94379712 bab 9 struktur pasar

28
STRUKTUR PASAR Dalam pembahasan mengenai struktur pasar, dimana akan dibahas mengenai persaingan sempurna, monopoli, persaingan monopolistik, dan oligopoli. Dimana masing-masing struktur pasar mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. A. Pasar Persaingan Sempurna Karakteristik pasar persaingan sempurna (perfect competition) adalah suatu pasar dimana 1 : (a) Jumlah produsen banyak dan volume produksi setiap produsen hanya merupakan bagian (share) yang kecil dari volume transaksi total di dalam pasar, sehingga masing-masing produsen tidak mampu menentukan harga. (b) Produk yang dihasilkan oleh para produsen adalah bersifat homogen, sehingga produksi satu produsen merupakan subtitusi yang sempurna bagi produksi produsen lain. (c) Setiap pelaku dalam pasar dapat mendapatkan informasi pasar yang tepat dan sempurna (perfect information), sehingga setiap pelaku dalam pasar mampu membuat keputusan berdasarkan informasi yang tersedia di pasar. 1 Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar Ed. 3 (Jakarta: LPFE UI, 2004), h. 166 165

Upload: riyanto-ahmad

Post on 28-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 94379712 BAB 9 Struktur Pasar

STRUKTUR PASAR

Dalam pembahasan mengenai struktur pasar, dimana akan dibahas

mengenai persaingan sempurna, monopoli, persaingan monopolistik, dan

oligopoli. Dimana masing-masing struktur pasar mempunyai kelebihan dan

kekurangan masing-masing.

A. Pasar Persaingan Sempurna

Karakteristik pasar persaingan sempurna (perfect competition) adalah

suatu pasar dimana1:

(a) Jumlah produsen banyak dan volume produksi setiap produsen hanya

merupakan bagian (share) yang kecil dari volume transaksi total di dalam

pasar, sehingga masing-masing produsen tidak mampu menentukan harga.

(b) Produk yang dihasilkan oleh para produsen adalah bersifat homogen,

sehingga produksi satu produsen merupakan subtitusi yang sempurna bagi

produksi produsen lain.

(c) Setiap pelaku dalam pasar dapat mendapatkan informasi pasar yang tepat

dan sempurna (perfect information), sehingga setiap pelaku dalam pasar

mampu membuat keputusan berdasarkan informasi yang tersedia di pasar.

(d) Produsen sebagai price taker, dimana tidak dapat menetapkan harga.

Karena harga sepenuhnya ditentukan berdasarkan tarikan permintaan-

penawaran di pasar, sehingga setiap produsen menetapkan harga

berdasarkan mekanisme harga yang terjadi di pasar.

(e) Kebebasan untuk masuk dan keluar (free entry and exit), dimana setiap

perusahaan mempunyai kebebasan untuk masuk dan keluar dalam suatu

industri. Perusahaan baru bebas untuk masuk ke dalam industri tanpa

adanya hambatan dari para pemain lama. Begitu pula perusahaan lama

memiliki kebebasan untuk keluar dari industri tersebut apabila melihat

potensi pasar yang semakin kecil.

1 Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar Ed. 3 (Jakarta: LPFE UI, 2004), h. 166

165

Page 2: 94379712 BAB 9 Struktur Pasar

Ketiga sifat utama dari pasar persaingan sempurna ini mempunyai

implikasi2:

(1) Seorang produsen (secara individual) tidak bisa mempengaruhi harga

pasar yang berlaku; harga ditentukan oleh “pasar” untuknya

(2) Kurva permintaan yang dihadapi oleh seorang produsen adalah garis lurus

horisontal, yang berarti bahwa dia bisa menjual output berapa pun pada

tingkat harga yang berlaku tanpa mengakibatkan penurunan harga jual

(3) Macam keputusan yang perlu diambil oleh seorang produsen (untuk

mencapai keuntungan maksimum atau posisi equilibriumnya) adalah

berapa volume output yang harus ia produksikan/jual; sedang harga

jualnya sudah ditentukan oleh pasar

Dalam pembahasan mengenai bekerjanya pasar persaingan sempurna,

dalam teori dibedakan antara3:

a. Keseimbangan (equilibrium) produsen secara individual

b. Keseimbangan (equilibrium) pasar, yaitu posisi keseimbangan antara

penawaran dan permintaan di pasar tersebut.

