medrel aborsi 1 revisi 3
DESCRIPTION
Proposal Media RelationsTRANSCRIPT
BAB I PROBLEM STATEMENT
Perkembangan kota di segala bidang , nampaknya tidak hanya memberikan
nuansa yang positif saja bagi masyarakat. Namun juga melahirkan suatu hal yang
sifatnya negative yang timbul karena adanya suatu keinginan dari individu untuk
melakukan sesuatu yang tanpa disadari akan berujung pada kematian. Banyaknya
keluarga yang bermasalah dalam hal perkawinan , dimana banyak terjadi kecelakaan
akibat pergaulan para remaja yang “ kebablasan “ memicu meningkatnya aborsi yang
ada di Indonesia.
Pada dewasa ini , banyak sekali anak – anak remaja yang berpacaran sampai ke
batas yang tidak wajar , karena kurangnya penyuluhan dan informasi yang sangat
akurat maka saat sang perempuan hamil , mereka langsung berpikiran “ABORSI” tanpa
mengetahui dampak bagi sang perempuan itu sendiri. Dan aborsi ini kurang lebih dapat
terjadi karena dorongan atau desakan dari pihak pria ataupun pihak keluarga sendiri
yang tidak menyetujui kelahiran sang bayi.
Padahal jika disadari secara bersama , bayi atau keluarga baru adalah anugerah
atau titipan dari Tuhan yang harus dijaga dan dirawat sebaik – baik nya , bukan untuk
dibunuh karena suatu keegoisan dan melariakan diri dari rasa tanggung jawab. Selain
itu tidak para remaja saja yang melakukan aborsi , namun juga para wanita yang telah
menikah pun juga melakukan tindakan aborsi yang dikarenakan ketidak inginan untuk
memiliki anak lagi. Untuk lebih mengetahui mengenai aborsi , akan kami jelaskan
melalui penjelasan di alinea selanjutnya.
1. Definisi Aborsi
Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah “
abortus “ , berarti pengeluaran hasil konsepsi ( pertemuan sel telur dan sel sperma )
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran
hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh. Hal ini bisa dilakukan
dengan cara meminum obat – obatan tertentu dengan tujuan mengakhiri kehamilan atau
mengunjungi dokter dengan tujuan meminta pertolongannya untuk mengakhiri
kehamilan baik mengosongkan isi rahim melalui proses penyedotan atau dengan
melebarkan leher rahim dan menguret isinya. Tetapi bila kehamilan telah berada pada
tahap lanjut , maka digunakan metode lain. Contohnya , cairan amniotic yang membalut
janin disedot dan suatu larutan garam dan air dimasukkan kedalamnya sehingga
menyebabkan keguguran.
Dalam dunia kedokteran , dikenal 3 macam aborsi , yaitu :
a. Aborsi Spontan
b. Aborsi Buatan
c. Aborsi Teurapeutik
Aborsi Spontan ( alamiah ) berlangsung tanpa tindakan apapun , dan biasanya
disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sperma.
Aborsi Buatan ( sengaja ) adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia
kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan
disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi.
Aborsi Terapeutik ( medis ) adalah pengguguran kandungan buatan yang
dilakukan atas indikasi medik.
2. Alasan Aborsi.
Banyak penyebab dari mengadakannya aborsi , pihak yang terlibat biasanya
remaja – remaja yang tidak memiliki cukup pengetahuan untuk mengambil tindakan
– tindakan pencegahan agar tidak hamil. Sejauh ini , aborsi dipilih sebagai solusi
untuk mencegah agar mereka tidak menjadi orang tua sebelum waktunya atau
banyak alasan yang dikemukakan perempuan untuk mendapatkan cara aborsi ,
antara lain : kontrasepsi gagal , hamil diluar nikah , ekonomi , perkosaan , faktor
kesehatan ibu atau janin dalam kandungan mengalami kecacatan.
Mengenai alasan aborsi ini , memang masih banyak mengundang masyarakat
untuk melakukan aborsi yang dimana alasan yang digunakan adalah karena kondisi
kesehatan ibu yang tidak memungkinkan. Banyak orang yang memperdebatkan
karena seperti yang telah diketahui bahwa seorang dokter tidak berkeberatan untuk
melakukan tanpa harus ketakutan terancam pidana. Nyatanya , sedikit sekali
perempuan mencari pelayanan aborsi dengan alasan kesehatannya atau kondisi
dalam kandungannya. Dan dari pengamatan di lapangan , jelas terlihat bahwa
alasan seorang perempuan melakukan aborsi dengan alasan karena psiko – sosial
tetapi mereka diabaikan dan membiarkan mereka mati sia – sia karena aborsi tak
aman.
