a08dma
DESCRIPTION
sTRANSCRIPT
KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN PENILAIAN KONSUMEN
TERHADAP RESTORAN VEGETARIAN
”KARUNIA BARU” BOGOR
Oleh
DESMAN MANURUNG
A 14104663
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
RINGKASAN
DESMAN MANURUNG. Keputusan Pembelian dan Penilaian Konsumen
Terhadap Restoran Vegetarian “Karunia Baru” Bogor. (Di bawah bimbingan
MUHAMMAD FIRDAUS)
Pola dan gaya hidup (lifestyle) masyarakat Indonesia khususnya di wilayah
perkotaan cenderung mengalami perubahan yang cukup signifikan terkait
perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan serta teknologi. Salah satu hal
yang dapat kita lihat adalah perubahan pola konsumsi masyarakat yang sejalan
dengan peningkatan kebutuhan terhadap makanan yang berkualitas. Permintaan
yang tinggi terhadap produk berupa makanan ini tentunya memberikan celah bagi
bisnis makanan yang memiliki prospek cerah sebagai salah satu usaha
menjanjikan dari segi ekonomi.
Restoran Vegetarian “Karunia Baru” merupakan salah satu restoran
modern yang menyediakan berbagai jenis menu vegetarian yang berlokasi di Jl.
Raya Pajajaran, Bogor. Restoran ini adalah mitra dari Indonesia Vegetarian
Society (IVS) dengan misi meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Gaya hidup
masyarakat yang mulai beralih dari mengkonsumsi daging ke makanan vegetarian
merupakan alasan lain restoran ini menapaki serta mengembangkan usaha
tersebut.
Pada tahun 2007, Restoran Vegetarian “Karunia Baru” mengalami
penurunan jumlah pengunjung sampai dengan 14 persen dibandingkan tahun
2006. Hal ini tentunya berdampak besar terhadap jumlah pendapatan yang
mengalami penurunan cukup signifikan. Kondisi ini harus dengan segera disikapi
antara lain melalui berbagai pemahaman terhadap perilaku konsumen.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi karakteristik dan
proses keputusan pembelian konsumen Restoran Vegetarian “Karunia Baru”, (2)
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan
pembelian oleh konsumen Restoran Vegetarian “Karunia Baru”, dan (3)
merumuskan strategi pemasaran berdasarkan penilaian konsumen. Penelitian
dilakukan selama satu bulan, yaitu bulan April 2008. Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Penarikan sampel
dalam penelitian ini dilakukan dengan metode accidental sampling. Pada
penelitian ini sampel yang diambil ialah sebanyak 80 responden. Adapun alat
analisis yang digunakan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah Analisis
Deskriptif, Analisis Faktor serta Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja
(Importance Performance Analysis).
Konsumen Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” sebagian besar (40
persen) berusia 26-35 tahun dimana 51.25 persennya berjenis kelamin perempuan.
Sebanyak 60 persen responden berstatus telah menikah dimana sebagian besar
(48.75 persen) merupakan lulusan sarjana yang rata-rata bekerja sebagai pegawai
swasta (38.75 persen). Penerimaan atau uang saku rata-rata per bulan sejumlah
besar responden (80 persen) termasuk cukup besar dengan jumlah antara Rp.
1.000.000 sampai dengan Rp. 5.000.000. Pengeluaran rata-rata konsumen per
bulannya untuk makanan ialah antara Rp. 300.001 sampai dengan Rp. 400.000
(47.50 persen), dan sebagian besar konsumen (41.25 persen) mengeluarkan uang
per bulannya antara Rp. 100.001 sampai dengan Rp. 200.000 untuk
mengkonsumsi makanan di Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”.
1
Berdasarkan hasil data mengenai proses keputusan pembelian, sebanyak
25 persen responden menjawab bahwa alasan mereka makan menu vegetarian di
Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” karena kebiasaan makan sebagai vegetarian,
dimana kesehatan merupakan manfaat utama yang dicari. Sebanyak 55 persen
responden menyatakan bahwa mereka merasa biasa saja jika tidak makan di
restoran ini. Keluarga atau saudara merupakan sumber informasi bagi konsumen
(38.75 persen) mengenai restoran ini. Konsumen menilai variabel rasa sebagai
fokus perhatian utama, pertimbangan, serta kualitas dari restoran ini. Hari libur
merupakan waktu berkunjung sebanyak 61.25 persen konsumen dimana jam
makan malam menjadi waktu makan sebagian besar konsumen (55 persen).
Konsumen kebanyakan berkunjung ke restoran ini dengan frekuensi satu kali per
bulan. Media yang paling berpengaruh dalam keputusan konsumen untuk makan
di restoran ini ialah keluarga atau saudara (59.75 persen) dengan kebanyakan
memberitahukan bahwa menu yang disajikan berbeda dengan restoran lain.
Potongan harga merupakan jenis promosi yang paling diinginkan sebagian besar
konsumen dan memang sedang berlangsung di restoran ini. Sebanyak 82.50
persen konsumen merasa puas terhadap kunjungan terakhir ke restoran ini dan
sebagian besarnya (93.75 persen) berniat untuk berkunjung kembali. Apabila
harga rata-rata menu restoran ini mengalami kenaikan sebesar 15 persen,
sebanyak 67.50 persen responden menyatakan tetap akan membeli.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terbagi
dalam empat komponen utama. Kreativitas Pelayanan merupakan faktor yang
paling dipertimbangkan oleh konsumen ketika mengunjungi Restoran Vegetarian
”Karunia Baru” yang disusun oleh tiga variabel yaitu keramahan pelayanan,
kecepatan penyajian serta citarasa makanan dan minuman. Faktor Publikasi dan
Daya Beli juga disusun oleh tiga variabel yang terdiri dari pengaruh orang lain
(teman atau keluarga), promosi penjualan serta pendapatan. Faktor Teknis disusun
oleh empat variabel yaitu harga, lokasi, porsi makanan serta variasi menu. Faktor
Lifestyle disusun oleh dua variabel yaitu gaya hidup atau trend masa kini dan
kebiasaan makan sebagai vegetarian.
Berdasarkan hasil analisis tingkat kepentingan dan kinerja maka diperoleh
kesimpulan bahwa seluruh variabel masuk dalam kuadran II (pertahankan
prestasi). Konsumen menilai bahwa variabel-variabel ini penting dan memang
pada kenyataanya Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” juga telah melakukan
berbagai hal yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen.
Strategi bauran pemasaran produk yang direkomendasikan bagi restoran
ini ialah dengan mempertahankan citarasa menunya dan terus melakukan inovasi,
serta menyediakan menu yang bervariasi didukung kecepatan penyajian produk
dengan sistem penentuan limit waktu. Mempertahankan harga jual produk agar
tetap stabil dan tidak menaikkan harga dalam jumlah yang besar serta program
promosi berupa potongan harga pada event tertentu merupakan strategi pemasaran
yang tepat bagi restoran ini. Untuk strategi tempat atau saluran distribusi dapat
diterapkan program dengan mempertahankan bahkan memperluas skala usaha di
tempat yang sama, meningkatkan kualitas penyediaan produk dan kecepatan
pelayanan serta inovasi dalam sistem home delivery khususnya penentuan radius
bebas biaya. Strategi promosi yang dinilai cukup efektif ialah dengan
memaksimalkan penggunaan leaflet maupun brosur dengan cara disebarluaskan
dengan mengerahkan staf home delivery serta mengadakan seminar mengenai
vegetarian.
0
KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN PENILAIAN KONSUMEN
TERHADAP RESTORAN VEGETARIAN
”KARUNIA BARU” BOGOR
Oleh : DESMAN MANURUNG
A 14104663
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
SARJANA PERTANIAN
Pada
Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
1
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh:
Nama : Desman Manurung
NRP : A 14104663
Program Studi : Ekstensi Manajemen Agribisnis
Judul : Keputusan Pembelian dan Penilaian Konsumen Terhadap
Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” Bogor
Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Muhammad Firdaus, Ph.D
NIP. 132 158 758
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr
NIP. 131 124 019
Tanggal Lulus Ujian:
2
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI BERJUDUL
”KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP
RESTORAN VEGETARIAN KARUNIA BARU BOGOR” BELUM PERNAH
DIAJUKAN SEBAGAI KARYA TULIS ILMIAH PADA SUATU
PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN UNTUK
MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA
MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA
SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH
DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI
RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.
Bogor, September 2008
Desman Manurung
A 14104663
3
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Medan, 12 Desember 1982 sebagai anak ke-2 dari tiga
bersaudara pasangan Bapak Sudirman Manurung dan Ibu Esther Juniwaty Siregar.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Xaverius Immanuel Tanjung Enim
pada Tahun 1995, lalu melanjutkan pendidikan ke Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama Negeri 1 Tanjung Enim, hingga lulus Tahun 1998. Kemudian
melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Muara Enim lalu
pindah ke Sekolah Menengah Umum Cahaya Medan dan lulus Tahun 2001.
Tahun 2001 penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor
melalui jalur USMI pada Program Studi Diploma III Ekowisata, Departemen
Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Kemudian pada tahun 2005 melanjutkan studi ke Program Sarjana Ekstensi
Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME yang telah
memberikan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Topik skripsi ini adalah ”Keputusan Pembelian dan Penilaian Konsumen
Terhadap Restoran Vegetarian Karunia Baru Bogor”. Penelitian ini dilakukan
untuk mengidentifikasi karakteristik dan proses keputusan pembelian konsumen
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat dirumuskan strategi
pemasaran yang sesuai dengan penilaian konsumen.
Penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
peneliti khususnya dan umumnya bagi para pembaca.
Bogor, September 2008
Desman Manurung
A 14104663
5
UCAPAN TERIMA KASIH
Selama penulisan skripsi ini, penulis mendapat sumbangan pikiran,
bimbingan, dukungan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis
ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Ir. Asi H. Napitupulu, MSi, selaku dosen pembimbing yang telah membantu
dalam proses penyelesaian penelitian penulis.
2. Muhammad Firdaus, PhD, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu, memberikan bimbingan, masukan dan arahan dengan sabar dalam
penulisan skripsi ini.
3. Ir. Popong Nurhayati, MM, selaku dosen penguji utama pada ujian sidang
skripsi yang telah banyak memberikan masukan dan arahan.
4. Dra. Yusalina, MS, selaku dosen penguji dari komisi akademik yang telah
memberikan masukan mengenai teknik penulisan ilmiah.
5. Ir. Juniar, MSi, selaku dosen evaluator pada kolokium yang telah memberikan
masukan dalam proposal penelitian.
6. Kedua orangtua beserta saudara kandung penulis (Pangihutan Manurung dan
Ruth Noveria Manurung) atas doa, semangat serta dukungan moril dan
materi.
7. Grace Esther Soraya atas kasih sayang dan kesabaran serta yang selalu
memberikan kekuatan spesial bagi penulis.
8. Bapak Huang Tung Tian sebagai Manajer Restoran Vegetarian ”Karunia
Baru” atas kerjasama dan masukannya serta para pegawai yang telah banyak
membantu selama proses penelitian di lapangan.
6
9. Seluruh responden yang telah membantu dalam pengisian kuesioner.
10. Firdaus Sinulingga dan Amril Fitri sebagai suporter sejati dan mitra luar biasa
baik dalam proses penyelesaian pendidikan maupun ’Kompetisi Sebabak’.
11. Dedy Maretha dan Rizma yang memberikan cukup dukungan menuju seminar
serta sidang.
12. Dhanang Eka Putra dan Abdul Gofur sebagai rekan seperjuangan selama
masa perkuliahan.
13. Radityo dan Febri yang secara tidak langsung memberikan cukup spirit.
14. Maria Irene dan David yang telah banyak membantu dalam hal teknis dan non
teknis selama proses seminar serta sidang.
15. Semua penghuni Riau 20, khususnya angkatan 2005-2008.
16. Rekan-rekan mahasiswa Ekstensi Manajemen Agribisnis yang telah
memberikan bantuan selama proses perkuliahan.
17. Last but not least, sahabatku Ivan Bahder dan Febri Sobriansyah (Alm.) serta
Chelsea FC yang telah menjadi inspirasi dalam hidup penulis.
7
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL...................................................................................... v DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. vii
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah........................................................................ 4
1.3. Tujuan Penelitian............................................................................ 6 1.4. Manfaat Penelitian.......................................................................... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi dan Jenis Restoran ............................................................ 8 2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ....................................................... 11
2.2.1 Penelitian Terdahulu Mengenai Perilaku Konsumen.......... 11
2.2.2 Penelitian Terdahulu Mengenai Analisis Faktor ................. 13
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis.......................................................... 15
3.1.1 Model Perilaku Pengambilan Keputusan Pembelian
Konsumen............................................................................ 15
3.1.2 Proses Keputusan Pembelian............................................... 16
3.1.2.1 Pengenalan Kebutuhan .......................................... 17
3.1.2.2 Pencarian Informasi............................................... 18
3.1.2.3 Evaluasi Alternatif................................................. 19
3.1.2.4 Pembelian .............................................................. 20
3.1.2.5 Evaluasi Pembelian ............................................... 22
3.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian.. 22
3.1.4 Kepuasan Konsumen........................................................... 26
3.1.5 Bauran Pemasaran ............................................................... 27
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional................................................... 29
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................... 32
4.2. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 32
4.3. Metode Penarikan Sampel.............................................................. 33
4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data........................................... 34
4.4.1 Analisis Deskriptif............................................................... 34
4.4.2 Analisis Faktor..................................................................... 35
4.4.3 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja atau Importance
Performance Analysis (IPA) ............................................... 38
4.5 Definisi Operasional....................................................................... 40
8
V. KARAKTERISTIK, PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN PENILAIAN KONSUMEN RESTORAN VEGETARIAN ”KARUNIA BARU” 5.1. Karakteristik Konsumen Restoran Vegetarian “Karunia
Baru”............................................................................................... 44
5.2. Proses Keputusan Pembelian Konsumen Restoran Vegetarian
“Karunia Baru”............................................................................... 47
5.2.1 Pengenalan Kebutuhan ........................................................ 47
5.2.2 Pencarian Informasi............................................................. 49
5.2.3 Evaluasi Alternatif............................................................... 50
5.2.4 Proses Pembelian................................................................. 52
5.2.5 Evaluasi Pasca Pembelian ................................................... 57
5.3. Analisis Tingkat Kepentingan Konsumen dan Kinerja Restoran
Vegetarian “Karunia Baru .............................................................. 60
VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN DI RESTORAN VEGETARIAN ”KARUNIA BARU” 6.1. Kreativitas Pelayanan ..................................................................... 76 6.2. Publikasi dan Daya Beli ................................................................. 78 6.3. Faktor Teknis.................................................................................. 80 6.4. Lifestyle .......................................................................................... 82
VII. PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN 7.1 Strategi Produk (Product).............................................................. 84
7.2 Strategi Harga (Price) ................................................................... 86
7.3 Strategi Tempat/Saluran Distribusi (Place)................................... 88
7.4 Strategi Promosi (Promotion) ....................................................... 90
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan..................................................................................... 92
8.2. Saran............................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 94 LAMPIRAN............................................................................................... 95
9
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Hari (Senin Sampai
Dengan Minggu) dan Waktu Makan (Pagi, Siang, Malam)
Selama Bulan April 2008 ................................................................ 34
2. Karakteristik Konsumen Restoran Vegetarian “Karunia Baru”...... 45
3. Tahap Pengenalan Kebutuhan Konsumen Restoran Vegetarian
”Karunia Baru”................................................................................ 48
4. Tahap Pencarian Informasi Konsumen Restoran Vegetarian
”Karunia Baru”................................................................................ 49
5. Tahap Evaluasi Alternatif Konsumen Restoran Vegetarian
”Karunia Baru”................................................................................ 51
6. Tahap Proses Pembelian Konsumen Restoran Vegetarian
”Karunia Baru”................................................................................ 53
7. Tahap Evaluasi Pasca Pembelian Konsumen Restoran Vegetarian
”Karunia Baru”................................................................................ 58
8. Rata-rata Penilaian Kinerja dan Penilaian Kepentingan
Berdasarkan Dimensi Kualitas Pelayanan Restoran Vegetarian
”Karunia Baru”................................................................................ 62
9. Nilai Communalities Masing-masing Variabel ............................... 73
10. Komponen Utama dengan Variabel Asal dan Nilai Loading
Masing-masing Variabel ................................................................. 75
10
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan Faktor-
faktor Yang Mempengaruhinya....................................................... 15
2. Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian...................................... 16
3. Proses Pengenalan Kebutuhan Berpusat Pada Tingkat
Ketidaksesuaian............................................................................... 17
4. Proses Pencarian Internal ................................................................ 18
5. Komponen Dasar Proses Evaluasi Alternatif .................................. 20
6. Tahap-tahap Antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian 21
7. Model Perilaku Konsumen.............................................................. 23
8. Alur Kerangka Pemikiran Operasional ........................................... 31
9. Diagram Kartesius Importance Performance Analysis (IPA)
Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” .............................................. 63
11
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Kuesioner Penelitian Analisis Keputusan Pembelian Konsumen
Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” .............................................. 95
2. Output Hasil Analisis Faktor Dalam Proses Pengambilan
Keputusan Pembelian Konsumen Restoran Vegetarian
”Karunia Baru”................................................................................ 100
3. Gambar Beberapa Menu Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”...... 105
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pola dan gaya hidup (lifestyle) masyarakat Indonesia khususnya di wilayah
perkotaan cenderung mengalami perubahan yang cukup signifikan terkait
perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan serta teknologi. Salah satu hal
yang dapat kita lihat adalah perubahan pola konsumsi masyarakat yang sejalan
dengan peningkatan kebutuhan terhadap makanan yang berkualitas.
Pergeseran pola konsumsi makanan tradisional ke makanan modern dalam
era globalisasi saat ini disebabkan oleh beberapa hal seperti: (1) peningkatan
pendapatan, (2) perubahan gaya hidup, dan (3) mobilitas yang tinggi di perkotaan,
sehingga konsumen cenderung lebih memilih makanan modern. Hal ini
disebabkan karena makanan modern dengan segala fasilitas terbaru dapat
memberikan kepuasan atau alasan tersendiri dalam mengkonsumsinya
(Sumarwan, 2002).
Peningkatan pendapatan masyarakat Indonesia tentunya mendukung daya
beli terhadap barang dan jasa, salah satunya ialah kelompok produk berupa
makanan. Permintaan yang tinggi terhadap produk berupa makanan ini tentunya
memberikan celah bagi bisnis makanan yang memiliki prospek cerah sebagai
salah satu usaha menjanjikan dari segi ekonomi. Hal inilah yang pada akhirnya
mendorong banyak pengusaha memilih fokus berinvestasi untuk menggeluti serta
mengembangkan bisnis tersebut (Kombong, 2007).
Restoran merupakan salah satu industri jasa boga yang mengalami
perkembangan cukup pesat di Kota Bogor. Tren peningkatan ini berujung pada
tingkat persaingan bisnis restoran yang juga semakin tinggi. Hal ini dapat dilihat
2
dari pertumbuhan restoran di Kota Bogor yang semakin meningkat dalam
beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Bogor, jumlah restoran di Kota Bogor cenderung mengalami peningkatan dalam
kurun waktu 2001-2005. Pada tahun 2001 sampai dengan 2002 persentase
pertumbuhan jumlah restoran di Kota Bogor mencapai angka tertinggi sebesar
46,21 persen. Selanjutnya pada tiga tahun berikutnya mengalami penurunan yang
cukup signifikan yaitu rata-rata 15,83 persen per tahun. Namun demikian, jumlah
restoran semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2004 jumlah restoran
di Kota Bogor ialah sebanyak 76 unit yang kemudian meningkat pada tahun 2005
dan 2006 masing-masing sebanyak 89 dan 101 unit. Atmodjo (1995) menyatakan
bahwa usaha restoran semakin berkembang karena beberapa alasan yaitu:
1. Potensi pasar yang besar dan selalu bertambah seiring dengan bertambahnya
jumlah penduduk.
2. Alat-alat perhidangan makanan, sistem kontrol serta pertolongan fisik yang
telah berkembang sehingga membuat bisnis restoran semakin mudah, lancar
dan menguntungkan.
3. Meningkatnya tempat rekreasi yang mengakibatkan keadaan tertentu yang
menambah alasan untuk makan di luar sehingga pasar pelayanan makanan
akan semakin besar pula.
Perkembangan jumlah restoran di Kota Bogor membawa dampak positif
khususnya dalam bidang perekonomian. Semakin bertambahnya jumlah restoran
akan mampu memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah. Hal ini ditunjukkan
oleh data kontribusi bisnis restoran terhadap Produk Domestik Regional Bruto
3
(PDRB) Kota Bogor tahun 2006 yang memperlihatkan peningkatan dari tahun ke
tahun. Pada tahun 2000 PDRB Kota Bogor mencapai jumlah sebesar 168 juta
rupiah yang jumlahnya meningkat 10 juta rupiah pada tahun berikutnya dengan
persentase pertumbuhan sebesar 5,93 persen. Pada tahun 2002 sampai dengan
tahun 2005, angka ini tetap meningkat meskipun dalam jumlah yang tidak terlalu
besar dengan tingkat pertumbuhan rata-rata antara satu sampai dengan dua persen
per tahun.
Restoran Vegetarian “Karunia Baru” merupakan salah satu restoran
modern yang menyediakan berbagai jenis menu vegetarian yang berlokasi di
Jl. Raya Pajajaran, Bogor. Restoran ini adalah mitra dari Indonesia Vegetarian
Society (IVS) yang merupakan lembaga vegetarian berjumlah 46 anggota di
seluruh Indonesia dengan misi meningkatkan kualitas kehidupan manusia beserta
lingkungan hidupnya sejalan dengan waktu. Gaya hidup masyarakat yang mulai
beralih dari mengkonsumsi daging ke makanan vegetarian merupakan alasan lain
restoran ini menapaki serta mengembangkan usaha tersebut. Hal ini didukung
fakta bahwa ternyata hingga tahun 2001 jumlah penduduk vegetarian murni di
seluruh dunia mencapai angka 17,4 juta orang. Jumlah tersebut bahkan meningkat
menjadi 96,5 juta orang apabila di dalamnya termasuk juga penduduk vegetarian
yang mengkombinasikan menunya dengan daging dan telur. Penduduk vegetarian
di Indonesia sendiri secara keseluruhan pada tahun 2001 jumlahnya mencapai
angka 2,7 juta orang dengan rata-rata pertumbuhan sebesar satu persen per tahun.1
Restoran Vegetarian “Karunia Baru” menyajikan berbagai menu
vegetarian yang terbuat dari bahan-bahan berupa sayuran. Restoran ini merupakan
satu-satunya restoran di Kota Bogor yang murni menyajikan makanan atau menu
1 Land O’ Lakes Vegetarian Survey Based on Households. Zogby Poll, 2000.
4
vegetarian yang tidak mengandung bahan berupa daging, tetapi berupa sayuran
yang penampakannya persis seperti menu umumnya yang terbuat dari daging.
Beberapa restoran lain di Kota Bogor cenderung menyajikan makanan yang
merupakan kombinasi sayuran dengan bahan makanan lain berupa daging. Hal ini
dapat menjadi pesaing bagi Restoran Vegetarian “Karunia Baru” untuk mencapai
misi mereka, serta menarik perhatian konsumen mengingat banyak restoran lain
yang lokasinya berdekatan.
