a. landasan filosofis membawa ke arah yang baik atau...

23
119 BAB V. Mambere Namalum Sebagai Pendekatan Pastoral Berbasis Budaya Berdasarkan temuan dan hasil kajian pastoral terhadap asal usul mambere namalum serta landasan filosofis dan nilai-nilai spiritual membere namalum, dimana selanjutnya akan dipakai menjadi sebuah pendekatan pendampingan pastoral berbasis budaya. A. Landasan filosofis Setiap tindakan manusia didasari oleh motifasi yang ada dalam dirinya. Motivasi dapat bersifat negatif dalam pengertian tindakan tersebut tidak membawa ke arah yang baik atau penghancuran. Atau tindakan yang mampu mempengaruhi diri sendiri dan orang lain ke arah yang lebih baik. Sebelum bertindak selalu ada motifasi sebagai penyebab dari sebuah tindakan disadari atau tidak. Dalam filosofi habonaron do bona yang artinya kebenaran nya pangkal, merupakan falsafah yang mendasari semua tindakan dan cara berfikir orang Simalungun. Pemikiran yang benar serta diwujudkan dalam tindakan yang benar akan menghasilkan kehidupan yang benar bagi sipelaku. Tindakkan yang benar pada diri sendiri akan dirasakan oleh unit terkecil dalam masyarakat yaitu keluarga. Dalam keluarga relasi dibangun diatas kebenaran sehingga tiap anggota keluarga dapat melakukan perannya masing- masing. Saling memberlakukan kebenaran pada diri sendiri dan orang lain menjadikan keluarga dapat melakukan tugas dan fungsinya masing-masing. Mambere namalum merupakan sebuah tindakan atau prilaku yang benar.

Upload: phamdiep

Post on 09-Apr-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

119

BAB V.

Mambere Namalum Sebagai Pendekatan Pastoral Berbasis Budaya

Berdasarkan temuan dan hasil kajian pastoral terhadap asal usul mambere

namalum serta landasan filosofis dan nilai-nilai spiritual membere namalum,

dimana selanjutnya akan dipakai menjadi sebuah pendekatan pendampingan

pastoral berbasis budaya.

A. Landasan filosofis

Setiap tindakan manusia didasari oleh motifasi yang ada dalam dirinya.

Motivasi dapat bersifat negatif dalam pengertian tindakan tersebut tidak

membawa ke arah yang baik atau penghancuran. Atau tindakan yang mampu

mempengaruhi diri sendiri dan orang lain ke arah yang lebih baik. Sebelum

bertindak selalu ada motifasi sebagai penyebab dari sebuah tindakan disadari atau

tidak. Dalam filosofi habonaron do bona yang artinya kebenaran nya pangkal,

merupakan falsafah yang mendasari semua tindakan dan cara berfikir orang

Simalungun. Pemikiran yang benar serta diwujudkan dalam tindakan yang benar

akan menghasilkan kehidupan yang benar bagi sipelaku.

Tindakkan yang benar pada diri sendiri akan dirasakan oleh unit terkecil

dalam masyarakat yaitu keluarga. Dalam keluarga relasi dibangun diatas

kebenaran sehingga tiap anggota keluarga dapat melakukan perannya masing-

masing. Saling memberlakukan kebenaran pada diri sendiri dan orang lain

menjadikan keluarga dapat melakukan tugas dan fungsinya masing-masing.

Mambere namalum merupakan sebuah tindakan atau prilaku yang benar.

120

Memberlakukan mambere namalum berarti melakukan sebuah tindakan yang

benar kepada orang tua. Disebut benar karena menempatkan orang tua pada posisi

tertinggi sehingga rasa hormat dan menghargai diberikan anak dan cucu

merupakan sikap yang benar. Sikap yang benar ini akan menghasilkan sebuah

kehidupan yang benar dimana diberlakukan riah do saud ni horja, ase malum,

ase taratur, ase gabur janah siang, ase manggargar janah marminak, matobu

goluh on, goluh namataboh janah ase borsih. Dengan memberlakukan semua ini

maka orang tua menjadi sumber dari nilai-nilai spiritual bagi anak dan cucu.

