web viewgambar . ... manusia. peroksida lipid (looh) ion hipoklorit (ocl¯ ) radikal bebas :...
TRANSCRIPT
ELISA
( ENZYME- LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY )
Agar terjadi suatu reaksi warna pada elisa, maka dibutuhkan suatu antibodi yang dilabel enzym,
dan substrat yang diberi indikator warna yang dikenal dengan kromogen
Enzym yang digunakan untuk melabel antibodi antara lain :
Sedangkan substrat yang digunakan :
1. Alkalin fosfatase Alkali fosfat
2. Horseradish peroxidase peroksidase
3. Beta- galaktosidase Beta- galaktosa
Pada elisa ada beberapa metoda antara lain :
1. Direct elisa
2. Indirect elisa
3. Sandwich elisa
4. Compettitive elisa
Elisa( enzyme- linked immunosorbent assay )Agar terjadi suatu reaksi warna pada elisa, maka dibutuhkan suatu antibodi yang dilabel enzym, dan substrat yang diberi indikator warna yang dikenal dengan kromogenEnzym yang digunakan, sedangkan subtrat untuk melabel antibodi antara lain: yang digunakan1. Alakalin fosfatase alkali fosfat
2. Horseradish peroxidase peroksidase
3. Beta galaktosidase beta galaktosa
Pada elisa ada beberapa metoda antara lain : 1. Direct elisa2. Indirect elisa3. Sandwich elisa4. Compettitive elisaPada elisa bahan yang dideteksi sebelumnya harus ditempelkan pada fase padat (pada microtiter well). Bahan ( ag / ab) dapat menempl pada microtiter wells, karena wells ini telah dilapisi dengan polysterine/ polyvinylchloride. Prinsip dasar elisa terdiri dari : A. Fase coatingB. Fase reaksi ag-ab C. Fase reaksi kimiawiMetoda pemeriksaan mikroskopi elektronMikroskop elektron1. Mikroskop elektron transmisi ( tem)
A. Metoda directMetoda ini umumnya digunakan untuk pemeriksaan virus
B. Metoda indirect2. Mikroskop elektron scanning (sem)
1
2
Pada elisa bahan yang dideteksi sebelumnya harus ditempelkan pada fase padat ( pada microtiter well)
BAHAN ( ag / ab) DAPAT MENEMPL PADA MICROTITER WELLS, KARENA WELLS INI TELAH DILAPISI DENGAN
POLYSTERINE/ POLYVINYLCHLORIDE
1. Direct elisa :
Prinsip dasar elisa terdiri dari : A. Fase coatingB. FASE REAKSI ag-abC. Fase reaksi kimiawiPenjelasan
Bahan yang diperiksa
4° semalam
Cuci
Reaksi warna
Ukur pada elisa reader
: Kromogen: Substrat: Ab.Dilabel enzym
3
2. INDIRECT ELISA
BAHAN YANG DIPERIKSA
4°SEMALAM
CUCI
CUCI
REAKSI WARNA
UKUR PADA ELISA READER
3. DIRECT SANDWICH ELISA
Ab.SPECIFIC WELL COATED
CUCI
REAKSI WARNA
UKUR PADA ELISA
READER
Ag.YANG
DIUKUR
VIII. PEMERIKSAAN ELISA (CAIRAN)Pemeriksaan ELISA ( cairan ) dapat di lakukan pada beberapa penyakit, antara lain :
4
4. INDIRECT SANWICH ELISA
Ab.SPESIFIC WELLS COATED
CUCI PBS
CUCI PBS
CUCI PBS
BACA PADA ELISA READER
BAHAN YG AKAN
DITENTUKAN
Prinsip kerja elisa reader
Sumber cahaya (polikromatik)
Monokromator
SampelSinar
monokromatik
Sinar yg diteruskan
Galvanometer yg dipasang terbalik
Semakin sedikit sinar yang diteruskamaka angka pembacaan semakin besar
- HBV
- HCV
- HIV
- AIV
Dengan menggunakan wel elisa yang jumlahnya 96 lubang. Pada dinding wel terdapat bahan
yang disebut poli fenil klorida/ poli bromida sehingga virus dapat menempel. Proses penempelan
berlangsung semalam pada suhu 40C. Setelah itu baru dilakukan pemeriksaan elisa.
Gambar
serum
I. DIRECT
II. INDERCT
1.
2.
3.
5
ELISA40C semalam
Indirect
Direct
nempel
+
anti HIV dilabel peroksidase
+warna
subtrat
+ Stop Buffer HCL 0,1 N
+
Anti HIV
+
Enzim label( peroksidase )
+kromogen
Catatan : makin banyak/ gelap warnanya maka virusnya makin banyak.
