93070420-aldehida
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap hari tanpa kita sadari banyak senyawa kimia yang kita gunakan tanpa tahu
jenisnya. Salah satunya adalah aldehid. Aldehid merupakan senyawa kimia yang memiliki
aroma yang khas dan wangi. Sehari-hari kita mengenal kayu manis sebagai pengharum
masakan, kemudian vanili yang memberikan aroma khas yang terkenal. Tanpa kita ketahui,
ternyata kayu manis dan vanillin mengandung senyawa aldehid. Untuk itu, perlu ditambah
pengetahuan kita tentang aldehid beserta sifat-sifatnya.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penyusunannya, makalah ini dibatasi dengan pertanyaan:
1. Apa yang dimaksud dengan aldehid?
2. Apa saja sifat-sifat senyawa aldehid?
3. Apa saja reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa aldehid?
4. Apa saja manfaat senyawa aldehid dalam kehidupan?
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan:
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian aldehid.
2. Untuk mengetahui dan mengenal tentang sifat-sifat senyawa aldehid.
3. Untuk mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa aldehid.
4. Untuk mengetahui manfaat dan aplikasi senyawa aldehid dalam kehidupan.
Senyawa Aldehid Page 1
BAB II
PEMBAHASAN
I. Pengertian
Aldehid adalah senyawa organik yang mencakup kelompok fungsional karbonil,
C=O. Atom karbon kelompok ini memiliki dua sisa obligasi yang dapat ditempati oleh
hidrogen atau alkil atau aril substituen. Gugus fungsi yang dikenal sebagai gugus karbonil,
yaitu atom karbon yang dihubungkan dengan atom oksigen oleh ikatan ganda dua. Aldehida
adalah senyawa organic yang karbon-karbonilnya (karbon yang terikat pada oksigen) selalu
berikatan dengan paling sedikit satu hydrogen. Aldehid dan keton termasuk senyawa yang
sederhana jika ditinjau berdasarkan tidak adanya gugus-gugus reaktif yang lain seperti –OH
atau –Cl yang terikat langsung pada atom karbon di gugus karbonil –CO seperti yang bisa
ditemukan misalnya pada asam-asam karboksilat yang mengandung gugus –COOH.
Rumus umum aldehid ialah:
Perhatikan contoh berikut:
Pada gambar di atas kita bisa melihat bahwa keduanya memiliki ujung molekul yang
sama persis. Yang membedakan hanya kompleksitas gugus lain yang terikat.
Jika kita menuliskan rumus molekul untuk molekul-molekul di atas, maka gugus
aldehid (gugus karbonil yang mengikat atom hidrogen) selalunya dituliskan sebagai – CHO –
dan tidak pernah dituliskan sebagai COH. Oleh karena itu, penulisan rumus molekul aldehid
Senyawa Aldehid Page 2
O
| | atau R – C – OH dimana R adalah alkilR – C – H
O | | atau Ar – C – OH dimana Ar adalah aromatik Ar – C – H
terkadang sulit dibedakan dengan alkohol. Misalnya etanal dituliskan sebagai CH3CHO dan
metanal sebagai HCHO.
II. Penamaan Aldehid
Penamaan aldehid didasarkan pada jumlah total atom karbon yang terdapat dalam
rantai terpanjang – termasuk atom karbon yang terdapat pada gugus karbonil. Jika ada gugus
samping yang terikat pada rantai terpanjang tersebut, maka atom karbon pada gugus karbonil
harus selalu dianggap sebagai atom karbon nomor 1.
Penamaan aldehid bisa menggunakan sistem IUPAC atau penamaan secara Trivial.
Sistem Tatanama IUPAC memberikan akhiran karakteristik al untuk aldehida. Sebagai
contoh, H2C = O adalah methan al, lebih umum disebut formaldehida. Karena gugus karbonil
aldehid harus selalu terletak di ujung rantai karbon, diberi no 1, dan karena itu
mendefinisikan penomoran arah. Menurut Trivial, cara pemberian nama senyawa aldehid
dilakukan dengan mengganti akhiran –at pada nama trivial asam alkanoat yang bersangkutan
dengan akhiran –aldehida.
Contoh nama IUPAC disediakan (dengan warna biru) dalam diagram berikut. Nama-
nama umum adalah merah, dan nama-nama yang diturunkan hitam. Dalam Nama umum di
dekat atom karbon gugus karbonil sering ditunjuk oleh huruf Yunani. Atom berdekatan
dengan fungsi alfa, dihapus berikutnya adalah beta dan seterusnya.
Senyawa Aldehid Page 3
Tiga contoh kelompok asil memiliki nama spesifik ditunjukkan di bawah ini.
Tabel beberapa nama aldehid:
Jumlah atom
C
Asam Alkanoat Aldehid Alkanal
Rumus molekul
Nama trivial Rumus molekul
Nama trivial Rumus molekul
Nama IUPAC
1 H – COOH Asam Format H – CHO Formaldehida H – CHO Metanal
2 CH3COOH Asam Asetat CH3CHO Asetaldehida CH3CHO Etanal
3 C2H5COOH Asam Propionat
C2H5CHO Propionaldehida C2H5CHO Propanal
4 C3H7COOH Asam Butirat C3H7CHO Butiraldehida C3H7CHO Butanal
5 C4H9COOH Asam Valerat C4H9CHO Valeraldehida C4H9CHO Pentanal
Senyawa Aldehid Page 4
CH3– CH2 – CH – CH2 – COH CH3 – CH – CH2 – COH | | CH3 CH3 (2 - metil pentanal) (3 – metil butanal) (α – metil valeraldehid) (β - metil butiraldehid)
CH3 – CH = CH – COH CH2 – CH2 – CH2 – COH | |
OH OH
( 2 – butenal ) ( 3,4 – dihidroksi butanal )
Keisomeran pada aldehid
Keisomeran pada aldehid dimulai dari aldehid yang memiliki 4 rantai C.
Contoh:
C4H8O
CH3 – CH2 – CH2 – CHO CH3 – CH – CHO |
CH3
Butanal 2-metil propanal
C6H12O
CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CHO CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CHO |
CH3
Heksanal 2-metil pentanal
CH3 – CH2 – CH – CH2 – CHO CH3 – CH2 – CH – CHO | | CH3 C2H5
3-metil pentanal 2-etil butanal
CH3 CH3
| |CH3 – C – CH2 – CHO CH3 – CH – CH –CHO | | CH3 CH3
3,3-dimetil butanal 2,3-dimetil butanal
CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CHO CH3
| | CH3 CH3 – CH2 – C – CHO
|4-metil pentanal CH3
2,2-dimetil butanal
Senyawa Aldehid Page 5
III. Sifat-sifat Aldehid
Aldehid memiliki macam-macam sifat ditinjau dari beberapa aspek :
1. Sifat Fisis/fisika
a. Titik didih
Aldehid sederhana seperti metanal memiliki wujud gas (titik didih -21°C), dan etanal
memiliki titik didih +21°C. Ini berarti bahwa etanal akan mendidih pada suhu yang
mendekati suhu kamar. Aldehid lainnya berwujud cair, dengan titik didih yang semakin
meningkat apabila molekul semakin besar. Besarnya titik didih dikendalikan oleh kekuatan
gaya-gaya antar-molekul. Berikut akan disajikan tabel titik didih beberapa senyawa aldehide
yang mempunyai satu atau dua atom karbon :
Senyawa rumus Bobot molekul Titik didih (0C)
keterangan
Satu karbonMetana CH4 16 -161 Tak ada ikatan
hidrogen atau interaksi polar-polar
Formaldehide HCHO 26 -21 Interaksi polar-polar
Metanol CH3OH 32 65 Ikatan hidrogenDua karbon
Etana C2H6 30 -89 Tak ada ikatan hidrogen
Asetaldehid CH3CHO 44 20 Interaksi polar-polar
etanol CH3CH2OH 46 78 Ikatan hidrogen
Tabel titik didih beberapa senyawa yang mempunyai satu/dua karbon
b. Gaya dispersi van der Waals
Gaya tarik ini menjadi lebih kuat apabila molekul menjadi lebih panjang dan memiliki
lebih banyak elektron. Peningkatan gaya tarik ini akan meningkatkan ukuran dipol-dipol
temporer yang terbentuk. Inilah sebabnya mengapa titik didih meningkat apabila jumlah atom
karbon dalam rantai juga meningkat pada aldehid.
Senyawa Aldehid Page 6
c. Gaya tarik dipol-dipol van der Waals
Aldehid adalah molekul polar karena adanya ikatan rangkap C=O. Seperti halnya
gaya-gaya dispersi, juga akan ada gaya tarik antara dipol-dipol permanen pada molekul-
molekul yang berdekatan. Ini berarti bahwa titik didih akan menjadi lebih tinggi dibanding
titik didih hidrokarbon yang berukuran sama,yang mana hanya memiliki gaya dispersi.
Apabila dibandingkan titik didih dari tiga senyawa hidrokarbon yang memiliki besar molekul
yang mirip. Ketiga senyawa ini memiliki panjang rantai yang sama, dan jumlah elektronnya
juga mirip (walaupun tidak identik). Perhatikan tabel berikut :
molekul tipe titik didih (°C)CH3CH2CH3 alkana -42
CH3CHO aldehid +21CH3CH2OH alkohol +78
Pada tabel di atas bisa melihat bahwa aldehid (yang memiliki gaya tarik dipol-dipol
dan gaya tarik dispersi) memiliki titik didih yang lebih tinggi dari alkana berukuran
sebanding yang hanya memiliki gaya dispersi. Akan tetapi, titik didih aldehid lebih rendah
dari titik didih alkohol. Pada alkohol, terdapat ikatan hidrogen ditambah dengan dua jenis
gaya-tarik antar molekul lainnya (gaya-tarik dipol-dipol dan gaya-tarik dispersi). Walaupun
aldehid merupakan molekul yang sangat polar, namun keduanya tidak memiliki atom
hidrogen yang terikat langsung pada oksigen, sehingga tidak bisa membentuk ikatan hidrogen
sesamanya.
d. Kelarutan dalam air
Aldehid yang kecil dapat larut secara bebas dalam air tetapi kelarutannya berkurang
seiring dengan pertambahan panjang rantai. Sebagai contoh, metanal, etanal yang merupakan
aldehid berukuran kecil – dapat bercampur dengan air pada semua perbandingan volume.
Alasan mengapa aldehid yang kecil dapat larut dalam air adalah bahwa walaupun aldehid
tidak bisa saling berikatan hidrogen sesamanya, Namur aldehid bisa berikatan hidrogen
dengan molekul air.
Salah satu dari atom hidrogen yang sedikit bermuatan positif dalam sebuah molekul
air bisa tertarik dengan baik ke salah satu pasangan elektron bebas pada atom oksigen dari
sebuah aldehid untuk membentuk sebuah ikatan hidrogen.
