documenta
DESCRIPTION
artikelTRANSCRIPT
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kanker leher rahim merupakan pembunuh wanita nomor dua di Indonesia setelah kanker
payudara. Penyakit kanker leher rahim merupakan masalah kesehatan yang penting bagi wanita di
seluruh dunia karena setiap wanita beresiko terkena kanker leher rahim. Menurut Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO), seorang wanita meninggal setiap dua menit akibat kanker leher rahim.
Kanker leher rahim 90-99% disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV).
Diperkirakan angka kematian karena kanker leher rahim mencapai 270.000 kematian
setiap tahun dan menurut WHO Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker
tertinggi di dunia.1 Di Indonesia diperkirakan 90-100 kasus kanker leher rahim di antara 100.000
orang penduduk atau sekitar 180.000 kasus baru per tahun. Kanker ini telah menyerang lebih dari
1,4 juta wanita di seluruh dunia.2 Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia3, kanker
leher rahim menempati urutan kedua dari seluruh kanker pada wanita dengan insidence rate 9,7%
dan jumlah kematian 9,3% dari seluruh kanker pada wanita di dunia. Pada tahun 2010, angka
kejadian kanker leher rahim di Indonesia menurut Depkes RI mencapai 100 per 100.000 orang
penduduk pertahun dan penyebaran terakumulasi di Jawa dan Bali.4 Di Rumah Sakit Dr. Cipto
Mangunkusumo, kasus kanker leher rahim adalah sebanyak 76,2% di antara kanker ginekologi.5
Setiap tahun, penderita kanker payudara mencapai 1,1 juta wanita dan jumlah ini
merupakan 10% dari kasus baru dari seluruh kasus kanker. Dengan angka kematian sebesar
410.000 setiap tahun dan menjadikan lebih dari 1,6% sebagai penyebab kematian wanita di
seluruh dunia.6 Manakala pada tempat pertama kanker payudara dengan insidence rate 22,7%
dan jumlah kematian 14% (Depkes RI, 2008). Insidence rate kanker payudara akan meningkat
sebanyak 5% setiap tahun.
90% angka kejadian kanker leher rahim di dunia terjadi di negara-negara berkembang dan
penyebabnya adalah karena tidak adanya program screening yang efektif bagi wanita dengan
sosial ekonomi rendah.7 Sekiranya hal ini tidak ditindaklanjuti dengan segera, diperkirakan angka
kematian karena kanker leher rahim akan meningkat hampir 25% pada sepuluh tahun
mendatang.5 Oleh sebab itu, program screening saat ini terlaksana dengan tujuan dapat
mendeteksi tanda-tanda perkembangan sel yang abnormal secara dini sehingga memungkinkan
perawatasn secara dini dan cepat.
Salah satu program yang terlaksana di Indonesia ialah program Inspeksi Visual dengan
Asam Asetat (IVA), yaitu sebuah metode deteksi dini kanker leher rahim untuk mengidentifikasi
1
prakanker.8 Pemeriksaan Metode IVA sendiri mulai dicanangkan di Indonesia oleh Departemen
Kesehatan Sumatra Utara 2008 sedangkan di Jawa Tengah mulai dilakukan pada pertengahan
tahun 2009.9 Sementara untuk kanker payudara deteksi dini yang dengan menggunakan metode
Pemeriksaan Payudara Klinis (CBE/Clinical Breast Examination).
Kabupaten Karawang merupakan salah satu dari tujuh kabupaten di Jawa Barat yang
dijadikan proyek percontohan pencegahan kanker leher rahim dan kanker payudara oleh
Departemen Kesehatan karena penyakit kanker leher rahim dan payudara di Kapubaten Karawang
sudah cukup tinggi dan menjadi hal yang serius. Pada tahun 2007, terdapat empat puskesmas
yang terlibat yaitu Puskesmas Cilamaya, Puskesmas Pangkalan, Puskesmas Ciampel dan
Puskesmas Rengasdengklok. Di Kabupaten Karawang, kasus kanker leher rahim yang ditemukan
pada tahun 2011 sebanyak 0,3% dari seluruh wanita usia subur dan kasus kanker payudara
sebanyak 0,6% dari seluruh wanita usia subur. Program penapisan kanker leher rahim dan kanker
payudara di Kabupaten Karawang yang telah berlangsung dari tahun 2007 telah mampu
menapiskan sebesar 21,6% dari seluruh wanita usia subur dan dengan target sebesar 80%.10
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalah dari kanker
leher rahim dan kanker payudara ialah :
1.2.1 Angka kematian tertinggi wanita seluruh dunia yang pertama ialah kanker payudara
dan kedua kanker leher rahim.
1.2.2 Insidence rate kanker leher rahim 9,7% dan jumlah kematian 9,3% manakala
insidence rate kanker payudara 22,7% dan jumlah kematian 14%.
1.2.3 Di Indonesia diperkirakan 90-100 kasus kanker leher rahim di antara 100.000 orang
penduduk atau sekitar 180.000 kasus baru per tahun dan terakumulasi di Jawa dan
Bali.
1.2.4 Di Indonesia penderita kanker payudara mencapai 1,1 juta wanita dan jumlah ini
merupakan 10% dari kasus baru dari seluruh kasus kanker. Dengan angka
kematian sebesar 410.000 setiap tahun dan menjadikan lebih dari 1,6% sebagai
penyebab kematian wanita di seluruh dunia.
1.2.5 90% angka kejadian kanker leher rahim di dunia terjadi di negara-negara
berkembang dan sekiranya tidak ada tindakan yang dilakukan angka ini akan
meningkat 25% pada sepuluh tahun mendatang dan setiap tahun insidence
rate kanker payudara meningkat sebanyak 5%.
1.2.6 Kabupaten Karawang merupakan salah satu dari tujuh kabupaten di Jawa barat
yang dijadikan proyek percontohan pencegahan kanker leher rahim dan kanker
payudara oleh Departemen Kesehatan dan dari tahun 2007 telah mampu
2
menapiskan sebesar 21,6% dari seluruh wanita usia subur dan dengan target
sebesar 80%
1.3 Tujuan
1,3,1 Tujuan Umum
1.3.1.1 Diketahui keberhasilan Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan
Kanker Payudara pada tahun ke-6 di Puskesmas Kecamatan Cilamaya
Wetan, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember
2012.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Diketahui cakupan Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker
Payudara pada tahun ke-6 di Puskesmas Kecamatan Cilamaya Wetan
periode Januari sampai dengan Desember 2012 sudah mencapai target
atau tidak.
1.3.2.2 Diketahui cakupan jumlah penyuluhan kanker leher rahim dan kanker
payudara yang dilakukan oleh Puskesmas Kecamatan Cilamaya Wetan
dalam periode Januari sampai dengan Desember 2012.
1.3.2.3 Diketahui cakupan jumlah kunjungan ke Poliklinik IVA di Puskesmas
Kecamatan Cilamaya Wetan periode Januari sampai dengan Desember
2012.
1.3.2.4 Diketahui cakupan kaunseling sebelum pemeriksaan di Poliklinik IVA di
Puskesmas Kecamatan Cilamaya Wetan periode Januri sampai dengan
Desember 2012.
