a. pendahuluan - ugm

14
III __' TASAWUP ISLAM" : Widyastini *. A. PENDAHULUAN Berbicara tentang Etika Islam memang tidak dapat lepas dari ilmu akhlaq sebagai salah satu cabang ilmu pe- ngetahuan agama Oleh karena itu etika Islam identik dengan ilmu akhlaq. Etika Islam atau ilmu akhlaq selalu berkaitan dengan 'baik dan buruknya perbuatan yang berdasarkan kepada Ai Qur'an dan' Hadits. Ajaran Etika, Islam. adalah sesuaidengan fitrah dan akal pikiran yang sehat dan benar. Sebelum membahas lebih lanjut tentang Etika Islam, ada baiknya kita. mengetahui terlebih dahulu tentang pe- ngertian etika. Perkataan etika berasal dari bahasa YU,nani "ethos" yng berarti: adat kebiasaan.Dalam ilmu filsafatt etika merupakan salah satu cabang filsafat, maka penger- tian etika menurut filsafat adalah' sebagai berikut:. "Etika ialah ilmu yang menyelidiki mana. yang baik' dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia se- jauh yang dapat diketahui olehakal pikiran" (Hamzah ,Ya'qub, Ada yang berpendapa t bahwa etika sarna dengan akhlaq. Persamaan itu memang ada, karena keduanya membahas masalah baik-buruknya tingkah lakumanusia. Tujuan etika dalam pandangan filsafat ialah mendapatkan "ideal" yang sarna bagi seluruh manusia disetiap waktu dan tempt, me- nentukan ukuran tingkah laku yang baik dan buruk seJauh yang dapat dlketahui oleh aka! pikiran manusia. Akan tetapi dalam usaha mengalami kesulitan, dunia filsafat, maka etika bertitik tolak dari letak perbedaan (Hamzah Ya'qub, . '* Staf Islame fake tilssfat UGH untuk mek. SejarahFilsafat 3

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: A. PENDAHULUAN - UGM

III -_I1~'&.WS_II__' TASAWUP ISLAM"

: Widyastini * .

A. PENDAHULUANBerbicara tentang Etika Islam memang tidak dapat

lepas dari ilmu akhlaq sebagai salah satu cabang ilmu pe­ngetahuan agama Oleh karena itu etika Islam identikdengan ilmu akhlaq.

Etika Islam atau ilmu akhlaq selalu berkaitan dengan'baik dan buruknya perbuatan yang berdasarkankepada Ai Qur'an dan' Hadits. Ajaran Etika, Islam. adalahsesuaidengan fitrah dan akal pikiran yang sehat dan benar.

Sebelum membahas lebih lanjut tentang Etika Islam,ada baiknya kita. mengetahui terlebih dahulu tentang pe­ngertian etika. Perkataan etika berasal dari bahasa YU,nani"ethos" yng berarti: adat kebiasaan.Dalam ilmu filsafattetika merupakan salah satu cabang filsafat, maka penger­tian etika menurut filsafat adalah' sebagai berikut:. "Etikaialah ilmu yang menyelidiki mana. yang baik' dan mana yangburuk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia se­jauh yang dapat diketahui olehakal pikiran" (Hamzah

,Ya'qub, 1978)~

Ada yang berpendapat bahwa etika sarna dengan akhlaq.Persamaan itu memang ada, karena keduanya membahasmasalah baik-buruknya tingkah lakumanusia. Tujuan etikadalam pandangan filsafat ialah mendapatkan "ideal" yangsarna bagi seluruh manusia disetiap waktu dan tempt, me­nentukan ukuran tingkah laku yang baik dan buruk seJauhyang dapat dlketahui oleh aka! pikiran manusia.

Akan tetapi dalam usahamengalami kesulitan,

dunia

filsafat, maka etika bertitik tolak dariletak perbedaan

(Hamzah Ya'qub,

. '* StafIslame

fake tilssfat UGH untuk mek. SejarahFilsafat

3

Page 2: A. PENDAHULUAN - UGM

Islam dapatlah ba­rang asli bagi Islam, tetapi tasawuf telah berhasil mengem­balikan umat Islam· kepada keaslian agamanya dalam bebe­rapa kaumyang tertentu.

