documenta
TRANSCRIPT
A. Pengertian rumah
1.1 Pengenalan rumah tinggal Rumah adalah sesuatu bangunan yang tidak dapat di pisahkan dari kehidupan
manusia karena rumah merupakan kebutuhan primer bagi manusia sebagai tempat berlindung manusia dari berbagai gangguan dari luar, salain itu kalau kita lihat dari beberapa pengertian rumah juga berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian, tempat manusia melangsungkan kehidupannya, tempat manusia berumah tangga dan sebagainya.
Rumah tinggal juga terdiri dari beberapa jenis antara lain: Rumah Susun (Flat), Rumah Kota (Town House),Rumah berpekarangan Dalam (Patio House), Maisonet (Maisonette), Rumah teras bertingkat (Terrace House), Rumah Gandeng (Row House), Rumah tunggal ( detached houses ), Rumah kopel ( semi detached houses ), Rumah deret ( row houses ), Rumah tipe Maisonettee danApartemen.
A. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. (UU No. 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman)
B. Rumah merupakan tempat berlindung dari pengaruh luar manusia, seperti iklim, musuh, penyakit, dan sebagainya. Untuk dapat berfungsi secara fisiologis, rumah haruslah dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dibutuhkan, seperti listrik, air bersih, jendela, ventilasi, tempat pembuangan kotoran dan lain-lain. (Koesputranto, 1988)
C. Rumah merupakan suatu bangunan, tempat manusia tinggal dan melangsungkan kehidupannya. Di samping itu, rumah juga merupakan tempat berlangsungnya proses sosialisasi pada saat seorang individu diperkenalkan kepada norma dan adat kebiasaan yang berlaku di dalam suatu masyarakat. (Sarwono dalam Budihardjo, 1998 : 148)
D. Dalam arti umum, rumah adalah bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu tertentu. Rumah bisa menjadi tempat tinggal manusia maupun hewan, namun tempat tinggal yang khusus bagi hewan biasa disebut sangkar, sarang, atau kandang. Dalam arti khusus, rumah mengacu pada konsep-konsep sosial-kemasyarakatan yang terjalin di dalam bangunan tempat tinggal, seperti keluarga, tempat bertumbuh, makan, tidur, beraktivitas, dan lain-lain. (Wikipedia, 2010)E. Elemen terpenting dari pembentukan suatu perumahan adalah rumah itu sendiri. Rumah dapat diartikan sebagai tempat untuk berumah tangga, tempat tinggal/alamat, lokasi tempat tinggal, bagian dari eksistensi individu/keluarga (terkait dengan status, tempat kedudukan, identitas), bagian dari kawasan fungsional kota, investasi (keluarga atau perusahaan), sumber
bangkitan pergerakan (trip production), ruang untuk rekreasi, ruang yang digunakan untuk menjalin kehidupan keluarga, serta wadah sebagai batas privasi. (Anonimous, 2008)F. Pengertian rumah bagi seseorang bisa mengandung dimensi yang luas. Rumah adalah keluarga dengan budaya internal beserta sejarahnya serta lingkungan alam, masyarakat dengan budaya lokal.(Allenda, Leonardiansyah : 1)G. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. (Musthofa, Bisri. 2008 : 64)H. Dalam pengertian yang luas, rumah bukan hanya sebuah bangunan (struktural), melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak, dipandang dari berbagai segi kehidupan masyarakat. Rumah dapat dimengerti sebagai tempat perlindungan, untuk menikmati kehidupan, beristirahat dan bersuka ria bersama keluarga. Di dalam rumah, penghuni memperoleh kesan pertama dari kehidupannya di dalam dunia ini. Rumah harus menjamin kepentingan keluarga, yaitu untuk tumbuh, memberi kemungkinan untuk hidup bergaul dengan tetangganya, dan lebih dari itu, rumah harus memberi ketenangan, kesenangan, kebahagiaan, dan kenyamanan pada segala peristiwa hidupnya. (Frick, 2006 : 1)I. Rumah adalah bangunan untuk tempat tinggal (Kamus Bahasa Indonesia, 1997). Kebutuhan akan dapat berlindung sebenarnya termasuk kebutuhan yang utama, selanjutnya karena manusia tidak lagi hidup secara berpindah-pindah, maka mereka memerlukan tempat tinggal yang tetap, yang sekarang bisa disebut rumah. (Juhana, 2000 : 31) J. Rumah merupakan sarana pengaman bagi diri manusia, pemberi ketentraman hidup, dan sebagai pusat kehidupan berbudaya. Di dalam rumah dan lingkungannya itu, dibentuk dan berkembang menjadi manusia yang berkepribadian. (Juhana, 2000 : 31)
B. Latar Belakang Rumah adalah tempat manusia berlindung dari berbagai macam gangguan yang datang dari alam baik itu dari binatang ataupun iklim setempat. Kehidupan manusia pada zaman dahulu cenderung tinggal di bawah pohon sebagai tempat berlindung dari sengatan matahari, Didalam goa dan di balik batu. Namun dari tahun ketahun karena manusia selalu berkembang dan teknologipun semakin modern, sampai sekarang pembangunan rumah pun berkembang pesat karena kebutuhan akan tempat tinggal sangat tinggi.
C. Tujuan Rumah TinggalRumah merupakan tempat berlindung dari pengaruh luar manusia, seperti iklim,
musuh, penyakit, dan sebagainya. Namun tujuan rumah tidaklah lepas dari fungsinya, antara lain:A.Turner (dalam Jenie, 2001 : 45), mendefinisikan tiga fungsi utama yang terkandung dalam sebuah rumah tempat bermukim, yaitu :
1.Rumah sebagai penunjang identitas keluarga (identity) yang diwujudkan pada kualitas hunian atau perlindungan yang diberikan oleh rumah. Kebutuhan akan tempat tinggal
dimaksudkan agar penghuni dapat memiliki tempat berteduh guna melindungi diri dari iklim setempat.
2.Rumah sebagai penunjang kesempatan (opportunity) keluarga untuk berkembang dalam kehidupan sosial budaya dan ekonomi atau fungsi pengemban keluarga. Kebutuhan berupa akses ini diterjemahkan dalam pemenuhan kebutuhan sosial dan kemudahan ke tempat kerja guna mendapatkan sumber penghasilan.
3.Rumah sebagai penunjang rasa aman (security) dalam arti terjaminnya keadaan keluarga di masa depan setelah mendapatkan rumah. Jaminan keamanan atas lingkungan perumahan yang ditempati serta jaminan keamanan berupa kepemilikan rumah dan lahan (the form of tenure).
Secara garis besar, rumah memiliki empat fungsi pokok sebagai tempat tinggal yang layak dan sehat bagi setiap manusia (Doxiadis dalam Dian, 2009), yaitu:
Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok jasmani manusia. Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok rohani manusi. Rumah harus melindungi manusia dari penularan penyakit. Rumah harus melindungi manusia dari gangguan luar.
D. Jenis- Jenis Rumah Tinggal Jenis Rumah Menurut Richard Untermann & Robert Small (1986) dalam dalam buku Perencanaan Tapak untuk Perumahan, maka ada beberapa tipe perumahan antara lain:A. Rumah Tinggal Tunggal/ Detached
Rumah tinggal tunggal atau rumah terpisah adalah rumah tinggal yang berdiri sendiri. Rumah tinggal tunggal dipakai biasanya hanya untuk satu keluarga dan jarak antar rumahnya berjauhan. Selain itu cottage, villa, bungalow, dan mansion juga termasuk dalam kelompok rumah tinggal tunggal. Rumah tinggal tunggal dibangun diatas tanah yang besarnya lebih besar dari bangunannya. Rumah tersebut dikelilingi oleh halaman atau yard .
B. Rumah Tinggal Koppel ( Semi Detached )Rumah Tinggal kopel adalah Rumah Tinggal Tunggal yang di sekat
sama besar antara Kiri dan Kanan, biasanya rumah tinggal kopel ini untuk disewakan pemiliknya untuk menghemat lahan bangunan.C. Rumah Kota (Town House)
Adalah sama seperti rumah gandeng dengan penambahan tempat parkir di dalam bangunannya. Parkir di bagian dalam memerlukan halaman depan yang lebih lebar (untuk menampung pengemudi dan jalan masuk dan ruangan bagian dalam untuk kegunaan tertentu) dan kadang-kadang dibuat dengan suatu kedalaman kira-kira 150 feet. Rumah kota menawarkan kenyamanan yang tinggi untuk sebuah keluarga tunggal kecuali bila dibuat tanpa halaman samping.D. Rumah Susun (Flat)
Rumah yang flesibel, yaitu mampu menyesuaikan berbagai konfigurasi. Kerugian utama rumah susun adalah BC yang mengurangi unit-unit yang dapat diorientasikan ke permukaan tanah. Rumah susun umumnya berisi ganda, artinya mempunyai ruang-ruang yang berada di luar pada unit-unit tersebut.
E. Rumah berpekarangan Dalam (Patio House)Adalah suatu variasi pada rumah "ranch” berlantai satu tradisional. Dengan pintu
masuk di bagian tengah, ruang tamu terletak pada sisi dan ruang-ruang tidur pada sisi lainnya. Untuk menyesuaikan pada bidang tanah yang sempit, bentuk tersebut "dibengkokkan” dan ruang-ruang pribadinya dikitari oleh pemagaran. Dengan menghilangkan halaman-halaman samping dan depan, rumah "ranch” tersebut kini menjadi rumah berpekarangan dalam (patio).
F. Maisonet (Maisonette)
Adalah sebuah tipe standar dari bangunan berkapasitas tinggi dan bertingkat rendah. Yang telah sipergunakan secara luas di seluruh dunia. Dikatakan berkepadatan tinggi karena merupakan suatu penumpukan vertikal maksimum dari sebuah unit berlantai dua di atas unit bangunan lainnya, dengan dua tahapan tangga untuk lantai utama dari unit yang terletak lebih atas.