Produsen secara individual dikatakan mencapai posisi equilibrium bila

keuntungan perusahaannya maksimum. Suatu pasar persaingan sempurna

dikatakan mencapai posisi equilibrium bila (a) semua perusahaan ada dalam

posisi equilibrium dan; (b) jumlah total dari output-output perusahaan yang

masing-masing berada pada posisi equilibrium tersebut sama dengan jumlah

total yang dikehendaki para konsumen.

Dari segi perspektif jangka waktu analisa mengenai bekerjanya pasar

persaingan sempurna dibedakan antara4:

Analisa jangka pendek (short run), yaitu dimana dianggap bahwa setiap

produsen tidak bisa menambah kapasitas pabriknya dan tidak mungkin

bagi produsen-produsen baru untuk masuk ke dalam pasar.

2 Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikroekonomi Cet. 18 (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002), h. 2283 Boediono, Ekonomi Mikro Cet. 18 (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 1996), h. 1084 Robert S Pyndick dan Daniel L Rubinfeld, Microeconomics (New York: Prentice Hall, 2001), h. 258

166

Page 3: 94379712 BAB 9 Struktur Pasar

Analisa jangka panjang (long-run), yaitu dimana dimungkinkan adanya

baik perluasan kapasitas oleh perusahaan-perusahaan yang telah ada

maupun pembangunan pabrik-pabrik baru oleh produsen-produsen baru

yang masuk ke dalam industri tersebut.

Sehingga jangka waktu yang dimaksud di sini bukanlah perspektif

lamanya waktu yang digunakan. Melainkan yang menjadi perbedaan apakah

faktor produksi yang digunakan itu konstan atau berubah. Pasar persaingan

sempurna memberikan penjelasan tentang prilaku perusahaan dalam dunia

ideal, dimana perusahaan dapat berproduksi dalam skala yang efisien dengan

harga output barang yang termurah.

1. Keseimbangan Pasar Jangka Pendek

Dalam persaingan sempurna perusahaan adalah price taker dan dapat

menyesuaikan diri terhadap perubahan kondisi pasar hanya dengan merubah

jumlah yang diproduksinya. Dalam jangka pendek perusahaan hanya

mempunyai satu atau lebih faktor tetap, dan satu-satunya cara untuk merubah

outputnya adalah dengan menggunakan lebih banyak atau lebih sedikit faktor

yang dapat diubahnya. Jadi, kurva biaya perusahaan dalam jangka pendek

adalah relevan dengan keputusan output yang diambilnya. Ada dua syarat yang

harus dipenuhi agar perusahaan berada dalam keseimbangan :

a. Perusahaan sebaiknya hanya berproduksi, paling tidak, bila biaya variabel

(VC) adalah sama dengan penerimaan total (TR), atau biaya variabel rata-

rata (AVC) sama dengan harga (P). Dalam kondisi ini perusahaan hanya

menanggung kerugian biaya tetap (FC), dimana biaya ini dengan atau tanpa

produksi tetap harus dikeluarkan. Tetapi jika AVC lebih kecil dari harga

maka perusahaan tidak mampu menutupi lagi beban biaya tetap. Kegiatan

produksi hanya menambah beban, karena itu produksi sebaiknya dihentikan.

b. Perusahaan memproduksi pada saat MR = MC agar perusahaan memperoleh

laba maksimum atau, dalam kondisi buruk, kerugiannya minimum

(minimum loss)

167

Page 4: 94379712 BAB 9 Struktur Pasar

Dalam jangka pendek, terdapat tiga kemungkinan dalam corak keuntungan

perusahaan:

i. Mendapat untung luar biasa (super normal)

ii. Mengalami kerugian, tetapi masih dapat beroperasi.

iii. Mengalami kerugian, dimana harus menutup perusahaan.

Keuntungan super normal

Perusahaan akan mendapat keuntungan super normal apabila harga

adalah lebih tinggi dari ongkos rata-rata yang paling minimum. Jadi apabila

harga adalah pada Po perusahaan akan mendapat keuntungan luar biasa.

