91169227 tugas bearing

18
TUGAS DESAIN GAMBAR “BEARING” OLEH KELOMPOK 1. FATONI ALBAR 2. HENDY PRASETYAWAN 3. FIRDAUS DILLY 4. M. A. AMRULLAH 5. MAHFUD HARIS BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ILMU PELAYARAN SURABAYA

Upload: frandi-barasa

Post on 01-Dec-2015

99 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: 91169227 TUGAS Bearing

TUGAS

DESAIN GAMBAR

“BEARING”

OLEH KELOMPOK

1. FATONI ALBAR

2. HENDY PRASETYAWAN

3. FIRDAUS DILLY

4. M. A. AMRULLAH

5. MAHFUD HARIS

BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

ILMU PELAYARAN

SURABAYA

2012

Page 2: 91169227 TUGAS Bearing

1. Jenis – bearing

Pengertian dan klasifikasi pada bearing

Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang peranan cukup

penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah poros agar poros dapat

berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan. Bantalan harus cukup kuat untuk

memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Pada umumya bantalan

dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu.

A. Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros

Bantalan luncur

Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena

permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantaraan lapisan

pelumas.

Bantalan gelinding

Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan

yang diam melalui elemen gelinding seperti bola, rol, dan rol bulat.

B. Berdasarkan arah beban terhadap poros

Bantalan radial

Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu.

Bantalan aksial

Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.

Bantalan gelinding khusus

Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu

poros.

Meskipun bantalan gelinding menguntungkan, Banyak konsumen memilih

bantalan luncur dalam hal tertentu, contohnya bila kebisingan bantalan

menggangu, pada kejutan yang kuat dalam putaran bebas.

Page 3: 91169227 TUGAS Bearing

2. penggunaan bearing

Dalam praktek, bantalan gelinding standart dipilih dari katalog bantalan. Ukuran utama

bantalan adalah

Diameter lubang

Diameter luar

Lebar

Lengkungan sudut

Nomor nominal bantalan gelinding terdiri dari nomor dasar dan nomor pelengkap. Nomor

dasar yang ada merupakan lambang jenis, lambang ukuran(lambang lebar, diameter luar). Nomor

diameter lubang dan lambang sudut kontak penulisannya bervariasi tergantung produsen bearing

yang ada.

Bagian Nomor nominal

A B C D

A menyatakan jenis dari bantalan yang ada.

Jika A berharga

0 maka hal tersebut menunjukkan jenis Angular contact ball bearings, double row.

1 maka hal tersebut menunjukkan jenis Self-aligning ball bearing.

2 maka hal tersebut menunjukkan jenis spherical roller bearings and spherical roller thrust

bearings.

3 maka hal tersebut menunjukkan jenis taper roller bearings.

4 maka hal tersebut menunjukkan jenis Deep groove ball bearings, double row.

5 maka hal tersebut menunjukkan jenis thrust ball bearings.

6 maka hal tersebut menunjukkan jenis Deep groove ball bearings, single row.

7 maka hal tersebut menunjukkan jenis Angular contact ball bearings, single row.

8 maka hal tersebut menunjukkan jenis cylindrical roller thrust bearings.

B menyatakan lambang diameter luar.

Jika B berharga 0 dan 1 menyatakan penggunaan untuk beban yang sangat ringan.

Jika B berharga 2 menyatakan penggunaan untuk beban yang ringan.

Jika B berharga 3 menyatakan penggunaan untuk beban yang sedang.

Jika B berharga 4 menyatakan penggunaan untuk beban yang berat.

C dan D menyatakan lambang diameter dalam

Page 4: 91169227 TUGAS Bearing

Untuk bearing yang berdiameter 20 - 500 mm, kalikanlah 2 angka lambang tersebut untuk

mendapatkan diameter lubang sesungguhnya dalam mm. Nomor tersebut biasanya bertingkat

dengan kenaikan 5 mm tiap tingkatnya.

