aaa
DESCRIPTION
aaa. Karet merupakan komoditas ekspor andalan perkebunan kedua setelah CPO Indonesia adalah negara penghasil dan pengekspor karet alam urutan ke 2 (dua) setelah Thailand Estimasi produksi karet Indonesia pada tahun 2011 adalah 2,64 juta ton dengan luas lahan 3,45 juta hektar ( Ditjenbun ) - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
aaa
2
Potensi Karet Indonesia
• Karet merupakan komoditas ekspor andalan perkebunan kedua setelah CPO
• Indonesia adalah negara penghasil dan pengekspor karet alam urutan ke
2 (dua) setelah Thailand
• Estimasi produksi karet Indonesia pada tahun 2011 adalah 2,64 juta ton
dengan luas lahan 3,45 juta hektar (Ditjenbun)
• Kontribusi ekspor karet dan produk karet terhadap ekspor non migas pada
periode Januari-Juli 2011 adalah sebesar 9,51%.
• Karet diharapkan menjadi penggerak roda pembangunan ekonomi
melalui peningkatan produksi dan perbaikan mutu yang akan
meningkatkan ekspor
6/24/2012
3
zz
6/24/2012
4
zz
6/24/2012
5
zz
Sementara di Sumsel, ekspor karet menyusut hingga lebih dari 10 persen sejak Juni 2011. Penurunan ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi Sumsel aka melemah tahun ini. Melemahnya ekspor ini membuat perekonomian di tingkat petani ikut merosot.
6/24/2012
6
zz
Data Gapkindo Sumsel mengindikasikan bahwa rata-rata
bulanan produksi karet di Sumatera Selatan pada triwulan I 2012 adalah sebesar 70 ribu ton/bulan,
atau naik sebesar 14,4% (qtq) atau secara tahunan naik tipis sebesar 1,6%.
Berdasarkan informasi dari beberapa sumber, kenaikan kembali harga karet
di pasar internasional pada bulan Januari telah meningkatkan frekuensi penyadapan karet sehingga
meningkatkan pasokan karet ke industri crumb rubber.
6/24/2012
7
zz
Nilai ekspor karet Indonesia tahun I 2012 diperkirakan meningkat 64,4% atau sebesar US$ 4,7 miliar menjadi US$ 12 miliar dari tahun lalu US$ 7,3 miliar. Kenaikan nilai ekspor yang signifikan didorong kenaikan harga karet di pasar global.
6/24/2012
8
Pertumbuhan PDB Nasional
6/24/2012
9
Pertumbuhan Subsektor Industri Pengolahan Nonmigas tahun 2011 [%]
6/24/2012
Tujuan : Mempercepat pertumbuhan sektor industri dan penajaman atas Kebijakan Industri Nasional
* Target yang akan dicapai harus dijalankan oleh seluruh sektor industri.
TARGET PEMBANGUNAN INDUSTRI
AKSELERASI INDUSTRIALISASI 2012 - 2014
106/24/2012
PETA POTENSI AKSELARASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2013
1. Industri Batubara di Muara Enim Sumsel dan Palangkaraya Kalteng
2. Industri Berbasis Migas dan Kondensat di Bontang Kaltim
3. Industri Bijih Besi di Batu Licin dan Kulon Progo4. Industri Alumunium di KualaTanjung Sumut dan
Alumina di Kalbar5. Industri Semen di Sorong Papua Barat
6. Industri Pengolahan CPO KEK Sei Mangke Sumut, Dumai Riau dan Maloy Kaltim
7. Industri Hilir Produk Karet Jambi8. Industri Bubur Kayu (Pulp) dan Kertas di
Sumatera dan Kaltim9. Industri Pengolahan Rotan di Palu dan Cirebon10. Industri Kakao di Sulawesi
11. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi dan Alas Kaki12. Industri Mesin dan Peralatan13. Industri Komponen Elektronika dan Telematika14. Industri Alat transportasi Darat dan komponennya15. Industri Galangan Kapal di Lamongan dan Bintan16. Industri Garam di Nusa Tenggara Timur17. Industri Furniture
I. INDUSTRI BERBASIS HASIL TAMBANG II. INDUSTRI BERBASIS HASIL PERTANIANIII. INDUSTRI BERBASIS SDM & PASAR DOMESTIK
(Umumnya di P. Jawa)
46
6
74
3
3
26
1
19
915
15
16
810
5
IV. PENINGKATAN PERAN IKM
Utamanya untuk mendukung penguatan struktur industri dengan
memperbesar keterkaitan antara industri besar dan IKM.
LOKASI DI SELURUH INDONESIA.
8
11
6/24/2012
TEMA PENGEMBANGAN 6 (ENAM) KORIDOR EKONOMI INDONESIA
Koridor Sulawesi
126/24/2012
1. Industri Hasil Laut2. Industri Minyak Atsiri 1. Industri Penglohan Kelapa Sawit
2. Industri Pengolahan Karet
1. Industri Kakao 1. Industri Pengolahan Kelapa Sawit2. Industri Penglohan Kelapa
1. Industri Pengolahan Karet2. Industri hasil Laut
1. Industri Pengolahan Jagung2. Industri Pengolahan Tepung dan Pasta
1. Industri Pengolahan Karet
1. Industri Pengolahan Kelapa Sawit2. Industri Pengolahan Karet 1. Industri Pengolahan
Karet
1. Industri Pengolahan Rotan
1. Industri Pengolahan Kelapa Sawit
1. Industri Pengolahan Karet2. Industri Pengolahan Kakao
1. Industri Hasil Laut2. Industri BarangLogam
PETA PENGEMBANGAN PENGOLAHAN KOMODITI UNGGULAN PROVINSI (SUMATERA & KALIMANTAN)
1. Industri Hasil Laut2. Industri Perkapalan
136/24/2012
PRIORITAS NASIONAL DALAM RKP 2013
1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
2 Pendidikan
Kesehatan
Penanggulangan Kemiskinan
Ketahanan Pangan
Infrastruktur
Iklim Investasi dan Iklim Usaha
Energi
Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana
Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pasca-konflik
Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi
3
Prioritas Nasional Lainnya Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
4
5
6
78
Prioritas Nasional Lainnya Bidang Kesejahteraan Rakyat
14
9
10
12
11
Prioritas Nasional Lainnya Bidang Perekonomian13a. Industri Pengolahan non Migas
b. Kerjasama Ekonomi Internasional
c. Tenaga Kerja Indonesia
AKSELARASI PENGEMBANGAN:1. Pengembangan industri berbasis hasil tambang
2. Fasilitasi Penumbuhan industri pengolah hasil pertanian
3. Fasilitasi penumbuhan industri berbasis SDM dan pemenuhan kebutuhan pasar domestik
4. Pengembangan industri kecil dan menengah
146/24/2012
15
No Sektor Komoditi / Area Katalisator/Infrast.
