digilib.unila.ac.id › 32251 › 3 › skripsi tanpa bab pembahasan.pdf · implementasi model...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRIMENGGUNAKAN STRATEGI REACT UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJARFISIKA SISWA SMA
(Skripsi)
Oleh
DWI ESTI KUSUMANDARI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
ii
ABSTRAK
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRIMENGGUNAKAN STRATEGI REACT UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJARFISIKA SISWA SMA
Oleh
Dwi Esti Kusumandari
Penguasaan konsep siswa dalam proses pembelajaran merupakan salah satu
parameter keberhasilan dari proses pembelajaran itu sendiri, namun kenyataannya
masih banyak siswa yang belum berhasil menguasai konsep yang didapatkan dari
sekolah. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil belajar siswa yang masih banyak
dibawah rata-rata. Salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit dalam
pemahaman konsepnya yaitu fisika. Rendahnya penguasaan konsep siswa dapat
disebabkan oleh strategi pembelajaran yang digunakan, oleh karena itu
dibutuhkan inovasi dalam penggunaan model pembelajaran sehingga hasil belajar
siswa dapat meningkat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
pengaruh implementasi model pembelajaran inkuiri menggunakan strategi REACT
terhadap hasil belajar fisika siswa SMA dan perbedaan peningkatan hasil belajar
fisika antara kelas yang menerapkan model pembelajaran inkuiri
iii
Dwi Esti Kusumandarimenggunakan strategi REACT dengan kelas yang menggunakan model DI.
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Pringsewu, pada semester genap tahun
ajaran 2017/2018, dengan desain penelitian pretest posttest control group. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa implementasi model pembelajaran inkuiri
menggunakan strategi REACT berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar fisika
siswa SMA, dengan nilai signifikansi 0,000. Kelas yang mengimplementasikan
model pembelajaran inkuiri menggunakan strategi REACT menunjukkan
peningkatan hasil belajar lebih tinggi daripada kelas yang menggunakan model
DI, dengan N-gain kelas yang mengimplementasika model pembelajaran inkuiri
menggunakan strategi REACT 1,298 kali lebih besar dari N-gain kelas yang
menggunakan model DI.
Kata kunci: hasil belajar, inkuiri, strategi REACT
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRIMENGGUNAKAN STRATEGI REACT UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJARFISIKA SISWA SMA
Oleh
DWI ESTI KUSUMANDARI
SkripsiSebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan FisikaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Srikuncoro pada tanggal 02 Juli 1996, sebagai anak kedua dari tiga
bersaudara, putri dari pasangan Bapak Suwaji dan Ibu Kusmiati.
Jenjang pendidikan formal dimulai di SD Negeri 1 Srikuncoro, Semaka,
Tanggamus pada tahun 2002 dan diselesaikan tahun 2008. Selanjutnya penulis
melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Semaka, Tanggamus dan diselesaikan
pada tahun 2011, kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Pringsewu
dan diselesaikan pada tahun 2014. Pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai
mahasiswi Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN.
Penulis juga aktif tergabung di organisasi kampus dan pernah mengikuti beberapa
kompetisi nasional, diantaranya pada tahun 2016 penulis menjadi anggota aktif di
Innovation and Research Department UKM-U Saintek Unila, dan pada tahun
2017 penulis menjabat sebagai Wakil Sekretaris Umum UKM-U Saintek Unila.
Pada Oktober 2017, penulis mendapatkan penghargaan sebagai peraih medali
perak dalam event “Physics Competition 2017” tingkat Nasional di Universitas
Andalas, Padang. Pada Maret 2018 penulis mewakili Universitas Lampung dalam
ajang ON-MIPA tingkat Kopertis II yang diadakan oleh Kemenristekdikti.
ix
MOTTO
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(Q.S. Al-Insyirah: 5-6)
“Untuk sukses, kamu perlu mempercayai dirimu sendiri, terutama disaat
tidak ada seorangpun yang percaya padamu”
(Chairul Tanjung)
“Do’a, usaha, dan yakin suatu saat impianmu akan terwujud”
(Dwi Esti Kusumandari)
x
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang senantiasa
memberikan rahmat-Nya pada setiap makhluk, dengan kerendahan hati, aku
persembahkan karya sederhanaku ini kepada:
1. Mama dan Bapak tersayang yang telah merawat dan sabar mendidikku sejak
kecil, serta selalu mendo’akan keberhasilanku pada setiap kesempatan.
Terima kasih atas kasih sayang yang tak pernah putus dan pengorbanan yang
telah dilakukan, semoga kelak aku dapat membahagiakan Mama dan Bapak.
2. Kakak dan adik tersayang, Nur Amalia Ulfa dan Muhammad Alfan
Ikhsanudin yang senantiasa memberikan dukungan, semangat, dan juga do’a
untuk keberhasilanku. Semoga kelak kita bersama menjadi anak-anak sukses
yang dapat membuat Mama dan Bapak bangga.
3. Almamaterku Universitas Lampung.
xi
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan ridho-Nya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Implementasi Model
Pembelajaran Inkuiri Menggunakan strategi REACT untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Fisika Siswa SMA” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Bapak Drs. Eko Suyanto, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika.
4. Bapak Drs. Feriansyah Sesunan, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik dan
Pembimbing I atas kesabaran dan keikhlasannya dalam memberikan
bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis selama proses penyusunan
skripsi sampai dengan selesai.
5. Bapak Ismu Wahyudi, S.Pd., M.PFis., selaku Pembimbing II, atas kesediaan,
kesabaran dalam memberikan bimbingan dan motivasi, serta kritik dan saran
xii
dalam proses penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas pembelajaran
berharga yang telah diberikan selama ini.
6. Bapak Dr. Chandra Ertikanto, M.Pd., selaku Pembahas atas kesediaannya
memberikan motivasi, kritik, dan saran dalam proses penyusunan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Fisika Universitas Lampung yang telah
memberikan pembelajaran kepada penulis selama masa perkuliahan.
8. Ibu Ris Purwaningsih, S.Pd., selaku guru mitra dan juga guru fisika penulis
semasa sekolah di SMAN 1 Pringsewu, yang telah membimbing dan
mengarahkan penulis selama kegiatan penelitian.
9. Adik-adik, siswa/i kelas X IPA 5 dan X IPA 6 SMAN 1 Pringsewu 2018.
10. Keluarga besar SMAN 1 Pringsewu.
11. Teman seperjuanganku Desi Ratna Wati, Irmawati Ibnah Muthi’ik, Ni
Nyoman Rai Septiani, Devi Andriani, dan Hayatun Nufus,
12. Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2014.
13. Teman dan keluarga Asrama Putri Difra, mbak Nurul, mbak Tanjung, mbak
Ade, Tina, Resti, Ica, dan Nia.
14. Sahabat KKN-PPL, Ninda, Anita, Anggun, Desti, Sindi, serta Annisa, Mery,
dan Kak Putu.
15. Kakak-kakak Alumni Pendidikan Fisika, kak Ahmad Hidayat, mbak Tiara
Melati, mbak Septian Ulan Dini, dan mbak Susi Gustina.
16. Alumni Pimpinan Saintek 2017 dan seluruh alumni Saintek 2016, terima
kasih karena telah menjadi lingkaran positif yang selalu memotivasi penulis
untuk menjadi lebih baik.
17. Teman-teman masa SMA, Elfsavier (XII IPA 4) dan Genoftens (X6).
xiii
Penulis berdo’a semoga semua kebaikan yang telah kalian bagi untuk penulis,
Allah gantikan dengan pahala, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua yang membacanya. Aamiin ya rabbal ‘alamiin.
