87730601 akuntansi sosial chapter 21
DESCRIPTION
makalah akuntansiTRANSCRIPT
CHAPTER 21
SOCIAL
ACCOUNTING
TUGAS AKUNTANSI PERILAKU
PPAK UNIVERSITAS MERCUBUANA
KELOMPOK 3:
1. Harto (55610210012)
2. Vivi
3. Agus Susanto (55610210015)
4. Bendy (55610210016)
5. Suma Radiayulini
6. Endang Suwardoyo (55610210020)
1
DEFINISI DAN RUANG LINGKUP
Akuntansi sosial didefinisikan sebagai ”suatu pengaturan, pengukuran dan
analisis terhadap dampak sosial dan ekonomi perilaku pemerintah dan bisnis
(entrepreneurial)”. Meskipun Akuntansi Sosial memfokuskan baik pada perilaku
pemerintah dan perilaku bisnis, namun pembahasan disini kami akan
memfokuskan pada Akuntansi Sosial seperti Akuntansi Sosial yang diterapkan
untuk kinerja bisnis. Menurut pengakuan ini, Akuntansi Sosial berarti penjajakan,
pengukuran, dan pelaporan mengenai hubungan antara bisnis dengan
lingkungannya. Lingkungan bisnis mencakup sumber daya alam, masyarakat yang
menggunakan sumber daya, staf yang dipekerjakan, konsumennya, pesaing, dan
perusahaan dan kelompok lain yang menangani lingkungan bisnis. Proses
pelaporan dapat bersifat internal dan eksternal.
Model ekonomi dan akuntansi tradisional memfokuskan pada produksi
dan distribusi produk dan jasa ke masyarakat. Akuntansi Sosial mengembangkan
beberapa model melalui penggunaan pengaruh kegiatan perusahaan pada
masyarakat. Contoh, sebuah pabrik penggilingan kerats (paper mill) tidak hanya
memproduksi bubur kertas dan produk kertas, selanjutnya menghasilkan
pencemaran limbah padat, udara dan air. Di sisi lain, penggilingan kertas
mungkin mendukung masyarakat melalui dengan memperbolehkan karyawan
untuk melakukan tugas kedermawanan atau melalui pendanaan perguruan tinggi
bagi mahasiswa yang sangat berguna. Menurut perspektif ini, Akuntansi Sosial
dapat dipandang sebagai pendekatan yang bermanfaat untuk pengukuran dan
laporan kontribusi (sumbangan) perusahaan kepada masyarakat.
Laba bersih biasanya dianggap sebagai kontribusi perusahaan untuk
masyarakat. Akuntansi Sosial memandang hal ini sebagai fokus penting.
Akuntansi Sosial menyatakan bahwa untuk mengukur kontribusi sosial
perusahaan secara memadai, baik biaya maupun laba harus dilibatkan. Laba
mungkin hanya didapatkan karena beberapa biaya sosial, seperti polusi air, dan
tidak dilibatkan dalam perhitungan laba perusahaan.
2
LATAR BELAKANG HISTORIS
Akuntansi Sosial memfokuskan pada penjajakan dan pengukuran manfaat-
manfaat sosial dan biaya sosial – sebagai konsep yang biasanya diabaikan oleh
para akuntansi tradisional. Untuk memahami pengembangan Akuntansi Sosial,
pertama harus memahami bagaimana manfaat dan biaya sosial ditangani pada
periode sebelumnya. Untuk tujuan kita, manfaat dan biaya sosial akan
didefinisikan sebagai pengaruh positif atauy negatif melalui pembangunan
ekonomi, industrialisasi, dan perubahan teknologi.
Model akutansi dasar (baik untuk tujuan keuangan maupun manajerial)
menggunakan teori ekonomi mikro untuk menetapkan apa yang dilibatkan dan
diabaikan dari perhitungan akuntansi. Oleh karena itu, manfaat dan biaya sosial
viasanya diabaikan oleh para ahli dan praktisi akuntansi.
