› xmlui › bitstream... · bab ii tinjauan pustaka 2.1 ukuran perusahaan 2.1.1 ...16 bersifat...

28
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ukuran Perusahaan 2.1.1 Pengertian Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan pada dasarnya adalah pengelompokan perusahaan kedalam beberapa kelompok, diantaranya perusahaan besar, sedang dan kecil. Skala perusahaan merupakan ukuran yang dipakai untuk mencerminkan besar kecilnya perusahaan yang didasarkan kepada total aset perusahaan (Suwito dan Herawaty, 2005) Ukuran perusahaan adalah skala perusahaan yang dilihat dari total aktiva perusahaan pada akhir tahun. Total penjualan juga dapat digunakan untuk mengukur besarnya perusahaan. Karena biaya-biaya yang mengikuti penjualan cenderung lebih besar, maka perusahaan dengan tingkat penjualan yang tinggi cenderung memilih kebijakan akuntansi yang mengurangi laba (Sidharta, 2000). Penelitian ukuran perusahaan dapat menggunakan tolak ukur aset. Karena total aset perusahaan bernilai besar maka hal ini dapat disederhanakan dengan mentranformasikan ke dalam logaritma natural (Ghozali, 2006); sehingga ukuran perusahaaan juga dapat dihitung dengan : Size = Ln Total Assets Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya perusahaan. Besar kecilnya usaha tersebut ditinjau dari lapangan usaha yang dijalankan. Penentuan skala besar kecilnya perusahaan dapat ditentukan berdasarkan total penjualan, total asset, rata-rata tingkat penjualan (Seftianne, 2011).

Upload: others

Post on 25-Feb-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: › xmlui › bitstream... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ukuran Perusahaan 2.1.1 ...16 bersifat rutin, atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ukuran Perusahaan

2.1.1 Pengertian Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan pada dasarnya adalah pengelompokan perusahaan

kedalam beberapa kelompok, diantaranya perusahaan besar, sedang dan kecil.

Skala perusahaan merupakan ukuran yang dipakai untuk mencerminkan besar

kecilnya perusahaan yang didasarkan kepada total aset perusahaan (Suwito dan

Herawaty, 2005)

Ukuran perusahaan adalah skala perusahaan yang dilihat dari total aktiva

perusahaan pada akhir tahun. Total penjualan juga dapat digunakan untuk

mengukur besarnya perusahaan. Karena biaya-biaya yang mengikuti penjualan

cenderung lebih besar, maka perusahaan dengan tingkat penjualan yang tinggi

cenderung memilih kebijakan akuntansi yang mengurangi laba (Sidharta, 2000).

Penelitian ukuran perusahaan dapat menggunakan tolak ukur aset. Karena

total aset perusahaan bernilai besar maka hal ini dapat disederhanakan dengan

mentranformasikan ke dalam logaritma natural (Ghozali, 2006); sehingga ukuran

perusahaaan juga dapat dihitung dengan :

Size = Ln Total Assets

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya perusahaan. Besar

kecilnya usaha tersebut ditinjau dari lapangan usaha yang dijalankan. Penentuan

skala besar kecilnya perusahaan dapat ditentukan berdasarkan total penjualan,

total asset, rata-rata tingkat penjualan (Seftianne, 2011).

Page 2: › xmlui › bitstream... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ukuran Perusahaan 2.1.1 ...16 bersifat rutin, atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka

13

Perusahaan yang berukuran besar mempunyai berbagai kelebihan

dibanding perusahaan berukuran kecil. Kelebihan tersebut yang pertama adalah

ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh

dana dari pasar modal. Kedua, ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-

menawar (bargaining power) dalam kontrak keuangan. Dan ketiga, ada

kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return membuat perusahaan yang

lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba (Sawir, 2004).

Ukuran perusahaan adalah rata–rata total penjualan bersih untuk tahun

yang bersangkutan sampai beberapa tahun. Dalam hal ini penjualan lebih besar

dari pada biaya variabel dan biaya tetap, maka akan diperoleh jumlah pendapatan

sebelum pajak. Sebaliknya jika penjualan lebih kecil dari pada biaya variabel dan

biaya tetap maka perusahaan akan menderita kerugian (Brigham dan Houston,

2001).

Perusahaan dengan ukuran besar memiliki akses lebih besar dan luas untuk

mendapat sumber pendanaan dari luar, sehingga untuk memperoleh pinjaman

akan menjadi lebih mudah karena dikatakan bahwa perusahaan dengan ukuran

besar memiliki kesempatan lebih besar untuk memenangkan persaingan atau

bertahan dalam industri (Lisa dan jogi, 2013).

Perusahaan besar yang sudah well-established akan lebih mudah

memperoleh modal di pasar modal dibanding dengan perusahaan kecil. Karena

kemudahan akses tersebut berarti perusahaan besar memiliki fleksibilitas yang

lebih besar pula Sartono (2010:249)

Page 3: › xmlui › bitstream... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ukuran Perusahaan 2.1.1 ...16 bersifat rutin, atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka

14

Menurut Setiyadi (2007) Ukuran perusahaan yang biasa dipakai untuk

menentukan tingkatan perusahaan adalah :

1. Tenaga kerja, merupakan jumlah pegawai tetap dan honorer yang terdaftar

atau bekerja di perusahaan pada suatu saat tertentu.