Bandar Lampung, Juli 2018Penulis
Dwi Esti Kusumandari
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
COVER LUAR ................................................................................................ iABSTRAK ...................................................................................................... iiCOVER DALAM ............................................................................................ ivMENYETUJUI ............................................................................................... vLEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... viSURAT PERNYATAAN ............................................................................... viiRIWAYAT HIDUP ........................................................................................ viiiMOTTO .......................................................................................................... ixPERSEMBAHAN........................................................................................... xSANWACANA ............................................................................................... xiDAFTAR ISI .................................................................................................. xivDAFTAR TABEL ......................................................................................... xviDAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviiDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii
I. PENDAHULUANA. Latar Belakang ................................................................................... 1B. Rumusan Masalah.............................................................................. 3C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 3E. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................. 4
II. TINJAUAN PUSTAKAA. Kerangka Teori .................................................................................. 6
1. Model Pembelajaran Inkuiri.......................................................... 62. Strategi REACT ............................................................................. 133. Hasil Belajar.................................................................................. 19
B. Kerangka Pikir ................................................................................... 23C. Anggapan Dasar................................................................................. 24D. Hipotesis ............................................................................................ 25
III. METODE PENELITIAN.................................................................... 26A. Populasi Penelitian............................................................................. 26B. Sampel Penelitian............................................................................... 26
xv
C. Desain Penelitian ............................................................................... 26D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian........................................................ 27E. Data dan Teknik Pengumpulan Data ................................................. 28
1. Data Penelitian .............................................................................. 282. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 29
F. Instrumen Penelitian .......................................................................... 29G. Analisis Instrumen ............................................................................. 29
1. Uji Validitas .................................................................................. 292. Uji Reliabilitas............................................................................... 30
H. Analisis Data ..................................................................................... 311. Uji Normalitas ............................................................................... 312. Uji Homogenitas ........................................................................... 323. N-gain............................................................................................ 334. Uji Hipotesis.................................................................................. 33
I. Hipotesis Statistik .............................................................................. 34
IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil ................................................................................................... 36
1. Tahapan Pelaksanaan ................................................................... 362. Uji Validitas dan Reliabilitas ....................................................... 433. Uji Normalitas.............................................................................. 454. Uji Homogenitas .......................................................................... 475. N-gain Penilaian Hasil Belajar..................................................... 476. Hasil Uji Hipotesis dengan Wilcoxon Signed Rank Test ............. 487. Hasil Uji Hipotesis dengan Independent Sample T-Test.............. 49
B. Pembahasan........................................................................................ 501. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Menggunakan Strategi
REACT terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMA..................... 502. Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Kedua Kelas 53
V. SIMPULAN DAN SARANA. Simpulan........................................................................................... 59B. Saran ................................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jenis-jenis Inkuiri ...................................................................................... 9
2. Tahapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing................................... 11
3. Sintak Strategi REACT.............................................................................. 15
4. Sintak Pembelajaran dengan Strategi REACT .......................................... 16
5. Kategori dan Subkategori Ranah Kognitif................................................ 21
6. Kriteria Interpretasi Indeks Reliabilitas .................................................... 31
7. Kriteria Interpretasi N-gain ....................................................................... 33
8. Data Kuantitatif Hasil Penelitian Kelas Eksperimen ................................ 41
9. Data Kuantitatif Hasil Penelitian Kelas Kontrol....................................... 43
10. Hasil Uji Validitas Soal ............................................................................ 44
11. Hasil Uji Normalitas Data untuk Uji Wilcoxon Signed Rank Test............ 46
12. Hasil Uji Normalitas Prasyarat Uji Independent Sample T-Test .............. 46
13. Hasil Uji Homogenitas.............................................................................. 47
14. Perolehan Rata-Rata N-gain Hasil Belajar ............................................... 48
15. Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test ....................................................... 48
16. Hasil Uji Independent Sample T-Test ....................................................... 49
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Diagram Kerangka Pikir.............................................................................. 24
2. Desain Pretest-Posttest Control Group....................................................... 27
3. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Berdasarkan N-Gain.............................. 54
4. Grafik Persentase N-gain Berdasarkan Kategori......................................... 54
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus ........................................................................................................ 65
2. RPP Kelas Eksperimen .............................................................................. 67
3. RPP Kelas Kontrol ..................................................................................... 77
4. Lembar Kerja Siswa .................................................................................. 80
5. Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest ............................................................ 110
6. Rubrik Penilaian Soal Pretest dan Posttest ................................................ 119
7. Soal Pretest dan Posttest KD 3.7 dan 4.7 .................................................. 130
8. Hasil Uji Validitas ..................................................................................... 135
9. Hasil Uji Reliabilitas .................................................................................. 139
10. Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ............................................ 140
11. Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ................................................... 144
12. Data N-gain kelas Eksperimen................................................................... 148
13. Data N-gain kelas Kontrol ......................................................................... 149
14. Hasil Uji Normalitas .................................................................................. 150
15. Hasil Uji Homogenitas............................................................................... 153
16. Hasil Uji Hipotesis Menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test ................ 155
17. Hasil Uji Hipotesis Menggunakan Independent Sample T-Test ................ 156
xix
18. Surat Bukti Penelitian ................................................................................ 157
19. Foto Kegiatan di Lapangan ........................................................................ 158
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisika merupakan salah satu bidang ilmu yang penting bagi peserta didik dan
dipelajari mulai dari jenjang SMP hingga SMA. Siswa mempelajari fisika
dalam rangka mengembangkan keterampilan memecahkan permasalahan
yang terkait dengan fenomena alam dalam kehidupan. Pembelajaran fisika
tidak hanya sebatas pada mempelajari fakta-fakta dan teori, namun
pembelajaran fisika juga memerlukan kegiatan penyelidikan untuk
menemukan fakta-fakta baru, baik melalui observasi maupun eksperimen,
sebagai bagian dari kerja ilmiah yang melibatkan keterampilan proses yang
dilandasi sikap ilmiah.
Fisika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah memiliki tujuan sebagai
wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk
memecahkan masalah didalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, mata
pelajaran fisika perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu
membekali peserta didik dalam hal pengetahuan, pemahaman dan sejumlah
kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan
yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi (BSNP, 2007).
2
Ukuran keberhasilan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran fisika
dapat dilihat dari hasil belajar. Hasil belajar dapat diketahui setelah dilakukan
tes untuk menentukan tingkat kemampuan siswa baik dalam bentuk
pengetahuan atau keterampilan yang telah diajarkan. Idealnya siswa dapat
dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran fisika jika hasil belajar yang
diraih tinggi, memenuhi kriteria ketuntasan minimal dan sesuai dengan target
yang telah ditentukan dalam tujuan pembelajaran tersebut.
Fakta menunjukkan bahwa di Indonesia masih banyak siswa yang memiliki
hasil belajar fisika rendah. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil penelitian
Wildani (2016) yang menyatakan bahwa siswa mengalami kesulitan
memahami konsep khususnya mata pelajaran fisika, sehingga menyebabkan
banyak siswa yang hasil belajarnya tidak mencapai KKM. Selain itu
rendahnya hasil belajar yang disebabkan karena masih banyak siswa yang
kesulitan memahami konsep fisika ini relevan dengan hasil penelitian Dewi,
dkk. (2013) yang menyatakan bahwa hasil belajar fisika siswa masih
tergolong rendah yaitu berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yang telah ditetapkan.
Hasil wawancara peneliti dengan guru fisika di SMA Negeri 1 Pringsewu
menunjukkan bahwa terdapat banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam
memahami konsep fisika pada materi-materi tertentu, sehingga menyebabkan
banyak siswa yang hasil belajarnya masih tergolong rendah.
Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah model dan strategi
pembelajaran yang sering digunakan oleh guru saat ini. Untuk
3
meminimalisasi permasalahan mengenai rendahnya hasil belajar fisika pada
siswa, maka muncullah berbagai inovasi dalam penerapan model
pembelajaran maupun strategi pembelajaran oleh para peneliti di Indonesia.
Berkaitan dengan masalah yang dihadapi dalam meningkatkan hasil belajar
siswa, maka peneliti mencoba satu alternatif penerapan pembelajaran fisika
yaitu implementasi model pembelajaran inkuiri menggunakan strategi
REACT untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa SMA.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh implementasi model pembelajaran Inkuiri
menggunakan strategi REACT terhadap hasil belajar fisika siswa SMA?
2. Bagaimanakah perbedaan peningkatan hasil belajar fisika antara kelas
yang mengimplementasikan model pembelajaran Inkuiri menggunakan
strategi REACT dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran
direct instruction (DI)?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh implementasi model pembelajaran Inkuiri
menggunakan strategi REACT terhadap hasil belajar fisika siswa SMA.
2. Mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar fisika siswa antara kelas
yang mengimplementasikan model pembelajaran Inkuiri menggunakan
strategi REACT dengan kelas yang menggunakan model DI.
4
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan informasi dan
menjadi alternatif bagi guru fisika dalam rangka meningkatkan hasil belajar
fisika siswa SMA dengan cara mengimplementasikan model pembelajaran
inkuiri menggunakan strategi REACT.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian atau batasan dalam penelitian ini meliputi beberapa
hal yaitu:
1. Implementasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerapan
pembelajaran untuk satu kompetensi dasar.