Beberapa gerakan massa pada tahun 1960-an, khususnya beberapa gerakan
yang dilakukan untuk pembentukan pemerintah dan bisnis yang lebih respon
(tanggap) terhadap kebutuhan masyarakat, memfokuskan tanggung jawabnya
pada biaya dan manfaat sosial. Contoh, Gerakan hak-hak sipil yang bergabung
pada awal 1960-an dan pengesahan Undang-undang Hak-hak sipil pada tahun
1964, memiliki pengaruh besar baik pada pemerintah maupun bisnis. Pemerintah
dipengaruhi karena pemberi suara melibatkan sebagian besar kelompok minoritas,
yang membuat legislator (pembuat Undang-undang) lebih meyakini perlunya
beberapa Undang-undang baru.
Gerakan wanita merupakan gerakan hak-hak sipil serupa yang
menempatkan tekanan pemebrian hak suara baru terhadap prosedur pemerintah
dan prosedur perekrutan baru serta prosedur promosi di lingkungan kerja. Karena
wanita dilibatkan dalam kegiatan mendukung Undang-undang hak-hak sipil,
mereka membuat jalur terobosan dalam bisnis untuk beberapa kelompok
minoritas.
Selanjutnya tahun 1960-an terlihat maraknya gerakan lingkungan sejalan
dengan meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai pengaruh industrialisasi
pada kualitas udara, air, dan tanah. Peraturan Federal dan Negara disahkan untuk
melindungi beberapa sumber daya alam dan mengontrol pembuangan limbah
3
beracun. Undang-undang menetapkan standar untuk pembuangan polusi dan
mengenakan denda bagi yang melanggarnya.
Pada tahun 1960-an, konsumen semakin lebih tegas, yang dihasilkan
melalui gerakan hak-hak konsumen. Didukung oleh Ralph Nader dan para aktivis
lain, kelompok konsumen berupaya untuk menciptakan bisnis dan produk mereka
lebih respon terhadap kebutuhan konsumen. Upaya-upaya yang dilakukan
terhadap produk yang berbahaya dan produk yang tidak aman menghasilkan
produk yang kurang berbahaya atau produk yang dibeli di suatu pasar.
Meskipun tidak terdapat gerakan yang berhubungan dengan pemberlakuan
Undang-undang keselamatan dan kesehatan kerja (OSHA) pada awal tahun 1970-
an, peristiwa ini memiliki pengaruh signifikan pada bisnis. Undang-undang
kompensasi karyawan berlaku selama beberapa tahun, tetapi tidak efektif dalam
merubah kondisi kerja yang tidak nyaman dan tidaks ehar. Dengan pemberlakuan
Undang-undang kesehatan dan kesehatan kerja, bisnis yang gagal dalam
memenuhi standar yang ditetapkan dapat dikenakan denda atau ditutup hingga
mereka mematuhinya.
Respon Perusahaan
Sebelum tahun 1960-an, beberapa perusahaan dianggap sebagai “Warga
Negara yang baik”. Mereka memperoleh reputasi ini melalui produksi produk
bermutu, memperlakuan karyawan melalui penghargaan, kontribusi terhadap
masyarakat, atau sumbangan untuk fakir misnisn. Sejak tahun 1960-an, beberapa
perusahaan lain menempatkan kepekaan mereka terhadap kebutuhan sosial dan
semakin lebih respon terhadap masalah sosial. Manajemen mungkin menyatakan
bahwa perusahaan mereka merupakan bagian dari masyarakat: bahwa untuk
kelangsungan perusahaan, masyarakat harus hidup dan bekerja dengan lokasi
yang sehat, dan masyarakat membutuhkan kesejahteraan soail untuk membeli
produk perusahaan. Selanjutnya, respon terhadap kebutuhan sosial merupakan
hubungan public yang baik dan kemungkinan akan memberikan keuntungan
dalam jangka panjang.
Di sisi lain, beberapa perusahaan dan asosiasi industry menentang
perubahan peraturan federal baru dan berupaya untuk menghambat peraturan
4
tersebut melalui perilaku yang tidak patuh. Pada beberapa kasus, manajemen
mungkin meraa bahwa beberapa peraturan (misalnya: Undang-undang
perlindungalingkungan dan Undang-undang kesehatan dan keselamatan kerja
(OSHA)) akan memiliki pengaruh ekonomi negatif pada perusahaan mereka
karena biaya untuk mematuhi Undang-undang tidak memberikan manfaat.
