97058443-makalah-autis

28
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Pendidikan Luar Biasa kita banyak mengenal macam-macam Anak Berkebutuhan Khusus. Salah satunya adalah anak Autis. Anak autis juga merupakan pribadi individu yang harus diberi pendidikan baik itu keterampilan, maupun secara akademik. Permasalahan yang dilapangan terkadang setiap orang tidak mengetahui tentang anak autis tersebut. Oleh kerena itu kita harus kaji lebih dalam tentang anak autis. Dalam pengkajian tersebut kita btuh banyak informasi mengenai siapa anak autis, penyebabnya dan lainnya. Dengan adanya bantuan baik itu pendidikan secara umum. Dalam masyarakat nantinya anak-anak tersebut dapat lebih mandiri dan anak-anak tersebut dapat mengembangkan potensi yang ada dan dimilikinya yang selama ini terpendam karena ia belum bisa mandiri. Oleh karena itu, makalah ini nantinya dapat membantu kita mengeahui anak autis tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan makalah autis ini adalah: 1. Apa yang dimaksud dengan anak autis? 2. Apa yang menyebabkan anak autis? 3. Bagimana patofisiologi anak yang autis? 4. Apa saja manifestasi klinis anak autis? 5. Bagaimana WOC autis? 6. Apa saja penatalaksana anak autis? 7. Bagaimana ASKEP autis? 1.3 Tujuan Masalah Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui : 1. Pengertian anak autis 2. Etiologi ( penyebab ) autis 3. Patofisiologi autis

Upload: ahmad-sazali

Post on 04-Apr-2018

233 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 97058443-MAKALAH-AUTIS

7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS

http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 1/28

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam Pendidikan Luar Biasa kita banyak mengenal macam-macam Anak

Berkebutuhan Khusus. Salah satunya adalah anak Autis. Anak autis juga merupakan

pribadi individu yang harus diberi pendidikan baik itu keterampilan, maupun secara

akademik. Permasalahan yang dilapangan terkadang setiap orang tidak mengetahui

tentang anak autis tersebut. Oleh kerena itu kita harus kaji lebih dalam tentang anak

autis. Dalam pengkajian tersebut kita btuh banyak informasi mengenai siapa anak autis,

penyebabnya dan lainnya. Dengan adanya bantuan baik itu pendidikan secara umum.

Dalam masyarakat nantinya anak-anak tersebut dapat lebih mandiri dan anak-anak

tersebut dapat mengembangkan potensi yang ada dan dimilikinya yang selama ini

terpendam karena ia belum bisa mandiri. Oleh karena itu, makalah ini nantinya dapat

membantu kita mengeahui anak autis tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan makalah autis ini adalah:

1.  Apa yang dimaksud dengan anak autis?

2.  Apa yang menyebabkan anak autis?

3.  Bagimana patofisiologi anak yang autis?

4.  Apa saja manifestasi klinis anak autis?

5.  Bagaimana WOC autis?

6.  Apa saja penatalaksana anak autis?

7.  Bagaimana ASKEP autis?

1.3 Tujuan Masalah

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui :

1.  Pengertian anak autis

2.  Etiologi ( penyebab ) autis

3.  Patofisiologi autis

Page 2: 97058443-MAKALAH-AUTIS

7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS

http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 2/28

2

4.  Manifestasi klinis ( gejala-gejala ) anak autis

5.  WOC autis

6.  Penatalaksanaan autis

7.  ASKEP autis

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk melatih dan

menambah pengetahua tentang anak autis. Dan diharapkan agar mahasiswa/mahasiswi

dapat membuat asuhan keperawatan anak autis. Disamping itu juga sebagai syarat dari

tugas mata kuliah keperawatan anak.

Page 3: 97058443-MAKALAH-AUTIS

7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS

http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 3/28

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 

2.1 DEFENISI

Secara harfiah autisme berasal dari kata autos ( diri ) sedangkan isme ( paham/aliran ).

Autisme secara etimologi adalah anak yang memiliki gangguan perkembangan dalam

dunianya sendiri. Beberapa pengartian autis menurut para ahli adalah sebagai berikut:

a.  Autisme merupakan suatu jenis gangguan perkembangan pada anak, mengalami

kesendirian, kecenderungan menyendiri. (Leo kanker handojo, 2003 )

b.  Autisme adalah ganguan perkembangan yang terjadi pada anak yang mengalami

kondisi menutup diri. Dimana gangguan ini mengakibatkan anak mengalami

keterbatasan dari segi komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku “Sumber dari

Pedoman Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Austistik”. ( American Psychiatic

Association 2000 )

c.  Autisme adalah adanya gangguan dalam bidang Interaksi sosial, komunikasi,

perilaku, emosi, dan pola bermain, gangguan sensoris dan perkembangan terlambat

atau tidak normal. Autisme mulai tampak sejak lahir atau saat masi bayi ( biasanya

sebulum usia 3 tahun ). “Sumber dari Pedoman Penggolongan Diagnotik Gangguan

Jiwa” (PPDGJ III)

d.  Autisme adalah suatu kondisi yang mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat

masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau

komunikasi yang normal. Hal ini mengakibatkan anak tersebut terisolasi dari anak

yang lain. (Baron-Cohen, 1993).