Sehingga ketika orang menjadi tua, mengalami penurunan fisik maka nilainya

bergeser dari fungsi fisik menuju kepada hal-hal spiritual yang menghidupkan dan

yang dibutuhkan untuk menghidupkan anak dan cucu. Penurunan fisik tidak

menjadi alasan bagi orang lanjut usia untuk ditinggalkan. Justru masa lanjut usia

adalah waktunya untuk ditempatkan pada posisi tertinggi dalam keluarga karena

menjadi sumber hidup bagi anak cucu. Keterbatasan fisik dialami pada tahapan

lanjut usia tetapi hikmat dan sumber hidup ada pada mereka. Pengalamannya

memberi nilai tertinggi dalam keluarga sehingga ketika ia ditempatkan sebagai

sumber hikmat, sehingga ia menerima penghormatan, penghargaan, kepedulian

dan kasih dari anak cucu. Semua ini menjadikan orang tua tidak hidup dalam

kesepian dan ditinggal karena ia berkarya sampai akhir kehidupan. Semakin tua

seseorang, semakin bernilai spiritual dalam keluarga.

Sikap benar anak cucu dalam keluarga dengan menempatkan orang tua pada

posisi tertinggi melalui adat mambere namalum juga berdampak dalam

kehidupannya. Tindakan ini merupakan bagian dari penghidupan habonaron do

121

bona dalam keluarga. Memperlakukan orang tua dengan diinginkan bagi anak

cucu adalah hidup sehat, berumur panjang dan diberkati. Semua ini diawali dari

tindakan yang benar kepada orang tua. Artinya jika orang lanjut usia dihargai dan

dihormati melalui mambere namalum maka orang tua akan mendukung kehidupan

anak dan cucu secara spiritual. Anak dan cucu harus selalu hidup dalam hormat

dan menghargai orang tua selama mereka hidup sehingga kehidupan keluarga ada

dalam kebenaran. Disamping itu juga menempatkan orang tua pada posisi

tertinggi merupakan wujud dari rasa terimakasi dan hormat serta ketaatan anak

cucu dalam pelaksanaan firman Tuhan yaitu Hukum Taurat ke 5 : ‘hormatilah

ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang dijanjikan Tuhan Allah

kepadamu”. Pelaksanaan mambere namalum bukan hanya pelaksanaan adat

tetapi menjadi bagian dari iman. Dengan demikian habonaron do bona dalam

keluarga adalah dengan memberlakukan kebenaran itu pada tiap-tiap anggota

keluarga. Dengan kebenaran maka fungsi dan peran tiap anggota keluarga dapat

memenuhi apa yang menjadi kebutuhan tiap individu dalam keluarga, khususnya

bagi orang lanjut usia.

Setiap manusia merindukan hidup selalu bermakna, merasakan kedamaian dan

sejahtera sampai akhir kehidupan. Khususnya bagi orang lanjut usia, penurunan

fisik tidak menjadi alasan baginya ditinggalkan. Justru yang seharusnya adalah

semakin tua usia seseorang, semakin memiliki posisi tertinggi dalam keluarga.

Ketika keluarga melihat lanjut usia dari ukuran fungsi atau produktif, maka

muncul alasan untuk meninggalkan karena dianggap tidak berfungsi atau tidak

produktif. Keadaan ini mendatangkan kesedihan bagi orang lanjut usia sehingga

122

tidak bermakna sampai batas akhir kehidupannya. Keadaan ini menjadikan

kekuatan yang dimiliki keluarga berkurang. Keluarga menjadi kuat ketika semua

anggota keluarga saling mendukung untuk bertumbuh bersama ke arah yang lebih

baik. Dengan mengabaikan atau meninggalkan orang lanjut usia maka keluarga

sedang mengalami krisis identitas dan kekuatan dalam segala bidang kehidupan.

Pelaksanaan mambere namalum tidak hanya sekali, tetapi dilakukan secara

berulang-ulang dalam tradisi paabingkon pahompu, palahou boru, das sura-sura,

ma dokah lang pajumpa dan borit boritan. Menunjukkan adanya pengulangan

untuk mengingatkan setiap anggota keluarga akan fungsinya masing-masing,

adanya peneguhan diantara anggota keluarga, kesempatan untuk memperbaiki

hubungan yang rusak, menjalin hubungan yang lebih akrab, saling kenal satu

dengan yang lain, khususnya menghargai dan menghormati orang tua. Tindakkan

berulang ini juga merupakan pendidikan dalam keluarga yang harus terus

dilaksanakan dan diwariskan pada anak cucu, sebagai pengikat dan pembaharu

dalam keluarga. Mambere namalum menjadi identitas masyarakat Simalungun

dalam mendidik anggota keluarga dalam kebenaran serta berwujudan hidup dalam

habonaron do bona.