3. Penyebab Aborsi.
Saat ini aborsi masih merupakan masalah kontroversial di masyarakat , namun
terlepas dari kontorversi tersebut , aborsi diindikasikan merupakan masalah kesehatan
masyarakat karena memberikan dampak pada kesakitan dan kematian ibu.
Sebagaimana diketahui penyebab utama kematian ibu hamil dan melahirkan adalah
pendarahan, infeksi dan eklampsia. Namun sebenarnya aborsi juga merupakan
penyebab kematian ibu, hanya saja muncul dalam bentuk komplikasi perdarahan dan
sepsis.
Di negara-negara yang tidak mengizinkan aborsi seperti Indonesia, banyak
perempuan terpaksa mencari pelayanan aborsi tidak aman karena tidak tersedianya
pelayanan aborsi aman atau biaya yang ditawarkan terlalu mahal. Pada remaja
perempuan kendala terbesar adalah rasa takut dan tidak tahu harus mencari konseling.
Hal ini menyebabkan penundaan remaja mencari pertolongan pelayanan aman, dan
sering kali terperangkap di praktek aborsi tidak aman.
Namun , sejauh ini tindakan yang dilakukan pemerintah adalah dengan
mengeluarkan peraturan Aborsi di Indonesia , seperti :
1. Undang-Undang RI No. 1 Tahun 1946 tentang Kitab Undang-undang Hukum
Pidana (KUHP) yang menjelaskan dengan alasan apapun, aborsi adalah tindakan
melanggar hukum. Sampai saat ini masih diterapkan.
2. Undang-Undang RI No. 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan.
3. Undang-undang RI No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan yang menuliskan dalam
kondisi tertentu, bisa dilakukan tindakan medis tertentu (aborsi).
Namun keberadaan peraturan di atas justru dianggap menimbulkan kerugian, karena
aborsi masih dianggap sebagai tindakan kriminal, padahal aborsi bisa dilakukan secara
aman (safe abortion). UU Kesehatan dibuat untuk memperbaiki KUHP, tapi memuat
definisi aborsi yang salah sehingga pemberi pelayanan (dokter) merupakan satu-
satunya yang dihukum. Pada KUHP, baik pemberi pelayanan (dokter), pencari
pelayanan (ibu), dan yang membantu mendapatkan pelayanan, dinyatakan bersalah.
dan akibat aborsi dilarang, angka kematian dan kesakitan ibu di Indonesia menjadi tinggi
karena ibu akan mencari pelayanan pada tenaga tak terlatih
Oleh karena itu, hingga kini AKI Indonesia (390 per 100.000 kelahiran. tahun 2000)
masih menduduki urutan teratas di Asia Tenggara, walaupun kontribusi aborsi sering
tidak dilihat sebagai salah satu faktor tingginya angka tersebut. Aborsi sendiri masih
tetap merupakan suatu wacana yang selalu mengundang pro dan kontra baik hukum
maupun agama yang mungkin tidak akan habis jika tidak ada peraturan baru tentang
aborsi aman khususnya yang tegas dan jelas.
Oleh sebab itu , berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas , maka
Problem Statement yang menjadi dasar kegiatan Media planner dari Grooz Care adalah
Aborsi dapat Merenggut Nyawa.
BAB II
RESEARCH
DATA STATISTIK ABORSI.
Statistik Aborsi di Indonesia
Jumlah kasus aborsi di Indonesia setiap tahun mencapai 2,3 juta dan 30% di
antaranya dilakukan oleh remaja. Menurut PKBI, Pusat Keluarga Berencana Indonesia,
kehamilan tidak diinginkan di kalangan remaja hingga kini masih menjadi dilema yang
belum dapat diselesaikan secara tuntas. Berdasarkan perkiraan dari BKBN , ada sekitar
2.000.000 kasus aborsi yang terjadi setiap tahun nya di Indonesia , berarti ada
2.000.000 nyawa yang dibunuh setiap tahun nya secara keji tanpa banyak yang tahu.
