documenta

49
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kanker leher rahim merupakan pembunuh wanita nomor dua di Indonesia setelah kanker payudara. Penyakit kanker leher rahim merupakan masalah kesehatan yang penting bagi wanita di seluruh dunia karena setiap wanita beresiko terkena kanker leher rahim. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seorang wanita meninggal setiap dua menit akibat kanker leher rahim. Kanker leher rahim 90-99% disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV). Diperkirakan angka kematian karena kanker leher rahim mencapai 270.000 kematian setiap tahun dan menurut WHO Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker tertinggi di dunia. 1 Di Indonesia diperkirakan 90-100 kasus kanker leher rahim di antara 100.000 orang penduduk atau sekitar 180.000 kasus baru per tahun. Kanker ini telah menyerang lebih dari 1,4 juta wanita di seluruh dunia. 2 Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia 3 , kanker leher rahim menempati urutan kedua dari seluruh kanker pada wanita dengan insidence rate 9,7% dan jumlah kematian 9,3% dari seluruh kanker pada wanita di dunia. Pada tahun 2010, angka kejadian kanker leher rahim di Indonesia menurut Depkes RI mencapai 100 per 100.000 orang penduduk pertahun dan penyebaran terakumulasi di Jawa dan Bali. 4 Di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, kasus kanker leher rahim adalah sebanyak 76,2% di antara kanker ginekologi. 5 Setiap tahun, penderita kanker payudara mencapai 1,1 juta wanita dan jumlah ini merupakan 10% dari kasus baru dari seluruh kasus kanker. Dengan angka kematian sebesar 410.000 setiap tahun dan menjadikan lebih dari 1,6% sebagai penyebab kematian wanita di seluruh dunia. 6 Manakala 1

Upload: lisna-elisabeth

Post on 02-Jan-2016

89 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

artikel

TRANSCRIPT

Page 1: DocumentA

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Kanker leher rahim merupakan pembunuh wanita nomor dua di Indonesia setelah kanker

payudara. Penyakit kanker leher rahim merupakan masalah kesehatan yang penting bagi wanita di

seluruh dunia karena setiap wanita beresiko terkena kanker leher rahim. Menurut Organisasi

Kesehatan Dunia (WHO), seorang wanita meninggal setiap dua menit akibat kanker leher rahim.

Kanker leher rahim 90-99% disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV).

Diperkirakan angka kematian karena kanker leher rahim mencapai 270.000 kematian

setiap tahun dan menurut WHO Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker

tertinggi di dunia.1 Di Indonesia diperkirakan 90-100 kasus kanker leher rahim di antara 100.000

orang penduduk atau sekitar 180.000 kasus baru per tahun. Kanker ini telah menyerang lebih dari

1,4 juta wanita di seluruh dunia.2 Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia3, kanker

leher rahim menempati urutan kedua dari seluruh kanker pada wanita dengan insidence rate 9,7%

dan jumlah kematian 9,3% dari seluruh kanker pada wanita di dunia. Pada tahun 2010, angka

kejadian kanker leher rahim di Indonesia menurut Depkes RI mencapai 100 per 100.000 orang

penduduk pertahun dan penyebaran terakumulasi di Jawa dan Bali.4 Di Rumah Sakit Dr. Cipto

Mangunkusumo, kasus kanker leher rahim adalah sebanyak 76,2% di antara kanker ginekologi.5

Setiap tahun, penderita kanker payudara mencapai 1,1 juta wanita dan jumlah ini

merupakan 10% dari kasus baru dari seluruh kasus kanker. Dengan angka kematian sebesar

410.000 setiap tahun dan menjadikan lebih dari 1,6% sebagai penyebab kematian wanita di

seluruh dunia.6 Manakala pada tempat pertama kanker payudara dengan insidence rate 22,7%

dan jumlah kematian 14% (Depkes RI, 2008). Insidence rate kanker payudara akan meningkat

sebanyak 5% setiap tahun.

90% angka kejadian kanker leher rahim di dunia terjadi di negara-negara berkembang dan

penyebabnya adalah karena tidak adanya program screening yang efektif bagi wanita dengan

sosial ekonomi rendah.7 Sekiranya hal ini tidak ditindaklanjuti dengan segera, diperkirakan angka

kematian karena kanker leher rahim akan meningkat hampir 25% pada sepuluh tahun

mendatang.5 Oleh sebab itu, program screening saat ini terlaksana dengan tujuan dapat

mendeteksi tanda-tanda perkembangan sel yang abnormal secara dini sehingga memungkinkan

perawatasn secara dini dan cepat.

Salah satu program yang terlaksana di Indonesia ialah program Inspeksi Visual dengan

Asam Asetat (IVA), yaitu sebuah metode deteksi dini kanker leher rahim untuk mengidentifikasi

1

Page 2: DocumentA

prakanker.8 Pemeriksaan Metode IVA sendiri mulai dicanangkan di Indonesia oleh Departemen

Kesehatan Sumatra Utara 2008 sedangkan di Jawa Tengah mulai dilakukan pada pertengahan

tahun 2009.9 Sementara untuk kanker payudara deteksi dini yang dengan menggunakan metode

Pemeriksaan Payudara Klinis (CBE/Clinical Breast Examination).

Kabupaten Karawang merupakan salah satu dari tujuh kabupaten di Jawa Barat yang

dijadikan proyek percontohan pencegahan kanker leher rahim dan kanker payudara oleh

Departemen Kesehatan karena penyakit kanker leher rahim dan payudara di Kapubaten Karawang

sudah cukup tinggi dan menjadi hal yang serius. Pada tahun 2007, terdapat empat puskesmas

yang terlibat yaitu Puskesmas Cilamaya, Puskesmas Pangkalan, Puskesmas Ciampel dan

Puskesmas Rengasdengklok. Di Kabupaten Karawang, kasus kanker leher rahim yang ditemukan

pada tahun 2011 sebanyak 0,3% dari seluruh wanita usia subur dan kasus kanker payudara

sebanyak 0,6% dari seluruh wanita usia subur. Program penapisan kanker leher rahim dan kanker

payudara di Kabupaten Karawang yang telah berlangsung dari tahun 2007 telah mampu

menapiskan sebesar 21,6% dari seluruh wanita usia subur dan dengan target sebesar 80%.10

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalah dari kanker

leher rahim dan kanker payudara ialah :

1.2.1 Angka kematian tertinggi wanita seluruh dunia yang pertama ialah kanker payudara

dan kedua kanker leher rahim.

1.2.2 Insidence rate kanker leher rahim 9,7% dan jumlah kematian 9,3% manakala

insidence rate kanker payudara 22,7% dan jumlah kematian 14%.

1.2.3 Di Indonesia diperkirakan 90-100 kasus kanker leher rahim di antara 100.000 orang

penduduk atau sekitar 180.000 kasus baru per tahun dan terakumulasi di Jawa dan

Bali.

1.2.4 Di Indonesia penderita kanker payudara mencapai 1,1 juta wanita dan jumlah ini

merupakan 10% dari kasus baru dari seluruh kasus kanker. Dengan angka

kematian sebesar 410.000 setiap tahun dan menjadikan lebih dari 1,6% sebagai

penyebab kematian wanita di seluruh dunia.

1.2.5 90% angka kejadian kanker leher rahim di dunia terjadi di negara-negara

berkembang dan sekiranya tidak ada tindakan yang dilakukan angka ini akan

meningkat 25% pada sepuluh tahun mendatang dan setiap tahun insidence

rate kanker payudara meningkat sebanyak 5%.