Keuntungan ini dicapai pada waktu jumlah produksi adalah Qo dan besarnya

keuntungan adalah sebesar kotak yang diarsir. Keuntungan seperti ini hanya

akan berlaku dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang adanya keuntungan

tersebut akan menarik masuknya perusahaan-perusahaan baru dalam industri.

Kerugian Masih Beroperasi

Terdapat dua kondisi perusahaan yang mengalami kerugian, yaitu

dimana perusahaan tersebut masih dapat beroperasi dan kondisi yang kedua

perusahaan harus tutup atau membubarkan perusahaan. Untuk kondisi yang

pertama, menunjukkan keadaan yang dinyatakan yaitu harga adalah lebih

168

Gambar. 9.1. Keuntungan Super Normal

MR = AR = P = DPo

0

AC

MC

Qo

Page 5: 94379712 BAB 9 Struktur Pasar

rendah dari biaya total rata-rata, tetapi lebih tinggi dari biaya variabel rata-rata.

Gambaran seperti ini berarti perusahaan memperoleh hasil penjualan yang

melebihi biaya variabel yang dikeluarkannya, tetapi kelebihan tersebut belum

dapat menutupi biaya tetapnya. Dalam keadaan yang seperti ini perusahaan

akan meneruskan usahanya, karena kalau tidak ia akan mengalami kerugian

yang lebih besar lagi yaitu sebanyak biaya tetap yang dikeluarkannya. Kondisi

dapat tergambarkan dalam gambar 9.2.

Kerugian Harus Tutup

Sementara kondisi kerugian yang kedua adalah perusahaan harus

menutup usahanya, karena hasil penjualannya tidak dapat menutupi biaya

produksinya baik biaya tetap maupun biaya variabel. Keadaan yang seperti ini

akan berlaku apabila hasil penjualan hanyalah sebesar atau kurang dari biaya

variabel. Kondisi ini terlihat dalam gambar 9.3.

169

Gambar 9.2.Kerugian Masih dapat Beroperasi

MR = AR = P =DPo

0

AC

MC

Qo

AVC

Page 6: 94379712 BAB 9 Struktur Pasar

2. Keseimbangan Pasar Jangka Panjang

Dalam jangka panjang kondisi yang dapat dicapai perusahaan adalah

kondisi keuntungan normal (break even point). Sebab bila terjadi keuntungan

super normal, maka hal ini akan menyebabkan banyak perusahaan akan masuk,

sehingga keuntungan yang diperoleh semakin lama akan semakin menurun.

Kondisi yang sama akan terjadi pada saat kerugian, dimana kerugian akan

menyebabkan banyak perusahaan keluar, sehingga kerugian semakin lama akan

semakin menurun. Inilah yang menyebabkan dalam jangka panjang hanya

keuntungan normal saja yang diperoleh perusahaan.

170

Gambar 9.3.Kerugian Harus Tutup

MR = AR = P =DPo

0

AC

MC

Qo

AVC

Gambar 9.4.Keuntungan Jangka Panjang

MR = AR = P =D

Po

0

ACMC

Qo

Page 7: 94379712 BAB 9 Struktur Pasar

Konsekuensi model pasar persaingan sempurna bagi masyarakat adalah

pasar ini memberikan tingkat kemakmuran dan kenikmatan yang maksimal,

karena5:

1. Harga jual output produk barang dan jasa yang termurah, sebab skala

produksi perusahaan yang lebih efisien dibandingkan dengan struktur

pasar yang lain.

2. Jumlah output paling banyak sehingga rasio output per penduduk

maksimal, karena setiap penduduk memperoleh barang dan jasa yang

dibutuhkan dan ini berarti kemakmuran maksimal.

3. Masyarakat merasa nyaman dalam mengkonsumsi karena tidak perlu

membuang waktu untuk memilih barang dan jasa (produk yang

homogen) dan tidak takut ditipu dalam kualitas dan harga (informasi

sempurna).

4. Diproduksikan barang-barang yang diperlukan konsumen dengan

ongkos produksi yang minimum, berarti semua skala ekonomis telah

dimanfaatkan, hal ini tergambar pada AC minimum.

