bab iii metode penelitian 3.1 alat dan bahan yang …
TRANSCRIPT
22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Pada perancangan penelitian ini alat yang digunakan yaitu terdiri dari
perangkat penyusun hardware dan software yang digunakan. Perancangan
hardware yang digunakan yaitu menggunakan satu laptop, dua buah Arduino Uno,
LoRa Dragino Shield 915 MHz, Antena dBi, Sensor Gas MQ- 135, Sensor Gas MQ
– 7, Sensor Debu GP2Y1010AU0F, Wemos D1 mini, Baterai Power Bank, Kabel
Jumper. Kemudian, software yaitu terdiri dari ThingSpeak, Thingsview, Arduino
IDE, HTTP (Hypertext Transfer Protocol). Arduino Uno berfungsi sebagai
mikrokontroler atau otak pengendali dengan mengolah data yang dikirim dari
masing-masing perangkat, Arduino Uno terdapat pada End-device dan Gateway.
Kemudian Software Arduino IDE yaitu sebagai program yang mengatur untuk
perintah masukan dan keluaran. Protokol yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
HTTP dimana hasil pengambilan data akan ditampilkan pada ThingSpeak dan juga
Thingsview.
Tabel 3. 1 Perangkat Hardware
NO Alat dan Bahan Jumlah
1. Laptop terinstal Arduino IDE 1
2. Arduino Uno 2
3. LoRa Dragino Shield 915 MHz 2
4. Antena dBi 2
5. Wemos D1 mini 1
6. Sensor Gas MQ – 135 1
7. Sensor Gas MQ – 7 1
8. Sensor Debu GP2Y1010AU0F 1
Tabel 3. 2 Software yang digunakan
NO Nama Software
1 Arduino IDE
2 ThingSpeak
3 Thingsview
4 Wireshark
23
3.2 ALUR PENELITIAN
Alur pada proses pengerjaan penelitian ini, yaitu mengenai implementasi
IoT pada sistem monitoring kualitas udara mengacu pada diagram alur yang
ditunjukan pada gambar 3.1. hal yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan
merancang hardware, dimana selanjutnya ada dilakukan perancangan sistem,
kemudian perancangan hardware dan perancangan sistem akan diuji, apabila
terdapat kendala maka akan kembali lagi pada perancangan hardware dan sistem.
Apabila berhasil maka dilakukan pengukuran perangkat setelah itu, akan dianalisis
hasil data berdasarkan pengukuran pada tahap sebelumnya dan akan diberikan
kesimpulan mengenai penelitian yang dilakukan.
Gambar 3. 1 Flowchart Alur Penelitian
Start
Perancangan
Hardware
Perancangan
Sistem
Pengujian Hardware
dan Sistem
Apakah
Sistem Sudah
Sesuai ?
Pengukuran
Perangkat
Analisis Hasil
Pengukuran
Perangkat
Kesimpulan
Finish
Perbaikan
Sistem
NO
YES
24
3.1 Perancangan Hardware
Pada perancangan susunan hardware keseluruhan dapat dilihat pada
gambar 3.2. Pada perancangan ini dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian End
– device dan gateway. Dimana End – device adalah perangkat antarmuka atau
interface antara pengguna dan jaringan komunikasi dasar. Pada End-device
dilakukan pengambilan data dengan 3 sensor yang digunakan yaitu Sensor Gas
MQ-135, Sensor Gas MQ-7, Sensor debu GP2Y1010AU0F. Gateway dimana
digunakan sebagai media untuk menghubungkan satu jaringan ke jaringan
computer dengan satu atau beberapa jenis computer lainnya, dengan
menggunakan sistem protokol yang berbeda sehingga jaringan komputer dapat
mengakses satu sama lain. Jarak pengambilan data antara end-device dengan
gateway yaitu ±70 m.