1.2 Perumusan Masalah
Pada tahun 2007, Restoran Vegetarian “Karunia Baru” mengalami
penurunan jumlah pengunjung sampai dengan 14 persen dibandingkan tahun
2006.2 Jumlah pengunjung pada tahun 2006 mencapai sebanyak 2500 orang
sedangkan pada tahun 2007 jumlahnya menurun menjadi 2160 orang. Angka ini
masih jauh dari target awal yaitu sebesar 5000 orang per tahun. Hal ini tentunya
berdampak besar terhadap jumlah pendapatan yang mengalami penurunan cukup
signifikan. Kondisi ini tentunya harus dengan segera disikapi antara lain melalui
berbagai pemahaman terhadap perilaku konsumen.
Restoran Vegetarian “Karunia Baru” dapat dikatakan berada dalam
lingkungan yang cukup kompetitif. Hal ini dapat dilihat dari menjamurnya
berbagai jenis restoran yang ada di sekitar lokasi restoran ini dengan menawarkan
berbagai konsep dalam rangka merebut dan mempertahankan pasar. Restoran
dengan citra produk serta keunggulan strategi pemasaran tentunya memiliki
konsumen yang loyal terhadap produk dan jasa yang ditawarkan.
2 Statistik pengunjung Restoran Vegetarian “Karunia Baru” 2007. Januari 2008.
5
Persaingan yang tinggi dalam bisnis restoran mendorong pihak manajemen
restoran berusaha memenuhi beragamnya pola konsumsi masyarakat dan merebut
pangsa pasar sehingga dapat mempertahankan eksistensi mereka. Restoran
Vegetarian “Karunia Baru” tentunya harus berusaha menyajikan makanan
vegetarian yang berkualitas serta menunjukkan manfaat penting mengkonsumsi
jenis makanan ini terutama dari aspek kesehatannya. Restoran vegetarian harus
mampu mempertahankan berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen, baik
dari segi harga, rasa/aroma maupun kebersihan lingkungan. Animo masyarakat
dalam mengkonsumsi makanan vegetarian yang mulai menunjukkan
perkembangan positif merupakan salah satu faktor yang menunjukkan bahwa
restoran vegetarian memiliki prospek yang baik kedepannya di Kota Bogor.
Lingkungan pemasaran yang cukup kompetitif dengan banyaknya pesaing
antara lain restoran-restoran bernuansa etnik seperti Sunda maupun Bali dan
beragamnya karakteristik konsumen menjadi tantangan bagi pihak manajemen
Restoran Vegetarian “Karunia Baru”. Kotler (2003) mengatakan bahwa tiap-tiap
perusahaan dan tawaran harus memperlihatkan gagasan besar yang khas ke dalam
pikiran pasar sasaran; dan tiap-tiap perusahaan harus memimpikan fitur baru,
layanan dan jaminan baru, hadiah khusus untuk para pengguna yang setia, serta
kenyamanan dan kenikmatan baru. Para pesaing lebih cepat daripada sebelumnya
dalam meniru ide yang bagus; karena itu perusahaan senantiasa perlu memikirkan
fitur dan manfaat baru yang mampu memberi nilai tambah dalam rangka
mendapatkan perhatian dan minat para konsumen yang kaya pilihan dan peka
terhadap harga.
6
Penelitian mengenai perilaku konsumen berguna bagi pihak manajemen
dalam menentukan segmen pasar, menciptakan produk-produk baru yang sesuai
dengan selera konsumen, serta mempertahankan bahkan meningkatkan pelayanan
demi kepuasan konsumen. Hal ini akan sangat membantu pihak manajemen
Restoran Vegetarian “Karunia Baru” dalam menghadapi persaingan pasar yang
terus berubah sehingga mampu terus eksis didukung penerapan strategi pemasaran
yang tepat.
Berdasarkan uraian di atas, maka masalah yang dapat diangkat pada
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana karakteristik dan proses keputusan pembelian konsumen Restoran
Vegetarian “Karunia Baru”?.
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan
pembelian oleh konsumen Restoran Vegetarian “Karunia Baru”?.
3. Bagaimana perumusan strategi pemasaran berdasarkan penilaian konsumen?.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi karakteristik dan proses keputusan pembelian konsumen
Restoran Vegetarian “Karunia Baru”.
2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengambilan
keputusan pembelian oleh konsumen Restoran Vegetarian “Karunia Baru”.
3. Merumuskan strategi pemasaran berdasarkan penilaian konsumen.
7
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Restoran Vegetarian
“Karunia Baru” sebagai sumber informasi untuk mengetahui tingkat kepuasan
konsumen sehingga dapat disusun suatu strategi pemasaran yang tepat. Selain itu
sebagai sarana melatih diri bagi penulis dalam memahami konsep perilaku
konsumen di lapangan serta rekan-rekan mahasiswa lainnya sebagai bahan
literatur dan referensi untuk penelitian selanjutnya.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi dan Jenis Restoran
Restoran adalah salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di
sebagian atau seluruh bangunan yang permanen, dilengkapi dengan peralatan dan
perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian serta penjualan
makanan dan minuman bagi umum di tempat usahanya (Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan, 2006).
Restoran memiliki beberapa jenis atau bentuk. Menurut Torsina (2000),
ada sepuluh jenis restoran orisinil yang ada di luar hotel, yaitu:
1. Family Conventional
Restoran tradisi untuk keluarga. Mengutamakan masakan enak, suasana, dan
harga bersahabat. Biasanya pelayanan dan dekorasinya biasa-biasa saja.
2. Fast Food
Eat-In (makan di restoran) dan take out (dibungkus untuk dibawa pulang).
Menu siap/segera tersedia, agak terbatas dalam jenis, mahal, mengutamakan
banyak langganan. Jenis restoran inilah yang makin menjamur dewasa ini.
3. Cafetaria
Biasanya di dalam gedung-gedung perkantoran atau pusat perbelanjaan,
sekolah atau pabrik-pabrik. Swalayan dengan menu agak terbatas seperti yang
sering disajikan di rumah, menu bisa berganti-ganti menurut hari, bahannya
ekonomis.
9
4. Gourmet
Ini adalah restoran yang berkelas. Memerlukan suasana yang sangat nyaman
dengan dekor yang artistik. Ditujukan bagi mereka yang menuntut standar
penyajian yang tinggi dan bergengsi. Disamping makanan juga disajikan wine
dan liquor.
5. Etnik
Menyajikan masakan dari daerah (suku atau negara) yang spesifik misalnya:
Jawa Timur, Manado, India dan Cina. Dekorasi tentu disesuaikan dengan etnik
yang bersangkutan, bahkan pakaian seragam dari para pekerjanya juga
bernuansa etnik. Ada juga yang masuk dalam tipe snack bar etnik yang
menyajikan menu yang murah, terbatas pada sajian-sajian umum yang dikenal.
6. Buffet
Biasanya swalayan, tetapi untuk wine, liquor atau bir bisa dilayani khusus.
Ciri utama adalah berlakunya satu harga untuk makan sepuasnya apa yang
disajikan pada buffet. Peragaan dan display makanan sangat penting disini
karena akan menarik perhatian pengunjung.
7. Coffee Shop
Coffee shop ditandai dengan cepatnya pelayanan makanan dan pergantian
tempat duduk. Banyak seating menempati counter service untuk menekankan
suasana informal. Lokasi utamanya di gedung perkantoran atau pusat
perbelanjaan dengan traffic yang tinggi demi menangkap pengunjung-
pengunjung untuk makan siang dan coffee break (walau pelayanan untuk
sarapan pagi juga bisa dilakukan).
10
8. Snack Bar
Ruangan biasanya lebih kecil dan cukup untuk melayani orang-orang yang
ingin makanan kecil/jajan, tetapi bisa memperoleh volume penjualan yang
lumayan karena waktu makan ditambah dengan pesanan take out.
9. Drive In / Thru or Parking
Para pembeli yang memakai mobil tidak perlu turun dari mobilnya. Pesanan
diantar hingga ke mobil untuk “eat in “ (sementara parkir) atau “take away”.
Jenis makanan harus bisa dikemas secara praktis. Lokasi tentu harus sesuai
untuk parkir mobil / motor.
10. Specialty Restaurant
Merupakan jenis restoran yang terletak jauh dari keramaian, tetapi menyajikan
masakan khas menarik dan berkualitas serta ditujukan kepada turis atau orang-
orang yang ingin mentraktir teman atau keluarganya dalam suasana yang lain
dari pada yang lain. Di sini terdapat keuntungan ekstra bahwa pemilik restoran
tidak perlu melakukan investasi berlebih untuk ruang sewa/tempat di lokasi-
lokasi komersial.
Restoran Vegetarian “Karunia Baru” merupakan perpaduan jenis restoran
Family Conventional dan Gourmet dimana selain sebagai restoran keluarga yang
mengutamakan cita rasa makanan juga mengedepankan suasana yang nyaman
bergaya klasik oriental dengan standar penyajian bergengsi.
11
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
2.2.1 Penelitian Terdahulu Mengenai Perilaku Konsumen
Parmana (2003) melakukan penelitian mengenai Analisis Keputusan
Pembelian dan Sikap Konsumen Terhadap MER Furniture Center. Tujuan
penelitian ini untuk menguraikan karakteristik umum konsumen dan tahapan
proses keputusan pembelian produk serta menganalisis faktor-faktor yang
dipertimbangkan oleh konsumen dalam keputusan pembelian produk. Selain itu
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sikap konsumen dan memberikan
rekomendasi strategi pemasaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata karakteristik konsumen
MER Furniture Center sebagian besar berusia 20 – 30 tahun berjenis kelamin
laki-laki, memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta, berstatus sudah menikah,
memiliki anggota keluarga sebanyak 3 – 6 orang. Pendidikan terakhir ialah
sarjana dan berpendapatan antara satu sampai dengan tiga juta rupiah. Sebagian
besar konsumen MER Furniture Center merasa puas dengan produk mebel yang
telah dibelinya dan berminat untuk melakukan proses pembelian ulang. Sementara
itu mengenai sikap konsumen, diketahui bahwa secara keseluruhan persepsi
konsumen terhadap 11 atribut MER Furniture Center yang dianalisis memberikan
sikap netral. Hal ini dapat diketahui dari nilai rata-rata sikap yang diperoleh yaitu
sebesar 156,57. Berdasarkan hasil analisis faktor dan model multi atribut Fishbein
maka strategi yang diterapkan adalah menjual produk yang memiliki desain
produk yang bagus dan memiliki merek yang sudah dikenal oleh konsumen. Dari
sisi harga, strategi yang pemasaran yang dilakukan adalah dengan
12
mempertahankan harga jual produk agar dapat tetap stabil serta memberikan
potongan harga pada situasi tertentu.
Hanafy (2007) meneliti tentang Analisis Keputusan Pembelian dan
Positioning Produk Ayam Panggang dan Steak di Restoran ”MP” Bogor.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses pengambilan keputusan dalam
pembelian ayam panggang dan steak serta menganalisis positioning produk ayam
panggang dan steak di Restoran MP berdasarkan persepsi konsumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mengkonsumsi
ayam panggang didominasi oleh perempuan dimana mereka memiliki keinginan
yang tinggi untuk mencoba karena informasi yang diperoleh dari teman atau rekan
mereka. Responden yang mengkonsumsi steak juga didominasi oleh perempuan
dimana mereka menyukai rasa khas yang dimiliki steak MP melalui informasi
dari teman atau rekan mereka. Positioning produk ayam panggang dan steak
Restoran MP, untuk ayam panggang pesaing terdekatnya adalah Steak 21. Ayam
panggang Restoran MP memiliki keunggulan pada atribut higienis, aroma, rasa
dan variasi menu. Selain itu, ayam panggang dan steak mempunyai kelemahan
yang sama yaitu pada atribut harga. Strategi bauran produk yang diterapkan
Restoran MP sudah cukup efektif karena cukup bersaing dengan restoran lain.
Dalam hal ini pihak restoran berorientasi pada kualitas makanan. Harga
merupakan salah satu kelemahan dari ayam panggang dan steak Restoran MP
karena relatif lebih mahal dibandingkan dengan pesaingnya. Strategi bauran
tempat yang dilakukan pihak Restoran MP sudah cukup efektif tetapi kegiatan
promosi yang selama ini dilakukan masih kurang dipublikasikan kepada
masyarakat.
13
2.2.2 Penelitian Terdahulu Mengenai Analisis Faktor
Soumokil (2005) menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
proses pengambilan keputusan mengunjungi Kafe Corica. Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi karakteristik umum konsumen, menganalisis proses
pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen, menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan pembelian serta menganalisis
tingkat kinerja Corica berdasarkan kepentingan atau harapan konsumen.
Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan cara non probability
(non acak) dengan metode convinience sampling. Data dianalisis dengan analisis
deskriptif untuk mengidentifikasi karakteristik umum konsumen dan proses
pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen. Analisis faktor digunakan
untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengambilan
keputusan pembelian. Analisis tingkat kepentingan dan kinerja (Importance
Performance Analysis) digunakan untuk menganalisis tingkat kinerja berdasarkan
kepentingan atau harapan konsumen. Uji Kruskal-Wallis digunakan untuk
menguji apakah 14 variabel yang dianalsis dengan analisis faktor mempengaruhi
konsumen di ketiga outlet Corica secara signifikan.
Konsumen Corica pada umumnya adalah wanita dan berusia 21 hingga 30
tahun. Pendidikan terakhir atau yang sedang ditempuh adalah sarjana, bekerja
sebagai pegawai swasta, berstatus sudah menikah dengan tiga hingga enam
anggota dalam keluarga dan memiliki pendapatan atau gaji lebih dari lima juta
rupiah per bulan. Berdasarkan hasil analisis faktor diperoleh bahwa faktor menu
yang bervariasi, citarasa makanan dan minuman serta porsi makan termasuk
dalam komponen utama I. Kenyamanan tempat, lokasi dan kebersihan termasuk
14
dalam komponen utama II. Komponen utama III terdiri dari waktu kunjungan dan
promosi penjualan, sedangkan pendapatan merupakan variabel yang masuk dalam
komponen utama IV. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengambilan
keputusan konsumen mengunjungi Corica Plaza Indonesia adalah faktor menu
yang bervariasi (komponen utama I), pendapatan (komponen utama II) dan
promosi penjualan (komponen utama III). Sedangkan faktor yang mempengaruhi
proses pengambilan keputusan mengunjungi Corica Jl. Sampit V adalah faktor
harga (komponen utama I), citarasa makanan dan minuman (komponen utama II)
dan kenyamanan tempat (komponen utama III).
Hasil hipotesis dengan uji Kruskal Wallis menunjukkan bahwa citarasa
makanan dan minuman, menu yang bervariasi, budaya atau kebiasaan makan,
promosi penjualan, waktu kunjungan, kenyamanan tempat dan kebersihan identik
pada semua outlet. Hal ini memperlihatkan bahwa variabel-variabel tersebut
mempengaruhi atau dipertimbangkan oleh konsumen pada tiga outlet Corica.
Sedangkan porsi makanan, harga makanan, lokasi, kecepatan penyajian, pengaruh
orang lain dan gaya hidup tidak identik pada semua outlet artinya ada konsumen
di ketiga outlet Corica yang tidak dipengaruhi atau tidak mempertimbangkan
variabel-variabel ini dalam proses pengambilan keputusannya mengunjungi
Corica. Hasil penilaian kinerja berdasarkan kepentingan atau harapan konsumen
menunjukkan bahwa menu yang bervariasi pada Corica Automall, promosi
penjualan, pengetahuan pramusaji akan produk dan respon terhadap keluhan
konsumen pada Corica Plaza Indonesia serta lokasi Corica Jl. Sampit V
merupakan variabel-variabel yang harus menjadi prioritas utama karena menurut
penilaian konsumen variabel-variabel ini sangat penting.
15
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1 Model Perilaku Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen
Pengambilan keputusan oleh konsumen melalui suatu proses yang disebut
proses keputusan pembelian yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Engel
(1994), bervariasinya proses keputusan konsumen ditentukan oleh faktor pengaruh
lingkungan, perbedaan individu, serta proses psikologis. Keterkaitan antara ketiga
faktor tersebut dengan proses pengambilan keputusan konsumen dapat dilihat
pada Gambar 1.
Gambar 1. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Sumber: Engel, Blackwell dan Miniard (1994)
Pengaruh Lingkungan Budaya
Kelas Sosial
Pengaruh Pribadi
Keluarga
Situasi
Perbedaan Individu Sumberdaya Konsumen
Motivasi dan Keterlibatan
Pengetahuan Sikap, kepribadian, gaya
hidup, Demografi
Proses Keputusan Pengenalan Kebutuhan
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif Pembelian
Hasil
Proses Psikologi Pengolahan Informasi
Pembelajaran
Perubahan Sikap dan Perilaku
Strategi Pemasaran Produk
Harga
Tempat
Promosi
16
3.1.2 Proses Keputusan Pembelian
Proses yang dilakukan konsumen dalam mengambil keputusan meliputi
beberapa tahapan. Menurut Engel (1994), terdapat lima tahapan proses keputusan
pembelian yang dilakukan konsumen, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian
informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan evaluasi hasil pembelian. Tahapan-
tahapan proses keputusan pembelian konsumen secara sederhana dapat dilihat
pada Gambar 2.
Gambar 2. Tahap-Tahap Proses Keputusan Pembelian
Sumber: Engel, Blackwell dan Miniard (1994)
Hawkins (1992) mengatakan bahwa pengenalan akan adanya masalah
(yang tentu saja menimbulkan kebutuhan akan sesuatu untuk memecahkan
masalah tersebut), barangkali akan sangat hati-hati dilakukan oleh konsumen.
Mereka mungkin akan berpikir tujuh kali sebelum menganggap suatu situasi
sebagai masalah yang memunculkan suatu kebutuhan. Konsumen tidak begitu saja
menelan informasi yang datang. Mereka akan lebih selektif dalam melakukan
evaluasi dari berbagai informasi maupun produk. Saat ini konsumen juga
cenderung semakin rasional, dalam arti mereka menjadi lebih teliti dalam
Pengenalan Kebutuhan
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Membeli
Evaluasi Hasil
17
membandingkan harga beli dan manfaat yang akan mereka peroleh dari suatu
produk.
3.1.2.1 Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian suatu produk oleh konsumen dimulai ketika suatu
kebutuhan mulai dirasakan dan dikenali. Kebutuhan tersebut muncul karena
adanya ketidaksesuaian yang ada diantara keadaan yang diinginkan dengan
keadaan aktual. Ketika ketidaksesuaian ini melebihi tingkat atau ambang tertentu,
kebutuhan tersebut akan dikenali. Namun jika ketidaksesuaian tersebut berada di
bawah tingkat ambang, maka pengenalan kebutuhan itu tidak terjadi (Engel,
1994).
Gambar 3. Proses Pengenalan Kebutuhan Berpusat Pada
Tingkat Ketidaksesuaian Sumber: Engel, Blackwell dan Miniard (1994)
Kotler (2003) menyatakan bahwa kebutuhan dapat dicetuskan oleh
rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal adalah kebutuhan dasar
yang timbul dari dalam diri seseorang, seperti rasa lapar dan haus. Sedangkan
rangsangan eksternal adalah kebutuhan yang ditimbulkan oleh dorongan eksternal.
Keadaan yang Diinginkan Keadaan Aktual
Tingkat Ketidaksesuaian Di Bawah Ambang Di Atas Ambang
Tidak Ada Pengenalan Kebutuhan Pengenalan Kebutuhan
18
3.1.2.2 Pencarian Informasi
Engel (1994) mendefinisikan pencarian informasi sebagai tahap kedua dari
proses pengambilan keputusan yang mengaktifkan kebutuhan serta termotivasi
dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan (pencarian internal) atau
pemerolehan informasi dari lingkungan (pencarian eksternal). Pencarian internal
merupakan pencarian informasi melalui ingatan untuk melihat pengetahuan yang
relevan dengan keputusan yang tersimpan di dalam ingatan jangka panjang dan
terjadi setelah adanya pengenalan kebutuhan. Pencarian eksternal diperlukan jika
pencarian internal tidak mencukupi, sehingga konsumen memutuskan mencari
tambahan informasi dari lingkungan. Situasi, ciri-ciri produk, lingkungan eceran
dan konsumen itu sendiri merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pencarian
(Engel, 1994).
Ya Tidak
Gambar 4. Proses Pencarian Internal Sumber: Engel, Blackwell dan Miniard (1994)
Konsumen akan berusaha mencari sumber-sumber informasi dalam
pencarian eksternal yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti situasi, ciri-ciri
Pengenalan Kebutuhan
Jalankan Pencarian Eksternal
Pencarian Internal
Lanjutkan Dengan Keputusan
Determinan dari Pencarian
Internal:
1. Pengetahuan yang sudah ada
2. Kemampuan untuk
memperoleh kembali
informasi Pencarian Internal Berhasil?
19
produk, lingkungan eceran, dan konsumen itu sendiri. Menurut Kotler (2003),
sumber informasi digolngkan ke dalam empat kelompok, yaitu:
1. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan
2. Sumber komersial: iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan
3. Sumber publik: media massa, organisasi penilai konsumen
4. Sumber pengalaman: penanganan, pengkajian dan pemakaian produk
3.1.2.3 Evaluasi Alternatif
Evaluasi alternatif adalah suatu proses dimana suatu alternatif pilihan
dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen.(Engel, 1994).
Dalam tahap ini, terdapat empat komponen proses evaluasi alternatif yaitu:
1. Memutuskan kriteria evaluasi yang akan digunakan untuk menilai
alternatif-alternatif.
2. Memutuskan alternatif mana yang akan dipertimbangkan.
3. Menilai kinerja dari alternatif yang dipertimbangkan
4. Memilih dan menerapkan kaidah keputusan untuk membuat suatu
pilihan terakhir.
Kriteria evaluasi merupakan dimensi atau atribut yang digunakan oleh
konsumen. Kriteria evaluasi yang sering digunakan antara lain harga, nama
merek, negara asal, garansi ataupun kriteria yang bersifat hedonic (prestise,
status). Penentuan kriteria evaluasi yang digunakan oleh konsumen selama
pengambilan keputusan akan bergantung pada beberapa faktor, diantaranya adalah
pengaruh situasi, kesamaan alternatif-alternatif pilihan, motivasi, keterlibatan, dan
pengalaman (Engel, 1994).
20
Setelah tahap kriteria evaluasi, maka selanjutnya memutuskan dan menilai
alternatif yang dipertimbangkan. Penentuan alternatif terkadang bergantung pada
kemampuan konsumen untuk mengingat informasi-informasi yang bertahan dalam
ingatannya (Engel, 1994).
Prosedur yang diperlukan untuk membuat pilihan terakhir disebut kaidah
keputusan. Kaidah keputusan menggambarkan strategi yang digunakan konsumen
untuk mengadakan seleksi alternatif-alternatif pilihan (Engel, 1994).
Gambar 5. Komponen Dasar Proses Evaluasi Alternatif
Sumber: Engel, Blackwell dan Miniard (1994)
3.1.2.4 Pembelian
Pembelian merupakan fungsi dari dua determinan, yaitu niat pembelian
dan pengaruh lingkungan dan atau perbedaan individu. Konsumen harus dapat
mengambil tiga keputusan, yaitu: (1) kapan membeli; (2) dimana membeli; dan
(3) bagaimana membayar (Engel, 1994). Niat pembelian konsumen dapat
digolongkan menjadi dua kategori yaitu:
1. Produk dan merek, yang merupakan pembelian terencana penuh sebagai
hasil dari keterlibatan tinggi dan pemecahan masalah yang diperluas.