G. Rumah teras bertingkat (Terrace House)
Rumah gandeng dan berpekarangan dalam dapat saja dibuat menjenjang ke atas maupun ke bawah sebuah perbukitan guna meningkatkan arah pandangan, dan memberikan orientasi yang lebih baik, juga memungkinkan taman-taman atau teras-teras di atas atap-atap dari unit-unit di bawahnya.
H. Rumah Gandeng (Row Houses)
Rumah gandeng berasal dari rumah berlantai dua tradisional yang terletak di atas sebidang petak yang sempit.. Fung-fungsi "tempat tinggal” dasarnya terletak pada lantai bawah: meliputi ruang tamu, ruang makan, dapur, kamar mandi kecil dan kemungkinan sebuah ruang belajar.
Rumah : jenis, garis sempadan, syarat & kegunaannya Sesuai hirarki kebutuhan dari Abraham Maslow, setelah manusia terpenuhi kebutuhan jasmaniahnya ( sandang, pangan dan kesehatan ), maka kebutuhan akan rumah merupakan salah satu motivasi untuk mengembangkan kehidupan yang lebih baik dan tinggi. Dengan memiliki rumah, walaupun kecil, secara hakiki pemilik telah menguasai ruang yang dapat diatur sesuka hatinya, sesuai seleranya. Ruang tsb akan memberikan respon terhadapnya, artinya dapat tercipta suasana timbal balik dan saling menghidupkan. Dengan demikian, suasana home telah tercipta pada house tsb. Bukan lagi sekedar menghindari hujan dan panas, tetapi memberikan ketenangan, kesenangan, bahkan kenangan akan segala peristiwa dalam kehidupannya.
Karena rumah telah menjadi satu dengan hidupnya, maka tercipta mikro kosmos ( rumah dan suasananya ) terpadu dengan makro kosmos ( lingkungan kota, daerah, negara, dunia, alam ), secara harmonis yang saling mempengaruhi. Hubungan yang tidak serasi akan mengakibatkan ketidaktenangan dan ketidakstabilan hidup. Menyadari hal tersebut, disepakati untuk membangun rumah untuk memenuhi kebutuhan rakyat banyak. Untuk membangun rumah yang layak, sehat untuk dihuni, berikut ini dasar2 perencanaan rumah dari segi bentuk, jenis, serta aturan tata kota untuk membangun rumah tinggal :
Rumah berdasarkan bentuk penggunaannya Rumah tunggal : punya satu pintu bebas dengan jalan masuk sendiri, misalnya rumah
di kota, villa Rumah majemuk : punya beberapa pintu masuk Rumah berpindah tempat : misalnya trailer pada rumah mobile
Rumah bukan tempat tinggal : misalnya rumah yang bersifat darurat, non permanen, untuk menanggulangi keadaan darurat, akibat bencana alamRumah berdasarkan jenisnya
Rumah tunggal. Berdiri sendiri dalam persil, terpisah dengan rumah di sebelahnya. Tingkat privasi & kenyamanannya yang tertinggi.Rumah deret. Ingat rumahnya Huxtable di Cosby Show juga seperti ini. Rumah- rumah di Eropa & Amerika ini diikuti sebagian pemukiman elit di Indonesia.
Rumah tunggal ( detached houses ) : rumah berdiri sendiri pada persil, terpisah dengan rumah di sebelahnya.
Rumah kopel ( semi detached houses ) : rumah yang umumnya berada pada satu persil, satu bangunan terdiri dari 2 unit rumah dengan satu atap.
Rumah deret ( row houses ) : jenis hunian yang unitnya menempel satu sama lain, umumnya maksimal 6 unit berderet.
Rumah tipe Maisonettee : terdiri 2 lantai, bisa berupa satu unit tersendiri, bisa berderet, dapat berada dalam massa yang besar, umumnya lantai satu untuk kegiatan umum ( ruang tamu, keluarga, makan, dapur ) dan lantai 2 khusus ruang tidur. Luas bangunan antara 40-70 m2 ( jumlah luas lantai atas dan bawah ).
Luas persil antara 45 – 165 m2. Kecuali untuk persil di sudut, dapat ditambah pada sisi sejajar dengan jalan samping, sesuai ketentuan minimum lebar GSB ( Garis Sempadan Bangunan ).
Apartemen : bangunan besar bertingkat banyak, terdiri unit2 hunian, setiap unit terdiri 1 – 3 lantai.
Rumah inti : hanya terdiri ruang2 pokok ( tidak lengkap ) yaitu ; WC, kamar tidur, dapur dan satu ruang serbaguna, yang perkembangannya di kemudian hari dilakukan penghuni sendiri sesuai arahan dari pengelola. Luas minimum 12 m2, dimungkinkan pengembangannya menjadi rumah sederhana lengkap seluas minimum 36 m2. Rumah sub inti : hanya terdiri kamar mandi/ WC dan satu ruang serbaguna.
Rumah tumbuh : rumah yang dibangun secara bertahap sesuai kemampuan penghuni, tetapi denah keseluruhannya telah dirancang.
Rumah berjenjang ( terrace house ) : memiliki taman, umumnya bertingkat, dibangun pada tapak yang berlereng/ miring.
Rumah spit level ( Spit level house ) : memiliki mezanin untuk ruang keluarga dan ruang tamu terpisah lantainya, tapi secara split.
Court houses : rumah yang mengelilingi satu ruang terbuka di tengah, rumah yang beratrium.
Rumah Urban
Urban House atau rumah bandar adalah istilah untuk rumah-rumah diperkotaan yang mempunyai lahan relatif sempit (biasanya luas tanah dibawah 150 M2).
Rumah urban tiga lantai yang di desain ini juga tidak lepas dari masalah lahan sempit dan
terbatas, dengan luas tanah 90 M2, lebar 6 meter panjang 15 meter ke dalam, pemilik rumah membutuhkan ruang-ruang yang harus di akomodasi. Selain ruang tidur utama harus ada 2 ruang tidur anak, ruang tamu, r. makan, area servis, ruang pembantu dan ruang jemur, serta ruang serbaguna yang sewaktu-waktu bisa dijadikan musholla.
Ruang-ruang dibuat simpel dan diusahan agar tidak ada ruang yang terbuang, sekat antar ruang dibuat dari material gypsum dipasang tidak sampai/di bawah plafond agar sirkulasi udara bisa leluasa.Pemilihan warna untuk ruang pun menggunakan warna cerah dan putih agar ruang terasa lapang.
Pembagian zona dibuat vertikal perlantai, lt.1 area publik dan servis, lt.2 area ruang tidur (privat) sedangakan lt.3 dijadikan ruang serbaguna yang sewaktu-waktu bisa dijadikan musholla, lantai 3 ini hanya sebagian yang dijadikan ruangan selebihnya taman/roof garden.Pada area tak terbangun dibuat taman dan fontain, carport menggunakan perkerasan grass block ataupun hanya ditanami rumput gajah yang diharapkan tetap bisa menyerap air dengan cepat di waktu hujan.
BUDAYA URBAN
1. 1. Pengertian Urban
Urban berarti sesuatu yang bersifat kekotaan yang secara langsung maupun tidak, terkait dengan
urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke kota) (Setijowati (Ed), 2010: 101). Fenomena urban pada
hakikatnya terkait erat dengan persoalan tradisi dan modernitas. Masyarakat urban identik dengan
industrialisasi dan konsumsi gaya hidup telah menyuburkan keberadaan “ anggota masyarakat modern” atau
sosialita. Sosialita dalam artian fenomena gemerlap.
1. 2. Pengertian Budaya Urban
Budaya urban ialah wujud dari cara berpikir, cara merasa, dan cara bertindak manusia urban
di tengah konstelasi kehidupan kota masyarakat modern. Cara berpikir, cara merasa, dan cara bertindak itu
menyangkut soal nilai yang dihayati. Nilai yang dijunjung dalam kehidupan urban adalah pencarian dan
pemuasan hasrat diri. Nilai ini membentuk wujud budaya urban yang menjadi satu dengan penanda-penanda
kehidupan urban. Penanda tersebut antara lain:
Pertama, lingkungan ramai dan padat oleh penduduk, aktivitas sosial, pemukiman, ataupun
bangunan-bangunan lainnya. Keramaian dan kepadatan kawasan merepresentasikan citra elitis. Citra elitis
Misalnya arsitektur yang megah, interior yang mewah, gedung-gedung pencakar langit, rumah konsep
minimalis berarsitektur nan megah. Dilain sisi, dalam budaya urban juga terdapat kawasan kota pinggiran.
Kedua, soal mobilitas. Manusia urban bisa dibaratkan sebagai “manusia pelari”. Grafik mobilitasnya tinggi.
Kehidupan urban menyuguhkan beragam aktifitas yang selalu menunggu untuk dikerjakan. Wujud budaya
urban hadir dalam beragam perangkat yang memungkinkan seseorang untuk berpindah “ruang dan waktu”
dalam sekejap.
Ketiga, soal gaya hidup. Gaya hidup adalah penanda yang amat mencolok dalam kehidupan
urban. Ia menjadi penentu berada di tingkatan mana seseorang atau bisa jadi disebut sebagai identitas
pengenal dalam strata sosial. Dalam gaya hidup, wujud budaya urban tampil dalam beragam bentuk. Mulai
dari cara berpakaian, produk belanjaan, gadget yang dipakai, hobi yang dijalani, tongkrongan yang dipilih,
komunitas yang diikuti, dsb. Satu yang pasti, dalam gaya hidup, wujud budaya urban amat ditentukan oleh
kekuatan kapital pasar.