1.3.2.5 Diketahui cakupan deteksi dan rujukan kanker leher rahim di Puskesmas
Kecamatan Cilamaya Wetan periode Januari sampai dengan Desember
2012.
1.3.2.6 Diketahui cakupan hasil tes iva yang positif di Poliklinik IVA di Puskesmas
Kecamatan Cilamaya Wetan periode Januari sampai dengan Desember
2012.
1.3.2.7 Diketahui cakupan jumlah krioterapi yang dilakukan di Puskesmas
Kecamatan Cilamaya Wetan periode Januari sampai dengan Desember
2012.
3
1.3.2.8 Diketahui cakupan kunjungan ulang ke Poliklinik IVA di Puskesmas
Kecamatan Cilamaya Wetan periode Januari sampai dengan Desember
2012
1.3.2.9 Diketahui cakupan deteksi dan rujukan kanker payudara di Puskesmas
Kecamatan Cilamaya Wetan periode Januari sampai dengan Desember
2012.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Evaluator
1.4.1.1 Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat di bangku kuliah.
1.4.1.2 Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengatur suatu program.
1.4.1.3 Mangetahui banyak kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan antaranya
ialah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.
1.4.1.4 Memupuk minat dan pengetahuan dalam mengevaluasi.
1.4.1.5 Mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis.
1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi
1.4.2.1 Mengamalkan Tridarma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, pengabdian
kepada masyarakat dan penelitian.
1.4.2.2 Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di
bidang kesehatan.
1.4.2.3 Mejadikan Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) sebagai univetsitas
yang menghasilkan dokter yang berkualitas.
1.4.3 Bagi Puskesmas
1.4.3.1 Mengetahui masalah yang timbul dalam Program Pencegahan Kanker Leher
Rahim dan Kanker Payudara di Puskesmas Cilamaya.
1.4.3.2 Memberi masukan dalam meningkatkan kerjasama dan membina peran
serta masyarakat dalam melaksanakan pemeriksaan IVA dan CBE.
1.4.3.3 Membantu kemandirian puskesmas dalam upaya lebih mengaktifkan
Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara sehingga
dapat memenuhi target cakupan program.
4
1.4.3.4 Memperoleh masukan dari saran yang diberikan, sebagai umpan balik agar
keberhasilan program di masa mendatang dapat tercapai secara optimal.
1.4.4 Bagi Masyarakat
1.4.4.1 Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kecamatan Cilamaya
Wetan.
1.4.4.2 Dengan tercapainye keberhasilan program, diharapkan dapat menurunkan
insidence rate kanker leher rahim dan kankar payudara
1.4.4.3 Dengan tercapainya keberhasilan program, diharapkan dapat menjadi
contoh bagi daerah lain di seluruh Indonesia untuk melaksanakan Program
Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara dan kanker leher
rahim dan kanker payudara dapat dideteksi secara dini.
Bab II
Materi dan Metode
5
2.1 Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan hasil kegiatan bulanan
Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara periode Januari sampai dengan
Desember 2012 di UPTD DTP Puskesmas Cilamaya, Kabupaten Karawang yang berisi kegiatan :
2.1.1 Data jumlah penyuluhan.
2.1.2 Data jumlah kunjungan ke Poliklinik IVA.
2.1.3 Data jumlah konseling yang dilakukan.
2.1.4 Data jumlah pemeriksaan IVA dan payudara yang dilakukan.
2.1.5 Data hasil pemeriksaan IVA.
2.1.6 Data hasil pemeriksaan payudara.
2.1.7 Data jumlah deteksi kanker leher rahim dan kanker payudara.
2.1.8 Data jumlah krioterapi yang dilakukan dan ditunda.
2.1.9 Data hasil kunjungan ulang.
2.2 Metode
Evaluasi program ini dilaksanakan dengan pengumpulan data, analisa data dan
pengolahan data sehingga dapat digunakan untuk menjawab permasalahan pelaksanaan program
yang terjadi baik pada awal, tengah maupun akhir program dengan cara membandingkan cakupan
Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara di Puskesmas Kecamatan
Cilamaya Wetan periode Januari sampai dengan Desember 2012 terhadap tolok ukur yang telah
ditetapkan dan menemukan penyebab masalah dengan menggunakan pendekatan sistem.
Bab III
Kerangka Teoritis
6
3.1 Pengertian Evaluasi Program
Evaluasi adalah metode penilaian yang sistematis untuk mengumpulkan, menganalisis dan
menggunakan informasi untuk menjawab pertanyaan tentang program-program dan kebijakan,
terutama tentang efektivitas dan efisiensi. 11
3.2 Metode Evaluasi Dengan Pendekatan Sistem
Evaluasi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis yaitu evaluasi formatif dan evaluasi
sumatif. Secara garis besar, evaluasi formatif ditujukan untuk mengetahui apakah pelaksanaan
program sudah berlangsung sesuai dengan perencanaan yang dicanangkan pada awal program.
Manakalah evaluasi sumatif secara garis besar bertujuan untuk mengetahui apakah semua target
sudah sesuai dengan output yang telah dicapai pada akhir program.11
3.3 Sistem
Gambar 1 Skema Sistem
Sistem adalah suatu rangkaian komponen yang berhubungan dengan satu sama lain dan
mepunyai suatu tujuan yang jelas. Komponen suatu sistem adalah masukan (input), proses
(process), keluaran (output), lingkungan (environment), umpan balik (feedback) dan dampak
(impact).
3.3.1 Masukan (Input)
Masukan adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut. Unsur-unsur dalam input
adalah sumber daya atau masukan yang dikonsumsikan oleh suatu sistem. Unsur-
unsur tersebut terdiri dari 7M dan 1I yaitu man (staf), money (dana operasional),
material (logistik, obat, vaksin, alat medis), method (keterampilan/cara, prosedur
kerja, peraturan, kebijaksanaan), minute (waktu dan jangka waktu
7
Lingkungan
ProsesMasukan
Umpan Balik
Keluaran
Dampak
pelaksanaannya), machine (mesin, peralatan/teknologi), market (sasaran
masyarakat yang menjadi target program) dan information (informasi).
3.3.2 Proses (Process)
Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang
berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Dengan
kala lain proses adalah semua kegiatan sistem yang mengubah input menjadi
output. Mulai dari planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating
(penggerakkn, koordinasi) dan controlling (monitoring).
3.3.3 Keluaran (Output)
Keluaran adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan langsung dari
berlangsungnya proses dalam sistem. Merupakan jumlah kelompok/individu yang
sudah duberikan pelayanan program (numerator) dibandingkan dengan jumlah
seluruh masyarakat yang menjadi target program (denominator).
3.3.4 Lingkungan (Environment)
Lingkungan adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi
mempunyai pengaruh besar terhadap sistem. Lingkungan dapat memberikan
pengaruh pada kelangsungan program. Unsur lingkungan dapat mendukung atau
menjadi penghambat berjalannya program. Lingkungan dibagi menjadi dua yaitu
lingkungan fisik dan non fisik.
3.3.5 Umpan balik (Feedback)
Umpan balik adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari
sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut. Merupakan hasil dari
keluaran yang digunakan sebagai bahan untuk perbaikan pada siklus mendatang.