2. Kelas produk, yang merupakan pembelian terencana jika pilihan dibuat di
tempat pembelian.
Menentukan Kriteria Evaluasi Menentukan Alternatif Pilihan
Menerapkan Kaidah Keputusan
Menilai Kinerja Alternatif
21
Kotler (2003) menyatakan bahwa terdapat dua faktor yang dapat
mempengaruhi maksud dan keputusan pembelian, yakni:
1. Sikap atau pendirian orang lain
Sejauh mana pendirian orang lain dapat mempengaruhi alternatif yang
disukai seseorang tergantung pada intensitas pendirian negatif orang lain
terhadap alternatif yang disukai konsumen serta motivasi konsumen untuk
menuruti keinginan orang lain atau semakin dekat orang lain tersebut
dengan konsumen sehingga akan semakin menyesuaikan maksud
pembeliannya. Sebaliknya, preferensi konsumen terhadap suatu merek
akan meningkat jika orang yang disenangi juga menyukai merek yang
sama.
2. Situasi yang tidak diantisipasi
Faktor ini dapat mengubah rencana pembelian suatu produk oleh
konsumen.
Gambar 6. Tahap-tahap Antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian
Sumber: Kotler (2003)
3.1.2.5 Evaluasi Pembelian
Konsumen akan mengevaluasi alternatif setelah melakukan pembelian
seperti halnya sebelum pembelian dalam bentuk perbandingan kinerja produk atau
Evaluasi
Alternatif
Niat
Pembelian Situasi yang
Tidak
Diantisipasi
Sikap
Orang Lain
Keputusan
Pembelian
22
jasa berdasarkan harapan. Periode seketika berupa penyesalan atau keraguan
setelah keputusan merupakan hal yang lazim jika konsumen berada dalam
keterlibatan yang tinggi. Hal ini menimbulkan dampak pada pembeli berupa puas
atau tidaknya terhadap pembeliannya. Kepuasan berfungsi untuk mengukuhkan
loyalitas pembeli, sedangkan ketidakpuasan akan menimbulkan keluhan serta
upaya menuntut ganti rugi. Dengan demikian, upaya untuk mempertahankan
pelanggan menjadi hal yang sangat penting dalam strategi pemasaran.
3.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Proses keputusan pembelian dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga akan
terdapat perbedaan proses keputusan pembelian untuk masing-masing konsumen.
Input dan proses informasi merupakan salah satu faktor yang menentukan proses
keputusan pembelian. Hal ini merupakan pengaruh rangsangan pemasaran yang
dilakukan oleh para pemasar dengan tujuan agar konsumen mengerti dengan baik
dan benar produk-produk yang dipasarkannya sehingga dapat mempengaruhi
proses keputusan konsumen tetapi tergantung proses informasi dan persepsi
konsumen.
Hawkins (1992) mengatakan bahwa keputusan pembelian konsumen
dipengaruhi oleh faktor budaya, nilai-nilai yang dianut konsumen, status sosial,
persepsi dan keadaan demografi.
23
Gambar 7. Model Perilaku Konsumen Sumber: Hawkins, Best dan Coney (1992)
Menurut Engel (1994), faktor-faktor yang menentukan keputusan
pembelian konsumen terdiri dari:
1. Pengaruh lingkungan, yang terdiri dari:
a) Budaya; sebagai seperangkat nilai, gagasan, artefak dan simbol
bermakna lainnya yang membantu individu berkomunikasi,
membuat tafsiran dan melakukan evaluasi sebagai anggota
masyarakat.
b) Kelas sosial; yang mengacu pada pengelompokan orang yang
sama dalam perilaku mereka berdasarkan posisi ekonomi di
dalam pasar.
Pengalaman
Situasi
Pengenalan Masalah
Pencarian Informasi
Evaluasi dan Seleksi
Pemilihan Toko dan
Pembelian
Proses Pasca Beli
Situasi
Sikap/Kebutuhan
Aktivitas
Pemasaran
Memori Kultur
Persepsi Nilai
Motif Demografi
Kepribadian Status Sosial
Emosi Kelompok
Acuan
Keluarga
Aktivitas Pemasara
n
24
c) Pengaruh pribadi; berkaitan dengan cara-cara dimana
kepercayaan, sikap dan perilaku konsumen dipengaruhi ketika
orang lain digunakan sebagai kelompok acuan sebagai orang
yang mempengaruhi secara bermakna perilaku individu.
d) Keluarga; yang merupakan suatu studi penting dalam
hubungannya dengan pembelian dan konsumsi karena banyak
produk dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai
unit keluarga serta keputusan pembelian individu yang
bersangkutan mungkin sangat dipengaruhi oleh anggota lain
dalam keluarganya.
e) Situasi; merupakan pengaruh yang timbul dari faktor khusus
untuk waktu dan tempat spesifik yang lepas dari karakteristik
konsumen serta objek.
2. Perbedaan individu, yang terdiri dari:
a) Sumberdaya konsumen; dimana terdapat tiga sumberdaya yang
paling utama yakni ekonomi, temporal dan kognitif, yang
artinya pemasar bersaing untuk mendapatkan uang, waktu, dan
perhatian konsumen.
b) Motivasi dan keterlibatan; motivasi dapat timbul bila sistemnya
digairahkan, dibuat aktif dan perilaku diarahkan pada tujuan
yang diinginkan. Keterlibatan mengacu pada tingkat relevansi
yang disadari dalam tindakan pembelian dan konsumsi.
c) Pengetahuan; merupakan faktor penentu utama dari perilaku
konsumen. Pengetahuan secara umum dapat didefinisikan
25
sebagai informasi yang disimpan dalam ingatan, sedangkan
pengetahuan konsumen adalah himpunan bagian dari informasi
total yang relevan dengan fungsi konsumen di dalam pasar
tersebut.
d) Sikap; merupakan suatu evaluasi menyeluruh yang
memungkinkan orang berespon dengan cara menguntungkan
atau tidak menguntungkan secara konsisten dengan objek atau
alternatif yang diberikan.
e) Kepribadian, gaya hidup dan demografi; dimana kepribadian
dapat didefinisikan sebagai respon yang konsisten terhadap
stimulus lingkungan. Gaya hidup berada di luar kepribadian
yang merupakan pola dimana orang hidup dan menghabiskan
waktu serta uang. Faktor demografi seperti usia pembeli,
tingkat pendidikan atau sifat rumah tangga juga akan
mempengaruhi perilaku pembelian seseorang.
3. Proses psikologis, yang terdiri dari:
a) Pemprosesan informasi; adalah suatu proses dimana
rangsangan pemasaran diterima, ditafsirkan, disimpan dalam
ingatan, kemudian diambil lagi oleh konsumen untuk menilai
alternatif-alternatif produk.
b) Pembelajaran; merupakan suatu proses dimana pengalaman
menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap dan
perilaku. Terdapat dua pendekatan pembelajaran yakni
pembelajaran kognitif dan pendekatan behaviourisme.
26
c) Perubahan sikap dan perilaku; dimana dapat timbul karena
pengaruh secara persuasif melalui komunikasi.
3.1.4 Kepuasan Konsumen
Perusahaan sebagai penyedia produk maupun jasa harus menyediakan dan
melayani permintaan konsumen dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen
sehingga pada akhirnya tercipta kepuasan bagi konsumen. Kotler (2003)
menyatakan bahwa kepuasan yang timbul dalam hati konsumen adalah perasaan
senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara
persepsi atau kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk dan harapan-
harapannya. Menurut Engel (1994), kepuasan konsumen berfungsi untuk
mengukuhkan loyalitas konsumen sebagai pembeli, sementara ketidakpuasan
dapat menyebabkan adanya keluhan, komunikasi lisan yang negatif dan upaya
konsumen untuk menuntut ganti rugi melalui sarana hukum.
Kepuasan menurut Umar (1999) dapat dibagi menjadi dua jenis kepuasan,
yakni kepuasan fungsional dan kepuasan psikologika. Kepuasan fungsional adalah
kepuasan yang diperoleh dari fungsi suatu produk yang dimanfaatkan, sedangkan
kepuasan psikologikal merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang
bersifat tidak berwujud dari produk. Ada empat faktor yang mempengaruhi
kepuasan konsumen yaitu, (1) mutu produk dan pelayanannya; (2) kegiatan
penjualan; (3) pelayanan setelah penjualan dan (4) nilai-nilai perusahaan.
Simamora (2004) menyatakan bahwa jika kinerja perusahaan berada di
bawah harapan yang diinginkan oleh konsumen maka konsumen akan merasa
tidak puas. Konsumen yang tidak puas ini jika mengambil tindakan maka
27
tindakannya dapat berupa mengeluh, memperingatkan kawan, mengeluh kepada
yang berwenang dan mengambil tindakan hukum bahkan dapat langsung
menghentikan pembelian terhadap produk atau jasa. Sebaliknya jika kinerja
perusahaan memenuhi harapan yang diinginkan konsumen, maka konsumen akan
merasa puas dan akan melakukan pembelian berulang terhadap produk atau jasa.
Setelah pembelian, konsumen akan membandingkan antara harapan yang
diinginkan dengan kinerja yang telah diberikan oleh produsen maupun penyedia
jasa. Perbandingan ini akan menimbulkan rasa puas atau tidak puas dalam benak
konsumen. Konsumen yang merasa tidak puas akan berusaha mencari alternatif
produk atau jasa lain sesuai dengan harapan yang diinginkan, sedangkan
konsumen yang telah puas akan menanamkan rasa percaya terhadap produk
maupun jasa yang dikonsumsi (Engel, 1994).
3.1.5 Bauran Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2003). Konsep pemasaran berpangkal tolak
dari pasar yang ditetapkan dengan baik, berfokus pada kebutuhan pelanggan,
mengkoordinasikan semua kegiatan pemasaran yang mempengaruhi pelanggan
dan menghasilkan laba dengan menciptakan kepuasan pelanggan.
Menurut konsep pemasaran, perusahaan memproduksi apa yang
diinginkan pelanggan dan dengan cara ini perusahaan dapat memuaskan
pelanggan dan menghasilkan keuntungan. Bauran pemasaran (marketing mix)
28
merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus
menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran (Kotler, 2003). Adapun
komponen-komponen bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari produk
(product), harga (price), tempat/saluran distribusi (place) dan promosi/komunikasi
pemasaran (promotion).
Produk. Produk adalah tawaran yang dapat memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen dalam bentuk fisik. Indikator untuk produk adalah
rasa/kelezatan, kesesuaian porsi, daya tahan dan kualitas penyajian.
Harga. Harga harus sesuai dengan variabel-variabel produk yang dapat
menjadi pertimbangan konsumen, hal ini dikarenakan harga yang dibayarkan
konsumen terhadap produk yang dibeli merupakan apresiasi konsumen terhadap
kepuasan yang diperoleh dari pembeliannya tersebut.
Tempat/Saluran Distribusi. Menurut Engel (1994), pemilihan tempat
juga merupakan fungsi dari empat variabel, yaitu kriteria evaluasi, karakteristik
toko yang dirasakan, proses perbandingan dan toko-toko yang dapat diterima dan
tidak dapat diterima. Keputusan tentang tempat dimana konsumen akan membeli
suatu produk dipengaruhi atribut yang mencolok dari tempat tersebut, seperti
harga, iklan dan promosi, personel penjualan, pelayanan yang diberikan, atribut
fisik, pelanggan toko, atmosfer toko dan pelayanan setelah transaksi.
Promosi/Komunikasi Pemasaran. Promosi adalah kumpulan kiat yang
beragam, kebanyakan berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian
suatu produk atau jasa tertentu secara lebih cepat atau lebih besar oleh konsumen
dan pedagang (Kotler, 2003). Keberhasilan suatu promosi terlihat pada tingginya
tingkat preferensi masyarakat terhadap produk yang ditawarkan.
29
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Perubahan gaya hidup masyarakat menimbulkan perubahan pada pola
konsumsi dan cara makan. Kondisi ini jelas akan mendorong timbulnya tuntutan
dalam pemenuhan kebutuhan pangan yang berkualitas, daya beli terjangkau serta
praktis. Hal ini menjadi faktor pendorong bagi para pemilik modal untuk
membangun serta mengembangkan usaha pelayanan makanan berupa restoran
atau rumah makan.
Perkembangan restoran atau rumah makan di Kota Bogor semakin
meningkat dari tahun ke tahun, khususnya dalam periode tahun 2001 sampai
dengan 2005. Hal ini tentunya menyebabkan persaingan yang ketat antara para
pengusaha restoran atau rumah makan karena adanya peluang pasar yang cukup
besar dalam rangka memperoleh pendapatan yang besar melalui pemenuhan
kebutuhan serta kepuasan pelanggan.
Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” merupakan restoran yang khusus
menyajikan berbagai jenis makanan yang bahan dasarnya terbuat dari sayur-
sayuran. Menu seperti ini merupakan sajian utama restoran tersebut yang sangat
sesuai dikonsumsi oleh konsumen dari berbagai kalangan serta usia yang memang
sangat peduli akan kesehatan tetapi juga ditunjang kenikmatan yang memenuhi
selera konsumen. Hal inilah yang dikedepankan oleh Restoran Vegetarian
”Karunia Baru” sebagai restoran yang menawarkan keunikan serta perbedaan
dengan restoran vegetarian lainnya. Pengaruh lingkungan, perbedaan individu,
proses psikologis dan strategi pemasaran sangat mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen. Pengaruh lingkungan tersebut mencakup penelitian
mengenai budaya, pengaruh pribadi, keluarga dan situasi pembelian. Perbedaan
30
individu yang akan diteliti mencakup sumberdaya konsumen, motivasi dan
keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian dan demografi. Penelitian mengenai
proses psikologis akan difokuskan pada pemprosesan informasi dan perubahan
sikap atau perilaku.
Proses keputusan pembelian akan dijelaskan secara deskriptif karena data
disajikan dalam tabulasi sederhana. Analisis faktor digunakan untuk menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan, yang akan menghasilkan nilai
koefisien dan ragam masing-masing faktor yang dapat menjelaskan pengaruh
faktor-faktor tersebut dalam pengambilan keputusan pembelian di Restoran
Vegetarian ”Karunia Baru”. Hasil dari analisis faktor antara lain berupa nilai
communality dari masing-masing faktor yang akan menentukan tingkat
kepentingan faktor tersebut. Semakin tinggi nilai communality (mendekati 1),
maka akan semakin penting faktor tersebut dipertimbangkan dalam proses
keputusan pembelian, demikian juga sebaliknya. Tingkat kepentingan dan kinerja
dapat dianalisis dengan Importance Performance Analysis yang berguna untuk
pengembangan program pemasaran yang efektif.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka akan diperoleh bentuk perilaku
konsumen terhadap pengambilan keputusan pembelian di Restoran Vegetarian
”Karunia Baru”. Hal ini sangat berguna sebagai bahan pertimbangan perumusan
rekomendasi strategi bauran pemasaran bagi pengusaha restoran tersebut,
sehingga akan diperoleh langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dalam
meraih, mempertahankan serta mengembangkan pangsa pasar melalui studi
perilaku konsumen. Konsep pemikiran ini dapat dilihat secara skematik dalam
alur berpikir pada Gambar 7.
31
Gambar 8. Alur Kerangka Pemikiran Operasional Keputusan Pembelian dan Penilaian Konsumen Terhadap
Restoran Vegetarian “Karunia Baru” Bogor
Tingkat persaingan industri makanan khususnya
restoran di Kota Bogor yang semakin ketat
Restoran Vegetarian “Karunia Baru”:
1) Income semakin menurun dikarenakan
penurunan jumlah pengunjung
2) Lingkungan sekitar cukup kompetitif
dalam bisnis restoran
Orientasi pihak Manajemen
Restoran Vegetarian “Karunia Baru” pada konsumen
Karakteristik
Konsumen
Proses Keputusan Pembelian:
1) Pengenalan kebutuhan 2) Pencarian informasi
3) Evaluasi alternatif 4) Pembelian
5) Evaluasi pembelian
Analisis
Deskriptif
Faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan
pembelian di Restoran
Vegetarian “Karunia Baru”
Analisis
Faktor
Tingkat kepentingan
konsumen & kinerja
Restoran Vegetarian
“Karunia Baru”
Importance
Performance Analysis
Rekomendasi Strategi
Pemasaran Bagi Restoran
Vegetarian “Karunia Baru”
32
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Restoran Vegetarian “Karunia Baru” yang
berlokasi di Jl. Raya Pajajaran No. 50, Bogor selama satu bulan, yaitu bulan
April 2008. Lokasi penelitian ini ditentukan secara sengaja (purposive) dengan
pertimbangan bahwa Restoran Vegetarian “Karunia Baru” merupakan restoran
yang menawarkan konsep serta menu yang berbeda dibandingkan dengan restoran
vegetarian lainnya. Selain menyajikan menu-menu vegetarian, restoran ini juga
mencoba menunjang upaya peningkatan kesehatan customer dengan mendirikan
pusat kebugaran pada tempat yang sama. Selain itu, restoran ini berada dalam
lingkungan yang cukup kompetitif karena di sekitarnya terdapat banyak bisnis
sejenis.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan
data sekunder. Data primer ialah data yang dikumpulkan langsung dari sumber
primer sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian ini dengan menggunakan
kuesioner yang disusun atau dipersiapkan sebelumnya serta wawancara dengan
pihak manajemen. Data sekunder diperoleh dari studi literatur yang berhubungan
dengan topik penelitian, berbagai instansi terkait seperti BPS, Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan, Perpustakaan LSI IPB, Perpustakaan MMA IPB, informasi
lainnya dari internet, majalah, tabloid, serta hasil-hasil penelitian terdahulu.
33
4.3 Metode Penarikan Sampel
Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
accidental sampling, dimana pengumpulan data langsung dari unit sample
(konsumen) yang ditemui dan bersedia untuk diwawancarai (Simamora, 2004).
Dalam hal ini, penarikan sampel dilakukan dengan proporsi yang berbeda baik
dari segi hari yang disesuaikan dengan traffic pengunjung maupun jam makan
yang berpengaruh terhadap jenis makanan yang dikonsumsi. Jumlah sampel yang
diambil pada hari ramai pengunjung seperti Sabtu dan Minggu akan lebih banyak
dibandingkan hari-hari biasa. Sedangkan tiap harinya akan dibagi dalam 3
kelompok waktu makan, yaitu makan pagi, makan siang dan makan malam.
Pada penelitian ini sampel yang diambil ialah sebanyak 80 responden.
Besarnya jumlah sampel yang diambil telah memenuhi syarat minimum analisis
faktor.
Jumlah pengunjung rata-rata per minggu Restoran Vegetarian “Karunia
Baru” adalah sebanyak 45 orang dimana distribusi jumlah responden tiap
minggunya adalah sebanyak 45 persen dari jumlah pengunjung rata-rata per
minggu restoran tersebut. Jumlah pengunjung terbanyak tiap minggunya ialah
pada hari Sabtu dan Minggu dengan total persentase rata-rata pada kedua hari
tersebut sebesar 40 persen. Persentase rata-rata jumlah pengunjung pada hari
Kamis dan Jumat ialah sebesar 30 persen dan sisanya pada hari Senin sampai
dengan Rabu hanya 30 persen, karena pada ketiga hari ini memang menunjukkan
kecenderungan sedikitnya pengunjung yang datang untuk makan di Restoran
Vegetarian “Karunia Baru” khususnya pada jam makan pagi.
34
Berdasarkan persentase tersebut, maka dapat ditentukan distribusi jumlah
responden per harinya selama penelitian. Distribusi jumlah responden dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Hari (Senin Sampai Dengan Minggu) dan Waktu Makan (Pagi, Siang, Malam) Selama Bulan April 2008
Minggu Ke- I II III IV V Waktu Makan
Hari
P S M P S M P S M P S M P S M TOTAL
Senin 1 1 1 1 1 1 1 7
Selasa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
Rabu 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
Kamis 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
Jumat 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
Sabtu 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 16
Minggu 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 16
TOTAL 3 6 8 4 7 9 4 7 9 4 7 9 3 80 Keterangan: P=Pagi; S=Siang; M=Malam
4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Alat analisis yang digunakan untuk mengolah data dalam penelitian ini
adalah Analisis Deskriptif, Analisis Faktor serta Analisis Tingkat Kepentingan
dan Kinerja (Importance Performance Analysis).
4.4.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan dalam penggambaran
data karakteristik konsumen (umur, jenis kelamin, status, pendidikan terakhir,
pekerjaan, penerimaan/uang saku rata-rata per bulan serta pengeluaran rata-rata
per bulan untuk makanan). Selain itu proses keputusan pembelian (pengenalan
kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan evaluasi
35
pembelian) yang dikumpulkan melalui kuesioner juga dianalisis dengan
menggunakan analisis deskriptif.
Analisis deskriptif dipilih karena dinilai mampu mendeskripsikan dan
menggambarkan karakteristik konsumen serta proses keputusan pembelian yang
berlangsung dalam penelitian. Hasil jawaban kuisioner yang dinilai sama akan
diklasifikasikan serta dihitung persentasenya. Karakteristik konsumen dan
perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian dapat dilihat dari jawaban-
jawaban yang paling dominan.
4.4.2 Analisis Faktor
Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah Analisis Faktor.
Analisis faktor digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang dipertimbangkan
atau mempengaruhi proses keputusan konsumen dalam mengunjungi dan
mengkonsumsi produk-produk yang ada di Restoran Vegetarian “Karunia Baru”.
Selain itu analisis ini memiliki kelebihan dalam menjelaskan hubungan antar
variabel yang diduga mempengaruhi keputusan konsumen sehingga pihak
manajemen dapat menetapkan skala prioritas dalam kebijakannya.
Variabel yang diduga mempengaruhi konsumen dalam proses keputusan
mengunjungi Restoran Vegetarian “Karunia Baru” ialah berjumlah 16 variabel
independen dimana mengacu pada Engel, Blackwell dan Miniard (1994)
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian yakni faktor
pengaruh lingkungan serta perbedaan individu yang diduga mempengaruhi
konsumen dalam proses keputusan pembelian di Restoran Vegetarian “Karunia
Baru”.
36
Variabel-variabel yang digunakan tersebut adalah:
X1= Citarasa makanan dan minuman
X2= Variasi menu
X3= Harga makanan
X4= Porsi makanan
X5= Lokasi
X6= Kecepatan penyajian
X7= Keramahan pelayanan
X8= Pengaruh orang lain (teman atau keluarga)
X9= Promosi penjualan
X10= Kenyamanan tempat (layout dan dekorasi ruangan)
X11= Kebersihan
X12= Pendapatan
X13= Waktu kunjungan
X14= Kebiasaan makan sebagai vegetarian
X15= Alasan kesehatan
X16= Gaya hidup atau trend masa kini
Tahap awal yang harus dilakukan dalam analisis faktor adalah menguji
kelayakan variabel-variabel tersebut untuk analisis lebih lanjut dengan
menggunakan alat pengujian Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy
(KMO-MSA). Jika nilai KMO-MSA lebih besar dari 0.5 maka proses analisis
dapat dilanjutkan.