1. 3. Kehidupan Urban
Masyarakat Urban
Pengertian masyarakat (society) mengacu pada sekelompok orang yang menempati wilayah tertentu
dan mereka menempati wilayah tertentu dan mereka hidup bersama dalam relatif lama. Diantara itu mereka
saling berkomunikasi, memilki simbol-simbol, aturan-aturan serta hidup yang menguntrol tindakan
anggotanya sehingga terjadi sebuah sistem. Ketika ditemukan tekteknologi informasi yang berkembang
secara massall, maka teknologi tersebut tela mengubah bentuk masyarakat yang transparan terhadap
perkembangan informasi, transportasi, serta teknologi sehingga mempengaruhiperadapan manusia di dunia
ini. Masyarakat globalll uitu juga sebagai sebuah kehidupan yang memungkinkan komunikasi manusia
menghasilkan budaya bersama, menciptakan pasar bersama, melakkukan pertahanan militerbersama, bahkan
menciptakan peperangan dalam skala besar di semua lini. Masyarakat dipandang lebih penting daripada
individu yang memiliki eksistensinya sendiri, hukum perkembanganya sendiri serta memiliki akar yang dalam
dimasa lampau. Masyarakat dipandang lebih penting daripada individu karena masyarakatlah yang
menghasilkan individu. Masyarakat terdiri dari sejumlah komponen seperti peran, posisi, hubungan,
struktur dan institusi. Menurut Soekanto masyarakat perkotaan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Kehidupan keagamaan masyarakat kota tidak sekhusyuk dan sekental kehidupan keagamaan
masyarakat pedesaan.
2. Orang-orang kota pada umunya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa tergantung pada orang lain.
3. Pembagian kerja warga kota lebih tegas dan punya batas-batas nyata.
4. Jalan pikiran rasional pada umumnya dianut oleh masyarakat perkotaan.
5. Perubahan-perubahan sosial tampak nyata dikota karena kota pada dasarnya selalu terbuka dalam
menerima pengaruh dari luar.
Menurut Purwantini masyarakat urban tergolong masyarakat multietnis karena terdiri dari berbagai suku,
golongan, kelompok, bahkan antarbangsa yang terkumpul dari berbagai suku, golongan, kelompok, bahkan
antarbangsa yang terkumpul disatu kota utama (metropolis). Penduduk perkotaan memiliki budaya beragam
karena masing-masing penduduk memiliki latar budaya yang berbeda tergantung dari tempat asalnya. Selain
itu juga, masyarakat urban didefinisikan sebagai masyarakat yang berambisi untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya menjadi lebih baik dari sebelumnya (Setijowati (Ed), 2010:94). Karnaji dan Adam mengungkapkan
bahwa ciri-ciri masyarakat urban biasanya penduduknya berada dalam rentang usia produktif berumur 20-50
tahun, mayoritas masyarakat urban mempunyai keterbatasan kemampuan yang menyebabkan mereka
menekuni pekerjaan di sektor informal karena ketiadaan pilihan pekerjaan lain yang dapat mereka masuki
dan ini menjadi pilihan relistis bagi para urban, mayoritas masyarakat pindah ke kota karena alasan ekonomi
yang dimotivasi adanya tekanan kemiskinan dan keinginan untuk mencari sumber penghasilan yang baru
yang lebih menguntungkan, sesama penduduk urban ada kebiasaan tolong menolong yang bukan saja menjadi
konfensi sosial tetapi menjadi budaya yang eksis dikehidupan mereka.
Masyarakat di indonesia merupakan mayoritas hasil dari urbanisasi yang tidak terkontrol sebagai
dampak dari godaan industrialisasi dan komersialisasi di perkotaan. Wujud komersialisasi dapat dilihat dari
bentuk-bentuk berbeda. Kita menyaksikan dominasi ekonomi yang ada dimasyarakat urban. Pendidikan
merupakan tempat mengasah, menciptakan generasi-generasi bangsa yang baik, cerdas guna memajukan
bangsa seharusnya generasi bangsa bebas untuk mendapat haknya berpendidikan tanpa terbengkalai biaya
pendidikan. Tetapi pada kenyataanya, lembaga pendidikan bukan ditujukan demi menghasilkan keluhuran dan
keutamaan peradaban manusia tetapi legih banyak yang cenderung menjadi biro jasa pelayanan jual beli ilmu.
Kemudian dalam hal keagamaan dikehidupan urban tak lepas dari konsep pasar yaitu ketika tradisi agama
seperti dalam Islam ada bulan Ramadhan yang merupakan bulan suci menjelang hari raya tetapi pada
realitasnya pada saat Ramdhan, agama berubah menjadi pasar, pasar hiburan. Hal ini terlihat dari berbagai
tayangan telivisi, kemudian saat menjelang pelaksanaan hari raya, agama diperlakkukan sebagai pesta.
Agama telah berubah menjadi pesta yang lengkap dengan segala macam atribut dan asesoris yang dijual pada
saat itu. Kemudian infrastruktur yang seharusnya berfungsi sebagaimana mestinya menjadi tidak terkendali
dengan adanya peran perut yang mengendalikan seperti contohnya pada pinggir jalan menjadi deretan toko,
pusat penjualan, restoran, rumah makan, dan jasa. Dan ruang terbuka menjadi lahan spanduk iklan komersial.
Perempuan dalam kehidupan urban
Penggambaran perempuan di kehidupan urban. wanita dianggap inferior, wanita dianggap hanya
sebagai pendamping pria untuk selalu melayani kebutuhan pria. Berangkat dari keadaan diatas, banyak
wanita yang menghendaki adanya kesetaraan antara pria dan wanita, muncullah gerakan emansipasi wanita
yang berkembang menjadi gerakan feminisme, perlahan tapi pasti gerakan ini telah mulai menuai hasilnya,
wanita mulai memiliki kesempatan belajar dan bekerja yang lebih luas, wanita mulai mendapat tempat dalam
dunia kerja, dengan hadirnya wanita dalam dunia kerja, maka interaksi antara pria dan wanita mengalami
pergeseran, dimana kehadiran wanita yang senantiasa memperhatikan penampilan mereka membawa iklim
baru ke dunia kerja, penampilan menjadi suatu hal yang penting dalam pekerjaan, maka kemudian pria pun
mau tak mau harus mulai memperhatikan penampilan mereka. Hal seperti ini banyak terjadi di kota-kota
metropolitan dimana pekerjaan biasanya lebih bersifat administratif ketimbang kerja lapangan. Selain itu,
dengan adanya kesempatan kerja yang lebih luas pada wanita, maka banyak wanita yang kemudian
memposisikan diri mereka sebagai pencari nafkah bagi keluarga.
Hal ini menyebabkan banyak pria mengalami krisis identitas karena perannya diambil alih oleh wanita.
Sangat berbeda jauh dengan pandangan perempuan urban Perempuan rural yang datang ke kota selalu
ditempatkan pada posisi subordinat laki-laki, seringkali masih dimarginalkan dan sering dijadikan sebagi
obyek seks, perempuan pasif, tergantung pada pria, didominasi, menerima keputusan yang dibuat oleh pria,
emosional dan kurang rasional, dan dianggap sebagai orang yang tidak compatible, less career-
orienteddan less knowledge. Hal ini dapat terjadi pada perempuan kampung berasal dari desa yang datang ke
kota untuk mencari pekerjaan dan seringkali mendapat penipuan dari seseorang hingga menjadi pelacur,
conntoh lain lagi seperti nasib TKW Indonesia di Malaysia dan Arab Saudi mendapat perlakuan yang tidak
sewajarnya dari atasanya dari penyiksaan hingga pemerkosaan. Penggambaran deskriminasi negatife
perempuan rural dilingkungan urban sebagai bidang masalah dan posisi perempuan urban yang kalah baik
oleh kaum laki-laki maupun perempuan yang kedudukanya lebih tinggi daripadanya.
Laki-laki urban
Salah satu fenomena yang terjadi dikebanyakan kota-kota atau penduduk masyarakat urban,
metroseksual merupakan gejala perkembangan budaya yang sedang terjadi di negara-negara maju,
metroseksual kini telah menjadi sebuah budaya umum yang terjadi di berbagai kota-kota besar
di Indonesia seperti Jakarta,Surabaya, dan juga Yogyakarta. Bukan hal yang jamak melihat pusat-pusat
perawatan kecantikan dipenuhi oleh kaum pria yang sekedar ingin membersihkan wajah dari jerawat, atau
melihat beberapa pria berpenampilan stylish sedang melakukan pleasure shopping di pusat-pusat
perbelanjaan. Dari fenomena tersebut ternyata terdapat alasan yang melatar belakangi hal tersebut dan lagi-
lagi kehidupan urban tak pernah lepas dar yang namanya peran pasar. fenomena metroseksual dianggap
sebagai sebuah target pasar yang sangat menggiurkan karena potensi pasarnya yang sangat besar, dan dari
sudut pandang sosial dan budaya.
Gaya Hidup Masyarakat Urban
Masyarakat urban memiliki gaya hidup yang terbilang serba gemerlap dan modernitas, industrialisasi,
sosialita dan konsumsi gaya hidup berlebihan. Banyak sisi gelap yang melingkupi dunia gaya hidup seperti ini
akan menimbulkan penyimpangan orientasi gaya hidup dan kebiasaan seks. Seperti halnya jika kita melihat
reliatas yang sedang gempar-gemparnya dibicarakan tahun lalu mengenai fenomena gigolo yang tak lain
adalah pekerja seks laki-laki yang siap melayani perempuan-perempuan kesepian serta tante girang.
