97058443-makalah-autis
TRANSCRIPT
7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS
http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 1/28
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam Pendidikan Luar Biasa kita banyak mengenal macam-macam Anak
Berkebutuhan Khusus. Salah satunya adalah anak Autis. Anak autis juga merupakan
pribadi individu yang harus diberi pendidikan baik itu keterampilan, maupun secara
akademik. Permasalahan yang dilapangan terkadang setiap orang tidak mengetahui
tentang anak autis tersebut. Oleh kerena itu kita harus kaji lebih dalam tentang anak
autis. Dalam pengkajian tersebut kita btuh banyak informasi mengenai siapa anak autis,
penyebabnya dan lainnya. Dengan adanya bantuan baik itu pendidikan secara umum.
Dalam masyarakat nantinya anak-anak tersebut dapat lebih mandiri dan anak-anak
tersebut dapat mengembangkan potensi yang ada dan dimilikinya yang selama ini
terpendam karena ia belum bisa mandiri. Oleh karena itu, makalah ini nantinya dapat
membantu kita mengeahui anak autis tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan makalah autis ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan anak autis?
2. Apa yang menyebabkan anak autis?
3. Bagimana patofisiologi anak yang autis?
4. Apa saja manifestasi klinis anak autis?
5. Bagaimana WOC autis?
6. Apa saja penatalaksana anak autis?
7. Bagaimana ASKEP autis?
1.3 Tujuan Masalah
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Pengertian anak autis
2. Etiologi ( penyebab ) autis
3. Patofisiologi autis
7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS
http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 2/28
2
4. Manifestasi klinis ( gejala-gejala ) anak autis
5. WOC autis
6. Penatalaksanaan autis
7. ASKEP autis
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk melatih dan
menambah pengetahua tentang anak autis. Dan diharapkan agar mahasiswa/mahasiswi
dapat membuat asuhan keperawatan anak autis. Disamping itu juga sebagai syarat dari
tugas mata kuliah keperawatan anak.
7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS
http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 3/28
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFENISI
Secara harfiah autisme berasal dari kata autos ( diri ) sedangkan isme ( paham/aliran ).
Autisme secara etimologi adalah anak yang memiliki gangguan perkembangan dalam
dunianya sendiri. Beberapa pengartian autis menurut para ahli adalah sebagai berikut:
a. Autisme merupakan suatu jenis gangguan perkembangan pada anak, mengalami
kesendirian, kecenderungan menyendiri. (Leo kanker handojo, 2003 )
b. Autisme adalah ganguan perkembangan yang terjadi pada anak yang mengalami
kondisi menutup diri. Dimana gangguan ini mengakibatkan anak mengalami
keterbatasan dari segi komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku “Sumber dari
Pedoman Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Austistik”. ( American Psychiatic
Association 2000 )
c. Autisme adalah adanya gangguan dalam bidang Interaksi sosial, komunikasi,
perilaku, emosi, dan pola bermain, gangguan sensoris dan perkembangan terlambat
atau tidak normal. Autisme mulai tampak sejak lahir atau saat masi bayi ( biasanya
sebulum usia 3 tahun ). “Sumber dari Pedoman Penggolongan Diagnotik Gangguan
Jiwa” (PPDGJ III)
d. Autisme adalah suatu kondisi yang mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat
masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau
komunikasi yang normal. Hal ini mengakibatkan anak tersebut terisolasi dari anak
yang lain. (Baron-Cohen, 1993).
Jadi anak autisme merupakan anak yang mengalami gangguan perkembangan yang
sangat kompleks yang dapat diketahui sejak umur sebelum 3 tahun mencakup bidang
komunikasi, interaksi sosial serta perilakunya. Anak autisme dapat ditinjau dari
beberapa segi yaitu:
7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS
http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 4/28
4
a. Segi pendidikan : anak autis adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan
komunikasi, sosial, perilaku pada anak sesuai dengan kriteria DSM-IV sehingga anak
ini memerlukan penanganan/layanan pendidikan secara khusus sejak dini.
b. Segi medis : anak autis adalah anak yang mengalami gangguan/kelainan otak yang
menyebabkan gangguan perkembangan komunikasi, sosial, perilaku sesuai dengan
kriteria DSM-IV sehingga anak ini memerlukan penanganan/terapi secara klinis.
c. Segi psikologi : anak autis adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan
yang berat bisa ketahui sebelum usia 3 tahun, aspek komunikasi sosial, perilaku,
bahasa sehingga anak perlu adanya penanganan secara psikologis.
d. Segi sosial anak autis adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan berat
dari beberapa aspek komunikasi, bahasa, interaksi sosial, sehingga anak ini
memerlukan bimbingan ketrampilan sosial agar dapat menyesuaikan dengan
lingkungannya.