1.2.6 Kabupaten Karawang merupakan salah satu dari tujuh kabupaten di Jawa barat

yang dijadikan proyek percontohan pencegahan kanker leher rahim dan kanker

payudara oleh Departemen Kesehatan dan dari tahun 2007 telah mampu

2

Page 3: DocumentA

menapiskan sebesar 21,6% dari seluruh wanita usia subur dan dengan target

sebesar 80%

1.3 Tujuan

1,3,1 Tujuan Umum

1.3.1.1 Diketahui keberhasilan Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan

Kanker Payudara pada tahun ke-6 di Puskesmas Kecamatan Cilamaya

Wetan, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember

2012.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Diketahui cakupan Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker

Payudara pada tahun ke-6 di Puskesmas Kecamatan Cilamaya Wetan

periode Januari sampai dengan Desember 2012 sudah mencapai target

atau tidak.

1.3.2.2 Diketahui cakupan jumlah penyuluhan kanker leher rahim dan kanker

payudara yang dilakukan oleh Puskesmas Kecamatan Cilamaya Wetan

dalam periode Januari sampai dengan Desember 2012.

1.3.2.3 Diketahui cakupan jumlah kunjungan ke Poliklinik IVA di Puskesmas

Kecamatan Cilamaya Wetan periode Januari sampai dengan Desember

2012.

1.3.2.4 Diketahui cakupan kaunseling sebelum pemeriksaan di Poliklinik IVA di

Puskesmas Kecamatan Cilamaya Wetan periode Januri sampai dengan

Desember 2012.

1.3.2.5 Diketahui cakupan deteksi dan rujukan kanker leher rahim di Puskesmas

Kecamatan Cilamaya Wetan periode Januari sampai dengan Desember

2012.

1.3.2.6 Diketahui cakupan hasil tes iva yang positif di Poliklinik IVA di Puskesmas

Kecamatan Cilamaya Wetan periode Januari sampai dengan Desember

2012.

1.3.2.7 Diketahui cakupan jumlah krioterapi yang dilakukan di Puskesmas

Kecamatan Cilamaya Wetan periode Januari sampai dengan Desember

2012.

3

Page 4: DocumentA

1.3.2.8 Diketahui cakupan kunjungan ulang ke Poliklinik IVA di Puskesmas

Kecamatan Cilamaya Wetan periode Januari sampai dengan Desember

2012

1.3.2.9 Diketahui cakupan deteksi dan rujukan kanker payudara di Puskesmas

Kecamatan Cilamaya Wetan periode Januari sampai dengan Desember

2012.

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Evaluator

1.4.1.1 Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat di bangku kuliah.

1.4.1.2 Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengatur suatu program.

1.4.1.3 Mangetahui banyak kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah yang

harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan antaranya

ialah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.

1.4.1.4 Memupuk minat dan pengetahuan dalam mengevaluasi.

1.4.1.5 Mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis.

1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi

1.4.2.1 Mengamalkan Tridarma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, pengabdian

kepada masyarakat dan penelitian.

1.4.2.2 Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di

bidang kesehatan.

1.4.2.3 Mejadikan Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) sebagai univetsitas

yang menghasilkan dokter yang berkualitas.

1.4.3 Bagi Puskesmas

1.4.3.1 Mengetahui masalah yang timbul dalam Program Pencegahan Kanker Leher

Rahim dan Kanker Payudara di Puskesmas Cilamaya.

1.4.3.2 Memberi masukan dalam meningkatkan kerjasama dan membina peran

serta masyarakat dalam melaksanakan pemeriksaan IVA dan CBE.

1.4.3.3 Membantu kemandirian puskesmas dalam upaya lebih mengaktifkan

Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara sehingga

dapat memenuhi target cakupan program.

4

Page 5: DocumentA

1.4.3.4 Memperoleh masukan dari saran yang diberikan, sebagai umpan balik agar

keberhasilan program di masa mendatang dapat tercapai secara optimal.

1.4.4 Bagi Masyarakat

1.4.4.1 Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kecamatan Cilamaya

Wetan.

1.4.4.2 Dengan tercapainye keberhasilan program, diharapkan dapat menurunkan

insidence rate kanker leher rahim dan kankar payudara

1.4.4.3 Dengan tercapainya keberhasilan program, diharapkan dapat menjadi

contoh bagi daerah lain di seluruh Indonesia untuk melaksanakan Program

Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara dan kanker leher

rahim dan kanker payudara dapat dideteksi secara dini.

Bab II

Materi dan Metode

5

Page 6: DocumentA

2.1 Materi

Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan hasil kegiatan bulanan

Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara periode Januari sampai dengan

Desember 2012 di UPTD DTP Puskesmas Cilamaya, Kabupaten Karawang yang berisi kegiatan :

2.1.1 Data jumlah penyuluhan.

2.1.2 Data jumlah kunjungan ke Poliklinik IVA.

2.1.3 Data jumlah konseling yang dilakukan.

2.1.4 Data jumlah pemeriksaan IVA dan payudara yang dilakukan.

2.1.5 Data hasil pemeriksaan IVA.

2.1.6 Data hasil pemeriksaan payudara.

2.1.7 Data jumlah deteksi kanker leher rahim dan kanker payudara.

2.1.8 Data jumlah krioterapi yang dilakukan dan ditunda.

2.1.9 Data hasil kunjungan ulang.

2.2 Metode

Evaluasi program ini dilaksanakan dengan pengumpulan data, analisa data dan

pengolahan data sehingga dapat digunakan untuk menjawab permasalahan pelaksanaan program

yang terjadi baik pada awal, tengah maupun akhir program dengan cara membandingkan cakupan

Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara di Puskesmas Kecamatan

Cilamaya Wetan periode Januari sampai dengan Desember 2012 terhadap tolok ukur yang telah

ditetapkan dan menemukan penyebab masalah dengan menggunakan pendekatan sistem.

Bab III

Kerangka Teoritis

6

Page 7: DocumentA

3.1 Pengertian Evaluasi Program

Evaluasi adalah metode penilaian yang sistematis untuk mengumpulkan, menganalisis dan

menggunakan informasi untuk menjawab pertanyaan tentang program-program dan kebijakan,

terutama tentang efektivitas dan efisiensi. 11

3.2 Metode Evaluasi Dengan Pendekatan Sistem

Evaluasi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis yaitu evaluasi formatif dan evaluasi

sumatif. Secara garis besar, evaluasi formatif ditujukan untuk mengetahui apakah pelaksanaan

program sudah berlangsung sesuai dengan perencanaan yang dicanangkan pada awal program.

Manakalah evaluasi sumatif secara garis besar bertujuan untuk mengetahui apakah semua target

sudah sesuai dengan output yang telah dicapai pada akhir program.11

3.3 Sistem

Gambar 1 Skema Sistem

Sistem adalah suatu rangkaian komponen yang berhubungan dengan satu sama lain dan

mepunyai suatu tujuan yang jelas. Komponen suatu sistem adalah masukan (input), proses

(process), keluaran (output), lingkungan (environment), umpan balik (feedback) dan dampak

(impact).

3.3.1 Masukan (Input)

Masukan adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan

yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut. Unsur-unsur dalam input

adalah sumber daya atau masukan yang dikonsumsikan oleh suatu sistem. Unsur-

unsur tersebut terdiri dari 7M dan 1I yaitu man (staf), money (dana operasional),

material (logistik, obat, vaksin, alat medis), method (keterampilan/cara, prosedur

kerja, peraturan, kebijaksanaan), minute (waktu dan jangka waktu

7

Lingkungan

ProsesMasukan

Umpan Balik

Keluaran

Dampak

Page 8: DocumentA

pelaksanaannya), machine (mesin, peralatan/teknologi), market (sasaran

masyarakat yang menjadi target program) dan information (informasi).

