› xmlui › bitstream... · bab i pendahuluan di beberapa negara mulaipentingnya penerapan good...

36
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perusahaan Umum 2.1.1 Pengertian Perusahaan Umum Menurut Undang- Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2003 pasal 1 Tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), perusahaan umum didefinisikan sebagai berikut: “Perusaahaan Umum yang selanjutnya disebut Perum, adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan”. Adapun pengertian Perusahaan Umum menurut Prishardoyo (2012) adalah sebagai berikut: “Perusahaan umum adalah perusahaan negara yang komposisi modalnya dimiliki oleh negara. Kegiatan usaha Perusahaan umum bersifat melayani kepentingan umum dalam bidang produksi, distribusi, maupun konsumsi” Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa perusahaan umum sebagai pusat pelayanan kebutuhan masyarakat yang dibentuk oleh menteri untuk keperluan masyarakat secara langsung. Seluruh modalnya berasal dari negara dan menteri sebagai wakil pemegang sahamnya dengan ketentuan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Upload: others

Post on 26-Feb-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perusahaan Umum

2.1.1 Pengertian Perusahaan Umum

Menurut Undang- Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2003

pasal 1 Tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), perusahaan umum

didefinisikan sebagai berikut:

“Perusaahaan Umum yang selanjutnya disebut Perum, adalah BUMN yangseluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yangbertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/ataujasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkanprinsip pengelolaan perusahaan”.

Adapun pengertian Perusahaan Umum menurut Prishardoyo (2012)

adalah sebagai berikut:

“Perusahaan umum adalah perusahaan negara yang komposisi modalnyadimiliki oleh negara. Kegiatan usaha Perusahaan umum bersifat melayanikepentingan umum dalam bidang produksi, distribusi, maupun konsumsi”

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa perusahaan

umum sebagai pusat pelayanan kebutuhan masyarakat yang dibentuk oleh menteri

untuk keperluan masyarakat secara langsung. Seluruh modalnya berasal dari

negara dan menteri sebagai wakil pemegang sahamnya dengan ketentuan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

Page 2: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

9

2.1.2 Ciri- Ciri Perusahaan Umum

Menurut Wahyuni (2013) dalam diktat hukum dagang dan ekonomi, ciri-

ciri perusahaan umum adalah sebagai berikut:

1. Melayani kepentingan umum.

2. Dipimpin oleh seorang direksi/direktur.

3. Dikelola dengan modal pemerintah yang terpisah dari kekayaan negara.

4. Pekerjanya adalah pegawai perusahaan swasta.

5. Memupuk keuntungan untuk kas negara.

6. Mempunyai kekayaan sendiri dan bergerak di perusahaan swasta

(perusahaan umum bebas membuat kontrak kerja dengan semua pihak).

2.1.3 Maksud dan Tujuan Perusahaan Umum

Menurut Undang- Undang Republik Indonesia No.19 Tahun 2003

Tentang Badan Usaha Milik Negara, maksud dan tujuan perusahaan umum adalah

sebagai berikut:

1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada

umumnya dan penerimaan negara pada khususnya.

2. Mengejar keuntungan.

3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang

dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hidup

orang banyak.

4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan

oleh sektor swasta dan koperasi.

Page 3: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

10

5. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha

golongan ekonomi lemah,koperasi, dan masyarakat.

2.1.4 Manfaat Perusahaan Umum

Menurut Wahyuni (2013) dalam diktat hukum dagang, manfaat

perusahaan umum adalah sebagai berikut:

1. Memberi kemudahan kepada masyarakat luas dalam memperoleh berbagai

alat pemenuhan kebutuhan hidup yang berupa barang atau jasa.

2. Membuka dan memperluas kesempatan kerja bagi penduduk angkatan

kerja.

3. Menghimpun dana untuk mengisi kas negara yang selanjutnya

dipergunakan untuk memajukan dan mengembangkan perekonomian.

2.2 Independensi Audit Internal

Menurut Islahuzzaman (2012), Auditor yang independen adalah auditor

yang tidak dipengaruhi oleh berbagai kekuatan yang berasal dari luar diri auditor

dalam mempertimbangkan fakta yang dijumpainya dalam audit. Independensi

lebih banyak ditentukan faktor luar diri auditor.

Menurut Arens (2009: 111), Auditor tidak hanya harus independen dalam

fakta, tetapi juga harus independen dalam penampilan. Independensi dalam fakta

(independence in fact) ada bila auditor benar-benar mampu mempertahankan

sikap yang tidak bias sepanjang audit, sedangkan independensi dalam penampilan

Page 4: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

9

(independent in appearance) adalah hasil dari interpretasi lain atas independensi

ini.

Sedangkan menurut Suhayati (2010:51) independensi yaitu:

“Independensi dalam audit berarti cara pandang yang tidak memihak di

dalam pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan

laporan audit. Sikap mental audit tersebut harus meliputi independence in

fact dan independence in appearance”.

1. Independence in fact merupakan independen dalam kenyataan akan ada

apabila pada kenyataannya auditor mampu mempertahankan sikap yang

tidak memihak sepanjang pelaksanaan auditnya. Artinya sebagai suatu

kejujuran yang tidak memihak dalam merumuskan dan menyatakan

pendapatnya, hal ini berarti bahwa dalam mempertimbangkan fakta-fakta

yang dipakai sebagai dasar pemberian pendapat, auditor harus objektif dan

tidak berprasangka.

2. Independence in appearance merupakan independen dalam penampilan

adalah hasil interprestasi pihak lain mengenai independensi ini. Auditor

akan dianggap tidak independen apabila auditor termasuk memiliki

hubungan tertentu (misalnya hubungan keluarga) dengan kliennya yang

dapat menimbulkan kecurigaan bahwa auditor tersebut akan memihak

kliennya atau tidak independen”.

Dari uraian di atas dapat di simpulkan independen berarti sikap mental yang

tidak bisa di pengaruhi, tidak di kendalikan pihak lain, tidak bergantung pada

pihak lain, adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta

Page 5: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

10

dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam

merumuskan.

2.2.1 Indikator Independensi

Menurut Lawrence (2005), Auditor yang profesional harus memiliki

independensi untuk memenuhi kewajiban profesionalnya memberikan opini yang

objektif, tidak bias, dan tidak dibatasi; dan melaporkan masalah apa adanya,

bukan melaporkan sesuai keinginan eksekutif atau lembaga. Auditor internal

harus bebas dari hambatan dalam melaksanakan auditnya. Hanya dengan begitu

auditor internal bisa disebut melaksanakan audit dengan profesional. Indikator

independensi tersebut adalah:

1. Independensi dalam program audit

a. Bebas dari interval manajerial atas program audit.

b. Bebas dari segala intervensi prosedur udit.

c. Bebas dari segala persyaratan untuk penugasan audit selain yang

memang disyaratkan untuk sebuah proses audit.