Arahan Lokasi KomoditiLokus Koridor
3 Pertanian Kelapa Sawit
Pelabuhan, KA, Jalan, Energi, Air Bersih
Sei Mangke, Dumai, Maloy
Sumatera, Kalimantan
Karet Pelabuhan, Jalan, Energi Listrik
Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan
Sumatera
6 Telekomunikasi
Telematika
Listrik, jaringan telkom
Luar Jawa Selain Jawa
7 Energi Batubara
Pelabuhan, KA, Energi Listrik
Lampung, Palembang, Palangkaraya
Sumatera, Kalimantan
8 Kawasan KSN Selat Sunda
Jembatan, Jalan, Energi, KA
Lampung-Banten
Sumatera
156/24/2012
16
18 AKTIVITAS EKONOMI UTAMA
GreaterJakarta
Kawasan Selat
Sunda
IndustriTekstil
IndustriPerkapalan
Telema-tika
Indust. Peralt. &
MesinIndustriMak &
Min
IndustriBaja
Kelapa Sawit
Karet
Minyak dan Gas
Batubara
NikelTembaga
Bauksit
Perikanan
Pariwi-sata
Food Estate
Pengembangan terintegrasi di dalam 6 Koridor ekonomi
Inisiatif Strategik, fast-track project
Tanaman pangan dan perkebunan, seperti: kakao dan gula
166/24/2012
17
Hasil Diskusi Rapat MP3EI di Bogor
Telah tercapai pemahaman bersama bahwa yang menjadi fokus pembahasan dalam masterplan ini adalah pembangunan di pantai timur Sumatera dan pantai utara Jawa.Para peserta rapat pada prinsipnya telah menyetujui 8 (delapan) kegiatan yang telah siap dilaksanakan pada Koridor Ekonomi Sumatera dan 10 kegiatan pada Koridor Ekonomi Jawa sebagai berikut:
Koridor Sumateraa. Pusat pertumbuhan Sei Mangkei Sumatera Utara dengan basis komoditi
industri hilir kelapa sawit dan Karetb. Pusat pertumbuhan Jambi dengan basis komoditi industri hilir karetc. Pembangunan Hub-Internasional Kuala Tanjungd. Pusat pertumbuhan Dumai Riau dengan basis komoditi Industri hilir Kelapa
Sawit dan Karete. Pusat Pertumbuhan Karimun Kepulauan Riau dengan basis Industri
Perkapalanf. Pusat Pertumbuhan Tanjung Api-Api dan Muara Enim Sumatera Selatan
dengan basis komoditi Industri Hilir karet dan Batubarag. Pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) dan Kawasan Industri (di kaki
Jembatan Lampung dan Banten)h. Pusat Pertumbuhan Banten berbasis Industri Petrokimia
6/24/2012
18
2014• Pertumbuhan Ekonomi : 7,0 - 7,70%• Petumbuhan Industri Non Migas
8,95%• Konstribusi industri trhd PDB : 24,21%
2025• Pertumbuhan Ekonomi : 7,0 –
8,0%• Petumbuhan Industri Non
Migas 9,0%• Konstribusi industri trhd PDB :
29,61%
Sumber : Bappenas, Kemenperin 2011
“................industri harus tumbuh secara signifikan diatas pertumbuhan ekonomi di
masa depan”
.............. diperlukan transformasi industri6/24/2012
19
“……………..transformasi industri dilakukan melalui percepatan pembangunan industri di daerah”
Membangun daya saing industri di daerah
berlandaskan keunggulan komparatif dengan
memfasilitasi percepatan pembangunan infrastruktur
industri di daerah
6/24/2012
20
“….transformasi Industri mengkombinasikan pendekatan Sektoral
dan Regional
SEKTORAL
Pengembangan Klaster Industri berbasis keunggulan komparatif daerah
REGIONAL
pendekatan regional melalui penyebaran konsentrasi industri ke daerah yang diarahkan menjadi pusat-pusat pertumbuhan industri
Transformasi Industri
Transformasi Ekonomi
6/24/2012
21
“…………………strategi yang akan dilakukan”
Mengembangkan klaster industri prioritas
Mengembangkan kawasan industri terpadu
Memperkuat konektivitas antara pusat-pusat pertumbuhan industri
6/24/2012
22
STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR KARET [PENGELOMPOKAN BARANG EKSPOR]
Peraturan mendag nomor 01/m-dag/per/1/2007 tentang ketentuan umum dibidang ekspor
1. Anak Ikan dan ikan Arowana, Benih Ikan Sidat, Ikan Hias Jenis Botia, Udang galah, Udang Penaedae
2. Karet Bongkah3. Bahan Remailing & Rumah Asap4. Kulit Mentah, Pickled & Wet Blue dari Binatang
Melata5. Bantalan Rel Kereta Api dari Kayu dan Kayu
Gergajian6. Kayu Bulat/Bahan Baku Serpih7. Binatang Liar & Tumbuhan Alam yang dilindungi /
termasuk dlm APP I & III Cites)
6/24/2012
23
Kebijakan Pemerintah yang Mendukung Peningkatan Daya Saing Karet
Off Farm
Program peningkatan Ekspor 10 Komoditi
Utama dan 10 Komoditi Potensial di
Kementerian Perdagangan, dimana Karet
termasuk dalam salah satu komoditi utama
6/24/2012
24
Kebijakan Pemerintah yang Mendukung Peningkatan Daya Saing Karet
Beberapa jenis karet dilarang diekspor, sebagaimana diatur dalam Permendag
No. 07/M-DAG/PER/4/2005, memasukkan HS 4001.22 yaitu karet bongkah
(karet spesifikasi teknis yang tidak memenuhi standar mutu SIR, dan HS 4001.29
yaitu bahan-bahan remalling dan rumah asap berupa :
Slabs, lumps, seraps, karet tanah
Unsmoked sheet
Blanket sheet
Smoked lebih rendah dari kualitas IV
Blanket D off
6/24/2012
25
Kebijakan Pemerintah yang Mendukung Peningkatan Daya Saing Karet
1. Intensifikasi pemeliharaan tanaman karet dengan target
minimal seluas 300 ribu ha (8% dari areal) sampai tahun 2025.
2. Perluasan areal karet seluas minimal 150 ribu ha yang dicapai
melalui program pembangunan karet berbantuan (pemerintah).
3. Pengembangan karet non revitalisasi, rehabilitasi dan
intensifikasi. Tahun 2011 akan dilaksanakan peremajaan karet
non revitalisasi di 15 Provinsi dan 52 Kabupaten seluas 9.728 ha
On Farm
6/24/2012
26
Klaster Karet
Klaster Karet ???