Fenomena ini terdeteksi berada di Bali tak hanya kemungkinan di Jakarta sebagai kota metropolitan bisa jadi
ada, kemudian arisan brondong tak jarang para pemuda yang masih remaja menjadi sasaran ibu-ibu kesepian
ditinggal suaminya kemudian mengadakan arisan dan yang keluar namanya saat arisan dikocok akan
mendapatkan imbalan dapat tidur dengan laki-laki brondong semalaman. Selain itu gaya hidup lainya adalah
pola dan gaya hidup konsumeristis yang berbiaya tinggi. Kesenjangan sosial antara kaum elite dengan kaum
rendahan membuat orang lebih sering mnggunakan cara-cara yang instan untuk memperoleh pendapatan
materi. Hal ini memang realitas meskipun jarang ter-ekspos secara langsung dalam gaya hidup masyarakat
urban biasanya mengenai dari strata menegah atas. Sebenarnya dari hal diatas merupakan jenis gaya hidup
modernita tetapi modernitas yang semu yang rapuh karena tidak didukung oleh mentalitas dan sumberdaya
manusia yang mumpuni. Pada umumnya modernitas di Indonesia sesungguhnya berkembang melalui loncatan
kebudayaan sehingga tahapan-tahapan tertentu yang tidak dilalui secara wajar akan mengakibatkan gaya
hidup yang tidak wajar pula.
Lingkungan Masyarakat Urban
Pada permasalahan lingkungan urban seringkali tidak terlalu memperdulikan lingkungan sekitar dan
lebih pada menciptakan kerusakan-kerusakan yang besar terhadap alam untuk kepentingan individu sebagai
contoh pada bisnis. Masyarakat urban yang datang ke desa dengan tujuan bisnis yang ada hubunganya
dengan memanfaatkan alam seringkali mengambil secara besar-besaran maka secara langsung akan
menimbulkan kerusakan alam, mengeksploitasi secara besar-besaran pada alam seperti bisnis pertambangan
yang ada di Bangka Belitung pengusaha-pengusaha dari luar pulau mengeruk habis timah yang ada di daerah
tersebut hingga menimbulkan dampak lubang mengangah. Contoh lain adalah membuang sampah
sembarangan ke sungai biasa dilakkukan masyarakat kota pinggiran yang mayoritas strata menegah
kebawah, hal tersebut adalah tingkah laku yang sering dijumpai dikehidupan masyarakat kota dan berdampak
pada kebanjiran, itu merupakan sikap tidak memperdulikan lingkungan.
Konsumsi Urban
Pada masyarakat urban seringkali globalisasi memberikan dampak pergeseran dari masyarakat
agraris ke masyarakat industri, yang kemudian membentuk konstruksi gaya hidup urban dan memunculkan
konsumerisme.. Konsumerisme berfungsi sebagai ideologi (suatu konstruksi ideologis identitas).
Konsumerisme menghasilkan kebutuhan palsu dan membangun bentuk dari kontrol sosial gaya hidup. Gaya
hidup merupakan ciri sebuah dunia modern. Maksudnya adalah siapa pun yang hidup dalam masyarakat
modern akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk menggambarkan tindakannya sendiri maupun
orang lain. Gaya hidup tergantung pada bentuk-bentuk kultural, tata krama, cara menggunakan barang-
barang, tempat dan waktu tertentu yang merupakan karakteristik suatu kelompok. Tatanan sosial modern
seringkali membutuhkan perlengkapan yang kompleks. Itulah mengapa saat ini banyak disebut bahwa
kebutuhan manusia semakin kompleks. Maka secara tidak langsung jika kebutuhan manusia semakin
kompleks terutama masyarakt urban yang dengan gaya hidup modernya tentunya akan menjadi
konsumerisme pada tingkatan tinggi. Bukti ditunjukan dengan gedung-gedung serba guna di lingkungan
urban yang memudahkan memenuhi kebutuhannya dalam sekali waktu. Seperti mall yang menjual kebutuhan
rumah tangga dan lainnya. Tatanan sosial ini membentuk gagasan tentang kelas atas atau elit yang digunakan
untuk menunjuk mereka yang memiliki kemampuan melanggengkan hak-hak istimewa atau privilese mereka
melalui ruang dan waktu.
gaya hidup dibagi menjadi tiga tipe, yakni:
1. melihat konsumerisme sebagai cara atau tahapan tertentu perkembangan kapitalis.
2. hubungan antara penggunaan dan benda dan cara-cara melukiskan status.
3. kreatifitas praktik-praktik konsumen-estetika konsumsi.
Merebaknya pandangan materialisme. dengan kata lain, kehidupan modern tidak akan terlepas dari
ketergantungan budaya konsumerisme dan pandangan segala sesuatu berdasarkan materialisme. Dalam
budaya urban seringkali kita menjumpai jenis konsumsi yang tergolong serba kilat yaitu pada pemesanan
makanan dibanding dengan makanan sehat namun pembuatan yang memakan waktu lebih memilih makanan
yang cepat saji seperti di restauran, Mc Donald, KFC, AW dan lain-lain, dalam bidang pemesanan rumah
jaman sekarang kehidupan memberi kemudahan dalam berbagai aktivitas semakin lebih cepat dan kilat.
Pemesanan rumah pun dapat langsung bisa dipesan dan ditempati setelah membayar uang muka seperti saat
memesan aparement.
Teknologi Urban
Dalam kehidupan urban peran teknologi sangat mempengaruhi kemajuan masyarakat urban untuk itu
masyarakt urban sangat tergantung dengan listrik dan teknologi. Salah satunya adalah teknologi dibidang
komunikasi. Sejarah komunikasi telah banyak mengalami perubahan sejak abad ke 18 mengenai kemunculan
alat komunikasi cetak seperti poster, buletin dan surat kabar kemudian seiring bertambah kecerdasan
manusia maka alat komunikasi semakin canggih. Munculnya rangkaian teknologi elektronik seperti radio,
telivisi, internet yang dapat kita jumpai berbagai kelebihan teknologi internet dalam kehebatan komunikasi
melalui jejaring sosial seperti freindster, Facebook, Tweeter, dan lain sebagainya merupakan jejaring sosial
yang lebih dekat dan populer di kalangan remaja dapat berkomunikasi melewati dunia maya, seperti chat,
videocall.
Kelebihan masih segudang akan kecanggihan komputer dan internet tersebut mulai jadi perpustakaan
dunia, seperti google membantu mencari dat-data mengenai berbagai pengetahuan yang diinginkan kemudian
internet juga mampu menyimpan dokumen dengan jumlah banyak. Handpone juga merupakan kehebatan dari
teknologi urban kini, dimulai dari telpon rumah kemudian bertransformasi menjadi handpone genggam yang
hanya dapat memanggil dan menerima telpon serta sms, tetapi perkembangan teknologi terus memperbaiki
menjadi tidak hanya fungsi sebagai telpon biasa tetapi dapat menjadi mesin pencari di internet sistem wifi,
android, BBm kemudian dapat melakkukan panggilan dengan video call, menjadi HP layar sentuh, sebagai
kamera, handycame,mesin kalkulator, sebagi komputer dari bentuk kecil hingga besar dari bentu kotak
hingga seperti jam tangan dan lain sebagainya.
Kemajuan teknologi komunikasi menyumbang peran besar di sini. hadir sebagai solusi efektif dan
efisien bagi manusia urban di tengah mobilitas yang tinggi. Kendala soal jarak, waktu, dan ruang pun menjadi
sedemikian relatif. Untuk berinteraksi dan bersosialisasi, seseorang cukup memiliki satu perangkat
komunikasi. Maka, ia pun akan terhubung dengan siapa saja dan di mana saja. Memang, ada keuntungan
yang diperoleh lewat kemudahan mobilitas dan interaksi sosial tersebut dengan mempergunakan teknologi
jaman sekarang. Namun, ada juga bahaya individualitas atau autisme sosial ketika seseorang begitu
tergantung dengan perangkat teknologi komunikasi yang dimiliki.
Arsitek Urban
Masyarakat urban sesungguhnya terbiri dari multi etnis tentunya akan membawa tradisi dan
budayanya ketempat asalnya. Namun pada era globalisasi seperti saat ini, tradisi dan budaya tradisional yang
berbeda-beda akan dipersatukan menjadi sebuah tradisi atau budaya urban berupa simbol-soimbol dan nilai-
nilai misalnya dipusat kota, Jakarta terdapat simbol-simbol konkret urban berupa gedung-gedung pencakar
langit, gedung atau bank-bank, gedung kesenian, pusat perkantoran, pusat perbelanjaan, toserba, tempat
ibadah, tempat pariwisata, dan lain-lain. Pada arsitektur urban untuk golongan menegah atas biasany
terkesan adanya citra elit Misalnya gedung-gedung pencakar langit, arsitekturnya megah, rumah konsep
minimalis berarsitektur nan megah, interior yang mewah.
Dilain sisi, dalam budaya urban juga terdapat kawasan kota pinggiran. Tiap kawasan memiliki lokasi
yang garis batasnya jelas. Sebagai contoh, di tiap hunian urban (apartemen, perumahan mewah), di pusat-
pusat perbelanjaan, di deretan perkantoran atau tempat bisnis, yang menjadi petunjuk garis batasnya adalah
hadirnya petugas keamanan (satpam). Pemisahan antara kawasan yang elit dan kota pinggiran (daerah
kumuh). Ada pertarungan prestise antara kedua golongan.
