repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · web view definisi -...

68
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata propolis berasal dari bahasa Yunani, yaitu pro berarti pertahanan dan polis berarti kota, sehingga propolis bermakna pertahanan kota (atau sarang lebah). Propolis atau lem lebah adalah nama umum yang diberikan untuk bahan resin yang dikumpulkan oleh lebah madu dari berbagai macam jenis tumbuhan, terutama dari bagian kuncup dan daun tumbuhan tersebut. Lebah kemudian mencampur bahan resin ini dengan enzim yang disekresikan dari kelenjar mandibula lebah, meskipun demikian komponen yang terdapat di dalam propolis tidak mengalami perubahan (Greenway,Scaysbrook dan Whatley, 1990). Propolis dapat berfungsi sebagai desinsfektan, antibakteri, antivirus, antiinflamasi. Menurut penelitian propolis mengandung bioflavanoid yaitu zat

Upload: others

Post on 25-Feb-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata propolis berasal dari bahasa Yunani, yaitu pro berarti

pertahanan dan polis berarti kota, sehingga propolis bermakna

pertahanan kota (atau sarang lebah). Propolis atau lem lebah adalah

nama umum yang diberikan untuk bahan resin yang dikumpulkan oleh

lebah madu dari berbagai macam jenis tumbuhan, terutama dari bagian

kuncup dan daun tumbuhan tersebut. Lebah kemudian mencampur bahan

resin ini dengan enzim yang disekresikan dari kelenjar mandibula lebah,

meskipun demikian komponen yang terdapat di dalam propolis tidak

mengalami perubahan (Greenway,Scaysbrook dan Whatley, 1990).

Propolis dapat berfungsi sebagai desinsfektan, antibakteri,

antivirus, antiinflamasi. Menurut penelitian propolis mengandung

bioflavanoid yaitu zat antioksidan sebagai suplemen sel, kandungan

bioflavanoid pada satu tetes propolis setara dengan bioflavanoid yang

dihasilkan 500 buah jeruk. Oleh Lembaga Riset Kanker Columbia,1991 :

dalam propolis terdapat zat CAPE (caffeic acid phenyethyl ester) yang

berfungsi untuk membantu mematikan sel kanker, dengan pemakaian

secara teratur selama 6 bulan dapat mereduksi sel kanker sebanyak

50% . Riset Laboratorium Pengujian dan Penelitian Terpadu (LPPT) UGM,

Page 2: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

2

2011 :Propolis dapat menghambat sel kanker Hela (sel kanker serviks),

Siha (sel kanker uterus) serta T47D dan MCF7 (sel kanker payudara)

dengan nilai IC50 berkisar 20 - 41µg/ml. Artinya, propolis dosis 20 -

41µg/ml dapat menghambat aktivitas 50% sel kanker dalam kultur.

Propolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000 mg yang

berarti kurang toksik.

Berdasarkan penelititan yang dilakukan S. Scheller (1980) yang

menguji efektifitas antikanker dari ekstrak etanol propolis (EEP) pada

mencit yang diinduksi dengan ehrlich carcinoma cells menunjukkan,

mencit yang bisa bertahan hidup lebih banyak setelah diberi EEP. Efek

antikanker EEP terhadap Ehrlich Carcinoma cells ini berkaitan dengan

kandungan flavonoid pada propolis.

Kanker merupakan penyakit yang mendapat perhatian serius di

dunia kedokteran. Hal ini disebabkan oleh jumlah penderitanya yang

semakin meningkat dan belum ada cara efektif untuk mengobatinya.

Berbagai metode terapi penyakit kanker telah banyak dilakukan, salah

satu diantaranya yaitu kemoterapi. Senyawa kemoterapi dapat

menghambat pertumbuhan kanker melalui penghambatan proliferasi atau

membunuh sel kanker tersebut (Bennet & Montgomery, 1967).

Ketidakefektifan metode ini adalah kesulitan dalam mendesain senyawa

kemoterapi yang mempunyai aktivitas antikanker tinggi dan mempunyai

efek samping yang rendah terhadap sel normal (Gibbs, 2000).

Page 3: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

3

Rute vagina telah digunakan secara tradisional untuk penghantaran

beberapa obat lokal secara konvensional seperti agen antimikroba

(Peppas,1993). Namun, sistem penghantaran obat lewat vagina secara

konvensional seperti larutan, krim, busa, dan jeli tertahan pada sisi target

untuk waktu yang relatif singkat dikarenakan aksi pembersihan dari jalur

vagina itu sendiri yang membatasi kadar efektif dari obat untuk suatu

periode waktu yang singkat sehingga fluktuasi dalam kadar dosis obat

menyebabkan peningkatan frekuensi dosis obat. Hal ini akhirnya

menyebabkan ketidaknyamanan pasien dan kondisi toksik (Hussain,

2005). Penggunaan gel bioadhesive vagina dengan pelepasan yang

diperpanjang (mikroenkapsulasi) diharapkan dapat menawarkan beberapa

manfaat termasuk waktu tinggal yang diperpanjang dari bentuk sediaan

pada tempat absorbsi selama bioadhesi ke mukosa vagina, pelepasan

obat yang diperpanjang meningkatkan bioavaibilitas dan mengurangi efek

samping dari obat dan akhirnya meningkatkan kenyamanan pasien.

Penelitian ini dimaksudkan untuk membuat sediaan mikrokapsul

ekstrak etanol propolis (EEP) dan mengetahui karakter mikrokapsul yang

diperoleh untuk selanjutnya dibuat sediaan gel mukoadhesive vagina dan

dilakukan evaluasi sediaan gel mukoadhesive yang diperoleh dengan

berbagai konsentrasi dari tipe polimer adhesive yang digunakan.

B. Rumusan Masalah

Page 4: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

4

Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah bagaimana

membuat sediaan mikrokapsul dari ekstrak etanol propolis (EEP) dengan

karakter fisik yang baik berdasarkan variasi perbandingan konsentrasi inti

dan konsentrasi penyalut yang digunakan menggunakan metode

emulsifikasi penguapan pelarut dan bagaimanakah formula gel

mukoadhesive vagina dari mikrokapsul EEP yang memenuhi persyaratan

farmasetika sesuai pustaka ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Membuat formula mikrokapsul EEP yang memiliki karakter fisik

yang terbaik.

2. Menentukan formula gel mukoadhesive vagina dari mikrokapsul

EEP yang memenuhi persyaratan farmasetika sesuai pustaka.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan produk

farmasi dari bahan alam, serta menghasilkan formula gel mukoadhesive

vagina dari mikrokapsul EEP yang memenuhi persyaratan farmasetika.

E. Hipotesis

Page 5: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

Beberapa tanin dan flavonoid seperti aglikon flavonoid dan glikosidanya telah diteliti mempunyai aktivitas antikanker (Ramanthan, 1992).Sistem penghantaran obat lewat vagina secara konvensional menyebabkan ketidaknyamanan pasien dan kondisi toksik (Hussain, 2005).Sediaan gel mukoadhesive vagina dari mikrokapsul memiliki keuntungan durasi yang lama sehingga dapat meningkatkan bioavaibilitas dan mengurangi efek samping dari obat dan akhirnya meningkatkan kenyamanan pasien.

EEP mengandung senyawa flavonoidEEP mengandung Zat CAPE (Caffeic acid phenylethylester) yang berkhasiat antikanker

Ekstrak Etanol Propolis (EEP)

Mikroenkapsulasi

Gel mukoadhesive vagina dari mikrokapsul EEP yang memenuhi persyaratan farmasetika

Formulasi

Evaluasi Mikrokapsul

Evaluasi gel mukoadhesive

5

Dapat dibuat sediaan mikrokapsul dari EEP dengan perbandingan

variasi konsentrasi zat inti dan penyalut menggunakan metode

emulsifikasi penguapan pelarut.