Penyebab-penyebab kerusakan pada bearing:

1. Kesalahan bahan

faktor produsen: yaitu retaknya bantalan setelah produksi baik retak halus maupun

berat, kesalahan toleransi, kesalahan celah bantalan.

faktor konsumen: yaitu kurangnya pengetahuan tentang karakteristik pada bearing.

2. Penggunaan bearing melewati batas waktu penggunaannya (tidak sesuai dengan petunjuk

buku fabrikasi pembuatan bearing).

3. Pemilihan jenis bearing dan pelumasannya yang tidak sesuai dengan buku petunjuk dan

keadaan lapangan (real).

4. Pemasangan bearing pada poros yang tidak hati-hati dan tidak sesuai standart yang

ditentukan.

Kesalahan pada saat pemasangan, diantaranya:

Pemasangan yang terlalu longgar, akibatnya cincin dalam atau cincin luar yang

berputar yang menimbulkan gesekan dengan housing/poros.

Pemasangan yang terlalu erat, akibatnya ventilasi atau celah yang kurang sehingga

pada saat berputar suhu bantalan akan cepat meningkat dan terjadi konsentrasi

tegangan yang lebih.

Terjadi pembenjolan pada jalur jalan atau pada roll sehingga bantalan saat berputar

akan tersendat-sendat.

5. Terjadi misalignment, dimana kedudukan poros pompa dan penggeraknya tidak lurus,

bearing akan mengalami vibrasi tinggi. Pemasangan yang tidak sejajar tersebut akan

menimbulkan guncangan pada saat berputar yang dapat merusak bearing. Kemiringan

dalam pemasangan bearing juga menjadi faktor kerusakan bearing, karena bearing tidak

menumpu poros dengan tidak baik, sehingga timbul getaran yang dapat merusak

komponen tersebut.

6. Karena terjadi unbalance (tidak imbang), seperti pada impeller, dimana bagian-bagian

pada impeller tersebut tidak balance (salah satu titik bagian impeller memiliki berat yang

Page 5: 91169227 TUGAS Bearing

tidak seimbang). Sehingga ketika berputar, mengakibatkan putaran mengalami perubahan

gaya disalah satu titik putaran (lebih terasa ketika putaran tinggi), sehingga berpengaruh

pula pada putaran bearing pada poros. Unbalance bisa terjadi pula pada poros, dan

pengaruhnya pun sama, yaitu bisa membuat vibrasi yang tinggi dan merusak komponen.

7. Bearing kurang minyak pelumasan, karena bocor atau minyak pelumas terkontaminasi

benda asing dari bocoran seal gland yang mempengaruhi daya pelumasan pada minyak

tersebut.

Proses pemasangan bearing.

Proses balancing. Pemasangan bearing pada komponen mesin, komponen tersebut

pertama-tama harus benar-benar balance agar bearing dapat bertahan dengan baik.

Alignment (pengaturan sumbu poros pada mesin harus benar-benar sejajar).

Proses pemberian beban. Pemberian beban ini harus sesuai dengan jenis bearing

yang digunakan apakah itu beban radial atau beban aksial.

Pengaturan posisi bearing pada poros.

Clearance bearing. Metode pemasangan dan peralatan yang digunakan.

Toleransi dan ketepatan yang diperlukan. Pada saat pemasangan bearing pada poros,

maka toleransi poros pada proses pembubutan harus diperhatikan karena hal tersebut

mempengaruhi keadaan bearing.

Gambar 1 : Pemasangan dan pelepasan bearing

Sumber: www.vista-bearing.com

Page 6: 91169227 TUGAS Bearing

Cara mengatasi kerusakan pada bearing:

1) Melakukan penggantian bearing sesuai umur waktu kerja yang telah ditentukan.

2) Mengganti bearing yang sesuai dengan klasifikasi kerja pompa tersebut.