TasawufIslam berpangkal pada pribadi Nabi Muhammads.a.w., pada gaya hidupnya yang sederhana tetapi penuh ke­sungguhan dan mendalam. Akhlaq Rasul yang tiada dapatdipisahkandari kemurnian cahaya Al Qur'an,akhlaq Rasulitulahyang merupakan titik tolak dan cita-cita tasawufIslam.

-I:iendaklah diketahui bahwa tasawuf Islam mempunyaidaett~h di seluruh wajah masyarakat Islam. Kadang-kadangtasallufmenjadi corak kehidupan seorang raja yang sedangberkuasa, kadang-kadang tasawuf mef1jadi· corak kehidupanseorang kaya raya, yang harta benda berlimpah ruah di­tangannya, tetapi tasawuf jugaterdapat dalam diri seorangmiskin yang berkekurangan. perbedaan-perbedaan. kehidupantidak mempengaruhi sikap terhad·ap tasawuf,karena seorangsufi Islammungkin petani, mungkin mahasiswa dan mungkinpula seorang" nelayan, karenapersoalannya tergantungke­pada ketekunan "dan kemurnian menganut dan mengarnalka~

agamayang diimaninya (Aboebakar Atjeh,. 1"984).

Dengan tidak memandangasal dan usul perkataan tasa-satu hal yang perlu diketahui bahwa yang. dimaksud

dengan kaum tasawuf atau "Shufi" yaitu kaum yang menyi­sihkan diri dari orang banyak, denganmaksud memt>.ersih~an

hati laksana kilat kaca terhadap Tuhan, ataumemakai pa­kaian sederhana .yang berbeda denga~ pakaian orang dunia,biar hidup kelihatannya kering-kering bagai kayu dipadangpasir. atau memperdalam penyelid~kan tentang hubunganmakhluk dengan Kholiq.

Tasawuf adaiah salah satu filsafat Islam yang maksud­nya semula ialah hendak zuhud daripada duniaTetapi oleh karena banyak bercampur dan bergaul

tidak

agama, melainkan yang setengahnyaolehagama .dan setengahnya pula dengan ·tidak sadar, telahtergelincirdari enaknya pengajaran aga-rna lain (Hamka, 1978).

4

Page 3: A. PENDAHULUAN - UGM

B. PEMBAHASAN

B.l. Berbagai macam, pandaDgan tentang pengertiaD llmuAkhIaq:1. Menurut Prof. Dr. Ahmad· Amin:

"Ilmu akhlaq ialah ilmu yang menerangkan tentangpengertian baik dan buruk, menjelaskan apa yangseharusnya dilakukan manusia dalam hubungan· de­ngao sesamanya, menjelaskan tujuan yang seharus­nya dituju oleh manusiadan menunjukkan jalan un­tuk melakukan sesuatu yang seharusnya diperbuat.Menurut Ibnu Miskawaih:"Akhlaq (khuluq) ialah keadaan jiwa, yang mendo­rong (mengajak) untuk melakukan· perbuatan-perbuat­an, tanpa. dipikir dan dipertimbangkan terlebih da­hulu".

3. Menurut Al Ghazali: ."Akhlaq (khuluq) ialah suat yang tertanam· dalamjiwa, dari padanya lahirlah perbuatan-perbuatanyang 'mudah dan gampang, tanpa dipikirkan dan di­pertimbangkan lagi. Apabila sifat· itu sekiranya me­lahirkan' perbuatan-perbuatan baik dan terpuji menu­rut aka! pikiran dan syara', dinamakan akhlaq yang

. baik. Dan apabila menimbulkan perbuatan-perbuatanyang jelek, dinamakan akhlaq yang buruk.n

4. Menurut Syekh Hafidz H~run al Mas'udy :"Ilmu Akhlaq ialah ilmu yang menerangkan tentangkebaikan hati, dan segenap panca indera. Obyeknyaialah akhlaq itu sendiri,. dari segi menghias diridengan akhlaq yang terpuji dan melepaskandiri dariakhlaq yang buruk.· Sedangkan faedahnya ialah mem­peroleh kebaikan hati dan segenap panca indera, didalam kehidupan di dunia ini, .dan berbahagia

memperoleh. tingkatan yang setinggi-tingginya(Sahilun an Nasir, "1980).

ilmu akhlaq:

danmengatur manusia dan menentu.kantujuan mereka yang terakhir dari seluruh usatH~~

dan mereka. (Hamzah Ya'qub, 1978).""