Jadi anak autisme merupakan anak yang mengalami gangguan perkembangan yang

sangat kompleks yang dapat diketahui sejak umur sebelum 3 tahun mencakup bidang

komunikasi, interaksi sosial serta perilakunya. Anak autisme dapat ditinjau dari

beberapa segi yaitu:

Page 4: 97058443-MAKALAH-AUTIS

7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS

http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 4/28

4

a.  Segi pendidikan : anak autis adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan

komunikasi, sosial, perilaku pada anak sesuai dengan kriteria DSM-IV sehingga anak

ini memerlukan penanganan/layanan pendidikan secara khusus sejak dini.

b.  Segi medis : anak autis adalah anak yang mengalami gangguan/kelainan otak yang

menyebabkan gangguan perkembangan komunikasi, sosial, perilaku sesuai dengan

kriteria DSM-IV sehingga anak ini memerlukan penanganan/terapi secara klinis.

c.  Segi psikologi : anak autis adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan

yang berat bisa ketahui sebelum usia 3 tahun, aspek komunikasi sosial, perilaku,

bahasa sehingga anak perlu adanya penanganan secara psikologis.

d.  Segi sosial anak autis adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan berat

dari beberapa aspek komunikasi, bahasa, interaksi sosial, sehingga anak ini

memerlukan bimbingan ketrampilan sosial agar dapat menyesuaikan dengan

lingkungannya.

Jadi Anak Autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan fungsi otak yang

bersifat pervasive (inco) yaitu meliputi gangguan kognitif, bahasa, perilaku,

komunikasi, dan gangguan interaksi sosial, sehingga ia mempunyai dunianya sendiri.

2.2 ETIOLOGI 

Penyebab autisme menurut banyak pakar telah disepakat bahwa pada otak anak

autisme dijumpai suatu kelainan pada otaknya. Apa sebabnya sampai timbul kelainan

tersebut memang belum dapat dipastikan. Banyak teori yang diajukan oleh para pakar,

kekurangan nutrisi dan oksigenasi, serta akibat polusi udara, air dan makanan. Diyakini

bahwa ganguan tersebut terjadi pada fase pempentukan organ (organogenesis) yaitu

pada usia kehamilan antara 0 ± 4 bulan. Organ otak sendiri baru terbentuk pada usia

kehamilan setelah 15 minggu.

Dari penelitian yang dilakukan oleh para pakar dari banyak negara diketemukan

beberapa fakta yaitu 43% penyandang autisme mempunyai kelainan pada lobus parietalis

otaknya, yang menyebabkan anak cuek terhadap lingkungannya. Kelainan juga

ditemukan pada otak kecil (cerebellum), terutama pada lobus ke VI dan VII. Otak kecil

bertanggung jawab atas proses sensoris, daya ingat, berfikir, belajar berbahasa dan

proses atensi (perhatian). Juga didapatkan jumlah sel Purkinye di otak kecil yang sangat

Page 5: 97058443-MAKALAH-AUTIS

7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS

http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 5/28

5

sedikit, sehingga terjadi gangguan keseimbangan serotonin dan dopamine, akibatnya

terjadi gangguan atau kekacauan impuls di otak.

Ditemukan pula kelainan yang khas di daerah sistem limbik yang disebut

hippocampus. Akibatnya terjadi gangguan fungsi control terahadap agresi dan emosi

yang disebabkan oleh keracunan logam berat seperti mercury yang banyak terdapat

dalam makanan yang dikonsumsi ibu yang sedang hamil, misalnya ikan dengan

kandungan logam berat yang tinggi. Pada penelitian diketahui dalam tubuh anak-anak

penderita autis terkandung timah hitam dan merkuri dalam kadar yang relatif tinggi.

Anak kurang dapat mengendalikan emosinya, seringkali terlalu agresif atau sangat

pasif. Hippocampus bertanggung jawab terhadap fungsi belajar dan daya ingat. Terjadilah

kesulitan penyimpanan informasi baru. Perilaku yang diulang-ulang yang aneh dan

hiperaktif juga disebabkan gangguan hippocampus. Faktor genetika dapat menyebabkan

abnormalitas pertumbuhan sel  – sel saraf dan sel otak, namun diperkirakan menjadi

penyebab utama dari kelainan autisme, walaupun bukti-bukti yang konkrit masih sulit

ditemukan.

Diperkirakan masih banyak faktor pemicu yang berperan dalam timbulnya gejala

autisme. Pada proses kelahiran yang lama (partus lama) dimana terjadi gangguan nutrisi

dan oksigenasi pada janin dapat memicu terjadinya austisme. Bahkan sesudah lahir (post

partum) juga dapat terjadi pengaruh dari berbagai pemicu, misalnya : infeksi ringan

sampai berat pada bayi. Pemakaian antibiotika yang berlebihan dapat menimbulkan

tumbuhnya jamur yang berlebihan dan menyebabkan terjadinya kebocoran usus (leaky

get syndrome) dan tidak sempurnanya pencernaan protein kasein dan gluten. Kedua

protein ini hanya terpecah sampai polipeptida. Polipeptida yang timbul dari kedua

protein tersebut terserap kedalam aliran darah dan menimbulkan efek morfin pada otak

anak. Dan terjadi kegagalan pertumbuhan otak karena nutrisi yang diperlukan dalam

pertumbuhan otak tidak dapat diserap oleh tubuh, ini terjadi karena adanya jamur dalam

lambungnya, atau nutrisi tidak terpenuhi karena faktor ekonomi.

