901

5
Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, Institut Pertanian Bogor PKPBM :: Pembangunan Kawasan Pedesaan Berbasis Masyarakat GORONTALO GAMBARAN UMUM Kondisi Geografi dan Topografi Kabupaten Gorontalo secara geografi terletak pada posisi di antara 0 o 24"-1 o 2" Lintang Utara (LU) dan 121 o 59"-123 o 32 Bujur Timur (BT), dengan batas-batas wilayah adalah sebagai berikut: sebelah Utara adalah Laut Sulawesi; di sebelah Selatan adalah Teluk Tomini; dan di sebelah Timur adalah Kabupaten Bonebolango dan Kab. Bolaang Mongondow; sedangkan di sebelah Barat adalah Kabupaten Boalemo. Luas Wilayah Kabupaten Gorontalo adalah 2.124,60 Km2. Wilayah Kabupaten Gorontalo berada pada ketinggian 0-2000 M di atas permukaan laut. Keadaan topografi didominasi oleh kemiringan 15-40 o (45-46%) dengan jenis tanah yang sering mengalami erosi. Kondisi dan struktur utama geologi adalah patahan yang berpotensi menimbulkan gerakan tektonik sehingga menyebabkan rawan bencana alam seperti gempa bumi, gerakan tanah, erosi, abrasi dan gelombang pasang serta pendangkalan dan banjir. Kondisi Administratif Menurut sejarah, Jazirah Gorontalo terbentuk kurang lebih 400 tahun lalu dan merupakan salah satu kota tua di Sulawesi selain Kota Makassar, Pare-pare dan Manado. Gorontalo pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia Timur yaitu dari Ternate, dan Bone. Seiring dengan penyebaran agama tersebut Gorontalo menjadi pusat pendidikan dan perdagangan masyarakat di wilayah sekitar seperti Bolaang Mongondow (Sulut), Buol Toli-Toli, Luwuk Banggai, Donggala (Sulteng) bahkan sampai ke Sulawesi Tenggara. Gorontalo juga menjadi pusat pendidikan dan perdagangan karena letaknya yang strategis menghadap Teluk Tomini (di bagian selatan) dan Laut Sulawesi (di bagian utara).

Upload: harisanti-phew

Post on 11-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gorontalo

TRANSCRIPT

Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, Institut Pertanian Bogor

PKPBM :: Pembangunan Kawasan Pedesaan Berbasis Masyarakat

GORONTALO

GAMBARAN UMUM

Kondisi Geografi dan Topografi

Kabupaten Gorontalo secara geografi terletak pada posisi di antara 0o24"-1o2" Lintang Utara (LU) dan 121o59"-123o32 Bujur Timur (BT), dengan batas-batas wilayah adalah sebagai berikut: sebelah Utara adalah Laut Sulawesi; di sebelah Selatan adalah Teluk Tomini; dan di sebelah Timur adalah Kabupaten Bonebolango dan Kab. Bolaang Mongondow; sedangkan di sebelah Barat adalah Kabupaten Boalemo.

Luas Wilayah Kabupaten Gorontalo adalah 2.124,60 Km2. Wilayah Kabupaten Gorontalo berada pada ketinggian 0-2000 M di atas permukaan laut. Keadaan topografi didominasi oleh kemiringan 15-40o (45-46%) dengan jenis tanah yang sering mengalami erosi. Kondisi dan struktur utama geologi adalah patahan yang berpotensi menimbulkan gerakan tektonik sehingga menyebabkan rawan bencana alam seperti gempa bumi, gerakan tanah, erosi, abrasi dan gelombang pasang serta pendangkalan dan banjir.