Keluarga sebagai unit masyarakat kecil, segala tindakan dan tutur kata

haruslah berdasar pada kebenaran. Ini menjadikan identitas keluarga Simalungun

menjadi kuat karena setiap anggota masyarakat menghidupkan nilai spiritual dari

bonaron do bona melalui mambere namalum. Pelaku kebenaran menjadikan

kehidupannya selalu ada pada jalur yang benar sehingga menghasilkan hal-hal

yang baik bagi dirinya maupun bagi orang lain dan masyarakat luas. Praktek

123

habonaron do bona yang dimulai dari diri sendiri, berlanjut dalam keluarga serta

masyarakat luas. Semua dasar tindakan kepada manusia harus dimulai dari

kebenaran. Dengan kebenaran kekurangan dapat diketahui dan diperbaiki,

kerusakan dapat dihindari serta bila kerusakan terjadi maka ada dasar atau pondasi

untuk kembali kepada hidup yang benar. Kebenaran akan membawa kehidupan

seseorang dalam tindakannya menjadi pendamping bagi orang lain yang sedang

membutuhkan pertolongan karena suatu hal atau penyebab lainnya. Dengan kata

lain kebenaran adalah dasar dalam melakukan tindakan dan berelasi dengan orang

lain, baik dalam relasi yang singkat maupun jangka panjang. Relasi dalam

kebenaran berlaku untuk semua manusia, sehingga habonaron do bona

menawarkan sebuah relasi yang benar bagi setiap menusia melampaui agama,

budaya dan ras. Dalam habonaran do bona ada bahasa universal yang dapat

menyatukan semua manusia sehingga sekat-sekat dapat ditembus yaitu tindakan

yang benar. Manusia yang dalam hidupnya didasari oleh kebenaran akan mampu

berelasi dengan semua manusia tanpa sekat. Sehingga kebenaran adalah bahasa

universal untuk sebuah tawaran persaudaraan sesama manusia dan dalam bersikap

pada alam semesta. Sehingga bersikap benar dalam memperlakukan orang lain

sekaligus memberlakukan alam semesta dengan benar.

B. Nilai Spiritual

Sebagai pegangan hidup habonaron do bona sangat kaya akan nilai kehidupan

yang dapat dipraktekkan dalam keluarga Simalungun, yaitu riah do saud ni horja,

malum ma na milas na mohop, ase atur, gabur janah siang, matobu, marminak,

mataboh dan borsih. Nilai-nilai ini dapat dijadikan pedoman dan etika dalam

124

berelasi dengan orang lain melampaui sekat agama, ras dan yang lainnya. Dengan

habonaron do bona, masyarakat Simalungun memiliki kesempatan menawarkan

persaudaraan universal kepada sesama bahkan kepada alam semesta. Persaudaraan

universal yang memiliki kebersamaan untuk hidup dalam keharmonisan, bersatu

serta menjunjung tinggi Pancasila menuju kepada kehidupan yang adil, sejahtera

dan makmur.

Kehidupan yang berpangkal dari kebenaran akan mendatangkan kebaikkan,

sehingga habonaron do bona yang merupakan falsafah hidup orang Simalungun

dilaksanakan dalam kehidupan berkeluarga melalui mambere namalum. Nilai-

nilai spiritual untuk memenuhi kebutuhan orang lanjut usia yaitu :

1. Riah do saud ni horja, artinya berdamai untuk musyawarah. Prinsip dalam

pelaksanaan mambere namalum adalah berdamai. Dalam kehidupan

berkeluarga sering rentan terhadap konflik, yang dapat bersumber dari

semua anggota keluarga. Oleh sebab itu, dibutuhkan hati yang damai,

tanpa luka batin sebelum melakukan mambere namalum. Riah do saud ni

horja menjadi penyembuh bagi semua anggota keluarga sebelum

mencapai kesepakatan. Semua pihak harus sembuh, anak dengan anak dan

anak dengan orang tua agar dapat membicarakan pelaksanaan mambere

namalum

2. Sipanganon namalum sebagai simbol dari magou ma na milas na mohop,

artinya hilanglah yang panas. Interaksi dalam keluarga sering sekali

diwarnai oleh konflik yang dapat mengakibatkan retaknya hubungan satu

125

dengan yang lain. Dalam keluarga sering dijumpai anak dengan anak

bermasalah, atau orang tua dengan anak dan menantu bermasalah,

menantu dengan menantu bermasalah. Oleh sebab itu, ungkapan magou

ma na milas na mohop berarti hilanglah segala yang menggangu hati dan

pikiran. Mambere namalum berfungsi untuk memulihkan semua anggota

keluarga dan memperbaiki hubungan yang rusak menjadi hubungan yang

baik. Melalui mambere namalum ada kesempatan pemulihan sehingga

masuk dalam hubungan baru yang saling memperbaiki diri.