Namun demikian, model pasar persaingan sempurna memiliki beberapa

kelemahan, yaitu6:

a. Kelemahan dalam hal asumsi, dimana asumsi-asumsi yang digunakan

mustahil untuk terwujud dalam dunia nyata.

b. Kelemahan dalam pengembangan teknologi, sebab perusahaan tidak

mempunyai dana cukup untuk kegiatan riset dan pengembangan

produknya. Padahal kegiatan ini dibutuhkan untuk memperoleh

teknologi produksi yang meningkatkan efisiensi produksi.

c. Konflik efisiensi-keadilan, dimana pasar persaingan sempurna sangat

menekankan efisiensi, tetapi dalam dunia nyata hal ini menimbulkan

masalah ketidakadilan.

d. Ada faktor-faktor external economies dan diseconomies, yang ternyata

tidak tercakup dalam perhitungan welfare optimum tersebut.

5 Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikroekonomi Cet. 18 (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002), h. 2576 Ibid, h. 259

171

Page 8: 94379712 BAB 9 Struktur Pasar

e. Persaingan sempurna ada kalanya menimbulkan biaya sosial kepada

masyarakat, karena ada biaya sosial yang tidak tercakup dalam biaya

perusahaan.

f. Adanya barang-barang yang hanya bisa dinikmati dan diproduksi secara

kolektif (bersama-sama) dan tidak diperjualbelikan di pasar (misalnya:

keamanan, penegakan hukum, dan sebagainya).

B. Pasar Monopoli

Struktur pasar yang kedua adalah struktur pasar monopoli. Monopoli

adalah suatu keadaan dimana di dalam pasar hanya ada satu penjual sehingga

tidak ada pihak lain yang menyainginya7. Ini adalah kasus monopoli murni atau

pure monopoly. Ciri-ciri monopoli adalah8:

1. Produsen sebagai price maker (yang menciptakan harga)

2. Adanya hambatan untuk masuk (barriers to entry) ke dalam industry

tersebut

3. Produk yang dihasilkan oleh produsen adalah mempunyai ciri khas yang

tidak terdapat pada produk lain

4. Produksi produsen bagian besar dari volume transaksi total

Dalam kenyataan sulit untuk mendapatkan suatu kasus monopoli yang

murni tanpa adanya unsur persaingan sama sekali. Sebab seringkali yang terjadi

ada persaingan yang bersifat tidak langsung, misalnya jasa transportasi kereta

api yang dikelola oleh PT KAI, meskipun mereka mempunyai monopoli dalam

jasa transportasi kereta api, namun mereka mempunyai pesaing dari jasa

transportasi yang lain seperti pesawat udara dan bus. Suatu perusahaan tidak

memiliki pesaing karena adanya hambatan (barriers to entry) bagi perusahaan

lain untuk memasuki industri yang bersangkutan. Dilihat dari penyebabnya,

hambatan masuk dikelompokkan menjadi hambatan teknis (technical barriers

to entry) dan hambatan legalitas (legal barriers to entry).

Monopoli dapat terjadi pada beberapa aspek, yaitu:

7 Boediono, Ekonomi Mikro Cet. 18 (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 1996), h. 1258 Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikroekonomi Cet. 18 (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002), h. 266

172

Page 9: 94379712 BAB 9 Struktur Pasar

i. Monopoli usaha, yaitu monopoli yang dilakukan perusahaan karena

menguasai produksi dan penjualan suatu produk atau jasa secara

sendiri/tanpa saingan di suatu pasar.

ii. Monopoli perusahaan, yaitu monopoli yang dilakukan oleh satu

kelompok usaha yang terdiri atas beberapa perusahaan yang

menghasilkan produk yang relatif sama

iii. Monopoli pangsa pasar, yaitu monopoli yang dilakukan oleh perusahaan

yang telah menguasai pangsa pasar di atas 50% dan perusahaan tersebut

menjadi pemimpin harga untuk produk yang sama dihasilkan dan dijual

di pasaran.

Hambatan teknis disebabkan oleh beberapa hal9:

a. Perusahaan memiliki kemampuan dan atau pengetahuan khusus yang

memungkinkan berproduksi sangat efisien.

b. Tingginya tingkat efisiensi memungkinkan perusahaan monopolis

mempunyai kurva biaya (MC dan AC) yang menurun. Makin besar

skala produksi, biaya marjinal makin menurun, sehingga biaya produksi

per unit (AC) makin rendah.

c. Perusahaan memiliki kemampuan kontrol sumber faktor produksi, baik

berupa sumber daya alam, sumber daya manusia maupun lokasi

produksi.

d. Perusahaan menemukan atau mempunyai teknologi khusus, sehingga

memungkinkan perusahaan dapat memproduksi barang yang berbeda

dan secara efisien.