Adanya umpan balik yang dini dapat memeperbaiki program kesehatan di tengah
jalannya.
3.3.6 Dampak (Impact)
Dampak adalah hasil tidaak langsung dari proses suatu sistem. Dampak program
dapat diukur dengan menilai status kesehatan masyarakat.
3.2 Tolok Ukur Keberhasilan
8
Indikator penting yang dapat menilai keberhasilan program adalah tingkat dan jenis
morbiditas (kejadian sakit) di mana parameternya adalah insisden dan prevalens serta mortalitas
(tingkat kematian spesifik berdasarkan sebab penyakit tertentu.
Bab IV
Penyajian Data
9
4.1 Sumber Data
Sumber data dalam evaluasi ini diambil dari data sekunder yang berasal dari :
4.1.1 Laporan Bulanan IVA UPTD Puskesmas Cilamaya periode Januari sampai dengan
Desember 2012.
4.1.2 Laporan Hasil Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Payudara Puskesmas Klinik
IVA Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2012.
4.1.3 Profil UPTD DTP Puskesmas Cilamaya Tahun 2012.
4.2 Data Umum
4.2.1 Data Geografis
4.2.1.1 Lokasi Puskesmas
Gedung Puskesmas Kecamatan Cilamaya Wetan terletak di Jalan Pasar Cilamaya
No 1, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang.
4.2.1.2 Luas Wilayah Kerja Puskesmas
Luas wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cilamaya Wetan adalah + 61.589 Ha
yang terdiri dari tanah datar yang terbagi menjadi tanah sawah seluas 3.140 Ha,
tanah kering 1.384 Ha dan empang/tambak seluas 1.634 Ha. Kecamatan Cilamaya
Wetan mempunyai wilayah kerja yang mencakup tujuh desa yaitu desa Cilamaya,
desa Mekarmaya, desa Tegalwaru, desa Tegalsari, desa Cikalong, desa Cikarang
dan desa Muara.
4.2.1.3 Batas Wilayah Kerja Puskesmas
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Selatan : Kecamatan Banyusari
Sebelah Barat : Kecamatan Cilamaya Kulon
Sebelah Timur : Kabupaten Subang
4.2.2 Data Demografis
10
(Di Wilayah Kerja Puskesmas Cilamaya periode Januari sampai dengan Desember
2012)
4.2.2.1 Jumlah penduduk : 49.076 jiwa
4.2.2.2 Jumlah kepala keluarga : 16.677 KK
4.2.2.3 Jumlah penduduk laki-laki : 23.747 jiwa
4.2.2.4 Jumlah penduduk perempuan : 23.222 jiwa
4.2.2.5 Wanita usia 30-50 tahun : 8.857 jiwa
4.2.2.6 Sebagian besar penduduk lulusan SLTP/MTs dengan 50,9%
4.2.2.7 Sebagian besar penduduk merupakan penduduk miskin dengan 74%.
(Data Umum selengkapnya ada di Lampiran)
4.3 Data Khusus
4.3.1 Masukan
4.3.1.1 Man
Dokter : 1 orang (sebagai penanggungjawab)
Bidan : 3 orang (sebagai pelaksana)
4.3.1.2 Money
Dana untuk pelaksanaan program diperoleh dari :
APBD : cukup
Tarikan dari pasien sebanyak Rp5.000 (untuk peralatan pakai buang)
4.3.1.3 Material
11
Tabel 1 Peralatan baku untuk fasilitas penapisan dan pengobatan kanker leher rahim
Item Jumlah
Meja peralatan 1
Wadah peralatan dengan tutup 2
Meja pemeriksaan 1
Lampu sorot untuk sumber cahaya 1
Senter (Persiapan sekiranya listrik mati
pada saat tindakan)
1
Baterai kering untuk senter 2
Bivalved speculum 36 buah
(13 buah ukuran kecil, 17 buah
ukuran sedang dan 6 buah ukuran
besar)
Kain perlak untuk meja ginekologi 15
Kain penutup perut klien 15
Penutup nampan 0
Penutup trolley 0
Kursi beroda 0
Forseps untuk spons 0
Gallipots antikarat 24
Unit Krioterapi 1
Krioterapi tip 2 (1 untuk cadangan)
Karet penahan untuk krio unit 1 per unit
Tabung CO2 1
Kereta dorong untuk tabung CO2 1
Tang/spanner 1
Mur/baut Washers untuk krio machine Ada
Ember plastik untuk dekontaminasi 3
(1 untuk larutan klorin, 1 untuk
larutan cuka dan 1 untuk larutan
sabun)
Tempat sampah plastik 1
Sarung tangan rumah tangga 0
Antibiotik untuk IMS Cukup
Sarung tangan sekali pakai (disposible) Cukup
Asam asetat 12 botol ukuran 750 mL/bulan
Cotton wool Cukup
Kapas lidi panjang 8” untuk kapas/spatula Cukup
12
kayu
Bahan klorin 12 L/bulan
Kantung plastik 0
Sabun bubuk 1
Kapas lidi kassa Cukup
Sanitary pad/cotton for post krio Ada
Kondom Ada
Sikat gigi (untuk mencuci alat) Ada
Masker (untuk PI) Ada
Atlas IVA Ada
Panduan Pembaikan dan Perawatan 0
Buku Panduan Pelayanan (Service Delivery
Guidelines)
0
Pengatur waktu/timer 1
Panduan Pemeriksaan IVA 0
Stempel untuk persetujuan ibu di kartu
status ibu
0
Tinta stempel 0
4.3.1.4 Method
13
Gambar 2 Diagram alur untuk pencegahan kanker leher rahim
4.3.1.4.1 Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)
14
Mengajak wanita dalam kelompok usia 30-50 tahun untuk melakukan penapisan kanker leher rahim
Melakukan konseling tentang kanker leher rahim, faktor risiko dan pencegahannya.
Melakukan IVA
KankerNormal IVA positif
TINGKAT KOMUNITAS
TINGKAT YANKES PRIMER/SEKUNDER
Hamil dan lesi besar
Diulang 5 tahun yang akan datang
YaTidak
Sarankan krioterapi
Konseling
MenolakSetuju
Memilih untuk dirujuk
Anjurkan untuk ulangi IVA 1
tahun yang akan datang
Langsung krioterapi
Ada servisitis?
TidakYa
Obati
Langsung krioterapi
Tunggu 2 minggu untuk krioterapi
Kembali 1 tahun kemudian
Tidak ada tanda acetowhite Acetowhite&/lesi kanker Rujuk untuk evaluasi lebih lanjut
Yankes tertier
Ulang dalam 3 tahun lalu setiap 5 tahun
Tidak Ya
Hamil >20 minggu/lesi besar?
Tawarkan pengobatan ulang
Asesmen klien dan persiapan
1. Sebelum melakukan tes IVA, tindakan yang akan dilakukan
didiskusikan dahulu dengan ibu/klien. Dijelaskan bahwa tes
tersebut dianjurkan untuk wanita yang mempunyai faktor risiko
seperti :
- Berusia 30-50 tahun
- Usia muda saat pertama kali melakukan hubungan seksual
- Memiliki banyak pasangan seksual.