3. Ase atur, atau supaya teratur, merupakan simbol dari hidup yang penuh

dengan keteraturan. Harapan dalam keteraturan adalah teratur dalam

tingkah laku, dalam percakapaan dan dalam pengaturan hidup. Orang tua

diharapkan menjadi contoh bagi anak cucu sehingga hidup mereka harus

teratur. Hidup dalam keteraturan mendatangkan sukacita. Keteraturan

hidup orang tua dalam tutur kata dan sikap menjadi bentuk bimbingan

kepada anak dan cucu.

4. Nitak gabur-gabur dan atau nitak siang siang, artinya dengan memakan

nitak diharapkan orang tua sehat sehingga dapat mendoakan, menuntun

dan membimbing anak serta cucu. Juga konflik yang pernah terjadi harus

dilupakan sehingga orang tua dapat ‘melihat’ anak cucu dengan terang

atau tulus. Diharapkan juga anak cucu mendapatkan rejeki yang baik,

seperti disebutkan gabur-gabur, ungkapan dari tanah yang subur.

Ditambahkan tolor na irobus, atau telur rebus, simbol ketertutupan dan

setelah dibuka dapat dilihat iisinya serta enak untuk dimakan.

126

Menunjukkan hubungan yang tertutup karena dihalangi oleh luka hati

telah diganti menjadi terbuka, sehingga hubungan menjadi baik, indah.

Dalam hubungan yang indah ini orang tua memelihara atau mengasuh

kehidupan anak dan cucu sehingga dapat mengembangkan potensinya.

5. Pisang siminak atau pisang berminyak, merupakan harapan hidup yang

semakin baik, sehingga berminyak, tanda sukacita. Juga seperti pisang

yang berkembang maka kehidupan anak cucu juga mengalami

perkembangan. Semua ini tercapai jika orang tua mendukung kehidupan

anak dan cucu

6. Tobu atau tebu, memberi rasa manis, pengharapan yang terkandung

didalamnya adalah seperti tebu yang semakin tua semakin manis, maka

kehidupan orang tua, anak dan cucu semakin lama semakin manis karena

keharmonisan dalam keluarga serta ekonomi yang semakin manis atau

meningkat. Dalam hal ini, penulis menambahkan bahwa keharmonisan

keluarga merupakan fungsi pastoral dari membere namalum untuk

mencapai hidup yang manis, indah.

7. Kalapa mumbang atau kelapa muda, sifat kelapa selalu diatas jika dalam

air menandakan harapan bahwa kehidupan keluarga akan selalu diatas

dalam segala hal. Kelapa juga memiliki sifat semakin tua semakin

berminyak, sepeti itulah kehidupan orang tua diharapkan semakin tua

semakin berhikmat sehingga sumber keteladanan bagi anak dan cucu.

Penulis melihat bahwa keteladanan juga merupakan bagian dari fungsi

127

pastoral mambere namalum karena dalam keteladanan ada praktek hidup

yang benar.

8. Anggir uttei atau jeruk purut, merupakan simbol kebersihan. Dengan

memandikannya maka orang tua bersih sehingga sehat dan dengan

meminumnya pikiran yang menggangu akan hilang sehingga pikiran

menjadi bersih atau tenang. Dalam kondisi sehat fisik dan psikis menjadi

orang tua mampu mengutuhkan dirinya dan semua anggota keluarga.

Melalui temuan di lapangan, penulis menemukan 8 nilai dalam mambere

namalum dalam upaya pendampingan untuk pemenuhan hak orang lanjut usia,

yaitu menyembuhkan, mendukung, membimbing, memulihkan, memelihara atau

mengasuh, mengutuhkan serta dua nilai yang ditambahkan : keteladanan dan

keharmonisan.