Secara keseluruhan, pengakuan perusahaan terhadap tanggung jawab
sosial diterapkan pada tahap luas, berkisar dari ketdiakpatuhan terhadap Undang-
undang pada tahap ekstrim hingga memiliki standar lebih baik dari yang
ditetapkan oleh Undang-undang pada satu tahap ekstrim lain. Beberapa
perusahaan memperlihatkan perilaku warga Negara perusahaan yang baik pada
bidang-bidang dimana belum diatur Undang-undang.
Tingkat tanggung jawab sosial yang diakui perusahaan membutuhkan
keputusan aktif. Manajemen harus memutuskan seberapa besar pencemaran
(polusi) yang dihasilkan dan bagaimana untuk membersihkan polusi, siapa yang
akan direkrut, bagaimana untuk memperbaiki kondisi kerja, dan sejauhmana
dukungan terhadap bangunan. Jika manajemen mendukung tanggung jawab sosial
semata-mata untuk kepentingan laba jangka pendek, disini tidak memungkinkan
bahwa perusahaan akan mematuhi Undang-undang. Filsafat manajerial
merupakan faktur kunci dalam pembentukan hubungan bisnis dengan
masyarakatnya.
Respon terhadap Profesi Akuntansi
Meskipun para sarjana dan praktisi akuntansi membahas seberapa besar
profesi mereka mendukung tanggung jawab sosial perusahaan sebelum gerakan
tahun 1960-an, kemajuan besar dalam bidang ini dihasilkan pada akhir tahun
1960-an hingga pertengahan 1970-an. Dengan pemberlakuan Undang-undang
yang menetapkan program sosial pemerintah (seperti Headstart dan CETA),
beberapa akuntan merasa bahwa mereka akan menggunakan keahlian mereka
untuk menetapkan efektivitas program tersebut. Selanjutnya, setiap orang
dibutuhkan untuk mengukur respon perusahaan terhadap masalah-masalah yang
disuarakan pada tahun 1960-an. Selanjutnya lahir akuntanso sisial.
5
Pada akhir 1960-an dan awal 1970-an, beberapa pihak menyatakan
perlunya akuntansi sosial perusahaan. Robert Beyer, selaku mitra manajemen
pada Touche Ross di New York, menyatakan:
Pembatasan penggunaan udara dan air secara “bebas” juga sebagai
masalah tanggung jawab sosial. Masyarakat sekarang memerinci biaya-biaya yang
ada. Biaya dalam bentuk kehidupan dan kematian, kerusakan bangunan dan
bangunan bersejarah, pantai-pantai yang tercemar, daun-daun yang berjatuhan,
dan semua pengaruh polusi beracun lainnya. Perbedaan hanya pada bahwa
beberapa biaya tersebut ditransfer untuk mengukur kelayakannya – melalui
masyarakat luas hingga beberapa orang yang melakukan pencemaran dan
manfaatnya.
AKUNTANSI UNTUK BIAYA DAN MANFAAT SOSIAL
Sebagian landasan teori Akuntansi Sosial muncul dari analisis biaya dan
manfaat dari A.C. Pigou pada tahun 1948. A.C. Pigou adalah pakar ekonomi
klasik yang memperkenalkan konsep biaya dan manfaat ekonomi mikro pada
tahun 1920. Pertimbangan pentingnya adalah bahwa Optimalitas-Pareto (nilai
kemakmuran ekonomi bilamana nilai ini tidak memungkinkan untuk
meningkatkan kemakmuran seseorang tanpa mengurangi kemakmuran orang lain)
tidak dapat dicapai sepanjang jika produk bersih sosial dan produk bersih privat
tidak sama. Pada dasarnya, argumen Pigou disini adalah bahwa: Seorang
produsen membuat sebuah produk dimana dia meningkatkan manfaat pribadi
tertentu (yang oleh akuntan disebut sebagai penerimaan). Selanjutnya, disini
kemungkinan bahwa masyarakat secara keseluruhan memperoleh manfaat melalui
produk yang sangat besar.
