87281967 akibat lingkungan

21
Dermatitis Akibat Lingkungan Kerjam pada Industri Kimia A. Definisi 1. Adalah keadaan patologik kulit sebagai akibat adanya kontak dengan bahan- bahan yang berhubungan dengan tempat kerja. 2. adalah kelainan kulit yang timbl pada waktu kerja atau disebabkan oleh pekerjaan (Suma’mur) 3. adalah kelainan kulit yang disebabkan oleh lingkungan benda atau bahan di tempat kerja (Widowati) Jadi secara umum pengertian DAK adalah : 1. Kelainan yang primer yang disebabkan oleh komponen-komponen dari lingkungan kerja. Atau 2. Penyakit kulit yang tidak terjadi jika penderita tidak mengerjakan pekerjaan di tempat kerja. B. Penyebab dermatosis Dermatosis akibat kerja biasnaya dikelompokkan menurut mekanisme yang menyebabkannya yaitu mekanik, fisik, biologic dan kimiawi. 1

Upload: tiarakusumaningtyas

Post on 01-Dec-2015

35 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Dermatitis Kontak

TRANSCRIPT

Page 1: 87281967  Akibat Lingkungan

Dermatitis Akibat Lingkungan Kerjam pada Industri

Kimia

A. Definisi

1. Adalah keadaan patologik kulit sebagai akibat adanya kontak dengan

bahan- bahan yang berhubungan dengan tempat kerja.

2. adalah kelainan kulit yang timbl pada waktu kerja atau disebabkan oleh

pekerjaan (Suma’mur)

3. adalah kelainan kulit yang disebabkan oleh lingkungan benda atau bahan

di tempat kerja (Widowati)

Jadi secara umum pengertian DAK adalah :

1. Kelainan yang primer yang disebabkan oleh komponen-komponen dari

lingkungan kerja. Atau

2. Penyakit kulit yang tidak terjadi jika penderita tidak mengerjakan

pekerjaan di tempat kerja.

B. Penyebab dermatosis

Dermatosis akibat kerja biasnaya dikelompokkan menurut mekanisme

yang menyebabkannya yaitu mekanik, fisik, biologic dan kimiawi.

1. Faktor mekanik : gesekan dan tekanan akibat pemakaian terus menerus

suatu alat sering menimbulkan penebalan kulit, kalus, abrasi dan uklus.

2. Faktor fisik : factor lingkungan misalnya panas, lembab, dingin, asap,

tumbuh – tumbuhan, kayu, sinar matahari dan ultraviolet dapat

menyebabkan berbagai kelainan kulit. Reaksi fototoksik dan foto alergik

dapat juga terjadi akibat pajanan tertentu.

3. Faktor biologik : bakteri, ragi, jamur, virus, dan parasit dapat

menimbulkan penyakit kulit primer pada lingkungan pekerjaan. Infeksi

bacterial skunder dapat merupakan komplikasi suatu erupsi eksematosa.

1

Page 2: 87281967  Akibat Lingkungan

2

4. Factor kimiawi : zat kimia merupakan penyebab tersering suatu

dermatosis akibat kerja, dan biasanya digolongkan menurut pengaruhnya

pada permukaan kulit sebagai iritan atau sensitizer.

Zat Iritatan digolongkan sesuai dengan kerjanya pada kulit :

1. Zat yang merusak lapisan tanduk : alkali, sabun, pelarut organic

2. Zat yang melarutkan lipid permukaan kulit : pelarut anorganik dan

organic, deterjenZat penghidrasi : asam anorganik, anhidrida, alkali

3. Zat pengoksidasi : pemutih, krom, garam arsen dan seng, peroksida

4. Zat pengendap protein : krom, arsen, garam seng’

5. Zat penghidrolisa : senyawa kalsium

6. Zat pereduksi : asam oksalat, asam format

7. Photosensitizer : ter batubara, zat pewarna dan petroleum

8. Zat teratogenik : arsen, arang batubara, petroleum, radiasi matahari,

radiasi berion

Pada orang yang peka, suatu reaksi alergik dapat terjadi setelah terpajan

dengan zat kimia. Keadaan ini sangat khas dan penyebabnya adalah reaksi

hipersensitivitas. Gejala klinis reaksi ini tidak terjadi pada pajanan pertama,

tetapi timbul setelah melewati periode sensititasi sekitar 2 minggu dan

pajanan berikutnya menyebabkan dermatitis kontak eksematosa. Alergen

industry sangat banyak jumlahnya dan bersifat khas untuk setiap industry.