Gambar 3. 2 Perancangan Sistem Keseluruhan
a. Perancangan Pada End-device
Pada gambar 3.3 Perancangan hardware pada End-device dimana
Arduino sebagai mikrokontroler atau sebagai otak pengendali sensor – sensor
yang ada pada arduino. Dalam arduino deprogram dengan bantuan software
Arduino IDE untuk dapat membaca sensor yang digunakan untuk mengukur
kualitas udara. Pada End-device terdiri dari tiga sensor yaitu sensor gas MQ-
135 merupakan sensor yang digunakan untuk mengukur gas Karbondioksida
(C02) yang ada pada udara, kemudian sensor gas MQ-7 yang digunakan untuk
mengukur gas Karbonmonoksida (CO) yang ada pada udara dan sensor
GP2Y1010AU0F yang digunakan untuk mengukur partikulat debu yang ada di
25
udara, kemudian LoRa Dragino Shield 915 MHz sebagai protokol komunikasi
menghubungkan ke gateway.
Gambar 3. 3 Perancangan Pada End-Device
Gambar 3. 4 Rangkaian Perangkat Pada End-device
Tabel 3. 3 Koneksi Port Sensor Gas MQ-7 ke Arduino Uno
Port Sensor MQ-7 Port Arduino Uno
VCC 5V
GND GND
AO A1
Tabel 3. 4 Koneksi Port Sensor Gas MQ-135 ke Arduino Uno
Port Sensor MQ-135 Port Arduino Uno
VCC 5V
GND GND
AO A0
26
Tabel 3. 5 Koneksi Sensor Debu GP2Y1010AU0F ke Arduino Uno
Port Sensor GP2Y1010AU0F Port Arduino Uno
V-LED 5V + res 150 Ω
LED – GND GND
Vo A2
LED D12
S-GND GND
Vcc 5V
b. Perancangan Pada Gateway
Pada gambar 3.5 Perancangan hardware pada gateway. Pada bagian ini
terdiri dari Arduino Uno + Wemos D1 mini dan LoRa Dragino Shield 915 MHz,
dimana LoRa Dragino Shield 915 MHz digunakan sebagai media komunikasi
dari End – device menuju ke gateway. Wemos D1 mini digunakan untuk
menghubungkan ke jaringan Wifi. Untuk terhubung ke ThingSpeak pada
pemograman Arduino IDE menggunakan API Keys agar terhubung dan
menggunakan protocol HTTP. Kemudian, Wemos D1 mini yang digunakan
sebagai wifi yang menghubungkan ke ThingSpeak.
Gambar 3. 5 Perancangan Pada Gateway
Gambar 3. 6 Rangkaian Perangkat Pada Gateway
27
Tabel 3. 6 Koneksi Wemos D1 Mini ke Arduino Uno
Port Wemos D1 Mini Port Arduino Uno
Rx Tx
Tx Rx
G GND
3.2 Perancangan Sistem
Pada perancangan sistem kualitas udara berbasis komunikasi LoRa ini
meliputi pembuatan sistem flowchart pada end-device dan gateway. Pada
perancangan sistem ini menggunakan software Arduino IDE dimana bahasa
pemogramannya yang digunakan yaitu bahasa C, kemudian format file
keluarannya .ino atau .pde yang hanya bias dijalankan pada software Arduino
IDE.
Pada sistem Arduino Uno digunakan untuk membaca hasil data sensor
yang didapatkan. Pada gambar 3.7 menjelaskan perancangan sistem
keseluruhan yaitu dimali dari pembacaan sensor pada end-device. Selanjutnya,
pada end-device data yang didapat dikirim melalui via LoRa Dragino Shield 915
MHz untuk mengimkannya ke gateway. Kemudian, gateway menerima paket
yang dikirim dari end device melalui via LoRa Dragino Shield 915 MHz dan
dikirim menuju ThingSpeak melalui via Wifi dengan menggunakan Wemos D1
mini. Apabila data sudah tampil di ThingSpeak maka dapat dilihat juga melalui
Thingsview menggunakan smartphone.