Mikrokapsul EEP dapat diformulasi menjadi sediaan gel mukoadhesive

vagina yang memenuhi persyaratan farmasetika.

F. Kerangka Pikir

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

Page 6: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Propolis

Propolis adalah bahan resin yang melekat pada bunga, pucuk dan

kulit kayu. Sifatnya pekat, bergetah, berwarna coklat kehitaman,

mempunyai bau yang khas, dan rasa pahit. Lebah menggunakan bahan

propolis untuk pertahanan sarang, mengkilatkan bagian dalam sarang dan

menjaga suhu lingkungan sarang (Toprakci, 2005). Propolis dapat

dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik dan obat-obatan. Menurut

Wade(2005), propolis mengandung senyawa kompleks, vitamin, mineral,

enzim, senyawa fenolik dan flavonoid. Tabel 1. di bawah ini menjelaskan

mengenai komposisi kimia propolis.

Tabel 1. Komposisi Kimia Propolis (Krell, 1996)

Komponen Konsentrasi Grup komponenResin 45-55% Flavonoid, asam fenolat dan

esternyaLilin dan asam lemak 25-53% Sebagian besar dari lilin lebah Minyak esensial 10% Senyawa volatile

Page 7: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

7

Protein 5% Protein kemungkinan berasal dari pollen dan amino bebas

Senyawa organik lain dan mineral

5% 14 macam mineral yang paling terkenal adalah Fe dan Zn, sisanya seperti Au, Ag, Hg.Senyawa organic lain seperti keton, kuinon, asam benzoat, dan esternya, gula, vitamin.

Komposisi propolis dapat berfungsi untuk memperbaiki kondisi

patologi dari bagian tubuh yang sakit, bekerja sebagai antioksidan dan

antibiotik serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh baik humoral

maupun seluler karena mengandung flavonoid sekitar 15% (Krell, 1996).

Flavonoid merupakan antioksidan dan antibiotik yang berfungsi

menguatkan dan mengantisipasi kerusakan pada pembuluh darah serta

bahan aktif yang berfungsi sebagai antiperadangan dan antivirus

(Wade,2005).

Kemampuan propolis sebagai antioksidan dapat menangkap

radikal hidroksi dan superoksida kemudian menetralkan radikal bebas

sehingga melindungi sel dan mempertahankan keutuhan struktur sel dan

jaringan serta dapat melindungi membrane lipid terhadap reaksi yang

merusak (Robinson, 1995). Remirez et al.(1997) dalam Bankova (2000)

menambahkan bahwa ekstrak propolis berperan sebagai antioksidan

karena mengandung asam kafeat dan asam fenolat beserta esternya.

Menurut Masaharu dan Yong Kun (1998), aktivitas antioksidan tertinggi

dihasilkan dari ekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol. Flavonoid

Page 8: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

8

yang terekstrak adalah kemferida (flavonol), aksetin (flavon) dan

isoramnetin.

Propolis merupakan antibiotik karena mempunyai kandungan

flavonoid, yaitu bahan aktif yang berfungsi sebagai antiperadangan dan

antivirus. Hal ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Moriyasu dari

Jepang bahwa ekstrak propolis dapat memacu aktivitas makrofag

sehingga meningkatkan system kekebalan tubuh. Hasil penelitian dapat

diketahui bahwa propolis dapat berperan sebagai antitumor. Wade (2005)

menjelaskan bahwa propolis dapat merangsang sistem kekebalan secara

langsung dan melepaskan unsur yang merespon imunitas seluler melalui

mekanisme fagositosis.

B. Mikroenkapsulasi

1. Definisi

Mikroenkapsulasi adalah suatu proses penyalutan tipis suatu

bahan inti baik berupa padatan, cairan atau gas dengan suatu polimer

sebagai dinding pembentuk mikrokapsul. Mikrokapsul yang terbentuk

dapat berupa partikel atau bentuk agregat, dan biasanya memiliki rentang

ukuran partikel antara 5 – 5000 μm. Ukuran tersebut bervariasi

tergantung metode dan ukuran partikel bahan inti yang digunakan

(Lachman, 1994).

Mikrokapsul adalah partikel kecil yang mengandung suatu zat aktif

atau bahan inti yang dikelilingi suatu pelapis atau sel (Thies, 1996).

Page 9: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

9

Mikroenkapsulasi memberikan sarana untuk mengubah komponen

dalam bentuk cairan menjadi partikel padat dan melindungi materi dari

pengaruh lingkungan. Perlindungan yang diberikan oleh

mikroenkapsulasi dapat mencegah degradasi karena radiasi cahaya atau

oksigen, dan juga memperlambat terjadinya evaporasi (Risch,1995)

Teknologi mikroenkapsulasi telah digunakan pada berbagai bahan

aktif termasuk obat-obatan, pestisida, pupuk, insektisida biologis, dan

bahan tambahan makanan (Anonymous, 1996).

Terdapat beberapa teknik enkapsulasi yang dapat digunakan yaitu

pengeringan semprot (spray-drying), pendinginan semprot (spray-

chilling), sferonisasi, dan koaservasi (Risch ,1995).

Mikroenkapsulasi adalah proses entrapment dari suatu senyawa di

dalam senyawa lainnya dalam skala mikro. Senyawa yang dienkapsulasi

disebut bahan inti yang berupa zat aktif. Senyawa yang meliputi bahan

inti bisa berfungsi sebagai pelapis maupun membran. Produk dari proses

mikroenkapsulasi dinamakan mikrokapsul.

2. Keuntungan dan Kerugian Mikroenkapsulasi (Lachman,1994)

Keuntungan :

1. dengan adanya lapisan dinding polimer, bahan inti akan

terlindung dari pengaruh lingkungan luar.

2. Dapat mencegah perubahan warna dan bau serta dapat

menjaga stabilitas bahan inti yang dipertahankan dalam

jangka waktu yang lama.

Page 10: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

10

3. Dapat dicampur dengan komponen lain yang berinteraksi

dengan bahan inti.

Kerugian :

1. Biasanya penyalutan bahan inti oleh polimer kurang

sempurna atau tidak merata sehingga akan mempengaruhi

pelepasan bahan inti dari mikrokapsul.

2. Dibutuhkan teknologi mikroenkapsulasi.

3. Harus dilakukan pemilihan polimer penyalut dan pelarut

yang sesuai dengan bahan inti agar diperoleh hasil

mikrokapsul yang baik.

3. Tujuan Mikroenkapsulasi

Tujuan umum:

1. Imobilisasi atau entrapment ; untuk membatasi kontak antara

senyawa yang dienkapsulasi dengan lingkungan. Contoh; entrapment

dari flavor (efek wangi yang muncul dari flavor menjadi lebih lama

akibat pelepasan senyawa yang dikontrol oleh porositas membran.

2. Proteksi ; beberapa senyawa aktif mudah terurai bila mengalami

kontak lansung dengan lingkungan. Contoh; vitamin dan asam lemak

tak jenuh sangat mudah bereaksi dengan oksigen. Beberapa senyawa

Page 11: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

11

aktif dalam obat dan probiotik dapat terurai ketika berada dalam

lambung.

3. Controlled release ; dalam dunia farmasi, ada beberapa jenis obat

yang harus terurai dengan jumlah terkontrol, terutama yang berkaitan

dengan enzim dan katalis. Dengan mengatur porositas dari

mikrokapsul, difusi dari senyawa aktif yang dienkapsulasi dapat

dikontrol.

4. Fungsionalisasi ; mikroenkapsulasi dapat digunakan untuk

mengembangkan fungsi baru dari mikrokapsul. Contoh; kontrol

aktivitas biokatalis melalui pengaturan permeabilitas membrane

dengan melalui perubahan pH.

