a part of sk 3 imun

2
Epidemiologi SLE SLE lebih sering ditemukan pada ras tertentu seperti bangsa negro, Cina dan mungkin juga Filipina. Penyakit ini dapat ditemukan pada semua usia, tetapi paling banyak pada usia 15- 40 tahun (masa reproduksi). Frekuensi pada wanita : pria, berkisar 5,5 – 9 : 1. Pada lupus eritematosus yang disebabkan obat, rasionya lebih rendah, yaitu 3:2. Diagnosis SLE Diagnosis SLE, dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinik dan laboratorium American College of Rheumatology (ACR), pada tahun 1982, mengajukan 11 kriteria untuk klasifikasi SLE, diman bila didapatkan 4 kriteria, maka diagnosis SLE dapat ditegakkan. Kriteria tersebut adalah : 1. Ruam malar. 2. Ruam diskoid. 3. Fotosensitivitas. 4. Ulserasi di mulut atau nasofaring. 5. Artritis. 6. Serositis, yaitu pleuritis atau perikarditis. 7. Kegagalan ginjal, yaitu proteinuria persisten > 0,5 gr/hari, atau adalah silinder sel. 8. Kelainan neurologik, yaitu kejang-kejang atau psikosis. 9. Kelainan hematologik, yaitu anemia hemolitik, atau lekopenia atau limfopenia atau trombositopenia. 10. Kelainan imunologik, yaitu sel LE + / anti DNA + / anti Sm + / tes serologik untuk sifilis yang + palsu. 11. Antibodi antinuklear (Antinuclear antibody, ANA) +. Kecurigaan akan penyakit SLE bila dijumpai 2 atau lebih keterlibatan organ sebagaimana tercantum dibawah ini, yaitu : 1. Gender wanita pada rentang usia reproduksi. 2. Gejala konstitusional : kelelahan, demam (tanpa bukti infeksi) dan penurunan berat badan. 3. Muskuloskeletal : artritis, artralgia, miositis.

Upload: juwita

Post on 24-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sk 3 ipt

TRANSCRIPT

Page 1: A Part of Sk 3 Imun

Epidemiologi SLE

SLE lebih sering ditemukan pada ras tertentu seperti bangsa negro, Cina dan mungkin juga Filipina. Penyakit ini dapat ditemukan pada semua usia, tetapi paling banyak pada usia 15-40 tahun (masa reproduksi). Frekuensi pada wanita : pria, berkisar 5,5 – 9 : 1. Pada lupus eritematosus yang disebabkan obat, rasionya lebih rendah, yaitu 3:2.

Diagnosis SLE

Diagnosis SLE, dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinik dan laboratorium American College of Rheumatology (ACR), pada tahun 1982, mengajukan 11 kriteria untuk klasifikasi SLE, diman bila didapatkan 4 kriteria, maka diagnosis SLE dapat ditegakkan. Kriteria tersebut adalah :

1. Ruam malar.2. Ruam diskoid.3. Fotosensitivitas.4. Ulserasi di mulut atau nasofaring.5. Artritis.6. Serositis, yaitu pleuritis atau perikarditis.7. Kegagalan ginjal, yaitu proteinuria persisten > 0,5 gr/hari, atau adalah silinder sel.8. Kelainan neurologik, yaitu kejang-kejang atau psikosis.9. Kelainan hematologik, yaitu anemia hemolitik, atau lekopenia atau limfopenia atau

trombositopenia.10. Kelainan imunologik, yaitu sel LE + / anti DNA + / anti Sm + / tes serologik untuk

sifilis yang + palsu.11. Antibodi antinuklear (Antinuclear antibody, ANA) +.

Kecurigaan akan penyakit SLE bila dijumpai 2 atau lebih keterlibatan organ sebagaimana tercantum dibawah ini, yaitu :

1. Gender wanita pada rentang usia reproduksi.2. Gejala konstitusional : kelelahan, demam (tanpa bukti infeksi) dan penurunan berat

badan.3. Muskuloskeletal : artritis, artralgia, miositis.4. Kulit : ruam kupu-kupu (butterfly atau malar rash), fotosensitivitas, SLEi membran

mukosa, alopesia, fenomena Raynaud, purpura, urtikaria, vaskulitis.5. Ginjal : hematuria, proteinuria, cetakan, sindroma nefrotik.6. Gastrointestinal : mual, muntah dan nyeri abdomen.7. Paru-paru : pleurisy, hipertensi pulmonal, SLEi parenkim paru.8. Jantung : perikarditis, endokarditis, miokarditis.9. Retikulo-endotel : organomegali (limfadenopati, splenomegali, hepatomegali).10. Hematologi : anemia, laukopenia, dan trombositopenia.11. Neuropskiatri : psikosis, kejang, sindroma otak organik, mielitis transversa, neuropati

kranial dan perifer.