Jadi Anak Autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan fungsi otak yang
bersifat pervasive (inco) yaitu meliputi gangguan kognitif, bahasa, perilaku,
komunikasi, dan gangguan interaksi sosial, sehingga ia mempunyai dunianya sendiri.
2.2 ETIOLOGI
Penyebab autisme menurut banyak pakar telah disepakat bahwa pada otak anak
autisme dijumpai suatu kelainan pada otaknya. Apa sebabnya sampai timbul kelainan
tersebut memang belum dapat dipastikan. Banyak teori yang diajukan oleh para pakar,
kekurangan nutrisi dan oksigenasi, serta akibat polusi udara, air dan makanan. Diyakini
bahwa ganguan tersebut terjadi pada fase pempentukan organ (organogenesis) yaitu
pada usia kehamilan antara 0 ± 4 bulan. Organ otak sendiri baru terbentuk pada usia
kehamilan setelah 15 minggu.
Dari penelitian yang dilakukan oleh para pakar dari banyak negara diketemukan
beberapa fakta yaitu 43% penyandang autisme mempunyai kelainan pada lobus parietalis
otaknya, yang menyebabkan anak cuek terhadap lingkungannya. Kelainan juga
ditemukan pada otak kecil (cerebellum), terutama pada lobus ke VI dan VII. Otak kecil
bertanggung jawab atas proses sensoris, daya ingat, berfikir, belajar berbahasa dan
proses atensi (perhatian). Juga didapatkan jumlah sel Purkinye di otak kecil yang sangat
7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS
http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 5/28
5
sedikit, sehingga terjadi gangguan keseimbangan serotonin dan dopamine, akibatnya
terjadi gangguan atau kekacauan impuls di otak.
Ditemukan pula kelainan yang khas di daerah sistem limbik yang disebut
hippocampus. Akibatnya terjadi gangguan fungsi control terahadap agresi dan emosi
yang disebabkan oleh keracunan logam berat seperti mercury yang banyak terdapat
dalam makanan yang dikonsumsi ibu yang sedang hamil, misalnya ikan dengan
kandungan logam berat yang tinggi. Pada penelitian diketahui dalam tubuh anak-anak
penderita autis terkandung timah hitam dan merkuri dalam kadar yang relatif tinggi.
Anak kurang dapat mengendalikan emosinya, seringkali terlalu agresif atau sangat
pasif. Hippocampus bertanggung jawab terhadap fungsi belajar dan daya ingat. Terjadilah
kesulitan penyimpanan informasi baru. Perilaku yang diulang-ulang yang aneh dan
hiperaktif juga disebabkan gangguan hippocampus. Faktor genetika dapat menyebabkan
abnormalitas pertumbuhan sel – sel saraf dan sel otak, namun diperkirakan menjadi
penyebab utama dari kelainan autisme, walaupun bukti-bukti yang konkrit masih sulit
ditemukan.
Diperkirakan masih banyak faktor pemicu yang berperan dalam timbulnya gejala
autisme. Pada proses kelahiran yang lama (partus lama) dimana terjadi gangguan nutrisi
dan oksigenasi pada janin dapat memicu terjadinya austisme. Bahkan sesudah lahir (post
partum) juga dapat terjadi pengaruh dari berbagai pemicu, misalnya : infeksi ringan
sampai berat pada bayi. Pemakaian antibiotika yang berlebihan dapat menimbulkan
tumbuhnya jamur yang berlebihan dan menyebabkan terjadinya kebocoran usus (leaky
get syndrome) dan tidak sempurnanya pencernaan protein kasein dan gluten. Kedua
protein ini hanya terpecah sampai polipeptida. Polipeptida yang timbul dari kedua
protein tersebut terserap kedalam aliran darah dan menimbulkan efek morfin pada otak
anak. Dan terjadi kegagalan pertumbuhan otak karena nutrisi yang diperlukan dalam
pertumbuhan otak tidak dapat diserap oleh tubuh, ini terjadi karena adanya jamur dalam
lambungnya, atau nutrisi tidak terpenuhi karena faktor ekonomi.
7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS
http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 6/28
6
2.3 PATOFIOLOGI
Sel saraf otak (neuron) terdiri atas badan sel dan serabut untuk mengalirkan
impuls listrik (akson) serta serabut untuk menerima impuls listrik (dendrit). Sel saraf
terdapat di lapisan luar otak yang berwarna kelabu (korteks). Akson dibungkus selaput
bernama mielin, terletak di bagian otak berwarna putih. Sel saraf berhubungan satu sama
lain lewat sinaps.