2. Independensi dalam verifikasi

a. Bebas dalam mengakses semua catatan, memeriksa aktiva, dan

karyawan yang relevan dengan audit yang dilakukan.

b. Mendapatkan kerja sama yang aktif dari karyawan manajemen selama

verifikasi audit.

c. Bebas dari segala usaha manajerial yang berusaha membatasi aktivitas

yang diperiksa atau membatasi pemerolehan bahan bukti.

Page 6: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

9

d. Bebas dari kepentingan pribadi yang menghambat verifikasi audit.

3. Independensi dalam Pelaporan

a. Bebas dari perasaan wajib memodifikasi dampak atau signifikan dalam

laporan audit.

b. Bebas dari tekanan untuk tidak melaporkan hal- hal yang signifikan

dalam laporan audit.

c. Menghindari penggunaan kata-kata yang menyesatkan baik secara

sengaja maupun tidak sengaja dalam pelaporan fakta, opini, dan

rekomendasi dalam interpretasi auditor.

d. Bebas dari segala usaha untuk meniadakan pertimbangan auditor

mengenal fakta atau opini dalam laporan audit internal.

2.3 Kompetensi Audit Internal

Menurut Lee dan Stone dalam kutipan Kharismatuti (2012)

mendefinisikan kompetensi sebagai keahlian yang cukup yang secara eksplisit

dapat digunakan untuk melakukan audit secara objektif. Sedangkan menurut

Kamus Kompetensi LOMA dalam Alim (2009) kompetensi didefinisikan

sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang memungkinkan dia untuk

mencapai kinerja superior. Aspek-aspek pribadi ini mencangkup sifat, motif-

motif, sistem nilai, sikap, pengetahuan dan keterampilan dimana kompetensi akan

mengarahkan tingkah laku, sedangkan tingkah laku akan menghasilkan kinerja.

Sedangkan Trotter (1986) dalam kutipan Saifudin (2004:23)

mendefenisikan bahwa orang yang kompeten adalah orang yang dengan

Page 7: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

10

keterampilannya mengerjakan pekerjaan dengan mudah, cepat, intuitif dan sangat

jarang atau tidak pernah membuat kesalahan.

Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary dalam Kharismatuti (2012)

mendefinisikan kompetensi adalah keterampilan dari seorang ahli. Dimana ahli

didefinisikan sebagai seorang yang memiliki tingkat ketrampilan tertentu atau

pengetahuan yang tinggi dalam subyek tertentu yang diperoleh dari pelatihan dan

pengalaman. Adapun kompetensi menurut De Angelo dalam Kharismatuti

(2012) dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yakni sudut pandang auditor

individual dan audit tim dan. Masing-masing sudut pandang akan dibahas lebih

mendetail berikut ini:

1. Kompetensi Auditor Individual

Ada banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan auditor, antara lain

pengetahuan dan pengalaman. Untuk melakukan tugas pengauditan,

auditor memerlukan pengetahuan pengauditan dan pengetahuan mengenai

bidang pengauditan, akuntansi dan industri klien. Selain itu juga

pengalaman dalam melakukan audit.

2. Kompetensi Tim Audit

Standar pekerjaan lapangan yang kedua menyatakan bahwa jika pekerjaan

menggunakan asisten maka harus disupervisi dengan semestinya. Dalam

suatu penugasan, satu tim audit biasanya terdiri dari auditor junior, auditor

senior, manajer dan partner. Tim audit ini dipandang sebagai faktor yang

lebih menentukan kualitas audit. Selain itu, adanya perhatian dari partner

Page 8: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

9

dan manajer pada penugasan ditemukan memiliki kaitan dengan kualitas

audit.

Berdasarkan pengertian tersebut internal auditor memiliki kemampuan

profesional apabila dapat memberikan jaminan atau kepastian bahwa teknis dan

latar belakang pendidikan para auditor internal tersebut telah sesuai dengan

pemeriksaan yang akan dilaksanakan, juga haruslah memiliki atau mendapatkan

pengetahuan, kecakapan dari berbagai disiplin ilmu yang dibutuhkan untuk

melaksanakan tanggung jawab pemeriksaan.

2.3.1 Pengetahuan

Menurut Widhi dalam kutipan Kharismatuti (2013), menyatakan bahwa

pengetahuan memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas audit.Pengetahuan

dapat diukur dari seberapa tinggi pendidikan seorang auditor karena dengan

demikian auditor akan mempunyai semakin banyak pengetahuan (pandangan)

mengenai bidang yang digelutinya sehingga dapat mengetahui berbagai masalah

secara lebih mendalam. Selain itu auditor akan lebih mudah dalam mengikuti

perkembangan yang semakin kompleks.

Menurut Kusharyanti(2003) secara umum ada 5 pengetahuan yang harus

dimiliki oleh seorang auditor yaitu: (1) Pengetahuan pengauditan umum; (2)

Pengetahuan area fungsional; (3) Pengetahuan mengenai isu-isu akuntansi yang

paling baru; (4) Pengetahuan mengenai industri khusus; dan (5) Pengetahuan

mengenai bisnis umum serta penyelesaian masalah. Pengetahuan pengauditan

Page 9: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

10

umum seperti risiko audit, prosedur audit, dan lain-lain kebanyakan diperoleh

diperguruan tinggi, sebagian dari pelatihan dan pengalaman. Demikian juga

dengan isu akuntansi, auditor bisa mendapatkannya dari pelatihan profesional

yang diselenggarakan secara berkelanjutan. Pengetahuan mengenai industri

khusus dan hal-hal umum kebanyakan diperoleh dari pelatihan dan pengalaman.

2.3.2 Pengalaman

Audit menuntut keahlian dan profesionalisme yang tinggi. Keahlian tersebut

tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan formal tetapi banyak faktor lain yang

mempengaruhi antara lain adalah pengalaman. Dalam kutipan Hernadianto

(2009), pengalaman menciptakan struktur pengetahuan, yang terdiri atas suatu

sistem dari pengetahuan yang sistematis dan abstrak. Pengetahuan ini tersimpan

dalam memori jangka panjang dan dibentuk dari lingkungan pengalaman langsung

masa lalu. Singkat kata, teori ini menjelaskan bahwa melalui pengalaman auditor

dapat memperoleh pengetahuan dan mengembangkan struktur pengetahuannya.