2. Tingkat penjualan, merupakan volume penjualan suatu perusahaan pada

suatu periode tertentu.

3. Total utang, merupakan jumlah utang perusahaan pada periode tertentu.

4. Total asset, merupakan keseluruhan asset yang dimiliki perusahaan pada

saat tertentu.

2.2 Modal Kerja

2.2.1 Pengertian Modal

Ada beberapa pengertian modal menurut beberapa ahli akuntansi dan

pemeriksaan, diantaranya:

“Modal yaitu hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang

ditunjukan dalam pos modal, surplus, dan laba yang ditahan” (Munawir,

2007).

“ Modal adalah baik yang berupa barang-barang konkrit yang masih ada

dalam rumah tangga perusahaan yang terdapat dineraca sebelah debit,

maupun berupa daya beli atau nilai tukar dari barang-barang itu yang

tercatat dineraca sebelah kredit” ( Riyanto, 2008).

Modal merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan untuk

menjalankan aktivitas operasional sehari-hari. Periode perputaran modal kerja

(working capital turnover period) dihitung sejak suatu kas diinvestasikan dalam

Page 4: › xmlui › bitstream... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ukuran Perusahaan 2.1.1 ...16 bersifat rutin, atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka

15

komponen–komponen modal kerja sampai kembali lagi menjadi kas (Ahmad

,2002).

2.2.2 Pengertian Modal Kerja

Modal kerja adalah asset lancar dikurangi utang lancar. Modal kerja juga

bisa dianggap sebagai dana yang tersedia untuk diinvestasikan dalam asset tidak

lancar atau untuk membayar utang tidak lancar (Sofyan Syafri Harahap,

2007:288). Definisi modal kerja yaitu:

“ Keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula

dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

operasi sehari-hari” (Sawir Agnes,2005)

“Dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan

operasional perusahaan sehari-hari, seperti pembelian bahan baku,

pembayaran upah buruh, membayar hutang, dan pembayaran lainnya”

(Sutrisno, 2007:39).

Modal kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek yaitu

kas, sekuritas yang mudah dipasarkan, persediaan, dan piutang usaha (Brigham,

2001:30). Modal kerja selalu diperlukan untuk membiayai kegiatan perusahaan

sehari-hari dan menjaga kontinuitas perusahaan selama masih beroperasi (Wild,

2005:186).

Menurut Munawir (2007) modal kerja dapat dibagi dalam konsep sebagai

berikut:

a. Konsep Kuantitatif

Konsep ini menitikberatkan kepada kuantum yang diperlukan untuk

mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang

Page 5: › xmlui › bitstream... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ukuran Perusahaan 2.1.1 ...16 bersifat rutin, atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka

16

bersifat rutin, atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk

tujuan operasi jangka pendek. Dalam konsep ini menganggap bahwa

modal kerja adalah jumlah aktiva lancar (gross working capital).

b. Konsep Kualitatif

Konsep ini menitik beratkan pada kualitas modal kerja, dalam konsep ini

pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang

jangka pendek (net working capital) yaitu jumlah aktiva lancar yang

berasal dari pinjaman jangka panjang maupun dari para pemilik

perusahaan.

c. Konsep Fungsional

Konsep ini menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka

yang menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan, tetapi

tidak semua dana digunakan dalam periode ini (current income) ada

sebagian dana yang akan digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan

laba dimasa yang akan datang. Misalnya : bangunan, mesin-mesin, pabrik,

alat-alat kantor dan aktiva tetap lainnya.

Menurut Munawir (2002:125) Penggunaan-penggunaan aktiva lancar yang

mengakibatkan turunnya modal kerja adalah sebagai berikut:

a. Pembayaran biaya atau ongkos-ongkos operasi perusahaan, meliputi

pembayaran upah, gaji, pembelian bahan atau barang dagangan, supplies

kantor dan pembayaran biaya-biaya lainnya.

b. Kerugian-kerugian yang diderita oleh perusahaan karena adanya penjualan

surat berharga atau efek, maupun kerugian yang insidentil lainnya.

Page 6: › xmlui › bitstream... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ukuran Perusahaan 2.1.1 ...16 bersifat rutin, atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka

17

c. Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan-

tujuan tertentu dalam jangka panjang.

d. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap, investasi jangka panjang

atau aktiva tidak lancar lainnya yang mengakibatkan berkurangnya aktiva

lancar atau timbulnya utang lancar yang berakibat berkurangnya modal

kerja.

e. Pembayaran utang-utang jangka panjang yang meliputi utang hipotik,

utang obligasi maupun bentuk utang jangka panjang lainnya.

f. Pengambilan uang atau barang dagangan oleh pemilik perusahaan untuk

kepentingan pribadi (prive) atau adanya pengambilan bagian keuntungan

oleh pemilik dalam perusahaan perseorangan dan persekutuan atau adanya

pembayaran dividen dalam perseroan terbatas.

