsi aborsi itu sendiri sang ibu / pasien perlu

mendapatkan pengobatan lebih lanjut untuk menghindari kanker apabila pengangkatan

janin nya tidak bersih atau steril. Dr. Euis juga menjelaskan proses aborsi itu sendiri ,

yakni yang biasa dilakukan adalah dengan cara penyedotan dan melebarkan leher

rahim untuk kemudian menguret isinya. Namun dibalik itu , dampak nya pun sangat

dahsyat , karena bisa mengakibatkan kematian bagi sang ibu dan jika ibu nya selamat ,

maka akan terkena kesehatan fisik dan mental.

*. Menurut Cintya ( pelaku aborsi )

Ia selaku perempuan yang nekat melakukan aborsi memberikan sedikit

keterangan bahwa memang ia menyadari bahwa aal mulanya karena gaya pacaran nya

yang melewati batas , dan saat itu ia sedang berada pada masa subur dan saat

melakukan hubungan intim dengan pacarnya , ia tidak menggunakan alat kontrsepsi

seperti kondom. Dan akhirnya selama 1 bulan ia tidak haid dan ia cek ke dokter dan

ternyata ia hamil , dan kandungan itu sempat didiamkan sampai 2 bulan dengan asumsi

bahwa pacarnya akan bertanggung jawab. Namun , pacarnya pun memutuskan untuk

menggugurkan kandungannya itu , akhirnya ia mencoba meminum jamu peluntur ,

Page 8: MEDREL ABORSI 1 revisi 3

dimana jamu itu berfungsi untuk menggugurkan kandungannya , setelah itu ia mengaku

mengkuret janin nya di bidan yang illegal , namun ia mersyulur karena Tuhan

memberikan kesempatan ia untuk hidup. Dan ia juga tidak memungkiri bahwa secara

mental ia memiliki rasa cemas dan dikejar – kejar akibat tindakan aborsi yang telah ia

lakukan dan terkadang ia menyesal mengapa ia setega itu membunuh bayi yang tidak

berdosa.

Page 9: MEDREL ABORSI 1 revisi 3

BAB III

PLANNING

*.Perencanaan Strategis

Media Planner Grooz Care bekerja sama dengan Departemen Kesehatan RI ,

Kasandra Pshycologist Associate , Fiesta Condom , dan Rumah Sakit Pondok Indah

yang menjadi sponsor dalam kampanye kami yang kurang lebih akan dilaksanakan

dalam kurun waktu 2 tahun , untuk mengajak masyarakat , media , serta pemerintah

untuk bersama – sama berpartisipasi aktif dalam usaha menanggulangi maraknya

tindakan aborsi yang dilakukan oleh para perempuan ( remaja ) maupun wanita

( dewasa ) yang terjadi di Indonesia. Dalam tahap jangka pendek , sasaran utama

keberhasilan dari kegiatan kampanye ini ditujukan kepada para remaja perempuan dan

laki – laki serta para wanita yang sudah cukup dewasa di Indonesia khususnya di kota –

kota besar , karena dari hasil riset penelitian disebutkan bahwa 10 kota besar dan 6

kabupaten memperlihatkan 53 % jumlah aborsi terjadi di kota , padahal penduduk di

kota 1,36 lebih kecil dari pedesaan.

Tema yang akan diangkat oleh Grooz Care adalah ” Save Our Baby ”. Grooz

Care mengangkat tema ini , karena seperti pada problem statement yang diangkat

adalah ”Aborsi dapat Merenggut Nyawa” , dari problem statement ini sangat berkaitan

dengan tema yang diangkat dimana , tindakan aborsi itu sendiri sangat mengancam

keselamatan bagi si ibu yang melakukan aborsi karena taruhannya adalah nyawa selain

membunuh bayi yang ada dalam kandungannya , namun dari tindakan aborsi itu , kami

ingin menghimbau bahwa apapun keadaanya , bayi atau seorang anak dalam

kandungan harus dilindungi , dirawat serta dijaga sampai benar –benar waktu nya pas

untuk lahir ke dunia , bukan untuk dibunuh hanya karena keegoisan orang tua nya untuk

melepaskan diri dari tanggung jawab akan bayi yang ada di dalam kandungan. Pesan

dari tema ini ditujukkan kepada Target Audience yakni masyarakat , khususnya Remaja

yang berjenis kelamin laki – laki & perempuan dan Orang Dewasa yang bejenis kelamin

wanita dengan kondisi ekonomi dari B sampai C , dan untuk usia dari 15 tahun – 49

tahun. Dan untuk pemerintah agar berprtisipasi aktif dalam menanggulangi kasus aborsi

Page 10: MEDREL ABORSI 1 revisi 3

ini , serta bagi para pejabat pemerintah agar terus memperjuangkan lahirnya Undang –

Undang demi meminimalisasikan angka kematian akibat aborsi yang sifatnya illegal.

