87032482 pengertian dan definisi sdlc

16
RPL Tahapan-tahapan SDLC Acik Wijayanti 2011420163 (Kelas A)

Upload: siswanto-fadhil

Post on 22-Oct-2015

29 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

RPLTahapan-tahapan SDLC

Acik Wijayanti2011420163 (Kelas A)

Pengertian dan Definisi SDLC ( Systems Development Life Cycle )

- SDLC (Systems Development Life Cycle, Siklus Hidup

Pengembangan Sistem) dalam rekayasa sistem dan rekayasa

perangkat lunak, adalah suatu proses pembuatan dan

pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan

untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut.

- SDLC adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh

analis sistem dan programmer dalam membangun sistem

informasi.

Langkah yang digunakan meliputi :

1. Melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan

sistem informasi

2. Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang

berjalan

3. Menentukan permintaan pemakai sistem informasi

4. Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik

5. Menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak

(software)

6. Merancang sistem informasi baru

7. Membangun sistem informasi baru

8. Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem

informasi baru

9. Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem

informasi baru bila diperlukan

Tahapan – Tahapan SDLC ( Systems Development Life Cycle )

Siklus hidup pengembangan sistem terbagi atas tujuh fase, yaitu :

a. Perencanaan sistem

b. Analisis sistem

c. Perancangan sistem secara umum / konseptual

d. Evaluasi dan seleksi sistem

e. Perancangan sistem secara detail

f. Pengembangan Perangkat Lunak dan Implementasi sistem

g. Pemeliharaan / Perawatan Sistem

Ketujuh fase siklus hidup pengembangan sistem ini dapat digambarkan

seperti pada Gambar di bawah ini.

a. Fase Perencanaan Sistem

Dalam fase perencanaan sistem :

• Dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan pandangan sistem informasi baru

yang jelas yang akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai informasi.

• Proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan prioritasnya. Proyek dengan

prioritas tertinggi akan dipilih untuk pengembangan.

• Sumber daya baru direncanakan untuk, dan dana disediakan untuk mendukung

pengembangan sistem.

Selama fase perencanaan sistem, dipertimbangkan :

• faktor-faktor kelayakan (feasibility factors) yang berkaitan dengan kemungkinan

berhasilnya sistem informasi yang dikembangkan dan digunakan,

• faktor-faktor strategis (strategic factors) yang berkaitan dengan pendukung sistem

informasi dari sasaran bisnis dipertimbangkan untuk setiap proyek yang diusulkan. Nilai-

nilai yang dihasilkan dievaluasi untuk menentukan proyek sistem mana yang akan

menerima prioritas yang tertinggi.

Faktor kelayakan Faktor strategis • Kelayakan teknis • Produktivitas• Kelayakan ekonomis • Diferensiasi• Kelayakan legal • Manajemen• Kelayakan operasional• Kelayakan rencana

Suatu sistem yang diusulkan harus layak, yaitu sistem ini harus memenuhi

kriteria-kriteria sebagai berikut :

- Kelayakan teknis untuk melihat apakah sistem yang diusulkan dapat dikembangkan

dan diimplementasikan dengan menggunakan teknologi yang ada atau apakah teknologi

yang baru dibutuhkan.

- Kelayakan ekonomis untuk melihat apakah dana yang tersedia cukup untuk

mendukung estimasi biaya untuk sistem yang diusulkan.

- Kelayakan legal untuk melihat apakah ada konflik antara sistem yang sedang

dipertimbangkan dengan kemampuan perusahaan untuk melaksanakan kewajibannya

secara legal.

- Kelayakan operasional untuk melihat apakah prosedur dan keahlian pegawai yang ada

cukup untuk mengoperasikan sistem yang diusulkan atau apakah diperlukan

penambahan/pengurangan prosedur dan keahlian.

- Kelayakan rencana berarti bahwa sistem yang diusulkan harus telah beroperasi dalam

waktu yang telah ditetapkan.

Selain layak, proyek sistem yang diusulkan harus mendukung faktor-faktor

strategis,seperti :

- Produktivitas mengukur jumlah output yang dihasilkan oleh input yang tersedia.