Tahap selanjutnya adalah melihat besaran variabel MSA sebagai indikator
untuk menentukan variabel-variabel mana saja yang layak untuk dibuat analisis
37
faktornya. Nilai MSA dapat dilihat dalam tabel Anti Image Matrixs yaitu angka-
angka yang diberi tanda ‘a’ yang membentuk garis diagonal. Suatu variabel layak
dianalisis jika nilai MSA-nya lebih besar dari 0.5, sedangkan untuk variabel
dengan nilai MSA kurang dari 0.5 akan dikeluarkan atau dihilangkan. Jika masih
terdapat variabel dengan nilai MSA kurang dari 0.5 maka analisis diulang
kembali. Jika sudah tidak ada lagi nilai MSA kurang dari 0.5 maka prosedur dapat
dilanjutkan dengan analisis faktor.
Melalui analisis faktor akan diperoleh nilai communalities. Nilai
communalities menunjukkan seberapa besar faktor yang terbentuk dapat
menerangkan varian (ragam) suatu variabel. Jika nilai communalities semakin
tinggi, maka suatu variabel semakin erat hubungannya dengan faktor yang
terbentuk dan semakin besar pula keragaman variabel tersebut yang dapat
dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
Langkah selanjutnya ialah melakukan ekstraksi (extraction). Ekstraksi
merupakan metode yang digunakan dalam analisis faktor untuk mereduksi data
dari beberapa variabel menjadi beberapa faktor yang lebih sedikit. Metode yang
paling sering digunakan dalam ekstraksi adalah analisis komponen utama. Dalam
metode ini dapat dipertahankan semua faktor yang mempunyai nilai eigenvalue
melebihi suatu nilai tertentu atau mempertahankan sejumlah tertentu faktor.
Dalam metode ini akan ditemukan juga nilai loading yang dihasilkan oleh masing-
masing variabel pada tabel component matrixa.
Apabila dengan menggunakan metode ekstraksi masih belum dapat
diperoleh komponen faktor yang jelas, maka dilakukan rotasi (rotation). Metode
ini digunakan dalam analisis faktor untuk mereduksi data dari beberapa variabel
38
menjadi beberapa faktor yang lebih sedikit. Metode rotasi yang digunakan ialah
metode varimax yaitu metode rotasi orthogonal untuk meminimalisasi jumlah
variabel yang mempunyai loading tinggi pada tiap faktor sehingga interpretasi
faktor menjadi lebih sederhana. Berdasarkan hasil metode varimax maka akan
diperoleh tabel Rotated Component Matrixa. Setiap variabel yang terdapat pada
faktor yang terbentuk harus memenuhi ketentuan cut off point yaitu nilai loading
harus melebihi suatu nilai tertentu.
Tahap terakhir dari analisis faktor adalah memberi identitas pada faktor.
Masing-masing faktor dapat diberi identitas atau nama sesuai dengan karakteristik
variabel yang terbentuk.
4.4.3 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja atau Importance
Performance Analysis (IPA) Analisis tingkat kepentingan dan kinerja (Importance Performance
Analysis) digunakan dalam penelitian ini untuk mengidentifikasi tingkat kinerja
perusahaan berdasarkan apa yang diharapkan oleh konsumen. Variabel yang akan
dianalisis dengan alat analisis ini berbeda dengan variabel dalam analisis faktor
karena variabel-variabel yang digunakan dalam analisis tingkat kepentingan dan
kinerja lebih mengacu pada dimensi kualitas pelayanan jasa.
Dalam penelitian ini terdapat 16 variabel dalam lima dimensi yang akan
dianalisis yaitu:
39
I. Dimensi Tangible:
X1= Display produk
X2= Layout dan dekorasi ruangan
X3= Kenyamanan tempat
X4= Kebersihan
X5= Penampilan pramusaji
X6= Promosi penjualan
II. Dimensi Reliability:
X7= Citarasa makanan dan minuman
X8= Menu yang bervariasi
X9= Harga
III. Dimensi Responsiveness:
X10= Kecepatan penyajian
X11= Kecepatan transaksi
IV. Dimensi Assurance:
X12= Keramahan dan kesopanan pramusaji
X13= Pengetahuan pramusaji tentang produk
X14= Kemudahan transaksi
X15= Respon terhadap keluhan konsumen
V. Dimensi Emphaty:
X16= Lokasi
Analisis tingkat kepentingan dan kinerja dipilih untuk digunakan dalam
pengolahan data penelitian ini dengan pertimbangan kemudahan untuk diterapkan
40
dalam pengukuran atribut dari tingkat kepentingan dan kinerja itu sendiri yang
berguna bagi pengembangan program pemasaran yang efektif.
4.5 Definisi Operasional
1. Konsumen adalah orang yang sedang mengunjungi dan melakukan
pembelian di Restoran Vegetarian “Karunia Baru” untuk
mengkonsumsinya langsung di lokasi atau dibawa pulang pada saat survei
dilakukan.
2. Responden adalah pengunjung Restoran Vegetarian “Karunia Baru” yang
sedang melakukan pembelian di lokasi pembelian yang terpilih serta
bersedia mengisi kuesioner.
3. Pendidikan adalah pendidikan terakhir responden yang dikategorikan atas
tamatan SD, SLTP, SMU, Akademi/Diploma, Sarjana dan Pasca Sarjana.
4. Pendapatan adalah sejumlah uang yang diterima atas pekerjaan yang
dilakukan dan diterima oleh responden per bulan (diukur dalam rupiah).
Bagi responden yang masih berprofesi sebagai pelajar maka dalam hal ini
pendapatan ialah jumlah uang saku yang diterima per bulan.
5. Keluarga adalah orang-orang yang hidup dalam satu atap dan dapur yang
sama.
6. Citarasa makanan dan minuman adalah rasa makanan dan minuman
yang tetap mempertahankan rasa asli produk. Restoran ini menggunakan
bahan-bahan berupa sayuran sebagai penambah rasa pada setiap menu
makanan serta bahan asli tanpa campuran pada minuman sehingga rasa
aslinya tetap terjaga, misalnya pada juice buah ataupun teh.
41
7. Menu yang bervariasi adalah keragaman menu yang ditawarkan Restoran
Vegetarian “Karunia Baru” yang terdiri dari berbagai makanan utama
berupa hot plate, steak, sup serta beraneka ragam makanan yang terbuat
dari sayur-sayuran. Sedangkan untuk menu minuman antara lain seperti
teh, juice, gingseng, lidah buaya, chinese tea, flower tea serta minuman
kesehatan lainnya.
8. Harga adalah sejumlah uang yang dikeluarkan oleh konsumen untuk
membeli dan mengkonsumsi produk Restoran Vegetarian “Karunia Baru”.
Harga menu restoran ini sangat bervariasi dengan kisaran antara Rp.
10.000 sampai dengan Rp. 50.000 untuk rata-rata porsi per orang.
9. Porsi makanan adalah banyaknya jumlah makanan dalam satu porsi
piring yang disajikan.
10. Lokasi adalah tempat dimana Restoran Vegetarian “Karunia Baru” berada
dan merupakan tempat yang dituju untuk membeli produk. Restoran ini
bertempat di Jl. Raya Pajajaran No. 50, Bogor.
11. Kecepatan penyajian produk adalah berapa lama waktu yang dibutuhkan
dalam penyajian produk yang sesuai dengan pesanan sampai berada di
tangan konsumen.
12. Keramahan dan kesopanan pramusaji adalah cara bertutur dan bersikap
para pramusaji.
13. Budaya adalah sikap, gagasan dan simbol yang diterima oleh sekelompok
masyarakat yang homogen serta diturunkan pada generasi berikutnya.
Faktor ini diukur dengan melihat pengaruh budaya terhadap perilaku
pembelian.
42
14. Promosi penjualan adalah informasi dan program penjualan yang
diberikan oleh pihak manajemen Restoran Vegetarian “Karunia Baru”
melalui iklan, potongan harga maupun jenis promosi lainnya.
15. Layout dan dekorasi ruangan adalah tata letak meja dan kursi yang
posisinya tidak terlalu berdekatan dan tidak mengganggu traffic ruangan
serta atribut pendukung estetika interior ruangan. Restoran ini bergaya
oriental klasik.
16. Kebersihan adalah kebersihan peralatan makan dan minum serta dalam
dan luar ruangan.
17. Waktu kunjungan adalah waktu yang biasanya disediakan oleh
responden untuk melakukan pembelian. Faktor ini diukur dengan melihat
pengaruh waktu kunjungan terhadap perilaku pembelian.
18. Gaya hidup adalah pola dimana seorang responden menghabiskan uang,
waktu dan perhatian yang dimiliki.
19. Display produk adalah tata letak produk yang ditawarkan oleh Restoran
Vegetarian “Karunia Baru”.
20. Penampilan pramusaji adalah cara berpakaian pramusaji yang bersih dan
rapi. Restoran ini memberikan seragam khusus yang sama dan harus
digunakan oleh seluruh pramusajinya.
21. Kecepatan transaksi adalah kecepatan serta kecekatan kasir dalam
melayani pembayaran konsumen.
22. Pengetahuan pramusaji tentang produk adalah wawasan yang dimiliki
oleh pramusaji mengenai produk yang dijual, bagaimana perbedaan antara
43
satu produk dengan produk yang lain dan komponen utama dari produk
yang bersangkutan.
23. Respon terhadap keluhan konsumen adalah sikap pihak Restoran
Vegetarian “Karunia Baru” dalam menindaklanjuti keluhan-keluhan yang
disampaikan oleh konsumen. Bentuk nyata yang dilakukan saat ini ialah
komunikasi langsung di tempat maupun tidak langsung melalui telepon.
24. Vegetarian berasal dari bahasa latin vegetus yang berarti sehat, kuat dan
bergairah. Secara umum vegetarian terdiri dari tiga macam, yaitu:
a. Vegan: orang yang hanya mengkonsumsi tumbuh-tumbuhan, yaitu
biji-bijian (atau padi-padian), kacang-kacangan, sayur-sayuran
termasuk rumput laut dan buah-buahan.
b. Lacto: orang yang selain mengkonsumsi tumbuh-tumbuhan juga
mengkonsumsi susu.
c. Lacto Ovo: orang yang selain mengkonsumsi tumbuh-tumbuhan
juga mengkonsumsi susu dan telur.
44
V. KARAKTERISTIK, PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN PENILAIAN KONSUMEN RESTORAN VEGETARIAN
”KARUNIA BARU”
5.1 Karakteristik Konsumen Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”
Jumlah responden yang diambil adalah sebanyak 80 orang dan dipilih
dengan metode accidental sampling, dimana pengumpulan data langsung dari unit
sample (konsumen) yang ditemui dan bersedia untuk diwawancarai. Karakteristik
konsumen Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” dapat dilihat pada Tabel 2.
Responden Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” rata-rata berusia 26-35 tahun
dengan persentase sebesar 40 persen. Persentase umur sebesar itu harus menjadi
pertimbangan pihak manajemen dalam membangun konsep yang sesuai sehingga
dapat tepat sasaran. Sebagian besar konsumen Restoran Vegetarian ”Karunia
Baru” didominasi oleh perempuan dengan persentase sebesar 51.25 persen
sedangkan sisanya sebesar 48.75 persen adalah laki-laki. Namun demikian,
perbedaan tersebut tidak terlalu signifikan sehingga dapat dikatakan bahwa
makanan yang ada di Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” disenangi baik oleh
laki-laki maupun perempuan. Responden Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”
yang berstatus telah menikah adalah sebanyak 48 orang dengan persentase sebesar
60 persen sedangkan 40 persen lainnya belum menikah.
Karakteristik lain yang perlu diketahui adalah dari sisi tingkat pendidikan
responden. Responden dengan pendidikan terakhir sarjana/S1 mendominasi
dengan persentase sebesar 48.75 persen. Sebagian besar responden bekerja
sebagai pegawai swasta dengan persentase sebesar 38.75 persen. Sejumlah besar
responden lain bekerja sebagai wiraswasta dengan persentase sebesar 20 persen.
45
Tabel 2. Karakteristik Konsumen Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”
Karakteristik Jumlah (orang)
Persentase (%)
I. Umur • < 15 tahun 1 1.25
• 15-25 tahun 17 21.25
• 26-35 tahun 32 40.00 • 36-45 tahun 17 21.25
• 46-55 tahun 8 10.00
• > 55 tahun 5 6.25
II. Jenis kelamin • Laki-laki 39 48.75
• Perempuan 41 51.25 III. Status
• Menikah 48 60.00 • Belum Menikah 32 40.00
IV. Pendidikan terakhir • SD 1 1.25
• SLTP 1 1.25
• SMU 23 28.75
• Akademi/Diploma 13 16.25
• Sarjana/S1 39 48.75 • Pasca Sarjana 3 3.75
V. Pekerjaan • Mahasiswa/Pelajar 8 10.00
• Wiraswasta 16 20.00
• Pegawai Swasta 31 38.75 • Pegawai Negeri Sipil/ABRI 11 13.75
• Ibu Rumah Tangga 10 12.50
• Tidak/Belum Bekerja 4 5.00
VI. Penerimaan/uang saku rata-rata per bulan • < Rp. 1.000.000 8 10.00
• Rp. 1.000.000 – Rp. 2.500.000 39 48.75 • Rp. 2.500.001-Rp 5.000.000 25 31.25
• Rp. 5.000.001 – Rp. 7.500.000 6 7.50
• Rp. 7.500.001 – Rp. 10.000.000 1 1.25
• > Rp. 10.000.000 1 1.25
VII. Pengeluaran rata-rata per bulan untuk makanan • < Rp. 50.000 0 0.00
• Rp. 50.000-Rp 100.000 2 2.50
• Rp. 100.001 – Rp. 200.000 4 5.00
• Rp. 200.001 – Rp. 300.000 18 22.50
• Rp. 300.001 – Rp. 400.000 38 47.50 • > Rp. 400.000 18 22.50
VIII. Pengeluaran rata-rata per bulan untuk mengkonsumsi makanan di Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”
• < Rp. 50.000 2 2.50
• Rp. 50.000-Rp 100.000 16 20.00
• Rp. 100.001 – Rp. 200.000 33 41.25 • Rp. 200.001 – Rp. 300.000 22 27.50
• Rp. 300.001 – Rp. 400.000 5 6.25
• > Rp. 400.000 2 2.50
46
Penerimaan ataupun uang saku yang diperoleh per bulan akan menentukan
kemampuan keuangan konsumen, salah satunya yaitu pengeluaran untuk
mengkonsumsi makanan. Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuesioner,
dapat dilihat gambaran mengenai penerimaan per bulan responden dimana
sebanyak 48.75 persen responden memiliki pendapatan antara Rp. 1.000.000
sampai dengan Rp. 2.500.000. Persentase cukup tinggi juga terlihat pada
responden yang memiliki penerimaan rata-rata per bulan antara Rp. 2.500.001
sampai dengan Rp. 5.000.000 dengan persentase sebesar 31.25 persen.
Selain penerimaan ataupun uang saku rata-rata per bulan, juga diperoleh
data melalui kuesioner mengenai seberapa besar pengeluaran rata-rata responden
per bulan untuk makanan. Sebanyak 47.50 persen responden mengalokasikan
penerimaannya per bulan untuk makanan secara keseluruhan antara Rp. 300.001
sampai dengan Rp. 400.000 sedangkan 22.50 persen responden lainnya
mengeluarkan uang untuk makanan sebanyak Rp. 200.001 sampai dengan Rp.
300.000 dan lebih dari Rp. 400.000 per bulannya. Selain itu juga dapat dilihat
mengenai seberapa besar pengeluaran rata-rata responden untuk mengkonsumsi
makanan di Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”. Sebanyak 33 orang responden
dengan persentase sebesar 41.25 persen mengaku bahwa mereka mengeluarkan
uang rata-rata per bulannya antara Rp. 100.001 sampai dengan Rp. 200.000 untuk
mengkonsumsi makanan di Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”. Sebanyak 27.50
persen responden lainnya mengeluarkan uang antara Rp. 200.001 sampai dengan
Rp. 300.000 per bulannya.
47
5.2 Proses Keputusan Pembelian Konsumen Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”
Proses pengambilan keputusan seseorang untuk mengkonsumsi suatu
produk ataupun jasa dipengaruhi oleh karakteristik serta latar belakang yang
berbeda-beda. Hasil analisis mengenai proses pengambilan keputusan pembelian
oleh 80 responden pada Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” dapat dilihat pada
beberapa tabel berikut. Proses pengambilan keputusan diawali dengan tahap
pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan
evaluasi pembelian.
5.2.1 Pengenalan Kebutuhan
Proses pengambilan keputusan pembelian oleh seorang konsumen selalu
diawali dengan pengenalan kebutuhan, dimana konsumen mengenali adanya
kebutuhan yang pada akhirnya mendorong mereka untuk mengkonsumsi suatu
produk atau jasa.
Pada Tabel 3 terlihat tahap pengenalan kebutuhan dari proses keputusan
pembelian konsumen Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”. Sebanyak 25 persen
responden menjawab bahwa alasan mereka makan menu vegetarian di Restoran
Vegetarian ”Karunia Baru” karena kebiasaan makan sebagai vegetarian. Hal ini
tentunya sesuai dengan produk yang ditawarkan oleh Restoran Vegetarian
”Karunia Baru” yaitu makanan yang dibuat dengan komposisi menu vegetarian
yang mengakomodasi kebutuhan orang-orang vegetarian di Bogor.
48
Tabel 3. Tahap Pengenalan Kebutuhan Konsumen Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”
Tahap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Jumlah (orang)
Persentase (%)
Pengenalan Kebutuhan 1. Alasan makan di Restoran ”Karunia Baru”:
• Rasa lapar 31 14.09
• Sekedar ingin mencoba 23 10.45
• Harga yang terjangkau 8 3.63
• Alasan kesehatan 46 20.90
• Menikmati suasana yang ditawarkan 14 6.36
• Rasa yang khas 40 18.18
• Kebiasaan makan sebagai vegetarian 55 25.00 • Gaya hidup atau trend 3 1.36
2. Manfaat yang dicari di Restoran ”Karunia Baru”: • Rasa enak 39 23.49
• Sebagai simbol status sosial 7 4.21
• Sebagai tempat melepas rasa lapar 45 27.10
• Sebagai makan selingan 13 7.83
• Kesehatan 62 37.34 3. Yang dirasakan jika tidak makan di Restoran ”Karunia Baru”:
• Merasa ada yang kurang 36 45.00
• Biasa saja 44 55.00
Kesehatan merupakan manfaat utama yang dicari responden dengan
persentase sebesar 37.34 persen. Hal ini merupakan hasil baik bagi Restoran
Vegetarian ”Karunia Baru” terkait dengan salah satu upaya yang dicanangkan
restoran ini agar semakin banyaknya orang yang peduli akan makanan yang sehat
sehingga pada akhirnya kepercayaan terhadap makanan vegetarian merupakan
solusi utama yang tentunya mampu dipenuhi oleh restoran ini.
Sebagian besar responden menjawab biasa saja jika mereka tidak makan di
Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” dengan persentase sebesar 55 persen. Hal ini
perlu mendapat perhatian bagi pihak manajemen karena dapat menjadi salah satu
alasan timbulnya ketidaktertarikan konsumen untuk makan di Restoran
Vegetarian ”Karunia Baru” yang mungkin disebabkan oleh faktor-faktor non
49
teknis yang belum mampu membuat restoran ini menjadi tujuan utama dalam
memenuhi kebutuhan konsumen akan makanan.
5.2.2 Pencarian Informasi
Pencarian informasi merupakan tahap selanjutnya dari proses keputusan
pembelian setelah konsumen mengetahui apa yang menjadi kebutuhan mereka.
Dalam tahap ini konsumen terlibat dalam pencarian informasi dalam rangka
pemenuhan kebutuhan secara potensial. Sumber informasi dapat berasal dari
lingkungan internal yang meliputi ingatan dan pengetahuan pribadi ataupun
lingkungan eksternal berupa pengumpulan informasi dari keluarga, teman serta
media publik. Tabel 4 menunjukkan tahap pencarian informasi konsumen
Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” Bogor.
Tabel 4. Tahap Pencarian Informasi Konsumen Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”
Tahap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Jumlah (orang)
Persentase (%)
Pencarian Informasi 1. Sumber informasi mengenai Restoran ”Karunia Baru”: • Teman 21 26.25
• Keluarga/Saudara 31 38.75 • Penjual atau Pelayan 2 2.50
• Koran/Majalah/Brosur 6 7.50
• Sendiri 20 25.00
2. Fokus perhatian utama ketika makan di Restoran ”Karunia Baru”:
• Harga 2 2.50
• Rasa 43 53.75 • Kualitas 11 13.75
• Penjual atau Pelayan 1 1.25
• Kebersihan makanan, peralatan dan lingkungan 16 20.00
• Kemudahan memperoleh 4 5.00
• Praktis/cepat saji 3 3.75
Pada Tabel 4 dapat dilihat beragamnya sumber informasi yang diperoleh
konsumen dalam proses keputusan pembelian di Restoran Vegetarian ”Karunia
Baru”. Sebagian besar konsumen cenderung mengetahui Restoran Vegetarian
”Karunia Baru” dari keluarga atau saudara dengan persentase sebesar 38.75
50
persen. Hasil ini telah sesuai dengan salah satu konsep yang diusung oleh restoran
ini dimana pasar yang dibidik adalah keluarga. Namun perlu diperhatikan juga
bahwasanya disini dapat dilihat begitu kecilnya peran media cetak sebagai sumber
informasi dengan persentase hanya sebesar 7.5 persen. Pihak manajemen
seharusnya dapat memaksimalkan media ini karena tentunya memiliki akses yang
sangat luas untuk menjangkau berbagai daerah yang dinilai potensial
mendatangkan banyak konsumen baru.
Fokus perhatian utama konsumen juga berpengaruh besar dalam proses
keputusan pembelian. Perhatian yang baik dalam kualitas pelayanan serta
penyajian produk dapat mempengaruhi dan menambah keyakinan seseorang
dalam membeli makanan. Persentase terbesar yang menjadi fokus perhatian utama
konsumen ketika makan di Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” adalah rasa yaitu
sebesar 53.75 persen. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa dalam setiap pemenuhan
kebutuhannya akan makanan, tentunya konsumen mengutamakan faktor rasa
karena akan sangat mempengaruhi selera makan mereka. Pihak restoran harus
mampu menciptakan rasa yang enak dan khas bagi konsumen dan tentunya yang
paling penting ialah faktor konsistensi akan rasa tersebut sehingga konsumen
yakin akan kualitas rasa makanan yang terjaga kapanpun mereka akan
mengkonsumsi makanan di Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”.
5.2.3 Evaluasi Alternatif
Pada tahap ini konsumen menggunakan informasi yang telah diperoleh
untuk mengevaluasi beberapa alternatif pilihan. Hal ini tergantung pada setiap
individu serta situasi membeli yang spesifik. Konsumen memiliki banyak
51
alternatif restoran yang dapat dikunjungi, namun pada saat seorang konsumen
datang mengunjungi Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”, maka saat itu pula ia
telah memutuskan pilihannya dari beberapa alternatif yang dibuat.
Tabel 5 menunjukkan bahwa sebanyak 40.99 persen responden memilih
mengunjungi Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” karena pertimbangan rasa
makanan yang baik yaitu enak dan terjamin. Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”
harus mampu memenuhi harapan konsumen dengan mempertahankan konsistensi
akan rasa makanan yang enak dan terjamin serta menjamin konsumen bahwa
faktor rasa merupakan salah satu keunggulan restoran ini dibandingkan restoran-
restoran lain di Bogor. Hal ini jelas secara berkesinambungan akan mampu
memenuhi ekspektasi konsumen serta memperkuat pertimbangan dalam
memutuskan bahwa Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” sebagai tujuan utama
mereka.