6/24/2012
27
Klaster Industri Barang Karet
Aglomerasi perusahaan yang membentuk kerjasama strategis dan komplementer serta
memiliki hubungan yang intensif
EMPAT ELEMEN KUNCI KLASTER
1. Aglomerasi perusahaan (cluster);2. Nilai Tambah (value added) dan Mata Rantai Nilai
(value chain);3. Jaringan Pemasok;4. Infrastruktur Ekonomi.
6/24/2012
28
zz
Kondisi Saat Ini
Tanpa klasterKoordinasi Pemda?Koordinasi Pusat?Export?Import?Lingkungan?ABG
Kondisi yang diharapkan
Transformasi Industri
Iklim usaha kondusifKoordinasi PemdaKoordinasi PusatExport membaikImport menurunLingkungan terkendaliABG - WTS
Dukungan [existing] Infrastruktur• Litbang-universitas, Peran Pemda Tk 1 dan tk 2• Perbankan Ketersediaan SDM [smkk],Kelembagaan
Dukungan Pemda Jambi dan Situasi Bisnis
• Efisiensi Pemerintahan• Efiisiensi Bisnis• Kinerja Ekonomi Pemda• Infrstruktur
6/24/2012
29
zz
Pemerintah PusatMendorong iklim bisnis yang kondusif dan
mengembangkan formulasi pengembangan daya saing
Pemerintah pusat Komitdan mempunyai political will untuk mengembangkan hilir karet
6/24/2012
30
zz
• Inventarisasi potensi industri kompon yang ada• Inventarisasi industri hilir yang ada• Inventarisasi keminatan investasi pada industri hilir• Pilih salah satu industri hilir yang potensial dan
berpotensi ekspor• Data peralatan yang dimiliki• Data peralatan yang diperlukan• Kerjasamakan semua data diatas dengan pokja• Buat rencana bisnis sederhana dengan bantuan
universitas atau kelembagaan• Koordinasikan
6/24/2012
31
Peran Pemda Tk 1 dan Tk 2
Klaster Barang Karet 2
Klaster Hilir karet
inventarisasi
1] Kondisi Barang Karet sd 20092] Target Barang Karet 2015-2020
3. Peluang Pemrosesan
4.data perkaretan indonesia
5.perkembangan ekspor karet dan produk turunannya
asosiasibaristand
diagnosis
6/24/2012
32
Manfaatkan
6/24/2012
Kemenperin menyediakan kemudahan untuk prosedur investasi bagi investor di sektor industri hilir karet (PP 52 Tahun
2011 – Perubahan Kedua PP No. 1 Tahun 2007)
1. Ban dan produk terkait serba ban dalam2. Barang jadi karet untuk keperluan industri3. Barang karet untuk keperluan4. Alas kaki dan komponennya5. Barang jadi karet untuk penggunaan umum6. Alat kesehatan dan Laboratorium
33
Peran Pemda Tk 1 dan Tk 2
Klaster Barang Karet 2
Dukungan [existing] Infrastruktur• Litbang-universitas• Perbankan• Ketersediaan SDM [smkk]• Kelembagaan
Dukungan Pemda Jambi dan Situasi Bisnis• Efisiensi Pemerintahan• Efiisiensi Bisnis• Kinerja Ekonomi Pemda• Infrstruktur
Komitment dan political will untuk
mengembangkan hilir karet
Pemerintah PusatMendorong iklim bisnis yang
kondusif dan mengembangkan formulasi pengembangan daya
saing
AsosiasiMendorong keterkaitan pemerintah
daerah dan pelaku bisnis dengan menciptakan daya saing berbasis KIID
6/24/2012
34
PENGELOMPOKKAN INDUSTRI KARET DAN BARANG KARET
• Kelompok IndustriI Hulu
• Kelompok Industri Antara
• Kelompok Industri Hilir
Kelompok IndustriI Hulu
1. Bokar (bahan olahan karet)2. Kayu karet
Kelompok Industri Antara
1. Crumb rubber ( karet lemah )2. Sheet / RSS3. Letak pekat 4. Thin pole crepe5. Brown crepe
Kelompok Industri Hilir
1. Ban dan produk terkait serba ban dalam2. Barang jadi karet untuk keperluan industri3. Barang karet untuk keperluan4. Alas kaki dan komponennya5. Barang jadi karet untuk penggunaan umum6. Alat kesehatan dan Laboratorium
6/24/2012
35
Daya Saing Investasi Daerah
6/24/2012
36
Daya Saing Investasi Daerah
6/24/2012
Kelembagaan
Kepastian Hukum
Aparatur &Pelayanan
Kebijakan Daerah
Kepemimpinan Lokal
Keamanan,Poleksosbud
Keamanan
Politik
Sosbud
Ekonomi Daerah
Potensi Ekonomi
Struktur Ekonomi
Tenaga Kerja
Ketersedian TK
Kualitas TK
Biaya TK
Infrastruktur Fisik
Ketersediaan
Infrastruktur Fisik
Kualitas Infrastruktur
Fiisik
37
Lokasi Industri Barang Karet di Jawa Barat
6/24/2012
lokasi Jenis produksi yang dihasilkan skala industriDKI Jakarta
Kab, BogorKab.Bekasi
Kab.TangerangKab.CianjurPadalarangBandungSemarang Surabaya
Palembang?