Tujuan produktivitas adalah mengurangi atau menghilangkan biaya tambahan yang

tidak berarti. Produktivitas ini dapat diukur dengan rasio antara biaya yang dikeluarkan

dengan jumlah unit yang dihasilkan.

- Diferensiasi mengukur bagaimana suatu perusahaan dapat menawarkan produk atau

pelayanan yang sangat berbeda dengan produk dan pelayanan dari saingannya.

Diferensiasi dapat dicapai dengan meningkatkan kualitas, variasi, penanganan khusus,

pelayanan yang lebih cepat, dan biaya yang lebih rendah.

- Manajemen melihat bagaimana sistem informasi menyediakan informasiuntuk

menolong manajer dalam merencanakan, mengendalikan dan membuat keputusan.

Manajemen ini dapat dilihat dengan adanya laporanlaporan tentang efisiensi

produktivitas setiap hari.

b. Fase Analisis Sistem

Dalam fase ini :

• Dilakukan proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan hubungan timbal-

balik yang terkait dalam pengembangan sistem; definisi masalah, tujuan, kebutuhan,

prioritas dan kendala-kendala sistem; ditambah identifikasi biaya, keuntungan dan estimasi

jadwal untuk solusi yang berpotensi.

• Fase analisis sistem adalah fase profesional sistem melakukan kegiatan analisis sistem.

• Laporan yang dihasilkan menyediakan suatu landasan untuk membentuk suatu tim proyek

sistem dan memulai fase analisis sistem.

• Tim proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang alasan untuk

mengembangkan suatu sistem baru.

• Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini. Profesional sistem mewawancarai

calon pemakai dan bekerja dengan pemakai yang bersangkutan untuk mencari penyelesaian

masalah dan menentukan kebutuhan pemakai.

• Beberapa aspek sistem yang sedang dikembangkan mungkin tidak diketahui secara penuh

pada fase ini, jadi asumsi kritis dibuat untuk memungkinkan berlanjutnya siklus hidup

pengembangan sistem.

• Pada akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan. Laporan ini berisi

penemuan-penemuan dan rekomendasi. Bila laporan ini disetujui, tim proyek sistem siap

untuk memulai fase perancangan sistem secara umum. Bila laporan tidak disetujui, tim

proyek sistem harus menjalankan

analisis tambahan sampai semua peserta setuju.

c. Fase Perancangan Sistem secara Umum/Konseptual

Arti Perancangan Sistem

- Tahap setelah analisis dari Siklus Hidup Pengembangan Sistem

- Pendefinisian dari kebutuhan kebutuhan fungsional

- Persiapan untuk rancang bangun implementasi

- Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk

- Yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa

atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu

kesatuan yang utuh dan berfungsi

- Termasuk menyangkut mengkonfirmasikan

Tujuan Perancangan Sistem

- Untuk memenuhi kebutuhan para pemakai sistem

- Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada

pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat

Sasaran Perancangan Sistem

- Harus berguna, mudah dipahami dan mudah digunakan

- Harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan

- Harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung pengolahan transaksi, pelaporan

manajemen dan mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, termasuk

tugas-tugas yang lainnya yang tidak dilakukan oleh komputer

- Harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci untuk masing-masing

komponen dari sistem informasi yang meliputi data dan informasi,

simponan data, metode-metode, prosedur-prosedur, orang-orang, perangkat keras,

perangkat lunak dan pengendalian intern.

d. Fase Evaluasi dan Seleksi Sistem

Akhir fase perancangan sistem secara umum menyediakan point utama untuk keputusan

investasi. Oleh sebab itu dalam fase evaluasi dan seleksi sistem ini nilai kualitas sistem dan

biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek sistem dinilai secara hati-hati dan diuraikan

dalam laporan evaluasi dan seleksi sistem.

Jika tak satupun altenatif perancangan konseptual yang dihasilkan pada fase perancangan

sistem secara umum terbukti dapat dibenarkan, maka semua altenatif akan dibuang.