Menurut data statistik yang dikumpulkan oleh 2 badan utama , yakni Federal
Conters of Disease Control ( CDC ) dan Alan Guttmacher Institute ( AGI ) , menyatakan
bahwa jumlah nyawa yang dibunuh dalam kasus aborsi hamper 2.000.000 jiwa dan lebih
banyak dari nyawa manusia yang terbunuh saat perang. Menurut Daniel. S. Green dari
Washington Post , mengatakan bahwa pada tahun 1996 tiap tahun terdapat 550.000
orang yang meninggal karena kanker dan 700.00 meninggal karena penyakit jantung ,
jumlah ini ternyata tidak seberapa dibandingkan jumlah kematian karena aborsi yang
mencapai 2.000.000 jiwa. Jadi , dapat ditarik kesimpulan bahwa aborsi adalah penyebab
kematian yang paling utama dibandingkan dengan kanker maupun jantung.
Dari 46 juta aborsi/tahun, 20 juta dilakukan dengan tidak aman, 800 wanita
diantaranya meninggal karena komplikasi aborsi tidak aman dan sekurangnya 13 persen
kontribusi Angka Kematian Ibu Global (AGI, 1997; WHO 1998a; AGI, 1999) . WHO
memperkirakan ada 4,2 juta aborsi dilakukan per tahun, 750.000 – 1,5 juta dilakukan di
Indonesia, 2.500 orang diantaranya berakhir dengan kematian (Wijono, 2000). Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 : Aborsi berkontribusi 11,1 % terhadap
Angka kematian Ibu (AKI) , sedangkan menurut Rosenfield dan Fathalla (1990) sebesar
10 % (Wijono, 2000) .
Namun kenyataannya, sebuah studi di Bali menemukan bahwa 71 % perempuan
yang melakukan aborsi adalah perempuan menikah (Dewi, 1997), juga studi yang
dilakukan oleh Population Council, 98,8 % perempuan yang melakukan aborsi di sebuah
klinik swasta di Jakarta, telah menikah dan rata-rata sudah memiliki anak (Herdayati,
1998), alasan yang umum adalah karena sudah tidak ingin memiliki anak lagi, seperti
hasil survey yang dilakukan Biro Pusat Statistik (BPS), 75 % wanita usia reproduksi
berstatus kawin tidak menginginkan tambahan anak (BPS, Dep.Kes 1988). Aborsi
mungkin sudah menjadi kebutuhan karena alasan di atas, namun karena adanya
larangan baik hukum maupun atas nama agama, menimbulkan praktek aborsi tidak
aman meluas. Penelitian pada 10 kota besar dan 6 kabupaten memperlihatkan 53 %
Jumlah aborsi terjadi di kota, padahal penduduk kota 1,36 kali lebih kecil dari pedesaan,
dan pelayan aborsi dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih terdapat di 16 % titik
pelayanan aborsi di kota oleh dukun bayi dan 57 % di Kabupaten. Kasus aborsi yang
ditangani dukun bayi sebesar 11 % di kota dan 70 % di Kabupaten dan dari semua titik
pelayanan 54 % di kota dan 85 % di Kabupaten dilakukan oleh swasta/ pribadi (PPKLP-
UI, 2001).
*. Menurut , Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta,
Dr Titik Kuntari.
Mengatakan bahwa angka kejadian aborsi di Indonesia berkisar 2 - 2,6 juta
kasus pertahun atau 43 aborsi untuk setiap 100 kehamilan , sekitar 30 persen di antara
kasus aborsi tersebut dilakukan oleh penduduk usia 15-24 tahun. Ia mengatakan, data
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) yang mencakup perempuan kawin
usia 15-49 tahun menunjukkan tingkat aborsi diperkirakan 12 persen dari seluruh
kehamilan yang terjadi. Ia juga menmbahkan bahwa , aborsi yang tidak aman
diperkirakan menjadi penyebab 11 persen kematian ibu di Indonesia, sedangkan rata-
rata dunia 13 persen dan untuk kematian itu sendiri sebenarnya kematian itu dapat
dicegah jika perempuan mempunyai akses terhadap informasi dan pelayanan
kontrasepsi serta perawatan terhadap komplikasi aborsi.
