8.ida rafidah-arief wibowo (volume 1 nomor 1)

7
72 Pengaruh Dukungan Suami Terhadap Kepatuhan Akseptor Melakukan KB Suntik di BPS Siti Aisyah Amd.Keb Kendangsari Surabaya Ida Rafidah dan Arief Wibowo Departemen Biostatistika dan Kependudukan FKM UNAIR Fakultas Kesehatan Masyarakat Iniversitas Airlangga Jl. Mulyorejo Kampus C Unair Surabaya 60115 Alamat korespondensi : Arief Wibowo E-mail: [email protected] Abstract One of the factors which influence family planning injection acceptor obidience is husband support. Less support to use contraceptor makes the obedience degree of doing family planning injection low. Basically husbands support are needed to support wives to increasing the obedience doing family planning injection so they will not drop out. The successfulness of family planning program wished for decreasing the rate of population which predicted achieve 450 million in 2045. This means one of 20 person in the word is Indonesian. Research design that used was cross sectional. The population was all of old family planning injection acceptor which come an April 2012. Sampling technique which used was simple random sampling for 63 respondents based on inclusion criteria. Independent variable was husband support. Dependent variabel was the obedience acceptor doing family planning injection. Founded data re tested using logistic regression analysis and the result was ρ = 0,011 as significant result which mean husband support influence family planning injection acceptor obedience in BPS Siti Aisyah Amd.Keb Kendangsari Surabaya. The conclusion of this research is husband support influence toward the obedience of family planning injection acceptor in BPS Siti Aisyah Amd.Keb Kendangsari Surabaya. Keywords : husband support, acceptor obedience PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai jenis masalah yang dihadapi di Indonesia salah satunya adalah dibidang kependudukan yaitu masih tingginya pertumbuhan penduduk. Berdasarkan sensus tahun 2010 diketahui bahwa pertumbuhan penduduk melebihi proyeksi nasional yaitu sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) 1,49 per tahun. Jika laju pertumbuhan penduduk 1,49 % per tahun maka setiap tahunnya akan terjadi pertumbuhan penduduk sekitar 3,5 juta. Jika di tahun 2010 jumlah penduduk 237,6 juta jiwa maka di tahun 2011 bertambah 3,5 juta yakni sekitar 241,1 juta jiwa.

Upload: far-rick-khin

Post on 27-Oct-2015

18 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ida

TRANSCRIPT

Page 1: 8.Ida Rafidah-Arief Wibowo (Volume 1 Nomor 1)

72

Pengaruh Dukungan Suami Terhadap

Kepatuhan Akseptor Melakukan KB Suntik

di BPS Siti Aisyah Amd.Keb Kendangsari Surabaya

Ida Rafidah dan Arief Wibowo

Departemen Biostatistika dan Kependudukan FKM UNAIR

Fakultas Kesehatan Masyarakat Iniversitas Airlangga

Jl. Mulyorejo Kampus C Unair Surabaya 60115

Alamat korespondensi :

Arief Wibowo

E-mail: [email protected]

Abstract

One of the factors which influence family planning injection acceptor

obidience is husband support. Less support to use contraceptor makes the

obedience degree of doing family planning injection low. Basically husbands

support are needed to support wives to increasing the obedience doing family

planning injection so they will not drop out. The successfulness of family planning

program wished for decreasing the rate of population which predicted achieve

450 million in 2045. This means one of 20 person in the word is Indonesian.

Research design that used was cross sectional. The population was all of

old family planning injection acceptor which come an April 2012. Sampling

technique which used was simple random sampling for 63 respondents based on

inclusion criteria. Independent variable was husband support. Dependent

variabel was the obedience acceptor doing family planning injection.

Founded data re tested using logistic regression analysis and the result

was ρ = 0,011 as significant result which mean husband support influence family

planning injection acceptor obedience in BPS Siti Aisyah Amd.Keb Kendangsari

Surabaya.

The conclusion of this research is husband support influence toward the

obedience of family planning injection acceptor in BPS Siti Aisyah Amd.Keb

Kendangsari Surabaya.