Menurut Munawir (2002:129) Disamping penggunaan aktiva lancar yang

mengakibatkan berkurangnya modal kerja tersebut, pemakaian aktiva lancar yang

tidak merubah jumlahnya baik jumlah modal kerjanya maupun jumlah aktiva

lancarnya itu sendiri. Menurut Djarwanto (2004) pemakaian atau penggunaan

modal kerja / aktiva lancar yang hanya menyebabkan berubahnya bentuk aktiva

lancar (modal kerja tidak berkurang), misalnya:

a. Pembelian efek (marketable securities) secara tunai.

b. Pembelian barang dagangan atau bahan-bahan lainnya secara tunai.

c. Perubahan suatu bentuk piutang ke bentuk piutang yang lain, misalnya

dari piutang dagang (account receivable) menjadi piutang wesel (notes

Page 7: › xmlui › bitstream... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ukuran Perusahaan 2.1.1 ...16 bersifat rutin, atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka

18

receivable). Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam

suatu perusahaan.

Menurut Jumingan (2009) Modal kerja adalah kelebihan asset lancar

terhadap utang jangka pendek. Kelebihan ini disebut modal kerja bersih (net

working capital). Rumus untuk mencari modal kerja dapat digunakan sebagai

berikut :

Modal Kerja = Aktiva Lancar – Hutang Lancar

2.2.3 Sumber Modal Kerja

Kenaikan dalam modal kerja terjadi apabila aktiva menurun atau dijual serta

karena kenaikan dalam utang jangka panjang dan modal sedangkan penurunan

dalam modal kerja timbul akibat aktiva tidak lancar naik atau dibeli atas jangka

panjang naik (Sofyan Syafri Harahap, 2001:288).

Menurut Munawir (2002:120) sumber-sumber modal kerja adalah sebagai

berikut:

1. Hasil operasi perusahaan yaitu jumlah laba bersih yang nampak dalam laporan

laba rugi ditambah dengan depresiasi dan amortisasi. Jumlah ini menunjukan

jumlah mdal kerja yang berasal dari hasil operasi perusahaan. dengan adanya

keuntungan dan laba dari perusahaan, dan apabila laba tersebut tidak diambil

oleh pemilik perusahaan, maka laba tersebut akan menambah modal

perusahaan yang bersangkutan.

2. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga. Dengan adanya penjualan

surat berharga ini menyebabkan terjadinya perubahan dalam unsur modal

kerja yaitu dari bentuk surat berharga berubah menjadi uang kas. Keuntungan

Page 8: › xmlui › bitstream... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ukuran Perusahaan 2.1.1 ...16 bersifat rutin, atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka

19

yang diperoleh dari penjualan surat berharga ini merupakan suatu sumber

untuk bertambahnya modal kerja.

3. Penjualan aktiva tidak lancar. Modal kerja dapat bertambah dari penjualan

aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainya yang tidak

diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan dan aktiva ini menjadi kas atau

piutang akan menyebabkan bertambahnya modal kerja sebesar hasil penjualan

tersebut.

4. Penjualan saham atau obligasi untuk menambah dana atau modal kerja yang

dibutuhkan perusahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau

meminta kepada para pemilik perusahaan untuk menambah modalnya,

disamping itu perusahaan dapat pula mengeluarkan obligasi atau bentuk

hutang jangka panjang lainya gunanya memenuhi kebutuhan modal kerjanya.

Menurut Munawir (2002:123) Dari uraian tentang sumber-sumber modal kerja

tersebut maka menyimpulkan modal kerja akan bertambah apabila :

1. Adanya kenaikan setor modal baik yang berasal dari laba maupun adanya

pengeluaran modal saham / tambahan investasi dari pemilik perusahaan.

2. Adanya pengurangan / penurunan aktiva tetap yang diimbangi dengan

bertambahnya aktiva lancar karena adanya penjualan aktiva tetap maupun

melalui proses depresiasi.

3. Adanya penambahan hutang jangka panjang baik dalam bentuk obligasi,

hipotik atau hutang jangka panjang lainya yang diimbangi dengan

bertambahnya aktiva tetap.

Page 9: › xmlui › bitstream... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ukuran Perusahaan 2.1.1 ...16 bersifat rutin, atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka

20

2.2.4 Fungsi Modal Kerja

Menurut Tunggal (1995) Fungsi modal kerja antara lain sebagai berikut :

1. Modal kerja itu menampung kemungkinan akibat buruk yang ditimbulkan

karena penurunan nilai aktiva lancar seperti penurunan nilai piutang yang

diragukan dan yang tidak dapat ditagih atau penurunan nilai persediaan.

2. Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk membayar semua

utang lancarnya tepat pada waktunya dan untuk memanfaatkan potongan tunai

jika menggunakan potongan tunai maka jumlah yang akan dibayarkan untuk

pembelian barang menjadi berkurang.

3. Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk memelihara credit

standing perusahaan yaitu penilaian pihak ketiga, misalnya bank dan para

kreditor akan kelayakan perusahaan untuk memelihara kredit akan kelayakan

perusahaan untuk memelihara kredit. Selain itu, memungkinkan perusahaan

untuk mengadapi situasi darurat seperti : pemogokan, banjir.

Fungsi Modal kerja adalah menutupi jarak antara saat dikeluarkan utang tunai

(kas) untuk membayar / membeli persediaan bahan baku dan biaya lainya dengan

sat diterimanya hasil penjualan. Jarak yang dimaksud disebut perputaran modal

kerja (working capital turnover period) atau suatu kegiatan operasi suatu kas

diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai kembali lagi

menjadi kas. Semakin pendek periode tersebut berarti semakin cepat perputaran

(turnover) atau makin tinggi tingkat perputaran (Ahmad, 2002) Perputaran modal

kerja dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Page 10: › xmlui › bitstream... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ukuran Perusahaan 2.1.1 ...16 bersifat rutin, atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka

21

WTCO (𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟) =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠

𝑁𝑒𝑡 𝑊𝑜𝑟𝑘𝑛𝑔 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙

2.2.5 Jenis-jenis modal kerja

Menurut Riyanto (2001) Jenis-jenis modal kerja dapat digolongkan kedalam:

1. Modal kerja permanen, yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada

perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal

kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha, yang

dibedakan sebagai berikut:

a) Modal kerja primer, yaitu modal kerja minimum yang harus ada pada

perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.

b) Modal kerja normal, yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk

menyelenggarakan luas produksi yang normal.

2. Modal kerja variabel, yaitu jumlah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah

sesuai dengan perubahan keadaan, yang dapat dibedakan dalam :

a) Modal kerja musiman, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah

disebabkan fluktuasi musim.

b) Modal kerja siklus, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah

disebabkan karena fluktuasi konjungtur.

c) Modal kerja darurat, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah

karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.

Page 11: › xmlui › bitstream... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ukuran Perusahaan 2.1.1 ...16 bersifat rutin, atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka

22

2.2.6 Komponen Modal Kerja

Unsur-unsur modal kerja dalam suatu perusahaan yang berasal dari aktiva

lancer dan utang lancar:

1. Aktiva Lancar

Pengertian aktiva lancar menurut para ahli yaitu :

“Aktiva lancar adalah Aktiva yang habis dalam satu kali berputar dalam

proses produksi, dan proses perputaranya adalah dalam jangka waktu yang

pendek yaitu kurang dari satu tahun” (Riyanto, 2008).

Sedangkan pengertian aktiva lancar menurut Munawir (2004) adalah:

“Aktiva lancar adalah uang kas atau aktiva lainnya yang dapat diharapkan

untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau

dikonsumsi dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam

perputaran kegiatan perusahaan normal)”.

kelompok aktiva lancar menurut Munawir (2004) adalah

“Kas, Investasi jangka pendek, Piutang wesel, Piutang dagang, Persediaan,

Piutang penghasilan yang masih harus diterima, Persekot atau biaya yang

dibayar dimuka”.

2. Hutang Lancar

Unsur modal modal kerja adalah hutang lancar diantarnya yaitu hutang lancar

atau hutang jangka pendek adalah hutang-hutang yang pelunasanya akan

memerlukan penggunan sumber-sumber yang digolongkan dalam aktiva

lancar (Badriwan, 2000). Selain itu hutang jangka pendek adalah :

“Kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasanya atau pembayaranya

akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca)

dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan”

(Munawir, 2004).

Page 12: › xmlui › bitstream... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ukuran Perusahaan 2.1.1 ...16 bersifat rutin, atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka

23

2.3 Arus Kas

2.3.1 Analisis Laporan Arus Kas

Analisis Arus kas adalah suatu metode analisa ekonomi yang memasukan

pergerakan kas yang positif (aliran kas masuk) dan pergerakan kas yang negatif

(aliran kas keluar) yang disebabkan oleh aktivitas untuk menentukan kebutuhan

relatif dari aktivitas tersebut. Termasuk di dalamnya metode aliran kas yang

dikontrol (Joel dan Jae, 2000:148).

2.3.2 Pengertian Kas

Pengertian kas yaitu sebagai berikut:

“Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat

likuiditasnya” (Riyanto, 2001:94).

Sedangkan pengertian kas menurut (Martono dan Harjito, 2002:116) adalah :

“Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling

lancar (paling likuid) dan paling mudah berpindah tangan dalam suatu

transaksi. Transaksi tersebut misalnya untuk pembayaran gaji atau upah

kerja, membeli aktiva tetap, membayar hutang, membayar dividen, dan

transaksi lain yang diperlukan perusahaan”

2.3.3 Pengertian Arus Kas

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007) Pengertian arus Kas yaitu :

“Arus masuk dan arus keluar atau setara kas”

Pengertian arus kas masuk dan arus kas keluar adalah Aliran kas masuk

(cash flow) merupakan aliran sumber-sumber darimana kas diperoleh sedangkan

arus kas keluar (cash outflow) merupakan kebutuhan kas untuk pembayaran-

pembayaran (Martono dan Harjito, 2002:116).

Page 13: › xmlui › bitstream... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ukuran Perusahaan 2.1.1 ...16 bersifat rutin, atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka

24

2.3.4 Pengertian Laporan Arus Kas

Pengertian laporan arus kas adalah sebagai berikut:

“Laporan arus kas adalah laporan yang bertujuan untuk menyajikan

informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam memperoleh kas dan

menilai penggunaan kas untuk memenuhi kebutuhan daerah dalam satu

periode akuntansi” (Abdul Halim, 2004:142).

“Laporan aliran kas (Cash flow statement) adalah suatu laporan keuangan

yang menunjukkan sumber-sumber kas dan penggunaan kas yang masuk

atau keluar dalam suatu bisnis” (Ardiyos, 2004:172).

Menurut Harahap (2008 : 257) Kegunaan laporan arus kas untuk mengetahui:

a. Kemampuan suatu perusahaan menghasilkan kas, merencanakan, mengontrol

arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan pada masa lalu.

b. Kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih

perusahaan, termasuk kemampuan membayar dividen di masa yang akan

datang.

c. Informasi bagi investor dan kreditor untuk memproyeksikan return dan

sumber kekayaan perusahaan.

d. Kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa yang

akan datang.

e. Alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan dan

pengeluaran kas.

f. Pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap

posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.

Page 14: › xmlui › bitstream... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ukuran Perusahaan 2.1.1 ...16 bersifat rutin, atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka

25

2.3.5 Manfaat dan Tujuan Laporan Arus Kas

Menurut Prastowo dan Juliaty (2005 : 29) Laporan arus kas mempunyai

manfaat memberikan informasi untuk :

1. Mengetahui perubahan aktiva bersih, struktur keuangan dan kemampuan

mempengaruhi kas.

2. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas.

3. Mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang

arus kas masa depan dari berbagai perusahaan.

4. Dapat menggunakan arus kas historis sebagai indikator jumlah waktu, dan

kepastian arus kas masa depan.

5. Meneliti kecermatan taksiran arus kas masa depan dan menentukan hubungan

antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.

Menurut Harahap (2008 : 257) analisis arus kas memiliki kegunaan dengan

melakukan analisis arus kas dapat mengetahui :

1. Kemampuan perusahaan menghasilkan kas, merencanakan, mengontrol

jumlah kas masuk dan arus kas keluar perusahaan pada masa lalu.

2. Kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih perusahaan,

termasuk kemampuan membayar dividen dimasa yang akan datang.

3. Informasi bagi investor, kreditor memproyeksikan return dari sumber

kekayaan perusahaan.

4. Kemampuan perusahaan untuk memasukan kas keperusahaan dimasa yang

akan datang.

Page 15: › xmlui › bitstream... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ukuran Perusahaan 2.1.1 ...16 bersifat rutin, atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka

26

5. Alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan dan

pengeluaran kas.

6. Pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap

posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.

2.3.6 Klasifikasi Laporan Arus Kas

Arus kas masuk dan kas keluar perusahaan selama suatu periode dalam

laporan arus kas diklasifikasikan menjadi tiga aktivitas yaitu operasi, investasi dan

pendanaan. Klasifikasi ini di definisikan sebagai berikut:

1. Aktivitas Operasi (Operating Activities)

Definisi aktivitas operasi adalah:

”Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan

perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain

yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan”

(Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007).

Arus kas dari aktivitas operasi Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan

(PSAK 2004 No.2, paragraf 13) menyatakan bahwa jumlah arus kas yang

berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah

dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk

melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar

deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber

pendanaan dari luar. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi menurut

(PSAK 2004 No.2, paragraf 13) adalah:

a) Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.

b) Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan lain.

Page 16: › xmlui › bitstream... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ukuran Perusahaan 2.1.1 ...16 bersifat rutin, atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka

27

c) Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.

d) Pembayaran kas kepada karyawan.

e) Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan

dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya.

f) Pembayaran kas atau penerimaan kembali pajak penghasilan kecuali jika

dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas

pendanaan dan investasi.

g) Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk

tujuan transaksi usaha dan perdagangan.

2. Aktivitas Investasi (Investing Activities)

Definisi Aktivitas Investasi adalah :

“Aktivitas Investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang

serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas” (Ikatan Akuntansi

Indonesia, 2007).

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 2004 No.2, paragraf 15)

menyatakan bahwa pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari

aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan

penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang

bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.

Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi menurut PSAK

2004 No.2, paragraf 15 adalah:

Page 17: › xmlui › bitstream... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ukuran Perusahaan 2.1.1 ...16 bersifat rutin, atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka

28

a) Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tidak berwujud dan

aktiva jangka panjang lainnya, termasuk biaya pengembangan yang

dikapitalisasikan, dan aktiva tetap yang dibangun sendiri.

b) Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva

tidak berwujud dan aktiva jangka panjang lain.

c) Perolehan saham atau instrument keuangan perusahaan lain.

d) Uang muka pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta

pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan).

e) Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts,

option contracts dan swap contracts. Kecuali apabila kontrak tersebut

dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila

pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.Arus

kas investasi pada penelitian ini diproksi menggunakan selisih antara arus

kas investasi masuk dengan arus kas investasi keluar.

3. Aktivitas Pendanaan ( Financing Activities)

Definisi Aktivitas Pendanaan adalah:

“Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan

perubahan dalam sejumlah serta komposisi modal dan pinjaman

perusahaan” (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007).

Menurut Munawir (2002:159) sumber penerimaan kas dalam suatu

perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari :

Page 18: › xmlui › bitstream... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ukuran Perusahaan 2.1.1 ...16 bersifat rutin, atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka

29

1) Hasil penjualan investasi jangka panjang tetap baik yang berwujud

maupun yang tidak berwujud (intangible assets) atau adanya penurunan

aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.

2) Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal

oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.

3) Pengeluaran surat tanda bukti hutang baik jangka pendek (wesel) maupun

hutang jangka panjang (hutang obligasi, hutang hipotetik atau jangka

panjang lain) serta bertambahnya hutang yang diimbangi dengan

penerimaan kas.

4) Kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya. Adanya

penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi

dengan adanya penerimaan kas, misalnya ada penurunan piutang karena

adanya penerimaan pembayaran, berkurangnya persediaan barang

dagangan karena adanya penjualan dan sebagainya.

5) Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau dividen dari

investasinya, sumbangan atau hadiah maupun dana pengembalian. Arus

kas operasi pada penelitian ini diproksi menggunakan selisih antara arus

kas pendanaan masuk dengan arus kas pendanaan keluar.

Cara menghitung Cash Flow menurut IAI (2007) yaitu :

CF = Arus Kas Keluar – Arus Kas Masuk

2.3.7 Prosedur Penyusunan Laporan Arus Kas

Penyusunan laporan arus kas memerlukan empat langkah utama menurut

Kieso dan Weygant (2005:159) yaitu:

Page 19: › xmlui › bitstream... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ukuran Perusahaan 2.1.1 ...16 bersifat rutin, atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka

30

1) Menetukan arus kas bersih dari kegiatan operasi.

2) Menentukan arus kas bersih dari kegiatan investasi dan pendanaan.

3) Menentukan perubahan (kenaikan atau penurunan) arus kas bersih selama satu

periode.

4) Lakukan rekonsiliasi perubahan kas antara kas awal dan kas akhir.

2.3.8 Metode Penyajian Laporan Arus Kas

Metode penyajian laporan arus kas menurut Ikatan Akuntansi Indonesia

(2007) yaitu :

a. Metode Langsung (direct method)

Metode langsung yaitu perusahaan dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari

aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung. Metode langsung

dapat menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas

masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung.

Dengan menggunakan metode langsung informasi mengenai penerimaan kas

bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh. Hal ini sangat berguna bagi

para pemakai laporan keuangan karena dapat menjelaskan aliran kas masuk

dan kas keluar secara jelas.

b. Metode Tidak Langusng (indirect method)

Dengan menggunakan metode tidak langsung, penyajian laporan arus kas

dimulai dari laba rugi bersih dan selanjutnya disesuaikan dengan menambah

atau mengurangi perubahan pos-pos yang mempengaruhi kegiatan operasional

seperti penyusutan, naik turun pos aktiva dan utang lancar.

Page 20: › xmlui › bitstream... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ukuran Perusahaan 2.1.1 ...16 bersifat rutin, atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka

31

2.4 Likuiditas

2.4.1 Pengertian Likuiditas

Pengertian Likuiditas adalah sebagai berikut31 :

“Likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban financial jangka pendeknya” (Munawir, 2004)

Selain itu definisikan likuiditas sebagai berikut :

“Likuiditas adalah rasio untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik

kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun

di dalam perusahaan (likuiditas perusahaan)” (Kasmir, 2012:129).

Likuiditas merupakan kemampuan untuk mengubah aktiva menjadi kas

atau kemampuan untuk memperoleh kas. Jangka pendek secara konvensional

dianggap periode hingga satu tahun meskipun jangka waktu ini dikaitkan dengan

siklus operasi normal suatu perusahaan periode waktu yang mencakup siklus

pembelian, produksi, penjualan, dan penagihan (Wild Jhon, 2005:185).

Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada

waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “likuid”, artinya perusahaan

mempunyai aktiva lancar lebih besar dari pada hutang lancar. Tetapi jika terjadi

sebaliknya, berarti perusahaan dalam keadaan “ilikuid” (Riyanto, 2001:25).

Likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajibannya adalah Rasio Lancar (Current Ratio).

“Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh

tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa

banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka

pendek yang segera jatuh tempo” (Kasmir, 2012:133).

Page 21: › xmlui › bitstream... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ukuran Perusahaan 2.1.1 ...16 bersifat rutin, atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka

32

2.4.2 Cara Meningkatkan Likuiditas

Menurut Riyanto (2001:28) cara mengukur tingkat likuiditas dengan

menggunakan current ratio sebagai alat ukurnya, maka tingkat likuiditas atau

current ratio suatu perusahaan dapat ditingkatkan dengan jalan sebagai berikut:

1. Dengan utang lancar (current liabilities) tertentu, diusahakan untuk

menambah aktiva lancar (current asset).

2. Dengan aktiva lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi jumlah utang

lancar.

3. Dengan mengurangi jumlah utang lancar bersama-sama dngan mengurangi

aktiva lancar.

2.4.3 Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk

menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya, rasio-rasio ini dapat dihitung

melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan

hutang lancar (Sofyan Syafri Harahap, 2001:301). Menurut Sutrisno (2009)

ukuran rasio likuiditas terdiri dari tiga alat ukur yaitu :

1. Current Ratio

Current Ratio adalah rasio yang membandingkan antara aset lancar yang

dimiliki perusahaan dengan utang jangka pendek. Aset lancar disini meliputi

kas, piutang dagang, persediaan, dan aktiva lancar lainya. Sedangkan utang

jangka pendek meliputi utang dagang, utang wesel, utang bank, utang gaji,

dan utang lainnya yang segera harus dibayar.