Page 6: 97058443-MAKALAH-AUTIS

7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS

http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 6/28

6

2.3 PATOFIOLOGI

Sel saraf otak (neuron) terdiri atas badan sel dan serabut untuk mengalirkan

impuls listrik (akson) serta serabut untuk menerima impuls listrik (dendrit). Sel saraf 

terdapat di lapisan luar otak yang berwarna kelabu (korteks). Akson dibungkus selaput

bernama mielin, terletak di bagian otak berwarna putih. Sel saraf berhubungan satu sama

lain lewat sinaps.

Sel saraf terbentuk saat usia kandungan tiga sampai tujuh bulan. Pada trimester

ketiga, pembentukan sel saraf berhenti dan dimulai pembentukan akson, dendrit, dan

sinaps yang berlanjut sampai anak berusia sekitar dua tahun.

Setelah anak lahir, terjadi proses pengaturan pertumbuhan otak berupa

bertambah dan berkurangnya struktur akson, dendrit, dan sinaps. Proses ini dipengaruhi

secara genetik melalui sejumlah zat kimia yang dikenal sebagai brain growth factors dan

proses belajar anak.

Makin banyak sinaps terbentuk, anak makin cerdas. Pembentukan akson, dendrit,

dan sinaps sangat tergantung pada stimulasi dari lingkungan. Bagian otak yang digunakan

dalam belajar menunjukkan pertambahan akson, dendrit, dan sinaps. Sedangkan bagian

otak yang tak digunakan menunjukkan kematian sel, berkurangnya akson, dendrit, dan

sinaps.

kelainan genetis, keracunan logam berat, dan nutrisi yang tidak adekuat dapat

menyebabkan terjadinya gangguan pada proses  – proses tersebut. Sehingga akan

menyebabkan abnormalitas pertumbuhan sel saraf.

Pada pemeriksaan darah bayi-bayi yang baru lahir, diketahui pertumbuhan

abnormal pada penderita autis dipicu oleh berlebihnya neurotropin dan neuropeptida

otak (brain-derived neurotrophic factor, neurotrophin-4, vasoactive intestinal peptide,

calcitonin-related gene peptide) yang merupakan zat kimia otak yang bertanggung jawab

untuk mengatur penambahan sel saraf, migrasi, diferensiasi, pertumbuhan, dan

perkembangan jalinan sel saraf. Brain growth factors ini penting bagi pertumbuhan otak.

Page 7: 97058443-MAKALAH-AUTIS

7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS

http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 7/28

7

Peningkatan neurokimia otak secara abnormal menyebabkan pertumbuhan

abnormal pada daerah tertentu. Pada gangguan autisme terjadi kondisi growth without

guidance, di mana bagian-bagian otak tumbuh dan mati secara tak beraturan.

Pertumbuhan abnormal bagian otak tertentu menekan pertumbuhan sel saraf 

lain. Hampir semua peneliti melaporkan berkurangnya sel Purkinye (sel saraf tempat

keluar hasil pemrosesan indera dan impuls saraf) di otak kecil pada autisme.

Berkurangnya sel Purkinye diduga merangsang pertumbuhan akson, glia (jaringan

penunjang pada sistem saraf pusat), dan mielin sehingga terjadi pertumbuhan otak

secara abnormal atau sebaliknya, pertumbuhan akson secara abnormal mematikan sel

Purkinye. Yang jelas, peningkatan brain derived neurotrophic factor dan neurotrophin-4menyebabkan kematian sel Purkinye.

Gangguan pada sel Purkinye dapat terjadi secara primer atau sekunder. Bila

autisme disebabkan faktor genetik, gangguan sel Purkinye merupakan gangguan primer

yang terjadi sejak awal masa kehamilan karena ibu mengkomsumsi makanan yang

mengandung logam berat.

Degenerasi sekunder terjadi bila sel Purkinye sudah berkembang, kemudian

terjadi gangguan yang menyebabkan kerusakan sel Purkinye. Kerusakan terjadi jika dalam

masa kehamilan ibu minum alkohol berlebihan atau obat seperti thalidomide.

Penelitian dengan MRI menunjukkan, otak kecil anak normal mengalami aktivasi

selama melakukan gerakan motorik, belajar sensori-motorik, atensi, proses mengingat,

serta kegiatan bahasa. Gangguan pada otak kecil menyebabkan reaksi atensi lebih

lambat, kesulitan memproses persepsi atau membedakan target, overselektivitas, dan

kegagalan mengeksplorasi lingkungan.