Sementara hambatan legalitas (hukum) disebabkan oleh10:

a. Undang-undang dan hak khusus

Dimana suatu perusahaan mendapatkan hak monopoli oleh pemerintah

melalui perangkat peraturan yang dibuat oleh pemerintah. Indonesia

telah memiliki perangkat peraturan ini dalam UU No. 5 tahun 1999

tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

9 Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Mikro: Suatu Pengantar (Jakarta: LPFE UI, 2004), h. 18310 Ibid, h. 184

173

Page 10: 94379712 BAB 9 Struktur Pasar

b. Hak paten atau hak cipta

Hak paten atau hak cipta diberikan kepada seseorang yang mempunyai

kemampuan khusus dalam menciptakan suatu inovasi, sehingga ia

mendapatkan hak monopoli atas inovasinya.

Implikasi terhadap kesejahteraan masyarakat yang perlu diperhatikan

adalah bahwa dalam pasar monopoli11:

a. Hilang atau berkurangnya tingkat kesejahteraan konsumen, hal ini terjadi

karena volume produksi lebih kecil dari volume output yang optimum,

inefisiensi ini menimbulkan kesejahteraan konsumen yang semakin

berkurang.

b. Menimbulkan eksploitasi terhadap konsumen dan pemilik faktor produksi.

Konsumen dirugikan karena harga jual di atas harga keseimbangan bila

berdasarkan mekanisme pasar. Sementara bagi pemilik faktor produksi

dirugikan oleh dengan dibayarnya faktor produksi dengan harga yang

lebih rendah dari nilai pasar output.

c. Memburuknya kondisi makroekonomi nasional, sebab jumlah output riil

industri lebih sedikit daripada kemampuan sebenarnya. Karena tidak

seluruh faktor produksi terpakai sesuai dengan kapasitas produksi maka

akan menimbulkan pengangguran maupun faktor produksi yang lain. Hal

ini akan berdampak buruk bagi perekonomian secara keseluruhan.

d. Memburuknya kondisi perekonomian internasional, hal ini terjadi karena

munculnya inefisiensi. Sesuai dengan tuntutan dalam perdagangan bebas

dimana efisiensi adalah faktor penentu. Monopoli yang menimbulkan

inefisiensi adalah buruk bagi kondisi perekonomian internasional.

Ada beberapa kebijaksanaan yang ditempuh pemerintah untuk

mengurangi efek-efek negatif monopoli12.:

11 Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikroekonomi Cet. 18 (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002), h. 29312 Boediono, Ekonomi Mikro Cet. 18 (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 1996), h. 131

174

Page 11: 94379712 BAB 9 Struktur Pasar

a. Melalui penetapan Undang-undang Anti-Trust.

b. Pemerintah mendirikan perusahaan tandingan di dalam pasar tersebut

dengan tujuan untuk memberi persaingan kepada si monopolis untuk

membatasi kekuasaan monopolinya.

c. Membuka kran impor sehingga barang-barang buatan luar negeri bisa

memberikan persaingan kepada barang-barang dalam negeri.

d. Dengan membuat ketentuan khusus terhadap operasi perusahaan

monopoli, misalnya menetapkan harga yang seharusnya di bawah harga

monopolis, atau dengan penetapan tingkat output yang optimum bagi

masyarakat. Dapat pula dengan mengenakan pajak kepada monopolis.

Tetapi monopoli tidak selalu lebih buruk daripada persaingan sempurna,

yaitu bila kita lihat dari segi-segi lain13:

a. Monopoli mendorong perusahaan untuk melakukan inovasi-inovasi baru

dalam produknya. Sebab keuntungan monopoli yang didapatkan oleh

mereka dipergunakan untuk tujuan penelitian dan pengembangan.