Tujuan khusus :

1. Mengubah bentuk cairan menjadi padatan

2. Melindungi inti dari pengaruh lingkungan

3. Memperbaiki aliran serbuk

4. Menutupi rasa dan bau yang tidak enak

5. Menyatukan zat-zat yang tidak tersatukan secara fisika-kimia

6. Menurunkan sifat iritasi bahan inti terhadap saluran cerna

7. Mengatur pelepasan bahan inti

8. Memperbaiki stabilitas bahan inti.

Dalam bidang farmasi mikroenkapsulasi bertujuan untuk mengubah

bentuk zat aktif, perlindungan, penutupan rasa dan pelepasan zat aktif

secara terkendali.

Page 12: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

Mikrokapsul

12

4.Bentuk morfologi mikrokapsul

Morfologi dari mikrokapsul dapat dibagi menjadi 3 tipe :

1. Tipe mononuclear: bahan inti terletak ditengah diselimuti oleh kulit

2. Tipe polinuklear; terdapat banyak bahan inti yang diselimuti oleh kulit

3. Tipe matrix; bahan inti terdistribusi secara homogen dalam material

pembungkusnya

Gambar 2. Bentuk Morfologi Mikrokapsul

5.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mikroenkapsulasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses

mikroenkapsulasi ; sifat fisika-kimia bahan inti atau zat aktif, bahan

penyalut yang digunakan, tahap proses mikroenkapsulasi

(tunggal/bertingkat), sifat dan struktur dinding mikrokapsul, kondisi

pembuatan (basah/kering)

6.Sifat Zat Aktif Untuk Mikrokapsul

Mononuclear Polinuklear Matrix

Page 13: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

13

Zat aktif yang dapat dibuat dalam sistem mikrokapsul dapat berupa

zat padat, gas, ataupun cair dalam ukuran partikel kecil. Sifat-sifat zat aktif

dari mikroenkapsulasi tergantung dari tujuan mikroenkapsulasi tersebut.

7. Komponen Mikrokapsul

1. Bahan Inti ; merupakan bahan spesifik yang akan disalut, dapat

berupa zat padat, cair, ataupun gas. Komposisi bahan inti dapat

bervariasi, misalnya pada bahan inti cair dapat terdiri dari bahan

terdispersi dan bahan terlarut, sedangkan bahan inti padat dapat

berupa zat tunggal atau campuran zat aktif dengan bahan pembawa

lain seperti stabilisator, pengencer, pengisi, penghambat atau pemacu

pelepasan bahan aktif. Selain itu, bahan inti yang digunakan

sebaiknya tidak larut atau tidak bereaksi dengan bahan penyalut yang

digunakan.

2. Bahan penyalut ; merupakan bahan yang digunakan untuk melapisi

inti dengan tujuan tertentu seperti menutupi rasa dan bau yang tidak

enak, perlindungan terhadap lingkungan, meningkatkan stabilitas,

mencegah penguapan, kesesuaian dengan bahan inti maupun bahan

lain yang berhubungan dengan proses penyalutan serta sesuai

dengan metode mikroenkapsulasi yang digunakan. Bahan penyalut

harus mampu memberikan suatu lapisan tipis yang kohesif dengan

bahan inti, dapat bercampur secara kimia, tidak bereaksi dengan inti

(bersifat inert), dan mempunyai sifat yang sesuai dengan tujuan

penyalutan. Bahan penyalut yang digunakan dapat berupa polimer

Page 14: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

14

alam, semisintetik, maupun sintetik. Jumlah penyalut yang digunakan

antara 1-70%, dan pada umumnya digunakan 3-30% dengan

ketebalan dinding penyalut 0,1-60 mikrometer.

3. Pelarut ; bahan yang digunakan untuk melarutkan bahan penyalut

dan mendispersikan bahan inti. Pemilihan pelarut berdasarkan sifat

kelarutan dari bahan inti atau zat aktif dan bahan penyalut, dimana

pelarut yang digunakan tersebut tidak atau hanya sedikit melarutkan

bahan inti tetapi dapat melarutkan bahan penyalut. Pelarut polar akan

melarutkan senyawa yang bersifat polar, dan pelarut nonpolar akan

melarutkan senyawa yang bersifat nonpolar.

Untuk melarutkan penyalut juga dapat digunakan pelarut tunggal

atau pelarut campuran. Penggunaan pelarut campuran seringkali

memberikan kesulitan dalam proses penguapan pelarut, misalnya

perbedaan kecepatan penguapan antara dua atau lebih pelarut akan

mengakibatkan pemisahan komponen pelarut yang terlalu cepat

sehingga penyalut menggumpal. Untuk menghindari hal tersebut

biasanya digunakan campuran azeptrop, yaitu campuran pelarut

dengan komposisi dan titik didih yang tetap dimana selama proses

penguapan komposisi campuran tidak berubah.

8.Teknik/Metode Mikroenkapsulasi

Parameter dalam merancang suatu mikrokapsul yaitu: Sifat fisika

dan kimia zat aktif, polimer penyalut, medium mikroenkapsulasi, tahap

proses mikroenkapsulasi, dan sifat dinding kapsul.

Page 15: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

15

Proses mikroenkapsulasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu

metode fisika kimia, metode kimia, dan metode fisika. Evaluasi

Mikrokapsul in vitro yang harus dilakukan meliputi morfologi mikrokapsul,

sifat mikromeritik, kandungan mikrokapsul, faktor perolehan kembali,

tebal dinding mikrokapsul dan profil disolusi dari mikrokapsul.

Tabel 2. Metode Pembuatan Mikrokapsul

Tabel 3. Ukuran Partikel Mikrokapsul yang Dihasilkan dari Proses

Mikroenkapsulasi

Page 16: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

Co-ekstrusion

ProsesMikroenkapsulasi

Fisika-mekanikaFisika-kimiaKimiawi

Co-acervation Emulsi Spray Drying

Spinning Disk

16

Gambar 3. Proses Mikroenkapsulasi

1. Metode Kimia

Emulsifikasi merupakan penerapan energi fisika ke dalam sebuah

sistem cairan dimana terdapat sedikitnya dua fase yang

immiscible, menyebabkan salah satu terdispersi dalam fase

lainnya. Pembentukkan mikrokapsul dapat dilakukan dengan cara

ini. Cairan mengandung senyawa aktif yang dienkapsulasi

didispersikan ke dalam cairan yang immiscible dengan fase cair

awal.

2. Metode Fisika-Kimia

Page 17: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

17

Co-acervation

Merupakan proses pembuatan mikrokapsul yang melibatkan

pencampuran 2 fase polimer yang bermuatan didalam pelarut.

Proses ini dibagi menjadi 3 tahap utama : (i); preparasi dari fase

terdispersi, yaitu bahan inti didispersikan ke dalam larutan polimer

yang bersifat kationik. (ii); enkapsulasi dari material inti, yaitu

larutan polimer kedua yang bersifat anionik dimasukkan kedalam

larutan pertama. (iii); stabilisasi dari partikel yang telah

dienkapsulasi, yaitu endapan polimer kedua terbentuk pada

bahan inti akibat adanya perbedaan muatan. Mikrokapsul yang

terbentuk mengalami stabilisasi dengan perlakuan panas dan

membentuk pautan silang (crosslink).

(a) bahan inti terdispersi dalam larutan polimer. (b)

partikel coating terdispersi dalam larutan. (c) coating

dari bahan inti oleh partikel halus. (d) coalescence dari

Page 18: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

18

partikel coating membentuk lapisan kulit yang kontinyu

disekelliling bahan inti.