Biasanya, beberapa alternatif harus terbukti dapat dibenarkan, dan salah satunya dengan

nilai tertinggi dipilih untuk pekerjaan akhir. Bila satu alternatif perancangan sudah dipilih,

maka akan dibuatkan rekomendasi untuk sistem ini dan dibuatkan jadwal untuk

perancangan detailnya.

e. Fase Perancangan Sistem secara Detail/Fungsional

Fase perancangan sistem secara detail menyediakan spesifikasi untuk perancangan secara

konseptual. Pada fase ini semua komponen dirancang dan dijelaskan secara detail.

Perencanaan output (layout) dirancang untuk semua layar, form-form tertentu dan laporan-

laporan yang dicetak. Semua output direview dan disetujui oleh pemakai dan

didokumentasikan. Semua input ditentukan dan format input baik untuk layar dan form-

form biasa direview dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan.

Berdasarkan perancangan output dan input, proses-proses dirancang untuk mengubah input

menjadi output. Transaksi-transaksi dicatat dan dimasukkan secara online atau batch.

Macam-macam model dikembangkan untuk mengubah data menjadi informasi. Prosedur

ditulis untuk membimbing pemakai dan pesonel operasi agar dapat bekerja dengan sistem

yang sedang dikembangkan.

f. Fase Implementasi Sistem

Pada fase ini :

• sistem siap untuk dibuat dan diinstalasi.

• Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk implementasi sistem baru.

• laporan implementasi yang dibuat pada fase ini ada dua bagian, yaitu

- rencana implementasi dalam bentuk Gantt Chart atau Program and Evaluation

Review Technique (PERT) Chart dan

- penjadwalan proyek dan teknik manajemen. Bagian kedua adalah laporan yang

menerangkan tugas penting untuk melaksanakan implementasi sistem, seperti :

a. pengembangan perangkat lunakb. Persiapan lokasi peletakkan sistemc. Instalasi peralatan yang digunakand. Pengujian Sisteme. Pelatihan untuk para pemakai sistemf. Persiapan dokumentasi

g. Fase Pemeliharaan Sistem

Ketika sebuah perangkat lunak telah dianggap layak untuk dijalankan, maka tahapan baru

menjadi muncul yaitu perawatan perangkat lunak.

Tipe-tipe perawatan:

Tipe perawatan corrective dilakukan jika terjadi kesalahan atau biasa dikenal sebagai

bugs. Perawatan bisa dilakukan dengan memperbaiki kode program, menambah bagian

yang dirasa perlu atau malah menghilangkan bagian-bagian tertentu.

Tipe perawatan routine biasa juga disebut preventive maintenance dilakukan secara rutin

untuk melihat kinerja perangkat lunak ada atau tidak ada kesalahan.

Tipe perawatan sistem upgrade dilakukan jika ada perubahan dari komponen-komponen

yang terlibat dalam perangkat lunak tersebut.

Sebagai contoh perubahan platform sistem operasi dari versi lama ke versi baru

menyebabkan perangkat lunak harus diupgrade.

Jika memungkinkan di tambahkan helpdesk, bagian penerima keluhan dari user

adakalanya via online atau dengan mengirimkan bug langsung ke server.

Model – Model SDLC ( Systems Development Life Cycle )

Waterfall Model

Model Waterfall (air terjun) mengadopsi ‘top down’ pendekatan terlepas dari apakah itu digunakan untuk pengembangan perangkat lunak atau pengujian. Langkah-langkah dasar yang terlibat dalam Manfaat utama dari metodologi ini adalah sederhana, sistematis dan pendekatan ortodoks. Namun, memiliki banyak kelemahan karena bug dan kesalahan dalam kode tidak ditemukan sampai dan kecuali tahap pengujian tercapai. Ini dapat sering mengakibatkan pemborosan waktu, uang dan sumber daya berharga.

