documenta

24
A. Pengertian Feokromositoma merupakan tumor yang biasanya bersifat jinak dan berasal dari sel-sel kromafin medula adrenal. Pada 80% hingga 90 % pasien, tumor tersebut timbul dalam medula kelenjar adrenal ; sedangkan pada pasien lain terjadi dalam jaringan kromafin extra adrenal yang berada di dalam atau dekat aorta, ovarium, limpa, atau organ lainnya. B. Etiologi Banyak faktor yang dapat menyebabkan pheochromocytoma. Pada kebanyakan kasus, yang paling berperan adalah . 25% dari pheochromocytomas karena faktor keluarga . Mutasi gen VHL , RET, NF1, SDHB dan SDHD semua diketahui menyebabkan pheochromocytoma keluarga /ekstra -adrenal paraganglioma. Pheochromocytoma adalah tumor dari neoplasia endokrin multipel sindrom, tipe IIA dan IIB (juga dikenal sebagai MEN IIA dan IIB MEN ). Feokromositoma dapat terjadi dalam bentuk familial sebagai bagian dari neoplasia endokrin multipel, tipe II (MEN-II) ; karena itu, kemungkinan terjadinya feokromositoma harus difikirkan pada penderita karsinoma tiroid medularis dan tumor atau hiperplasia paratiroid. C. Patofisiologi Faktor genetik dan lingkungan FEOKROMOSITOMA MUTASI GEN Sindroma endokrin multipel, yang menyebabkan mereka peka terhadap tumor dari berbagai kelenjar endokrin (misalnya kelenjar tiroid, paratiroid dan adrenal). Feokromositom dapat terjadi pada segala usia, tetapi insidens puncaknya terletak pada usia antara 25 dan 50 tahun (Whalen, Althausen & Daniels, 1992).

Upload: wah-hid-cah-mbleb-bess

Post on 25-Oct-2015

5 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: DocumentA

A.    Pengertian

Feokromositoma merupakan tumor yang biasanya bersifat jinak dan berasal dari sel-sel kromafin medula adrenal. Pada 80% hingga 90 % pasien, tumor tersebut timbul dalam medula kelenjar adrenal ; sedangkan pada pasien lain terjadi dalam jaringan kromafin extra adrenal yang berada di dalam atau dekat aorta, ovarium, limpa, atau organ lainnya.

 B.     Etiologi

Banyak faktor yang dapat menyebabkan pheochromocytoma. Pada kebanyakan kasus, yang paling berperan adalah . 25% dari pheochromocytomas karena faktor keluarga . Mutasi gen VHL , RET, NF1, SDHB dan SDHD semua diketahui menyebabkan pheochromocytoma keluarga /ekstra -adrenal paraganglioma. Pheochromocytoma adalah tumor dari neoplasia endokrin multipel sindrom, tipe IIA dan IIB (juga dikenal sebagai MEN IIA dan IIB MEN).

Feokromositoma dapat terjadi dalam bentuk familial sebagai bagian  dari neoplasia endokrin  multipel, tipe II (MEN-II) ; karena itu, kemungkinan terjadinya feokromositoma  harus difikirkan  pada penderita karsinoma tiroid medularis dan tumor atau hiperplasia paratiroid. 

C.    Patofisiologi

Faktor genetik dan lingkunganFEOKROMOSITOMAMUTASI GENSindroma endokrin multipel, yang menyebabkan mereka peka terhadap tumor dari berbagai kelenjar endokrin (misalnya kelenjar tiroid, paratiroid dan adrenal).

        Feokromositom dapat terjadi pada segala usia, tetapi insidens puncaknya terletak pada usia antara 25 dan 50 tahun (Whalen, Althausen & Daniels, 1992). Penyakit ini menyerang laki-laki dan wanita dengan insiden yang sama. Karena insiden feokromositoma yang tinggi diantara anggota keluarga, maka keluarga harus waspada dan menjalani  skrining untuk mendeteksi tumor ini. Sepuluh %  feokromositoma terjadi secara bilateral, dan 10% ganas.