3. Metode Fisika-Mekanika

1. Spray drying ; merupakan proses mikroenkapsulasi yang

murah dan biasa digunakan untuk mengenkapsulasi fragrance

atau flavor. Bahan inti yang terdispersi dalam larutan polimer

dilewatkan melalui nozzle. Cairan yang keluar dari nozzle

membentuk droplet dan mengalami proses soldifikasi akibat

udara panas yang dilewatkan.

Gambar 4. Skema Menggambarkan proses

mikroenkapsulasi dengan spray-drying.

2. Spinning Disk; pada proses ini, suspensi dari bahan inti yang

berbentuk padatan dan material sel yang bebentuk cairan

dialirkan menuju rotating disk. Akibat pengaruh putaran yang

terjadi, bahan inti terlapis oleh material sel. Partikel yang telah

Page 19: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

19

dilapis, terlempar dari rotating disk akibat pengaruh gaya

sentrifugal.

Liquid coating phase

microcapsule

core particles

sinning disk

Gambar 5. Proses Spinning Disk

3. Co-ekstrusion; pada proses ini, cairan yang akan menjadi

bahan inti dan enkapsulan dilewatkan melalui concentric tube.

Setelah melewati concentric tube, cairan akan membentuk

droplet. Droplet ini akan mengalami proses solidifikasi dengan

membentuk ikatan crosslink, pendinginan dan penguapan

larutan.

Page 20: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

20

Vibration

Curing

Gambar 6. Co-Ekstrusion

9. Mekanisme pelepasan obat dari mikrokapsul

Pelepasan obat dari bentuk mikrokapsul dapat melalui berbagai cara

yaitu melalui proses difusi melewati lapisan polimer, erosi dari lapisan

polimer atau melalui kombinasi melalui erosi dan difusi. Umumnya, obat

yang dibuat dengan cara ini lebih banyak dilepaskan melalui difusi

membran. Cairan dari saluran pencernaan berdifusi melalui membran ke

dalam sel, kemudian obat akan melalui difusi pasif dari larutan konsentrasi

tinggi di dalam sel kapsul melalui membran ke tempat berkonsentrasi

Shell Co re hell

Page 21: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

21

rendah pada cairan saluran pencernaan. Jadi kecepatan pelepasan obat

ditentukan oleh sifat difusi obat pada membran.

C. Gel

1. Definisi Gel

Gel didefinisikan sebagai suatu sistem setengah padat yang terdiri

dari suatu dispersi yang tersusun baik dari partikel anorganik yang kecil

atau molekul organik yang besar dan saling diresapi cairan (Ansel, 1989).

Gel merupakan sistem semisolida terdiri dari suspensi yang dibuat

dari partikel kecil anorganik atau molekul-molekul besar organik yang

diinterpenetrasikan dalam sebuah cairan. Sistem gel paling sederhana

terdiri dari air yang dikentalkan dengan getah alam misal tragakan,

xanthan, bahan semi sintetik misal metilselulosa, karboksimetilselulosa

atau hidroksietilselulosa ataupun bahan sintetik misalnya karbomer,

polimer dan karboksivinil. Sistem gel ada yang tampak transparan dan

ada juga yang translucent, karena bahannya mungkin tidak terdispersi

secara sempurna atau membentuk agregat yang sedikit terdispersi.

Karakteristik umum gel yaitu memiliki struktur kontinyu seperti sifat dari

bahan padat. Viscositas dari gel umumnya tergantung dari jumlah atau

berat molekul dari bahan pengental yang ditambahkan (Lieberman, dkk.,

1996).

Page 22: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

22

Idealnya pemilihan gelling agent dalam sediaan farmasi dan

kosmetik harus inert, aman, tidak bereaksi dengan komponen lain.

Penambahan gelling agent dalam formula perlu dipertimbangkan yaitu

tahan selama penyimpanan dan tekanan tube selama pemakaian topikal.

Beberapa gel, terutama polisakarida alami peka terhadap penurunan

derajat mikrobial. Penambahan bahan pengawet perlu untuk mencegah

kontaminasi dan hilangnya karakter gel dalam kaitannya dengan mikrobial

(Lieberman, dkk., 1996).

2. Dasar Gel

Berdasarkan komposisinya, dasar gel dapat dibedakan menjadi

dasar gel hidrofobik dan dasar gel hidrofilik (Ansel, 1989).

a) Dasar gel hidrofobik

Dasar gel hidrofobik terdiri dari partikel-partikel anorganik. Apabila

ditambahkan ke dalam fase pendispersi, bilamana hanya sedikit sekali

interaksi antara kedua fase. Berbeda dengan bahan hidrofilik, bahan

hidrofobik tidak secara spontan menyebar, tetapi harus dirangsang

dengan prosedur yang khusus (Ansel, 1989).

Dasar gel hidrofobik antara lain petrolatum, mineral oil/gel

polyethilen, plastibase, alumunium stearat, carbowax (Allen, 2002).

b) Dasar gel hidrofilik

Dasar gel hidrofilik umumnya adalah molekul-molekul organik yang

besar dan dapat dilarutkan atau disatukan dengan molekul dari fase

pendispersi. Istilah hidrofilik berarti suka pada pelarut. Pada umumnya

Page 23: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

23

karena daya tarik menarik pada pelarut dari bahan-bahan hidrofilik

kebalikan dari tidak adanya daya tarik menarik dari bahan hidrofobik,

sistem koloid hidrofilik biasanya lebih mudah untuk dibuat dan memiliki

stabilitas yang lebih besar (Ansel, 1989). Gel hidrofilik umunya

mengandung komponen bahan pengembang, air, penahan lembab dan

bahan pengawet (Voigt, 1995).

Gel dapat mengembang akibat absorbsi cairan dalam suatu

peningkatan dalam volume. Ini dapat dilihat sebagai tahap awal dissolusi.

Solvent berpenetrasi ke dalam matrik gel dengan demikian interaksi gel

digantikan oleh interaksi gel dengan bahan pelarut (Lieberman, dkk.,

1996).

Penahan lembab yang ditambahkan, yang juga berfungsi sebagai

pembuat lunak harus memenuhi berbagai hal. Pertama, harus mampu

meningkatkan kelembutan dan daya sebar sediaan, kedua melindungi dari

kemungkinan menjadi kering. Sebagai penahan lembab dapat digunakan

gliserol, sorbitol, etilen glikol dan propilen glikol dalam konsentrasi 10-20%

(Voigt, 1995).

Disebabkan oleh tingginya kandungan air, sediaan ini dapat

mengalami kontaminasi mikrobial, yang secara efektif dapat dihindari

dengan penambahan bahan pengawet. Untuk upaya stabilisasi dari segi

mikrobial disamping penggunaan bahan-bahan pengawet seperti dalam

balsam, sangat cocok pemakaian metil dan propil paraben yang umumnya

disatukan dalam bentuk larutan pengawet. Upaya lain yang diperlukan

Page 24: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

24

adalah perlindungan terhadap penguapan, untuk menghindari

mengeringnya. Oleh karena itu untuk menyimpannya lebih baik

menggunakan tube. Pengisian ke dalam botol, meskipun telah tertutup

baik tetap tidak menjamin perlindungan yang memuaskan (Voigt, 1995).

Keuntungan gel hidrofilik antara lain: daya sebarnya pada kulit baik,

efek dingin yang ditimbulkan akibat lambatnya penguapan air pada kulit,

tidak menghambat fungsi fisiologis kulit khususnya respiratio sensibilis

oleh karena tidak melapisi permukaan kulit secara kedap dan tidak

menyumbat pori-pori kulit, mudah dicuci dengan air dan memungkinkan

pemakaian pada bagian tubuh yang berambut dan pelepasan obatnya

baik (Voigt, 1995).