Tabel 5. Tahap Evaluasi Alternatif Konsumen Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”
Tahap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Jumlah (orang)
Persentase (%)
Evaluasi Alternatif 1. Pertimbangan ketika mengunjungi Restoran ”Karunia Baru”:
• Harga 31 19.25
• Rasa makanan baik (enak dan terjamin) 66 40.99 • Dekat tempat tinggal/sekolah/kampus/kantor 22 13.66
• Pelayanan memuaskan 27 16.77
• Nyaman dan praktis 15 9.31
2. Variabel yang menunjukkan kualitas dari Restoran ”Karunia Baru”: • Harga 21 12.57
• Rasa 63 37.72 • Tempat 28 16.76
• Pelayanan 26 15.56
• Kebersihan makanan/peralatan makan 29 17.36
Variabel rasa merupakan faktor yang menunjukkan kualitas Restoran
Vegetarian ”Karunia Baru” bagi responden sesuai dengan hasil kuesioner yang
menunjukkan persentase sebesar 37.72 persen. Restoran Vegetarian ”Karunia
52
Baru” boleh puas dan bangga dengan hasil ini karena telah tercipta kesesuaian
antara fokus perhatian utama konsumen dalam mengunjungi restoran yaitu faktor
rasa dengan kualitas dari restoran ini yang menurut konsumen juga merupakan
faktor rasa. Pihak manajemen harus mampu mempertahankan bahkan
meningkatkan faktor ini dengan selalu fokus pada pengawasan kualitas makanan
serta penyediaan SDM yang handal dalam meracik rasa yang unik dan khas.
Selain faktor rasa, sejumlah besar responden lainnya menyatakan bahwa
kebersihan makanan dan peralatannya merupakan faktor yang juga menunjukkan
kualitas dengan persentase sebesar 17.36 persen. Kualitas akan faktor ini akan
meningkatkan kepercayaan konsumen dalam sisi higienis dari penyajian makanan
dan semakin meyakinkan bahwa makanan vegetarian yang menyehatkan di
restoran ini bukan hanya dilihat dari bahan-bahan makanannya saja tetapi juga
elemen lain berupa kebersihan makanan serta peralatan pendukungnya.
5.2.4 Proses Pembelian
Keterbatasan waktu dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan
pembelian karena pekerjaan serta rutinitas yang dilakukannya sehingga
menyebabkan mereka menyediakan waktu khusus untuk melakukan pembelian.
Pada Tabel 6 terlihat bahwa sebanyak 61.25 persen konsumen lebih memilih hari
libur untuk berkunjung dan makan di Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” karena
pada hari tersebut mereka dapat melakukannya bersama dengan keluarga. Namun
demikian pada hari kerja juga cukup banyak konsumen yang berkunjung dengan
persentase sebesar 38.75 persen. Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” harus jeli
dalam membuat program tertentu pada hari-hari libur ini yang memang ramai
53
pengunjung. Program promosi serta event menarik yang berkaitan dengan konsep
vegetarian dapat menjadi salah satu pilihan.
Tabel 6. Tahap Proses Pembelian Konsumen Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”
Tahap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Jumlah (orang)
Persentase (%)
Proses Pembelian 1. Hari kunjungan ke Restoran ”Karunia Baru”:
• Hari Kerja 31 38.75
• Hari Libur 49 61.25 2. Jam makan berkunjung ke Restoran ”Karunia Baru”:
• Makan pagi (sarapan) 6 7.50
• Makan siang 30 37.50
• Makan malam 44 55.00 3. Frekuensi kunjungan untuk makan di Restoran ”Karunia Baru”:
• 1 kali per hari 0 0.00
• 1 kali per minggu 21 26.25
• 2 kali per minggu 12 15.00
• 3 kali per minggu 7 8.75
• 4 kali per minggu 2 2.50
• 1 kali per bulan 27 33.75 • 2 kali per bulan 8 10.00
• 3 kali per bulan 3 3.75
4. Media yang paling berpengaruh dalam memutuskan untuk
makan di Restoran ”Karunia Baru”:
• Keluarga/Saudara 47 58.75 • Teman/Pacar 22 27.50
• Penjual atau Pelayan 2 2.50
• Koran/Majalah/Brosur 9 11.25
• Radio/TV 0 0.00
5. Cara media mempengaruhi konsumen untuk berkunjung
dan makan di Restoran ”Karunia Baru”:
• Memberitahukan bahwa sering berlangsungnya promosi harga spesial 17 21.25
• Memberitahukan bahwa menu yang disajikan berbeda dengan restoran
lain 42 52.50
• Memberitahukan bahwa suasana serta fasilitas yang ditawarkan sangat
memadai 17 21.25
• Memberitahukan bahwa banyak event mengenai vegetarian yang
sering berlangsung 4 5.00
6. Bentuk promosi yang sedang berlangsung dan paling
membuat tertarik konsumen sehingga memutuskan
makan di Restoran ”Karunia Baru”:
• Potongan harga 38 47.50 • Penambahan porsi 5 6.25
• Hadiah langsung 0 0.00
• Keragaman menu 37 46.25
7. Bentuk promosi yang paling diinginkan konsumen sering
berlangsung di Restoran ”Karunia Baru”:
• Potongan harga 46 57.50 • Penambahan porsi 15 18.75
• Hadiah langsung 8 10.00
• Keragaman menu 11 13.75
54
Selain hari kunjungan, dapat juga dilihat mengenai jam makan yang paling
sering digunakan konsumen untuk mengunjungi Restoran Vegetarian ”Karunia
Baru”. Sebanyak 55 persen konsumen paling sering berkunjung pada saat jam
makan malam. Hal ini disebabkan karena pada jam ini sebuah keluarga biasanya
berkumpul bersama. Namun demikian banyak juga konsumen yang datang pada
saat makan siang (37.50 persen) yaitu sewaktu mereka beristirahat untuk makan
siang di sela-sela pekerjaan atau rutinitas mereka. Kecenderungan akan sedikitnya
konsumen yang berkunjung saat makan pagi (sarapan) lebih disebabkan faktor
porsi makanan yang disediakan di restoran ini terlalu ’berat’ dalam artian lebih
sesuai disajikan untuk makan siang atau malam. Hal ini harus mampu disikapi
pihak manajemen dengan menciptakan menu baru yang sesuai jenis dan porsinya
untuk makan pagi atau sarapan.
Pada Tabel 6 terlihat frekuensi kunjungan konsumen untuk makan di
Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” dimana sebanyak 33.75 persen menjawab
bahwa mereka rata-rata makan sebanyak satu kali per bulan. Sedangkan sejumlah
besar lainnya yaitu sebanyak 26.25 persen berkunjung satu kali per minggu.
Intensitas kunjungan konsumen ini lebih dipengaruhi faktor suasana baru yang
diinginkan konsumen dalam mengkonsumsi makanan vegetarian baik bersama
keluarga, teman ataupun seorang diri. Selain itu juga terkait dengan kebutuhan
akan komposisi menu yang lebih lengkap dibandingkan yang biasanya mereka
buat dan konsumsi sendiri di rumah. Pihak manajemen perlu meningkatkan mutu
pelayanan mereka serta menciptakan kenyamanan bagi konsumen yang bukan
tidak mungkin akan mempengaruhi mereka untuk terus berkunjung.
55
Sikap konsumtif seseorang dapat dipengaruhi oleh lingkungan yang
diperoleh serta dirasakan pada saat bersosialisasi. Konsumen Restoran Vegetarian
”Karunia Baru” sebagian besar menjawab bahwa media keluarga atau saudara
paling berpengaruh dalam memutuskan kunjungan mereka untuk makan dengan
persentase sebesar 58.75 persen. Keluarga atau saudara merupakan media yang
paling dipercaya konsumen dalam memilih dan memutuskan kunjungan ke sebuah
restoran. Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” sebagai restoran dengan konsep
yang ditujukan bagi keluarga telah terbukti mampu menanamkan citra yang baik
bagi konsumen terbesarnya yaitu keluarga untuk secara tidak langsung
mempromosikan restoran ini kepada keluarga ataupun saudara mereka yang lain.
Jelas ini merupakan keuntungan mereka pada saat kurang maksimalnya media
cetak dalam usaha promosi yang hanya sebesar 11.25 persen.
Tabel 6 juga menunjukkan bagaimana media mempengaruhi konsumen
dalam menyarankan kunjungan ke Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”.
Sebanyak 52.50 persen responden menjawab bahwa media mempengaruhi
konsumen dengan memberitahukan bahwa menu yang disajikan berbeda dengan
restoran lain. Hal ini telah sesuai dengan elemen utama mereka dalam pemasaran.
Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” mencoba meyakinkan konsumen dalam
berbagai media bahwa menu yang mereka sajikan khususnya bagi para vegetarian
sangat berbeda dengan restoran lain di Bogor. Hal ini ternyata memang dirasakan
langsung oleh konsumen yang telah berkunjung sebagai media utama yang tidak
ragu-ragu meyakinkan keluarga ataupun teman mereka mengenai keunggulan
restoran ini dalam hal menu yang bervariasi. Meskipun dalam persentase yang
tidak terlalu besar (21.25 persen), cara media dalam mempengaruhi konsumen
56
juga terlihat dalam bentuk memberitahukan bahwa sering berlangsungnya
promosi harga spesial serta memadainya suasana dan fasilitas yang ditawarkan.
Promosi memegang peranan penting dalam pemasaran suatu produk.
Promosi penjualan adalah salah satu variabel yang dapat mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”. Bentuk
promosi penjualan yang sedang berlangsung dan paling banyak membuat
konsumen tertarik sehingga memutuskan untuk makan di Restoran Vegetarian
”Karunia Baru” adalah potongan harga dengan persentase sebesar 47.50 persen.
Seorang konsumen tentunya juga mengutamakan harga dalam
memutuskan kunjungannya ke sebuah restoran. Mereka terkadang
membandingkan restoran sejenis dengan kualitas yang sebanding tetapi
dikarenakan harga yang lebih murah akhirnya berpaling pada restoran tersebut.
Hal inilah yang sering dilakukan oleh Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” dalam
rangka memperluas pangsa pasarnya dengan membuat program promosi berupa
potongan harga. Potongan harga ternyata bukan unsur utama yang mutlak
membuat tertarik konsumen untuk memutuskan di Restoran Vegetarian ”Karunia
Baru”. Keragaman menu menjadi faktor lain yang cukup berpengaruh dengan
persentase sebesar 46.25 persen. Hal ini berkaitan dengan variasi makanan yang
diinginkan konsumen untuk menghindari kebosanan dalam mengkonsumsi
makanan vegetarian sehingga program kesehatan mereka dapat terjaga dan
berlangsung secara konsisten.
Bentuk promosi penjualan yang dilakukan oleh Restoran Vegetarian
”Karunia Baru” belum dapat disimpulkan sebagai promosi yang memang sangat
diinginkan konsumen. Hal ini tentunya harus dapat diperhatikan oleh pihak
57
manajemen sehingga tercipta kesesuaian antara apa yang sebenarnya diinginkan
oleh konsumen dan seperti apa bentuk pemenuhan kebutuhan konsumen tersebut
dapat dilakukan pihak manajemen. Pada Tabel 6 terlihat bahwa sebanyak 57.50
persen responden menginginkan bentuk promosi penjualan yang sering
berlangsung berupa potongan harga. Berarti disini jelas dapat disimpulkan bahwa
ternyata program promosi yang sering diadakan oleh Restoran Vegetarian
”Karunia Baru” memang merupakan promosi yang paling diinginkan oleh
konsumen sering berlangsung.
5.2.5 Evaluasi Pasca Pembelian
Proses keputusan pembelian tidak berhenti begitu saja pada saat konsumen
telah melakukan pembelian. Konsumen akan melakukan tindakan lebih lanjut
berupa evaluasi terhadap kinerja yang telah dilakukan oleh penyedia produk atau
jasa. Perlu dilakukan suatu pengujian mengenai puas atau tidaknya konsumen
terhadap produk yang dijual.
Evaluasi lebih lanjut dilakukan dalam bentuk perbandingan kinerja produk
atau jasa berdasarkan harapan konsumen. Hasil yang diperoleh adalah kepuasan
atau ketidakpuasan. Sebagian besar konsumen menyatakan bahwa mereka merasa
puas pada saat kunjungan terakhir. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 7 dimana
sebanyak 66 orang responden dengan persentase sebesar 82.50 persen merasa
puas sedangkan yang merasa tidak puas hanya sebanyak lima persen responden.
Dengan demikian, Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” dapat dikatakan telah
mampu memenuhi standar kepuasan konsumen dalam berbagai kriteria yang
dimiliki oleh masing-masing konsumen. Pihak manajemen tidak boleh merasa
58
cukup puas dengan hasil ini karena tetap perlu mewaspadai faktor-faktor lain yang
membuat konsumen merasa biasa saja (12.50 persen) bahkan tidak puas dalam
kunjungan mereka. Evaluasi mengenai permasalahan ini perlu diteliti lebih lanjut
agar tidak mengganggu hasil baik yang telah diperoleh. Perlu diketahui bahwa
justru ketidakpuasan konsumen sebagian besar diungkapkan dalam berbagai
media yang dapat merugikan pihak manajemen sehingga pada akhirnya dapat
mengikis kepercayaan orang lain yang mengetahuinya meskipun faktanya tidak
lebih ekstrem dari yang diungkapkan oleh konsumen yang kecewa tersebut. Tabel
7 menunjukkan tahap evaluasi pasca pembelian konsumen Restoran Vegetarian
”Karunia Baru”.
Tabel 7. Tahap Evaluasi Pasca Pembelian Konsumen Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”
Tahap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Jumlah (orang)
Persentase (%)
Evaluasi Pasca Pembelian 1. Tingkat kepuasan pada kunjungan terakhir:
• Puas 66 82.50 • Tidak Puas 4 5.00
• Biasa Saja 10 12.50
2. Tindakan apabila harga rata-rata menu mengalami kenaikan 15%:
• Tetap akan membeli 28 35.00 • Pindah ke restoran lain yang lebih murah 13 16.25
• Mengurangi frekuensi pembelian selanjutnya 26 32.50
• Tidak jadi membeli 13 16.25
3. Tindak lanjut pembelian mengenai apakah akan kembali berkunjung:
• Ya 75 93.75 • Tidak 5 6.25
Pihak manajemen Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” perlu membangun
loyalitas atau kesetiaan konsumen terhadap usaha mereka. Berdasarkan hasil
kuesioner mengenai apa yang akan dilakukan konsumen jika harga rata-rata menu
Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” mengalami kenaikan sebesar 15 persen,
sebanyak 35 persen menjawab bahwa mereka tetap akan melakukan pembelian.
Kepercayaan konsumen pada Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” tergambar
59
jelas pada hasil ini. Melihat kondisi ini, pihak pengelola tentunya harus semakin
berusaha keras untuk mempertahankan kepuasan konsumen. Jika memang harga
harus mengalami kenaikan, maka kualitas pelayanan pun harus meningkat. Jangan
berharap konsumen akan tetap membeli jika kedua hal ini tidak dapat berjalan
seimbang. Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” juga harus waspada karena
ternyata sebagian besar responden lain (32.50 persen) menyatakan akan
mengurangi frekuensi pembelian selanjutnya jika harga mengalami kenaikan
sebesar 15 persen. Pihak pengelola harus jeli melihat peluang untuk meyakinkan
konsumen bahwa meskipun harga meningkat namun keunggulan yang ada di
restoran ini tidak akan diperoleh konsumen tersebut di restoran lain.
Perlu diketahui bahwa konsumen yang puas belum tentu loyal, begitu juga
dengan konsumen yang tidak puas tidak dapat dikatakan bahwa mereka tidak
loyal. Hal ini dapat dilihat pada jawaban responden terhadap pertanyaan mengenai
apakah responden berniat untuk berkunjung kembali setelah kunjungan mereka
yang terakhir. Diperoleh jawaban bahwa sebanyak 93.75 persen responden berniat
untuk berkunjung kembali ke Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”. Dapat
disimpulkan bahwa ternyata Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” telah memiliki
banyak pelanggan yang loyal dan tentunya puas dengan kunjungan mereka
sehingga berniat untuk datang kembali. Namun tetap saja terdapat sebagian kecil
(6.25 persen) yang mengaku enggan untuk kembali berkunjung yang mungkin
dipengaruhi oleh faktor ketidakpuasan terhadap Restoran Vegetarian ”Karunia
Baru”. Sekali lagi perlu ditekankan kepada pihak pengelola untuk dapat
meminimalisasi sedikit hasil yang tidak memuaskan ini sebagai upaya untuk
semakin meningkatkan jumlah konsumen yang loyal.
60
5.3 Analisis Tingkat Kepentingan Konsumen dan Kinerja Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”
Setiap pelaku bisnis yang bergerak di bidang apapun tentunya selalu
berusaha untuk membangun kepuasan pelanggannya. Hal ini tentunya mereka
dukung dengan sistem pelayanan yang berkualitas sehingga pada akhirnya usaha
yang mereka bangun akan membuahkan hasil maksimal di masa yang akan
datang. Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan menghasilkan
kinerja lebih tentunya akan memberikan kepuasan bagi konsumen.
”Karunia Baru” merupakan sebuah bisnis yang menjual produknya dalam
konsep restoran. Seorang konsumen tentunya tidak hanya sekadar menikmati
makanan dan minuman yang tersedia di sebuah restoran, tetapi juga
mengedepankan unsur kenyamanan sehingga kepuasan yang diperoleh semakin
maksimal dan bukan tidak mungkin akan melakukan pembelian secara kontinyu.
Hal ini tentunya juga berlaku untuk konsumen Restoran Vegetarian ”Karunia
Baru” yang akan merasa puas jika dapat menikmati makanan dan minuman
berkualitas dalam suasana restoran yang nyaman. Suasana yang nyaman ini dapat
dibangun melalui desain interior maupun eksterior yang baik serta didukung
dengan teknologi yang memadai sehingga dapat menarik banyak pelanggan dan
menciptakan loyalitas bagi pelanggan yang sudah ada. Kepuasan konsumen juga
dapat tercipta melalui strategi yang inovatif pada produk maupun jasa yang
disediakan.
Setelah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
pembelian di Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”, tujuan selanjutnya dalam
penelitian ini adalah mengidentifikasi tingkat kepuasan konsumen dengan cara
membandingkan tingkat kepentingan konsumen dengan kinerja yang telah
61
dilakukan oleh Restoran Vegetarian “Karunia Baru”. Tujuan ini akan dijawab
dengan Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja (Importance Performance
Analysis).
Setiap konsumen Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” memiliki penilaian
yang berbeda terhadap suatu atribut produk atau jasa yaitu penilaian kinerja serta
kepentingan terhadap Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”. Berdasarkan lima
dimensi kualitas pelayanan, dalam penelitian ini terdapat 16 atribut yang akan
dianalisis yaitu dimensi tangible (display produk, layout dan dekorasi ruangan,
kenyamanan tempat, kebersihan, penampilan pramusaji, promosi penjualan),
dimensi reliability (citarasa makanan dan minuman, menu yang bervariasi, harga),
dimensi responsiveness (kecepatan penyajian, kecepatan transaksi), dimensi
assurance (keramahan dan kesopanan pramusaji, pengetahuan pramusaji tentang
produk, kemudahan transaksi, respon terhadap keluhan konsumen), dimensi
emphaty (lokasi).
Dari setiap konsumen diperoleh nilai total dari keseluruhan penilaian pada
tiap atribut. Total penilaian tingkat kinerja (∑Xi) dan total penilaian tingkat
kepentingan (∑Yi) dirata-ratakan terhadap jumlah konsumen yang terlibat dalam
penelitian ini yaitu sebanyak 80 orang responden sehingga diperoleh nilai rata-rata
tingkat kinerja dan kepentingan tiap atribut.
Nilai rata-rata terhadap penilaian tingkat kinerja (X) menunjukkan posisi
suatu atribut pada sumbu X dan nilai rata-rata terhadap penilaian tingkat
kepentingan (Y) menunjukkan posisi atribut pada sumbu Y. Masing-masing nilai
rata-rata tingkat kinerja dan kepentingan atribut selanjutnya diplot ke dalam
diagram kartesius untuk melihat posisi atribut tersebut dalam kuadran tertentu.
62
Kuadran I (prioritas utama), kuadran II (pertahankan prestasi), kuadran III
(prioritas rendah), kuadran IV (berlebihan).
Pada Tabel 10 terlihat total penilaian kinerja dan kepentingan masing-
masing atribut (variabel) dan rata-rata penilaian kinerja dan kepentingan oleh 80
orang konsumen Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”.
Tabel 8. Rata-rata Penilaian Kinerja dan Penilaian Kepentingan Berdasarkan Dimensi Kualitas Pelayanan Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”
Variabel
X
Total Penilaian Kinerja ∑ Xi
Y
Total Penilaian
Kepentingan ∑ Yi
I. Tangible 1. Display produk 4.48 358 3.93 314
2. Layout dan dekorasi ruangan 4.26 341 3.91 313
3. Kenyamanan tempat 4.54 363 4.48 358
4. Kebersihan 4.61 369 4.60 368
5. Penampilan pramusaji 4.28 342 4.03 322
6. Promosi penjualan 3.88 310 3.90 312
II. Reliability
7. Citarasa makanan dan minuman 4.56 365 4.86 389
8. Menu yang bervariasi 4.26 341 4.61 369
9. Harga 3.75 300 4.24 339
III.Responsiveness
10. Kecepatan penyajian produk 4.23 338 4.41 353
11. Kecepatan transaksi 4.09 327 4.40 352
IV.Assurance
12. Keramahan dan kesopanan
pramusaji
4.34 347
4.44 355
13. Pengetahuan pramusaji tentang
produk
4.18 334
4.21 337
14. Kemudahan transaksi 3.96 317 3.84 307
15. Respon terhadap keluhan konsumen
4.08 326
4.21 337
V. Emphaty
16. Lokasi 4.36 349 4.44 355
63
Nilai-nilai ini kemudian diplot ke dalam diagram kartesius (Gambar 8)
yang dibagi ke dalam empat kuadran. Pada Gambar 8 dapat dilihat posisi masing-
masing atribut dalam kuadrannya masing-masing.
Gambar 9. Diagram Kartesius Importance Performance Analysis (IPA) Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”
Keterangan: (1) display produk, (2) layout dan dekorasi ruangan, (3) kenyamanan
tempat, (4) kebersihan, (5) penampilan pramusaji, (6) promosi
penjualan, (7) citarasa makanan dan minuman, (8) menu yang
bervariasi, (9) harga, (10) kecepatan penyajian, (11) kecepatan
transaksi, (12) keramahan dan kesopanan pramusaji, (13)
pengetahuan pramusaji tentang produk, (14) kemudahan transaksi,
(15) respon terhadap keluhan konsumen, (16) lokasi.
Variabel display produk, layout dan dekorasi ruangan, kenyamanan
tempat, kebersihan, penampilan pramusaji, promosi penjualan, citarasa makanan
12
5
4
13
6
10 16
14
911 12
153
87
Tingkat Kinerja
Tingk
at K
epen
ting
an
3
3
I PRIORITAS UTAMA
III PRIORITAS RENDAH
IV BERLEBIHAN
II PERTAHANKAN
PRESTASI
64
dan minuman, menu yang bervariasi, harga, kecepatan penyajian, kecepatan
transaksi, keramahan dan kesopanan pramusaji, pengetahuan pramusaji tentang
produk, pembayaran menggunakan kartu kredit, respon terhadap keluhan
konsumen serta lokasi ternyata merupakan variabel-variabel yang seluruhnya
masuk dalam kuadran II. Konsumen menilai bahwa variabel-variabel ini penting
dan memang pada kenyataanya Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” juga telah
melakukan berbagai hal yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen.