2. Model pembelajaran inkuiri yang dimaksud adalah inkuiri terbimbing.
Inkuiri terbimbing adalah model yang di dalam prosesnya menekankan
pada keterlibatan siswa secara aktif sehingga siswa dapat menemukan
suatu konsep berdasarkan suatu permasalahan secara mandiri.
3. Strategi REACT terdiri dari lima komponen yaitu relating (mengaitkan),
experiencing (mengalami), applying (menerapkan), cooperating (bekerja
sama), dan transferring (menransfer). Kelima komponen tersebut
merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk menciptakan proses
pembelajaran.
4. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar pada ranah kognitif .
5. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Pringsewu
semester genap tahun ajaran 2017/2018.
5
6. Penelitian ini dilakukan untuk mencapai KD (Kompetensi Dasar) 3.7
yaitu menganalisis interaksi gaya serta hubungan antara gaya, massa, dan
gerakan benda pada gerak lurus dan KD 4.7 melakukan percobaan
berikut presentasi hasilnya terkait interaksi gaya serta hubungan gaya,
massa, dan percepatan dalam gerak lurus serta makna fisisnya.
7. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang diterapkan dalam penelitian ini adalah
LKS berbasis REACT yang telah dikembangkan oleh Ulfah Larasati
Zahro dan sudah divalidasi.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Model Pembelajaran Inkuiri
Seperti yang kita ketahui, inkuiri merupakan salah satu jenis model
pembelajaran. Sumarmi (2012: 17) menyatakan bahwa inkuiri berarti suatu
kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda,
manusia, atau peristiwa) dengan sitematis, kritis, logis, dan analitis
sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh
percaya diri.
Lebih lanjut Suryani dan Agung (2012: 119) menjelaskan bahwa:
Inkuiri berasal dari kata “to inquiry” yang berarti ikut serta, atauterlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencariinformasi, dan melakukan penyelidikan. Siswa diprogramkan agarselalu aktif secara mental maupun fisik. Materi yang disajikan gurubukan begitu saja diberikan dan diterima oleh siswa, tetapi siswadiusahakan sedemikian rupa sehingga mereka memperolehberbagai pengalaman dalam rangka “menemukan sendiri” konsep-konsep yang direncanakan oleh guru.
Selanjutnya Mulyasa (2007: 109) menjelaskan pada pembelajaran inkuiri,
apa yang diperoleh siswa sebagian besar didasarkan pada hasil usaha siswa
sendiri atas dasar pengetahuan yang dimiliki siswa. Pembelajaran melalui
7
inkuiri tentunya akan membawa dampak besar bagi perkembangan mental
yang positif pada siswa. Sebab melalui inkuiri siswa mempunyai
kesempatan yang luas untuk mencari dan menemukan sendiri apa yang
dibutuhkannya kemudian memecahkan permasalahan tersebut melalui
pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut, model pembelajaran inkuri
adalah pembelajaran yang di dalamnya melibatkan aktivitas siswa secara
keseluruhan mulai dari kemampuannya dalam mencari dan mengumpulkan
informasi, mengajukan pertanyaan maupun melakukan penyelidikan untuk
menemukan konsep dari mata pelajaran tertentu yang sudah dirancang
oleh guru.
Menurut Sudjana (2009: 155) ada lima tahapan yang ditempuh dalam
pelaksanaan pembelajaran inkuiri, yaitu:
1) Merumuskan masalah untuk dipecahkan oleh siswa.2) Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan
istilah hipotesis.3) Mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk
menjawab hipotesis atau permasalahan.4) Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi.5) Mengaplikasikan kesimpulan.
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tahapan atau
sintak model pembelajaran inkuiri terdiri dari perumusan masalah,
membuat hipotesis, mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan
menarik kesimpulan.
8
Sanjaya (2010: 199) menyatakan inkuiri memiliki beberapa jenis model
pembelajaran, diantaranya:
a. Inkuiri terbimbing (guide inquiry); peserta didik memperoleh
pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan, biasanya berupa
pertanyaan-pertanyaan yang membimbing.
b. Inkuiri bebas (free inquiry); pada inkuiri bebas peserta didik
melakukan penelitian, peserta didik harus mengidentifikasi dan
merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki.
c. Inkuiri bebas yang dimodifikasi (modifiel free inquiry); pada inkuiri
ini guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian
peserta didik diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut
melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.
Secara umum model pembelajaran inkuiri yang digunakan dalam
pembelajaran dibagi menjadi 3 jenis model. Ketiga jenis model inkuiri
tersebut yakni inkuiri terbimbing, inkuiri bebas, dan inkuiri bebas yang
dimodifikasi. Selain itu, dalam pembagiannya dapat ditinjau dari peran
guru dan siswa dalam kegiatan proses inkuiri. Untuk lebih jelasnya jenis-
jenis inkuiri dapat dideskripsikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Jenis-jenis Inkuiri
InkuiriTerbuka
(OpenInquiry)
Inkuiri Terbimbing(Guided Inquiry)
InkuiriTerstuktur(Structured
Inquiry)Permasalahan Siswa Guru Guru GuruMetode Siswa Siswa Guru GuruSolusi Siswa Siswa Siswa Guru
(Sani, 2014: 52)
9
Berdasarkan deskripsi dari tabel jenis-jenis inkuiri, maka inkuiri terdiri
atas tiga jenis yang dibedakan berdasarkan tiga aspek yakni subjek
permasalahan, metode, dan solusi.
Model inkuiri terbimbing dengan permasalahan dan metode bersumber
dari guru, yang solusinya diselesaikan oleh siswa merupakan model inkuiri
yang akan digunakan dalam penelitian ini, namun bukan berarti bahwa
guru yang memegang penuh atas permasalahan dan metode, dalam hal ini
guru hanya memberikan bimbingan penuh kepada siswa agar mudah
dalam merumuskan permasalahan yang menuju topik pembelajaran
sehingga siswa dapat menentukan solusinya sendiri atas permasalahan
yang dibahas.
Sanjaya (2010: 196) menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri
terbimbing adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan
pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban yang sudah pasti dari suatu masalah yang
ditanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya
jawab antara guru dan siswa.
Menurut Sukma dan Muliati (2016) salah satu pembelajaran yang dapat
membantu siswa untuk mengembangkan penguasaan konsep dan
kemampuan berpikir kritisnya sehingga siswa menjadi aktif dan
pembelajaran menjadi berpusat pada siswa adalah model pembelajaran
inkuri terbimbing (guided inquiry).
10
Berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai pembelajaran inkuiri
terbimbing, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri
terbimbing menuntut siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran. Keterlibatan siswa ditekankan pada proses proses berpikir
secara kritis dan analitis, proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan
melalui tanya jawab antara guru dan siswa, sehingga siswa memiliki
pengalaman dalam menemukan prinsip-prinsip atau pemahaman untuk diri
mereka sendiri. Selain itu, guru berperan sebagai pembimbing ketika siswa
melakukan kegiatan.
Menurut Eggen dan Kauchak (1993), tahapan model pembelajaran inkuiri
terbimbing dideskripsikan seperti dapam Tabel 2.
Tabel 2. Tahapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
FaseKe(1)
Indikator(2)
Peran Guru(3)
1 Menyajikanpertanyaan ataumasalah
Guru membimbing siswa mengidentifikasimasalah dan di tuliskan di papan tulis.Guru membagi siswa dalam beberapakelompok.
2 Membuathipotesis
Guru memberikan kesempatan pada siswauntuk curah pendapat dalam membentukhipotesis. Guru membimbing siswa dalammenentukan hipotesis yang relevan denganpermasalahan dan memprioritaskan hipotesisyang akan digunakan untuk dijadikan prioritaspenyelidikan.
3 Merancangpercobaan
Guru memberikan kesempatan pada siswauntuk menentukan langkah-langkah yangsesuai dengan hipotesis yang akandilakukan.Guru membimbing siswa dalammenentukan langkah-langkah percobaan.
4 Melakukanpercobaan untukmemperoleh data
Guru membimbing siswa mendapatkan datamelalui percobaan.
11
(1) (2) (3)5 Mengumpulkan
dan menganalisisdata
Guru memberikan kesempatan kepada tiapkelompok untuk menyampaikan hasilpengolahan data yang terkumpul.