Pembesaran otak secara abnormal juga terjadi pada otak besar bagian depan

yang dikenal sebagai lobus frontalis. Menurut kemper dan Bauman menemukan

berkurangnya ukuran sel neuron di hipokampus (bagian depan otak besar yang berperan

dalam fungsi luhur dan proses memori) dan amigdala (bagian samping depan otak besar

yang berperan dalam proses memori).

Page 8: 97058443-MAKALAH-AUTIS

7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS

http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 8/28

8

Faktor lingkungan yang menentukan perkembangan otak antara lain kecukupan

oksigen, protein, energi, serta zat gizi mikro seperti zat besi, seng, yodium, hormon tiroid,

asam lemak esensial, serta asam folat.

Adapun hal yang merusak atau mengganggu perkembangan otak antara lain

alkohol, keracunan timah hitam, aluminium serta metilmerkuri, infeksi yang diderita ibu

pada masa kehamilan.

2.4 MANIFESTASI KLINIS 

1.  Gangguan dalam komunikasi verbal maupun nonverbal

Meliputi kemampuan berbahasa dan mengalami keterlambatan atau sama sekali

tidak dapat bicara. Menggunakan kata-kata tanpa menghubungkannya dengan

arti yang lazim digunakan. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh

dan hanya dapat berkomunikasi dalam waktu singkat. Kata-katanya tidak dapat

dimengerti oleh orang lain. Tidak mengerti atau tidak menggunakan kata-kata

dalam konteks yang sesuai. Ekolalia (meniru atau membeo), meniru kata, kalimat

atau lagu tanpa tahu artinya. Bicara monoton seperti robot.

2.  Gangguan dalam bidang interaksi sosial

Meliputi gangguan menolak atau menghindar untuk bertatap muka. Tidak

menoleh bila dipanggil, sehingga sering diduga tuli. Merasa tidak senang atau

menolak dipeluk. Bila menginginkan sesuatu, menarik tangan orang yang terdekat

dan berharap orang tersebut melakukan sesuatu untuknnya. Tidak berbagi

kesenangan dengan orang lain. Saat bermain bila didekati malah menjauh.

3.  Gangguan dalam bermain

Diantaranya bermain sangat monoton dan aneh, misalnya menderetkan sabun

menjadi satu deretan yang panjang, memutar bola pada mobil dan mengamati

dengan seksama dalam jangka waktu lama. Ada kedekatan dengan benda

tertentu seperti kertas, gambar, kartu atau guling, terus dipegang dibawa kemana

saja dia pergi. Bila senang satu mainan tidak mau mainan lainnya. Tidak menyukai

boneka, gelang karet, baterai atau benda lainnya. Tidak spontan, reflaks dan tidak

berimajinasi dalam bermain. Tidak dapat meniru tindakan temannya dan tidak

dapat memulai permainan yang bersifat pura-pura. Sering memperhatikan jari-

Page 9: 97058443-MAKALAH-AUTIS

7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS

http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 9/28

9

 jarinya sendiri, kipas angin yang berputar atau angin yang bergerak. Perilaku yang

ritualistik sering terjadi, sulit mengubah rutinitas sehari-hari, misalnya bila

bermain harus melakukan urut-urutan tertentu, bila bepergian harus melalui rute

yang sama.

4.  Gangguan perilaku

Dilihat dari gejala sering dianggap sebagi anak yang senang kerapian harus

menempatkan barang tertentu pada tempatnya. Anak dapat terlihat hiperaktif 

misalnya bila masuk dalam rumah yang baru pertama kali ia datangi, ia akan

membuka semua pintu, berjalan kesana kemari dan berlari-lari tentu arah.

Mengulang suatu gerakan tertentu (menggerakkan tangannya seperti burung

terbang). Ia juga sering menyakiti dirinya sendiri seperti memukul kepala di

dinding. Dapat menjadi sangat hiperaktif atau sangat pasif (pendiam), duduk diam

bengong denagn tatap mata kosong. Marah tanpa alasan yang masuk akal. Amat

sangat menaruh perhatian pada satu benda, ide, aktifitas ataupun orang. Tidak

dapat menunjukkan akal sehatnya. Dapat sangat agresif ke orang lain atau dirinya

sendiri. Gangguan kognitif tidur, gangguan makan dan gangguan perilaku lainnya.

5.  Gangguan perasaan dan emosi

Dapat dilihat dari perilaku tertawa-tawa sendiri, menangis atau marah tanpa

sebab nyata. Sering mengamuk tak terkendali (temper tantrum), terutama bila

tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkannya, bahkan bisa menjadi agresif dan

merusak. Tidak dapt berbagi perasaan (empati) dengan anak lain.

6.  Gangguan dalam persepsi sensori

Meliputi perasaan sensitif terhadap cahaya (penglihata), pendengaran, sentuhan,

penciuman dan rasa (lidah) dari mulai ringan sampai berat. Menggigit, menjilat

atau mencium mainan atau benda apa saja. Bila mendengar suara keras, menutup

telinga. Menangis setiap kali dicuci rambutnya. Merasakan tidak nyaman bila

diberi pakaian tertentu. Tidak menyukai pelukan, bila digendong sering merosot

atau melepaskan diri dari pelukan.

