87281967 akibat lingkungan
DESCRIPTION
Dermatitis KontakTRANSCRIPT
Dermatitis Akibat Lingkungan Kerjam pada Industri
Kimia
A. Definisi
1. Adalah keadaan patologik kulit sebagai akibat adanya kontak dengan
bahan- bahan yang berhubungan dengan tempat kerja.
2. adalah kelainan kulit yang timbl pada waktu kerja atau disebabkan oleh
pekerjaan (Suma’mur)
3. adalah kelainan kulit yang disebabkan oleh lingkungan benda atau bahan
di tempat kerja (Widowati)
Jadi secara umum pengertian DAK adalah :
1. Kelainan yang primer yang disebabkan oleh komponen-komponen dari
lingkungan kerja. Atau
2. Penyakit kulit yang tidak terjadi jika penderita tidak mengerjakan
pekerjaan di tempat kerja.
B. Penyebab dermatosis
Dermatosis akibat kerja biasnaya dikelompokkan menurut mekanisme
yang menyebabkannya yaitu mekanik, fisik, biologic dan kimiawi.
1. Faktor mekanik : gesekan dan tekanan akibat pemakaian terus menerus
suatu alat sering menimbulkan penebalan kulit, kalus, abrasi dan uklus.
2. Faktor fisik : factor lingkungan misalnya panas, lembab, dingin, asap,
tumbuh – tumbuhan, kayu, sinar matahari dan ultraviolet dapat
menyebabkan berbagai kelainan kulit. Reaksi fototoksik dan foto alergik
dapat juga terjadi akibat pajanan tertentu.
3. Faktor biologik : bakteri, ragi, jamur, virus, dan parasit dapat
menimbulkan penyakit kulit primer pada lingkungan pekerjaan. Infeksi
bacterial skunder dapat merupakan komplikasi suatu erupsi eksematosa.
1
2
4. Factor kimiawi : zat kimia merupakan penyebab tersering suatu
dermatosis akibat kerja, dan biasanya digolongkan menurut pengaruhnya
pada permukaan kulit sebagai iritan atau sensitizer.
Zat Iritatan digolongkan sesuai dengan kerjanya pada kulit :
1. Zat yang merusak lapisan tanduk : alkali, sabun, pelarut organic
2. Zat yang melarutkan lipid permukaan kulit : pelarut anorganik dan
organic, deterjenZat penghidrasi : asam anorganik, anhidrida, alkali
3. Zat pengoksidasi : pemutih, krom, garam arsen dan seng, peroksida
4. Zat pengendap protein : krom, arsen, garam seng’
5. Zat penghidrolisa : senyawa kalsium
6. Zat pereduksi : asam oksalat, asam format
7. Photosensitizer : ter batubara, zat pewarna dan petroleum
8. Zat teratogenik : arsen, arang batubara, petroleum, radiasi matahari,
radiasi berion
Pada orang yang peka, suatu reaksi alergik dapat terjadi setelah terpajan
dengan zat kimia. Keadaan ini sangat khas dan penyebabnya adalah reaksi
hipersensitivitas. Gejala klinis reaksi ini tidak terjadi pada pajanan pertama,
tetapi timbul setelah melewati periode sensititasi sekitar 2 minggu dan
pajanan berikutnya menyebabkan dermatitis kontak eksematosa. Alergen
industry sangat banyak jumlahnya dan bersifat khas untuk setiap industry.
Allergen yang paling sering ialah garam nikel, kromat alkali, etilendiamin,
senyawa air raksa, resin (epoksi, fenolformaldehid), dinitroklorobenzen,
parafenilendiamin.