Sebuah analisis serupa dapat dilakukan melalui pemusatan biaya. Menurut
Pigou, biaya-biaya sosial terdiri dari semua biaya pembuatan produk, biaya yang
berkaitan dengan siapa yang membiayanya. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
produsen disebut biaya privat. Perbedaan antara biaya sosiual dengan biaya privat
(disebut “biaya sosial yang tidak dapat dikompensasi”) dapat disebabkan oleh
beberapa factor. Perusahaan yang melakukan pencemaran dikenakan biaya
6
terhadap masyarakat, tetapi tidak dikenakan biaya ganti rugi masyarakat. Disini
disebut disekonomi eksternal. SItuasi dimana seorang karyawan mengalami
penyakit akibat kerja dimana karyawan tidak diberikan kompensasi penuh dapat
disebut sebagai eksploitasi factor produksi.
Menurut Pigou, optimalitas-Pareto hanya dicapai jika manfaat sosial
marjinal sama dengan biaya sosial marjinal. Perbedaan antara model Pogou
dengan model ekonomi tradisional – dimana penerimaan marjinal sama dengan
biaya marjinal – berasal dari perbedaan antara manfat sosial dan manfaat pribadi
dan perbedaan biaya sosial dengan biaya pribadi. Jika perbedaan nyata antara dua
seperangkat biaya dan manfaat adalah nol, maka tidak terdapat perbedaan antara
teori Pigovian dengan teori ekonomi tradisional. Namun demikian, para ekonomi
memandang perbedaan sebagai pengecualian kecil untuk mengabaikan model
ekonomi mikro dasar.
Teori Akuntansi Sosial
Berdasarkan analisis Pigou dan konsep “ikatan sosial”, K.V. Ramanathan
mengembangkan sebuah landasan teori untuk akuntansi biaya dan manfaat sosial.
Menurut pendapat Ramanathan, perusahaan memiliki ikatan (kontrak) yang
dinyatakan untuk memberikan manfaat sosial nyata kepada masyarakat. Manfaat
nyata adalah perbedaan antara dukungan perusahaan kepada masyarakat dengan
hambatan perusahaan terhadap kemunduran masyarakat. Meskipun dia
menggunakan bahasa yang berbeda, dimana Ramatahan menggunakan istilah
Pigou, bahwa manfaat sosial akan melebihi biaya sosial dan perusahaan
selanjutnya akan memperoleh kontribusi nyata kepada masyarakat. Dia meyakini
bahwa para akuntani harus mengukur kontribusi historis bersih (analogis untuk
neraca) dan kontribusi bersih tahunan dari suatu entitas kepada masyarakat.
Pada pendekatan Ramanathan, terdapat dua masalah penting. Pertama,
untuk mengetahui kontribusi nyata kepada masyarakat, beberapa jenis sistem
manfaat digunakan. Sebuah argument dapat digunakan untuk kepentingan
kesesuaian, perusahaan apakah harus berupaya mengembangkan pernyataan
7
kontribusi sosial berdasarkan pada nilai-nilai manajemen atau harus melibatkan
pihak luar untuk melakukan audit sosial.
Masalah kedua adalah mengenai pengukuran. Disini sulit untuk mengukur
jumlah item yang akan dilibatkan pada sebuah pernyataan mengenai kontribusi
nyata untuk masyarakat
Pengukuran
Satu alasan penting terhadap lambatnya kemajuan Akuntansi Sosial
adalah kesulitan dalam pengukur dukungan dan hambatan. Disni merupakan
proses tiga-tahap:
1. Menetapkan apa saja biaya dan manfat sosial.
2. Mencoba menjumlahkan semua item-item (pernyataan) yang relevan.
3. Menetapkan nilai dollar pada jumlah terakhir.
Menetapkan Sosial dan Manfaat Sosial
Memutuskan apakah biaya dan manfaat sosial bukan sebagai masalah
kecil. Disini tidak hanya melibatkan definisi biaya dan manfaat sosial yang tepat,
tetapi juga pemahaman mengenai beberapa sistem manfaat. Pigovian akan
mendefinisikan biaya sosial yang tidak dapat dikompensasi sebagai disekonomi
eksternal dan pemanfaatan factor-faktor produksi. Untuk menempatlkan definisi
ini ke dalam istilah operasional, disini mungkin mudah untuk mendefinisikan
biaya sosial yang tidak dapat disesuaikan sebagai semua penghambat yang
dialami manusia sebagai hasil dari kegiatan ekonomi dimana mereka tidak dapat
disesuaikan secara penuh.