Kondisi Administratif

Menurut sejarah, Jazirah Gorontalo terbentuk kurang lebih 400 tahun lalu dan merupakan salah satu kota tua di Sulawesi selain Kota Makassar, Pare-pare dan Manado. Gorontalo pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia Timur yaitu dari Ternate, dan Bone. Seiring dengan penyebaran agama tersebut Gorontalo menjadi pusat pendidikan dan perdagangan masyarakat di wilayah sekitar seperti Bolaang Mongondow (Sulut), Buol Toli-Toli, Luwuk Banggai, Donggala (Sulteng) bahkan sampai ke Sulawesi Tenggara. Gorontalo juga menjadi pusat pendidikan dan perdagangan karena letaknya yang strategis menghadap Teluk Tomini (di bagian selatan) dan Laut Sulawesi (di bagian utara).

Kedudukan Kerajaan Gorontalo mulanya berada di Kelurahan Hulawa Kecamatan Telaga sekarang, tepatnya di pinggiran sungai Bolango. Menurut Penelitian, pada tahun 1024 H, kota Kerajaan ini dipindahkan dari Keluruhan Hulawa ke Dungingi Kelurahan Tuladenggi Kecamatan Kota Barat sekarang. Kemudian di masa Pemerintahan Sultan Botutihe, Kerajaan ini dipindahkan dari Dungingi di pinggiran sungai Bolango, ke satu lokasi yang terletak antara dua kelurahan yaitu Kelurahan Biawao dan Kelurahan Limba B.

Dengan letaknya yang stategis yang menjadi pusat pendidikan dan perdagangan serta penyebaran agama Islam, maka pengaruh Gorontalo sangat besar pada wilayah sekitar, bahkan menjadi pusat pemerintahan yang disebut dengan Kepala Daerah Sulawesi Utara Afdeling Gorontalo yang meliputi Gorontalo dan wilayah sekitarnya seperti Buol Toli-Toli, Donggala dan Bolaang Mongondow.

Kondisi Demografi

Jumlah Penduduk di Kabupaten Gorontalo pada akhir tahun 2009 ada sebanyak 340.471 Jiwa, dengan rincian jumlah penduduk perempuan sebanyak 169.782 jiwa atau 49,87 persen dan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 170.689 jiwa atau 50,13 persen (Tabel 2.1). Penduduk sejumlah tersebut tersebar berdomisili di 17 Kecamatan, 156 Desa dan 12 Kelurahan.

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo pada tahun 2009 adalah

Jumlah Pria (jiwa) : 170.689

Jumlah Wanita (jiwa) :169.782

Total (jiwa) : 340.471

Kondisi Perekonomian

Komoditi unggulan Kabupaten Gorontalo yaitu sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan jasa. Di sektor pertanian, komoditi unggulannya adalah jagung, kedelai dan ubi kayu. Di sub sektor perikanan, komoditi yang diunggulkan berupa perikanan tangkap dan budidaya rumput laut. Sementara di sektor pariwisatanya yaitu wisata alam, wisata adat dan budaya.

Profil komoditi unggulan di sector pertanian, perikanan, perkebunan di Kabupaten Gorontalo secara detail ditunjukkan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Profil Komoditi Unggulan di Kabupaten Gorontalo

No.KomoditiJumlah ProduksiSumber Data

Perikanan

1.Perikanan Tangkap2003 (11.793 ton)Statistik Perkebunan Indonesia 2006-2008

2.Budidaya Rumput LautKomoditas rumput laut merupakan salah satu komoditas yang di harapkan dapat menjelma menjadi kotributor pendapatan masyarakat pesisir Gorontalo khususya dan devisa daerah umumnya. Rumput laut bisa di kembangkan di peraian yang tenang, tidak banyak terkontamasi dengan salinitas yang memadai. Produksi tahun 2006 : 6 tonLaporan Final Draft Penyusunan Peta Potensi Investai Daerah Provinsi Gorontalo, Badan Investasi Daerah Provinsi Gorontalo