Dan menurut keterangannya bahwa setiap tahun lebih dari dua juta kasus aborsi
terjadi, lebih dari satu juta kasus atau 53 persen terjadi di perkotaan. Menurut Ia,
penelitian itu juga menemukan pola yang berbeda pada provider aborsi. Di daerah
perkotaan, 73 persen kasus aborsi dilakukan oleh ahli kebidanan, bidan, rumah bersalin,
dan klinik keluarga berencana. Di daerah pedesaan, dukun mempunyai peran yang
dominan dalam memberikan pelayanan aborsi, kasus aborsi yang ditangani mencapai
84 persen. Klien terbanyak berada di kisaran 20-29 tahun. Di perkotaan sekitar 45,4
persen, sedangkan di pedesaan 51,5 persen. Ia menambahkan , Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) menentukan bahwa aborsi termasuk dalam masalah kesehatan
reproduksi yang perlu mendapatkan perhatian dan merupakan penyebab penderitaan
wanita di seluruh dunia.
*.Menurut wawancara dengan Dr. Euis ( salah satu dokter bersalin di salah satu Rumah
Sakit ).
Dalam wawancara nya , ia menjelaskan bahwa waktu yang digunakan untuk
proses aborsi adalah tergantung dari jalannya atau cara aborsi nya atau kira-kira sekitar
30 menit – 2 jam , dan setelah proses aborsi aborsi itu sendiri sang ibu / pasien perlu
mendapatkan pengobatan lebih lanjut untuk menghindari kanker apabila pengangkatan
janin nya tidak bersih atau steril. Dr. Euis juga menjelaskan proses aborsi itu sendiri ,
yakni yang biasa dilakukan adalah dengan cara penyedotan dan melebarkan leher
rahim untuk kemudian menguret isinya. Namun dibalik itu , dampak nya pun sangat
dahsyat , karena bisa mengakibatkan kematian bagi sang ibu dan jika ibu nya selamat ,
maka akan terkena kesehatan fisik dan mental.
*. Menurut Cintya ( pelaku aborsi )
Ia selaku perempuan yang nekat melakukan aborsi memberikan sedikit
keterangan bahwa memang ia menyadari bahwa aal mulanya karena gaya pacaran nya
yang melewati batas , dan saat itu ia sedang berada pada masa subur dan saat
melakukan hubungan intim dengan pacarnya , ia tidak menggunakan alat kontrsepsi
seperti kondom. Dan akhirnya selama 1 bulan ia tidak haid dan ia cek ke dokter dan
ternyata ia hamil , dan kandungan itu sempat didiamkan sampai 2 bulan dengan asumsi
bahwa pacarnya akan bertanggung jawab. Namun , pacarnya pun memutuskan untuk
menggugurkan kandungannya itu , akhirnya ia mencoba meminum jamu peluntur ,
dimana jamu itu berfungsi untuk menggugurkan kandungannya , setelah itu ia mengaku
mengkuret janin nya di bidan yang illegal , namun ia mersyulur karena Tuhan
memberikan kesempatan ia untuk hidup. Dan ia juga tidak memungkiri bahwa secara
mental ia memiliki rasa cemas dan dikejar – kejar akibat tindakan aborsi yang telah ia
lakukan dan terkadang ia menyesal mengapa ia setega itu membunuh bayi yang tidak
berdosa.
BAB III
PLANNING
*.Perencanaan Strategis
Media Planner Grooz Care bekerja sama dengan Departemen Kesehatan RI ,
Kasandra Pshycologist Associate , Fiesta Condom , dan Rumah Sakit Pondok Indah
yang menjadi sponsor dalam kampanye kami yang kurang lebih akan dilaksanakan
dalam kurun waktu 2 tahun , untuk mengajak masyarakat , media , serta pemerintah
untuk bersama – sama berpartisipasi aktif dalam usaha menanggulangi maraknya
tindakan aborsi yang dilakukan oleh para perempuan ( remaja ) maupun wanita
( dewasa ) yang terjadi di Indonesia. Dalam tahap jangka pendek , sasaran utama
keberhasilan dari kegiatan kampanye ini ditujukan kepada para remaja perempuan dan
laki – laki serta para wanita yang sudah cukup dewasa di Indonesia khususnya di kota –
kota besar , karena dari hasil riset penelitian disebutkan bahwa 10 kota besar dan 6
kabupaten memperlihatkan 53 % jumlah aborsi terjadi di kota , padahal penduduk di
kota 1,36 lebih kecil dari pedesaan.