7.  Intelegensi

Dengan uji psikologi konvensional termasuk dalam retardasi secara fungsional.Kecerdasan sering diukur melalui perkembangan nonverbal, karena terdapat

Page 10: 97058443-MAKALAH-AUTIS

7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS

http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 10/28

10

gangguan bahasa. Didapatkan IQ dibawah 70 dari 70% penderita, dan dibawah 50

dari 50%. Namun sekitar 5% mempunyai IQ diatas 100. Anak autis sulit melakukan

tugas yang melibatkan pemikiran simbolis atau empati. Namun ada yang

mempunyai kemampuan yang menonjol di suatu bidang, misalnya matematika

atau kemampuan memori.

Page 11: 97058443-MAKALAH-AUTIS

7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS

http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 11/28

11

2.5 WOC

Partus lama genetik Keracunan

logam

Pemakaian

antibiotik

berlebihan

Gangguan

nutrisi dan

oksigenisasi

>>> neurotropin

dan neuropaptida

Gg pada otak Kerusakan pada

sel purkinye dan

hippocampusAbnormalitas

pertumbuhan sel

saraf 

Peningkatan

neurokimia secara

abnormal

Growth

without

guidance

Ggkeseimbangan

serotonin dan

dopamin

Gg pada

otak kecil

Reaksi atensi

lebih lambat

Infeksi jamur

Kebocoran usus dan

tidak sempurna

pencernaan kasein

dan gluten

Protein terpecah

sampai

polipeptida

Kasein dan gluten

terserap kedalam

aliran darah

Menimbulkanefek morfin

ada otak

AUTIS

Gg

komunika

si

Keterlambat

an dlm

berbahasa

MK: Gg

komunikasi

verbal dannon verbal

Bicara

monoto

n dan

tidak

dimenge

rti orang

lain

Gg interaksi

sosial

Menga

baikan

dan

mengh

indari

orang

lain

Acuh tak

acuh thd

lingkungan

dan orang

lain

Perilaku

yang

aneh

Gg perilakuGg persepsi

sensori

hiperaktif 

Sangat

agresif 

thd orang

lain

dirinya

sendiri

Penglihatan

 

pendengaran

Menutup

telinga bila

mendengar

suara

Sensitif 

thd

cahaya

MK :

perubahan

interaksi

sosial

MK : perubahan

persepsi sensori

MK: Resti

infeksi

Page 12: 97058443-MAKALAH-AUTIS

7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS

http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 12/28

12

2.6 PENALAKSANAAN

Penatalaksanaan dibagi dua yaitu penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan

keperawatan.

a.  PENATALAKSANAAN MEDIS 

Umunya terapi yang diberikan ialah terhadap gejala, edukasi dan penerangan kepada

keluarga, serta penanganan perilaku dan edukasi bagi anak. Manajemen yang efektif 

dapat mempengaruhi outcome. Intervensi farmakologi, yang saat ini dievaluasi,

mencakup obat fenfluramine, lithium, haloperidol dan naltrexone. Terhadap gejala

yang menyertai. Terapi anak dengan autisme membutuhkan identifikasi diri. Intervensi

edukasi yang intensif, lingkungan yang terstruktur, atensi individual, staf yang terlatih

baik, peran serta orang tua dapat meningkat prognosis.

Terapi perilaku sangat penting untuk membantu para anak autis untuk lebih bisa

menyesuaikan diri dalam masyarakat. Bukan saja guru yang harus menerapkan terapi

perilaku pada saat belajar, namun setiap anggota keluarga di rumah harus bersikap

sama dan konsisten dalam menghadapi anak autis. Terapi peilaku terdiri dari tetapi

wicara, terapi okupasi, dan menghilangkan perilaku yang asosial. Dalam terapi

farmakologi dinyatakan belum ada obat atau terapi khusus yang menyembuhkan

kelainan ini. Medikasi (terapi obat) berguna terhadap gejala yang menyertai, misalnya

haloperidol, risperidone dan obat anti-psikotik teradap perilaku agresif, ledakan-

ledakan perilaku, instabilitas mood (suasana hati). Obat antidepresi jenis SSRI dapat

digunakan terhadap ansietas, kecemasan, mengurangi stereotip dan perilaku

perseveratif dan mengurangi ansietas dan fluktuasi mood. Perilaku mencederai diri

sendiri dan mengamuk kadang dapat diatasi dengan obat naltrexone.

b. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN 

Penatalaksanaan pada autisme bertujuan untuk:

1.  Mengurangi masalah perilaku. 

2.  Terapi perilaku dengan memanfaatkan keadaan yang terjadi dapat meningkatkan

kemahiran berbicara. menagement perilaku dapat mengubah perilaku destruktif dan

agresif. 

Page 13: 97058443-MAKALAH-AUTIS

7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS

http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 13/28

13

3.  Meningkatkan kemampuan belajar dan perkembangan terutama bahasa. 

Latihan dan pendidikan dengan menggunakan pendidikan (operant conditioning yaitu

dukungan positif (hadiah) dan dukungan negatif (hukuman).