Rumus untuk menghitung current ratio yaitu :

Page 22: › xmlui › bitstream... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ukuran Perusahaan 2.1.1 ...16 bersifat rutin, atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka

33

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Aktiva Lancar

Kewajiban Lancar

2. Quick Ratio

Quick Ratio merupakan rasio antara aset lancar sesudah dikurangi persediaan

dengan utang lancar. Rasio ini menunjukan besarnya alat likuid yang paling

cepat yang bisa digunkan untuk melunasi utang lancar. Formulasi untuk

menghitung Quick Ratio adalah:

𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Aktiva Lancar − Persediaan

Hutang Lancar

3. Cash Ratio

Cash Ratio adalah rasio yang membandingkan antara kas dan aset lancar yang

bisa segera menjadi uang kas dengan utang lancar. Rasio ini akurat dalam

mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek

karena hanya memperhitungkan komponen aset lancar yang paling likuid.

Dengan demikian rumus untuk menghitung cash ratio adalah sebagai berikut :

𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Kas + Efek

Aktiva Lancar

Likuiditas lebih baik diukur dengan menggunakan rumus current ratio (CR)

dibandingkan dengan rumus rasio lainya, current ratio dipilih berdasarkan

pertimbangan bahwa rasio ini melibatkan inventory di dalamnya (Lisa dan Jogi,

2013). Menurut Kasmir (2012) likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya adalah current

ratio. Rumus untuk menghitung likuiditas adalah sebagai berikut :

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Aktiva Lancar

Kewajiban Lancar

Page 23: › xmlui › bitstream... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ukuran Perusahaan 2.1.1 ...16 bersifat rutin, atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka

34

2.5 Matrik Hasil Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Matrik Hasil Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti Judul

Metode

Penelitian Persamaan Perbedaan

1. Listi

Aldiyanti

(2006)

Faktor-faktor

Penentu

Likuiditas

Perusahaan

Manufaktur di

Bursa Efek

Inonesia tahun

2000-2004

Regresi

Linier

Berganda

Pengunaan

variabel X

yaitu Ukuran

Perusahaan

dan

Penggunaan

variabel Y

Likuiditas

Peneliti

sebelumnya

menggunakan

variabel X

yaitu

Kesempatan

Bertumbuh,

Return Spread,

Debt Ratio

2 Lisa dan

Jogi

(2013)

Analisa Faktor

yang

Mempengaruhi

Likuiditas Pada

Industri Ritel

yang terdaftar

pada Bursa

Efek Indonesia

tahun 2007-

2012

Regresi

Linier

Berganda

Penggunaanv

ariabel X

yaitu Modal

Kerja dan

Ukuran

Perusahaan

serta variabel

Y Likuiditas

Peneliti

sebelumnya

menggunkan

variabel X

yaitu

Kesempatan

Bertumbuh

3 Yoyon

Supriyadi

dan Fani

Fazriani

(2011)

Pengaruh

Modal Kerja

terhadap

Likuiditas dan

Profitabilitas

studi kasus

pada PT

Timah,Tbk &

PT Antam,Tbk

Regresi

Linier

Berganda

Penggunaan

variabel X

yaitu Modal

Kerja dan

variabel

Y likuiditas

Peneliti

sebelumnya

melakukan

penelitian pada

Tempat

berbeda dan

variabel Y

Profitabilitas

4 Kim et

al. (1998)

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Likuiditas pada

Perusahaan

Manufaktur di

AS periode

tahun 1975-

1994

Regresi

Linear

Berganda

Penggunaan

variabel X

yaitu , arus

kas dan

variabel Y

likuiditas

Peneliti

sebelumnya

menggunakan

variabel X

market to book

value, spread,

rata-rata siklus

kas, rasio

utang, arus

kas, kesulitan

keuangan

Page 24: › xmlui › bitstream... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ukuran Perusahaan 2.1.1 ...16 bersifat rutin, atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka

35

No Nama

Peneliti Judul

Metode

Penelitian Persamaan Perbedaan

5 Nurul

dan

Christina

(2011)

Pengaruh Arus

Kas terhadap

Likuiditas pada

Perusahaan

Telekomunikas

i yang terdaftar

di BEI

Regresi

Sederhana

Penggunaan

variabel X

yaitu Arus

Kas, dan

variabel Y

Likuiditas

Peneliti

sebelumnya

melakukan

penelitian pada

tempat berbeda

dan jumlah

variabel yang

berbeda

2.6 Kerangka Pemikiran

Dalam perkembangan era globalisasi modern saat ini, keberadaan sebuah

perusahaan dalam peta persaingan perekonomian tengah mengalami persaingan

yang sangat tinggi. Baik menghadapi pesaing perusahaan yang berasal dari dalam

negeri maupun perusahaan-perusahaan asing yang memiliki modal yang

melimpah. Sehingga akan semakin tinggi kompetisi yang akan dihadapi oleh

sebuah perusahaan dalam melakukan pengembangan dan perluasan pasar mereka,

dengan demikian diperlukan suatu kebijakan yang tepat untuk menjaga

kelangsungan hidup perusahaan agar tetap eksis dan berkembang di masa

mendatang (Bambang Supeno, 2009:93). Karena salah satu indikator suatu negara

dapat dikategorikan apakah dalam masa berkembang, apakah sedang berada

dalam kondisi maju, atau bahkan dalam masa-masa krisisnya itu dapat dilihat dari

kondisi perekonomian mereka. Apabila perekonomiannya dalam keadaan baik

maka hal tersebut dapat mencerminkan bahwa negara tersebut dalam keadaan

baik, begitu pula sebaliknya apabila perekonomian suatu negara sedang dalam

keadaan yang buruk maka dapat dikatakan bahwa negara tersebut sedang

mengalami suatu permasalahan (M. Toyib Daulay, 2009 : 190).