Allergen yang paling sering ialah garam nikel, kromat alkali, etilendiamin,

senyawa air raksa, resin (epoksi, fenolformaldehid), dinitroklorobenzen,

parafenilendiamin.

Faktor-faktor lain yang dapat menimbulkan DAK

1. Genetik

a. Ketebalan epidermis

b. Pigmentasi kulit

Page 3: 87281967  Akibat Lingkungan

3

c. Lapisan lemak permukaan kulit

d. Ketebalan rambut

e. Produksi keringat

f. Reaksi pembuluh darah

g. Perubahan biokimia

2. Lingkungan

a. Variasi musim

b. Kelembaban

3. Faktor tidak langsung

a. Usia dan pengalaman kerja

b. Kebersihan perorangan

c. Penyakit kulit lain yang diderita

d. Obat-obatan lain yang diminum

C. Cara Bahan Kimia Menimbulkan Dermatosis

1. Iritasi atau perangsangan

a. Perangsangan primer adalah bahan yang menyebabkan iritasi.

b. Perangsangan primer mengadakan rangsangan pada kulit dengan

jalan melarutkan lemak kulit dengan mengambil air dari lapisan

kulit, dengan oksidasi atau reduksi. Sehingga keseimbangan kulit

terganggu dan timbullah dermatosis.

c. Bahan Kimia, contohnya : alkali, asam, minyak, ditergen, dll.

2. Sensitisasi atau pemekatan kulit

a. Pemeka / sentsitizer adalah bahan yang menyebabkan sensitisasi.

b. Biasanya disebabkan oleh bahan – bahan organic dengan struktur

molekul lebih sederhana yang dapat bergabung dengan putih telur

tubuh membentuk antigen.

c. Bahan kimia, contohnya : chrom, cobalt, nikel, karet, kosmetik, dll.

D. Macam-macam DAK

1. Dermatitis Kontak Akibat Kerja (DKAK)

Page 4: 87281967  Akibat Lingkungan

4

a. Terjadi kontak antara kulit dengan bahan – bahan yang datang dari

luar dan bersifat toksik maupun alergik atau keduanya yang terjadi

akibat dari pekerjaannya.

b. Banyak terjadi pada industri farmasi, tekstil, cat, plastic, dll.

c. Terdapat dua bentuk dermatitis kontak, yaitu :

1) Dermatitis kontak toksik, akut dan kronik

2) Dermatitis kontak alergik

DK Toksik DK Alergik

Etiologi Iritan primer SenisitizerPatogenesis Kelainan timbul bila

iritan kontak dengan waktu dan konsentrasi cukup.

Terjadi reaksi hipersesitifitas lambat.

Permulaan Penyakit Pada kontak pertama Pada kontak ulang

Penderita Semua orang Pada orang yang alergi

Kelainan Kulit

Lebih hebat, lebih eritematosa dapat terbentuk bulat dan edema berbatas tegas.

Eritema tidak begitu merah, biasanya tidak disertai bulat dan edema, batas tidak jelas.

Simpomatologi Panas, sakit Gatal

2. Dematomikosis Akibat Kerja

Adalah semua penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur, yang

timbul pada waktu bekerja dan disebabkan oleh pekerjaan.

Misalnya :

Tinea kapitis : daerah kepala berambut

Tinea pedis : disela jari dan telapak tangan

Tinea unguium ( kelainan kuku )

Pitriasis Versikolor ( panu )

3. Akne Akibat Kerja

Bentuk akne yang sering dijumpai pada pekerja yang sering kontak

dengan zat – zat kimia.

Macam – macamnya adalah :

Page 5: 87281967  Akibat Lingkungan

5

a. Chlor acne

- Penyebab utama : chlorinated hydrocarbon aromatic

- Umumnya timbul setelah paparan selama 1-5 bulan

- Lokasi : tempat terbuka maupun pakaian tertutup

b. Coaltar acne

- Lebih ringan daripada chlor acne

- Umumnya timbul setelah 1-2 minggu paparan dengan batu ter arang

crude coaltar (bersifat aknegenik)

- Lokasi : daerah yang tertutup pakaian saja

c. Cutting oils acne

- Lokasi : bagian ekstensior lengan dan paha bagian dalam, timbul

setelah kontak 3 bulan.