Senyawa Aldehid Page 7
Tentunya juga terdapat gaya dispersi dan gaya tarik dipol-dipol antara aldehid dengan
molekul air. Pembentukan gaya-gaya tarik ini melepaskan energi yang membantu menyuplai
energi yang diperlukan untuk memisahkan molekul air dan aldehid satu sama lain sebelum
bisa bercampur. Apabila panjang rantai meningkat, maka "ekor-ekor" hidrokarbon dari
molekul-molekul (semua hidrokarbon sedikit menjauh dari gugus karbonil) mulai mengalami
proses di atas. Dengan menekan diri diantara molekul-molekul air, ekor-ekor hidrokarbon
tersebut memutus ikatan hidrogen yang relatif kuat antara molekul-molekul air tanpa
menggantinya dengan ikatan yang serupa. Ini menjadi proses yang tidak bermanfaat dari segi
energi, sehingga kelarutan berkurang.
Senyawa Titik leleh (0C) Titik didih (0C) Kelarutan dalam air (g/100ml)
Formaldehid -92 -21 Bercampur sempurnaAsetaldehid -123 20 Bercampur sempurnaButiraldehid -99 76 4benzaldehid -26 179 0,3
Tabel tetapan fisis dan kelarutan beberapa aldehid
e. ikatan dan kereaktifan
1. Ikatan pada gugus karbonil
Atom oksigen jauh lebih elektronegatif dibanding karbon sehingga memiliki
kecenderungan kuat untuk menarik elektron-elektron yang terdapat dalam ikatan C=O
kearahnya sendiri. Salah satu dari dua pasang elektron yang membentuk ikatan rangkap C=O
bahkan lebih mudah tertarik ke arah oksigen. Ini menyebabkan ikatan rangkap C=O sangat
polar. Pada dasarnya aldehid sangat reaktif karena adanya gugus karbonil pada senyawa
aldehid tersebut.
Senyawa Aldehid Page 8
Pada temperature kamar, aldehid suku yang rendah berwujud gas, suku tengah
berwujud cairan sedangkan suku tinggi berupa padatan. Makin panjang rantai C nya maka
makin harum baunya seperti bau bunga-bungaan dan buah-buahan,sehingga beberapa
senyawanya digunakan untuk pewangi.
2. Sifat Spektral Aldehid
A. Spektra inframerah
Spektrum inframerah berguna untuk mendeteksi gugus karbonil dalam suatu aldehid.
Namun adanya gugus karbonil belum tentu menandakan bahwa zat tersebut termasuk aldehid
sebab ada beberapa senyawa lain yang memiliki gugus karbonil(ester,asam karboksilat,dll).
Untuk aldehid bukti yang saling menunjang dapat dicari dalam spektra inframerah dan nmr,
karena resapan yang unik dari hidrogen sianida. Resapan C=O dari aldehide adalah sekitar
1700cm-1(sekitar 5,8μm). Jika gugus karbonil itu berkonjugasi dengan suatu ikatan rangkap
atau cincin benzena letak resapan bergeser ke frekuensi yang sedikit lebih rendah.
Uluran CH(dari) gugus aldehid,yang menunjukkan resapan tepat disebelah resapan
kanan CH alifatik,adalah karakteristik suatu aldehid. Biasanya dijumpai dua peak(puncak)
dalam daerah ini. Kedua peak CH dari aldehid akan tampak jelas dalam spektrum butanal,
tetapi peak yang lebih dekat ke resapan CH alifatik biasanya dikaburkan oleh resapan alifatik
ini.
B. Spektra nmr
Elektron dalam suatu gugus karbonil, seperti electron dalam ikatan rangkap atau awan
pi aromatic, akan digerakkan oleh suatu medan magnet luar. Medan imbasan molekuler yang
dihasilkan mempunyai efek yang dalam pada absorpsi nmr dari proton aldehida. Resapan nmr
untuk suatu proton aldehida bergeser jauh ke bawah medan (δ = 9-10ppm, di luar jangka
spectra, yang lazim). Geseran besar ini timbul oleh efek-efek aditif dari berkurangnya perisai
(deshielding) anisotropikoleh electron pi dan berkurangnya perisai induktif oleh karbon
elektropositif dari gugus karbonil itu.
Hydrogen-hidrogen α dari aldehida tidaklah terlalu dipengaruhi oleh gugus
karbonilnya. Resapan nmr untuk proton α (δ= 2,1-2,6 ppm) muncul sedikit dibawah medan
dibandingkan dengan resapan CH biasa (sekitar 1,5 ppm), karena tertariknya electron oleh
atom oksigen elektronegatif. Efek-efek pengurangan perisai (deshielding) oleh efek induktif
Senyawa Aldehid Page 9
cukup jelas dalam spectra nmr butanal. Dalam suatu aldehida, penguraian proton aldehida
kadang-kadang dapat di gunakan untuk menentukan banyaknya hydrogen α. Spectrum
butanal menunjukkan suatu triplet untuk proton –CHO, suatu indikasi akan adanya dua
hydrogen α.
2. Sifat kimia
1. Sifat mendamar
Jika suatu larutan aldehid dalam air diberi larutan NaOH atau KOH maka zat cairnya
akan bewarna kuning dan sesaat kemudian mengendaplah suatu zat amorf yang bewarna
merah kekuning-kuningan.
2. Reaksi dengan PX5 dihasilkan geminal halida
R-CHO + PCl5 R-CHCl2 + PCl3
3. Reaksi dengan halogen teristimewa.
Dalam lingkungan alkalis halogen dapat menstubtitusi atom-atom H yang terikat pada
atom C alfa, yaitu atom C yang letaknya terdekat dengan gugus karbonil.
4. Sifat mereduksi
Karena aldehid dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat maka aldehid adalah suatu
reduktor.
Senyawa Aldehid Page 10
a. Reduksi pereaksi tollens(larutan Ag beramoniak)
Pereaksi tollens dibuat dengan cara menetesi Larutan perak nitrat(AgNO3) dengan
larutan amonia (NH3) sedikit demi sedikit hingga endapan yang mula-mula terbentuk larut
kembali. Pereaksi Tollens mengandung ion diamminperak(I), [Ag(NH3)2]+.
Ion ini dibuat dari larutan perak(I) nitrat. Caranya dengan memasukkan setetes larutan
natrium hidroksida ke dalam larutan perak(I) nitrat yang menghasilkan sebuah endapan
perak(I) oksida, dan selanjutnya tambahkan larutan amonia encer secukupnya untuk
melarutkan ulang endapan tersebut.
Untuk melakukan uji dengan pereaksi Tollens, beberapa tetes aldehid dimasukkan ke
dalam pereaksi Tollens yang baru dibuat, dan dipanaskan secara perlahan dalam sebuah
penangas air panas selama beberapa menit.
aldehidLarutan tidak berwarna menghasilkan sebuah endapan perak berwarna abu-abu,
atau sebuah cermin perak pada tabung uji.
Aldehid mereduksi ion diamminperak(I) menjadi logam perak. Karena larutan bersifat
basa, maka aldehid dengan sendirinya dioksidasi menjadi sebuah garam dari asam karboksilat
yang sesuai.
Persamaan setengah reaksi untuk reduksi ion diamminperak(I) menjadi perak adalah
sebagai berikut:
Menggabungkan persamaan di atas dengan persamaan setengah reaksi dari oksidasi
sebuah aldehid pada kondisi basa, yakni
akan menghasilkan persamaan reaksi lengkap:
Senyawa Aldehid Page 11
b. Reduksi pereaksi fehling atau bennedict
Larutan Fehling dan larutan Benedict adalah varian dari larutan yang secara ensensial
sama. Keduanya mengandung ion-ion tembaga(II) yang dikompleks dalam sebuah larutan
basa.Larutan Fehling mengandung ion tembaga(II) yang dikompleks dengan ion tartrat dalam
larutan natrium hidroksida. Pengompleksan ion tembaga(II) dengan ion tartrat dapat
mencegah terjadinya endapan tembaga(II) hidroksida.
Larutan Benedict mengandung ion-ion tembaga(II) yang membentuk kompleks
dengan ion-ion sitrat dalam larutan natrium karbonat. Lagi-lagi, pengompleksan ion-ion
tembaga(II) dapat mencegah terbentuknya sebuah endapan – kali ini endapan tembaga(II)
karbonat.
Larutan Fehling dan larutan Benedict digunakan dengan cara yang sama. Beberapa
tetes aldehid ditambahkan ke dalam reagen, dan campurannya dipanaskan secara perlahan
dalam sebuah penangas air panas selama beberapa menit.
aldehid Larutan biru menghasilkan sebuah endapan merah gelap dari tembaga(I) oksida.
Aldehid mereduksi ion tembaga(II) menjadi tembaga(I) oksida. Karena larutan
bersifat basa, maka aldehid dengan sendirinya teroksidasi menjadi sebuah garam dari asam
karboksilat yang sesuai.
Persamaan untuk reaksi-reaksi ini selalu disederhanakan untuk menghindari
keharusan menuliskan ion tartrat atau sitrat pada kompleks tembaga dalam rumus struktur.
Persamaan setengah-reaksi untuk larutan Fehling dan larutan Benedict bisa dituliskan
sebagai:
Menggabungkan persamaan di atas dengan persamaan setengah reaksi untuk oksidasi
aldehid pada kondisi basa yakni
Senyawa Aldehid Page 12
akan menghasilkan persamaan lengkap:
5. Sifat polimerisasi
Polimerisasi ada 2 jenis :
1. Polimerisasi adisi
Terjadi antara 2 atau lebih molekul dari zat yang sejenis asetaldehid dengan pengaruh
sedikit asam sulfat pekat dapat membentuk trimernya yang disebut paretanal yang berantai
lingkar.
3CH3CHO (CH3CHO)3
2. Polimerisasi kondensasi
Adalah 2 molekul atau lebih dari sejenis zat yang tidak sejenis membentuk sebuah
molekul baru yang besar dengan melepaskan H2O. NH3 atau molekul lain yang sederhana
dalam hal ini aldehid dapat berkondensasi dengan :
CH3-CH=O + H2NOH CH3-CHNOH + H2O
Fenil hydrazine bila dipanaskan :
CH3CHO + NH2HC4H6 CH-O=N-NHC4H6 + H2O
6. Reaksi cannizaro
Reaksi Cannizzaro, dinamakan dari penemunya Stanislao Cannizzaro, adalah sebuah
reaksi kimia yang melibatkan disproporsionasi aldehida tanpa hidrogen pada posisi alfa yang
diinduksi oleh basa. Cannizzaro pertama kali menyelesaikan transformasi ini pada tahun
1853, ketika dia mendapatkan benzil alkohol dan asam benzoat dari reaksi antara
benzaldehida dengan kalium karbonat.
Senyawa Aldehid Page 13
Produk oksidasi reaksi ini adalah asam karboksilat dan produk redoksnya adalah
alkohol. Untuk aldehida dengan atom hidrogen pada posisi alfa, misalnya
RCHR'CHO.Disproporsionasi (reaksi reduksi dan oksidasi terjadi bersamaan) suatu aldehida
yang tak memiliki atom-atom alfa-hidrogen menjadi alkohol dan asam(garam) dalam basa
kuat 30-60%.
Mekanisme :
Contoh :
Senyawa Aldehid Page 14
7. Pembuatan Aldehid
1. Oksidasi alkohol primer dengan oksidator lemah
C2H5OH → CH3CHO + H2O
2. Uap alkohol dilakukan pada temperatur panas
C2H5OH → CH3CHO + H2
Nama aldehid berasal dari reaksi ini, karena aldehid merupakan alkohol yang
kekurangan hidrogen (alkohol dehidrogenatum).