Dalam kegiatan kampanye ini , Grooz Care juga akan bekerja sama dengan

berbagai media , baik media cetak maupun media elektronik untuk penanyangan iklan

dari tema pesan dari kampanye dan mengadakan berbagai kegiatan interaktif seperti

talk show yang menarik , yang akan ditayangkan di beberapa program televisi dan

radio , serta partisipasi aktif media dalam meliput event – event yang akan kami adakan

selama masa kampanye.

Adapun media – media yang akan kami pilih adalah media – media yang mampu

menjangkau target audience , yaitu media – media yang biasa di konsumsi dan yang

menjadi favourite mereka. Media – media yang kami pilih antara lain :

*. Media cetak :

*. Media Elektronik :

Page 11: MEDREL ABORSI 1 revisi 3

*. Media Online :

*. Perencanaan Taktis

*. Media Cetak.

Untuk majalah dan tabloid , akan dibuat rubrik – rubrik khusus yang menarik

yang membahas tentang aborsi , seperti pengetahuan umum mengenai apa itu aborsi ,

sampai penyebab serta dampak bagi si ibu baik dalam jangka panjang maupun jangka

pendek , dan ancaman bagi nyawa si ibu sendiri. Serta untuk koran harian , akan

memuat iklan tentang event atau kegiatan yang kami adakan selama masa kampanye

berjalan , serta juga akan menampilkan hasil liputan - liputan mengenai kegiatan atau

event – event tersebut.

*. Media Elektronik.

Untuk media TV , Grooz Care akan bekerja sama dengan Trans 7 , O channel ,

AN TV , TV ONE untuk membuat program talkshow yang akan membahas mengenai

aborsi secara keseluruhan serta sekaligus untuk membekali para remaja dan para

wanita untuk mengetahui lebih mendalam mengenai aborsi , serta adanya layanan

telepon interaktif dari pemirsa di rumah yang ingin bertanya kepada para narasumber di

studio , kemudian talkshow ini akan dipandu secara atraktif dan menarik oleh pembawa

acara ternama. Dalam talkshow ini juga akan menghadirkan para bintang tamu yang

bergengsi di bidangnya seperti psikolog , duta anti Aborsi , dokter , serta menteri

kesehatan untuk memberikan opini. Selain itu , kami juga akan menayangkan iklan

mengenai kampanye dan event – event yang akan kami adakan di Trans TV , Trans 7 ,

Page 12: MEDREL ABORSI 1 revisi 3

O Channel. Kami juga akan menyiarkan iklan kampanye dan acara talk show mengenai

aborsi di beberapa stasiun radio.

*. Media Advertising.

Selain acara talkshow di TV dan radio , kami juga bekerja sama dengan BLINQ

Media untuk membuat iklan yang menarik tentang kampanye aborsi dan event – event

yang akan kami adakan selama masa kampanye. Iklan – iklan tersebut akan kami

tayangkan di media yang telah kami pilih , baik media cetak maupun media elektronik.

Serta kami juga bekerja sama dengan pengaman alat kontrasepsi ( kondom ) dari Fiesta

untuk membantu kampanye kegiatan aborsi ini.

*. Event.

Selama masa kampanye berjalan , Grooz Care bersama dengan Departement

Kesehatan akan membuat sejumlah event yang menarik yang melibatkan masyarakat ,

public figure yang didaulat sebagai DUTA ANTI ABORSI , serta juga bekerja sama

dengan sponsor lainnya seperti KONDOM FIESTA , Kasandra Pshycologist Associate ,

dan Rumah Sakit Pondok Indah. Event – event yang akan kami adakan , antara lain

seperti :

-mengadakan orasi di Bunderan Hotel Indonesia.