Faktor-faktor lain yang dapat menimbulkan DAK
1. Genetik
a. Ketebalan epidermis
b. Pigmentasi kulit
3
c. Lapisan lemak permukaan kulit
d. Ketebalan rambut
e. Produksi keringat
f. Reaksi pembuluh darah
g. Perubahan biokimia
2. Lingkungan
a. Variasi musim
b. Kelembaban
3. Faktor tidak langsung
a. Usia dan pengalaman kerja
b. Kebersihan perorangan
c. Penyakit kulit lain yang diderita
d. Obat-obatan lain yang diminum
C. Cara Bahan Kimia Menimbulkan Dermatosis
1. Iritasi atau perangsangan
a. Perangsangan primer adalah bahan yang menyebabkan iritasi.
b. Perangsangan primer mengadakan rangsangan pada kulit dengan
jalan melarutkan lemak kulit dengan mengambil air dari lapisan
kulit, dengan oksidasi atau reduksi. Sehingga keseimbangan kulit
terganggu dan timbullah dermatosis.
c. Bahan Kimia, contohnya : alkali, asam, minyak, ditergen, dll.
2. Sensitisasi atau pemekatan kulit
a. Pemeka / sentsitizer adalah bahan yang menyebabkan sensitisasi.
b. Biasanya disebabkan oleh bahan – bahan organic dengan struktur
molekul lebih sederhana yang dapat bergabung dengan putih telur
tubuh membentuk antigen.
c. Bahan kimia, contohnya : chrom, cobalt, nikel, karet, kosmetik, dll.
D. Macam-macam DAK
1. Dermatitis Kontak Akibat Kerja (DKAK)
4
a. Terjadi kontak antara kulit dengan bahan – bahan yang datang dari
luar dan bersifat toksik maupun alergik atau keduanya yang terjadi
akibat dari pekerjaannya.
b. Banyak terjadi pada industri farmasi, tekstil, cat, plastic, dll.
c. Terdapat dua bentuk dermatitis kontak, yaitu :
1) Dermatitis kontak toksik, akut dan kronik
2) Dermatitis kontak alergik
DK Toksik DK Alergik
Etiologi Iritan primer SenisitizerPatogenesis Kelainan timbul bila
iritan kontak dengan waktu dan konsentrasi cukup.
Terjadi reaksi hipersesitifitas lambat.
Permulaan Penyakit Pada kontak pertama Pada kontak ulang
Penderita Semua orang Pada orang yang alergi
Kelainan Kulit
Lebih hebat, lebih eritematosa dapat terbentuk bulat dan edema berbatas tegas.
Eritema tidak begitu merah, biasanya tidak disertai bulat dan edema, batas tidak jelas.
Simpomatologi Panas, sakit Gatal
2. Dematomikosis Akibat Kerja
Adalah semua penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur, yang
timbul pada waktu bekerja dan disebabkan oleh pekerjaan.
Misalnya :
Tinea kapitis : daerah kepala berambut
Tinea pedis : disela jari dan telapak tangan
Tinea unguium ( kelainan kuku )
Pitriasis Versikolor ( panu )
3. Akne Akibat Kerja
Bentuk akne yang sering dijumpai pada pekerja yang sering kontak
dengan zat – zat kimia.
Macam – macamnya adalah :
5
a. Chlor acne
- Penyebab utama : chlorinated hydrocarbon aromatic
- Umumnya timbul setelah paparan selama 1-5 bulan
- Lokasi : tempat terbuka maupun pakaian tertutup
b. Coaltar acne
- Lebih ringan daripada chlor acne
- Umumnya timbul setelah 1-2 minggu paparan dengan batu ter arang
crude coaltar (bersifat aknegenik)
- Lokasi : daerah yang tertutup pakaian saja
c. Cutting oils acne
- Lokasi : bagian ekstensior lengan dan paha bagian dalam, timbul
setelah kontak 3 bulan.
- Ada 2 macam :
1) Solube cutting oils
Terdiri atas emulsi minyak mineral dalam cairan sabun, mudah
larut dalam air.
2) Insoluble Cutting Oils
Mengandung minyak mineral, lemak dan sulfur.
4. Pigmentasi Akibat Kerja
a. Terjadi mekanisme perubahan pigmen yang terjadi pada pekerja –
pekerja yang berasal dari tempat kerja
b. Mekanisme :
1) “tattoing” dari bahan – bahan metal seperti merkuri, perak, besi,
emas, atau dari debu batu bara pertambangan.