IX. ROS (Reaktif Oksigen Spesies)
ROS adalah suatu bahan yang dihasilkan oleh tubuh dalam bentuk Radikal Bebas dan
Oksidan,berfungsi untuk membunuh bakteri dan membunuh enzim resistem.
Alur :
Fagosit dicaplok makrofag → fagolisosom → sistem enzim ( lisosom ) + ROS → meng-
hancurkan bakteri.
- Secara fisiologis : Kelebihan radikal bebas atau oksidan dalam tubuh akan diredam oleh anti
radikal bebas atau anti oksidan.
- Secara patologis : Bila radikal bebas atau oksidan >> dari anti radikal bebas atau oksidan.
ROS dengan anti ROS harus seimbang
ROS > Anti ROS : stres oksidatif
ROS < Anti ROS : infeksi
Oksidatis stress : kondisi dimana ROS lebih besar dari anti ROS (O2- dan H2O2 meningkat yang
dapat merusak sel.
Contoh dari anti ROS : Scavenger enzym
Yang termasuk scavenger enzym : SOD (Super Oksid Dismutase), katalase, dan glutation.
SOD (Super Oksid Dismutase) berfungsi menguraikan radikal super oksid menjadi peroksida (O2-
H2O2)
SOD
Katalase berfungsi mengubah H2O2 menjadi H2O dan O2.
Glutation berfungsi mengubah H2O2 menjadi H2O.
Reaksi scavenger enzym :
O2- H2O2 H2O + O2
SOD Katalase
Glutation
H2O
6
substrat
Contoh dari ROS :
Radikal Bebas Super Okside ( O2¯ ),termasuk radikal bebas Sering
Radikal Bebas Hidroksil (OH*), termasuk oksidan memunculkan
Radikal Bebas Peroksil (ROO*),termasuk oksidan masalah pada
Hidrogen Peroksida (H2O2) manusia
Peroksida Lipid (LOOH)
Ion Hipoklorit (OCl¯ )
Radikal Bebas : Atom/gugus yang kulit luarnya memiliki elektron yang tidak berpasangan (unpired
electron).
Oksidan : Suatu senyawa yang dapat menerima elektron (electron aceptor).
Jadi, radikal bebas adalah oksidan tetapi tidak semua oksidan termasuk radikal bebas.
Yang bisa menetralkan ROS itu : vitamin C dan betakarotin (anti ROS) terdapat pada wortel.
Contoh :
O2 + e- O2-
O2- + e- + 2H+ H2O2
H2O2 + e- + H+ OH* + H2O
Catatan :
O2¯ dan H2O2 merupakan electron aceptor
O2¯ : Radikal Bebas
H2O2 : Oksidan,mudah disintesis
Apabila pada enzym scavenger terjadi penurunan, maka H2O2 dan O2- akan bereaksi dengan
membran sel,sehingga terbentuk suatu lipid perokside yang dikenal dengan Malon Dialdehide
(MDA) adalah lapisan lemak didalam sel karena O2- dan H2O2 meningkat sehingga memicu
kematian sel,yang menimbulkan respon imun.
Jika SOD dan katalase menurun maka O2- dan H2O2 akan tinggi dan akan mengakibatkan
oksidatif stress,terdapat pada pasien DM, Rotgen Toraks, Kemoterapi dan Olah raga yang
berlebihan bisa merusak jantung dan otak. Bila pasien habis dari radioterapi, jika badan merasa
panas pasien tidak boleh diberi air karena dapat merusak sel yang dapat menimbulkan radikal
bebas.
Alur :
ROS kerusakan sel akibat radikal bebas dibris fagositosis oleh makrofag masuk
sistem imun makrofag menjadi aktif berupa IL.6 dan TNF α merangsang hipothalamus
melepas prostaglandin menimbulkan reaksi panas.
7
Sedangkan OH* dapat menembus membran inti dan bereaksi dengan DNA, sehingga DNA
akan mengalami kecacatan/kerusakan dan akhirnya sel menjadi abnormal atau mengalami
kematian.
Proses pembentukan radikal hidroksil (OH*) ini dapat melalui dua jalur yaitu reaksi
haberweis dan reaksi venton sehingga dikenal dengan reaksi haberweis venton ( Reaksi HV).
