92048758 lima strategi operasional turunkan angka kematian ibu
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 92048758 Lima Strategi Operasional Turunkan Angka Kematian Ibu
1/9
LIMA STRATEGI OPERASIONAL TURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU
Dalam rangka menurunkan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia, Kementerian Kesehatan
menetapkan lima strategi operasional yaitu penguatan Puskesmas dan jaringannya; penguatan
manajemen program dan sistem rujukannya; meningkatkan peran serta masyarakat;
kerjasama dan kemitraan; kegiatan akselerasi dan inovasi tahun 2011; penelitian dan
pengembangan inovasi yang terkoordinir.Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan, dr. Endang
Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH dalam paparan yang berjudul Kebijakan Dan Strategi
Pembangunan Kesehatan Dalam Rangka Penurunan Angka Kematian Ibu kepada para
peserta Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Kependudukan dan Keluarga
Berencana di kantor BKKBN Jakarta, 26 Januari 2011.
Menkes menambahkan terkait strategi keempat yaitu kegiatan akselerasi dan inovasi tahun
2011, upaya yang dilakukan Kementerian Kesehatan yaitu:
Pertama, kerjasama dengan sektor terkait dan pemerintah daerah telah menindaklanjuti Inpres
no. 1 Tahun 2010 Tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional dan
Inpres No. 3 tahun 2010 Tentang Program Pembangunan Yang Berkeadilan melalui kegiatan
sosialisasi, fasilitasi dan advokasi terkait percepatan pencapaian MDGs. Akhir tahun 2011,
diharapkan propinsi dan kabupaten/kota telah selesai menyusun Rencana Aksi Daerah dalam
percepatan pencapaian MDGs yaitu mengentaskan kemiskinan ekstrim dan kelaparan,
mengurangi tingkat kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS dan
penyakit menular lainnya.
Kedua, pemberian Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), mulai tahun 2011 setiap
Puskesmas mendapat BOK, yang besarnya bervariasi dari Rp 75 juta sampai 250 juta pertahun. Dengan adanya BOK, pelayanan outreach di luar gedung terutama pelayanan KIA-
KB dapat lebih mendekati masyarakat yang membutuhkan.
Ketiga, menetapkan Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) berupa indikator
komposit (status kesehatan, perilaku, lingkungan dan akses pelayanan kesehatan) yang
digunakan untuk menetapkan kabupaten/kota yang mempunyai masalah kesehatan. Ada 130
kab/kota yang ditetapkan sebagai DBK yang tahun ini akan didampingi dan difasilitasi
Kementerian Kesehatan.
Keempat, penempatan tenaga strategis (dokter dan bidan) dan penyediaan fasilitas kesehatan
di Daerah Terpencil, Perbatasan, Kepulauan (DTPK), termasuk dokter plus, mobile team.
Kelima, akan diluncurkan 2 Peraturan Menteri Kesehatan terkait dengan standar pelayan KB
berkualitas, sebagaimana diamanatkan UU no 52 tahun 2009 Tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
Selain itu menurut Menkes, pada tahun 2011 Kementerian Kesehatan akan meluncurkan
Jaminan Persalinan (Jampersal) yang mencakup pemeriksaan kehamilan, pelayanan
persalinan, nifas, KB pasca persalianan, dan neonatus. Melalui program ini, persalinan oleh
tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan diharapkan meningkat, demikian pula
dengan pemberian ASI dini, perawatan bayi baru lahir, pelayanan nifas dan KB pasca
persalinan.