- Riwayat menderita penyakit menular seksual (PMS)
- Riwayat kanker leher rahim didalam keluarga.
- Hasil pap smear yang tidak normal.
- Merokok
- Penurunan sistem kekebalan tubuh seperti HIV/AIDS dan
penggunaan kortikosteroid kronis (asma dan lupus).
2. Memastikan semua peralatan dan bahan yang diperlukan
tersedia dan dalam kondisi yang baik. Ibu/klien diminta untuk
buang air kecil (BAK) dan melepaskan pakaian termasuk pakaian
dalam.
Tes IVA
1. Pertama-tama, petugas menggunakan spekulum untuk
memeriksa serviks. Lalu serviks dibersihkan untuk
menghilangkan cairan keputihan (discharge), kemudian asam
asetat dioleskan secara merata pada serviks. Larutan tersebut
menunjukkan perubahan pada sel yang menutupi serviks dengan
menghasilkan reaksi “acetowhite”.
2. Setelah minimal 1 menit, serviks diperiksa. Hasil tes (positif atau
negatif) harus dibahaskan bersama ibu/klien dan pengobatan
harus diberikan setelah konseling (jika diperlukan dan tersedia).
Langkah-langkah pasca IVA
1. Hasil tes IVA dan pemeriksaan panggul didiskusikan bersama
ibu/klien. Jika hasil tes IVA negatif, ibu tersebut diharap kembali 5
tahun yang akan datang untuk melakukan tes IVA berikutnya.
2. Jika hasil tes IVA positif atau diduga ada kanker, ibu tersebut
dianjurkan untuk melakukan langkah selanjutnya yaitu krioterapi.
3. Jika perlu dirujuk atau dilakukan pengobatan lebih lanjut, ibu/klien
tersebut diberikan formulir dan proses rujukan diaturkan.
Mencatat temuan
15
1. Hasil tes IVA dan temuan-temuan lain seperti bukti adanya
infeksi (servisitis), ektropion, kista Nabothian dan
ulkus/”strawberry serviks” dicatat. Jika terjadi perubahan
“acetowhite”, hasil pemeriksaan dicatat sebagai abnormal dan
sebuah peta serviks dan area yang berpenyakit digambarkan
pada formulir catatan.
4.3.1.4.2 Tindakan Krioterapi
Asesmen klien dan persiapan
1. Sebelum melakukan krioterapi, tindakan tersebut didiskusikan
dengan ibu/klien. Dijelaskan pengobatan tersebut perlu dilakukan
untuk membekukan jaringan ikat leher rahim yang tidak normal.
Setelah sel tersebut dibekukan, sel tersebut akan mati dan lepas
dari leher rahim.
2. Efek samping dari pengobatan ini juga dijelaskan yaitu ibu/klien
akan mengalami keputihan yang banyak selama empat sampai 6
minggu setelah pengobatan, sebagian perempuan akan
mengalami menstruasi ringan/kram dan pada saat ini, ibu tidak
boleh menaruh apapun ke dalam vagina. Sangat penting untuk
ibu atau pasangannya menggunakan kondom karena
pengobatan ini menyebabkan “luka” pada leher rahim dan ini
menyebabkan ibu rentan terkena atau menularkan PMS.
3. Pilihan pengobatan lain selain krioterapi juga diberikan kepada
ibu yaitu loop electrosurgical excision procedure (LEEP)dan
elektrokauteri.
Tindakan krioterapi
1. Pertama-tama, petugas memasukkan spekulum ke dalam vagina
untuk memeriksa serviks. Setelah lesi diidentifikasi, petugas
menempatkan ujung krioprob pada serviks sehingga menutupi
seluruh lesi. Petugas membekukan lesi dengan memberikan
pendingin secara terus menerus selam 3 menit, membiarkan lesi
mencair selama 5 menit dan kemudian memberikan pendingin
lagi selama 3 menit. Untuk efek maksimal, ketebalan bola es
yang menutupi serviks minimal 4 mm dan 3-5 mm di luar lesi.
Langkah-langkah pasca krioterapi
1. Analgesik oral (ibuprofen/asetaminofen) diberikan sekiranya ada
keluhan kram lebih dari 5-10 menit.
16
2. Mengingatkan ibu/klien tentang efek samping yang mungkin
dialami dan ibu harus segera kembali untuk pemeriksaan
sekiranya cairan bening yang keluar berbau, berwarna seperti
nanah, berasa nyeri pada abdomen bagian bawah, demam lebih
dari dua hari dan perdarahan yang disertai dengan gumpalan
darah.
Tindakan lanjut rutin
1. Ibu/klien dianjurkan untuk kembali dalam masa satu tahun untuk
melakukan tes IVA ulang.
4.3.1.4.3 Pemeriksaan Payudara
Persiapan
1. Menanyakan sekiranya ibu sadar jika ada perubahan dalam
payudara dan menanyakan sekiranya ibu melakukan
pemeriksaan payudara sendiri.
Inspeksi
1. Perbedaan bentuk, ukuran ,puting, kerutan dan lekukan pada
kulit diperhatikan.
Palpasi
1. Pemeriksaan dilakukan dalam posisi berbaring dan duduk
dengan kedua lengan di sisi badan.
2. Benjolan atau nyeri (tenderness) pada payudara diperhatikan.
3. Gumpalan atau benjolan pada ketiak juga diperhatikan.
Mencatat temuan
1. Menjelaskan kelainan temuan (jika ada) dan hal yang perlu
dilakukan oleh ibu yaitu dirujuk ke dokter bedah agar dapt
dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan diagnosa.
2. Mengajar ibu cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri.
4.3.1.5 Minute
Waktu yang dialokasikan untuk pelayanan IVA, CBE dan pengobatan krioterapi
setiap hari Senin dan Jum’at jam 08.00 pagi hingga 12.00 tengah hari.
Jangka waktu pelaksanaan kaunseling dan disertai pemeriksaan 15 – 20 menit.
4.3.1.6 Machine
Mesin atau alat yang digunakan dalam pelaksanaan ialah unit krioterapi untuk
pengobatan krioterapi.
17
4.3.1.7 Market
Masyarakat yang menjadi sasaran di dalam Program Pencegahan Kanker Leher
Rahim dan Kanker Payudara ialah semua perempuan yang berusia 30 sampai 50
tahun.
4.3.1.8 Information
Tidak ada teknologi informasi seperti telepon, radio, fax atau software computer
tertentu yang digunakan di dalam program ini.
4.3.2 Proses
4.3.2.1 Planning
Penyuluhan
Dilakukan satu kali sebulan di posyandu oleh kader yang dilatih oleh bidan.
Konseling
Dilakukan kepada semua pasien yang datang ke Poliklinik IVA di Puskesmas
Cilamaya setiap hari (Senin hingga Sabtu) oleh bidan yang telah mengikuti
pelatihan dari jam 08.00 hingga 14.00.
Pelayanan pemeriksaan kanker leher rahim (IVA)
Dilakukan kepada pasien yang datang dengan keluhan dan/atau bersedia
untuk diperiksa di Poliklinik IVA di Puskesmas Cilamaya setiap hari (Senin
hingga Sabtu) dari jam 08.00 hingga 14.00 oleh bidan yang sudah mengikuti
pelatihan.