6 Membuatkesimpulan
Guru membimbing siswa dalam membuatkesimpulan berdasarkan data yang telahdiperoleh.
Menurut Roestiyah (2008: 56) inkuiri terbimbing memiliki beberapa
keunggulan yang dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Dapat membentuk atau mengembangkan “Self-Concept” padadiri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasardan ide-ide yang lebih baik.
b. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer padasituasi proses belajar yang baru.
c. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnyasendiri, bersikap objektif, jujur, dan terbuka.
d. Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.e. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.f. Memberi kebebasan pada siswa secukupnya sehingga mereka
dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Berdasarkan pendapat diatas kelebihan model pembelajaran inkuiri
terbimbing adalah pembelajaran lebih banyak berfokus pada siswa, dengan
demikian siswa dapat berperan aktif secara maksimal dalam pembelajaran.
Peran aktif siswa secara maksimal tersebut dapat melatih keterampilan
siswa dalam berfikir kritis, logis, dan realistis, selain itu siswa akan lebih
cakap dalam mengkomunikasikan ide yang didapatnya dari perumusan
masalah, berhipotesis, penyelidikan yang dilakukan serta kesimpulan yang
diperolehnya. Selain peran akatif siswa yang kompleks, guru juga berperan
sebagai pembimbing hingga siswa dapat memecahkan masalah yang
dihadapi.
12
2. Strategi REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, and
Transferring)
Strategi REACT pertama kali dikembangkan di Amerika Serikat. Strategi
ini merupakan pengembangan dari Contextual Teaching and Learning
(CTL). Menurut Crawford (2001: 3), strategi REACT terdiri dari lima
komponen yaitu relating (mengaitkan), experiencing (mengalami),
applying (menerapkan), cooperating (bekerja sama), dan transferring
(mentransfer). Kelima komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang
diperlukan untuk menciptakan proses pembelajaran.
Trianto (2013: 109) mengungkapkan bahwa kurikulum dan instruksi yang
berdasarkan strategi pembelajaran kontekstual haruslah dirancang untuk
merangsang lima bentuk dasar dari pembelajaran. Lima bentuk dasar dari
pembelajaran tersebut adalah relating (menghubungkan), experiencing
(mencoba), applying (mengaplikasi), cooperating (bekerja sama),
transferring (transfer ilmu). Lebih jelasnya, kelima lima bentuk dasar dari
pembelajaran tersebut dijabarkan seperti berikut:
a. Relating (menghubungkan) adalah belajar dalam suatu konteks sebuah
pengalaman hidup yang nyata atau awal sebelum pengetahuan itu
diperoleh siswa. Guru menggunakan relating ketika mereka mencoba
menghubungkan konsep baru dengan sesuatu yang telah diketahui oleh
siswa.
b. Experiencing (mencoba) mungkin saja mereka tidak mempunyai
pengalaman langsung berkenaan dengan konsep tersebut, akan tetapi
13
pada bagian ini guru harus dapat memberikan kegiatan yang hands-on
kepada siswa sehingga dari kegiatan yang dilakukan siswa tersebut,
siswa dapat membangun pengetahuannya.
c. Applying (mengaplikasi) sebagai belajar dengan menerapkan konsep-
konsep ketika mereka berhubungan dengan aktivitas penyelesaian
masalah yang hands-on dan proyek. Guru juga dapat memotivasi suatu
kebutuhan untuk memahami konsep dengan memberikan latihan yang
realistis dan relevan.
d. Cooperating (bekerja sama) belajar dalam konteks saling berbagi,
merespons, dan berkomunikasi dengan pelajar lainnya adalah strategi
instruksional yang utama dalam pengajaran kontekstual. Pengalaman
dalam bekerja sama tidak hanya menolong untuk mempelajari suatu
bahan pelajaran, hal ini juga secara konsisten berkaitan dengan
penitikberatan pada kehidupan nyata dalam pengajaran kontekstual.
Pemberi kerja juga menyatakan bahwa pekerja dapat berkomunikasi
secara efektif, yang dapat secara bebas berbagi komunikasi, dan dapat
bekerja dengan nyaman dalam sebuah tim, akan sangat dihargai di
tempat kerja.
e. Transferring (transfer ilmu) adalah strategi mengajar yang kita
definisikan sebagai menggunakan pengetahuan dalam sebuah konteks
baru atau situasi baru suatu hal yang belum teratasi atau diselesaikan
dalam kelas.
Marlissa dan Widjajanti (2015) menjelaskan bahwa dalam strategi REACT
meliputi lima komponen yaitu relating (mengaitkan) adalah belajar dalam
14
konteks pengalaman kehidupan nyata atau pengetahuan yang sebelumnya.
Experiencing (mengalami) merupakan strategi belajar dengan belajar
melalui eksplorasi, penemuan dan penciptaan. Berbagai pengalaman dalam
kelas dapat mencakup penggunaan manipulatif, aktivitas penyelesaian
masalah, dan laboratorium. Applying (menerapkan) adalah belajar dengan
menempatkan konsep-konsep untuk digunakan, dengan memberikan
latihan-latihan yang realistik dan relevan. Cooperating (bekerja sama)
adalah belajar dalam konteks sharing, merespon dan berkomunikasi
dengan para pembelajar lainnya. Kemudian Transferring (mentransfer)
adalah belajar dengan menggunakan pengetahuan dalam konteks baru.
Langkah–langkah pembelajaran dengan strategi REACT menurut Yuliati
(2008: 64) terdapat pada Tabel 3.
Tabel 3. Sintak strategi REACT
Fase-fase(1)
Kegiatan(2)
Relating Siswa dibimbing oleh guru untuk menghubungkankonsep materi dalam pembelajaran denganpengetahuan yang dimiliki siswa.
Experiencing Siswa melakukan penelitian (hands-on activity) danguru memberikan penjelasan untuk mengarahkansiswa menemukan pengetahuan baru.
Applying Siswa menerapkan pengetahuan yang dipelajari dalamkehidupan sehari-hari.
Cooperating Siswa melakukan diskusi kelompok untukmemecahkan permasalahan dan mengembangkankemampuan berkolaborasi dengan teman.
Transferring Siswa menunjukkan kemampuan terhadappengetahuan yang dipelajarinya dan menerapkannyadalam situasi atau konteks baru.
15
Adapun sintak pembelajaran dengan strategi REACT menurut Choiriyah
(2017) dalam Tabel 4 sebagai berikut.
Tabel 4. Sintak Pembelajaran dengan Strategi REACT
Unsur StrategiREACT Sintak Pembelajaran
Relating(mengaitkan)
Guru pada tahap ini mengajukan fenomena untukmemunculkan masalah. Masalah yang dimunculkandisesuaikan dengan konteks nyata yang sering dialamisiswa, sehingga siswa akan berusaha untuk mengaitkanmasalah tersebut dengan pengalamannya (relating).Siswa yang melakukan proses relating lebih mudahuntuk menyusun rencana dalam memecahkan masalahyang disajikan.Guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar kooperatif untuk melakukanpenyelidikan terhadap masalah yang disajikan.Pembentukan kelompok didasarkan pada tujuan yangakan dicapai dan mengupayakan agar semua siswa aktifdalam kegiatan penyelidikan.
Experiencing(mengalami),Applying(menerapkan),dan Cooperating(bekerjasama)
Pada tahap ini, siswa bertindak secara langsung(experiencing) untuk menemukan ide danmengumpulkan sejumlah informasi yang sesuai dalammenyelesaikan masalah. Infomasi atau ide yang telahdidapatkan siswa diaplikasikan untuk menyelesaikanmasalah (applying). Selama tahap ini, semua kegiatansiswa dilakukan secara kerjasama (cooperating)sehingga siswa mampu berdiskusi, saling berbagi danmerespon dengan sesama temannya. Guru membimbingkegiatan yang dilakukan siswa tanpa mengganguaktivitas siswa.
Transferring(mentransfer)
Guru membantu siswa dalam menyiapkan danmenyajikan hasil pemecahan masalah yang diperoleh,misalnya berupa laporan, video atau model peraga yangbisa digunakan. Guru juga membantu mereka untukberbagi tugas dengan temannya.Guru membantu siswa menganalisis proses-proses yangmereka gunakan dalam memecahkan masalah. Selainitu, pada tahap ini guru juga memberikan siswa latihansoal atau permasalahan baru yang lebih bervariasisebagai cara untuk mengecek atau mengevaluasipengetahuan dan pemahaman siswa yang barudiperolehnya terhadap permasalahan baru tersebut.