3. Destilasi kering garam Na atau asam karboksilat dengan Na-formiat
R-COONa + H-COONa R-C-H + 2NaCO2
4. Metanal(formaldehid) terbentuk pula sebagai hasil antara pembentuk karbohidrat
secara fotosintesa didalam daun.
Sehingga Formaldehide dapat dibuat dengan beberapa cara :
1. Pembuatan cara teknik
a) Reduksi CO dengan H2
CO + H-H HCOH
b) Oksidasi uap metanal oleh udara dengan katalis Pt pada temperatur 300°C
CH3OH-O2 HCHC + H2O
IV. Reaksi-reaksi Senyawa Aldehid
Aldehid dapat dibuat melalui beberapa macam reaksi,yaitu reaksi adisi,reaksi adisi-
eliminasi, reaksi reduksi dan melalui reaksi oksidasi.
Senyawa Aldehid Page 15
1. REAKSI ADISI
Merupakan suatu reaksi yang mengubah senyawa karbon tidak jenuh(mempunyai
ikatan rangkap) menjadi senyawa karbon jenuh(tidak mempunyai ikatan rangkap). Karena
aldehid memiliki ikatan rangkap antara C dan O maka aldehid dapat diadisi.
a. Adisi dengan H2
Adisi dengan H2 (hidrogen) menghasilkan alkohol primer.
H H
R-C=O + H-H R-C-OH
H
contoh :
H H
CH3-CH2-C=O + H-H CH3-CH2-C-OH
H
Propanal propanal
b. Adisi dengan air
Air dapat mengadisi suatu gugus karbonil,untuk membentuk suatu 1,1 diol yang
disebut gem-diol atau hidrat. Reaksi tiu reversible,dan biasanya kesetimbangan terletak pada
sisi karbonil. Rumus umum :
Aldehid suatu hidrat(dua OH pada C)
H-C=O + H2O ↔ HCH(OH)2
H
Formaldehid formalin
Senyawa Aldehid Page 16
CR H
O ROH H+
CR H
OR
OH
ROH+ H+
CR H
OR
OR
+ H2O
Cl3CCHO + H2O ↔ Cl3CCH(OH)2
kloral kloral hidrat
Formaldehid dan kloral keduanya lebih rekatif dibandingkan dengan kebanyakan
aldehid lainnya,karena karbon karbonil masing-masing mempunyai muatan positif yang
cukup besar. Dalam formaldehid,tak terdapat gugus alkil untuk membantu menyebarkan
muatan positif. Dalam kloral,gugus Cl3-C- yang menarik elektron dengan kuat itu
meningkatkan muatan positif dengan cara menggeser rapatan elektron.
c. Reaksi dengan Alkohol
Seperti air,alkohol dapat mengadisi suatu gugus karbonil.Dalam kebanyakan
hal,kesetimbangan terletak pada sisi aldehid,sama seperti reaksi dengan air. Produk adisi sau
molekul suatu alkohol pada suatu aldehid disebut dengan hemiasetal sedangkan produk dua
nya disebut dengan asetal. Semua rekasi ini dikatalisis oleh Asam kuat. Umum :
Contoh :
CH3CHO + etanol C4H10O2 + (etanol)alkohol berlebih C6H14O2 + H2O
Asetaldehid hemiasetal asetal
Mekanisme untuk rekasi reversible aldehid dengan alkohol adalah khas dari
mekanisme untuk banyak reaksi adisi berkatalis asam dari senyawa karbonil:suatu deret
protonasi dan deprotonasi dari gugus yang mengandung oksigen.
Dalam mekanisme pembentukan asetal dari hemiasetalnya,sekali lagi protonasi dan
deprotonasi,disertai lepasnya air merupakan tahap reaksi utama. Karena itu pembentukan
asetal dari suatu hemiasetal adalah substitusi dua tahap dari gugus OR untuk suatu gugus OH.
Dalam suatu campuran kesetimbangan,biasanya terdapat sejumlah besar aldehid dan hanya
Senyawa Aldehid Page 17
sedikit hemiasetal dan asetalnya. Terhadap hal umum ini terdapat suatu kecualian penting.
Suatu molekul memiliki gugus OH pada γ atau δ (1,4 – 1,5) terhadap gugus karbonil aldehid
mengalami suatu reaksi intra molekul untuk membentuk suatu cincin hemiaseta
beranggotakan lima-enam hemiasetal siklik.
Dalam kebanyakan hal suatu hemiasetal tak dapat diisolasi. Namun asetal bersifat
stabil dalam larutan dan bukan asam dan dapat diisolasi. Jika suatu asetal diinginkan sebagai
produk reaksi antara suatu aldehid dan suatu alkohol,maka digunakan alkohol berlebih untuk
mendorong tahapan reaksi ini menuju produk tersebut.
d. Reaksi dengan hidrogen sianida ( HCN )
Hidrogen sianida(titik didih 26 0C) dapat dianggap sebagai gas atau cairan yang
mudah menguap. Dalam operasi laboratorium yang normal,HCN digunakan sebagai
gas,tetapi dengan menggunakan alat yang khusus HCn dapat digunakan sebagai cairan(dan
dalam beberapa hal,malahan sebagai pelarut). Sering HCN dibuat langsung dalam campuran
KCN atau NaCN dan suatu asam kuat. Hidrogen sianida bersifat racun dan khususnya
mengecoh,karena hidung manusia baru dapat mendeteksi baunya hanya pada tingkat yang
mungkin telah mematikan. Seperti air dan alkohol, HCN dapat mengadisi ke gugus karbonil
suatu aldehid. Dalam produknya dirujuk sebagai suatu sianohidrin. Umum :
Aldehid sianohidrin
Contoh :
C2H4O + HCN C2H4OH-CN
Asetaldehid sianohidrin
Hidrogen sianida tidak dapat langsung mengadisi ke gugus karbonil,Adisi yang
berhasil membutuhkan kondisi sedikit basa seperti yang ditemukan dalam larutan buffer
NaCN-HCN. Dengan cara ini konsentrasi ion sianida dibesarkan,dan adisi berlangsung
dengan serangan nukleofilik CN- terhadap gugus karbonil. Meskipun nukleofil lemah seperti
Senyawa Aldehid Page 18
H2O dan ROH membutuhkan katalis asam untuk mengadisi gugus karbonil namun katalis
kuat seperti CN- tidak membutuhkan katalis.
Sianohidrin merupakan zat-antara sintetik yang sangat berguna. Misalnya gugus CN
dapat dihidrolisis menjadi gugus karboksil atau ester. Juga gugus –OH (dari) sianohidrin jauh
lebih reaktif dari gugus –OH alkohol biasa dan dapat digantikan oleh amonia untuk
menghasilkan gugus asam amino. Sifat yang kedua ini dimanfaatkan dalam sintesis asam
amino.
e. Reaksi adisi dengan natrium bisulfit (NaHSO3)
Pada rekasi adisi ini digunakan natrium bisulfit pekat sehingga menghasilkan produk
berbentuk kristal dan sukar larut,tetapi dapat diuraikan apabila diberi penambahan asam.
Umum :
R-COH + NaHSO3 RCHOH-CSO2Na
CH3COH + NaHSO3 CH3CHOH-CSO2Na
Aldehid kristal sukar larut
f. Reaksi reagen grignard
Reaksi suatu reagen grignard dengan suatu senyawa karbonil merupakan contoh adisi
nukleofilik pada karbon positif dari suatu gugus karbonil. Reaksi suatu reagen grignard
dengan suatu aldehid menyajikan suatu metode yang bagus dalam sintesis alkohol. Reaksi
terdiri dari dua tahap yang terpisah: reaksi antara reagen grignard dengan senyawa
karbonil,hidrolisis magnesium alkoksida untuk menghasilkan alkohol.
Secara Umum reaksi ini dapat dituliskan :
+ RMgX R C OM gX CR H
O
R C OH
Senyawa Aldehid Page 19
R' R’
H H
2. REAKSI ADISI-ELIMINASI
Beberapa reagensia mengalami adisi ke dalam aldehida yang diikuti dengan eliminasi
air atu molekul kecil lain untuk memperoleh suatu produk yang mengandung suatu ikatan
rangkap.
O OH
R – C – H + H – NuH adisi R – C – H Eliminasi R – C – H
NuH -H2O Nu
Suatu produk adisi
yang tak stabil
A. Reaksi dengan amonia dan amina Primer
Amonia adalah suatu nukleofil yang dapat menyerang gugus karbonil dari suatu
aldehida dalam suatu reaksi adisi –eliminasi. Reaksi itu dikatalisis oleh runutan asam.
Produknya adalah suatu imina, suatu senyawa yang mengandung gugusan C = N
O OH
RCH + H – NH2 H+ RCH - NH2 -H2O RCH = NH
Suatu amina
Imina tak tersubstitusi yang terbentuk dari NH3 tidak stabil dan berpolimerisasi bila
didiamkan. Tetapi jika digunakan amina primer (RNH2) sebagai ganti amonia, akan
terbentuk imina tersubstitusi yang lebih stabil (yang kadang-kadang disebut basa
schiff).aldehida aromatik (seperti benzaldehida) atau arilamina (seperti anilina) menghasilkan
imina yang terstabil, namun aldehida, keton, atau amina primer lain dapat juga digunakan.
O Benzena, H+ OH
- CH + H2NCH3 Kalor - CH – NHCH3 -H2O - CH = NCH3
Benzaldehida Metilamina Suatu amina (95%)
Senyawa Aldehid Page 20
O H+, Kalor
- CH + - NH2 -H2O - CN = N -
Benzaldehida Anilina Suatu imina (87%)
Mekanisme untuk pembuatan imina pada hekekatnya merupakan proses dua tahap.
Tahap pertama yaitu adisi amina nukleofilik pada karbon karbonil yang bermuatan positif
parsial, yang diikuti dengan lepasnya proton dari nitrogen dan diperolehnya proton oleh
oksigen.
Tahap 1, Adisi :
O Cepat O- Cepat OH
RCH + R’NH2 RCH RCH
R’NH2 R’NH
Tahap 2 adalah protonasi gugus OH, yang kemudian dapat lepas sebagai air dalam
suatu reaksi eliminasi.
Tahap 2, eliminasi :
OH H+, cepat O+H2 - H2O , Lambat -H+, cepat
RCHNHR’ RCH – NHR’ RCH = NHR’ RCH = NR
Imina
Pembentukan imina adalah suatu reaksi yang tergantung pada pH. Tahap pertama
adisi amina takterprotonkan yang bebas, pada gugus karbonil. Bila suatu larutan bersifat
terlalu asam, konsentrasi amina bebas ini menjadi kecil sekali ( dapat diabaikan ). Jika hal itu
terjadi, tahap adisi yang biasanya cepat itu, akan menjadi lambat dan benar-benar menjadi
tahap penentu laju dalam rentetan itu.