Sel saraf terbentuk saat usia kandungan tiga sampai tujuh bulan. Pada trimester
ketiga, pembentukan sel saraf berhenti dan dimulai pembentukan akson, dendrit, dan
sinaps yang berlanjut sampai anak berusia sekitar dua tahun.
Setelah anak lahir, terjadi proses pengaturan pertumbuhan otak berupa
bertambah dan berkurangnya struktur akson, dendrit, dan sinaps. Proses ini dipengaruhi
secara genetik melalui sejumlah zat kimia yang dikenal sebagai brain growth factors dan
proses belajar anak.
Makin banyak sinaps terbentuk, anak makin cerdas. Pembentukan akson, dendrit,
dan sinaps sangat tergantung pada stimulasi dari lingkungan. Bagian otak yang digunakan
dalam belajar menunjukkan pertambahan akson, dendrit, dan sinaps. Sedangkan bagian
otak yang tak digunakan menunjukkan kematian sel, berkurangnya akson, dendrit, dan
sinaps.
kelainan genetis, keracunan logam berat, dan nutrisi yang tidak adekuat dapat
menyebabkan terjadinya gangguan pada proses – proses tersebut. Sehingga akan
menyebabkan abnormalitas pertumbuhan sel saraf.
Pada pemeriksaan darah bayi-bayi yang baru lahir, diketahui pertumbuhan
abnormal pada penderita autis dipicu oleh berlebihnya neurotropin dan neuropeptida
otak (brain-derived neurotrophic factor, neurotrophin-4, vasoactive intestinal peptide,
calcitonin-related gene peptide) yang merupakan zat kimia otak yang bertanggung jawab
untuk mengatur penambahan sel saraf, migrasi, diferensiasi, pertumbuhan, dan
perkembangan jalinan sel saraf. Brain growth factors ini penting bagi pertumbuhan otak.
7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS
http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 7/28
7
Peningkatan neurokimia otak secara abnormal menyebabkan pertumbuhan
abnormal pada daerah tertentu. Pada gangguan autisme terjadi kondisi growth without
guidance, di mana bagian-bagian otak tumbuh dan mati secara tak beraturan.
Pertumbuhan abnormal bagian otak tertentu menekan pertumbuhan sel saraf
lain. Hampir semua peneliti melaporkan berkurangnya sel Purkinye (sel saraf tempat
keluar hasil pemrosesan indera dan impuls saraf) di otak kecil pada autisme.
Berkurangnya sel Purkinye diduga merangsang pertumbuhan akson, glia (jaringan
penunjang pada sistem saraf pusat), dan mielin sehingga terjadi pertumbuhan otak
secara abnormal atau sebaliknya, pertumbuhan akson secara abnormal mematikan sel
Purkinye. Yang jelas, peningkatan brain derived neurotrophic factor dan neurotrophin-4menyebabkan kematian sel Purkinye.
Gangguan pada sel Purkinye dapat terjadi secara primer atau sekunder. Bila
autisme disebabkan faktor genetik, gangguan sel Purkinye merupakan gangguan primer
yang terjadi sejak awal masa kehamilan karena ibu mengkomsumsi makanan yang
mengandung logam berat.
Degenerasi sekunder terjadi bila sel Purkinye sudah berkembang, kemudian
terjadi gangguan yang menyebabkan kerusakan sel Purkinye. Kerusakan terjadi jika dalam
masa kehamilan ibu minum alkohol berlebihan atau obat seperti thalidomide.
Penelitian dengan MRI menunjukkan, otak kecil anak normal mengalami aktivasi
selama melakukan gerakan motorik, belajar sensori-motorik, atensi, proses mengingat,
serta kegiatan bahasa. Gangguan pada otak kecil menyebabkan reaksi atensi lebih
lambat, kesulitan memproses persepsi atau membedakan target, overselektivitas, dan
kegagalan mengeksplorasi lingkungan.
Pembesaran otak secara abnormal juga terjadi pada otak besar bagian depan
yang dikenal sebagai lobus frontalis. Menurut kemper dan Bauman menemukan
berkurangnya ukuran sel neuron di hipokampus (bagian depan otak besar yang berperan
dalam fungsi luhur dan proses memori) dan amigdala (bagian samping depan otak besar
yang berperan dalam proses memori).
7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS
http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 8/28
8
Faktor lingkungan yang menentukan perkembangan otak antara lain kecukupan
oksigen, protein, energi, serta zat gizi mikro seperti zat besi, seng, yodium, hormon tiroid,
asam lemak esensial, serta asam folat.