3) Melakukan pemasangan bearing dengan hati-hati sesuai standar yang telah ditentukan.

4) Melakukan alignment pada poros pompa dan penggeraknya.

5) Melakukan tes balancing pada poros dan impeller.

6) Memasang deflektor pada poros dan pemasangan rubber seal pada rumah bantalan dan

perbaikan pada seal gland, untuk mengantisipasi kebocoran.

Page 7: 91169227 TUGAS Bearing

3. Pelumasan bearing

Pelumasan adalah merupakan sesuatu yang penting untuk mencegah kerusakan dini bola-bola

bearing, lintasan bearing, cage, dan sebagainya. Namun kebanyakan bearing menjadi cepat rusak

diakibatkan oleh perawatan pelumasan bearing tersebut yang mengakibatkan kegagalan mesin

pada saat yang tidak tepat. Tingkat breakdown/loss time menjadi tinggi karena kesalahan dalam

pelumasan bearing. Faktor-faktor paling kritikal dalam hal menjaga kondisi operasi, pelumasan

bearing tersebut digunakan untuk:

mengurangi gesekan antara bola-bola bearing dan lintasannya,

sebagai pelindung bearing dari proses pengaratan,

mengurangi panas, dan

sebagai penghalang dari benda-benda lain yang masuk

Tipe pelumas yang digunakan juga sebagai faktor kritikal untuk efesiensi operasi. Tipe

konvensional jatuh pada klasifikasi oli atau grease, dengan masing-masing spesifikasinya

mungkin cocok untuk digunakan pada bearing yang lain. Secara umum, grease adalah pilihan

yang tepat karena kemudahannya dalam penggunaan dan perawatannya, bisa beroperasi dengan

rentang suhu 0°F sampai 300°F. Akan tetapi oli berfungsi dengan baik pada temperatur ekstrim

di bawah -40°F atau di atas 350°F.

Page 8: 91169227 TUGAS Bearing

4. cara membaca kode pada bearing

Jika anda lihat kode yang berada pada bagian badan ataupun di lingkaran luar bearing,

hal tersebut memiliki arti yang telah disesuaikan berdasarkan ISO (International Standard

Organization). Contohnya pada bearing merk SKF tertera kode 6301 RSI/C3 MT47. “

 

Angka 6 menyatakan bearing tersebut merupakan jenis ball bearing.

Angka 3 menyatakan seri dimensi, yaitu: diameter, tebal dan tinggi. Pada contoh diatas

berarti bearing tersebut berdiameter luar 37 mm dan tebal punggung 12 mm

Dua angka berikutnya menyatakan ukuran lingkar dalam bearing.  

Angka Diameter lingkar dalam

00 10 mm

01 12 mm

02 12 mm

03 15 mm

04 20 mm

05 25 mm

Huruf RS adalah singkatan dari rubber seal, yang artinya penutup bearing yang

digunakan adalah terbuat dari karet. Dan jika hurufnya Z, berarti penutup bearing terbuat

dari bahan metal. “Diambil dari symbol Zn yang artinya Zinc alias seng”

Jika bearing dilindungi penutup kiri-kanan, didepan huruf tersebut dicantumkan angka 2.

Misalnya 2RS atau RR dan 2Z atau ZZ.

Berikut kode C3. Simbol ini menandakan kerenggangan antar pelor dan dinding

punggung bagian dalam. “C3 cocok untuk motor harian”. Makin besar angkanya berarti

Page 9: 91169227 TUGAS Bearing

toleransi kerenggangan antar komponen bearing makin besar pula. Tak heran C3, jika

digoyangkan lebih ngoklok dibanding C2. Angka kerenggangan tersebut tercantum dari

C2 – C5 tanpa tanda (kosong). Motor dengan putaran mesin tinggi sebaiknya

menggunakan bearing dengan kerenggangan C5. Salah satu alasannya yaitu di temperatur

motor balap jauh lebih tinggi dibanding motor harian, dan ketika suhu memuncak maka

bola-bola memuai. Posisi menggelinding jadi pas. Tidak akan macet. Satuan

kerenggangan atau Clearance adalah mikron. 1 mikron sama dengan 1/1000 mm.