Reaksi Haberweis : O2- + H2O2 O2 + OH*
Reaksi Venton : a. Fe2+ + H2O2 Fe3+ + OH* + OH-
b. Cu+ + H2O2 Cu2+ + OH* + OH-
X. HEMATOLOGI MALIGNANSIMalignant :
Penyakit keganasan yang memiliki multigene defect
(gen yang cacat karena faktor mutasi, mutasi karena efek radiasi dan virus (oncovirus) contohnya
EBV, HPV, bahan” kimia),
8
Khusunya gen yang mengatur siklus pembelahan sel
Tumor supressor gene (p15, p16, p53, p21, pRb, Bax),
menghambat siklus pembelahan sel, sel bermutasi (protein inaktif) dan
Protooncogene (Ras, BCl-2, C-myc), memicu pembelahan sel,sel bermutasi mengalami (protein
overaktif).
Kecacatan dapat terjadi karena mutasi, mutasi dapat disebabkan oleh radiasi, virus
(oncovirus) contohnya EBV : Ebsten Barr Virus (pada saluran napas atas) dan HPV : Human
Papiloma Virus (pada servix dan rektum), dan bahan kimia contohnya benzophynin, nitrosamin.
Mutasi : Perubahan susunan nukleotida pada DNA baik melalui belesi, insersi, maupun translokasi.
DNA membentuk mRNA protein
Bila DNA mengalami mutasi maka mRNA akan berubah.
Mutagen : bahan yang dapat memicu terjadi mutasi.
Contoh bahan kimia :
A. Alkylating Agents, misalnya
= dimethylsulfate
= ß-proplolactone
= Ethyl methane sulfonate (EMS)
B. Polycyclic dan heterocyclic aromatik hydrocabons
= benz (a) anthracene
= benzo (a) pyrene
= dibenz (a,h)anthracene
C. Aromatic amines
= 2-Naphtylamine (ß-naphthylamine)
= benzidine
= dimethylaminoazobenzene
Contoh Virus
9
EBV Masuk melalui mukosa orofaring dan B limfosit melalui reseptor
(CD-21/CR-2) atau kontak antara sel yang terinfeksi (limfosit-B/sel nasofaring)
interaksi antara integren ß-1 atau α.5-ß.1 dengan EBV BMRF-2 menembus lateral membran
pada epitel yang berdekatan mempengaruhi DNA host mutated (onkogen)
siklus pembelahan sel tidak terkendali (malignant).
Radiasi/radikal bebas, panas, dingin
Iosnisasi : sinar-X, sinar-V
Radiasi
Non ionisasi : ultra violet
Secara langsung
Efek radiasi ionisasi
Secara tidak langsung
Efek secara langsung : merusak inti sel
Efek tidak langsung :airnya yang dipengaruhi keganasan
Hematologi Malignasi Leukimia
A. Leukimia (Kanker darah)
Suatu penyakit yang ditandai adanya penimbunan sel darah putih yang abnormal.
Leukimia dibagi menjadi dua:
a. Leukimia Akut
> 50% terdiri dari myeloblast/limfoblast.
1. AML (Akut Myloblastik Leukimia)
Pada Leukimia ini umumnya sel dapat berupa : Myloblastik Derdeferensiasi baik dan
Myloblastik Derdeferensiasi jelek
Misalnya : - Promyelositik
- Myelomositik
10
2. ALL (Akut Limfoblastik Leukimia)
Pada Leukimia ini umumnya sel dapat berupa Limfoblast
3. Leukimia Kronik
1. CGL ( Kronik Granulositik Leukimia )
2. CLL ( Kronik Limfositik/limfatik leukemia )
Terapi : berupa penghambat DNA, contoh : Dosopisin, Disopesan.
DNA sintetis paling banyak ditemukan di embrional (rambut)
B.SLE (Systemic Lupus Erytromatosis)
Suatu penyakit yang melibatkan banyak sistem organ (autoimun) karena antibodi
muncul didalam tubuh dan merusak tubuhnya sendiri.
Sasaran utama :
Sistem Haemopoitik
Kulit
Sendi (Bengkak)
Ginjal (Gagal Ginjal)
Tulang
SLE : bersifat sistemik dan gejalanya bermacam-macam.
SLE Ab Ag
Tulang sis.darah kulit
KEMATIAN SEL
Ab menyerang pada tulang, system darah ( yang mengakibatkan terjadi anemia ), kulit, ginjal dan
akan mengakibatkan proses kematian sel.
Kematian sel :
Nekrosis
Onkosis
Apoptosis
Nekrosis, yaitu kematian sel karena kerusakan system membrane.
Penyebab nekrosis :
Aktivitas/aktivasi enzim proteolitik (lisosom). Didalam fagolisosom tewrdapat lisosim
Aktivitas ROS Radiasi, bisa menimbulkan lipid peroksin
11
Kemoterapi
Bakteri
Reaksi imunologik
Onkosis, yaitu kematian sel karena pembengkakan dan akan pecah sehingga terjadi lisis
karena terdapat faktor iskemia terjadi di membran sel.