Seperti yang dikemukakan oleh Joseph Schumpeter bahwa faktor

pengusaha yang cenderung untuk selalu melakukan inovasilah yang

mampu mendorong pertumbuhan.

b. Dalam kasus monopoli alamiah, dimana luas pasar terbatas dan skala

ekonomis yang besar, maka sangat tidak efisien bila diharapkan dalam

bentuk industri persaingan sempurna. Sebab bila dipaksakan yang terjadi

justru timbulnya banyak perusahaan kecil, dimana masing-masing

perusahaan kecil ini tidak bisa memanfaatkan skala ekonomis yang

besar, hal ini akan menyebabkan industri menjadi tidak efisien.

1. Keseimbangan Jangka Pendek

Sebagaimana halnya perusahaan yang perusahaan yang bergerak dalam

pasar persaingan sempurna, perusahaan monopoli juga harus menyamakan MR

13 Zubair Hasan, Introductions to Microeconomics: An Islamic Perspective (Selangor: Prentice Hall, 2007), h. 215

175

Page 12: 94379712 BAB 9 Struktur Pasar

dengan MC agar mencapai laba maksimum, seperti yang digambarkan pada

gambar 9.5.

Pada gambar 9.5., laba maksimum tercapai pada output Q*, di mana

MR = MC. Besar laba seluas bidang AP*BC. Jika output lebih kecil dari Q*,

misalnya Q1, laba perusahaan belum maksimum sebab MR > MC. Sebaliknya

jika output lebih besar dari Q*, misalnya Q2, laba akan berkurang karena MR <

MC. Monopolis juga bisa menderita rugi. Namun, apabila rugi akan diusahakan

agar kerugiannya adalah minimum (juga pada tingkat ouput di mana MR =

MC). Hal ini dapat terlihat pada gambar 9.6.. Tingkat outputnya adalah Q*,

harga P*, TR = OP*CQ*, sedangkan TC = OABQ*, sehingga daerah kerugian

adalah bidang P*ABC (kerugian yang minimum).

176

BMC

AC

MR

CP’

A

0

Rp

QQ*

D

Gambar 9.6.Monopolis Yang Menderita Kerugian

kerugian

B

MC

AC

MR

C

P’

A

0

Rp

QQ*Q1 Q2

D

Gambar 9.5.Keseimbangan Jangka Pendek

Perusahaan Monopoli

MR > MC MR < MC

MR = MC

Page 13: 94379712 BAB 9 Struktur Pasar

2. Keseimbangan Jangka Panjang

Perusahaan monopoli tidak mempunyai masalah besar dengan

keseimbangan jangka panjang, selama dalam jangka pendek memperoleh laba

maksimum. Dalam pasar persaingan sempurna, laba super normal akan menarik

perusahaan lain untuk masuk ke dalam industri sehingga dalam jangka panjang

perusahaan hanya menikmati laba normal saja. Hal tersebut tidak berlaku dalam

pasar monopoli. Hambatan untuk masuk menyebabkan perusahaan monopoli

mampu menikmati laba super normal, baik dalam jangka pendek maupun

jangka panjang. Perusahaan monopoli hanya akan kehilangan laba super normal

jangka panjang, bila tidak mampu mempertahankan daya monopolinya. Hal

tersebut dapat saja terjadi, terutama jika perusahaan lalai melakukan riset dan

pengembangan untuk memperoleh teknologi yang meningkatkan efisiensi

produksi. Akibatnya posisi perusahaan tergantikan oleh perusahaan lain yang

mampu menghasilkan atau memanfaatkan teknologi produksi yang lebih

efisien. Keseimbangan dalam jangka panjang akan menjadi masalah bila dalam

jangka pendek perusahaan mengalami kerugian. Gambar 9.7a. menunjukkan

perusahaan monopolis yang mengalami kerugian dalam jangka pendek. Namun

karena biaya rata-rata variabel masih lebih besar dari harga (AVC > P) untuk

sementara perusahaan masih dapat beroperasi. Bila ingin mempertahankan

eksistensinya dalam jangka panjang, perusahaan harus berupaya mencapai laba.

177

BMC AC

MR

CP’

A

0

Rp

QQ*

D

Gambar 9.7aKondisi Awal Perusahaan Monopolis

AVC

Kerugian jangka pendek

Page 14: 94379712 BAB 9 Struktur Pasar

Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah melakukan efisiensi agar

biaya produksi lebih murah. Dalam Gambar 9.7b. ditunjukkan dengan

menurunnya kurva AC (AC1 → AC2). Karena sekarang biaya rata-rata lebih

kecil daripada harga AC < P), perusahaan sudah dapat menikmati laba.