Penanganan IVA positif dengan krioterapi
Dilakukan secara single visit approach oleh bidan yang telah mengikuti
pelatihan setiap hari (Senin hingga Sabtu) dari jam 08.00 hingga 14.00 di
Poliklinik IVA Puskesmas Cilamaya yaitu setelah tes IVA didapatkan adanya
kelainan sel dan lesi tersebut :
- Tidak dicurigai kanker
- Menutupi serviks tidak lebih dari 75%
- Tidak meluas sampai dinding vagina atai kanal serviks di luar jangkauan
krioprob
- Meluas tidak lebih dari 2 mm dari diameter prob krioterapi prob termasuk
ujung prob
Pelayanan pemeriksaan kanker payudara (CBE)
Dilakukan kepada pasien yang telah dilakukan pemeriksaan IVA oleh bidan
yang telah dilatih di Poliklinik IVA Puskesmas Cilamaya setiap hari (Senin
hingga Sabtu) dari jam 08.00 hingga 14.00.
18
Pelayanan rujukan
Dilakukan oleh bidan di Poliklinik IVA Puskesmas Cilamaya setiap hari (Senin
hingga Sabtu) dari jam 08.00 hingga 14.00 bagi kasus memerlukan fasilitas
yang sesuai untuk diagnosa lanjutan dan pilihan metode pengobatan yang lain
dan tersedianya backup medis.
Pencatatan dan pelaporan
Setiap hari (Senin hingga Sabtu) oleh bidan berupa jumlah kunjungan, jenis
kunjungan, hasil tes IVA, hasil deteksi dan rujukan kanker leher rahim dan
kanker payudara dan jumlah pengobatan krioterapi yang dilakukan dan ditunda
di dalam buku registrasi (logbook).
Setiap akhir bulan, oleh bidan berupa hasil jumlah kunjungan, hasil jenis
kunjungan ulang, hasil pemeriksaan IVA dan payudara, pengobatan krioterapi
yang dilakukan dan ditunda, curiga kanker leher rahim dan kelainan gynecology
lainnya.
4.3.2.2 Organizing
Gambar 3 Struktur organisasi Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara di Puskesmas Cilamaya
4.3.2.3 Actuating
Penyuluhan
Tidak terdapat data tertulis mengenai pelaksanaan penyuluhan di
posyandu.
19
Kepala PuskesmasDr Elfis Yunandar, MM
Dokter PenanggungjawabDr Zulkarnaen P
Koordinator Pencatatan dan Pelaporan
Nina Nuraisah, Am KebReni Rahayuningsih, Am Keb
Koordinator Penyediaan AlatHj Enok Rasmi, Am Keb
Koordinator Pelaksana Pelayanan
Nina Nuraisah, Am KebReni Rahayuningsih, Am Keb
Konseling
Dilakukan kepada semua pasien yang datang ke Poliklinik IVA di
Puskesmas Cilamaya setiap hari Senin dan Jum’at oleh bidan yang telah
mengikuti pelatihan selama 5-10 menit untuk setiap pasien sebelum
pemeriksaan dilakukan tetapi tidak terdapat data tertulis.
Pelayanan pemeriksaan kanker leher rahim (IVA)
Dilakukan kepada pasien yang datang dengan keluhan dan/atau
bersedia untuk diperiksa di Poliklinik IVA di Puskesmas Cilamaya setiap
hari Senin dan Jum’at oleh bidan yang sudah mengikuti pelatihan
selama 2-5 menit untuk setiap pasien tergantung kepada kerjasama
pasien dan pelayanan dilakukan dari jam 08.00 pagi hingga 12.00
tengah hari.
Penanganan IVA positif dengan krioterapi
Dilakukan secara single visit approach oleh bidan yang telah mengikuti
pelatihan setiap hari Senin dan Jum’at di Poliklinik IVA Puskesmas
Cilamaya yaitu setelah tes IVA didapatkan adanya kelainan sel dan
pelayanan dilakukan dari jam 08.00 pagi hingga 12.00 tengah hari.
Setiap pasien + 30 menit.
Pelayanan pemeriksaan kanker payudara (CBE)
Dilakukan kepada pasien yang telah dilakukan pemeriksaan IVA oleh
bidan yang telah dilatih di Poliklinik IVA Puskesmas Cilamaya selama +
5 menit untuk setiap pasien dan pelayanan dilakukan dari jam 08.00 pagi
hingga 12.00 tengah hari setiap hari Senin dan Jum’at.
Pelayanan rujukan
Dilakukan oleh bidan di Poliklinik IVA Puskesmas Cilamaya setiap hari
Senin dan Jum’at dimana pasien dirujuk ke Puskesmas Jatisari atau
RSUD Karawang untuk krioterapi atau tindakan medis lanjut dari jam
08.00 pagi hingga 12.00 tengah hari.
Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan setiap hari di buku registrasi (logbook) tidak
dilakukan oleh bidan tetapi data boleh didapatkan dari lembar
pemeriksaan.
Setiap akhir bulan, oleh bidan berupa hasil jumlah kunjunga, jumlah
kunjungan ulang dan jenisnya, hasil pemeriksaan IVA dan payudara,
pengobatan krioterapi yang dilakukan dan ditunda, curiga kanker leher
rahim dan kelainan gynecology lainnya.
20
4.3.2.4 Controlling
Pengawasan dari Dinas Kesehatan : Ada
Pengawasan dari Kepala Puskesmas : Ada
4.3.3 Keluaran
4.3.3.1 Cakupan Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker
Payudara pada tahun ke-6 di Puskesmas Kecamatan Cilamaya Wetan
periode Januari sampai dengan Desember 2012.
*Jumlah individu yang sudah diberikan pelayanan Program Pencegahan Kanker
Leher Rahim dan Kanker Payudara di Puskesmas Cilamaya periode Januari –
Desember 2012 : 1.037 jiwa
* Jumlah individu yang sudah diberikan pelayanan Program Pencegahan Kanker
Leher Rahim dan Kanker Payudara di Puskesmas Cilamaya periode 2007-2011 :
3.277 jiwa
*Jumlah seluruh WUS yang menjadi target program : 8.857 jiwa
*Jumlah wanita 30-50 tahun yang menjadi 80% dari target program : 7.085 jiwa
Maka kesenjangan Program = 80 – 60.9
= 19.1 %
4.3.3.2 Cakupan jumlah penyuluhan kanker leher rahim dan kanker payudara
yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Cilamaya Wetan dalam
periode Januari sampai dengan Desember 2012.
0%
4.3.3.3 Cakupan jumlah kunjungan ke Poliklinik IVA di Puskesmas Kecamatan
Cilamaya Wetan periode Januari sampai dengan Desember 2012.
0%
21
4.3.3.4 Cakupan kaunseling sebelum pemeriksaan di Poliklinik IVA di
Puskesmas Kecamatan Cilamaya Wetan periode Januri sampai
dengan Desember 2012.
0%
4.3.3.5 Cakupan deteksi kanker leher rahim di Puskesmas Kecamatan
Cilamaya Wetan periode Januari sampai dengan Desember 2012.