Iskemik (kekurangan oksigen) ditemukan pada cardiac arrest (jantung berhenti).
ATP ase : memecah ATP, ATP dibentuk dari karbohidrat dan oksigen.
Apoptosis, yaitu kematian sel karena kerusakan perangkat genetic. Pada mulanya apoptosis
dikenal dengan “ Program cell death “ (program kematian sel), dimana membran utuh tetapi isi sel
rusak.
Telomeres : untuk melindungi kromosom agar tidak terjadi fragmentasi/kerusakan.
Telomere akan berkurang dalam sel apabila terjadi pembelahan sel, pada sel normal telomere akan
memendek. Enzym telomerase : membuat telomere menjadi imortal (hidup terus) pada sel ganas.
Jadi apoptosis tidak terjadi kerusakan membran dan isi sel tidak keluar sehingga tidak terjadi
inflamasi, sedangkan pada onkosis dan nekrosis terjadi kerusakan membran sel dan isi sel keluar
sehingga terjadi inflamasi atau radang.
Apoptosis :
Apoptosis fisiologik : tergantung pada telomere
Apoptosis patiologik : faktor lingkungan (karena ROS, Radiasi, Enzym, Hormon dan
Ligan- Fas (LF)).
Intra sel komponen cairan keluar inflamasi
1. ROS
Contoh : pada penuaan akan mengalami disfungsi mitokondria
Semi otonomi DNA membentuk protein BNIP3,dalam mitokondria terdapat poros
pt.pore (permeabilitas transision pore) didalam pt.pore ada pintu ANT protein
(bertanggung jawab sebagai pintu untuk selalu menutup)
BNIP-3 menonaktifkan ANT protein agar bisa membuka mengeluarkan Cytrokome
mengaktifkan APOF-1 (Apoptosis Protease Activing Tactor) mengaktifkan caspase
masuk intisel merusak DNA sel akan mati mengeluarkan ROS (O2 dan H2O2)
bereaksi membentuk OH* (radikal hidroksin) pindah ke inti sel memutuskan rantai DNA
merusak DNA
2. Radiasi (R)
Dalam sel menimbulkan H 2O O2- H2O2 OH* merusak DNA dan menimbulkan
apoptosis dan malinansi
12
Radiasi
3. Enzym dan LF (ligant fas)
Enzym sitotoksin memacu apoptosis.
NK sel + CTL : menghasilkan ligant
Makrofag + IFN γ : menghasilkan fas
Sitotoksin :
a. Perfosin : Melubangi sel, setelah terjadi pelubangan sitotoksin mengeluarkan granzym.
b. Granzym : Mengeluarkan caspase dan DNAse yang mematikan sel
Fas mengeluarkan FADD (Fas Associated protein Death Domain) : Mengaktifkan caspase dan
DNAse yang mematikan sel.
4. Faktor Hormon
Contoh : Hormon seks dan Endometrosis
Hormon seks mematikan sel (Apoptosis)
Wanita Menstruasi darah bisa keluar di Ovarium sebagian keluar di Cavum Peritonis dan
sebagian masuk Peritonium darah tersebut akan dihancurkan NK sel aktif (rusak).
Apabila NK sel tidak aktif akan memunculkan Makrofag yang memakan Debris. Makrofac
tersebut menjadi aktif dan mengeluarkan IL, IL6, IL8, IL1, TNF α, TNFß .
IL1, IL6 : Membuat sel menjadi banyak
IL8 : Berperan membentuk Angiogenesis (pembentukan pembuluh darah)
TNF ß : Merangsang pembentukan Fibrous yang membuat masa tumor.
Proses infertil pada Wanita:
Endometrosis : Timbul tumor di dalam jaringan Endometrium
Sel-sel tumor yang berkembang Aromatisasi dan menghasilkan Estrogen apabila dibuahi pada
folikel premerdial folikel graft, serta Estrogen menekan FSH yang membuat infertil.
FSH
Aromatisasi : Suatu proses dimana sel tersebut menghasilkan estrogen.
FSH : Folikel Stimuliti Hormon
Angiogenesis : Pembentukan pembuluh darah.
Fibrous : Jaringan Ikat
Folikel Premordial Folikel Graft yang dibuahi sperma
TNF
Menekan FSH Tidak matur, infertil (Mandul).
13
Pada pria:
Ners cell : merawat spermatogenium sampai menjadi spermatozoa, dan menghasilkan ligan
sedangkan sertoli menghasilkan fas.
Sel Leyding : menghasilkan testosteron (prostat, spermatogenesis). Sel Leyding dapat terganggu
karena torsi (testis terpeluntir) testosteron tidak dapat menghasilkan spermatogenesis dan ners cell
terganggu.