Cara lain yang dapat dilakukan adalah meningkatkan atau memperbesar

permintaan. Misalnya dengan menggiatkan promosi dan memasang iklan.

Peningkatan permintaan (D1→ D2) menyebabkan P>AC, yang artinya

perusahaan memperoleh laba (Gambar 9.7c). Tentu saja cara yang terbaik

adalah melakukan efisiensi sekaligus meningkatkan permintaan.

178

BMC

AC0

MR

CP’

A

0

Rp

QQ*

D

Gambar 10.7b.Perbaikan efisiensi yang menurunkan biaya

AC1

Laba super normal

B

MC

AC

MR

C

P’

A

0

Rp

QQ*

D

Gambar 9.7c.Pemasangan Iklan yang

Meningkatkan Permintaan

D2

D awal

D setelah pemasangan iklan

Laba super normal

Page 15: 94379712 BAB 9 Struktur Pasar

3. Monopoli Alamiah

Perusahaan yang memiliki daya monopoli alamiah (natural monopoly)

disebut monopolis alamiah. Perusahaan ini mempunyai kurva biaya rata-rata

(AC) jangka panjang yang menurun (negative slope). Makin besar output yang

dihasilkan makin rendah biaya rata-rata. Ini dimungkinkan karena perusahaan

memiliki kurva biaya marjinal (MC) yang juga menurun dan berada di bawah

kurva AC. Perusahaan memilki tingkat efisiensi yang makin tinggi, bila skala

produksi diperbesar. Perusahaan seperti ini mampu melakukan eksploitasi

pasar, dilihat dari makin besarnya selisih harga jual dengan biaya marjinal.

Gambar 9.8. menunjukkan hal tersebut, dimana titik perpotongan kurva MC

dengan MR (titik A) jauh di bawah harga jual (titik B).

Perusahaan hanya akan mampu memiliki daya seperti di atas bila dalam

jangka panjang mampu meningkatkan efisiensi melalui pengembangan

teknologi, manajemen, dan sumber daya manusia. Perusahaan yang memilki

kekuatan monopoli alamiah, tidak selalu diawali kekuatan teknologi.

Sebaliknya perusahaan yang pada awalnya memiliki kemampuan teknis, dapat

kehilangan kemampuan monopoli dan tidak mampu menjadi monopolis alamiah

179

B

MC

AC

MR

P’

A

0

Rp

QQ*

D

Gambar 9.8.Monopoli Alamiah

Laba super normal

Page 16: 94379712 BAB 9 Struktur Pasar

C. Pasar Persaingan Monopolistik

Teori pasar persaingan monopolistik dikembangkan karena

ketidakpuasan terhadap daya analisis model persaingan sempurna maupun

monopoli. Ekonom yang pertama kali mengajukan ketidakpuasan terhadap dua

model di atas adalah Pierro Sraffa (Universitas Cambridge), kemudian diikuti

oleh Hoteling dan Zeothen. Pada akhir dasawarsa 1920-an dan awal dasawarsa

1930-an, model persaingan monopolistik dikembangkan secara intensif oleh

Joan Robinson dan Edward Chamberlain14.

Persaingan monopolistik terdapat bila dalam suatu pasar ada banyak

produsen, tetapi ada unsur-unsur diferensiasi produk di antara produk-produk

yang dihasilkan oleh masing-masing produsen. Tiga asumsi dasar persaingan

monopolistik adalah sebagai berikut15:

a. Produk yang terdiferensiasi (differentiated product)

b. Jumlah perusahaan banyak dalam industri (large number firms)

c. Kebebasan untuk masuk dan keluar (free entry and exit)

d. Persaingan mempromosi penjualan sangat aktif

e. Perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan mempengaruhi harga

1. Keseimbangan Jangka Pendek

Perusahaan mencapai keseimbangan dalam jangka pendek dan panjang.

Dalam jangka pendek perusahaan dapat menikmati laba supernormal.

Sedangkan dalam jangka panjang perusahaan hanya menikmati laba normal.

14 Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Mikro: Suatu Pengantar (Jakarta: LPFE UI, 2004), h. 21515 Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikroekonomi Cet. 18 (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002), h. 298

180

Page 17: 94379712 BAB 9 Struktur Pasar

Keseimbangan jangka pendek tercapai bila MR = MC, karena memiliki daya

monopoli walau terbatas. Kondisi keseimbangan perusahaan yang bergerak

dalam pasar persaingan monopolistik sama dengan perusahaan yang bergerak

dalam pasar monopoli. Gambar 9.9. menunjukkan perusahaan mencapai laba

maksimum pada saat MR = MC di titik E.

Sama halnya dengan perusahaan monopolis, harga jual lebih besar dari

biaya marjinal (P > MC). Tetapi kemampuan eksploitasi laba relatif terbatas,

karena kurva permintaan yang dihadapai sangat landai. Laba super normal yang

dinikmati perusahaan sebesar luas segi empat APBC, dimana harga adalah P

dan jumlah output yang diproduksi Q*.

2. Keseimbangan Jangka Panjang

Dibandingkan dengan pasar monopoli, persaingan monopolistik masih

lebih baik dilihat dari lebih kecilnya total kesejahteraan yang hilang (dead

weight loss). Namun tetap kurang efisien dibanding pasar persaingan sempurna.

181

Rp/Q

Quantity

M

C

AC

DSR

MRSR

QSR

PSR

Gambar 9.9.Keseimbangan Jangka Pendek

E

Page 18: 94379712 BAB 9 Struktur Pasar

Ada dua penyebab mengapa pasar persaingan monopolistik tidak dapat lebih

efisien dibanding pasar persaingan sempurna:

Harga jual masih lebih besar dari biaya marjinal (P > MC)

Kapasitas berlebihan (excess capacity)

Pada saat berada dalam keseimbangan jangka panjang, perusahaan

sebenarnya tidak berproduksi pada tingkat yang paling efisien, sebab titik

persinggungan antara kurva AC dengan kurva D bukan titik terendah pada

kurva AC. Jika perusahaan ingin memproduksi pada AC yang paling rendah,

output harus ditambah sampai dengan output pada AC minimum. Tetapi jika

output melebihi QLR (output keseimbangan), penambahan output hanya

menurunkan laba (bahkan merugi) karena penerimaan marjinal lebih kecil dari

biaya marjinal (MR < MC). Dapat disimpulkan, dalam jangka panjang

perusahaan yang bergerak dalam pasar persaingan monopolistik akan

mengalami excess capacity.

D. Pasar Oligopoli

Oligopoli adalah keadaan dimana hanya ada beberapa perusahaan yang

menguasai pasar baik secara independen maupun secara diam-diam bekerja

sama16. Oligopoli bisa dibedakan antara oligopoli dengan diferensiasi produk

16 Boediono, Ekonomi Mikro Cet. 18 (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 1996), h. 137

182

Quantity

Rp/Q

MC

AC

DLR

MRLR

Gambar 9.10

Keseimbangan Jangka Panjang

PLR

QLR

Page 19: 94379712 BAB 9 Struktur Pasar

(setiap perusahaan dengan merk-merk khusus tersendiri, misalnya industri

kosmetik) dengan oligopoli tanpa diferensiasi produk (misalnya industri seng).

Ada tidaknya produk diferensiasi mempengaruhi sampai seberapa jauh

permintaan untuk produk suatu perusahaan tergantung pada perusahaan-

perusahaan lain. Semakin besar tingkat diferensiasi produk, semakin tidak

tergantung kurva permintaan suatu perusahaan pada prilaku perusahaan lain.

Dari definisi di atas dapat dilihat beberapa unsur penting (karakteristik)

dalam pasar oligopoli, yaitu17:

a. Hanya sedikit perusahaan yang terdapat dalam suatu industri (few

number of firms).

b. Produknya bisa homogen tapi bisa juga terdiferensiasi (homogen or

differentiated product)

c. Pengambilan keputusan yang saling mempengaruhi (interdependence

decisions)

d. Kompetisi yang terjadi lebih banyak bersifat kompetisi non-harga (non-

pricing competition)

e. Adanya hambatan untuk masuk (barriers to entry) dalam industri.

17 Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Mikro: Suatu Pengantar (Jakarta: LPFE UI, 2004) h. 222

183