Senyawa Aldehid Page 21
Dalam asam :
Tidak nukleofilik
RNH2 + H- RNH3-
Tahap kedua dalam reaksi ini adalah eliminasi gugus OH yang terprotonkan sebagai
air. Tidak seperti pada tahap pertama (adisi amina), laju tahap kedua meningkat dengan
bertambahnya konsentrasi asam. (ingat, OH- merupakan suatu basa kuat dan gugus pergi
yang jelek, sedangkan – OH2+ dapat pergi sebagai H2O, suatu basa lemah dan gugus pergi
yang baik). Akibatnya, bertambahnya keasaman akan menyebabkan tahap 2 berjalan lebih
cepat, tetapi tahap 1 berjalan lebih lambat. Sebaliknya, menurunnya keasaman menyebabkan
tahap 1 lebih cepat tetapi tahap 2 lebih lambat.
Diantara kedua ekstrem ini terdapat pH optimum (sekitar pH 3 – 4), dimana laju
reaksi keseluruhan adalah paling tinggi. Pada pH ini, sebagian amina terprotonkan, tetapi
sebagian lain bersifat amina bebas yang mewakili adisi nukleofilik. Pada pH ini juga terdapat
cukup asam sehingga eliminasi berjalan dengan laju yang pantas.
Transaminasi biologis.
Imina merupakan zat antara penting dalam biosintesis asam – asam α – amino, RCH
(NH2) CO2H, yang digunakan oleh suatu organisme dalam sintesis protein. Bila makanan
tidak mengandung asam amino yang diperlukan dalam proporsi yang diminta, maka dalam
beberapa hal, suatu organisme dapat mengubah suatu asam amino yang tak diperlukan
menjadi asam aminoyang diinginkan dalam suatu reaksi transaminasi. Proses itu mencakup
transfer suatu gugus amino dari dalam asam amino yang tak diperlukan ke suatu asam keto.
Transaminasi :
CO2H CO2H Enzim Transaminasi CO2H CO2H
H2N – C – H + C = O C = O + H2N – C – H
R R’ R R’
Asam amino asam keto asam keto asam aminoLama lama baru baru
Senyawa Aldehid Page 22
Diduga reaksi itu berjalan lewat sederet zat antara imina :
R CO2H -H2O R CO2H R CO2H H2O R CO2H
CHO + H2NCH CH = NCH CH2N = C CH2NH2 + C = O
R R R R
Aldehida asam Asam keto
Yang ter amino baru
Ikat pada lama
Enzim
R CO2H - H2O R CO2H R CO2H H2O R CO2H
CH2NH2 + C = O CH2N = C CH = NCH CHO + H2NCH
R’ R’ R’ R’
Asam keto asam amino
lama baru
B. Reaksi dengan Amina Sekunder
Dengan amina primer, aldehida menghasilkan imina. Dengan menggunakan amina
sekunder (R2NH), aldehida menghasilkan ion iminium, yang akan bereaksi lebih lanjut
menjadi enamina (vinilamina). Enamina terbentuk dengan lepasnya sebuah proton dari atom
karbon β ke nitrogen, yang menghasilkan suatu ikatan rangkap antara atom-atom karbon α
dan β. Enamina merupakan zat antara sintetik yang berguna.
Ikatan rangkap antara karbon
α dan β kepada nitrogen
O H+, -H2O H -H+
CH3CH + (CH3)2NH CH2 – CH = N(CH3)2 CH2 = CHN(CH3)2
Dimetilamina suatu ion iminium suatu enamina
Suatu amina sekunder
Senyawa Aldehid Page 23
C. Reaksi dengan Hidrazina dan Senyawa Sehubungan
Imina mudah terhidrolisis (dipaksa pisah oleh air). Tahap awal hidrolisis adalah
protonasi nitrogen imina. Jika suatu gugus elektronegatif terikat pada nitrogen imina itu,
maka kebasaan nitrogen itu berkurang dan hidrolisis terkurangi.
H3C H+ H3C H banyak tahap H3C
C = N C = N+ C = O + NH3
H3C H H3C H H3C
H2O
Suatu imina
H3C H+ H3C H
C = N C = N+
H3C NH2 H3C NH2-
Menarik elektron dengan Tak Disukai Efek induktif
D. Reaksi dengan fofonium ilid (Reaksi Wittig)
Pada tahun 1954, George Wittig mengemukakan suatu sintesis umum alkena dari senyawa karbonil dengan menggunakan fosfonium ilid. Sintesis ini disebut reaksi wittig.
R R’ R R’ dari ilid
C=O + (C6H5)3P=C C=C + (C6H5)3P=O
H R’ H R’
Suatu ilid adalah suatu molekul dengan muatan + dan – berdampingan. Suatu ilid
terbentuk dengan terbuangnya sebuah proton dari dalam karbon yang berdampingan dengan
suatu heteroatom yang bermuatan positif.
Senyawa Aldehid Page 24
..
.. ..
.. ..
Reaksi wittig bersifat serbaguna. Alkil halida yang digunakan untuk membentuk ilid
dapat berupa halida metil, primer atau sekunder. Produk reaksi wittig adalah suatu alkena
dengan ikatan rangkap dalam posisi yang diinginkan. Sayang kadang-kadang sulit untuk
meramalkan apakah produk –cis atau –trans akan menonjol dalam suatu reaksi tertentu.
O
–CH + (C6H5)3P=CHCH=CH– –CH=CHCH=CH– +(C6H5)3P=O
Benzaldehida 1,4-difenil-1,3-butadiena (67%)
Mekanisme reaksi wittig melibatkan serangan nukleofilik gugus karbonil oleh karbon
negatif dari ilid itu.
+ –
(C6H5)3P=CR’2 (C6H5)3P–CR’2
Struktur resonansi
Adisi pada karbonil:
H H
R – C + :CR’2 R – C – CR’2
O: +P(C6H5)3 :O: +P(C6H5)3
Suatu betaina
Produk adisi antara ilid dan suatu aldehid adalah suatu betaina. Betaina itumrngalami siklinasi dan eliminasi trifenilfosfina untuk membentuk alkena
R2C – CR’2 R2C – CR’2 R2C=CR’2 + :O= P(C6H5)3
:O: – +P(C6H5)3 :O – P(C6H5)3
Senyawa Aldehid Page 25
Xilena
kalor
Karbon nukleofilik
*Beberapa senyawa nitrogen yang membentuk produk substistusi stabil dengan aldehida pada hidrazina
Nama Struktur Produk dengan RCHO
Hidroksilamina HONH2RCH =NOHSuatu oksim
Hidrazina H2NNH2RCH = NNH2
Suatu hidrozon
Fenilhidrazina - NHNH2RCH = NNHC6H5
Suatu fenilhidrazon
2,4-dinitro-fenilhidrazina
NO2
O2N - - NHNH2
NO2
RCH = NNH - - NO2
Suatu 2,4-dinitrofenilhidrazon
Semikarbazida
O
H2NNHCNH2
O
RCH = NNHCNH2
Suatu semikarbazon
Produk-produk bertipe imina terbentuk dari aldehida dari suatu senyawa nitrogen dari
tipe H2N – NH2 atau H2N – OH (reagensia dengan gugus elektronegatif terikat pada N)
sangatlah stabil. Tabel di atas mencantumkan berbagai senyawa nitrogen yang bereaksi
dengan aldehida untuk membentuk produk bertipe imina yang stabil.
Hidrazon dan produk lain yang dicantukan pada tabel di atas terutama 2,4-dinitro-
fenilhidrazon berbobot molekul tinggi, atau DNP, biasanya terbentuk zat padat. Sebelum
spektrometer digunakan secara meluas, derivat-derivat ini digunakan secara ekstensif untuk
identifikasi. Suatu keton cair yang strukturnya tak diketahui, dapat diubah menjadi DNP
padat, yang dimurnikan dengan kristalisasi, dan titik lelehnya dibandingkan dengan titik leleh
DNP yang strukturnya telah diketahui.
Senyawa Aldehid Page 26
3. REAKSI REDUKSI
Suatu aldehida dapat direduksi menjadi suatu akohol, suatu hidrokarbon atau suatu
amina. Produk reduksi ini tergantung pada bahan pereduksi dan struktur senyawa
karbonilnya.
O [H] OH NR2
RCH RCHR atau RCH2R atau RCHR
aldehida suatu alcohol suatu hidrokarbon suatu amina
A. Hidrogenasi
Ikatan pi suatu gugus karbonil dapat mengalami hidrogenasi katalitik sama seperti
ikatan pi dalam suatu alkena. Alkena dapat di hidrogenasi pada tekanan rendah dan pada
temperature kamar; untuk hidrogenasisutau gugus karbonil, biasanya diperlukan kalor dan
tekanan. Suatu keton direduksi menjadi alcohol sekunder oleh hidrogenasi katalitik,
sementara suatu aldehida menghasilkan suatu alcohol primer. Rendemennya bagus sekali
(90-100%).
O
CH3CH + H2 Ni CH3CH2OH
Kalor,tekanan
Asetaldehid etanol
Suatu aldehida suatu alcohol primer
Jika suatu ikatan rangkap dan suatu gugus karbonil keduanya terdapat dalam
sebuah struktur, ikatan rangkap itu dapat dihidrogenasikan sementara gugus karbonil
tetap utuh, atau dapt pula keduanya terhidrogenasi. Namun, gugus karbonil tak dapat
dihidrogenasi tanpa mereduksi ikatan rangkapnya. Jika diinginkan mereduksi suatu gugus
karbonil sementara ikatan rangkap karbon-karbontetap utuh, haruslah dipilih reduksi
dengan hibrida logam.
Senyawa Aldehid Page 27
C=C tereduksi (tetapi C=O tidak):
O Ni O
CH3CH= CHCH2CH + H2 CH3CH2CH2 CH2 CH
25°
3-pentenal pentanal
C=C dan C=O direduksi:
Ni
CH3CH= CHCH2CH + 2H2 CH3CH2CH2 CH2CH2OH
3-pentenal Kalor,tekanan 1-pentanol
B. Hidrida Logam
Atas dasar satuan molar maka gas hydrogen tidaklah mahal, namun suatu reaksi
hidrogenasi agak merepotkan. Biasanya peralatannya terdiri dari tanki gas dan suatu bejana
logam bertekanan. Suatu prosedur reduksi alternative melibatkan penggunaan hibrida logam.
Dua zat pereduksi yang bermanfaat adalah litim aluminium hidrida (sering disingkat dengan
LAH) dan natrium borohidrida, keduanya mereduksi aldehida menjadi alcohol.
H H
Li+ H Al H Na+ H B¯ H
H H
Litium aluminium hidrida (LAH) natrium borohidrida
Senyawa Aldehid Page 28
OH
(1) LiAlH4
CH3CH2CHCH3
O (2) H2O. H+ 2-butanol (80%)
CH3CH2CCH3
OH
(1)NaBH4
CH3CH2CHCH3
(2) H2O. H+ 2-butanol (87%)
Kedua hidrida logam ini sangat berbeda dengan kereaktifannya. LAH merupakan zat
pereduksi kuat, yang tidak hanya mereduksi aldehida, tetapi juga asam karboksilat, ester,
amida, dan nitril. LAH bereaksi hebat dengan air, biasanya reduksi dilakukan dalam pelarut
seperti eter tak berair.
Natrium borohidrida merupakan zat pereduksi yang lebih lembut dari pada LA.