C. Desain Pendekatan Pastoral Mambere Namalum

Dari konteks teoritis dan landasan filosofis yang melahirkan nilai-nilai spiritual

maka desain pastoral mambere namalum dideskripsikan sebagai berikut

128

Bagan 1: Desain Pendekatan Pastoral Mambere Namalum

129

Bagan diatas menempatkan teori pendampingan dan konseling pastoral

sebagai teori utama. Teori pendukung lainnya adalah pendampingan berbasis

budaya. Semua landasan teori tersebut dipakai untuk menyoroti landasan filosofis

dari mambere namalum yaitu habonaran do bona. Dalam pengkajian secara

pastoral ditemukan adanya nilai – nilai spiritual yaitu riah do saud ni horja,

malum na milas na mohop, ase atur, gabur janah siang, matobu goluh, marminak

janah manggargar, mataboh dan borsih. Adapun pendekatan dan teknik pastoral

mambere namalum adalah riah do saud ni horja (berbicara), mambere namalum

(memberikan yang menyembuhkan), tonggo lao mangan (doa mau makan), rup

mangan (makan bersama), tonggo dop mangan (doa setelah makan), mangulosi

(memberi ulos) dan parsahapan (percakapan). Pendekatan dan teknik itu dipakai

untuk memenuhi kebutuhan lanjut usia sekaligus memecahkan masalah yang

terjadi dalam keluarga, yaitu :

1. Menyembuhkan untuk musyawarah

Konflik yang terjadi dalam keluarga menjadikan komunikasi terputus

sehingga sulit untuk berbicara dalam rangka menyelesaikan persoalan. Keadaan

ini mengakibatkan sulitnya memenuhi kebutuhan orang lanjut usia. Karena itu

dalam teknik riah do saud ni horja, yang diutamakan adalah membuka

komunikasi yang bersifat terbuka, penerimaan diri sendiri dan anggota keluarga.

Proses percakapan menjadi penyembuhan dengan sesama anggota keluarga.

Setiap anggota keluarga yang memiliki keinginan untuk melakukan mambere

namalum menjadi konselor bagi anggota keluarga yang lain. Juga adat menjadi

kontrol atau menjadi pendamping yang mendorong dan memberikan kekuatan

130

kepada semua anggota keluarga untuk berbicara. Dengan berbicara maka proses

penyembuhan setiap anggota keluarga sedang berlangsung, karena semua pihak

menyadari bahwa kesembuhan harus dilakukan dan diperjuangkan oleh setiap

anggota keluarga sebelum mambere namalum dilakukan. Langkah untuk

mewujudkan teknik riah do saud ni horja yaitu

a. Adanya kerinduan untuk hidup dalam relasi yang baik dalam keluarga

sehingga memunculkan pemikiran tentang keadaan anggota keluarga yang

lain. Dengan memfokuskan pada upaya penyembuhan maka yang

dilakukan adalah memahami kondisi setiap anggota keluarga. Sehingga

dimulai komunikasi verbal dengan melakukan percakapan langsung

maupun dengan handphone atau sapaan dan non verbal yang dimulai

dengan bahasa tubuh, misalnya senyum, mengangguk ketika bertemu

dengan anggota keluarga yang lain.

b. Berkunjung sebagai bentuk dari kehadiran dalam hidup mereka.

Perkunjungan untuk menyampaikan kepada anggota keluarga lain kesediaan

untuk berbagi rasa sekaligus melihat apakah kehadiran dapat memecahkan

kekakuan hubungan, apakah merasa tertanggung karena tidak siap dengan

kehadiran kita

c. Berbagi informasi tentang keadaan semua anggota keluarga untuk melihat

respon dan kepedulian sehingga dapat dinilai apakah percakapan dilanjutkan

atau harus dialihkan pada hal-hal yang lain.

131

d. Menyampaikan tujuan ketika dirasa anggota keluarga siap untuk

menyembuhkan dirinya sendiri sehingga dapat masuk dalam percakapan

perencanaan mambere namalum

2.Memberikan makanan dan minuman

2.1.Pemulihan

Hubungan yang rusak karena konflik dapat diselesaikan melalui teknik

magou ma na milas na mohop. Tahapan setelah berbicara yang merupakan proses

penyembuhan, masuk dalam pemulihan semua anggota keluarga ketika

menyerahkan makanan na malum diserta ucapan magou ma na milas na mohop.

Ucapan tersebut memiliki kekuatan yang mendorong semua anggota keluarga

untuk mengalami pemulihan bersama. Ketika pemulihan terjadi, luka hati sembuh

yang berdampak pada semangat hidup. Dalam teknik pemulihan ini maka

langkah yang dilakukan adalah

a. setiap anggota keluarga memiliki keyakinan bahwa kesalahannya telah

dimaafkan oleh anggota keluarga yang lain

b. semua berjuang menghilangkan rasa malu dan pikiran yang menganggap diri

sendiri yang paling benar, sehingga dapat menerima kesalahan diri sendiri

yang berdampak pada penerimaan orang lain dengan segala kekurangan dan

kelebihan

132

c. melihat bahwa ada hubungan baru dengan melupakan semua permasalahan

serta membuka komunikasi yang baik untuk membangun hubungan yang

didasari kesadaran bahwa semua anggota keluarga saling membutuhkan

sehingga harus saling menopang dan mendukung

2.2.Membimbing

Konflik mengakibatkan hilangnya hormat dan penghargaan terhadap

semua anggota keluarga, khususnya orang tua. Oleh sebab itu, dalam relasi yang

baru, dibutuhkan tutur kata dan sikap yang teratur dalam arti tutur kata dan sikap