3.3.2 Proses (Process)

Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang

berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Dengan

kala lain proses adalah semua kegiatan sistem yang mengubah input menjadi

output. Mulai dari planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating

(penggerakkn, koordinasi) dan controlling (monitoring).

3.3.3 Keluaran (Output)

Keluaran adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan langsung dari

berlangsungnya proses dalam sistem. Merupakan jumlah kelompok/individu yang

sudah duberikan pelayanan program (numerator) dibandingkan dengan jumlah

seluruh masyarakat yang menjadi target program (denominator).

3.3.4 Lingkungan (Environment)

Lingkungan adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi

mempunyai pengaruh besar terhadap sistem. Lingkungan dapat memberikan

pengaruh pada kelangsungan program. Unsur lingkungan dapat mendukung atau

menjadi penghambat berjalannya program. Lingkungan dibagi menjadi dua yaitu

lingkungan fisik dan non fisik.

3.3.5 Umpan balik (Feedback)

Umpan balik adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari

sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut. Merupakan hasil dari

keluaran yang digunakan sebagai bahan untuk perbaikan pada siklus mendatang.

Adanya umpan balik yang dini dapat memeperbaiki program kesehatan di tengah

jalannya.

3.3.6 Dampak (Impact)

Dampak adalah hasil tidaak langsung dari proses suatu sistem. Dampak program

dapat diukur dengan menilai status kesehatan masyarakat.

3.2 Tolok Ukur Keberhasilan

8

Page 9: DocumentA

Indikator penting yang dapat menilai keberhasilan program adalah tingkat dan jenis

morbiditas (kejadian sakit) di mana parameternya adalah insisden dan prevalens serta mortalitas

(tingkat kematian spesifik berdasarkan sebab penyakit tertentu.

Bab IV

Penyajian Data

9

Page 10: DocumentA

4.1 Sumber Data

Sumber data dalam evaluasi ini diambil dari data sekunder yang berasal dari :

4.1.1 Laporan Bulanan IVA UPTD Puskesmas Cilamaya periode Januari sampai dengan

Desember 2012.

4.1.2 Laporan Hasil Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Payudara Puskesmas Klinik

IVA Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2012.

4.1.3 Profil UPTD DTP Puskesmas Cilamaya Tahun 2012.

4.2 Data Umum

4.2.1 Data Geografis

4.2.1.1 Lokasi Puskesmas

Gedung Puskesmas Kecamatan Cilamaya Wetan terletak di Jalan Pasar Cilamaya

No 1, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang.

4.2.1.2 Luas Wilayah Kerja Puskesmas

Luas wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cilamaya Wetan adalah + 61.589 Ha

yang terdiri dari tanah datar yang terbagi menjadi tanah sawah seluas 3.140 Ha,

tanah kering 1.384 Ha dan empang/tambak seluas 1.634 Ha. Kecamatan Cilamaya

Wetan mempunyai wilayah kerja yang mencakup tujuh desa yaitu desa Cilamaya,

desa Mekarmaya, desa Tegalwaru, desa Tegalsari, desa Cikalong, desa Cikarang

dan desa Muara.

4.2.1.3 Batas Wilayah Kerja Puskesmas

Sebelah Utara : Laut Jawa

Sebelah Selatan : Kecamatan Banyusari

Sebelah Barat : Kecamatan Cilamaya Kulon

Sebelah Timur : Kabupaten Subang

4.2.2 Data Demografis

10

Page 11: DocumentA

(Di Wilayah Kerja Puskesmas Cilamaya periode Januari sampai dengan Desember

2012)

4.2.2.1 Jumlah penduduk : 49.076 jiwa

4.2.2.2 Jumlah kepala keluarga : 16.677 KK

4.2.2.3 Jumlah penduduk laki-laki : 23.747 jiwa

4.2.2.4 Jumlah penduduk perempuan : 23.222 jiwa

4.2.2.5 Wanita usia 30-50 tahun : 8.857 jiwa

4.2.2.6 Sebagian besar penduduk lulusan SLTP/MTs dengan 50,9%

4.2.2.7 Sebagian besar penduduk merupakan penduduk miskin dengan 74%.

(Data Umum selengkapnya ada di Lampiran)

4.3 Data Khusus

4.3.1 Masukan

4.3.1.1 Man

Dokter : 1 orang (sebagai penanggungjawab)

Bidan : 3 orang (sebagai pelaksana)

4.3.1.2 Money

Dana untuk pelaksanaan program diperoleh dari :

APBD : cukup

Tarikan dari pasien sebanyak Rp5.000 (untuk peralatan pakai buang)

4.3.1.3 Material

11

Page 12: DocumentA

Tabel 1 Peralatan baku untuk fasilitas penapisan dan pengobatan kanker leher rahim

Item Jumlah

Meja peralatan 1

Wadah peralatan dengan tutup 2

Meja pemeriksaan 1

Lampu sorot untuk sumber cahaya 1

Senter (Persiapan sekiranya listrik mati

pada saat tindakan)

1

Baterai kering untuk senter 2

Bivalved speculum 36 buah

(13 buah ukuran kecil, 17 buah

ukuran sedang dan 6 buah ukuran

besar)

Kain perlak untuk meja ginekologi 15

Kain penutup perut klien 15

Penutup nampan 0

Penutup trolley 0

Kursi beroda 0

Forseps untuk spons 0

Gallipots antikarat 24

Unit Krioterapi 1

Krioterapi tip 2 (1 untuk cadangan)

Karet penahan untuk krio unit 1 per unit

Tabung CO2 1

Kereta dorong untuk tabung CO2 1

Tang/spanner 1

Mur/baut Washers untuk krio machine Ada

Ember plastik untuk dekontaminasi 3

(1 untuk larutan klorin, 1 untuk

larutan cuka dan 1 untuk larutan

sabun)

Tempat sampah plastik 1

Sarung tangan rumah tangga 0

Antibiotik untuk IMS Cukup

Sarung tangan sekali pakai (disposible) Cukup

Asam asetat 12 botol ukuran 750 mL/bulan

Cotton wool Cukup

Kapas lidi panjang 8” untuk kapas/spatula Cukup

12

Page 13: DocumentA

kayu

Bahan klorin 12 L/bulan

Kantung plastik 0

Sabun bubuk 1

Kapas lidi kassa Cukup

Sanitary pad/cotton for post krio Ada

Kondom Ada

Sikat gigi (untuk mencuci alat) Ada

Masker (untuk PI) Ada

Atlas IVA Ada

Panduan Pembaikan dan Perawatan 0

Buku Panduan Pelayanan (Service Delivery

Guidelines)

0

Pengatur waktu/timer 1

Panduan Pemeriksaan IVA 0

Stempel untuk persetujuan ibu di kartu

status ibu

0

Tinta stempel 0

4.3.1.4 Method

13

Page 14: DocumentA

Gambar 2 Diagram alur untuk pencegahan kanker leher rahim

4.3.1.4.1 Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)

14

Mengajak wanita dalam kelompok usia 30-50 tahun untuk melakukan penapisan kanker leher rahim

Melakukan konseling tentang kanker leher rahim, faktor risiko dan pencegahannya.