Adapun hal yang merusak atau mengganggu perkembangan otak antara lain
alkohol, keracunan timah hitam, aluminium serta metilmerkuri, infeksi yang diderita ibu
pada masa kehamilan.
2.4 MANIFESTASI KLINIS
1. Gangguan dalam komunikasi verbal maupun nonverbal
Meliputi kemampuan berbahasa dan mengalami keterlambatan atau sama sekali
tidak dapat bicara. Menggunakan kata-kata tanpa menghubungkannya dengan
arti yang lazim digunakan. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh
dan hanya dapat berkomunikasi dalam waktu singkat. Kata-katanya tidak dapat
dimengerti oleh orang lain. Tidak mengerti atau tidak menggunakan kata-kata
dalam konteks yang sesuai. Ekolalia (meniru atau membeo), meniru kata, kalimat
atau lagu tanpa tahu artinya. Bicara monoton seperti robot.
2. Gangguan dalam bidang interaksi sosial
Meliputi gangguan menolak atau menghindar untuk bertatap muka. Tidak
menoleh bila dipanggil, sehingga sering diduga tuli. Merasa tidak senang atau
menolak dipeluk. Bila menginginkan sesuatu, menarik tangan orang yang terdekat
dan berharap orang tersebut melakukan sesuatu untuknnya. Tidak berbagi
kesenangan dengan orang lain. Saat bermain bila didekati malah menjauh.
3. Gangguan dalam bermain
Diantaranya bermain sangat monoton dan aneh, misalnya menderetkan sabun
menjadi satu deretan yang panjang, memutar bola pada mobil dan mengamati
dengan seksama dalam jangka waktu lama. Ada kedekatan dengan benda
tertentu seperti kertas, gambar, kartu atau guling, terus dipegang dibawa kemana
saja dia pergi. Bila senang satu mainan tidak mau mainan lainnya. Tidak menyukai
boneka, gelang karet, baterai atau benda lainnya. Tidak spontan, reflaks dan tidak
berimajinasi dalam bermain. Tidak dapat meniru tindakan temannya dan tidak
dapat memulai permainan yang bersifat pura-pura. Sering memperhatikan jari-
7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS
http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 9/28
9
jarinya sendiri, kipas angin yang berputar atau angin yang bergerak. Perilaku yang
ritualistik sering terjadi, sulit mengubah rutinitas sehari-hari, misalnya bila
bermain harus melakukan urut-urutan tertentu, bila bepergian harus melalui rute
yang sama.
4. Gangguan perilaku
Dilihat dari gejala sering dianggap sebagi anak yang senang kerapian harus
menempatkan barang tertentu pada tempatnya. Anak dapat terlihat hiperaktif
misalnya bila masuk dalam rumah yang baru pertama kali ia datangi, ia akan
membuka semua pintu, berjalan kesana kemari dan berlari-lari tentu arah.
Mengulang suatu gerakan tertentu (menggerakkan tangannya seperti burung
terbang). Ia juga sering menyakiti dirinya sendiri seperti memukul kepala di
dinding. Dapat menjadi sangat hiperaktif atau sangat pasif (pendiam), duduk diam
bengong denagn tatap mata kosong. Marah tanpa alasan yang masuk akal. Amat
sangat menaruh perhatian pada satu benda, ide, aktifitas ataupun orang. Tidak
dapat menunjukkan akal sehatnya. Dapat sangat agresif ke orang lain atau dirinya
sendiri. Gangguan kognitif tidur, gangguan makan dan gangguan perilaku lainnya.
5. Gangguan perasaan dan emosi
Dapat dilihat dari perilaku tertawa-tawa sendiri, menangis atau marah tanpa
sebab nyata. Sering mengamuk tak terkendali (temper tantrum), terutama bila
tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkannya, bahkan bisa menjadi agresif dan
merusak. Tidak dapt berbagi perasaan (empati) dengan anak lain.
6. Gangguan dalam persepsi sensori
Meliputi perasaan sensitif terhadap cahaya (penglihata), pendengaran, sentuhan,
penciuman dan rasa (lidah) dari mulai ringan sampai berat. Menggigit, menjilat
atau mencium mainan atau benda apa saja. Bila mendengar suara keras, menutup
telinga. Menangis setiap kali dicuci rambutnya. Merasakan tidak nyaman bila
diberi pakaian tertentu. Tidak menyukai pelukan, bila digendong sering merosot
atau melepaskan diri dari pelukan.
