82032741 material cetak
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU DAN TEKNOLOGI MATERIAL KEDOKTERAN GIGI 1
NAMA MAHASISWA : FIERA OLIVIA ANGGITA
NOMOR MAHASISWA : 04111004016
TANGGAL PRAKTIKUM : 17 SEPTEMBER 2012
1. Judul : Gips Kedokteran Gigi
2. Tujuan Praktikum :Mahasiswa mampu mengukur waktu pengerasan gips kedokteran gigi
tipe II dan III
3. Material : 1.Gips plaster
2. Gips stone
3. Aquadest
4. Tissue pembersih
4.Alat : 1. Mangkuk karet dan spatula
2. Timbangan
3. Gelas ukur
4. Cetakan dari bekas kaleng susu cap beruang yang sudah
dilubangi pada salah satu sisi alas atau dasarnya
5. Stopwatch
6. Vibrator
7. Satu set alat vicat
5. Cara kerja :
1. Cetakan diletakkan diatas vibrator
2. Gips ditimbang sebanyak 200 gram
3. Aquadest disiapkan dengan perbandingan bubuk:air (75 gram gips plaster:30ml
air) dan (60 gram gips stone:20 ml air)
4. Aquadest dimasukkan ke dalam mangkuk karet
5. Bubuk gips dimasukkan kedalam mangkuk karet (10 detik),bubuk harus terendam
seluruhnya di dalam aquadest selam 20 detik
6. Awal waktu setting dicatat mulai saat pencampuran gips dan air dengan
menggunakan stopwatch
7. Pengadukan gips dilakukan hingga homogen dengan menggunakan spatula
sebanyak 120 putaran selam 1 menit. Bersamaan dengan itu, mangkuk karet
diputar perlahan-lahan
8. Vibrator digunakan untuk menghilangkan gelembung-gelembung udara
9. Adonan gips dituang ke dalam cetakan dan ratakan permukaan adonan gips
setinggi cetakan
10. Cetkan segera ditempatkan dibawah jarum vicat. Jarum dipastikan menyentuh
permukaan adonan gips dan tahan pada posiisi tersebut.
11. Satu atau dua menit sebelum waktu pengerasan (umunya ditandai dengan
hilangnya permukaan yang mengkilat atau hilangnya kelebihan air 0, jarum
dilepaskan dan dibiarkan berpenetrasi kedalam adonan dengan interval waktu 30
detik
12. Setiap penetrasi, jarum dibersihkan dengan kertas tissue dan cetakan digeser
posisinya sehingga jarum berpenetrasi pada daerah yang baru.
13. Waktu pengerasan dihitung sejak awal pengadukan sampai saat jarum hanya
berpenetrasi kurang lebih 2 mm
6. Hasil
Dalam praktikum ini digunakan 2 jenis gypsum, yaitu dental plaster dan dental stone.
Dengan W/P dental plaster 30ml air : 90gr g dental plaster, sedangkan W/P dental stone 30ml air
: 75gr.
Pengukuran Waktu Setting
- waktu pengadukan
wakrtu pengadukan mulai dari bubuk dental plaster dan dental stone dicampur dengan
aquades lalu diaduk hingga adukkan halus masing-masing selama 1 menit.
- Waktu kerja
Setelah diaduk, dental plaster dan dental stone diletakkan diatas vibrator guna
menghilangkan gelembung-gelembung udara. Masing-masing kurang lebih selama 1
menit. Lalu adukan dipindahkan ke kaleng susu . Lalu didiamkan selama kurang lebih 7
menit hingga kilapan air pada permukaan adukkan menghilang.
- Waktu pengerasan
Setelah kilapan air pada permukaan adukkan menghilang, adukkan diletakkan di bwah
jarum vicat dan dilakukan uji penetrasi. Jarum dilepaskan dengan interval 30 detik
sampai jarum hanya berpenetrasi ±2mm.
Dental plaster
Waktu pengerasan ±3 menit. Catatan waktu akhir hingga adukkan berpenetrasi
±2mm adalah 12 menit 48 detik. Jarum vacet dijatuhkan sebanyak 6 kali.
Dental stone
Waktu pengerasan ±3 menit. Catatan waktu akhir hingga adukkan berpenetrasi
±2mm adalah 12 menit 25 detik. Jarum vacet dijatuhkan sebanyak 5 kali.