Keywords : husband support, acceptor obedience

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah

satu negara berkembang dengan

berbagai jenis masalah yang dihadapi

di Indonesia salah satunya adalah

dibidang kependudukan yaitu masih

tingginya pertumbuhan penduduk.

Berdasarkan sensus tahun 2010

diketahui bahwa pertumbuhan

penduduk melebihi proyeksi nasional

yaitu sebesar 237,6 juta jiwa dengan

laju pertumbuhan penduduk (LPP)

1,49 per tahun. Jika laju

pertumbuhan penduduk 1,49 % per

tahun maka setiap tahunnya akan

terjadi pertumbuhan penduduk

sekitar 3,5 juta. Jika di tahun 2010

jumlah penduduk 237,6 juta jiwa

maka di tahun 2011 bertambah 3,5

juta yakni sekitar 241,1 juta jiwa.

Page 2: 8.Ida Rafidah-Arief Wibowo (Volume 1 Nomor 1)

73

Jika laju pertumbuhan tidak ditekan

maka jumlah penduduk di Indonesia

pada tahun 2045 menjadi sekitar 450

juta jiwa. Ini berarti 1 dari 20

penduduk dunia adalah orang

Indonesia (BKKBN,2011).

Data yang diperoleh dari Bidan

Praktek Swasta (BPS) Siti Aisyah

Amd.Keb Kendangsari Surabaya

tahun 2010 menunjukkan hasil

pencapaian peserta Keluarga

Berencana (KB) menurut jenis

kontrasepsi yang paling banyak

digunakan pada tahun 2009 dan

tahun 2010 adalah jenis kontrasepsi

suntik. Berdasarkan hasil studi

pendahuluan yang dilakukan di

Bidan Praktek Swasta (BPS) Siti

Aisyah Amd.Keb Kendangsari

Surabaya pada bulan Maret 2012

dengan metode wawancara dari 10

orang akseptor lama Keluarga

Berencana (KB) suntik, didapatkan

hasil 4 orang (40%) terlambat dalam

melakukan suntik ulang.

Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi kepatuhan akseptor

melakukan Keluarga Berencana

(KB) suntik antara lain pendidikan,

pekerjaan, tingkat pengetahuan,

sikap, jumlah anak, fasilitas

kesehatan, fasilitas umum, dukungan

tenaga kesehatan dan dukungan

suami. Peran suami dalam Keluarga

Berencana (KB) antara lain sebagai

peserta Keluarga Berencana (KB)

dan mendukung pasangan

menggunakan alat kontrasepsi.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan

yang dilakukan di Bidan Praktek

Swasta (BPS) Siti Aisyah Amd.Keb

Kendangsari Surabaya pada bulan

Maret 2012 dengan metode

wawancara dari 10 orang akseptor

lama Keluarga Berencana (KB)

suntik, didapatkan hasil 6 orang

(60%) tidak mendapat dukungan

suami untuk melakukan kunjungan

ulang Keluarga Berencana (KB)

suntik.

Maka dipandang penting

diadakan suatu penelitian tentang

pengaruh dukungan suami terhadap

kepatuhan akseptor melakukan

Keluarga Berencana (KB) suntik di

Bidan Praktek Swasta (BPS) Siti

Aisyah Amd.Keb Kendangsari

Surabaya tahun 2012.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang

digunakan adalah analitik dengan

pendekatan cross sectional. Teknik

sampling menggunakan simple

random sampling. Jumlah sampel

dalam penelitian ini sebanyak 63

responden, data yang dikumpulkan

menggunakan kuesioner. Analisis

data menggunakan analisis regresi

logistik. Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah dukungan suami

sedangkan variable terikat dalam

penelitian ini adalah kepatuhan

akseptor melakukan Keluarga

Berencana (KB) suntik.

HASIL

Dukungan suami tentang kepatuhan

akseptor melakukan Keluarga

Berencana (KB) suntik

diklasifikasikan menjadi dua yaitu

mendukung dan tidak mendukung.

Ditunjukkan pada tabel berikut.