7. Intelegensi
Dengan uji psikologi konvensional termasuk dalam retardasi secara fungsional.Kecerdasan sering diukur melalui perkembangan nonverbal, karena terdapat
7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS
http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 10/28
10
gangguan bahasa. Didapatkan IQ dibawah 70 dari 70% penderita, dan dibawah 50
dari 50%. Namun sekitar 5% mempunyai IQ diatas 100. Anak autis sulit melakukan
tugas yang melibatkan pemikiran simbolis atau empati. Namun ada yang
mempunyai kemampuan yang menonjol di suatu bidang, misalnya matematika
atau kemampuan memori.
7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS
http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 11/28
11
2.5 WOC
Partus lama genetik Keracunan
logam
Pemakaian
antibiotik
berlebihan
Gangguan
nutrisi dan
oksigenisasi
>>> neurotropin
dan neuropaptida
Gg pada otak Kerusakan pada
sel purkinye dan
hippocampusAbnormalitas
pertumbuhan sel
saraf
Peningkatan
neurokimia secara
abnormal
Growth
without
guidance
Ggkeseimbangan
serotonin dan
dopamin
Gg pada
otak kecil
Reaksi atensi
lebih lambat
Infeksi jamur
Kebocoran usus dan
tidak sempurna
pencernaan kasein
dan gluten
Protein terpecah
sampai
polipeptida
Kasein dan gluten
terserap kedalam
aliran darah
Menimbulkanefek morfin
ada otak
AUTIS
Gg
komunika
si
Keterlambat
an dlm
berbahasa
MK: Gg
komunikasi
verbal dannon verbal
Bicara
monoto
n dan
tidak
dimenge
rti orang
lain
Gg interaksi
sosial
Menga
baikan
dan
mengh
indari
orang
lain
Acuh tak
acuh thd
lingkungan
dan orang
lain
Perilaku
yang
aneh
Gg perilakuGg persepsi
sensori
hiperaktif
Sangat
agresif
thd orang
lain
dirinya
sendiri
Penglihatan
pendengaran
Menutup
telinga bila
mendengar
suara
Sensitif
thd
cahaya
MK :
perubahan
interaksi
sosial
MK : perubahan
persepsi sensori
MK: Resti
infeksi
7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS
http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 12/28
12
2.6 PENALAKSANAAN
Penatalaksanaan dibagi dua yaitu penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan
keperawatan.
a. PENATALAKSANAAN MEDIS
Umunya terapi yang diberikan ialah terhadap gejala, edukasi dan penerangan kepada
keluarga, serta penanganan perilaku dan edukasi bagi anak. Manajemen yang efektif
dapat mempengaruhi outcome. Intervensi farmakologi, yang saat ini dievaluasi,
mencakup obat fenfluramine, lithium, haloperidol dan naltrexone. Terhadap gejala
yang menyertai. Terapi anak dengan autisme membutuhkan identifikasi diri. Intervensi
edukasi yang intensif, lingkungan yang terstruktur, atensi individual, staf yang terlatih
baik, peran serta orang tua dapat meningkat prognosis.
Terapi perilaku sangat penting untuk membantu para anak autis untuk lebih bisa
menyesuaikan diri dalam masyarakat. Bukan saja guru yang harus menerapkan terapi
perilaku pada saat belajar, namun setiap anggota keluarga di rumah harus bersikap
sama dan konsisten dalam menghadapi anak autis. Terapi peilaku terdiri dari tetapi
wicara, terapi okupasi, dan menghilangkan perilaku yang asosial. Dalam terapi
farmakologi dinyatakan belum ada obat atau terapi khusus yang menyembuhkan
kelainan ini. Medikasi (terapi obat) berguna terhadap gejala yang menyertai, misalnya
haloperidol, risperidone dan obat anti-psikotik teradap perilaku agresif, ledakan-
ledakan perilaku, instabilitas mood (suasana hati). Obat antidepresi jenis SSRI dapat
digunakan terhadap ansietas, kecemasan, mengurangi stereotip dan perilaku
perseveratif dan mengurangi ansietas dan fluktuasi mood. Perilaku mencederai diri
sendiri dan mengamuk kadang dapat diatasi dengan obat naltrexone.
b. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Penatalaksanaan pada autisme bertujuan untuk:
1. Mengurangi masalah perilaku.
2. Terapi perilaku dengan memanfaatkan keadaan yang terjadi dapat meningkatkan
kemahiran berbicara. menagement perilaku dapat mengubah perilaku destruktif dan
agresif.
7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS
http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 13/28
13
3. Meningkatkan kemampuan belajar dan perkembangan terutama bahasa.
Latihan dan pendidikan dengan menggunakan pendidikan (operant conditioning yaitu
dukungan positif (hadiah) dan dukungan negatif (hukuman).
4. Anak bisa mandiri dan bersosialisasi.
Mengembangkan ketrampilan sosial dan ketrampilan praktis.