Tema yang akan diangkat oleh Grooz Care adalah ” Save Our Baby ”. Grooz
Care mengangkat tema ini , karena seperti pada problem statement yang diangkat
adalah ”Aborsi dapat Merenggut Nyawa” , dari problem statement ini sangat berkaitan
dengan tema yang diangkat dimana , tindakan aborsi itu sendiri sangat mengancam
keselamatan bagi si ibu yang melakukan aborsi karena taruhannya adalah nyawa selain
membunuh bayi yang ada dalam kandungannya , namun dari tindakan aborsi itu , kami
ingin menghimbau bahwa apapun keadaanya , bayi atau seorang anak dalam
kandungan harus dilindungi , dirawat serta dijaga sampai benar –benar waktu nya pas
untuk lahir ke dunia , bukan untuk dibunuh hanya karena keegoisan orang tua nya untuk
melepaskan diri dari tanggung jawab akan bayi yang ada di dalam kandungan. Pesan
dari tema ini ditujukkan kepada Target Audience yakni masyarakat , khususnya Remaja
yang berjenis kelamin laki – laki & perempuan dan Orang Dewasa yang bejenis kelamin
wanita dengan kondisi ekonomi dari B sampai C , dan untuk usia dari 15 tahun – 49
tahun. Dan untuk pemerintah agar berprtisipasi aktif dalam menanggulangi kasus aborsi
ini , serta bagi para pejabat pemerintah agar terus memperjuangkan lahirnya Undang –
Undang demi meminimalisasikan angka kematian akibat aborsi yang sifatnya illegal.
Dalam kegiatan kampanye ini , Grooz Care juga akan bekerja sama dengan
berbagai media , baik media cetak maupun media elektronik untuk penanyangan iklan
dari tema pesan dari kampanye dan mengadakan berbagai kegiatan interaktif seperti
talk show yang menarik , yang akan ditayangkan di beberapa program televisi dan
radio , serta partisipasi aktif media dalam meliput event – event yang akan kami adakan
selama masa kampanye.
Adapun media – media yang akan kami pilih adalah media – media yang mampu
menjangkau target audience , yaitu media – media yang biasa di konsumsi dan yang
menjadi favourite mereka. Media – media yang kami pilih antara lain :
*. Media cetak :
*. Media Elektronik :
*. Media Online :
*. Perencanaan Taktis
*. Media Cetak.
Untuk majalah dan tabloid , akan dibuat rubrik – rubrik khusus yang menarik
yang membahas tentang aborsi , seperti pengetahuan umum mengenai apa itu aborsi ,
sampai penyebab serta dampak bagi si ibu baik dalam jangka panjang maupun jangka
pendek , dan ancaman bagi nyawa si ibu sendiri. Serta untuk koran harian , akan
memuat iklan tentang event atau kegiatan yang kami adakan selama masa kampanye
berjalan , serta juga akan menampilkan hasil liputan - liputan mengenai kegiatan atau
event – event tersebut.
*. Media Elektronik.
Untuk media TV , Grooz Care akan bekerja sama dengan Trans 7 , O channel ,
AN TV , TV ONE untuk membuat program talkshow yang akan membahas mengenai
aborsi secara keseluruhan serta sekaligus untuk membekali para remaja dan para
wanita untuk mengetahui lebih mendalam mengenai aborsi , serta adanya layanan
telepon interaktif dari pemirsa di rumah yang ingin bertanya kepada para narasumber di
studio , kemudian talkshow ini akan dipandu secara atraktif dan menarik oleh pembawa
acara ternama. Dalam talkshow ini juga akan menghadirkan para bintang tamu yang
bergengsi di bidangnya seperti psikolog , duta anti Aborsi , dokter , serta menteri
kesehatan untuk memberikan opini. Selain itu , kami juga akan menayangkan iklan
mengenai kampanye dan event – event yang akan kami adakan di Trans TV , Trans 7 ,
O Channel. Kami juga akan menyiarkan iklan kampanye dan acara talk show mengenai
aborsi di beberapa stasiun radio.
*. Media Advertising.
Selain acara talkshow di TV dan radio , kami juga bekerja sama dengan BLINQ
Media untuk membuat iklan yang menarik tentang kampanye aborsi dan event – event
yang akan kami adakan selama masa kampanye. Iklan – iklan tersebut akan kami
tayangkan di media yang telah kami pilih , baik media cetak maupun media elektronik.
Serta kami juga bekerja sama dengan pengaman alat kontrasepsi ( kondom ) dari Fiesta
untuk membantu kampanye kegiatan aborsi ini.
*. Event.