5

Page 4: A. PENDAHULUAN - UGM

6

5.

kasilam istilah i ttihad . dan istilahmys~ical union. Nasution, 1979).

Tasawuf ta suf yaitu yangmaksud bukanlah woldalam .arti modern, woI ,yangdipakai orang-orang kaya, 'tetapi wol primitif dankasar yang dipakai pada zaman dahulu oleh orang­orang miskin di Timur Tengah.. Pada zaman itu

·pakaian lalah sutra. Orang sufi inginhidupkeduniawian,dan kesenangan mereka hi-'dup sebagai orang-orang memakaiwol kasar Dikatakan bahwa 'tasawuf da-'tang·, dari . Islam. '(Hamka,1970).

rnengatakanbahasa Ar~b, tetapi berasal darilama yang telahdibahasaArabkan, yaituasal katadari "theosofi", artinya ilmu Ketuhanan, kemudian

dan diucapkan dengan lidah orangmenjadi "Tasawufn •

Page 5: A. PENDAHULUAN - UGM

Hal1aj, yaitllpada waktu dia disalib dan menunggudan dia berkeyakinan bahwa dirinya bersatu

o1l""t~."Iln~l,,", Tuhan, kemudian datang seorang bertanyaarti yang se.iati dari tasawuf

Darah telah keluar dari tubuh dan matanya, pung-gungnya telah hangus kena panas hanya menunggutubuhnya akan dipotong. Pada waktu itu·dia, berkatauntukyang terakhir kal1nya: nTasawuf lalah yang

lihat, matamu ini. Inilah dia tasawuf!U

B.3. Karakteristik Etika JsJamMenurut pandangan Islam, ilmu akhlaq atauyang dise­but dengan. etika Islam adalah suatu pengetahuan yang,mengajarkan mana yang baik dan mana yang burukberdasarkan ajaran Allah dan Rasul-Nya (Al Qur'an dan

, Hadits). °

Perlu diketahui bahwa etika Islam berbedadengan eti­ka filsafat, hal ini dikarenakan:

a. Etika Islam mengajarkan dan menuntun° manusia ke­pada tingkah laku yang baik- danmenjauhkan diritingkah laku yang buruk.

b. Etika Islam menetapkan bahwa yang ~enjadi sumbermoral, uku'ran baik buruknya perbuatan· didasarkan~epaqa ajaran Allah S.WT(AI Qur'an) dan aj~ranRasul-Nya (Sunnah). -

c. Etlka Islam -bersifat universal dan komprehensif,dapat diterima oleh seluruh umat manusia di segalawaktu dan tempat.'

d. Dengan fitrah (naluri) dan akal fikiran manusia,maka ... etika Islam. dapat dijadikan pedoman bagiseluruh umat manusia.

e. Etika Islam mengatur dan mengarahkan· fitrah ma­nusia· kepada akhlaq yang luhur dan meluruskan per­buatan manusiadibawah pancaran sinarpetunjukAllah SWT, sehlngga selamatlah, manusia dari pikir­

dan perbuatan-perbuatan yang keliru dan

k,egiatan hidupmaupunkepada Allah, maka tujuan terakhir dari

segala tingkah laku menurut pandangan etika Islamadalah mendapatkan ridla Allah SWT maka dengansegala niat, gerak-gerik batin dan tindakan lahir dalametika Islam haruslah selalu terserahkepada ridla AllahSWT dengan. jalan yang ditempuhnya yaitu jalan yanglurus. Ridla Allah itulahyang men)adi kunci kebahagia-

7

Page 6: A. PENDAHULUAN - UGM

an.yang yangsebab tanpa ridla kebahagiaan abadi dansejati (sorga) tidak akan dapat diraih. (Widyastini, 1 1).Sebelul11. membahas tentang karakteristik tasawuf Islam,terlebih dahulu perlu kita mengetahui karakteristikumumtasawuf, sehingga dapat diketahui jelas perbeda­anny'a dengan tasawuf Islam.Menurut Dr. Abu al 'Wafa' al Ghanimi al Taftazanimengatakan umumwuf:1. Peningkatanmoral, setiap tasawuf ataumistisisme

memiliki niJai-nilai, moral tertentu yang tujuannyauntukmembersihkan jiwa dalam merealisasikan ni­lai-nilai moral. Dengan sendirinyahal ini memerlu­kan latihan-latihan fisik-psikis tersendiri, sertapengekangan diri dari materialisme duniawi.