Konsumen merasa puas atas kinerja variabel-variabel ini yang sudah relatif tinggi
sehingga hendaknya pihak manajemen Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”
mampu mempertahankan kinerja dari variabel-variabel ini.
Display produk, layout dan dekorasi ruangan, kenyamanan tempat dan
kebersihan dianggap penting oleh konsumen dan pada kenyataannya kinerjanya
juga sudah sangat baik. Display produk yang tertata rapi serta layout dan dekorasi
ruangan yang menarik karena bergaya oriental klasik didukung kebersihan
ruangan yang terus terjaga sehingga memberikan kenyamanan dinilai baik oleh
konsumen. Namun demikian, ternyata variabel display produk serta layout dan
dekorasi ruangan ini termasuk variabel dengan nilai kepentingan yang kecil.
Konsumen menilai keberadaan dua variabel ini sebagai sesuatu yang tidak mutlak
tapi penting. Dari seluruh dimensi tangible, konsumen lebih mengutamakan
kepentingan dari sisi kebersihan, kenyamanan serta penampilan pramusaji yang
mungkin pengaruh kepuasannya dapat dirasakan secara langsung oleh konsumen.
Konsumen menilai kenyamanan tempat dan kebersihan sangat penting
karena memang pada kenyataannya konsumen dalam mengunjungi sebuah
restoran tidak hanya sekadar untuk menikmati makanan dan minuman saja namun
65
juga ingin menikmati suasana yang nyaman serta bersih yang dapat meningkatkan
selera makan mereka. Restoran yang nyaman dan bersih akan membuat konsumen
menghabiskan waktu yang lebih lama dalam berkunjung bahkan bukan tidak
mungkin akan mendorong keinginan untuk berkunjung kembali. Konsumen
menilai bahwa kenyamanan dan kebersihan restoran ini telah sesuai dengan apa
yang mereka harapkan dan kinerjanya juga sudah baik..
Begitu pula dengan penampilan pramusaji yang menarik dengan seragam
yang rapi dan bersih merupakan variabel yang dianggap penting oleh konsumen.
Hal ini semakin lengkap dengan kinerja yang baik dalam hal keramahan dan
kesopanan yang ditunjukkan pramusaji selama melayani konsumen sehingga
mereka merasa sangat diperhatikan dan disempurnakan kepuasannya dari sisi
pelayanan.
Promosi penjualan merupakan variabel yang penting bagi konsumen
meskipun tingkatannya termasuk yang paling rendah diantara variabel lainnya.
Hal ini cukup mendorong ketertarikan konsumen untuk mengunjungi restoran ini.
Dari seluruh variabel dimensi tangible, promosi penjualan tingkat kinerjanya
paling rendah. Hal ini mungkin lebih dikarenakan kurang maksimalnya promosi
penjualan, khususnya melalui berbagai media cetak bahkan elektronik. Media ini
berguna sebagai informasi mengenai produk serta promosinya dengan akses yang
luas bagi pengunjung lama terutama konsumen baru agar tertarik untuk
berkunjung langsung ke Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”. Tingkat
kepentingan yang cukup rendah dari variabel ini dibandingkan variabel lainnya
dikarenakan promosi yang lebih banyak diperoleh konsumen dari keluarga atau
66
teman sendiri. Hal ini jelas mendukung fakta bahwa kurang maksimalnya kinerja
promosi dari restoran ini.
Konsumen juga menilai bahwa variabel citarasa makanan dan minuman
serta menu yang bervariasi sangat penting dan memang pada kenyataanya kinerja
dari variabel ini sudah baik. Citarasa makanan dan minuman yang khas serta enak
didukung dengan menu yang bervariasi membuat konsumen merasa puas karena
kebutuhannya akan beragamnya pilihan dan rasa yang nikmat dapat terpenuhi.
Harga merupakan variabel lain yang dianggap penting di mata konsumen
namun termasuk dalam variabel dengan nilai kinerja terendah. Variabel ini
menjadi salah satu pertimbangan konsumen dalam memutuskan untuk berkunjung
di restoran ini. Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa variabel harga menjadi
pertimbangan sebagian besar konsumen selain faktor rasa dalam mengunjungi
restoran ini. Pentingnya faktor harga bagi konsumen restoran ini dapat dilihat juga
pada pengaruh kenaikan harga terhadap tindak lanjut pembelian mereka
berikutnya. Tabel 7 menunjukkan bahwa kenaikan harga dapat membuat
konsumen mengurangi frekuensi pembelian selanjutnya, pindah ke restoran lain
yang lebih murah atau bahkan tidak jadi melakukan pembelian.
Namun dari seluruh variabel dalam dimensi reliability, ternyata kinerja
variabel harga dari restoran ini paling rendah. Mungkin sebagian konsumen
menganggap bahwa harga yang ditetapkan oleh restoran ini masih terlalu mahal
dibandingkan restoran lain, meskipun sebenarnya daya beli sebagian besar
konsumen cukup tinggi. Jika kita melihat karakteristik responden berdasarkan
penerimaan atau uang saku rata-rata mereka per bulannya, sebanyak 80 persen
responden memiliki pendapatan berkisar antara Rp. 1.000.000 sampai dengan Rp.
67
5.000.000. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan harga produk yang telah
ditetapkan oleh Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” sebenarnya tidak menjadi
masalah karena memang masih terjangkau oleh konsumen. Bukti ini didukung
oleh data pada Tabel 2 mengenai pengeluaran rata-rata konsumen per bulan untuk
makanan dimana sebagian besar konsumen (47.50 persen) mengeluarkan sebesar
Rp. 300.001 sampai dengan Rp. 400.000 sedangkan pengeluaran rata-rata
sebagian besar konsumen (41.25 persen) per bulannya untuk mengkonsumsi
makanan di Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” adalah sebesar Rp. 100.001
sampai dengan Rp. 200.000.
Variabel lain yang dinilai penting oleh konsumen dan kinerjanya baik
ialah kecepatan penyajian produk serta kecepatan dan kemudahan transaksi.
Konsumen tidak ingin waktunya banyak terbuang percuma hanya karena
lambatnya pelayanan yang dapat merusak selera makan mereka. Konsumen
merasa bahwa kecepatan penyajian produk dan transaksi telah dilaksanakan
dengan baik. Hal ini dikarenakan setiap pegawai di berbagai lini telah dituntut
untuk mampu melakukan berbagai tugas sehingga dapat diberdayakan pada saat
pelayanan terhadap konsumen.
Kemudahan transaksi juga dirasakan cukup penting oleh konsumen
meskipun tingkat kepentingan serta kinerjanya termasuk paling rendah
dibandingkan variabel lainnya dalam dimensi assurance. Sistem pembayaran baik
menggunakan uang tunai maupun penggunaan kartu kredit dinilai cukup penting
oleh konsumen dan memang kedua sistem ini berlaku dan telah dijalankan dengan
cukup baik oleh restoran ini. Namun dari seluruh variabel dalam dimensi
assurance, konsumen lebih mengutamakan pelayanan yang prima dari para
68
pramusaji serta bagaimana berbagai keluhan dapat disikapi dengan baik dan cepat.
Kinerja yang dinilai tidak terlalu baik lebih dikarenakan faktor kurang lengkapnya
mesin transaksi untuk melayani pembayaran melalui kartu debet maupun kartu
kredit. Pola hidup yang kini serba cepat dan praktis dalam berbelanja membuat
banyak orang memilih untuk tidak membawa serta mengeluarkan uang tunai
tetapi menggunakan kartu kredit sebagai alternatif. Hal inilah yang patut
diantisipasi oleh restoran ini sehingga jika ada tipe konsumen yang demikian
maka dapat tetap dilayani dengan baik proses transaksinya.
Pengetahuan pramusaji tentang produk juga merupakan variabel yang
masuk dalam kuadran ini karena dianggap penting oleh konsumen. Pegawai di
restoran ini dituntut untuk mengenal dan memahami seluruh karakteristik menu
karena beragamnya menu yang disajikan sehingga dibutuhkan pengetahuan
pramusaji untuk membedakan menu yang satu dengan yang lain. Hal inilah yang
pada akhirnya membuat konsumen merasakan baiknya kinerja pada variabel ini.
Respon terhadap keluhan konsumen pun merupakan variabel yang dinilai
penting oleh konsumen. Kinerja dalam hal ini telah dibangun dengan baik
sehingga sebanyak 82.50 persen konsumen merasa puas berkunjung ke Restoran
Vegetarian ”Karunia Baru” (Tabel 7). Konsumen ingin segala bentuk
ketidakpuasan mereka mampu direspon dengan baik dan cepat, sehingga pada
kunjungan berikutnya tingkat kepuasan mereka semakin meningkat. Variabel ini
memang sangat penting mengingat banyaknya konsumen yang tidak berniat untuk
kembali berkunjung apabila keluhan mereka tidak segera ditanggapi. Restoran
Vegetarian ”Karunia Baru” berupaya menyediakan form kritik dan saran
kemudian mengadakan evaluasi serta perbaikan. Keluhan yang sifatnya sangat
69
fatal dan kesalahan memang berasal dari pihak restoran disikapi dengan cepat oleh
pihak manajemen dengan berusaha menghubungi langsung konsumen untuk
meminta maaf dan berjanji akan melakukan perbaikan. Hal ini mendukung
penilaian konsumen mengenai baiknya kinerja yang telah dilakukan oleh restoran
ini karena telah sesuai dengan apa yang mereka harapkan.
Konsumen juga menilai lokasi merupakan faktor lain yang sangat penting
dan kinerjanya telah memenuhi harapan mereka. Lokasi yang mudah dilihat serta
diakses oleh konsumen akan sangat membantu dan mempermudah konsumen
ketika ingin berkunjung kesana. Lokasi Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”
berada di pusat kota Bogor, tepatnya di area yang memang banyak dibangun
berbagai usaha makanan seperti restoran. Faktor inilah yang menurut konsumen
mendukung lokasi Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” sebagai tempat yang
strategis.
70
VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN DI RESTORAN VEGETARIAN
”KARUNIA BARU”
Seorang konsumen tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam
pengambilan keputusan terhadap suatu produk atau jasa yang akan dikonsumsi.
Perbedaan individu, pengaruh lingkungan, serta proses psikologis merupakan
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Hal ini tentu
saja harus menjadi salah satu fokus perhatian seorang pelaku bisnis atau
pengusaha dalam menjalankan usahanya sehingga dapat diketahui faktor-faktor
yang mempengaruhi konsumen dalam memutuskan untuk mengkonsumsi produk
ataupun jasa yang dimilikinya. Dengan demikian pihak manajemen akan mampu
untuk merumuskan bentuk strategi seperti apa yang paling sesuai untuk
dikembangkan dalam rangka menghadapi persaingan pasar sejenis.
Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” merupakan restoran yang cukup
berkembang dengan baik dalam kondisi lingkungan kompetitif karena semakin
banyaknya usaha sejenis yang berada di sekitar restoran ini. Restoran Vegetarian
”Karunia Baru” harus jeli dalam melihat peluang untuk menampilkan sesuatu
yang unik atau berbeda dengan restoran lain sehingga dapat merebut serta
mempertahankan pangsa pasar. Untuk membangun strategi tersebut maka harus
diketahui terlebih dahulu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses
keputusan pembelian konsumen untuk datang dan makan di Restoran Vegetarian
”Karunia Baru”.
Berdasarkan hasil dari identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
proses keputusan pembelian konsumen di Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”,
maka diharapkan dapat menjadi informasi serta bahan pertimbangan bagi pihak
71
manajemen dalam merumuskan strategi pemasaran yang tepat. Adapun variabel-
variabel yang dianalisis antara lain: citarasa makanan dan minuman, variasi menu,
harga makanan, porsi makanan, lokasi, kecepatan penyajian, keramahan
pelayanan, pengaruh orang lain (teman atau keluarga), promosi penjualan,
kenyamanan tempat (layout dan dekorasi ruangan), kebersihan, pendapatan, waktu
kunjungan, kebiasaan makan sebagai vegetarian, alasan kesehatan serta gaya
hidup dan trend masa kini. Pertanyaan mengenai variabel-variabel ini diajukan
kepada 80 responden dalam bentuk kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan
analisis faktor serta diolah dengan menggunakan software SPSS 13.0 for
windows.
Nilai Kaiser Meyer Olkin-Measure of Sampling Adequacy (KMO-MSA)
yang dihasilkan oleh 16 variabel tersebut pada tahap awal adalah sebesar 0.675
dengan nilai sig. 0.000. Nilai KMO-MSA ini lebih besar dari 0.5 (0.675 > 0.5)
yang berarti bahwa 16 variabel ini dapat dianalisis lebih lanjut. Pertanyaan yang
kemudian muncul adalah apakah variabel-variabel ini layak diproses dalam
analisis faktor?. Hal ini dapat terjawab dengan melihat berapa nilai dari Measure
of Sampling Adequacy (MSA) yang dihasilkan oleh masing-masing variabel.
Apabila ditemukan variabel yang memiliki nilai MSA kurang dari 0.5 maka
variabel tersebut harus dihilangkan dan tidak layak untuk diproses lebih lanjut.
Berdasarkan hasil yang terlihat pada tabel Anti-image Matrices ternyata 16
variabel ini nilai MSA-nya lebih besar dari 0,5. Dengan demikian variabel ini
dapat digunakan serta dianalisis lebih lanjut. Namun demikian, kita juga perlu
melihat pada Tabel 8 yang memuat nilai communalities atau nilai yang
menunjukkan seberapa besar keragaman suatu variabel dapat dijelaskan oleh
72
komponen utama yang nantinya terbentuk dan memuat variabel tersebut dalam
komponennya. Ternyata berdasarkan Tabel Communalities terdapat empat
variabel yang memiliki nilai communalities lebih kecil dari 0.5 Variabel-variabel
tersebut antara lain kenyamanan tempat, kebersihan, waktu kunjungan dan alasan
kesehatan dengan nilai communalities berturut-turut sebesar 0.466, 0.467, 0.489
dan 0.443. Selanjutnya proses yang dilakukan ialah menghilangkan keempat
variabel tersebut karena memiliki nilai communalities paling rendah sehingga
sekarang tersisa 12 variabel yang layak untuk diproses lebih lanjut.
Pada tahap selanjutnya diperoleh nilai KMO-MSA yang dihasilkan oleh 12
variabel tersebut sebesar 0.711 dengan nilai sig 0.000 (Lampiran 2). Dengan nilai
KMO-MSA yang lebih besar dari 0,5 (0.711 > 0,5), maka 12 variabel ini layak
untuk diproses lebih lanjut. Berdasarkan tabel Anti-image Matrices (Lampiran 2)
tidak terlihat variabel-variabel yang memiliki nilai MSA kurang dari 0,5 begitu
juga dengan hasil pengujian nilai communalities dimana semua variabel bernilai
di atas 0.5 sehingga 12 variabel inilah yang layak untuk dibuat analisis faktor.
Variabel-variabel tersebut meliputi citarasa makanan dan minuman, variasi
menu, harga, porsi makanan, lokasi, kecepatan penyajian, keramahan pelayanan,
pengaruh orang lain (teman atau keluarga), promosi penjualan, pendapatan,
kebiasaan makan sebagai vegetarian dan gaya hidup. Variabel-variabel inilah
yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian
konsumen untuk datang dan mengkonsumsi makanan di Restoran Vegetarian
”Karunia Baru”. Selanjutnya variabel-variabel ini akan dianalisis dengan
menggunakan metode ekstraksi dan rotasi dalam analisis faktor untuk mengetahui
variabel-variabel apa saja yang paling berpengaruh dalam proses keputusan
73
pembelian konsumen di Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” berdasarkan
beberapa komponen utama yang terbentuk.
Nilai communality yang terbentuk oleh masing-masing variabel
menunjukkan seberapa besar keragaman suatu variabel dapat dijelaskan oleh
komponen utama yang terbentuk serta mencakup variabel tersebut dalam
komponennya. Semakin besar nilai communality suatu variabel maka semakin
besar pula pertimbangan konsumen terhadap variabel tersebut dalam proses
keputusan pembelian.
Tabel 9. Nilai Communalities Masing-masing Variabel No. Variabel Initial Extraction
1 Harga 1.000 0.790
2 Keramahan pelayanan 1.000 0.774
3 Pengaruh orang lain (teman atau keluarga) 1.000 0.764
4 Gaya hidup atau trend masa kini 1.000 0.751
5 Kebiasaan makan sebagai vegetarian 1.000 0.747
6 Kecepatan penyajian 1.000 0.742
7 Porsi makanan 1.000 0.712
8 Promosi penjualan 1.000 0.674
9 Lokasi 1.000 0.625
10 Variasi menu 1.000 0.612
11 Citarasa makanan dan minuman 1.000 0.571
12 Pendapatan 1.000 0.549
Pada Tabel 8 dapat dilihat nilai communality dari masing-masing variabel
yang telah diurutkan dari yang terbesar hingga terkecil. Lima variabel yang
memiliki nilai communality terbesar adalah harga, keramahan pelayanan,
pengaruh orang lain (teman atau keluarga), gaya hidup atau trend masa kini dan
kebiasaan makan sebagai vegetarian dengan nilai berturut-turut sebesar 0.790,
0.774, 0.764, 0.751 dan 0.747. Hal ini jelas menunjukkan bahwa variabel harga,
keramahan pelayanan, pengaruh orang lain (teman atau keluarga), gaya hidup atau
trend masa kini dan kebiasaan makan sebagai vegetarian merupakan variabel-
74
variabel utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam proses keputusan
pembelian konsumen di Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”.
Berdasarkan Tabel Total Variance Explained (Lampiran 2) pada kolom
nilai loading kumulatif setelah rotasi terdapat empat baris angka yang berarti
bahwa dari 12 variabel terbentuk empat komponen utama. Apabila 12 variabel
tersebut dijadikan satu komponen utama maka dalam satu komponen utama
tersebut mampu menjelaskan 21.163 persen dari total keragaman data. Jika 12
variabel tersebut dijadikan dua komponen utama maka dua komponen utama
tersebut mampu menjelaskan 39.031 persen dari total keragaman data. Apabila 12
variabel tersebut dijadikan tiga komponen utama maka tiga komponen utama
tersebut mampu menjelaskan 55.909 persen dari total keragaman data. Jika 12
variabel tersebut dijadikan empat komponen utama maka empat komponen utama
tersebut mampu menjelaskan hingga 69.272 persen dari total keragaman data.
Untuk mengetahui seberapa erat korelasi atau hubungan suatu variabel
dengan komponen dapat dilihat dari nilai loading yang dihasilkan oleh masing-
masing variabel. Tidak seluruh variabel akan dimasukkan ke dalam empat
komponen utama yang terbentuk. Oleh karena itu, dilakukan rotasi untuk melihat
variabel mana saja yang benar-benar menyusun sebuah komponen utama.
Suatu variabel dapat dikatakan menyusun sebuah komponen utama jika
variabel tersebut memiliki nilai loading lebih besar atau sama dengan 0.5 (≥ 0.5)
yang merupakan syarat cut off point untuk jumlah (N) sampel sebanyak 80
sampel. Variabel yang memiliki nilai loading kurang dari 0.5 diasumsikan tidak
termasuk ke dalam salah satu komponen utama.
75
Pada Tabel Rotated Component Matrices (Lampiran 2) dapat dilihat
bahwa komponen utama satu (Kreativitas Pelayanan) disusun oleh tiga variabel
yaitu keramahan pelayanan, kecepatan penyajian serta citarasa makanan dan
minuman dengan nilai loading 0.859 untuk keramahan pelayanan, 0.831 untuk
kecepatan penyajian serta 0.681 untuk citarasa makanan dan minuman.
Komponen utama dua (Publikasi dan Daya Beli) juga disusun oleh empat variabel
yang terdiri dari pengaruh orang lain (teman atau keluarga), promosi penjualan
serta pendapatan dengan nilai loading berturut-turut sebesar 0.839, 0.747 serta
0.696. Komponen utama tiga (Faktor Teknis) disusun oleh empat variabel yaitu
harga dengan nilai loading 0.835, lokasi dengan nilai loading 0.676, porsi
makanan dengan nilai loading 0.638 serta variasi menu dengan nilai loading
0.531. Komponen utama empat (Lifestyle) disusun oleh dua variabel yaitu gaya
hidup atau trend masa kini dan kebiasaan makan sebagai vegetarian dengan nilai
loading berturut-turut sebesar 0.844 dan 0.840. Tabel 9 menunjukkan komponen
utama dengan variabel asal dan nilai loading masing-masing variabel.
Tabel 10. Komponen Utama dengan Variabel Asal dan Nilai Loading Masing-masing Variabel
Komponen Utama
Eigenvalues Variabel Asal Nilai
Loading
Kreativitas Pelayanan
4.085
Keramahan pelayanan
Kecepatan penyajian
Citarasa makanan dan minuman
0.859
0.831
0.681
Publikasi dan Daya Beli
1.852
Pengaruh orang lain (teman atau
keluarga)
Promosi penjualan
Pendapatan
0.839
0.747
0.696
Faktor Teknis 1.248
Harga
Lokasi
Porsi makanan
Variasi menu
0.835
0.676
0.638
0.531
Lifestyle 1.128
Gaya hidup atau trend masa kini
Kebiasaan makan sebagai
vegetarian
0.844
0.840
76
6.1 Kreativitas Pelayanan
Variabel keramahan pelayanan, kecepatan penyajian serta citarasa
makanan dan minuman merupakan variabel penyusun faktor Kreativitas
Pelayanan dengan eigenvalues tertinggi yaitu 4.085. Hal ini dapat dijadikan
kesimpulan bahwa dari empat faktor utama yang terbentuk, variabel-variabel pada
faktor Kreativitas Pelayanan menjadi faktor yang lebih dipertimbangkan oleh
konsumen ketika ingin mengunjungi Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”.
Apabila dilihat dari nilai communality-nya, variabel keramahan pelayanan
memiliki nilai communality sebesar 0.774, artinya. 77.4 persen keragaman
variabel ini dapat dijelaskan oleh faktor Kreativitas Pelayanan. Variabel kecepatan
penyajian memiliki nilai communality sebesar 0.742, artinya 74.2 persen
keragaman variabel ini dapat dijelaskan oleh faktor Kreativitas Pelayanan.
Variabel citarasa makanan dan minuman memiliki nilai communality sebesar
0.571, artinya 57.1 persen keragaman variabel ini dapat dijelaskan oleh faktor
Kreativitas Pelayanan.
Keramahan pelayanan merupakan alasan utama konsumen mengunjungi
Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”. Service excellence merupakan salah satu
unsur penting yang diterapkan oleh Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” dalam
rangka menciptakan kepuasan konsumen. Konsumen menginginkan pelayanan
yang prima didukung dengan keramahan, sehingga mereka tidak merasa percuma
dalam mengeluarkan uang karena memperoleh kepuasan dari berbagai aspek.
Bagi kebanyakan konsumen, kepuasan tidak hanya berbicara mengenai produk
yang dikonsumsi tetapi juga bagaimana keramahan pelayanan dalam memenuhi
apapun yang dikehendaki mereka. Pihak manajemen Restoran Vegetarian
77
”Karunia Baru” mampu membuat program-program peningkatan keramahan
pelayanan bagi seluruh lini dalam restorannya. Setiap pegawai harus
menunjukkan pelayanan yang tulus mulai dari masuk ke restoran sampai proses
pembelian berakhir. Hal inilah yang terus melekat pada konsumen bahwa mereka
merasa sangat diperhatikan kebutuhannya yang memang mungkin kondisi seperti
ini jarang ditemui di restoran lainnya.