Melakukan IVA

KankerNormal IVA positif

TINGKAT KOMUNITAS

TINGKAT YANKES PRIMER/SEKUNDER

Hamil dan lesi besar

Diulang 5 tahun yang akan datang

YaTidak

Sarankan krioterapi

Konseling

MenolakSetuju

Memilih untuk dirujuk

Anjurkan untuk ulangi IVA 1

tahun yang akan datang

Langsung krioterapi

Ada servisitis?

TidakYa

Obati

Langsung krioterapi

Tunggu 2 minggu untuk krioterapi

Kembali 1 tahun kemudian

Tidak ada tanda acetowhite Acetowhite&/lesi kanker Rujuk untuk evaluasi lebih lanjut

Yankes tertier

Ulang dalam 3 tahun lalu setiap 5 tahun

Tidak Ya

Hamil >20 minggu/lesi besar?

Tawarkan pengobatan ulang

Page 15: DocumentA

Asesmen klien dan persiapan

1. Sebelum melakukan tes IVA, tindakan yang akan dilakukan

didiskusikan dahulu dengan ibu/klien. Dijelaskan bahwa tes

tersebut dianjurkan untuk wanita yang mempunyai faktor risiko

seperti :

- Berusia 30-50 tahun

- Usia muda saat pertama kali melakukan hubungan seksual

- Memiliki banyak pasangan seksual.

- Riwayat menderita penyakit menular seksual (PMS)

- Riwayat kanker leher rahim didalam keluarga.

- Hasil pap smear yang tidak normal.

- Merokok

- Penurunan sistem kekebalan tubuh seperti HIV/AIDS dan

penggunaan kortikosteroid kronis (asma dan lupus).

2. Memastikan semua peralatan dan bahan yang diperlukan

tersedia dan dalam kondisi yang baik. Ibu/klien diminta untuk

buang air kecil (BAK) dan melepaskan pakaian termasuk pakaian

dalam.

Tes IVA

1. Pertama-tama, petugas menggunakan spekulum untuk

memeriksa serviks. Lalu serviks dibersihkan untuk

menghilangkan cairan keputihan (discharge), kemudian asam

asetat dioleskan secara merata pada serviks. Larutan tersebut

menunjukkan perubahan pada sel yang menutupi serviks dengan

menghasilkan reaksi “acetowhite”.

2. Setelah minimal 1 menit, serviks diperiksa. Hasil tes (positif atau

negatif) harus dibahaskan bersama ibu/klien dan pengobatan

harus diberikan setelah konseling (jika diperlukan dan tersedia).

Langkah-langkah pasca IVA

1. Hasil tes IVA dan pemeriksaan panggul didiskusikan bersama

ibu/klien. Jika hasil tes IVA negatif, ibu tersebut diharap kembali 5

tahun yang akan datang untuk melakukan tes IVA berikutnya.

2. Jika hasil tes IVA positif atau diduga ada kanker, ibu tersebut

dianjurkan untuk melakukan langkah selanjutnya yaitu krioterapi.

3. Jika perlu dirujuk atau dilakukan pengobatan lebih lanjut, ibu/klien

tersebut diberikan formulir dan proses rujukan diaturkan.

Mencatat temuan

15

Page 16: DocumentA

1. Hasil tes IVA dan temuan-temuan lain seperti bukti adanya

infeksi (servisitis), ektropion, kista Nabothian dan

ulkus/”strawberry serviks” dicatat. Jika terjadi perubahan

“acetowhite”, hasil pemeriksaan dicatat sebagai abnormal dan

sebuah peta serviks dan area yang berpenyakit digambarkan

pada formulir catatan.

4.3.1.4.2 Tindakan Krioterapi

Asesmen klien dan persiapan

1. Sebelum melakukan krioterapi, tindakan tersebut didiskusikan

dengan ibu/klien. Dijelaskan pengobatan tersebut perlu dilakukan

untuk membekukan jaringan ikat leher rahim yang tidak normal.

Setelah sel tersebut dibekukan, sel tersebut akan mati dan lepas

dari leher rahim.

2. Efek samping dari pengobatan ini juga dijelaskan yaitu ibu/klien

akan mengalami keputihan yang banyak selama empat sampai 6

minggu setelah pengobatan, sebagian perempuan akan

mengalami menstruasi ringan/kram dan pada saat ini, ibu tidak

boleh menaruh apapun ke dalam vagina. Sangat penting untuk

ibu atau pasangannya menggunakan kondom karena

pengobatan ini menyebabkan “luka” pada leher rahim dan ini

menyebabkan ibu rentan terkena atau menularkan PMS.

3. Pilihan pengobatan lain selain krioterapi juga diberikan kepada

ibu yaitu loop electrosurgical excision procedure (LEEP)dan

elektrokauteri.

Tindakan krioterapi

1. Pertama-tama, petugas memasukkan spekulum ke dalam vagina

untuk memeriksa serviks. Setelah lesi diidentifikasi, petugas

menempatkan ujung krioprob pada serviks sehingga menutupi

seluruh lesi. Petugas membekukan lesi dengan memberikan

pendingin secara terus menerus selam 3 menit, membiarkan lesi

mencair selama 5 menit dan kemudian memberikan pendingin

lagi selama 3 menit. Untuk efek maksimal, ketebalan bola es

yang menutupi serviks minimal 4 mm dan 3-5 mm di luar lesi.

Langkah-langkah pasca krioterapi

1. Analgesik oral (ibuprofen/asetaminofen) diberikan sekiranya ada

keluhan kram lebih dari 5-10 menit.

16

Page 17: DocumentA

2. Mengingatkan ibu/klien tentang efek samping yang mungkin

dialami dan ibu harus segera kembali untuk pemeriksaan

sekiranya cairan bening yang keluar berbau, berwarna seperti

nanah, berasa nyeri pada abdomen bagian bawah, demam lebih

dari dua hari dan perdarahan yang disertai dengan gumpalan

darah.

Tindakan lanjut rutin

1. Ibu/klien dianjurkan untuk kembali dalam masa satu tahun untuk

melakukan tes IVA ulang.

4.3.1.4.3 Pemeriksaan Payudara

Persiapan

1. Menanyakan sekiranya ibu sadar jika ada perubahan dalam

payudara dan menanyakan sekiranya ibu melakukan

pemeriksaan payudara sendiri.

Inspeksi

1. Perbedaan bentuk, ukuran ,puting, kerutan dan lekukan pada

kulit diperhatikan.

Palpasi

1. Pemeriksaan dilakukan dalam posisi berbaring dan duduk

dengan kedua lengan di sisi badan.

2. Benjolan atau nyeri (tenderness) pada payudara diperhatikan.

3. Gumpalan atau benjolan pada ketiak juga diperhatikan.

Mencatat temuan

1. Menjelaskan kelainan temuan (jika ada) dan hal yang perlu

dilakukan oleh ibu yaitu dirujuk ke dokter bedah agar dapt

dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan diagnosa.

2. Mengajar ibu cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri.

4.3.1.5 Minute

Waktu yang dialokasikan untuk pelayanan IVA, CBE dan pengobatan krioterapi

setiap hari Senin dan Jum’at jam 08.00 pagi hingga 12.00 tengah hari.

Jangka waktu pelaksanaan kaunseling dan disertai pemeriksaan 15 – 20 menit.

4.3.1.6 Machine

Mesin atau alat yang digunakan dalam pelaksanaan ialah unit krioterapi untuk

pengobatan krioterapi.

17

Page 18: DocumentA

4.3.1.7 Market

Masyarakat yang menjadi sasaran di dalam Program Pencegahan Kanker Leher

Rahim dan Kanker Payudara ialah semua perempuan yang berusia 30 sampai 50

tahun.