Pada kenyataannya, sistem manfaat sosial merupakan factor penentu
penting untuk biaya dan manfaat sosial. Misalnya bahwa kita dapat mengatasi
masalah manfaat (nilai) dengan menggunakan beberapa jenis standar masyarakat,
maalah kita selanjutnya adalah mengidentifikasi penghambat dan pendukung
khusus. Sejumlah rancangan untuk mengkategorikan peristiwa yang menimbulkan
biaya dan manfaat sosial dibahas dalam kepustakaan. Dalam penelitian mengenai
pengungkapan sosial oleh perusahaan public besar, Ernst dan Ernst (1978)
8
menemukan bahwa pengungkapan berhubungan dengan delapan subjek: (1)
lingkungan, (2) energy, (3) preaktek bisnis yang wajar, (4) sumber daya manusia,
(5) keterlibatan masyarakat, (6) produk, dan (7) dan lain sebagainya. Sejumlah
peneliti menggunakan model Ernst & Ernst untuk menganalisis pengungkapan
sosial, namun disini belum dapat dijadikan sebagai dasar untuk semua model
laporan.
Penjumlahan Biaya dan Manfaat
Setelah kegiatan yang menghasilkan peningkatan biaya dan manfaat sosial
ditetapkan dan hambatan dan dukungan khusus diidentifikasi, pengaruhnya pada
masyarakat dapat diprediksi. Beberapa biaya dan manfaat sosial dapat
dikategorisikan apakah secara langsung atau tidak langsung. Contoh, pengaruh
langsung akan menjadi penyakit paru-paru hitam yang disebabkan oleh
penghisapan debu batu bara ketika bekerja di pertambahan batu bara. Pengaruh
langsung akan menjadi polusi air yang mengotori gelombang dan membunuh
ikannya. Polusi mungkin menyebabkan berkurangnya sumber makanan potensial
(ikan), berkurangnya kesempatan rekresional (perikanan, kolam renang, perahu
boat) dan dampak estetika negatif. Untuk mengukut hambatan nyata, kerugian
dimana orang menderita sebagai akibat dari beberapa peristiwa yang akan
diprediksi.
Untuk mengukur kemunduran, kita membutuhkan informasi mengenai
variabel kunci waktu dan akibat.
Waktu. Beberapa peristiwa yang menghasilkan biaya sosial membutuhkan waktu
beberapa tahun untuk mengetahui sebab dari suatu akibat. Dalam hal ini,
penyingkapan asbestos, pada ketinggian debu yang ditetapkan, karyawan harus
membutuhkan 8 tahun untuk mengurangi asbestos (seringkali terjadinya penyakit
fatal). Selanjutnya, disini mungkin membutuhkan waktu beberapa tahun setelah
penyingkapan awal asbestos kepada masyarakat yang secara actual dipengaruhi
oleh gangguan.
9
Akibat. Masyarakat dapat dipengaruhi secara ekonomi, secara fisik, secara
psikologis dan secara sosialoleh beberapa gangguan. Untuk mengukur biaya sosial
disini perlu menjajaki beberapa kerugian dan mengukur biaya sosial.
Biaya Ekonomi. Beberapa biaya yang terdiri dari biaya medis dan rumah sakit
yang tidak dikompensasikan, penurunan produktivitas, dan penurunan
penghasilan yang dialami oleh karyawan.
Kerugian Fisik. Karyawan yang menderita penyakit yang berhubungan dengan
asbestos akan menderita gangguan pernafasan dan mungkin kematian premature.