4.  Anak bisa mandiri dan bersosialisasi.

Mengembangkan ketrampilan sosial dan ketrampilan praktis.

Page 14: 97058443-MAKALAH-AUTIS

7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS

http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 14/28

14

BAB III

ASKEP TEORITIS

3.1 Pengkajian

a.  Identitas klien

Meliputi nama, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, suku bangsa, tanggal,

 jam masuk RS, nomor registrasi, dan diagnosis medis.

b.  Riwayat kesehatan

 Riwayat kesehatan sekarangBiasanya anak autis dikenal dengan kemampuan berbahasa, keterlambatan atau

sama sekali tidak dapat bicara. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa

tubuh dan hanya dapat berkomunikasi dalam waktu singkat, tidak senang atau

menolak dipeluk. Saat bermain bila didekati akan menjauh. Ada kedekatan

dengan benda tertentu seperti kertas, gambar, kartu atau guling, terus dipegang

dibawa kemana saja dia pergi. Bila senang satu mainan tidak mau mainan lainnya.

sebagai anak yang senang kerapian harus menempatkan barang tertentu pada

tempatnya. Menggigit, menjilat atau mencium mainan atau bend apa saja. Bila

mendengar suara keras, menutup telinga. Didapatkan IQ dibawah 70 dari 70%

penderita, dan dibawah 50 dari 50%. Namun sekitar 5% mempunyai IQ diatas 100.

 Riwayat kesehatan ketika anak dalam kandungan ( riwayat kesehatan dahulu)

  Sering terpapar zat toksik, seperti timbal.

  Cidera otak

 Riwayat kesehatan keluarga

Tanyakan apakah ada anggota keluarga lain yang menderita penyakit serupa

dengan klien dan apakah ada riwayat penyakit bawaan atau keturunan. Biasanya

pada anak autis ada riwayat penyakit keturunan.

c.  Status perkembangan anak.

  Anak kurang merespon orang lain.

  Anak sulit fokus pada objek dan sulit mengenali bagian tubuh.

  Anak mengalami kesulitan dalam belajar.

Page 15: 97058443-MAKALAH-AUTIS

7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS

http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 15/28

15

  Anak sulit menggunakan ekspresi non verbal.

  Keterbatasan kognitif.

d.  Pemeriksaan fisik

  Anak tertarik pada sentuhan (menyentuh/sentuhan).

  Terdapat ekolalia.

  Sulit fokus pada objek semula bila anak berpaling ke objek lain.

  Anak tertarik pada suara tapi bukan pada makna benda tersebut.

  Peka terhadap bau.

e.  Psikososial

  Menarik diri dan tidak responsif terhadap orang tua

  Memiliki sikap menolak perubahan secara ekstrem

  Keterikatan yang tidak pada tempatnya dengan objek

  Perilaku menstimulasi diri

  Pola tidur tidak teratur

  Permainan stereotip

  Perilaku destruktif terhadap diri sendiri dan orang lain

  Tantrum yang sering  Peka terhadap suara-suara yang lembut bukan pada suatu pembicaraan

  Kemampuan bertutur kata menurun

  Menolak mengkonsumsi makanan yang tidak halus

f.  Neurologis

  Respons yang tidak sesuai terhadap stimulus

  Refleks mengisap buruk

  Tidak mampu menangis ketika lapar

3.2 Diagnosa keperawatan

1.  Gangguan komunikasi verbal dan non verbal berhubungan dengan keterlambatan

dalam berbahasa.

2.  Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan sensitif terhadap penglihatan3.  Resiko tinggi infeksi behubungan dengan mikroorganisme ( jamur )

Page 16: 97058443-MAKALAH-AUTIS

7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS

http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 16/28

16

3.3 NCP

NO

.

Diagnosa

keperawatan

Tujuan Kriteria

hasil

Intervensi Rasional

1. Gangguan

komunikasi

verbal dan non

verbal

berhubungan

dengan

keterlambatan

dalam

berbahasa

Agar

pasien

dapat

meng-

indikasi-

kan

pemaham

-an

tentang

maslah

komunika

si

  Meng-

indiksi-

kan pe-

maham

an

tentang

masalah

komuni-

kasi

  Mem-

buat

metode

komunik

asi di

mana

kebutuh

-an

dapat

di-

ekspresi

kan

  Meng-

gunakan

sumber-

sumber

dengan

tepat

Mandiri :

 Mintalah

pasien untuk

mengucapkan

suara

sederhana

seperti “sh”

atau “pus” 

 Kaji

tipe/derajat

disfungsi,

seperti pasien

tidak tampak

memahami

kata atau

mengalami

kesulitan

berbicara

  Mengidentifikasi

adanya disatria

sesuai komponan

motorik dari

bicara ( seperti

lidah, gerakan

bibir, kontrol

napas ) yang

dapat mem-

pengaruhi

artikulasi dan

mungkin juga

tidak desertai

afasia motorik

  Membantu

menentukan

daerah dan

derajat

kerusakan

serebal yang

terjadi dan

kesuliatan pasien

dalam beberapa

atau seluruh

tahap

komunikasi,

dengan

Page 17: 97058443-MAKALAH-AUTIS

7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS

http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 17/28

17

 Perhatikan

kesalahan

dalam

komunikasi

dan berikan

umpan balik

 Bicaralah

dengan nada

normal dan

hindari

percakapan

yang cepat,

berikan pasien

 jarak waktu

untuk

merespon

mengucap-kan

kata-kata dengan

benar

  Pasien mungkin

kehilangan

kemampuan

untuk memantau

ucapan yang

keluar dan tidak

menyadari

bahwa

komunikasi yang

diucapkan tidak

nyata

  Pasien tidak

perlu merusak

pendengaran dan

meninggikan

suara dapat

menimbul-kan

marah

pasien/men-

yebabkan

kepedihan.