Sarung tangan, sarung jari,dekorasi panggung/perfilman,karet busa,benang karet
Balon dan sarung tanganBalon dan sarung tangan dan benang karetSarung tanganSarung tanganKaret untuk transmiterKondom dan perekatBalon udaraBalon,sarung tangan dan dot bayi
Skala industri rumah tangga dan uji coba pabrik
Industri Rumah TanggaSkala industri rumah tangga dan uji coba pabrikIndustri Rumah TanggaIndustri Rumah TanggaUji pabrikUjipabrikIndustri Rumah TanggaIndustri Rumah Tangga
38
Target 2025-2020
Realisasi 2009 dan Target 2015 & 2020
Tahun 2009 Tahun 2015 Tahun 2020Produksi Barang Karet 1 1,4 1,82Ekspor Barang Karet 0,5 0,6 0,7Barang Karet Dalam Negeri 0,68 0,91 1,16
a. Ban 0 0,42 0,52b. Sarung Tangan 0,05 0,07 0,09c. Alas Karet 0,08 0,1 0,11d. Barang Karet lainnya 0,23 0,32 0,45
Klaster 26/24/2012
39
Kondisi Tahun 2009
Kondisi Saat sd Th 2009 2007 2008 2009 (ribu ton) % (ribu ton) % (ribu ton) %
Produksi + Impor Barang Karet
1.032 100 1.212 100 1.188 100
Ekspor Barang Karet
455 44 439 36 504 42
Barang Karet utk Dalam Negeri
577 56 773 64 684 58
Klaster 26/24/2012
40
DATA PERKARETAN INDONESIA
Perkembangan Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Karet
2005 - 2011
Klaster 2
Tahun Luas areal,Ha Produksi [ton] Produktivitas [ton/ha]
2005 3.279,391 2.770.891 0,692006 3.346.427 2.637.231 0,792007 3.413.717 2.755.172 0,812008 3.424.717 2.751.286 0.802009 3.425.270 2.440.347 0.712010* 3.445.121 2.591.935 0.752011* 3.450.144 2.640.849 0.77
Sumber: BPS, diolah Ditekstanhut Kemendag* Angka sementara
6/24/2012
41
Perkembangan Ekspor Karet dan Produk Turunannya
Perub. % Trend (%)2010 2011 11/10 05-10
2.585,23 4.327,45 4.885,71 6.065,41 3.329,34 7.381,49 4.021,87 7.437,55 84,93 7,0873,83 79,61 79,47 80,33 69,31 79,50 78,71 84,42 7,25 -1,17
916,17 1108,36 1262,06 1485,06 1474,27 1903,21 1087,57 1372,44 26,19 13,1626,17 20,39 20,53 19,67 30,69 20,50 21,29 15,58 -26,81 4,21KONTRIBUSI EKSPOR PRODUK HILIR KARET TERHADAP TOTAL EKSPOR NON MIGAS (%)
EKSPOR PRODUK HILIR KARET
EKSPOR PRODUK HULU KARET
NILAI (juta us$)
KONTRIBUSI EKSPOR PRODUK HULU KARET TERHADAP TOTAL EKSPOR NON MIGAS (%)
URAIAN
4,93 7,16 7,30 9,51 30,19 -
129.739,5 69.962,6 92.657,7 32,4 10,9
KONTRIBUSI EKSPOR KARET TERHADAP TOTAL EKSPOR NON MIGAS (%) 5,27 6,83 6,68 7,00
5.109,44 8.809,99 72,43 8,59
TOTAL EKSPOR NON-MIGAS 66.428,4 79.589,1 92.012,3 107.894,2 97.491,7
2009 2010 JAN - JUL
TOTAL EKSPOR KARET 3.501,40 5.435,82 6.147,77 7.550,47 4.803,60 9.284,70
2005 2006 2007 2008
Juta USD
Sumber: BPS, diolah Ditekstanhut Kemendag
Klaster 26/24/2012
42
Luas Areal Karet Alam Beberapa Negara di Dunia (ribu Ha)
China India Indonesia
Malaysia
Sri Lanka
Thailand Vietnam
2005 741 598 3.279 1.271 116.1 2188 482.72006 776 615 3.346 1.264 119.5 2287 522.22007 875 635 3.414 1.248 119.6 2359 556.32008 932 662 3.424 1.247 122.1 2674 618.62009 975 677 3.435 1.022 124.0 - 648.6
Sumber: ANRPC, Vietnam 2009
Klaster 26/24/2012
43
Ekspor Karet Menurut Negara Tujuan
EKSPOR KARET - NEGARA TUJUAN Nilai (US$)KOMODITI NEGARA TUJUAN 2006 2007 2008 2009 2010 Perub. % Trend (%)
2.010 2.011 11/10 06-10Karet Total 5.435.819.899 6.147.766.026 7.550.470.586 4.803.603.119 9.284.697.020 5.109.438.249 8.809.872.564 72,42 8,59
1 UNITED STATES 1.329.136.321 1.574.802.867 1.966.538.331 994.390.580 2.176.995.108 1.206.211.548 2.140.534.004 77,46 5,412 JAPAN 889.958.804 1.027.510.855 1.322.057.431 723.973.327 1.229.037.127 660.715.038 1.248.400.563 88,95 3,003 CHINA 661.821.857 723.758.074 880.669.398 789.620.061 1.392.306.969 706.493.092 1.112.197.759 57,43 17,054 SINGAPORE 305.096.885 391.323.204 436.345.564 222.590.798 423.457.313 247.251.420 342.846.784 38,66 0,925 KOREA, REPUBLIC OF 180.390.789 195.701.275 293.747.093 167.338.156 293.850.977 164.921.414 336.121.191 103,81 8,546 BRAZIL 97.199.482 139.578.620 209.624.951 112.051.487 356.999.790 202.762.660 291.987.873 44,00 26,907 GERMANY 206.509.089 221.072.963 236.185.935 139.837.531 280.754.364 157.535.065 282.325.724 79,21 1,578 INDIA 58.858.723 102.753.156 74.745.140 129.737.435 308.480.723 184.661.348 246.950.919 33,73 42,569 CANADA 129.656.457 115.649.583 170.658.143 105.442.985 236.740.349 127.668.351 246.566.237 93,13 11,76
10 NETHERLANDS 67.850.785 73.716.750 100.669.775 90.908.104 233.335.384 130.979.229 219.001.128 67,20 30,7311 LAINNYA 1.509.340.707 1.581.898.679 1.859.228.825 1.327.712.655 2.352.738.916 1.320.239.084 2.342.940.382 77,46 7,39
JAN-JUL
Sumber: BPS, diolah Ditekstanhut Kemendag
Klaster 26/24/2012
44
Peluang Pemrosesan dengan Teknologi Sederhana
6/24/2012
Kebutuhan produk barang karet dunia saat ini diperkirakan senilai 100.000.000 US$ per tahun.
tidak kurang dari 1,1 juta ton sabut kelapa setiap tahun belum dimanfaatkan,
Kebutuhan flinkote di dalam negeri diperkirakan mencapai 5.000 t/tahun dengan nilai 120,000,000,000 wawwwww
Konsumsi busa sintetis di dalam negeri tahun 2000 mencapai hampir 19 juta lembar senilai Rp46,8 miliar, busa plastik 722.000 m (nilai Rp665,5 juta), dan busa untuk jok
kendaraan bermotor sebanyak 4.303 unit (nilai Rp186, 3 juta). [kena apa kok tidak busa alam yang kualitasnya jauh lebih baik?]
Harga jual bantal berkisar Rp50.000-Rp75.000 atau sesuai pesanan. Harga jual bantal sebenarnya masih berpeluang untuk ditingkatkan mengingat produk serupa bermerek
terkenal dijual dengan harga Rp200.000-Rp280.000. Produk terutama dipasarkan untuk ekspor dan kalangan eksklusif serta hotel-hotel berbintang.
Kembaki ke klaster karet 2
45
aaa
6/24/2012
BARANG DARI KARET YANG BIASA DIPRODUKSI
UKM
46
UKM dan Barang Jadi Karet
6/24/2012
Barang jadi yang biasa diproduksi oleh UKM
barang jadi karet antara lain adalah sol sepatu,
seal/gasket, onderdil mobil/motor, karpet karet,
serta asesori furnitur/ rumah tangga
47
aaa
6/24/2012
ban kendaraan, conveyor belt, sabuk
transmisi, dock fender, sepatu dan
sandal karet.