Kecepatan penyajian merupakan alasan utama lainnya konsumen
mengunjungi Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” karena memang jelas bahwa
konsumen tidak ingin terganggu selera makannya hanya karena menunggu
makanan yang seharusnya mampu disediakan dengan waktu yang cepat oleh
restoran tersebut. Restoran ini memasang limit waktu tertentu yang diperbolehkan
bagi chef untuk memasak serta pelayan dalam mengantarkan makanan. Untuk
mendukung semua ini, pihak manajemen Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”
juga menerapkan sistem lain dengan pemberdayaan semua pegawainya. Dalam
penyajian makanan, mereka tidak hanya mengandalkan chef ataupun pelayan saja.
Dalam kondisi ramai pengunjung, seorang kasir maupun asisten manager pun
harus sigap membantu agar konsumen cepat memperoleh dan menikmati makanan
yang dipesannya. Hal inilah yang menjadi salah satu keunggulan restoran ini
sehingga konsumen pun merasa dipuaskan dalam aspek ini.
Citarasa makanan dan minuman juga merupakan salah satu alasan utama
yang dipertimbangkan konsumen untuk mengunjungi Restoran Vegetarian
”Karunia Baru” karena jelas bahwa seorang konsumen juga mengutamakan
masalah citarasa makanan dan minuman. Untuk membuat menu yang sebagian
besar ditujukan bagi vegetarian, restoran ini didukung oleh chef yang
78
berpengalaman. Rasa yang enak dan terjaga mampu dihasilkan karena mereka
telah memiliki standar atau ukuran bahan makanan yang akan dimasak. Bumbu
yang digunakan juga harus memenuhi standar kesehatan yang memang banyak
terbuat juga dari sayuran tetapi tanpa mengurangi kenikmatan makanan. Rahasia
pada bumbu dan bahan makanan inilah yang membuat sebagian besar menu
makanan berupa sayuran tidak membosankan dan terasa enak karena mampu
diolah dengan baik bahkan rasa serta penampakan yang dihasilkan bisa seperti
daging.
6.2 Publikasi dan Daya Beli
Faktor Publikasi dan Daya Beli disusun oleh variabel pengaruh orang lain
(teman atau keluarga), promosi penjualan dan pendapatan dengan nilai
communality berturut-turut sebesar 0.764, 0.674 dan 0.549. Hal ini menunjukkan
bahwa 76.4 persen keragaman variabel pengaruh orang lain (teman atau keluarga)
dapat dijelaskan oleh faktor Publikasi dan Daya Beli, 67.4 persen keragaman
variabel promosi penjualan dapat dijelaskan oleh faktor Publikasi dan Daya Beli
serta 54.9 persen keragaman variabel pendapatan dapat dijelaskan oleh faktor
Publikasi dan Daya Beli.
Salah satu faktor pendorong seorang konsumen mengunjungi restoran ini
ialah sisi pengaruh orang lain (teman atau keluarga). Hal ini dapat dibuktikan
dengan mengacu pada Tabel 6 mengenai media yang paling berpengaruh dalam
memutuskan untuk makan di Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” dimana 58.75
persen mengatakan bahwa keluarga atau saudara paling mempengaruhi serta
27.50 persen lainnya dipengaruhi oleh teman atau pacar. Restoran Vegetarian
79
”Karunia Baru” sebagai restoran dengan konsep keluarga memang banyak
dikunjungi oleh sebuah keluarga besar. Promosi tidak langsung inilah yang sering
membantu dimana seorang anggota keluarga sering menceritakan kepuasan
mereka pada anggota keluarganya yang lain ataupun saudara-saudaranya. Begitu
pula dengan mereka yang memiliki teman-teman dengan selera yang sama terkait
kebiasaan makan sebagai vegetarian.
Promosi penjualan juga berpengaruh besar dalam keputusan pembelian
konsumen di Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”. Berdasarkan data pada
Tabel 6 dapat disimpulkan bahwa memang telah tercipta kesesuaian antara
promosi yang selama ini dijalankan oleh restoran ini dengan promosi yang paling
diinginkan konsumen sering berlangsung. Sebanyak 57.50 persen konsumen
mengatakan bahwa potongan harga merupakan promosi yang konsumen paling
inginkan dan memang merupakan promosi yang sering dijalankan oleh restoran
ini. Jadi jelas bahwa Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” jeli dalam membangun
promosi dengan menyesuaikan keinginan dari konsumen.
Pendapatan yang cukup tinggi dari konsumen Restoran Vegetarian
”Karunia Baru” juga mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Pendapatan
erat hubungannya dengan daya beli seseorang terhadap barang dan jasa yang
dikonsumsi. Semakin tinggi tingkat pendapatan berarti semakin tinggi pula daya
beli seseorang terhadap barang dan jasa. Berdasarkan Tabel 2 mengenai
penerimaan atau uang saku rata-rata per bulan terlihat bahwa sebagian besar
konsumen yaitu 48.75 persen berpendapatan sebesar Rp. 1.000.000 sampai
dengan Rp. 2.500.000. Sedangkan sebagian besar lainnya yaitu 31.25 persen
memiliki penerimaan atau uang saku rata-rata senilai Rp. 2.500.001 sampai
80
dengan Rp. 5.000.000. Fakta ini tentunya membuktikan bahwa dengan uang yang
relatif besar diterima per bulan tersebut maka konsumen mampu membeli menu
vegetarian di Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” yang memang relatif mahal
namun tetap dalam jangkauan mereka.
6.3 Faktor Teknis
Faktor Teknis disusun oleh 4 variabel, yaitu harga dengan nilai
communality sebesar 0.790, lokasi dengan nilai communality sebesar 0.625, porsi
makanan dengan nilai communality sebesar 0.712 dan variabel variasi menu
dengan nilai communality sebesar 0.612. Artinya 79.0 persen variabel harga, 62.5
persen variabel lokasi, 71.2 persen variabel porsi makanan serta 61.2 persen
variabel variasi menu dapat dijelaskan oleh Faktor Teknis.
Faktor harga termasuk faktor lain yang dapat mempengaruhi proses
keputusan pembelian konsumen di Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”. Harga
ternyata cukup mempengaruhi keputusan pembelian konsumen karena banyak
konsumen yang mempertimbangkan untuk mengeluarkan uang yang tidak terlalu
banyak tetapi dapat memenuhi kepuasannya. Harga ini pula yang terkadang
menentukan pilihan konsumen untuk mengunjungi beberapa restoran sejenis yang
dijadikan pertimbangan sehingga dapat diputuskan mana yang akan dikunjungi.
Lokasi turut berperan dalam pertimbangan konsumen untuk mengunjungi
Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”. Restoran ini berada di pusat kota dan
berjajaran dengan banyak usaha makanan seperti restoran, rumah makan, warung
tenda, maupun kafe. Hal inilah yang mendukung Restoran Vegetarian ”Karunia
Baru” sebagai pilihan yang tepat khususnya bagi para vegetarian.
81
Porsi makanan juga ternyata turut berpengaruh dalam keputusan
pembelian konsumen Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”. Hal ini terbukti pada
data yang terlihat di Tabel 6 mengenai bentuk promosi yang paling diinginkan
konsumen sering berlangsung di Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”. Sebanyak
18.75 persen responden mengatakan bahwa penambahan porsi merupakan bentuk
promosi yang paling diinginkan oleh konsumen setelah potongan harga (57.50
persen). Porsi makanan di Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” dapat dikatakan
tidak berlebihan tetapi juga tidak minim porsinya. Restoran ini menyediakan
menu makanan dengan porsi yang tepat disesuaikan dengan jumlah gizi standar
yang dibutuhkan oleh seorang vegetarian. Porsi yang disediakan restoran ini
ternyata sesuai dengan sebagian besar konsumen sehingga mempengaruhi
keputusan mereka untuk melakukan pembelian di Restoran Vegetarian ”Karunia
Baru”.
Menu yang bervariasi juga merupakan salah satu alasan yang
dipertimbangkan oleh konsumen dalam mengunjungi Restoran Vegetarian
”Karunia Baru”. Pada Tabel 6 kita juga melihat fakta yang mendukung hal ini
dimana sebanyak 46.25 persen responden mengatakan bahwa promosi yang
sedang berlangsung di restoran ini dan paling membuat mereka tertarik ialah
keragaman menu yang merupakan persentase terbesar ke-2 setelah potongan harga
(47.50 persen). Menu makanan yang ditawarkan di Restoran Vegetarian ”Karunia
Baru” antara lain menu untuk makanan utama seperti hot plate, capcay, steak, sup
serta beraneka ragam makanan yang terbuat dari sayur-sayuran. Sedangkan untuk
menu minuman restoran ini menawarkan antara lain teh, juice, gingseng, lidah
buaya, chinese tea, flower tea dan banyak minuman menyehatkan lainnya.
82
6.4 Lifestyle
Gaya hidup atau trend masa kini merupakan variabel lainnya sebagai
penyusun faktor Lifestyle dengan nilai communality sebesar 0.751 yang berarti
75.1 persen keragaman variabel gaya hidup atau trend masa kini dapat dijelaskan
oleh faktor Lifestyle. Pada komponen utama empat ini juga terdapat variabel
kebiasaan makan sebagai vegetarian sebagai penyusunnya dengan nilai
communality sebesar 0.747 yang berarti 74.7 persen keragaman variabel kebiasaan
makan sebagai vegetarian dapat dijelaskan oleh faktor Lifestyle.
Kita tidak dapat memungkiri bahwasanya ternyata gaya hidup vegetarian
yang sedang berkembang saat ini cukup mempengaruhi banyak orang untuk
mengikutinya. Hal ini tentunya menguntungkan pihak restoran yang menyediakan
makanan tersebut salah satunya Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” yang
menjadi salah satu tujuan dalam keputusan pembelian konsumen. Ada beberapa
alasan yang membuat orang beralih menuju gaya hidup vegetarian, antara lain
hanya untuk sekadar mencoba atau mengikuti pola makan kaum menengah ke atas
pada umumnya ataupun memang murni untuk tujuan kesehatan yang telah mereka
lihat buktinya pada orang di sekitar mereka ataupun pada berbagai media.
Kebiasaan makan sebagai vegetarian jelas merupakan salah satu alasan
lain mengapa konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian di Restoran
Vegetarian ”Karunia Baru”. Pada Tabel 3 mengenai alasan responden makan
menu vegetarian di Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” terlihat bahwa sebanyak
25 persen (persentase tertinggi) dari seluruh jawaban menyatakan bahwa
kebiasaan makan sebagai vegetarian sebagai salah satu alasan utama. Minimnya
jumlah restoran di kota Bogor yang khusus menyediakan menu vegetarian
83
membuat banyak orang-orang vegetarian terpusat hanya pada satu tujuan yaitu
Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” yang memang merupakan satu-satunya
restoran yang menyediakan beragam menu vegetarian sebagai produk utama yang
mereka jual.
84
VII. PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN
Berdasarkan hasil data dan pembahasan mengenai karakteristik konsumen,
proses keputusan pembelian konsumen, faktor-faktor yang mempengaruhi proses
keputusan pembelian konsumen serta analisis tingkat kepentingan dan kinerja
maka dapat dibuat alternatif strategi pemasaran bagi Restoran Vegetarian
”Karunia Baru”. Dalam peneltitian ini alternatif strategi pemasaran yang diambil
mengacu pada bauran pemasaran (marketing mix) menurut Kotler (2003) yang
terdiri dari produk (product), harga (price), tempat/saluran distribusi (place) dan
promosi/komunikasi pemasaran (promotion). Bauran pemasaran diambil untuk
mempengaruhi proses pembelian. Semakin efektif strategi bauran pemasaran yang
ditetapkan maka Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” dapat semakin memperluas
segmentasi pasarnya.
7.1 Strategi Produk (Product)
Dalam pengembangan serta penyediaan produk maka perlu difokuskan
pada kebutuhan dan keinginan konsumen agar produk yang ditawarkan sesuai
dengan harapan konsumen khususnya dalam hal selera. Sayuran yang disajikan
dalam hot plate serta steak merupakan makanan yang menjadi produk unggulan di
restoran ini karena variasi bahan makanan yang terkandung di dalamnya serta
didukung rasa dan aroma yang mampu menggugah selera makan. Selain itu juga
terdapat minuman berupa Gingseng, Lidah Buaya, Chinese Tea, Flower Tea
maupun juice seperti Plum, Kiwi, Terong Belanda, Strawberry dan Sunkist yang
tidak sering dijumpai pada restoran lain. Minuman tersebut juga merupakan menu
yang menjadi keunggulan restoran ini apalagi jika dilihat dari manfaat berupa
85
kesehatan yang terkandung di dalamnya sehingga membuat banyak konsumen
tertarik untuk berkunjung dan mengkonsumsinya.
Rasa merupakan keunggulan utama yang dimiliki oleh Restoran
Vegetarian ”Karunia Baru”. Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada data
mengenai proses keputusan pembelian, rasa makanan merupakan pertimbangan
utama konsumen dalam mengunjungi restoran ini bahkan rasa juga merupakan
variabel yang menunjukkan kualitas dari Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”.
Hal yang sama juga ditunjukkan dalam hasil analisis faktor serta analisis tingkat
kepentingan dan kinerja dimana faktor citarasa makanan dan minuman merupakan
salah satu faktor yang paling mempengaruhi proses keputusan pembelian
konsumen serta merupakan variabel dengan tingkat kinerja yang dinilai sangat
baik dan sesuai harapan serta penting bagi konsumen sehingga prestasinya harus
terus dipertahankan.
Namun demikian juga terdapat beberapa variabel lain terkait dengan
produk yang harus dijadikan acuan dalam pengembangan strategi pemasaran
produk. Berdasarkan hasil analisis faktor terdapat variabel kecepatan penyajian
produk yang masuk ke dalam faktor Kreativitas Pelayanan yaitu sebagai salah satu
faktor yang paling mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen. Begitu
juga pada hasil analisis kepentingan dan kinerja yang menempatkan variabel
kecepatan penyajian produk serta menu yang bervariasi sebagai variabel yang
prestasinya memuaskan dan patut dipertahankan karena kinerja dan
kepentingannya telah sesuai dengan harapan konsumen.
Berdasarkan uraian tersebut maka strategi pemasaran yang tepat untuk
dikembangkan pada Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” terkait bauran produk
86
yaitu dari sisi citarasa makanan dan minuman, kecepatan penyajian produk dan
menu yang bervariasi. Restoran ini harus terus mempertahankan citarasa menunya
yang dinilai baik oleh konsumen dan harus terus melakukan inovasi menu yang
menjadi ciri khas restoran ini tetapi tidak dapat ditemui oleh konsumen di restoran
lain. Komposisi yang seimbang antara bahan makanan dan bumbu juga harus
tetap dipertahankan sehingga konsistensi rasa tetap terjaga. Rasa makanan atau
minuman yang berubah-ubah merupakan salah satu faktor yang dapat membuat
konsumen kecewa sehingga tidak berniat untuk berkunjung kembali.
Kecepatan penyajian produk dengan sistem penentuan limit waktu juga
hendaknya mampu untuk terus dipertahankan dan ditingkatkan. Pembedaan
pelayanan dari sisi ini sangat tidak diperkenankan. Seorang konsumen yang lebih
dahulu memesan tetap menjadi prioritas utama untuk memperoleh makanan atau
minumannya. Strategi dengan menyediakan menu yang bervariasi juga merupakan
salah satu elemen yang efektif untuk memasarkan keunggulan produk di restoran
ini. Berbagai pilihan makanan maupun minuman yang inovatif membuat
konsumen puas karena terpenuhinya kebutuhan mereka akan makanan sehat yang
bervariasi sehingga dapat mengatasi kebosanan bahkan membantu konsumen
khususnya kaum vegetarian dalam program mereka untuk tujuan kesehatan.
7.2 Strategi Harga (Price)
Berdasarkan data mengenai karakteristik konsumen, terdapat sebanyak 80
persen responden dengan penerimaan atau uang saku rata-rata per bulan sebesar
antara Rp. 1.000.000 sampai dengan Rp. 5.000.000 dengan pengeluaran rata-rata
per bulannya untuk mengkonsumsi makanan di Restoran Vegetarian ”Karunia
87
Baru” sebesar antara Rp. 50.000 sampai dengan Rp. 300.000 (88.75 persen
konsumen). Dengan demikian dapat dilihat bahwa sebenarnya konsumen restoran
ini memiliki daya beli yang cukup tinggi untuk mengkonsumsi makanan dan
minuman yang ada di Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”.
Fakta lain yang mendukung hal ini tampak pada hasil analisis faktor
dimana variabel harga masuk dalam Faktor Teknis yang merupakan salah satu
faktor utama yang mempengaruhi proses keputusan pembelian. Pada hasil analisis
tingkat kepentingan dan kinerja juga terlihat bahwa variabel harga terdapat pada
Kuadran II yang dinilai sangat penting dan telah sesuai dengan harapan
konsumen. Tingkat loyalitas konsumen yang cukup tinggi juga terlihat dengan
jawaban sebagian besar responden (35 persen) dimana jika harga rata-rata menu di
restoran ini meningkat sebesar 15 persen mereka tetap akan membeli. Dapat
disimpulkan bahwa harga yang ditetapkan oleh pihak manajemen Restoran
Vegetarian ”Karunia Baru” masih terjangkau dan tidak menjadi masalah bagi
konsumennya.
Berdasarkan analisis tersebut maka strategi pemasaran yang dapat
dilakukan dari variabel harga adalah mempertahankan harga jual produk agar
tetap stabil. Harga yang berlaku di restoran ini memang relatif mahal tetapi
hendaknya kualitas produk juga setara dengan harganya bahkan bila mungkin
dapat terus ditingkatkan. Rencana atau kebijakan untuk meningkatkan harga perlu
dipikirkan secara matang dan harus disesuaikan dengan kemampuan pasar karena
berdasarkan pertanyaan mengenai tindakan konsumen jika harga rata-rata menu
restoran ini meningkat 15 persen maka sebanyak 32.50 persen konsumen
mengatakan akan mengurangi frekuensi selanjutnya bahkan 32.50 persen lainnya
88
pindah ke restoran lain yang lebih murah dan tidak jadi melakukan pembelian.
Program pemasaran lain yang dapat dilakukan ialah dengan potongan harga pada
event tertentu sesuai dengan hasil data mengenai promosi yang paling diinginkan
konsumen sering berlangsung di Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” adalah
potongan harga (57.50 persen responden).
7.3 Strategi Tempat/Saluran Distribusi (Place)
Tempat merupakan salah satu alat bauran pemasaran yang dapat
mempengaruhi tingkat penjualan. Kesesuaian antara tempat dengan pasar sasaran
akan membangun strategi bauran pemasaran yang lebih efektif. Sebagai satu-
satunya restoran vegetarian yang ada di Kota Bogor, Restoran Vegetarian
”Karunia Baru” menempatkan dirinya menjadi tujuan utama khususnya bagi kaum
vegetarian. Terletak di lokasi yang strategis dan kompetitif, restoran ini dapat
menjadi alternatif diantara banyaknya usaha sejenis yang ada di sekitarnya karena
kekhasan menu yang ditawarkan.
Berdasarkan hasil analisis kepentingan dan kinerja, lokasi merupakan
variabel yang kinerjanya sudah sangat baik dan penting bagi konsumen sehingga
telah sesuai dengan harapan konsumen. Hasil analisis faktor juga menunjukkan
bahwa lokasi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi proses
keputusan pembelian konsumen restoran ini. Hasil ini menunjukkan bahwa lokasi
restoran ini sudah strategis dan memiliki akses yang baik bagi konsumen sehingga
strategi yang paling baik adalah dengan mempertahankan bahkan memperluas
skala usaha di tempat yang sama.
89
Pada penelitian ini, strategi pemasaran tidak hanya terbatas pada
pembuatan produk, terjualnya produk dalam jumlah tertentu maupun penentuan
lokasi yang strategis, melainkan juga bagaimana proses penyajian atau
penyampaian produk hingga sampai ke tangan konsumen. Strategi distribusi
produk yang perlu dilakukan oleh Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” ialah
dengan meningkatkan kualitas penyediaan produk dan kecepatan pelayanan.
Faktor kecepatan penyajian produk dan kecepatan transaksi merupakan variabel
dalam analisis tingkat kepentingan dan kinerja yang paling penting bagi
konsumen dengan kinerja yang telah sesuai harapan. Hal ini perlu diperhatikan
dan ditingkatkan oleh pihak manajemen melalui peningkatan kualitas
sumberdayanya.
Pihak manajemen Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” juga dapat
melakukan inovasi dalam sistem home delivery atau pemesanan produk melalui
sistem pengiriman ke rumah konsumen yang selama ini telah dilaksanakan. Pihak
manajemen harus lebih memperhatikan ketepatan waktu pengantarannya karena
sebagian besar konsumen memiliki keinginan untuk segera dapat merasakan
manfaat atas produk yang dipesannya apalagi jenis produknya berupa makanan
yang sifatnya ingin cepat dikonsumsi untuk menghilangkan rasa lapar sebagai
salah satu kebutuhan primer. Pihak manajemen juga dapat menetapkan strategi
dengan memperluas radius atau jangkauan lokasi pengantaran yang bebas biaya
sehingga lebih banyak konsumen yang merasakan manfaat atau keuntungan dari
sisi ini dan pada akhirnya pangsa pasar pun semakin luas sehingga keuntungan
juga semakin besar.
90
7.4 Strategi Promosi (Promotion)
Promosi penjualan merupakan variabel yang sangat penting bagi Restoran
Vegetarian ”Karunia Baru”. Hal ini didukung hasil analisis faktor dimana variabel
promosi penjualan terdapat pada faktor Publikasi dan Daya Beli yang berarti
bahwa variabel ini cukup berpengaruh besar dalam proses keputusan pembelian
konsumen. Berdasarkan hasil analisis tingkat kepentingan dan kinerja, variabel ini
juga sangat penting dirasakan oleh sebagian besar konsumen.
Namun demikian, kegiatan promosi yang dilakukan oleh pihak manajemen
dapat dikatakan kurang gencar serta efektif sehingga restoran ini sebagian besar
hanya diketahui oleh keluarga atau teman dari konsumen yang memang
mempromosikannya kepada orang-orang terdekat mereka tersebut. Menurut data
mengenai proses pembelian, sebagian besar konsumen mengaku bahwa sumber
informasi maupun media yang paling berpengaruh dalam keputusan pembelian
mereka di Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” adalah keluarga, saudara maupun
teman. Untuk memperluas pangsa pasarnya, restoran ini tidak dapat hanya
mengandalkan media ini.
Promosi dengan menggunakan media elektronik ataupun billboard tidak
perlu menjadi prioritas utama karena tingginya biaya dan terbatasnya dana yang
tersedia. Alternatif lainnya yang dinilai cukup efektif ialah promosi melalui media
cetak. Penggunaan leaflet maupun brosur sebagai media promosi yang selama ini
hanya banyak tersedia di restoran ini hendaknya juga bisa disebarluaskan
misalnya dengan cara mengerahkan staf home delivery untuk menyebarkannya ke
kompleks perumahan atau lokasi-lokasi tertentu yang mereka lalui dan dinilai
prospektif.