14
PENYAKIT KEGANASAN
MEMILIKI MULTI GENE
DEFECTKHUSUSNYA GEN YANG
MENGATUR SIKLUS
PEMBELAHAN SEL
SEPERTI: TUMOR SUPRESSOR GENE: p53,p21,pRb, Bax PROTOONCOGENE : Ras,BCl-2,C-myc.
MALIGNANT
15
TRANSKRIPSI
TRANSLASI
SINTASA PROTEINDN
ADNA
PROTEIN mR
NAPROTEIN
PURINPYRIMIDIN
ADENIN , GUANINURASIL , CITOSIN
BASA- N PADA RNA
Kode genetik
Mutasi : perubahan susunan nukleotida pada DNA, baik melalui delesi, insersi maupun translokasi
16
BAHAN KIMIA :A. Alkylating Agents = dimethyl sulfate= β-Propiolactone = Ethylmethane sulfonate (EMS)B. Polycyclic dan heterocyclic Aromatik Hydrocabons
= benz(a)anthracene = benzo(a)pyrene = dibenz(a,h)anthracene
C. Aromatic Amines= 2-Naphtylamine (β-naphthylamine) = benzidine = dimethylaminoazobenzene
17
Bila tumor supressorgene yang mengalami mutasi
Maka protein yang disandinya akan bersifat inaktif
Bila protoonkogen mengalami mutasi
Maka protein yang disandinya akan bersifat over aktif
ANTARA LAIN : BAHAN KIMIA,VIRUS, RADIASI/ RB
MUTAGEN
RADIASI/ RADIKAL BEBASRadiasi, radikal bebas, panas, dinginRadiasi : = iosnisasi : sinar-x,sinar-γ = non ionisasi : ultra violet Efek radiasi ionisasi : = secara langsung = tidak langsung Efek secara langsung : merusak inti sel
18
EBV
MASUK MELALUI MUKOSA
OROFARING DAN B
LIMFOSIT
MELALUI RESEPTOR
(CD-21/CR-2)
ATAU : KONTAK ANTAR SEL YANG TERINFEKSI ( LIMFOSIT-B/ SEL NASOFARING) INTERAKSI ANTARA INTEGRIN β-1 ATAU α.5-β-1 DENGAN EBV BMRF-2 MENEMBUS LATERAL MEMBRAN PADA EPITEL YANG BERDEKATAN
MEMPENGARUHI DNA HOST
MUTATED (ONKOGEN )
SIKLUS PEMBELAHAN
SEL TIDAK TERKENDALI ( MALIGNANT )
HAEMATOLOGI MALIGNANSI LEUKEMIADEFINISI :LEUKIMIA : suatu penyakit yang ditandai adanya penimbunan sel darah putih abnormal.
LEUKIMIA AKUT : > 50% terdiri dari myeloblast atau limfoblast1. AML ( Akut Myeloblastik Leukemia)
19
EFEK SECARA TIDAK LANGSUNG
MASUK KE INTI SEL
MEMUTUS RANTAI DNA SEL
MATI
MUTASI
MALIGNANT
Pada leukemia ini umumnya sel dapat berupa .. = myeloblastik berdeferensiasi baik = myeloblastik berdeferensiasi jelek misalnya : - promyelositik - myelo monositik2. ALL ( akut limfoblastik leukemia) Pada Leukemia Ini Umumnya Sel Dapat Berupa
= limfoblast
LEUKEMIA KRONIK1. CGL ( Kronik Granulositik Leukemia)
2. CLL ( Kronik Limfositik/Limfatik Leukemia)
SLE (SYSTEMIC LUPUS ERYTROMATOSIS)SLE : suatu penyakit yang melibatkan banyak sistem organSasaran utama : sistem haemopoitik, kulit, sendi, ginjal
Pada penyakit ini banyak melibatkan auto antibodiSeperti antibodi terhadap : eriytrosit, leukosit, trombosit
Selain itu juga timbul antibodi terhadap : nukleus
antigen-antigen lain yang tidak diketahui asalnya.
SISTEM IMUN DAN PENGENDALIAN KANKER.