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1387-lima-strategi-operasional-turunkan-angka-kematian-ibu.htmlhttp://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1387-lima-strategi-operasional-turunkan-angka-kematian-ibu.htmlhttp://www.depkes.go.id/index.php/component/mailto/?tmpl=component&link=7983db212e671ad2dd28621cc6d3dea7c082781ahttp://www.depkes.go.id/index.php/component/content/article/34-press-release/1387-lima-strategi-operasional-turunkan-angka-kematian-ibu.html?tmpl=component&print=1&page=http://www.depkes.go.id/index.php/component/content/article/34-press-release/1387-lima-strategi-operasional-turunkan-angka-kematian-ibu.pdfhttp://www.depkes.go.id/index.php/component/mailto/?tmpl=component&link=7983db212e671ad2dd28621cc6d3dea7c082781ahttp://www.depkes.go.id/index.php/component/content/article/34-press-release/1387-lima-strategi-operasional-turunkan-angka-kematian-ibu.html?tmpl=component&print=1&page=http://www.depkes.go.id/index.php/component/content/article/34-press-release/1387-lima-strategi-operasional-turunkan-angka-kematian-ibu.pdfhttp://www.depkes.go.id/index.php/component/mailto/?tmpl=component&link=7983db212e671ad2dd28621cc6d3dea7c082781ahttp://www.depkes.go.id/index.php/component/content/article/34-press-release/1387-lima-strategi-operasional-turunkan-angka-kematian-ibu.html?tmpl=component&print=1&page=http://www.depkes.go.id/index.php/component/content/article/34-press-release/1387-lima-strategi-operasional-turunkan-angka-kematian-ibu.pdfhttp://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1387-lima-strategi-operasional-turunkan-angka-kematian-ibu.html -
7/28/2019 92048758 Lima Strategi Operasional Turunkan Angka Kematian Ibu
2/9
Sasaran Jampersal adalah 2,8 juta ibu bersalin yang selama ini belum terjangkau oleh jaminan
persalinan dari Jamkesmas, Jamkesda dan asuransi kesehatan lainnya. Ruang lingkupnya
adalah : pelayanan persalianan tingkat pertama, tingkat lanjutan, dan persiapan rujukan di
fasilitas kesehatan Pemerintah dan Swasta. Kelompok inilah yang akan ditanggung
Jampersal. Pelayanan yang dijamin melalui Jampersal yaitu: pemeriksaan kehamilan 4 kali,
pertolongan persalinan normal dan dengan komplikasi, pemeriksaan nifas 3 kali termasukpelayanan neonatus dan KB paska persalinan, pelayanan rujukan ibu/bayi baru lahir ke
fasilitas kesehatan lebih mampu
Menurut Menkes terkait strategi penguatan Puskesmas dan jaringannya dilakukan dengan
menyediakan paket pelayanan kesehatan reproduksi (kespro) esensial yang dapat menjangkau
dan dijangkau oleh seluruh masyarakat, meliputi aspek promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif, yaitu: Kesehatan ibu dan bayi baru lahir, KB, kespro remaja, Pencegahan dan
penanggulangan infeksi menular seksual (IMS) dan HIV/AIDS; dan mengintegrasikan
pelayanan kespro dengan pelayanan kesehatan lainnya yaitu dengan program gizi, penyakit
menular dan tidak menular.
Kemampuan Puskesmas dan jaringannya dalam memberikan paket dasar tersebut akan
ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan dan masalah kesehatan setempat.
Pada saat ini ada 9.005 Puskesmas, terdiri dari Puskesmas non tempat tidur (TT), Puskesmas
TT PONED (pelayanan obstetri neonatal emergensi dasar) dan Puskesmas TT non PONED,
yang tersebar di seluruh kecamatan di Indonesia. Puskesmas pembantu dan pos kesehatan
desa yang ada di desa-desa, akan lebih difungsikan dalam memberikan pelayanan KIA dan
KB yang bersifat promotif, preventif dan pengobatan sederhana termasuk deteksi dini faktor
risiko dan penyiapan rujukannya.
Beberapa propinsi juga telah menjadikan Puskesmas mampu melakukan deteksi dini kanker
leher rahim, Puskesmas santun usia lanjut, dan sebagainya, sesuai kebutuhan lokal.
AKI Menurun
Menkes juga mengatakan kemajuan yang dicapai dalam program kesehatan ibu yaitu
penurunan AKI sebesar 41% dari 390 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1991 menjadi
228 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2007. Sedangkan target MDGs pada tahun 2015, AKI
dapat diturunkan menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup.
Kematian ibu di rumah sakit disebabkan karena banyaknya kasus kegawat-daruratan padakehamilan, persalinan dan nifas. Penyebab langsung kematian ibu yang terbanyak adalah:
perdarahan, hipertensi pada kehamilan, partus macet, infeksi dan komplikasi aborsi.
