a11apj_bab iii bahan dan metode

4
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2011 di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tanah yang diambil dari rhizosfer tanaman karet PT Perkebunan Nusantara VIII, Jalupang, Subang, Jawa Barat; tanah yang diambil dari rhizosfer tanaman kelapa sawit PT Perkebunan Nusantara IV, Adolina, Sumatera Utara; media Potato Dextrose Agar (PDA); media Malt Extract Agar (MEA); serta isolat cendawan R. lignosus dan T. harzianum koleksi Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Institut Pertanian Bogor. Metode Pengambilan Contoh Tanah Contoh tanah diambil dari tanaman karet dan kelapa sawit. Eksplorasi pada tanah rhizosfer tanaman karet dilakukan pada tiga lahan tanaman belum menghasilkan (TBM) dengan tahun tanam 2005, 2007, dan 2008, serta tiga lahan tanaman menghasilkan (TM) dengan tahun tanam 1987, 1989, dan 1991. Eksplorasi pada tanah rhizosfer tanaman kelapa sawit dilakukan pada tiga lahan tanaman dengan tahun tanam 1998 dan tiga lahan tanaman dengan tahun tanam 2006. Pengambilan contoh tanah pada tanaman karet dan kelapa sawit dilakukan pada tanaman yang sehat diantara tanaman-tanaman yang sakit. Contoh tanah diambil menggunakan bor tanah (diameter 5 cm) pada kedalaman 20-40 cm sebanyak sepuluh titik pada masing-masing blok tanaman (1 blok = 1 ha). Contoh tanah rhizosfer dari kesepuluh titik tersebut dicampur lalu diambil sebanyak

Upload: fadilah-cuinta-fisika

Post on 29-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: A11apj_BAB III Bahan Dan Metode

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2011 di

Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tanah yang diambil

dari rhizosfer tanaman karet PT Perkebunan Nusantara VIII, Jalupang, Subang,

Jawa Barat; tanah yang diambil dari rhizosfer tanaman kelapa sawit

PT Perkebunan Nusantara IV, Adolina, Sumatera Utara; media Potato Dextrose

Agar (PDA); media Malt Extract Agar (MEA); serta isolat cendawan R. lignosus

dan T. harzianum koleksi Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen

Proteksi Tanaman, Institut Pertanian Bogor.

Metode

Pengambilan Contoh Tanah

Contoh tanah diambil dari tanaman karet dan kelapa sawit. Eksplorasi pada

tanah rhizosfer tanaman karet dilakukan pada tiga lahan tanaman belum

menghasilkan (TBM) dengan tahun tanam 2005, 2007, dan 2008, serta tiga lahan

tanaman menghasilkan (TM) dengan tahun tanam 1987, 1989, dan 1991.

Eksplorasi pada tanah rhizosfer tanaman kelapa sawit dilakukan pada tiga lahan

tanaman dengan tahun tanam 1998 dan tiga lahan tanaman dengan tahun tanam

2006.

Pengambilan contoh tanah pada tanaman karet dan kelapa sawit dilakukan

pada tanaman yang sehat diantara tanaman-tanaman yang sakit. Contoh tanah

diambil menggunakan bor tanah (diameter 5 cm) pada kedalaman 20-40 cm

sebanyak sepuluh titik pada masing-masing blok tanaman (1 blok = 1 ha). Contoh

tanah rhizosfer dari kesepuluh titik tersebut dicampur lalu diambil sebanyak

Page 2: A11apj_BAB III Bahan Dan Metode

13

±0,5 kg sebagai contoh tanah untuk eksplorasi cendawan rhizosfer di

laboratorium.

Isolasi Cendawan Rhizosfer

Isolasi cendawan rhizosfer dilakukan dengan teknik pengenceran dengan

dua ulangan. Sebanyak 10 g contoh tanah disuspensikan ke dalam labu

Erlenmeyer yang telah diisi 90 ml air destilata dan diguncang menggunakan

shaker dengan kecepatan 120 rpm selama 15 menit. Suspensi yang dihasilkan

segera dibuat seri pengenceran hingga tingkat pengenceran 10-5 dengan

mengambil 1 ml suspensi dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi 9 ml air

destilata. Masing-masing seri pengenceran tersebut diambil sebanyak 0,1 ml

suspensi dan dibiakkan pada media PDA. Tiap koloni cendawan yang tumbuh

dikelompokkan berdasarkan bentuk dan warna koloni, kemudian dimurnikan.