Kerugian Psikologis. Meskipun beberapa penyakit psikologis terjadinya akibat
hubungan dengan penyakit yang berkaitan dengan asbestos. Karyawan mungkin
merasa tidak memadia dan semakin menderita akibat: (1) penurunan peran
penghasilan dan produksi dalam keluarga; (2) tidak dapat melakukan kegiatan
fisik; dan (3) mengetahui bahwa kematian muingkin sebentar lagi.
Kerugian Sosial. Pada keluarga karyawan, perubahan peran mungkin terjadinya
sebagai akibat dari penyakit. Keluarga mungkin merasa trauma atas perceraian
yang terjadi. Sejumlah pengharuh negarif lain mungkin terjadinya. Manfaat nyata
untuks emua pengaruh harus diprediksi.
LAPORAN MENGENAI KINERJA SOSIAL
Konsep Akuntansi Sosial belum dikembangkan sepenuhnya dan terdapat
masalah pengukuran serius mengenai biaya dan manfaat. Selanjutnya, sejumlah
peneliti menganjurkan bahwa perusahaan harus membuat laporan mengenai
kinerja Akuntansi Sosial mereka baik secara internal maupun eksternal.
Audit Sosial
Audit sosial mengukur dan melaporkan pengaruh ekonomi, sosial, dan
pengaruh lingkungan untuk program-program yang berorientasi sosial dan
kegiatan rutin perusahaan. Terdapat beberapa cara untuk melakukan hal ini. Satu
strategi yang berhasil dimulai dengan membuat daftar kegiatan yang memiliki
dampak atau pengaruh sosial.
10
Audit sosial memberikan manfaat perusahaan melalui pembentukan
kesadaran manajer mengenai dampak (pengaruh) sosial dari beberapa tindakan
mereka.
Audit sosial sama dengan audit keuangan dimana audit sosial bertujuan
untuk menganalisis secara independen kinerja perusahaan dan menilai kinerja
perusahaan. Bagaimanapun, terdapat perbedaan penting, mengenai apa yang
dianalisis. Dalam audit sosial, auditor memeriksa kegiatan untuk menilai kinerja
sosial perusahaan dan juga kinerja finansialnya.
Laporan Sosial
Pemisahan laporan eksternal menggambarkan hubungan perusahaan
dengan masyarakat telah dipublikasikan oleh beberapa perusahaan Amerika dan
perusahaan asing. Perusahaan Amerika menerbitkan beberapa perusahaan
Amerika yang mempublikasikan beberapa laporan mencakup Norton Company,
First National Bank of Mineapolis, dan First pennsylvanie Bank.
David Linowes mengembangkan Laporan Kegiatan Sosial Ekonomi untuk
digunakan sebagai dasar untuk laporan informasi Akuntansi Sosial. Linowes
mengelompokkan laporannya ke dalam tiga kategori: (1) hubungan dengan
masyarakat, (2) hubungan dengan lingkungan, dan (3) hubungan dengan produk.
Masing-maisng kategori, dia membuat daftar dukungan sukarela oleh perusahaan
dan selanjutnya memperkecil hambatan yang disebabkan oleh kegiatan
perusahaan. Linowes mengukur setiap hal dalam laporan dan sampai pada
peneysuaian akhir, yang dia sebut sebagai kegiatan sosial ekonomki nyata. Pada
laporan Linowes, semua dukungan dan hambatan harus diprediksi secara moneter
– dimana diduga disini cukup sulit untuk dilakukan.
First Minneapolis Bank mempublikasikan laporan sosial sejak tahun 1972.
Laporan 1977-nya yang berjudul “Laporan Lingkungan Sosial Internal”, memuat
dua bagian: Asset Investasi Masyarakat dan asset Investasi Karyawan. Untuk item
penting dari dua bagian, bank memuat rencana tahun 1977, kinerja actual tahun
1977, dan rencana tahun 1979-nya.
11
Penyingkapan Dalam Laporan Tahunan
Beberapa perusahaan mempublikasikan laporan tahunan kepada pemegang
saham yang memuat beberapa item (pernyataan) informasi sosial. Ernst & Ernst
melakukan sebuah penelitian tahunan mengenai pengungkapan sosial yang
dilakukan oleh 500 perusahaan industry papan mengenai laporan tahunan mereka
dari tahun 1971 hingga 1978. Secara umum, disini ditemukan bahwa sejumlah
pengungkapan laporan sosial perusahaan dan jumlah pengungkapan yang
dilaporkan meningkatkan.