7. Pembahasam
Kandungan utama plaster dan stone gigi adalah kalsium sulfat hemidirat (CaSO4)2.H2o
atau (CaSO4.1/2H2O). Hemihidrat dapat diperoleh melalui perbedaaan metode pengapuran,
yakni α-hemihidrat dan β-hemihidrat. Tiga Cara Pemanasan Gips untuk menentukan jenis gips :
1. Kalsinasi : Beta hemihidrat ( Dental Plaster).
110-130°CCaSO4.2H2O ---------------> CaSO4.½H2O
ketel terbuka β-hemihidrat
Ciri-ciri CaSO4 – β-hemihidrat:
a) molekul besar-besar dan ireguler
b) membutuhkan air banyak karena W/P rationya besar
2. Autoclave : Alfa hemihidrat (Dental Stone)
110-130°C CaSO4.2H2O ---------------> CaSO4.½H2O
Autoclave α-hemihidrat
Ciri-ciri CaSO4 - α -hemihidrat:
a) serbuknya lembut, jenisnya regular
b) kekuatan kompresifnya lebih besar
c) membutuhkan air sedikit
3. Pemanasan dengan kalsium klorida dan magnesium klorida (densite)
Reaksi pengerasan :
1. Ketika hemihidrat diaduk dengan air, terbentuk suatu suspensi cair dan dapat dimanipulasi.
2. Hemihidrat melarut hingga terbentauk larutan jenuh
3. Larutan jenuh hemihidrat ini amat jenuh dengan dihidrat sehingga dihidrat mengendap.
Menurut literature, waktu pengerasan (Setting time) dipengaruhi oleh faktor-faktor :
1. Kemurnian bahan
bila bahan tdk lengkap atau ada bahan tambahan, setting time menurun drastis. Pada
praktikum ini bahan material tidak ditambahkan bahan lain.
2. Kehalusan partikel
makin halus, makin cepat mengeras . Sesuai dengan teori, dental plaster lebih lama
mengeras dari pada dental stone.
3. Bentuk partikel
bentuk partikel yg reguler lebih cepat mengeras . Sesuai dengan teori, dental plaster lebih
lama mengeras dari pada dental stone.
4. W/P ratio
makin banyak air,waktu pengerasan makin lama. Menurut teori, dental plaster dengan
ratio 0,3 lebih cepat mengeras dari pada dental stone dengan rasio 0.4, namun praktikum
menunujukkan hasil yang berlawanan. Meskipun dengan perbedaan waktu yang tidak
signifikan.
5. Spatulasi
semakin cepat pada proses mixing, setting time menjadi lebih singkat . kedua bahan
metrial diaduk dalam waktu yang sama panjang, yakni 1 menit.
6. Suhu
suhu pd saat mixing antara 0°C – 50°C tidak terjadi perubahan berarti, tetapi di atas
50°C akan terjadi retardasi dan pada suhu 100°C tdk terjadi reaksi . kedua bahan material
diaduk di dalam suhu ruangan (20-25°C)
7. Accelarator dan Retarder
accelarator adalah bahan kimia yg dipakai untuk mempercepat setting time yaitu, sosium
chlorida dan calcium sulfate.
Retarder adalah bahan organik yg dipakai untuk memperlambat setting time, yaitu,
glue,gelatin dan borax.
Tidak ditambahkan accelerator maupun retarder dalam bahan material.
Faktor-faktor yang mungkin menyebabkan kegagalan pada praktikum ini adalah:
Keterbatasan jumlah alat praktikum
Misalnya jumlah vibrator dan jarum vincat hanya ada 2, sehingga harus menunggu
sampai mendapat giliran
Kekurangcermatan pengamat
Kekurangcermatan dalam mencatat dan menghitung waktu serta dalam pengadukan
bubuk material.
8. Kesimpulan
Waktu pengerasam dental plaster lebih lama dari pada waktu pengerasan dental stone,
meskipun dengan perbedaan yang tidak. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat kehalusan dan bentuk
partikel. Dental plaster miliki partikel yang lebih besar dan irregular sehungga waktu pengerasan
lebih lama, sedangkan dental stone memiliki partikel yang lebih halus dan regular sehingga
waktu pengerasan lebih cepat. Namun jika dilihat dari W/P, menurut teori dental plaster lebih
cepat mengeras daripada dental stone, perbedaan waktu tidak signifikan karena rasio W/P tidak
berbeda jauh.