harus menunjukkan hormat bagi yang lain sehingga melalui semua itu

mendatangkan hormat dan saling menghargai. Dalam pelaksanaan mambere

namalum, setelah makan dilakukan doa menutup acara makan dan minum. Orang

yang sudah makan cukup, memiliki kekuatan baru untuk membimbing anak cucu

sehingga menjadi teladan dalam keluar. Dimulai dari orang tua menjadi contoh

dalam tutur kata dan sikap kepada anak cucu. Ketika orang tua melakukannya

maka proses membimbing untuk bersikap dan bertutur yang benar dilakukan

kepada anak cucu. Upaya ini dapat dilakukan dengan

a. berjanji pada diri sendiri untuk tidak akan mengulang kembali tutur kata dan

sikap yang melukai orang lain

b. memulai percakapan dan sikap yang menunjukkan hormat dan menghargai

sesama anggota keluarga

c. diberlakukan juga dalam masyarakat, kapan pun dan dimanapun

133

2.3. Memelihara atau mengasuh

Orang tua diberi makan supaya kuat dan sehat sehingga dapat melakukan

tugasnya memelihara atau mengasuh anak cucu agar semua anggota keluarga

dapat berkembang secara maksimal sesuai dengan potensi yang dimiliki. Dalam

pemeliharaan ini, orang tua melibatkan kuasa Tuhan sehingga anak cucu sehingga

peran orang tua adalah perantara anak cucu dengan Tuhan. Tehnik ini dapat

tercapai dengan :

a. orang tua, anak dan cucu membicarakan rencana yang akan dilakukan

sehingga ada keterbukaan

b. orang tua mendoakan serta memberi pertimbangan, nasehat dan bimbingan

yang baik untuk kemajuan anak dan cucu

c. anak dan cucu menerima pertimbangan, nasehat dan bimbingan orang tua

karena orang tua adalah sumber hikmat dalam kehidupan

d. jika terjadi kegagalan atau kesalahan, maka orang tua mendorong, memberi

semangat serta mendoakan agar anak dan cucu memiliki semangat untuk

berjuang kembali

2.4. Keharmonisan

134

Hidup menjadi indah, manis ketika ada keharmonisan dalam keluarga.

Keharmonisan dapat terjadi ketika semua anggota keluarga dapat melakukan tugas

dan fungsinya masing-masing karena semua saling mendukung untuk kebaikkan

individu dan bersama. Upaya ini dapat dicapai dengan :

a. orangtua bersikap adil dan bijaksana dalam memperlakukan semua anggota

keluarga

b. anak cucu bersikap hormat dan patuh pada kebijakan orang tua

c. semua anggota keluarga harus saling peduli dan saling menopang

2.5. Dukungan

Seseorang yang ingin berkembang sangat membutuhkan dukungan dari

orang lain, khususnya dari anggota keluarga. Dukungan menimbulkan semangat

serta kekuatan untuk berjuang secara maksimal. Ketika dukungan diberiakan

maka hidup akan berseri sehingga dimungkinkan untuk mencapai yang terbaik

dalam hidup, termasuk berketurunan. Dukungan dapat dilakukan dengan :

a. saling terbuka serta memberi masukkan diantara sesama anggota keluarga

sehingga dapat menentukan yang pilihan terbaik

b. dukungan juga dapat berbentuk kesediaan diri untuk berkorban waktu, dana,

pemikiran serta kekuatan lainnya agar tujuan tercapai

2.6. Keteladanan

135

Menjadi teladan adalah bagian yang harus dimiliki oleh setiap orang tua

agar anak dan cucu memiliki kehidupan yang pantas untuk dicontoh. Keteladanan

orang tua dalam seluruh kehidupannya berdasarkan dari pengalamana hidup

sehingga dapat menentukan hal yang terbaik dalam hidup. Juga keteladanan

menjadikan anak cucu memiliki tokoh yang harus dicontoh dalam hidup. Nilai-

nilai dalam keteladanan menjadi pedoman anak dan cucu dalam menghadapai

berbagai persoalan hidup sehingga mereka tidak hilang kendali, tidak takut dan

memiliki tujuan yang terarah. Upaya dalam mencapai keteladanan adalah :