Persalinan di rumah dan ditolong oleh dukun, merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi masih tingginya AKI di Indonesia. Data Riskesdas 2010 memperlihatkan
bahwa persalinan di fasilitas kesehatan 55,4% dan masih ada persalinan yang dilakukan di
rumah (43,2%). Pada kelompok ibu yang melahirkan di rumah ternyata baru 51,9%
persalinan ditolong oleh bidan, sedangkan yang ditolong oleh dukun masih 40,2%, ujar
Menkes.
Kondisi tersebut masih diperberat dengan adanya faktor risiko 3 Terlambat yaitu terlambatmengambil keputusan di tingkat keluarga, terlambat merujuk/ transportasi dan terlambat
-
7/28/2019 92048758 Lima Strategi Operasional Turunkan Angka Kematian Ibu
3/9
menangani dan 4 Terlalu yaitu melahirkan terlalu muda (dibawah 20 tahun), terlalu tua
(diatas 35 tahun), terlalu dekat (jarak melahirkan kurang dari 2 tahun) dan terlalu banyak
(lebih dari 4 kali).
Terkait dengan faktor risiko tersebut, data Riskesdas 2010 memperlihatkan bahwa secara
nasional ada 8,4% perempuan usia 10-59 tahun melahirkan 5-6 anak, bahkan masih 3,4%perempuan usia 10-59 tahun yang melahirkan anak lebih dari 7. Kelompok perempuan yang
tinggal di perdesaan, tidak bersekolah, pekerjaannya petani/nelayan/buruh, dan status
ekonomi terendah, cenderung mempunyai lebih dari 7, lebih tinggi dari kelompok lainnya.
Definisi
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayahtertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Misalnyapertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun 1995 ke tahun 2000 adalah perubahanjumlah penduduk Indonesia dari tahun 1995 sampai 2000.
Kegunaan
Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk memprediksi jumlahpenduduk di suatu wilayah atau negara dimasa yang akan datang. Dengandiketahuinya jumlah penduduk yang akan datang, diketahui pula kebutuhan dasarpenduduk ini, tidak hanya di bidang sosial dan ekonomi tetapi juga di bidang politikmisalnya mengenai jumlah pemilih untuk pemilu yang akan datang. Tetapi prediksijumlah penduduk dengan cara seperti ini belum dapat menunjukkan karakteristikpenduduk dimasa yang akan datang. Untuk itu diperlukan proyeksi penduduk
menurut umur dan jenis kelamin yang membutuhkan data yang lebih rinci yaknimengenai tren fertilitas, mortalitas dan migrasi.
Pertumbuhan
Penduduk
Halaman 2 dari 3
Cara Menghitung
Kelahiran dan perpindahan penduduk disuatu wilayahmenyebabkan bertambahnya jumlah penduduk di wilayah yang bersangkutan.Sedangkan kematian menyebabkan berkurangnya jumlah penduduk di wilayah
tersebut. Pertumbuhan penduduk suatu wilayah atau negara dihitung denganmembandingkan jumlah penduduk awal (misal P0) dengan jumlah pendudukdikemudian hari (misal Pt ). Tingkat pertumbuhan penduduk dapat dihitung denganmenggunakan rumus secara geometrik yaitu dengan menggunakan dasar bunga-berbunga (bunga majemuk).
Dengan rumus pertumbuhan geometrik, angka pertumbuhan penduduk ( rate ofgrowth atau r) sama untuk setiap tahun, rumusnya:
Pt = P0 (1+r)t
Dimana
Index Artikel
Pertumbuhan Penduduk
Cara Menghitung
Contoh
http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/220/220/http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/220/220/http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/220/220/1/1/http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/220/220/1/1/http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/220/220/1/2/http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/220/220/1/2/http://void%280%29/http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/220/220/1/2/http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/220/220/1/1/http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/220/220/http://void%280%29/http://void%280%29/ -
7/28/2019 92048758 Lima Strategi Operasional Turunkan Angka Kematian Ibu
4/9
P0 adalah jumlah penduduk awalPt adalah jumlah penduduk t tahun kemudianr adalah tingkat pertumbuhan pendudukt adalah jumlah tahun dari 0 ke t.