Seni dan Sastra Urban
Masyarakat perkotaan atau urban memiliki kebutuhan-kebutuhan khas dalam setiap aspek
kehidupanya termasuk kebutuhan akan seni dan sastra. Sastra urban bercirikan yaitu mempunyai simbol
urban, nilai urban, gaya hidup kelompok sosial masyarakat menengah dan elite, perilaku kon-sumtif , sistem
patron dan klien. Dalam seni dan sastra urban, teknologi juga memberikan sentuhan pengaruh bagi
perkembangan dan minat masyarakat urban pada seni dan satra. Penggunaan internet bukan hal baru pada
masyarakat urban. sastra Cyber merupakan salah satu sastra modern yang sedang menjadi kegemaran
masyarakat urban. Sastra Cyber merupakan terobosan terbaru dari menikmati sastra agar tidak bosan dalam
Cyber sastra memanfaatkan teknologi internet didalamnya yaitu penulis dapat menuliskan ide atau karya
sastra menggunakan fasilitas komputer. Bentuk trobosan puisi siber dan yang terbaru adalah novel internet
253 yang menggunakan teknik penulisan hiperteks yang lebih diarahkan sebagai penyampaian tema-tema
kehidupan urban dan diaplikasikan dalam internet. Lebih dari itu , bentuknya juga memperlihatkan suatu
revolusi dan tranformasi yang menjurus kepada fenomena yang baru dengan sifat-sifat tekstualiti yang
tersendiri dan modifikasi tradisi penulisan karya sastra lebih sostifikated yang sifatnya lebih terbuka, konektif,
multilinier, individual dan interaktif (Setijowati (Ed), 2010:192).
1. 4. Dampak globalisasi Budaya Urban
Mobilitas masyarakat urban pada era globalisasi mendorong mobilitas masyarakat yang tinggi
sehingga memberi dampak mobilitas kaum urban yang turut melahirkan permasalahan perkotaan baru dalam
berbagai aspek kehidupan seperti sosial budaya, ekonomi, kesehatan, lingkungan juga pada aspek lainya.
masyarakat yang tinggal di pinggiran kota atau dari daerah lain untuk datang ke kota guna mengadu nasib
memunculkan banyak konsekuensi pada kota yang menjadi tujuan kaum urban. Munculnya akulturasi budaya,
jumlah penduduk yang meningkat di waktu-waktu tertentu, kepadatan jalan akibat pengguna kendaraan
bermotor yang melakukan aktivitas, munculnya kantung-kantung kemiskinan dari kaum pendatang, hingga
permasalahan sebaran penyakit menular. Selain itu masalah-masalah disisi lain adalah stres pada
infrastruktur, Pemanasan global seperti pembangkit Pembangkit Listrik, Pabrik, Kendaraan umumnya
menggunakan bahan bakar fosil (contohnya Minyak bumi Dan batu bara).
Pembakaran bahan bakar fosil melepaskan gas seperti CO2 Dan N2O. Sampah organik melepaskan
gas metana (CH4). Gas-gas ITU disebut Gas Rumah Kaca (GRK) jika konsumerisme semakin banyak,
pertumbuhan semakin mempersempit bumi kemudian akan terjadi penumpukan sampah dimana-mana.
Mungkin akan merasakan bumi tak senyaman dulu: panas, polusi, perjalanan makin beresiko karena cuaca
Tak tentu, cuaca ekstrim, kesehatan: polusi, sinar matahari, serta penyakit dengan berbagai jenis yang lebih
mambahayakan karena bernotasi gen, makin sulit karena bencana, terganggunya suplai pangan, dll,
berkurangnya ruang hijau menyebabkan kebanjiran dimana-man, oksigen semakin sedikit dan akhirnya
kesulitan untuk bernafas serta mepercepat proses kerusakan lapisan bumi.
Simpulan
Ketika budaya urban didominasi dan dimenangkan oleh pasar, maka pada hakikatnya pasar pula yang
menjadi penguasa budaya urban. Relasi antara pasar dengan masyarakat urban menjadi tidak nyata yaitu
relasi yang tidak seimbang. Ekonomi, budaya dan simbol dapat digunakan untuk mendefinisikan kelas dan
untuk membentuk gaya hidup yang berbeda secara etnis, agama, sosial dan sebagainya. Jadi, budaya urban
mencakup berbagai sisi mulai dari ekonomi, keberadaan (habitus) , simbol, kelas, dan gaya hidup. Gaya hidup
ini dapat berubah setiap saat karena bersifat musiman. Demikian juga masyarakat setiap saat selalu
berevolusi karena bertambahnya jumlah individu dalam setiap kelompok sehingga kelompok tersebut akakn
berkembang membentuk kelompok-kelompok baru. Di Indonesia kelompok urban dan budaya urban dapat
berjalan secara horisontal sejauh dalam batas kewajaran. Masyarakat dan budaya tidak dapat dipisahkan
keduanya merupakan satu kesatuan akhirnya membentuk gaya hidup. Begitupun seperti pada gejala urban
terjadi dari berbagai macam etnis budaya kemudian lebur menjadi satu ketika dihadapkan pada lingkungan
yang sama maka munculah urban. mobilitas masyarakat urban yang tinggi memberi dampak permasalahan
perkotaan baru dalam berbagai aspek kehidupan dan tentunya perlu ada perubahan pemahaman mengenai
konsep modern gaya hidup urban untuk menghindari permasalahan yang ada di bumi
Senin, 29 Desember 2008
Teras rumah; "Teras yang baik adalah teras yang nyaman"
1
Teras adalah bagian rumah yang menyambut tamu-tamu datang,
kadangkala kesan yang ditangkap oleh para tamu bisa terbawa hingga ke rumah. Teras juga bisa berada
disamping atau belakang rumah sebagai area duduk. Mungkin Anda pernah mendengar seseorang berkata; "kita
senang sekali ngobrol di teras rumah si A". Ada beberapa cara menjadikan teras sebagai bagian yang menarik
dari rumah kita dan terasa lebih nyaman.
Teras yang berada didepan rumah adalah penerima, dimana seringkali ia berfungsi sebagai ruang transisi
sebelum seseorang masuk dalam rumah. Kadang-kadang, suasana teras terasa sangat nyaman, sehingga tamu
atau anggota keluarga malah lebih senang mengobrol diteras tersebut. Mungkin saja, itu berasal dari semilir
angin yang sejuk diantara tanaman-tanaman hias di teras, mungkin itu berasal dari warna bagian depan rumah,
dan sebagainya. Dari pengamatan sederhana yang saya lakukan, ada beberapa hal yang menjadikan teras
rumah semakin menyenangkan.
Teras yang baik adalah teras yang nyaman
Jangan lupa, kenyamanan di teras adalah hal utama. Bila kita ingin menunjukkan kesan ramah kepada mereka
yang mengunjungi rumah kita, buatlah agar mereka merasa diterima dan disambut dengan sebuah kenyamanan.
Dalam hal ini, kita bisa menyediakan kursi-kursi untuk duduk dengan nyaman. Kursi untuk teras seharusnya
termasuk furniture outdoor, atau furniture yang tahan diletakkan diluar ruangan. Biasanya kursi outdoor dibuat
dari bahan besi dan kayu untuk ketahanannya. Bahkan sekarang ada bahan-bahan lain dari plastik yang lebih
tahan cuaca. Bila memungkinkan, gunakan tiga atau empat kursi untuk duduk.
Sebuah teras juga bisa dilengkapi dengan dudukan dari tembok, kayu, dan sebagainya yang merupakan bagian
dari bangunan rumah. Saat mendesain, kita bisa menambahkan tembok sekitar 60-70 cm dengan dudukan di
bagian atasnya. Hal ini sering kita jumpai pada rumah-rumah lama kolonial atau tradisional.
Teras dapat dilengkapi dengan tanaman
Tanaman dapat memperlunak suasana ruangan, dan membuat kita merasa makin nyaman. Tidak heran, bila
tanaman selalu merupakan bagian dari terapi agar kita lebih nyaman, karena tanaman dengan daun-daun
hijaunya mengingatkan kita pada alam yang asri dan menyegarkan. Tanaman rambat, tanaman hias dan
pepohonan yang melindungi dari terik matahari menjadikan teras rindang dan asri. Lingkupi teras dengan
berbagai tanaman.
Teras pada intinya adalah tempat berteduh
Jadi bila sebuah rumah hanya punya sedikit perkerasan dan sedikit teritisan, mungkin itu belum bisa disebut
sebagai teras. Teras setidaknya harus berfungsi untuk menerima tamu sebelum masuk rumah, atau merupakan
tempat untuk mengobrol di bagian depan, samping atau belakang rumah.Sebuah teras mungkin tidak terlihat
bagus dari jalan, tapi boleh jadi bisa terasa nyaman dan asri sehingga membuat orang betah duduk disana.
Teras bisa menjadi pengganti ruang tamu untuk sebuah rumah mungil, jadi hanya tamu yang sudah akrab saja
bisa masuk kedalam rumah, dan rumah tidak harus memiliki ruang tamu, cukup ruang keluarga saja sehingga
menghemat biaya pembangunan rumah.
Pada contoh diatas, rumah yang didesain astudio ini mungil, hanya memiliki ruang keluarga, dua kamar tidur,
satu dapur, satu kamar mandi, dan halaman belakang yang berfungsi sebagai area makan dan ruang belajar
anak. Contoh diatas menunjukkan, teras dapat dipakai sebagai pengganti ruang tamu, dengan menambahkan
penyekat berupa dinding semi permanen dari kayu dan kaca atau fiber glass dengan rangka besi kecil.
Baca lebih lengkap: astudioarchitect.com: Teras rumah; "Teras yang baik adalah teras yang nyaman" http://www.astudioarchitect.com/2008/12/teras-rumah-teras-yang-baik-adalah.html#ixzz2k7PCE8mf
Mengenal Letak dan Fungsi TerasKamis, 18 November 2010 | 21:58 WIB
Dibaca: 560
Komentar: 0
|
Share:
iDEA/ Dean Martin Saerang
Mengenal Letak dan Fungsi Teras. Lokasi: Rumah Mia H., Cilandak, Jakarta Selatan
TERKAIT: Membangun Nuansa Etnik di Teras Belakang Rumah
KOMPAS.com - Teras tak hanya di depan. Pun tak cuma berfungsi sebagai ruang tunggu tamu. Kenali lebih dekat, letak dan fungsi teras. Ruang peralihan dari ruang luar menuju ruang dalam atau sebaliknya, yang dinaungi atap, dengan satu atau dua dinding. Area inilah yang lazim kita kenal dengan sebutan teras. Letaknya bisa di depan, di samping atau di belakang rumah. Fungsinya beragam, tergantung dimana posisi teras berada.