Semua mikroorganisme yang diperoleh diuji potensi antagonismenya terhadap

R. lignosus. Uji antagonisme dilakukan dengan metode uji ganda pada media

PDA.

Uji Antagonisme in Vitro

Uji antagonisme in vitro antara kandidat cendawan antagonis dengan

R. lignosus sebagai patogen dilakukan dengan menggunakan metode uji ganda

(dual culture) pada media PDA termodifikasi. Pada pengujian ini media PDA

yang digunakan dimasukkan antibiotik kloramfenikol yang mempunyai spektrum

anti bakteri yang luas. Kandidat cendawan antagonis diinokulasikan pada media

dengan jarak 3 cm dari koloni cendawan R. lignosus yang berumur empat hari

setelah inokulasi (hsi). Diameter masing-masing cendawan uji sebesar 3 mm. Tiap

pengujian dilakukan tiga kali ulangan. Pengamatan dilakukan dengan mengukur

jari-jari koloni cendawan R. lignosus yang menjauhi koloni cendawan kandidat

(R1) dan jari-jari koloni cendawan R. lignosus yang mendekati kandidat antagonis

(R2), serta menghitung penghambatan kandidat agens antagonis (I). Pengamatan

dilakukan setiap hari hingga hari kesembilan setelah kandidat cendawan antagonis

ditanam.

Page 3: A11apj_BAB III Bahan Dan Metode

14

Uji Kemampuan Antagonis

Besarnya pengaruh penghambatan agens antagonis terhadap patogen

dihitung menggunakan rumus persentase:

Catatan : bila koloni pertumbuhan R. lignosus sudah tertutup oleh koloni

kandidat antagonis, maka dianggap persentase penghambatan cendawan

antagonis (I) = 100%.

Identifikasi Cendawan Antagonis

Cendawan yang memiliki nilai persen penghambatan yang tinggi terhadap

patogen R. lignosus dimurnikan menggunakan media PDA dan media MEA untuk

dilakukan identifikasi sementara di bawah compound microscope (perbesaran

400x). Identifikasi dilakukan dengan melihat penciri hifa dan percabangan,

pembentukan konidium atau spora, serta bentuk konidiumnya. Identifikasi

cendawan menggunakan kunci determinasi Barnett & Hunter (1998), Watanabe

(2002), dan “Doctor Fungi” (http://nt.ars-grin.gov/).

Keterangan :

P : Koloni cendawan patogen R. lignosus

A : Koloni cendawan kandidat antagonis

R1 : Jari-jari koloni R. lignosus yang menjauhi koloni cendawan kandidat antagonis

R2 : Jari-jari koloni R. lignosus yang mendekati

koloni cendawan kandidat antagonis

I = (R1-R2)

x 100% R1

Keterangan :

I : Persentase penghambatan cendawan antagonis (%)

R1 : Jari-jari koloni R. lignosus yang menjauhi koloni cendawan kandidat

antagonis

R2 : Jari-jari koloni R. lignosus yang mendekati koloni cendawan kandidat antagonis

R2 A

3 cm

R1 P

3 cm

Page 4: A11apj_BAB III Bahan Dan Metode

15

Rancangan Percobaan dan Analisis Data

Rancangan percobaan yang dilakukan pada uji antagonisme in vitro adalah

Rancangan Acak Lengkap (RAL). Masing-masing perlakuan dilakukan sebanyak

tiga kali ulangan, sehingga terdapat 81 unit percobaan. Pengaruh interaksi antara

kedua faktor diamati selama sembilan hari setelah inokulasi. Data yang diperoleh

dianalisis dengan Microsoft Office Excel 2007 dan dengan analisis sidik ragam

menggunakan program Statistical Analysis System (SAS) versi 9.1.3. Perlakuan

yang berpengaruh nyata diuji lanjut dengan uji Duncan dengan taraf α = 0,05

(Mattjik & Sumertajaya 2006).