2. Pemenuhan fana (sirna) dalam realitas mutlak, yangdimaksud fana ialah bahwa dengan latihan-latihanfisik serta' psikhisyang~ ditempuhnva, akhirnya 'seo~

-DraJ}g . sufi:(mistikus) sarl)paikepada' kondisipsiKhistertentu," dimana, dia tidak' lagi 'merasakan adanyadiri ataupun keakuannya. Bahkan'dia merasa kekala~adi dalam realitas yang tertinggi. ,Lebih jauh lagi,dia te)ah meleburkan kehendaknya, bagi, 'kehendakYang Mutlak.Meskipun demikian, hal ini dapatditemukan padasemua sufi, balk yang mendukung atau yang menen­tangkonsep ketunggalan wujud (wahdatul wujud).

3. Pengertian intuitif langsung., - Intuisi menurut parasufi ataupun mistikus", bagaikan sinarkiJat kacayang muncul dan perginya seJalu tiba-tiba.Ketentraman atau kebahagiaan, membuat sufi (mis­tikus) terbebas dari semua rasa takut dan merasaintens dalamketentraman jiwa serta kebahagiaandirinyapun dapat

unaan ,~.&1l1 i""~"'A

sikapmengungkapkanDengandemikianlaman" subyektif.

Page 7: A. PENDAHULUAN - UGM

B.4•. Kar- Tasawuf Islam'Membahas tentang masalah karakteristik tasawuf Islam,5udah tentu· didalamnya tidak dapat terlepas dari ··pe­ngertian tasawQ! dalam Islam.Tasawuf dalam, Islam melewati berbagai fase dan kon­disi. Pada tiap fase dan kondisi terkandung berbagaipengertian yangsetiap. fasenya hanya mencakup seba­gian aspek....aspek saja. Meskipundemikian" dalam halini ada satu asas tasawuf yang tidak diperselisihkan,

adalah" moralitas-moralitas yang" berda­sarkan Islam, hal ini sesuai dengan pendapat IbnualQayyim dalam Madarij a1 Sa1ikin ya'ng mengatakanbahwa: Para pembahas i1mu ini telah sependapat bahwatsawuf adalah moral". Dan al Kattami berkata: "Tasa....wuf adalah moral.· Barangsiapa diantaramu semakin

. bermoral, tentu jiwanyapun semakinbening.n

Dengan demikian jelas, pada dasarnya tasawuf berartimoral, o1eh karena itu tasawuf juga, berarti semangatIslam, sebab semua- hukum Islam berdasarkan landasanmoral. (Abu al Wafa' al Ghanimial Taftazani, 1985).

B.5.~ber-sumber Akhlaq:Kita" ketahui bahwa akhlaq Rasulullah s.a.w.adalahpenghayatan dan pengama1an aja.ran-ajaranal Qur'andan pada dirl Rasulullah s.a.w.· terdapat suri tauladanyang baik bagi. kaum muslimin. Dari sini dapat diketa­hui bahwa .sumber-sumber ajaran akhlaq dalam Islamadalah Al Qur'an dan Sunnah Rasul.Kecuali dua sumber "tersebut, sesual hakikat manusiaadalah makhluk berpembawaan rasa moral secara ko­drati, yang dengan perasaan hati nuraninya mampumembedakan mari'ayang balk dan mana yang buruk,hadits- Nabi mengajarkan bahwa hatt nurani ata.u"qalbu"dapat menjadi sumber nilai akhlaq setelah sunnah Rasul.Pada suatu seorang sahabat NabiWabishah bertanya kepada Nabi tentang kebaikan (a1-

(al.....itsm), oleh Nabi

kepadayang jika kau lakukan jiwamu

nuranimupun me,rasa tentram, se­sesuatu jika "kau lakukan jiwamu ber...

dan hatimupun berdebar-debar, meskipun" orangbanyak memberi tahu kepadamu (lain dari yang kauras,akan). Hadits riwayat Ahmad. (Ahmad Azhar Basyir,1984).

9

Page 8: A. PENDAHULUAN - UGM

patterasalam·' waktuberbohong jikamenytakan sesuatu .dengan hati merasatenang, tidak rasa khawatir terkena hal yang tidakkita inginkan~

atau se~

bagai menjamin hati nuraniselalu manusia, ningga suaranyaselalu didengar. Kalau dalam jiwa manusia terdapatdua potensi, yang satu cenderung kebaikan, dany~pg lain cenderung kepada keburukan.Y~ng berkecenderungan kepada kebaikan hati nuranlYangberkecenderungan kepada keburukan-> hawa nafsu

Mana. yang akan rflenonjol diantarakeduanya bergan­tung kepada lingkungan yang merrlpengaruhinya di sam­ping ada usaha-usaha yang bersangkutan sendiri.Tentang adanya dua potensi jiwa manusia itu disebut-kan dalam Al S. Asy-Syams 7- 10 yang artinya: ."Demi jiwa dan yang menyempurnakannya, Allah meng....ilhamkan jalan kejahatan dan kebaikan; sungguhbaha­gialah .orang yang mensucikannya, sungguh gagallahorang yang rnengotorinyau•

Da,riajaranAl Qur'an tersebutdapat diperolehpene­gasan bahwa nurani selalu hidup,suaranyaselalunyarlng terdengar,. kitaharusberusaha mensuci­kan jlwa,beribadah mende~atkan diri kepada Allah,rnemilih lingkungan yang baik, sering membaca sejarahorang-oran.g· terdahulu dan sebagainya. H,ati nurani yangselalu hiduplah. yang dapat menjadi sumber nilai akhlaqsebagaimana yang dinyatakandalamhadits Nabi terse-

di atas. (Ahmad Azhar Basyir, 1

10

Page 9: A. PENDAHULUAN - UGM

rokhaniah mereka yang mereka susun demi tereali­sasinya tujuan-tujuan kehidupan mistis.Al Thusi, dalam kitabnya al Luma' mengemukakanbagaimana para sU,fi secara khusus' lebih menaruhperhatian terhadap moral luhur serta sifat danamalan utama~ Hal in1 demi mengikutiNabi, parasahabatnya, serta orang-orang setelah beliau. Tin­jauan analitis terhadap tasawuf jelasmenunjukkanbaga1mana para sufi dengan berbagai aliran yang diantaranya, memiliki suatu konsepsi tentang jalan(thariqah) menuju Allah. Danjalan In1 dimulai de­ngan latihan-latihan rokhaniah, lalu secara bertahapmenemp.uh berbagai fase, yang dikenal dengan ting­katan dan keadaan, yang berakhir dengan mengenal(rna'rifat) kepada Allah.Yang dimaksuddengan tingkatan (maqaml oleh parasufi ialah tingkatan seorang hamba Allahdi hadap~anNya, dalam hal ibadah dan latihan-latihan jiwayang dilakukannya, contoh tingkatan iniantara lainlalah taubat asketis, mensucikandiri(wara') hidupsederhana (faqir), sabar, ridla, tawakaldan sebagai­nya.Sementara 'keadaan (hal) ialah beningnya kehamplranjiwa terhadapAllah direlung, kalbu. 'diri. Contohkeadaan ini antara lain ialahketerpusatandiri (mu~

raqobah), kehampiran (qarb), cinta, takut,rindu, dekat (uns), tentram, penyaksian (musyaha­dah), yakin dan sebagainya.Para sufi sendiri ·secarateliti meriegaskan perbeda­an tingkatandan keadaan. Tingkatan menurut mere­ka, ditandai dengan kemampuan. Sementarakeadaanjustru mudahhilang, dan, dapatdiperoleh tanpa se­ngaja.Tingkatan dapat .dicapai seorang penempuh dengankehendak dan upayanya. (Abu al Wafa'al Ghanimi

Taftazani, 1985).

kehidupan,salah satu sumber tasawuf.Kehidupan Rasulullahs.a.w. dapat kitabagl dalamdua 'fase. Fase kehidupan beliau sebelu.m diangkatsebagai rasul, fase kehidupan beliau setelah·di­angkat sebagai rasul. Dalam setiap fase para sufimendapatkan adanya satu sumber yang hanya de­ngan berbagai ilmuserta amal.

11

Page 10: A. PENDAHULUAN - UGM

12

makandan minum yang berlebihan, dan merenungi wujudyang ada. ini membuat qalbu beliau menja·dijernih,dan merupakan pengantar terhadapkenabianbeliau,yangberlangsung sampai Jibril turun me­nyampaikan wahyu. Kata Jibril: nBacalah!" JawabNabi: UAku tidaklagi: "Bacalah, dengan (menyebut) nama Tuhanmu,yang menciptakan, yangmenciptakan manusia darisegumpal darah. Bacalahdan Tuhanmu Yang MahaMulia, yang rnengajari (manusia) dengan perantaraankalam, -(Dia) yang mengajari manusia apa-apa yangtidak diketahuinya!". (AI Qur'an ·sur-at· Al'Alaq: 1-.5).Kehidupan Rasulullah s.a.w.dalam gua Hira' justrumerupakan cikal· bakal kehidupan yang nantinyaakan dihayati paraasketis .ataupun sufi, dimanamereka menetapkandirinya sendiri dibawah berbagailatihan. rokhaniah,seperti sirna ataupun fana didaJammunajat (audiensi) dengn Allah, sebagai buahdari khalwat~ e

Mengenai kehidupan Nabi setelah turunnya wahyu,·peri9d~ iniditandaiasketisisme· sertapembatasandiri 'dalam makan·dan minum, dan penuh makna­tnaknarokhaniah yang merupakan su.mber ·kekayaanbagi para sufi. Rasulullah, pada periode ini .selalumewajibkan diri tetap dalamkeadaan ·sederhana,banyakberibadah dan shalat tahajud. Dalam halakhlaq, beliau adalah seorang yang berakhlaq sem­purna,sebagaiman.a difirmankan Allah: "Dan sesung­guhnya, kamu benar-benar berbudi pekerti luhur."(AI Qurian surat Al Qalam: 4).Suatu ketika A'isyah r.a ditanya tentang akhlaq be­liau, jawabnya: Akhlaq Rasulullah adalah Al Qur'an.

bersama keridlaan (Dia)marahbersama kemarahan ""........dl.........

Tidakdapat disangkal lagi bahwa Nabi adalahtipeideal bagiseluruh kaum muslimin,term.asuk pulab~gi ·para sufi. Hal ini sesuai dengan firman Allah:"Sesungguhnya, telahadapada (diri)RasuJullahsuritauladan yang· baikbagimu, yaitubagi orang yangmengharap rakhmatAllahserta kedatangan harikiamat, dandiabanyak menyebut Allah." (AI Qur'ansurat AraZab: 21).

Page 11: A. PENDAHULUAN - UGM

padadengan

"belas. berkata :banyakmeneladani

usahanya dalam memakaipakaian. meninggalkan hawa. nafsu,meninggal-

kan hal-hal yang meragukan (syubhat), kekeramatanyangdimilikinya,ketangguhannya dalam menegakkankebenaran danketeguhannyadalamberpegang pada'

.ketaatan.nya yang palingberat."

c. Kehidupan ucapan para sahabatpun adalah sum- .'ber tempat menimba para sufi. Kehidupan dan ucap­an· mereka penuh hal-hal yang berkaitan" denganasketisisme kehidupan sederhana, dan penerimaanterhadap Allah.Oleh kren~ itu tidak seorangpun peneliti yang jujurdalam mengkaji sejarah tasawuf, yang dapat mela­laikan kecenderungan-kecenderungan rokhaniah yangtercermin dalam kehidupan dan .ucapan para saha­bat, ketika meneliti sumber landasan-Iandasan kehi­dupan rokhaniahpara sufi.Pada kenyataannya, para sahabat mengikuti jejakNabi dalam ucapan dan kehidupannya, Al Qur'anmemuji merekadengan: "Orang":'orang "terdahuluserta yangpertama-tama masuk Islam, di antaraorang-orang Muhajirin dan Anshor maupunorang yang mengikutinya den:gan baik, Allahkepada mereka dan merekapun ridla kepada(QI Qur'an suratTaubah: 100).Rasulullah s.a.w. telah mengemukakan betapa ting­ginya kedudukan para sahabat ini, sebagaimana sab-danya: sahabatkubagaikan bintang. Sfapapundi antara yang-kamu ikuti,niscaya kamumendapatkan petunjuk".Abu Bakar al Shiddiq adalah seorang asketis, se....hingga diriwayatkan bahwa selama enamhari dalamseminggu dia selalu dalam keadaan lapar~ Baju yangdimilikiriya tidak le'bih dari satu, dan katanya:"Jika seorang hamba begitu terpesonakan oleh hias­an dunia,. Allah membenciny sampai dia" meninggal....kan hisan i~un.