48
aaa
6/24/2012
Masalahnya :
karet alam dikonsumsi sebagai bahan baku industri tetapi diproduksi sebagai komoditi perkebunan.
49
aaa
6/24/2012
Serat Sabut Kelapa Berkaret(Sebutret)Bisnis pengolahan sabut kelapamenjadi produk komersial sangatpotensial mengingat tidak kurangdari 1,1 juta ton sabut setiap tahunbelum dimanfaatkan, bahkan dibeberapa daerah masih dianggapsebagai limbah. Serat sabut kelapasangat ulet dan tahan air sehinggabanyak dimanfaatkan sebagai bahankeset dan tambang. Serat sabutkelapa juga tahan patah dan cukup
Sebutret, serat sabut kelapa berkaretuntuk pelapis bagian atas per padakasur pegas dan jok mobil.
50
RUANG LINGKUP INDUSTRI KARET DAN BARANG KARET
Karet dan barang-barang karet dapat diklasifikasikan menurut The Harmonized
Commodity Description and Coding System (HS) dan kelompok barang lapang industri
(KBLI)
6/24/2012
51
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI INDUSTRI KARET DAN BARANG KARET ALAM (ON FARM )
1. Masih rendahnya produktivitas tanaman dan baru sekitar
40% yang menggunakan klon unggul
2. Belum terpenuhnya persediaan bibit unggul
3. Masih rendahnya kualitas bokar
4. Besarnya kapasitas terpasang pabrik crumb rubber jauh
melebihi ketersediaan bahan olahkaret
5. Masih rendahnya kualitas SDM petani dan kemitraan usaha
serta akses permodalan
6. Rendahnya posisi tawar petani dalam perolehan harga
7. Masih lemahnya dukungan prasarana dan sarana
6/24/2012
52
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI PADA PRODUK KARET
1. Kurangnya informasi distribusi dan kebutuhan karet alami sebagai bahan
baku industri produk karet
2. Masih adanya diskriminasi pembebasan PPN 10%
3. Masih kurangnya dukungan R & D yang difokuskan pada pengembangan
produk karet
4. Sulitnya pasokan gas untuk industri sarung tangan yang menyebabkan
utilitas kapasitas industri sarung tangan hanya mencapai 40%
5. Masih dikenakannya BMAD carbon black sebesar 10-17%
6. Ketatnya persaingan didalam negeri (dengan produk import ) dan
dinegara tujuan eksport
7. Masih tingginya import sebagian barang-barang karet yang merupakan
peluang pengembangan
6/24/2012
53
zz
• Nilai ekspor karet dan barang dari karet Sumatera Utara pada triwulan I 2012 anjlok hingga 38,18 persen atau tinggal 614,235 juta dolar AS akibat volume dan nilai jual yang turun.
• Penurunan devisa dari golongan barang itu cukup besar di triwulan I 2012 atau tinggal 614,235 juta dolar AS dari periode sama tahun lalu yang sudah mencapai 993,598 juta dolar AS,“
6/24/2012
54
zz
• Pada Maret devisa dari golongan barang itu mencapai 218,666 juta dolar AS dari 202,436 juta dolar AS di Februari. "Berdasarkan data, penurunan nilai ekspor karet dan barang dari karet Sumut itu dipicu penurunan volume dan harga jual,“
• Tetapi meski turun, kontribusi golongan barang itu masih tetap tinggi pada total ekspor Sumut di triwulan I 2012 atau nomor dua terbesar setelah lemak dan minyak hewan/nabati.
• Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, mengakui adanya penurunan ekspor karet pada tahun ini dimana pada Januari-Februari hanya sebesar 79.838.750 kilogram dari periode sama 2011 yang sudah 89.860.886 kilogram.
6/24/2012
55
zz
ekspor karet alam Indonesia terbesar ke Amerika Serikat, Jepang, China, Singapura, Korea, Brazil, dan Jerman. Setelah krisis, pasar utama ekspor karet Indonesia mulai dialihkan ke pasar China.
Rata-rata produksi karet bulanan sebesar 200 ribu ton dan ada musim puncak di mana total produksi karet bisa mencapai 220 ribu ton per bulan. Namun, produksi karet di Desember nanti diperkirakan bisa menurun hingga 180 ribu ton per bulan karena tingginya curah hujan.
6/24/2012
56
zz
Ekspor melemah – bokar?6/24/2012
57
Pohon Industri Karet
10/16/2012
58
Produk Jadi Karet
10/16/2012
1. Alas Karet Untuk Peternakan2. Butyl Sealing Type3. Fleksible Expansion Joint4. Karet Untuk Audiao Video5. Karet Untuk Industri Automotive6. Karet Alas Setir7. Karet Bakelite8. Karet Butyl9. Karet Diaphrgma10. Karet Ebonit11. Karet Busa Spons12. Karet Untuk Mencabut Bulu Ayam13. Karet Pembersih Kaca14. Karet Untuk Peralatan Rumah Tangga15. Impact Roller untuk Belt Conveyor
16. Karet Untuk Pembersih Kaca17. Karet Untuk Peralatan Rumah Tangga18. Karet Untuk Area Laut dan Kapal19. Karet Untuk Rumah Sakit20. Produk Karet Molding21. Karet Tahan Minyak22. Karet Ring23. Karet Untuk Gedung dan Rumah24. Karet Untuk peralatan Elektrik25. Karet Ekstrusi26. Gelang Karet27. Karpet Karet28. Karet Fender29. Aplikasi Karet Untuk Kaca30. Karet Kaki Furniture31. Karet Kaki Komor
59
Barang Jadi Karet [lanjutan]
10/16/2012
32. Karet Lantai Area Untuk Area Olah Raga33. Palu Karet34. Karet Lining35. Karet Untuk Rambu Jalan36. Peralatan Keselamatan Dari Karet37. Seal Karet38. Sol Sepatu Karet39. Mangkuk Karet40. Karet Silikon41. Selang Silikon42. Karet Untuk PeralatanOlah Raga43. Karet Untuk Anti Vibrasi44. Wheelhock
aaa
Karet adalah komoditas strategis yang digunakan di berbagai industri. Saat ini
Indonesia adalah produsen terbesar kedua dunia setelah Thailand, dan diproyeksikan menjadi produsen terbesar setelah tahun 2015. Industri karet adalah industri yang
memiliki nilai tambah besar dari hulu sampai hilir.
aaa
Produksi karet Indonesia pada tahun 2010 mencapai 2,5 juta ton
dan diproyeksikan mampu mencapai 4,4 juta ton pada tahun
2020.
Produk-produk karet potensial antara lain: ban, sarung tangan, alas kaki, komponen otomotif,
komponen elektronika, maupun untuk keperluan rumah tangga.
aaa
Nilai ekspor produk karet pada tahun 2009 mencapai US$ 1.6
milyar yang terdiri dari ban dengan nilai US$ 1.1 milyar, sarung tangan
US$ 198 juta dan barang karet industri US$ 165 juta dan barang
karet lainnya US$ 169 juta.