7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS
http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 14/28
14
BAB III
ASKEP TEORITIS
3.1 Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi nama, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, suku bangsa, tanggal,
jam masuk RS, nomor registrasi, dan diagnosis medis.
b. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarangBiasanya anak autis dikenal dengan kemampuan berbahasa, keterlambatan atau
sama sekali tidak dapat bicara. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
tubuh dan hanya dapat berkomunikasi dalam waktu singkat, tidak senang atau
menolak dipeluk. Saat bermain bila didekati akan menjauh. Ada kedekatan
dengan benda tertentu seperti kertas, gambar, kartu atau guling, terus dipegang
dibawa kemana saja dia pergi. Bila senang satu mainan tidak mau mainan lainnya.
sebagai anak yang senang kerapian harus menempatkan barang tertentu pada
tempatnya. Menggigit, menjilat atau mencium mainan atau bend apa saja. Bila
mendengar suara keras, menutup telinga. Didapatkan IQ dibawah 70 dari 70%
penderita, dan dibawah 50 dari 50%. Namun sekitar 5% mempunyai IQ diatas 100.
Riwayat kesehatan ketika anak dalam kandungan ( riwayat kesehatan dahulu)
Sering terpapar zat toksik, seperti timbal.
Cidera otak
Riwayat kesehatan keluarga
Tanyakan apakah ada anggota keluarga lain yang menderita penyakit serupa
dengan klien dan apakah ada riwayat penyakit bawaan atau keturunan. Biasanya
pada anak autis ada riwayat penyakit keturunan.
c. Status perkembangan anak.
Anak kurang merespon orang lain.
Anak sulit fokus pada objek dan sulit mengenali bagian tubuh.
Anak mengalami kesulitan dalam belajar.
7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS
http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 15/28
15
Anak sulit menggunakan ekspresi non verbal.
Keterbatasan kognitif.
d. Pemeriksaan fisik
Anak tertarik pada sentuhan (menyentuh/sentuhan).
Terdapat ekolalia.
Sulit fokus pada objek semula bila anak berpaling ke objek lain.
Anak tertarik pada suara tapi bukan pada makna benda tersebut.
Peka terhadap bau.
e. Psikososial
Menarik diri dan tidak responsif terhadap orang tua
Memiliki sikap menolak perubahan secara ekstrem
Keterikatan yang tidak pada tempatnya dengan objek
Perilaku menstimulasi diri
Pola tidur tidak teratur
Permainan stereotip
Perilaku destruktif terhadap diri sendiri dan orang lain
Tantrum yang sering Peka terhadap suara-suara yang lembut bukan pada suatu pembicaraan
Kemampuan bertutur kata menurun
Menolak mengkonsumsi makanan yang tidak halus
f. Neurologis
Respons yang tidak sesuai terhadap stimulus
Refleks mengisap buruk
Tidak mampu menangis ketika lapar
3.2 Diagnosa keperawatan
1. Gangguan komunikasi verbal dan non verbal berhubungan dengan keterlambatan
dalam berbahasa.
2. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan sensitif terhadap penglihatan3. Resiko tinggi infeksi behubungan dengan mikroorganisme ( jamur )
7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS
http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 16/28
16
3.3 NCP
NO
.
Diagnosa
keperawatan
Tujuan Kriteria
hasil
Intervensi Rasional
1. Gangguan
komunikasi
verbal dan non
verbal
berhubungan
dengan
keterlambatan
dalam
berbahasa
Agar
pasien
dapat
meng-
indikasi-
kan
pemaham
-an
tentang
maslah
komunika
si
Meng-
indiksi-
kan pe-
maham
an
tentang
masalah
komuni-
kasi
Mem-
buat
metode
komunik
asi di
mana
kebutuh
-an
dapat
di-
ekspresi
kan
Meng-
gunakan
sumber-
sumber
dengan
tepat
Mandiri :
Mintalah
pasien untuk
mengucapkan
suara
sederhana
seperti “sh”
atau “pus”
Kaji
tipe/derajat
disfungsi,
seperti pasien
tidak tampak
memahami
kata atau
mengalami
kesulitan
berbicara
Mengidentifikasi
adanya disatria
sesuai komponan
motorik dari
bicara ( seperti
lidah, gerakan
bibir, kontrol
napas ) yang
dapat mem-
pengaruhi
artikulasi dan
mungkin juga
tidak desertai
afasia motorik
Membantu
menentukan
daerah dan
derajat
kerusakan
serebal yang
terjadi dan
kesuliatan pasien
dalam beberapa
atau seluruh
tahap
komunikasi,
dengan
7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS
http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 17/28
17
Perhatikan
kesalahan
dalam
komunikasi
dan berikan
umpan balik
Bicaralah
dengan nada
normal dan
hindari
percakapan
yang cepat,
berikan pasien
jarak waktu
untuk
merespon
mengucap-kan
kata-kata dengan
benar
Pasien mungkin
kehilangan
kemampuan
untuk memantau
ucapan yang
keluar dan tidak
menyadari
bahwa
komunikasi yang
diucapkan tidak
nyata
Pasien tidak
perlu merusak
pendengaran dan
meninggikan
suara dapat
menimbul-kan
marah
pasien/men-
yebabkan
kepedihan.