Page 3: 8.Ida Rafidah-Arief Wibowo (Volume 1 Nomor 1)

74

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden

Berdasarkan Dukungan Suami

Dukungan Suami f %

Mendukung 39 61,9

Tidak Mendukung 24 38,1

Total 63 100,0

Tabel 1 menunjukkan sebagian

besar suami responden mendukung

yaitu sebanyak 39 orang (61,9%) dan

hanya 24 orang (38,1%) yang tidak

mendukung.

Kepatuhan akseptor melakukan

Keluarga Berencana (KB) suntik

diklasifikasikan menjadi dua yaitu

sesuai jadwal dan tidak sesuai

jadwal. Ditunjukkan pada tabel

berikut.

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden

Berdasarkan Kepatuhan

Kepatuhan f %

Sesuai Jadwal 39 61,9

Tidak Sesuai Jadwal 24 38,1

Total 63 100,0

Tabel 2 menunjukkan sebagian

besar responden melakukan Keluarga

Berencana (KB) suntik sesuai jadwal

yaitu sebanyak 39 orang (61,9%)

dan hanya 24 orang (38,1%) yang

tidak sesuai jadwal.

Analisis data pengaruh

dukungan suami terhadap kepatuhan

akseptor melakukan Keluarga

Berencana (KB) suntik ditunjukkan

pada tabel berikut.

Tabel 3 Dukungan Suami Terhadap Kepatuhan Akseptor Keluarga Berencana

(KB) Suntik

No Kepatuhan

Dukungan suami Total

Tidak mendukung Mendukung

f % f % f %

1 Tidak Sesuai Jadwal 14 58,3 10 41,7 24 100,0

2 Sesuai Jadwal 10 25,6 29 74,4 39 100,0

Jumlah 24 38,1 39 61,9 63 100,0

Uji Regresi Logistik Nilai Sig = 0,011

Berdasarkan Tabel 3 di atas

dapat diketahui bahwa dari 24

responden yang tidak sesuai jadwal

didapatkan sebagian besar suaminya

tidak mendukung kepatuhan akseptor

melakukan Keluarga Berencana

(KB) suntik yang sebanyak 14

responden (58,3%), sedangkan dari

39 responden yang sesuai jadwal

didapatkan paling banyak suaminya

mendukung kepatuhan akseptor

melakukan Keluarga Berencana

(KB) suntik yaitu sebanyak 29

responden (74,4%). Berdasarkan

tabulasi silang di atas dapat diketahui

bahwa suami yang mendukung

kepatuhan sesuai jadwal cenderung

mempengaruhi kepatuhan akseptor

melakukan Keluarga Berencana

(KB) suntik sesuai jadwal.

Dilakukan perhitungan

menggunakan analisis regresi

logistic didapatkan nilai signifikasi ρ

= 0,011 dengan α = 0,05 sehingga

dukungan suami berpengaruh

terhadap kepatuhan akseptor

melakukan Keluarga Berencana

(KB) suntik di Bidan Praktek Swasta

(BPS) Siti Aisyah Amd.Keb

Kendangsari Surabaya.

Page 4: 8.Ida Rafidah-Arief Wibowo (Volume 1 Nomor 1)

75

PEMBAHASAN

Dukungan dapat diartikan

sebagai satu diantara fungsi pertalian

atau ikatan sosial segi fungsionalnya

mencakup dukungan emosional,

mendorong adanya ungkapan

perasaan, memberi nasihat atau

informasi, pemberian bantuan

material. Sebagai fakta sosial yang

sebenarnya sebagai kognisi

individual atau dukungan yang

dirasakan melawan dukungan yang

diterima. Dukungan sosial terdiri atas

informasi atau nasihat verbal dan

atau non verbal, bantuan nyata atau

tindakan yang diberikan oleh

keakraban sosial atau didapat karena

kehadiran mereka dan mempunyai

manfaat emosional atau efek perilaku

bagi pihak penerima (Ninuk, 2007).