Teras depan berfungsi sebagai ruang penerima tamu atau area tunggu sebelum tamu dipersilakan masuk. Teras samping bisa menjadi tempat untuk bersantai. Teras belakang, karena posisinya yang lebih tertutup, bisa menjadi ruang makan, tempat melakukan aktivitas hobi dan kumpul keluarga. Teras juga berfungsi sebagai jalur sirkulasi udara dan area memasukkan cahaya ke dalam rumah.
Rumah berlahan terbatas umumnya memang hanya memiliki teras depan. Teras samping biasa ditemukan pada rumah-rumah yang kebetulan berada di lahan hoek. Sedangkan rumah-rumah berlahan besar bisa memiliki tiga teras sekaligus, depan, samping, dan belakang.
Atas alasan beragam fungsi dan letak teras ini, sebelum membangun teras, perhatikan kira-kira dimana teras ditempatkan. Teras depan, karena menjadi bagian dari fasad, sebaiknya memiliki karakter yang senafas dengan bangunan. Teras samping dan belakang bisa lebih mengutamakan fungsi dan kenyamanan. Meski begitu, semua teras sebaiknya dibangun dengan konsep yang jelas sesuai fungsi yang ada padanya. (Dewi Kartini/iDEA)
Memaksimalkan fungsi teras rumahWritten By Mahdi Wiyanto on Senin, 01 Februari 2010 | 4:52:00 PM
Teras merupakan bagian dari rumah yang secara fisik merupakan sebuah ruang terbuka
yang dinaungi oleh atap. Biasanya memiliki satu atau dua dinding, dengan permukaan lantai
cenderung dinaikkan dari tanah. Sebagai suatu ruang peralihan dari luar ke dalam atau
sebaliknya, teras diharapkan dapat mencerminkan karakter desain rumah dan memiliki
sentuhan lingkungan alam sekitar.
Teras adalah bagian rumah yang menyambut tamu-tamu datang, kadangkala kesan yang
ditangkap oleh para tamu bisa terbawa hingga ke rumah. Teras juga bisa berada disamping
atau belakang rumah sebagai area duduk.
Tata letak dan fungsi teras :
Teras depan umumnya berfungsi sebagai tempat untuk menerima tamu. Di sisi lain,
teras depan merupakan wajah dari rumah yang mempengaruhi impresi orang yang
melihatnya. Wajah bagian depan ini setidaknya harus menjanjikan kesinambungan
dengan ruang di dalam dan taman di sekitarnya. Bahkan boleh jadi teras depan
mencerminkan karakter pemilik rumah.
Teras samping biasanya terbentuk karena adanya sisa ruang pada rumah atau
didasari bentuk lahan rumah yang melebar. Tidak jarang teras samping digunakan
untuk menyalurkan hobi atau sekadar relaksasi. Selain sifatnya lebih tertutup, teras
samping biasanya memiliki privasi yang cukup tinggi.
Teras belakang umumnya difungsikan sebagai perpanjangan ruang keluarga yang
menghadap ke halaman belakang. Luasnya lebih besar dari teras-teras lain,
sedangkan sifatnya lebih privat. Interior digarap senyaman mungkin karena terutama
digunakan sebagai tempat kumpul-kumpul keluarga.
Jangan lupa, kenyamanan di teras adalah hal utama. Bila kita ingin menunjukkan
kesan ramah kepada mereka yang mengunjungi rumah kita, buatlah agar mereka
merasa diterima dan disambut dengan sebuah kenyamanan. Dalam hal ini, kita bisa
menyediakan kursi-kursi untuk duduk dengan nyaman. Kursi untuk teras seharusnya
termasuk furniture outdoor, atau furniture yang tahan diletakkan diluar ruangan.
Biasanya kursi outdoor dibuat dari bahan besi dan kayu untuk ketahanannya.
Bahkan sekarang ada bahan-bahan lain dari plastik yang lebih tahan cuaca. Bila
memungkinkan, gunakan tiga atau empat kursi untuk duduk.
Sebuah teras juga bisa dilengkapi dengan dudukan dari tembok, kayu, dan
sebagainya yang merupakan bagian dari bangunan rumah. Saat mendesain, kita
bisa menambahkan tembok sekitar 60-70 cm dengan dudukan di bagian atasnya.
Hal ini sering kita jumpai pada rumah-rumah lama kolonial atau tradisional.
Teras dapat dilengkapi dengan tanaman, Tanaman dapat memperlunak suasana
ruangan, dan membuat kita merasa makin nyaman. Tidak heran, bila tanaman selalu
merupakan bagian dari terapi agar kita lebih nyaman, karena tanaman dengan daun-
daun hijaunya mengingatkan kita pada alam yang asri dan menyegarkan. Tanaman
rambat, tanaman hias dan pepohonan yang melindungi dari terik matahari
menjadikan teras rindang dan asri. Lingkupi teras dengan berbagai tanaman.
Teras pada intinya adalah tempat berteduh, Jadi bila sebuah rumah hanya punya
sedikit lahan dan sedikit teritisan, mungkin itu belum bisa disebut sebagai teras.
Teras setidaknya harus berfungsi untuk menerima tamu sebelum masuk rumah, atau
merupakan tempat untuk mengobrol di bagian depan, samping atau belakang
rumah.Sebuah teras mungkin tidak terlihat bagus dari jalan, tapi boleh jadi bisa
terasa nyaman dan asri sehingga membuat orang betah duduk disana.
Teras bisa menjadi pengganti ruang tamu untuk sebuah rumah mungil, jadi hanya
tamu yang sudah akrab saja bisa masuk kedalam rumah, dan rumah tidak harus
memiliki ruang tamu, cukup ruang keluarga saja sehingga menghemat biaya
pembangunan rumah.
RUANG TAMU1. PENGERTIAN RUANG TAMU
Ruang tamu adalah ruang yang diciptakan bagi tamu yang berkunjung. Kendati tamu hanya singgah sementara di rumah,
arsitektur ruang interior yang disajikan di ruang ini tidak bisa asal-asalan.
Pasalnya meski kecil, ruang tamu merefleksikan keseluruhan rumah anda. Arsitektur ruangan yang berada di posisi depan
inilah yang sering dikunjungi, terutama tetangga yang sering bertandang. Selain itu, arsitektur interior atau tampilan ruang tamu
memunculkan penilaian tersendiri dari tamu terhadap si pemilik rumah. Karena itu, ruang tamu harus dapat memberi rasa
nyaman dengan tampilan yang indah
“arsitektur ruang dan interior ruang tamu biasanya mencerminkan pribadi penghuninya. Meski terlihat simpel, penataannya
harus disesuaikan dengan furnitur dan gaya arsitektur rumah bersangkutan.
Biasanya demi kepraktisan, sebagian orang meniadakan ruang tamu di rumahnya. Di rumah-rumah yang mungil, ruang tamu
fungsinya seringkali digabung dengan ruang lain. Misalnya tamu yang akrab langsung dipersilakan masuk di ruang keluarga.
Sementara itu, tamu lain cukup diterima di teras rumah saja.
Namun untuk sebagian orang, ruang tamu tetap jadi bagian yang sangat penting . Bagi rumah dengan ukuran yang pas-pasan
tentu selain harus layak menerima tamu, ruang ini harus diatur sedemikian rupa agar tidak terlalu menghabiskan ruangan. Bagi
pemilik rumah yang cukup luas, tentu hal ini tidak akan menjadi masalah.
Di rumah mungil, ruang tamu tentu juga berukuran mungil, karenanya jangan memenuhi ruang tamu dengan furniture. Cukup
sediakan sofa dengan dua dudukan (two seaters), satu sofa single seater, dan meja kecil. Apabila masih ada ruang lebih
tambahkan meja sudut. Furnitur yang ada jika memungkinkan letakkan disandarkan ke dinding agar ruang terlihat lebih lega.
Agar tidak monoton, menggabungkan dua buah sofa yang berbeda sangatlah menarik. Beda disini maksudnya adalah beda
bentuk, beda desain, ataupun beda warna. Untuk menjembataninya carilah benang merah antara keduanya, misalnya berupa
warna yang senada. Seperti gambar di bawah ini :
2. MATERIAL YANG DIGUNAKAN PADA R. TAMU
Material lantai
Lantai pada ruang tamu ini ditutup dengan batu marmer yang memberi kesan “berat”. Dengan dinding dan plafon bercat putih,
sedangkan dinding lainnya dibuat jendela dengan kaca agar cahaya dapat masuk.
Lantai yang berwarna putih ini mengesankan ruangan lebih luas, dan dengan pantulan cahaya matahari dari luar serta
sebagian besar furnitur yang digunakan pada ruang tamu ini berwarna putih semakin menambah keindahan ruang tamu ini.
Material plafond
Plafond merupakan bagian dari ruang yang bernilai estetis tinggi dalam suatu ruangan. Pada ruang tamu ini material yang
digunakan yaitu dari material gypsum. Dengan adanya ornamen lampu pendukung pada plafond.
Tidak ada penutup plafond pada ruang tamu ini, rangka kayu dibiarkan ter-ekspose untuk menambah kesan natural.
Plafond di ruang tamu ini menggunakan bahan kayu midi tipis dengan pattern persegi panjang lebar 50 mm dan tebal 8mm.
Profil dan lampu gantung serta lampu spotlight ikut meramaikan dan menghiasi batas atas ruang tamu yang bergaya
tradisional ini. Hangat adalah kesan pertama yang akan didapat dari material plafon ini.
