a handbook of - respect.osaka-u.ac.jp filedari peserta adalah memegang suatu perencanaan pelatihan...

22
A HANDBOOK OF PROJECT CYCLE MANAGEMENT (PCM) Indonesian Version Prepared by Stefano T. Tsukamoto Osaka University, RESPECT/University of Gadjah Mada Translated (Indonesia) by

Upload: lydien

Post on 20-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

A HANDBOOK OF

PROJECT CYCLE MANAGEMENT (PCM) Indonesian Version

Prepared by

Stefano T. Tsukamoto

Osaka University, RESPECT/University of Gadjah Mada

Translated (Indonesia) by

2

Tujuan Workshop

Lokakarya ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi PCU

yang dapat digunakan dalam pelaksanaan projek partisipatif komponen dari proyek

AMCAP. Lebih spesifik lagi, workshop ini diadakan pada saat pembangunan pusat

Pelatihan Komunitas Ainarodimulai, komponen proyek baru yang merupakan perbaikan

gizi masyarakat dan standar kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat, akan

diluncurkan. Dengan demikian, PCU diharapkan dapat menyelenggarakan lokakarya

lain menggunakan pendekatan partisipatif seperti metodologi PCM untuk merencanakan

dan melaksanakan komponen baru dengan metode strategis dan partisipatif. Selain itu,

rencana kerja yang akan didirikan sebagai hasil dari lokakarya perlu diperiksa secara

periodik dan, jika perlu, harus direvisi. Hal ini juga merupakan tujuan dari lokakarya ini

agar para PCU secara berkala melakukan sejenis lokakarya dalam rangka untuk

memverifikasi keabsahan dan kelayakan komponen proyek AMCAP itu.

Methodology PCM: Sebuah Pengantar

Siklus Management Proyek (PCM) adalah sebuah methodology yang melihat

pembangunan proyek sebagai sebuah proses cyclical daripada sebuah proses linear.

Sebuah proyek adalah suatu siklus dari sebuah bentuk design program, implementasi,

dan evaluasi. Proyek ini juga biasanya saling berkaitan dalam siklus dari beberapa

proyek lain yang terkait dengan saran dan pelajaran yang diambil dari proyek-proyek

lain yang sudah pernah dilaksanakan.

Kelebihan dari PCM adalah terdapatnya kepastian efisiensi manajemen, mencerminkan

bentuk refleksi dari kebutuhan si penerima manfaat, mendorong adanya akuntabilitas

dan transparasi serta mendorong terjadinya komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat

dengan prinsip partisipatif dalam proses penyusunan rencana program. Metodologi

PCM memiliki kejelasan hubungan kausal melal penjelasan hubungan antara upaya dan

hasil akhir, oleh karena itu sebuah proyek yang disusun dengan menggunakan metode

PCM memungkinkan proyek tersebut untuk diimplementasikan dengan konsisten.

Kelebihan lain yang patut untuk disebutkan adalah pengimplementasian proyek dengan

model berbeda dapat dilaksanakan secara pararel dengan PCM. Berbeda dengan

Participatory Rural Appraisal (PCA) yang sesi pelatihannya dilaksanakan pada April

2003, PCM merupakan model proyek yang cocok untuk diimplementasikan dalam

konteks yang lebih luas dan dapat menjangkau berbagai macam objektif dan kebutuhan

karena mampu menyajikan akuntabilitas dan transparasi. Poin-poin yang dapat

dipertimbangkan dalam penggunaan methodology PCM adalah revisi terhadap Project

Design Matrix (PDM) sering dibutuhkan, menghendaki, dan bahwa pilihan yang tepat

dari peserta adalah memegang suatu perencanaan pelatihan proyek, dengan cara lain

hasil yang cukup tidak dapat diharapkan.

Dalam melaksanakan aktifitas AMCAP, PCU didorong untuk mengkombinasikan

3

metodologi PRA dan PCM karena analalis yang akurat dan hati-hati terhadap karakter

yang berbeda dari masing-masing desa dibutuhkan level mikro. Sementara itu, metode

pendekatan yang komprehensif dalam kerangka keseluruhan proyek sangat penting juga.