Dasar gel hidrofilik antara lain bentonit, veegum, silika, pektin,

tragakan, metil selulosa, karbomer (Allen, 2002).

Absorbsi Obat Melalui Kulit

Prinsip absorbsi obat melalui kulit adalah difusi pasif yaitu proses di

mana suatu substansi bergerak dari daerah suatu sistem ke daerah lain

dan terjadi penurunan kadar gradien diikuti bergeraknya molekul (Anief,

1997).

Persamaan kecepatan difusi menurut hukum Fick 1 (Gennaro, 1990):

dc D x A x K (C1-C2)---- = ------------------------ ....................................................(1)dt V x h

Dc----- = kecepatan difusi obat persatuan waktudt

Page 25: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

25

D = koefisien difusi (cm2/ dt)A = luas permukaan membran (cm2)K = koefisien partisiV = viskositas zatH = ketebalan membran (cm)C1 = konsentrasi obat dalam sediaan (g/ cm3)C2 = konsentrasi obat yang dilepaskan (g/ cm3)

Menurut Martin (1993), difusi obat dipengaruhi oleh beberapa faktor:

1) Konsentrasi obat: semakin besar konsentrasi zat aktif, difusi obat

akan semakin baik.

2) Koefisien partisi: perbandingan konsentrasi dalam 2 fase. Semakin

besar koefisien partisi maka semakin cepat difusi obat.

3) Koefisien difusi: semakin luas membran, koefisien difusi semakin

besar, difusi obat semakin meningkat.

4) Viskositas: semakin besar viskositas suatu zat, koefisien difusi

semakin besar, dan difusi akan semakin lambat.

5) Ketebalan membran: semakin tebal membran, difusi akan semakin

lambat.

Absorbsi per kutan suatu obat pada umumnya disebabkan oleh

penetrasi obat melalui stratum korneum. Stratum korneum terdiri dari

kurang lebih 40 % protein (pada umumnya keratin) dan 40 % air dengan

lemak berupa pertimbangan terutama sebagai trigliserida, asam lemak

bebas, kolesterol. Stratum korneum sebagai jaringan keratin akan

bertindak sebagai membran buatan yang semi permeabel, dan molekul

obat mempenetrasi dengan cara difusi pasif, jadi jumlah obat yang pindah

menyebrangi lapisan kulit tergantung pada konsentrasi obat atau airnya.

Page 26: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

26

Bahan-bahan yang mempunyai sifat larut dalam keduanya, minyak dan

air, merupakan bahan yang baik untuk difusi melalui stratum korneum

seperti juga melalui epidermis dan lapisan-lapisan kulit (Ansel,1989).

D. Sistem Bioadhesi

Bioadhesi dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana dua

bahan, salah satunya adalah agen biologi, bersama-sama untuk periode

waktu diperpanjang dengan gaya antar muka (chickering, 1999). untuk

tujuan penghantaran obat, tema bioadhesi mengimpilkasikan pelekatan

suatu sistem pembawa obat ke suatu lokasi biologi spesifik. Permukaan

biologi dapat berupa jaringan epitel atau lapisan mukosa pada permukaan

dari suatu jaringan jika pelekatan adhesi pada lapisan mukosa, fenomena

tersebut merujuk pada kata mukoadhesi (Ahuja, 1997). Lapisan mukosa

meliputi lapisan mucosal dari hidung, rectal, esophagus, vagina, mata dan

rongga mulut.

Pemikiran mengenai sistem penghantaran obat bioadhesive

diperkenalkan sebagai suatu konsep baru dari ilmu farmasi sebagai hasil

dari kerja beberapa kelompok peneliti perintis di Amerika, Jepang, dan

Eropa pada pertengahan 1980-an (Park, 1984). Sejak saat itu, ide bentuk

sediaan yang melekat ke tempat pemberian dan atau absorbsi obat

masing-masing mendorong peneliti di seluruh dunia. Secara original

keuntungan dari system penghantaran obat bioadhesi terlihat pada

potensinya (1) untuk memperpanjang waktu tinggal pada tempat aksi

Page 27: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

27

absorbsi obat ( sehingga mengurangi frekuensi pemberian obat untuk

formulasi bioadhesive pelepasan terkontrol) dan (2) untuk meningkatkan

kontak pada barier epitel mukosa utama (sehingga dapat meningkatkan

transport epitel dari obat yang biasanya absorbsinya rendah, seperti

peptida dan protein). Kontak yang kuat dan dekat dari system

penghantaran obat dengan absorbsi melalui mukosa dapat menghasilkan

gradient konsentrasi yang tinggi sehingga meningkatkan absorbsivitas

( Lehr, 1992) . Keutamaan ini khususnya mendorong harapan untuk

meningkatkan bioavaibilitas dari obat-obat peptide.

Klasifikasi polimer dengan sifat bioadhesive :

1. Polimer hidrofilik

contoh : poliacrylic acid

2. Hidrogel

contoh : polikarbopol, karbopol dan polyox

3. Ko-Polimer/Kompleks antarpolimer

contoh : polistiren, polibutadiena

4. polimer thiolasi (Tiomer)

contoh : tiomer kationik (kitosan-sistein, kitosan-tiobutilamidin,

kitosan-asam tioglikat), tiomer anionik (poliacrylic acid-sistein,CMC-

sistein, alginate-sistein)

E. Uraian Bahan

1. Etil Selulosa

Page 28: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

28

Etil selulosa mempunyai beberapa keuntungan yaitu: etil selulosa

sudah digunakan secara luas sebagai bahan tambahan dalam sediaan

oral dan topikal pada produk farmasi, sifatnya stabil, cost effectiveness,

mengurangi resiko terjadinya dose dumping. Nama lain dari etil selulosa

adalah aquacoat ECD; aqualon; E462; ethocel; surelease dan nama kimia

cellulosa ethyl ether. Rumus molekul C12H23O6(C12H22O5)n. Banyak fungsi

dari etil selulosa yakni sebagai coating agent; tablet binder; tablet filler;

viscosity-increasing agent. Sebagai sustained-release tablet coating

digunakan konsentrasi 3,0 – 20,0% (Dahl, 2005).

Etil-selulosa berbentuk serbuk putih kecoklatan, tidak berbau, tidak

berasa dan bersifat mudah mengalir (free flowing). Tidak larut dalam air,

gliserin, dan propilenglikol. Etil-selulosa yang mengandung kurang dari

46,5% gugus metoksi larut dalam tetrahidrofuran, metil asetat kloroform

dan campuran hidrokarbon aromatik dengan alkohol. Sedangkan etil

selulosa yang mengandung 46,5% atau lebih gugus etoksi larut dalam

alkohol, toluene, kloroform, dan metil asetat (Dahl, 2005).

2. Karbopol 934 (Rowe, 2006)

Nama resmi : carboxy polymethylene

Sinonim : carbomer, acitamer, acrylic acid polymer, carboxyvinyl

polimer.

Rumus molekul : C10-C30 Alkyl Acrylates Cross polymer

Rumus struktur :

Page 29: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

29

Berat molekul : 934 gmol-1

Pemerian : Serbuk hablur putih, sedikit berbau khas,

higroskopis.

Kelarutan : Larut dalam air hangat, Etanol, dan gliserin.

Kegunaan : Sebagai polimer bioadhesive, gelling Agent

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Konsentrasi : 0,5 – 2 %

3. Propilen Glikol (Rowe, 2006)

- Nama Resmi : Propilen Glikol

- Nama IUPAC : 1,2-Propanediol

- Sinonim : Dihidroksipropana, metil etilen glikol

- RM/BM : C3H8O2/ 76.09

Rumus Struktur Propilen Glikol (Rowe, 2005)- Pemerian:

Page 30: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

30

Berbentuk cair, jernih, tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau,

rasa manis, sedikit tajam menyerupai gliserin.

