9 10 11 12 13 14 15 16 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31...

2
EPUTAR INDONESIA o Selasa 0 Rabu 0 Kamis • Jumat o Sabtu o Minggu 4 5 6 7 8 9 10 11 20 21 22 23 24 25 26 12 13 27 14 15 16 28 29 30 31 o Mar OApr OMei OJun OJul 0 Ags OSep o Okt ONov ODes Ambivalensi Sika Penyelenggara Guru Besar Emeritus Universitas Padjadjaran, Anggota Dewan Pakar Partai Nasdem aatiniKPKmasih belum optimal melaksanakan tugas dan wewenangnya berdasarkan VV KPK karena masalah internal dan ekster- nal. Masalah internal yaitu be- lum ada. pemahaman yang sama antara pimpinan dan pe- gawai penyidik dan penuntut mengenai visi dan misi KPK. Ketidaksepahaman itu ter- fokus pada pandangan KPKse- bagai lembaga negara inde- penden di samping kepolisian dan kejaksaan di satu sisi dan mengenai fungsi dan peranan KPK sebagai mitra kerja DPR RI di sisilain. Sementara masalah ekster- nalnya, KPK telah menjadi pu- sat perhatian masyarakat luas dan bahkanmenjadi "kambing hit am" penyelenggara negara dalam menuntaskan perrce- gahan dan pemberantasan ko- rupsi. Jargon "masih me- nunggu penetapan tersangka dari KPK" atau "penyelesaian diserahkan sepenuhnya pada KPKuntukmemulaimenindak anggota partai politik yang ter- libat perkara korupsi" menem- patkan KPK pada posisi di- sudutkan. Dengan demikian, beban psikologis pimpinan KPK sangat tinggi, seolah-olah inginmengatakan bahwa nasib tersangka sepenuhnya di tanganKPK. Pola pikir tersebut sangat keliru karena tidak berangka t dari perbedaan yang jelas dan egara Saat ini kita merindukan pemimpin dan penyelenggara negara bukan hanya pintar, melainkan juga amanah, jujur dan beri nteg ritas. tegas antara ranah hukum pi- dana dan hukum administrasi negara (penyelenggara ne- gara) di satu sisi dan perbeda- an antara ranah hukum dan ranah politik di sisi lain. Lebih jauh sikap ambigu di atas me- nunjukkan masih rendahnya integritas penyelenggara ne- gara dalam mewujudkan ko- mitmen pemberantasan ko- rupsi. Sekalilagiharusdiingatkan kembali bahwa keberhasilan pemberantasan korupsi tidak terletak pada pernyataan-per- nyataan di muka publik, tapi hanya dapat diwujudkan dengan langkah nyata (action). Bentuknya bisa saja seperti pemberhentian sementara sta- tus hukum sebagai PNS/penye- lenggara negara terhadap para pelaku yang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK ataupun oleh kej aksaan. Indonesia memang serb a- terbalik dalam masalah ini. Jika kita contoh di negara maju, ketika seorang pejabat negara hanya diduga atau di- isukan melakukan tindak pi- dana termasuk suap, dengan sendirinya yang bersangkutan menyatakan pengunduran dirinya di hadapan publik. KIlping Humas Onpad 201 So

Upload: letuong

Post on 04-Apr-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 9 10 11 12 13 14 15 16 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/seputarindonesia...Partai Nasdem aatiniKPKmasih belum ... mengenai visi

EPUTAR INDONESIAo Selasa 0 Rabu 0 Kamis • Jumat o Sabtu o Minggu

4 5 6 7 8 9 10 1120 21 22 23 24 25 26

12 1327

14 15 1628 29 30 31

oMar OApr OMei OJun OJul 0 Ags OSep o Okt ONov ODes

Ambivalensi SikaPenyelenggara

Guru Besar Emeritus UniversitasPadjadjaran, Anggota Dewan PakarPartai Nasdem

aatiniKPKmasih belumoptimal melaksanakantugas dan wewenangnya

berdasarkan VV KPK karenamasalah internal dan ekster-nal. Masalah internal yaitu be-lum ada. pemahaman yangsama antara pimpinan dan pe-gawai penyidik dan penuntutmengenai visi dan misi KPK.Ketidaksepahaman itu ter-fokus pada pandangan KPKse-bagai lembaga negara in de-penden di samping kepolisiandan kejaksaan di satu sisi danmengenai fungsi dan perananKPK sebagai mitra kerja DPRRI di sisilain.

Sementara masalah ekster-nalnya, KPK telah menjadi pu-sat perhatian masyarakat luasdan bahkanmenjadi "kambinghit am" penyelenggara negaradalam menuntaskan perrce-gahan dan pemberantasan ko-rupsi. Jargon "masih me-nunggu penetapan tersangkadari KPK" atau "penyelesaiandiserahkan sepenuhnya padaKPKuntukmemulaimenindakanggota partai politik yang ter-libat perkara korupsi" menem-patkan KPK pada posisi di-sudutkan. Dengan demikian,beban psikologis pimpinanKPK sangat tinggi, seolah-olahinginmengatakan bahwa nasibtersangka sepenuhnya ditanganKPK.