Pengelompokkan Industri Karet dan Barang Karet
KELOMPOK
INDUSTRI HULU
KELOMPOK
INDUSTRI ANTARA
KELOMPOK
INDUSTRI HILIR
• Bokar (bahan
olahan karet)• Kayu Karet
• Crumb rubber• Sheet/RSS• Lateks pekat• Thin pole crepe• Brown crepe
• Ban • Barang jadi karet untuk
keperluan industri• Barang karet untuk
kemeliteran• Alas kaki dan komponennya• Barang jadi karet untuk
penggunaan umum• Alat kesehatan dan
laboratorium
EXIM Karet Alam
Uraian2008 2009 2010
Ribu Ton Persen Ribu Ton Persen Ribu Ton PersenProduksi KaretAlam
2.751 100 2.522 100 2.572 100
Ekspor KaretAlam
2.295 83,42 2.100 83,27 2.200 85,54
Karet Alam utkDalam Negeri
456 16,58 422 16,73 372 14,46
Sumber : Kemenperin, 2011
aaa
1. Produk crumb rubber lebih dominan diekspor (85) dan hanya sebagian kecil yang diserap dalam negeri, yaitu 422 ribu ton atau 15;
2. Masih tingginya impor sebagian barang-barang karet dan bahan penolong industri karet yang merupakan peluang pengembangan;
3. Masih rendahnya daya saing Industri karet hilir di pasar Asia.
Masalah Utama Dalam Industri Karet
1. Pengembangan klaster industri hilir karet di dekat lokasi pengembangan koridor ekonomi dan sumber bahan baku;
2. Pengembangan infrastruktur (seperti : jalan, pelabuhan) di lokasi pengembangan;
3. Peningkatan kemampuan SDM4. Pengawasan terhadap pelaksanaan penerapan SNI BOKAR
Alternatif Penyelesaian
Ekspor Karet Sumatera Selatan
Tahun Vol. Ekspor (ton)
Nilai Devisa ($)
Harga Karet Ekspor ($/kg)
2007 643.804 1,377,000 2,142008 658.840 1,640,000 2,492009 676.416 1,197,000 1,772010 756.747 2,528,000 3,34
Sumber :Gapkindo Sumatera Selatan (2011)
Nilai Ekspor Karet Sumsel dan penggunaan karet alam di Indonesia
Nilai ekspor karet Sumatera Selatan pada Januari hingga November 2011
mencapai 3,647 miliar dolar AS atau meningkat 53,94 % bila dibandingkan periode sama tahun
sebelumnya hanya 2,169 miliar dolar AS. (Bulletin Karet, 2012)
PENGGUNAAN KARET ALAM DI INDONESIA
Hanya 15% dari total produksi dalam negeri yang terserap ke industri hilir.
61% dari 15% yang terserap industri hilir dipakai oleh industri ban, sisanya lain-lain.
Kontribusi Karet di Sumsel
Sumatera dikenal Segitiga Emas penghasil karet, yaitu Jambi, Bengkulu dan Sumatera Selatan, karena ketiga
provinsi tersebut menyumbang sekitar 70% produksi karet nasional
Indonesia memberikan kontribusi sebesar 28% terhadap produksi karet
alam dunia. (Bulletin Karet, 2011)
aaa
LUAS & PRODUKSI KARET Di SUMATERA SELATAN
Kab. Lahat
Luas lahan : 27.133 HaProduksi : 29.555,02 Ton/Th
Kota Lubuk Linggau
Luas lahan : 13.739 HaProduksi : 9.228,78 Ton/Th
Kab. Musi Banyuasin
Luas lahan : 154.096 HaProduksi : 106.057 Ton/Th
Kab. Empat Lawang
Luas lahan : 3.999 HaProduksi : 2.505,30 Ton/Th
Kota Pagar Alam
Luas lahan : 1.294 HaProduksi : 390 Ton/Th
Kab. Banyuasin
Luas lahan : 82.815 HaProduksi : 91.988 Ton/Th
Kab. Ogan Komering Ulu (OKU)
Luas lahan : 68.609 HaProduksi : 66.639 Ton/Th
Kab. OKU Timur
Luas lahan : 66.828 HaProduksi : 44.588,67 Ton/Th
Kab. OKU Selatan
Luas lahan : 3.802 HaProduksi : 849,60 Ton/Th
Kab. Ogan Ilir
Luas lahan : 27.251 HaProduksi : 18.542,60 Ton/ThKab. Muara Enim
Luas lahan : 206.239 HaProduksi : 200.922 Ton/Th
Kota Prabumulih
Luas lahan : 18.376 HaProduksi : 16.854 Ton/Th
Kab. Musi Rawas
Luas lahan : 248.185 HaProduksi : 132.405,60 Ton/Th
Kab. Ogan Komering Ilir
Luas lahan : 135.994 HaProduksi : 167.801 Ton/Th
Total Luas : 1.058.360 HaTotal Produksi : 888.327 TonProduktifitas : 0,839 Ton/Ha
Perkembangan Volume Ekspor KaretTahun 2006- 2011
698.225 688.258 695.807
769.903
800.435 (s/d November 2011)
Perkembangan Nilai Ekspor KaretTahun 2006- 2011
1.415.048
1.840.817
1.111.016
2.419.232
3.777.321(s/d November 2011)
Negara Tujuan Ekspor Karet SIR 20
• Amerika serikat• Jerman• Cina• Brazil• Kanada• India• Turki• Perancis• Spanyol• Belanda• Italia• Inggris • Korea Republik• Finlandia
Singapore Mexico Polandia Romania Iran,Islamic Republi Argentina Afrika Selatan Rusia Belgium Colombia Venezuela Lain Lain Negara Bulgaria Irlandia
Negara Tujuan Ekspor Karet SIR 20
Slovenia Peru Philippina Hungaria Latvia Vietnam Kenya Malaysia Australia Pakistan Srilangka Costa Rica Chile Equador Jepang
Uni Emirat Arab Lain Lain Negara Dubai Siria Lithuania EL-Savador Egypt/Mesir Ukraina Djbouti Greece Belgia Ethopia Kuba Tanzania
Negara Tujuan Ekspor Karet SIR 10
• China• Afrika Selatan• Belanda • Turki• Argentina• Amerika Serikat• India• Belgium• Lithuania• Spanyol• Inggris
• Columbia• Romania• Mexico• Italia• Australia• Kenya• Jerman• Sri Lanka• Venezuela• Perancis• Ukraina• Brazil
Negara Tujuan Ekspor Karet SIR 5
• Amerika serikat• India• Lithuania• Kanada• Korea Republik• Brazil• Australia
Negara Tujuan Ekspor Karet SIR 3
Amerika serikat Kanada Singapore Chille Argentina Brazil Turki Belanda China Rep. Afrika Selatan Belgium
• India• Spanyol• Lithuania• Jerman• Venuzuela• Australia• Inggris• Meksiko• Vietnam• Italia• Malaysia