Gambar 3. 7 Flowchart Keseluruhan Sistem
28
Pada gambar 3.8 merupakan flowchart sistem end-device yang terdiri dari
Arduino Uno, 3 sensor yaitu Sensor Gas MQ-135, Sensor Gas MQ-7, Sensur
Debu GP2Y1010AU0F dan LoRa Dragino Shield 915 MHz. Dimulai dengan
membaca sensor CO2, CO, dan Partikulat Debu. Kemudian, mempaketkan data
yang diperoleh dari nilai CO2, CO, dan Partikulat Debu dan data yang diperoleh
dipaketkan untuk selanjutnya dikirim melalui via LoRa Dragino Shield 915
MHz .
Gambar 3. 8 Flowchart sistem end-device
Pada gambar 3.9 flowchart sistem gatewa yang tediri dari Arduino Uno
+ Wemos D1 mini dan LoRa Dragino Shield 915 MHz. Dimulai dari gateway
menerima paket dari end – device selanjutnya diteruskan paket dengan
menggunakan modul Wemos D1 mini melalui via UART. Kemudian, Wemos
D1 mini menerima paket dari gateway dan memisahkan paket berdasarkan nilai
data yaitu CO2, CO dan Partikulat Debu. Apabila sudah dipisahkan maka
Wemos D1 mini akan mengirimkan data menuju ke ThingSpeak.
29
Gambar 3. 9 Flowchart Sistem Gateway
3.3 PENGUJIAN HARDWARE DAN SISTEM
Pengujian hardware yang dilakukan untuk mengetahui yaitu dengan
merancang alat yang digunakan untuk mengukur kualitas udara, pengujian
dilakukan untuk membuktikan bahwa alat yang digunakan yaitu Sensor Gas MQ-
135, Sensor Gas MQ-7, Sensor Debu GP2Y1010AU0F menghasilkan hasil yang
akurat. Dimana sensor MQ-135 digunakan untuk mengukur kadar Karbondioksida
(CO2) di udara, MQ-7 digunakan untuk mengukur kadar Karbonmonoksida (CO)
di udara dan Sensor GP2Y1010AU0F yang digunakan untuk mengukur partikulat
debu di udara. Pengujian dilakukan dengan mengecek standar kualitas udara dengan
asumsi yang ada bahwa CO2 minimal 318 ppm dan CO 20 ppm – 200 ppm.
Mengetahui performa pada sistem end-device dan gateway yaitu dengan
pengujian. Pada penelitian yang dilakukan ini dengan menggunakan skenario yang
sama. Pengujian dimulai dengan performa pada hardware dengan pembacaan
sensor yang sudah benar atau belum untuk mendapatkan data yang diinginkan
30
3.4 PENGUKURAN PERANGKAT
Pengukuran perangkat yang dilakukan pada penelitian yaitu dengan
mengukur QoS (Quality of Service) pada komunikasi LoRa Dragino Shield 915
MHz di end-device dan gateway. Pengujian ini dilakukan berdasarkan jarak dan
ukuran paket. Jarak yang diukur 10 m, 100 m, 200 m dan 300 m pada area kampus
IT Telkom Purwokerto dan ukuran paket yang dikirim yaitu 1 byte, 32 byte, 64
byte, 128 byte dan 251 byte. Parameter yang diukur yaitu Throughput, Packet Loss
dan RSSI. Dimana Arduino sebagai mikrokontroler untuk mendapatkan data, yang
dapat dilihat pada gambar 3.10.
Pengujian komunikasi LoRa Dragino Shield 915 MHz dengan menggunakan
1 laptop, pada gateway daya yang digunakan dengan menggunakan Power Bank
dan pada end-device menggunakan laptop. Pengujian ini menggunakan software
Arduino Uno. Dan pengujian ditentukan berdasarkan jarak dan ukuran paket yang
sudah ditentukan. Pengujian dilakukan pada wilayah IT Telkom Purwokerto 10-
300 meter.