- Kelarutan:

Larut dalam aseton, kloroform, etanol (95%),gliserin, dan air

- Inkompatibilitas:

Inkompatibel dengan reagen oksidasi seperti kalium permanganat.

- Stabilitas dan Penyimpanan:

Higroskopis. Stabil pada suhu dingin dan wadah tertutup rapat. Pada

suhu tinggi dan di tempat terbuka cenderung mengoksidasi,

menimbulkan produk seperti propionaldehida, asam laktat, asam

piruvat, dan asam asetat. Stabil ketika dicampur dengan etanol

(95%), gliserin, atau air; larutan berair dapat disterilisasi dengan

autoklaf.

- kegunaan : humektan

4. Trietanolamin (FI III,1979 ; Kibbe ;1980)

Nama resmi : Trietanolamin

Nama lain : Trihidroksietilamin, TEA

RM/BM : (CHO-CH2CH3)3 = N/ 149,19

Pemerian : Cairan kental jernih, tidak berwarna atau kuning

lemah, dan bau seperti amonia

Kelarutan : Bercampur dengan air, methanol, aseton

Page 31: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

31

TL : 21,2oC

Kestabilan : Akan berwarna jika ada absorbsi dari O2 tidak ada

masalah jika ditangani secara normal

Incomp : Akan bereaksi dengan asam untuk membentuk

garam dan ester TEA bereaksi dengan tembaga

untuk membentuk garam yang kompleks.

Perubahan warna terjadi jika ada logam berat

Kegunaan : Sebagai penstabil karbopol, emulgator 2 - 4%

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya

dan suhu tidak lebih dari 50oC

5. Etanol ( FI III, 1979 )

Nama Resmi             : Aetanolum

Nama lain                  : etanol, alcohol, etil alcohol

Rumus kimia             : C₂H₆O

BM                               : 46,07

Pemerian                   : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap,

                                 bau khas rasa panas,

                                   mudah terbakar dengan memberikan nyalabiru  

                                   yang tidak berasap.

Kelarutan                   : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform

P dan dalam eter P.

Page 32: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

32

Penyimpanan             : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari

                                 cahaya, ditempat sejuk, jauh dari nyala api.

6. Tween 80 ( FI III, 1979)

Nama resmi : Polysorbatum 80

Nama lain : Polisorbat 80, tween

Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berwarna,

hampir tidak mempunyai rasa.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%)P

dalam etil asetat P dan dalam methanol P.

Kegunaan : Sebagai emulgator fase air

7. Air Suling (Rowe, 2009)

- Nama Resmi : Purifed Water (air murni)

- Nama IUPAC : Hidrogen oksida.

- Sinonim : Aqua; aqua purificata

- RM/BM : H2O/18,02

- Titik Didih : 100°C

- Pemerian:

Dalam industri farmasi air berarti dapat diminum langsung, air murni,

air murni yang steril, air untuk injeksi, air steril untuk injeksi, air

Page 33: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

33

bakteriostatik untuk injeksi, air steril untuk irigasi, atau air steri untuk

inhalasi. Untuk penggunaan farmasi air harus dimurnikan dengan

cara destilasi, ion exchange, reverse osmosis (RO), atau proses lain

yang dapat memurnikannya. Air merupakan cairan bening, tidak

berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.

- Kegunaan:

Sebagai pelarut

- Alasasan Penambahan:

Air digunakan sebagai bahan baku, bahan tambahan, dan pelarut

dalam proses, formulasi, dan manufaktur produk-produk farmasi,

serta reagen untuk analisis. Sejumlah tertentu air digunakan untuk

mencukupkan volume hingga 100%.

Page 34: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

34

- Inkompatibilitas:

Dalam formulasi air dapat bereaksi dengan obat-obatan dan eksipien

lain yang rentan terhadap hidrolisis (dekomposisi dalam keberadaan

air atau uap air) pada suhu tinggi. Air dapat bereaksi keras dengan

logam alkali dan alkali logam dan oksidanya, seperti kalsium oksida

dan magnesium oksida. Air juga bereaksi dengan garam anhidrat

untuk membentuk hidrat dari berbagai komposisi, dan dengan bahan

organik tertentu dan kalsium karbida.

8. Paraffin cair (FI III, 1979)

Pemerian : cairan kental, transparan, tidak berfluoroscensi,

tidak berwarna, hampir tidak berbau, hamper tidak

mempunyai rasa.

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol

(95%)P, larut dalam kloroform P, dan dalam eter P

Bobot per ml : 0,870 g sampai 0,890 g

9. Heksan ( FI III, 1979)

Page 35: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

35

Fraksi heksana dari minyak bumi. Berupa cairan tidak berwarna,

stabil, sangat mudah terbakar. Jarak didih tidak kurang dari 95%

tersuling antara 67 0 dan 70, bobot per ml 0,670 g sampai 0,677 g.

Sisa penguapan tidak lebih dari 0,01 %

10.Aseton (FI III,1979)

RM : (CH3)2CO

Pemerian : cairan jernih tidak berwarna, mudah menguap, bau

khas, mudah terbakar, dapat bercampur dengan air,

dengan etanol (95%) P, dengan eter P dan dengan

kloroform P, membentuk larutan jernih.

Jarak didih : tidak kurang dari 95% tersuling pada suhu antara

55,5 0 dan 57 0

Bobot per ml : 0,790 g sampai 0,792 g

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Penelitian dilakukan

di Laboratorium Farmasetika, Laboratorium Fitokimia, Laboratorium

Biofarmasi Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Page 36: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

36

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan alat-alat gelas (Pyrex®), neraca analitik

(Sartorius®), Oven (Memmert®), pH meter, alat pengukur waktu alir (flow

hopper®), Stopwatch, Mikroskop Elektron (Jeol JSM-5310 LV), Mikroskop

Optik, satu seri ayakan standar, alat disolusi, rotavapor, viscometer

(Brookfield®), piknometer, homogenizer (ultra Turax®T50 Ika®werve)

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan propolis Trigona sp, etil selulosa,

n-heksan, aseton, parafin cair, tween 80, trietanolamin, carbopol

934,940,980, etanol 96 %, etanol 70 %, propilenglikol, aqua destillata.

C. Metode Kerja

1. Penyiapan Sampel

Sampel dipotong-potong menjadi potongan-potongan kecil atau

ditumbuk sampai menjadi bubuk halus. Karena propolis terlalu liat untuk

dipatahkan, maka propolis disimpan terlebih dahulu dalam lemari es atau

freezer selama beberapa jam. Alternatif lainnya adalah dengan memotong

menjadi lembaran tipis atau strip untuk meningkatkan permukaan kontak

antara propolis dan alkohol dalam maserasi.

Page 37: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

37

2. Pembuatan Ekstrak Etanol Propolis

Ditimbang propolis sebanyak 1 kg, kemudian dimasukkan ke dalam

wadah maserasi. Dua liter etanol 96% ditambahkan sebagai pelarut.

Maserasi dilakukan dengan pengadukan sebanyak 12 kali selama 15

menit dengan tenggang waktu 5 menit antar pengadukan, dilanjutkan

dengan perendaman selama 24 jam, selanjutnya dilakukan penyaringan

dengan corong dan kertas saring untuk memisahkan filtrate dari ampas ke

dalam labu Erlenmeyer selanjutnya dilakukan remaserasi selama 48 jam.

Kemudian semua filtrat dikumpulkan untuk kemudian diuapkan melalui

rotavapor sehingga kandungan etanolnya menguap dan diperoleh ekstrak

yang konsistensinya kental.