Material dinding
Material yang digunakan pada dinding adalah pasangan setengah bata yang diplester, lalu dilapisi dengan cat warna merah
muda. Yang disesuaikan dengan sofa berwarna merah muda pula.
Material yang digunakan pada dinding adalah pasangan setengah bata yang tidak di plester, dengan furnitur seperti kursi,
meja, dan beberapa pernak – pernik diatasnya, semuanya bergaya tradisional.
Dengan pemilihan dinding kayu, menambah kesan hangat dan natural pada ruangan.
Material cermin
Material cermin selalu menyenangkan untuk digunakan pada ruang tamu. Cermin membuat ruangan terasa lebih luas,
membuat ruangan menjadi lebih ‘mewah’, dan membuat tamu menjadi senang (karena setiap orang senang melihat
bayangannya sendiri di cermin).
3. WARNA PADA R.TAMU
Warna adalah salah satu faktor yang mempengaruhi desain ruang tamu Anda. Namun, untuk pemilihan warna untuk arsitektur
interior, anda tidak perlu bingung dan terpaku pada satu warna. Pilihlah warna sesuai suasana yang ingin anda tampilkan. Jika
ingin menampilkan suasana ruang tamu yang akrab, warna kalem atau pastel seperti warna cokelat bisa dipilih.
Namun, pemilihan warna pastel ini tidak perlu ditampilkan untuk seluruh ornamen atau furnitur karena bakal membosankan.
Beberapa warna pastel saja sudah bisa mewakili gambaran suasana yang ingin dihadirkan.
Ataupun anda harus dapat menentukan warna yang bisa membuat ruangan terkesan nampak lebih besar. Untuk dekorasi
warna ruangan harus dengan warna terang seperti kuning terang atau orange, warna yang senada, jika Anda ingin terlihat
lebih lembut bisa juga memakai warna hijau terang.
Apabila menggunakan warna tua akan jadi kelihatan jauh dan mendalam. Untuk membuat ruangan kelihatan lebih luas
haruslah mengecat tembok dengan warna abu-abu atau abu kebiruan.
Jika warna abu-abu dirasakan membosankan, bisa mencari warna yang lebih menyegarkan seperti warna hijau atau biru
untuk mendapatkan suasana yang diinginkan. Seperti gambar dibawah ini :
4. GAYA PADA R.TAMU
Natural modern
Untuk mendapatkan suasana yang hangat, karena membuat ruang tamu bernuansa natural yang didominasi warna-warna
yang dekat dengan warna alam, yaitu coklat, krem,dan warna putih.
Pengguna warna putih sangat diperlukan untk mengimbabgi warna coklat yang gelap.Warna putih bisa memantulkan cahaya
sehingga ruangan akan terlihat lebih luas dan lebih terang.Kalau tidak ingin menggunakan warna putih karena takut kotor,bias
juga menggunakan warna lain yang sifatnya terang namun masih bersifat natural,seperti krem atau hijau muda.
Gaya art deco
gaya art deco yang banyak memakai ornamen bulat, kotak-kotak, atau bentuk geometris lainnya, cukup dijadikan aksen saja.
Misalnya, hanya dipakai untuk lemari TV atau lemari display lainnya.
Sedangkan perabot lainnya, seperti meja dan kursi, dipilih model yang simpel dan finishingnya memakai warna cocoa brown
(cokelat gelap). Bila perlu, diberi aksen warna hitam agar terlihat lebih mewah.
Sementara, jika Disain Rumah memakai konsep minimalis, karena semuanya dibuat serba minimal, supaya ruang tidak
terkesan kosong perlu diberikan sedikit aksen. Misalnya, ada satu meja atau kursi yang desainnya tradisional.
Gaya arsitektur rumah minimalis
Gaya arsitektur rumah minimalis, furnitur yang digunakan adalah yang simpel. Seperti pada gambar dibawah ini :
Gaya etnik tradisional
konsep etnik diterapkan pada ruang tamu ini. Elemen furnitur, seperti kursi, meja, dan beberapa pernak – pernik diatasnya,
semuanya bergaya etnik tradisional . selain itu tiap elemen interiornya juga mengadopsi warna-warna alam.
5. PENCAHAYAAN/LIGHTING PADA R. TAMU
Pencahayaan merupakan elemen yang memegang peranan penting dalam memberikan informasi visual suatu lingkungan.
Tanpa pencahayaan yang baik, kita tidak dapat melihat atau menikmati kondisi visual di sekitar kita, bahkan jika kondisi visual
tersebut merupakan sebuah karya arsitektur yang sangat indah.
Pencahayaan artifisial tidak hanya mampu menampilkan informasi visual, tetapi juga dapat digunakan untuk meningkatkan
kualitas visual sehingga mampu memenuhi kebutuhan visual bagi orang yang melihatnya.
Pencahayaan juga dapat memengaruhi sisi psikologis dan fisiologis manusia karena mampu menciptakan respon tertentu
melalui kondisi visual yang dihasilkan dan, di sisi lain, mampu menunjang berbagai aktivitas yang terjadi pada sebuah ruang.
Namun, pemahaman yang kurang mengenai pencahayaan (sumber-sumber cahaya, kualitas, dan kuantitas cahaya) dan
perkembangan teknologi pencahayaan sering kali menjadi kendala dalam menghasilkan kualitas visual yang baik.
Cermin “menambah” kuantitas cahaya
Ruang tamu bisa disebut sebagai cerminan karakter dan selera si penghuni rumah. Oleh sebab itu setiap elemen di ruang
tamupun harus ditata dengan baik, termasuk pencahayaannya. Pencahayaan yang tepat untuk ruang tamu adalah yang dapat
menghadirkan suasana penuh keakraban, hangat sekaligus dramatis.
Seperti terlihat pada contoh ruang tamu ini. Kombinasi general lighting dari lampu-lampu downlight dan indirect lighting yang
menggunakan lampu jenis click strip, keduanya bereda di plafon. Standing lamp disamping sofa melengkapi kombinasi
pencahayaan di ruang tamu.
Tata letak lampu di ruang tamu.
Standing lamp yang terletak disisi sofa, selain sebagai elemet dekoratif juga berfungsi sebagai sumber penerangan khusus,
misalnya saat membaca.
Indirect lamp pada bagian tengah plafonmenggunakan lampu jenis khususbernama click strip. Cahaya yang dihasilkan oleh
jenislampu ini memiliki color rendering yang cukup sempurna. Tidak hanya itu, cahaya dari click strip juga memberi kesan
eksklusif.
pencahayaan wall washer turut menghiasi ruang tamu ini. Rumah lampunya berukuran lebih kecil dibanding rumah lampu
untuk general lighting. Cahayanya dihasilkan oleh lampu halogen dan diarahkan ke bidang dinding kaca.
Spotlight perkuat nuansa etnik pada ruang tamu
konsep etnik diterapkan pada ruang tamu ini. Elemen furnitur, seperti kursi, meja, dan beberapa pernak – pernik diatasnya,
semuanya bergaya etnik tradisional. Tata cahaya semakin memperkuat konsep etnik. Benda-benda seni bernuansa etnik,
seperti hiasan dinding dan patung disinari khusus dengan spotlight dari arah atas. Sinarnya langsung mengenai benda
sehingga benda itu tampak lebih menonjol daripada objek lain. Bentuk lampu gantung yang berkesan “gaya lama” diletakan
ditengah ruangan turut menambah nuansa ke-etnikan ruang.
cahaya dari balik plafond ini dihasilkan oleh lampu jenis click strip. Karena color rendering-nya cukup bagus. Maka warna
tembaga pada plafond yang bertekstur agak kasar dapat terlihat jelas. Efek cahaya yang dihasilkannya membuat ruang
terkesan mewah.
tidak ketinggalan patung di dalam cekungan dinding-berada di sebelah kiri dan kanan pintu juga disorot lampu. Cahaya dari
lampu ini berfungsi menonjolkan bentuk patung
Terdapat dua spotlight yang berfungsi untuk menyorot benda-benda seni pada dinding. Jenis lampu yang digunakan adalah
lampu halogen. Sehingga benda-benda seni yang trdapat diruang tamu dapat tampak lebih menonjol dari pada objek lainnya
sehingga pada saat ada tamu yang masuk kesan tradisionalnya akan sangat terasa.
Fungsi & Aplikasi Ruang Tamu
DAPUR
VOLUME I | EDISI 05 | OKTOBER 2012
Sebelum membangun selalu perhatikan terlebih dahulu desain antar ruang. Setelah pada edisi 04 (Majalah
RumahJogja Indonesia edisi 04) kami telah membahas beberapa tips mengalih fungsikan teras sebagai ruang
tamu, kini kami akan mencoba membahas lebih detail tentang ruang tamu. Secara khusus ruang tamu biasa
terletak setelah teras dan berfungsi untuk menerima kunjungan tamu, kerabat, rekan kerja, atau saudara.
Ruang tamu biasa digunakan sebagai ruang transisi sebelum menuju ruang yang privat. Pada perancangan
bangunan atau kawasan ruang tamu lebih dikenal dengan sebutan ruang semi privat/semi publik. Selama ini
dalam sebuah rumah pembagian zona ruang terbagi dalam ruang publik (umum) berada pada halaman/teras
( tetapi cenderung berada pada bagian depan, walau ada juga teras utama pada bagian samping), ruang privat
(ruang keluarga, ruang makan, kamar).
Di antara ruang publik dan ruang privat terdapat sebuah ruang yang biasa disebut zona semi privat rumah
tinggal atau ruang tamu. Pada bangunan publik/komersial/hotel ruang tamu biasa disebut zona lobby. Ruang
tamu dalam sebuah rumah dalam perkembangannya bisa dianggap sebagai salah satu penentu dan kesan
pertama dari penilaian rumah secara keseluruhan. Jika ruang tamu tersebut tertata rapi maka penilaian orang
mungkin akan langsung menganggap si penghuni rumah berkarakter seperti itu, begitu juga sebaliknya.