- Ada 2 macam :

1) Solube cutting oils

Terdiri atas emulsi minyak mineral dalam cairan sabun, mudah

larut dalam air.

2) Insoluble Cutting Oils

Mengandung minyak mineral, lemak dan sulfur.

4. Pigmentasi Akibat Kerja

a. Terjadi mekanisme perubahan pigmen yang terjadi pada pekerja –

pekerja yang berasal dari tempat kerja

b. Mekanisme :

1) “tattoing” dari bahan – bahan metal seperti merkuri, perak, besi,

emas, atau dari debu batu bara pertambangan.

2) Metal – metal membentuk deposit dan lapisan kotoran daerah

hubungan antara gusi dan gigi.

3) Absorbsi bahan secara local atau sistemik.

5. Kanker Kulit Akibat Kerja

a. Kanker yang timbul pada tempat trauma akibat kerja atau di daerah

kulit yang terpapar lama dengan bahan – bahan di tempat kerja.

b. Zat – zat yang menyebabkannya

Page 6: 87281967  Akibat Lingkungan

6

1) Sinar Ultra Violet

2) Radiasi Ionisasi

3) Arsen Anorganik

4) Trauma Fisik

5) Hidrokarbon Polisiklik

E. Penegakan diagnosis

Diagnosis dermatitis akibat kerja didasarkan pada riwayat penyakit,

pemeriksaan jasmani, perjalanan erupsi dan pemeriksaan laboratorik (uji

tempel dan biopsy)

1. Riwayat penyakit

Informasi yang tepat yang dapat membantu menegakkan diagnosis

adalah:

a. Jenis pekerjaan

b. Keadaan kulit sebelum erupsi timbul

c. Zat yang ditangani langsung atau yang terdapat di lingkungan kerja

d. Pakaian pelindung, tindakan protektif dan bahan pembersih yang

digunakan

e. Permulaan dan perjalanan erupsi (perbaikan atau penyembuhan lesi

bila bebas dari pekerjaan untuk periode tertentu).

-Pengobatan sebelumnya (sendiri atau tenaga professional)

2. Pemeriksaam jasmani

Penampilan klinis erupsi dan lokasinya dapat member keterangan

tentang kemungkinan penyebabnya. Seluruh permukaan tubuh seharusnya

diperiksa untuk mencari tempat – tempat erupsi.

3. Pemeriksaan laboratorik

Pada uji tempel, sejumlah kecil zat penyebab yang dicurigai dalam

konsentrasi tertentu, dioleskan atau ditempelkan pada permukaan kulit.

Reaksi uji tempel dinilai positif bila dalam 24 sampai 48 jam timbul

kemerahan, edema atau vesikel pada tempat yang ditempelkan. Untuk

mengerjakan dan menilai hasil uji tempel, dibutuhkan pengetahuan yang

Page 7: 87281967  Akibat Lingkungan

7

khusus. Untuk menghindari terjadinya eksaserbasi erupsi, sebaiknya

hanya dokter yang berpengalaman dalam uji tempel yang melakukannya.

Biopsy dan pemeriksaan histopatologik dilakukan untuk membatu

mengidentifikasi beberapa dermatosis akibat kerja dan bila telah dicurigai

terjadinya suatu keganasan.

4. Dermatitis kontak

Penderita dermatitis kontak jumlahnya sekitar 75% dari jumlah

seluruh dermatosis akibat kerja, dan disebabkan oleh sensitisasi alergik

atau iritasi kulit.

5. Dermatitis kontak alergik

Sensitasi terjadi sesudah kontak dengan suatu zat (allergen) tanpa

terjadinya perubahan kulit yang jelas. Sensitivitas biasanya timbul

beberapa minggu sesudah pajanan pertama, dan kontak berikutnya dengan

allergen yang sama, walaupun jumlahnya sedikit, akan menimbulkan

dermatitis kontak. Sensitivitas dapat bertahan selama beberapa bulan,

beberapa tahun, bahkan seumur hidup.