16
Berdasarkan dua pendapat di atas, dapat di simpulkan bahwa sintak strategi
REACT meliputi lima tahapan yang dirancang guru dalam proses
pembelajaran kepada siswa yaitu tahap relating, experiencing, applying,
cooperating, dan transferring.
Menurut Gulo (2010), strategi REACT memiliki beberapa kelebihan di
antaranya adalah:
a. Memperdalam pemahaman siswa, dalam pembelajaran siswa bukan
hanya menerima informasi yang disampaikan oleh guru, melainkan
melakukan aktivitas mengerjakan LKS sehingga bisa mengkaitkan dan
mengalami sendiri prosesnya.
b. Mengembangkan sikap menghargai diri siswa dan orang lain, dalam
pembelajaran siswa bekerja sama, melakukan aktivitas dan
menemukan rumusnya sendiri, maka siswa memiliki rasa menghargai
diri atau percaya diri sekaligus menghargai orang lain.
c. Mengembangkan sikap kebersamaan dan rasa saling memiliki. Belajar
dengan bekerja sama akan melahirkan komunikasi sesama siswa dalam
aktivitas dan tanggung jawab, sehingga dapat menciptakan sikap
kebersamaan dan rasa memiliki.
d. Mengembangkan keterampilan untuk masa depan. Strategi REACT
melibatkan siswa dalam proses pemecahan masalah. Pada
kenyataannya siswa akan dihadapkan dalam masalah-masalah ketika
hidup di masyarakat. Ketika siswa terbiasa memecahkan masalah,
diharapkan siswa dapat mengembangkan keterampilan memecahkan
masalah di masa depan. Strategi REACT juga melibatkan siswa dalam
17
kelompok belajar yang dapat mengembangkan sikap saling
menghormati, menghargai, dan kemampuan negosiasi ide. Semua
aspek ini sangat penting untuk kehidupan masa depan.
e. Memudahkan siswa mengetahui kegunaaan materi dalam kehidupan
sehari-hari. Strategi REACT menekankan proses pembelajaran dalam
konteks. Pemecahan masalah dalam pembelajaran selalu mengkaitkan
pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari. Pada saat
pembelajaran, siswa juga dihadapkan pada soal-soal aplikasi dan
transfer, sehingga siswa akan mengetahui secara langsung pentingnya
materi dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
f. Membuat belajar secara inklusif. Strategi REACT melibatkan siswa
dalam proses penyelesaian masalah melalui aktivitas mengalami.
Selain itu, siswa dihadapkan pada pengaplikasian dan pentransferan
konsep yang juga merupakan aktivitas pemecahan masalah. Dalam
pemecahan masalah ini, siswa akan menggunakan berbagai
pengetahuan, sehingga proses belajar berlangsung secara inklusif.
Menurut Husna, dkk. (2014) strategi REACT diyakini dapat membantu
guru dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa karena
pada pembelajaran dengan strategi REACT siswa tidak sekedar menghafal
rumus, tetapi siswa yang mengkonstruksi pengetahuannya dengan
mengaitkan konsep yang dipelajari dengan konteks yang dikenali siswa
dan ikut aktif dalam menemukan konsep yang dipelajari sehingga
pembelajaran lebih bermakna. Pada strategi REACT, siswa juga diberikan
kesempatan untuk menggunakankonsep yang diperoleh dalam
18
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
sehingga siswa lebih merasakan manfaat dari materi yang dipelajari dan
untuk kemudian dapat menerapkan konsep yang telah dimilikinya dalam
kehidupan sehari-hari.
Selain itu, menurut Aini (2016) pembelajaran dengan menggunakan
strategi REACT memiliki kelebihan dibandingkan pembelajaran yang biasa
dilakukan oleh guru. Melalui kegiatan-kegiatan pada strategi REACT,
siswa diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi pengetahuannya sendiri
dan memahami kegunaan mata pelajaran tertentu. Siswa dapat
menggunakan pengetahuan yang ia miliki sebelumnya dan pengalamannya
dikehidupan sehari-hari untuk memahami suatu konsep baru yang
diberikan. Kemudian siswa dapat menerapkan pengetahuan baru yang
dimilikinya dalam berbagai bidang sehingga siswa memahami relevansi
mata pelajaran tersebut dalam kehidupan.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar sebagai suatu kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar. Belajar merupakan proses mencapai tujuan,
dengan demikian terjadi perubahan tingkah laku setelah proses
pembelajaran. Guru dalam kegiatan pembelajaran, merumuskan tujuan-
tujuan dari belajar yang harus dicapai siswa. Siswa yang berhasil adalah
siswa yang mampu mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-
tujuan instruksional. Mulyasa (2007: 212) berpendapat bahwa hasil
belajar merupakan prestasi belajar yang dicapai oleh peserta didik secara
19
keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dasar dan derajat
perubahan perilaku yang bersangkutan.
Sudjana (2009: 3) berpendapat bahwa :
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah lakusebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakupbidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga mengungkapkan bahwa hasil
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Jika dilihat dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan
proses evaluasi hasil belajar dan dari sisi siswa hasil belajar merupakan
berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan–kemampuan tersebut
mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat
dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan
dan pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
Pratiwi (2015) menjelaskan kemampuan-kemampuan yang dapat dimiliki
siswa setelah menerima proses pembelajaran diklasifikasikan ke dalam
tiga ranah berikut:
a. Ranah kognitif yaitu berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
20
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Penilaian kognitif dilakukan
setelah siswa mempelajari satu kompetensi dasar yang harus dicapai,
akhir dari semester, dan jenjang satuan pendidikan.
b. Ranah afektif berhubungan dengan minat dan sikap yang dapat
berbentuk tanggung jawab, kerjasama, disiplin, komitmen, percaya
diri, jujur, menghargai pendapat orang lain, dan kemampuan
mengendalikan.
c. Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak siswa dalam menyajikan pengetahuan faktual
dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, karya yang estetis,
menunjukkan gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.
Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar pada
ranah kognitif mata pelajaran fisika SMA kelas X. Taksonomi Bloom
dalam ranah kognitif yang telah direvisi Anderson dan Krathwohl dalam
Gunawan, dkk. (2015: 11) adalah mengingat (remember), memahami atau
mengerti (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze),
mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create).
Penjelasan mengenai kategori dan subkategori tingkatan ranah kognitif
dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.
21
Tabel 5. Kategori dan Subkategori Ranah Kognitif
Kategori Proses Kognitif Contoh Subkategori Proses Kognitif(1) (2)
1. Mengingat (remember) Mengungkap kembali pengetahuandari perbendaharaan instan.
1.1 Mengenal
1.2 Menghafal
Mengenali tanggal-tanggal peristiwasejarah penting.Hafal nama-nama kota.
2. Memahami (understand)
2.1 Menafsirkan2.2 Memberi contoh2.3 Mengklasifikasi
2.4 Meringkas2.5 Interferensi
2.6 Membandingkan2.7 Menjelaskan
Menjelaskan makna suatu pesanpembelajaran baik secara lisan, tulisanmaupun gambar/grafik.Menafsirkan isi pidato, dokumen.Memberikan contoh suatu definisi.Mengelompokkan jenis tanaman berbijitunggal.Meringkas isi suatu bukuMemberlakukan suatu prinsip ke situasiyang berbedaMencari persamaan dan perbedaanMenjelaskan sebab-akibat suatukejadian
3. Mengaplikasi (apply)3.1Menerapkan rumus
3.2 Mengimplementasikan
Menerapkan dalil atau prosedurMengalikan panjang dengan lebaruntuk menentukan luas persegi panjangMemanfaatkan dalil bejanaberhubungan untuk pembuatan saluranpipa air minum
4. Analisis (analyze)
4.1 Membedakan
4.2 Mengorganisasi
4.3 Mengkarakterisasi
Merinci suatu objek menjadi bagian-bagianMembedakan bagian penting dankurang pentingMenyusun bagian-bagian menjadi suatukeutuhanMenunjukkkan ciri khas negara hukum
5. Evaluasi (evaluate)
5.1 Mengecek
5.2 Mengkritik
Memberikan penilaian berdasarkansuatu kriteriaMemeriksa apakah suatu gedungdibangun sesuai bestek.Memberikan penilaian di antara metodeyang tepat untuk menyelesaikanmasalah.