Sebagian besar suami menyarankan

ibu untuk melakukan kunjungan

ulang Keluarga Berencana (KB)

suntik sesuai jadwal. Namun pada

dukungan penghargaan, sebagian

besar suami tidak memberikan

semangat untuk ibu agar melakukan

kunjungan ulang Keluarga

Berencana (KB) suntik sesuai

jadwal. Pada dukungan instrumental

lebih banyak suami mengantarkan

ibu melakukan kunjungan ulang

Keluarga Berencana (KB) suntik

hanya menunggu diluar klinik dan

hanya sebagian kecil suami

mendampingi ibu sampai kedalam

ruang praktek bidan. Pada dukungan

emosional sebagian besar suami

menanyakan bagaimana kondisi

kesehatan ibu setelah melakukan

kunjungan ulang Keluarga

Berencana (KB) suntik. Namun

sebagian besar suami dalam

dukungan emosional tidak

mendukung seperti suami tidak

pernah mendengarkan keluhan-

keluhan yang ibu sampaikan selama

menggunakan Keluarga Berencana

(KB) suntik. Hal tersebut dapat

menyebabkan ibu merasa kurang

diperhatikan secara emosional oleh

suami sehingga dapat menggurangi

semangat ibu untuk melakukan

kunjungan ulang Keluarga

Berencana (KB) suntik sesuai

jadwal. Dukungan suami pada

masing-masing akseptor Keluarga

Berencana (KB) suntik sangat

berbeda jika dilihat berdasarkan data

karakteristik responden. Berdasarkan

tabulasi silang antara usia ibu dengan

dukungan suami ternyata usia tidak

mempengaruhi dukungan suami

sedangan berdasarkan pekerjaan ibu

rumah tangga paling banyak medapat

dukungan suami. Berdasarkan data

penghasilan, didapatkan paling

banyak penghasilan ibu Rp.

1.000.000-Rp.1.500.000 tidak

mendapat dukungan dari suami.

Berdasarkan data pendidikan paling

banyak suami mendukung istrinya

yang berpendidikan SMU.

Responden yang memiliki tingkat

pendidikan yang tinggi lebih mudah

memahami informasi tentang

Keluarga Berencana (KB) suntik

sehingga informasi yang telah

diperoleh diberitahukan kepada

suaminya untuk mendukung dalam

penggunaan alat kontrasepsi suntik.

Hal ini sesuai dengan pendapat

Koenjoroningrat (1991) yang dikutip

oleh Nursalam (2001) yang

menyatakan bahwa semakin tinggi

tingkat pendidikan seseorang

semakin mudah dalam menerima

informasi sehingga semakin banyak

pula pengetahuan yang dimiliki.

Berdasarkan data jumlah anak

didapatkan ibu yang mempunyai 1

Page 5: 8.Ida Rafidah-Arief Wibowo (Volume 1 Nomor 1)

76

anak paling banyak mendapatkan

dukungan dari suaminya.

Lawrence green (1980)

mengemukakan bahwa salah satu

faktor yang mempengaruhi

perubahan perilaku yang

berhubungan dengan kesehatan

adalah dukungan sosial dari

masyarakat sekitarnya, terutama

dukungan sosial dari keluarga

terdekat terutama suami. Hal ini di

dukung oleh pendapat Notoatmodjo

(2003) bahwa keluarga (suami) dan

teman merupakan salah satu unsur

pendukung dalam perilaku

kepatuhan. Secara umum orang

merasa bahwa menerima

penghiburan, perhatian dan

pertolongan yang mereka butuhkan

dari seseorang biasanya cenderung

lebih mudah mengikuti atau

mematuhi nasehat daripada

pengguna Keluarga Berencana (KB)

suntik yang kurang mendapat

dukungan suami.

Kepatuhan adalah suatu

kondisi yang tercipta dan berbentuk

melalui proses dari serangkaian

perilaku yang menunjukkan nilai-

nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

keteraturan dan ketertiban. Sikap

atau perbuatan yang dilakukan bukan

lagi atau sama sekali tidak dirasakan

sebagai beban, bahkan sebaliknya

akan membebani dirinya bila mana ia

tidak dapat berbuat sebagaimana

lazimnya (Prijodarminto,2003).

Kepatuhan akseptor melakukan

Keluarga Berencana (KB) suntik

sangat diperlukan untuk mencegah

kehamilan serta menyukseskan

program keluarga berencana nasional

untuk menekan laju pertumbuhan

penduduk indonesia.