Feokromositoma merupakan penyebab tekanan darah tinggi pada 0,1 % hingga 0,5 % penderita hipertensi (Bravo, 1991). Meskipun jarang terjadi, feokromositoma  merupakan salah satu bentuk hipertensi yang biasanya disembuhkan melalui pembedahan ; tanpa deteksi dan terapi dini, penyakit ini biasanya berakibat fatal.

Page 2: DocumentA

D.    Manifestasi klinis ;

Sifat dan intensitas gejala pada tumor fungsional medula adrenal tergantung pada proporsi relatif sekresi epinefrin dan norepinefrin. Trias gejalanya yang khas :

Sakit kepala Diaforesis Palpitasi

Gejala lainnya :

Hipertensi

Dapat bersifat intermiten atau persisten. Namun demikian hanya 50 % dari pasien-pasien feokromositoma  menderita hipertensi  yang timbul perlahan-lahan  atau persisten. Jika hipertensinya terjadi secara perlahan-lahan, keadaan ini mungkin sulit dibedakan dengan penyebab hipertensi yang lain. Tekanan darah sampai setinggi 350/200 mmHg pernah tercatat. Kenaikan tekanan darah sampai setinggi itu dapat membawa kematian dan menimbulkan komplikasi serius aritmia jantung, aneurisma disekans, stroke dan gagal ginjal akut. Hipotensi postural  terjadi pada 70 % penderita feokromositoma yang tidak diobati.

Gangguan kardiovaskuler Tremor Kemerahan Ansietas Hipergilkemia,

Dapat terjadi akibat konversi glikogen menjadi glukosa  dalam hati dan otot yang disebabkan oleh sekret epinefrin; insulin diperlukan untukmempertahankan kadar glukosa darah yang normal.

Gejala feokromositoma bentuk paroksimal biasanya ditandai oleh :

serangan akut dan tidak terduga sebelumnya yang berlangsung selama beberapa detik atau beberapa jam.

 Selama serangan ini, pasien tampak cemas, gemetar, lemah. Pasien dapat mengalami : sakit kepala, vertigo, penglihatan kabur, tinitus,

terengah –engah, sesak napas (dispnu), poliuri, mual muntah, diare, nyeri  abdomen, Perasaan menjelang ajal, takikardi.

1. E.     Evaluasi diagnostik :

Pemeriksaaan :

Page 3: DocumentA

Pengukuran metabolit  katekolamin urin  (MN) dan asam vanililmandelat ( VMA)

ü  Melalui spesimen urin 24 jam

ü  Tidak mengkonsumsi obat dan makanan seperti kopi, teh, pisang, coklat, panili,aspirin) saat dilakukan pengambilan

ü  Urin yang dikumpulkan selama periode 2 atau 3 jam setelah serangan hipertensi dapat diperiksa untuk menetukan kadar katekolamin.

Pengukuran kadar katekolamin dalam plasma (norepinefrin dan epinefrin )

ü  Dilakukan saat pasien berbaring terlentang serta beristirahat selama 30 menit. Untuk mencegah kenaikan kadar katekolamin akibat stres yang terjadi pada saat penusukan jarum kedalam pembuluh vena, maka wing-needle, jarum vena kepala atau kateter vena dipasang  30 menit sebalum pengambilan spesimen darah.

ü  Faktor-faktor yang dapat menaikkan kadar katekolamin  seperti kopi, teh,penggunaan tembakau, stress emosi dan fisik, penggunaan obat yang dibeli bebas ataupun dengan resep (amfetamin, obat semprot, tetes hidung, dekongestan , serta bronkodilator).

ü  Kadar epinefrin normal dalam plasma : 100 pgml (SI : 590 pg/ ml )

Kadar norpeinefrin yang normal : umumnya kurang dari 100 – 550 pg/ml (SI 590 – 3420 pmol/ L).

ü  Kadar epinefrin yang lebih dari : 400 pg/ml (SI : 2180 pg/ ml )

Kadar norpeinefrin yang lebih  dari 2000 pg/ml (SI 11.800 pmol/ L), dianggap sebagai kriteria diagnostik.Nilai yang menurun diantara nilai normal dan nilai diagnostik feokromositoma menunjukkan perlunya pemeriksaan yang lebihlanjut.

Tes provokatif

Jarang digunakan dalam evaluasi diagnostik karena timbulnya hasil tes false-positif serta false-negatif dan karena adanya resiko hipertensi serta hipotensi yang bisa terjadi.

Tes supresi klonidin

Dapat dilakukan jika hasil pemeriksaan urin danplasma tidak dapat mengakkan diagnosis. Klonidin merupakan obat antiadrenergik yang kerjanya sentral dengan menekan pelepasan katekolamin yang diperantarai secara neurologis. Hasil tes dianggap normal jika 2 hingga 3 jam setelah pemberian dosis tunggal kloinidin 

Page 4: DocumentA

per oral, terjadi penurunan kadar total katekolamin plasma sedikitnya sebesar 40 % dari hasil pemeriksaan dasar dan nilai absolutnya turun hingga dibawah 500 pg/ml.

Pemeriksaan pencitraan.

Seperti pemindai CT scan, MRI dan USG juga dapat dilakukan untuk menentukan lokasi fekromositoma serta jumlah tumor yang ada.

Pemeriksaan diagnostik lainnya.

Dapat berfokus pada evaluasi fungsi kelenjar endokrin yang lain karena keterkaitan feokromositoma dengan tumor endokrin lainnya.

F.     Penatalaksanaan

Selama kejadian atau serangan hipertensi, takikardi, ansietas dan gejala feokromositoma lainnya, pasien dibaringkan di tempat tidur dengan bagian kepal ranjang ditinggikan untuk meningkatkan penurunan ortostatik tekanan darah.

Farmakoterapi Pembedahan untuk mengangkat tumor, biasanya adrenalektomi. Terapi penggantian kortikosteroid, diperlukan jika harus dilakukan

adrenalektomi bilateral. Perawatan pascaoperatif, dengan memantau kondisi pasien selama

beberapa hari dalam ruang perawatan intensif dengan memberikan perhatian khusus kepada perubahan elektrokardiografik, tekanan arterial, keseimbangan cairan dan elektrolit, dan kadar glukosa darah.

 

Proses keperawatan a.      Pengkajian :

Pengkajian yang dilakukan sama seperti pengkajian pada umumnya mencangkup anamnesa dan pemeriksaan fisik. Dalam hal ini khususnya mengkaji :

Tanda-tanda aktivitas sistem saraf simpatik yang berlebihan. Kenaikan darah yang mencolok. Pemeriksaan yang bersifaat langsung dan menyeluruh dalam memastikan

tingkat aktivitas medula adrenal yang berlebihan

 

1. b.      Diagnosa keperawatan.

Page 5: DocumentA

Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan feokromositoma dirumuskan berdasarkan data-data yang didapat pada pengkajian.

1. 1.      Intoleran aktivitas b/d kelemahan umum , ketidakseimbangan abtara suplai dan kebutuhan O2.

2. 2.      Nyeri, (akut), sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral

3. 3.      Nutrisi , perubahan , lebih dari kebutuhan tubuh b/d masukan berlebihan sehubungan dengan kebutuhan metabolik, pola hidup monoton, keyakinan budaya.

4. 4.      Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai kondisi , rencana pengobatan

 

1. c.       Intervensi keperawatan  :1. 1.      Intoleran aktivitas b/d kelemahan umum ,

ketidakseimbangan abtara suplai dan kebutuhan O2.

Ditandai dengan:

-          Laporan verbal tentang keletihan tau kelemahan.

-          Frekuensi jantung atau respon TD terhadap aktivitas abnormal.

-          Rasa tidak nyaman saat dispnea.

-          Perubahan-perubahan EKG mencerminkan iskemia; disritmia.

Kriteria hasil, pasien akan:

-          Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan /diperlukan.

-          Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.

-          Menunjukkan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologi.

 

Intervensi RasionalMandiri

1. Kaji respon pasien terhadap aktivitas, perhatikan frekuensi nadi >20 kali/menit diatas frekuensi istirahat; peningkatan

 

1. Menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respon fisiologi terhadap stres aktivitas dan, bila ada merupakan

Page 6: DocumentA

TD yang nyata selama atau sesudah aktivitas (tekanan sistolik meningkat 20 mmHg); dispnea atau nyeri dada; keletihan dan kelemahan yang berlebihan; diaforesis; pusing atau pingsan.

2. Instruksikan pasien tentang teknik penghematan energi, misalnya menggunakan kursi saat mandi, duduk saat menyisir rambut atau menyikat gigi, melakukan aktivitas dengan perlahan.

3. Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas atau perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi. Berikan bantuan sesuai kebutuhan. 

in dikator dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas.

 

 

 

 

1. Teknik menghemat energi mengurangi penggunaan energi, juga membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.

 

 

1. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba-tiba. Memberikan bantuan hanya seabatas kebutuhan akan mendorong kemandirian dalam melakukan aktivitas.

 

 

1. 2.      Nyeri, (akut), sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral.

Ditandai dengan:

-          Melaporkan tentang nyeri berdenyut yang terletak pada region suboksipital terjadi pada saat bangun, dan hilang secara spontan setelah beberapa waktu berdiri.

-          Segan untuk menggerakkan kepala, menggaruk kepala, menghindarii sinar terang dan keributan, mengerutkan kening, menggenggam tangan.

Page 7: DocumentA

-          Melaporkan kekauan leher, pusing, penglihatan kabur, mual, dan muntah.

 

Kriteria hasil, pasien akan:

-          Melaporkan nyeri/ ketidaknyamanan hilang atau terkontrol.

-          Mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan .

-          Mengikuti regimen fakmakologi yang diresepkan.

Intervensi RasionalMandiri

1. Memeprtahankan tirah baring selama fase akut.

2. Berikan tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, misalnya kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, tenang, redupkan lampu kamar, teknik relaksasi ( panduan imajinasi , distraksi), dan aktivitas waktu senggang.

3. Hilangkan atau minimalkan aktivitas vasokonstriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala misalnya mengejan saat BAB, batuk panjang, membungkuk.

4. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan.

 

 

1. Berikan cairan , makanan lunak, perawatan mulut yang teratur bila terjadi perdarahan hidung atau kompres hidung telah dilakukan untuk menghentikkan perdarahan.

 

1. Menminimalkan stimulasi / meningkatkan relaksasi

2. Tindakan yang menurunkan tekanan vaskular serebral dan yang memperlambat/ memblok respon simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya.

 

 

1. Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatan tekanan vaskular serebral.

2. Pusing danpenglihatan kabur sering berhubungan dengan sakit kepala. Pasien jugan dapat mengalami episode hipotensi postural.

3. Meningkatakan kenyamanan umum. Kompres hidung dapat mengganggu menelan atau membutuhkan nafas dengan mulut, menimbulkan stagnasi oral dan mengeringkan membran mukosa.

Page 8: DocumentA

Kolabirasi

Berikan sesuai indikasi :

Analgesik ;

 

 

Antiansietas, misalnya lorazepam (ativan), diazepam (valium).

 

Menurunkan/mengontrol nyeri dan menurunkan  rangsang sistem saraf simpatis .

Dapat mengurangi tegangan dan ketidaknyamanan yang diperberat oleh stres.

 

1. 3.      Nutrisi , perubahan , lebih dari kebutuhan tubuh b/d masukan berlebihan sehubungan dengan kebutuhan metabolik, pola hidup monoton, keyakinan budaya.

Ditandai dengan:

-          BB 10%-20% lebih dari ideal untuk tinggi dan bentuk tubuh.

-          Lipatan kulit trisep > 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita (maksimum untuk usia dan jenis kelamin)

-          Dilaporkan atau terobservasi disfungsi pola makan.

Kriteria hasil, pasien akan:

-          Mengidentifikasi hubungan anatar hipertensi dan kegemukan

-          Menunjukkan perubahan pola makan (misalnya pilihan makanan, kwantitas dsb.), memeprtahann berat badan yang diinginkan dengan pemeliharaan kesehatan optimal.

-          Melakukan atau mempertahankan program olahraga yang tepat secara individual.

Intervensi RasionalMandiri

1. Kaji pemahaman pasien tentang hubungan anatara hipertensi dan

 

1. Kegemukkan adalah resiko tambahan pada tekanan darah

Page 9: DocumentA

kegemukkan.

 

 

 

1. Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukkan lemak garam dan gula sesuai indikasi.

 

 

 

 

 

1. Tetapkan keinginan pasien menurunkan berat badan.

 

 

1. Kaji ulang masukan kalori dan pilihan diet.

 

 

 

1. Tetapkan rencana penurunan berat badan yang realistik dengan pasien,misalnya penurunan BB 0,5 kg/ minggu

tinggi karena disproporsi antara kapasitas aorta dan peningkatan curah jantung berkaitan dengan peningkatan masa tubuh

2. Kesalahan kebiasaan makan menunjang terjadinya aterosklerosis dan kegemukkan , yang merupakan predisposisi untuk hipertensi dan komplikasinya, misal stroke, penyakit ginjal, gagal jantung. Kelebihan masukan garam memperbanyak volume cairan intravaskular dan dapat merusak ginjal yang lebih memperburuk hipertensi.

3. Motivasi untuk penurunan BB adalah internal. Individu harus berkeinginan untuk menurunkan BB, bila tidak maka program sama sekali tidak berhasil.

4. Mengidentifikasi kekuatan/ kelemahan dalam program diet terakhir. Membantu dalam menentukkan kebutuhan individu untuk penyesuaian penyuluhan.

5. Penurunan masukan kalori seseorang sebanyak 500 kalori / hari secara teori dapat menurunkan berat badan 0,5 kg / minggu. Penurunan berat badan yang lambat mengindikasikan kehilangan lemak melalui kerja otot dan umumnya dengan cara mengubah kebiasaan makan.

6. Memberikan data dasar tentang keadekuatan nutrisi yang dimakan, dan kondisi emosi saat makan. Membantu untuk memfokuskan perhatian pada faktor mana pasien  telah / dpat mengontrol perubahan.

7. Menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol. Penting dalam mencegah

Page 10: DocumentA

 

 

 

 

1. Dorong pasien untuk mempertahankan masukan makanan hariantermasuk kapan dan dimana makan dilakukan dan lingkungandan perasaan sekitar saat makanan di makan .

 

1. Instruksikan dan bantu memilih makanan yang tepat, hindari makanandengan kejenuhan lemak tinggi (mentega, keju, telur, ice cream, daging), dan kolestreol (daging berlemak, kuning telur, produk kalengan, jeroan)

Kolaborasi

Rujuk ke ahli gizi sesuai indikasi.

perkembangan aterogenesis.

 

 

 

 

Memberikan konseling dan bantuan dengan memeuhi kebutuhan diet individual.

 

1. 4.      Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai kondisi , rencana pengobatan

b/d :

-          Kurang pengetahuan / daya ingat

-          Misinterpretasi informasi

-          Keterbatasan kognitif

-          Menyangkal diagnosa.

Page 11: DocumentA

Ditandai dengan :

-          Menyatakan masalah

-          Meminta informasi

-          Menyatakan miskonsepsi

-          Mengikuti instruksi tidak akurat , inadekuat kinerja prosedur

-          Perilaku tidak tepat atau eksagregasi, misalnya bermusuhan , agitasi, apatis.

               Criteria hasil, pasien akan :

-          Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan.

-          Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu diperhatikan.

-          Mempertahankan TD dalam parameter normal.

Intervensi RasionalMandiri

1. Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar, termasuk orang terdekat.

 

 

 

 

 

 

 

1. Tetapkan dan nyatakan batas TD normal. Jelaskan tentang hipertensi dan efeknya pada

 

1. Kesalahan konsep dan menyangkal diagnose karena perasaan sejahtera yang sudah lama dinikmati mempengaruhi minat pasien / orang terdekat untuk mempelajari penyakit, kemajuan , dan prognosis. Bila pasien tidak menerima realitas bahwa membutuhkan pengobatan kontinu, maka perubahan perilaku tidak akan dipertahankan.

2. Memberikan dasar untuk pemahaman tentang peningkatan TD dan mengklarifikasi istilah medis  yang sering digunakan. Pemahaman bahwa TD yang tinggi dapat terjadi tanpa gejala adalah ini untuk memungkinkan pasien melanjutkan pengobatan meskipun ketika merasa sehat.

Page 12: DocumentA

jantung, pembuluh darah, ginjal dan otak.

 

 

 

 

1. Hindari mengatakan TD normal dan gunakan istilah terkontrol dengan baik saat menggambarkan TD pasien dalam batas yang diinginkan.

 

 

1. Bantu pasien dalam mengidentifikasi factor-faktor resiko kardiovaskular yang dapat diubah, misalnya obesitas, diet tinggi lemak jenuh, dan kolesterol, pola hidup monoton, merokok dan minum alcohol, (lebih dari 60 cc/ hari dengan teratur), pola hidup penuh stress.

2. Atasi masalah dengan pasien untuk mengidentifikasi cara di mana perubahan gaya hidup yang tepat dapat dibuat untuk mengurangi factor-faktor di atas.

 

1. Bahas pentingnya menghentikan merokok dan bantu pasien dalam mebuat rencana untuk berhenti merokok.

 

3. Karena pengobatan untuk hipertensi adalah sepanjang kehidupan, maka dengan penyampaian ide terkontrol akan membantu pasien untuk memahami kebutuhan untuk melanjutkan pengobatan/medikasi.

 

1. Factor-faktor resiko ini telah menunjukkan hubungan dalam menunjang hipertensi dan penyakit kardiovaskular serta ginjal.

 

 

1. Factor-faktor resiko dapat meningkatkan proses penyakit atau memperburuk gejala. Dengan mengubah pola perilaku yang “biasa/memberikan rasa aman” dapat sangat menyusahkan . dukungan, petunjuk dan empati dapat meningkatkan keberhasilan pasien dalam menyelesaikan tugas ini.

2. Nikotin meningkatkan pelepasan katekolamin , mengakibatkan peningkatan frekuensi jantung , TD, dan Vasokonstriksi, mengurangi oksigenasi jaringan , dan meningkatkan beban kerja miokardium.

 

1. Kurangnya kerjasama adalah alasan umum kegagalan terapi antihipertensif.  Oleh karenanya evaluasi yang berkelanjutan

Page 13: DocumentA

 

Mandiri

1. Beri penguatan pentingnya kerjasama dalam regimen pengobatan dan mempertahankan perjanjian tindak lanjut.

 

 

 

 

1. Instrusikan dan peragakan teknik pemantauan TD mandiri. Evaluasi pendengaran , ketajaman penglihatan  dan keterampilan manual serta koordinasi pasien.

2. Bantu pasien untuk mengembangkan jadwal yang sederhana , memudahkan minum obat.

 

 

 

1. Jelaskan tentang obat yang diresep bersamaan dengan rasional , dosis, efek samping yang diperkirakan serta efek samping yang merugikan , dan idiosinkrasi, misalnya :

 

 

untuk kepatuhan pasien adalah penting untuk keberhasilan pengobatan. Terapi efektif menurunkan insiden stroke, gagal jantung, gangguan ginjal dan kemungkinan MI.

2. Dengan mengajarkan pasien atau orang terdekat untuk memantau TD adalah meyakinkan untuk pasien , karena hasilnya memberikan penguatan visual/ positif akan upaya pasien.

3. Dengan mengindividualisasikan jadwal pengobatan sehingga sesuai dengan kebiasaan/ kebutuhan pribadi pasien dapat memudahkan kerja sama dengan regimen jangka panjang.

4. Informasi yang adekuat dan pemahaman bahwa efek samping (mis. Perubahan suasana hati, peningkatan berat badan awal, mulut kering) adalah umum  dan sering menghilang dengan berjalannya waktu dengan demikian meningkatkan kerja sama rencana pengobatan.

-          Penjadwalan yang meminimalkan berkemih pada malam hari.

 

-          Indicator utama keefektifan terapi diuretic.

-          Kombinasi efek vasodilatasi  alcohol dan efek penipisan volume dari diuretic sangat meningkatkan resiko hipotensi ortostatik.

-          Dehidrasi dapat terjadi dengan cepat bila masukan kurang dan pasien

Page 14: DocumentA

-          Diuretik : minum dosis harian (atau dosis lebih besar ) pada pagi hari

-          Ukur dan catat berat badan sendiri pada jadwal teratur

-          Hindari/ batasi masukan alcohol.

 

 

 

 

-          Beritahu dokter bila tak dapat mentoleransi makanan atau cairan.

 

-          Antihipertensi : minum dosis yang diresepkan pada jadwal teratur, hindari melalaikan dosis, mengubah atau melebihi dosis, dan jangan menghentikan  tanpa memberitahu pemberi asuhan kesehatan ; bangun dengan perlahan dari berbaring ke posisi berdiri, duduk untuk beberapa menit sebelum berdiri. Tidur dengan kepala agak ditinggikan.

1. Sarankan untuk sering mengubah posisi, olahraga kaki saat berbaring.

 

1. Rekomendasikan untuk menghindari mandi air panas, ruang penguapan, dan penggunaan alcohol yang berlebihan.

2. Anjurkan  pasien untuk berkonsultasi dengan pemberi

terus minum diuretic.

-          Penghentian obat mendadak menyebabkan rebound hipertensi yang dapat mengarah pada komplikasi berat.

-          Ukur penurunan keparahan hipotensi ortostatik  yang berhubungan dengan penggunaan vasodilator dan diuretic.

 

 

 

1. Menurunkan bendungan vena perifer yang dapat ditimbulkan oleh vasodilator  dan duduk /berdiri terlalu lama .

2. Encegah vasodilatasi  yang tak perlu dengan bahaya efek samping yaitu pingsan dan hipotensi.

 

1. Tindak kewaspadaan penting dalam pencegahan interaksi obat yang kemungkinan berbahaya. Setiap obat yang mengandung stimulant saraf simpatis dapat meningkatkan TD atau dapat melawan efek antihipertensi.

2. Diuretik dapat menurunkan  kadar kalium. Penggantian diet lebh baik daripada obat dan semua ini diperlukan untuk memperbaiki kekurangan . beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengkonsumsi kalisum 400-2000 mg / ari dapat menurunkan  TD sistolik dan diastolik .

Page 15: DocumentA

perawatan sebelum menggunakan obat-obatan yang diresepkan atau tidak diresepkan.

 

 

1. Instruksikan pasien tentang peningkatan masukan makanan/ cairan tinggi kalium (jeruk, pisang, tomat, dll) dan minuman yang banyak mengandung kalsium (susu rendah lemak) atau tambahan kalsium sesuai indikasi.

 

 

 

Mandiri

1. Riviu tanda-tanda/ gejala-gejala yang memerlukan pelaporan pada pemberi asuhan kesehatan, mis. Sakit kepala saat bangun, peningkatan TD tiba-tiba, nyeri dada/ sesak, gangguan penglihatan dan lainya.

2. Jelaskan rational regimen diit yang diharuskan (biasanya diit rendah natrium, lemak jenuh, dan kolesterol).

 

 

 

 

memperbaiki kekurangan mineral dapat juga mempengaruhi TD.

 

 

1. Deteksi dini terjadinya komplikasi , penurunan efektivitas atau reaksi yang merugikan  diri regimen obat memungkinkan untuk intervensi.