Contoh dan Sumber Data
Untuk mengaplikasikan rumus petumbuhan penduduk secara geometric (GeometricRate of Growth) diberikan contoh perhitungan dengan menggunakan data jumlahpenduduk Indonesia 1995 dari hasil Survai Penduduk Antar Sensus (Supas) 1995yakni 194,7 juta dan data jumlah penduduk 2000 dari hasil Sensus Penduduk (SP)2000 yakni 205,8 juta. Dengan mengaplikasikan rumus di atas maka tingkatpertumbuhan penduduk Indonesia tahun 1995-2000 adalah:
Pt = P2000 = 205,8 juta ;
P0 = P1995 = 194,7 juta ;t = 2000 - 1995 = 5 tahun
Bila data diatas kedalam rumus pertumbuhan geometrik, maka:
205.800.000 = 194.700.000 * ( 1+ r) 5
log (205.800.000 / 194.700.000)--------------------------------------- = log (1+ r)
5
0,0048 = log (1 + r)
10 0,048 = 1 + r
1,0111 = 1 + r
r = 0,0111
Interpretasi
Angka pertumbuhan penduduk Indonesia antara tahun 1995-2000 adalah 1,11 %per tahun. Artinya setiap tahun antara 1995 dengan tahun 2000 jumlah pendudukIndonesia bertambah sebesar 1,11 persen nya. Dengan angka pertumbuhan inidapat dihitung perkiraan jumlah penduduk pada tahun yang akan datang.
Definisi
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamilatau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat
-
7/28/2019 92048758 Lima Strategi Operasional Turunkan Angka Kematian Ibu
5/9
persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukankarena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup.
Kegunaan
Informasi mengenai tingginya MMR akan bermanfaat untuk pengembangan programpeningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuatkehamilan yang aman bebas risiko tinggi (making pregnancy safer), programpeningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan sistimrujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suamisiaga dalam menyongsong kelahiran, yang semuanya bertujuan untuk mengurangiAngka Kematian Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi.
Cara Menghitung
Kemudian kematian ibu dapat diubah menjadi rasio kematian ibu dan dinyatakan per 100.000
kelahiran hidup, dengan membagi angka kematian dengan angka fertilitas umum. Dengancara ini diperoleh rasio kematian ibu kematian maternal per 100.000 kelahiran
Rumus
Dimana:
Jumlah Kematian Ibu yang dimaksud adalah banyaknya kematian ibu yangdisebabkan karena kehamilan, persalinan sampai 42 hari setelah melahirkan, padatahun tertentu, di daerah tertentu.
Jumlah kelahiran Hidup adalah banyaknya bayi yang lahir hidup pada tahun tertentu,di daerah tertentu.
Konstanta =100.000 bayi lahir hidup.
Contoh
Berdasarkan data SDKI 2002 - 2003, Angka Kematian Ibu atau Maternal MortalityRatio(MMR) di Indonesia untuk periode tahun1998-2002, adalah sebesar 307 per100.000 kelahiran hidup.
Keterbatasan
AKI sulit dihitung, karena untuk menghitung AKI dibutuhkan sampel yang besar,mengingat kejadian kematian ibu adalah kasus yang jarang. Oleh karena itu kitaumumnya dignakan AKI yang telah tersedia untuk keperluan pengembanganperencanaan program.
-
7/28/2019 92048758 Lima Strategi Operasional Turunkan Angka Kematian Ibu
6/9
Daftar Pustaka:
Budi Utomo, 1985. Mortalitas:pengertian dan Contoh kasus diIndonesia. Proyek Penelitian Morbiditas dan MortalitasUniversitas Indonesia, Jakarta, 1985
Badan Pusat Statistik, 2001. Estimasi Fertilitas, Mortalitas dan MigrasiHasil Sensus Penduduk Tahun 2000. Badan PusatStatistik, Jakarta, Indonesia.
Badan Pusat Statistik, 2003. Survai Demografi Dan KesehatanIndonesia 2002-2003. Kerjasama antara BPS, BKKBN,Depkes, dan ORC Macro, Calverton, Maryland USA,December 2003.
Pemerintah RI dan WHO, 2000. Rencana Aksi Pangan dan Gizi
Nasional 2001-2005, Pemerintah Republik Indonesiabekerjasama dengan World Health Organization, Agustus2000.
Badan Pusat Statistik, 2004. Daftar Pertanyaan Susenas 2004, BadanPusat Statistik, Jakarta, 2004.