2) Metal – metal membentuk deposit dan lapisan kotoran daerah
hubungan antara gusi dan gigi.
3) Absorbsi bahan secara local atau sistemik.
5. Kanker Kulit Akibat Kerja
a. Kanker yang timbul pada tempat trauma akibat kerja atau di daerah
kulit yang terpapar lama dengan bahan – bahan di tempat kerja.
b. Zat – zat yang menyebabkannya
6
1) Sinar Ultra Violet
2) Radiasi Ionisasi
3) Arsen Anorganik
4) Trauma Fisik
5) Hidrokarbon Polisiklik
E. Penegakan diagnosis
Diagnosis dermatitis akibat kerja didasarkan pada riwayat penyakit,
pemeriksaan jasmani, perjalanan erupsi dan pemeriksaan laboratorik (uji
tempel dan biopsy)
1. Riwayat penyakit
Informasi yang tepat yang dapat membantu menegakkan diagnosis
adalah:
a. Jenis pekerjaan
b. Keadaan kulit sebelum erupsi timbul
c. Zat yang ditangani langsung atau yang terdapat di lingkungan kerja
d. Pakaian pelindung, tindakan protektif dan bahan pembersih yang
digunakan
e. Permulaan dan perjalanan erupsi (perbaikan atau penyembuhan lesi
bila bebas dari pekerjaan untuk periode tertentu).
-Pengobatan sebelumnya (sendiri atau tenaga professional)
2. Pemeriksaam jasmani
Penampilan klinis erupsi dan lokasinya dapat member keterangan
tentang kemungkinan penyebabnya. Seluruh permukaan tubuh seharusnya
diperiksa untuk mencari tempat – tempat erupsi.
3. Pemeriksaan laboratorik
Pada uji tempel, sejumlah kecil zat penyebab yang dicurigai dalam
konsentrasi tertentu, dioleskan atau ditempelkan pada permukaan kulit.
Reaksi uji tempel dinilai positif bila dalam 24 sampai 48 jam timbul
kemerahan, edema atau vesikel pada tempat yang ditempelkan. Untuk
mengerjakan dan menilai hasil uji tempel, dibutuhkan pengetahuan yang
7
khusus. Untuk menghindari terjadinya eksaserbasi erupsi, sebaiknya
hanya dokter yang berpengalaman dalam uji tempel yang melakukannya.
Biopsy dan pemeriksaan histopatologik dilakukan untuk membatu
mengidentifikasi beberapa dermatosis akibat kerja dan bila telah dicurigai
terjadinya suatu keganasan.
4. Dermatitis kontak
Penderita dermatitis kontak jumlahnya sekitar 75% dari jumlah
seluruh dermatosis akibat kerja, dan disebabkan oleh sensitisasi alergik
atau iritasi kulit.
5. Dermatitis kontak alergik
Sensitasi terjadi sesudah kontak dengan suatu zat (allergen) tanpa
terjadinya perubahan kulit yang jelas. Sensitivitas biasanya timbul
beberapa minggu sesudah pajanan pertama, dan kontak berikutnya dengan
allergen yang sama, walaupun jumlahnya sedikit, akan menimbulkan
dermatitis kontak. Sensitivitas dapat bertahan selama beberapa bulan,
beberapa tahun, bahkan seumur hidup.
Beberapa zat kimia dapat bersifat sebagai allergen (sensitizer) maupun
iritan. Beberapa factor yang membantu terjadinya dermatitis kontak
alergik maupun iritan adalah penyakit kulit yang telah ada sebelumnya
(misalnya dermatitis atopic), suhu panas, kelembaban dan gesekan.
6. Gejala klinis
Dermatitis akut menunjukkan kemerahan, edema, papul, vesiken
dan kadang – kadang bula. Lesi berbatas tidak tegas, tunggal atau jamak,
berbagai ukuran dan bentuk, tetapi sering discoid, akibat koalisi akan
terbentuk lesi yang lebih luas. Dermatitis subakut ditandai oleh
kemerahan, edema ringan, vesikel kering dan keropeng. Dermatitis kronis
muncul sebagai lesi tebal yang kering, bersisik dan kadangkala terdapat
fisura. Secara subyektif penderita umumnya merasakan pruritus yang
kadang-kadang tidak tertahankan. Erupsi yang berfisura dan kering, pada
tempat tekanan (ujung jari) atau pada daerah fleksor (telapak tangan) akan
terasa nyeri.
8
7. Penyebab
Umumnya penyebabnya adalah zat kimia dalam berbagai bentuk.
Dermatitis eksematosa akut paling sering disebabkan oleh bahan kimia
yang mengiritasi dan men-sensitasi, misalnya deterjen industri, senyawa
logam (krom, nikel), asam atau alkali encer, resin, pelarut dan bahan
yang digunakan pada pabrik karet (anti-oksidan). Dermatitis kronis
sering disebabkan oleh semen untuk konstruksi, zat pembersih dan
produk resin.
Perjalanan penyakit Umumnya dermatitis akibat kerja membaik atau
menyembuh bila pajanan dihilangkan. Biasanya dermatitis akut akan
sembuh dalam waktu 1-4 minggu. Umumnya dermatitis kontak iritan
dimulai sebagai erupsi akut yang ringan, dan segera berubah menjadi
kronis. Tahap kronis ini dapat berlangsung berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun, dengan periode eksaserbasi di dalamnya.
8. Pemeriksaan histopatologi
Gambaran histologik yang dijumpai sama seperti erupsi eksematosa
lain. Dengan pemeriksaan ini tidak dapat dibedakan dermatitis kontak
alergik dengan dermatitis kontak iritan. Pada dermatitis akut, terlihat
edema interseluler yang jelas (spongiosis) dan ederma intraseluler di
sekitar vesikel dan bula. Pada dermis terdapat ditalasi vaskuler, edema
dan infiltrate sel mononuclear perivaskuler. Gamabaran dermatitis
subakut secara histologist mirip dengan dermatitis akut, tetapi vesikel
lebih kecil, terdapat akantosis sedang, kadang – kadang parakeratosis dan
pembentukan krusta. Pada dermatitis kronis terdapat akantosis,
hyperkeratosis. Parakeratosis dan beberapa spongiosis. Di dermis
terdapat infiltrasi perivaskuler, kapiler yang banyak dan kolagen
(fibrosis) yang bertambah.
9. Diagnosis banding
9
Dermatitis kontak non-okupasional. Tidak semua dermatitis
kontak pada pekerja disebabkan oleh pajanan pekerjaannya. Perlu
diselidiki zat – zat penyebab di luar pekerjaan misalnya produk
pembersih rumah tangga, zat yang terpajandalam hobi (fotografi,
pekerkajaan kayu, melukis, berkebun, mendaki gunung).
10. Dermatitis seboroik
Keadaan ini terdapat sebagai erupsi eksematosa kronis di kepala,
region post-aurikularis, pertengahan dada, aksila atau lipat paha.
Eksaserbasi dapat terjadi sehubungan dengan pekerjaan, terutama pada
pekerja yang terpajan panas, pelumas dan minyak.
F. Kasus Dermatosis oleh Zat Kimia
Kebanyakankasus dermatitis zat kimia di sebabkan oleh jenis dermatitis
kontak. Dermatitis kontak adalah inflamasi pada kulit yang terjadi karena
kulit telah terpapar oleh bahan yang mengiritasi kulit atau menyebabkan
reaksi alergi. Dermatitis kontak akan menyebabkan ruam yang besar, gatal
dan rasa terbakar dan hal ini akan bertahan sampai berminggu-minggu. Gejala
dermatitis kontak akan menghilang bila kulit sudah tidak terpapar oleh bahan
yang mengiritasi kulit tersebut.
Penyebab
Tergantung dari penyebabnya, dermatitis kontak dibagi 2, yaitu:
1. Dermatitis Kontak Iritan (DKI)
Dermatitis kontak iritan dicetuskan dari paparan ke bahan yang
toksin atau iritatif ke kulit manusia, dan tidak disebabkan reaksi alergi.
Pada anak-anak, bahan iritan yang paling sering menyebabkan DKI adalah
popok bayi. Hal ini akan menyebabkan keadaan yang dinamakan “diaper
dermatitis”, reaksi kulit di daerah yang terpapar popok bayi yang
10
disebabkan kontak terlalu lama dengan bahan kimia alami terdapat di air
seni dan tinja. Selain itu dapat pula DKI terjadi di sekitar mulut karena
kulit terpapar dengan makanan bayi ataupun air liur. Pada orang dewasa,
DKI terjadi seringkali karena paparan sabun dan deterjen.
2. Dermatitis Kontak Alergi (DKA)
Dermatitis kontak alergi adalah reaksi kekebalan tubuh yang terjadi
pada seseorang yang terlalu sensitif terhadap bahan kimia tertentu. Pada
DKA, peradangan mungkin belum terjadi sampai 24 – 36 jam jam setelah
kontak dengan bahan kimia tersebut. Bentuk alergi berbeda dari satu orang
ke orang lain. Alergen (bahan yang menyebabkan alergi) yang biasa
menjadi penyebab DKA adalah bahan kimia yang mengandung nikel yang
banyak terdapat di jam tangan, perhiasan logam, resleting dan objek logam
lainnya; neomisin pada antibiotik salep kulit; potassium dikromat, bahan
kimia yang sering terdapat pada sepatu kulit dan baju; latex pada sarung
tangan dan pakaian karet.
Gejala
Dermatitis kontak biasanya hanya terjadi di tempat yang berkontak
langsung dengan alergen, walaupun beberapa kasus yang berat dapat
mengenai daerah di luar yang berkontak langsung atau meluas ke seluruh
tubuh. Terkadang alergen berpindah dari jari tangan, sehingga daerah yang
tidak terpikirkan akan terkena seperti daerah kelopak mata atau kemaluan.
Gejala dan tanda dematitis kontak antara lain:
Bintik-bintik atau benjolan kemerahan
Gatal dan bengkak
Keluar cairan dari kulit yang terkena atau timbul lenting-
lenting dan bula pada kasus yang berat
11
1. Kromium
Banyak sekali dermatitis akibat kerja yang disebabkan oleh iritasi
atau sensitasi senyawa kromium. Sensitasi terjadi perlahan dan baru
timbul setelah bertahun-tahun, pekerja konstruksi dan industri lain yang
terpajan dengan senyawa yang mengandung krom misalnya cat warna
kuning atau hijau, bahan fotografi dan percetakan. Zat anti korosif dan
uap las patri. Kromat yang terdapat dalam semen merupakan penyebab
utama sensitasi pada tukang dan pekerja semen.
2. Nikel
Pajanan terhadap nkel dan garamnya merupakan penyuebab paling
sering dari dermatitis kontak alergik yang diindukasi logam. Nikel
banayak dipakai diu pabrik peralatan dari logam dan sebagai bahan
pengeras logam lain. Pajanan nikel dapat merupakan hal yang
berhubungan dengan pekerjaan ataupun tidak. Sensitasi pada pria
biasanya akibat pajanan pekerjaan, namun dapat juga akibat kontak
dengan jam tangan, penjepit atau kacamata. Pada wanita, sumbernya
adalah pengait logam pada pakaian dan perhiasan. Individu yang telah
tersensitasi dapat menderita erupsi beberapa tahun kemudian bila terpajan
dengan nikel atau garamnya di lingkungan kerja. Pekerja yang sering
terkena ialah pekerja yang memakai alat yang dilapisi nikel (penata
rambut, tukang jahit, pekerja kantor, sering memegang uang logam).
Trauma, tekanan dan keringat yang berlebihan dapat melepaskan nikel
dari benda yang mengandung nikel.
3. Plastik
Bahan ini banyak digunakan dalam industri dan banyak pula
menyebankan dermatosis. Zat-zat plastik yang dapat menyebabkan
dermatosis kontak:
12
a. Resin epoksi : merupakan iritan dan sensitizer kuat yang banyak
dipakai dalam pembuatan alat listrik, lem kantor dan rumah tangga,
perekat (karet,keramik,logam) dancat.
b. Plastik urea formaldehis : pelapis pengkilap kayu, sebagai bahan
adesif dalam industri tekstil
c. Plastik akrilik : diapaki dalam cat, bahan gigi palsu, kuku palsu,
lensa kontak dan protesa ortopedik
4. Kanker kulit
Dapat disebabkan oleh hasil sampingan pada penambangan
batubara misalnya “soot”, ter, antrasen dan derivat petroleum, juga sering
dijumpai pada pelaut dan petani.
5. Folikulitis dan erupsi akneiformis
Disebabkan oleh cutting oil. Petroleum mentah, derivat ter
batubara, klorobenzen, klorfenol chromated diphenyl, chromated
triphenyl.
6. Granuloma
disebabkan oleh silika yang ada di tanah, pasir dan kaca yang
mengandung silikon dioksida yang mengkontaminasi kulit yang lecet atau
luka. Graunuloma berilium terjadi pada pekerja pabrik lampu fluoresen.
Graunuloma zirkonium terjadi pada pekerja industri zirkonium.
7. Kelainan pigmentasi
Melanosis dapat terjadi pada pekerja yag terpajan arsen, ter,
minyak mentah, cutting oil, chloracnogen, sinar matahari dan sayur.
Leokoderma dapat disebabkan oleh eter monobenzil hidrokuinon,
germisida deterjen fenolik, antioksidan dan katekol.( Klik gambar)
G. Pencegahan
1. Pemeriksaan kesehatan karyawan sebelum diterima bekerja dan
pemeriksaan kesehatan secara berkala. Berfungsi untuk mendeteksi
pekerja yang rentan, untuk timbulnya dermatitis iritan, tidak toleransi
terhadap ditergen, sabun, atau debu.
2. Melakukan Rotasi kerja.
13
3. Kebersihan pribadi, menggunakan sabun dan air bersih.
4. Kebersihan Lingkungan Kerja
5. Upaya yang dilakukan untuk menghindari semaksimal mungkin kontak
antara karyawan dengan bahan – bahan berbahaya, misalnya : disediakan
alat penghisap debu, tersedia fasilitas dan alat pencuci tangan, ventilasi
yang baik, ruang ganti pakaian yang selalu bersih, tempat kerja bersih dari
bahan – bahan berbahaya, pemeliharaan kebersihan alat kerja atau mesin.
6. Usaha perlindungan terhadap pekerja
7. Menyediakan APD bagi pekerja, berupa sarung tangan, helmet, pakaian
khusus, masker, goggles.
8. Menyediakan bahan pembersih atau pencuci diri yang tidak menimbulkan
iritasi.
9. Menyediakan krem penahan sebagai pelindung muka terhadap zat yang
diudara, misalnya : vanishing krem, water repellent cream, dll.
10. Training pekerja
Meliputi : JSA, identifikasi bahaya semua proses, identifikasi komposisi
semua bahan kimia, hygiene dan kebersihan pribadi.
11. Identifikasi bahan – bahan baru yang akan digunakan di perusahaan
dengan menguji toksisitasnya.
12. Substitusi bahan – bahan yang berbahaya dengan bahan yang kurang atau
tidak berbahaya.
Kepustakaan
1. Brathiarta M. Dermatitis kontak pada pekerja. Dalam : kumpulan makalah
Lokakarya Dermatitis kontak Lab/unit Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
FK UGM/RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta 29-30 Januari 1997
2. Canizares O. Occupational dermatoses. Schering Corporation USA
Kenilwoth, New Jersey 198
3. Emmet EA. Occupational Dermatoses. Dalam : Fitzpatrick TB, Eisen AZ;
Wolff K, Freeberg IM, Austen KF eds Dermatology in
14
4. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/11/jtptunimus-gdl-s1-2008-
rachmatroe-522-3-bab2.pdf