20
21
IMUNOLOGI INFEKSI
22
Respons hospes terhadap agent infeksiBerdasarkan dari reaksi hospes tentunya setiap agen infeksi akan memberikan respon imun
yang berbeda, yaitu :1. Jenis mikro organisme
Seperti : - virus : hiv, dhv- Parasit : toxocra
- Bakteri : mb. Lepra
- Jamur : trichophyton, candida
2. Kondisi host stress
Virus misal : v. Hepatitis, v dengue, hiv, aiv, ebv, hpv
Istilah yang perlu diketahui :1. Kapsid : Mantel protein yang membunkus genum asam nukleat
2. Kapsomer : Unit morfologi yang terlihat dengan mikroskop elektron (icisahedral)
3. Amplop : Sebuah membran lipid yang mengellingi partikel virus
23
Stres dapat menimbulkan respon psikologis berupa general adaptation syndrome (GAS) Yang meliputi
beberapa tingkatan
Alarm and mobilitatio
n phase
Resistance (Adaptif phase)
Exhaustion
phase
Aktivitas individu masih
nampak meningk
at
Individu sudah kehabisan
energi sehingga,
terlihat individu mulai banyak keluhan dan aktivitasnya
mulai menurun.
Individu malas dan
sering mengalami kesakitan.
4. Nucleocapsid : Suatu kompleks protein asam nukleat yang mewakili bentuk bungkus gen
virus
5. Virion : Partikel virus yang lengkap
Virus adalah agen infeksi terkecil yang hanya memiliki satu jenis asam nukleat (rna atau dna) sebagai genom mereka. Asam nukleat tebungkus dari mantel protein yang dikelilingi dari membran lipid.
Unit virus yang infektif disebut sebagai virion
Di lingkungan ekstra seluler virus dalam keadaan inert ( diam)
Virus akan mengalami replikasi bila berada dalam sel ( intra seluler)
Setiap replikasi akan menghasilkan asam nukleat dan mantel protein virus dalam jmlh
banyak. Mantel protein virus bergabung bersama-sama membentuk kapsid yang berfungsi
membungkus dan menjaga stabilitas asam nukleat virus terhadap pengaruh lingkungan.
Infeksi virus terhadap sel inangnya bersifat spesifik
Sel inang yang dimasuki virus bisa berefek ringan, tidak berefek sama sekali atau dapat
merusak sel iang sampai mati
Klasifikasi virus :Dalam taksonomi untuk membedakan keluarga virus berdasarkan pada :
Morfologi virion
Bagian fisiko kimia ( banyak molekul, bj, atau stabilitas ph
Bagian gene virus meliputi jenis asam nukleat ( dna/rna)
Contoh DNA-virus :A. Parvo virus : parvoirus-b.19
B. Adeno virus : aviadenovirus., mastadenovirus
C. Herpes virus : herpes simplex
D. Pox virus : variola., vaccinia
E. Hepadna virus : hepatitis-b
Contoh MA-virus :A. Picorna virus : hepatovirus(vha).
B. Rotavirus
C. Hiv
D. Aiv
Ekologi dan Cara Penularan Virus
24
Aiv (avian influenza virus )
Famili/ genus : orthomyxoviridae
Virus influenza a dan b
Aiv (avian influenza virus )
Ukuran : 80-120 nm Genom MA Memiliki dua macam membran antigen :
1). Mayor antigen yaitu : haemaglutinin ( h ), Ag ini yang mengalami perubahan yang dominan
2). Antigen neuraminidase (n ) Ag pada ”aiv ”: h5n1
Aiv : menginfeksi epitel saluran nafas
Haemaglutinin dari virus menempel pada “n-acetyl
Neuramic acid” pada permukaan sel yang berupa
Glikoprotein dan glycolipid
Neuraminidase dapat mempengaruhi neuramic acid pada membran sel, sehingga sel dapat
menempel.
25
ARTHROPODAARTHROPODA
MANUSIA
MANUSIA
VERTEBRATA LEBIH RENDAH
MANUSIA
A.
B.
MISAL : DENGGUEMISAL : HIV, HBV, HERPESC
MANUSIA
MANUSIA
MANUSIA
?MISAL : AIV
BABI
Menempelnya MA Pada Sel
Patogenesis
Imuno defisiensiImuno defisiensi terjadi karena adanya kecacatan genetik dari sel imunokompeten.
Kecacatan ini dapat terjadi karena adanya faktor tertentu seperti radiasi, infeksi virus atau suatu radikal bebas.
Untuk memahami terjadnya imunodefesiensi coba diperhatikan konsep dasar respons imun
26
SIKLUS
VIRUSMENGINFEK
SI SELEFEK LITIK SEL
PERTAHANAN ADAPTIF
( HUMORAL IMUN RESPONS)
INFLAMASI
SALURAN NAFAS BAWAH
REAKSI IMUNOPATOLOGIK
GANGGUAN SISTEM
PERNAFASAN
XI. Pengiriman Bahan Pemeriksaan
Patologi
a. Patologi anatomi yaitu mempelajari penyakit yang mempengaruhi berbagai sistem penyusun
tubuh.
b. Patologi klinik yaitu perubahan resiko biokimia tubuh.
Contoh :
BUN, kreatinin → serum → darah → ( jangan sampai terjadi goncangan keras karena akan
terjadi lisis dan jangan disuhu panas ) → dikirim.
( darah boleh dikirim apabila sudah dibentuk menjadi centritosa )
Pemeriksaan dilakukan melalui susunan pada DNA/RNA, protein, sel, jaringan.
1. Jaringan ada 2 macam :
a. Jaringan keras, contoh : tulang gigi → fiksasi → dekalsifikasi.
b. Jaringan lunak, contoh : otak, saraf, dan sebagianya.
Tujuan fiksasi :
- Mempertahan morfologi sel seperti semula.
- Mencegah otolisis ( lisis dengan sendirinya ).
27
APC
IL-12
TH-2
TH-1
TH-0
CTL
LIMF-B
SEL PLASMA
SEL MEMORISEL
-NK
SEL MATI SEL
TUMOR / SELTERINF.VIRUS
L
FAS
IL-2 ,IFN-γ
IL-2 IFN-
IL-1TNF-β
IFN-γIFN- γ
IL-5
IL-4
IL-6
ANTIBODIIL-
10
: Defect mengakibatkan respons imun tidak berlangsung
- Mencegah terjadinya pertumbuhan bakteri / jamur.
Ex. Larutan fiksasi :
- Formalin 37 – 40 % identik dengan 100%.
- Larutan Zenker, helly.
- Metanol, dll.
Supaya bahan fiksasi dengan mudah menyerap kedalam jaringan maka jaringan harus
dipotong dengan ketebalan sekitar 0,5 mm. Lama pemberian fiksasi min. 15 – 24 jam.
Untuk memperoleh hasil yang optimal maka jaringan terlebih dahulu harus diperoses,
melalui beberapa tahapan :
Seperti : Dehydrasi, Clearing, Impregnasi, Embedding
Catatan :
Bahan impregnasi harus sama dengan bahan embedding
Dekalsifikasi, yaitu penarikaan kalsium dari dalam jaringan.
Larutan dekalsifikasi, yaitu HNO3, EDTA, PERINYI, FORMICACID.
Perbandingan larutan dekalsifikasi 1 : 50.
Cara dekalsifikasi sempurna ( menghilangkan kalsium ) :
a. Radiologi
b. Fisika : jaringan di dekalsifikasi dengan ditusuk.
c. Kimiawi : jaringan di dekalsifikasi di pindah kan ditempat lain dan bila ada gelembung
berarti masih ada kalsium.
2. Sel Exvoliative ( pelepasan spontan )
Dapat ditemukan atau diperiksa :
a. Sputum, cairan urine, cairan asites, cairan pleura, cairan sendi, cairan tubuh.
Urine
} Pemeriksaan Secara Basah dan Secara
KeringSputum
Cairan asites, pleura, dan sendi
Urine
Secara Basah : urine dengan larutan 50% ethanol dicampur dan dimasukan kedalam
wadah.
Alkohol konsentrasi tinggi dapat membuat degenerasi sel dan tidak dapat untuk hapusan.
28
Urine diputar dengan kecepatan 2000rpm dan dimsukan kedalam wadah lalu
dikeringkan di suhu kamar 5 – 10 menit kemudian difiksasi.
Pengambilan untuk memeriksa kelainan pada buli – buli di sistem urinaria dan dalam
pengambilan urin pasien disuruh loncat – loncat kemudian urin di tampung.
Sputum
Cara pemeriksaannya,
Sputum secara langsung ( basah dan kering ) : sputum yang lansung di keluarkan oleh
penderita dan dapat dikirim.
Secara Basah : sputum dilarutkan dalam larutan fiksasi yaitu ethanol 70% kemudian
diambil daerah yang padat.
Secara Kering : sputum yang padat ditempelkan di double glass lalu di fiksasi
dengan ethanol 95% selama 25 menit.
Sputum yang ditampung selama 24 jam disebut sputum koleksi.
Sputum koleksi dipakai untuk mendapatkan sputum dari bronkus paru, untuk
mendapatkan dalam 3 hari diberi ekspetoransia lalu 3 hari berikutnya ditampung dan
diberi ethanol 70%.
Tujuan pemeriksaan sputum :
Untuk menentukan adanya peradangaan atau keganasaan dalam baru.
Kelebihan : dapat diperikasa dengan sputum banyak.
Kelemahan : tidak dapat menentukan kelainan paru kiri atau kanan.
Cairan asites
Cara pemeriksaannya,
1. Basah
Cairan di fiksasi dengan ethanol 70% dengan volume yang sama kemudian diberi
label.
2. Kering
Cairan asites diputar 2000rpm → sedimen → hapusan.