Adioetomo,Sri Moertiningsih S, 2005. "Bonus Demografi menjelaskanhubungan antara pertumbuhan penduduk denganpertumbuhan ekonomi" Pidato Disampaikan padaUpacara Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap DalamBidang Ekonomi Kependudukan pada FakultasEkonomi Universitas Indonesia, 30 April, 2005.
Departemen Kesehatan RI, 2004. "Kajian Kematian Ibu dan Anak diIndonesia" Depkes,Badan Penelitian dan PengembanganKesehatan, 2004.
Pendahuluan
Dinamika Penduduk dan Perencanaan Pembangunan
Daerah
Kebijakan kependudukan dan program pembangunan sosial dan ekonomi yang
dilaksanakan Indonesia selama tiga dekade yang lalu telah berhasil menurunkan
angka kelahiran dan kematian sehingga mampu menghambat laju pertumbuhan
penduduk dari 2,3% pada periode 1971-1980 menjadi 1,4% per tahun pada periode
1990-2000. Walaupun demikian, jumlah penduduk Indonesia masih akan terus
bertambah. Di daerah yang pertumbuhan penduduknya telah menurun, terjadi
perubahan struktur umur penduduk yang ditandai dengan penurunan proporsi anak-
anak usia di bawah 15 tahun disertai dengan peningkatan pesat proporsi penduduk
usia kerja dan peningkatan proporsi penduduk usia lanjut (lansia) secara perlahan.
-
7/28/2019 92048758 Lima Strategi Operasional Turunkan Angka Kematian Ibu
7/9
Sedangkan di daerah yang tingkat pertumbuhan penduduknya masih tinggi, proporsi
penduduk usia 0-14 tahun masih besar sehingga memerlukan investasi sosial dan
ekonomi yang besar pula untuk penyediaan sarana tumbuh kembang, termasuk
pendidikan dan kesehatan.
Daerah yang berhasil menekan laju pertumbuhan penduduk menghadapi tantanganbaru dimana peningkatan yang pesat dari proporsi penduduk usia kerja akan
berdampak pada tuntutan perluasan kesempatan kerja. Disamping itu telah terjadi
pergeseran permintaan tenaga kerja dengan penguasaan teknologi dan matematika,
yang mampu berkomunikasi, serta mempunyai daya saing tinggi di era globalisasi.
Kesemuanya ini berkaitan dengan program bagaimana menyiapkan calon pekerja
agar mempunyai kualitas tinggi, dengan ketrampilan yang memadai.
Saat ini setiap tahunnya terjadi kelahiran sekitar 4,5 juta bayi. Bayi-bayi ini akan
berkembang dan mempunyai kebutuhan yang berbeda sesuai dengan peningkatan
usianya. Pada saat ini dari 100 persen anak-anak yang masuk sekolah dasar, 50%
diantaranya tidak dapat melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi setelah lulusSMP. Mereka akan putus sekolah dan menuntut pekerjaan padahal tidak mempunyai
ketrampilan yang memadai. Sempitnya lapangan kerja membuat para pemuda-pemudi
putus sekolah menciptakan pekerjaannya sendiri di sektor informal.
Pertumbuhan penduduk, kualitas sumber daya manusia (SDM) yang rendah, dan
sempitnya kesempatan kerja merupakan akar permasalahan kemiskinan. Jadi aspek
demografis mempunyai kaitan erat dengan masalah kemiskinan yang dihadapi di
Indonesia pada saat ini. Daerah miskin sering ditinggalkan penduduknya untuk
bermigrasi ke tempat lain dengan alasan mencari kerja. Mereka dapat berpindah
secara permanen, menjadi migran ulang-alik, menjadi migran sirkuler yakni bekerja di
tempat lain dan pulang ke rumahnya sekali dalam beberapa minggu atau beberapa
bulan, atau menjadi migran musiman, misalnya bekerja di kota setelah musim tanam
dan musim panen.
Kemiskinan berkaitan erat dengan kemampuan mengakses pelayanan kesehatan serta
pemenuhan kebutuhan gizi dan kalori. Dengan demikian penyakit masyarakat
umumnya berkaitan dengan penyakit menular, seperti diare, penyakit lever, dan TBC.