91
Selain strategi-strategi tersebut, berbagai kegiatan ataupun event-event
yang terkait dengan konsep menu restoran ini dapat dilakukan. Sebagai restoran
yang menyediakan menu vegetarian yang tidak dikonsumsi oleh kebanyakan
orang, pihak manajemen harus mampu sedemikian rupa membangun image
makanan vegetarian sebagai menu yang baik bagi kesehatan dan sudah saatnya
masyarakat beralih ke makanan jenis ini. Untuk mendukung strategi ini, maka
dapat diadakan kegiatan-kegiatan seperti seminar mengenai vegetarian yang dapat
dilaksanakan bekerjasama dengan instansi-instansi tertentu. Program ini memiliki
dampak positif yang besar untuk mengedukasi banyak orang sehingga dapat
bergeser menuju gaya hidup yang sehat dengan mengkonsumsi makanan berupa
menu vegetarian. Dengan demikian banyak orang akan beralih dari makanan cepat
saji menuju makanan vegetarian dimana salah satu tempat yang mampu
memenuhi kebutuhan mereka adalah Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”. Pada
akhirnya pangsa pasar restoran ini semakin luas dan keuntungan yang diperoleh
pun semakin meningkat.
92
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dari penelitian ini, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Menu Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” disukai oleh laki-laki maupun
perempuan dari berbagai kalangan usia dengan daya beli terhadap makanan
cukup tinggi. Kebiasaan makan sebagai vegetarian merupakan alasan utama
konsumen berkunjung didukung oleh rasa makanan yang berkualitas sehingga
sebagian besar konsumen puas terhadap kunjungannya ke restoran ini.
2. Faktor yang paling mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen
ketika mengunjungi Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” yaitu keramahan
pelayanan, kecepatan penyajian serta citarasa makanan dan minuman.
3. Seluruh atribut dalam analisis tingkat kepentingan dan kinerja dinilai sangat
penting oleh konsumen dan kinerja dari pihak manajemen terhadap atribut-
atribut tersebut juga sudah baik atau sesuai harapan konsumen. Strategi bauran
pemasaran yang direkomendasikan bagi restoran ini ialah dengan
mempertahankan citarasa serta variasi menunya didukung kecepatan penyajian
produk. Selain itu program promosi berupa potongan harga pada event tertentu
sangat efektif untuk dilaksanakan. Perluasan skala usaha di tempat yang sama
serta meningkatkan kualitas penyediaan produk dan kecepatan pelayanan juga
baik untuk dilakukan didukung dengan inovasi dalam sistem home delivery.
Strategi pemasaran lainnya ialah promosi dengan menggunakan leaflet
93
maupun brosur dengan cara disebarluaskan melalui staf home delivery serta
mengadakan seminar mengenai vegetarian.
8.2 Saran
1. Pihak manajemen hendaknya mengadakan pelatihan secara berkala bagi
pegawai khususnya dalam hal keramahan pelayanan serta kecepatan penyajian
produk oleh orang-orang yang kompeten di bidangnya. Kedua variabel ini
menjadi prioritas karena termasuk faktor kreativitas pelayanan yang paling
mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen dimana nilai tingkat
kinerja serta kepentingannya cukup tinggi. Hal ini dapat dibangun melalui
program service excellence yang konsisten diadakan dalam bentuk penilaian,
serta evaluasi yang pelaksanaannya terus dimonitoring oleh supervisor bahkan
manager sehingga kualitas variabel-variabel ini dapat terus ditingkatkan.
2. Tingkat kinerja yang paling rendah dalam dimensi tangible harus menjadikan
variabel promosi sebagai salah satu program yang perlu ditingkatkan. Promosi
yang dinilai efektif ialah melalui media cetak seperti koran dan
penyebarluasan leaflet atau brosur, program promosi berkala pada hari kerja
maupun jam makan pagi (sarapan) yang sepi pengunjung. Selain itu pihak
manajemen perlu mengadakan event seperti seminar mengenai vegetarian
dalam rangka mengedukasi banyak orang untuk beralih mengkonsumsi
makanan vegetarian.
3. Membuat berbagai inovasi misalnya dalam hal menu dan sistem home
delivery.
94
DAFTAR PUSTAKA
Atmodjo, M.W. 1995. Restaurant dan Segala Permasalahannya. Andi.
Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik. 2006. Statistika Indonesia 2005/2006. Badan Pusat
Statistik. Bogor.
. 2006. Data Sosial Ekonomi Masyarakat Jawa Barat Tahun 2005
(Hasil Susenas 2005). Badan Pusat Statistik. Bogor.
Dewi, S. T. 2004. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian oleh
Konsumen Restoran Tradisional Sunda (Studi Kasus di Kotamadya
Bogor). Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. 2006. Hotel dan Akomodasi Pariwisata Bogor.
Bogor.
Engel, J. F., R. D. Blackwell dan P. W. Miniard. 1994. Perilaku Konsumen. Edisi
Keenam. Jilid 1. Binarupa Aksara. Jakarta.
. 1995. Perilaku Konsumen. Edisi Keenam. Jilid 2. Binarupa Aksara.
Jakarta.
Hanafy, E. 2007. Analisis Keputusan Pembelian dan Positioning Produk Ayam
Panggang dan Steak di Restoran ”MP” Bogor. Skripsi. Program Sarjana
Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Hawkins, D. I., R. J. Best dan K. A. Coney. 1992. Consumer Behavior:
Implications for Marketing Strategy. 5th
Edition. Irwin Hornewood,
Boston. USA.
Irawan, H. 2003. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. PT. Gramedia. Jakarta.
Kombong, E. N. 2007. Analisis Kepuasan Konsumen Restoran Bakul-Bakul di
Bogor. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kotler, P. 2003. Manajemen Pemasaran. Edisi Ke Sebelas. Jilid 1. PT. Indeks
Kelompok Gramedia. Jakarta.
Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
95
Parmana. 2006. Analisis Keputusan Pembelian dan Sikap Konsumen Terhadap
MER Furniture Center (Kasus: Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat).
Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Simamora, B. 2004. Riset Pemasaran: Falsafah, Teori dan Aplikasi. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Soumokil, I. E. 2005. Analisis Perilaku Konsumen dan Kualitas Pelayanan Kafe
Corica (Studi Kasus: Corica Automall, Plaza Indonesia dan Jl. Sampit V,
Jakarta). Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sumarwan, U. 2002. Perilaku Konsumen (Teori dan Penerapannya Dalam
Pemasaran). Ghalia Indonesia. Bogor.
Supranto, J. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Untuk Menaikkan Pangsa
Pasar. PT. Bineka Cipta. Jakarta.
Torsina, M. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
96
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Analisis Keputusan Pembelian Konsumen Restoran Vegetarian “Karunia Baru” Bogor
KUESIONER PENELITIAN ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN
RESTORAN VEGETARIAN ”KARUNIA BARU” BOGOR
Nomor kuesioner :……… Tanggal :……./……/….. A. KARAKTERISTIK KONSUMEN
1. Nama : ………………………………….
2. Umur Anda saat ini : ………. Tahun 3. Jenis Kelamin :
( ) Laki-laki ( ) Perempuan
4. Status : ( ) Menikah ( ) Belum menikah
5. Pendidikan Terakhir : ( ) SD ( ) SLTP ( ) SMU
( ) Akademi/Diploma ( ) Sarjana/S1 ( ) Pasca Sarjana 6. Pekerjaan :
( ) Mahasiswa/Pelajar ( ) Pegawai Negeri Sipil/ABRI
( ) Wiraswasta ( ) Ibu Rumah Tangga
( ) Pegawai Swasta ( ) Tidak/Belum Bekerja 7. Penerimaan/Uang Saku rata-rata Anda per Bulan :
( ) < Rp. 1.000.000 ( ) Rp. 1.000.000 – Rp. 2.500.000
( ) Rp. 2.500.001-Rp 5.000.000 ( ) Rp. 5.000.001 – Rp. 7.500.000
( ) Rp. 7.500.001 – Rp. 10.000.000 ( ) > Rp. 10.000.000 8. Pengeluaran rata-rata Anda per bulan untuk makanan:
( ) < Rp. 50.000 ( ) Rp. 200.001 – Rp. 300.000
( ) Rp. 50.000-Rp 100.000 ( ) Rp. 300.001 – Rp. 400.000
( ) Rp. 100.001 – Rp. 200.000 ( ) > Rp. 400.000 9. Pengeluaran Anda rata-rata per bulan untuk mengkonsumsi makanan di Restoran
Vegetarian “Karunia Baru”: : ( ) < Rp. 50.000 ( ) Rp. 200.001 – Rp. 300.000
( ) Rp. 50.000-Rp 100.000 ( ) Rp. 300.001 – Rp. 400.000
( ) Rp. 100.001 – Rp. 200.000 ( ) > Rp. 400.000
Responden Yth,
Saya, Desman Manurung, Mahasiswa Program Sarjana Ekstensi, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor, bermaksud melakukan penelitian
mengenai Analisis Keputusan Pembelian di Restoran Vegetarian “Karunia Baru” Bogor untuk penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan studi.
Demi tercapainya hasil yang diinginkan, mohon kesediaan Saudara/i untuk
berpartisipasi dengan mengisi kuesioner ini secara lengkap dan benar.
Semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan
untuk kepentingan akademis. Atas kerja samanya, Saya ucapkan terima
kasih.
97
Lampiran 1. Lanjutan B. PENGENALAN KEBUTUHAN (Jawaban yang Anda pilih boleh lebih dari satu) 1. Alasan Anda makan menu vegetarian di Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” adalah:
( ) Rasa lapar ( ) Menikmati suasana yang ditawarkan
( ) Sekedar ingin mencoba ( ) Rasa yang khas
( ) Harga yang terjangkau ( ) Kebiasaan makan sebagai vegetarian
( ) Alasan kesehatan ( ) Gaya hidup atau trend
( ) Lainnya, sebutkan……………
2. Manfaat apa yang Anda cari dari Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”?
( ) Rasa enak ( ) Sebagai makan selingan
( ) Sebagai simbol status sosial ( ) Kesehatan
( ) Sebagai tempat melepas rasa lapar ( ) Lainnya, sebutkan……………
3. Apa yang Anda rasakan jika tidak makan di Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”?
( ) Merasa ada yang kurang
( ) Biasa saja
C. PENCARIAN INFORMASI (Pilihlah salah satu jawaban utama) 4. Dari manakah pertama kali Anda mengetahui tentang Restoran Vegetarian ”Karunia
Baru”?
( ) Teman ( ) Koran/Majalah/Brosur
( ) Keluarga/Saudara ( ) Sendiri
( ) Penjual atau Pelayan ( ) Lainnya, sebutkan……………
5. Apa yang menjadi fokus perhatian utama Anda ketika makan di Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”?
( ) Harga ( ) Kebersihan makanan, peralatan dan lingkungan
( ) Rasa ( ) Mudah diperoleh
( ) Kualitas ( ) Praktis/cepat saji
( ) Penjual atau Pelayan ( ) Lainnya, sebutkan……………
D. EVALUASI ALTERNATIF (Jawaban yang Anda pilih boleh lebih dari satu) 6. Pertimbangan apa saja yang Anda gunakan ketika mengunjungi Restoran Vegetarian
”Karunia Baru”?
( ) Harga ( ) Pelayanan memuaskan
( ) Rasa makanan baik (enak dan terjamin) ( ) Nyaman dan praktis
( ) Dekat tempat tinggal/sekolah/kampus/kantor ( ) Lainnya, sebutkan……......................
7. Menurut Anda, variabel apa saja yang menunjukkan kualitas dari Restoran
Vegetarian ”Karunia Baru”?
( ) Harga ( ) Pelayanan
( ) Rasa ( ) Kebersihan makanan/peralatan makan
( ) Tempat ( ) Lainnya, sebutkan……………
E. PROSES PEMBELIAN (Pilihlah salah satu jawaban utama) 8. Kapankah Anda paling sering berkunjung ke Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”?
( ) Hari kerja ( ) Hari libur
9. Pada jam makan apakah paling sering Anda berkunjung ke Restoran Vegetarian
”Karunia Baru”?
( ) Makan pagi (sarapan) ( ) Makan siang ( ) Makan malam
98
Lampiran 1. Lanjutan
10. Seberapa seringkah rata-rata Anda makan di Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”?
........ kali per hari/ minggu/ bulan (*)
(*) Coret yang tidak perlu
11. Media apa yang paling berpengaruh sehingga saat ini Anda memutuskan untuk
makan di Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”?
( ) Keluarga/Saudara ( ) Koran/Majalah/Brosur
( ) Teman/Pacar ( ) Radio/TV
( ) Penjual atau Pelayan ( ) Lainnya, sebutkan……………
12. Bagaimana media mempengaruhi Anda dalam menyarankan kunjungan ke Restoran
Vegetarian ”Karunia Baru”?
( ) Memberitahukan Anda bahwa sering berlangsungnya promosi harga spesial
( ) Memberitahukan Anda bahwa menu yang disajikan berbeda dengan restoran lain
( ) Memberitahukan bahwa suasana serta fasilitas yang ditawarkan sangat memadai
( ) Memberitahukan Anda bahwa banyak event mengenai vegetarian yang sering
berlangsung
( ) Lainnya, sebutkan…………………….
13. Bentuk promosi penjualan seperti apa yang saat ini sedang berlangsung dan paling membuat Anda tertarik sehingga memutuskan untuk makan di Restoran Vegetarian
”Karunia Baru”?
( ) Potongan harga ( ) Keragaman menu
( ) Penambahan porsi ( ) Lainnya, sebutkan……………
( ) Hadiah langsung
14. Bentuk promosi penjualan seperti apa yang paling Anda inginkan sering berlangsung
pada Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”? ( ) Potongan harga ( ) Keragaman menu
( ) Penambahan porsi ( ) Lainnya, sebutkan……………
( ) Hadiah langsung
F. EVALUASI PASCA PEMBELIAN (Pilihlah salah satu jawaban utama) 15. Setelah kunjungan Anda pada saat ini ke Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”, yang
anda rasakan adalah:
( ) Puas ( ) Tidak puas ( ) Biasa saja
16. Apabila harga rata-rata menu Restoran Vegetarian ”Karunia Baru” mengalami
kenaikan sebesar 15%, maka Anda:
( ) Tetap akan membeli
( ) Pindah ke restoran lain yang lebih murah ( ) Mengurangi frekuensi pembelian selanjutnya
( ) Tidak jadi membeli
( ) Lainnya, sebutkan……………
17. Setelah kunjungan Anda pada saat ini ke Restoran Vegetarian ”Karunia Baru”, apakah Anda berniat untuk berkunjung kembali?
( ) Ya ( ) Tidak
99
Lampiran 1. Lanjutan
G. EVALUASI ATRIBUT G. 1. Analisis Keputusan Pembelian Berikanlah tanda check list (√) pada kolom-kolom di bawah ini yang sesuai dengan penilaian Anda. Anda hanya perlu menempatkan pilihan pada kolom: STM = Sangat Tidak Mempengaruhi (Score=1) TM = Tidak Mempengaruhi (Score=2) AM = Agak Mempengaruhi (Score=3) M = Mempengaruhi (Score=4) SM = Sangat Mempengaruhi (Score=5)
Tingkat Pengaruh (Score) No. Variabel STM
1 TM 2
AM 3
M 4
SM 5
1. Citarasa makanan dan minuman
2. Variasi menu
3. Harga makanan
4. Porsi makanan
5. Lokasi
6. Kecepatan penyajian
7. Keramahan pelayanan
8. Pengaruh orang lain (teman atau
keluarga)
9. Promosi penjualan
10. Kenyamanan tempat (layout dan
dekorasi ruangan)
11. Kebersihan
12. Pendapatan
13. Waktu kunjungan
14. Kebiasaan makan sebagai vegetarian
15. Alasan kesehatan
16. Gaya hidup atau trend masa kini
100
Lampiran 1. Lanjutan G. 2. Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Lingkarilah jawaban Anda pada skor tingkat kepentingan dan kinerja dengan skala nilai: (*) 1=Tidak penting; 2=Kurang penting; 3=Cukup penting; 4=Penting; 5=Sangat penting (**) 1=Tidak baik; 2=Kurang Baik; 3=Cukup baik; 4=Baik; 5=Sangat baik
Variabel Tingkat Penilaian Kepentingan (*)
Tingkat Penilaian Kinerja (**)
I. Tangible
1. Display produk 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
2. Layout dan dekorasi ruangan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
3. Kenyamanan tempat 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
4. Kebersihan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
5. Penampilan pramusaji 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
6. Promosi penjualan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
II. Reliability
7. Citarasa makanan & minuman 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
8. Menu yang bervariasi 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
9. Harga 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
III.Responsiveness
10. Kecepatan penyajian produk 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
11. Kecepatan transaksi 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
IV.Assurance
12. Keramahan dan kesopanan pramusaji 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
13. Pengetahuan pramusaji tentang produk 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
14. Kemudahan transaksi 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
15. Respon terhadap keluhan konsumen 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
V. Emphaty
16. Lokasi 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA
101
Lampiran 2. Output Hasil Analisis Faktor Dalam Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen Restoran Vegetarian “Karunia Baru”
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .675
Approx. Chi-Square 481.656 Df 120 Bartlett's Test of Sphericity
Sig. .000
Communalities
Variable Initial Extraction citarasa 1.000 .519
variasi 1.000 .615
harga 1.000 .767
porsi 1.000 .675
lokasi 1.000 .619
kecepatan_penyajian 1.000 .531
keramahan_pelayanan 1.000 .719
Pengaruh_oranglain 1.000 .609
promosi 1.000 .633
kenyamanan_tempat 1.000 .466 kebersihan 1.000 .467 pendapatan 1.000 .597
waktu_kunjungan 1.000 .489 vegetarian 1.000 .755
alasan_kesehatan 1.000 .443 gaya hidup 1.000 .679
Extraction Method: Principal Component Analysis.
102
Lampiran 2. Lanjutan
Anti-image Correlation
X1 .730(a) -.502 .265 -.145 -.062 -.165 -.014 -.015 -.209 .181 -.300 .060 -.085 -.037 .130 -.200
X2 -.502 .781(a) -.250 -.004 -.193 .029 -.059 .017 .104 -.194 .082 -.099 .104 .001 -.194 .179
X3 .265 -.250 .650(a) -.436 -.340 -.186 .281 -.177 -.084 .009 -.105 -.035 -.063 .004 .162 -.141
X4 -.145 -.004 -.436 .763(a) .033 -.125 -.099 .144 .013 -.117 .063 .108 .023 .078 -.242 -.089
X5 -.062 -.193 -.340 .033 .828(a) .064 -.067 -.008 .010 -.021 .121 -.223 .013 -.140 .076 -.018
X6 -.165 .029 -.186 -.125 .064 .636(a) -.693 .205 -.316 .425 -.157 .027 .043 -.086 .104 .109
X7 -.014 -.059 .281 -.099 -.067 -.693 .619(a) -.242 .323 -.546 .130 -.136 -.138 .013 -.097 -.051
X8 -.015 .017 -.177 .144 -.008 .205 -.242 .663(a) -.533 .223 -.193 -.173 .048 .134 .086 -.111
X9 -.209 .104 -.084 .013 .010 -.316 .323 -.533 .636(a) -.425 .260 -.107 -.154 -.294 -.048 -.054
X10 .181 -.194 .009 -.117 -.021 .425 -.546 .223 -.425 .543(a) -.450 .013 .040 -.027 .195 -.068
X11 -.300 .082 -.105 .063 .121 -.157 .130 -.193 .260 -.450 .609(a) -.026 .050 -.011 -.294 .100
X12 .060 -.099 -.035 .108 -.223 .027 -.136 -.173 -.107 .013 -.026 .815(a) -.326 .165 -.094 .110
X13 -.085 .104 -.063 .023 .013 .043 -.138 .048 -.154 .040 .050 -.326 .806(a) .061 -.013 -.054
X14 -.037 .001 .004 .078 -.140 -.086 .013 .134 -.294 -.027 -.011 .165 .061 .612(a) -.336 .432
X15 .130 -.194 .162 -.242 .076 .104 -.097 .086 -.048 .195 -.294 -.094 -.013 -.336 .579(a) -.048
X16 -.200 .179 -.141 -.089 -.018 .109 -.051 -.111 -.054 -.068 .100 .110 -.054 .432 -.048 .587(a) a Measures of Sampling Adequacy (MSA)
103
Lampiran 2. Lanjutan
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .711
Approx. Chi-Square 347.840 Df 66 Bartlett's Test of Sphericity
Sig. .000
Anti Image Corelation
Variable MSA citarasa 0.75
variasi 0.76
harga 0.64
porsi 0.76
lokasi 0.83
kecepatan_penyajian 0.71
keramahan_pelayanan 0.66
Pengaruh_oranglain 0.70
promosi 0.74
pendapatan 0.82
vegetarian 0.55
gaya hidup 0.52
Communalities
Variable Initial Extraction citarasa 1.000 .571
variasi 1.000 .612
harga 1.000 .790
porsi 1.000 .712
lokasi 1.000 .625
kecepatan_penyajian 1.000 .742
keramahan_pelayanan 1.000 .774
Pengaruh_oranglain 1.000 .764
promosi 1.000 .674
pendapatan 1.000 .549
vegetarian 1.000 .747
gaya hidup 1.000 .751
Extraction Method: Principal Component Analysis.
104
Lampiran 2. Lanjutan
Total Variance Explained
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared
Loadings
Rotation Sums of Squared
Loadings
Component Total % of
Variance
Cumulative
% Total
% of
Variance
Cumulative
% Total
% of
Variance
Cumulative
%
1 4.085 34.040 34.040 4.085 34.040 34.040 2.540 21.163 21.163
2 1.852 15.430 49.470 1.852 15.430 49.470 2.144 17.868 39.031
3 1.248 10.404 59.874 1.248 10.404 59.874 2.025 16.878 55.909
4 1.128 9.398 69.272 1.128 9.398 69.272 1.604 13.364 69.272
5 .841 7.009 76.282
6 .747 6.225 82.506
7 .502 4.185 86.691
8 .430 3.584 90.275
9 .368 3.065 93.340
10 .337 2.807 96.146
11 .277 2.312 98.458
12 .185 1.542 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Lampiran 2. Lanjutan
Rotated Component Matrix(a)
Component Variable
1 2 3 4 citarasa .681 .220 .240 .046
variasi .406 .154 .531 .223
harga .009 .271 .835 -.139
porsi .402 -.172 .638 -.153
lokasi .086 .382 .676 .122
kecepatan_penyajian .831 .142 .108 .137
keramahan_pelayanan .859 .189 -.027 .001
Pengaruh_oranglain .070 .839 .103 -.211
promosi .226 .747 .230 .111
pendapatan .212 .696 .138 -.026
vegetarian .172 .036 .104 .840 gaya hidup .020 .142 .135 .844 Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
a Rotation converged in 5 iterations.
105
Descriptive Statistics
Variable Mean Std.
Deviation Analysis
N citarasa 4.6500 .55347 80
variasi 4.2250 .65555 80
harga 3.8750 1.05991 80
porsi 4.2125 .70610 80
lokasi 4.2500 .86420 80
kecepatan_penyajian 4.2250 .74587 80
keramahan_pelayanan 4.0875 .76628 80
Pengaruh_oranglain 4.2750 .88554 80
promosi 4.0000 .99365 80
pendapatan 3.9500 1.10121 80
waktu_kunjungan 3.8000 1.02377 80
vegetarian 4.0000 1.14737 80
gaya hidup 2.7750 1.25259 80