3. Rancangan Formula Mikrokapsul

Dibuat 5 formula mikrokapsul yang mengandung ekstrak etanol

propolis (EEP) sebagai zat aktif/bahan inti, etil selulosa yang divariasikan

konsentrasinya sebagai penyalut, paraffin cair sebagai fase minyak

dengan tween 80 sebagai emulgator, aseton sebagai pelarut etil selulosa

dan heksan sebagai pencuci mikrokapsul yang diperoleh untuk

menghilangkan paraffin yang melekat.

Bahan Formula

I II III IV V

Ekstrak Etanol Propolis

(EEP)

1 g 1 g 1 g 1 g 1 g

Page 38: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

38

Etil Selulosa 2 g 3 g 4 g 5 g 6 g

Aseton 100 ml 100 ml 100 ml 100 ml 100 ml

Paraffin cair 133 ml 133 ml 133 ml 133 ml 133 ml

Tween 80(2% dari 133

ml)

4 ml 4 ml 4 ml 4 ml 4 ml

n-heksan Qs qs qs qs qs

4. Penetapan Kecepatan Pengadukan dalam Pembuatan Mikrokapsul

Dilakukan pembuatan mikrokpasul dengan menggunakan beberapa

kecepatan pengadukan yaitu pada kecepatan 3000 rpm, 4000 rpm dan

5000 rpm. Hasil pengadukan yang menghasilkan morfologi mikrokapsul

yang terbaik setelah dilihat di bawah mikroskop akan digunakan untuk

pembuatan mikrokapsul selanjutnya.

5. Pembuatan Mikrokapsul EEP

Etil selulosa dilarutkan aseton dalam wadah pencampuran. Ekstrak

Etanol Propolis didispersikan ke dalam larutan etil selulosa dan

diemulsikan dalam paraffin liquidum yang mengandung 2% Tween 80.

Emulsi diaduk dalam homogeneser dengan kecepatan terbaik untuk

menghasilkan morfologi mikrokapsul pada temperatur ruang sampai

seluruh aseton menguap. Mikrokapsul dikumpulkan melalui dekantasi dan

dicuci dua kali dengan n-heksan untuk menghilangkan paraffin liquidum

Page 39: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

39

yang melekat. Setelah itu disaring dan dikeringkan dalam oven pada suhu

400C selama 3 jam

6. Evaluasi Mikrokapsul

1) Scanning electron microscopy

Bentuk dan morfologi permukaan mikrokapsul diamati dengan

scanning electron microscopy. Mikrokapsul di coating dengan logam emas

menggunakan fine coater (Jeol JFC- 1200), di bawah vakum dan sampel

diuji dengan scanning electron microscopy (Jeol JSM-5310 LV).

2) Sieve analysis

Distribusi ukuran partikel dievaluasi menggunakan sieve shaker

(Sieving Machine, Retsch, Germany). Suatu seri dari lima ayakan standar

analyzer dengan no ayakan 17,25,35 dan 40 yang disusun secara

menurun dari ukuran lubang ayakan yang paling besar. Lima gram

mikrokapsul ditempatkan dalam ayakan dan mesin pengayak dijalankan

selama 10 menit. Masing-masing fraksi dalam ayakan ditimbang, dan

dilakukan tiga kali.

3) Ketebalan dinding

Ketebalan dinding dari mikrokapsul ditentukan dengan metode

yang disarankan oleh Luu et al. , Menggunakan persamaan, h = r (1-P) d1

/ 3 [PD2 + (1-P) d1], Dimana, h adalah ketebalan dinding; r adalah rata-

rata jari-jari dari mikrokapsul melalui pengamatan mikroskopis optik; d1

adalah densitas materi inti; d2 adalah densitas bahan mantel/ penyalut; P

Page 40: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

40

yaitu proporsi obat dalam mikrokapsul. Semua sampel uji diperiksa tiga

kali (n = 3).

4) Uji Penetapan Kandungan Quersetin pada Mikrokapsul

Mikrokapsul sebanyak 0.05 gram digerus, kemudian dilarutkan

dalam 25,0 ml etanol 96 % dan disaring, kemudian larutan diambil 0,1 ml

dan diencerkan dengan etanol 96 % hingga 10,0 ml. kadar Quersetin

terlarut ditentukan dengan metode Spektrofotometri sinar tampak pada

panjang gelombang 515 nm.

5) Faktor perolehan kembali proses

Dilakukan untuk mengetahui efisiensi metode yang digunakan.

Faktor perolehan kembali proses dapat ditentukan dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

Wp = Wm  x 100%            Wt

Keterangan :    Wp : Faktor perolehan kembali proses

Wm : Bobot mikrokapsul yang diperoleh

Wt   : Bobot bahan pembentuk mikrokapsul

6) Uji disolusi secara in vitro

Sebanyak 0,5 gram mikrokapsul yang diperoleh pada kondisi

optimum didisolusi dalam 900 ml larutan buffer fosfat pH 7,4,

menggunakan alat disolusi tipe 2 pada suhu (37±0,5) 0C dengan

Page 41: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

41

kecepatan pengadukan 100 rpm selama 480 menit. Sebanyak 10 ml

alikuot dari mikrokapsul diambil pada menit ke-

15,30,45,60,90,120,150,180,240,300,360,420,480. Setiap kali

pengambilan alikuot, volume medium yang terambil (buffer fosfat pH 7,4)

digantikan dengan larutan medium yang baru dengan volume dan suhu

yang sama. Masing-masing alikuot disaring dan ditentukan serapan

Quersetinnya dengan Spektrofotometri sinar tampak. Dilakukan juga

disolusi mikrokapsul blanko.

7) Profil Pelepasan Quersetin Terdisolusi

Data pengukuran disolusi yang diperoleh, digunakan untuk

mempelajari kinetika Quersetin melalui grafik hubungan antara persen

pelepasan Quersetin terdisolusi terhadap waktu, dan kemudian ditentukan

orde reaksi serta waktu paruh pelepasan Quersetin. Profil pelepasan

Quersetin dipelajari dengan membuat kurva hubungan antara jumlah

Quersetin terdisolusi (%) dengan waktu (menit) seperti yang diprediksi

model Fick dan jumlah Quersetin terdisolusi (%) dengan akar waktu (menit

½) seperti yang diprediksi model Higuchi. Kemudian dilakukan analisis

regresi linear terhadap masing-masing kurva.

7. Rancangan Formula Gel Mukoadhesive Vagina

Dibuat sediaan gel 100 g,

Formula MIkrokapsul

Ekstrak Propolis

Komposisi gel bioadesi vagina mikroenkapsulasi (w/w)

Carbopol

Trietanolamin

Etanol 70

%

Propilenglikol

Distilled

waterF1 Setara 0,6 O,5 20 10 ad

Page 42: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

42

160 mg EEP

100

F2 Setara 160 mg EEP

0,8 0,6 20 10 ad 100

F3 Setara 160 mg EEP

0,6 O,5 20 10 ad 100

F4 Setara 160 mg EEP

0,8 0,6 20 10 ad 100

F5 Setara 160 mg EEP

0,6 0,5 20 10 ad 100

F6 Setara 160 mg EEP

0,8 0,6 20 10 ad 100

Ket. : F1, F2 = Carbopol 934, F3, F4 = Carbopol 940, F5, F6 = carbopol

980

8. Pembuatan Gel Mukoadhesive Vagina

Mikrokapsul EEP dicampur ke dalam basis gel melalui

pengadukan mekanik menggunakan berbagai polimer bioadhesive seperti

carbopol 934, 940, dan 980 dengan bahan tambahan lain. Untuk semua

batch, mikrokapsul dicampur dengan gel bioadhesive yang telah

disiapkan. Gel yang telah dibuat dimasukkan dalam tube lalu disegel dan

disimpan di tempat sejuk untuk penelitian selanjutnya.