Reaksinya dapat dilakukan dalam air atau alcohol berair sebagai pelarut. Untuk mereduksi
suatu aldehida, dipilih NaBH4 ;lebih mudah penanganannya karena tidak reaktif terhadap air.
NaBH4 mereduksi aldehida dengan cepat, tetapi sangat lambat mereduksi ester. Oleh karena
itu gugus karbonil aldehida dapat direduksi tanpa diiringi reduksi suatu gugus ester pada
molekul yang sama. Selektivitas semacam itu tak mungkin pada LAH.
Ester direduksi
O O OH O (1) NaBH4
HCCH2CH2COCH2CH3 CH2CH2CH2COCH2CH3
(2) H2O. H+
Baik NaBH4 maupun LAH tidak mereduksi ikatan rangkap karbon-karbon yang
terpencil, tetapi C=C yang berkonjugasi dengan suatu gugus karbonil kadang-kadang
terserang. Akibatnya, suatu struktur yang mengandung ikatan rangkap dan gugus karbonil
seringkali dapat direduksi pada posisi karbonil secara selektif. Dalam hal ini, hidrida
logam bersifatkomplementer terhadap gas hydrogen sebagai bahan-bahan pereduksi.
C=O tereduksi (tetapi C=C tidak):
Senyawa Aldehid Page 29
O O (1)LiAlH4 OH OH
CH3CCH2CH=CHCH2CCH3 CH3CHCH2CH=CHCH2CHCH3
(2) H2O. H+
4-oktena-2,7-dion 4-oktena-2,7-diol (70%)
Diisobutilaluminium hidrida (DBAH), [(CH3)2 CHCH2]2 AlH merupakan zat
pereduksi hidrida logam yang lebih baru tetapi popular, yang serupa dengan LAH dalam hal
kemampuan mereduksi. Disamping mereduksi aldehida menjadi alcohol, DBAH mereduksi
asam karboksilat dan ester menjadi aldehida atau alcohol (bergantung pada kondisi reaksi).
DBAH dapat juga mereduksi ikatan rangkap karbon-karbon yang terpencil. Hidrida-hidrida
lain yang memiliki aktifitas mereduksi yang khusus jhuga tersedia.
Hidrida logam bereaksi dengan menyerah-terimakan suatu ion sama seperti reagensia
Grignard menyerah terimakan R ke gugus karbonil.
. .
O: H :O:
R C R + H B¯ H R C R + BH3
H H
Tiga H lagi
Tiap ion hidrida dapat mereduksi satu gugus karbonil. Oleh karena itu, secara teoritis
satu mol LAH atau NaBH4 dapat mereduksi empat mol aldehida. Setelah reaksi selesai,
pengolahan dengan air atau asam berair akan membebaskan alcohol dari garamnya. ( tentu
saja, jika air, methanol, atau etanol digunakan sebagai pelarut untuk suatu reduksi
borohidrida, tahap ini akan berlangsung serta merta). Dalam hidrolisis itu, porsi boron dalam
orgonaborat akan diubah menjadi asam borat, H3BO3.
C. Reduksi Wolff-Kishner dan Clemmensen
Reduksi Clemmensen dan reduksi Wolff-Kishner digunakan terutama untuk
mereduksi aril keton yang diperoleh dari reaksi Friedel-Crafts, tetapi kadang-kadang dapat
digunakan untuk mereduksi aldehid. Kedua metode reduksi ini mengubah suatu gugus C=O
menjadi gugus CH2.
Dalam reduksi Wolff-kishner , aldehida mula-mula diubah menjadi suatu hidrazion
dengan merreaksikannya dengan hidrazina. Hidrazon ini kemudian di olah dengan basa kuat
seperti kalium hidroksida atau kalium t-butoksida dalam pelarut dimetil sulfoksida (DMSO).
Senyawa Aldehid Page 30
Karena itu reaksi tersebut terbatas hanya pada senyawa karbonil yang stabil dalam kondisi
basa.
Reduksi wolff-kishner
H+
O NH2 NH2 NNH2 KOH
CCH3 CCH3 CH2CH3
Asetofenon etil benzene (73%)
Sebaliknya dalam reduksi Clemmensen, diguknakan suatu amalgam seng (aliase
antara seng dan raksa) dan HCl pekat; reagensia ini dipilih untuk senyawa yang tak stabil
dalam suasana basa, tetapi stabil dalam suasana asam.
Reduksi Clemmensen
CCH3 Zn/Hg CH2CH3
HCl 45%
D. Aminasi Reduktif
Jika diinginkan suatu amina sebagai produk reduksi, maka senyawa karbonil itu
diolah dengan ammonia atau suatu amina primer untuk membentuk suatu imina dengan
kehadiran hydrogen dan suatu katalis. Kemudian gugus C=N imina mengalami hidrogenasi
katalitik dengan cara yang sama seperti suatu gugus C=C atau C=O.
O NH3 H2 . Ni
CH CH=NH CH2NH2
H2O
Benzaldehida suatu imina benzilamina (89%)
Aminasi reduktif merupakan metode yang baik untuk membuat amina dengan
suatu gugus alkyl sekunder, R2CHNH2. (mengolah alkyl halide sekunder R2CHX dengan
NH3 dalam suatu reaksi SN2 dapat mengakibatkan eliminasi atau terbentuknya
dialkilamina
Senyawa Aldehid Page 31
H2 , katalis
Kalor,tekanan
RCHR suatu alcohol
Atau (1) NaBH4 (2) H2O . H+
O
RCR (1)NH2 NH2.. H+ (2) KOH RCH2R suatu hidrokarbon
Suatu aldehida Atau Zn/Hg . HCl
NH2 NHR’
NH2 atau R’ NH2
RCHR or RCHR suatu imina
H2 . katalis
NH3
Br suatu campuran produk-produk
Bromosikloheksana
Ringkasan reduksi dari aldehida
E. Reaksi reduksi asam klorida
Umum :
R-CHO + HCl → R-CCl-HOH
4. REAKSI OKSIDASI
Reaksi oksidasi metil benzena
Reaksi ini merupakan reaksi yang mengoksidasi aldehid menggunakan zat metil
benzena. Secara umum rumus nya :
X.Ar-CH3 + Cl2/kalor X.Ar -- CHOCHCl + CaCO3 X.Ar.CHO
V. Kegunaan Senyawa Aldehid
Senyawa Aldehid Page 32
Senyawa aldehida yang paling banyak digunakan dalam kehidupan adalah
Formaldehide dan Asetaldehide, antara lain sebagai berikut :
1. Larutan formaldehide dalam air dengan kadar ± 40% dikenal dengan nama formalin.
Zat ini banyak digunakan untuk mengawetkan spesimen biologi dalam
laboratorium museum.
2. Formaldehide juga banyak digunakan sebagai :
a. Insektisida dan pembasmi kuman
b. Bahan baku pembuatan damar buatan
c. Bahan pembuatan plastik dan damar sintetik seperti Galalit dan Bakelit
* Ciri Dan Sifat Formalin
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Formalin
adalah larutan jenuh (saturated solution) dari formaldehida, air dan senyawa khas lainnya
(metanol). Di dalam formalin tersebut terkandung 37 persen formaldehida, 13 persen
metanol, dan sisanya air. Kandungan air berfungsi dalam menyediakan cairan (dilution)
untuk formaldehida. Metil alkohol 10-15% ditambahkan untuk mencegah polimerisasi.
Penambahan metil alkohol itulah yang menyebabkan zat kimia tersebut dikenal dengan
formalin. Formalin sering kali dianggap sebagai nama lain dari formaldehida oleh
masyarakat. Padahal, pendapat tersebut salah dan sangat keliru. Formalin dan formaldehida
adalah dua senyawa yang berbeda.
Di dalam formalin terkandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air, biasanya
ditambah methanol hingga 15 persen sebagai pengawet. Formalin dikenal sebagai bahan
pembunuh hama ( desinfektan )dan banyak digunakan dalam industri.
Nama lain Formalin :
- Formol – Methylene aldehyde – Paroforin
- Morbicid-Oxomethane – Polyoxymethylene glycol
- Methanal- Formoform
- Superlysoform- Formic aldehyde- Formalith
- Tetraoxymethylene- oxyemethylene- methyylene
Penggunaan Formalin
Senyawa Aldehid Page 33
1) Pembunuh kuman sehingga digunakan sebagai pembersih : lantai, gudang , pakaian
dan kapal
2) Pembasmi lalat dan serangga lainnya
3) Bahan pembuat Sutra buatan, Zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak
4) Dalam dunia Fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas
5) Bahan pembentuk pupuk berupa Urea
6) Bahan pembuatan produk parfum
7) Bahan pengawet produk kosmetik dan pengeras kuku
8) Pencegah korosi untuk sumur minyak
9) Bahan untuk isulasi busa
10) Bahan perekat untuk produk kayu lapis (playwood)
11) Dalam konsentrasi yang sangat kecil ( < 1 persen ) digunakan sebagai pengawet,
Untuk berbagai barang konsumen, seperti pembersi rumah tangga, cairan pencuci
piring, pelembut, perawat sepatu, Shampo mobil, lilin dan karpet
12) Methyl Oxide- karsan- Trioxane Bahaya bila terpapar oleh Formalin
Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal), merupakan aldehida, bentuknya
gas, yang rumus kimianya H2CO. Formaldehida awalnya disintesa oleh kimiawan Rusia
Aleksandr Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867. Formaldehida
bisa dihasilkan dari membakar bahan yang mengandung karbon. Dikandung dalam asap dari
kebakaran hutan, knalpot mobil, dan asap tembakau. Dalam atmosfer bumi, formaldehida
dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana dan hidrokarbon lain yang
ada di atmosfer. Formaldehida dalam kadar kecil sekali juga dihasilkan sebagai metabolit
kebanyakan organisme, termasuk manusia.
Meskipun formaldehida menampilkan sifat kimiawi seperti pada umumnya aldehida,
senyawa ini lebih reaktif daripada aldehida lainnya. Formaldehida merupakan elektrofil,bisa
dipakai dalam reaksi substitusi aromatik elektrofilik dan sanyawa aromatik serta bisa
Senyawa Aldehid Page 34
mengalami reaksi adisi elektrofilik dan alkena. Karena keadaannya katalis basa, formaldehida
bisa mengalami reaksi Cannizaro menghasilkan asam format dan metanol. Formaldehida bisa
membentuk trimer siklik, 1,3,5-trioksan atau polimer linier polioksimetilen. Formasi zat ini
menjadikan tingkah laku gas formaldehida berbedadari hukum gas ideal, terutama dalam
tekanan tinggi atau udara dingin. Formaldehida bisa dioksidasi oleh oksigen atmosfer
menjadi asam format, karena itu larutan formaldehida harus ditutup serta diisolasi supaya
tidak kemasukan udara.
Secara industri, formaldehida dibuat dari oksidasi katalitik metanol. Katalis yang
paling sering dipakai adalah logam perak atau campuran oksida besi dan molibdenum serta
vanadium. Dalam sistem oksida besi yang lebih sering dipakai (proses Formox), reaksi
metanol dan oksigen terjadi pada 250 °C dan menghasilkan formaldehida, berdasarkan
persamaan kimia :
2 CH3OH + O2 → 2 H2CO + 2 H2O.
Katalis yang menggunakan perak biasanya dijalankan dalam hawa yang lebih panas,
kira-kira 650 °C. dalam keadaan begini, akan ada dua reaksi kimia sekaligus yang
menghasilkan formaldehida: satu seperti yang di atas, sedangkan satu lagi adalah reaksi
dehidrogenasi :
CH3OH → H2CO + H2.
Bila formaldehida ini dioksidasi kembali, akan menghasilkan asam format yang
sering ada dalam larutan formaldehida dalam kadar ppm. Di dalam skala yang lebih kecil,
formalin bisa juga dihasilkan dari konversi etanol, yang secara komersial tidak
menguntungkan.
Kegunaan Formalin
Formaldehida dapat digunakan untuk membasmi sebagian besar bakteri, sehingga
sering digunakan sebagai disinfektan dan juga sebagai bahan pengawet. Sebagai disinfektan,
Formalin dimanfaatkan untuk pembersih : lantai, kapal, gudang dan pakaian. Formaldehida
juga dipakai sebagai pengawet dalam vaksinasi. Dalam bidang medis, larutan formaldehida
dipakai untuk mengeringkan kulit, misalnya mengangkat kutil. Larutandari formaldehida
sering dipakai dalam membalsem untuk mematikan bakteri serta untuk sementara
mengawetkan bangkai. Dalam industri, formaldehida kebanyakan dipakai dalam produksi
Senyawa Aldehid Page 35
polimer dan rupa-rupa bahan kimia. Kalau digabungkan dengan fenol, urea, atau melamin,
formaldehida menghasilkan resin termosetyang keras. Resin ini dipakai untuk lem permanen,
misalnya yang dipakai untuk kayulapis/tripleks atau karpet. Juga dalam bentuk busa-nya
sebagai insulasi. Produksi resin formaldehida menghabiskan lebih dari setengahnya dari
produksi formaldehida.
Untuk mensintesa bahan-bahan kimia, formaldehida misalnya dipakai untuk produksi
alkohol polifungsional seperti pentaeritritol, yang dipakai untuk membuat cat bahan peledak.
Turunan formaldehida yang lain adalah metilen difenil diisosianat, komponen penting dalam
cat dan busa poliuretan, serta heksametilen tetramina, yang dipakai dalam resin fenol-
formaldehida untuk membuat RDX (bahan peledak). Sebagai formalin, larutan senyawa
kimia ini sering digunakan sebagai insektisida,serta bahan baku pabrik-pabrik resin plastik
dan bahan peledak.
Formalin merupakan bahan kimia yang lazim digunakan dalam proses pengawetan
mayat (embalming). Jaringan dan sel-sel makhluk hidup tersusun dari protoplasma dan zat
sejenisnya. Protoplasma tersebut mengandung cairan dalam jumlah banyak. Kandungan
formaldehida dalam formalin dapat mengeringkan kandungan air dalam protoplasma dan
menghancurkan sel dalam jaringan. Dalam proses pengawetan mayat, formaldehida
menggantikan kandungan air dalam sel dengan gel yang kaku (rigid gel). Proses ini
menyebabkan jaringan akan mempertahankan bentuknya, sehingga mayat yang diberi
formalin akan awet dan bertahan dalam bentuknya untuk waktu yang cukup lama.
Pengawetan mayat dan hewan biasanya digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
Penggunaannya telah lazim dipakai oleh berbagai rumah sakit dan perguruan tinggi.Proses
pengawetan dilakukan dengan merendam jasad manusia atau hewan ke dalam formalin.
Selain itu, formalin digunakan pula dalam industri kimia. Formalin mampu berfungsi sebagai
desinfektan, bahan pembuatan resin, dan zat antiseptik mikroba dalam pembuatan plastik.
Industri tekstil dan kayu lapisjuga turut menggunakan formalin. Kegunaan lain formalin :
• Pembasmi lalat dan serangga pengganggu lainnya.
• Bahan pembuatan sutra sintetis, zat pewarna, cermin, kaca
• Pengeras lapisan gelatin dan kertas dalam dunia Fotografi.
• Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
• Bahan untuk pembuatan produk parfum.
• Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku.
Senyawa Aldehid Page 36
• Pencegah korosi untuk sumur minyak
• Dalam konsentrat yang sangat kecil (kurang dari 1%), Formalin digunakan sebagai
pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih barang rumah tangga,
cairan pencuci piring, pelembut kulit, perawatan sepatu, shampoo mobil, lilin, dan
pembersih karpet.
Penyalahgunaan Formalin
Mengetahui manfat formalin terutama sebagai bahan pengawet, ternyata ada sebagian orang
yang berfikir untuk menggunakan formalin sebagai bahan pengawet untuk makanan.
Beberapa bahan makanan yang diduga menggunakan formalin sebagai bahan pengawet
antara lain :
1. Mie basah
Ciri-ciri mi basah yang mengandung formalin :
• Tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar (250 C) dan bertahan lebih dari 15 hari
pada suhu lemari es (100 C).
• Bau agak menyengat, bau formalin.
• Tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie normal.
2. Tahu
Ciri-ciri tahu yang mengandung formalin :
• Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (250 C) dan bertahan lebih dari 15 hari
pada suhu lemari es (100 C).
• Tahu terlampau keras, namun tidak padat.
• Bau agak mengengat, bau formalin (dengan kandungan formalin 0.5-1ppm).
3. Bakso
Ciri-ciri baso yang mengandung formalin :
• Tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar (250 C).
• Teksturnya sangat kenyal.
4. Ikan segar
Ciri-ciri ikan segar yang mengandung formalin:
• Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (250 C).
• Warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan merah segar dan warna daging ikan
putih bersih.
• Bau menyengat, bau formalin.
5. Ikan asin
Senyawa Aldehid Page 37
Ciri-ciri ikan asin yang mengandung formalin:
• Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar (250 C).
• Bersih cerah.
• Tidak berbau khas ikan asin.
6. Buah – buahan
Ciri buah-buahan yang mengandung formalin :
• Kulit buah lebih mengkilat.
• Ranting buah sudah layu, tapi buah masih tampak segar.
• Buah tidak tampak kusam walaupun sudah beberapa hari.
Maraknya penyalahgunaan formalin bisa disebabkan karena beberapa hal, antara lain :
1. Harga formalin yang relatif terjangkau
2. Mudah untuk mendapatkan formalin ( dijual bebas )
3. Penggunaan yang mudah
4. Kurangnya pengawasan dari pemerintah
5. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan bahaya formalin
6. Tuntutan kebutuhan ekonomi yang semakin sulit
Bahaya Formalin Bagi Kesehatan
Formalin masuk ke dalam tubuh manusia melalui dua jalan, yaitu mulut dan
pernapasan. Sebetulnya, sehari-hari kita menghirup formalin dari lingkungan sekitar. Polusi
yang dihasilkan oleh asap knalpot dan pabrik, mengandung formalin yang mau tidak mau kita
hirup, kemudian masuk ke dalam tubuh. Asap rokok atau air hujan yang jatuh ke bumi pun
sebetulnya juga mengandung formalin. Formalin sangat berbahaya jika terhirup, mengenai
kulit dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa : luka bakar pada kulit, iritasi pada
saluran pernafasan, reaksi alergi dan bahaya kanker pada manusia. Jika kandungan dalam
tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel, sehingga
menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan kerusakan pada organ
tubuh.
Tahun 2004, IARC (International Agency of Research on Cancer) menyatakan bahwa
formaldehida termasuk ke dalam golongan karsinogen Grup I, artinya karsinogenik pada
manusia. Walau melalui pencernaan formalin dapat terurai dalam waktu 1,5 menit, namun
formalin (formaldehida) bersifat sangat reaktif dan terbukti berinteraksi dengan basa DNA
manusia. Beberapa penelitian terhadap tikus dan anjing, pemberian formalin dalam dosis
Senyawa Aldehid Page 38
tertentu jangka panjang secara bermakna mengakibatkan kanker saluran cerna seperti
adenocarcinoma pylorus, preneoplastic hyperplasia pylorus dan adenocarcinoma duodenum.
Penelitian lainnya menyebutkan pengingkatan resiko kanker faring (tenggorokan), sinus dan
cavum nasal (hidung) pada pekerja tekstil akibat paparan formalin melalui hirupan.
Imunitas tubuh sangat berperan dalam berdampak tidaknya formalin di dalam tubuh.
Jika imunitas tubuh rendah atau mekanisme pertahanan tubuh rendah, sangat mungkin
formalin dengan kadar rendah pun bisa berdampak buruk terhadap kesehatan. Usia anak
khususnya bayi dan balita adalah salah satu yang rentan untuk mengalami gangguan ini.
Secara mekanik integritas mukosa (permukaan) usus dan peristaltik (gerakan usus)
merupakan pelindung masuknya zat asing masuk ke dalam tubuh. Secara kimiawi asam
lambung dan enzim pencernaan menyebabkan denaturasi zat berbahaya tersebut. Secara
imunologik sIgA (sekretori Imunoglobulin A) pada permukaan mukosa dan limfosit pada
lamina propia dapat menangkal zat asing masuk ke dalam tubuh. Pada usia anak, usus imatur
(belum sempurna) atau sistem pertahanan tubuh tersebut masih lemah dan gagal berfungsi
sehingga memudahkan bahan berbahaya masuk ke dalam tubuh sulit untuk dikeluarkan. Hal
ini juga akan lebih mengganggu pada penderita gangguan saluran cerna yang kronis seperti
pada penderita Autism, penderita alergi dan sebagainya.
Menurut IPCS (International Programme on Chemical Safety), secara umum ambang
batas aman di dalam tubuh adalah 1 miligram per liter. Sedangkan kadar di udara 1 mg/kg.
IPCS adalah lembaga khusus dari tiga organisasi di PBB, yaitu ILO, UNEP, serta WHO,
yang mengkhususkan pada keselamatan penggunaan bahan kimiawi. Bila formalin masuk ke
tubuh melebihi ambang batas tgersebut maka dapat mengakibatkan gangguan pada organ dan
system tubuh manusia. Akibat yang ditimbulkan tersebut dapat terjadi dalam waktu singkat
atau jangka pendek dan dalam jangka panjang, bisa melalui hirupan, kontak langsung atau
tertelan. Akibat jangka pendek yang terjadi biasanya bila terpapar formalin dalam jumlah
yang banyak, Tanda dan gejala akut atau jangka pendek yang dapat terjadi adalah bersin,
radang tonsil, radang tenggorokan, sakit dada, yang berlebihan, lelah, jantung berdebar, sakit
kepala, mual, diare dan muntah. Pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan
kematian.
Bila terhirup formalin mengakibatkan iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan
pernafasan, rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan serta batuk-batuk. Kerusakan jaringan
sistem saluran pernafasan bisa mengganggu paru-paru berupa pneumonia (radang paru) atau
Senyawa Aldehid Page 39
edema paru ( pembengkakan paru). Bila terkena kulit dapat menimbulkan perubahan warna,
kulit menjadi merah, mengeras, mati rasa dan ada rasa terbakar. Apabila terkena mata dapat
menimbulkan iritasi mata sehingga mata memerah, rasanya sakit, gata-gatal, penglihatan
kabur dan mengeluarkan air mata. Bila merupakan bahan berkonsentrasi tinggi maka
formalin dapat menyebabkan pengeluaran air mata yang hebat dan terjadi kerusakan pada
lensa mata.
Apabila tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan,
mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan , sakit perut yang hebat, sakit
kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu juga
dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan syaraf pusat dan
ginjal. Meskipun dalam jumlah kecil, dalam jangka panjang formalin juga bisa
mengakibatkan banyak gangguan organ tubuh. Apabila terhirup dalam jangka lama maka
akan menimbulkan sakit kepala, gangguan sakit kepala, gangguan pernafasan, batuk-batuk,
radang selaput lendir hidung, mual, mengantuk, luka pada ginjal dan sensitasi pada paru.
Gangguan otak mengakibatk efek neuropsikologis meliputi gangguan tidur, cepat marah,
gangguan emosi, keseimbangan terganggu, kehilangan konsentrasi, daya ingat berkurang dan
gangguan perilaku lainnya.
Dalam jangka panjang dapat terjadi gangguan haid dan kemandulan pada perempuan.
Kanker pada hidung, ronggga hidung, mulut, tenggorokan, paru dan otak juga bisa terjadi.
Apabila terkena kulit, kulit terasa panas, mati rasa, gatal-gatal serta memerah, kerusakan pada
jari tangan, pengerasan kulit dan kepekaan pada kulit, dan terjadi radang kulit yang
menimbulkan gelembung. Jika terkena mata, bahaya yang paling menonjol adalah terjadinya
radang selaput mata. Jika tertelan akan menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, muntah-
muntah dan kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan dan rasa
gatal di dada.
Kenapa formalin di makanan tidak berbahaya? Proses metabolisme formalin yang
masuk ke tubuh manusia sangat cepat. Tubuh manusia akan mengubah formalin menjadi
CO2 dan air seni dalam waktu 1,5 menit. Secara alami, setiap liter darah manusia
mengandung formalin 3 mL. Sedangkan formalin yang masuk bersama makanan akan
didegradasi menjadi CO2 dan dibuang melalui alat pernapasan. Jadi, meski formalin
dikonsumsi dalam jangka waktu yang cukup lama, tidak akan terjadi proses akumulasi dan
menyebabkan toksifikasi. Informasi yang berkembang di masyarakat salah kaprah. Sebab,
Senyawa Aldehid Page 40
baru dalam dosis besar yakni sekitar 6 gram, formalin akan memunculkan efek negatif bagi
tubuh manusia.
Akan tetapi, pembakaran/penguraian senyawa organik yang tidak sempurna, selain
menghasilkan karbondioksida (CO2) juga bisa menghasilkan CO (karbonmonoksida, sangat
beracun), arang, dan senyawa-senyawa turunan lain (yang mungkin bersifat racun). Tubuh
kita mengeluarkan (sebagian) sisa penguraian makanan (dan senyawa lain yang masuk ke
tubuh secara tidak sengaja, misalnya polusi) melalui defekasi, buang air kecil, dan keringat.
Selebihnya, diserap atau menumpuk di organ-organ semacam ginjal dan hati sehingga jika
terlalu banyak bahan yang dikonsumsi akan mengakibatkan kerusakan pada organ tersebut.
Sehingga, seaman apapun formalin, tetap saja berbahaya bagi tubuh manusia apabila
dikonsumsi dalam jangka waktu yang cukup lama.
Penanganan Intoksikasi Formalin
Bila terkena hirupan atau terkena kontak langsung formalin, tindakan awal yang harus
dilakukan adalah menghindarkan penderita dari daerah paparan ke tempat yang aman. Bila
penderita sesak berat, kalau perlu gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk
melakukan pernafasan buatan. Bila terkena kulit lepaskan pakaian, perhiasan dan sepatu yang
terkena formalin. Cuci kulit selama 15-20 menit dengan sabun atau deterjen lunak dan air
yang banyak dan dipastikan tidak ada lagi bahan yang tersisa di kulit. Pada bagian yang
terbakar, lindungi luka dengan pakaian yag kering, steril dan longgar. Bilas mata dengan air
mengalir yang cukup banyak sambil mata dikedip-kedipkan. Pastikan tidak ada lagi sisa
formalin di mata. Aliri mata dengan larutan dengan larutan garam dapur 0,9 persen (seujung
sendok teh garam dapur dilarutkan dalam segelas air) secara terus-menerus sampai penderita
siap dibawa ke rumah sakit atau ke dokter. Bila tertelan segera minum susu atau norit untuk
mengurangi penyerapan zat berbahaya tersebut. Bila diperlukan segera hubungi dokter atau
dibawa ke rumah sakit.
Yang lebih menyulitkan adalah pemantauan efek samping jangka panjang. Biasanya
hal ini terjadi akibat paparan terhadap formalin dalam jumlah kecil. Dalam jangka pendek
akibat yang ditimbulkan seringkali tanpa gejala atau gejala sangat ringan. Jangka waktu
tertentu gangguan dan gejala baru timbul.
Pencegahan paparan langsung terhadap formalin harus dilakukan, khususnya bagi
pekerja industri yang memakai formalin. Agar tidak terhirup gunakan alat pelindung
Senyawa Aldehid Page 41
pernafasan, seperti masker, kain atau alat lainnya yang dapat mencegah kemungkinan
masuknya formalin ke dalam hidung atau mulut. Lengkapi sistem ventilasi dengan penghisap
udara (exhaust fan) yang tahan ledakan. Gunakan pelindung mata atau kacamata pengaman
yang tahan terhadap percikan. Sediakan kran air untuk mencuci mata di tempat kerja yang
berguna apabila terjadi keadaan darurat. Pencegahan paparan pada kulit sebaiknya
menggunakan sarung tangan dan pakaian pelindung bahan kimia yang tahan terhadap bahan
kimia. Hindari makan, minum dan merokok selama bekerja atau cuci tangan sebelum makan.
Meskipun dampaknya sangat berbahaya jika terakumulasi di dalam tubuh, sangatlah tidak
bijaksana jika melarang penggunaan formalin. Banyak industri memerlukan formalin
sehingga harus bijaksana dalam menggunakannya. Paling utama adalah dengan tidak
menggunakannya pada makanan, karena masih ada pengawet makanan yang aman. Depkes
atau Badan POM beserta instansi terkait harus mengawasi secara ketat dan terus menerus
dalam masalah ini.
Dampak formalin pada kesehatan manusia, dapat bersifat:
Akut efek pada kesehatan manusia langsung terlihat.
1. Bila terhirup
Iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernafasan, rasa terbakar pada hidung
dan tenggorokan serta batuk-batuk. Kerusakan jaringan dan luka pada saluran pernafasan
seperti radang paru, pembengkakan paru. Tanda-tada lainnya meliputi bersin, radang tekak,
radang tenggorokan, sakit dada, yang berlebihan, lelah, jantung berdebar, sakit kepala, mual
dan muntah. Pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian.
2. Bila terkena kulit
Akan menimbulkan perubahan warna, yakni kulit menjadi merah, mengeras, mati rasa
dan ada rasa terbakar.
3. Bila terkena mata
Akan menimbulkan iritasi mata sehingga mata memerah, rasanya sakit, gata-gatal,
penglihatan kabur ,dan mengeluarkan air mata. Bila merupakan bahan berkonsentrasi tinggi
Senyawa Aldehid Page 42
maka formalin dapat menyebabkan pengeluaran air mata yang hebat dan terjadi kerusakan
pada lensa mata.
4. Bila tertelan
Apabila tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan,
mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit
kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu juga
dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan syaraf pusat dan
ginjal.
Efek pada kesehatan manusia terlihat kronik setelah terkena dalam jangka waktu yang
lama dan berulang.
1. Bila terhirup
Apabila terhirup dalam jangka lama maka akan menimbulkan sakit kepala, gangguan
sakit kepala, gangguan pernafasan, batuk-batuk, radang selaput lendir hidung, mual,
mengantuk, luka pada ginjal dan sensitasi pada paru. Efek neuropsikologis meliputi gangguan
tidur, cepat marah, keseimbangan terganggu, kehilangan konsentrasi dan daya ingat
berkurang.Gangguan haid dan kemandulan pada perempuanKanker pada hidung, ronggga
hidung, mulut, tenggorokan, paru dan otak.
2. Bila terkena kulit
Apabila terkena kulit, kulit terasa panas, mati rasa, gatal-gatal serta memerah,
kerusakan pada jari tangan, pengerasan kulit dan kepekaan pada kulit, dan terjadi radang kulit
yang menimbulkan gelembung.
3. Bila terkena mata
Jika terkena mata, bahaya yang paling menonjol adalah terjadinya radang selaput
mata.
4. Bila tertelan
Jika tertelan akan menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, muntah-muntah dan
kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan dan rasa gatal di dada.
Senyawa Aldehid Page 43
Mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung formalin, efek sampingnya terlihat setelah
jangka panjang, karena terjadi akumulasi formalin dalam tubuh. Pertolongan pertama bila
terjadi keracunan akut tergantung konsentrasi cairan dan gejala yang dialami korban.
Sebelum ke rumah sakit : berikan arang aktif (norit) bila tersedia. Jangan melakukan
rangsang muntah pada korban karena akan menimbulkan risiko trauma korosif pada saluran
cerna atas. Di rumah sakit: lakukan bilas lambung (gastric lavage), berikan arang aktif
(walaupun pemberian arang aktif akan mengganggu penglihatan bila nantinya dilakukan
tindakan endoskopi). Untuk mendiagnosis terjadinya trauma esofagus dan saluran cerna dapat
dilakukan tindakan endoskopi. Untuk meningkatkan eliminasi formalin dari tubuh dapat
dilakukan hemodyalisis (tindakan cuci darah), indikasi tindakan cuci darah ini bila terjadi
keadaan asidosis metabolik berat pada korban.
~ Pertolongan pertama bila terjadi keracunan akut
Pertolongan tergantung pada konsentrasi cairan dan gejala yang dialami korban.
Sebelum ke rumah sakit, berikan arang aktif (norit) bila tersedia. Jangan melakukan
rangsangan agar korban muntah, karena akan menimbulkan resiko trauma korosif pada
saluran cerna atas. Di rumah sakit biasanya tim medis akan melakukan bilas lambung (gastric
lavage), memberikan arang aktif (walaupun pemberian arang aktif akan mengganggu
penglihatan pada saat endoskopi). Endoskopi adalah tindakan untuk mendiagnosis terjadinya
trauma esofagus dan saluran cerna. Untuk meningkatkan eliminasi formalin dari tubuh dapat
dilakukan hemodyalisis (cuci darah). Tindakan ini diperlukan bila korban menunjukkan
tanda-tanda asidosis metabolik berat.
~ Cara penyimpanan Formalin :
- Jangan di simpan di lingkungan bertemperatur di bawah150C.
- Tempat penyimpanan harus terbuat dari baja tahan karat,alumunium murni,polietilen
atau polyester yang dilapisi fiberglass.
- Tempat penyimpanan tidak boleh terbuat dari baja besi,tembaga,nikel atau campuran
seng dengan permukaan yang tidak dilindungi/dilapisi.
- Jangan menggunakan bahan alumunium bila temperatur lingkungan berada di atas 60
derajat
Penggunaan Bahan Pengawet Yang Lebih Aman
Senyawa Aldehid Page 44
Untuk tahu putih bisa diawetkan dengan menggunakan bawang putih. Caranya, ambil
beberapa siung bawang putih, kemudian digerus. Setelah lembut, kemudian diberi air dan
disaring. Air dari bawang putih ini kemudian dituangkan ke dalam air yang dibuat untuk
merendam tahu. Bawang putih yang mengandung anstiseptik itu mampu menjadikan tahu
bertahan hingga dua hari. Selain awet, tahu akan semakin sedap dengan rendaman bawang
putih itu. Untuk tahu kuning, pewarnanya sebaiknya menggunakan air kunyit dan tidak
menggunakan bahan pewarna kimia. Kalau menggunakan pewarna kimia, sebaiknya
memakai asam sitrat atau yang lebih dikenal dengan istilan sitrun. Dengan pemberian sitrun,
selain menjadi kuning, tahu akan jadi tambah kenyal.
Ada cara yang lebih murah dan sehat untuk mengawetkan ikan. Salah satu caranya,
ikan hasil tangkapan tersebut direndam air yang dicampur dengan asam laktat. Asam laktat
itu tidak perlu dibeli di toko bahan kimia, bisa membuatnya sendiri. Bahan yang dibutuhkan
cukup sayur kubis yang dirajang halus, kemudian disimpan dalam wadah dan ditaburi garam
dapur. Ukurannya, dalam 100 gram kubis ditaburi satu sendok makan garam. Setelah
didiamkan sekitar dua hari, di bawah kubis yang membusuk tadi terdapat cairan dari proses
pembusukan. Cairan inilah yang disebut dengan asam laktat. Selanjutnya asam laktat ini
dicampur dengan air yang akan digunakan untuk merendam ikan. Dengan cara ini, ikan akan
bisa tetap bertahan sampai 12 jam. Kubis yang digunakan, tidak perlu yang baik dan segar,
cukup dengan sisa kubis yang berserakan di pasar, yang memang dibuang oleh penjual.
Untuk mengawetkan mie basah dapat digunakan air ki. Air ki juga bisa dibuat sendiri.
Caranya, jerami dibakar hingga jadi abu. Lalu abu jerami ini dimasukkan ke dalam wadah
yang sudah diberi air dan rendam sekitar 1 sampai 2 jam. Selanjutnya saring sehingga sisa
bakaran jerami tidak bercampur dengan air. Air sisa bakaran jerami inilah yang disebut denga
air ki. Air ki mengandung antiseptik yang dapat membunuh kuman. Dengan pemberian air ki,
mi basah mampu bertahan sampai dua hari.
Dari IPB, telah ditemukan formula pengganti formalin yang disebut chitosan. chitosan
dibuat dari limbah industri pengolahan udang dan rajungan. Ambil kulit, kepala, dan ekor
yang tidak terpakai. Bahan-bahan tadi kemudian dihilangkan mineralnya (de-mineralisasi)
dengan cara dimasak pada PH asam. Setelah dihilangkan mineralnya, lalu dihilangkan
proteinnya (de-proteinasi) dengan dimasak pada tempat yang sama pada PH basa (9-10).
Hasilnya, diperoleh bahan yang disebut chitin. Proses berikutnya (terakhir) adalah de-
asetilasi. Di dalam struktur chitin, terdapat gugus asetil. Gugus ini dibuang dan digantikan
Senyawa Aldehid Page 45
dengan gugus NH2, juga pada proses basa, tapi jauh lebih kuat dari basa pada proses
penghilangan protein. Setelah de-asetilasi, jadilah chitosan dalam bentuk bubur. Bubur ini
tinggal dicuci dan dikeringkan. Setelah itu, chitosan dikemas dalam bentuk cairan siap pakai.
Untuk menghasilkan chitosan, dibutuhkan waktu pembuatan sekitar 3-4 jam. Proses de-
mineralisasi dan de-proteinasi masing-masing sejam. Sementara proses de-asetilasi
tergantung kemurnian yang diinginkan. Semakin murni, semakin lama waktu yang
dibutuhkan. Persyaratan chitosan adalah gugus asetil yang terganti minimal harus 80 persen.
Ini biasanya butuh waktu 1-2 jam.
Jumlah chitosan yang dibutuhkan untuk pengawetan makanan konsentrasinya sekitar
1,5 persen. Artinya, dalam satu liter air, dibutuhkan chitosan sekitar 15 gram. Air larutan
chitosan ini masih bisa dipakai sampai habis. Tentu saja ini beda dengan formalin. Selama
ini, tahu misalnya, harus terus direndam dalam formalin, karena dikhawatirkan pecah ketika
pengangkutan. Dengan chitosan, tak perlu terus direndam. Cukup dicelup (dip) selama 5-10
menit dalam larutan chitosan, lalu dipindah ke rendaman air biasa saat pengangkutan. Jadi,
sisa air chitosan rendaman masih bisa dipakai. Ini kelebihan chitosan. Usia keawetannya
sama dengan formalin.
Karena memiliki gugus aktif yang akan berikatan dengan mikroba, maka chitosan
juga mampu menghambat pertumbuhan mikroba seperti halnya formalin. Fungsi lain adalah
melapisi (coating). Dengan adanya coating, kandungan bahan yang diawetkan tidak keluar.
Kalau dilihat, tahu yang di-formalin dan tahu yang di-chitosan, khususnya tahu kuning,
warnanya jauh lebih bagus yang di-chitosan. Fungsi ketiga, chitosan punya pori-pori,
sehingga berfungsi menyerap lemak (fat absorber).
Senyawa Aldehid Page 46
3. Asetaldehida dalam kehidupan sehari-hari antara lain digunakan sebagai :
a. Bahan untuk membuat karet dan damar buatan
b. Bahan untuk membuat asam asetat (As. Cuka)
c. Bahan untuk membuat alcohol
*Sifat Asetaldehid
Asetaldehid merupakan cairan yang tidak berwarna dengan bau yang tajam seperti
buah – buahan dan memiliki sifat yang mudah terbakar.
Sifat Fisis
1) Formula : CH3CHO
2) Berat molekul : 44 g/mol
3) Titik didih : 20,6oC
4) Titik leleh : -123,5oC
5) Massa jenis : 0,778 g/ml
6) Tekanan kritis : 6,40 mpa
7) Temperatur kritis : 181,50oC
8) Viskositas : 0,2237
9) Flash point : -38oC 0-
10) Panas spesifik ,15 oC : 2,18 J/g K - 25oC : ,41 J/g K
11) Panas pembakaran : 12867,9 kJ/mol
12) Kelarutan : Tak terbatas , k dalam air, alkohol atau eter
Sifat Kimia
Asetaldehid adalah senyawa yang sangat reaktif yang secara umum dipakai dalam
suatu industri. Reaksi oksidasi, hidrogenasi, kondensasi dan polimerisasi merupakan contoh –
contoh reaksi kereaktifan.
a. Reaksi Oksidasi
Reaksi oksidasi asetaldehid fase cair dengan oksigen merupakan reaksi yang sangat
penting dalam sebuah industri. Kebanyakan asam asetat diproduksi dengan cara ini.
Senyawa Aldehid Page 47
b. Reaksi Reduksi
Reaksi reduksi menjadi alkohol sangat mudah terjadi. Banyak sekali jenis katalis
yang dapat digunakan diantaranya platina, asam kloroplatinat, nikel, dan palladina.
c. Reaksi Polimerisasi
Sedikit asam mineral akan mengkristalkan trimerisasi menjadi paraldehid pada suhu
kamar. Jika asetaldehid dititrasi dengan HCl kering pada suhu rendah maka meta setaldehid
berubah kembali menjadi asetaldehid dan paraldehid dengan membiarkannya pada suhu 60-
65oC selama beberapa hari. Peristiwa ini dinamakan dipolimerisasi.
4. Beberapa Manfaat Aldehid Lainnya
Aldehid Aromatik, sering digunakan sebagai penyedap. contoh:
o Benzaldehida, yang dikenal dengan nama “Minyak buah almond pahit” adalah
komponen dari buah almond, cairan tak berwarna dengan bau buah almond yang enak.
Benzaldehida digunakan sebagai zat pengawet seerta bahan baku pembuatan parfum
karna memiliki bau yang khas.
Benzaldehida dapat berkondensasi dengan asetaldehida (etanal), untuk menghasilkan
sinamaldehida (minyak kayu manis).
Senyawa Aldehid Page 48
o Sinamaldehida, memberikan bau yang khas pada minyak kayu manis (cinnamon).
o Vanilin, yang menyebabkan rasa vanili yang terkenal.
Senyawa Aldehid Page 49
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Aldehid adalah senyawa organik yang mencakup kelompok fungsional karbonil,
C=O.
Sifat-sifat senyawa aldehid:
1) Sifat Fisis / Fisika, seperti Titik didih, Gaya dispersi van der Waals, Gaya tarik dipol-dipol van der Waals, Kelarutan dalam air, ikatan dan kereaktifan.
2) Sifat kimia, seperti Sifat mendamar, Reaksi dengan PX5 dihasilkan geminal halida,
Reaksi dengan halogen teristimewa, Sifat mereduksi, Sifat polimerisasi, Reaksi
cannizaro, Pembuatan Aldehid.
Reaksi-reaksi senyawa aldehid, seperti Reaksi adisi, reaksi adisi-eliminasi, reaksi
reduksi, reaksi oksidasi.
Kegunaan senyawa aldehid:
1) Formaldehid (Metanal)
Formaldehid biasanya tersedia dalam larutan 40% yang disebut dengan formalin,
digunakan sebagai pengawet spesimen hayati.
Juga digunakan untuk membuat berbagai macam plastik thermostat.
2) Asetaldehid (Etanal)
Digunakan sebagai bahan pembuatan senyawa lain, seperti asam karboksilat.
Digunakan sebagai obat penenang.
3) Aldehid Aromatik, sering digunakan sebagai penyedap. contoh:
Benzaldehida, cairan tak berwarna dengan bau buah almond yang enak.
Sinamaldehida, memberikan bau yang khas pada minyak kayu manis
(cinnamon).
Vanilin, yang menyebabkan rasa vanili yang terkenal.
Senyawa Aldehid Page 50
Daftar Pustaka
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Jakarta :
Bina Aksara.
Purba, Michael. 2007. KIMIA 3B untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga
Wilbraham, Antony C. 1992. Pengantar Kimia Organik 1. Bandung : ITB.
Alfi, Almasul. 2008. Gugus Fungsi Senyawa Organik.
http://www.akucintakimia.110mb.com/data/materi/gugus_fungsi.html.
Clark, Jim. 2007. Mengenal Aldehid dan Keton.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/sifat_senyawa_organik/aldehid_dan_ket
on/mengenal_aldehid_dan_keton/.
Djmanshiro. 2008. Formalin.
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/kedokteran/formalin
Syabatini, Annisa. 2009. Aldehid dan Keton.
http://annisanfushie.wordpress.com/2009/01/02/aldehid-dan-keton/.
Senyawa Aldehid Page 51