4.3.1.8 Information

Tidak ada teknologi informasi seperti telepon, radio, fax atau software computer

tertentu yang digunakan di dalam program ini.

4.3.2 Proses

4.3.2.1 Planning

Penyuluhan

Dilakukan satu kali sebulan di posyandu oleh kader yang dilatih oleh bidan.

Konseling

Dilakukan kepada semua pasien yang datang ke Poliklinik IVA di Puskesmas

Cilamaya setiap hari (Senin hingga Sabtu) oleh bidan yang telah mengikuti

pelatihan dari jam 08.00 hingga 14.00.

Pelayanan pemeriksaan kanker leher rahim (IVA)

Dilakukan kepada pasien yang datang dengan keluhan dan/atau bersedia

untuk diperiksa di Poliklinik IVA di Puskesmas Cilamaya setiap hari (Senin

hingga Sabtu) dari jam 08.00 hingga 14.00 oleh bidan yang sudah mengikuti

pelatihan.

Penanganan IVA positif dengan krioterapi

Dilakukan secara single visit approach oleh bidan yang telah mengikuti

pelatihan setiap hari (Senin hingga Sabtu) dari jam 08.00 hingga 14.00 di

Poliklinik IVA Puskesmas Cilamaya yaitu setelah tes IVA didapatkan adanya

kelainan sel dan lesi tersebut :

- Tidak dicurigai kanker

- Menutupi serviks tidak lebih dari 75%

- Tidak meluas sampai dinding vagina atai kanal serviks di luar jangkauan

krioprob

- Meluas tidak lebih dari 2 mm dari diameter prob krioterapi prob termasuk

ujung prob

Pelayanan pemeriksaan kanker payudara (CBE)

Dilakukan kepada pasien yang telah dilakukan pemeriksaan IVA oleh bidan

yang telah dilatih di Poliklinik IVA Puskesmas Cilamaya setiap hari (Senin

hingga Sabtu) dari jam 08.00 hingga 14.00.

18

Page 19: DocumentA

Pelayanan rujukan

Dilakukan oleh bidan di Poliklinik IVA Puskesmas Cilamaya setiap hari (Senin

hingga Sabtu) dari jam 08.00 hingga 14.00 bagi kasus memerlukan fasilitas

yang sesuai untuk diagnosa lanjutan dan pilihan metode pengobatan yang lain

dan tersedianya backup medis.

Pencatatan dan pelaporan

Setiap hari (Senin hingga Sabtu) oleh bidan berupa jumlah kunjungan, jenis

kunjungan, hasil tes IVA, hasil deteksi dan rujukan kanker leher rahim dan

kanker payudara dan jumlah pengobatan krioterapi yang dilakukan dan ditunda

di dalam buku registrasi (logbook).

Setiap akhir bulan, oleh bidan berupa hasil jumlah kunjungan, hasil jenis

kunjungan ulang, hasil pemeriksaan IVA dan payudara, pengobatan krioterapi

yang dilakukan dan ditunda, curiga kanker leher rahim dan kelainan gynecology

lainnya.

4.3.2.2 Organizing

Gambar 3 Struktur organisasi Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara di Puskesmas Cilamaya

4.3.2.3 Actuating

Penyuluhan

Tidak terdapat data tertulis mengenai pelaksanaan penyuluhan di

posyandu.

19

Kepala PuskesmasDr Elfis Yunandar, MM

Dokter PenanggungjawabDr Zulkarnaen P

Koordinator Pencatatan dan Pelaporan

Nina Nuraisah, Am KebReni Rahayuningsih, Am Keb

Koordinator Penyediaan AlatHj Enok Rasmi, Am Keb

Koordinator Pelaksana Pelayanan

Nina Nuraisah, Am KebReni Rahayuningsih, Am Keb

Page 20: DocumentA

Konseling

Dilakukan kepada semua pasien yang datang ke Poliklinik IVA di

Puskesmas Cilamaya setiap hari Senin dan Jum’at oleh bidan yang telah

mengikuti pelatihan selama 5-10 menit untuk setiap pasien sebelum

pemeriksaan dilakukan tetapi tidak terdapat data tertulis.

Pelayanan pemeriksaan kanker leher rahim (IVA)

Dilakukan kepada pasien yang datang dengan keluhan dan/atau

bersedia untuk diperiksa di Poliklinik IVA di Puskesmas Cilamaya setiap

hari Senin dan Jum’at oleh bidan yang sudah mengikuti pelatihan

selama 2-5 menit untuk setiap pasien tergantung kepada kerjasama

pasien dan pelayanan dilakukan dari jam 08.00 pagi hingga 12.00

tengah hari.

Penanganan IVA positif dengan krioterapi

Dilakukan secara single visit approach oleh bidan yang telah mengikuti

pelatihan setiap hari Senin dan Jum’at di Poliklinik IVA Puskesmas

Cilamaya yaitu setelah tes IVA didapatkan adanya kelainan sel dan

pelayanan dilakukan dari jam 08.00 pagi hingga 12.00 tengah hari.

Setiap pasien + 30 menit.

Pelayanan pemeriksaan kanker payudara (CBE)

Dilakukan kepada pasien yang telah dilakukan pemeriksaan IVA oleh

bidan yang telah dilatih di Poliklinik IVA Puskesmas Cilamaya selama +

5 menit untuk setiap pasien dan pelayanan dilakukan dari jam 08.00 pagi

hingga 12.00 tengah hari setiap hari Senin dan Jum’at.

Pelayanan rujukan

Dilakukan oleh bidan di Poliklinik IVA Puskesmas Cilamaya setiap hari

Senin dan Jum’at dimana pasien dirujuk ke Puskesmas Jatisari atau

RSUD Karawang untuk krioterapi atau tindakan medis lanjut dari jam

08.00 pagi hingga 12.00 tengah hari.

Pencatatan dan pelaporan

Pencatatan dan pelaporan setiap hari di buku registrasi (logbook) tidak

dilakukan oleh bidan tetapi data boleh didapatkan dari lembar

pemeriksaan.

Setiap akhir bulan, oleh bidan berupa hasil jumlah kunjunga, jumlah

kunjungan ulang dan jenisnya, hasil pemeriksaan IVA dan payudara,

pengobatan krioterapi yang dilakukan dan ditunda, curiga kanker leher

rahim dan kelainan gynecology lainnya.

20

Page 21: DocumentA

4.3.2.4 Controlling

Pengawasan dari Dinas Kesehatan : Ada

Pengawasan dari Kepala Puskesmas : Ada

4.3.3 Keluaran

4.3.3.1 Cakupan Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker

Payudara pada tahun ke-6 di Puskesmas Kecamatan Cilamaya Wetan

periode Januari sampai dengan Desember 2012.

*Jumlah individu yang sudah diberikan pelayanan Program Pencegahan Kanker

Leher Rahim dan Kanker Payudara di Puskesmas Cilamaya periode Januari –

Desember 2012 : 1.037 jiwa

* Jumlah individu yang sudah diberikan pelayanan Program Pencegahan Kanker

Leher Rahim dan Kanker Payudara di Puskesmas Cilamaya periode 2007-2011 :

3.277 jiwa

*Jumlah seluruh WUS yang menjadi target program : 8.857 jiwa

*Jumlah wanita 30-50 tahun yang menjadi 80% dari target program : 7.085 jiwa

Maka kesenjangan Program = 80 – 60.9

= 19.1 %

4.3.3.2 Cakupan jumlah penyuluhan kanker leher rahim dan kanker payudara

yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Cilamaya Wetan dalam

periode Januari sampai dengan Desember 2012.