Beberapa zat kimia dapat bersifat sebagai allergen (sensitizer) maupun

iritan. Beberapa factor yang membantu terjadinya dermatitis kontak

alergik maupun iritan adalah penyakit kulit yang telah ada sebelumnya

(misalnya dermatitis atopic), suhu panas, kelembaban dan gesekan.

6. Gejala klinis

Dermatitis akut menunjukkan kemerahan, edema, papul, vesiken

dan kadang – kadang bula. Lesi berbatas tidak tegas, tunggal atau jamak,

berbagai ukuran dan bentuk, tetapi sering discoid, akibat koalisi akan

terbentuk lesi yang lebih luas. Dermatitis subakut ditandai oleh

kemerahan, edema ringan, vesikel kering dan keropeng. Dermatitis kronis

muncul sebagai lesi tebal yang kering, bersisik dan kadangkala terdapat

fisura. Secara subyektif penderita umumnya merasakan pruritus yang

kadang-kadang tidak tertahankan. Erupsi yang berfisura dan kering, pada

tempat tekanan (ujung jari) atau pada daerah fleksor (telapak tangan) akan

terasa nyeri.

Page 8: 87281967  Akibat Lingkungan

8

7. Penyebab

Umumnya penyebabnya adalah zat kimia dalam berbagai bentuk.

Dermatitis eksematosa akut paling sering disebabkan oleh bahan kimia

yang mengiritasi dan men-sensitasi, misalnya deterjen industri, senyawa

logam (krom, nikel), asam atau alkali encer, resin, pelarut dan bahan

yang digunakan pada pabrik karet (anti-oksidan). Dermatitis kronis

sering disebabkan oleh semen untuk konstruksi, zat pembersih dan

produk resin.

Perjalanan penyakit Umumnya dermatitis akibat kerja membaik atau

menyembuh bila pajanan dihilangkan. Biasanya dermatitis akut akan

sembuh dalam waktu 1-4 minggu. Umumnya dermatitis kontak iritan

dimulai sebagai erupsi akut yang ringan, dan segera berubah menjadi

kronis. Tahap kronis ini dapat berlangsung berbulan-bulan bahkan

bertahun-tahun, dengan periode eksaserbasi di dalamnya.

8. Pemeriksaan histopatologi

Gambaran histologik yang dijumpai sama seperti erupsi eksematosa

lain. Dengan pemeriksaan ini tidak dapat dibedakan dermatitis kontak

alergik dengan dermatitis kontak iritan. Pada dermatitis akut, terlihat

edema interseluler yang jelas (spongiosis) dan ederma intraseluler di

sekitar vesikel dan bula. Pada dermis terdapat ditalasi vaskuler, edema

dan infiltrate sel mononuclear perivaskuler. Gamabaran dermatitis

subakut secara histologist mirip dengan dermatitis akut, tetapi vesikel

lebih kecil, terdapat akantosis sedang, kadang – kadang parakeratosis dan

pembentukan krusta. Pada dermatitis kronis terdapat akantosis,

hyperkeratosis. Parakeratosis dan beberapa spongiosis. Di dermis

terdapat infiltrasi perivaskuler, kapiler yang banyak dan kolagen

(fibrosis) yang bertambah.

9. Diagnosis banding

Page 9: 87281967  Akibat Lingkungan

9

Dermatitis kontak non-okupasional. Tidak semua dermatitis

kontak pada pekerja disebabkan oleh pajanan pekerjaannya. Perlu

diselidiki zat – zat penyebab di luar pekerjaan misalnya produk

pembersih rumah tangga, zat yang terpajandalam hobi (fotografi,

pekerkajaan kayu, melukis, berkebun, mendaki gunung).

10. Dermatitis seboroik

Keadaan ini terdapat sebagai erupsi eksematosa kronis di kepala,

region post-aurikularis, pertengahan dada, aksila atau lipat paha.

Eksaserbasi dapat terjadi sehubungan dengan pekerjaan, terutama pada

pekerja yang terpajan panas, pelumas dan minyak.

F. Kasus Dermatosis oleh Zat Kimia

Kebanyakankasus dermatitis zat kimia di sebabkan oleh jenis dermatitis

kontak. Dermatitis kontak adalah inflamasi pada kulit yang terjadi karena

kulit telah terpapar oleh bahan yang mengiritasi kulit atau menyebabkan

reaksi alergi. Dermatitis kontak akan menyebabkan ruam yang besar, gatal

dan rasa terbakar dan hal ini akan bertahan sampai berminggu-minggu. Gejala

dermatitis kontak akan menghilang bila kulit sudah tidak terpapar oleh bahan

yang mengiritasi kulit tersebut.