MALAM INLAY
1.Judul : Malam Inlay
2.Tujuan praktikum :Mahasiswa mampu mengadakan pengamatan dan mengukur ditorsi
akibat adanya stress released (pelepasan stress)dari malam inlay
kedokteran gigi yang telah dimanipulasikan
3. Material : 1. Malam inlay
2. Aquadest
4. Alat : 1. Lampu spiritus
2. Cawan petri
3. Jangka sorong
5.Cara kerja : 1. Sebatang malam inlay dilunakkan diatas lampu spiritus
2. Malam inlay yang telah lunak dibengkokkan sehingga berbentuk
seperti tapal kuda dan biarkan menjadi dingin. Jarak kedua ujungnya
diukur dengan jangka sorong
3. Malam inlay tersebut dimasukkan kedalam cawan petri yang berisi
aquadest
4. Cawan petri disimpan selama 24 jam pada suhu kamar
5. Pengamatan dilakukan terhadap perubahan bentuk malam inlay 24 jam
kemudian
6. Ukur jarak antara 2 ujung malam inlay dengan jangka sorong
Persentase disotrsi bentuk yang terjadi
Jarak akhir - jarak awal x 100%
Jarak awal
6. Hasil
Jarak awal : 10,2mm
Jarak akhir : 11,1mm
Persentase distorsi bentuk yang terjadi
= 8%
= 0,08
7. Pembahasan Malam inlay yang dibengkokan akan perlahan-lahan cenderung kembali lurus saat direndam
dalam air di suhu kamar selama 24jam, meskipun dalam pengamatan antara ujung malam inlay
tidak terjadi perubahan jarak yang signifikan. Secara teori, distorsi pada malam inlay dapat
terjadi akibat adanya perubahan panas dan dilepaskannya stress yang timbul sewaktu terjadinya
kontraksi pada saat pendinginan .
8. Kesimpulan
Malam inlay pada saat panas dapat dibengkokkan menjadi tapal kuda ,setelah dimasukkan
ke aquadest stres dilepaskan perlahan-lahan pada temperatur kamar, sehingga malam cenderung
menjadi lurus kembali.
MATERIAL CETAK
A. Penetapan Waktu Setting
1.Judul : Material cetak
2.Tujuan Praktikum : Mahasiswa mampu memanipulasi material cetak dengan tepat,
mengukur waktu setting dan mengukur perubahan dimensi yang terjadi
pada material cetak jenis hidrokoloid irreversibel.
A. Penetapan waktu setting
3. material : 1. Material cetak alginat
2. Aquadest
3. Kertas tissu
4.Alat : 1. Mangkuk karet dan spatula
2. timbangan
3. gelas ukur
4. cawan petri
5. Alat ukur waktu setting (batang waktu)
6. Stopwatch
5. Cara kerja : 1. Adonan material cetak dibuat dengan perbandingan 10 gr bubuk dan 25
ml aquadest
2. Aquadest dimasukkan kedalam mangkuk karet kemudian bubur material
cetak dimasukkan. Waktu awal setting dihitung dengan stopwatch mulai dari
saat mencampur aquadest dengan bubuk material cetak
3. Campuran tersebut diaduk dengan cara memutar sambil ditekankan ke
dinding mangkuk karet. Pengadukan dilakukan kurang lebih selam 30 detik
4. Adonan alginat dituangkan kedalam cawan petri,kemudin permukaan
adonan diratakan dengan spatula.
5. Alat ukur waktu setting (batang akrilik) disentuhkan pada permukaan
donan material cetak yang kemudian ditarik dengan cepat
6. Batang akrilik dikerinhkan dengan tissu ,kemudian percobaan pada poin 5
diulangi stiap 10 detik sampai material cetak alginat tidak melekat lagi pada
alat ukur.
7. Waktu setting dihitung dari awal pencampuran bubuk alginat dengan
aquadest hingga adonan material cetak tidak melekat pada alat ukur.
6. Hasil
Sesuai dengan petunjuk pabri, 25gr alginate di campur dengan 10ml air. Adonan diaduk selama
30 detik hingga homogeny, kemudian dimasukkan ke cawan petri. Kemudian setiap 10 detik
batang akrilik disentuhnkan pada adonan alginate hingga adonan tidak menempel pada batang
akrilik. Catatan waktu akhir dari pengadukkan hingga alginat tidak menempel pada batang
adalah 3 menit 22 detk dengan menyentukan batang akrilik sebanyak 12kali ke adonan.