0%

4.3.3.3 Cakupan jumlah kunjungan ke Poliklinik IVA di Puskesmas Kecamatan

Cilamaya Wetan periode Januari sampai dengan Desember 2012.

0%

21

Page 22: DocumentA

4.3.3.4 Cakupan kaunseling sebelum pemeriksaan di Poliklinik IVA di

Puskesmas Kecamatan Cilamaya Wetan periode Januri sampai

dengan Desember 2012.

0%

4.3.3.5 Cakupan deteksi kanker leher rahim di Puskesmas Kecamatan

Cilamaya Wetan periode Januari sampai dengan Desember 2012.

Bulan Target

Bulanan

Jumlah diperiksa IVA Kesenjangan

(%)ABS %

Januari 159 123 77,5 22,5

Februari 159 132 83,2 16,8

Maret 159 92 58,0 42,0

April 159 165 104,0 -

Mei 159 118 74,4 25,6

Juni 159 98 61,8 38,2

Juli 159 64 40,3 59,7

Agustus 159 31 19,5 80,5

September 159 42 26,5 73,5

Oktober 159 48 30,3 69,7

Nopember 159 52 32,7 68,3

Desember 159 72 45,4 54,6

Total 1908 1037

Maka kesenjangan cakupan deteksi kanker leher rahim = 100 – 54,4

= 45,6%

22

Page 23: DocumentA

4.3.3.6 Cakupan rujukan kanker leher rahim di Puskesmas Kecamatan

Cilamaya Wetan periode Januari sampai dengan Desember 2012.

0%

4.3.3.7 Cakupan hasil tes iva yang positif di Poliklinik IVA di Puskesmas

Kecamatan Cilamaya Wetan periode Januari sampai dengan Desember

2012.

Bulan Jumlah diperiksa IVA IVA Positip

20 – 29 30 – 50 > 50

Januari 123 - 1 -

Februari 132 - 1 -

Maret 92 - 1 -

April 165 - 1 -

Mei 118 - 2 -

Juni 98 2 3 -

Juli 64 2 3 -

Agustus 31 2 3 -

September 42 3 3 -

Oktober 48 3 3 -

Nopember 52 - - -

Desember 72 3 3 -

Total 1037 15 24

23

Page 24: DocumentA

4.3.3.8 Cakupan jumlah krioterapi yang dilakukan di Puskesmas

Kecamatan Cilamaya Wetan periode Januari sampai dengan Desember

2012.

Bulan Jumlah IVA Positip Krioterapi

Dilakukan Ditunda

Januari 1 0 1

Februari 1 0 1

Maret 1 0 1

April 1 0 1

Mei 2 0 2

Juni 5 3 2

Juli 5 3 2

Agustus 5 3 2

September 6 3 3

Oktober 6 3 3

Nopember - - -

Desember 6 3 3

Total 39 18 21

Maka kesenjangan dari jumlah krioterapi yang dilakukan = 100 - 46,2

= 53,8%

24

Page 25: DocumentA

4.3.3.9 Cakupan kunjungan ulang di Poliklinik IVA di Puskesmas Kecamatan

Cilamaya Wetan periode Januari sampai dengan Desember 2012

Bulan Jumlah

diperiksa IVA

Kunjungan Ulang

Ada Keluhan Setelah 3 bulan Setelah 1 tahun

Januari 123 6 - -

Februari 132 15 - -

Maret 92 15 - -

April 165 15 - -

Mei 118 30 - -

Juni 98 41 - -

Juli 64 41 - -

Agustus 31 41 - -

September 42 47 - -

Oktober 48 51 - -

Nopember 52 5 - -

Desember 72 59 - -

Total 1037 366

25

Page 26: DocumentA

4.3.3.10 Cakupan deteksi kanker payudara di Puskesmas Kecamatan

Cilamaya Wetan periode Januari sampai dengan Desember 2012.

Bulan Target

Bulanan

Jumlah diperiksa CBE Kesenjangan

(%)ABS %

Januari 159 123 77,5 22,5

Februari 159 132 83,2 16,8

Maret 159 92 58,0 42,0

April 159 165 104,0 -

Mei 159 118 74,4 25,6

Juni 159 98 61,8 38,2

Juli 159 64 40,3 59,7

Agustus 159 31 19,5 80,5

September 159 42 26,5 73,5

Oktober 159 48 30,3 69,7

Nopember 159 52 32,7 68,3

Desember 159 72 45,4 54,6

Total 1908 1037

Maka kesenjangan cakupan deteksi kanker payudara = 100 – 54,4

= 45,6%

4.3.3.11 Cakupan rujukan kanker payudara di Puskesmas Kecamatan

Cilamaya Wetan periode Januari sampai dengan Desember 2012.

0%

(Perhitungan cakupan setiap keluaran dari Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan

Kanker Payudara di atas dilakukan sendiri oleh evaluator dan bukan dari Puskesmas

Cilamaya)

26

Page 27: DocumentA

4.3.4 Lingkungan

4.3.4.1 Fisik

Lokasi puskesmas

Terdapat beberapa desa yang memiliki akses yang sulit untuk ke

Puskesmas Cilamaya misalnya desa Muara.

Transportasi

Tersedia sarana transportasi yaitu angkutan kota yang menjadikan pasar

sebagai terminal terakhir tetapi tidak semua jalan dapat dilalui dengan

kenderaan empat roda.

Fasilitas kesehatan

Terdapat fasilitas kesehatan lain seperti klinik, praktek dokter dan praktek

bidan yang bekerjasama dengan baik.

4.3.4.2 Non Fisik

Peran serta masyarakat : Kurang

Perilaku masyarakat : Kurang

Tingkat pengetahuan masyarakat : Kurang

Tingakt pendidikan : Rata-rata penduduk di wilayah Cilamaya

berpendidikan rendah

Sosial ekonomi : Tidak mempengaruhi program

Sosial budaya : Tidak mempengaruhi program

Adat istiadat : Tidak mempengaruhi program

4.3.5 Umpan Balik

Adanya pencatatan dan pelaporan di akhir setiap bulan yang melihatkan hasil dari

perencanaan yang telah direncanakan.Namun begitu data pencatatan dan

pelaporan masih tidak begitu lengkap di mana tidak memenuhi kriteria pencatatan

dan pelaporan yang telah dianjurkan oleh pihak Departemen Kesehatan RI, 2007.

Adanya rapat kerja setiap bulan dengan Kepala Puskesmas untuk mengevaluasi

perencaan program yang telah direncanakan.

4.3.6 Dampak

27

Page 28: DocumentA

4.3.6.1 Langsung

Belum dapat dinilai tingkat pengetahuan dan kesadaran wanita untuk

dilakukan pemeriksaan di wilayah kerja Puskesmas Cilamaya tentang

kanker leher rahim dan kanker payudara.

4.3.6.2 Tidak Langsung

Belum dapat dinilai penurunan insidens rate dan angka kematian yang

disebabkan oleh kanker leher rahim dan kanker payudara.