Penyebab

Tergantung dari penyebabnya, dermatitis kontak dibagi 2, yaitu:

1. Dermatitis Kontak Iritan (DKI)

Dermatitis kontak iritan dicetuskan dari paparan ke bahan yang

toksin atau iritatif ke kulit manusia, dan tidak disebabkan reaksi alergi.

Pada anak-anak, bahan iritan yang paling sering menyebabkan DKI adalah

popok bayi. Hal ini akan menyebabkan keadaan yang dinamakan “diaper

dermatitis”, reaksi kulit di daerah yang terpapar popok bayi yang

Page 10: 87281967  Akibat Lingkungan

10

disebabkan kontak terlalu lama dengan bahan kimia alami terdapat di air

seni dan tinja. Selain itu dapat pula DKI terjadi di sekitar mulut karena

kulit terpapar dengan makanan bayi ataupun air liur. Pada orang dewasa,

DKI terjadi seringkali karena paparan sabun dan deterjen.

2. Dermatitis Kontak Alergi (DKA)

Dermatitis kontak alergi adalah reaksi kekebalan tubuh yang terjadi

pada seseorang yang terlalu sensitif terhadap bahan kimia tertentu. Pada

DKA, peradangan mungkin belum terjadi sampai 24 – 36 jam jam setelah

kontak dengan bahan kimia tersebut. Bentuk alergi berbeda dari satu orang

ke orang lain. Alergen (bahan yang menyebabkan alergi) yang biasa

menjadi penyebab DKA adalah bahan kimia yang mengandung nikel yang

banyak terdapat di jam tangan, perhiasan logam, resleting dan objek logam

lainnya; neomisin pada antibiotik salep kulit; potassium dikromat, bahan

kimia yang sering terdapat pada sepatu kulit dan baju; latex pada sarung

tangan dan pakaian karet.

Gejala

Dermatitis kontak biasanya hanya terjadi di tempat yang berkontak

langsung dengan alergen, walaupun beberapa kasus yang berat dapat

mengenai daerah di luar yang berkontak langsung atau meluas ke seluruh

tubuh. Terkadang alergen berpindah dari jari tangan, sehingga daerah yang

tidak terpikirkan akan terkena seperti daerah kelopak mata atau kemaluan.

Gejala dan tanda dematitis kontak antara lain:

Bintik-bintik atau benjolan kemerahan

Gatal dan bengkak

Keluar cairan dari kulit yang terkena atau timbul lenting-

lenting dan bula pada kasus yang berat

Page 11: 87281967  Akibat Lingkungan

11

1. Kromium

Banyak sekali dermatitis akibat kerja yang disebabkan oleh iritasi

atau sensitasi senyawa kromium. Sensitasi terjadi perlahan dan baru

timbul setelah bertahun-tahun, pekerja konstruksi dan industri lain yang

terpajan dengan senyawa yang mengandung krom misalnya cat warna

kuning atau hijau, bahan fotografi dan percetakan. Zat anti korosif dan

uap las patri. Kromat yang terdapat dalam semen merupakan penyebab

utama sensitasi pada tukang dan pekerja semen.

2. Nikel

Pajanan terhadap nkel dan garamnya merupakan penyuebab paling

sering dari dermatitis kontak alergik yang diindukasi logam. Nikel

banayak dipakai diu pabrik peralatan dari logam dan sebagai bahan

pengeras logam lain. Pajanan nikel dapat merupakan hal yang

berhubungan dengan pekerjaan ataupun tidak. Sensitasi pada pria

biasanya akibat pajanan pekerjaan, namun dapat juga akibat kontak

dengan jam tangan, penjepit atau kacamata. Pada wanita, sumbernya

adalah pengait logam pada pakaian dan perhiasan. Individu yang telah

tersensitasi dapat menderita erupsi beberapa tahun kemudian bila terpajan

dengan nikel atau garamnya di lingkungan kerja. Pekerja yang sering

terkena ialah pekerja yang memakai alat yang dilapisi nikel (penata

rambut, tukang jahit, pekerja kantor, sering memegang uang logam).