Pola pikir tersebut sangatkeliru karena tidak berangka tdari perbedaan yang jelas dan

egaraSaat ini kita

merindukanpemimpin dan

penyelenggaranegara bukanhanya pintar,

melainkan jugaamanah, jujur dan

beri nteg ritas.tegas antara ranah hukum pi-dana dan hukum administrasinegara (penyelenggara ne-gara) di satu sisi dan perbeda-an antara ranah hukum danranah politik di sisi lain. Lebihjauh sikap ambigu di atas me-nunjukkan masih rendahnyaintegritas penyelenggara ne-gara dalam mewujudkan ko-mitmen pemberantasan ko-rupsi.

Sekalilagiharusdiingatkankembali bahwa keberhasilanpemberantasan korupsi tidakterletak pada pernyataan-per-nyataan di muka publik, tapihanya dapat diwujudkandengan langkah nyata (action).Bentuknya bisa saja sepertipemberhentian sementara sta-tus hukum sebagai PNS/penye-lenggara negara terhadap parapelaku yang telah ditetapkansebagai tersangka oleh KPKataupun oleh kej aksaan.

Indonesia memang serb a-terbalik dalam masalah ini.Jika kita contoh di negaramaju, ketika seorang pejabatnegara hanya diduga atau di-isukan melakukan tindak pi-dana termasuk suap, dengansendirinya yang bersangkutanmenyatakan pengundurandirinya di hadapan publik.

KIlping Humas Onpad 201 So

Page 2: 9 10 11 12 13 14 15 16 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/seputarindonesia...Partai Nasdem aatiniKPKmasih belum ... mengenai visi

Langkah itu untuk membukti-kan komitmen dan langkahnyata dalam memelihara prin-sip pemerintahan yang baikdan bersih (good and clean go-vernance). Tidak terdengar per-nyataan bahwa harus dihargaiasas praduga tak bersalah ataumenunggu putusan pengadil-anyangmemperoleh kekuatanhukum tetap, sementara yangbersangkutan terus saja men-duduki jabatan dan men-jalankan tugasnya, seolah-olahtidak terjadi masalah.

Jika dibandingkan sikappenyelenggara negara di ne-gara maju dalam kaitan ini, da-pat dikatakan bahwasikap pe-nyelenggara negara di Indo-nesia sebatas omong kosongsaja. Sikap itu telah melukaiperasaan keadilan rakyat.Sementara jika rakyat yangtidak mampu melakukan ke-jahatan, serta-merta langkahpenangkapan dan penahananberjalan tanpa hambatan apapun.

Persoalan serius ini bukan

terletak pada bagaimana me-merankan fungsi dan pe-ranan hukum progresifyang hanya di-bebankan padaaparatur penegakhukum. Hakikatdan tujuan hukumprogresif itu seharus-nya telah melekat padahati nurani para penye-lenggara'negara. Apakah ti-dak memalukan jika sikap pe-nyelenggara negara selalumenggunakan jargon asas pra-duga tak bersalah dan putusanpengadilan yang memperolehkekuatan hukum tetap, se-dangkan bagi rakyat miskinjargon yang sama tidak diber-lakukan?

Atas dasar pertimbanganini, kepada KPK diberikanwewenang berdasarkan UUUK untuk melakukan lang-kah-langkah hukum yang luarbiasa. Termasuk di antaranyalangkah penyadapan dan pe-meriksaan penyelenggara ne-gara yang tidak dimiliki ke-

polisian dan kejaksaan.Putusan MK RI yang telah

mempreteli status hukum ter-sangka pimpinan KPK tidakboleh diberhentikan semen-tara hanya atas alasan diskri-mina si dan bertentangan de-

ngan UUD telah menempat-kan status hukum pimp in anKPK yang bersangkutan samadengan PNS/ penyelenggaranegara lain. Mereka sang atrentan terhadap pelemahansikap dan integritas pimpinanKPKdimasa yangakan datang.

Contoh terbaru adalah.rotasi anggota DPR dari

Partai DemokratAngelina Sondakh ke

Komisi illdalam posisiyang bersangkutan se-bagai tersangka olehKPK. Sementara jika di

satu sisi terj adi banyak ke-anehan penggunaan asas pra-duga tak bersalah yang meng-untungkan individu yang ber-masalah dengan korupsi, di sisilain ada langkah buruk laindari pemerintah. Langkah m-elakukan pengetatan remisidan bebas bersyarat yang ber-sifat diskriminatif terhadapbeberapa anggota parpollainbertentangan dengan UUDdan UUPemasyarakatan.

Sangat mengejutkan sikap

dan pernyataan wakil peme-rintah, Kementrian Hukumdan HAM di sidangPengadilanTUN Jakarta Timur yang me-nyatakan bahwahak terpidanatidak sama dengan HAM.Menjadi pertanyaan bagi saya,apakah mereka yang berada didalamLPsaatinihanyahewan-hewan yang dikerangkeng? Se-dangkan di antara mereka ter-dapat mantan pejabat negarayang telah berjasa kepadanegaraini.

Tidak ada satu pun ketentu-an dalamKonvensi HAM Inter-nasional dan UUD 1945 yangmenegaskan bahwa HAMtidak berlaku untuk terpidanaalias warga binaan. Baca danteliti kalimat "every persons ..."atau "setiap orang ..." dalamkedua rujukan hukum di atas.Saat ini kita merindukan dansangat mengharapkan pemim-pin dan penyelenggara negarabukanhanya pintar,melainkanjuga amanah, jujur, ber-integritas, dan satunya kata

. dengan perbuatan .•