Hal ini berarti, jika rencana dengan menggunakan metodologi PCM sudah dibuat, maka

aktifitas-aktifitas PRA harus dilakukan oleh fasilitator di setiap desa agar rancangan

aktifitas yang direncanakan disetiap desa dapat terlaksana dengan detil.

Proses Workshop

Salah satu karakter dari PCM adalah rencana proyek dibuat oleh berbagai stakeholder

melalui diskusi dalam sebuah workshop. Seorang moderator yang merupakan ahli

dalam PCM berperan sebagai fasilitator dalam workshop dan tidak berpihak kepada

siapapun (netral). Oleh karena itu, moderator tidak diperbolehkan untuk memberikan

pendapat terkain rencana proyek karena proyek tersebut harus dibuat sendiri oleh

peserta workshop. Para peserta workshop menuliskan pendapat mereka dalam kartu

yang dibagikan dan memvisualisasikan ide tersebutdengan menempelkan kartu tersebut

pada papan yang disediakan oleh moderador. Visualisasi dari ide-ide tersebut membantu

peserta dalam menganalisa pihak-pihak mana yang harus dilibatkan, masalah-masalah

yang harus diatasi dan metode pendekatan yang dapat digunakan. Dalam menganalisa

suatu pendapat, aturan-aturan berikut ini harus diikuti:

1. Masing-masing peserta harus menyumbangkan pendapatnya.

2. Satu kartu dituliskan satu ide saja.

3. Ide-ide yang diberikan harus spesifik dan konkrit (nyata)

4. Kalimat yang digunakan harus singkat namun jelas.

5. Fakta dan ide baik yang umum maupun yang abstrak harus selalu disampaikan.

6. Kartu harus ditunjukkan sebelum diskusi

7. Konsensus harus dibuat mengenai memindahkan kartu

8. Tidak diperbolehkan untuk bertanya siapa yang menulis kartu tersebut.

4

HHaarrii kkee--11

AAnnaalliissiiss ssttaakkeehhoollddeerr ddaann PPDDMM

Analisis stakeholder

Identifikasi Stakeholder

Untuk mendorong tingginya partisipasi masyarakat lokal, PCU harus mengidentifikasi

stakeholder yang berhubungan dengan setiap aktifitas AMCAP, dan memilih siapa yang

dapat diundang untuk ikut serta dalam pelatihan. Pada tahap ini, stakeholder

dikategorisasikan menjadi penerima manfaat, benefactor, potensial lawan, para

penyumbang dana, pengambil keputusan, pelaksana, kerjasama, institusi maupun

orang-orang yang berpengaruh dan donatur. Dalam menyusun proyek ini, PCU harus

mengingat satu factor penting yaitu bahwa pemerintah memiliki peran yang penting

dalam pengambilan keputusan walaupan pemerintahan Jepang yang mendanai proyek.

Di bawah regim UNTAET, IDCJ telah melakukan identifikasi stakeholder dengan cara

yang sama dan menambahkan kategori baru dengan pertimbangan bahwa pemerintahan

transitional memiliki karakter yang special.

Analisis stakeholder

Setelah identifikasi stakeholder selesai, PCU akan melakukan analisis stakeholder

sebagai bagian dari persiapan workshop PDM. Stakeholder yang teridentifikasi nantinya

akan didorong untuk berpartisipasi dalam workshop. Pada tahap identifikasi stakeholder,

peserta akan mendiskusikan kekuatan dan peluang yang dimiliki oleh masing-masing

stakeholder. Setelah itu, peserta juga akan mendiskusikan faktor-faktor yang dapat

memperkuat asset stakeholder seperti analisis masalah dan kelemahan. Melalui proses

ini, para peserta dapat mengetahui apakah aktifitas-aktifitas yang akan dilakukan sudah

memiliki target yang tepat. Namun, dengan mempertimbangan kebudayan Timor Timur,

beberapa peserta dapat merasa malu atau ragu-ragu dalam menyampaikan pendapatnya

jika peserta ini berasal dari golong masyarakat tertentu seperti Cheffi Suco, tenaga

pengajar dll. Oleh karena itu, sebelum workshop dilaksanakan, PCU harus menemukan

cara untuk mencegah hal tersebut terjadi.

Langkah

1. Memeriksa kerangka kerja dari AMCAP

Mulai dengan analisis terlebih dahulu, memeriksa kondisi persiapan proyek,

seperti sasaran wilayah, periode proyek, anggaran, dan lain-lain.