a. pengalaman hidup seharusnya menjadikan orang tua berhikmat sehingga

secara keseluruhan hidupnya adalah teladan bagi anak cucu

b. keteladanan menjadikan orang tua menjadi kontrol bagi keseluruhan sikap

anak cucu sehingga tidak ada kebingungan, ketakutan dan kekhawatiran

dalam hidup

2.7. Mengutuhkan

Setiap manusia yang mengalami konflik dapat memiliki kesempatan untuk

mengutuhkan kembali dirinya. Orang tua yang mengalami konflik dalam keluarga

dapat mengalami pengutuhan kembali ketika pikirannya terbebas dari konflik

sehingga tubuh menjadi sehat. Dalam pengutuhan ini, orang tua dapat melakukan

pengutuhan dalam kehidupan anak dan cucu. Pendekatan yang dapat dilakukan

adalah:

a. melakukan seluruh tugas dan tanggungjawabnya kepada anak cucu

136

b. anak dan cucu tetap menghargai dan menghormati orang tua

3. Tonggo lao mangan atau doa mau makan

Segala harapan yang disampaikan dalam pelaksanaan mambere namalum

melibatkan kuasa Tuhan karena tanpa Tuhan tidak mungkin harapan dapat

dicapai. Doa menjadi wujud atau bentuk kesehatian dan kesepakatan atas apa

yang diharapkan dan disampaikan kepada Tuhan. Satu keinginan yang

disampaikan dalam doa menunjukkan bahwa semua anggota keluarga hidup

dalam satu tujuan, tidak mementingkan kepentingan satu atau beberapa orang.

Doa memiliki ‘otoritas’ untuk meneguhkan setiap anggota keluarga untuk hidup

dalam nilai-niali mambere namalum sehingga :

a. konflik selesai dan hidup sehati dimana orang tua ditempatkan pada posisi

tertinggi dalam keluarga

b. semua nilai-nilai spiritual akan memelihara atau mengasuh kehidupan

keluarga dengan dihidupkan atau dilakukan oleh semua anggota keluarga

4. Rup mangan atau makan bersama

Setelah doa, maka dilanjutkan dengan makan bersama. Bagi orang

Simalungun, makan bersama menandakan persaudaraan yang kuat, satu tujuan

dan harapan. Ketika terjadi konflik, dengan makan bersama maka setiap orang

tidak boleh hidup dalam konflik. Yang ada hanya pemikiran upaya perdamaian

semua pihak. Jika belum siap maka kaman bersama tidak dapat dilakukan.

Melalui makan bersama maka keluarga kembali diutuhkan sehingga:

137

a. anggota keluarga sudah selesai dengan konflik dan mampu menerima

keadaan masing-masing serta keadaan orang lain

b. anggota keluarga berada dalam posisi disertai tanggungjawab masing-

masing yang harus dilakukan agar terjadi keseimbangan hidup sehingga

keharmonsan tercapai, hidup menjadi indah

5. Tonggo dop salpu mangan atau doa setelah makan

Makanan dan minuman diyakini merupakan bagian dari cara Tuhan

memelihara kehidupan manusia. Melalui makanan dan minuman manusia menjadi

sehat dan kuat untuk melakukan hal yang berkenan dihadapan Tuhan. Maka

dalam doa setelah makan dinyatakan agar makanan dan minuman menjadi

kekuatan untuk melakukan tindakan yang benar serta meminta tuntunan dan kuasa

Tuhan untuk menghidupkan dan melanjutkan mambere namalum. Melalui doa

setelah makan maka kuasa Tuhan tetap dilibatkan sehingga mambere namalum

memiliki otoritas yang kuat dalam keluarga :

a. keluarga diyakinkan bahwa makan dan minum pemberian Tuhan untuk

menguatkan dan memampukan keluarga melakukan tanggungjawabnya

b. dalam menghidupkan nilai spiritual mambere namalum, otoritas kuasa

Tuhan memampukan semua anggota keluarga

c. nilai mambere namalum menjadi pembimbing yang mengontrol dalam

kehidupan orang tua, anak dan cucu

6.Mangulosi, memberi ulos

138

Orang tua yang sudah menerima makanan namalum akan mangulosi cucu

sebagai tanda sukacita. Ucapan ketika mangulosi adalah ‘ase malas angkula

nima’ artinya supaya hangat badan kalian. Hangat yang dimaksud bukan badan

yang tidak kedinginan tetapi lebih menunjuk kepada kehangatan meliputi

keseluruhan hidup anak dan cucu. Kehangatan dalam hidup terjadi karena sudah

tidak memiliki luka batin serta masuk dalam hubungan yang baru. Menjadi hangat

karena dalam keluarga ada yang menjadi figur teladan karena adanya kesadaran

akan tugas tanggungjawab. Orang tua menyadari bahwa keseluruhan hidupnya

adalah keteladanan bagi anak dan cucu. Kesadaran menjadikan orang tua

melakukan tugas tanggungjawab dalam menopang kehidupan anak dan cucu.