Bulan Target
Bulanan
Jumlah diperiksa IVA Kesenjangan
(%)ABS %
Januari 159 123 77,5 22,5
Februari 159 132 83,2 16,8
Maret 159 92 58,0 42,0
April 159 165 104,0 -
Mei 159 118 74,4 25,6
Juni 159 98 61,8 38,2
Juli 159 64 40,3 59,7
Agustus 159 31 19,5 80,5
September 159 42 26,5 73,5
Oktober 159 48 30,3 69,7
Nopember 159 52 32,7 68,3
Desember 159 72 45,4 54,6
Total 1908 1037
Maka kesenjangan cakupan deteksi kanker leher rahim = 100 – 54,4
= 45,6%
22
4.3.3.6 Cakupan rujukan kanker leher rahim di Puskesmas Kecamatan
Cilamaya Wetan periode Januari sampai dengan Desember 2012.
0%
4.3.3.7 Cakupan hasil tes iva yang positif di Poliklinik IVA di Puskesmas
Kecamatan Cilamaya Wetan periode Januari sampai dengan Desember
2012.
Bulan Jumlah diperiksa IVA IVA Positip
20 – 29 30 – 50 > 50
Januari 123 - 1 -
Februari 132 - 1 -
Maret 92 - 1 -
April 165 - 1 -
Mei 118 - 2 -
Juni 98 2 3 -
Juli 64 2 3 -
Agustus 31 2 3 -
September 42 3 3 -
Oktober 48 3 3 -
Nopember 52 - - -
Desember 72 3 3 -
Total 1037 15 24
23
4.3.3.8 Cakupan jumlah krioterapi yang dilakukan di Puskesmas
Kecamatan Cilamaya Wetan periode Januari sampai dengan Desember
2012.
Bulan Jumlah IVA Positip Krioterapi
Dilakukan Ditunda
Januari 1 0 1
Februari 1 0 1
Maret 1 0 1
April 1 0 1
Mei 2 0 2
Juni 5 3 2
Juli 5 3 2
Agustus 5 3 2
September 6 3 3
Oktober 6 3 3
Nopember - - -
Desember 6 3 3
Total 39 18 21
Maka kesenjangan dari jumlah krioterapi yang dilakukan = 100 - 46,2
= 53,8%
24
4.3.3.9 Cakupan kunjungan ulang di Poliklinik IVA di Puskesmas Kecamatan
Cilamaya Wetan periode Januari sampai dengan Desember 2012
Bulan Jumlah
diperiksa IVA
Kunjungan Ulang
Ada Keluhan Setelah 3 bulan Setelah 1 tahun
Januari 123 6 - -
Februari 132 15 - -
Maret 92 15 - -
April 165 15 - -
Mei 118 30 - -
Juni 98 41 - -
Juli 64 41 - -
Agustus 31 41 - -
September 42 47 - -
Oktober 48 51 - -
Nopember 52 5 - -
Desember 72 59 - -
Total 1037 366
25
4.3.3.10 Cakupan deteksi kanker payudara di Puskesmas Kecamatan
Cilamaya Wetan periode Januari sampai dengan Desember 2012.
Bulan Target
Bulanan
Jumlah diperiksa CBE Kesenjangan
(%)ABS %
Januari 159 123 77,5 22,5
Februari 159 132 83,2 16,8
Maret 159 92 58,0 42,0
April 159 165 104,0 -
Mei 159 118 74,4 25,6
Juni 159 98 61,8 38,2
Juli 159 64 40,3 59,7
Agustus 159 31 19,5 80,5
September 159 42 26,5 73,5
Oktober 159 48 30,3 69,7
Nopember 159 52 32,7 68,3
Desember 159 72 45,4 54,6
Total 1908 1037
Maka kesenjangan cakupan deteksi kanker payudara = 100 – 54,4
= 45,6%
4.3.3.11 Cakupan rujukan kanker payudara di Puskesmas Kecamatan
Cilamaya Wetan periode Januari sampai dengan Desember 2012.
0%
(Perhitungan cakupan setiap keluaran dari Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan
Kanker Payudara di atas dilakukan sendiri oleh evaluator dan bukan dari Puskesmas
Cilamaya)
26
4.3.4 Lingkungan
4.3.4.1 Fisik
Lokasi puskesmas
Terdapat beberapa desa yang memiliki akses yang sulit untuk ke
Puskesmas Cilamaya misalnya desa Muara.
Transportasi
Tersedia sarana transportasi yaitu angkutan kota yang menjadikan pasar
sebagai terminal terakhir tetapi tidak semua jalan dapat dilalui dengan
kenderaan empat roda.
Fasilitas kesehatan
Terdapat fasilitas kesehatan lain seperti klinik, praktek dokter dan praktek
bidan yang bekerjasama dengan baik.
4.3.4.2 Non Fisik
Peran serta masyarakat : Kurang
Perilaku masyarakat : Kurang
Tingkat pengetahuan masyarakat : Kurang
Tingakt pendidikan : Rata-rata penduduk di wilayah Cilamaya
berpendidikan rendah
Sosial ekonomi : Tidak mempengaruhi program
Sosial budaya : Tidak mempengaruhi program
Adat istiadat : Tidak mempengaruhi program
4.3.5 Umpan Balik
Adanya pencatatan dan pelaporan di akhir setiap bulan yang melihatkan hasil dari
perencanaan yang telah direncanakan.Namun begitu data pencatatan dan
pelaporan masih tidak begitu lengkap di mana tidak memenuhi kriteria pencatatan
dan pelaporan yang telah dianjurkan oleh pihak Departemen Kesehatan RI, 2007.
Adanya rapat kerja setiap bulan dengan Kepala Puskesmas untuk mengevaluasi
perencaan program yang telah direncanakan.
4.3.6 Dampak
27
4.3.6.1 Langsung
Belum dapat dinilai tingkat pengetahuan dan kesadaran wanita untuk
dilakukan pemeriksaan di wilayah kerja Puskesmas Cilamaya tentang
kanker leher rahim dan kanker payudara.
4.3.6.2 Tidak Langsung
Belum dapat dinilai penurunan insidens rate dan angka kematian yang
disebabkan oleh kanker leher rahim dan kanker payudara.