-membagikan pamflet serta pembagian kondom di tempat keramaian seperti di Mall

( mulai dari kota besar di Pulau Jawa sampai ke daerah – daerah di luar Pulau Jawa ).

-mengadakan seminar , pemutaran film mengenai aborsi di sekolah , universitas , dan

juga kantor dengan mendatangkan narasumber ( di area Jakarta , kemudian mulai

masuk ke daerah – daerah lainnya yang lebih sempit ).

-mengadakan sosialisasi ke ruang lingkup yang lebih sempit , seperti tempat ibadah

yakni Gereja ,Masjid , Wihara , dll.

-mensosialisasikan pengetahuan umum sampai ke tahap sempit mengenai aborsi

melalui blog Website, Facebook , serta press release yang akan kami berikan kepada

media.

Page 13: MEDREL ABORSI 1 revisi 3

*. Blog.

Dalam blog ini , kami ingin mensosialisasikan ke tahap yang lebih menyeluruh

dengan memberikan pengetahuan yang mendalam dari narasumber yang ahli di bidang

nya masing – masing serta adanya kesaksian dari para pelaku aborsi. Dan setiap hari ,

kami akan terus mengUp Date informasi yang hangat seputar aborsi sehingga bisa

menarik perhatian para pembaca dan para pembaca boleh memberikan komentar serta

dapat menuliskan pengalaman atau keluhan di dalam blog tersebut , dan kemudian

akan kami balas dengan jawaban yang berasal dari narasumber yang ahli di bidangnya.

Page 14: MEDREL ABORSI 1 revisi 3

BAB IV

EVALUASI

Tolak ukur dari keberhasilan program kampanye Aborsi ini adalah berkurangnya

angka kematian akibat aborsi karena adanya awareness dari masyarakat mengenai arti

dari sebuah kehidupan baru. Dimana seorang bayi sejak ada di dalam kandungan ,

sudah memiliki hak untuk dijaga , dirawat dengan sebaik – baiknya sampai saat nya ia

lahir ke dunia , bukan untuk dibunuh sebagai akibat dari keegoisan dari masing –

masing pasangan yang ingin lepas dari rasa tangung jawabnya. Oleh sebab itu , dalam

kampanye ini kami mengangkat tema ”SAVE OUR BABY ” agar orang – orang yang

menjadi target audience kami bisa benar – benar sadar serta mengetahui lebih dalam

mengenai sebuah kehidupan dan pengetahuan uang mendasar sampai yang kimaks

mengenai aborsi.

Dari kampanye ini juga diharapkan agar masyarakat lebih terealisasikan masalah

penggunaan kondom , dimana kondom merupakan salah satu dari sponsor kami dan

dengan penggunaan kondom , dapat meminimalisasikan angka kematian akibat aborsi

yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Bagi pemerintah , kami mengharapkan agar dapat turut berpartisipasi dengan

turut mengetatkan persyaratan mengenai aborsi dalam prakteknya , bukan hanya

secara teori nya saja , seperti :

- Aborsi sebaiknya dilakukan di RS yang memenuhi persyaratan dan telah

mendapatkan izin.

- Batas umur kehamilan trisemester pertama sampai kehamilan 23 minggu.

- Perempuan atau wanita yang berniat melakukan aborsi perlu mendapatkan

konseling agar dapat memutuskan sendiri untuk aborsi atau tindak , dan

konseling pasca aborsi guna menghindari aborsi berulang.

- Perempuan dibawah usia kawin harus di dampingi orang tuanya dalam membuat

keputusan aborsi.

Page 15: MEDREL ABORSI 1 revisi 3

- Undang – undang sebaiknya mengizinkan aborsi atas indikasi kesehatan yang

diputuskan oleh Menteri Kesehatan dengan batas waktu 2 tahun sekali.

- Pelayanan aborsi oleh klinik atau RS yang ditunjuk pemerintah.

Page 16: MEDREL ABORSI 1 revisi 3

BAB V

SPONSOR

*. Departemen Kesehatan RI. *. KASANDRA ASSOCIATE

*. FIESTA CONDOM.

*. PONDOK INDAH HOSPITAL.

Page 17: MEDREL ABORSI 1 revisi 3