6. Menciptakan (create)
6.1 Menghasilkan
6.2 Merencanakan6.3 Memproduksi
Memadukan suatu bagian atau unsursehingga menjadi suatu kesatuan.Menghasilkan suatu hipotesis setelahmembaca landasan teori.Menyusun proposal PTKMemproduksi kain batik Surakarta
22
Hasil belajar ranah kognitif diartikan seberapa jauh siswa dalam
menyerap dan memahami materi pelajaran yang diberikan. Ada beberapa
tingkatan kemampuan yang dilalui oleh siswa dalam ranah kognitif.
Setelah siswa menangkap dan mengetahui maksud dari suatu materi,
siswa akan mampu memahami materi tersebut dari segi yang berbeda-
beda. Selanjutnya siswa akan mampu menerapkan ide-ide atau gagasan
yang telah dipelajari, dengan menganalisis dan mensintesis suatu materi
pelajaran, hingga mampu mengevaluasi atau menilai apa yang telah
dipelajari.
Mustafidhin (2016) menyatakan hasil belajar kognitif merupakan hasil
akhir yang diperoleh peserta didik dalam pemahamannya tentang ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan proses mental (otak) dan merupakan
dasar penguasaan ilmu pengetahuan yang harus dikuasai oleh peserta
didik setelah ia melakukan suatu pembelajaran.
B. Kerangka Pikir
Masalah yang masih sering ditemui dalam pembelajaran fisika di sekolah
yaitu mengenai hasil belajar siswa yang rendah. Hal ini dapat terjadi
disebabkan karena kurang sesuainya model dan strategi pembelajaran yang
diterapkan oleh guru dalam menyampaikan kompetensi dasar dan indikator
pembelajaran fisika.
Hasil belajar fisika siswa sebenarnya dapat ditingkatkan melalui
pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran yang disesuaikan
23
dengan kompetensi dasar dan indikator yang ditentukan. Strategi REACT
adalah salah satu strategi pembelajaran yang dapat memperdalam pemahaman
siswa terhadap pelajaran khususnya fisika, memudahkan siswa mengetahui
kegunaaan materi dalam kehidupan sehari-hari, dan melibatkan siswa dalam
proses penyelesaian masalah melalui aktivitas mengalami.
Salah satu komponen dalam proses pembelajaran yang disiapkan oleh guru
yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa selain strategi pembelajaran
adalah model pembelajaran. Model pembelajaran inkuiri adalah model
pembelajaran yang melibatkan aktivitas siswa secara keseluruhan mulai dari
kemampuannya dalam mencari dan mengumpulkan informasi, mengajukan
pertanyaan maupun melakukan penyelidikan untuk menemukan konsep dari
mata pelajaran tertentu yang sudah dirancang oleh guru.
Implementasi pembelajaran fisika dengan model pembelajaran inkuiri
menggunakan srategi REACT pada penelitian ini mendorong siswa untuk
terlibat aktif dalam proses pembelajaran agar dapat memahami konsep serta
penerapan konsep fisika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari,
sehingga hasil belajar siswa yang semula masih rendah akan meningkat.
Berdasarkan uraian argumen peneliti di atas, berikut disajikan bagan
kerangka pikir untuk memberikan gambaran yang lebih jelas.
24
Gambar 1. Diagram Kerangka Pikir
C. Anggapan Dasar
1. Kelas eksperimen mengimplementasikan model pembelajaran inkuiri
menggunakan strategi REACT sedangkan kelas kontrol menggunakan
model pembelajaran direct instructon (DI).
2. Kelas eksperimen dan kelas kontrol membelajarkan materi pembelajaran
yang sama.
3. Kedua kelas sampel memiliki kemampuan awal dan pengalaman belajar
yang setara.
4. Faktor-faktor lain di luar penelitian diabaikan.
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir tersebut, maka peneliti membuat hipotesis
sebagai berikut:
1. Implementasi model pembelajaran inkuiri menggunakan strategi REACT
berpengaruh terhadap hasil belajar fisika siswa SMA.
Kemampuan awal fisika siswa rendah
Kemampuan awal Kemampuan awal
Pembelajaran denganmodel pembelajaran DI
Pembelajaran dengan model pembelajaranmenggunakan strategi REACT
Perbedaan N-gain
Hasil belajar Hasil belajar
25
2. Peningkatan hasil belajar fisika siswa SMA pada kelas yang
mengimplementasikan model pembelajaran inkuiri menggunakan strategi
REACT lebih tinggi dari peningkatan hasil belajar pada kelas yang
menggunakan model pembelajaran DI.
26
III. METODE PENELITIAN
A. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X IPA SMA Negeri 1
Pringsewu di Kabupaten Pringsewu tahun ajaran 2017/2018.
B. Sampel Penelitian
Sampel pada penelitian ini ditentukan menggunakan teknik purposive
sampling. Teknik penentuan sampel tersebut dilakukan dengan
mempertimbangakan rata-rata hasil belajar siswa pada semester sebelumnya,
waktu belajar yang sama, materi belajar yang sama, dan sampel dianggap
homogen atau relatif homogen. Prosedur pengambilan sampel ini dilakukan
dengan cara memilih dua kelas untuk dipilih sebagai sampel, kemudian
ditentukan satu kelas sebagai kelas eksperimen yang menerapkan model
inkuiri dengan menggunakan strategi REACT dan satu kelas sebagai kelas
kontrol yang menggunakan model Direct Instruction (DI).
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah true
experimental design dengan jenis pretest-posttest control group design.
27
Subjek diambil secara random untuk kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol. Secara diagram rancangan penelitian ini digambarkan pada Gambar 4.
Gambar 2. Pretest-Posttest Control Group Design
Keterangan:
KE = kelas eksperimen
KK= kelas kontrol
O1 = pretest
O2 = posttest
X = pembelajaran dengan model inkuiri menggunakan strategi REACT
C = pembelajaran dengan model DI
Adanya pretest (O1) pada kedua kelas dapat digunakan sebagai dasar dalam
menentukan perubahan. Pemberian posttest (O2) pada akhir kegiatan akan
dapat menunjukkan seberapa jauh akibat yang muncul setelah diberikan
perlakuan (X,C).
D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Langkah-langkah pada penelitian ini adalah:
1. Observasi penelitian
a. Meminta izin kepada Kepala SMA Negeri 1 Pringsewu untuk
melaksanakan penelitian.
KE ---------------- O1-------------------X------------------------O2
KK-----------------O1-------------------C------------------------O2
28
b. Bersama guru mitra menentukan populasi dan sampel penelitian dan
waktu pelaksanaan penelitian.
2. Pelaksanaan penelitian
a. Tahap persiapan terdiri dari menyusun perangkat pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan pembelajaran:
a) Melakukan pretest dengan soal yang sama pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
b) Melaksanakan kegiatan pembelajaran di masing-masing kelas
dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri menggunakan
strategi REACT pada kelas eksperimen dan menerapkan model DI
pada kelas kontrol.
c) Melaksanakan posttest dengan soal yang sama pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
d) Melakukan tabulasi dan analisis data.
e) Menarik kesimpulan.
E. Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Data Penelitian
Data pada penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang diperoleh
berdasarkan nilai pretest dan posttest yang dilakukan di awal dan di akhir
pembelajaran.
29
2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik tes, yaitu melalui
pretest dan posttest. Pretest digunakan untuk mengumpulkan data
kuantitatif kemampuan awal siswa atau kemampuan sebelum diberi
perlakuan. Posttest digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif hasil
belajar siswa setelah diberikan perlakuan. Upaya mendapatkan data yang
akurat, maka tes yang digunakan dalam penelitian harus memenuhi
kriteria yang baik.
F. Instrumen Penelitian
Data kuantitatif pada penelitian dikumpulkan menggunakan instrumen tes
dalam bentuk soal pilihan jamak yang berjumlah 15 soal. Instrumen tes yang
berbentuk soal tersebut digunakan untuk mengukur data kuantitatif hasil
belajar siswa dalam ranah kognitif. Ranah kognitif yang dimaksud dalam
penelitian mencakup aspek mengingat sampai dengan aspek menganalisis.