Auditor yang berpengalaman akan memiliki lebih banyak pengetahuan dan

struktur memori lebih baik dibandingkan auditor yang belum berpengalaman.

Dalam kutipan Hernadianto (2009) mengatakan bahwa seorang auditor

menjadi ahli terutama diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman. Seorang

auditor yang lebih berpengalaman akan memiliki skema yang lebih baik dalam

mendefinisikan keliruan-keliruan daripada auditor yang kurang berpengalaman.

Menurut Mayangsari (2010) auditor yang berpengalaman memiliki

keunggulan dalam hal: (1) Mendeteksi kesalahan; (2) Memahami kesalahan secara

Page 10: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

9

akurat; dan (3) Mencari penyebab kesalahan. Pengalaman audit adalah

pengalaman auditor dalam melakukan audit laporan keuangan baik dari segi

lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani.

2.4 Good Corporate Governance

2.4.1 Definisi Good Corporate Governance

Menurut Sutojo dan Aldridge (2005:1), kata governance diambil dari

kata latin, yaitu gubamance yang artinya mengarahkan dan mengendalikan.

Dalam ilmu manajemen bisnis, kata tersebut diadaptasi menjadi corporate

governance dan diartikan sebagai upaya mengarahkan (directing) dan

mengendalikan (control) kegiatan organisasi, termasuk perusahaan. Sedangkan

menurut Mardiasmo dalam bukunya Akuntansi Sektor Publik (2002;17),

governance sering dapat diartikan sebagai cara mengelola urusan-urusan publik.

Menurut Tunggal (2008), Good corporate governance merupakan suatu prinsip

dasar pengelolaan perusahaan secara transparan, akuntabel dan adil sesuai dengan

aturan dan etika yang berlaku umum.

Menurut Organization for Economic Co-opertaion and Development yang

dikutip oleh Imam (2002:1), definisi Good corporate governance yaitu:

“Corporate Governance is the system by which business corporations aredirected and controlled. The corporate governance structure specifies thedistributions of rights and responsibilities among different participants inthe corporation, such as, the board managers, shareholders and otherstakeholders, and spells put the roles and procedures for making decisionson corporate affairs. By doing this, it also provides the structure throughwhich the company objectives are set, and the means of attaining thoseobjectives and monitoring performance.”

Page 11: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

10

Tulisan Organization for Economic Co-operation and Development

mendefinisikan corporate governance sebagai sekumpulan hubungan antara pihak

manajemen perusahaan, board dan pemegang saham, dan pihak lain yang

mempunyai kepentingan dengan perusahaan. Corporate Governance juga

mensyaratkan adanya struktur, perangkat untuk mencapai tujuan, dan pengawasan

atas kinerja. Corporate governance yang baik dapat memberikan perangsang atau

insentif yang baik bagi baord dan manajemen untuk mencapai tujuan yang untuk

kepentingan perusahaan dan pemegang saham dan harus memfasilitasi

pemonitoran yang efektif, sehingga mendorong perusahaan untuk menggunakan

sumber daya yang lebih efisien.

Menurut Iman dan Amin (2002:4), pengertian corporate governance

sebagai berikut:

“Corporate Governance is a blend of law, regulation and appropriatevoluntary private sector practices which enable a corporation to attractfinancilan and human capital, perform effectively and thereby perpetuateitself by generating long term economic value for its shareholders andsociety as a whole.”

World Bank mendefinisikan corporate governance adalah kumpulan

hukum, peraturan, dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi oleh perusahaan yang

dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan bekerja secara efisien,

dengan demikian corporate governance dapat menghasilkan nilai ekonomi jangka

panjang yang berkesinambungan bagi pemegang saham maupun masyarakat

sekitar secara keseluruhan. Corporate governance berperan penting untuk dapat

meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan dan dapat memberikan

manfaat bagi kepentingan pemegang saham dan stakeholders yang terkait.

Page 12: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

9

Menurut Iman dan Amin (2002:7) mendefinisikan corporate governance

sebagai berikut:

“Corporate Govenance consist of an inter-related set of mechanismcomprising institusional shareholders, boards of directors andcommissioners, managers remunerate according to performance, themarket for corporate control, ownership structure, financial structure,relational investors, and product market competition. A company’smanagement of its business risk if of crucial importance.”

Iman dan Amin mendefinisikan corporate govenance terdiri atas

sekumpulan mekanisme yang saling berkaitan yang terdiri atas pemegang saham

institusional, dewan direksi dan komisaris, para manajer yang dibayar berdasarkan

kinerjanya, pasar sebagai pengendali perseroan, struktur kepemilikan, struktur

keuangan, investor terkait dan persaingan produk. Manajemen perusahaan

terhadap risiko bisnis merupakan hal yang sangat penting.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Good

corporate governance adalah sistem yang mengatur, mengelola, dan mengawasi

proses pengendalian usaha menaikan nilai saham sekaligus sebagai bentuk

perhatian kepada stakeholders, karyawan, kreditur, dan masyarakat sekitar. Good

Corporate Governace berusaha menjaga keseimbangan di antara pencapaian

tujuan ekonomi dan tujuan perusahaan. Tantangan dalam corporate governance

adalah mencari cara untuk memaksimalkan penciptaan kesejahteraan sedemikian

rupa, sehingga tidak membebankan ongkos yang tidak patut kepada pihak ketiga

atau masyarakat luas.

Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia, penerapan praktik

Good corporate governance dipertegas dengan dikeluarkanya Keputusan Menteri

Page 13: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

10

BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 pasal 1 tentang penerapan praktik Good

corporate governance pada BUMN. Pengertian corporate governance berdasarkan

keputusan ini adalah:

“Suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untukmeningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan gunamewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetapmemperhatikan kepentingan stakeholders lainnya berdasarkan peraturanperundang-undangan dan nilai-nilai etika.”