9. Evaluasi Gel Mukoadhesive Vagina

1) Penentuan pH

pH dari dari mikroenkapsulasi gel carbopol dihitung dengan

menggunakan pH meter digital, satu gram gel dilarutkan dalam 25 ml

aquadest dan elektroda kemudian dimasukkan ke dalamnya selama 30

Page 43: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

43

menit hingga pembacaan konstan didapatkan. Dicatat hasilnya dan

dilakukan triplo.

2) Pengukuran viskositas

Menggunakan sebuah viskometer Brookfield digital dengan adaptor

sampel yang sesuai digunakan untuk mengukur viskositas dalam cps

dari gel mikrokapsul yang dibuat.

3) Tes iritasi vagina

Protokol penelitian disetujui oleh Lembaga Komite Etik Hewan. Gel

Mikrokapsul gel (0,5 g) dioleskan pada vagina kelinci. Setelah 72 jam, gel

mikrokapsul dibersihkan, kemudian dilakukan pengamatan karakteristik

seperti sensitisasi (reaksi alergi), fotosensitisasi, edema dan kemerahan

yang berlebih diamati pada hewan uji dan juga di kontrol oleh inspeksi

visual

4) Studi difusi obat dari gel mukoadhesive vagina mikrokapsul secara

invitro

Dalam studi pelepasan obat secara in vitro dilakukan di KC-Difusi

sel menggunakan SVF sebagai difusi medium. Membran cellophone

yang dimodifikasi digunakan sebagai simulasi vagina dalam kondisi

in vivo seperti epitel barrier vagina. Kadar obat yang tertarik dihitung pada

spektrofotometer UV-Vis. Metode yang sama dilakukan untuk setiap

batch gel mikrokapsul.

5) Pengukuran bioadhesi vagina (Swarbick,2001)

Page 44: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

44

Pengukuran bioadhesi dilakukan dengan mengaplikasikan metode

timbangan yang dimodifikasi. Membrane mukosa vagina kelinci dipotong

dan ditempatkan dalam larutan garam salin normal setelah dibersihkan.

Membrane mukosa dipotong dengan panjang 5 cm dan dijepitkan pada

penyangga bawah; gel ditahan pada penyangga atas. Pada pan kanan

ditempatkan anak timbangan untuk mengukur besar beban yang

dibutuhkan supaya gel lepas dari mukosa. Sejumlah volume (0,1ml )

cairan vagina buatan (SVF) secara perlahan ditambahkan dengan

menggunakan syringe plastic di atas membrane mukosa. Penyangga gel

secara perlahan diturunkan sampai gel menyentuh mukosa dan dibiarkan

kontak selama 15 menit, diikuti dengan penaraan pada timbangan

sehingga kedua sisi berada pada posisi setimbang. Anak timbangan

ditambahkan dimulai dari berat 500 mg, 1 g, 2 g, 5 g, 10 g dan 20 g

secara perlahan pada pan kanan. Waktu yang diperlukan untuk rentang

penambahan anak timbangan berkisar 1-2 menit. Penambahan

dihentikan bila kedua penyangga terpisah. Gaya yang diperlukan untuk

memutuskan ikatan adhesive dihitung dan di anggap sebagai kekuatan

mukoadhesive. Ekivalensi gaya adhesi dihitung dalam gram.

4.Definisi Operasional

1. Ekstrak Etanol Propolis (EEP)

Page 45: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

45

Ekstrak yang diperoleh dengan merendam propolis dalam pelarut

etanol dan filtrat hasil rendaman dipekatkan dengan rotavapor hingga

mendapatkan ekstrak kental.

2.Mikroenkapsulasi

Proses entrapment dari suatu senyawa di dalam senyawa lainnya

dalam skala mikro. Senyawa yang dienkapsulasi disebut material inti

yang berupa zat aktif dan senyawa yang meliputi material bisa berfungsi

sebagai pelapis maupun membran.

3. Mikrokapsul EEP

Produk dari proses mikroenkapsulasi Ekstrak Etanol Propolis

dengan menggunakan etil selulosa sebagai fase luar.

4. Mukoadhesive

Pelekatan suatu sistem pembawa obat ke suatu lokasi biologi

spesifik dalam hal ini lapisan mukosa.

5. Gel Mukoadhesive Vagina

Gel yang dibuat untuk tujuan pelekatan pada membran mukosa

vagina dengan menggunakan polimer mukoadhesive sebagai basis gel.

DAFTAR PUSTAKA

Page 46: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

46

Greenaway W, Scaysbrook T, Whatley FR. The composition and

plant origins of propolis: A report of work at Oxford, Bee World

1990; 71: 107–18.

Hill R. Propolis: the natural antibiotic. 6th ed. Wellingborough:

Thorsons Publishers Ltd; 1981. p. 7–8.

Peppas LB. Novel vaginal drug release applications. Adv. Drug Deliv. Rev.

1993;11:169-76.

Hussain A, Ahsan F. The vagina as a route for systemic drug delivery. J.

Control. Release 2005;103:301-13.

Bankova, V. Determining Quality in Propolis Sample.Jornal

Summer.2000.7

Bendich, A.,Physiological role of antioxidants in The Immune System,.

Human Nutrition Research, Hoffmann-LaRoche Inc 1992, Nutley,

NJ 07110

Krell, R. 1996. Value-added Product From Beekeping; FAO Agricultural

Services Bulletin No.124. Food and agriculture Organization of the

United Nations Rome, 1996. www.fao.org/docrep.htm.diakses

tanggal 12 januari 2012

Chien YW. Novel drug delivery systems. 2nd ed. New York: Marcel

Dekker; 1992. p. 11-28.

Kim CJ. Advanced Pharmaceutics - Physicochemical Properties. New

York: CRC Press; 2002. p. 481-3.

Page 47: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

47

Robinson JR, Bologna WJ. Vaginal and reproductive system treatments

using a bioadhesive polymer. J. Control Release 1994;28:87-94.

Chickering DE, Mathiowitz E. Definitions mechanisms and theories of

bioadhesion. In: Mathiowitz E, Chickering DE, Lehr CM (eds).

Bioadhesive drug delivery systems: Fundamentals, novel

approaches, and developments, New York: Marcel Dekker, 1999,

pp 1–10.

Ahuja A, Khar RK, Ali J. Mucoadhesive drug delivery systems. Drug Dev

Ind Pharm, 1997; 23 (5): 489–515.

Park K, Robinson JR. Bioadhesive polymers as platforms for oral

controlled drug delivery: method to study bioadhesion. Int J Pharm,

1984; 19: 107–127.

Lehr CM, Bouwstra JA, Kok W, De Boer AG, Tukker JJ, Verhoef JC,

Breimer DD, Junginger HE. Effects of the mucoadhesive polymer

polycarbophil on the intestinal absorption of a peptide drug n the

rat. J. Pharm. Pharmacolog, 1992; 44(5): 402-407.

Rowe, R., dkk, 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Edisi Ke-6,

The Pharmaceutical Press, London.

Martindale, “The Extra Pharmacopeia” 29TH Edition, Council Of The Royal

Pharmaceutical Society Of Great Britain, London, The

Pharmaceutical Press, 1989, hal. 1208-1209

The Pharmaceutical CODEX, “Principle and Practice of Pharmaceutics”.

12nd ed. 1994. London: The Pharmaceutical Press

Page 48: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1480... · Web view Definisi - Universitas HasanuddinPropolis memiliki nilai EC50 0,30 mM dan LD50 lebih dari 10.000

48

Swarbick J and Boylan JC. Encyclopedia of Pharmaceutical technology,

Vol 20. New York ; Marcell Dekker Inc. 2001; 169-87

Vermani K and Garg S. The Scope and Potential of vaginal drug delivery,

Pharm Sci Tech today 200; 3(10); 359-64