Kepatuhan akseptor melakukan

Keluarga Berencana (KB) suntik

diklasifikasikan menjadi dua yaitu

sesuai jadwal dan tidak sesuai

jadwal. Berdasarkan usia didapatkan

paling banyak ibu yang berusia 26-

30 tahun lebih banyak melakukan

kunjungan ulang Keluarga

Berencana (KB) suntik sesuai

jadwal. Usia individu terhitung mulai

saat dilahirkan sampai saat berulang

tahun. Semakin cukup umur tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang

akan lebih matang dalam berfikir dan

bekerja (Azwar, 2009). Semakin

cukup umur akseptor Keluarga

Berencana (KB) suntik akan semakin

matang dalam berpikir bahwa

kunjungan ulang Keluarga

Berencana (KB) suntik sesuai jadwal

sangat penting untuk dilakukan.

Berdasarkan pekerjaan ternyata tidak

mempengaruhi kepatuhan akseptor

melakukan Keluarga Berencana

(KB) suntik sedangkan berdasarkan

data penghasilan didapatkan paling

banyak penghasilan ibu Rp.

1.000.000-Rp.1.500.000 lebih

banyak melakukan kunjungan ulang

Keluarga Berencana (KB) suntik

sesuai jadwal. Semakin tinggi

penghasilan semakin tinggi pula

status ekonomi. Status sosial

ekonomi berpengaruh terhadap

tingkah laku seseorang

(Latipun,2006). Pengguna Keluarga

Berencana (KB) suntik yang berasal

dari keluarga yang status sosial

ekonominya baik lebih memiliki

sikap positif memandang diri dan

masa depannya dibandingkan dengan

mereka yang berasal dari keluarga

dengan status sosial ekonomi rendah.

Berdasarkan data pendidikan di

dapatkan bahwa pendidikan terakhir

tamat SLTP lebih banyak melakukan

kunjungan ulang Keluarga

Berencana (KB) suntik tidak sesuai

Page 6: 8.Ida Rafidah-Arief Wibowo (Volume 1 Nomor 1)

77

jadwal. Responden yang memiliki

tingkat pendidikan yang rendah tidak

mudah memahami informasi tentang

(KB) suntik sehingga masih banyak

yang melakukan kunjungan ulang

Keluarga Berencana (KB) suntik

tidak sesuai jadwal. Hal ini sesuai

dengan pendapat Koenjoroningrat

(1991) yang dikutip oleh Nursalam

(2001) yang menyatakan bahwa

semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang semakin mudah dalam

menerima informasi sehingga

semakin banyak pula pengetahuan

yang dimiliki begitupun sebaliknya

semakin rendah tingkat pendidikan

seseorang semakin tidak mudah

dalam menerima informasi .

Berdasarkan data jumlah anak

didapatkan ibu yang mempunyai 1

anak lebih banyak melakukan

kunjungan ulang Keluarga

Berencana (KB) suntik sesuai

jadwal.

Kepatuhan akseptor Keluarga

Berencana (KB) suntik dipengaruhi

beberapa hal yaitu 1)Pendidikan, 2)

Pekerjaan, 3) Tingkat Pengetahuan,

4) Sikap, 5) Jumlah Anak dan 6)

Dukungan Suami. Berdasarkan teori

faktor dukungan suami merupakan

dorongan terhadap ibu secara moral

maupun material, dimana dukungan

suami mempengaruhi ibu untuk

menjadi akseptor Keluarga

Berencana (KB) suntik. Berdasarkan

hasil penelitian dukungan suami

mempunyai andil yang besar bagi

seorang istri untuk melakukan

kunjungan ulang sesuai jadwal.

Dukungan suami sangatlah

penting dalam memberikan semangat

istrinya untuk melakukan kunjungan

ulang Keluarga Berencana (KB)

suntik sesuai jadwal. Hal tersebut

terbukti pada hasil penelitian yang

membuktikan hipotesis bahwa

terdapat pengaruh dukungan suami

terhadap kepatuhan akseptor

Keluarga Berencana (KB) suntik,

namun yang perlu diperhatikan

adalah dukungan suami tersebut

tidak dapat diberikan secara

setengah-setengah seperti hanya

memberikan dukungan instrumental

saja, informatif saja, emosional saja

atau penghargaan saja sebaiknya

dukungan suami diberikan secara

sepenuhnya mencakup semua aspek

didalamnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

1. Sebagian besar suami

mendukung terhadap

kepatuhan akseptor melakukan

Keluarga Berencana (KB)

suntik yaitu sebanyak 39 orang

(61,9%)

2. Sebagian besar responden

patuh dalam melakukan

kunjungan ulang Keluarga

Berencana (KB) suntik sesuai

jadwal yaitu sebanyak 39

responden (61,9%).