Selama masa kampanye berjalan , Grooz Care bersama dengan Departement
Kesehatan akan membuat sejumlah event yang menarik yang melibatkan masyarakat ,
public figure yang didaulat sebagai DUTA ANTI ABORSI , serta juga bekerja sama
dengan sponsor lainnya seperti KONDOM FIESTA , Kasandra Pshycologist Associate ,
dan Rumah Sakit Pondok Indah. Event – event yang akan kami adakan , antara lain
seperti :
-mengadakan orasi di Bunderan Hotel Indonesia.
-membagikan pamflet serta pembagian kondom di tempat keramaian seperti di Mall
( mulai dari kota besar di Pulau Jawa sampai ke daerah – daerah di luar Pulau Jawa ).
-mengadakan seminar , pemutaran film mengenai aborsi di sekolah , universitas , dan
juga kantor dengan mendatangkan narasumber ( di area Jakarta , kemudian mulai
masuk ke daerah – daerah lainnya yang lebih sempit ).
-mengadakan sosialisasi ke ruang lingkup yang lebih sempit , seperti tempat ibadah
yakni Gereja ,Masjid , Wihara , dll.
-mensosialisasikan pengetahuan umum sampai ke tahap sempit mengenai aborsi
melalui blog Website, Facebook , serta press release yang akan kami berikan kepada
media.
*. Blog.
Dalam blog ini , kami ingin mensosialisasikan ke tahap yang lebih menyeluruh
dengan memberikan pengetahuan yang mendalam dari narasumber yang ahli di bidang
nya masing – masing serta adanya kesaksian dari para pelaku aborsi. Dan setiap hari ,
kami akan terus mengUp Date informasi yang hangat seputar aborsi sehingga bisa
menarik perhatian para pembaca dan para pembaca boleh memberikan komentar serta
dapat menuliskan pengalaman atau keluhan di dalam blog tersebut , dan kemudian
akan kami balas dengan jawaban yang berasal dari narasumber yang ahli di bidangnya.
BAB IV
EVALUASI
Tolak ukur dari keberhasilan program kampanye Aborsi ini adalah berkurangnya
angka kematian akibat aborsi karena adanya awareness dari masyarakat mengenai arti
dari sebuah kehidupan baru. Dimana seorang bayi sejak ada di dalam kandungan ,
sudah memiliki hak untuk dijaga , dirawat dengan sebaik – baiknya sampai saat nya ia
lahir ke dunia , bukan untuk dibunuh sebagai akibat dari keegoisan dari masing –
masing pasangan yang ingin lepas dari rasa tangung jawabnya. Oleh sebab itu , dalam
kampanye ini kami mengangkat tema ”SAVE OUR BABY ” agar orang – orang yang
menjadi target audience kami bisa benar – benar sadar serta mengetahui lebih dalam
mengenai sebuah kehidupan dan pengetahuan uang mendasar sampai yang kimaks
mengenai aborsi.
Dari kampanye ini juga diharapkan agar masyarakat lebih terealisasikan masalah
penggunaan kondom , dimana kondom merupakan salah satu dari sponsor kami dan
dengan penggunaan kondom , dapat meminimalisasikan angka kematian akibat aborsi
yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Bagi pemerintah , kami mengharapkan agar dapat turut berpartisipasi dengan
turut mengetatkan persyaratan mengenai aborsi dalam prakteknya , bukan hanya
secara teori nya saja , seperti :
- Aborsi sebaiknya dilakukan di RS yang memenuhi persyaratan dan telah
mendapatkan izin.
- Batas umur kehamilan trisemester pertama sampai kehamilan 23 minggu.
- Perempuan atau wanita yang berniat melakukan aborsi perlu mendapatkan
konseling agar dapat memutuskan sendiri untuk aborsi atau tindak , dan
konseling pasca aborsi guna menghindari aborsi berulang.
- Perempuan dibawah usia kawin harus di dampingi orang tuanya dalam membuat
keputusan aborsi.
- Undang – undang sebaiknya mengizinkan aborsi atas indikasi kesehatan yang
diputuskan oleh Menteri Kesehatan dengan batas waktu 2 tahun sekali.
- Pelayanan aborsi oleh klinik atau RS yang ditunjuk pemerintah.
BAB V
SPONSOR
*. Departemen Kesehatan RI. *. KASANDRA ASSOCIATE
*. FIESTA CONDOM.
*. PONDOK INDAH HOSPITAL.