Trauma, tekanan dan keringat yang berlebihan dapat melepaskan nikel

dari benda yang mengandung nikel.

3. Plastik

Bahan ini banyak digunakan dalam industri dan banyak pula

menyebankan dermatosis. Zat-zat plastik yang dapat menyebabkan

dermatosis kontak:

Page 12: 87281967  Akibat Lingkungan

12

a. Resin epoksi : merupakan iritan dan sensitizer kuat yang banyak

dipakai dalam pembuatan alat listrik, lem kantor dan rumah tangga,

perekat (karet,keramik,logam) dancat.

b. Plastik urea formaldehis : pelapis pengkilap kayu, sebagai bahan

adesif dalam industri tekstil

c. Plastik akrilik : diapaki dalam cat, bahan gigi palsu, kuku palsu,

lensa kontak dan protesa ortopedik

4. Kanker kulit

Dapat disebabkan oleh hasil sampingan pada penambangan

batubara misalnya “soot”, ter, antrasen dan derivat petroleum, juga sering

dijumpai pada pelaut dan petani.

5. Folikulitis dan erupsi akneiformis

Disebabkan oleh cutting oil. Petroleum mentah, derivat ter

batubara, klorobenzen, klorfenol chromated diphenyl, chromated

triphenyl.

6. Granuloma

disebabkan oleh silika yang ada di tanah, pasir dan kaca yang

mengandung silikon dioksida yang mengkontaminasi kulit yang lecet atau

luka. Graunuloma berilium terjadi pada pekerja pabrik lampu fluoresen.

Graunuloma zirkonium terjadi pada pekerja industri zirkonium.

7. Kelainan pigmentasi

Melanosis dapat terjadi pada pekerja yag terpajan arsen, ter,

minyak mentah, cutting oil, chloracnogen, sinar matahari dan sayur.

Leokoderma dapat disebabkan oleh eter monobenzil hidrokuinon,

germisida deterjen fenolik, antioksidan dan katekol.( Klik gambar)

G. Pencegahan

1. Pemeriksaan kesehatan karyawan sebelum diterima bekerja dan

pemeriksaan kesehatan secara berkala. Berfungsi untuk mendeteksi

pekerja yang rentan, untuk timbulnya dermatitis iritan, tidak toleransi

terhadap ditergen, sabun, atau debu.

2. Melakukan Rotasi kerja.

Page 13: 87281967  Akibat Lingkungan

13

3. Kebersihan pribadi, menggunakan sabun dan air bersih.

4. Kebersihan Lingkungan Kerja

5. Upaya yang dilakukan untuk menghindari semaksimal mungkin kontak

antara karyawan dengan bahan – bahan berbahaya, misalnya : disediakan

alat penghisap debu, tersedia fasilitas dan alat pencuci tangan, ventilasi

yang baik, ruang ganti pakaian yang selalu bersih, tempat kerja bersih dari

bahan – bahan berbahaya, pemeliharaan kebersihan alat kerja atau mesin.

6. Usaha perlindungan terhadap pekerja

7. Menyediakan APD bagi pekerja, berupa sarung tangan, helmet, pakaian

khusus, masker, goggles.

8. Menyediakan bahan pembersih atau pencuci diri yang tidak menimbulkan

iritasi.

9. Menyediakan krem penahan sebagai pelindung muka terhadap zat yang

diudara, misalnya : vanishing krem, water repellent cream, dll.

10. Training pekerja

Meliputi : JSA, identifikasi bahaya semua proses, identifikasi komposisi

semua bahan kimia, hygiene dan kebersihan pribadi.

11. Identifikasi bahan – bahan baru yang akan digunakan di perusahaan

dengan menguji toksisitasnya.

12. Substitusi bahan – bahan yang berbahaya dengan bahan yang kurang atau

tidak berbahaya.

Kepustakaan

1. Brathiarta M. Dermatitis kontak pada pekerja. Dalam : kumpulan makalah

Lokakarya Dermatitis kontak Lab/unit Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin

FK UGM/RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta 29-30 Januari 1997

2. Canizares O. Occupational dermatoses. Schering Corporation USA

Kenilwoth, New Jersey 198

3. Emmet EA. Occupational Dermatoses. Dalam : Fitzpatrick TB, Eisen AZ;

Wolff K, Freeberg IM, Austen KF eds Dermatology in