Bab V

28

Page 29: DocumentA

Perbahasan

5.1 Masalah Menurut Variable Keluaran

No Variable Tolok Ukur Cakupan Masalah

1 Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan

Kanker Payudara

80% 60,9 % 19,1 %

2 Deteksi kanker leher rahim 100 % 54,4% 45,5%

3 Jumlah krioterapi yang dilakukan 100 % 46,2% 53,8%

4 Deteksi kanker payudara 100 % 54,4 % 45,5%

5.2 Masalah Menurut Variable Masukan

No Variable Tolok Ukur Cakupan Masalah

1 Man Setiap desa 1 bidan yang

terlatih

3 bidan (2 bidan desa) (+)

2 Minute Pelayanan setiap hari (Senin –

Sabtu) dari jam 08.00 – 14.00

Pelayanan setiap Senin dan

Jum’at dar jam 08.00 – 12.00

(+)

5.3 Masalah Menurut Variable Proses

No Variable Tolok Ukur Cakupan Masalah

Actuating

1 Penyuluhan Ada Ada (tidak ada data secara

tertulis)

(+)

2 Konseling Ada Ada (tidak ada data secara

tertulis)

(+)

3 Pelayanan

pemeriksaan IVA

Setiap hari (Senin –

Sabtu) dari jam 08.00 –

14.00

Hari Senin dan Jum’at dari

jam 08.00 – 12.00

(+)

4. Penanganan dengan

krioterapi

Setiap hari (Senin –

Sabtu) dari jam 08.00 –

14.00

Hari Senin dan Jum’at dari

jam 08.00 – 12.00

(+)

5 Pelayanan CBE Setiap hari (Senin –

Sabtu) dari jam 08.00 –

14.00

Hari Senin dan Jum’at dari

jam 08.00 – 12.00

(+)

6 Pelayanan rujukan Setiap hari (Senin –

Sabtu) dari jam 08.00 –

Hari Senin dan Jum’at dari (+)

29

Page 30: DocumentA

14.00 jam 08.00 – 12.00

7 Pencatatan dan

pelaporan setiap

hari

Jumlah kunjungan

Jenis kunjungan

Hasil tes IVA

Hasil deteksi dan

rujukan kanker leher

rahim dan kanker

payudara

Jumlah pengobatan

krioterapi yang

dilakukan dan ditunda

Tidak ada (data harian hanya

didapatkan dari lembar

pemeriksaan)

(+)

5.4 Masalah Menurut Variable Lingkungan

No Variabel Tolok Ukur Cakupan Masalah

Fisik

1 Lokasi Terjangkau Tidak terjangkau bagi

sesetengah desa

(+)

2 Transportasi Tersedia Tidak semua jalan bisa

dilalui oleh kenderaan 4

roda

(+)

Non Fisik

3 Peran serta masyarakat Peran aktif Kurang (+)

4 Perilaku masyarakat Peran aktif Kurang (+)

5 Tingkat pengetahuan Mendukung Kurang (+)

6 Tingkat pendidikan Tidak menjadi faktor

penghambat

Rendah (+)

(Variable selain di atas tidak menjadi masalah berdasarkan tolok ukur dan penilaian evaluator)

Bab VI

Perumusan Masalah

30

Page 31: DocumentA

6.1 Masalah Sebenar (Menurut Keluaran)

Dari hasil laporan bulanan Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker

Payudara di Puskesmas Cilamaya periode Januari sampai dengan Desember 2012 ternyata ada

beberapa masalah yaitu :

6.1.1 Cakupan Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara sebesar

19,1%.

6.1.2 Cakupan deteksi kanker leher rahim sebesar 45,5%.

6.1.3 Cakupan penanganan krioterapi yang dilakukan sebesar 53,8%.

6.1.4 Cakupan deteksi kanker payudara sebesar 45.5%.

6.2 Masalah dari Unsur Lain

Dari hasil evaluasi Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara di

Puskesmas Cilamaya periode Januari sampai dengan Desember 2012 didapatkan beberapa

penyebab masalah yaitu :

6.2.1 Masukan

Jumlah petugas kesehatan yang dilatih untuk melaksanakan program terlalu sedikit

yaitu sebanyak tiga orang dan petugas yg dilatih merupakan bidan desa yang mempunyai

tugas lain yang harus dipenuhi yaitu Program KIA dan KB yang merupakan program wajib

puskesmas. Kelebihan tes IVA ialah kesederhanaan teknik pemeriksaan dimana

pelatihannya dapat diberikan dengan mudah kepada hampir seluruh tenaga kesehatan.

Waktu yang dialokasikan untuk pelayanan Poliklinik IVA ialah setiap hari (Senin

hingga Sabtu) dari jam 08.00 hingg 14.00 tetapi pelayana di Puskesmas Cilamaya hanya

dilakukan pada hari Senin dan Jum’at dari jam 08.00 hingga 12.00.

6.2.2 Proses

Tidak ada data tertulis mengenai penyuluhan dan konseling yang dilakukan, jadi

sukar untuk menentukan sekiranya target tercapai di mana penyuluhan dilakukan setiap

bulan di posyandu oleh kader yang dilatih bidan dan konseling dilakukan kepada semua

pasien yang datang ke Poliklinik IVA. Pelayanan pemeriksaan IVA, penanganan dengan

krioterapi, pelayanan CBE dan pelayanan rujukan hanya dilaksanakan pada hari Senin dan

Jum’at dari jam 08.00 hingga 12.00 di mana pelayanan yang direncanakan dilakukan pada

setiap hari (Senin hingga Sabtu) dari jam 08.00 hingga 14.00.Pencatatan dan pelaporan

31

Page 32: DocumentA

setiap hari yang harus dicatat di dalam buku registrasi (logbook) tidak dilakukan dan data

harian didapatkan dari lembar pemeriksaan. Bidan yang dilatih juga tidak tahu

mengketegorikan jenis kunjungan yang dilakukan oleh pasien sama ada kunjungan

pertama kali atau ulangan setelah krioterapi.

6.2.3 Lingkungan

Lokasi puskesmas yang tidak boleh dijangkau bagi penduduk sesetengah desa

misalnya desa Muara karena masalah transportasi di mana tidak semua jalan di wilayah

Cilamaya bisa dilalui oleh kenderaan empat roda.

Mayoritas penduduk di wilayah Cilamaya, tingkat pendidikannya rendah sebesar

50,9% yang mempengaruhi tingkat pengetahuan, peran serta dan perilaku masyarat yang

merupakan hambatan dalam Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker

Payudara.

Bab VII

Prioritas Masalah

32

Page 33: DocumentA

7.1 Masalah Menurut Keluaran

A. Cakupan Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara sebesar

19,1%.

B. Cakupan deteksi kanker leher rahim sebesar 45,5%.

C. Cakupan penanganan krioterapi yang dilakukan sebesar 53,8%.

D. Cakupan deteksi kanker payudara sebesar 45.5%.

7.2 Prioritas Masalah

No Parameter Masalah

A B C D

1 Prevalensi 2 5 3 5

2 Security 2 5 4 5

3 Social benefit 3 5 4 5

4 Technology 3 5 5 2

5 Resources 3 5 4 2

Total 13 25 20 19

Keterangan derajat masalah :

5 : Sangat penting

4 : Penting

3 : Cukup penting

2 : Kurang penting

1 :Tidak penting

Yang menjadi prioritas masalah :

1. Cakupan deteksi kanker leher rahim pada periode Januari sampai dengan Desember 2012

sebesar 54,4% dengan target 100%.

2. Cakupan penanganan dengan krioterapi dalam penapisan kanker leher rahim pada periode

Januari sampai dengan Desember 2012 sebesar 46,2% dengan target 100%.

Bab VIII

Penyelesaian Masalah

33

Page 34: DocumentA

8.1 Masalah 1

Cakupan deteksi kanker leher rahim pada periode Januari sampai dengan Desember 2012

sebesar 54,4% dengan target 100%

Penyebab

Pelayanan deteksi kanker leher rahim yang hanya dilakukan pada hari Senin dan Jum’at

dari jam 08.00 hingga 12.00

Tenaga kesehatan yang terlatih hanya 3 orang bidan dan 2 orang dari bidan ini merupakan

bidan desa.