7. Pembahasan
Dalam literature, waktu gelasi optimal adalah antara 3 dan 4 menit pada tempratur ruangan
(20°C). Ini berarti hasil pengamatan sesuai dengan teori, yakni 3 menit 22 detik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi setting time adalah sebagai berikut :
1. Rasio W/P
Apabila rasio W>P, maka akan memperlambat setting time,
Apabila rasio W<P, maka akan mempercepat setting time,
Rasio yang digunakan dalam pengamatan ini mengikuti rasio yang diajurkan pabrik, sehingga
mendapat waktu setting yang optimal.
2. Temperatur air
Semakin tinggi suhu air semakin cepat pula waktu setting,
Semakin rendah suhu air semakin lambat waktu setting.
Dalam pengamatan ini, tempratur air yang digunakan adalah tempratur air normal, sehingga
mendapat waktu setting yang optimal.
3. Faktor situasional yaitu cara pengadukan.
Semakin besar intensitas pengadukan dalam satu menit, maka semakin cepat waktu setting-
nya.
Semakin sedikit intensitas pengadukan dalam satu menit, maka semakin lambat waktu
setting-nya.
Dalam pengamatam ini, kami melakukan pengadukan selama 30 detik sesuai dengan cara kerja
yang terdapat di modul dengan intensitas tidak terlalu cepat.
8. Kesimpulan
Waktu setting alginat bergantung dari W/P, tempratur air, dan intensitas pengadukan. Dengan
mengikuti W/P yang dianjurkan pabrik, penggunaan temratur air normal dan intesitas
pengadukan yang tidak telalu cepat, akan mendapat hasil waktu setting yang optimal.
B. Penetapan perubahan dimensi
3. Material : 1. Material cetak alginat
2. Aquadest
4. Alat : 1. Jangka sorong
2. Model gigi
3. lempeng kaca
4. Mangkuk karet
5. sendok cetak ukuran 1 atau 2
5.cara kerja : 1. Study model diletakkan pada lempeng kaca
2. Adonan material cetak dibuat seperti pekerjaan A
3. Adonan material cetak diisikan kedalam sendok cetak , lalu dicetakkan ke studi model.
4.Setelah material cetak mengeras ,sendok cetak dilepaskan
5. Pada hasil cetakan buat dua titik acuan dan ukur dengan memakai alat jangka sorong
6. Prosedur yang sama dilakukan sekali lagi untuk cetakan yang kedua
7. Satu sampel alginat diletakkan diletakkan diatas plat kaca dan dibiarkan ditempat yang
terbuka selam 30 menit sedangkan sampel lainnya dimasuk kan ke dalam mangkuk karet
yang berisi air dan dibiarkan selam 30 menit
8. jarak dari dua titik acuan yang telah dibuat diukur kembali
9. Hitung besarnya perubahan dimensi yang terjadi pada bahan cetak
6. Hasil
Kedua sampel alginate diberi tanda titik pada bagian lingual seperti pada gambar diatas.
Dengan jarak pada sampel alginate pertama 11,4mm dan sampel alginate kedua 12mm. Setelah
30 menit, diukur kembali, jarak pada sampel alginate pertama yang didiamkan di uadara terbuka
menjadi 10,8 mm, sedangkan pada sampel alginate kedua yang direndam dalam air menjadi
13,1mm.
7. Pembahasan
Reaksi bubuk alginate dengan air: kalsium sulfat dihidrat menyediakan ion Ca untuk reaksi
silang sehingga menyamarkan sol ke gel. Ion kalsium dilepaskan dari kalsium sulfat dihidrat
yang sebagian larut dalam air.
CaSO4) 2H2O 2Ca2 + 2SO42- + H2O
Reaksi silang dapat digambarkan secara reaksi umum
NanAlg + n/2 CaSo4 n/2 Na2SO4 + Can/2 Alg
Pada sampel alginate pertama yang didiamkan diudara terbuka terjadi perubahan dimensi
berupa pengerutan sebanyak 6mm. Pengerutan pada alginate ini berhubungan dengan sineresis
dan penguapan karena sample alginate menurut reaksi diatas mengandung air. Hal ini dapat
terjadi karena perubahan suhu.
Pada sampel alginate kedua yang direndam dalam air terjadi perubahan dimensi berupa
pengembangan sebanyak 7 mm. Hal ini merupakan akibat imbibisi, sehingga volume air dalam
sampel alginate bertambah.
Hal-hal diatas mebukitikan bahwa alginate memiliki sifat yang kurang stabil.
8. Kesimpulan
Alginate akan mengkerut jika didiamkan diudara terbuka akibat sineresis dan penguapan,
sedangkan jika direndam dalam air akan mengembang akibat imbibisi.