Tujuan pemeriksaan : untuk menentukan adanya metastase atau penyebaran sel – sel
kanker.
Cairan pleura
Tujuan untuk menentukan adannya metastase atau peradangan.
Cairan sendi
Tujuan untuk menentukan adanya radang atau keganasan
Cairan tubuh
29
PCR
↓
DNA ← Riverse Transkriptase RNA
Senyawa yang membantu PCR :
Enzim → ( tag enzym : enzym yang tahan 900C )
Primer → primerase
Nukleutida → A, G, T, C
Polymerase → rantai DNA berdasarkan enzym polimerase
b. Sel kerokan di dapat dari bucal, vagina.
Sel kerokan → dikerok ditempel dengan obyek gelas kemudian difiksasi, dikeringkan
dengan suhu ruangan 250C
Sel infrin didapat dari luka, secret genetalis pada laki – laki.
PENGIRIMAN BAHAN PEMERIKSAANPATOLOGI
Patologi anatomi patologi klinik
patologi anatomi
Patos : sakit urai tubuhLogos : ilmu
Mempelajari mempelajariPenyakit berbagai sistem
Penyusun tubuh
SISTEM PENYUSUN TUBUH MANUSIA
Tubuh manusia
Organ
Jaringan
Seluler
Tingkat ‘’dna’’Molekuler
30
Mempelajari penyakit yang mempengaruhi berbagai sistem penyusun tubuh
Perubahan reaksi bio kimiawi tubuh
Tingkat ‘’protein
Individu yang mengalami penyakit
Setelah di analisa
Terjadi perubahan pada sitem
molekuler seluler jaringan Organ
Tingkat ‘’dna’’ Tingkat ‘’protein’’
Patologi : Orientasnya penentuan ‘’dx’’ dari suatu penyakit dalam berbagai sistem ( jaringan atau cairan tubuh)Patobiologi : Orientasnya mempelajari proses penyimpangan suatu sistem yang memicu terjadinya dari suatu penyakit
Untuk menentukan suatu diagnostik sangat diperlukan
1. Cara pengambilan bahan, 1. proses pembuatan preparat2. Cara pengawetan bahan, 2. cara pemeriksaan bahan /serum3. Cara pengiriman bahan
31
Persiapan bahan :Jaringan yang diambil dari individu, harus segera dilakukan fiksasi
Supaya bahan fiksasi dengan mudah menyerap ke dalam jaringan maka jaringan harus dipotong dengan ketebalan sekitar 0,5 m m
Adapun tujuan fiksasi :1. Memepertahankan morfologi sel seperti semula
2. Mencegah otolisis
3. Mencegah pertumbuhan bakteri atau jamur
Contoh larutan fiksasi :1. Formalin2. Larutan zenker3. Metanol , dll
Untuk memperoleh hasil yang optimal maka jaringan terlebih dahulu harus diperoses, melalui beberapa tahapan Seperti :
A. DehydrasiB. ClearingC. ImpregnasiD. Embedding
Catatan : Bahan impregnasi harus sama dengan bahan embedding
Cara pewarnaan ( he ) yang progressive1. Xylol : 2 menit 2. Xylol : 2 menit 3. Etanol absolute : 1 menit 4. Etanol absolute : 1 menit 5. Etanol 95% : 1 menit 6. Etanol 95% : 1 menit 7. Etanol 80% : 1 menit 8. Cuci air : 10-15 menit 9. Mayer’s haematoxylin : 15 menit 10. Cuci air mengalir sekitar : 10-15 menit ( sampai berwarna biru)11.eosin : 15 detik – 2 enit 12. Etanol 95% : 1 menit 13. Etanol 95% : 1 menit 14. Etanol 100% : 1 menit 15. Etanol 100% : 1 menit 16. Etanol 100% : 2 menit 17.xylol : 2 menit 18. Xylol : 2 menit 19. Xylol : 2 menit 20 mounting dengan entelan / canada balsem
32
CARA PEWARNAANA.
B.
Gambar jaringan hati
Teknik imunologiImuno teknik : adalah suatu metoda yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya
suatu ag / ab baik pada bahan yang berupa cairan/ suspensi ataupun pada bahan yang berupa jaringan /sel
33
1
34
UNTUK PEMERIKSAAN BAHAN, YANG BERUPA
CAIRAN/SUSPENSIBERDASARKAN PADA KADAR DARI
ANTIGEN ATAU ANTIBODI YANG
DIPERIKSATINGGI SEDANG RENDAH
METODA METODA METODAPRESIPITASI AGLUTINASI AMPLIFIKASI MISAL: RID
MISAL: GRAVINDEX
ELISA/RIA (CAIRAN)
IHC(JARINGAN)