G. Analisis Instrumen
1. Uji Validitas
Arikunto (2010: 211-213) menyatakan bahwa validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur
apa yang diinginkan. Pengujian validitas instrumen pada penelitian ini
30
menggunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh
Pearson dengan persamaan berikut:
= ∑ − (∑ )(∑ ){ ∑ − (∑ )}{ ∑ − (∑ )}Keterangan:
rxy = indeks korelasi antara dua variabel
X = skor rata-rata dari X
Y = skor rata-rata dari Y
N = jumlah sampel
Kriteria pengujiannya yaitu instrumen akan dinyatakan valid jika korelasi
antar butir dengan skor total lebih dari 0,3 dan instrumen akan
dinyatakan tidak valid jika korelasi antar butir dengan skor total kurang
dari 0,3. Jika rhitung > rtabel dengan α = 0,05 maka instrumen tersebut
dinyatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan agar dapat menunjukkan sejauh mana instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
penelitian. Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Pengujian reliabilitas pada
penelitian ini menggunakan rumus Alpha, sebagaimana yang disebutkan
Arikunto (2010: 238-239).
2
2
11 11 t
b
k
kr
31
Keterangan:
11r = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2b = jumlah varians butir
2t = varians total
Dapat diketahui bahwa kriteria indeks reliabilitas sebagaimana yang
ditampilkan pada Tabel 6 berikut.
Tabel 6. Kriteria Interpretasi Indeks Reliabilitas
Indeks Reliabilitas Kriteria0,800 - 1,000 Sangat tinggi0,600 - 0,800 Tinggi0,400 - 0,600 Cukup0,200 - 0,400 Rendah0,000 - 0,200 Sangat Rendah
H. Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari
populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
Rumusan hipotesis pengujiannya yaitu:
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi tidak normal
32
Pedoman pengambilan keputusan:
1) Nilai signifikansi ≤ 0,05 maka data berdistribusi normal
2) Nilai signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi tidak normal
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel
mempunyai varians yang homogen atau tidak. Hasil uji homogenitas
selanjutnya digunakan dalam pengujian hipotesis. Rumusan hipotesis uji
homogenitas sebagai berikut:
Ho : Data hasil belajar siswa memiliki varians yang homogen
H1 : Data hasil belajar siswa memiliki varians yang tidak homogen
Kriteria uji yang digunakan melihat sig pada Levene Statistic adalah:
1) Jika nilai sig ≤ 0,05 maka data memiliki varians yang tidak homogen
2) Jika nilai sig > 0,05 maka data memiliki varians yang homogen.
3. N-Gain
Analisis tes hasil belajar yang menggunakan nilai pretest dan postest,
maka digunakan analisis N-Gain. Perhitungan ini bertujuan untuk
mengetahui peningkatan nilai pretest dan posttest dari kedua kelas. Rumus
N-Gain Hake (2002: 3) sebagai berikut:
N-gain=
33
Kriteria interpretasi N-gain dapat dilihat pada Tabel 7 berikut:
Tabel 7. Kriteria Interpretasi N-gain
N-gain Kriteria InterpretasiN-gain > 0,7 Tinggi
0,3 < N-gain < 0,7 SedangN-gain < 0,3 Rendah
4. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan dua jenis uji statistik
yaitu uji Wilcoxon dan uji Independent Sample T-Test. Berikut penjelasan
masing-masing uji hipotesis yang digunakan.
a. Uji Wilcoxon Signed Rank Test
Uji Wilcoxon Signed Rank Test merupakan salah satu jenis uji statistik
nonparametrik. Uji Wilcoxon Signed Rank Test sama seperti uji t dua
sampel berpasangan, namun ditujukan untuk data yang tidak
berdistribusi normal karena uji ini tidak memerlukan adanya asumsi-
asumsi mengenai sebaran data populasi.
Sampel berpasangan yang telah disebutkan sebelumnya diartikan
sebagai sebuah sampel dengan subyek yang sama namun mengalami
dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda yaitu dengan dilakukan
pretest (sebelum dilakukan perlakuan) dan posttest (setelah dilakukan
perlakuan). Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji perbedaan
rata-rata antara sampel-sampel yang berpasangan. Ada atau tidaknya
34
perbedaan tersebut dijadikan tolak ukur untuk melihat ada atau tidaknya
pengaruh X terhadap Y.
Dasar pengambilan keputusan:
1) Nilai Sig ≤ 0,05 maka H0 ditolak
2) Nilai Sig > 0,05 maka H0 diterima.
b. Independent Sample T-Test
Uji ini dilakukan untuk membandingkan dua sampel yang berbeda
digunakan untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan rata-rata antara
dua kelompok sampel. Dasar pengambilan keputusan pada uji hipotesis
ini adalah:
1) Jika nilai signifikansi ≤ 0,05, maka H0 ditolak
2) Jika nilai signifikansi > 0,05, maka H0 diterima.
I. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini terdiri dari dua pasang sebagai berikut:
1. H0 : Tidak terdapat pengaruh implementasi model pembelajaran
inkuiri menggunakan strategi REACT terhadap hasil belajar fisika
siswa SMA.
H1 : Terdapat pengaruh implementasi model pembelajaran inkuiri
menggunakan strategi REACT terhadap hasil belajar fisika siswa
SMA.
35
2. H0 : Tidak terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar fisika siswa
SMA pada kelas yang mengimplementasikan model pembelajaran
menggunakan strategi REACT dan kelas yang menggunakan
model pembelajaran DI.
H1 : Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada kelas
yang mengimplementasikan model pembelajaran menggunakan
strategi REACT dan kelas yang menggunakan model
pembelajaran DI.
58
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan yang diungkapkan setelah penelitian dan analisis data adalah
sebagai berikut:
1. Implementasi model pembelajaran inkuiri menggunakan strategi REACT
berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar fisika siswa SMA, dengan
nilai signifikansi sebesar 0,000.
2. Peningkatan hasil belajar fisika siswa pada kelas yang
mengimplementasikan model pembelajaran inkuiri menggunakan strategi
REACT lebih tinggi dari kelas yang menggunakan model DI, dengan N-
gain kelas yang mengimplementasikan model pembelajaran inkuiri
menggunakan strategi REACT 1,298 kali lebih besar dari N-gain kelas
yang menggunakan model DI.
B. Saran
Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan, penulis menyarankan agar:
1. Melakukan persiapan yang matang dengan mempertimbangkan
pengalokasian waktu pada setiap langkah-langkah pembelajaran REACT
59
apabila akan mengimplementasikan model pembelajaran inkuiri
menggunakan strategi REACT.
2. Memberikan motivasi dan pertanyaan-pertanyaan pemicu kepada siswa
yang kurang aktif dalam pembelajaran agar lebih mampu melakukan
eksplorasi dan penyelidikan terhadap masalah yang ada, serta memberikan
apresiasi lebih terhadap siswa jika mampu melaksanakan tugas dengan
baik.
60
DAFTAR PUSTAKA
Aini, F. N., Suprakarti, & Sari, P.2017. Penerapan Strategi REACT (Relating,
Experiencing, Applying,Cooperating, Transfering) untuk Meningkatkan
Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Pada Pokok Bahasan Bangun Datar
di Kelas VII-2 SMP Negeri 47 Jakarta. Jurnal Riset Pembelajaran
Matematika. 1 (1): 67-75. (Online) di http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/
jrpms/article/download/3029/2190. Diakses pada tanggal 16 November
2017.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
BSNP. 2007. Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Cahyono, B. A. D., Sutarto, & Mahardika, I. K. 2017. Model Pembelajaran
REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transfering)
disertai Media Video Kejadian Fisika terhadap Keterampilan Proses Sains
dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Fisika di SMA. Jurnal
Edukasi. 4 (3) : 20-24. (Online) di http://jurnal.unej.ac.id/index.php/
JEUJ/article/download/6155/4561/.Diakses pada 01 April 2018.
Choiriyah, E. N. J. I. 2017. Pengembangan Pembelajaran Matematika Berbasis
Masalah dengan Strategi REACT untuk Meningkatkan Pemahaman
Relasional Siswa. E-Journal UIN Sunan Ampel. (Online) di
http://ejournal.uinsby.ac.id/index.php/. Diakses pada 15 November 2017.
Crawford, M. L. 2001. Teaching Contextually Research, Rationale, and
Techniques for Improving Student Motivation and Achievement in
Mathematics and Science. Texas: CCI Publishing.