Memfokus-kan
7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS
http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 18/28
18
Hargai
kemampuan
pasien
sebelum
terjadi
penyakit,
hindari “pem-
bicaraan yang
merendah-
kan” pada
pasien
respons dapat
mengabitkan
frustasi dan
mungkin
menyebab-kan
pasien terpaksa
untuk bicara
“otomatis”,
seperti me-
mutarbalikan
kata, berbicara,
kasar/kotor
Kemampuan
pasien untuk
merasakan harga
diri, sebab
kemampuan
intelektual pasien
seringkali tetap
baik
7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS
http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 19/28
19
2. Perubahan
persepsi
sensori
behubungan
dengan sensitif
terhadap
penglihatan
Agar
pasien
dapat
peka
terhadap
penglihat
an
Memulai
atau
mem-
pertahan-
kan
tingkat
kesadaran
dan fungsi
per-
septual
Mengakui
perubah-
an dalam
kemampu
an dan
adanya
Men-
trasikan
perilaku
untuk
mengkom
pensasi
terhadap
defisit
hasil
Mandiri :
Evaluasi
adanya
gangguan
penglihatan,
catat
penurunan
lapang
pandang,
perubahan
ketajaman
persepsi dan
adanya
pandangan
ganda
Dekati pasien
dari daerah
penglihatan
yang normal,
biarkan lampu
menyala,
letakkan
benda dalam
jangkauan
lapang
penglihatan
yang normal
Munculnya
gangguan
penglihatan
dapat berdampak
negatif terhadap
kemampuan
pasien untuk
menerima
lingkungan dan
mempelajari
kembali
keterampilan
sensorik dan
meningkatkan
terjadinya cidera
Pemberian
pengenalan
terhadap adanya
oranag/benda
dapat membantu
masalah
persepsi,
mencegah pasien
dari terkejut. Pe-
nutupan mata
mungkin dapat
menurunkan
kebingungan
karena adanya
pandangan
7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS
http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 20/28
20
Ciptakan
lingkungan
yang
sederhana,
pindahkan
perabot yang
membahaya
kan
Bicara
dengan
tenang, per-
lahan
dengan
mengguna-
kan kalimat
yang pendek,
dengan
mempertaha
nkan kontak
mata
Anjurkan
pasien untuk
mengamati
kakinya bila
perlu dan
ganda
Menurunkan
atau membatasi
jumlah stimulus
penglihatan yang
mungkin dapat
menimbulkan
kebingungan
terhadap
intepretasi
lingkungan;
menurunkan
terjadinya
kecelakaan
Pasien mungkin
mengalami
keterbatasan
dalam rentang
perhatiana atau
masalah
pemahaman
Penggunaan
stimulus
penglihatan dan
sentuhan mem-
bantu dalam
7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS
http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 21/28
21
menyadari
posisi bagian
tubuh
tertentu
mengintregasi-
kan sisi yang sakit
dan
memungkinkan
pasien untuk
mengalami
kelalaian sensasi
dan pola gerakan
normal
3. Resiko tinggi
infeksi
behubungan
dengan mikro-
organisme
(jamur)
Rasa nyeri
pada
pasien
dapat
teratasi
Mem-
pert
ahankan
nomoter
dari
tanda-
tanda
infeksi
Men-
capai
penyem
buhan
luka
pada
waktu-
nya
Mandiri :
Berikan
perawatan
anti-sesptik,
pertahankan
cuci tangan
yang baik
Observasi
daerah yang
mengalami
kerusakan
Pantau suhu
tubuh secara
Cara pertama
untuk
menghindari
infeksi
Deteksi dini
perkembangan
infeksi
memungkinkan
untuk melakukan
tindakan dengan
segera dan
pencegahan
tehadap
komplikasinya
Dapat
mengindikasikan
7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS
http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 22/28
22
teratur
Berikan
perawatan
parienal
perkembangan
yang selanjutnya
memerlukan
tindakan dengan
segera
Menurunkan
kemungkinan
terjadinya
pertumbuhan
infeksi
mikroorganisme
7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS
http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 23/28
23
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Autis suatu gangguan perkembangan yang sangat kompleks, yang secara klinis
ditandai oleh gejala – gejala diantaranya kualitas yang kurang dalam kemampuan
interaksi sosial dan emosional, kualitas yang kurang dalam kemampuan komunikasi
timbal balik, dan minat yang terbatas, perilaku tak wajar, disertai gerakan-gerakan
berulang tanpa tujuan (stereotipik). Selain itu tampak pula adanya respon tak wajar
terhadap pengalaman sensorik, yang terlihat sebelum usia 3 tahun. Sampai saat ini
penyebab pasti autis belum diketahui, tetapi beberapa hal yang dapat memicu
adanya perubahan genetika dan kromosom, dianggap sebagai faktor yang
berhubungan dengan kejadian autis pada anak, perkembangan otak yang tidak
normal atau tidak seperti biasanya dapat menyebabkan terjadinya perubahan pada
neurotransmitter, dan akhirnya dapat menyebabkan adanya perubahan perilaku
pada penderita. Dalam kemampuan intelektual anak autis tidak mengalami