Pada bangunan tradisonal seperti Joglo ruang tamu berada pada bangunan pendopo. Pada eranya ruang tamu
atau pendopo tak hanya sebagai tempat untuk menerima tamu tetapi sebagai tempat untuk acara kegiatan
sosial (dimana pada saat itu komunikasi lebih pada komunikasi sosial/bertemu) seperti hajatan, wayangan,
hingga pada kegiatan pemerintahan (pertemuan warga dengan perangkat pemerintahan) dan ini berada lebih
banyak di pedesaan. Demikian juga untuk bangunan lain (seperti rumah panggung, rumah melayu) ruang tamu
lebih banyak pada ruang publik, tetapi ada juga ruang tamu khusus untuk menerima tamu khusus dan juga
berfungsi sebagai acara sosial (acara hajatan, pernikahan, keputusan-keputusan pertemuan adat). Begitu juga
pada bangunan-bangunan era kolonial yang sudah inculturasi rancangan era Inggris ruang tamu berfungsi juga
untuk kegiatan sosial (seperti acara dansa, dan kegiatan pertemuan kemiliteran atau pertemuan perdagangan)
dan ini biasanya di miliki oleh seorang residen/gubenur militer/bupati ataupun seorang kapitan.
Sedangkan pada era sekarang ruang tamu pada rumah tinggal pada umumnya selalu berada pada bagian
depan, khusus pada kawasan perumahan/real estate ruang tamu berukuran tidak terlalu luas dan selalu
modular/typikal, dimana menyesuaikan dengan kapasitas ekonomis lahan dan bangunan serta fungsi kegiatan
yang lebih banyak dilakukan di luar rumah seperti bekerja (dengan ritme pagi sampai sore) kegiatan-kegiatan
sosial dilakukan juga diluar (pada perumahan selalu tersedia fasilitas publik, gedung pertemuan, ruang terbuka
hijau, hingga lapangan) ataupun pada pusat-pusat niaga (mall,restoran). Sehingga fungsi ruang tamu hanya
sebagai tempat transit sementara.
Desain-desain modern lebih mengefisienkan fungsi ruang tamu, hal tersebut dapat terlihat pada desain
apartemen/rumah susun (rumah tinggal secara vertikal). Pemilihan furnitur pada ruang tamu bergaya modern
akan lebih terasa simple dan mewah. Biasanya akan menggunakan sofa yang terkesan bersih dan licin. Sofa
pada ruang tamu bergaya modern akan berfungsi sebagai salah satu daya tarik ruang tamu tersebut.
Saat ini permasalahan yang sering muncul adalah luasan ruang tamu yang tidak terlalu luas karena terbatas
pada lahan. Perlu kejelian ekstra dalam mendesain dan meletakan beberapa furnitur agar ruang tamu tidak
terkesan semakin sumpek, namun sebaliknya dengan kehadiran furnitur dan tata ruang yang tepat ruang tamu
akan terasa luas. Untuk menghadirkan kesan tersebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
1. Alur sirkulasi
Alur sirkulasi merupakan salah satu hal yang penting dalam mendesain ruang tamu. Alur sirkulasi yang
dimaksud disini adalah peletakan pintu dan furniturnya. Peletakan pintu, sebaiknya terletak sejajar ataupun
satu akses menuju bagian privat (ruang keluarga) agar tamu bisa lebih nyaman dan tidak berpindah duduk
ketika kita lewat di depan tamu.
2. Bukaan/Jendela
Bukaan/jendela sebaiknya diberikan dengan akses ke taman, agar ruang tamu berkesan lebih luas dan visual
taman bisa memberikan kenyamanan psikologis. Selain itu fungsi bukaan atau jendela juga berfungsi sebagai
sirkulasi udara dari luar. Peran bukaan atau jendela terasa sangat penting karena biasanya ruang tamu yang
kecil cenderung akan merasa panas. Walaupun tetap bisa juga disiasati dengan penghawaan buatan seperti
penambahan kipas angin dan AC.
3. Ketinggian Plafond
Pada awal mendesain ruang tamu hal yang juga harus diperhitungkan adalah ketinggian plafon. Ketinggian
plafon harus diperhatikan secara tepat, dan disesuaikan dengan panjang dan lebar ruangan, agar tidak
berkesan kecil, terlalu rendah plafon akan berpengaruh pada kesan yang tertekan. Untuk menghadirkan
suasana yang lebih bervariasi pengunaan permainan pada plafon sangat dimungkinkan seperti naik turun,
karena pada ruangan yang kecil tidak terlalu jenuh.
4. Warna
Warna ruangan sebaiknya di gunakan dengan warna-warna yang cerah dan soft (dengan kombinasi sangat
baik, tetapi tidak terlalu kontras ) untuk saat ini kita bisa mengunakan wallpaper sesuai dengan keinginan kita
sebagai penghuni. Senadakan warna dinding dengan furnitur yang akan dipakai, hal ini dapat dilakukan untuk
menambah suasana ruang tamu menjadi lebih indah. Perpaduan warna dan bahan material yang digunakan,
kadang menambah ruang tamu terasa lebih hidup. Melalui keseragaman warna, diharapkan ruangan yang
relatif sempit menjadi terkesan lega. Dalam menghadirkan kesan lega dapat ditambah dengan penggunaan
kisi-kisi sebagai pembatas ruang. Pada pembatas ruang tamu, tidak selalu dalam bentuk dinding yang masif
tetapi juga dalam bentuk pembatas yang soft, seperti kisi-kisi dari kayu, media kaca bening dan tranfaransi
serta peletakan tanaman pada ruangan sebagai penambah penyejuk ruangan, bisa dengan pot tanaman
ataupun dengan media tanaman gantung/vertikal garden.
5. Pencahayaan
Upayakan ruang tamu lebih terang dari ruangan lain, karena ini akan memberi efek psikologis lapang pada
ruangan. Sebaliknya, suasana gelap justeru memicu efek efek psikologis menekan dan sesak.Tata letak
pencahayaan yang baik adalah tetap terang namun tidak terlalu menyilaukan mata. Sebaiknya pencahayaan
tidak terlalu menyilaukan tamu atau penghuni, semua bisa disiasati dengan sistem pencahayaan pendar
ataupun memantulkan dengan melalui lukisan pada dinding, ataupun benda-benda seni sebagai pemanis
ruangan dengan pencahayan yang maju mundur pada dinding.
6. Lantai
Lantai ruangan kita bisa kombinasikan dengan desain dan material apa saja, tetapi sebaiknya dengan yang
mudah dibersihkan dan tidak menimbulkan flek/bercak serta bau-bau kelembaban pada material atau ruangan.
7. Tata Letak Furnitur
Faktor yang menunjang utama adalah tata letak perabot/furnitur, perlu diperhatikan furnitur untuk ruangan
harus menyesuaikan dengan ruangan, jangan mengunakan yang terlalu besar, sehingga berkesan sempit, tidak
terlalu rumit dalam model karena menyebabkan debu-debu pada bagian tertentu, yang menyebabkan
berkesan kotor, dimana ruang tamu merupakan media pertama dalam pertemuan visual.
Kursi yang di gunakan juga memperhatikan apakah untuk secara seremoni saja (bisa dengan ketinggian
tempat duduk) ataupun membuat tamu betah/nyaman dengan membuat tempat duduk secara ergonomis
(anatomi tubuh) bisa sofa/ketinggian tempat duduk. Semua faktor ini merupakan satu keterkaitan dengan erat
dimana ini mencerminkan dari fungsi ruang tamu secara umum dan pencerminan pada si pemilik/penghuni
rumah tinggal. Pada semboyan rumahku istanaku adalah bagian dari ekspresi pemilik dalam memvisualkan ide,
seni, dan gagasan dalam setiap sudut rumah. PuriDesign
DEFINISI
Pengertian dan Definisi Ruang
Seseorang dalam kehidupannya sehari hari membutuhkan ruang untuk melakukan kegiatan.
Seperti misalnya ruang untuk makan, ruang untuk berjalan, ruang untuk bekerja, dll.
Sehingga secara fungsona, ruang dapat diartikan sebagai tempat, wilayah, ataupun wadah
yang dapat menampung sesuatu atau bisa juga diartikan bahwa ruang merupakan wadah
seseorang atau banyak orang untuk melakukan kegiatan.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi ruang:
# JAYADINATA, 1992
Ruang adalah seluruh permukaan bumi yang merupakan lapisan biosfer, tempat hidup
tumbuh - tumbuhan, hewan dan manusia
# UU NO 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang
di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tepat manusia dan makhluk lain hidup,
melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya
# KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA
Ruang adalah sela - sela antara dua (deret) tiang atau sela - sela antara empat tiang (di
bawah kolong rumah)
# SAMADI
Ruang merupakan tempat bagi komponen - komponen lingkungan hidup dalam melakukan
setiap proses, yaitu saling mempengaruhi (interaksi), saling berhubungan (interelasi), dan
saling ketergantungan (interdependensi)
# ILMU GRAFOLOGI
Ruang meruoakan simbol kebebasan, sekaligus pembatasan
# NEWTON
Ruang merupakan suatu kuantitas mutlak yang ada tanpa memperhatikan keberadaan atau
distribusi materi dalam semesta
# KOESWINARNO
Ruang merupakan satu abstraksi baru dalam kajian modestist, dimana ruang tidak hanya
mengandung pengertian yang fisik, namun juga abstrak dan simbolis
# AHMAD BASO
Ruang adalah efek dari persilangan kekuatan - kekuatan dominan
# ANIES
Ruang merupakan suatu tempat berbagai komponen lingkungan hidup menempati dan
melakukan proses, sehingga antara ruang dan komponen lingkungan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan