a. model co-op co-op dalam bahasa indonesia dikenal dengan …digilib.unila.ac.id/15051/16/bab...

28
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Cooperative Learning Tipe Co-Op Co-Op 1. Model Cooperative Learning a. Pengertian Cooperative Learning Cooperative learning dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan nama pembelajaran kooperatif. Cooperative learning berasal dari kata cooperative dan learning yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim (Isjoni, 2007: 15). Hal ini sejalan dengan pendapat Rusman (2011: 204) yang mengemukakan bahwa cooperative learning adalah teknik pengelompokan yang di dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-5 orang. Sedangkan menurut Solihatin dan Raharjo (2007: 4) pada dasarnya cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih. Keberhasilan kelompok sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.

Upload: others

Post on 31-May-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: A. Model Co-Op Co-Op dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan …digilib.unila.ac.id/15051/16/BAB II.pdf · 2015-12-02 · 2) Fase 2, menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi

8

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A. Model Cooperative Learning Tipe Co-Op Co-Op

1. Model Cooperative Learning

a. Pengertian Cooperative Learning

Cooperative learning dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan

nama pembelajaran kooperatif. Cooperative learning berasal dari

kata cooperative dan learning yang artinya mengerjakan sesuatu

secara bersama-sama dengan membantu satu sama lainnya sebagai

satu kelompok atau satu tim (Isjoni, 2007: 15). Hal ini sejalan

dengan pendapat Rusman (2011: 204) yang mengemukakan bahwa

cooperative learning adalah teknik pengelompokan yang di

dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam

kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-5 orang. Sedangkan

menurut Solihatin dan Raharjo (2007: 4) pada dasarnya cooperative

learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku

bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam

struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok yang terdiri dari

dua orang atau lebih. Keberhasilan kelompok sangat dipengaruhi

oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.

Page 2: A. Model Co-Op Co-Op dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan …digilib.unila.ac.id/15051/16/BAB II.pdf · 2015-12-02 · 2) Fase 2, menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi

9

Woolfolk dalam Warsono dan Haryanto (2012: 161)

mendefinisikan cooperative learning adalah suatu pengaturan yang

memungkinkan para siswa bekerja sama dalam suatu kelompok

campuran dengan kecakapan yang berbeda dan akan memperoleh

penghargaan jika kelompoknya mencapai suatu keberhasilan.

Berdasarkan penndapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa

cooperative learning adalah suatu proses pembelajaran secara

kolaboratif dalam sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau

lebih, masing-masing anggotanya memiliki kesempatan dan

tanggung jawab yang sama untuk mencapai tujuan bersama. Dengan

demikian keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan

dari setiap kelompok itu sendiri.

b. Tujuan Cooperative Learning

Tujuan cooperative learning berbeda dengan kelompok

tradisional yang menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan

individu diorientasikan pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan

dari pembelajaran cooperative learning adalah menciptakan

keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan

kelompoknya (Slavin dalam Harmianto, dkk., 2011: 60).

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai

tiga pembelajaran penting. Menurut Depdiknas dalam Harmianto,

dkk. (2011: 60), ada tiga tujuan dalam pembelajaran kooperatif, di

antaranya:

a. Tujuan pertama pembelajaran kooperatif, yaitumeningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja

Page 3: A. Model Co-Op Co-Op dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan …digilib.unila.ac.id/15051/16/BAB II.pdf · 2015-12-02 · 2) Fase 2, menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi

10

siswa dengan tugas-tugas akademiknya. Siswa yang lebihmampu akan menjadi nara sumber bagi siswa yang kurangmampu, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama.

b. Tujuan yang kedua, pembelajaran kooperatif memberipeluang agar siswa dapat menerima teman-temannya yangmempunyai berbagai perbedaan latar belakang. Perbedaantersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuanakademik, dan tingkat sosial.

c. Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif ialahuntuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.Keterampilan sosial yang dimaksud antara lain, berbagitugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain,memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide ataupendapat, bekerja dengan kelompok dan sebagainya.

Menurut Johnson & Johnson dalam Trianto (2010: 56)

menyatakan bahwa tujuan pokok belajar kooperatif adalah

memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatan prestasi akademik

dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan

tujuan dari cooperative learning ialah menciptakan situasi di mana

keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan

kelompoknya dan memaksimalkan belajar siswa untuk

meningkatkan prestasi akademik, serta mengembangkan

keterampilan siswa. Selain itu, siswa dapat mengerjakan bersama-

sama dengan saling membantu satu sama lain, sehingga terjadi

kesamaan pemikiran dan pemahaman antara siswa dengan anggota

yang lain di dalam satu kelompok.

c. Prinsip Utama Cooperative Learning

Cooperative learning memiliki prinsip utama yang membedakan

dengan model pembelajaran lainnya. Slavin dalam Trianto (2010:

Page 4: A. Model Co-Op Co-Op dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan …digilib.unila.ac.id/15051/16/BAB II.pdf · 2015-12-02 · 2) Fase 2, menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi

11

61) menyatakan bahwa ada tiga hal prinsip utama dalam cooperative

learning, yaitu:

1) Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompokmencapai kriteria yang ditentukan.

2) Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnyakelompok bergantung pada belajar individual semua anggotakelompok. Tanggung jawab ini terfokus dalam usahamembantu yang lain dan memastikan setiap anggotakelompok telah siap menghadapi evaluasi tanpa bantuan yanglain.

3) Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswatelah membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajarsiswa sendiri. Hal ini memastikan bahwa siswaberkemampuan tinggi, sedang, rendah sama-sama rentanguntuk melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi semuaanggota kelompok sangat bernilai.

Berdasarkan pendapat Slavin di atas, bahwa cooperative

learning harus berpatok pada tiga prinsip. Adanya penghargaan

kelompok, tanggung jawab individual, dan kesempatan yang sama

untuk sukses.

d. Langkah-langkah Cooperative Learning

Sebuah model dalam kegiatan pembelajaran memiliki langkah-

langkah secara sistematis dalam penerapannya. Ibrahim dalam

Trianto (2010: 66−67) menyatakan bahwa terdapat enam langkah

utama atau fase pokok dalam penerapan cooperative learning:

1) Fase 1, menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingindicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

2) Fase 2, menyajikan informasi.Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalandemonstrasi atau lewat bahan bacaan.

3) Fase 3, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompokkooperatif.Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranyamembentuk kelompok belajar dan membantu kelompok agarmelakukan transisi secara efisien.

Page 5: A. Model Co-Op Co-Op dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan …digilib.unila.ac.id/15051/16/BAB II.pdf · 2015-12-02 · 2) Fase 2, menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi

12

4) Fase 4, membimbing kelompok bekerja dan belajar.Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saatsiswa mengerjakan tugas-tugas siswa.

5) Fase 5, evaluasi.Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telahdipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikanhasil kerjanya.

6) Fase 6, memberikan penghargaan.Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upayamaupun hasil belajar individu dan kelompok.

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa pembelajaran dapat

dikatagorikan cooperative learning apabila terdapat enam langkah

utama atau fase pokok seperti yang telah dipaparkan di atas.

Penyampaian tujuan dan memotivasi siswa, menyajikan informasi,

mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif,

membimbing kelompok bekerja dan belajar, evaluasi, dan

memberikan penghargaan.

e. Jenis-jenis Cooperative Learning

Cooperative learning merupakan model pembelajaran yang

memiliki banyak tipe atau jenis dalam pelaksanaan kegiatan

pembelajaran. Slavin dalam Yusron (2005: 214) jenis-jenis model

cooperative learning yang menggunakan metode spesialisasi tugas di

antaranya, yaitu group investigation, co-op co-op, dan jigsaw.

Menurut Isjoni (2007: 51), model cooperative learning terbagi

menjadi beberapa jenis variasi model yang dapat diterapkan, yaitu di

antaranya: jigsaw, group investigation, co-op co-op, group resume,

dan rotating trioexchange.

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

model cooperative learning memiliki banyak jenis yang

Page 6: A. Model Co-Op Co-Op dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan …digilib.unila.ac.id/15051/16/BAB II.pdf · 2015-12-02 · 2) Fase 2, menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi

13

menggunakan metode spesialisasi tugas yang dirancang agar siswa

menjalankan peran khusus dalam menyelesaikan seluruh tugas

kelompok. Spesialisasi tugas menyelesaikan masalah tanggung

jawab individual dengan membuat setiap siswa memiliki tanggung

jawab khusus dalam kontribusinya sendiri terhadap kelompok serta

menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau

dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.

2. Model Cooperative Learning Tipe Co-Op Co-Op

a. Pengertian Model Cooperative Learning Tipe Co-Op Co-Op

Cooperative learning memiliki benyak jenis metode spesialisasi

tugas yang di antaranya co-op co-op. Slavin dalam Yusron (2005:

229) co-op co-op adalah sebuah group investigation yang cukup

familiar. Metode ini menempatkan tim dalam kooperasi antara satu

dengan yang lainnya untuk mempelajari sebuah topik di kelas.

Co-op co-op memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja

sama dalam kelompok-kelompok kecil, pertama untuk meningkatkan

pemahaman siswa, dan selanjutnya memberikan siswa kesempatan

untuk saling berbagi pemahaman baru dengan teman sekelasnya.

Aktivitas ini mendorong kemandirian siswa sekaligus kerja sama

dalam kelompok.

Menurut Kagen dalam Warsono dan Hariyanto (2012: 235)

menyatakan bahwa model co-op co-op mampu merangsang siswa

untuk dapat bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, menuntut

persiapan yang sangat matang, dan menutut semangat yang tinggi

Page 7: A. Model Co-Op Co-Op dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan …digilib.unila.ac.id/15051/16/BAB II.pdf · 2015-12-02 · 2) Fase 2, menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi

14

untuk mengikuti pelajaran agar dapat mempersiapkan tampilan yang

diharapkan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model

cooperative learning tipe co-op co-op merupakan model

pembelajaran spesialisasi tugas yang mengajak siswa memahami

tugas masing-masing di dalam kelompoknya. Selain itu, saling

berbagi informasi yang telah dikumpulkan siswa kepada siswa satu

kelompoknya dan siswa bertanggung jawab atas sebagian dari

keseluruhan tugas.

b. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Cooperative

Learning Tipe Co-Op Co-Op

Model cooperative laerning tipe co-op co-op memiliki

kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan dari model cooperative

learning tipe co-op co-op menurut Kagen dalam Warsono dan

Hariyanto (2012: 238), antara lain:

1) Dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam mengerjakantugas pada kelompoknya masing-masing.

2) Memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalamkelompok-kelompok kecil.

3) Dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang diri sendiridan dunianya.

4) Dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk saling berbagipemahaman baru dengan teman-teman sekelasnya.

Sedangkan kelemahan dari model cooperative learning tipe co-

op co-op, antara lain:

1) Siswa yang pandai akan merasa bahwa dirinya yang palingmampu untuk mengerjakan tugas kelompoknya.

2) Dalam pelaksanaan kerja kelompok siswa yang mampu akanmendominasi presentasi kelompoknya.

Page 8: A. Model Co-Op Co-Op dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan …digilib.unila.ac.id/15051/16/BAB II.pdf · 2015-12-02 · 2) Fase 2, menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi

15

c. Langkah-langkah Model Cooperative Learning Tipe Co-Op Co-Op

Setiap model pembelajaran memiliki langkah-langkah dalam

pelaksanaannya, agar mudah diterapkan dalam pembelajaran.

Menurut Kagen dalam Warsono dan Hariyanto (2012: 237) langkah-

langkah pembelajaran cooperative learning tipe co-op co-op adalah

sebagai berikut.

1) Guru melakukan presentasi secara singkat garis besar temapembelajaran.

2) Setiap kelompok siswa memilih topik pembelajaran yangsesuai tema pembelajaran.

3) Siswa membagi menjadi sejumlah subtopik sesuai jumlahsiswa dalam kelompok. Setiap siswa mendapatkan satusubtopik.

4) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab dalammempelajari dan mengajarkan bahan ajar dalam subtopikyang dipelajarinya kepada anggota tim lain.

5) Setiap tim kemudian melakukan presentasi di hadapanseluruh kelas.

6) Refleksi bagi seluruh kelas.

Sedangkan Slavin dalam Yusron (2005: 304) mengemukakanada sembilan tahapan pembelajaran dalam model cooperativelearning tipe co-op co-op, di antaranya: Tahap 1, Diskusi kelasyang terpusat pada siswa. Tahap 2, Pemilihan tim belajar siswadan pembentukan tim. Tahap 3, Pemilihan topik. Tahap 4,Pemilihan minitopik. Tahap 5, Persiapan minitopik. Tahap 6,Presentasi minitopik. Tahap 7, Persiapan presentasi tim. Tahap8, Presentasi tim. Tahap 9, Evaluasi.

Berdasarkan kajian di atas, maka yang dimaksud dengan model

cooperative learning tipe co-op co-op yaitu model pembelajaran

yang menggunakan spesialisasi tugas untuk mengajak siswa

memahami tugas masing-masing di dalam kelompoknya. Saling

berbagi informasi yang telah dikumpulkan siswa kepada satu

kelompoknya dan bertanggung jawab atas sebagian dari keseluruhan

tugas pada setiap kelompok.

Page 9: A. Model Co-Op Co-Op dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan …digilib.unila.ac.id/15051/16/BAB II.pdf · 2015-12-02 · 2) Fase 2, menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi

16

Dari pendapat di atas peneliti menyimpulkan langkah-langkah

model cooperative learning tipe co-op co-op dalam penelitian ini

mengembangkan dari pendapat Kagen, yaitu: (1) guru menjelaskan

materi pembelajaran secara singkat melalui media grafis (gambar,

sketsa, diagram, bagan, dan grafik), (2) guru membagi siswa ke

dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok memilih topik

pembelajaran yang sesuai materi pembelajaran, (3) setiap topik

dalam kelompok dibagi menjadi beberapa subtopik, (4) setiap

kelompok mempelajari dan mengajarkan bahan ajar dalam subtopik

yang dipelajarinya kepada anggota tim, (5) setiap kelompok

mempresentasikan hasil diskusi di depan kelompok lain, (6) guru

dan siswa melakukan refleksi bersama.

B. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan perantara untuk menyampaikan pesan

atau informasi yang sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran agar

memudahkan guru dalam penyampaian materi pembelajaran dan

memudahkan siswa untuk menerima materi pembelajaran.

Asra (2007: 5.5) mengemukakan bahwa kata media dalam“media pembelajaran” secara harfiah berarti perantara atau pengantar,sedangkan kata pembelajaran diartikan sebagai suatu kondisi yangdiciptakan untuk membuat seseorang melakukan sesuatu kegiatanbelajar. Media pembelajaran memberikan penekanan pada posisimedia sebagai wahana penyalur pesan atau informasi belajar untukmengondisikan seseorang belajar.

Sementara itu Gerlach dan Ely dalam Aryad (2011: 3) mengatakan

bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi

Page 10: A. Model Co-Op Co-Op dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan …digilib.unila.ac.id/15051/16/BAB II.pdf · 2015-12-02 · 2) Fase 2, menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi

17

atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu

memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini,

guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Sedangkan

Musfiqon (2012: 28) mengungkapkan bahwa secara lebih utuh media

pembelajaran dapat digunakan sebagai perantara antara guru dan siswa

dalam memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah segala bentuk saluran sebagai perantara atau

pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media pembelajaran

dapat merangsang minat siswa untuk belajar serta membantu guru dan

siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media

itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar

yang besar jumlahnya, yaitu (a) memotivasi minat atau tindakan, (b)

menyajikan informasi, dan (c) memberi instruksi (Kemp dan Dayton

dalam Musfiqon, 2012: 33).

Fungsi dari media pembelajaran juga diungkapkan oleh Asyhar (2011:

29−35) bahwa media pembelajaran memiliki beberapa fungsi yang

dijelaskan sebagai berikut.

a. Media sebagai sumber belajar, media pembelajaran berperansebagai salah satu sumber belajar bagi siswa.

b. Fungsi semantik, melalui media dapat menambah perbendaharankata atau istilah.

c. Fungsi manipulatif, adalah kemampauan suatu benda dalammenampilkan kembali suatu benda atau peristiwa dengan berbagaicara, sesuai kondisi, situasi, tujuan dan sasarannya.

Page 11: A. Model Co-Op Co-Op dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan …digilib.unila.ac.id/15051/16/BAB II.pdf · 2015-12-02 · 2) Fase 2, menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi

18

d. Fungsi fiksatif, adalah kemampuan media untuk menangkap,menyimpan dan menampilkan kembali suatu objek atau kejadianyang sudah lampau.

e. Fungsi distributif, bahwa dalam sekali penggunan satu materi,objek atau kejadian dapat diikuti siswa dalam jumlah besar dandalam jangkauan yang sangat luas.

f. Fungsi psikologis, media pembelajaran memiliki beberapa fungsiseperti atensi, afektif, kognitif, imajinatif, dan fungsi motivasi.

g. Fungsi sosio kultural, penggunaan media dapat mengatasihambatan sosio kultural antarsiswa.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran memiliki fungsi di antaranya (a) memotivasi minat atau

tindakan, (b) menyajikan informasi, dan (c) memberi instruksi. Fungsi dari

media pembelajaran dapat mendukung pelaksanaan proses pembelajaran

untuk mencapai tujuan pembelajaran.

3. Manfaat Media Pembelajaran

Secara umum manfaat praktis media dalam proses pembelajaran

disampaikan oleh Sudjana dan Rivai dalam Arsyad (2011: 24-25) adalah

sebagai berikut.

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapatmenumbuhkan motivasi belajar.

b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapatlebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai danmencapai tujuan pembelajaran.

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-matakomunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga,apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.

d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidakhanya mendengar uraian guru, tetapi juga aktivitas lain sepertimengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, danlain-lain.

e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman,dan menimbulkan persepsi yang sama.

f. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas.

Page 12: A. Model Co-Op Co-Op dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan …digilib.unila.ac.id/15051/16/BAB II.pdf · 2015-12-02 · 2) Fase 2, menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi

19

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat

praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar

mengajar akan lebih menarik. Selain itu, penggunaan media pembelajaran

dapat memperjelas materi yang disampaikan dan menjadikan

pembelajaran lebih bermakna.

4. Karakteristik Media Pembalajaran

Setiap jenis pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda satu

dengan yang lainnya. Asyhar (2011: 53-57) mengungkapkan

karakteristik media pembelajaran sebagai berikut.

a. Media visual, media yang di dalamnya terdapat unsur-unsur yangterdiri dari garis, bentuk warna dan tekstur.

b. Media audio, merupakan media yang isi pesannya hanya diterimamelalui indra pendengar.

c. Media audio visual, media ini dapat menampilkan unsur gambar(visual) dan suara (audio).

d. Multimedia, media yang melibatkan beberapa jenis media untukmerangsang semua indra dalam satu kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik

media pembelajaran dikelompokkan sesuai dengan jenis dan

penggunaannya dalam proses pembelajaran.

5. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Pengelompokan jenis-jenis media pembelajaran banyak disampaikan

oleh para ahli media pembelajaran, di antaranya Asra (2007: 5.8-5.9)

mengelompokkan media pembelajaran menjadi beberapa jenis, yaitu:

a. Media visual yaitu media yang hanya dapat dilihat, seperti foto,gambar dan poster.

b. Media audio yaitu media yang hanya dapat didengar saja sepertikaset audio, MP3, dan radio.

Page 13: A. Model Co-Op Co-Op dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan …digilib.unila.ac.id/15051/16/BAB II.pdf · 2015-12-02 · 2) Fase 2, menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi

20

c. Media audio visual yaitu media yang dapat dilihat sekaligusdidengar seperti film suara, video, televisi, dan sound slide.

d. Multimedia adalah media yang dapat menyajikan unsur mediasecara lengkap seperti suara, animasi, video, grafis dan film.

e. Media realia yaitu semua media nyata yang ada di lingkunganalam, seperti tumbuhan, batuan, air, sawah dan sebagainya.

Pengelompokan jenis-jenis media pembelajaran juga diungkapkan

oleh Hamdani (2011: 250-254), yaitu:

a. Media grafis adalah media yang menyampaikan fakta, ide, dangagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka, dan simbol.

b. Media teks adalah suatu media yang membantu siswa untukfokus pada materi karena siswa cukup mendengarkan tanpamelakukan aktivitas lain yang menuntut konsentrasi.

c. Media audio adalah jenis media yang digunakan hanyamengandalkan pendengaran saja, contohnya tape recorder, danradio.

d. Media animasi adalah media yang mampu menunjukkan prosesabstrak sehingga siswa dapat melihat pengaruh perubahan suatuvariabel terhadap proses pembelajaran.

e. Media video adalah media yang memaparkan keadaan real dalamsuatu proses sehingga dapat memperkaya pemaparan.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran memiliki beberapa jenis, yaitu (a) media visual, (b) media

audio, (c) media video (d) media teks, (e) media realia, (f) media grafis,

dan (g) media animasi. Setiap jenis media pembelajaran memiliki bentuk

dan cara penyajian yang berbeda-beda dalam pembelajaran.

6. Pemilihan Media Pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran oleh guru dalam proses

pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan belajar siswa untuk

mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Hernawan (2007: 39)

mengungkapkan terdapat tiga hal utama yang perlu dijadikan

pertimbangan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu (a) tujuan

pemilihan media, (b) karakteristik media, dan (c) alternatif media

Page 14: A. Model Co-Op Co-Op dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan …digilib.unila.ac.id/15051/16/BAB II.pdf · 2015-12-02 · 2) Fase 2, menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi

21

pembelajaran yang dapat dipilih. Sementara itu, Arsyad (2011: 75-76)

mengungkapkan ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam

memilih media, yaitu (a) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, (b)

tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip

atau generalisasi, (c) praktis, luwes, dan bertahan lama, (d) guru terampil

menggunakannya, (e) pengelompokan sasaran, dan (f) mutu teknis.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sebelum

menggunakan media dalam proses pembelajaran harus memperhatikan

beberapa hal di antaranya, yaitu (a) tujuan pemilihan media, (b)

karakteristik media, (c) kepraktisan, keluwesan dan ketahanan media, (d)

keterampilan guru dalam menggunakan media, dan (e) pengelompokan

sasaran. Proses penggunaan media pembelajaran akan lebih efisien

apabila guru memperhatikan terlebih dahulu media pembelajaran yang

akan digunakan sebelum menggunakan dalam pembelajaran.

7. Pengertian Media Pembelajaran Grafis

Menurut Sanjaya (2014: 156) dalam konteks media pembelajaran,

media grafis adalah media yang dapat mengomunikasikan data dan fakta,

gagasan serta ide-ide melalui gambar dan kata-kata. Dalam konsep ini

terdapat dua pemahaman konsep. Pertama, ditinjau dari tujuannya media

grafis bertujuan untuk mengomunikasikan tentang data dan fakta atau

mengomunikasikan ide dan gagasan. Kedua, dalam media grafis tidak

hanya berisi gambar atau kata-kata saja akan tetapi keduanya, maka

dilihat dari bentuknya, media grafis termasuk media visual. Sedangkan

menurut Sardiman (2009: 28) mengemukakan bahwa media grafis adalah

Page 15: A. Model Co-Op Co-Op dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan …digilib.unila.ac.id/15051/16/BAB II.pdf · 2015-12-02 · 2) Fase 2, menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi

22

media yang menyalurkan pesan yang akan dituangkan ke dalam simbol-

simbol komunikasi visual. Simbol-simbol tersebut perlu dipahami artinya

agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media

grafis merupakan media yang dapat digunakan dalam kegiatan

pembelajaran. Dengan demikian media grafis dapat menyajikan dua

unsur yang berbeda yang ditata secara seimbang dan kedua unsur

tersebut saling menguatkan.

8. Kelebihan dan Kelemahan Media Grafis

Dalam Sanjaya (2014: 158) media grafis merupakan media yang

cukup populer dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan adanya

keuntungan yang melekat dalam media ini, yakni:

a. Media grafis merupakan media yang sederhana, baik dalammemproduksinya maupun cara pemakaiannya, dibanding denganjenis media yang lainnya.

b. Cara memproduksinya, media grafis tidak perlu memerlukanperalatan khusus yang rumit, sehingga tidak memerlukanketerampilan yang kompleks.

c. Kesederhanaan juga dapat dilihat dari pembiayaan (cost) yangmurah.

Kelemahan media grafis yaitu, membutuhkan keterampilan khusus

dalam pembuatannya, terkadang ukurannya terlau kecil untuk digunakan

pada kelompok siswa yang cukup besar, tanggapan siswa berbeda-beda

terhadap media yang sama.

9. Jenis-jenis Media Grafis

Menurut Sanjaya (2014: 159) terdapat jenis media grafis yang dapat

dimanfaatkan untuk menyajikan pesan pembelajaran, yaitu:

Page 16: A. Model Co-Op Co-Op dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan …digilib.unila.ac.id/15051/16/BAB II.pdf · 2015-12-02 · 2) Fase 2, menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi

23

a. Bagan adalah media grafis untuk menyajikan pesan pembelajarandengan mengombinasikan unsur tulisan, gambar dan foto menjadikesatuan yang bermakna dengan maksud untuk menyederhanakanbahan pelajaran yang kompleks agar mudah dipahami.

b. Poster adalah media yang digunakan untuk menyampaikan suatuinformasi, saran atau ide-ide tertentu, sehingga dapat merangsangkeinginan yang melihatnya untuk melaksanakan isi pesantersebut.

c. Karikatur atau kartu adalah media grafis untuk mengungkapkanide atau sikap dan pandangan terhadap seseorang, kondisi,kejadian atau situasi tertentu.

d. Grafik adalah media grafis yang dapat memvisualisasikanperkembangan atau keadaan tertentu secara sederhana dan ringkasmelalui garis dan gambar.

e. Gambar dan foto merupakan media yang umum dipakai untukberbagai macam kegiatan pembelajaran. Gambar yang baik bukanhanya dapat menyampaikan saja tetapi dapat digunakan untukmelatih keterampilan berpikir serta dapat mengembangkankemampuan imajinasi siswa.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media

grafis adalah alat untuk menyalurkan pesan atau informasi data dan fakta,

gagasan, serta ide-ide pada pembelajaran. Hal ini disesuaikan dengan

jenis media grafis yang dimanfaatkan untuk mencapai tujuan yang akan

dicapai pada pembelajaran. Adapun indikator dalam pemilihan media

grafis, yaitu: (1) menyajikan pesan, informasi, saran atau ide sesuai

dengan materi pembelajaran, (2) bersifat sederhana, (3) warna tulisan

jelas dan menarik, (4) media diletakkan pada tempat strategis yang

terlihat oleh siswa, dan (5) penggunaan media sesuai dengan materi dan

tujuan pembelajaran.

C. Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manusia sejak

dilahirkan di dunia dan sepanjang hayatnya untuk memperbaiki dirinya.

Page 17: A. Model Co-Op Co-Op dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan …digilib.unila.ac.id/15051/16/BAB II.pdf · 2015-12-02 · 2) Fase 2, menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi

24

Banyak teori tentang belajar yang dikembangkan oleh para ahli, di

antaranya ada tiga katagori utama mengenai teori-teori belajar, yaitu teori

belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, dan teori belajar

konstruktivisme.

Salah satu teori belajar yang banyak menjadi perbincangan adalah

teori belajar konstruktivisme. Hal ini dikarenakan perkembangan terakhir

dalam pendidikan saat ini, banyak bermuara pada penerapan berbagai

strategi pembelajaran yang berorientasi pembelajar (Student centered

learning strategies) dengan ciri-ciri, yaitu (a) belajar aktif, (b) belajar

mandiri, (c) belajar kooperatif dan kolaboratif, dan (d) generative

learning. Berbagai model pembelajaran kognitif, yaitu (a) problem based

learning, (b) discovery learning, dan (c) cognitive strategies. Semuanya

itu didasarkan pada teori belajar atau aliran filsafat konstruktivisme.

Daryanto (2010: 2) mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.

Pengalaman seseorang dalam interaksinya dengan lingkungan harus terus

ditingkatkan agar terjadi perubahan yang lebih baik lagi. Menurut Trianto

(2010: 103) belajar adalah suatu aktivitas yang berlangsung secara

interaktif antara faktor pada diri seseorang dengan faktor lingkungan,

sehingga melahirkan perubahan tingkah laku.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk

memperoleh suatu perubahan pada dirinya. Selama pembentukan

Page 18: A. Model Co-Op Co-Op dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan …digilib.unila.ac.id/15051/16/BAB II.pdf · 2015-12-02 · 2) Fase 2, menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi

25

pengetahuan dan perubahan tingkah yang baru pada individu melalui

interaksi dengan lingkungan harus aktif melakukan kegiatan, aktif

berpikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang

harus dipelajari.

2. Aktivitas Belajar

Belajar sangat memerlukan aktivitas, tanpa aktivitas belajar tidak akan

mungkin berjalan dengan baik. Seperti yang dinyatakan Sardiman (2009:

100) bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun

mental. Hamalik (2009: 197) mendefinisikan bahwa aktivitas belajar

sebagai aktivitas yang diberikan kepada siswa dalam proses pembelajaran.

Aktivitas yang diberikan kepada siswa dalam proses pembelajaran

sesuai dengan tujuan pembelajaran. Menurut Kunandar (2010: 277)

aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran,

perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang

keberhasilan proses pembelajaran dan memperoleh manfaat.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas

belajar adalah aktivitas yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran.

Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran mencakup aktivitas sikap,

pikiran, dan perbuatan guna menunjang keberhasilan proses pembelajaran.

Adapun indiktor aktivitas yang dikembangkan dalam penelitian ini

meliputi: (1) memperhatikan penjelasan guru, (2) bertanya pada guru, (3)

menjawab pertanyaan dari guru, (4) memberikan pendapat, (5) antusias

dalam mengikuti semua tahapan pembelajaran model cooperative learning

tipe co-op co-op dengan menggunakan media grafis, (6) kerja sama dalam

Page 19: A. Model Co-Op Co-Op dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan …digilib.unila.ac.id/15051/16/BAB II.pdf · 2015-12-02 · 2) Fase 2, menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi

26

kegiatan diskusi kelompok, (7) tidak mengganggu teman, dan (8)

menyimpulkan pembelajaran bersama dengan guru.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil akhir dari proses belajar individu

selama masa belajarnya. Menurut Kunandar (2013: 62) bahwa hasil belajar

adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif, maupun

psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti

proses pembelajaran. Menurut Bloom dalam Sudjana (2010: 22-23)

mengungkapkan bahwa:

a. Ranah kognitif yaitu memahami pengetahuan faktual dengan caramengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentangdirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-bendayang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.

b. Ranah afektif yaitu memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengankeluarga, teman, guru, dan tetangganya.1) Jujur adalah perilaku untuk menjadikan seseorang dapat

dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.2) Disiplin, adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan

patuh terhadap peraturan.3) Tanggung jawab, adalah sikap seseorang untuk melaksanakan

tugas dan kewajibannya sebagai makhluk sosial, individu, dansebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa.

4) Kerja sama adalah sikap baik dalam pergaulan dalam perilakuseseorang.

5) Peduli adalah sikap seseorang dalam memberikan tanggapanterhadap suatu perbedaan.

6) Percaya diri adalah kondisi mental seseorang yang memberikankeyakinan kuat untuk berbuat atau bertindak.

c. Ranah psikomotor siswa menyajikan pengetahuan faktual dalambahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis,dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakanyang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah hasil interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar. Pengukuran

hasil belajar dapat dilakukan dengan pemberian tes hasil belajar siswa. Hasil

Page 20: A. Model Co-Op Co-Op dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan …digilib.unila.ac.id/15051/16/BAB II.pdf · 2015-12-02 · 2) Fase 2, menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi

27

dari pengukuran menggunakan soal-soal tes hasil belajar adalah data

kuantitatif yaitu angka-angka. Pengukuran hasil belajar pada ranah kognitif

dengan indikator (a) pengetahuan, (b) pemahaman, (c) penerapan, (d)

analisis, dan (e) sintesis. Pengukuran pada ranah afektif dengan indikator

(a) bertanggung jawab, (b) percaya diri, (c) disiplin, (d) jujur, (e) kerja

sama, dan (f) peduli. Sedangkan pengukuran pada ranah psikomotor

dengan indikator (a) meniru, (b) melakukan dengan prosedur, (c)

melakukan dengan baik dan tepat, dan (d) melakukan tindakan secara

alami.

D. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

1. Pengertian IPS

Mata pelajaran IPS merupakan bidang keilmuan yang mengkaji

tentang kehidupan sosial masyarakat. Kosasih Djahiri dalam Sapriya

(2006: 7) mengungkapkan bahwa IPS merupakan ilmu pengetahuan yang

memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan

ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik

untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan. Menurut

Sumantri (2001: 89) bahwa IPS merupakan suatu program pendidikan dan

bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik

dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social science),

maupun ilmu pendidikan. IPS merupakan satu kesatuan sub-disiplin ilmu

yang tidak dapat berdiri sendiri.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa IPS

merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu

Page 21: A. Model Co-Op Co-Op dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan …digilib.unila.ac.id/15051/16/BAB II.pdf · 2015-12-02 · 2) Fase 2, menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi

28

tersendiri. IPS memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang

ilmu sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip

pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat

persekolahan.

2. Karakteristik Pembelajaran IPS

Mata pelajaran IPS yang mengkaji tentang kehidupan sosial

masyarakat memiliki karakteristik dalam proses pembelajaran yang

dilaksanakan. Kosasih Djahiri dalam Sapriya (2006: 8) mengungkapkan

bahwa karakteristik pembelajaran IPS yaitu:

a. Menentukan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya.b. Penelaahan pembelajaran IPS bersifat komprehensif.c. Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses belajar inkuiri.d. Program pembelajaran disusun dengan meningkatkan atau

menghubungkan bahan-bahan dari berbagai disiplin ilmu sosialdan lainnya dengan kehidupan nyata di masyarakat, pengalaman,permasalahan, kebutuhan dan memproyeksikannya kepadakehidupan di masa depan.

e. IPS dihadapkan secara konsep dan kehidupan sosial yang sangatlabil.

f. IPS menghayati hal-hal, arti dan penghayatan hubungan antar-manusia yang bersifat manusiawi.

g. Pembelajaran tidak mengutamakan pengetahuan semata.h. Berusaha untuk memuaskan siswa yang berbeda melalui program

maupun pembelajarannya.i. Pengembangan program pembelajaran senantiasa melaksanakan

prinsip-prinsip, karakteristik (sifat dasar), dan pendekatan yangmenjadi ciri IPS itu sendiri.

Trianto (2010: 174-175) mengemukakan beberapa karakteristik

dari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai berikut.

a. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsurgeografi, sejarah, ekonomi, hukum, politik, kewarganegaraan,sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan danagama.

b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal daristruktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi yang

Page 22: A. Model Co-Op Co-Op dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan …digilib.unila.ac.id/15051/16/BAB II.pdf · 2015-12-02 · 2) Fase 2, menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi

29

dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atautopik (tema) tertentu.

c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS jugamenyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan denganpendekatan interdisipliner dan multidisipliner.

d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar menyangkutperistiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsipsebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaanlingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survice seperti pemenuhankebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

karakteristik IPS merupakan pengkajian tentang kehidupan sosial

masyarakat dalam psoses pembelajaran baik di lingkungan maupun di

masyarakat.

3. Tujuan Pembelajaran IPS

IPS merupakan pengetahuan mengenai segala sesuatu yang berhubungan

dengan masyarakat. Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan

dalam lingkungan yang terbatas yaitu lingkungan sekitar sekolah atau siswa

atau dalam lingkungan yang luas yaitu lingkungan negara lain baik yang ada

di masa sekarang maupun di masa lampau. Hal ini disesuaikan dengan taraf

kemampuan berpikir siswa dan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran

IPS. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 menjelaskan bahwa tujuan

pembelajaran IPS yaitu agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut.

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupanmasyarakat dan lingkungannya.

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasaingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalamkehidupan sosial.

c. Memiliki komitmen dalam kesadaran terhadap nilai-nilai sosialdan kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama danberkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,nasional, dan global.

Page 23: A. Model Co-Op Co-Op dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan …digilib.unila.ac.id/15051/16/BAB II.pdf · 2015-12-02 · 2) Fase 2, menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi

30

Menurut Remy dalam Winataputra (2008: 8.3) bahwa tujuan

mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah untuk menjadikan

seseorang menjadi warga negara yang baik semakin sulit dan kompleks

akibat kemajuan ilmu dan teknologi.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran IPS memiliki tujuan untuk membekali siswa dengan

beberapa kemampuan, di antaranya yaitu mengenal konsep-konsep

kehidupan masyarakat, memiliki kemampuan dasar berpikir logis dan

kritis. Selai itu memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai

sosial, dan memiliki kemampuan berkomunikasi, serta bekerja sama dalam

tingkatan lokal, nasional, maupun global. Kemampuan yang diberikan

kepada siswa adalah untuk mempersiapkan dirinya dalam kehidupan

bermasyarakat.

4. Pendidikan IPS SD

Mempertimbangkan bahwa manusia dalam konteks sosial demikian

luas, pembelajaran IPS pada jenjang pendidikan harus dibatasi sesuai

dengan kemampuan siswa tiap jenjang. Ruang lingkup pembelajaran IPS

pada jenjang pendidikan dasar berbeda dengan jenjang pendidikan

menengah dan pendidikan tinggi. Permendiknas No. 22 tahun 2006

tentang setandar isi menjelaskan bahwa IPS merupakan salah satu mata

pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI sampai SMP/MTS. IPS

mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang

berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS

Page 24: A. Model Co-Op Co-Op dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan …digilib.unila.ac.id/15051/16/BAB II.pdf · 2015-12-02 · 2) Fase 2, menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi

31

memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi yang diberikan

secara terpadu.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa IPS SD

merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,

konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Materi yang

diberikan memuat Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi yang

disajikan secara terpadu. Sesuai gejala dan masalah sosial kehidupan

sehari-hari di lingkungan sekitar siswa. Materi pelajaran diberikan secara

terstruktur dari hal-hal mudah kepada hal yang sulit.

E. Penilaian Autentik

1. Pengertian Penilaian Autentik

Sebagai bentuk implikasi dari penerapan SKL (Standar Kompetensi

Lulusan) maka proses penilaian yang dilakukan oleh guru, baik yang

bersifat formatif maupun sumatif mesti beracuan kriteria. Guru pada

intinya harus mengembangkan penilaian autentik berkelanjutan yang akan

menjamin pencapaian dan penguasaan kompetensi.

Kunandar (2013: 35) penilaian autentik adalah kegiatan menilai

peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik

proses maupun hasil. Dengan demikian, instrumen penilaian yang

disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi

atau Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian

penilaian autentik merupakan proses pengumpulan dan pengolahan

informasi tentang hasil belajar peserta didik berdasarkan indikator-

Page 25: A. Model Co-Op Co-Op dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan …digilib.unila.ac.id/15051/16/BAB II.pdf · 2015-12-02 · 2) Fase 2, menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi

32

indikator pencapaian hasil belajar. Instrumen penilaian disesuaikan dengan

tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi (SK) atau

Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

2. Karakteristik Penilaian Autentik

Setiap penilaian memiliki karakteristik tersendiri, begitu juga dengan

penilaian autentik. Riyanto (2009: 175) mengungkapkan bahwa

karakteristik penilaian autentik adalah sebagai berikut.

a. Dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran berlangsung.b. Biasa digunakan untuk tes formatif maupun tes sumatif.c. Yang diukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat

fakta.d. Berkesinambungan (secara terus menerus).e. Terintegrasi (satu kesatuan yang utuh).f. Dapat digunakan sebagai feed back.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik penilaian

autentik harus berpusat pada siswa dan dapat menilai siswa yang berbeda

kemampuan. Penilaian autentik dilakukan secara terus menerus dan

merupakan kesatuan yang utuh.

3. Prinsip Penilaian Autentik

Setiap penilaian memiliki prinsip tersendiri, begitu juga dengan

penilaian autentik. Komalasari (2010: 151-152) mengemukakan bahwa

prinsip-prinsip penilaian autentik adalah sebagai berikut.

a. Validitas, melihat apa yang seharusnya dinilai denganmenggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.

b. Reliabilitas, berkaitan dengan konsistensi hasil penilaian.c. Menyeluruh, penilaian dilakukan menyeluruh mencakup seluruh

domain yang tertuang pada setiap kompetensi dasar (kognitif,afektif, dan psikomotor).

d. Berkesinambungan, penilaian dilakukan terencana, bertahap, danterus menerus untuk memperoleh gambaran pencapaiankompetensi siswa dalam kurun waktu tertentu.

Page 26: A. Model Co-Op Co-Op dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan …digilib.unila.ac.id/15051/16/BAB II.pdf · 2015-12-02 · 2) Fase 2, menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi

33

e. Objektif, penilaian harus adil, terencana, dan menerapkan kriteriayang jelas dalam pemberian skor.

f. Mendidik, proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untukmemotivasi, memperbaiki proses pembelajaran bagi guru,meningkatkan kualitas belajar dan membina siswa agar tumbuhdan berkembang secara optimal.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip-

prinsip penilaian autentik harus bersifat holistik yang mencakup semua

aspek dari tujuan pembelajaran (sikap, keterampilan, dan pengetahuan).

Penilaian autentik harus berkesinambungan, artinya penilaian dilakukan

terencana, bertahap, dan terus menerus untuk memperoleh gambaran

pencapaian kompetensi siswa dalam kurun waktu tertentu.

F. Penelitian yang Relevan

Penelitian dilakukan untuk mencari penyebab kestabilan pada setiap

pembelajaran. Pada dasarnya penilaian tidak berjalan dari awal secara murni,

tetapi pada umumnya telah ada acuan yang telah mendasari atau telah ada

penelitian yang sejenis. Berikut ini hasil penelitian yang relevan dengan

penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini.

1. Winaranti (2012) dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Model

Pembelajaran Cooperative Learning Type Co-Op Co-Op untuk

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS

Kelas VA SD Negeri 04 Metro Utara Tahun Pelajaran 2011/2012”.

2. Naro (2010) dalam skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran

Tipe Co-Op Co-Op pada Materi Gelombang Terhadap Hasil Belajar Siswa

Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Lubuklinggau”.

Mencermati terhadap dua hal di atas dengan penelitian yang akan

dilakukan, yaitu penggunaan model pembelajaran. Penelitian yang dilakukan

Page 27: A. Model Co-Op Co-Op dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan …digilib.unila.ac.id/15051/16/BAB II.pdf · 2015-12-02 · 2) Fase 2, menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi

34

oleh Winaranti merupakan penelitian tindakan kelas pada jenjang Sekolah

Dasar, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Naro adalah penelitian

tindakan kelas pada jenjang Sekolah Menengah Pertama. Dua hal tersebut

sama dalam penggunaan model cooperative learning tipe co-op co-op untuk

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Kedua penelitian tersebut

sama dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu penelitian ini

menggunakan penelitian tindakan kelas yang menggunakan model

cooperative learning tipe co-op co-op untuk meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar siswa. Sedangkan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan ialah

tempat dan waktu penelitian serta hasil yang diperoleh.

G. Kerangka Pikir

Prestasi belajar siswa ditentukan oleh pemilihan model pembelajaran

guru. Model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran

sangat mendukung dari keberhasilan proses kegiatan pembelajaran. Dalam

model pembelajaran cooperative learning tipe co-op co-op dengan media

grafis siswa dituntut untuk aktif dan inovatif dalam proses pembelajaran.

Membantu siswa belajar menghargai siswa lain serta bekerja sama dengan

orang lainnya sehingga mempermudah siswa untuk memahami materi yang

diajarkan oleh guru.

Kondisi awal yang menjadi sebab dilakukannya penelitian ini adalah

terdapat masalah dalam pembelajaran IPS pada saat pembelajaran

berlangsung, yakni: (1) siswa belum terlibat aktif dalam kegiatan

pembelajaran sehingga menyebabkan aktivitas siswa masih cenderung pasif,

(2) suasana belajar siswa pasif, guru belum optimal dalam memberikan

Page 28: A. Model Co-Op Co-Op dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan …digilib.unila.ac.id/15051/16/BAB II.pdf · 2015-12-02 · 2) Fase 2, menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi

35

kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan, ide dan gagasan, (3)

guru kurang mengoptimalkan penerapan model dan media pembelajaran

dalam proses pembelajaran IPS di kelas, (4) rendahnya aktivitas dan hasil

belajar siswa kelas VA pada mata pembelajaran IPS. Oleh karena itu, peneliti

melakukan perbaikan dengan menerapkan model cooperative learning tipe co-

op co-op dengan media grafis. Berdasarkan uraian di atas, dapat digambarkan

dalam bagan kerangka pikir sebagai berikut.

Gambar 2.1 Bagan kerangka pikir

H. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian

tindakan kelas sebagai berikut: “Apabila dalam pembelajaran IPS menerapkan

model cooperative learning tipe co-op co-op dengan media grafis

menggunakan langkah-langkah yang tepat, maka aktivitas dan hasil belajar

siswa kelas VA SD Negeri 04 Metro Barat dapat meningkat”.

Dalam pembelajaran IPSguru masihmenggunakan metodeceramah dan kurangkreatif dalammenggunakan model danmedia pembelajaransehingga aktivitas danhasil belajar siswarendah.

Meningkatnyaaktivitas dan hasilbelajar siswa yangtuntas 75% darijumlah siswa atautelah mencapaiKKM yangditentukan yaitu≥66.

Penerapan model

cooperative

learning tipe co-

op co-op dengan

media grafis

INPUT OUTPUTPROSES