 

 

1. Kelebihan lemak jenuh, kolesterol, natrium, alcohol, dan kalori telah di definisikan sebagai resiko nutrisi dalam hipertensi . diet  rendah lemak dan tinggi lemak poli-tak jenuh menurunkan TD, kemungkinan melalui keseimbangan prostaglandin , pada orang-orang normotensif atau hipertensi.

2. Diit rendah garam selama 2 tahun mungkin sudah mencukupi untuk mengontrol hipertensi sedang atau mengurangi jumlah obat yang dibutuhkan.

3. Kafein adalah stimulant jantung dan dapat memberikan efek merugikan pada fungsi jantung.

4. Dengan menyelingi istirahat dan aktivitas akan meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktifitas.

5. Keterlibatan pasien dalam memantau toleransi  aktifitasnya  sendiri penting untuk keamanan  dan / atau memodifikasi aktivitas kehidupan sehari-hari.

Page 16: DocumentA

 

1. Bantu pasien untuk mengidentifikasi sumber masukan natrium (makanan bergaram, keju olahan, dll).

 

 

1. Dorong pasien untuk menurunkan atau menghilangkan kafein, mis. Kopi, teh, cola, coklat.

2. Tekankan pentingnya perencanaan/ penyelesaian  periode istirahat harian.

 

1. Anjurkan pasien untuk memantau respon fisiologis sendiri  terhadap aktivitas (frekuensi nadi, sesak napas) laporkan penurunan toleransi terhadap aktivitas ; dan hentikan aktivitas yang menyebabkan nyeri dada, sesak napas, pusing, keletihan berat, atau kelemahan.

2. Dorong pasien untuk membuat program olahraga sendiri , aktiviats aerobic (berjalan) yang pasien mampu lakukan sendiri.

 

 

1. Peragakan penerapan kompres es pada punggung leher dan tekanan pada sepertiga ujung hidung , dan anjurkan pasien menundukkan kepala ke depan bila terjadi perdarahan hidung.

 

 

 

1. Selain membantu menurunkan TD, aktivitas aerobic  merupakan alat menguatkan system kardiovaskular. Latihan isometric dapat meningkatkan kadar katekolamin serum, akan lebih meningkatkan TD.

2. Kapiler nasal dapat rupture sebagai akibat dari tekanan vaskuler berlebihan. Dingin  dan tekanan mengkonstrisikan kapiler, yang melambatkan perdarahan. Menundukkan kedepan menurunkan jumlah darah yang tertelan.

3. Sumber-sumber dimasyarakat  seperti yayasan jantung Indonesia, “ coronary club,” klinik berhenti merokok, rehabilitasi alcohol, program penurunan berat badan, kelas penanganan stress, dan pelayanan konseling dapat membantu pasien dalam upaya mengawali dan mempertahankan perubahan pola hidup.

Page 17: DocumentA

2. Berikan informasi tentang sumber-sumber di masyarakat  dan dukungan pasien  dalam membuat perubahan pola hidup. Lakukan untuk rujukan bila ada insikasi.

 

Pasien yang menjalani pembedahan untuk mengatasi feokromositoma akan mengalami periode pra serta pascaoperatifyang penuh dengan stress dan mungkin rasa takut terhadap kemungkinan serangan berulang. Pasien harus dijadwal untuk menjalani pemeriksaan tindak lanjut berkala. Penyuluhan pasien dan pemeliharaan kesehatan, perawatan di rumah dan komunitas :

1. Berikan dorongan pada pasien untuk melakukan perjanjian tindak lanjut untuk mengamati kembalinya tekanan darah dan kadar katekolamin urine ke tingkat normal.

2.  Berikan instruksi verbal dan tertulis untuk mengumpulkan spesimen urine 24 jam sebelum kunjungan tindak lanjut ke klinik atau rumah sakit.

3. Berikan instruksi mengenai terapi steroid yang panjang4. Kaji kepatuhan terhadap jadwal pengobatan5. Bantu dalam mengatasi masalah-masalah yang mungkin timbul akibat

penggunaan steorid jangka panjang.6. Berikan dorongan semangat dan dukungan karena pasien mungkin masih

takut terhadap serangan berulang