Mengenai kisah ibadah Abu Bakar Shiddiq, doanya,kesederhanaannya, ridlanya, ketaqwaannya terhadapAllah, kesalehannya, kedermawaannya, menjadi lan-dasan para sufi.

ibn Khaththab terkenal dengan kebeningansehingga Rasulullah

menJadikan

"1.3

Page 12: A. PENDAHULUAN - UGM

Thusi selanjutnya hal, akhlaqAli r.a. yang menjadipanutan parasufiu•

(Abu alWafa' a1 Ghanimi Taftazani,

yangdengan lainnya.Dia terkenal tekun beribadah serta banyak membacaAl Qur'an. MengenaiAl Qur'an dia berkata: "AIQur'an adalah 'kitab Tuhanku. Seorang hamba se­andainya dia kedatangan kitab tuannya, tidak bolehtidak, dia. harus melihatnya setiap hari untuk di­amalkannya apa-apa yang terkandung di dalamnya".Moralitas Usnlan ibn Affan, sebagaimana sifat pe­malunya, kedermawaannya,kesederhanaannya, rasatak·utnya kepada Allah, kerendah hatiannya, .kasihsayangnya serta pergaulannya dengan orang lain.Ali ibn Abu Thalib dalam pandangan para sufi seca­rakhusus mempunyai kedudukan yang tinggi. Dalamhal ini Abu Ali al Rudzbari, seorang tokoh sufiangkatan. pertama berkata: "Dia dianugerahi ilmuladunni ·(ilmu dari sisi Allah). ·Dan ladunni adalahilmu yang secra khusus dianugerahkan kepada Khidr,sebagaimana fi~man Allah: uDan yang telah Kamiajarkan' padanya ilmu dari sisi Kami."Suatu ketika Ali ibn Abu Thalib ditanya tentangpengertian iman, jawabnya: ulman dilandaskan atasempat tonggak: kesabaran, keyakinan, ·keadiJan danjihad". Lalu dia menguraikan setiap tingkatan terse­but secara terinci.Dalam

KESIMPULAN1. Dalall). ajaran : Islam,' n1asalahbaikdanburuk meru-

pakan masalah yangpenting, samping masalahKetuhanan menjadi mas~ah yang pentirlg pula.

14

Page 13: A. PENDAHULUAN - UGM

Tujuan yang akan dicapai dari segala tingkahdalam etika Islam adalah mendapatkan ridla AllahSWT.

3. Tasawuf Islam bersumber dari Al Qur'an, Al Hadits,kehidupan Rasulullah s.a.w. dan kehidupan para.sahabat beliau.

4. Dengan tasawuf Islam seorang muslim dapat me....ngontrol dirinya sendiri (mawas diri) sehingga sikapdan perbuatannya selalu berusaha dekat kepadaAllah SWT, yaitu dengan jalan melaksanakan segalaperintahNya dan meninggalkan segala laranganNya.Hubungan antara etika Islam dengan tasawuf Islammerupakan hubungan yang paling terkait satu sarnalain, oleh ·karena baik etika Islam maupun tasawufIslam senantiasa bersangkut paut dengan masalahmoralitas dalam Islam.Baik Etika Islam maupun Tasawuf Islam keduamengarah kepada kebahagiaan yang hakiki, yaitukebahagiaan. ya,ng ingin dicapai oleh setiap manusia,berupa kebahagiaandi dunia dankebahagiaanakhirat.

15 .

Page 14: A. PENDAHULUAN - UGM

Ahmad

Abu Wafa' 1man ke zamanTentangtaka Bandung~

Hamzah Yaqub, 1 Etika Islam, .c.v. Publicita,

Hamka, 1979, TasawufModern, Yayasan Nurul Islam, Ja­karta.

Sahilun a Nasir,1980, Etika Dan Problematikanya Dewasa!ni, P.T Al Ma'arif, Bandung.

Widyastini, 1991, Unsur-Unsur Filsafat Islam, Penerbit KotaKembang .Yogyakarta.

16