Gambar 3. 10 Blok Diagram Pengujian QoS Komunikasi LoRa
3.4.1 Throuhput
Pada pengukuran ini Throughput digunakan untuk mengetahui berapa
besar data yang masuk pada satu waktu, dimana pengukuran Throuhput data
bervariasi ukurannya. Data dikirim melalui end-device yang kemudian
diteruskan menuju ke gateway. Flowchart pengukuran parameter Throughput
dapat dilihat pada gambar 3.11 dimana data akan direkan pada serial monitor.
31
Pada Flowchart menjelaskan data yang dikirim tergantung pada ukuran
paket yang ditentukan, paket yang diukur satu – satu sesuai dengan ketentuan.
Selain itu untuk memudahkan pengukuran dibatasi waktu sebanyak 10 detik
untuk memudahkan dalam proses pengamatan data yang dilakukan. Modul
kordinator ditugaskan sebagai penerima data dan merekan data menggunakan
software serial port monitor.
Gambar 3. 11 Flowchart Pengukuran Parameter Throughput
3.4.2 Packet Loss
Pengukuran Packet Loss dilakukan pertama kali pada modul kordinator.
Pengukuran Packet Loss digunakan untuk mengukur seberapa besar data yang
hilang pada saat transmissi data, serta mengetahui pengaruh collision yang
diakibatkan karena pengiriman ke beberapa node yang sama dengan cara yang
bersamaan. Pada gambar 3.12 merupakan Flowchart pengukuran parameter
Packet Loss. Pengukuran Packet Loss ini end-device melakukan pengiriman
setelah mendapatkan perintah dari modul kordinator dan permintaan awal
diawali dengan “*”. Paket yang dikirim sebanyak 50 paket pada setiap end-
device yang dilakukan pada penelitian ini. Pengukuran dilakukan pada kawasan
IT Telkom Purwokerto.
32
Gambar 3. 12 Flowchart Pengukuran Parameter Packet Loss
3.4.3 RSSI (RECEIVED SIGNAL STRENGTH INDIKATOR)
RRSI merupakan teknologi yang digunakan untuk mengukur indicator
kekuatan sinyal yang diterima oleh perangkat wireless. Pada pengukuran ini
nilai RSSI dapat langsung dilihat pada serial monitor. Nilai RSSI diukur dalam
satuan dBm merupakan nilai negative dimana nilai yang semakin dekat dengan
0 maka semakin baik. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran dari end-device
ke gateway.
Gambar 3. 13 Flowchart Pengukuran Parameter RSSI
33
3.5 ANALISIS HASIL PENGUKURAN PERANGKAT
Pada analisis hasil pengukuran perangkat bertujuan untuk mengetahui hasil
yang didapatkan dan menganalisanya.
3.5.1 Analisis Pembacaan Sensor
Prinsip kerja pada sensor ini yaitu dengan menggunakan kalibrasi sensor
dengan asumsi yang ada untuk mengetahui berapa kualitas udara yang
dihasilkan atau terdeteksi oleh Sensor Gas MQ-135, Sensor Gas MQ-7 dan
Sensor Debu GP2Y1010AU0F. Pembacaan sensor dapat dilihat pada serial
monitor yang ada pada Arduino IDE. Dari serial monitor ini dapat dilihat
kualitas udara yang terbaca oleh masing – masing sensor, sekaligus dapat
melihat apakah data yang terbaca tersebut dikirim ke thingspeak atau tidak.