Yang dimaksud dengan organ dalam pengertian di atas adalah Rapat

Umum Pemegang Saham, komisaris dan direksi untuk Perusahaan Perseorangan

dan pemilik modal, dewan pengawas dan direksi untuk Perusahaan Umum dan

Perusahaan Jawatan, sedangkan stakeholders adalah pihak yang memiliki

kepentingan dengan BUMN, baik langsung maupun tidak langsung, yaitu

pemegang saham maupun pemilik modal, komisaris maupun dewan pengawas,

direksi serta karyawan maupun pemerintah, kreditur, dan pihak yang

berkepentingan. Good corporate governance (GCG)didefinisikan sebagai struktur

karena GCG berperan dalam mengatur hubungan antara dewan komisaris, direksi,

pemegang saham,dan stakeholders lainnya. Sementara sebagai sistem, GCG

menjadi dasar mekanisme pengecekan dan perimbangan (check and balances)

kewenangan atas pengendalian perusahaan yang dapat membatasi peluang

pengelolaan yang salah, dan peluang penyalahgunaan aset perusahaan. Good

corporate governance sebagai proses karena GCG memastikan transparansi dalam

proses perusahaan atas penentuan tujuan perusahaan, pencapaian, dan pengukuran

kinerjanya.

Page 14: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

9

Prinsip GCG merupakan kaidah, norma, ataupun korporasi yang

diperlukan dalam sistem pengelolaan BUMN yang sehat. Dengan demikian untuk

lebih meningkatkan kinerja BUMN, pelaksanaan prinsip GCG perlu lebih

dioptimalkan dan Keputusan Menteri tersebut merupakan perangkat

pendukungnya.

Berdasarkan Keputusan Menteri tersebut, penerapan GCG merupakan

kewajiban bagi BUMN. BUMN wajib menerapkan GCG secara konsisten dan

atau menjadikan GCG sebagai landasan operasionalnya. Penerapan GCG pada

BUMN dilaksanakan berdasarkan keputusan ini dengan tetap memperhatikan

ketentuan dan norma yang berlaku serta anggaran dasar BUMN.

2.4.2 Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG)

Menurut Iman dan Amin (2002:9) prinsip-prinsip Internasional mengenai

corporate governance mulai muncul dan berkembang baru-baru ini. Prinsip-

prinsip corporate governance yang dikembangkan oleh OECD bermaksud untuk

membantu anggota dan non-anggota dalam usaha untuk menilai dan memperbaiki

kerangka kerja legal, institusional dan pengaturan untuk corporate governance di

negara-negara mereka, dan memberikan petunjuk dan usulan untuk pasar modal,

investor, korporasi, dan pihak lain yang mempunyai peranan dalam proses

mengembangkan GCG.

Page 15: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

10

a. Transparansi (Transparency)

Transparansi menurut Iman dan Amin (2002:7) yaitu pengungkapan

informasi kinerja perusahaan, baik ketetapan waktu maupun akurasinya

(keterbukaan dalam proses, decision making, control, fairness, quality,

standardization, efficiency time and cost).

Dalam hubungannya transparansi dengan meningkatkan kinerja dari

perusahaan, prinsip ini mengatur berbagai hal diantaranya mengatur

pengembangan teknologi informasi manajemen sehingga dapat memastikan

penilaian kinerja yang terbaik, serta pengambilan keputusan yang efektif oleh

pihak manajemen dapat memanajemen risiko dalam tingkatan perusahaan untuk

memastikan seluruh risiko dapat dikelola pada waktu yang dapat ditolelir yang

dimana dapat mempengaruhi kinerja di perusahaan itu sendiri, adanya sistem

akuntansi yang berdasar pada standar akuntansi sehingga dapat memastikan

kualitas dari laporan keuangan dan disclosure, serta adanya mempublikasian

informasi keuangan dan informasi lainnya yang material dan ini akan berdampak

pada kinerja perusahaan secara tepat waktu dan akurat.

Menurut Iman dan Amin (2002:16), kerangka kerja corporate

governance harus memastikan bahwa pengungkapan yang tepat waktu dan akurat

dilakukan terhadap semua hal yang material berkaitan dengan perusahaan

mencakup situasi keuangan, kinerja, kepemilikan, dan tata kelola perusahaan.

1. Pengungkapan mencakup, akan tetapi tidak terbatas pada informasi yang

material:

a. Hasil keuangan dan operasi perusahaan.

Page 16: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

9

b. Tujuan perusahaan.

c. Kepemilikan saham utama dan hak-hak pemberian suara.

d. Anggota dewan komisaris (board of directors) dan eksekutif kunci,

dan remunerasi mereka.

e. Faktor-faktor risiko material yang dapat diperkirakan.

f. Isu material yang berkaitan dengan pekerja dan stakeholders yang

lain.

g. Struktur dan kebijakan tata kelola.

2. Informasi harus disiapkan, diaudit, dan diungkapkan sesuai dengan standar

akuntansi, pengungkapan keuangan dan non-keuangan, dan audit yang

bermutu tinggi.

3. Audit tahunan harus dilakukan oleh auditor independen agar memberikan

keyakinan eksternal dan obyektif atas cara laporan keuangan disusun dan

disajikan.

4. Saluran penyebaran informasi harus memberikan akses yang wajar, tepat

waktu dan efisien biaya terhadap informasi yang relevan untuk pemakai.

Inti dari prinsip keterbukaan dan transparansi adalah bahwa kerangka

Corporate governance harus menjamin adanya pengungkapan yang tepat

waktu dan akurat untuk setiap permasalahan yang berkaitan dengan perusahaan.

Pengungkapan yang tepat waktu dan akurat untuk setiap permasalahan yang

berkaitan dengan perusahaan. Pengungkapan ini meliputi informasi mengenai

keadaan keuangan, kinerja perusahaan. Disamping itu, informasi yang diungkapan

harus disusun, diaudit, dan disajikan sesuai dengan standar yang berkualitas

Page 17: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

10

tinggi. Manajemen juga diharuskan meminta auditor eksternal melakukan audit

yang bersifat independen atas laporan keuangan.

b.` Kemadirian (Independency)

Menurut Iman dan Amin (2002:8) , kemandirian adalah sebagai keadaan

dimana perusahaan bebas dari pengaruh atau tekanan pihak lain yang tidak sesuai

dengan mekanisme korporasi.

Prinsip ini mengharuskan perusahaan menggunakan tenaga ahli dalam

setiap divisi atau bagian dalam perusahaannya sehingga pengelolaan perusahaan

dapat dipercaya, prinsip ini juga mengharuskan perusahaan memiliki kebijakan

intern dalam perusahaan yang sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku,

prinsip ini harus dilaksanakan dengan baik agar perusahaan tidak gampang

terpengaruh atau di intervensi oleh pihak-pihak dari dalam maupun dari luar yang

tidak sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku mekanisme korporasi.

Prinsip ini harus dilaksanakan dengan baik agar tidak gampang terpengaruh oleh

pihak-pihak dari dalam maupun dari luar yang tidak sesuai dengan peraturan

perundang-undangan, dan prinsip korporasi yang tidak sehat, sehingga perusahaan

dapat terhindar dari berbagai macam masalah dan benturan kepentingan antara

perusahaan dan direksi yang dapat memperburuk citra perusahaan aktivitas

perusahaan dapat dijalankan dengan baik dan dinamis. Akibat tidak

diberlakukannya prinsip ini adalah proses penilaian kelayakan yang tidak fair,

bias, dan merupakan bom waktu bagi masalah dibelakang hari dalam bentuk

Page 18: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

9

proses pengelolaan perusahaan yang tidak efektif dan efisien, maupun kelayakan

jaminan yang ada dalam perusahaan.

a. Akuntabilitas (Accountability)

Menurut Iman dan Amin (2002:7), akuntabilitas merupakan penciptaan

sistem pengawasan yang efektif berdasarkan keseimbangan pembagian kekuasaan

antara board of commissioners, board of directions, shareholders, dan auditor

(pertanggungjawaban wewenang, Traceable, reasonable).

Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban atas pelaksanaan fungsi dan

tugas-tugas sesuai dengan wewenang yang dimiliki oleh seluruh organ

perseroan.Dalam hal ini, direksi (beserta manajer) bertanggung jawab atas

keberhasilan pengurusan perusahaan dalam rangka mencapi tujuan yang telah

disetujui oleh pemegang saham. Komisaris bertanggung jawab atas keberhasilan

pengawasan dan pemberian nasehat kepada direksi dalam rangka pengelolaan

perusahaan. Pemegang saham bertanggung jawab atas keberhasilan pembinaan

dalam rangka pengelolaan perusahaan.

Prinsip ini mengatur bagaimana sebaiknya perusahaan membentuk komite

audit untuk memperkuat fungsi pengawasan intern oleh komisaris. Peran daripada

auditor internal dapat membantu dalam memperbaiki kinerja perusahaan, para

auditor internal ini akan memberikan masukan kepada pihak manajemen atas

kesalahan dan kekurangan yang akan datang dalam mengelola sebuah perusahaan

pada periode lalu agar dapat diperbaiki pada masa yang akan datang. Oleh karena

itu pembentukan dan penetapan kembali peran dan fungsi auditor internal sangat

Page 19: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

10

penting, dan prinsip ini mengatur bagaimana praktik audit yang sehat dan

independent dan prinsip ini juga menetapkan suatu sistem penilaian kinerja

melalui akuntansi dan sistem informasi yang baik.

Kerangka kerja Good Corporate Governance memastikan sistem

pengendalian strategis dan monitoring berjalan dengan baik serta memastikan

akuntabilitas dewan eksekutif pada perusahaan, pemegang saham, dan

stakeholder. Dewan bertanggung jawab untuk mematuhi kinerja dan pencapaian

target return bagi pemegang saham dan mencegah berlarutnya konflik

kepentingan, dan juga menjaga kompetisi yang fair dalam perusahaan. Agar

akuntabilitas ini efektif, dewan juga harus menjaga independensinya dari

manajemen. Tanggung jawab dewan yang lain adalah memastikan ditaatinya

hukum, etika dan lain-lain.

Menurut Iman dan Amin (2002:17), dalam hal ini, kerangka kinerja

corporate governance harus memastikan pedoman strategik perusahaan,

pemonitoran manajemen yang efektif oleh dewan komisaris, dan akuntabilitas

dewan komisaris terhadap perusahaan dan pemegang saham.

1. Anggota dewan komisaris bertindak dengan dasar informasi yang

lengkap, itikad baik, penelitian yang cermat dan hati-hati, dan

kepentingan yang paling baik bagi perusahaan dan pemegang saham.

2. Apabila keputusan dewan komisaris dapat mempengaruhi kelompok

pemegang saham yang berbeda dengan cara yang berbeda, dewan

komisaris harus memperlakukan semua pemegang saham secara layak.

Page 20: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

9

3. Dewan komisaris harus memastikan ketaatan terhadap hukum yang

berlaku dan mempertimbangkan kepentingan stakeholders.

4. Dewan komisaris harus memenuhi fungsi-fungsi kunci tertentu,

mencakup:

a. Menelaah dan mengarahkan strategi korporat, rencana tindakan

utama, kebijakan risiko, anggaran tahunan dan rencana usaha,

menetapkan sasaran kinerja; memonitor implementasi dan kinerja

korporat; dan mengawasi pengeluaran modal yang pokok, akuisisi.

b. Memilih, memberi kompensasi, memonitor dan bila perlu mengganti

eksekutif kunci dan mengawasi perencanaan sukses (succession

planning).

c. Menelaah eksekutif kunci dan remunerasi dewan komisaris, dan

memastikan suatu proses nominasi dewan komisaris yang formil dan

transparan.

d. Memonitor dan mengelola benturan kepentingan yang potensial dari

manajemen, anggota dewan komisaris dan pemegang saham,

mencakup penyalahgunaan aktiva korporat dan penyalahgunaan

dalam transaksi-transaksi pihak yang mempunyai hubungan

istimewa (telated partytransaction).

e. Meyakini integritas akuntansi dan sistem pelaporan keuangan

perusahaan, mencakup audit independen dan sistem pengendalian

yang tepat berjalan, khususnya sistem pemonitoran risiko,

pengendalian keuangan, dan ketaatan terhadap hukum.

Page 21: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

10

f. Memonitor efektivitas praktik-praktik tata kelola yang beroperasi

dan melakukan perubahan-perubahan bila perlu.

g. Mengawasi proses pengungkapan dan komunikasi.

5. Dewan komisaris harus dapat melaksanakan pertimbangan yang obyektif

tentang urusan korporat secara independen, khususnya terhadap

manajemen.

a. Dewan komisaris harus mempertimbangkan menugaskan sejumlah

dewan komisaris non-eksekutif yang memadai untuk melakukan

pertimbangan yang independen tentang tuga-tugas dimana terdapat

suatu potensial benturan kepentingan. Contoh dari tanggung jawab

penting adalah pelaporan keuangan, nominasi dan remunerasi

eksekutif dan dewan komisaris.

b. Anggota dewan komisaris harus mencurahkan waktu yang memadai

terhadap tanggung jawab mereka.

c. Agar dapat memenuhi tanggung jawab mereka, anggota dewan

komisaris harus mempunyai akses terhadap informasi yang akurat,

relevan, dan tepat waktu.

Inti dari prinsip akuntabilitas dewan komisaris (board of directors) adalah

bahwa kerangka corporate governance harus menjamin adanya pedoman strategis

perusahaan, pemantauan yang efektif terhadap manajemen yang dilakukan oleh

dewan komisaris terhadap perusahaan dan pemegang saham. Prinsip ini juga

memuat kewenangan-kewenangan yang harus dimiliki oleh dewan komisaris

Page 22: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

9

beserta kewajiban-kewajiban profesionalnya kepada pemegang saham dan

stakeholders lainnya.

d. Pertanggungjawaban (Responsibility)

Menurut Iman dan Amin (2002:8), pertanggungjawaban perusahaan

artinya perusahaan sebagai bagian dari masyarakat, bertanggung jawab kepada

stakeholders dan lingkungan dimana perusahaan berada.

Prinsip ini mengatur pemenuhan tanggung jawab perusahaan sebagai

entitas bisnis dalam masyarakat kepada stakeholders untuk mewujudkan

perusahaan menjadi good corporate citizen. Dengan demikian perusahaan akan

menjadi profesional dan penuh etika dalam menjalankan usahanya, menghindari

penyalahgunaan kekuasaan yang diniliki oleh organ-organ internal perusahaan,

dan adanya lingkungan bisnis yang baik seperti adanya larangan monopoli dan

praktik persaingan yang tidak sehat. Perusahaan responsible mempunyai tanggung

jawab sosial yang berlaku yang perlu dipertimbangkan, termasuk konsumen.

Board of directors (Dewan Komisaris) merupakan faktor sentral dalam

corporate governance karena hukum perseroan menempatkan tanggung jawab

legal atas urusan suatu perusahaan kepada board of directors. Board of directors

secara legal bertanggung jawab untuk menetapkan sasaran korporat,

mengembangkan kebijakan yang luas, dan memilih personel tingkat atas untuk

melaksanakan sasaran dan kebijakan tersebut. Board of directors juga menelaah

kinerja manajemen untuk meyakinkan bahwa perusahaan dijalankan secara baik

dan kepentingan pemegang saham dilindungi.

Page 23: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

10

Tugas dan tanggung jawab komisaris menurut Iman dan Amin(2002:38),

yaitu:

1. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan perseroan yang

dilakukan direksi serta memberi nasehat kepada direksi termasuk

mengenai rencana pengembangan perseroan, pelaksanaan ketentuan-

ketentuan anggaran dasar dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham

dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham

mengenai rencana pengembangan perseroan, rencana kerja dan anggaran

tahunan perseroan serta perubahan dan tambahannya.

3. Mengawasi pelaksanaan rencana kerja dan anggaran perseroan serta

menyampaikan hasil penilaian serta pendapatnya kepada Rapat Umum

Pemegang Saham.

4. Mengikuti perkembangan kegiatan perseroan. Dalam hal ini perseroan

menunjukan gejala kemunduran, segera melaporka kepada Rapat Umun

Pemegang Saham dengan disertai saran mengenai langkah perbaikan yang

harus ditempuh.

5. Memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham

mengenai setiap persoalan lainnya yang dianggap penting bagi pengurusan

perseroan.

6. Melakukan tugas-tugas pengawasan lainnya yang ditentukan oleh Rapat

Umum Pemegang Saham.

Page 24: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

9

7. Komisaris mengadakan rapat sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan,

dan dalam rapat tersebut komisaris dapat mengundang direksi.

e. Kewajaran (Fairness)

Menurut Iman dan Amin (2002:6), fairness adalah kesetaraan perlakuan

dari perusahaan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan kriteria

dan proporsi yang seharusnya. Dalam hal ini ditekankan agar pihak-pihak yang

berkepentingan terhadap perusahaan terlindungi dari kecurangan serta

penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh orang dalam. Dengan begitu

peran dan tanggung jawab komisaris dan manajemen sangat diperlukan.

Prinsip ini mengatur bahwa suatu perusahaan harus menetapkan aturan

perusahaan untuk dapat melindungi kepentingan daripada pemegang saham,

khususnya para pemegang saham minoritas, dan prinsip ini pun mengharuskan

adanya penetapan kebijakan agar terlindungi dari kecurangan yang dilakukan oleh

orang dalam atau yang berasal dari dalam (self dealing). Oleh karena itu, peranan

dan tanggung jawab komisaris dan manajemen sangat diperlukan dan prinsip ini

pula mengedepankan kewajaran dalam setiap informasi yang bersifat material dan

diungkapkan secara penuh (full disclosure).

Menurut Iman dan Amin dalam (2002:12), kerangka corporate

governance harus dapat melindungi hak-hak pemegang saham.

1. Hak-hak pemegang saham mencakup:

a. Metode yang aman dalam pencatatan kepemilikan (ownership

registration).

Page 25: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

10

b. Mengalihkan atau pemindahan saham.

c. Memperoleh informasi yang relevan tentang perusahaan pada

waktu yang tepat dan berkala.

d. Berpartisipasi dan memberi suara dalam Rapat Umum Pemegang

Saham.

e. Memilih anggota dewan komisaris (board of directors).

f. Mendapatkan pembagian laba perusahaan.

2. Pemegang saham mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam dan secara

memadai diberi informasi tentang keputusan yang berkaitan dengan

perubahan perusahaan yang fundamental, seperti:

a. Perubahan anggaran dasar (statute atau articles of incorporation),

b. Otoritas tambahan saham, dan

c. Transaksi-transaksi yang luar biasa sebagai akibat dari penjualan

perusahaan.

3. Pemegang saham harus mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi

secara efektif dan memberi suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham,

yaitu:

a. Para pemegang saham yang harus dilengkapi dengan informasi

yang memadai dan tepat wak tu yang berkaitan dengan tanggal,

tempat, dan agenda rapat umum, dan juga informasi yang lengkap

dan tepat waktu tentang masalah-masalah yang akan diputuskan

dalam rapat.

Page 26: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

9

b. Peluang harus diberikan kepada pemegang saham untuk

menanyakan tentang dewan komisaris dan mencantumkan hal-hal

dalam agenda rapat umum dengan bergantung pada pembatasan-

pembatasan yang masuk akal.

c. Pemegang saham harus dapat memberi suara secara pribadi dan

pengaruh yang sama harus diberikan terhadap suara, apakah

dilakukan secara pribadi.