Bab V
28
Perbahasan
5.1 Masalah Menurut Variable Keluaran
No Variable Tolok Ukur Cakupan Masalah
1 Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan
Kanker Payudara
80% 60,9 % 19,1 %
2 Deteksi kanker leher rahim 100 % 54,4% 45,5%
3 Jumlah krioterapi yang dilakukan 100 % 46,2% 53,8%
4 Deteksi kanker payudara 100 % 54,4 % 45,5%
5.2 Masalah Menurut Variable Masukan
No Variable Tolok Ukur Cakupan Masalah
1 Man Setiap desa 1 bidan yang
terlatih
3 bidan (2 bidan desa) (+)
2 Minute Pelayanan setiap hari (Senin –
Sabtu) dari jam 08.00 – 14.00
Pelayanan setiap Senin dan
Jum’at dar jam 08.00 – 12.00
(+)
5.3 Masalah Menurut Variable Proses
No Variable Tolok Ukur Cakupan Masalah
Actuating
1 Penyuluhan Ada Ada (tidak ada data secara
tertulis)
(+)
2 Konseling Ada Ada (tidak ada data secara
tertulis)
(+)
3 Pelayanan
pemeriksaan IVA
Setiap hari (Senin –
Sabtu) dari jam 08.00 –
14.00
Hari Senin dan Jum’at dari
jam 08.00 – 12.00
(+)
4. Penanganan dengan
krioterapi
Setiap hari (Senin –
Sabtu) dari jam 08.00 –
14.00
Hari Senin dan Jum’at dari
jam 08.00 – 12.00
(+)
5 Pelayanan CBE Setiap hari (Senin –
Sabtu) dari jam 08.00 –
14.00
Hari Senin dan Jum’at dari
jam 08.00 – 12.00
(+)
6 Pelayanan rujukan Setiap hari (Senin –
Sabtu) dari jam 08.00 –
Hari Senin dan Jum’at dari (+)
29
14.00 jam 08.00 – 12.00
7 Pencatatan dan
pelaporan setiap
hari
Jumlah kunjungan
Jenis kunjungan
Hasil tes IVA
Hasil deteksi dan
rujukan kanker leher
rahim dan kanker
payudara
Jumlah pengobatan
krioterapi yang
dilakukan dan ditunda
Tidak ada (data harian hanya
didapatkan dari lembar
pemeriksaan)
(+)
5.4 Masalah Menurut Variable Lingkungan
No Variabel Tolok Ukur Cakupan Masalah
Fisik
1 Lokasi Terjangkau Tidak terjangkau bagi
sesetengah desa
(+)
2 Transportasi Tersedia Tidak semua jalan bisa
dilalui oleh kenderaan 4
roda
(+)
Non Fisik
3 Peran serta masyarakat Peran aktif Kurang (+)
4 Perilaku masyarakat Peran aktif Kurang (+)
5 Tingkat pengetahuan Mendukung Kurang (+)
6 Tingkat pendidikan Tidak menjadi faktor
penghambat
Rendah (+)
(Variable selain di atas tidak menjadi masalah berdasarkan tolok ukur dan penilaian evaluator)
Bab VI
Perumusan Masalah
30
6.1 Masalah Sebenar (Menurut Keluaran)
Dari hasil laporan bulanan Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker
Payudara di Puskesmas Cilamaya periode Januari sampai dengan Desember 2012 ternyata ada
beberapa masalah yaitu :
6.1.1 Cakupan Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara sebesar
19,1%.
6.1.2 Cakupan deteksi kanker leher rahim sebesar 45,5%.
6.1.3 Cakupan penanganan krioterapi yang dilakukan sebesar 53,8%.
6.1.4 Cakupan deteksi kanker payudara sebesar 45.5%.
6.2 Masalah dari Unsur Lain
Dari hasil evaluasi Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara di
Puskesmas Cilamaya periode Januari sampai dengan Desember 2012 didapatkan beberapa
penyebab masalah yaitu :
6.2.1 Masukan
Jumlah petugas kesehatan yang dilatih untuk melaksanakan program terlalu sedikit
yaitu sebanyak tiga orang dan petugas yg dilatih merupakan bidan desa yang mempunyai
tugas lain yang harus dipenuhi yaitu Program KIA dan KB yang merupakan program wajib
puskesmas. Kelebihan tes IVA ialah kesederhanaan teknik pemeriksaan dimana
pelatihannya dapat diberikan dengan mudah kepada hampir seluruh tenaga kesehatan.
Waktu yang dialokasikan untuk pelayanan Poliklinik IVA ialah setiap hari (Senin
hingga Sabtu) dari jam 08.00 hingg 14.00 tetapi pelayana di Puskesmas Cilamaya hanya
dilakukan pada hari Senin dan Jum’at dari jam 08.00 hingga 12.00.
6.2.2 Proses
Tidak ada data tertulis mengenai penyuluhan dan konseling yang dilakukan, jadi
sukar untuk menentukan sekiranya target tercapai di mana penyuluhan dilakukan setiap
bulan di posyandu oleh kader yang dilatih bidan dan konseling dilakukan kepada semua
pasien yang datang ke Poliklinik IVA. Pelayanan pemeriksaan IVA, penanganan dengan
krioterapi, pelayanan CBE dan pelayanan rujukan hanya dilaksanakan pada hari Senin dan
Jum’at dari jam 08.00 hingga 12.00 di mana pelayanan yang direncanakan dilakukan pada
setiap hari (Senin hingga Sabtu) dari jam 08.00 hingga 14.00.Pencatatan dan pelaporan
31
setiap hari yang harus dicatat di dalam buku registrasi (logbook) tidak dilakukan dan data
harian didapatkan dari lembar pemeriksaan. Bidan yang dilatih juga tidak tahu
mengketegorikan jenis kunjungan yang dilakukan oleh pasien sama ada kunjungan
pertama kali atau ulangan setelah krioterapi.
6.2.3 Lingkungan
Lokasi puskesmas yang tidak boleh dijangkau bagi penduduk sesetengah desa
misalnya desa Muara karena masalah transportasi di mana tidak semua jalan di wilayah
Cilamaya bisa dilalui oleh kenderaan empat roda.
Mayoritas penduduk di wilayah Cilamaya, tingkat pendidikannya rendah sebesar
50,9% yang mempengaruhi tingkat pengetahuan, peran serta dan perilaku masyarat yang
merupakan hambatan dalam Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker
Payudara.
Bab VII
Prioritas Masalah
32
7.1 Masalah Menurut Keluaran
A. Cakupan Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara sebesar
19,1%.
B. Cakupan deteksi kanker leher rahim sebesar 45,5%.
C. Cakupan penanganan krioterapi yang dilakukan sebesar 53,8%.
D. Cakupan deteksi kanker payudara sebesar 45.5%.
7.2 Prioritas Masalah
No Parameter Masalah
A B C D
1 Prevalensi 2 5 3 5
2 Security 2 5 4 5
3 Social benefit 3 5 4 5
4 Technology 3 5 5 2
5 Resources 3 5 4 2
Total 13 25 20 19
Keterangan derajat masalah :
5 : Sangat penting
4 : Penting
3 : Cukup penting
2 : Kurang penting
1 :Tidak penting
Yang menjadi prioritas masalah :
1. Cakupan deteksi kanker leher rahim pada periode Januari sampai dengan Desember 2012
sebesar 54,4% dengan target 100%.
2. Cakupan penanganan dengan krioterapi dalam penapisan kanker leher rahim pada periode
Januari sampai dengan Desember 2012 sebesar 46,2% dengan target 100%.
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
33
8.1 Masalah 1
Cakupan deteksi kanker leher rahim pada periode Januari sampai dengan Desember 2012
sebesar 54,4% dengan target 100%
Penyebab
Pelayanan deteksi kanker leher rahim yang hanya dilakukan pada hari Senin dan Jum’at
dari jam 08.00 hingga 12.00
Tenaga kesehatan yang terlatih hanya 3 orang bidan dan 2 orang dari bidan ini merupakan
bidan desa.