Tahapan – tahapan waterfall model :

- Requirement Analysis

Seluruh kebutuhan software harus bisa didapatkan dalam fase ini, termasuk didalamnya kegunaan software yang diharapkan pengguna dan batasan software. Informasi ini biasanya dapat diperoleh melalui wawancara, survey atau diskusi. Informasi tersebut dianalisis untuk mendapatkan dokumentasi kebutuhan pengguna untuk digunakan pada tahap selanjutnya.

- System Design

Tahap ini dilakukan sebelum melakukan coding. Tahap ini bertujuan untuk memberikan gambaran apa yang seharusnya dikerjakan dan bagaimana tampilannya. Tahap ini

membantu dalam menspesifikasikan kebutuhan hardware dan sistem serta mendefinisikan arsitektur sistem secara keseluruhan.

- Implementation

Dalam tahap ini dilakukan pemrograman. Pembuatan software dipecah menjadi modul-modul kecil yang nantinya akan digabungkan dalam tahap berikutnya. Selain itu dalam tahap ini juga dilakukan pemeriksaaan terhadap modul yang dibuat, apakah sudah memenuhi fungsi yang diinginkan atau belum.

- Integration & Testing

Di tahap ini dilakukan penggabungan modul-modul yang sudah dibuat dan dilakukan pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah software yang dibuat telah sesuai dengan desainnya dan masih terdapat kesalahan atau tidak.

- Operation & Maintenance

Ini merupakan tahap terakhir dalam model waterfall. Software yang sudah jadi dijalankan serta dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan termasuk dalam memperbaiki kesalahan yang tidak ditemukan pada langkah sebelumnya. Perbaikan implementasi unit sistem dan peningkatan jasa sistem sebagai kebutuhan baru.

Keuntungan Kelemahan(a) Proses menjadi teratur

(b) Estimasi proses menjadi lebih baik

(c) Cocok untuk system software berskala besar

(d) Cocok untuk system software yang bersifat generic

(e) Pengerjaan project system akan terjadwal dengan baik dan mudah dikontrol.

(a) Sifatnya kaku, sehingga susah melakukan perubahan di tengah proses

(b) Membutuhkan daftar kebutuhan yang lengkap di awal, tapi jarang konsumenbisa memberikan kebutuhan secara lengkap diawal

V Model

Teknik V model sering disebut sebagai pengembangan dari teknik waterfall. V untuk verifikasi dan validasi dan merupakan model standar yang banyak dipakai di negara-negara Eropa seperti standar untuk proyek pertahanan dan administrasi federal di Jerman.

Tahap – tahap v model adalah :

- Requirements analysis:

Pada fase ini, persyaratan dari sistem yang diusulkan dikumpulkan dengan menganalisis kebutuhan pengguna (s). Fase ini prihatin membangun apa sistem yang ideal untuk melakukan. Namun, tidak menentukan bagaimana perangkat lunak akan dirancang atau dibangun. Biasanya, pengguna diwawancarai dan dokumen yang disebut pengguna persyaratan dokumen yang dihasilkan. Pengguna persyaratan dokumen biasanya akan menjelaskan fungsional sistem, fisik, antarmuka, kinerja, data, persyaratan keamanan dll seperti yang diharapkan oleh pengguna. Ini adalah salah satu analis bisnis yang digunakan untuk berkomunikasi pemahaman mereka tentang sistem kembali ke pengguna. Para pengguna hati-hati meninjau dokumen ini pada saat dokumen ini akan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang sistem dalam tahap desain sistem. Tes penerimaan pengguna yang dirancang dalam fase ini.

- System Design:

Insinyur sistem menganalisis dan memahami bisnis dari sistem yang diusulkan dengan mempelajari dokumen kebutuhan pengguna. Mereka mencari tahu kemungkinan dan teknik dengan mana kebutuhan pengguna dapat diimplementasikan. Jika salah satu persyaratan tidak layak, pengguna diberitahu tentang masalah ini. Resolusi A ditemukan dan dokumen persyaratan pengguna diedit sesuai.