2. Membuat daftar stakeholder yang berkaitan dengan proyek

Wakil dari peserta pelatihan, jika telah dipilih, merupakan perwakilan dari

berbagai golongan masyarakat; maka buatlah daftar stakeholder sebanyak

5

mungkin yang mencerminkan keragaman masyarakat. Alasan atau kriteria

pemilihan juga bisa didiskusikan terlebih dahulu..

3. Daftar category stakeholder

Berikut ini adalah contoh kategorisasi stakeholder:

Penerima

Manfaat

(Benefeciaries)

Benefactor Potential lawan Orang/lembaga

yang

berpengaruh

Petani Tuan tanah Tuan tanah Guru

PCU Kendaraan bisnis Kendaraan bisnis Kepala Desa

Fasilitator MAFF

Pelaksana Pembuat

keputusan

Mitra

Kerjasama

Donatur

UNOP UNDP MAFF Pemerintah Jepan

PCU UNOPS IDCJ United Nations

Fasilitator PCU

Namun, perlu diingat bahwa kategorisasi ini hanya menggambarkan hubungan

relative dari para stakeholder. Oleh karena itu, stakeholder yang masuk kedalam

kategori mitra kerjasama dapat berubah menjadi potensial lawan dan sebaliknya

karena adanya intervensi ataupun perbedaan dalam metode pendekatan.

4. Pilih stakeholder yang relevant dengan proyek

Karena sasaran utama dari AMCAP adalah petani di Kabupaten Ainaro dan

Manatutu, maka “petani” seperti merupakan satu-satunya stakeholder yang dapat

teridentifikasi. Namun, ada banyak stakeholder lain yang berkaitan erat dan

berkepentingan dengan petani yang harus dimasukkan kedalam daftar untuk

mengklarifikasi hubungan antara stakeholder ini dan petani.

5. Menganalisa stakeholder yang terpilih

Hal-hal yang harus didiskusikan dalam tahap ini adalah: informasi dasar,

masalah yang muncul saat ini, keperluan, kelebihan, kelemahan, dan

kemungkinan intervensi, konflik, dll. Hal-hal yang perlu didiskusikan ini bisa

ditambah atau dimodifikasi bilamana diperlukan. Para peserta pelatihan bisa

menuliskan informasi mengenai hal-hal yang didiskusikan atau informasi yang

perlu dikumpulkan dalam kartu dan memasangnya. Berikut ini adalah sebuah

contoh:

6

Petani

Dasar

informasi

Masalah

umum

Kelebihan Kelemahan Kemungkinan

dlm.

intervensi

20.000

rumah

tangga

Ketersediaan

makanan

yang kurang

Rasa

solidaritas

yang kuat

Konflik

kepentingan

Akses air

minum

37

Desa

Akses

terbatas

terhadap uang

tunai

Adanya

kepemimpinan

yang kuat

Infrastruktur

yang kurang

Akumulasi

pendapatan

Didominasi

oleh pria

Kualitas

kesehatan

yang rendah

Ada sistem

kunjungan

dokter

6. Diskusikan tentang partisipasi sementara PRA

Kerangka implementasi proyek akan ditentukan melalui metodelogi PCM.

Penyusunan kerangka rencana implementasi yang mendetil ini dilakukan oleh

para petani yang dimobilisasi oleh fasilitator. Proses ini akan dicapai melalui

aktifitas-aktifitas PRA. Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui analisis

stakeholder, PCU dan peserta workshop akan menentukan bentuk pelaksanaan

PRA.

Menciptakan PDM0

PDM adalah sebuah kerangka kerja dari implementasi proyek. Agar kita dapat

memahami gambar besar implementasi AMCAP, komponen proyek yang

digambarkan dalam proposal akan diaplikasikan kedalam PDM.

Sebuah Prototype PDM

Nama Proyek: Aktivasi Proyek Komunitas Ainaro and Manatutu Ver.No:

Periode: Sasaran Wilayah: Kabupaten Ainaro and Manatutu

Sasaran Kelompok: Keluarga yang tinggal di 37 sasaran Desa Tanggal Pembuatan:

Ringkasan laporan Objektif indicator

yang dapat

diverifikasi

Alat Verifikasi Asumsi Kritikal

Tujuan Umum

Tujuan proyek

Hasil

7

Aktifitas Pendapatan

Kondisi persiapan

Ringkasan laporan

Ringkasan laporan adalah kutipan-kutipan dari bagian objektif.