Tingkat pengetahuan masyarakat yang rendah mengenai kanker leher rahim yang
menyebabkan mereka tidak datang ke Poliklinik IVA untuk di periksa.
Lokasi dan transportasi ke Puskesmas Cilamaya yang tidak terjangkau oleh semua
penduduk terutama di desa Muara.
Penyelesaian
Melatih lebih banyak tenaga kesehatan terutama bidan desa supaya ibu-ibu yang ingin di
periksa IVA tidak perlu pergi ke Puskesmas Kecamatan tetapi cukup ke puskesmas desa
yang lebih terjangkau.
Dengan melatih lebih banyak tenaga kesehatan, Poliklinik IVA di Puskesmas Cilamaya
juga boleh melaksanakan pelayanan setiap hari (Senin hingga Jum’at) dari jam 08.00
hingga jam 14.00.
Dengan terlatihnya bidan di setiap desa, active finding wanita yang berusi 30-50 tahun
boleh dilakukan ke setiap dusun dan dilakukan pemeriksaan IVA.
Melakukan lebih banyak penyuluhan di dalam dan luar gedung untuk meningkatkan
kesadaran ibu-ibu dan juga pasangan mereka tentang betapa bahayanya kanker leher
rahim ini dan pentingnya dilakukan deteksi dini.
8.2 Masalah 2
Cakupan penanganan dengan krioterapi dalam penapisan kanker leher rahim pada periode
Januari sampai dengan Desember 2012 sebesar 46,2% dengan target 100%
34
Penyebab
Pelayanan penanganan dengan krioterapi yang hanya dilakukan pada hari Senin dan
Jum’at dari jam 08.00 hingga 12.00.
Hanya 3 orang bidan yang terlatih dalam penggunaan alat krioterapi.
Pada akhir tahun 2012, unit krioterapi yang tersedia di puskesmas rusak. Tiada biaya yang
diperlukan untuk memperbaiki unit krioterapi
Tingkat pengetahuan masyarakat yang rendah mengenai penanganan dengan krioterapi
sehingga pasien yang dirujuk untuk melakukan krioterapi di tempat lain tidak langsung ke
tempat yang seharusnya.
Lokasi dan transportasi ke Puskesmas Cilamaya yang tidak terjangkau oleh semua
penduduk terutama di desa Muara.
Penyelesaian
Pelatihan mengenai penggunaan alat krioterapi harus dilakukan kepada setiap bidan
Puskesmas dan bidan desa supaya Poliklinik IVA dapat dibuka setiap hari (Senin hingga
Sabtu) dari jam 08.00 hingga 14.00.
Merujuk pasien yang perlu dilakukan krioterapi ke puskesmas lain atau RSUD yang
mempunyai fasilitas dan tenaga kesehatan yang terlatih.
Menghantar sendiri pasien ke tempat yang dirujuk dengan menggunakan ambulans desa
atau ambulans puskesmas keliling supaya pasien langsung dpat dipastikan melakukan
krioterapi.
Melakukan penyuluhan di dalam dan luar gedung mengenai manfaat melakukan krioterapi
bukan saja kepada wanita yang berusia 30 hingga 50 tahun tetapi juga kepada pasangan
mereka supaya ada kesadaran di dalam suatu keluarga tentang pentingnya melakukan
krioterapi.
Bab IX
Kesimpulan dan Saran
35
9.1 Kesimpulan
Dari hasil evaluasi Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara yang
dilakukan dengan cara pendekatan sistem di UPTD Puskesmas Cilamaya pada periode Januari
sampai dengan Desember 2012 belum berjalan dengan baik melihat berbagai masalah yang
ditemukan sebagai berikut :
9.1.1 Cakupan Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara selama
6 tahun (2007 – 2012) sebesar 60,9% dengan target 80%.
9.1.2 Cakupan jumlah penyuluhan yang dilakukan tidak terdapat data secara tertulis.
9.1.3 Cakupan jumlah kunjungan ke Poliklinik IVA tidak terdapat data secara tertulis
9.1.4 Cakupan kaunseling tidak terdapat data secara tertulis.
9.1.5 Cakupan deteksi kanker leher rahim sebesar 54,4% dengan target 100% dan
rujukan kanker leher rahim tidak terdapat data secara tertulis.
9.1.6 Cakupan hasil tes IVA yang positif sebesar 3,8%.
9.1.7 Cakupan jumlah krioterapi yang dilakukan sebesar 46,2% dengan target 100%.
9.1.8 Cakupan kunjungan ulang sebesar 35,3%.
9.1.9 Cakupan deteksi kanker payudara sebesar 54,4% dengan target 100% dan
rujukan kanker payudara tidak terdapat data secara tertulis.
Dua hal yang menjadi prioritas masalah dari hasil evaluasi yang di dapat ialah :
Cakupan deteksi kanker leher rahim pada periode Januari sampai dengan Desember 2012
sebesar 54,4% dengan target 100%.
Cakupan penanganan dengan krioterapi dalam penapisan kanker leher rahim pada periode
Januari sampai dengan Desember 2012 sebesar 46,2% dengan target 100%.
Masalah di atas disebabkan oleh karena :
Kurangnya tenaga kesehatan yang terlatih untuk melakukan pemeriksaan yang menyebabkan
waktu pelayanan yang singkat.
Tidak adanya struktur organisasi yang tertulis menyebabkan tidak jelasnya pembagian tugas
yang harus dilakukan.
Lokasi dan ketidaksediaan transportasi di sesetengah desa menyebabkan masyarakat tidak
terjangkau untuk ke Poliklinik untuk diperiksa.
Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai kanker leher rahim dan kanker payudara
menyebabkan masyarakat tidak aktif dalam peran serta program dan memandang ringan
anjuran yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan.
Pencatatan dan pelaporan program yang masih tidak lengkap karena ketidakjelasan
pembagian tugas antara tenaga kesehatan.
36
9.2 Saran
Diharapkan saran yang disarankan ini dapat mengurangi persentase permasalhan yang
dihadapi di dalam program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara di Puskesmas
Cilamaya dan secara tidak langsung juga mencapai target yang ingin dicapai oleh Departeman
Kesehatan RI.
9.2.1 Pelatihan yang lebih banyak dilakukan terutamanya ke setiap bidan desa supaya
active finding bisa dilakukan dan masalah seperti lokasi dan transportasi tidak lagi
menjadi hambatan di dalam program serta pelayanan di Poliklinik IVA dapat
dilaksanakan setiap hari.
9.2.2 Diharapkan agar diwujudkan struktur organisasi secara tertulis supaya pembagian
tugas lebih jelas antara dokter penanggungjawab dan bidan yang bertugas.
9.2.3 Lebih banyak penyuluhan di dalam dan luar gedung kepada wanita usia 30-50
tahun dengan pasangan atau anggota keluarga masing-masing supaya kesadaran
di dalam masyarakat dapat ditingkatkan dan pengedaran leaflet juga di anjurkan
supaya sesama masyakarat dapat mengedukasi sesama mereka.
9.2.4 Diharapkan agar bidan atau tenaga kesehatan dapat mendatakan setiap kegiatan
yang dilakukan dengan lengkap supaya pemantauan program akan lebih terinci
dan masalah dapat dideteksi dengan mudah.
37