Negara Tujuan Ekspor Karet RSS1
Amerika serikat Cina Jerman India Turki Brazil Argentina Kanada Afrika Selatan Philipina Mexico Belanda
Slovenia Italia Lithuania Belgium Rusia Inggris Malaysia Jepang Chile Saudi Arabia Australia Ukraina
INDUSTRI KARET REMAH (CRUMB RUBBER )
Kab. Musi Banyuasin
PT London Sumatera Indonesia
Kab. Musi Rawas
PT Felda Indo RubberPT Nibung Artha MuliaPT Bumi Beliti AbadiPT Kirana Windu
Palembang
PT Pancasamudera Simpati
PT Sunan Rubber
PT Badja Baru
PT Remco
PT Aneka Bumi Pratama
PT Hok Tong I
PT Hok Tong II
PT Kirana Musi Persada
PT Multiagro Kencana Prima
PT Mardec Musi Lestari
PT Muara Kelingi I
PT Muara Kelingi II
PT Gadjah Ruku
PT Sri Trang Lingga Indonesia
PT Lingga Djaja
PT Prasidha Aneka Niaga
PT Bintang Gasing Persada
PT Melania Indonesia
PT Pinago Utama
Data Industri Crumb RubberNo Nama Perusahaan Lokasi Jenis Produk
Kapasitas Produksi / Th (Ton)
Produksi Riil / Th (Ton)
1 PT Pancasamudera Simpati Kec. Gandus, Palembang SIR 20 90,000 60,075 2 PT Sunan Rubber Kec. Kertapati, Palembang SIR 20 60,000 45,770 3 PT Badja Baru Kec. Gandus, Palembang SIR (10, 20) 60,000 34,967 4 PT Remco Palembang Crumb Rubber (25123) 50,000 30,409 5 PT Aneka Bumi Pratama Palembang SIR (10, 20) 93,000 65,448 6 PT Hok Tong I Kec. Plaju, Palembang SIR (10, 20) 65,000 46,062 7 PT Hok Tong II Kramasan, Palembang SIR (10, 20) 100,000 08 PT Kirana Musi Persada Palembang SIR 20 36,000 34,053 9 PT Multiagro Kencana Prima Palembang SIR (10, 20) 30,000 4,420
10 PT Mardec Musi Lestari Palembang SIR (10, 20) 30,000 25,401 11 PT Muara Kelingi I P. Borang SIR (10, 20) 55,000 30,436 12 PT Muara Kelingi II Kec. Gandus, Palembang SIR (10, 20) 55,000 30,436 13 PT Gadjah Ruku Kec. Gandus, Palembang SIR (5, 10, 20) 80,000 44,657 14 PT Sri Trang Lingga Indonesia Kec. Kertapati, Palembang SIR 20 80,000 52,547 15 PT Lingga Djaja Palembang SIR 20 30,000 21,100 16 PT Prasidha Aneka Niaga Palembang SIR (5, 10, 20) 60,000 23,713 17 PT Bintang Gasing Persada Kab. Banyuasin SIR 20 36,000 34,274 18 PT Melania Indonesia Kec. Banyuasin III, Kab. Banyuasin RSS 2,300 1,732
SIR ( 5, 10, 20) 36,000 RSS (1, 2, 3) 720
20 PT London Sumatera Indonesia Kab. Musi Banyuasin SIR 3 CV, SIR 3L, SIR (10, 20) 43,200 4,146 21 PT Felda Indo Rubber Kab. Muara Enim SIR (10, 20) 40,000 8,877 22 PT Nibung Artha Mulia Kab. Musi Rawas SIR (5, 10, 20) 18,000 8,280 23 PT Bumi Beliti Abadi Kec. Tuah Negeri, Kab. Musi Rawas SIR 20 60,000 1,835 24 PT Kirana Windu Kec. Rawas Ulu, Kab. Musi Rawas SIR (5, 10, 20) 50,000 30,207
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan 2009
Kab. Musi BanyuasinPT Pinago Utama19 25,967
Koordinasi dan Kerjasama Antar Pemangku Kepentingan Sesuai dengan :
1. Perpres No. 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional2. Surat Keputusan Menteri Nomor 94/M-IN/PER/8/2010 tahun 2010 tentang Peta
Panduan (Road Map) Pengembangan Industri Unggulan Provinsi Sumatera Selatan2. Surat Keputusan Gubernur Sumatera Selatan No.828/kpts/balitbangda/2010 tahun
2010 tentang Tim Sistem Inovasi Daerah Sumatera Selatan3. Peraturan Daerah Kab. Banyuasin Nomor 8 tahun 2005 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah4. Peraturan Daerah Kab. Banyuasin Nomor 29 tahun 2005 tentang Penetapan
Pemanfaatan Kawasan SECDe Tanjung Api-api Kabupaten Banyuasin5. Keputusan Bupati Banyuasin Nomor 611 tahun 2008 tentang Kesepakatan Kerangka
Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL) Kegiatan Pembangunan Kawasan Industri Gasing di Desa Gasing Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin
6. Peraturan Daerah Nomor 34 tahun 2007 tentang Rencana Tapak Kawasan Industri Gasing Kabupaten Banyuasin
Karet sebagai Komoditi Unggulan Provinsi Sumatera Selatan
Koordinasi lintas sektor terkait - Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Balibangnovda, Dinas Perkebunan,
Baristand Palembang dan Disperindag Kab/ Kota se Sumsel. Pembinaan, Pelatihan dan Magang serta Bantuan Peralatan Pembentukan Sistem Inovasi Daerah (SIDa)
- Pada tahun 2010 Pemerintah Prov. Sumsel bersama Kementerian Riset dan eknologi RI telah membentuk Sistem Inovasi Daerah (SIDa)
- Melalui Keputusan Gubernur No. 478/KPTS/Balitbangda/2010 telah dibentuk asosiasi peneliti yang terdiri dari peneliti Balitbangda dan Perguruan Tinggi serta Lembaga Vertikal lainnya.
Program/kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka Pengembangan Industri Hilir Karet
di Sumatera Selatan
- Tim SIDa terdiri dari Balitbangnovda, Dinas Koperasi, Disperindag, Disbun, Dinas Pertanian, Bappeda dan Biro Ekonomi.
- Melakukan riset, studi kelayakan dan pemetaan pengembangan industri hilir karet dan rencana Pembangunan Pusat Inovasi Karet
Pembentukan Forum Komunikasi Klaster Karet dan Masyarakat Perkaretan
Sambungan
Masih lemahnya keterkaitan antara industri hulu dan hilir maupun antara industri besar dan industri kecil menengah.