Page 25: › xmlui › bitstream... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ukuran Perusahaan 2.1.1 ...16 bersifat rutin, atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka

36

Laporan keuangan merupakan sumber informasi atas kondisi keuangan

suatu perusahaan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak

baik internal maupun eksternal perusahaan (kasmir, 2011:6). Besarnya aktiva

lancar memberi pengertian bahwa perusahaan mempunyai tingkat likuiditas yang

baik, sehingga modal kerja dapat menjaga kelangsungan operasional perusahaan

(Weston, 1999). Ukuran perusahaan adalah rata–rata total penjualan bersih untuk

tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun. Dalam hal ini penjualan lebih

besar daripada biaya variabel dan biaya tetap, maka akan diperoleh jumlah

pendapatan sebelum pajak. Sebaliknya jika penjualan lebih kecil daripada biaya

variabel dan biaya tetap maka perusahaan akan menderita kerugian (Brigham dan

Houston, 2001).

Berdasarkan bukti empiris bahwa manajemen modal kerja merupakan

salah satu aspek terpenting dari keseluruhan manajemen pembelanjaan perusahaan

(Bambang Riyanto, 2001). Apabila perusahaan tidak dapat mempertahankan

tingkat manajemen modal kerja yang memuaskan, maka kemungkinan perusahaan

tersebut tidak akan mampu membayar kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh

tempo (Syahyunan, 2004). Salah satu keuntungan dari tercukupinya kebutuhan

akan modal kerja akan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat membayar

semua kewajiban-kewajibannya secara tepat waktu dan menjamin terkendalinya

tingkat likuiditas (Bambang Riyanto, 2004). Besarnya aktiva lancar memberi

pengertian bahwa perusahaan mempunyai tingkat likuiditas yang baik, sehingga

modal kerja dapat menjaga kelangsungan operasional perusahaan (Weston, 1999).

Page 26: › xmlui › bitstream... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ukuran Perusahaan 2.1.1 ...16 bersifat rutin, atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka

37

Laporan arus kas salah satu bagian laporan keuangan yang harus dibuat

perusahaan, selain itu laporan arus kas untuk membantu investor dan kreditur

dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan perusahaan, laporan arus kas

melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas yang dilasifikasikan menjadi tiga

kegiatan yaitu operasi, investasi dan pendanaan (Hayati Nurul, 2011). Perusahaan

perusahaan yang menggunakan teknik manajemen kas yang modern akan

menginvestasikan kelebihan kas yang bersifat sementara pada aktiva yang sangat

likuid (Munawir, 2002:114).

Masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu

perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial yang harus segera dipenuhi

(Riyanto, 2004). Sedangkan likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban-kewajibanya yang harus segera dipenuhi (Sutrisno, 2004).

Likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajibannya adalah Rasio Lancar. Rasio lancar

merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar

kewajiban jangka pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain,

seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka

pendek yang segera jatuh tempo (Kasmir, 2012:133).

Berdasarkan hasil penelitian Listi Aldiyanti (2006), dapat disimpulkan

bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap perusahaan. Ukuran perusahaan

berhubungan positif terhadap likuiditas. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan

berukuran besar kemungkinan memiliki jumlah hutang yang lebih banyak dari

Page 27: › xmlui › bitstream... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ukuran Perusahaan 2.1.1 ...16 bersifat rutin, atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka

38

pada perusahaan kecil meskipun cost of external financing yang dihadapi oleh

perusahaan besar jauh lebih murah.

Penelitian yang dilakukan oleh Lisa dan Jogi (2013), dapat disimpulkan

bahwa perputaran modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas. Sedangkan ukuran

perusahaan tidak berpengaruh terhadap likuiditas. Hal ini menunjukan bahwa

pengaruh ukuran perusahaan kecil terhadap likuiditas.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Supriyadi dan Fazriani (2011)

menunjukan bahwa modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas. Modal kerja dan

likuiditas memiliki hubungan yang positif yang kuat terhadap likuiditas dan

memiliki keeratan hubungan oleh variabel modal kerja.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Kim at all (1998) menunjukkan

bahwa arus kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap likuiditas perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Nurul dan Christina (2011) menunjukan bahwa

arus kas berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan

diatas, pengaruh ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas terhadap likuiditas

dapat digambarkan dalam kerangka sebagai berikut :

Page 28: › xmlui › bitstream... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ukuran Perusahaan 2.1.1 ...16 bersifat rutin, atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka

39

Likuiditas

(Munawir,2004)

Modal Kerja

(Sawir,2005)

Ukuran Perusahaan

(Suwito dan

Herawaty,2005)

Arus Kas

(IAI,2007)

Gambar 2.1

Bagan Paradigma Konseptual Penelitian

2.7 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian keterkaitan antara ukuran perusahaan, modal kerja dan

arus kas terhadap likuiditas diatas mengacu pada kerangka pemikiran dan

rumusan masalah, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Pengaruh ukuran perusahaan terhadap likuiditas pada perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

H2 : Pengaruh modal kerja terhadap likuiditas pada perusahaan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

H3 : Pengaruh arus kas terhadap likuiditas pada perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

H4 : Pengaruh ukuran perusahaaan, modal kerja, arus kas terhadap

likuiditas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2009-2013.