Pemberian ulos (mangulosi) diberikan sesuai dengan keadaan anak cucu, dengan

teknik :

a. jika ada diantara anak atau cucu belum mendapatkan jodoh maka ketika

mengulosi, orang tua akan memberikan pengharapan dan semangat agar

keinginan dapat tercapai.

b. jika diantara anak atau cucu belum mendapatkan keturunan maka kakek

nenek akan melakukan ritual dengan menggendong tanduk kecil berisi beras

dan telur. Tanduk berisi beras dan telur tersebut digendong dengan ulos

tertentu, lalu kakek nenek mengelilingi anak atau cucu yang belum

mendapatkan keturunan sebanyak tiga kali disertai ucapan ‘songon ahu

maranak marboro, sonai homa ho maranak marboru’ artinya seperti saya

punya anak laki-laki, anak perempuan, engkau juga akan mengendong anak

laki-laki dan anak perempuan. Setelah itu, ulos dan beras diberikan kepada

139

anak dan cucu yang tidak punya keturunan supaya digendong sampai pulang

ke rumah.

c. jika belum mendapatkan pekerjaan maka diulosi dengan harapan supaya

mendapatkan pekerjaan

d. jika masih sekolah maka diulosi agar sekolah berjalan dengan baik, manjadi

anak yang baik dan pintar

e. jika kesehatan yang terganggu maka diulosi dengan ucapan agar cepat sehat

f. jika anak tidak rukun dalam keluarga maka dinasehati dan diberi ulos dengan

ucapan supaya berdamai.

7. Parsahapan, percakapan

Setelah mangolosi masuk dalam acara percakapan. Percakapn ini bersifat

mendukung dan hidup dalam keteladanan. Biasanya percakapan berisi :

a. ungkapan penyesalan atas kesalahan yang pernah dilakukan diserta

permohonan agar semua pihak mendukung sehingga kesalahan yang sama

tidak terjadi lagi.

b. menegaskan dan mengingatkan semua anggota keluarga agar tidak

mengulangi kesalahan yang sama

c. pernyataan harapan kedepan agar hidup lebih baik , jika terjadi konflik maka

semua berupaya agar tidak terjadi perpecahan

140

d. menunjukkan kepedulian bagi anggota keluarga yang membutuhkan

pertolongan.

8. Bersalaman dan berpelukan sebelum pulang ke tempat masing-masing

Pada penghujung acara pelaksanaan mambere namalum, setiap keluarga saling

bersalaman dan berpelukan jika dimungkinkan. Bersalaman menunjukkan bahwa

konflik dan luka hati telah selesai sehingga setiap anggota keluarga masuk dalam

hubungan yang baru, dimana kesehatian dalam keluarga terjadi. Hal ini

berdampak pada keutuhan individu dan keluarga serta keutuhan kehidupan dalam

masyarakat dengan cara,

a.bersalaman menjadi simbol pengutuhan semua anggota keluarga

b.sentuhan fisik melalui salaman menjadi bukti akan penyembuhan dan pemulihan

konflik yang ada

c.sebagai sentuhan fisik yang saling mempengaruhi dalam hubungan selanjutnya.

D. Rangkuman

Penulis menyimpulkan bahwa persoalan orang lanjut usia harus

diselesaikan oleh keluarga itu sendiri sehingga :

1. mambere namalum merupakan cara orang Simalungun yang hidup di desa

Nagori untuk memenuhi kebutuhan orang lanjut usia. Kebutuhan orang

lanjut usia di desa Nagori adalah dikunjungi, disembuhkan, dihargai dan

141

dihormati, menjadi orang tua teladan, imam bagi anak cucu serta hidup

sempurna dapat dipenuhi dalam mambere namalum.

2. mambere namalum memiliki fungsi merekonsiliasi keluarga yang

mengalami konflik untuk kembali diutuhkan

3. mambere namalum memiliki fungsi memelihara keutuhan keluarga