Selain itu, masyarakat juga menderita penyakit kekurangan gizi termasuk busung
lapar, anemi terutama pada bayi, anak-anak, dan ibu hamil. Kematian bayi adalah
konsekuensi dari penyakit yang ditimbulkan karena kemiskinan ini (kekurangan gizi
menyebabkan bayi rentan terhadap infeksi).
Keluarga mempunyai tanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan pelayanan
dasar anggotanya seperti pendidikan, kesehatan, dan lingkungan hidup. Oleh
karenanya diperlukan pemberdayaan keluarga terutama melalui peningkatan akses
terhadap informasi tentang permasalahan ini.
Kesimpulannya adalah bahwa pertumbuhan penduduk berkaitan dengan kemiskinan
dan kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen
demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan,
perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu para penentu
kebijakan dan perencana program untuk dapat mengembangkan program
-
7/28/2019 92048758 Lima Strategi Operasional Turunkan Angka Kematian Ibu
8/9
pembangunan kependudukan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tepat
sasaran.
Modul dalam situs ini membuka wawasan tetang bagaimana aspek-aspek demografi
dapat diangkat dalam sebuah perencanaan program pembangunan di tingkat
kabupaten dan kota. Masing-masing modul akan terkait dengan pemilihan indikatordemografi serta data kependudukan yang tepat untuk kepentingan tersebut.
Angka Kematian Ibu Melahirkan di Indonesia Masih
Tinggi
Kasus kematian ibu melahirkan di Indonesia masih tergolong cukup tinggi. Pada 2015
mendatang angka kematian ibu melahirkan ditargetkan menurun menjadi 103 per
100.000 kelahiran.
Angka kematian ibu melahirkan di Indonesia saat ini tergolong masih cukup tinggi yaitu
mencapai 228 per 100.000 kelahiran. Walaupun sebelumnya Indonesia telah mampu
melakukan penurunan dari angka 300 per 100.000 kelahiran pada tahun 2004. Padahal
berdasarkan Sasaran Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goal (MDG),
kematian ibu melahirkan ditetapkan pada angka 103 per 100.000 kelahiran.
Demikian disampaikan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda
Amalia Sari Gumelar saat membuka Seminar Perempuan mendukung MDG di Denpasar,
Bali, pada Rabu pagi. Linda Gumelar menegaskan pemerintah Indonesia sedang terus
berusaha untuk melakukan penurunan kematian ibu melahirkan, di mana angka kematian ibu
akibat melahirkan ditargetkan turun menjadi 103 per 100.000 kelahiran pada 2015. Menurut
Linda Gumelar, untuk mengejar target penurunan angka kematian ibu akibat melahirkan
sebesar 103 per 100.000 kelahiran, Kementerian telah menyiapkan beberapa program
termasuk juga pengawasan dan evaluasi
Menteri Pemberdayaam Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar SIP
(kiri) sedang berbincang-bincang dengan Tim Penggerak PKK Provinsi Bali. "Saya (juga)
tahu banyak program yang dilakukan menteri kesehatan dalam hal ini seperti program
jamkesmas dan bantuan operasional kesehatan yang semua tujuannya adalah penurunan
angka ibu melahirkan," tambah Linda.
Linda Gumelar berharap pemerintah daerah juga mengembangkan program-program yang
sejalan dalam menurunkan angka kematian ibu melahirkan. Sedangkan Kepala Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Bali Luh Putu Haryani mengakui
telah mengembangkan program bagi upaya menurunkan kematian ibu melahirkan di Bali.
Apalagi angka kematian ibu melahirkan di Bali masih di atas rata-rata nasional. Salah satu
program yang telah diimplementasikan yaitu Gerakan Sayang Ibu
Gerakan Sayang Ibu ini menurut Linda, membantu meningkatkan taraf kesehatan ibu dan
anak, dengan membina kabupaten, kota dan juga mendirikan program Sayang Ibu ini di
rumah-rumah sakit.
-
7/28/2019 92048758 Lima Strategi Operasional Turunkan Angka Kematian Ibu
9/9
Haryani mengungkapkan upaya menurunkan kematian ibu melahirkan saat ini masih
terkendala terbatasnya sarana kesehatan khusus bagi perempuan hamil di daerah-daerah
pedesaan. Belum lagi adanya terbatasnya ketersediaan akses kesehatan bagi ibu dan anak di
daerah terpencil.