4. Struktur modal yang memungkinkan pemegang saham tertentu untuk

memperoleh suatu tingkat pengendalian yang tidak seimbang atau sepadan

dengan kepemilikan ekuitas mereka harus diungkapkan.

5. Markets for corporate control harus dapat berfungsi dalam keadaan yang

efisien dan transparan.

a. Aturan-aturan dan prosedur-prosedur yang mempengaruhi akuisisi

tentang pengandalian korporat dalam pasar modal, dan transaksi-

transaksi yang luar biasa, seperti merger dan penjualan porsi yang

substansial dari aktiva korporat harus secara jelas diungkapkan agar

investor memahami hak mereka. Transaksi harus terjadi pada harga

yang transparan dan di bawah kondisi yang wajar yang melindungi

hak dari seluruh pemegang saham sesuai dengan kelompoknya.

b. Alat-alat yang anti pengambilalihan seharusnya tidak digunakan

untuk melindungi manajemen dari akuntabilitas atau tanggung

jawab.

Page 27: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

10

6. Pemegang saham, termasuk investor kelmbagaan, harus

mempertimbangkan biaya dan manfaat untuk melaksanakan hak

pemberian suara (voting rights). Inti dari prinsip perlindungan terhadap

hak-hak pemegang saham adalah bahwa kerangka yang dibangun dalam

corporate governance harus mampu melindungi hak-hak dasar pemegang

saham, yaitu hak untuk:

a. Menjamin keamanan metode pendaftaran saham yang dimilikinya,

b. Mengalihkan atau memindahkan saham yang dimiliknya,

c. Memperoleh informasi yang relevan tetntang perusahaan secara

berkala dan teratur,

d. Ikut berperan dan memberikan suara dalam RUPS,

e. Memilih anggota dewan komisaris dan direksi, serta

f. Memperoleh pembagian keuntungan perusahaan.

Menurut Iman dan Amin(2002:14), kerangka kerja corporate governance

juga harus memastikan perlakuan yang sama terhadap seluruh pemegang saham

asing. Semua pemegang saham harus mempunyai kesempatan untuk memperoleh

ganti rugi pelanggan yang efektif atas hak-hak mereka:

1. Semua pemegang saham dari kelompok yang sama harus diperlakukan

secara sama rata atau adil:

a. Dalam setiap kelompok, semua pemegang saham harus mempunyai

hak pemberian suara yang sama. Semua investor dapat memperoleh

informasi tentang hak pemberian suara yang melekat pada seluruh

kelompok saham sebelum saham tersebut dibeli. Setiap perubahan

Page 28: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

9

dalam hak pemberian suara harus tergantung pada suara pemegang

saham.

b. Suara harus diberikan oleh kustodian atau nominess dalam suatu

keadaan sesuai dengan manfaat pemilik saham.

c. Proses dan prosedur untuk rapat pemegang saham harus

memungkinkan perlakuan yang sama bagi seluruh pemegang

saham. Prosedur perusahaan seharusnya tidak mengakibatkan

terlalu sulit atau mahal untuk memberikan suara.

2. Praktik-praktik insider trading dan self dealing yang bersifat

penyalahgunaan harus dilarang.

3. Anggota dewan komisaris (board of directors) dan manajer disyaratkan

untuk mengungkapkan setiap kepentingan yang material dalam transaksi-

transaksi atau hal-hal yang mempengaruhi perusahaan.

Inti dari prinsip perlakuan terhadap seluruh pemegang saham adalah

bahwa kerangka corporate governance harus menjamin adanya perlakuan yang

sama terhadap seluruh pemegang saham, termasuk pemegang saham minoritas

dan asing. Seluruh pemegang saham harus memiliki kesempatan untuk

mendapatkan penggantian atau perbaikan atas pelanggaran dari hak-hak mereka.

Prinsip ini juga mensyaratkan adanya perlakuan yang sama atas saham-saham

yang berada dalam satu kelas, melarang praktik-praktik insider trading dan self

dealing, dan mengharuskan anggota dean komisaris untuk melakukan keterbukaan

jika menemukan transaksi-transaksi yang mengandung benturan kepentingan

(conflict of interest).

Page 29: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

10

2.4.3 Manfaat Good corporate governance

Corporate governance yang tidak efektif merupakan penyebab utama

terjadinya krisis ekonomi dan kegagalan pada berbagai perusahaan di Indonesia

akhir-akhir ini. Penerapan corporate governance yang efektif dapat memberikan

sumbangan yang penting dalam memperbaiki kondisi perekonomian, serta

menghindari terjadinya krisis dan kegagalan serupa di masa depan.

Dengan melaksanakan corporate governance, menurut Forum for

Corporate Govenrnace in Indonesia dalam kutipan Permata (2013:4) ada

beberapa manfaat yang bisa diperoleh, antara lain:

1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan

keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan,

serta lebih baik meningkatkan pelayanan kepada stakeholders.

2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaaan yang lebih murah dan

tidak rigid (karena faktor kepercayaan) yang pada akhirnya akan

meningkatkan corporatevalue.

3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di

Indonesia.

4. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena

sekaligus akan meningkatkan shareholdersvalue dan dividen. Khusus bagi

BUMN dapat membantu penerimaan bagi APBN terutama dari hasil

privatisasi.

Page 30: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

9

Selain manfaat tersebut, menurut Iman dan Amin (2002:9), dengan

menerapkan corporate governance yang baik akan memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Perbaikan dalam komunikasi,

2. Memperkecil potensial benturan (konflik kepentingan),

3. Fokus pada strategi-strategi utama,

4. Peningkatan dalam produktivas dan efisiensi,

5. Kesinambungan manfaat,

6. Promosi citra perusahaan,

7. Peningkatan kepuasan pelanggan,

8. Perolehan kepercayaan investor,

9. Dapat mengukur target kinerja manajemen perusahaan.

Dengan corporate governance yang baik, keputusan-keputusan penting

perusahaan tidak lagi hanya ditetapkan oleh satu pihak yang dominan (misalnya

direksi), akan tetapi ditetapkan setelah mendapatkan masukan dari, dan dengan

mempertimbangkan kepentingan berbagai pihak yang berkepentingan

(stakeholders). Selain itu, corporate governance yang baik dapat mendorong

pengelolaan organisasi yang lebih demokratis (karena melibatkan partisipasi

banyak kepentingan), lebih accountable (karena ada sistem yang akan meminta

pertanggungjawaban atas setiap tindakan), dan lebih transparan serta akan

meningkatkan keyakinan bahwa perusahaan dan organisasi lainnya dapat

menyumbangkan manfaat tersebut dalam jangka panjang.