Pengembangan ke Luar Negeri
Perusahaan Eropa menggunakan pengungkapan (penyajian) informasi
sosial baik melalui laporan khusus maupun laporan tahunan. Sejumlah
perusahaan, meliputi perusahaan Swiss Migros, dan the Fortia Grouup dari
Swedia, mempublikaiskan laporan sosial lengkap. Perancis memberlakukan
Undang-undang yang mewajibkan perusahaan dengan jumlah karyawan besar
untuk memuat laporan mengenai item-otem yang berhubungan dengan karyawan.
Beberapa laporan memuat tentang (1) pekerjaan/jabatan, (2) gaji dan perubahan
sosial, (3) kesehatan dan keamanan kerja, (4) kondisi kerja lain, (5) latihan, (6)
hubungan industry, dan (7) komponen sosial yang relevan.
Model laporan Eropa digunakan oleh sejumlah perusahaan seperti model
yang dikembangkan dan digunakan oleh Deutsche Shell (Perusahaan Minyak
Shell Jerman). Sama dengan laporan dari perusahaan Perancis, laporan Deutsche
Shell memfokuskan pada hubungan perusahaan dengan karyawannya.
selanjutnya, memuat informasi mengenai jumlah bidang lain yang berhubungan
dengan dengan tanggung jawab sosial perusahaan.,
PENELITIAN BARU-BARU INI
Penelitian dalam bidang Akuntansi Sosial sangat luas dan memfokuskan
pada sejumlah masalah yang berkisar dari pengembangan landasan teori untuk
meneliti pengguna potensial data akuntansi sosial. Penelitian akademik baru-baru
ini memfokuskan pada kegunaan data Akuntansi Sosial untuk investor. Kritik
memandang hal inis sebagai myopic mode, selanjutnya dapat disesuaikan melalui
12
perlunya meyakinkan “kecenderungan” akuntan mengenai kegunaan data
Akuntansi Sosial.
Penelitian mengenai kegunaan informasi sosial untuk investor dapat
dikelompokkan ke dalam dua bidang penting: (1) penelitian mengenai investor
potensial, dan (2) pengujian empiris pengaruh pasar melalui penyungkapan
Akuntansi Sosial. Penelitian investor tidak menghasilkan pernyataan yang
meyakinkan mengenai perlunya informasi Akuntansi Sosial. Beberapa investor
nampaknya tertarik pada aspek-aspek informasi Akuntansi Sosial penting, namun
sebagian investor lain tidak.
Penelitian mengenai reaksi pasar saham terhadap pengungkapan informasi
sosial menyatakan bahwa para investor menyesuaikan harapan yang dikaitkan
dengan pengungkapan informasi Akuntansi Sosial. Tidak terdapat kesimpulan
yang jelas dari penelitian mengenai hubungan antara kinerja sosial, kinerja
ekonomi dengan pengungkapan sosial.
Penelitian masih harus dilakukan dalam bidang yang dibahas di atas dan
pada aspek-aspek Akuntansi Sosial lain seperti penentuan pengguna potensial
akan informasi Akuntansi Sosial (selain investor). Sebuah landasan teori mengacu
pada penelitian perintis Ramanathan (1976) juga harus dikembangkan.
Pertimbangan Diagnostik
Sekarang kami siap membantu Mr. Money dengan masalahnya mengenai
pembentukan penggilingan kertas di Hutan, Wisconsin. Pertama, Mr. Money
membuat sebuah daftar mengenai semua dukungan dan hambatran dimana
penggilingan kertas akan disediakan untuk penduduk Hutan. Dia mungkin
meneliti penduduk potensial secara informal seperti apa saja pengaruh yang
mereka duga, atau menggunakan model laporan sosial (misalnya: model Estes)
sebagai pedoman dalam pembuatan daftar. Dia akan menemukan bahwa bberapa
item pada daftar (misalnya: lapangan kerja yang tersedia, pajak) yang dapat
diperhitungkan, dan beberapa diantaranya tidak.
13