Tujuan kerja

Bagian ini menggambarkan pengaruh positif yang diharapkan sebagai hasil dari

implementasi proyek. Proposal proyek AMCAP melaporkan tujuan kerjanya sebagai

berikut: untuk meningkatkan persediaan makanan dan pemasukan untuk rumah tangga

yang miskin di kabupaten Ainaro dan Manatutu dalam suatu basis berkelanjutan dan

ramah lingkungan, menggunakan metodologi partisipatory yang berfokus pada

komunitas.

Tujuan proyek

Bagian ini menggambarkan efek positif yang terjadi setelah proyek selesai dilaksanakan.

Efek positif ini tercantum dalam pernyataan yang menjelaskan kondisi yang diharapkan

seperti meningkatnya produktifitas beras. Dalam metodologi PCM, salah satu objektif

dipilih untuk satu PDM: dengan demikian PCU perlu menciptakan PCMs yang berbeda

dalam setiap metode pendekatan yang terpilih. Tujuan proyek biasanya diterjemahkan

dari pendekatan kartu yang telah dipilih.

Output

Bagian ini merupakan tujuan menengah yang penting untuk dilaksanakan demi

tercapainya tujuan proyek. Output dapat diambil dari kartu-kartu yang berada dibawah

kartu teratas, namun juga dapat diambil dari kartu lain jika membutuhkan beberapa

aktifitas untuk tercapainya objektif yang sudah disampaikan. PCU harus menetapkan

beberapa output dan mengurutkannya sesuai dengan urutan waktu.

Aktifitas dan Input

Aktifitas merupakan aksi nyata yang dapat dilakukan. Setiap aktiftas harus diberi nomor

karena berkaitan dengan output dan urutan waktu. Input merupakan sumber daya yang

dapat digunakan dalam aktifitas. Sumber daya ini dapat berupa sumber daya manusia,

anggaran biaya, fasilitas, bahan-bahan dll.

Asumsi Kritikal

Agar dapat mewujudkan output, aktifitas harus dilaksanakan seperti yang sudah

direncanakan. Namun, sistem pelaksanaan yang efeketif tidak menjamin implementasi

proyek yang sukses kecuali jika faktor eksternal mendukung keberlangsungan proyek.

Kondisi faktor eksternal yang dimaksud adalah sebagai berikut 1) Tidak dapat dikontrol

dan 2) tidak dapat diprediksi, namun 3) kritikal bagi keberhasilan implementasi proyek;

maka dari itu, dalam pembuatan sebuah PDM, PCU perlu membuat asumsi mengenai

faktor eksternal. Asumsi inilah yang disebut dengan asumsi kritikal.

8

“Misalkan semua yang ditulis dalam daftar PDM sudah dilaksanakan, hal apa lagi yang

harus dipenuhi untuk dapat melakukan tahap selanjutnya dalam PDM?” Pertanyaan ini

merupakan hal paling dasar dalam pencarian asumsi kritikal. Sebagai

contoh, ”penyebaran penyakit epidemic tidak terjadi” merupakan suatu asumsi kritikal

terhadap output yaitu “peningkatan kualitas kesehatan hewan ternak”. Penting untuk

diingat bahwa, kondisi yang dapat dikontrol bukanlah asumsi kritikal. “80% staff

proyek masih terus bekerja” bukanlah contoh dari asumsi kritikal karena menjaga

jumlah staff proyek merupakan salah satu fungsi PCU. Dalam hal ini, PCU harus

memisahkan faktor luar lainnya yang mungkin tidak dapat dikontrol oleh PCU, seperti

misalnya “suatu proyek yang memiliki sifat yang sama seperti AMCAP namun tidak

merekrut staf dengan kondisi lingkungan kerja yang lebih baik.”

Salah satu konsep yang ada di PDM adalah logika sebab-akibat “Jika…-, maka…”. Jika

syarat-syarat kondisi saat persiapan sudah dipenuhi, maka aktifitas dapat dilaksanakan.