Pertanian

3.Jagung Total luas lahan yang sesuai untuk tanaman jagung adalah 203.801 Ha, yang tersebar di kawasan areal pegunungan lain (APL) 133.272 Ha (65,39%) dan di kawasan non APL 70.529 Ha (34,61%). Lahan tersebut paling luas terdapat di Kabupaten Bone Bolang, mencapai 94.315 Ha atau 46,28% dari man jagung di provinsi Gorontalo. Muhammad dan Akuba ( 2007 ) melaporkan ekspor jagung pada kurun waktu 2001-2005 meningkat rata-rata 34,8% per tahun, ekspor pada tahun tahun 2001 sebesar 6.300 ton dan pada tahun 2005 sebesar 35.960 ton. Pada tahun 2006 ekspor jagung mengalami penurunan (21.573 ton), tetapi perdagangan antar pulau mengalami peningkatan menjadi 109.606 ton. Laporan Final Draft Penyusunan Peta Potensi Investai Daerah Provinsi Gorontal, Badan Investasi Daerah Provinsi Gorontalo

4.KedelaiMerupakan sumber protein dalam ransum ternak dapat di pakai dalam bentuk produk sampingan hasil dari pengolahan kedelai yaitu bungkil atau ampas tahu.

5.Ubi KayuSumber energi bagi ternak babi dan sapi, dapat di berikan jika dalam kondisi panen berlimpah. Luas tanaman Ubi kayu di Provinsi Gorontalo pada tahun 2006 adalah 827 ha. Produksi tahun 2006 : 9 ton

Perkebunan

6.Kakao 2006 (748 ton), 2008 (503 ton), 2009 (509 ton)Statistik Perkebunan Indonesia 2009-2011

7.Kelapa Luas areal kelapa dalam di Provinsi Gorontalo adalah 58.693.0 Ha. Sebagian besar tanaman adalah Tm yaitu 39.479 Ha (67,26%). Total produksi kopra pada tahun 2007 adalah 56.379,5 ton yang sebagian besar yaitu 16,527,9 ton (29,32%) berasal dari Kabupaten Gorontalo.Laporan Final Draft Penyusunan Peta Potensi Investai Daerah Provinsi Gorontalo, Badan Investasi Daerah Provinsi Gorontalo

8.Aren Tanaman menghasikan ('TM) adalah yang paling luas yaitu 514 Ha (64,98%), di ikuti tanaman belum menghasilkan (TBM) seluas 256 Ha (32,36%) dan tanaman tu/rusak (TT/TR) seluas 21 Ha (2,65%). Aren dimanfaatkan oleh penduduk untuk di ambil nirainya selanjutnya di olah menjadi gula aren. Produksi tahun 2007 : 577 ton

9.Tebu2006 (14.942 ton)Statistik Perkebunan Indonesia 2006-2008

10.Cengkeh 2006 (293 ton), 2008 (192 ton), 2009 (195 ton)Statistik Perkebunan Indonesia 2009-2011

11.Jambu Mete2006 (260 ton), 2007 (159 ton), 2009 (163 ton)Statistik Perkebunan Indonesia 2009-2011

12.Kopi 2006 (398 ton), 2008 (684 ton), 2009 (114 ton)Statistik Perkebunan Indonesia 2009-2011

Peternakan

13.Sapi Ternak sapi tidak hanya berkembang di padang penggembalaan yang merupakan habitat alaminya, tetapi juga dapat berkembang pada lahan pertanian, perkebunan dan kehutanan dengan pola integrasi "crop-livestok system". Ketersediaan rumput alam dan hijau pakan ternak yang tumbuh disekitar areal kehutanan dan perkebunan, maupun limbah pertanian dan perkebunan sangat menunjang pengembangan usaha ternak tersebut. Produksi tahun 2007 : 211 ekorLaporan Final Draft Penyusunan Peta Potensi Investai Daerah Provinsi Gorontalo, Badan Investasi Daerah Provinsi Gorontalo

Sebagai penunjang kegiatan perekonomian, di Kabupaten Gorontalo ini tersedia 1 bandar udara, yaitu Bandar Udara Djalalludin. Untuk transportasi laut tersedia 3 pelabuhan, antara lain Pelabuhan Kwandang, Pelabuhan Tilamutu dan pelabuhan Anggrek.