Memfokus-kan

Page 18: 97058443-MAKALAH-AUTIS

7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS

http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 18/28

18

 Hargai

kemampuan

pasien

sebelum

terjadi

penyakit,

hindari “pem-

bicaraan yang

merendah-

kan” pada

pasien

respons dapat

mengabitkan

frustasi dan

mungkin

menyebab-kan

pasien terpaksa

untuk bicara

“otomatis”,

seperti me-

mutarbalikan

kata, berbicara,

kasar/kotor

  Kemampuan

pasien untuk

merasakan harga

diri, sebab

kemampuan

intelektual pasien

seringkali tetap

baik

Page 19: 97058443-MAKALAH-AUTIS

7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS

http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 19/28

19

2. Perubahan

persepsi

sensori

behubungan

dengan sensitif 

terhadap

penglihatan

Agar

pasien

dapat

peka

terhadap

penglihat

an

 Memulai

atau

mem-

pertahan-

kan

tingkat

kesadaran

dan fungsi

per-

septual

 Mengakui

perubah-

an dalam

kemampu

an dan

adanya

 Men-

trasikan

perilaku

untuk

mengkom

pensasi

terhadap

defisit

hasil

Mandiri :

  Evaluasi

adanya

gangguan

penglihatan,

catat

penurunan

lapang

pandang,

perubahan

ketajaman

persepsi dan

adanya

pandangan

ganda

  Dekati pasien

dari daerah

penglihatan

yang normal,

biarkan lampu

menyala,

letakkan

benda dalam

 jangkauan

lapang

penglihatan

yang normal

  Munculnya

gangguan

penglihatan

dapat berdampak

negatif terhadap

kemampuan

pasien untuk

menerima

lingkungan dan

mempelajari

kembali

keterampilan

sensorik dan

meningkatkan

terjadinya cidera

  Pemberian

pengenalan

terhadap adanya

oranag/benda

dapat membantu

masalah

persepsi,

mencegah pasien

dari terkejut. Pe-

nutupan mata

mungkin dapat

menurunkan

kebingungan

karena adanya

pandangan

Page 20: 97058443-MAKALAH-AUTIS

7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS

http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 20/28

20

  Ciptakan

lingkungan

yang

sederhana,

pindahkan

perabot yang

membahaya

kan

  Bicara

dengan

tenang, per-

lahan

dengan

mengguna-

kan kalimat

yang pendek,

dengan

mempertaha

nkan kontak

mata

  Anjurkan

pasien untuk

mengamati

kakinya bila

perlu dan

ganda

  Menurunkan

atau membatasi

 jumlah stimulus

penglihatan yang

mungkin dapat

menimbulkan

kebingungan

terhadap

intepretasi

lingkungan;

menurunkan

terjadinya

kecelakaan

  Pasien mungkin

mengalami

keterbatasan

dalam rentang

perhatiana atau

masalah

pemahaman

  Penggunaan

stimulus

penglihatan dan

sentuhan mem-

bantu dalam

Page 21: 97058443-MAKALAH-AUTIS

7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS

http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 21/28

21

menyadari

posisi bagian

tubuh

tertentu

mengintregasi-

kan sisi yang sakit

dan

memungkinkan

pasien untuk

mengalami

kelalaian sensasi

dan pola gerakan

normal

3. Resiko tinggi

infeksi

behubungan

dengan mikro-

organisme

(jamur)

Rasa nyeri

pada

pasien

dapat

teratasi

  Mem-

pert

ahankan

nomoter

dari

tanda-

tanda

infeksi

  Men-

capai

penyem

buhan

luka

pada

waktu-

nya

Mandiri :

  Berikan

perawatan

anti-sesptik,

pertahankan

cuci tangan

yang baik

  Observasi

daerah yang

mengalami

kerusakan

  Pantau suhu

tubuh secara

  Cara pertama

untuk

menghindari

infeksi

  Deteksi dini

perkembangan

infeksi

memungkinkan

untuk melakukan

tindakan dengan

segera dan

pencegahan

tehadap

komplikasinya

  Dapat

mengindikasikan

Page 22: 97058443-MAKALAH-AUTIS

7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS

http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 22/28

22

teratur

  Berikan

perawatan

parienal

perkembangan

yang selanjutnya

memerlukan

tindakan dengan

segera

  Menurunkan

kemungkinan

terjadinya

pertumbuhan

infeksi

mikroorganisme

Page 23: 97058443-MAKALAH-AUTIS

7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS

http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 23/28

23

BAB IV 

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Autis suatu gangguan perkembangan yang sangat kompleks, yang secara klinis