Jika asumsi kritikal yang dibuat sesuai maka aktifitas akan membawa output yang

diharapkan. Jika kondisi kritikal untuk objektif proyek tercipta, maka hasilnya akan

membawa objektif proyek yang diharapkan, dan begitu seterusnya. Ini berarti jika

kondisi kritikal tidak dapat tercipta, maka kecenderungannya adalah proyek tersebut

akan gagal. Oleh sebab itu, penting bagi PCU untuk memonitor asumsi kritikal agar

dapat mencegah asumsi ini menjadi asumsi yang menggagalkan proyek, yaitu asumsi

yang dapat merusak proyek.

Indikator Objektif yang dapat diverifikasi

Indikator adalah syarat yang dipakai untuk memeriksa hasil dari proyek. Indikator dapat

dipakai untuk memonitor dan mengevaluasikan tujuan yang oleh karenanya, PCU

didorong untuk menentukan indicator kuantitatif untuk memastikan tercapainya tujuan.

Indikator dapat dimodifikasi bila diperlukan. Bagian monitoring yang terdapat pada

bagian ke-7 “Monitoring dan Evaluasi” akan mendiskusikan indicator secara rinci.

Alat verifikasi

Bagian ini merupakan ringkasan besar mengenai sumber-sumber informasi. Dalam

menentukan alat verifikasi, realibilitas dan ketersediaan informasi perlu

dipertimbangkan. Jika sumber informasi tidak ada, sangat penting untuk mengadakan

survey awal (baseline survey). Pada tahap perencanaan proyek, informasi yang penting

biasanya kurang; oleh sebab itu akan sangat berguna jika gambar umum dari alat

verifikasi dalam PDM dapat dijelaskan dan menambahkan informasi akurat, termasuk

informasi mengenai biaya, seiring dengan berjalannya proyek.

9

HHaarrii kkee--22

AAnnaalliissiiss MMaassaallaahh ddaann oobbjjeekkttiiff

Analisis masalah

Analisis masalah sama seperti analisis objektif adalah suatu proses untuk mengetahui

apakah sebuah intervensi terdapat dalam sebuah aktifitas. Secara spesifik, kita akan

membahas hubungan sebab akibat dari setiap komponen proyek dan hasilnya (outcome).

Kita akan mengilustrasikan hubungan sebab akibat ini dengan menciptakan suatu pohon

masalah dan objektif. Ketika pohon objektif dibuat, kita akan mendiskusikan cara-cara

yang mungkin dapat digunakan untuk mengatasi masalah dengan membuat pohon

objektif (yang merupaka cermin dari pohon masalah). Analisis objektif adalah suatu

usaha untuk mengklarifikasi cara dan menghentikan kemungkinan adanya intervensi

dan kemudia berperan sebagai dasar pelaksanaan proyek.

Membuat Pohon Masalah

1. Identifikasi sumber masalah

Kelompok 1 mengerjakan program perbaikan dan peningkatan sistem pertanian

di dataran rendah dan dataran tinggi; sedangkan kelompok 2 mengerjakan

proyek reboisasi. Setiap kelompok membuat satu kalimat yang menguraikan

sumber masalah utama yang ingin ditangani oleh setiap komponen proyek.

Setelah itu, setiap anggota grup menyebutkan permasalahan yang menyebabkan

masalah utama dan menempelkannya ke papan tulis.

2. Pilih penyebab langsung dari pokok masalah di setiap kartu yang dipasang, dan

susun kembali dalam bentuk paralel dibawah kartu pokok masalah (seperti

contoh dibawah ini).

3. Diskuskan isi dan kesesuaian posisii dari setiap kartu, dan definisikan penyebab

langsung.

Pokok masalah

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

10

4. Tulislah penyebab langsung dari setiap penyebab langsung dan tempelkan

mereka secara pararel dibawah kartu penyebab langsung. Analisis dan tentukan

kartu-kartu yang harus tetap ditempelkan

5. Perluas pohon ini kearah bawah dengan instruksi yang sama dengan no.4.

6. Tulislah akibat langsung dari pokok masalah dan tempelkan secara parallel

diatas kartu pokok permasalahan.

Pokok masalah

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Akibat

(direct/langsung)

Akibat

(direct/langsung)

Akibat

(direct/langsung)

Pokok masalah

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Pokok masalah

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

11

7. Diskusikan kesesuaian isi kartu dan posisinya kemudian definisikan penyebab

langsung.