Page 31: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

10

Menurut Fauziah dalam majalah Swasembada (2005:30), manfaat GCG

terasa signifikan. Dari sisi manajemen, dapat dilihat bahwa suasana kerja menjadi

lebih nyaman dan teratur, artinya segala proses kerja berjalan mulus, terkontrol,

dan tercipta kerja tim yang solid. Selain itu, penjualan bisa di atas pasar, profit

meningkat, berbagai penghargaan dapat diperoleh, dan meningkatnya kepercayaan

mitra. Dengan GCG, integritas perusahaan lebih dipercaya pihak luar yang

berkepentingan (stakeholders), memacu profesionalisme karyawan, kinerja

keuangan yang cemerlang, serta stabilitas harga saham yang jempolan.

2.4.4 Tujuan Good corporate governance

Tujuan penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor 117/M-

MBU/2002 pasal 4 adalah:

a. Memaksimalkan BUMN dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan,

akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan adil agar

perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun

internasional.

b. Mendorong pengelolaan BUMN secara profesional, transparan dan efisien,

serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian organ.

c. Mendorong agar organ dalam membuat keputusan dan menjalankan

tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap

peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kesadaran akan adanya

Page 32: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

9

tanggung jawab sosial BUMN terhadap stakeholders maupun kelestarian

lingkungan di sekitar BUMN.

d. Meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional.

e. Meningkatkan iklim investasi nasional.

f. Menyukseskan program privatisasi BUMN.

Dengan demikian, penerapan pelaksanaan prinsip GCG secara optimal

akan mampu mendorong peningkatan kinerja perusahaan yang ada, dan pada

gilirannya memberikan value creation semua pihak yang terkait dengan

perusahaan.

Penerepan GCG bukanlah hal yang sulit. Bagi pihak luar, perusahaan-

perusahaan yang sarat dengan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme ini selalu

menampilkan kinerja yang bagus, seperti penjualan yang meningkat laba bersih

yang terus melonjak, dan ekspansi yang tidak pernah berhenti.

2.5 Kerangka Pemikiran

Salah satu fungsi dari auditor internal adalah menghasilkan informasi yang

akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Namun adanya konflik

kepentingan antara pihak internal dan eksternal perusahaan, menuntut auditor

internal untuk menghasilkan laporan auditan yang berkualitas yang dapat

digunakan oleh pihak-pihak tersebut.

Menurut Lawrence (2005), Auditor yang profesional harus memiliki

independensi untuk memenuhi kewajiban profesionalnya memberikan opini yang

objektif, tidak bias, dan tidak dibatasi; dan melaporkan masalah apa adanya,

Page 33: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

10

bukan melaporkan sesuai keinginan eksekutif atau lembaga. Auditor internal

harus bebas dari hambatan dalam melaksanakan auditnya. Hanya dengan begitu

auditor internal bisa disebut melaksanakan audit dengan profesional. Menurut

Tugiman (2006), Audit internal adalah suatu fungsi penilaian yang independen

dalam suatu organisasi yang dilaksanakan. Tujuan pemeriksaan internal adalah

membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya

secara efektif. Dengan sikap auditor internal yang independen maka akan mampu

membantu manajemen dalam meningkatkan Good corporate governance.

Menurut Mulyadi (2002:58) kompetensi auditor diukur melalui

banyaknya ijazah/ sertifikat yang dimiliki serta jumlah/banyaknya keikutsertaan

yang bersangkutan dalam pelatihan-pelatihan, seminar atau symposium. Semakin

banyak sertifikat yang dimiliki dan semakin sering mengikuti pelatihan atau

seminar/symposium diharapkan auditor yang bersangkutan akan semakin cakap

dalam melaksanakan tugasnya. Dengan banyaknya sertifikat dan pelatihan yang

diikuti maka kompetensi auditor akan membantu organisasi dalam meningkatkan

Good corporate governance.

Menurut Tunggal (2008), Good corporate governance merupakan suatu

prinsip dasar pengelolaan perusahaan secara transparan, akuntabel dan adil sesuai

dengan aturan dan etika yang berlaku umum. Prinsip-prinsip Good Corporate

Governance merupakan suatu kaidah, norma, ataupun pedoman korporasi yang

diperlukan dalam sistem pengelolaan yang sehat. Berikut ini adalah prinsip-

prinsip GCG yang dimaksudkan dalam Keputusan Menteri Badan Usaha Milik

Negara No. 117/M-MBU/2002 adalah:

Page 34: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

9

1. Transparansi

Yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan

dan keterbukaan dalam mengemukakan materil dan relevan mengenai

perusahaan.

2. Akuntabilitas

Yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organisasi

sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.

3. Kemandirian

Yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa

benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang

tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

4. Kewajaran

Yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholders

yang timbul berdasarkan perjanjian dan perundang-undangan yang

berlaku.

5. Pertanggungjawaban

Yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip

korporasi yang sehat serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Penjelasan mengenai pengaruh independensi dan kompetensi auditor internal

terhadap good corporate governance dapat dilihat secara singkat melalui gambar

kerangka pemikiran sebagai berikut :

Page 35: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

10

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

2.6 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran tentang pengaruh independensi dan

kompetensi auditor internal terhadap Good Corporate Governance, maka dapat

dikembangkan hipotesis dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Secara parsial

Ho1 : Independensi tidak berpengaruh signifikan terhadap Good

Corporate Governance.

Ha1 : Independensi berpengaruh signifikan terhadap Good Corporate

Governance.

Ho2 : Kompetensi tidak berpengaruh signifikan terhadap Good

Corporate Governance.

Transparansi

Perusahaan Umum

Good CorporateGovernance

Kemandirian

Akuntabilitas

Pertanggungjawaban

Kewajaran

Kompetensi Auditor

Independensi Auditor

Page 36: › xmlui › bitstream... · BAB I PENDAHULUAN di beberapa negara mulaiPentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di

9

Ha2 : Kompetensi berpengaruh signifikan terhadap Good Corporate

Governance.

2. Secara Simultan

Ho3 : Independensi dan Kompetensi secara simultan tidak berpengaruh

Signifikan terhadap Good Corporate Governance.

Ha3 : Independensi dan Kompetensi secara simultan berpengaruh

Signifikan terhadap Good Corporate Governance.