Spesifikasi perangkat lunak dokumen yang berfungsi sebagai cetak biru untuk tahap pengembangan yang dihasilkan. Dokumen ini berisi organisasi sistem umum, struktur menu, struktur data dll ini juga dapat memegang skenario bisnis contoh, jendela sampel, laporan untuk pemahaman yang lebih baik. Dokumentasi teknis lain seperti diagram entitas, kamus data juga akan diproduksi di fase ini. Dokumen-dokumen untuk pengujian sistem disusun dalam fase ini.

- Architecture Design:

Fase ini juga dapat disebut sebagai desain tingkat tinggi. Acuan dalam memilih arsitektur adalah bahwa ia harus menyadari semua yang biasanya terdiri dari daftar modul, fungsi singkat dari setiap modul, hubungan antarmuka mereka, dependensi, tabel database, diagram arsitektur, rincian teknologi dll desain pengujian integrasi dilakukan dalam fase ini.

Pengujian integrasi adalah perpanjangan logis dari unit testing. Dalam bentuk yang paling sederhana, dua unit yang telah diuji digabungkan menjadi komponen dan antarmuka antara mereka diuji. Sebuah komponen, dalam pengertian ini, mengacu pada agregat terintegrasi lebih dari satu unit. Dalam skenario realistis, banyak unit digabungkan menjadi komponen-komponen, yang pada gilirannya dikumpulkan menjadi bagian-bagian yang lebih besar program. Idenya adalah untuk menguji kombinasi potongan dan akhirnya memperluas proses untuk menguji modul Anda dengan orang-orang dari kelompok lain. Akhirnya semua modul yang membentuk sebuah proses diuji bersama-sama. Di luar itu, jika program ini terdiri dari lebih dari satu proses, mereka harus diuji berpasangan bukan sekaligus.

Pengujian integrasi mengidentifikasi masalah yang terjadi ketika unit digabungkan. Dengan menggunakan rencana uji yang mengharuskan Anda untuk menguji setiap unit dan memastikan kelangsungan hidup masing-masing sebelum menggabungkan unit, Anda tahu bahwa setiap kesalahan ditemukan saat unit menggabungkan yang mungkin berhubungan dengan antarmuka antara unit. Metode ini mengurangi jumlah kemungkinan ke tingkat yang jauh lebih sederhana dari analisis.

- Module Design:

Fase ini juga dapat disebut sebagai tingkat rendah desain. Sistem yang dirancang ini dipecah ke unit yang lebih kecil atau modul dan masing-masing dijelaskan sehingga programmer dapat mulai coding langsung. Desain dokumen tingkat rendah atau spesifikasi program akan berisi logika fungsional rinci modul, dalam pseudocode - tabel database, dengan semua elemen, termasuk jenis dan ukuran - rincian semua antarmuka dengan API lengkap referensi-semua ketergantungan isu-pesan kesalahan daftar- menyelesaikan input dan output untuk modul. Desain tes unit dikembangkan di tahap ini.

Keuntungan Kelemahan(a) Sederhana dan mudah digunakan.(b) Setiap fase memiliki kiriman tertentu.(c) Lebih tinggi kemungkinan keberhasilan atas model air terjun karena pengembangan rencana tes awal selama siklus kehidupan.(d) Bekerja dengan baik untuk proyek-proyek kecil di mana persyaratan yang mudah dipahami.

(a) Sangat kaku, seperti model air terjun.(b) Sedikit fleksibilitas dan ruang lingkup menyesuaikan sulit dan mahal.(c) Software yang dikembangkan selama tahap implementasi, sehingga tidak ada prototipe awal dari perangkat lunak yang dihasilkan.(d) Model tidak menyediakan jalan yang jelas untuk masalah ditemukan selama fase pengujian.