Dewi, N. L., Dantes, N., & Sadia, I W. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar IPA. E-Journal
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan
Pendidikan Dasar. 3. (Online) di http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/
index.php/jurnal_pendas/article/download/512/304. Diakses pada 15
November 2017.
61
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Eggen, P. D. & Kauchak, D.P. 1993. Learning and Teaching 2nd edition.
Massachussets: All and Bacon.
Fakhruriza, O. & Kartika, I. 2015. Keefektifan Model Pembelajaran Relating,
Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring (REACT) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP pada Materi Kalor. JRKPF UAD. 2
(2): 54-57. (Online) di http://journal.uad.ac.id/index.php/JRKPF
/article/download/3250/pdf_18. Diakses pada 16 November 2017.
Farid, A. & Nurhayati, S. 2013. Pengaruh Penerapan Strategi REACT terhadap
Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI. Chemistry in Education (CiE). 3 (1):
36-42. (Online) di https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined/
article/view/1755/2890. Diakses pada 12 Mei 2018.
Fatmala, K., Churiyah, M., & Nora, E. 2016. Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran
Kontekstual REACT. JPBM. 2 (1): 27-40. (Online) di htttp://journal2.um.
ac.id/index.php/jpbm/article/download/1688. Diakses pada 01 April 2018.
Fraenkel, J. R. & Norman, E. W. 2009. How to Design and Evaluate Research in
Education. New York: McGraw Hill Companies.
Gulo, A. 2010. Penerapan Strategi REACT untuk Meningkatkan Pemahaman
Siswa Pada Materi Fungsi di Kelas XI SMA Negeri 1 Kutapanjang. Jurnal
Pendidikan Matematika Inspiratif. (Online) di http://jurnal.unimed.ac.id/
2012/index.php. Diakses pada 19 November 2017.
Gunawan, I. & Palupi, A. R. 2015. Taksonomi Bloom Revisi Ranah Kognitif:
Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Penilaian. E-
journal IKIP PGRI Madiun. 2 (2): 16-40. (Online) di http://e-
journal.unipma.ac.id/index.php/PE/article/view/50. Diakses pada 11
November 2017.
Hake, R.R. 2002. Relationship of Individual Student Normalized Learning Gains
in Mechanics with Gender, High-School Physics, and Pretest Scores on
Mathematics and Spatial Visualization. Physics Education Research
Conference; Boise, Idaho. (Online) di http://www.physics.indiana.edu/
~hake. Diakses pada 11 November 2017.
Husna, F. E., Dwina, F., & Murni, D. 2014. Penerapan Strategi REACT dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas
X SMAN 1 Batang Anai. Jurnal Pendidikan Matematika. 3 (1): 26-30.
(Online) di http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pmat/article/
download/1202/894. Diakses pada 12 Mei 2018.
62
Ismawati, R. 2017. Strategi REACT dalam Pembelajaran Kimia. Indonesian
Journal of Science and Education. 1 (1): 1-7. (Online) di
http://jurnal.untidar.ac.id/index.php/ijose/article/view/413/381. Diakses
pada 12 Mei 2018.
Ismaya, S. N., Subiki, & Harijanto. 2015. Penerapan Model Pembelajaran
Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transfering (REACT)
terhadap Motivasi dan Hasil Belajar dalam Pembelajaran Fisika di SMA.
Jurnal Pendidikan Fisika. 4 (2): 121-127. (Online) di http://jurnal.unej.ac.
id/index.php/JPF/article/view/1874. Diakses pada 01 April 2018.
Kaliantin, R. W. 2014. Penerapan Model Pembelajaran REACT dengan Metode
Demonstrasi untuk Meningkatkan Kemampuan Kerja Ilmiah dan Prestasi
Belajar Fisika Siswa Kelas VIIID SMPN 1 Karangploso Malang. Jurnal
Ilmu Pendidikan. 23 (1): 46-52. (Online) di https://journal.um.ac.id/
index.php/article/view/10756. Diakses pada 31 Maret 2018.
Latifah, S., Komikesari, H., & Ulum, M. 2017. Efektivitas Strategi REACT
(Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transfering) terhadap
Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains di SMP N 22 Bandar
Lampung. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika. 8 (2). (Online) di
http://journal.upgris.ac.id/index.php/JP2F. Diakses pada 12 Mei 2018.
Marlissa, I. & Widjayanti, D. B. 2015. Pengaruh Strategi REACT ditinjau dari
Gaya Kognitf. Jurnal Riset Pendidikan Matematika. 2 (2): 189. (Online) di
https://journal.uny.ac.id/index.php/jrpm/article/view/7333. Diakses pada 09
November 2017.
Meita, N. F. 2016. Pengaruh Strategi Pembelajaran REACT terhadap Prestasi
Belajar Fisika Siswa ditinjau dari Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas
X SMA Negeri 7 Malang. Jurnal Lensa. 6 (1): 15-28. (Online) di
https://ejournalwiraraja.com/index.php/fkip/article/view/250/215. Diakses
pada 01 April 2018.
Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mustafidhin, M. 2016. Keefektifan Strategi Pembelajaran REACT terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kalor Kelas VII MTs NU 05 Sunan
Katong Kaliwungu Tahun Pelajaran 2015/2016. Jurnal Pendidikan MIPA.
(Online) di http://journal.walisongo.ac.id/index.php/Phenomenon. diakses
pada 01 April 2018.
Nurzaini, M. & Wasis. 2016. Penerapan Pembelajaran Kontekstual dengan
Strategi REACT untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa
pada Materi Fluida Statis di Kelas X SMAN 1 Gedangan. Jurnal Inovasi
Pendidikan Fisika (JIPF). 5 (2): 11-16. (Online) di http://jurnalmahasiswa.
unesa.ac.id/index.php/inovasi-pendidikan-fisika/article/view/16275. Diakses
pada 12 Mei 2018.
63
Pratiwi, E., Hasyim, A., & Sudirman. 2015. Peningkatan Hasil Belajar
Matematika Siswa melalui Model Pembelajaran Discovery di Kelas X
SMK Muhammadiyah 2 Bandar Lampung. Jurnal Teknologi Informasi
Komunikasi Pendidikan. 3 (2). (Online) di http://jurnal.fkip.unila.ac.id/
index.php/JT/article/view/ 7851. Diakses pada 19 November 2017.
Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sani, R. A. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sanjaya,W. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Selamet, K., Sadia, I. W., & Suma, K. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran
Kontekstual REACT terhadap Pemahaman Konsep Fisika dan Keterampilan
Proses Sains Siswa Kelas VIII SMP. e-Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA. (Online) di
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/semnasmipa/article/viewfile/10252
/6550.3. Diakses pada 01 April 2018.
Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.
Sukma, L. K. & Muliati S. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing (Guided Inquiry) dan Motivasi terhadap Hasil Belajar Fisika
Siswa. Jurnal Pembelajaran Fisika. 18 (1): 49-63. (Online) di
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/stf/article/download/3185/2537/.
Diakses pada 19 November 2017.
Sumarmi. 2012. Model-Model Pembelajaran Geografi. Malang: Aditya Media
Publishing.
Suminten, N. 2015. Strategi Pembelajaran Relating Experiencing Applying
Cooperating Transferring (REACT) dengan Pendekatan Inkuiri untuk
Mengurangi Miskonsepsi Fisika Siswa. Jurnal Fisika dan Pendidikan
Fisika. 1 (2): 6-10. (Online) di http://omega.uhamka.ac.id/index.php/omega
/article/view/24/39. Diakses pada 31 April 2018.
Suryani & Agung, L. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Penerbit
Ombak.
Trianto. 2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif : Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
Wildani, A. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual REACT terhadap
Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA Kabupaten Pamekasan. Jurnal
64
Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains. 4 (1): 94-101. (Online) di
http://jurnal.uim.ac.id/index.php/fkip/articledownload/180/144. Diakses
pada 9 November 2017.
Yuliati, L. 2008. Model-Model Pembelajaran Fisika Teori dan Praktek. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Zahro, U. L., Serevina, V., & Astra, I. M. 2017. Pengembangan Lembar Kerja
Siswa (LKS) Fisika dengan Menggunakan Strategi Relating, Experiencing,
Applying, Cooperating, Transferring (REACT) Berbasis Karakter Pada
Pokok Bahasan Hukum Newton. Jurnal Wahana Pendidikan Fisika. 2 (1)
63-68. (Online) di http://ejournal.upi.edu/index.php./WapFi/article/view
/4906. Diakses pada 30 Mei 2017.