Hasil pembacaan kadar kualitas udara dengan menggunakan sensor MQ-
135, MQ-7 dan sensor debu GP2Y1010AU0F dengan pengukuran kalibrasi
untuk mengetahui kesesuaian masing – masing sensor. Untuk mengetahui
tingkat keakuratan anatara masing – masing sensor dan kalibrasi sensor dengan
melakukan perhitungan. Data yang diperoleh dari pengukuran menggunakan
sistem dapat dibandingkan dengan perhitungan manual sehingga dapat dihitung
presentase error dengan menggunakan rumus berikut :
Error (%) =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑛𝑢𝑎𝑙 𝑋 100% [24]
a. Kalibrasi Sensor Gas MQ-7 (CO)
Pada gambar 3.14 merupakan pembacaan sensor berdasarkan datasheet
yang digunakan untuk mendapatkan kalibrasi sensor pada Sensor Gas MQ-7
dengan melakukan kalibrasi pada sensor menentukan ketepatan konvensional
nilai penunjukan alat ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur
gas CO. Kemudian, pada gambar 3.15 merupakan hasil perbandingan yang
didapatkan melalui datasheet dan menggunakan persamaan power pada
ms.excel mendapatkan grafik kolerasi ppm dan RS/RO yaitu y = 103,88x-1,499.
RS merupakan nilai tahanan pada sensor yang berubah – ubah terhadap kadar
udaranya dan RO merupakan tahanan konstanta, diperlukan RO untuk
melakukan pendekatan melalui asumsi menggunakan kadar ppm di udara
34
normal, sedangkan range yang didapatkan MQ-7 adalah 20ppm-2000ppm pada
datasheet.
Gambar 3. 14 Datasheet Sensor Gas MQ-7 [20]
Tabel 3. 7 PPM terhadap RS/RO CO
RS/RO PPM
1,7 50
1 100
0,39 400
0,22 1000
0,09 4000
Gambar 3. 15 Grafik Kolerasi PPM dan RS/RO
35
b. Kalibrasi Sensor Gas MQ-135 (CO2)
Pada gambar 3.16 merupakan pembacaan sensor berdasarkan datasheet
yang digunakan untuk mendapatkan kalibrasi sensor pada Sensor Gas MQ-135
dengan melakukan kalibrasi pada sensor menentukan ketepatan konvensional
nilai penunjukan alat ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur
gas CO2. Pada gambar 3.17 merupakan hasil perbandingan yang didapatkan
melalui datasheet dan menggunakan persamaan power pada ms.excel
mendapatkan grafik kolerasi ppm dan RS/RO yaitu y = 106,75x-2,711. RS
merupakan nilai tahanan pada sensor yang berubah – ubah terhadap kadar
udaranya dan RO merupakan tahanan konstanta, diperlukan RO untuk
melakukan pendekatan melalui asumsi menggunakan kadar ppm di udara
normal, sedangkan range yang didapatkan MQ-7 adalah 318 ppm pada
datasheet.
Gambar 3. 16 Datasheet Sensor Gas MQ-135 [18]
Tabel 3. 8 PPM terhadap RS/RO CO2
RS/RO PPM
2,4 10
1,8 20
1,5 40
1 100
0,8 200
36
Gambar 3. 17 Grafik Kolerasi PPM dan RS/RO
c. Kalibrasi Sensor Debu GP2Y1010AU0F
Pada gambar 3.18 merupakan pembacaan sensor berdasarkan datasheet
yang digunakan untuk mendapatkan kalibrasi sensor pada Sensor Debu
GP2Y1010AU0F. Pada gambar 3.19 merupakan hasil datasheet dan
mendapatkan persamaan menggunakan grafik dengan kolerasi nilai Dust
Density terhadap tegangan sensor yaitu didapatkan dengan menggunakan
persamaan power pada ms.excel sehingga mendapatkan persamaan y =
80,984x1,5699.