Model Spiral

Model spiral juga dikenal dengan model siklus hidup spiral, adalah siklus hidup pengembangan sistem (SDLC) yang digunakan di Teknologi informasi. Model ini adalah kombinasi antara model prototipe dan model waterfall. Biasa digunakan untuk proyek besar yang mahal dan rumit. Digunakan oleh militer Amerika untuk mengembangkan program Future Combat Systems.Langkah-langkah pada model ini antara lain:• Inisialisasi masalah baik dari faktor eksternal maupun internal• Disain awal untuk membuat sistem baru• Disain yang telah dibuat kemudian dibuatkan prototipe pertamanya.• Prototipe kedua berisi beberapa prosedur antara lain :(1) mengevaluasi prototipe pertama dalam hal ini mencari kelemahan dan resikonya,(2) mencari kebutuhan protoripe yang kedua,(3) mendisain dan merencanakan prototipe yang kedua,(4) membuat dan menguji prototipe yang kedua.• Projek dapat dibatalkan jika resiko untuk pelaksanaannya besar.• Prototipe yang baru dievaluasi dengan cara yang sama seperti yang telah dijelaskan di

atas.• Langkah sebelumnya terus dilakukan sampai prototipe yang dihasilkan sesuai dengan tujuan.• Hasil akhir adalah prototipe yang telah disaring sesuai dengan kebutuhan dan tujuan.

Keuntungan Kelemahan(a) Pengguna dan developer bisa memahami dengan baik software yangdibangun karena progress dapat diamati dengan baik.(b) Estimasi menjadi lebih realistik seiring berjalannya proyek karena masalahditemukan sesegera mungkin.(c) Lebih mampu menangani perubahan yang sering terjadi pada softwaredevelopment.(d) Software engineers bisa bekerja lebih cepat pada proyek.

(a) Membutuhkan waktu yang lama.(b) Membutuhkan dana yang besar.(c) Membutuhkan planning jangka panjang yang baik agar program bisa selesaidengan baik.

Fountain Model

Berdasarkan model air terjun. Tapi mengamati bahwa urutan selalu berisi siklus. Mencerminkan fakta bahwa beberapa tahap tidak dapat dimulai sebelum tahap yang lain terpenuhi. Dan beberapa fase yang buruk ikiu serta digambarkan.Menjadi sebuah gambaran mental untuk membantu memvisualisasikan apa yang sebenarnya terjadi di banyak proyek pengembangan perangkat lunak nyata.

Prototyping Model

Prototyping merupakan metode pengembangan perangkat lunak yang banyak digunakan. Dengan metode ini pengembang dan pelanggan dapat saling berinteraksi selama prosespembuatan sistem. Metode prototype system melibatkan user secara langsung dengan analisis dan perancangan, sangat efektif untuk pengoreksian sistem.

Tahapan – tahapan Model Prototyping :1. Pengumpulan KebutuhanKegiatan yang dilakukan pelanggan dan pengembang diantaranya mendefinisikan format seluruh software, identifikasi semua kebutuhan dan garis besar sistem yang akan di buat.2. Membangun PrototypingLangkah awal yang dilakukan adalah membuat suatu perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan3. Evaluasi ProtoypingEvaluasi merupakan proses yang dilakukan pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginan atau tidak. Jika sesuai maka dilakukan langkah selanjutnya, jika tidak maka mengulai tahapan dari 1 sampai 34. Mengkodekan SistemPada tahap ini prototyping yang telah disepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.5. Menguji SistemPengujian dilakukan ketika sistem sudah menjadi perangkat lunak yang siap pakai menggunakan whitebox, black box, basis path, pengujian arsitektur dan lain-lain.6. Evaluasi SistemSama seperti tahap ke 3, jika sistem tidak sesuai dengan yang diharapkan maka lakukan ulang tahap 4 dan 5.7. Menggunakan SistemPerangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.

Keuntungan Kelemahan(a) Komunikasi berlangsung baik antara pengembang dan pelanggan.(b) Pengembang dapat bekerja dengan baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan(c) Menghemat waktu dalam pengembangan sistem(d) Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem

(a) Tidak disadarinya bahwa perangkat lunak yang ada belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan belum memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangka waktu lama.

(b) Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek sehingga menggunakan

(e) Kemudahan dalam penerapan dikarenakan pemakai mengetahui apa yang diharapkan algoritma dan bahasa pemrograman yang

sederhana tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa program tersebut hanya merupakan cetak biru sistem.

(c) Hubungan pelanggan dengan komputer yang disediakan mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik