aborsi dalam theology hinduisme

13
ABORSI DALAM THEOLOGY HINDUISME Oleh : Bhagawan Dwija Aborsi dalam Theology Hinduisme tergolong pada perbuatan yang disebut “Himsa karma” yakni salah satu perbuatan dosa yang disejajarkan dengan membunuh, meyakiti, dan menyiksa. Membunuh dalam pengertian yang lebih dalam sebagai “menghilangkan nyawa” mendasari falsafah “atma” atau roh yang sudah berada dan melekat pada jabang bayi sekalipun masih berbentuk gumpalan yang belum sempurna seperti tubuh manusia. Segera setelah terjadi pembuahan di sel telur maka atma sudah ada atas kuasa Hyang Widhi. Dalam “Lontar Tutur Panus Karma”, penciptaan manusia yang utuh kemudian dilanjutkan oleh Hyang Widhi dalam manifestasi-Nya sebagai “Kanda-Pat” dan “Nyama Bajang”. Selanjutnya Lontar itu menuturkan bahwa Kanda-Pat yang artinya “empat-teman” adalah: I Karen, sebagai calon ari-ari; I Bra, sebagai calon lamas; I Angdian, sebagai calon getih; dan I Lembana, sebagai calon Yeh-nyom. Ketika cabang bayi sudah berusia 20 hari maka Kanda-Pat berubah nama menjadi masing-masing : I Anta, I Preta, I Kala dan I Dengen. Selanjutnya setelah berusia 40 minggu barulah dinamakan sebagai : Ari-ari, Lamas, Getih dan Yeh-nyom. Nyama Bajang yang artinya “saudara yang selalu membujang” adalah kekuatan-kekuatan Hyang Widhi yang tidak berwujud. Jika Kanda-Pat bertugas memelihara dan membesarkan jabang bayi secara phisik, maka Nyama Bajang yang jumlahnya 108 bertugas mendudukkan serta menguatkan atma atau roh dalam tubuh bayi.

Upload: wahyu-kuntetz

Post on 05-Jan-2016

250 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

aborsi menurut hindu

TRANSCRIPT

Page 1: Aborsi Dalam Theology Hinduisme

ABORSI DALAM THEOLOGY HINDUISME

Oleh : Bhagawan Dwija

Aborsi dalam Theology Hinduisme tergolong pada perbuatan yang disebut “Himsa karma” yakni

salah satu perbuatan dosa yang disejajarkan dengan membunuh, meyakiti, dan menyiksa.

Membunuh dalam pengertian yang lebih dalam sebagai “menghilangkan nyawa” mendasari

falsafah “atma” atau roh yang sudah berada dan melekat pada jabang bayi sekalipun masih

berbentuk gumpalan yang belum sempurna seperti tubuh manusia. Segera setelah terjadi

pembuahan di sel telur maka atma sudah ada atas kuasa Hyang Widhi. Dalam “Lontar Tutur

Panus Karma”, penciptaan manusia yang utuh kemudian dilanjutkan oleh Hyang Widhi dalam

manifestasi-Nya sebagai “Kanda-Pat” dan “Nyama Bajang”. Selanjutnya Lontar itu menuturkan

bahwa Kanda-Pat yang artinya “empat-teman” adalah: I Karen, sebagai calon ari-ari; I Bra,

sebagai calon lamas; I Angdian, sebagai calon getih; dan I Lembana, sebagai calon Yeh-nyom.

Ketika cabang bayi sudah berusia 20 hari maka Kanda-Pat berubah nama menjadi masing-

masing : I Anta, I Preta, I Kala dan I Dengen. Selanjutnya setelah berusia 40 minggu barulah

dinamakan sebagai : Ari-ari, Lamas, Getih dan Yeh-nyom. Nyama Bajang yang artinya “saudara

yang selalu membujang” adalah kekuatan-kekuatan Hyang Widhi yang tidak berwujud. Jika

Kanda-Pat bertugas memelihara dan membesarkan jabang bayi secara phisik, maka Nyama

Bajang yang jumlahnya 108 bertugas mendudukkan serta menguatkan atma atau roh dalam tubuh

bayi.

Oleh karena itulah perbuatan aborsi disetarakan dengan menghilangkan nyawa. Kitab-kitab suci

Hindu antara lain Rgveda 1.114.7 menyatakan : “Ma no mahantam uta ma no arbhakam” artinya

: Janganlah mengganggu dan mencelakakan bayi. Atharvaveda X.1.29 : “Anagohatya vai bhima”

artinya : Jangan membunuh bayi yang tiada berdosa. DanAtharvaveda X.1.29 : “Ma no gam

asvam purusam vadhih” artinya : Jangan membunuh manusia dan binatang.

Dalam ephos Bharatayuda Sri Krisna telah mengutuk Asvatama hidup 3000 tahun dalam

penderitaan, karena Asvatama telah membunuh semua bayi yang ada dalam kandungan istri-istri

keturunan Pandawa, serta membuat istri-istri itu mandul selamanya.

Pembuahan sel telur dari hasil hubungan sex lebih jauh ditinjau dalam falsafah Hindu sebagai

sesuatu yang harusnya disakralkan dan direncanakan. Baik dalam Manava Dharmasastra maupun

dalam Kamasutra selalu dinyatakan bahwa perkawinan menurut Hindu adalah “Dharmasampati”

Page 2: Aborsi Dalam Theology Hinduisme

artinya perkawinan adalah sakral dan suci karena bertujuan memperoleh putra yang tiada lain

adalah re-inkarnasi dari roh-roh para leluhur yang harus lahir kembali menjalani kehidupan

sebagai manusia karena belum cukup suci untuk bersatu dengan Tuhan atau dalam istilah

Theology Hindu disebut sebagai “Amoring Acintya” . Oleh karena itu maka suatu rangkaian

logika dalam keyakinan Veda dapat digambarkan sebagai berikut : Perkawinan (pawiwahan)

adalah untuk syahnya suatu hubungan sex yang bertujuan memperoleh anak. Gambaran ini dapat

ditelusuri lebih jauh sebagai tidak adanya keinginan melakukan hubungan sex hanya untuk

kesenangan belaka. Prilaku manusia menurut Veda adalah yang penuh dengan pengendalian diri,

termasuk pula pengendalian diri dalam bentuk pengekangan hawa nafsu. Pasangan suami-istri

yang mempunyai banyak anak dapat dinilai sebagai kurang berhasilnya melakukan pengendalian

nafsu sex, apalagi bila kemudian ternyata bahwa kelahiran anak-anak tidak dalam batas

perencanaan yang baik. Sakralnya hubungan sex dalam Hindu banyak dijumpai dalam

Kamasutra. Antara lain disebutkan bahwa hubungan sex hendaknya direncanakan dan

dipersiapkan dengan baik, misalnya terlebih dahulu bersembahyang memuja dua Deva yang

berpasangan yaitu Deva Smara dan Devi Ratih, setelah mensucikan diri dengan mandi dan

memercikkan tirta pensucian. Hubungan sex juga harus dilakukan dalam suasana yang tentram,

damai dan penuh kasih sayang. Hubungan sex yang dilakukan dalam keadaan sedang marah,

sedih, mabuk atau tidak sadar, akan mempengaruhi prilaku anak yang lahir kemudian.

Oleh karena hubungan sex terjadi melalui upacara pawiwahan dan dilakukan semata-mata untuk

memperoleh anak, jelaslah sudah bahwa aborsi dalam Agama Hindu tidak dikenal dan tidak

dibenarkan.

Page 3: Aborsi Dalam Theology Hinduisme

AYURVEDA ILMU KEDOKTERAN HINDU

Manuskrip Atreya Samhita, Caraka dan Susruta adalah salah satu dari beberapa

manuskrip yang memuat ilmu pengobatan yang merupakan Upaveda atau cabang kitab suci

Atharva Veda. Selanjutnya kumpulan kitab-kitab pengobatan ini disebut sebagai Ayurveda. Kata

Ayurveda tersusun dari dua suku kata, yaitu  Ayu dan Veda, yang secara harfiah berarti “Ilmu

tentang umur”, sehingga Ayurveda dapat dikatakan sebagai ilmu yang mengajarkan tentang

kesehatan individu dan teknik-teknik menyembuhkan penyakit, sehingga diharapkan kualitas

hidup dan batas usia seseorang akan menjadi lebih baik. Beberapa sejarahwan Barat mengatakan

bahwa Ayurveda setidaknya telah ada 1500 SM, bahkan beberapa diantaranya meyakini angka

yang lebih tua lagi, yaitu 3000 SM. Sehingga semua pakar sejarah dan arkeolog meyakini bahwa

Ayurveda merupakan buku medis tertua di dunia. Mereka meyakini Dhanvantari dan Divodasa

(Raja Kasi) sebagai pelopor pengembangan teknik pengobatan Ayurveda.

Mengingat kedudukan Ayurveda yang merupakan bagian dari Catur Veda, kitab Sruti

tertua umat Hindu. Maka jika kita merunut umur ilmu pengobatan Ayurveda berdasarkan sloka-

sloka yang ada dalam Veda itu sendiri maka kita akan menemukan angka tahun yang jauh lebih

mengejutkan lagi, yaitu 55,52 triliun tahun SM. Ayurveda diturunkan dari dewa Brahma, Sang

Pencipta alam material sendiri, kepada Dewa Kembar Aswin, dan kemudian kepada Indra.

Kemudian dikatakan Ayurveda bercabang ke dalam dua aliran, pengobatan dan ilmu bedah.

Bharadvaja, Atreya Punarvasu dan enam muridnya  seperti Agnivesa dan Ksirapani kemudian

mendirikan ilmu pengobatan/kedokteran umum, sementara Susruta mendirikan ilmu bedah.

Tentunya angka ini adalah angka yang sangat mengejutkan bagi para sejarahwan dan arkeolog

kaum indologis karena kitab suci agama mereka meyakini Bumi baru diciptakan 6000 SM. Itulah

penyebab utama yang mengakibatkan semua hipotesa kaum Indologis akan segala hal di dunia

ini tidak pernah melampaui angka 6000 SM.

Ayurveda adalah ilmu pengobatan yang sangat lengkap yang meliputi teknik operasi dan

pembedahan, terapi warna dan aroma, serta ilmu gizi dan gaya hidup sehat. Dalam Ayurveda kita

juga akan menemukan bahasan yang lengkap prihal asal-usul penyakit dan teknik

penyembuhannya.

Page 4: Aborsi Dalam Theology Hinduisme

Dari sekian banyak metode pengobatan/treatment dalam Ayurveda, secara umum dapat

dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

Deva-vyapasraya (Astronomical) treatment dilakukan untuk pengobatan akibat

penyakit Karmaja atau penyakit yang muncul akibat dosa-dosa dari tindakan yang

dilakukan pada kehidupan di masa lalu.

Yukti-vyapasraya treatment adalah pengobatan yang ditujukan untuk mengobati penyakit

Dosaja atau penyakit yang disebabkan oleh ketidakseimbangan

tiga Dosha (vatta, pita dan kafa).

Ayurveda memberikan treatment alami untuk semua jenis penyakit yang disebabkan oleh

ketidakkonsistenan fisiologi dalam tubuh. Sehingga penyembuhan penyakit dari teknik Ayurveda

terletak pada sifat-sifat alamiah badan itu sendiri. Alam dan badan ini tersusun dari lima elemen

dasar, yaitu;Akasha, Bayu (udara), Agni (api), Jala (air) dan Prthivi (bumi). Dari lima unsur

tersebut, hanya tiga unsur yang memegang peranan penting dalam pembentukan dan deformasi

alamiah, yaitu; Bayu (udara), Agni (api), dan Jala (air). Berdasarkan prinsip yang sama, sistem

Ayurveda mengeliminir sumber segala penyakit yang didasarkan pada tiga Dosha,

yaitu: vata (udara yang ada dalam tubuh), pita (api atau panas dalam tubuh) dan kafa (air dalam

tubuh). Salah satu sloka dalam kumpulan kitab Ayurveda menyebutkan; “Tanpa perusakan dari

unsur Dosha, tidak mungkin penyakit muncul. Jika Dosha tidak terdeteksi, treatment harus

dilanjutkan berdasarkan gejalanya”.

Inti pengobatan Ayurveda, seperti yang ditunjukkan dalam sloka ini, terletak pada

perawatan Dosha. Sehingga penekanan utama dalam Ayurveda adalah perawatan, mulai dari

perawayan mata, telinga, hidung dan tenggorokan (shalakyachikitsa), perawatan anak, dan

ginekologi osteric (kaumarabhritya) dan perawatan kesehatan mental (bhutavidya) yang

dilakukan dengan berbagai teknik Yoga dan konsumsi makanan sehat. Namun jika penyakit

sudah muncul akibat ketidakseimbangan Dosha, maka teknik yang harus di ambil adalah

pengobatan (kayachikitsa) dan/atau tindakan operasi (Shalyachikitsa).

Sloka lainnya mengatakan, “Jika seseorang telah mengikuti rejimen (aturan untuk diet atau puasa

secara disiplin), ia tidak perlu menggunakan obat-obatan”. Jadi, teknik Ayurveda adalah

pengobatan yang berdasarkan sifat-sifat alamiah yang juga menekankan pada pola hidup alami

dan treatment naturopathic untuk meningkatkan kesehatan.

Page 5: Aborsi Dalam Theology Hinduisme

Teknik Panchakarma yang menekankan terapi pada titik-titik tertentu di badan juga merupakan

salah satu teknik yang sangat penting dalam Ayurveda. Pada dasarnya teknik Akupuntur yang

selama ini dikatakan berasal dari China juga merupakan bagian dari teknik Panchakarma.

Demikian juga dengan teknikAccupresser yang di beberapa tempat praktek pengobatan di

Indonesia diklaim sebagai pengobatan “sunah nabi” pada dasarnya adalah bagian yang tidak

terpisahkan dari teknik Panchakarma dalam Ayurveda.

Ayurveda juga mempertimbangkan aspek astronomi dan astrologi. Kedudukan planet-planet dan

bintang di alam semesta terhadap mahluk hidup di Bumi dan juga posisi benda-bedan di sekitar

kita sangat mempengaruhi kondisi fisik, mental dan karakter seseorang. Sehingga potensi

penyakit yang mungkin diderita seseorang dalam hidupnya bias diprediksikan berdasarkan

tempat dan waktu kelahirannya. Hal ini juga menyebabkan treatment Ayurveda yang diberikan

terhadap seseorang tidaklah selalu sama dengan treatment yang diberikan terhadap orang yang

lain.

Penyakit juga diyakini disebabkan oleh papa-karma atau dosa yang dilakukan di kehidupan masa

lalu. Hal ini ditegaskan dalam salah satu sloka yang menyebutkan: “Suatu dosa yang dilakukan

di kehidupan masa lalu dapat memberikan masalah dalam bentuk penyakit dalam kehidupan

sekarang”. Upaya menyembuhkan penyakit akibat papa-karma dapat dilakukan

melaluiYadnya/korban suci, Japa, Homa/Agni Hotra, dan Pudja serta diikuti

dengankayachikitsa (konsumsi obat-obatan herbal).

Berkenaan dengan kayachikitsa, dikenal juga istilah yukti-vyapasraya, yaitu upaya membasmi

virus, bakteri dan senyawa patogen lainnya dalam tubuh dengan menggunakan bahan-bahan

herbal dimana komposisinya harus disesuaikan dengan kondisi tubuh pasien, cuaca, lingkungan

dan waktu pemberian ramuan. Hanya saja teknik ini tidak semuanya ditujukan untuk mengobati

secara langsung, melainkan beberapa diantaranya hanya untuk menekan gejala dan rasa sakit.

Sakit kepala migrain, hipertensi, diabetes dan asma adalah beberapa contoh penyakit yang

ditangani dengan yukti-vyapasrayadan bertujuan hanya menahan rasa sakit dan gejalanya saja.

Untuk penyakit seperti ini, termasuk kanker dan AIDS harus dibarengi dengan teknik Ayurveda

yang lainnya.

Dikatakan bahwa meredupnya unsur Agni di dalam tubuh akan menurunkan resistensi kita

terhadap penyakit. AIDS adalah salah satu penyakit yang paling ditakuti yang menyebabkan

Page 6: Aborsi Dalam Theology Hinduisme

meredupnya unsur Agni ini. Sehingga untuk mengobati AIDS, Ayurveda memberikan teknik

untuk mengembalikan unsurAgni seperti sedia kala dengan melalui latihan Yoga,

Naturopathy danPanchakarma.

Berkaitan dengan tindakan operasi (Shalyachikitsa), dalam The Book of Origins, karya Trevor

Homer, Penguin Books, London, 2007 disebutkan bahwa pada milenium pertama sebelum

masehi pendarahan pada hidung sangat lazim terjadi karena kasus pemotongan hidung tawanan

pada saat peperangan. Dan sekitar tahun 500 SM, dikatakan Sushruta dari India dengan teknik

Ayurveda berhasil mengadakan rhinoplasty atau operasi mengembalikan bentuk hidung.

Sushruta menjelaskan potongan kulit dari kepala dapat tumbuh di bekas luka hidung yang

terpotong.

Dalam sepucuk surat kepada editor majalah Gentlemen’s Magazine yang tersedia di

perpustakaan Wellcome Institute for History of Medicine, 183 Euston Road, London

menjelaskan bahwa pernah ada seorang pengemudi bernama Cowasjee, yang membantu

melayani tentara Kerajaan Inggris di India di tahun 1792. Sebelumnya, ia pernah dipenjara oleh

tentara Tipu Sultan, dimana mereka mencopot hidungnya karena prilaku barbar penguasa

Muslim dalam menyiksa dan melumpuhkan tawanan. Sekembalinya di rumahnya di Pune

setahun kemudian, seorang ahli bedah Ayurvedic menanganinya dengan memasangkan sebuah

hidung baru. Thomas Cruso dan James Trindlay, merupakan dua orang dokter Inggris yang

menjadi saksi mata operasi bedah yang mencengangkan tersebut. Mereka menjadi saksi hidup

atas operasi-operasi ajaib yang sangat umum dilakukan di India bahkan selama mereka di sana.

Dalam buku As Seen and Known by Foreigners karya G.K. Deshpende (1950), Dr. Sir William

Hunter mengatakan bahwa dokter-dokter bangsa India kuno sangat mahir dan ahli. Mereka

melakukan tindakan amputasi, menghentikan pendarahan dengan tekanan, perban pembalut dan

minyak mendidih, mempraktekan lithotomy, melakukan operasi pada organ bagian dalam dan

uterus, menangani hernia, fistula files, memperbaiki tulang patah dan salah posisi dan cekatan

dalam memisahkan unsur-unsur asing dari tubuh.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ilmu pengobatan Ayurveda bukanlah ilmu pengobatan

tradisional biasa dan tanpa dasar, tetapi merupakan ilmu pengobatan holistik paling kuno yang

dapat disejajarkan dan mungkin lebih maju dari ilmu kedokteran modern saat ini. A.L. Basham

dalam bukunya The Wonder That Was India  juga membenarkan kenyataan ini dengan

Page 7: Aborsi Dalam Theology Hinduisme

menyebutkan bahwa sampai abad ke-18, ketika para ahli bedah East India Company (British)

tidak malu-malu mempelajari ilmu bedah plastik (rhinoplasty) dari ilmu Ayurveda peninggalan

India kuno”.

ABORSI MENURUT PANDANGAN HINDU DAN AYURVEDA ILMU KEDOKTERAN HINDU

Di Susun Guna Untuk Memenuhi Mata Kuliah Agama Hindu VII

Dosen Pengampu : Ni Made Sulisuarsidi

Nama : Ni Putu Wahyu Krisna Pramayuni

NIM : 04.12.3253

Kelas : D/KP/VI

KONSENTRASI INSTALASI GAWAT DARURAT

Page 8: Aborsi Dalam Theology Hinduisme

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

2015

ABORSI MENURUT PANDANGAN HINDU DAN AYURVEDA ILMU KEDOKTERAN HINDU

Di Susun Guna Untuk Memenuhi Mata Kuliah Agama Hindu VII

Dosen Pengampu : Ni Made Sulisuarsidi

Nama : Komang Santi Trisna Utami

NIM : 04.12.3123

Kelas : A/KP/VI

Page 9: Aborsi Dalam Theology Hinduisme

KONSENTRASI INTENSIVE CARE UNIT

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

2015