Gambar 3. 18 Datasheet Sensor Debu GP2Y1010AU0F [25]
37
Tabel 3. 9 Dust Density Terhadap Tegangan Sensor
Voltage Dust Density ug/m3
1 80
1,5 160
2 250
2,5 330
3 400
3,5 500
3,7 800
Gambar 3. 19 Grafik Kolerasi Nilai Dust Density Terhadap Tegangan Sensor
3.5.2 Analisis Perhitungan RS dan RO pada sensor
Mencari hasil kalibrasi untuk pembacaan sensor yang dilakukan yaitu
dengan mencari nilai RS dan RO. RS yaitu sebagai tahanan sensor yang berubah
– ubah terhadap tahan kadar udaranya sdangkan RO merupakan tahanan
konstanta, diperlukan RO untuk melakukan pendekatan melalui asumsi
menggunakan kadar ppm di udara normal. Pada Sensor Gas MQ-7
Karbonmonoksida (CO) diasumsikan bahwa kadar di udara yaitu 20ppm-
2000ppm. Dan pada Sensor Gas MQ-135 Karbondioksida (CO2) diasumsikan
bahwa kadar di udara yaitu 318 ppm.
Perhitungan dibawah ini digunaan untuk memperoleh nilai RS (hambatan
sensor) ketika sensor terkontaminasi oleh gas. Vc yaitu tegangan yang masuk
38
ke sensor, RL tahanan beban pada rangkaian dan VRL yaitu tegangan output
rangkaian.
RS =𝑉𝑐−𝑉𝑅𝐿
𝑉𝑅𝐿 𝑥 𝑅𝐿 atau RS = (𝑉𝑐 𝑥
𝑅𝐿
𝑉𝑅𝐿) − 𝑅𝐿 [26]
3.5.3 Analisis Pembacaan Kualitas Udara
Pada pengujian pengukuran kadar kualitas udara dengan kalibrasi sensor
yang telah dilakukan menggunakan asumsi yang ada. Kemudian, pengambilan
data diambil selama diambil selama 6 hari di kawasan IT Telkom Purwokerto
dan waktu pengambilan selama 24 jam dengan jeda waktu 30 menit, akan dilihat
bagaimana kadar udara yang ada di IT Telkom Purwokerto. Misalnya pada pagi
hari kadar udara masih baik dan pada siang hari mulai meningkat kemudian
malam hari kadar udara kembali menurun menjadi baik.
Perubahan kadar udara berdasarkan parameter yang dilakukan akan
muncul berupa grafik pada platform ThingSpeak. Dari grafik akan diketahui
apakah pada hari pertama hingga ke enam terjadi perubahan kadar udara dan
apakah udara pada kawasan IT Telkom masih baik atau berbahaya.
3.5.4 Analisis Pengujian Kualitas Layanan LoRa
Pengujian kualitas layanan yang dilakukan akan mengetahui bagaimana
kualitas pengiriman data dari LoRa menuju ke LoRa. Pengujian yang dilakukan
dengan jarak 10 m, 100 m, 200 m dan 30m kemudian paket yang dikirim terdiri
dari 1 byte, 32 byte, 64 byte, 128 byte dan 251 byte. Parameter yang diuji yaitu
Throughput, Packet Loss dan nilai RSSI. Kemudian hasil nilai yang diambil
sesuai parameter akan dianalisis berdasarkan jarak dan paket yang dikirim.
3.6 PENGUJIAN PARAMETER QOS PADA HTTP
Pada gambar 3.20 merupakan blok diagram pengujian QoS pada HTTP
dimana parameter yang diukur yaitu Delay, Throughput dan Packet Loss. Pada
Pengukuran QoS HTTP mengukur berdasarkan jarak dan jarak yang diukur yaitu 5
m, 10 m, 20 m, 30 m, 40 m, 50 m dan 60 m. Pengujian QoS HTTP menggunakan 1
laptop dimana Laptop tersebut digunakan sebagai Hotspot dimana sudah terinstal
software wireshark sedangkan, daya pada gateway menggunakan Power Bank.
39
Pengujian ini ditentukan berdasarkan jarak yang sudah di tentukan dan pengujian
dilakukan pada wilayah IT Telkom Purwokerto.
Gambar 3. 20 Blok Diagram Pengujian QoS HTTP