3. Dukungan suami berpengaruh

terhadap kepatuhan akseptor

melakukan Keluarga

Berencana (KB) suntik di

Bidan Praktek Swasta (BPS)

Siti Aisyah Amd.Keb

Kendangsari Surabaya.

b. Saran

1. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat

khususnya ibu yang

menggunakan alat kontrasepsi

Keluarga Berencana (KB)

suntik agar meningkatkan

kepatuhan akseptor dengan

Page 7: 8.Ida Rafidah-Arief Wibowo (Volume 1 Nomor 1)

78

melakukan kunjungan ulang

Keluarga Berencana (KB)

suntik sesuai jadwal.

Dukungan suami dalam bentuk

dukungan emosional,

dukungan penghargaan,

dukungan instrumental dan

dukungan informatif seperti

menemani ibu melakukan

kunjungan ulang Keluarga

Berencana (KB) suntik sangat

diperlukan agar ibu dapat

melakukan kunjungan ulang

Keluarga Berencana (KB)

suntik sesuai jadwal.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S. 2010. ”Prosedur

Penelitian”. Jakarta: Rineka Cipta

Azwar, S. 2009. “Sikap Manusia

Teori Dan

Pengukuranya”. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar

Badan Koordinasi Keluarga

Berencana Nasional.2011.

“Perkembangan Pencapaian

Peserta KB baru Menurut Alat

Kontrasepsi”. Di akses pada

tanggal 20 November 2011 jam

09.00 WIB melalui

http://bkkbn.go.id

Badan Penelitian Dan

Pengembangan Kesehatan

Kementerian Kesehatan RI. 2010.

“Riset Kesehatan Dasar”. Jakarta.

Di akses pada tanggal 20

November 2011 jam 10.00 WIB

melalui

http://www.riskesdas.litbang.depk

es.go.id

Glasier, A. 2005. “Keluarga

Berencana dan Kesehatan

Reproduksi”. Jakarta: EGC.

Hartanto, H. 2006. “Keluarga

Berencana dan Kontrasepsi”.

Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Hidayat A.Aziz.2007. “Metode

Penelitian Kebidanan Teknik

Analisi Data”. Jakarta: Salemba

Medika.

Kuntoro, H. 2010. “Metode Sampling

dan Penentuan Besar Sampel”.

Surabaya: Pustaka Melati

Kurniawati, Ninuk dian,

2007.”Asuhan Keperawatan Pada

Pasien Terinfeksi HIVAIDS”.

Jakarta. SalembaMedika

Latipun. 2006. “Psikologi

Konseling”. Malang: UMM Press

Notoadmodjo, S. 2003. “Ilmu

Perilaku Kesehatan”. Jakarta:

Rineka Cipta

Notoadmodjo, S. 2003. “Pendidikan

dan Perilaku Kesehatan”. Jakarta:

Rineka Cipta

Nursalam & Pariani. (2001).

“Pendekatan Praktis Metodologi

Riset Keperawatan”. Surabaya:

FK UNAIR

Nursalam. 2008. “Konsep dan

Penerapan Metodologi Penelitian

Ilmu Keperawatan: Pedoman

Skripsi, Tesis dan Instrumen

Penelitian Keperawatan”.

Jakarta: Salemba Medika.

Prijodarminto, S. 2003. “Disiplin

Kiat Menuju Sukses”. Jakarta :

PT. Pradnya Paramita

Sugiyono. 2007. “Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D”.

Bandung: Alfabeta”

Saifuddin, AB. 2006. “Buku

Pedoman Praktis Pelayanan

Kontrasepsi”. Jakarta:

YBP–SP.