ditandai oleh gejala  – gejala diantaranya kualitas yang kurang dalam kemampuan

interaksi sosial dan emosional, kualitas yang kurang dalam kemampuan komunikasi

timbal balik, dan minat yang terbatas, perilaku tak wajar, disertai gerakan-gerakan

berulang tanpa tujuan (stereotipik). Selain itu tampak pula adanya respon tak wajar

terhadap pengalaman sensorik, yang terlihat sebelum usia 3 tahun. Sampai saat ini

penyebab pasti autis belum diketahui, tetapi beberapa hal yang dapat memicu

adanya perubahan genetika dan kromosom, dianggap sebagai faktor yang

berhubungan dengan kejadian autis pada anak, perkembangan otak yang tidak

normal atau tidak seperti biasanya dapat menyebabkan terjadinya perubahan pada

neurotransmitter, dan akhirnya dapat menyebabkan adanya perubahan perilaku

pada penderita. Dalam kemampuan intelektual anak autis tidak mengalami

keterbelakangan, tetapi pada hubungan sosial dan respon anak terhadap dunia luar,

anak sangat kurang. Anak cenderung asik dengan dunianya sendiri. Dan cenderung

suka mengamati hal  – hal kecil yang bagi orang lain tidak menarik, tapi bagi anak

autis menjadi sesuatu yang menarik.

Terapi perilaku sangat dibutuhkan untuk melatih anak bisa hidup dengan normal

seperti anak pada umumnya, dan melatih anak untuk bisa bersosialisasi dengan

lingkungan sekitar.

1.2 Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca ksususnya bagi

mahasiswa/i STIKES TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU dapat memahami asuhan

keperawatan autisme pada anak dan khususnya bagi orang tua yang memiliki anak

autisme.

Page 24: 97058443-MAKALAH-AUTIS

7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS

http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 24/28

24

DAFTAR PUSTAKA

  http://kumpulanmaterikeperawatan.blogspot.com/2010/04/askep-autisme.html 

  Marilynn E.1999.rencana asuhan keperawatan.Edisi tiga.Jakarta:EGC 

Sacharin, r.m, 1996, Prinsip Keperawatan Pediatrik Edisi 2, EGC, Jakarta

Behrman, Kliegman, Arvin, 1999, Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15, Alih Bahasa Prof.

DR. Dr. A. Samik Wahab, Sp. A (K), EGC, Jakarta

  Anonim,Http:// www.Dikdasmen.Com/Pendidikan anak Autisme.Html 

  Soetjiningsih (1994). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: FK Udayana. Hidayat, Aziz

  Alimul.2006. pengantar ilmu keperawatan 2. Edisi pertama. Jakarta : Salemba Medika 

Page 25: 97058443-MAKALAH-AUTIS

7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS

http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 25/28

25

MAKALAH asuhan keperawatan

AUTISME

Disusun oleh:

1.  Ma’arifatun (1026010132) 

2.  Supriati (1026010133)

3.  Eki Mei Suprayogi (1026010154)

4.  Jhon Edward (1026010118 )

5.  Yohanes

Dosen Pembimbing : Ns.Neni Triana,S.kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

TRI MANDIRI SAKTI

BENGKULU

2012

Page 26: 97058443-MAKALAH-AUTIS

7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS

http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 26/28

26

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat serta karunianya-Nya

kami dapat menyalesaikan makalah ini guna memenuhi tugas dari matakuliah KeperawatanAnak dengan judu ”AUTISME”. 

Dengan selasainya makalh ini, kami mmengucapkan rasa terimakasih kepada:

1.  Ibu Ns.Neni Triana,S.kep, sebagai dosen pembimbing mata kuliah Dasar-Dasar

Keperawatan II

2.  Teman-teman seperjuangan yang telah membantu dalam penulisan makalah ini

Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat sederhana dan jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk

perbaikan makalah selanjutnya.

Akhirnya kami ucapkan terimakasih dan semoga saja makalah ini bermanfaat bagi kita

semua.

Bengkulu,........April 2012

Penulis

ii

Page 27: 97058443-MAKALAH-AUTIS

7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS

http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 27/28

27

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................. 11.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................................ 1

1.3 TUJUAN ................................................................................................................ 1

1.4 MANFAAT .............................................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................. 3

2.1 DEFENISI ............................................................................................................... 3

2.2 ETIOLOGI .............................................................................................................. 4

2.3 PATOFISIOLOGI ..................................................................................................... 6

2.4 MANIFESTASI KLINIS ............................................................................................. 8

2.5 WOC ..................................................................................................................... 11

2.6 PENATALAKSANAAN ............................................................................................. 12

BAB III ASKEP TEORITIS ...................................................................................................... 14

BAB IV PENUTUP ................................................................................................................ 23

4.1 KESIMPULAN ........................................................................................................ 23

4.2 SARAN .................................................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA

iii

Page 28: 97058443-MAKALAH-AUTIS

7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS

http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 28/28