8. Tulislah akibat langsung dari akibat langsung dan tempelkan mereka secara

parallel diatas kartu akibat langsung. Analisis dan tentukan kartu yang harus

tetap ditempelkan.

9. Tambahkan cabang pohon masalah ini kearah atas dengan cara yang sama di

no.8.

Pokok masalah

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung

)

Akibat

(direct/langsung)

Akibat

(direct/langsung)

Akibat

(direct/langsung)

Akibat

(direct/langsung)

Akibat

(direct/langsung)

Pokok Masalah

Penyebab

(Direct/Langsung

)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Akibat

(direct/langsung)

Akibat

(direct/langsung)

12

10. Periksalah kesesuaian isi dan posisi dari semua kartu dan lengkapilah sebuah

pohon masalah.

Cara menulis kartu masalah

Dalam menulis masalah pada sebuah kartu perlu dipikirkan hal-hal berikut ini:

Tulis fakta yang ada

Tulis hubungan kalimat yang negatif

Contoh : ☓ Ekonomi dualistic itu ada.

○ Pembagian uang tidak merata

Tulis sebuah kalimat

Contoh : ☓ Sumber MoAF yang jarang

○ MAFF tidak memiliki anggaran yang cukup

Hindari penggunaan kalimat “Tidak ada…”

Contoh : ☓Tidak ada sistim irigasi

○Air yang cukup tidak dapat digunakan untuk meningkatkan jumlah

bibit

Tidak boleh mencampur kasus dan efek

Contoh : ☓ Pasar tidak memiliki variasi barang yang banyak karena kurangnya

pembangunan sistem transportasi.

○ Pasar tidak memiliki variasi barang yang banyak.

Sistim transportasi kurang mendukung

Pokok masalah

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

Penyebab

(Direct/Langsung)

13

Sebuah contoh pohon masalah

Tips dalam menganalisis masalah

Perluas cabang pohon ke arah horizontal.

Untuk kepentingan analisis yang komprehensif, tentukan beberapa penyebab

untuk setiap masalah.

Pikirkan masalah alternatif lainnya..

Jika kartu yang sama sering digunakan dalam arah vertical, ini berarti masalah

tersebut masuk kedalam sebuah ‘lingkaran jahat’ (vicious cycle). Jika hal

tersebut terjadi, kemungkinan ada masalah lain.

Susunlah kembali pohon permasalahan sebagaimana diperlukan.

Jika kartu yang sama sering digunakan dalam arah horizontal, susunlah kembali

pohon tersebut untuk mengatur masalah dalam urutan yang jelas

Tidak boleh menempelkan masalah yang dapat muncul dimasa depan (prospek).

Karena analisis masalah ini merupakan sebuah proses dalam untuk mencapai

Ketersediaan makanan di

Kabupaten Ainaro dan Manatutu

rendah.

Teknik bertani yang dilakukan

tidak cocok untuk dataran tinggi.

Degradasi memperburuk

kondisi tanah.

Sistem kerjasama pertanian

tidak berkembang.

Petani tidak memiliki akses

terhadap peralatan yang

diperlukan

Management wilayah

serapan tidak terlaksana

Jumlah pohon yg

ada tidak cukup

untuk reboisasi.

Anggota komunitas tradisional

tercerai-berai

Anak-anak dengan

malnutrisi meningkat

Kondisi kesehatan

masyarakat memburuk

Angka kematian

bayi meningkat

Angka Harapan

Hidup menurun

14

kondisi saat ini, maka jangan mencampurkannya dengan prospek analisis.

Analisis objektif

Analisis objektif adalah suatu usaha untuk mengklarifikasi sarana dan tujuan hubungan

antara:

1. Mengidentifikasikan objektif utama.

Objektif utama merupakan cermin/refleksi dari pokok masalah. Dalam hal

AMCAP, objektif utama adalah “meningkatkan persediaan makanan di

kabupaten Ainaro dan Manatutu” dan “penghasilan pendapatan”.

2. Tuliskan sarana langsung untuk mewujudkan objektif utama dan tempelkan

mereka dalam posisi pararel dibawah kartu objektif utama.

3. Diskusikan kesesuaian isi dan posisi dari setiap kartu, dan definisikan sarana

langsung,

4. Tuliskan sarana langsung dari sarana langsung dan tempelkan mereka secara

paralel dibawah kartu sarana langsung. Analisis dan tentukan kartu-kartu yang

tetap ditempelkan.

5. Tambahkan cabang pohon kearah bawah dengan instruksi yang sama di no. 4

Objektif Utama

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Objektif Utama

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

15

6. Tulis objektif langsung dari objektif utama dan temple mereka pada posisi

pararel diatas kartu objektif utama.

7. Diskusikan kesesuaian isi dan posisi dari setiap kartu, dan definisikan objektif

langsung

Objektif Utama

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Objektif langsung Objektif langsung Objektif langsung

Objektif Utama

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

16

8. Tulis objektif langsung dari objektif langsung, dan tempelkan mereka pada

posisi paralel diatas kartu objektif langsung. Analisis dan tentukan kartu yang

tetap dipasang.

9. Tambahkan cabang pohon kearah atas dengan pola yang sama.

Objektif Utama

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Objektif langsung Objektif langsung

Objektif langsung Objektif langsung

Objektif Utama

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Objektif langsung Objektif langsung

17

10. Periksa kesesuaian isi dan posisi dari semua kartu kemudian lengkapilah pohon

objektif.

Objektif Utama

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Sarana

(direct/langsung)

Objektif langsung Objektif langsung

Objektif langsung Objektif langsung

18

Sebuah contoh pohon Objektif

Akhir dari uraian objektif

Diskusikan apakah hasil/outcome negative dapat terjadi dari

mengimplementasikan sarana/cara yang dipresentasikan.

Dalam mendiskusikan sarana yang memungkinkan, gunakanlah informasi yang

didapat melalui PRA.

Jangan membuat keputusan sebelum mengumpulkan informasi yang cukup.

Ketersediaan makanan di

Kabupaten Ainaro dan Manatutu

meningkat

Teknik bertani yang cocok untuk

dataran tinggi mulai digunakan.

Menurunnya kualitas tanah

menurun.

Sistem kerjasama pertanian

digunakan.

Petani memiliki akses

terhadap peralatan baru

yang diperlukan

Pohon-pohon ditanam

Jumlah pohon yg

cukup untuk

reboisasi.

Warga masyarakat yang tersisa

mengadakan pertemuan rutin.

Anak-anak dengan

malnutrisi menurun

Kondisi kesehatan

masyarakat membaik

Angka kematian

bayi menurun

Angka Harapan

Hidup meningkat

19

HHaarrii kkee--33

PPeemmbbuuaattaann PPDDMM

Langkah

1. Tulislah objektif pembangunan AMCAP pada kolom “Tujuan (Goal)”

2. Tuliskan inti objektif dari setiap pohon objektif kedalam kolom “Objektif”

(Objective)

3. Tuliskan arti langsung pada kolom Outputs dan Aktifitas.

4. Diskusikan asumsi kritikal dan masukkan kedalam kolom “Asumsi kritikal”

5. Tentukan indicator dari setiap ringkasan naratif dan alat verifikasi. Tuliskan

pada kolom “Indikator Objektif yang dapat Diverifikasi dan kolom “Alat

Verifikasi”.

6. Bandingkan bentuk PDM dan PDM0 dan buatlah daftar tulisan tambahan

dan/atau modifikasi setelah konsultasi dengan PSC.

Contoh PDM

Ringkasan Naratif Indikator Objektif

yang dapat

Diverifikasi

Alat Verifikasi Asumsi Kritikal

20

Tujuan

Umum

Ketersediaan

sumber makanan

dan sumber

pendapatan bagi

rumah tangga

miskin yang tinggal

di Kabupaten

Ainaro dan

Manatutu

meningkat

1. Tingkat nutrisi

meningkat

sebanyak 10% dari

tingkat nutrisi tahun

2001 menjelang

tahun 2005.

2. Pendapatan

rumah tangga

bertambah menjadi

10% dari tahun2001

menjelang tahun

2005

1. Hasil survey

tahunan (baseline)

dari rumah

tangga/petani yang

ditarget.

2. Penaksiran

tingkat kemiskinan

yang dilakukan oleh

PBB (assessment).

Komitmen MAFF

terhadap AMCAP

tidak berubah.

Tujuan Proyek

Kerusakan tanah di

Kabupaten Ainaro

berkurang.

1. Penggunaan

lahan budidaya

bertambah menjadi

10% setiap tahun.

2. hasil panen dari

lahan budidaya

bertambah menjadi

25% dari nilai 2001

menjelang tahun

2005

1 sampai 3.

Pemeriksaan survey

baseline dan

monitoring tahunan

Curah hujan tidak

meningkat secara

drastis.

Hasil

1. Aliran air dapat

dikontrol oleh area

tangkapan air.

2. Pasokan pohon

yang sesuai dan

memadai untuk

reboisasi.

3. Vetivers ditanam

di wilayah target.

4. Vetivers ditanam

disepanjang jalan

yang berbahaya.

1. Pasokan pohon

meningkat

sebanyak 30%

setiap tahun.

2-1. 90% dari petani

yang menerima

peralatan dapat

membuat wilayah

tangkapan air

menjelang tahun

2005.

2-2 80% dari area

tangkapan air yang

dibuat dioperasikan

menurut rencana

manajemen

menjelang tahun

2005

3. 75% dari sasaran

1 sampai 3

Survey baseline

tahunan yang

menargetkan

rumahtangga

dilaksanakan oleh

fasilitator

peternakan

Bencana

alam tidak

muncul

Cuaca tetap

stabil.

21

wilayah ditanam

menjelang 2005.

Aktifitas

1-1 Membangun rencana

manajemen wilayah

tangkapan air.

1-2 Menyediakan peralatan

yang penting untuk

pembuatan wilayah

tangkapan air.

1-3 Pembagian poster,

buku dan surat edaran.

2-1.Mendirikan 5 kebun

pembibitan komersial

2-2. Membeli bibit dan

pupuk

2-3 Pemilihan keluarga di

desa dilatih

mengoperasikan kebun

pembibitan.

3-1 Kunjungan fasilitator

ke desa untuk melatih cara

menanam di pinggir bukit

(gully planting).

3-2 Pemasokan vetiver.

4-1 Kunjungan fasilitator

ke desa untuk melatih cara

menanam di pinggir bukit.

(gully planting)

3-3 Pemeliharaan vetiver.

Input

Staff proyek

Kordinator proyek

Asisten kordinator

Bendahara

Sekretaris

Sukarelawan PBB: 3

Fasilitator Reboisasi: 21

Anggaran

Workshop pelatihan

fasilitas tambahan

(backstopping) di

Kabupaten:$ 43,000

Poster dan buku:$ 28,500

Kebun Pembibitan

komersial: $ 57,500

Pembagian vetiver:

$ 30,000

Bibit pohon: $25,200

Pelatihan untuk fasilitator

reboisasi: $ 15,600

Tanaman: $ 202, 750

Alat bercocok-tanam:

$ 30,000

kondisi jalan raya

tidak buruk

Perusahaan

percetakan bisa

menyelesaikan

orderan tepat waktu.

95% pembelian

bibit tiba tepat

waktu

Kondisi persiapan

Tindak kriminal tidak

terjadi.

UNOPS dan MAFF

membuat persetujuan

22

-- AAkkttiiffiittaass yyaanngg ddiillaakkuukkaann sseetteellaahh ppeellaattiihhaann --

Memperbaiki rencana kerja

Ketika PDM telah lengkap, PCU menempatkan aktifitas PDM kedalam daftar waktu

(timeline). Untuk tujuan pertanggugjawaban dan transperensi, pertukaran informasi

sangat penting: oleh karena itu informasi mengenai jadwal, hasil, orang yang

bertanggungjawab, material dan pemasukan uang harus dibagi dengan menggunakan

metode papan informasi dengan format seperti dibawah ini:

Aktifitas

Hasil

Yang

diharapkan

Jadwal Orang yang

Bertanggung

jawab

Pelaksa

na

Input

Biaya

Lain-

lain

‘03

Apr Jul Oct

‘04

Jan Apr

1-1.

menyedia

kan pera

latan yang

penting

untuk

membuat

area

tangkapan

air

(catchments

area)

300 perala

tan dibagi

kan

Mr. XXX Fasilitator

Peralatan

tangan

300

$1,000.00

Persetujuan

PSC