Belum terbangunnya struktur klaster (industrial cluster) yang saling mendukung
Ketergantungan ekspor produk setengah jadiTerbatasnya informasi terutama bagi industri kecil
dan menengahMotivasi dan kemampuan wirausaha masih rendah
Permasalahan yang dihadapi dalam Pengembangan Industri Hilir Karet
STRATEGI DAN KEBIJAKAN
KLASTER IND. KARET
DUKUNGAN INFRASTRUKTUR
• Kawasan Industri• Kawasan Ekonomi Khusus• Sarana / Prasarana Transportasi• Sarana / Prasarana Pelabuhan
SUPLAI BAHAN BAKU
Dunia Usaha
• PT Pancasamudera Simpati• PT Sunan Rubber• PT Badja Baru• PT Remco• PT Aneka Bumi Pratama• PT Hok Tong I• PT Hok Tong II• PT Kirana Musi Persada• PT Multiagro Kencana Prima• PT Mardec Musi Lestari• PT Muara Kelingi I• PT Muara Kelingi II• PT Gadjah Ruku• PT Sri Trang Lingga Indonesia• PT Lingga Djaja• PT Prasidha Aneka Niaga• PT Bintang Gasing Persada• PT Melania Indonesia
INDUSTRI HILIR KARET
• Industri ban• Industri kompon• Industri alas kaki• Industri penunjang otomotif• Industri barang jadi karet
DUKUNGAN PEMERINTAH• Lembaga : Dinas / Instansi terkait• Regulasi :
•Perpres No. 28 th 2008•Kepmen No 94 th 2010•SK Gubernur No. 828 th 2010•Perda Banyuasin No 34 th 2007•Perda Banyuasin No. 8 th 2005•Perda Banyuasin No. 29 th 2005•SK Bup.Banyuasin No. 611 th 2008•Tax holiday•Law Investment
1. Percepatan pengembangan industri barang jadi karet
2. Melakukan koordinasi dengan lintas sektoral /instansi terkait dalam percepatan pengembangan barang jadi karet
3. Memberikan kemudahan-kemudahan dalam rangka pengembangan industri barang jadi karet membuat regulasi yang berkaitan dengan pengembangan barang jadi karet
LANGKAH-LANGKAH KONKRIT YANG AKAN DILAKUKAN KE DEPAN :
4. Komitmen gabkindo dalam penyediaan bahan baku untuk pengembangan industri barang jadi karet
5. Mendukung rencana pembangunan pusat inovasi barang jadi karet dan mendukung konsorsium pusat unggulan ristek
6. Melakukan evaluasi terhadap peralatan bantuan yang telah diberikan sehubungan dengan pengembangan industri barang jadi karet.
Lanjutan
Potensi karet Indonesia
On farm Off farm
Produksi 2,64 juta ton ∑ kapasitas dan realisasi produksi pabrik ban (R4, R2, lain2)
Luas lahan 3,45 juta ha ∑ kapsitas dan realisasi produksi pabrik karet pembuat alat kesehatan dan laboratorium.
Kontribusi terhadap ekspor non migas Jan-Jul 2011 9,51%
∑ kapasitas dan realisasi produksi pabrik karet pembuat komponen elektronika dan peralatan listrik
Sebagian bahan penolong sudah dibuat di dalam negeri
∑ kapasitas dan realisasi produksi pabrik karet pembuat komponen pabrik∑ kapasitas dan realisasi produksi pabrik karet pembuat barang karet lainnya.
Kelemahan industri karet nasional
• Teknologi proses pembuatan produk jadi dari karet belum dikuasai, sehingga kualitas belum mencapai standar yang diinginkan.
• Mesin dan peralatan pada umumnya masih konvensional.
• Dukungan sektor lain khususnya energi masih belum solid.
Peluang industri karet nasional
• Pasar internasional terbuka dengan telah ditandatanganinya berbagai kesepakatan, baik internasional, regional maupun bilateral.
• Berkembangnya industri kendaraan bermotor baik R4 maupun R2.
• Adanya relokasi pabrik mobil dari Thailand (Honda).
• Adanya rencana untuk membuat mobil nasional.
Tantangan industri karet nasional
• Pasar domestik terbuka dengan telah ditandatanganinya berbagai kesepakatan, baik internasional, regional maupun bilateral.
• Masuknya produk-produk murah dari Korea dan China.• Kepercayaan terhadap produk domestik masih rendah
khususnya yangmenyangkut keselamatan.• Tingkat penguasaan teknologi produksi yang belum
mencapai mutu yang bertaraf internasional.• Produk yang dihasilkan kadang belum konsisten
mutunya.
Target pengembangan industri karet nasional
• Tumbuhnya industri komponen berbasis karet yang berkualitas memenuhi standar dengan penerapan teknologi yang sesuai.
• Terjadi penyerapan tenaga kerja guna mengatasi pengangguran.
• Peningkatan nilai ekspor.• Meningkatnya substitusi impor.• Penghematan devisa negara.
Strategi pengembangan industri karet nasional
• Melakukan koordinasi internal antar instansi guna pemanfaatan produk dalam negeri.
• Koordinasi khusus dengan regulator dan pelaku relokasi guna menangkap rencana relokasi industri dari Thailand ke Indonesia.
• Melakukan penetrasi pasar melalui meja perundingan baik yang bersifat internasional, regional maupun bilateral.
• Memperkuat industri karet nasional melalui berbagai cara, antara lain peningkatan kemampuan SDM, perkuatan potensi industri melalui restrukturisasi mesin dan peralatan produksi, penerpan standardisasi dsb.
• Promosi potensi industri melalui berbagai pameran baik di dalam maupun di luar negeri.
Langkah operasional pengembangan industri karet nasional
• Melakukan pembinaan industri khususnya penguasaan proses pembuatan produk dari barang-barang karet terpilih, termasuk penerapan sistem manajemen mutunya.
• Koordinasi dengan direktorat pembina industri otomotif baik untuk pemanfaatan komponen dalam negeri maupun dalam mendukung relokasi industri otomotif.
• Merancang program restrukturisasi mesin dan peralatan industri berbasis karet guna menaikkan daya saingnya.
• Melindungi produk dalam negeri pada berbagai perundingan baik internasional, regional maupun bilateral melalui kebijakan impor.
Langkah operasional pengembangan industri karet nasional (lanjutan)
• Meningkatkan koordinasi keterkaitan industri melalui sistem kluster.
• Mensinergikan program pembinaan pusat dan daerah agar lebih padu dan terarah.
• Pelibatan balai industri serta unit penelitian lain guna mengembangkan industri karet, termasuk melakukan reverse engineering agar dapat diciptakan produk serupa.
• Pelaku industri meningkatkan kemampuan, baik SDM maupun mesin dan peralatan guna meningkatkan daya saing.
aaa