Tingkat pengetahuan masyarakat yang rendah mengenai kanker leher rahim yang

menyebabkan mereka tidak datang ke Poliklinik IVA untuk di periksa.

Lokasi dan transportasi ke Puskesmas Cilamaya yang tidak terjangkau oleh semua

penduduk terutama di desa Muara.

Penyelesaian

Melatih lebih banyak tenaga kesehatan terutama bidan desa supaya ibu-ibu yang ingin di

periksa IVA tidak perlu pergi ke Puskesmas Kecamatan tetapi cukup ke puskesmas desa

yang lebih terjangkau.

Dengan melatih lebih banyak tenaga kesehatan, Poliklinik IVA di Puskesmas Cilamaya

juga boleh melaksanakan pelayanan setiap hari (Senin hingga Jum’at) dari jam 08.00

hingga jam 14.00.

Dengan terlatihnya bidan di setiap desa, active finding wanita yang berusi 30-50 tahun

boleh dilakukan ke setiap dusun dan dilakukan pemeriksaan IVA.

Melakukan lebih banyak penyuluhan di dalam dan luar gedung untuk meningkatkan

kesadaran ibu-ibu dan juga pasangan mereka tentang betapa bahayanya kanker leher

rahim ini dan pentingnya dilakukan deteksi dini.

8.2 Masalah 2

Cakupan penanganan dengan krioterapi dalam penapisan kanker leher rahim pada periode

Januari sampai dengan Desember 2012 sebesar 46,2% dengan target 100%

34

Page 35: DocumentA

Penyebab

Pelayanan penanganan dengan krioterapi yang hanya dilakukan pada hari Senin dan

Jum’at dari jam 08.00 hingga 12.00.

Hanya 3 orang bidan yang terlatih dalam penggunaan alat krioterapi.

Pada akhir tahun 2012, unit krioterapi yang tersedia di puskesmas rusak. Tiada biaya yang

diperlukan untuk memperbaiki unit krioterapi

Tingkat pengetahuan masyarakat yang rendah mengenai penanganan dengan krioterapi

sehingga pasien yang dirujuk untuk melakukan krioterapi di tempat lain tidak langsung ke

tempat yang seharusnya.

Lokasi dan transportasi ke Puskesmas Cilamaya yang tidak terjangkau oleh semua

penduduk terutama di desa Muara.

Penyelesaian

Pelatihan mengenai penggunaan alat krioterapi harus dilakukan kepada setiap bidan

Puskesmas dan bidan desa supaya Poliklinik IVA dapat dibuka setiap hari (Senin hingga

Sabtu) dari jam 08.00 hingga 14.00.

Merujuk pasien yang perlu dilakukan krioterapi ke puskesmas lain atau RSUD yang

mempunyai fasilitas dan tenaga kesehatan yang terlatih.

Menghantar sendiri pasien ke tempat yang dirujuk dengan menggunakan ambulans desa

atau ambulans puskesmas keliling supaya pasien langsung dpat dipastikan melakukan

krioterapi.

Melakukan penyuluhan di dalam dan luar gedung mengenai manfaat melakukan krioterapi

bukan saja kepada wanita yang berusia 30 hingga 50 tahun tetapi juga kepada pasangan

mereka supaya ada kesadaran di dalam suatu keluarga tentang pentingnya melakukan

krioterapi.

Bab IX

Kesimpulan dan Saran

35

Page 36: DocumentA

9.1 Kesimpulan

Dari hasil evaluasi Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara yang

dilakukan dengan cara pendekatan sistem di UPTD Puskesmas Cilamaya pada periode Januari

sampai dengan Desember 2012 belum berjalan dengan baik melihat berbagai masalah yang

ditemukan sebagai berikut :

9.1.1 Cakupan Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara selama

6 tahun (2007 – 2012) sebesar 60,9% dengan target 80%.

9.1.2 Cakupan jumlah penyuluhan yang dilakukan tidak terdapat data secara tertulis.

9.1.3 Cakupan jumlah kunjungan ke Poliklinik IVA tidak terdapat data secara tertulis

9.1.4 Cakupan kaunseling tidak terdapat data secara tertulis.

9.1.5 Cakupan deteksi kanker leher rahim sebesar 54,4% dengan target 100% dan

rujukan kanker leher rahim tidak terdapat data secara tertulis.

9.1.6 Cakupan hasil tes IVA yang positif sebesar 3,8%.

9.1.7 Cakupan jumlah krioterapi yang dilakukan sebesar 46,2% dengan target 100%.

9.1.8 Cakupan kunjungan ulang sebesar 35,3%.

9.1.9 Cakupan deteksi kanker payudara sebesar 54,4% dengan target 100% dan

rujukan kanker payudara tidak terdapat data secara tertulis.

Dua hal yang menjadi prioritas masalah dari hasil evaluasi yang di dapat ialah :

Cakupan deteksi kanker leher rahim pada periode Januari sampai dengan Desember 2012

sebesar 54,4% dengan target 100%.

Cakupan penanganan dengan krioterapi dalam penapisan kanker leher rahim pada periode

Januari sampai dengan Desember 2012 sebesar 46,2% dengan target 100%.

Masalah di atas disebabkan oleh karena :

Kurangnya tenaga kesehatan yang terlatih untuk melakukan pemeriksaan yang menyebabkan

waktu pelayanan yang singkat.

Tidak adanya struktur organisasi yang tertulis menyebabkan tidak jelasnya pembagian tugas

yang harus dilakukan.

Lokasi dan ketidaksediaan transportasi di sesetengah desa menyebabkan masyarakat tidak

terjangkau untuk ke Poliklinik untuk diperiksa.

Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai kanker leher rahim dan kanker payudara

menyebabkan masyarakat tidak aktif dalam peran serta program dan memandang ringan

anjuran yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan.

Pencatatan dan pelaporan program yang masih tidak lengkap karena ketidakjelasan

pembagian tugas antara tenaga kesehatan.

36

Page 37: DocumentA

9.2 Saran

Diharapkan saran yang disarankan ini dapat mengurangi persentase permasalhan yang

dihadapi di dalam program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara di Puskesmas

Cilamaya dan secara tidak langsung juga mencapai target yang ingin dicapai oleh Departeman

Kesehatan RI.

9.2.1 Pelatihan yang lebih banyak dilakukan terutamanya ke setiap bidan desa supaya

active finding bisa dilakukan dan masalah seperti lokasi dan transportasi tidak lagi

menjadi hambatan di dalam program serta pelayanan di Poliklinik IVA dapat

dilaksanakan setiap hari.

9.2.2 Diharapkan agar diwujudkan struktur organisasi secara tertulis supaya pembagian

tugas lebih jelas antara dokter penanggungjawab dan bidan yang bertugas.

9.2.3 Lebih banyak penyuluhan di dalam dan luar gedung kepada wanita usia 30-50

tahun dengan pasangan atau anggota keluarga masing-masing supaya kesadaran

di dalam masyarakat dapat ditingkatkan dan pengedaran leaflet juga di anjurkan

supaya sesama masyakarat dapat mengedukasi sesama mereka.

9.2.4 Diharapkan agar bidan atau tenaga kesehatan dapat mendatakan setiap kegiatan

yang dilakukan dengan lengkap supaya pemantauan program akan lebih terinci

dan masalah dapat dideteksi dengan mudah.

37