keterbelakangan, tetapi pada hubungan sosial dan respon anak terhadap dunia luar,
anak sangat kurang. Anak cenderung asik dengan dunianya sendiri. Dan cenderung
suka mengamati hal – hal kecil yang bagi orang lain tidak menarik, tapi bagi anak
autis menjadi sesuatu yang menarik.
Terapi perilaku sangat dibutuhkan untuk melatih anak bisa hidup dengan normal
seperti anak pada umumnya, dan melatih anak untuk bisa bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar.
1.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca ksususnya bagi
mahasiswa/i STIKES TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU dapat memahami asuhan
keperawatan autisme pada anak dan khususnya bagi orang tua yang memiliki anak
autisme.
7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS
http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 24/28
24
DAFTAR PUSTAKA
http://kumpulanmaterikeperawatan.blogspot.com/2010/04/askep-autisme.html
Marilynn E.1999.rencana asuhan keperawatan.Edisi tiga.Jakarta:EGC
Sacharin, r.m, 1996, Prinsip Keperawatan Pediatrik Edisi 2, EGC, Jakarta
Behrman, Kliegman, Arvin, 1999, Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15, Alih Bahasa Prof.
DR. Dr. A. Samik Wahab, Sp. A (K), EGC, Jakarta
Anonim,Http:// www.Dikdasmen.Com/Pendidikan anak Autisme.Html
Soetjiningsih (1994). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: FK Udayana. Hidayat, Aziz
Alimul.2006. pengantar ilmu keperawatan 2. Edisi pertama. Jakarta : Salemba Medika
7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS
http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 25/28
25
MAKALAH asuhan keperawatan
AUTISME
Disusun oleh:
1. Ma’arifatun (1026010132)
2. Supriati (1026010133)
3. Eki Mei Suprayogi (1026010154)
4. Jhon Edward (1026010118 )
5. Yohanes
Dosen Pembimbing : Ns.Neni Triana,S.kep
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2012
7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS
http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 26/28
26
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat serta karunianya-Nya
kami dapat menyalesaikan makalah ini guna memenuhi tugas dari matakuliah KeperawatanAnak dengan judu ”AUTISME”.
Dengan selasainya makalh ini, kami mmengucapkan rasa terimakasih kepada:
1. Ibu Ns.Neni Triana,S.kep, sebagai dosen pembimbing mata kuliah Dasar-Dasar
Keperawatan II
2. Teman-teman seperjuangan yang telah membantu dalam penulisan makalah ini
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat sederhana dan jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk
perbaikan makalah selanjutnya.
Akhirnya kami ucapkan terimakasih dan semoga saja makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.
Bengkulu,........April 2012
Penulis
ii
7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS
http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 27/28
27
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................. 11.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................................ 1
1.3 TUJUAN ................................................................................................................ 1
1.4 MANFAAT .............................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................. 3
2.1 DEFENISI ............................................................................................................... 3
2.2 ETIOLOGI .............................................................................................................. 4
2.3 PATOFISIOLOGI ..................................................................................................... 6
2.4 MANIFESTASI KLINIS ............................................................................................. 8
2.5 WOC ..................................................................................................................... 11
2.6 PENATALAKSANAAN ............................................................................................. 12
BAB III ASKEP TEORITIS ...................................................................................................... 14
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................ 23
4.1 KESIMPULAN ........................................................................................................ 23
4.2 SARAN .................................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA
iii
7/29/2019 97058443-MAKALAH-AUTIS
http://slidepdf.com/reader/full/97058443-makalah-autis 28/28