Huruf dan angka terakhir menunjukan jenis pelumas yang pantas dipakai. Misalnya, kode

MT47 seperti pada bearing roda. MT singkatan dari Medium Temperatur. Kemampuan

pelumas bisa bertahan pada suhu -30°C sampai 110°C.

Kode bearing (bantalan) = 6203ZZ

kode bearing di atas terdiri dari beberapa komponen yang dapat dibagi-bagi antara lain:

6 = Kode pertama melambangkan Tipe /jenis bearing

2 = Kode kedua melambangkan seri bearing

03 = Kode ketiga dan keempat melambangkan diameter bore (lubang dalam bearing)

zz = Kode yang terakhir melambangkan jenis bahan penutup bearing

Page 10: 91169227 TUGAS Bearing

a. Kode Pertama ( Jenis Bearing )

Page 11: 91169227 TUGAS Bearing

jadi dalam Kode bearing (bantalan) = 6203ZZ  seperti contoh di atas, kode pertama

adalah angka 6 yang menyatakan bahwa tipe bearing tersebut adalah Single-Row Deep Groove

Ball Bearing ( bantalan peluru beralur satu larik).

Perlu diingat bahwa kode di atas untuk menyatakan pengkodean bearing dalam satuan

metric jika anda mendapatkan kode bearing seperti ini = R8-2RS, maka kode pertama ( R) yang

menandakan bahwa bearing tersebut merupakan bearing  berkode satuan inchi.

Page 12: 91169227 TUGAS Bearing

b. Kode kedua ( Seri bearing)

Kalau kode pertama adalah angka maka bearing tersebut adalah bearing metric seperti contoh

di atas (6203ZZ ), maka kode kedua menyatakan seri bearing untuk  menyatakan ketahanan dari

bearing tersebut. Seri penomoran adalah mulai dari ketahan paling ringan sampai paling berat

8 = Extra thin section

9 = Very thin section

0 = Extra light

1 = Extra light thrust

2 = Light

3 = Medium

4 =  Heavy

Kalau Kode pertama adalah Huruf, maka bearing tersebut adalah bearing Inchi seperti contoh

(R8-2RS ) maka kode kedua ( angka 8 ) menyatakan besar diameter dalam bearing di bagi 1/16

inchi atau = 8/16 Inchi.

c. Kode ketiga dan keempat ( diameter dalam (bore) bearing)

Untuk kode 0 sampai dengan 3, maka diameter bore bearing adalah sebagai berikut :

00 = diameter dalam 10mm

01= diameter dalam 12mm

02= diameter dalam 15mm

03= diameter dalam 17mm

selain kode nomor 0 sampai 3, misalnya 4, 5 dan seterusnya maka diameter bore bearing

dikalikan dengan angka 5 misal 04 maka diameter bore bearing = 20 mm

Page 13: 91169227 TUGAS Bearing

d. Kode yang terakhir (jenis bahan penutup bearing)

Ok, jadi kita sudah sampai pada pengkodean terakhir. pengkodean ini menyatakan tipe jenis

penutup bearing ataupun bahan bearing. seperti berikut :

1. Z Single shielded ( bearing ditutuipi plat tunggal)

2. ZZ Double shielded ( bearing ditutupi plat ganda )

3. RS Single sealed ( bearing ditutupi seal karet)

4. 2RS Double sealed (bearing ditutupi seal karet ganda )

5. V Single non-contact seal

6. VV Double non-contact seal

7. DDU Double contact seals

8. NR Snap ring and groove

9. M Brass cage

maka bearing 6203ZZ menyatakan bearing dengan tipe ditutupi plat ganda.